1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap
negara
mempunyai
kebudayaan
yang
beraneka
ragam.
Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai
adat dan kebiasaan masing-masing. Kebudayaan yang dihasilkan dari kebiasaan
seperti, bahasa, adat istiadat, dan kesenian merupakan warisan yang sangat
penting untuk tetap dilestarikan dan dijunjung tinggi oleh setiap negara. Tidak
mudah mempertahankan kebudayaan di jaman modern seperti sekarang ini.
Apalagi saat ini banyak kebudayaan yang sudah mengalami akulturasi1. Semua
kebudayaan tersebut merupakan warisan dari nenek moyang yang harus dijaga
dengan baik dan dilestarikan. Setiap kebudayaan mempunyai makna dan nilai
keindahan yang berbeda-beda. Tetapi, pada dasarnya semua kebudayaan itu
mempunyai nilai kegunaan yang sama yaitu, sebagai simbol dan hasil kebudayaan
dari kebiasaan pada saat itu.
Indonesia dan Korea merupakan dua negara di Asia yang bisa menjadi
contoh negara yang kaya akan kebudayaannya. Kedua negara ini memiliki potensi
budaya yang sangat baik dan bisa menjadi daya tarik yang bernilai tinggi,
khususnya tari tradisional. Korea memiliki tari kipas yang sangat unik dan
menarik perhatian. Khususnya di Indonesia tari kipas ini sangat diminati oleh
kalangan muda terutama penggemar Korea. Tari kipas ini disebut Buchaechum,
1
Perpaduan dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan mempengaruhi tetapi tidak
meninggalkan unsur budaya masing-masing (http://kbbi.web.id/akulturasi)
1
2
dalam bahasa korea buchae adalah kipas dan chum adalah tari.
Tari kipas ini memiliki nilai yang khas untuk dilestarikan dan diwariskan
kepada generasi selanjutnya. Tari ini merupakan tari yang bersifat gembira dan
bisa menarik perhatian bagi penontonnya. Tari ini identik dengan masalah
percintaan yang sedang dialami oleh seseorang bisa sedih dan juga senang.
Biasanya tari Buchaechum ini digunakan untuk acara-acara resmi seperti
penyambutan tamu. Sebagian negara lain juga sudah mengetahui akan seni tari
kipas ini, khususnya Indonesia. Banyak peminat tari ini karena tari ini
mengandung berbagai gerakan yang unik dan khas saat pertunjukkannya. Kipas
yang digunakannya dapat dibentuk dengan berbagai macam seperti hembusan
angin, deburan ombak, mekarnya bunga, kupu-kupu yang berterbangan.
Sama halnya dengan Indonesia, Indonesia memiliki banyak tarian daerah.
Salah satu contoh daerah yang sangat terkenal dengan kebudayaan tari tradisional
adalah kota Banyuwangi. Banyuwangi disebut sebagai kota Gandrung, karena
Gandrung merupakan tari kipas yang sangat terkenal di Banyuwangi. Kata Jejer
Gandrung berasal dari kata Jejer artinya tampilkan sedangkan Gandung yaitu
senang. Tari Jejer gandrung biasanya ditampilkan pada acara-acara resmi seperti
khitanan, pernikahan, upacara petik laut, dan upacara-upacara adat lainnya. Tari
kipas tersebut merupakan warisan nenek moyang dari jaman dahulu yang sampai
saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat sekitarnya.
Di Banyuwangi setiap tahun diadakan festival Gandrung Sewu, yaitu
festival yang dimeriahkan oleh Gandrung dengan jumlah seribu Gandrung. Tari
kipas ini mampu menarik perhatian negara-negara lain seperti Amerika,
3
Hongkong, Cina, Jepang, Belanda dan Korea. Tari kipas Buchaechum dan tari
kipas Jejer Gandrung merupakan tari tradisional sekaligus warisan budaya yang
sangat luhur dan berharga yang harus tetap dijaga dan dilestarikan. Kedua tari
tersebut merupakan budaya daerah yang dari dulu sampai sekarang berkembang
dan didukung oleh masyarakatnya sehingga akan terus menjadi identitas dan
simbol masing-masing daerah tersebut. Melalui penelitian ini dapat mengenalkan
dan menjunjung tinggi kebudayaan daerah, khususnya Korea Selatan dan
Indonesia. Merupakan hal yang sangat baik untuk dilakukan oleh setiap warga
setempat jika semua elemen masyarakatnya mendukung dan melestarikan
kebudayaan tari tradisional ini. Banyaknya generasi sekarang ini yang kurang
menyadari bahwa kebudayaan tradisional itu sangat penting dan harus dilestarikan.
Oleh karena itu, tema tersebut dipilih sebagai objek dalam penelitian tugas akhir
ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, yaitu tentang perbandingan
tari kipas Indonesia dengan tari kipas Korea, masalah yang akan dibahas dalam
Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Apa faktor-faktor perbandingan tari kipas Buchaechum dan tari kipas Jejer
Gandrung?
2. Apa perbedaan tari kipas Buchaechum dan tari kipas Jejer Gandrung ?
3. Apa persamaan tari kipas Buchaechum dan tari kipas Jejer Gandrung?
4
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penulisan Tugas Akhir ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor perbandingan tari kipas Buchaechum dan tari
kipas Jejer Gandrung.
2. Untuk mendeskripsikan perbedaan tari kipas Buchaechum dan tari kipas Jejer
Gandrung.
3. Untuk mendeskripsikan persamaan tari kipas Buchaecum dan tari kipas Jejer
Gandrung.
1.4 Manfaat Penulisan
Dengan mengetahui perbandingan tari kipas Korea Selatan (Buchaechum)
dan tari kipas Banyuwangi (Jejer Gandrung) diharapkan penelitian ini bisa
bermanfaat diantaranya:
1. Bagi pembaca, penulisan ini diharapkan bisa menambah wawasan tentang
perbandingan tari kipas Buchaechum dengan tari kipas Jejer Gandrung
2. Bagi Akademis, penulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi, bahan
penulisan, bahan diskusi, dan penelitian yang berkaitan dengan tarian
tradisional khususnya tari kipas Buchaechum dengan tari kipas Jejer Gandrung.
3. Bagi pemerintah, penulisan ini diharapkan dapat memperkenalkan dan
mempopulerkan seni tari tradisional Buchaechum dan Jejer Gandrung.
4. Bagi umum, penulisan ini diharapkan dapat memjadi wawasan serta
5
pengetahuan yang berkaitan dengan tarian tradisional khususnya tari kipas
Buchaechum dan tari kipas Jejer Gandrung.
1.5 Batasan Masalah
Permasalahan yang diajukan dalam penelitian tentang “Perbandingan Tari
Kipas Buchaechum dan Tari Kipas Jejer Gandrung” agar lebih terarah dan tidak
menimbulkan penyimpangan harus ada batasan masalahnya. Penelitian ini hanya
membahas faktor-faktor yang mempengaruhi perbandingan Buchaechum dan
Jejer Gandrung, perbedaan Buchaechum dan Jejer Gandrung, dan persamaan
Buchaechum dan Jejer Gandrung.
1.6 Metode Penelitian
Dalam penulisan Tugas Akhir ini metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan pengumpulan data-data dari beberapa
referensi dengan meliputi pencarian sumber dasar dan sumber informasi yang
didapat dari buku buku dan situs internet. Dari sumber-sumber tersebut
selanjutnya dijadikan sebagai pendukung laporan Tugas Akhir ini.
2.
Wawancara
Wawancara untuk tari kipas Buchaechum karena ketidakmungkinan
untuk melakukan penelitian langsung ke Korea wawancara melalui teman
Korea yang bernama Jeonga (정아) Sedangkan untuk tari kipas Jejer Gandrung
6
dilakukan dalam bentuk percakapn langsung dengan bapak Gatot beliau adalah
yang mengetahui asal usul tari kipas Jejer Gandrung Banyuwangi sekaligus
bekerja di Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi.
1.7 Kajian Pustaka
Kim Malborg dalam bukunya Korean Dance yang diterbitkan oleh Ewha
Woman University Press Buku ini menjelaskan tentang tari tradisional korea
khususnya Buchaechum. Sehingga buku ini dapat membantu penulis dalam
memahami tari tradisional khususnya Buchaechum.
Tugas Akhir berjudul “Perbandingan Samulnori dan Gamelan” 2009 yang
ditulis oleh Riza Sri Hartini menjadi pustaka yang relefan untuk penulisan tugas
akhir ini. Dalam tugas akhir tesebut menjelaskan tentang perbedaan samulnori dan
gamelan jawa. Sehingga dapat menjadi acuan untuk penulisan tugas akhir ini.
Dariharto dalam bukunya Kesenian Tari Gandrung Banyuwangi yang
diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi.
Merupakan buku yang menjelaskan tentang kesenian tari Gandrung. Sehingga
buku ini dapat membantu untuk memahami tari Jejer Gandrung dan sangat
membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini.
1.8 Sistematika Penulisan
Tugas Akhir ini terdiri dari empat bab, yaitu bab I, II, III, dan bab IV. Bab
1 merupakan pendahuluan yang didalamnya terdiri dari latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, batasan masalah, metode
7
penelitian dan sistematika penulisan. Selanjutnya bab II merupakan tinjauan
umum yang menjelaskan tentang pengertian tari tradisional, jenis tari, fungsi tari,
unsur pendukung tari, sejarah tari Jejer Gandrung dan sejarah tari Buchaechum.
Bab III berisi tentang perbedaan dan persamaan tari Jejer Gandrung dan tari
Buchaechum. Bab IV merupakan kesimpulan dan saran dari persamaan dan
perbedaan tari Jejer Gandrung dan tari Bucahechum.
Download