sinari negeri - Knowledge Center

advertisement
FORMULIR PENDAFTARAN
PENGHARGAAN KARYA KONSTRUKSI INDONESIA
TAHUN 2013
JUDUL KARYA :
SINARI NEGERI
KATEGORI KARYA :
Diajukan Oleh :
Nama / Institusi
: Anwar Ismail /PT.PP (Persero),Tbk – Divisi EPC
Bidang Kegiatan
: Kontraktor EPC, Proyek PLTMG SEI GELAM 90 MW For
Peaker, JAMBI
Alamat & Telepon
: PT PP (Persero) Tbk.
Plaza PP – Wisma Subiyanto,
Jl. TB. Simatupang No. 57
Pasar Rebo – Jakarta 13760
Telp. (021) 8403909/ 8403883 Fax.(021) 8403914
Pimpinan
: Ir. Bambang Triwibowo
1
DATA UMUM
1. Nama
: Anwar Ismail / PT. PP (Persero) Tbk
2. Tanggal Pendirian
: 26 Agustus 1953
3. Alamat
: PT. PP (persero) Tbk
Plaza PP – Wisma Subiyanto
Jl. TB. Simatupang No. 57
Pasar Rebo, Jakarta Timur 13760
4. Telepon
: (021) 8403909/ 8403883
5. Fax
: (021) 8403914
6. Email
: [email protected]
7. Bidang Pekerjaan
: EPC
8. Pemilik Pekerjaan
: PT. PLN Pembangkitan Sumatera Bagian
Selatan (PLN KITSBS)
Jakarta, 23 Oktober 2013
Ir. Taufik Hidayat, M.Tech
Corporate Secretary
2
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
PENGHARGAAN KARYA KONSTRUKSI INDONESIA 2013
Yang bertandatangan dibawah ini :
Nama
Jabatan
Bertindak untuk dan atas nama
Alamat
No Telepon / Fax
Email
: Anwar Ismail
: Project Manager
: PT. PP (Persero) Tbk
Pimpinan : Ir. Bambang Triwibowo
: Plaza PP – Wisma Subiyanto,
Jl. TB. Simatupang No. 57
Pasar Rebo – Jakarta Timur 13760
: (021) 8403909/ 8403883 , Fax. (021) 8403914
: [email protected]
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya konstruksi yang saya ajukan dengan
judul “SINARI NEGERI” adalah hasil karya cipta saya, dan bukan milik atau hasil
karya cipta pihak lain baik secara individu maupun kelompok, serta belum pernah
kami ajukan pada kegiatan penghargaan maupun lomba sejenis lainnya.
Bila di kemudian hari ternyata pernyataan yang saya buat ini tidak benar, maka saya
membebaskan Panitia/ Penyelenggara Penghargaan Karya Konstruksi Indonesia
2013 termasuk Dewan Juri dari tuntutan pihak ketiga serta bersedia untuk menerima
sanksi sebagai berikut :
1. Secara otomatis digugurkan dalam proses penjurian;
2. Dicabut penetapannya sebagai pemenang/ penerima Penghargaan Karya
Konstruksi Indonesia 2013 dan wajib mengembalikan seluruh penghargaan
yang telah diterima;
3. Diajukan secara pidana apabila karya yang kami ajukan di kemudian hari
terbukti bukan merupakan karya orisinal kami atau merupakan jiplakan/ tiruan/
pengakuan atas karya pihak lain.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta, 23 Oktober 2013
Yang membuat pernyataan
Anwar Ismail
3
DATA UMUM PROYEK
1.
Nama Proyek
: Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG)
SEI GELAM 90 MW For Peaker, JAMBI
2.
Lokasi
: Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi,
Provinsi Jambi
3.
Pemberi Tugas
: PT. PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan
(PLN KITSBS)
4.
Kapasitas
: 104,71 MW (Netto)
5.
Jenis Kontrak
: EPC
6.
Kontraktor
: Konsorsium PT. PP ( Persero ), Tbk – PT. Indofuji
7.
Nilai Kontrak
: Rp. 926.218.485.045,-
8.
Mata Uang
: Rupiah
9.
Sumber Dana
: Anggaran Investasi PLN
10.
Waktu Pelaksanaan
: 1 Juni 2012 - 20 Mei 2013
11.
Masa Pemeliharaan
: 365 hari (21 Mei 2013 – 20 Mei 2014)
4
PROPOSAL KARYA
A. ABSTRAKSI
(Merupakan rangkuman informasi penting tentang karya konstruksi yang diajukan
untuk mendapatkan Penghargaan Karya Konstruksi Indonesia Tahun 2013
dalam bentuk esai yang disusun secara singkat, ringkas dan jelas.Informasi yang
disampaikan termasuk:
1. Latar belakang,ide dasar dan tujuan penciptaan karya;
2. Penjelasan ringkas karya (perencanaan, pelaksanaan serta operasi dan
pemeliharaannya); serta
3. Landasan teori yang relevan dengan karya serta memenuhi kaidah teknis dan
ilmu pengetahuan.)
B. DATA TEKNIS
1.
Lokasi Karya
2.
Implementasi Karya*)
Jambi, Indonesia
Bidang Sumberdaya Air
Bidang Jalan dan Jembatan
Bidang Bangunan Gedung
Bidang Perumahan/Permukiman
x Lainnya (Sebutkan!)
*)
Pilih yang sesuai
Bidang Pembangkit
3.
Nilai Kontrak
Rp 926.218.485.046,-
4.
Jangka Waktu Kontrak
240 Hari
5.
Waktu Pelaksanaan Konstruksi
(02/03/2012 – 02/11/2012)
6.
Waktu Mulai Berfungsi
(20 Mei 2013)
C. KEUNGGULAN KARYA
NO
I
UNSUR
PENJELASAN*)
INOVASI
1. Penggunaan Pressure Reducing Valve
Orisinal
Inspiring
2. CEMS (Control Emition Monitoring System)
1. Penggunaan Pressure Reducing Valve untuk
menggantikan Gas Compressor.
5
2. CEMS (Control Emition Monitoring System)
untuk memonitoring emisi.
Kreatif
1. Pemakaian Pressure Reducing Valve adalah
untuk De Compression Gas yang berarti untuk
Landasan Teori
mengatur tekanan gas yang sesuai.
2. Pamakaian CEMS di wajibkan untuk kapasitas
pembangkit di atas 25 MW.
Kebaruan (Novelty)
II
DAYA SAING
S c o p e (Regional
/Nasional/
Internasional)
Material Lokal
.....................................................................................
Nasional
Ada (Gantry Switchyard)
Semua proses konstruksi dilaksanakan dan di
supervisi oleh orang Indonesia. Dengan begitu
SDM Lokal
menyatakan bahwa kami (PT. PP (Persero), Tbk)
mampu bersaing secara internasional.
Peralatan Lokal
Tidak ada
Lebih efisien (Heat Rate : 8804 btu/kwh) artinya
dengan jumlah bahan bakar yang sama dapat
Mutu
dihasilkan
energi
listrik
yang
lebih
besar
jika
dibandingkan dengan jenis pembangkit yang lain.
Aspek Keselamatan
(manusia, publik,
Tingkat safety yang sangat tinggi dari
property)
6
Efisiensi 42 – 43 % dengan Heat Rate sebesar 8600
Efisiensi (Biaya
BTU
Murah)
III
BERKELANJUTAN
Aspek Ekonomi
(Benefit Besar)
Pemanfaatan
bahan
Bakar
Gas
yang
bisa
menghemat 2,34 Triliyun rupiah selama 20 tahun
PLTMG beroperasi.
Aspek Lingkungan
Emisi gas buang yang lebih bersih dibandingkan
(Low Energy, Low
pembangkit yang menggunakan bahan bakar selain
Waste, Low Emision)
gas. Tingkat kebisingan juga rendah (< 80 Db)
Aspek Sosial
(Penyerapan tenaga
kerja, Kearifan budaya
lokal)
IV
Membuka lapangan kerja baru untuk warga sekitar
dan tersedianya pasokan listrik, meningkatkan sektor
industri.
LAINNYA
...................................
.....................................................................................
*)
Jelaskan sesuai unsur dimaksud. Kosongkan apabilatidak ada/ tidak dimiliki oleh karya yang
diajukan.
D. DATA PENDUKUNG LAINNYA
1.
Data teknis lainnya yang dianggap perlu
untuk diketahui oleh panitia dan belum
termuat dalam butir B dan C.
Dalam
ringkas
bentuk
uraian
2.
Informasi visual (foto, gambar, video, dll)
Bisa dalam bentuk CD
3.
Resensi media atau kajian tentang objek
Lampirkan (Bila ada)
4.
Referensi dukungan dari Pakar/Ahli
Lampirkan (Bila ada)
7
“SINARI NEGERI”
Catatan Perjalanan Proyek PLTMG Peaker Pertama di Indonesia
Sei Gelam, Jambi
8
Sumber : nasa.gov
9
BAB I
ABSTRAKSI
Ada istilah menyatakan bahwa “Gambar mengatakan segalanya”, dan
rasanya menarik bila kita memandangi dua gambar diatas. Pastinya tidak mungkin
permukaan bumi seluruhnya berada dalam posisi gelap malam, tapi ini potret nyata
yang disatukan untuk membandingkan sebaran pemakaian listrik diseluruh dunia.
Peta sebaran listrik ini juga menunjukkan “peradaban” atau kemajuan suatu daerah.
Perhatikan wilayah Amerika Serikat, benua Eropa dan Jepang, tampak betul bahwa
negara dan benua itu memakai banyak listrik untuk mendukung aktifitas kehidupan.
Sementara belantara Afrika atau dataran tinggi Rusia tampak gelap dan hanya
memakai listrik di beberapa titiknya saja yang menunjukkan bahwa itu adalah kota
atau daerah kapital.
Pergerakan bumi inilah yang membuat para penghuni bumi, khususnya
manusia, membutuhkan penerangan saat cahaya matahari tak menyinari bagian
bumi pada putaran tertentu. Mengapa demikian?
Sudah takdirnya bahwa bumi mempunyai rutinitas berputar mengelilingi
matahari. Kegiatan ini disebut revolusi bumi. Bumi itu sendiri juga mempunyai takdir
untuk berputar pada porosnya sendiri. kegiatan ini disebut rotasi bumi. Bumi
membutuhkan waktu 24 jam untuk menyelesaikan perputaran pada porosnya, dan
inilah yang dikenal sebagai 1 hari bagi manusia.
Nah, selama 24 jam waktu Bumi berputar mengitari porosnya, ada kalanya
sebagian wajah Bumi berhadapan dengan Matahari dan inilah area yang mengalami
siang.
Dan kemudian seiring dengan perputaran Bumi, wajah yang tadinya
berhadapan dengan Matahari kemudian berputar dan membelakangi Matahari
sehingga sisi wajah Bumi yang tidak disinari Matahari ini mengalami malam hari.
Bagi sebagian orang, mungkin akan berpikir Mataharilah yang tampak
bergerak di langit sehingga terbit di timur dan tenggelam di barat. Pada
kenyataannya ini disebabkan oleh perputaran Bumi. Matahari tampak terbit di Timur
karena Bumi bergerak ke arah timur dan menuju ke barat ketika Matahari tampak
terbenam. Kalau dilihat dari Kutub Utara, maka perputaran Bumi ini tampak
10
berlawanan arah jarum jam dan kita akan melihat kalau siang dan malam menyapu
bola Bumi dari Timur ke Barat.
Dan, inilah keberuntungan kita yang hidup di Indonesia. Indonesia berada di
ekuator Bumi sehingga memiliki panjang siang dan malam yang hampir sama yakni
rata-rata 12 jam. Untuk bagian bumi utara dan selatan pastinya memiliki waktu siang
dan malam yang tidak sama tiap tahunnya. Hal iinilah yang membuat adanya musim
panas, dingin, semi dan gugur di wilayah yang tidak berada di ekuator tersebut.
Berbeda dengan kita yang hanya memiliki musim hujan dan kemarau karena posisi
di ekuator.
Takdir alam inilah yang membuat kita membutuhkan penerangan saat
matahari tak mampu menyinari kita pada malam hari, yaitu listrik sebagai sumber
energinya. Sebenarnya, sejak jagad raya ini terbetuk, teori listrik sudah lahir, yaitu
petir. Petir yang sampai ke Bumi inilah yang menjadi awal mula lahirnya listrik.
Gagasan ini memulai percobaan dengan menggosokkan benda tertentu. Sekitar
tahun 1600-an dalam bukunya ”de magnete”, William Gilbert (1544-1603)
menunjukkan adanya gaya magnet dan listrik yang misterius. Dialah yang pertama
menggunakan nama “electric”, dan barangkali yang membuat alat listrik pertama
yang disebut “versorium”. Lalu, pada 1767, Joseph Priestley (1733-1804) sebelum
menjadi terkenal sebagai penemu oksigen, menulis sejarah listrik dalam bukunya
“The History and Present State of Electricity”.
Charles de Coulomb (1736-1806) mempelajari tingkah laku muatan listrik
dan mengusulkan apa yang disebut “Hukum Pangkat Dua” yaitu gaya tarik atau tolak
dua benda bermuatan listrik berubah menurut perbandingan pangkat dua jaraknya,
nama Coulomb kemudian dipakai untuk nama satuan muatan listrik.
Pada tahun 1780, saat melakukan pembedahan kodok, Luigi Galvani (17371798) mengamati bahwa bila pisaunya menyentuh urat syaraf pada kaki kodok itu,
maka kaki itu menegang, Galvani menduga bahwa ada listrik di dalam otot kaki itu.
Sesudah itu, Alessandro Volta (1745-1827) mendengar dugaan Galvani
tersebut dan menolaknya karena ia telah mengembangkan alat untuk menghasilkan
muatan listrik yaitu elektroporus. Pada tahun 1800 Volta mengumumkan bahwa ia
menemukan sumber listrik baru yang kemudian dikenal sebagai “Voltaic Pile”.
Galvani berpendapat bahwa listrik berasal dari badan binatang bila tersentuh
oleh dua batang logam, dan menyebutnya dengan “Listrik Binatang”. Di lain pihak
Volta berpendapat bahwa listrik itu berasal dari persentuhan dua batang logam saja,
dan karenanya ia menyebutnya dengan “Listrik Logam”. Galvani dan Volta tidak
11
sependapat dan demikian pula para pendukungnya selama beberapa tahun.
Sekarang kita tahu bahwa keduanya tidak seluruhnya benar.
Henry Cavendish (1731-1810) memperkenalkan gagasan tentang “voltase”
untuk menjelaskan bagaimana “dorongan listrik” ditimbulkan.Leopold Nobili (17841835) membuat salah satu alat ukur listrik awal yang kemudian dikenal sebagai
“Galvanometer”.
Dengan bereksperimen menggunakan baterai, ilmuwan menemukan bahwa
ada benda yang dapat dialiri arus listrik yang kemudian disebut “konduktor” dan ada
yang tidak, yang kemudian disebut “isolator”.
Dalam serangkaian percobaannya, Georg Ohm menunjukkan bahwa tidak
ada konduktor maupun isolator murni, tetapi setiap jenis benda mempunyai sejumlah
hambatan terhadap arus listrik. Kawat yang panjang memberikan hambatan yang
lebih besar daripada kawat yang lebih pendek, serta kawat tipis memberikan
hambatan yang lebih besar dari kawat yang tebal. Ini kemudian menjadi dasar dari
salah satu hukum rangkaian listrik yang pokok, yaitu Hukum Ohm.
Listrik (electricity) adalah fenomena fisika yang diasosiasikan oleh
pergerakan elektron dan proton. Singkatnya, listrik adalah sifat benda yang muncul
karena adanya muatan listrik lalu menjadi sebuah sumber energi. Arus listrik timbul
mengalir dari saluran positif ke negatif melalui media yang disebut konduktor.
Listrik sudah menjadi sebuah pendukung vital bagi kehidupan manusia sejak
dulu. Listrik diperlukan untuk menopang tiap detik kegiatan kehidupan mulai dari
domestik rumah tangga sampai industri raksasa. Dari mulai kegiatan memasak
sampai memproduksi pesawat terbang. Dan kebutuhan akan listrik tidak pernah
menurun, malah meningkat sesuai laju populasi dan modernisasi manusia.
Pada umumnya, listrik yang dikonsumsi masyarakat sebagian besar berasal
dari sumber energi tak terbarukan (unrenewable) yang diolah melalui pembangkitpembangkit listrik dan disebarkan ke gardu-gardu utama, kemudian dialirkan melalui
beberapa jalur, sampai akhirnya berdaya rendah untuk pemakaian masyarakat.
Kementerian ESDM memproyeksikan akan terjadi peningkatan konsumsi listrik
untuk tahun 2013 rata-rata sebesar 10,1% per tahun, sementara secara angka
kebutuhan listrik nasional sebesar 171 terawatt hour (TWh) dan akan menjadi 1.075
TWh pada tahun 2031. Dan jumlah ini bisa meningkat sejalan dengan laju
pertumbuhan ekonomi.
12
Data tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan, apakah sumber energi
untuk menghasilkan listrik masih cukup?
A. LISTRIK DI INDONESIA
1. Sejarah
Pada tahun 1897 ketika berdiri perusahaan listrik pertama yang bernama
Nederlandche Indische Electriciteit Maatschappij (NIEM) di Batavia dengan kantor
pusatnya di Gambir.Sedangkan sejarah kelistrikan di Surabaya bermula ketika
perusahaan gas NIGM pada tanggal 26 April 1909 mendirikan perusahaan listrik
yang bernama Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij
(ANIEM). ANIEM adalah salah satu perusahaan swasta yang diberi hak untuk
membangun dan mengelola sistem kelistrikan di Indonesia pada waktu itu.
Kantor ANIEM di Surabaya
13
Akhir abad ke-19, untuk memenuhi kebutuhan usahanya di Indonesia, para
warga Belanda pengusaha gula dan teh mendirikan pembangkit listrik secara
pribadi. Kemudian perusahaan swasta Belanda N V Nign, yang semula bergerak di
bidang gas memperluas usahanya di bidang penyediaan listrik untuk umum.
Tahun 1927, pemerintah kolonial membentuk s’Lands Waterkracht Bedriven
(LWB), yaitu perusahaan listrik negara yang mengelola PLTA Plengan, PLTA
Lamajan, PLTA Bengkok Dago, PLTA Ubrug dan Kracak di Jawa Barat, PLTA
Giringan di Madiun, PLTA Tes di Bengkulu, PLTA Tonsea lama di Sulawesi Utara,
dan PLTU di Jakarta.
Namun akibat Perang Dunia II, sejalan dengan menyerahnya pemerintahan
Kolonial Belanda pada Jepang, terjadilah pengalihan perusahaan-perusahaan listrik
tersebut. Dan saat Indonesia menyatakan kemerdekaan, para pemuda dan buruh
listrik melalui Delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas, bersama-sama dengan
pimpinan KNI, menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah
Republik Indonesia. Dengan Kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW,
Pemerintah RI membentuk Jawatan Listrik dan Gas dibawah Departemen Pekerjaan
Umum dan Tenaga, pada tanggal 27 Oktober 1945.
Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum
Perusahaan Listrik Negara) pada tahun 1961, BPU-PLN dibubarkan pada tahun
1965 dan dibentuk dua perusahaan negara berbeda yaitu PLN yang mengelola
listrik, dan PGN yang mengelola gas. Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai
Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha
Ketenagalistrikan
(PKUK)
dengan
tugas
menyediakan
tenaga
listrik
bagi
kepentingan umum.
2. Kebutuhan
Proyeksi kebutuhan listrik tertuang pada Rencana Umum Kelistrikan Negara
(RUKN) PLN yang direvisi setiap tahun.
Dalam pemakaiannya, jenis dan kapasitas pembangkit listrik memengaruhi
besarnya beban listrik yang diproduksi dan dipakai siang atau malam. Dalam hal ini
terdapat dua istilah yaitu beban dasar “Base Load” dan beban puncak “Peak Load”.
14
Base Load : Beban dasar,
Apabila perbandingan antara daya mampu dan
kebutuhan minimum pada
kapasitas terpasang mempunyai nilai mendekati
suatu sistem catu daya.
satu, maka pembangkit tersebut bekerja pada
seluruh beban, yaitu base load, sedangkan bila
Peak
Load
puncak,
:
beban
kebutuhan
maksimum
pada
suatu
sistem catu daya
mempunyai
nilai
yang
rendah,
maka
jenis
pembangkit tersebut hanya beroperasi sementara
yang diperkirakan bekerja pada peak load saja. Pada
umumnya pembangkit yang bekerja pada beban
Kebutuhan Listrik
dasar adalah pembangkit yang mempunyai waktu awal operasi (start-up) lama dan
tidak terlalu fleksibel dalam perubahan beban, sedangkan pembangkit yang
dioperasikan pada beban puncak mempunyai waktu awal operasi yang cepat dan
fleksibel dalam pembebanan.
Dalam RUKN terpetik proyeksi antara lain :pertumbuhan kebutuhan energi
listrik secara Nasional diperkirakan sekitar rata-rata 10,1% per tahun (8,6% untuk
Jawa Bali dan 13,5% untuk luar Jawa Bali), kebutuhan energi listrik Nasional pada
tahun 2012 sekitar 171 TWh, dan diperkirakan meningkat menjadi sekitar 1.075 TWh
pada tahun 2031, sehingga kebutuhan tambahan daya Nasional sekitar 237.020 MW
hingga tahun 2031; serta elastisitas atau rasio antara pertumbuhan kebutuhan
energi listrik terhadap pertumbuhan ekonomi Nasional sekitar 1,3 (1,1 untuk Jawa
Bali dan 1,7 untuk luar Jawa Bali).
Setiap daerah memenuhi kebutuhan listriknya dengan
memanfaatkan sumber energi-energi listrik yang terdekat.
15
3. Sumber Energi dan Pembangkit Listrik
Secara
umum,
listrik
diperoleh
Energi bahan bakar pembangkit listrik :
dengan mengubah energi kinetik menjadi
1. Nuklir
generator
2. Batubara
listrik.
Energi
kinetik
untuk
menggerakkan generator bisa diperoleh dari
3. Gas
uap
4. Minyak solar
yang
sumber
dihasilkan
energi
fosil,
dari
pembakaran
seperti
minyak,
5. Air
batubara dan gas atau bisa juga dari aliran
6. Angin
air atau dari aliran udara. Intinya adalah
7. Sinar matahari
energi listrik dihasilkan dari pengubahan
sumber energi lain. Sumber-sumber energi untuk listrik memiliki kelebihan dan
kekurangan. Sumber energi fosil mudah diperoleh namun bersifat polutif dan
cadangannya terbatas. Sementara sumber energi aliran air atau angin relatif bersih,
tak terbatas (renewable) namun tidak selalu ada. Kebutuhan listrik di Indonesia saat
ini sebagian besar disuplai dari sumber energi fosil. Dalam beberapa waktu terakhir
ini, harga bahan bakar minyak mengalami kenaikan yang sangat berarti. Cadangan
minyak bumi pun semakin menipis dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun
mendatang. Cadangan batubara dan gas pun jumlahnya terbatas (unrenewable).
Disamping itu, saat ini terjadi pemanasan global akibat polusi yang ditimbulkan dari
pembakaran sumber energi fosil. Hal ini menuntut kita mencari sumber energi
alternatif yang bersih dan tidak terbatas untuk menghasilkan listrik.
Bicara soal energi listrik tentu tak terlepas dari pembangkit listrik.
Pembangkit listrik (powerplant) adalah suatu stasiun untuk membangkitkan tenaga
listrik dengan menggunakan berbagai macam sumber energi sebagai bahan
bakarnya. Pada dasarnya semua pembangkit listrik merubah energi baik itu
mekanik, potensial, thermal, menjadi energi listrik yang akan disalurkan untuk
kebutuhan pemakai.
16
Sumber Gambar : Wartsila
4. Gas Alam di Indonesia

Potensi dan Pemanfaatannya untuk Energi Listrik
Gas alam merupakan salah satu bahan
bakar fosil yang tegolong vital bagi sumber
energi penghasil listrik. Gas alam memiliki
banyak
kelebihan
yang
membuatnya
menjadi sumber energi yang efisien, relatif
bersih, dan ekonomis dibandingkan sumber
energi yang lain.
Tak seperti bahan bakar fosil lainnya, hasil pembakaran gas hampir tidak
menghasilkan emisi buangan yang merusak lingkungan.
Gas alam mengandung terutama metana dengan unsur etane, propane, butane dan
beberapa berkomposisi sulfur hal ini dalpat menyebabkan terjadinya biogas apabila
terdapat keterlibatan bakteri-bakteri anaerob. Gas Alam biasa ditemukan diladang
minyak, ladang gas Bumi dan juga tambang batu bara.
17
Gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri
anaerob dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka disebut biogas.
Pada pembangkit listrik, penggunaan gas alam mulai menyaingi batubara
sebagai bahan bakar paling murah, ironis dengan nilai ekomonisnya, batu
baramerupakan bahan bakar yang paling kotor dan menghasilkan polusi dengan
level yang tinggi terhadap lingkungan.
Indonesia memiliki sumber daya gas alam yang cukup besar, sekitar 98
trillion cu ft ( 98 trilyun kaki persegi) yang menyebar menjadi ladang gas dengan
kapasitas yang berbeda-beda. Walau masih menjadi perdebatan karena Indonesia
dianggap terlalu banyak menjual kekayaan alam untuk pihak asing, namun rasanya
perlu disepakati bahwa negara kita memiliki kekayaan gas yang besar.
Ladang Gas
Sumber : Antara
su
Seperti yang sudah disebutkan, tak semua ladang gas memiliki kapasitas
yang besar untuk bisa dieksplorasi dalam sekali putaran. Sumatera, khususnya
provinsi Jambi, memiliki ladang gas yang “nanggung” dengan volume yang sulit bila
dikirim keluar, namun tak terpakai sejak ditemukannya selama sekitar dua puluh
tahun. Terdapat sekitar 30 ladang gas disekitar Kecamatan Sungai Gelam,
Kabupaten Muara Jambi, yang bisa menjadi sumber energi besar apabila dikolektif
oleh satu pembangkit listrik.
18
Ladang-ladang gas tersebut kemudian dibuat menjadi tambang, yang
kemudian gasnya dapat dikonsumsi oleh pembangkit listrik.
5. Kekayaan Alam dan Sumber Listrik di Jambi
Layaknya provinsi lain di Indonesia, Jambi memiliki kekayaan alam luar
biasa. Dari 51.000.000 ha luas dataran provinsi, 1.211.236 ha diantaranya telah
dikembangkan untuk lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura. Provinsi ini
memiliki delapan irigasi dan lahan sawah irigasi teknis seluas 13.014 ha, serta 38
irigasi semi teknis dengan luas sawah irigasi setengah teknis 10.751 ha.
Jambi juga memiliki komoditas perkebunan khususnya karet dan kelapa
sawit merupakan komoditas unggulan. Komoditas ini dikelola oleh negara maupun
swasta,yaitu kelapa sawit, karet dan teh. Jambi memiliki dudidaya teh terbesar di
Indonesia yang dibangun oleh NV.HVA (Holland Vereniging Amsterdam) pada 1925
dan mulai berproduksi tahun 1930.
Luas dan kualitas hutan di wilayah ini diupayakan selalu dalam kondisi
seimbang, baik sebagai fungsi konservasi maupun produksi. Hal ini terutama bila
dikaitkan dengan keberadaan hutan lindung dan taman nasional di provinsi ini yang
luas keseluruhannya mencapai 2.148.850 ha atau mencakup 4,21% dari seluruh
wilayah daratan provinsi. Berdasarkan fungsinya, hutan tersebut dibagi atas hutan
produksi sebesar 59,5%, hutan lindung 8,89% dan hutan wisata atau hutan suaka
alam sebesar 31,6%. Hasil utama hutan adalah kayu, getah dan rotan.
Provinsi ini kaya akan potensi bahan galian, baik bahan galian logam dan
non logam, migas maupun energi alternatif. Sebagian dari potensi ini telah
diusahakan, baik pada tahap eksplorasi maupun produksi.
Batubara merupakan salah satu potensi pertambangan yang dapat
dipergunakan untuk PLTU sebagai salah satu sumber energi alternatif di samping
panas bumi, gas maupun tenaga air. Produksi batu bara sekitar 50.000 metrik ton
per tahun, kabupaten penghasil terbesar adalah Kabupaten Sarolangun dan Bungo
dengan kandungan kalori rendah sampai sedang.
Potensi lain adalah gas bumi dengan potensi 178,13 Triliyun kaku kubik/TCF
yang terdiri dari 91,17 TCF cadangan terbukti dan 86,69 TCF cadangan potensi.
Potensi gas berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Muaro
Jambi.
19
Tanggal 25 Mei 2007 telah dilakukan peletakan batu pertama pembangunan
PLTA di Kabupaten Kerinci dengan kapasitas 2 x 90 megawatt lalu kemudian
pembangunan PLTU di Kabupaten Bungo dengan kapasitas 2 x 20 mega watt.
Tahun 2013, telah ditandatagani pembelian tenaga listrik dari Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA) Merangin berkapasitas 350 Mega Watt (MW). PLTA
Merangin
yang
berlokasi
di
kabupaten
Kerinci,
propinsi
Jambi
ini
akan
memanfaatkan potensi tenaga air dari danau Kerinci. PLTA akan dibangun dan
dioperasikan oleh PT Kerinci Merangin Hidro
Walaupun demikian, Jambi masih terus melakukan inovasi untuk menambah
kapasitas listrik tersebut. Hal inilah yang mendorong PLTMG (Pembangkit Listrik
Tenaga Mesin Gas) menciptakan sumber listrik baru, yaitu gas alam. Jambi memiliki
banyak sumur gas berukuran kecil yang dapat dijadikan sumber listrik. Jika seluruh
sumur gas ini disatukan, Jambi akan memiliki sumber listrik baru, yaitu gas.
20
BAB II
PEMBAHASAN
Ide awal bermula saat PLN masih dipimpin oleh Bapak Dahlan Iskan,
keluarlah ide untuk memanfaatkan sumur-sumur gas tersebut sebagai bahan bakar
gas pembangkit listrik. Sebelumnya sudah dibangun Pusat Listrik Tenaga Gas 12
MW dengan menggunakan Gas Engine produk dari Caterpillar. Lalu kemudian
direncanakanlah pembangunan dan pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin
Gas (PLTMG) yang merupakan pembangkit listrik mesin gas pertama di Indonesia.
Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) umumnya disebut dengan
GEPP
(Gas
Engine
Power
Plant)
merupakan
pembangkit
listrik
dengan
menggunakan bahan bakar gas. Prinsip kerja dari mesin gas menggunakan Siklus
Otto yaitu dengan memanfaatkan energi panas dari bahan bakar yang dibakar
dalam ruang bakar (internal combustion chamber) menjadi energi mekanik,
selanjutnya energi tersebut digunakan untuk menghasilkan listrik melalui generator
listrik.
PLTMG Sei Gelam direncanakan mampu menghasilkan listrik sebesar 90
MW, dan berfungsi sebagai peaker yang bekerja pada saat listrik pemakaian puncak
di malam hari dari pukul 5 sore sampai pukul 10 malam. Bahan bakar yang
digunakan adalah gas dari EMP Gelam menuju instalasi gas tersendiri yang disebut
CNG (Compressed Natural Gas) yang merupakan proyek tersendiri yang dikerjakan
oleh PT. Rekayasa Industri.
21
Proyek PLTMG Sei Gelam dikerjakan oleh PT. PP
Pembangkit Peaker :
(Persero), Tbk bekerjasama dengan PT. Indofuji Energi
Pembangkit
yang
yang
bertindak
sebagai
erector
pembangkit
dan
bekerja menghasilkan
membentuk konsorsium dengan nama “Konsorsium PP”.
listrik
Mesin yang digunakan adalah berupa 11 unit Gas
hanya
beban
pada
puncak.
Engine produk dari Wärtsilä Oy Finlandia.
Perkiraan waktu pukul
Untuk mendesain pembangkit ini, PT. PP menunjuk PT.
17.00-22.00
Rekayasa Engineering sebagai konsultan perencana
setiap
harinya
kontraktor, dan PT. PLN Enjiniring sebagai konsultan
perencana dari pihak pemilik (Owner). Owner dalam
proyek ini adalah PT PLN (Persero) Sektor Jambi.
VISI :
Menjadi proyek power plant dengan periode konstruksi tercepat,
terindah dan memiliki performance lebih tinggi dari yang direncanakan.
MISSI :
Membangun power plant yang memberikan nilai tambah bagi customer
dan didukung oleh SDM professional, equipment yang berkualitas serta
perencanaan engineering yang matang.
PLTMG ini direncanakan selesai dalam jangka waktu 8 bulan sejak Januari
hingga agustus 2011.
Pengoperasian PLTMG yang berbahan bakar gas, selain dimaksudkan
untuk lebih memperkuat sistem kelistrikan di wilayah Sumatera (Jambi pada
khususnya), juga diharapkan mampu menambah kemampuan pasokan daya secara
lebih efisien dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak.
Diperkirakan dengan beroperasinya PLTMG Sei Gelam ini, maka PLN dapat
melakukan penghematan sebesar Rp. 2,34 Trilyun selama 20 tahun operasi.
Kedepannya, PLN akan lebih meningkatkan penggunaan gas untuk pembangkitpembangkit peaker.
22
a. Keunggulan PLTMG
Berikut petimbangan energi gas dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya:
1. Lebih efisien (Heat Rate : 8804 btu/kwh) artinya dengan jumlah bahan bakar
yang sama dapat dihasilkan energi listrik yang lebih besar jika dibandingkan
dengan jenis pembangkit yang lain.
2. Kemampuan untuk mencapai beban maksimum dengan waktu yang lebih
cepat, hal ini sangat penting untuk pembangkit peaker (bekerja hanya pada
beban puncak yaitu pada pukul 17.00 – 22.00).
3. Emisi gas buang yang lebih bersih, polusi minimal, lingkungan lebih sehat.
4. Lebih ekonomis
Berikut estimasi perbandingan efisiensi biaya penghasil listrik berbahan bakar
solar dan dengan bahan bakar gas.
• Bahan bakar Solar (Rp. 9,000 per liter)
Biaya Produksi
=
0.25 Liter/Kwh x Rp. 9,000 /liter
=
Rp. 2,250 /Kwh
•
Bahan bakar Gas (USD 9.5 per mmbtu)
Biaya Produksi
=
=
-6
8804 x10 mmbtu/Kwh x Rp. 90,250/mmbtu
Rp. 794 /Kwh
23
Sejak awal tender, PP sudah mengajukan kepada PLN mengenai
kapasitas daya yang diperlukan dan dihasilkan, dan dalam proposalnya PP
sudah menggandeng Wartsila sebagai calon vendor pemasok equipment yang
akan digunakan pada proyek ini.
Penghematan Negara sebesar
Rp. 2,34 Trilyun selama 20 tahun
operasi PLTMG.
b. Perjalanan Proyek
1. Perencanaan dan Penjadwalan (Planning and Scheduling)
Planning and Scheduling adalah bagian awal dari setiap pekerjaan
proyek. Biasanya dimulai dari persiapan tim, persiapan pembiayaan,
pelaksanaan tender, pembuatan proposal dan mekanisme-mekanisme
pekerjaan. Tak lain bertujuan untuk mengatur strategi agar proyek berjalan
sesuai rencana untuk mencapai goal akhir secara efektif dan efisien.
2. Desain Pekerjaan (Enginedesign)
Dimulai dari penunjukkan konsultan untuk melaksanakan bagianbagian pekerjaan proyek PLTMG dilanjutkan kerjasama dan pelaksanaan
teknis pekerjaan proyek. Kemudian tim PLTMG melaksanakan desain dasar
(basic design) yang berupa Plantlayout, preliminary data and test dan PFD &
PID dari vendor, juga approving.
Plant Layout yaitu pemetaan medan proyek berupa pemeriksaan
kondisi sampai kontur tanah. Proyek PLTMG Sei Gelam ini menempati lahan
perkebunan karet seluas 2.5 ha. Kondisi kontur tanah awal berupa lereng
dengan beda ketinggian antara elevasi tertinggi dan elevasi terendah sekitar
2-4 m. Jenis tanah setempat umumnya berupa lempung atau clay. Namun
Setelah berbagai studi sosial dan lingkungan, akhirnya proyek ini menempati
lahan seluas 5.5 ha.
24
Time table scheduling
Lahan Proyek PLTMG
25
Kemudian dilakukan preliminary data and test yaitu persiapan dan
pendahuluan berupa data dan tes. Lalu dilakukan kerjasama dengan vendor
pendukung dan approving dari segala pihak yang berkepentingan.
3. Administrasi Kontrak dan Finansial
Kontrak sudah dilaksanakan sejak awal dinyatakan mendapatkan
tender proyek ini. Finalisasi kontrak dengan Wartsila dilaksanakan dalam
bentuk Letter of Credit (LC) dari Bank Mandiri.
Setelah proses desain pekerjaan dinyatakan siap,
selanjutnya
dokumen administrasi dan keuangan berjalan dengan melaksanakan contract
discussion agreement dengan pemilik proyek yaitu PLN. Dilanjutkan dengan
penandatanganan kontrak, kick off meeting dan penagihan pembiayaan ke
PLN.
4. Pembebasan Lahan Proyek
Seperti proyek-proyek infrastruktur lainnya di Indonesia, proses
pembebasan lahan merupakan salah satu proses yang paling menentukan
keberlangsungan pembangunan. Banyak hal yang bersinggungan dengan
sosial masyarakat seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan media
sosial. Isu yang berkaitan dengan lingkungan hidup seperti kebisingan dan
polusi/ pencemaran sering kali menjadi permasalahan yang perlu dicari jalan
keluarnya. Dengan berbagai persoalan sosial tersebut maka pelaksanaan
proyek PLTMG Sei gelam dihentikan untuk sementara waktu.
PP dan PLN bekerja sama merangkul semua pihak agar proyek dapat
dimulai kembali. Untuk itu, perlu diadakan sosialisasi mengenai PLTMG
kepada
masyarakat
sekitar.
Dengan
dukungan
Pemerintah
Daerah,
Kepolisian dan TNI, sosialisasi mengenai pentingnya listrik untuk kebutuhan
hajat hidup orang banyak diselenggarakan dengan lancar.
26
Suasana sosialisasi proyek dengan masyarakat
Jika dilihat secara umum, tuntutan yang diutarakan oleh masyarakat
bersifat strategis untuk turut mensejahterakan lingkungan masyarakat sekitar
proyek. Beberapa diantaranya :
1.
Kejelasan program CSR perusahaan.
2.
Peranan dalam kegiatan sosial keagamaan.
3.
Perekrutan tenaga kerja.
4.
Sistem power plant yang ramah terhadap lingkungan.
Hal-hal yang bersifat permintaan subyektif dari masyarakat dapat
diminimalisir dengan adanya sosialisasi dan rapat dengan tokoh masyarakat
setempat. Peran serta RT, RW dan Kelurahan/desa menjadi dominan karena
mereka yang lebih mengenal profil sosial kemasyarakatan disekitar lokasi
proyek.
Sebagaimana seorang tamu yang datang ke suatu daerah baru,
pendekatan personal kepada ketua RT, Kepala Desa dan Tokoh masyarakat
sangat
diperlukan
guna
menjelaskan
detail
rencana
pembangunan
Pembangkit serta manfaatnya bagi warga sekitar dan masyarakat Jambi pada
umumnya.
Walaupun
kondisi
lingkungan
sudah
kondusif
setelah
adanya
kesepakatan dengan warga, namun masih diperlukan pengamanan khusus
selama masa konstruksi. Untuk itu, pihak proyek bekerja sama dengan TNI
27
(Kodim) dan Kepolisian (Polres). Hal ini untuk mengantisipasi gejolak sosial
dan keamanan yang mungkin timbul dikemudian hari.
Dengan adanya gejolak masyakat, tak dapat dipungkiri juga bahwa tim
PLTMG mengalami kesulitan dengan adanya lembaga-lembaga yang
bersikap antipati dan mengatasnamakan masyarakat. Masyarakat sempat
dipengaruhi dengan isu-isu miring yang kemudian menimbulkan prasangka
buruk yang berkaitan dengan penjualan tanah dan efek pembangunan
PLTMG bagi lingkungan. Hal ini menyebabkan masyarakat saling iri karena
tidak semua lahan dibeli oleh proyek. Namun akhirnya PLN meluaskan lahan
proyek sampai dua kali lipat dari rencana awal, untuk meminimalisir konflik
yang ada.
5. Pengadaan Alat
Dalam pengadaan alat dan segala material dalam proyek diperlukan
kerjasama dengan berbagai pihak. Melakukan kontrak dengan perusahaan
manufactures
dengan
standar
internasional
menggunakan
sistem
pembayaran LC (Letter of Credit), yaitu cara pembayaran internasional yang
memungkinkan eksportir menerima pembayaran tanpa menunggu berita dari
luar negeri setelah barang dan berkas dokumen dikirimkan keluar negeri.
Proyek PLTMG Sei Gelam menggunakan produk Eropa sebagai equipment
pembangun. Pastinya selain berhubungan dengan pengadaan, pembelian
dan pembayaran, tim PLTMG menggunakan perbankan dan asuransi.
Terakhir selalu diadakan monitoring yang intensif.
Pengadaan peralatan yang didatangkan dari luar negeri tentu saja
dijalankan sesuai prosedur internasional. Diutamakan asuransi sejak awal
28
kontrak yaitu kontrak keseluruhan proyek yang merupakan covering
insurance. Sementara pendatangan alatnya sendiri, karena melalui jalur laut
diberlakukanlah married cargo insurance, semisal terjadi kecelakaan atau
tenggelam.
6. Konstruksi Sipil
Dimulai dari pengurugan tanah, pembuatan jalan, penempatan alat-alat
angkut, bedeng pekerja dan gudang tempat penyimpanan alat-alat berat.
Pelaksanaan konstruksi diprioritaskan untuk persiapan kedatangan 11
Unit Gas Engine beserta Auxiliary-nya dari Finlandia. Perencanaan dan
konstruksi Temporary Jetty di sungai Batanghari sebagai tempat pendaratan
kapal tongkang, Jalan akses yang kuat dan permanen serta kesiapan Lay
down area sangat diperlukan untuk memastikan 130 ton Gas Engine dapat
dimobilisasi
ke
lokasi
proyek
dengan
aman
dan
lancar.
Dalam
pelaksanaannya, konstruksi dikerjakan bersamaan dengan pengadaan
barang, sehingga saat barang datang, bisa langsung diangkut ke lokasi
proyek.
29
7. Pendatangan Alat
PLTMG Sei Gelam menggunakan 11 mesin yang terdiri dari Engine (4
tak), Generator, dan Auxiliary Equipment yang didesain untuk dioperasikan
dengan menggunakan natural gas. Engine dan Generator sudah menyatu
dengan alignment setting dari pabrikan dan tidak memerlukan angkur untuk
duduk diatas pondasi karena memiliki sistem Common Base Frame
menggunakan steel spring element.
GAS ENGINE
1. Manufacturer
2. Type
3. Jumlah Silinder
4. Speed
5. Berat
6. Dimensi (PxLxT)
7. Power Output
8. Heat Rate
9. Jumlah unit
: Wartsila Finland Oy
: 20V34SG
: 20
: 750 rpm
: 130.430 kg
: 12.917 m x 3.345 m x 4.251 m
: 9730 kW (ISO)
: 8110 btu/kwh (ISO)
: 11 Unit
Pendatangan alat dimulai dengan pendataan alat-alat sesuai dengan
spesifikasi kontrak dengan owner. Pihak PP kemudian mengadakan Factory
Acceptance Test (FAT) ialah pengujian-pengujian yang dilakukan oleh
pabrikan terhadap peralatan baru, disaksikan oleh perwakilan dari PP sesuai
kontrak yang telah disepakati sebelumnya. FAT ini harus mendapatkan
sertifikat sebagai jaminan mutu dan kualitas, kemudian dilakukanlah bill of
loading (BL) yaitu pengepakan oleh Wartsila, sementara pihak PP mulai
mengatur segala urusan transportasi untuk pemindahan, mulai dari
pengangkatan, pengangkatan, kapal, jalur perjalanan laut dan darat hingga
tiba ke lokasi proyek.
Setelah FAT dan BL sudah dilaksanakan dan semua tes dinyatakan
sesuai dengan spesifikasi kebutuhan proyek, tahap selanjutnya adalah
melakukan pengiriman barang sesuai dengan dengan aturan incoterm 2010.
Dengan sistem FCA (Free Carrier) yaitu pihak Wartsila hanya bertanggung
30
jawab untuk mengurus izin ekspor dan meyerahkan barang ke pihak
pengangkut di tempat yang telah ditentukan. Serah terima dokumen antara
PP dan Wartsila dilaksanakan di Finlandia dengan melakukan checklist
barang sebelum diberangkatkan.
Keberangkatan dengan shipping tentunya tak lepas dari monitoring
ketat, yaitu dengan melakukan online monitoring mother vessel yang mana
secara online kita bisa mengikuti jalur perjalanan kapal pengangkut.
Perjalanan
dilaksanakan
dari
Findlandia
menuju
hulu
Sungai
Batanghari. Kemudian dilakukan transfer dari kapal besar ke tongkang untuk
memudahkan masuk jalur sungai menuju jambi. Alternatif pengangkutan
barang pun dilaksanakan bila kapal pengangkutnya besar, yaitu langsung
menuju Palembang dan diangkut ke Jambi melalui jalur darat dengan
kontainer. Semua proses pemindahan barang disaksikan juga oleh pihak
asuransi karena pemindahan ini memiliki resiko yang tinggi. Kedatangan
barang luar negeri tentu saja melibatkan pihak Bea Cukai Jambi meliputi
dokumentasi dan pembiayaan.
Perjalanan darat dilaksanakan malam hari mengingat besar dan berat
barang engine yang diangkut cukup mengganggu lalu lintas umum. Tentu
saja terdapat kesulitan dan masalah-masalah kecil dalam pengangkutan
barang ini, namun semua dapat berjalan lancar mengingat segala hal sudah
dipersiapkan
sejak
awal
proyek.
Perjalanan
melalui
darat
ini
juga
mendapatkan pengawalan ketat dari polantas untuk antisipasi.
Lamanya pendatangan engine hingga tiba ke lokasi proyek yaitu 45
hari. Di proyek, tim sudah menyiapkan gudang, pondasi-pondasi dan segala
macam dudukan yang disesuaikan untuk menyimpanan barang.
Unloading,
penurunan
barang
dilaksanakan
beberapa
tahap.
Mengingat besarnya barang dan beratnya yang membahayakan, membuat
tim harus berhati-hati dalam menyimpan. Ada beberapa peralatan yang
langsung dipasang ke pondasi, dilakukan pengangkatan dengan trail hidrolik
ke dudukan baja.
Tim proyek juga melaksanakan checklist ulang untuk menginventarisir
barang dan mesin-mesin yang ada sejak awal kedatangan. Inventarisir ini
dilaksanakan mingguan dan bulanan sebagai kontrol proyek.
31
8. Instalasi, Testing dan Operasional
Dengan luas lahan yang disediakan oleh PLN sebesar 5 hektar, Plant
Layout didesain seefisien mungkin. PLTMG 100 MW Sei Gelam hanya
membutuhkan 3 hektar dan sudah termasuk memperhitungan kebutuhan
lahan untuk Switchyard 150 kV.
Pada praktiknya, pelaksanaan proyek ini juga mengalami kendala
sosial terutama saat pembebasan lahan. Sempat tiga bulan tertunda untuk
melakukan upaya pendekatan pada masyarakat dengan melibatkan unsur
pemerintahan, aparat militer dan masyarakat, akhirnya proyek ini dapat
berjalan dengan baik.
Instalasi dilaksanakan dengan memasang peralatan pada pondasi
beton yang sudah matang usia. Beberapa engine sudah dipasang langsung
saat datang, sisanya dirakit kemudian.
Kemudian
dilakukan
pengaliran
listrik.
Urusan
elektrikal
ini
dilaksanakan bersamaan dengan mekanikal oleh masing-masing engine.
Kemudian setelah pemasangan selesai dilakukanlah testing. Pengetesan
yang dilakukan satu persatu (Individual test) pada mulanya, dengan
melakukan first rolling yaitu uji coba pada masing-masing kinerja bagian
engine. Kemudian dilakukan pengetesan pipa (All pipe test) yang mana
seluruh pipa untuk aliran gas diperiksa dan dibersihkan dengan cara Pickling,
Flushing, Purging. Lalu dilakukan hipot test yaitu pengetesan kabel aliran
listrik, diharapkan bahwa tidak ada kebocoran. Dan terakhir dilaksanakan
island test, yaitu pengetesan pendinginan alat.
Pengetesan-pengetesan tersebut dilakukan secara paralel persistem.
Semuanya dilaksanakan sesuai prosedur keamanan karena memiliki resiko
cukup tinggi sehingga proyek khusus menyediakan pemadam kebakaran.
32
Setelah semua engine dinyatakan siap dan mendapatkan sertifikasi
“Rekomendasi Layak Bertegangan” (RLB) dari PLN. Lalu dilaksanakan load
test, yaitu percobaan kerja engine, yaitu mengalirkan listrik ke jaringan. Load
test ini menjadikan engine dengan beban listrik melaksanakan tes sampai 100
% kapasitasnya. Pengetesan tahap ini dilaksanakan kurang lebih selama 2-3
jam dengan sistem shift, setelah berjlan lancar dan aman, maka PLN
mengeluarkan Rekomendasi Layak Sinkron (RLS).
Setelah load test berhasil, barulah dilakukan Reability Run(RR) yaitu
engine bekerja selama 72 jam nonstop, dengan peraturan apabila engine
bermasalah (mati) maka pengetesan ini harus diulang dari waktu 0 lagi,
namun apabila kesalahan pada jaringan atau pendukung engine saja, maka
waktu tetap dilanjutkan sejak padamnya engine. Suksesnya RR ditandai
dengan keluarnya sertifikat layak operasi (SLO).
Adapun alat-alat, struktur dan sistem yang mendukung proyek ini
adalah sebagai berikut :

Gas Engine
Setiap engine dilengkapi dengan Turbochargers dan Intercoolers.
Beberapa bagian dari auxiliary equipment juga berada dalam Engine seperti
lubricating oil circulation sistem dan engine-driven cooling water pumps.
engine memiliki sistem pendingin tertutup (closed circuit cooling water
sistem) dengan menggunakan radiator yang dipasang diluar power house. Di
dalam power house terdapat hall, sebagian besar auxiliary equipment,
switchgear room, DC room, control room, starting and working air room.
Switchgear room terdiri dari electrical cabinet Medium voltage power dan lowvoltage power. Pada control room terdapat control panel dan ruang operator.
Auxiliary equipment memiliki fungsi sangat penting bagi engine dan
harus beroperasi penuh ketika Engine running atau standby. Auxiliary sistem
mendukung operasional Engine dengan suplai bahan bakar gas, lubricating
oil, compressed air, cooling water dan charge air. Auxiliary system meliputi
sistem sebagai berikut :
1. Fuel Gas System
Bertujuan untuk mensuplai enginedengan bahan bakar gas yang bersih
dengan
tekanan
yang
tepat.
Terdiri
dari
beberapa
equipment
diantaranya adalah filter, gas metering, pressure control valve dan main
shut off valve. Tekanan gas yang dibutuhkan oleh engine adalah
33
sebesar 3 – 6 bar(g), sedangkan suplai gas dari EMP Gelam adalah
sebesar 7 – 14 bar(g) sehingga dibutuhkan pressure reducing valve
yang dapat menurunkan tekanan sampai batas yang dibutuhkan oleh
engine.
2. Lube Oil System
Berfungsi untuk menyimpan dan mendistribusikan lube oil (minyak
pelumas) baik itu baru maupun bekas. Terdiri dari beberapa peralatan
utama sebagai berikut :
a. New lube oil tank 30 m3 : untuk menyimpan minyak pelumas baru
b. Service lube oil tank 7 m3 : untuk penyimpanan minyak pelumas
sementara saat engine sedang di maintenance
c. Lube oil transfer pump : untuk mendistribusikan minyak pelumas dari
lube oil tank ke sump tank yang ada di engine
d. Pre-lube oil pump : berfungsi untuk memberikan tekanan yang sesuai
sebelum engine dinyalakan
e. Lube oil circulation system : berfungsi untuk melumasi moving part di
dalam engine untuk meminimalisasi gesekan, terdiri dari beberapa
peralatan seperti engine driven circulating pump, pressure regulating
valve, Heat Exchanger, Automatic filter. Sistem ini di desain
sedemikian rupa sehingga dapat menyatu dengan engine, seperti
circulating pump yang menggunakan engine sebagai tenaga
penggeraknya.
3. Compressed Air System
Terdiri dari dua sistem yaitu starting air system dan instrument air
system.
Starting air system berfungsi untuk memberikan udara bertekanan yang
akan digunakan untuk menyalakan engine, terdiri dari peralatan utama
sebagai berikut :
-
Empat unit compressor 30 bar(g)
-
Dua unit starting air bottle dengan kapasitas masing-masing sebesar
4800 liter Instrument air system berfungsi untuk memproduksi udara
kering
bertekanan dan didesain untuk beroperasi secara terus
menerus, udara tersebut digunakan untuk
peralatan control dan
instrumentasi yang ada di power plant. Tekanan desain yang
34
dibutuhkan adalah sebesar 7 bar(g), terdiri dari peralatan utama
sebagai berikut :
-
Dua unit compressor dengan tekanan kerja sebesar 7 bar(g)
-
Dua unit airdryer, yang berfungsi untuk mengeringkan udara
-
Dua unit airreceiver.
4. Cooling Water System
Fungsi utama dari sistem ini adalah untuk membuang panas yang
dihasilkan oleh engine, menjaga temperature udara hisap dan minyak
pelumas pada nominal temperature.
Terdiri dari beberapa sub sistem sebagai berikut :
a. LT Circuit, berfungsi untuk menjaga temperatur udara hisap
b. HT Circuit, berfungsi untuk menjaga temperature di blok engine
(cylinder jacket dan cylinder head cooling)
c. Pre-heating unit, sebelum enginedi start (dinyalakan) perlu dipastikan
bahwa temperature-nya harus mendekati temperature kerja, hal ini untuk
mengurangi thermal stress dari komponen engine. Untuk menghindari
hal tersebut maka dibutuhkan sistem pemanasan (pre heating) untuk
menjaga engine pada temperature 70 oC
d. Radiator, berfungsi untuk memindahkan panas dari LT Circuit ke
udara luar dengan menggunakan sistem forced convection (perpindahan
panas dilakukan dengan udara yang digerakkan oleh fan atau sudu).
5. Charge Air system
Sistem ini berfungsi untuk memastikan bahwa udara yang dihisap oleh
engine kering dan bersih, selain untuk meningkatkan efisiensi dari udara
hisap, sehingga didapatkan udara dengan kepadatan (density) yang
maksimal. Sistem ini terdiri dari beberapa peralatan utama seperti
charge air filter, charge air silencer, Low Temperature dan High
Temperature charge air cooler.
6. Exhaust Gas system
Sistem ini berfungsi untuk mengurangi noise dan memventilasigas
buang (exhaust gas) dengan aman ke udara bebas. Terdiri dari
beberapa peralatan utama yaitu exhaust gas module, exhaust gas
ventilation, exhaust gas silencer, explosion vent dan stack (cerobong).
35
Desain PLTMG Sei Gelam mengacu pada standard PLN (SPLN) maupun
International Standard and Code, antara lain IEC Standard (International
Electrotechnical Commission) dan ANSI (American National Standard
Institute). Standard tersebut mengatur semua sistem elektrikal dan spesifikasi
instrument sehingga mendukung Power Plant yang aman dan handal.

MV System
Dalam MV System terdapat sebelas panel incoming, empat panel
outgoing dan dua panel auxiliaries transformer, dimana semuanya bekerja
dengan urutan setting proteksi (time delay, arus dan tegangan) yang
bertingkat sehingga apabila terjadi gangguan (over/ under voltage, current
dan frekuensi) yang besar dan berbahaya untuk Power Plant maka sistem
otomasi dapat memilih sistem mana yang harus shut down atau tetap running
dalam keadaan aman.

LV System
Sistem 400/380 Volt ini berfungsi untuk menyuplai motor-motor listrik,
Utility Building dan DC System. Engine tidak akan mungkin dapat running
tanpa adanya LV System karena untuk dapat menggerakkan sebuah engine
maka prelube pump, charge air sistem, instrument air serta ventilation system
harus dapat bekerja terlebih dahulu. Dikarenakan begitu pentingnya LV
System, maka pada proyek PLTMG Sei Gelam ini kita desain dengan sistem
Redundant (2 unit AuxiliaryTransformer) dan BlackstartGenset sehingga
PowerPlant akan lebih handal.

DC System
DC System pada proyek PLTMG Sei Gelam ini menggunakan 2 tipe
tegangan searah (VDC) yaitu 24VDC dan 110 VDC, Sistem 24 VDC
digunakan untuk menggerakkan Air Instrument Valve dan 110 VDC
36
digunakan untuk open/ close CB. Tegangan Searah (VDC) dihasilkan dengan
merubah Tegangan bolak-balik (VAC) menjadi tegangan searah (VDC)
dengan menggunakan rectifier. Pada DC System terdapat juga Back-up
Battery yang mampu bertahan hingga 6 - 8 Jam, sehingga apabila sistem
dalam keadaan padam kurang dari 6 - 8 Jam maka sistem kontrol LV dan MV
System masih tetap bisa dilakukan. Dikarenakan begitu pentingnya DC
System maka catu daya untuk sistem ini berada dalam bus essential
sehingga kehandalan sistem dapat terjaga.

Automation System
Semua proses monitoring dan kontrol dapat dilakukan melalui control
room. Hal dimungkinkan karena Pembangkit PLTMG Sei Gelam telah
menggunakan Automation System, dimana semua proses dapat dikendalikan
dan di-record dalam operator work station. Selain itu, Output kwh meter serta
pemakaian Gas juga dapat di-record didalam engineering work station
sehingga PLTMG 90 MW Sei Gelam ini hanya membutuhkan sedikit operator
dalam pengoperasiannya.
Selain sistem-sistem yang disebutkan diatas, terdapat juga main
transformers. Transformer ini didesain untuk dapat melakukan ekspor ataupun
impor daya (back feeding) sehingga dalam keadaan seluruh engine shutdown
kita dapat menerima power dari jaringan transmisi. Main Transformer dengan
kapasitas 2 x 80 MVA ini juga dilengkapi oleh OLTC (On Load Tap Changer)
sehingga rating tegangan dapat diatur dalam keadaan berbeban baik di lokal
ataupun di control room.
37
150 kV Switchyard adalah unit yang terdiri dari 2 Trafo Bay, 2 OHL Bay
dan 1 Bus Coupler, 150 kV Switchyard ini mempunyai 2 Busbar sehingga
kehandalan
system
akan
semakin
terjaga.
Dikarenakan
Power
Plant,
Transformer dan 150 kV Switchyard merupakan sebuah sistem yang besar
maka perlu didesain sistem interlocking, inter-tripping dan inter-signaling antara
Power Plant dan 150 kV Switchyard sehingga kehandalan system akan semakin
baik dan dapat dilakukan monitoring switchyard dari power plant dan juga
sebaliknya monitoring power plant dari switchyard.
Main Transformer
1. Manufacture : Crompton Greaves
2. Type
: 3 Winding , Step
Up Transformer
3. Capacity
: 40/40/80 MVA
4. Voltage Rating : 11/11/150 kV
5. Cooling Type : ONAN/ONAF
6. MV Connection : MV Power Cable
7. Tap Changer : On Load type
8. Jumlah Unit
: 2 set
150 kV Switchyard juga dilengkapi dengan SAS (Substation Automation
System), dimana seluruh fungsi operasi dan control dan dilakukan didalam
Substation Building serta system komunikasi antara 150 kV Switchyard di
PLTMG Sei Gelam dengan Gardu Induk yang dituju (GI Auduri) dapat dilakukan
dengan menggunakan Fibre Optic dan Power Line Carrier.
38
9. Sarana Lain
Pembangkit PLTMG Sei Gelam juga dilengkapi dengan administration
building, workshop & warehouse, substation building, masjid dan mess operator.
Administration
building
Musholla
c. Smart Power Generation (The Road To The Goal)

Kontribusi terhadap Negara
Dengan menggunakan gas sebagai sumber energi, pastinya negara kita
akan mampu menghemat biaya operasional, terutama BBM.
Seperti yang terjadi pada PLTMG Bunyu, PT. Perusahaan Listrik Negara
(Persero) bisa menghemat sekitar Rp 10 miliar per tahun sejak beroperasinya
Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Bunyu dengan kapasitas
2x1000 kW sejak Oktober 2012. PLTMG berkapasitas 2 x 1000 kW PLN Bunyu
tersebut
tidak lagi mengoperasikan pembangkit diesel berbahan bakar solar
HSD. PLTMG Bunyu juga mendapatkan suplai gas dari Pertamina EP sebesar
0,3 MMbtu sehingga mampu memberikan kontribusi dan potensi penghematan
penggunaan BBM sebesar Rp 10 miliar per tahun.
Pulau Bunyu, yang berada di Kalimantan Utara, sejak Kamis 20
Desember 2012 resmi mencatatkan sejarah menjadi pulau pertama di Indonesia
yang 100% penduduknya telah menikmati layanan listrik. Prestasi PLN Bunyu
dan PLN Area Berau yang berada dalam wilayah kerja PLN Wilayah Kalimantan
Timur, mendapatkan pengakuan dan tercatat dalam Museum Rekor Dunia
Indonesia (MURI).
Hal inilah yang terus dilakukan oleh PLN Indonesia untuk mengurangi
penggunaan BBM yang semakin menipis jumlahnya dan tentunya karena
kenaikan BBM yang terus terjadi. Untuk mengurangi biaya operasional tersebut,
39
PLN bekerja keras mengupayakan penggunaan sumber-sumber energi non
BBM, termasuk gas untuk listrik.
Bayangkan, jika sumber energi gas ini mampu memenuhi seluruh
kebutuhan listrik di Indonesia maka negara kita akan mampu menghemat
triliunan biaya operasional BBM.

Efisiensi
Selain nilai ekonomisnya yang mampu menghemat biaya, penggunaan
gas juga mampu meningkatnya efisiensi. Mengapa demikian?
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) menggunakan gas alam untuk
menggerakkan turbin gas yang dikopel langsung dengan generator, sehingga
generator tersebut dapat menghasilkan energi listrik. Prinsip kerja ini sama
dengan prinsip kerja PLTU. Yang membedakan adalah pada PLTU, untuk
memutar turbin digunakan uap air yang diperoleh dengan mendidihkan air.
Sehingga dibutuhkan suatu boiler untuk mendidihkan air tersebut. Sedangkan
pada PLTG tidak ditemukan adanya boiler.
Prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) adalah teknik
kompresi. Udara dimasukkan ke dalam kompresor untuk ditekan hingga
temperatur dan tekanannya naik, Udara yang dihasilkan dari kompresor akan
digunakan sebagai udara pembakaran dan juga untuk mendinginkan bagianbagian turbin gas.
Setelah dikompresi, udara tersebut dialirkan ke ruang bakar. Dalam ruang
bakar, udara bertekanan 13 kg/cm2 ini dicampur dengan bahan bakar dan
dibakar. Apabila digunakan bahan bakar gas (BBG), maka gas dapat langsung
dicampur dengan udara untuk dibakar, tetapi apabila digunakan bahan bakar
minyak (BBM), maka BBM ini harus dijadikan kabut terlebih dahulu kemudian
baru dicampur dengan udara untuk dibakar. Teknik mencampur bahan bakar
dengan udara dalam ruang bakar sangat mempengaruhi efisiensi pembakaran.
Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar menghasilkan gas bersuhu
tinggi sampai kira-kira 1.300 oC dengan tekanan 13 kg/cm2. Gas hasil
pembakaran ini kemudian dialirkan menuju turbin untuk disemprotkan kepada
sudu-sudu turbin sehingga energi (enthalpy) gas ini dikonversikan menjadi
energi mekanik dalam turbin penggerak generator (dan kompresor udara) dan
akhirnya generator menghasilkan tenaga listrik. Inovasi penggunaan gas ini
tentunya sangat menguntungkan dari nilai ekonomis dan efisensinya.
40

Kumpulan Publikasi
41
42
43
44
45
Demikian informasi yang kami ajukan untuk Penghargaan Karya Konstruksi
Indonesia tahun 2013 ini disampaikan dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, 23 Oktober 2013
Ir. Taufik Hidayat, M.Tech
Corporate Secretary
46
LAMPIRAN FOTOKOPI KTP
47
Download