FORMULIR PENDAFTARAN PENGHARGAAN KARYA KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2013 JUDUL KARYA : SINARI NEGERI KATEGORI KARYA : Diajukan Oleh : Nama / Institusi : Anwar Ismail /PT.PP (Persero),Tbk – Divisi EPC Bidang Kegiatan : Kontraktor EPC, Proyek PLTMG SEI GELAM 90 MW For Peaker, JAMBI Alamat & Telepon : PT PP (Persero) Tbk. Plaza PP – Wisma Subiyanto, Jl. TB. Simatupang No. 57 Pasar Rebo – Jakarta 13760 Telp. (021) 8403909/ 8403883 Fax.(021) 8403914 Pimpinan : Ir. Bambang Triwibowo 1 DATA UMUM 1. Nama : Anwar Ismail / PT. PP (Persero) Tbk 2. Tanggal Pendirian : 26 Agustus 1953 3. Alamat : PT. PP (persero) Tbk Plaza PP – Wisma Subiyanto Jl. TB. Simatupang No. 57 Pasar Rebo, Jakarta Timur 13760 4. Telepon : (021) 8403909/ 8403883 5. Fax : (021) 8403914 6. Email : [email protected] 7. Bidang Pekerjaan : EPC 8. Pemilik Pekerjaan : PT. PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan (PLN KITSBS) Jakarta, 23 Oktober 2013 Ir. Taufik Hidayat, M.Tech Corporate Secretary 2 SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA PENGHARGAAN KARYA KONSTRUKSI INDONESIA 2013 Yang bertandatangan dibawah ini : Nama Jabatan Bertindak untuk dan atas nama Alamat No Telepon / Fax Email : Anwar Ismail : Project Manager : PT. PP (Persero) Tbk Pimpinan : Ir. Bambang Triwibowo : Plaza PP – Wisma Subiyanto, Jl. TB. Simatupang No. 57 Pasar Rebo – Jakarta Timur 13760 : (021) 8403909/ 8403883 , Fax. (021) 8403914 : [email protected] Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya konstruksi yang saya ajukan dengan judul “SINARI NEGERI” adalah hasil karya cipta saya, dan bukan milik atau hasil karya cipta pihak lain baik secara individu maupun kelompok, serta belum pernah kami ajukan pada kegiatan penghargaan maupun lomba sejenis lainnya. Bila di kemudian hari ternyata pernyataan yang saya buat ini tidak benar, maka saya membebaskan Panitia/ Penyelenggara Penghargaan Karya Konstruksi Indonesia 2013 termasuk Dewan Juri dari tuntutan pihak ketiga serta bersedia untuk menerima sanksi sebagai berikut : 1. Secara otomatis digugurkan dalam proses penjurian; 2. Dicabut penetapannya sebagai pemenang/ penerima Penghargaan Karya Konstruksi Indonesia 2013 dan wajib mengembalikan seluruh penghargaan yang telah diterima; 3. Diajukan secara pidana apabila karya yang kami ajukan di kemudian hari terbukti bukan merupakan karya orisinal kami atau merupakan jiplakan/ tiruan/ pengakuan atas karya pihak lain. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Jakarta, 23 Oktober 2013 Yang membuat pernyataan Anwar Ismail 3 DATA UMUM PROYEK 1. Nama Proyek : Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) SEI GELAM 90 MW For Peaker, JAMBI 2. Lokasi : Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi 3. Pemberi Tugas : PT. PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan (PLN KITSBS) 4. Kapasitas : 104,71 MW (Netto) 5. Jenis Kontrak : EPC 6. Kontraktor : Konsorsium PT. PP ( Persero ), Tbk – PT. Indofuji 7. Nilai Kontrak : Rp. 926.218.485.045,- 8. Mata Uang : Rupiah 9. Sumber Dana : Anggaran Investasi PLN 10. Waktu Pelaksanaan : 1 Juni 2012 - 20 Mei 2013 11. Masa Pemeliharaan : 365 hari (21 Mei 2013 – 20 Mei 2014) 4 PROPOSAL KARYA A. ABSTRAKSI (Merupakan rangkuman informasi penting tentang karya konstruksi yang diajukan untuk mendapatkan Penghargaan Karya Konstruksi Indonesia Tahun 2013 dalam bentuk esai yang disusun secara singkat, ringkas dan jelas.Informasi yang disampaikan termasuk: 1. Latar belakang,ide dasar dan tujuan penciptaan karya; 2. Penjelasan ringkas karya (perencanaan, pelaksanaan serta operasi dan pemeliharaannya); serta 3. Landasan teori yang relevan dengan karya serta memenuhi kaidah teknis dan ilmu pengetahuan.) B. DATA TEKNIS 1. Lokasi Karya 2. Implementasi Karya*) Jambi, Indonesia Bidang Sumberdaya Air Bidang Jalan dan Jembatan Bidang Bangunan Gedung Bidang Perumahan/Permukiman x Lainnya (Sebutkan!) *) Pilih yang sesuai Bidang Pembangkit 3. Nilai Kontrak Rp 926.218.485.046,- 4. Jangka Waktu Kontrak 240 Hari 5. Waktu Pelaksanaan Konstruksi (02/03/2012 – 02/11/2012) 6. Waktu Mulai Berfungsi (20 Mei 2013) C. KEUNGGULAN KARYA NO I UNSUR PENJELASAN*) INOVASI 1. Penggunaan Pressure Reducing Valve Orisinal Inspiring 2. CEMS (Control Emition Monitoring System) 1. Penggunaan Pressure Reducing Valve untuk menggantikan Gas Compressor. 5 2. CEMS (Control Emition Monitoring System) untuk memonitoring emisi. Kreatif 1. Pemakaian Pressure Reducing Valve adalah untuk De Compression Gas yang berarti untuk Landasan Teori mengatur tekanan gas yang sesuai. 2. Pamakaian CEMS di wajibkan untuk kapasitas pembangkit di atas 25 MW. Kebaruan (Novelty) II DAYA SAING S c o p e (Regional /Nasional/ Internasional) Material Lokal ..................................................................................... Nasional Ada (Gantry Switchyard) Semua proses konstruksi dilaksanakan dan di supervisi oleh orang Indonesia. Dengan begitu SDM Lokal menyatakan bahwa kami (PT. PP (Persero), Tbk) mampu bersaing secara internasional. Peralatan Lokal Tidak ada Lebih efisien (Heat Rate : 8804 btu/kwh) artinya dengan jumlah bahan bakar yang sama dapat Mutu dihasilkan energi listrik yang lebih besar jika dibandingkan dengan jenis pembangkit yang lain. Aspek Keselamatan (manusia, publik, Tingkat safety yang sangat tinggi dari property) 6 Efisiensi 42 – 43 % dengan Heat Rate sebesar 8600 Efisiensi (Biaya BTU Murah) III BERKELANJUTAN Aspek Ekonomi (Benefit Besar) Pemanfaatan bahan Bakar Gas yang bisa menghemat 2,34 Triliyun rupiah selama 20 tahun PLTMG beroperasi. Aspek Lingkungan Emisi gas buang yang lebih bersih dibandingkan (Low Energy, Low pembangkit yang menggunakan bahan bakar selain Waste, Low Emision) gas. Tingkat kebisingan juga rendah (< 80 Db) Aspek Sosial (Penyerapan tenaga kerja, Kearifan budaya lokal) IV Membuka lapangan kerja baru untuk warga sekitar dan tersedianya pasokan listrik, meningkatkan sektor industri. LAINNYA ................................... ..................................................................................... *) Jelaskan sesuai unsur dimaksud. Kosongkan apabilatidak ada/ tidak dimiliki oleh karya yang diajukan. D. DATA PENDUKUNG LAINNYA 1. Data teknis lainnya yang dianggap perlu untuk diketahui oleh panitia dan belum termuat dalam butir B dan C. Dalam ringkas bentuk uraian 2. Informasi visual (foto, gambar, video, dll) Bisa dalam bentuk CD 3. Resensi media atau kajian tentang objek Lampirkan (Bila ada) 4. Referensi dukungan dari Pakar/Ahli Lampirkan (Bila ada) 7 “SINARI NEGERI” Catatan Perjalanan Proyek PLTMG Peaker Pertama di Indonesia Sei Gelam, Jambi 8 Sumber : nasa.gov 9 BAB I ABSTRAKSI Ada istilah menyatakan bahwa “Gambar mengatakan segalanya”, dan rasanya menarik bila kita memandangi dua gambar diatas. Pastinya tidak mungkin permukaan bumi seluruhnya berada dalam posisi gelap malam, tapi ini potret nyata yang disatukan untuk membandingkan sebaran pemakaian listrik diseluruh dunia. Peta sebaran listrik ini juga menunjukkan “peradaban” atau kemajuan suatu daerah. Perhatikan wilayah Amerika Serikat, benua Eropa dan Jepang, tampak betul bahwa negara dan benua itu memakai banyak listrik untuk mendukung aktifitas kehidupan. Sementara belantara Afrika atau dataran tinggi Rusia tampak gelap dan hanya memakai listrik di beberapa titiknya saja yang menunjukkan bahwa itu adalah kota atau daerah kapital. Pergerakan bumi inilah yang membuat para penghuni bumi, khususnya manusia, membutuhkan penerangan saat cahaya matahari tak menyinari bagian bumi pada putaran tertentu. Mengapa demikian? Sudah takdirnya bahwa bumi mempunyai rutinitas berputar mengelilingi matahari. Kegiatan ini disebut revolusi bumi. Bumi itu sendiri juga mempunyai takdir untuk berputar pada porosnya sendiri. kegiatan ini disebut rotasi bumi. Bumi membutuhkan waktu 24 jam untuk menyelesaikan perputaran pada porosnya, dan inilah yang dikenal sebagai 1 hari bagi manusia. Nah, selama 24 jam waktu Bumi berputar mengitari porosnya, ada kalanya sebagian wajah Bumi berhadapan dengan Matahari dan inilah area yang mengalami siang. Dan kemudian seiring dengan perputaran Bumi, wajah yang tadinya berhadapan dengan Matahari kemudian berputar dan membelakangi Matahari sehingga sisi wajah Bumi yang tidak disinari Matahari ini mengalami malam hari. Bagi sebagian orang, mungkin akan berpikir Mataharilah yang tampak bergerak di langit sehingga terbit di timur dan tenggelam di barat. Pada kenyataannya ini disebabkan oleh perputaran Bumi. Matahari tampak terbit di Timur karena Bumi bergerak ke arah timur dan menuju ke barat ketika Matahari tampak terbenam. Kalau dilihat dari Kutub Utara, maka perputaran Bumi ini tampak 10 berlawanan arah jarum jam dan kita akan melihat kalau siang dan malam menyapu bola Bumi dari Timur ke Barat. Dan, inilah keberuntungan kita yang hidup di Indonesia. Indonesia berada di ekuator Bumi sehingga memiliki panjang siang dan malam yang hampir sama yakni rata-rata 12 jam. Untuk bagian bumi utara dan selatan pastinya memiliki waktu siang dan malam yang tidak sama tiap tahunnya. Hal iinilah yang membuat adanya musim panas, dingin, semi dan gugur di wilayah yang tidak berada di ekuator tersebut. Berbeda dengan kita yang hanya memiliki musim hujan dan kemarau karena posisi di ekuator. Takdir alam inilah yang membuat kita membutuhkan penerangan saat matahari tak mampu menyinari kita pada malam hari, yaitu listrik sebagai sumber energinya. Sebenarnya, sejak jagad raya ini terbetuk, teori listrik sudah lahir, yaitu petir. Petir yang sampai ke Bumi inilah yang menjadi awal mula lahirnya listrik. Gagasan ini memulai percobaan dengan menggosokkan benda tertentu. Sekitar tahun 1600-an dalam bukunya ”de magnete”, William Gilbert (1544-1603) menunjukkan adanya gaya magnet dan listrik yang misterius. Dialah yang pertama menggunakan nama “electric”, dan barangkali yang membuat alat listrik pertama yang disebut “versorium”. Lalu, pada 1767, Joseph Priestley (1733-1804) sebelum menjadi terkenal sebagai penemu oksigen, menulis sejarah listrik dalam bukunya “The History and Present State of Electricity”. Charles de Coulomb (1736-1806) mempelajari tingkah laku muatan listrik dan mengusulkan apa yang disebut “Hukum Pangkat Dua” yaitu gaya tarik atau tolak dua benda bermuatan listrik berubah menurut perbandingan pangkat dua jaraknya, nama Coulomb kemudian dipakai untuk nama satuan muatan listrik. Pada tahun 1780, saat melakukan pembedahan kodok, Luigi Galvani (17371798) mengamati bahwa bila pisaunya menyentuh urat syaraf pada kaki kodok itu, maka kaki itu menegang, Galvani menduga bahwa ada listrik di dalam otot kaki itu. Sesudah itu, Alessandro Volta (1745-1827) mendengar dugaan Galvani tersebut dan menolaknya karena ia telah mengembangkan alat untuk menghasilkan muatan listrik yaitu elektroporus. Pada tahun 1800 Volta mengumumkan bahwa ia menemukan sumber listrik baru yang kemudian dikenal sebagai “Voltaic Pile”. Galvani berpendapat bahwa listrik berasal dari badan binatang bila tersentuh oleh dua batang logam, dan menyebutnya dengan “Listrik Binatang”. Di lain pihak Volta berpendapat bahwa listrik itu berasal dari persentuhan dua batang logam saja, dan karenanya ia menyebutnya dengan “Listrik Logam”. Galvani dan Volta tidak 11 sependapat dan demikian pula para pendukungnya selama beberapa tahun. Sekarang kita tahu bahwa keduanya tidak seluruhnya benar. Henry Cavendish (1731-1810) memperkenalkan gagasan tentang “voltase” untuk menjelaskan bagaimana “dorongan listrik” ditimbulkan.Leopold Nobili (17841835) membuat salah satu alat ukur listrik awal yang kemudian dikenal sebagai “Galvanometer”. Dengan bereksperimen menggunakan baterai, ilmuwan menemukan bahwa ada benda yang dapat dialiri arus listrik yang kemudian disebut “konduktor” dan ada yang tidak, yang kemudian disebut “isolator”. Dalam serangkaian percobaannya, Georg Ohm menunjukkan bahwa tidak ada konduktor maupun isolator murni, tetapi setiap jenis benda mempunyai sejumlah hambatan terhadap arus listrik. Kawat yang panjang memberikan hambatan yang lebih besar daripada kawat yang lebih pendek, serta kawat tipis memberikan hambatan yang lebih besar dari kawat yang tebal. Ini kemudian menjadi dasar dari salah satu hukum rangkaian listrik yang pokok, yaitu Hukum Ohm. Listrik (electricity) adalah fenomena fisika yang diasosiasikan oleh pergerakan elektron dan proton. Singkatnya, listrik adalah sifat benda yang muncul karena adanya muatan listrik lalu menjadi sebuah sumber energi. Arus listrik timbul mengalir dari saluran positif ke negatif melalui media yang disebut konduktor. Listrik sudah menjadi sebuah pendukung vital bagi kehidupan manusia sejak dulu. Listrik diperlukan untuk menopang tiap detik kegiatan kehidupan mulai dari domestik rumah tangga sampai industri raksasa. Dari mulai kegiatan memasak sampai memproduksi pesawat terbang. Dan kebutuhan akan listrik tidak pernah menurun, malah meningkat sesuai laju populasi dan modernisasi manusia. Pada umumnya, listrik yang dikonsumsi masyarakat sebagian besar berasal dari sumber energi tak terbarukan (unrenewable) yang diolah melalui pembangkitpembangkit listrik dan disebarkan ke gardu-gardu utama, kemudian dialirkan melalui beberapa jalur, sampai akhirnya berdaya rendah untuk pemakaian masyarakat. Kementerian ESDM memproyeksikan akan terjadi peningkatan konsumsi listrik untuk tahun 2013 rata-rata sebesar 10,1% per tahun, sementara secara angka kebutuhan listrik nasional sebesar 171 terawatt hour (TWh) dan akan menjadi 1.075 TWh pada tahun 2031. Dan jumlah ini bisa meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi. 12 Data tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan, apakah sumber energi untuk menghasilkan listrik masih cukup? A. LISTRIK DI INDONESIA 1. Sejarah Pada tahun 1897 ketika berdiri perusahaan listrik pertama yang bernama Nederlandche Indische Electriciteit Maatschappij (NIEM) di Batavia dengan kantor pusatnya di Gambir.Sedangkan sejarah kelistrikan di Surabaya bermula ketika perusahaan gas NIGM pada tanggal 26 April 1909 mendirikan perusahaan listrik yang bernama Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij (ANIEM). ANIEM adalah salah satu perusahaan swasta yang diberi hak untuk membangun dan mengelola sistem kelistrikan di Indonesia pada waktu itu. Kantor ANIEM di Surabaya 13 Akhir abad ke-19, untuk memenuhi kebutuhan usahanya di Indonesia, para warga Belanda pengusaha gula dan teh mendirikan pembangkit listrik secara pribadi. Kemudian perusahaan swasta Belanda N V Nign, yang semula bergerak di bidang gas memperluas usahanya di bidang penyediaan listrik untuk umum. Tahun 1927, pemerintah kolonial membentuk s’Lands Waterkracht Bedriven (LWB), yaitu perusahaan listrik negara yang mengelola PLTA Plengan, PLTA Lamajan, PLTA Bengkok Dago, PLTA Ubrug dan Kracak di Jawa Barat, PLTA Giringan di Madiun, PLTA Tes di Bengkulu, PLTA Tonsea lama di Sulawesi Utara, dan PLTU di Jakarta. Namun akibat Perang Dunia II, sejalan dengan menyerahnya pemerintahan Kolonial Belanda pada Jepang, terjadilah pengalihan perusahaan-perusahaan listrik tersebut. Dan saat Indonesia menyatakan kemerdekaan, para pemuda dan buruh listrik melalui Delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas, bersama-sama dengan pimpinan KNI, menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Dengan Kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW, Pemerintah RI membentuk Jawatan Listrik dan Gas dibawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga, pada tanggal 27 Oktober 1945. Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) pada tahun 1961, BPU-PLN dibubarkan pada tahun 1965 dan dibentuk dua perusahaan negara berbeda yaitu PLN yang mengelola listrik, dan PGN yang mengelola gas. Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. 2. Kebutuhan Proyeksi kebutuhan listrik tertuang pada Rencana Umum Kelistrikan Negara (RUKN) PLN yang direvisi setiap tahun. Dalam pemakaiannya, jenis dan kapasitas pembangkit listrik memengaruhi besarnya beban listrik yang diproduksi dan dipakai siang atau malam. Dalam hal ini terdapat dua istilah yaitu beban dasar “Base Load” dan beban puncak “Peak Load”. 14 Base Load : Beban dasar, Apabila perbandingan antara daya mampu dan kebutuhan minimum pada kapasitas terpasang mempunyai nilai mendekati suatu sistem catu daya. satu, maka pembangkit tersebut bekerja pada seluruh beban, yaitu base load, sedangkan bila Peak Load puncak, : beban kebutuhan maksimum pada suatu sistem catu daya mempunyai nilai yang rendah, maka jenis pembangkit tersebut hanya beroperasi sementara yang diperkirakan bekerja pada peak load saja. Pada umumnya pembangkit yang bekerja pada beban Kebutuhan Listrik dasar adalah pembangkit yang mempunyai waktu awal operasi (start-up) lama dan tidak terlalu fleksibel dalam perubahan beban, sedangkan pembangkit yang dioperasikan pada beban puncak mempunyai waktu awal operasi yang cepat dan fleksibel dalam pembebanan. Dalam RUKN terpetik proyeksi antara lain :pertumbuhan kebutuhan energi listrik secara Nasional diperkirakan sekitar rata-rata 10,1% per tahun (8,6% untuk Jawa Bali dan 13,5% untuk luar Jawa Bali), kebutuhan energi listrik Nasional pada tahun 2012 sekitar 171 TWh, dan diperkirakan meningkat menjadi sekitar 1.075 TWh pada tahun 2031, sehingga kebutuhan tambahan daya Nasional sekitar 237.020 MW hingga tahun 2031; serta elastisitas atau rasio antara pertumbuhan kebutuhan energi listrik terhadap pertumbuhan ekonomi Nasional sekitar 1,3 (1,1 untuk Jawa Bali dan 1,7 untuk luar Jawa Bali). Setiap daerah memenuhi kebutuhan listriknya dengan memanfaatkan sumber energi-energi listrik yang terdekat. 15 3. Sumber Energi dan Pembangkit Listrik Secara umum, listrik diperoleh Energi bahan bakar pembangkit listrik : dengan mengubah energi kinetik menjadi 1. Nuklir generator 2. Batubara listrik. Energi kinetik untuk menggerakkan generator bisa diperoleh dari 3. Gas uap 4. Minyak solar yang sumber dihasilkan energi fosil, dari pembakaran seperti minyak, 5. Air batubara dan gas atau bisa juga dari aliran 6. Angin air atau dari aliran udara. Intinya adalah 7. Sinar matahari energi listrik dihasilkan dari pengubahan sumber energi lain. Sumber-sumber energi untuk listrik memiliki kelebihan dan kekurangan. Sumber energi fosil mudah diperoleh namun bersifat polutif dan cadangannya terbatas. Sementara sumber energi aliran air atau angin relatif bersih, tak terbatas (renewable) namun tidak selalu ada. Kebutuhan listrik di Indonesia saat ini sebagian besar disuplai dari sumber energi fosil. Dalam beberapa waktu terakhir ini, harga bahan bakar minyak mengalami kenaikan yang sangat berarti. Cadangan minyak bumi pun semakin menipis dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun mendatang. Cadangan batubara dan gas pun jumlahnya terbatas (unrenewable). Disamping itu, saat ini terjadi pemanasan global akibat polusi yang ditimbulkan dari pembakaran sumber energi fosil. Hal ini menuntut kita mencari sumber energi alternatif yang bersih dan tidak terbatas untuk menghasilkan listrik. Bicara soal energi listrik tentu tak terlepas dari pembangkit listrik. Pembangkit listrik (powerplant) adalah suatu stasiun untuk membangkitkan tenaga listrik dengan menggunakan berbagai macam sumber energi sebagai bahan bakarnya. Pada dasarnya semua pembangkit listrik merubah energi baik itu mekanik, potensial, thermal, menjadi energi listrik yang akan disalurkan untuk kebutuhan pemakai. 16 Sumber Gambar : Wartsila 4. Gas Alam di Indonesia Potensi dan Pemanfaatannya untuk Energi Listrik Gas alam merupakan salah satu bahan bakar fosil yang tegolong vital bagi sumber energi penghasil listrik. Gas alam memiliki banyak kelebihan yang membuatnya menjadi sumber energi yang efisien, relatif bersih, dan ekonomis dibandingkan sumber energi yang lain. Tak seperti bahan bakar fosil lainnya, hasil pembakaran gas hampir tidak menghasilkan emisi buangan yang merusak lingkungan. Gas alam mengandung terutama metana dengan unsur etane, propane, butane dan beberapa berkomposisi sulfur hal ini dalpat menyebabkan terjadinya biogas apabila terdapat keterlibatan bakteri-bakteri anaerob. Gas Alam biasa ditemukan diladang minyak, ladang gas Bumi dan juga tambang batu bara. 17 Gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerob dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka disebut biogas. Pada pembangkit listrik, penggunaan gas alam mulai menyaingi batubara sebagai bahan bakar paling murah, ironis dengan nilai ekomonisnya, batu baramerupakan bahan bakar yang paling kotor dan menghasilkan polusi dengan level yang tinggi terhadap lingkungan. Indonesia memiliki sumber daya gas alam yang cukup besar, sekitar 98 trillion cu ft ( 98 trilyun kaki persegi) yang menyebar menjadi ladang gas dengan kapasitas yang berbeda-beda. Walau masih menjadi perdebatan karena Indonesia dianggap terlalu banyak menjual kekayaan alam untuk pihak asing, namun rasanya perlu disepakati bahwa negara kita memiliki kekayaan gas yang besar. Ladang Gas Sumber : Antara su Seperti yang sudah disebutkan, tak semua ladang gas memiliki kapasitas yang besar untuk bisa dieksplorasi dalam sekali putaran. Sumatera, khususnya provinsi Jambi, memiliki ladang gas yang “nanggung” dengan volume yang sulit bila dikirim keluar, namun tak terpakai sejak ditemukannya selama sekitar dua puluh tahun. Terdapat sekitar 30 ladang gas disekitar Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muara Jambi, yang bisa menjadi sumber energi besar apabila dikolektif oleh satu pembangkit listrik. 18 Ladang-ladang gas tersebut kemudian dibuat menjadi tambang, yang kemudian gasnya dapat dikonsumsi oleh pembangkit listrik. 5. Kekayaan Alam dan Sumber Listrik di Jambi Layaknya provinsi lain di Indonesia, Jambi memiliki kekayaan alam luar biasa. Dari 51.000.000 ha luas dataran provinsi, 1.211.236 ha diantaranya telah dikembangkan untuk lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura. Provinsi ini memiliki delapan irigasi dan lahan sawah irigasi teknis seluas 13.014 ha, serta 38 irigasi semi teknis dengan luas sawah irigasi setengah teknis 10.751 ha. Jambi juga memiliki komoditas perkebunan khususnya karet dan kelapa sawit merupakan komoditas unggulan. Komoditas ini dikelola oleh negara maupun swasta,yaitu kelapa sawit, karet dan teh. Jambi memiliki dudidaya teh terbesar di Indonesia yang dibangun oleh NV.HVA (Holland Vereniging Amsterdam) pada 1925 dan mulai berproduksi tahun 1930. Luas dan kualitas hutan di wilayah ini diupayakan selalu dalam kondisi seimbang, baik sebagai fungsi konservasi maupun produksi. Hal ini terutama bila dikaitkan dengan keberadaan hutan lindung dan taman nasional di provinsi ini yang luas keseluruhannya mencapai 2.148.850 ha atau mencakup 4,21% dari seluruh wilayah daratan provinsi. Berdasarkan fungsinya, hutan tersebut dibagi atas hutan produksi sebesar 59,5%, hutan lindung 8,89% dan hutan wisata atau hutan suaka alam sebesar 31,6%. Hasil utama hutan adalah kayu, getah dan rotan. Provinsi ini kaya akan potensi bahan galian, baik bahan galian logam dan non logam, migas maupun energi alternatif. Sebagian dari potensi ini telah diusahakan, baik pada tahap eksplorasi maupun produksi. Batubara merupakan salah satu potensi pertambangan yang dapat dipergunakan untuk PLTU sebagai salah satu sumber energi alternatif di samping panas bumi, gas maupun tenaga air. Produksi batu bara sekitar 50.000 metrik ton per tahun, kabupaten penghasil terbesar adalah Kabupaten Sarolangun dan Bungo dengan kandungan kalori rendah sampai sedang. Potensi lain adalah gas bumi dengan potensi 178,13 Triliyun kaku kubik/TCF yang terdiri dari 91,17 TCF cadangan terbukti dan 86,69 TCF cadangan potensi. Potensi gas berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Muaro Jambi. 19 Tanggal 25 Mei 2007 telah dilakukan peletakan batu pertama pembangunan PLTA di Kabupaten Kerinci dengan kapasitas 2 x 90 megawatt lalu kemudian pembangunan PLTU di Kabupaten Bungo dengan kapasitas 2 x 20 mega watt. Tahun 2013, telah ditandatagani pembelian tenaga listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Merangin berkapasitas 350 Mega Watt (MW). PLTA Merangin yang berlokasi di kabupaten Kerinci, propinsi Jambi ini akan memanfaatkan potensi tenaga air dari danau Kerinci. PLTA akan dibangun dan dioperasikan oleh PT Kerinci Merangin Hidro Walaupun demikian, Jambi masih terus melakukan inovasi untuk menambah kapasitas listrik tersebut. Hal inilah yang mendorong PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas) menciptakan sumber listrik baru, yaitu gas alam. Jambi memiliki banyak sumur gas berukuran kecil yang dapat dijadikan sumber listrik. Jika seluruh sumur gas ini disatukan, Jambi akan memiliki sumber listrik baru, yaitu gas. 20 BAB II PEMBAHASAN Ide awal bermula saat PLN masih dipimpin oleh Bapak Dahlan Iskan, keluarlah ide untuk memanfaatkan sumur-sumur gas tersebut sebagai bahan bakar gas pembangkit listrik. Sebelumnya sudah dibangun Pusat Listrik Tenaga Gas 12 MW dengan menggunakan Gas Engine produk dari Caterpillar. Lalu kemudian direncanakanlah pembangunan dan pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) yang merupakan pembangkit listrik mesin gas pertama di Indonesia. Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) umumnya disebut dengan GEPP (Gas Engine Power Plant) merupakan pembangkit listrik dengan menggunakan bahan bakar gas. Prinsip kerja dari mesin gas menggunakan Siklus Otto yaitu dengan memanfaatkan energi panas dari bahan bakar yang dibakar dalam ruang bakar (internal combustion chamber) menjadi energi mekanik, selanjutnya energi tersebut digunakan untuk menghasilkan listrik melalui generator listrik. PLTMG Sei Gelam direncanakan mampu menghasilkan listrik sebesar 90 MW, dan berfungsi sebagai peaker yang bekerja pada saat listrik pemakaian puncak di malam hari dari pukul 5 sore sampai pukul 10 malam. Bahan bakar yang digunakan adalah gas dari EMP Gelam menuju instalasi gas tersendiri yang disebut CNG (Compressed Natural Gas) yang merupakan proyek tersendiri yang dikerjakan oleh PT. Rekayasa Industri. 21 Proyek PLTMG Sei Gelam dikerjakan oleh PT. PP Pembangkit Peaker : (Persero), Tbk bekerjasama dengan PT. Indofuji Energi Pembangkit yang yang bertindak sebagai erector pembangkit dan bekerja menghasilkan membentuk konsorsium dengan nama “Konsorsium PP”. listrik Mesin yang digunakan adalah berupa 11 unit Gas hanya beban pada puncak. Engine produk dari Wärtsilä Oy Finlandia. Perkiraan waktu pukul Untuk mendesain pembangkit ini, PT. PP menunjuk PT. 17.00-22.00 Rekayasa Engineering sebagai konsultan perencana setiap harinya kontraktor, dan PT. PLN Enjiniring sebagai konsultan perencana dari pihak pemilik (Owner). Owner dalam proyek ini adalah PT PLN (Persero) Sektor Jambi. VISI : Menjadi proyek power plant dengan periode konstruksi tercepat, terindah dan memiliki performance lebih tinggi dari yang direncanakan. MISSI : Membangun power plant yang memberikan nilai tambah bagi customer dan didukung oleh SDM professional, equipment yang berkualitas serta perencanaan engineering yang matang. PLTMG ini direncanakan selesai dalam jangka waktu 8 bulan sejak Januari hingga agustus 2011. Pengoperasian PLTMG yang berbahan bakar gas, selain dimaksudkan untuk lebih memperkuat sistem kelistrikan di wilayah Sumatera (Jambi pada khususnya), juga diharapkan mampu menambah kemampuan pasokan daya secara lebih efisien dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak. Diperkirakan dengan beroperasinya PLTMG Sei Gelam ini, maka PLN dapat melakukan penghematan sebesar Rp. 2,34 Trilyun selama 20 tahun operasi. Kedepannya, PLN akan lebih meningkatkan penggunaan gas untuk pembangkitpembangkit peaker. 22 a. Keunggulan PLTMG Berikut petimbangan energi gas dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya: 1. Lebih efisien (Heat Rate : 8804 btu/kwh) artinya dengan jumlah bahan bakar yang sama dapat dihasilkan energi listrik yang lebih besar jika dibandingkan dengan jenis pembangkit yang lain. 2. Kemampuan untuk mencapai beban maksimum dengan waktu yang lebih cepat, hal ini sangat penting untuk pembangkit peaker (bekerja hanya pada beban puncak yaitu pada pukul 17.00 – 22.00). 3. Emisi gas buang yang lebih bersih, polusi minimal, lingkungan lebih sehat. 4. Lebih ekonomis Berikut estimasi perbandingan efisiensi biaya penghasil listrik berbahan bakar solar dan dengan bahan bakar gas. • Bahan bakar Solar (Rp. 9,000 per liter) Biaya Produksi = 0.25 Liter/Kwh x Rp. 9,000 /liter = Rp. 2,250 /Kwh • Bahan bakar Gas (USD 9.5 per mmbtu) Biaya Produksi = = -6 8804 x10 mmbtu/Kwh x Rp. 90,250/mmbtu Rp. 794 /Kwh 23 Sejak awal tender, PP sudah mengajukan kepada PLN mengenai kapasitas daya yang diperlukan dan dihasilkan, dan dalam proposalnya PP sudah menggandeng Wartsila sebagai calon vendor pemasok equipment yang akan digunakan pada proyek ini. Penghematan Negara sebesar Rp. 2,34 Trilyun selama 20 tahun operasi PLTMG. b. Perjalanan Proyek 1. Perencanaan dan Penjadwalan (Planning and Scheduling) Planning and Scheduling adalah bagian awal dari setiap pekerjaan proyek. Biasanya dimulai dari persiapan tim, persiapan pembiayaan, pelaksanaan tender, pembuatan proposal dan mekanisme-mekanisme pekerjaan. Tak lain bertujuan untuk mengatur strategi agar proyek berjalan sesuai rencana untuk mencapai goal akhir secara efektif dan efisien. 2. Desain Pekerjaan (Enginedesign) Dimulai dari penunjukkan konsultan untuk melaksanakan bagianbagian pekerjaan proyek PLTMG dilanjutkan kerjasama dan pelaksanaan teknis pekerjaan proyek. Kemudian tim PLTMG melaksanakan desain dasar (basic design) yang berupa Plantlayout, preliminary data and test dan PFD & PID dari vendor, juga approving. Plant Layout yaitu pemetaan medan proyek berupa pemeriksaan kondisi sampai kontur tanah. Proyek PLTMG Sei Gelam ini menempati lahan perkebunan karet seluas 2.5 ha. Kondisi kontur tanah awal berupa lereng dengan beda ketinggian antara elevasi tertinggi dan elevasi terendah sekitar 2-4 m. Jenis tanah setempat umumnya berupa lempung atau clay. Namun Setelah berbagai studi sosial dan lingkungan, akhirnya proyek ini menempati lahan seluas 5.5 ha. 24 Time table scheduling Lahan Proyek PLTMG 25 Kemudian dilakukan preliminary data and test yaitu persiapan dan pendahuluan berupa data dan tes. Lalu dilakukan kerjasama dengan vendor pendukung dan approving dari segala pihak yang berkepentingan. 3. Administrasi Kontrak dan Finansial Kontrak sudah dilaksanakan sejak awal dinyatakan mendapatkan tender proyek ini. Finalisasi kontrak dengan Wartsila dilaksanakan dalam bentuk Letter of Credit (LC) dari Bank Mandiri. Setelah proses desain pekerjaan dinyatakan siap, selanjutnya dokumen administrasi dan keuangan berjalan dengan melaksanakan contract discussion agreement dengan pemilik proyek yaitu PLN. Dilanjutkan dengan penandatanganan kontrak, kick off meeting dan penagihan pembiayaan ke PLN. 4. Pembebasan Lahan Proyek Seperti proyek-proyek infrastruktur lainnya di Indonesia, proses pembebasan lahan merupakan salah satu proses yang paling menentukan keberlangsungan pembangunan. Banyak hal yang bersinggungan dengan sosial masyarakat seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan media sosial. Isu yang berkaitan dengan lingkungan hidup seperti kebisingan dan polusi/ pencemaran sering kali menjadi permasalahan yang perlu dicari jalan keluarnya. Dengan berbagai persoalan sosial tersebut maka pelaksanaan proyek PLTMG Sei gelam dihentikan untuk sementara waktu. PP dan PLN bekerja sama merangkul semua pihak agar proyek dapat dimulai kembali. Untuk itu, perlu diadakan sosialisasi mengenai PLTMG kepada masyarakat sekitar. Dengan dukungan Pemerintah Daerah, Kepolisian dan TNI, sosialisasi mengenai pentingnya listrik untuk kebutuhan hajat hidup orang banyak diselenggarakan dengan lancar. 26 Suasana sosialisasi proyek dengan masyarakat Jika dilihat secara umum, tuntutan yang diutarakan oleh masyarakat bersifat strategis untuk turut mensejahterakan lingkungan masyarakat sekitar proyek. Beberapa diantaranya : 1. Kejelasan program CSR perusahaan. 2. Peranan dalam kegiatan sosial keagamaan. 3. Perekrutan tenaga kerja. 4. Sistem power plant yang ramah terhadap lingkungan. Hal-hal yang bersifat permintaan subyektif dari masyarakat dapat diminimalisir dengan adanya sosialisasi dan rapat dengan tokoh masyarakat setempat. Peran serta RT, RW dan Kelurahan/desa menjadi dominan karena mereka yang lebih mengenal profil sosial kemasyarakatan disekitar lokasi proyek. Sebagaimana seorang tamu yang datang ke suatu daerah baru, pendekatan personal kepada ketua RT, Kepala Desa dan Tokoh masyarakat sangat diperlukan guna menjelaskan detail rencana pembangunan Pembangkit serta manfaatnya bagi warga sekitar dan masyarakat Jambi pada umumnya. Walaupun kondisi lingkungan sudah kondusif setelah adanya kesepakatan dengan warga, namun masih diperlukan pengamanan khusus selama masa konstruksi. Untuk itu, pihak proyek bekerja sama dengan TNI 27 (Kodim) dan Kepolisian (Polres). Hal ini untuk mengantisipasi gejolak sosial dan keamanan yang mungkin timbul dikemudian hari. Dengan adanya gejolak masyakat, tak dapat dipungkiri juga bahwa tim PLTMG mengalami kesulitan dengan adanya lembaga-lembaga yang bersikap antipati dan mengatasnamakan masyarakat. Masyarakat sempat dipengaruhi dengan isu-isu miring yang kemudian menimbulkan prasangka buruk yang berkaitan dengan penjualan tanah dan efek pembangunan PLTMG bagi lingkungan. Hal ini menyebabkan masyarakat saling iri karena tidak semua lahan dibeli oleh proyek. Namun akhirnya PLN meluaskan lahan proyek sampai dua kali lipat dari rencana awal, untuk meminimalisir konflik yang ada. 5. Pengadaan Alat Dalam pengadaan alat dan segala material dalam proyek diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak. Melakukan kontrak dengan perusahaan manufactures dengan standar internasional menggunakan sistem pembayaran LC (Letter of Credit), yaitu cara pembayaran internasional yang memungkinkan eksportir menerima pembayaran tanpa menunggu berita dari luar negeri setelah barang dan berkas dokumen dikirimkan keluar negeri. Proyek PLTMG Sei Gelam menggunakan produk Eropa sebagai equipment pembangun. Pastinya selain berhubungan dengan pengadaan, pembelian dan pembayaran, tim PLTMG menggunakan perbankan dan asuransi. Terakhir selalu diadakan monitoring yang intensif. Pengadaan peralatan yang didatangkan dari luar negeri tentu saja dijalankan sesuai prosedur internasional. Diutamakan asuransi sejak awal 28 kontrak yaitu kontrak keseluruhan proyek yang merupakan covering insurance. Sementara pendatangan alatnya sendiri, karena melalui jalur laut diberlakukanlah married cargo insurance, semisal terjadi kecelakaan atau tenggelam. 6. Konstruksi Sipil Dimulai dari pengurugan tanah, pembuatan jalan, penempatan alat-alat angkut, bedeng pekerja dan gudang tempat penyimpanan alat-alat berat. Pelaksanaan konstruksi diprioritaskan untuk persiapan kedatangan 11 Unit Gas Engine beserta Auxiliary-nya dari Finlandia. Perencanaan dan konstruksi Temporary Jetty di sungai Batanghari sebagai tempat pendaratan kapal tongkang, Jalan akses yang kuat dan permanen serta kesiapan Lay down area sangat diperlukan untuk memastikan 130 ton Gas Engine dapat dimobilisasi ke lokasi proyek dengan aman dan lancar. Dalam pelaksanaannya, konstruksi dikerjakan bersamaan dengan pengadaan barang, sehingga saat barang datang, bisa langsung diangkut ke lokasi proyek. 29 7. Pendatangan Alat PLTMG Sei Gelam menggunakan 11 mesin yang terdiri dari Engine (4 tak), Generator, dan Auxiliary Equipment yang didesain untuk dioperasikan dengan menggunakan natural gas. Engine dan Generator sudah menyatu dengan alignment setting dari pabrikan dan tidak memerlukan angkur untuk duduk diatas pondasi karena memiliki sistem Common Base Frame menggunakan steel spring element. GAS ENGINE 1. Manufacturer 2. Type 3. Jumlah Silinder 4. Speed 5. Berat 6. Dimensi (PxLxT) 7. Power Output 8. Heat Rate 9. Jumlah unit : Wartsila Finland Oy : 20V34SG : 20 : 750 rpm : 130.430 kg : 12.917 m x 3.345 m x 4.251 m : 9730 kW (ISO) : 8110 btu/kwh (ISO) : 11 Unit Pendatangan alat dimulai dengan pendataan alat-alat sesuai dengan spesifikasi kontrak dengan owner. Pihak PP kemudian mengadakan Factory Acceptance Test (FAT) ialah pengujian-pengujian yang dilakukan oleh pabrikan terhadap peralatan baru, disaksikan oleh perwakilan dari PP sesuai kontrak yang telah disepakati sebelumnya. FAT ini harus mendapatkan sertifikat sebagai jaminan mutu dan kualitas, kemudian dilakukanlah bill of loading (BL) yaitu pengepakan oleh Wartsila, sementara pihak PP mulai mengatur segala urusan transportasi untuk pemindahan, mulai dari pengangkatan, pengangkatan, kapal, jalur perjalanan laut dan darat hingga tiba ke lokasi proyek. Setelah FAT dan BL sudah dilaksanakan dan semua tes dinyatakan sesuai dengan spesifikasi kebutuhan proyek, tahap selanjutnya adalah melakukan pengiriman barang sesuai dengan dengan aturan incoterm 2010. Dengan sistem FCA (Free Carrier) yaitu pihak Wartsila hanya bertanggung 30 jawab untuk mengurus izin ekspor dan meyerahkan barang ke pihak pengangkut di tempat yang telah ditentukan. Serah terima dokumen antara PP dan Wartsila dilaksanakan di Finlandia dengan melakukan checklist barang sebelum diberangkatkan. Keberangkatan dengan shipping tentunya tak lepas dari monitoring ketat, yaitu dengan melakukan online monitoring mother vessel yang mana secara online kita bisa mengikuti jalur perjalanan kapal pengangkut. Perjalanan dilaksanakan dari Findlandia menuju hulu Sungai Batanghari. Kemudian dilakukan transfer dari kapal besar ke tongkang untuk memudahkan masuk jalur sungai menuju jambi. Alternatif pengangkutan barang pun dilaksanakan bila kapal pengangkutnya besar, yaitu langsung menuju Palembang dan diangkut ke Jambi melalui jalur darat dengan kontainer. Semua proses pemindahan barang disaksikan juga oleh pihak asuransi karena pemindahan ini memiliki resiko yang tinggi. Kedatangan barang luar negeri tentu saja melibatkan pihak Bea Cukai Jambi meliputi dokumentasi dan pembiayaan. Perjalanan darat dilaksanakan malam hari mengingat besar dan berat barang engine yang diangkut cukup mengganggu lalu lintas umum. Tentu saja terdapat kesulitan dan masalah-masalah kecil dalam pengangkutan barang ini, namun semua dapat berjalan lancar mengingat segala hal sudah dipersiapkan sejak awal proyek. Perjalanan melalui darat ini juga mendapatkan pengawalan ketat dari polantas untuk antisipasi. Lamanya pendatangan engine hingga tiba ke lokasi proyek yaitu 45 hari. Di proyek, tim sudah menyiapkan gudang, pondasi-pondasi dan segala macam dudukan yang disesuaikan untuk menyimpanan barang. Unloading, penurunan barang dilaksanakan beberapa tahap. Mengingat besarnya barang dan beratnya yang membahayakan, membuat tim harus berhati-hati dalam menyimpan. Ada beberapa peralatan yang langsung dipasang ke pondasi, dilakukan pengangkatan dengan trail hidrolik ke dudukan baja. Tim proyek juga melaksanakan checklist ulang untuk menginventarisir barang dan mesin-mesin yang ada sejak awal kedatangan. Inventarisir ini dilaksanakan mingguan dan bulanan sebagai kontrol proyek. 31 8. Instalasi, Testing dan Operasional Dengan luas lahan yang disediakan oleh PLN sebesar 5 hektar, Plant Layout didesain seefisien mungkin. PLTMG 100 MW Sei Gelam hanya membutuhkan 3 hektar dan sudah termasuk memperhitungan kebutuhan lahan untuk Switchyard 150 kV. Pada praktiknya, pelaksanaan proyek ini juga mengalami kendala sosial terutama saat pembebasan lahan. Sempat tiga bulan tertunda untuk melakukan upaya pendekatan pada masyarakat dengan melibatkan unsur pemerintahan, aparat militer dan masyarakat, akhirnya proyek ini dapat berjalan dengan baik. Instalasi dilaksanakan dengan memasang peralatan pada pondasi beton yang sudah matang usia. Beberapa engine sudah dipasang langsung saat datang, sisanya dirakit kemudian. Kemudian dilakukan pengaliran listrik. Urusan elektrikal ini dilaksanakan bersamaan dengan mekanikal oleh masing-masing engine. Kemudian setelah pemasangan selesai dilakukanlah testing. Pengetesan yang dilakukan satu persatu (Individual test) pada mulanya, dengan melakukan first rolling yaitu uji coba pada masing-masing kinerja bagian engine. Kemudian dilakukan pengetesan pipa (All pipe test) yang mana seluruh pipa untuk aliran gas diperiksa dan dibersihkan dengan cara Pickling, Flushing, Purging. Lalu dilakukan hipot test yaitu pengetesan kabel aliran listrik, diharapkan bahwa tidak ada kebocoran. Dan terakhir dilaksanakan island test, yaitu pengetesan pendinginan alat. Pengetesan-pengetesan tersebut dilakukan secara paralel persistem. Semuanya dilaksanakan sesuai prosedur keamanan karena memiliki resiko cukup tinggi sehingga proyek khusus menyediakan pemadam kebakaran. 32 Setelah semua engine dinyatakan siap dan mendapatkan sertifikasi “Rekomendasi Layak Bertegangan” (RLB) dari PLN. Lalu dilaksanakan load test, yaitu percobaan kerja engine, yaitu mengalirkan listrik ke jaringan. Load test ini menjadikan engine dengan beban listrik melaksanakan tes sampai 100 % kapasitasnya. Pengetesan tahap ini dilaksanakan kurang lebih selama 2-3 jam dengan sistem shift, setelah berjlan lancar dan aman, maka PLN mengeluarkan Rekomendasi Layak Sinkron (RLS). Setelah load test berhasil, barulah dilakukan Reability Run(RR) yaitu engine bekerja selama 72 jam nonstop, dengan peraturan apabila engine bermasalah (mati) maka pengetesan ini harus diulang dari waktu 0 lagi, namun apabila kesalahan pada jaringan atau pendukung engine saja, maka waktu tetap dilanjutkan sejak padamnya engine. Suksesnya RR ditandai dengan keluarnya sertifikat layak operasi (SLO). Adapun alat-alat, struktur dan sistem yang mendukung proyek ini adalah sebagai berikut : Gas Engine Setiap engine dilengkapi dengan Turbochargers dan Intercoolers. Beberapa bagian dari auxiliary equipment juga berada dalam Engine seperti lubricating oil circulation sistem dan engine-driven cooling water pumps. engine memiliki sistem pendingin tertutup (closed circuit cooling water sistem) dengan menggunakan radiator yang dipasang diluar power house. Di dalam power house terdapat hall, sebagian besar auxiliary equipment, switchgear room, DC room, control room, starting and working air room. Switchgear room terdiri dari electrical cabinet Medium voltage power dan lowvoltage power. Pada control room terdapat control panel dan ruang operator. Auxiliary equipment memiliki fungsi sangat penting bagi engine dan harus beroperasi penuh ketika Engine running atau standby. Auxiliary sistem mendukung operasional Engine dengan suplai bahan bakar gas, lubricating oil, compressed air, cooling water dan charge air. Auxiliary system meliputi sistem sebagai berikut : 1. Fuel Gas System Bertujuan untuk mensuplai enginedengan bahan bakar gas yang bersih dengan tekanan yang tepat. Terdiri dari beberapa equipment diantaranya adalah filter, gas metering, pressure control valve dan main shut off valve. Tekanan gas yang dibutuhkan oleh engine adalah 33 sebesar 3 – 6 bar(g), sedangkan suplai gas dari EMP Gelam adalah sebesar 7 – 14 bar(g) sehingga dibutuhkan pressure reducing valve yang dapat menurunkan tekanan sampai batas yang dibutuhkan oleh engine. 2. Lube Oil System Berfungsi untuk menyimpan dan mendistribusikan lube oil (minyak pelumas) baik itu baru maupun bekas. Terdiri dari beberapa peralatan utama sebagai berikut : a. New lube oil tank 30 m3 : untuk menyimpan minyak pelumas baru b. Service lube oil tank 7 m3 : untuk penyimpanan minyak pelumas sementara saat engine sedang di maintenance c. Lube oil transfer pump : untuk mendistribusikan minyak pelumas dari lube oil tank ke sump tank yang ada di engine d. Pre-lube oil pump : berfungsi untuk memberikan tekanan yang sesuai sebelum engine dinyalakan e. Lube oil circulation system : berfungsi untuk melumasi moving part di dalam engine untuk meminimalisasi gesekan, terdiri dari beberapa peralatan seperti engine driven circulating pump, pressure regulating valve, Heat Exchanger, Automatic filter. Sistem ini di desain sedemikian rupa sehingga dapat menyatu dengan engine, seperti circulating pump yang menggunakan engine sebagai tenaga penggeraknya. 3. Compressed Air System Terdiri dari dua sistem yaitu starting air system dan instrument air system. Starting air system berfungsi untuk memberikan udara bertekanan yang akan digunakan untuk menyalakan engine, terdiri dari peralatan utama sebagai berikut : - Empat unit compressor 30 bar(g) - Dua unit starting air bottle dengan kapasitas masing-masing sebesar 4800 liter Instrument air system berfungsi untuk memproduksi udara kering bertekanan dan didesain untuk beroperasi secara terus menerus, udara tersebut digunakan untuk peralatan control dan instrumentasi yang ada di power plant. Tekanan desain yang 34 dibutuhkan adalah sebesar 7 bar(g), terdiri dari peralatan utama sebagai berikut : - Dua unit compressor dengan tekanan kerja sebesar 7 bar(g) - Dua unit airdryer, yang berfungsi untuk mengeringkan udara - Dua unit airreceiver. 4. Cooling Water System Fungsi utama dari sistem ini adalah untuk membuang panas yang dihasilkan oleh engine, menjaga temperature udara hisap dan minyak pelumas pada nominal temperature. Terdiri dari beberapa sub sistem sebagai berikut : a. LT Circuit, berfungsi untuk menjaga temperatur udara hisap b. HT Circuit, berfungsi untuk menjaga temperature di blok engine (cylinder jacket dan cylinder head cooling) c. Pre-heating unit, sebelum enginedi start (dinyalakan) perlu dipastikan bahwa temperature-nya harus mendekati temperature kerja, hal ini untuk mengurangi thermal stress dari komponen engine. Untuk menghindari hal tersebut maka dibutuhkan sistem pemanasan (pre heating) untuk menjaga engine pada temperature 70 oC d. Radiator, berfungsi untuk memindahkan panas dari LT Circuit ke udara luar dengan menggunakan sistem forced convection (perpindahan panas dilakukan dengan udara yang digerakkan oleh fan atau sudu). 5. Charge Air system Sistem ini berfungsi untuk memastikan bahwa udara yang dihisap oleh engine kering dan bersih, selain untuk meningkatkan efisiensi dari udara hisap, sehingga didapatkan udara dengan kepadatan (density) yang maksimal. Sistem ini terdiri dari beberapa peralatan utama seperti charge air filter, charge air silencer, Low Temperature dan High Temperature charge air cooler. 6. Exhaust Gas system Sistem ini berfungsi untuk mengurangi noise dan memventilasigas buang (exhaust gas) dengan aman ke udara bebas. Terdiri dari beberapa peralatan utama yaitu exhaust gas module, exhaust gas ventilation, exhaust gas silencer, explosion vent dan stack (cerobong). 35 Desain PLTMG Sei Gelam mengacu pada standard PLN (SPLN) maupun International Standard and Code, antara lain IEC Standard (International Electrotechnical Commission) dan ANSI (American National Standard Institute). Standard tersebut mengatur semua sistem elektrikal dan spesifikasi instrument sehingga mendukung Power Plant yang aman dan handal. MV System Dalam MV System terdapat sebelas panel incoming, empat panel outgoing dan dua panel auxiliaries transformer, dimana semuanya bekerja dengan urutan setting proteksi (time delay, arus dan tegangan) yang bertingkat sehingga apabila terjadi gangguan (over/ under voltage, current dan frekuensi) yang besar dan berbahaya untuk Power Plant maka sistem otomasi dapat memilih sistem mana yang harus shut down atau tetap running dalam keadaan aman. LV System Sistem 400/380 Volt ini berfungsi untuk menyuplai motor-motor listrik, Utility Building dan DC System. Engine tidak akan mungkin dapat running tanpa adanya LV System karena untuk dapat menggerakkan sebuah engine maka prelube pump, charge air sistem, instrument air serta ventilation system harus dapat bekerja terlebih dahulu. Dikarenakan begitu pentingnya LV System, maka pada proyek PLTMG Sei Gelam ini kita desain dengan sistem Redundant (2 unit AuxiliaryTransformer) dan BlackstartGenset sehingga PowerPlant akan lebih handal. DC System DC System pada proyek PLTMG Sei Gelam ini menggunakan 2 tipe tegangan searah (VDC) yaitu 24VDC dan 110 VDC, Sistem 24 VDC digunakan untuk menggerakkan Air Instrument Valve dan 110 VDC 36 digunakan untuk open/ close CB. Tegangan Searah (VDC) dihasilkan dengan merubah Tegangan bolak-balik (VAC) menjadi tegangan searah (VDC) dengan menggunakan rectifier. Pada DC System terdapat juga Back-up Battery yang mampu bertahan hingga 6 - 8 Jam, sehingga apabila sistem dalam keadaan padam kurang dari 6 - 8 Jam maka sistem kontrol LV dan MV System masih tetap bisa dilakukan. Dikarenakan begitu pentingnya DC System maka catu daya untuk sistem ini berada dalam bus essential sehingga kehandalan sistem dapat terjaga. Automation System Semua proses monitoring dan kontrol dapat dilakukan melalui control room. Hal dimungkinkan karena Pembangkit PLTMG Sei Gelam telah menggunakan Automation System, dimana semua proses dapat dikendalikan dan di-record dalam operator work station. Selain itu, Output kwh meter serta pemakaian Gas juga dapat di-record didalam engineering work station sehingga PLTMG 90 MW Sei Gelam ini hanya membutuhkan sedikit operator dalam pengoperasiannya. Selain sistem-sistem yang disebutkan diatas, terdapat juga main transformers. Transformer ini didesain untuk dapat melakukan ekspor ataupun impor daya (back feeding) sehingga dalam keadaan seluruh engine shutdown kita dapat menerima power dari jaringan transmisi. Main Transformer dengan kapasitas 2 x 80 MVA ini juga dilengkapi oleh OLTC (On Load Tap Changer) sehingga rating tegangan dapat diatur dalam keadaan berbeban baik di lokal ataupun di control room. 37 150 kV Switchyard adalah unit yang terdiri dari 2 Trafo Bay, 2 OHL Bay dan 1 Bus Coupler, 150 kV Switchyard ini mempunyai 2 Busbar sehingga kehandalan system akan semakin terjaga. Dikarenakan Power Plant, Transformer dan 150 kV Switchyard merupakan sebuah sistem yang besar maka perlu didesain sistem interlocking, inter-tripping dan inter-signaling antara Power Plant dan 150 kV Switchyard sehingga kehandalan system akan semakin baik dan dapat dilakukan monitoring switchyard dari power plant dan juga sebaliknya monitoring power plant dari switchyard. Main Transformer 1. Manufacture : Crompton Greaves 2. Type : 3 Winding , Step Up Transformer 3. Capacity : 40/40/80 MVA 4. Voltage Rating : 11/11/150 kV 5. Cooling Type : ONAN/ONAF 6. MV Connection : MV Power Cable 7. Tap Changer : On Load type 8. Jumlah Unit : 2 set 150 kV Switchyard juga dilengkapi dengan SAS (Substation Automation System), dimana seluruh fungsi operasi dan control dan dilakukan didalam Substation Building serta system komunikasi antara 150 kV Switchyard di PLTMG Sei Gelam dengan Gardu Induk yang dituju (GI Auduri) dapat dilakukan dengan menggunakan Fibre Optic dan Power Line Carrier. 38 9. Sarana Lain Pembangkit PLTMG Sei Gelam juga dilengkapi dengan administration building, workshop & warehouse, substation building, masjid dan mess operator. Administration building Musholla c. Smart Power Generation (The Road To The Goal) Kontribusi terhadap Negara Dengan menggunakan gas sebagai sumber energi, pastinya negara kita akan mampu menghemat biaya operasional, terutama BBM. Seperti yang terjadi pada PLTMG Bunyu, PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) bisa menghemat sekitar Rp 10 miliar per tahun sejak beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Bunyu dengan kapasitas 2x1000 kW sejak Oktober 2012. PLTMG berkapasitas 2 x 1000 kW PLN Bunyu tersebut tidak lagi mengoperasikan pembangkit diesel berbahan bakar solar HSD. PLTMG Bunyu juga mendapatkan suplai gas dari Pertamina EP sebesar 0,3 MMbtu sehingga mampu memberikan kontribusi dan potensi penghematan penggunaan BBM sebesar Rp 10 miliar per tahun. Pulau Bunyu, yang berada di Kalimantan Utara, sejak Kamis 20 Desember 2012 resmi mencatatkan sejarah menjadi pulau pertama di Indonesia yang 100% penduduknya telah menikmati layanan listrik. Prestasi PLN Bunyu dan PLN Area Berau yang berada dalam wilayah kerja PLN Wilayah Kalimantan Timur, mendapatkan pengakuan dan tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Hal inilah yang terus dilakukan oleh PLN Indonesia untuk mengurangi penggunaan BBM yang semakin menipis jumlahnya dan tentunya karena kenaikan BBM yang terus terjadi. Untuk mengurangi biaya operasional tersebut, 39 PLN bekerja keras mengupayakan penggunaan sumber-sumber energi non BBM, termasuk gas untuk listrik. Bayangkan, jika sumber energi gas ini mampu memenuhi seluruh kebutuhan listrik di Indonesia maka negara kita akan mampu menghemat triliunan biaya operasional BBM. Efisiensi Selain nilai ekonomisnya yang mampu menghemat biaya, penggunaan gas juga mampu meningkatnya efisiensi. Mengapa demikian? Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) menggunakan gas alam untuk menggerakkan turbin gas yang dikopel langsung dengan generator, sehingga generator tersebut dapat menghasilkan energi listrik. Prinsip kerja ini sama dengan prinsip kerja PLTU. Yang membedakan adalah pada PLTU, untuk memutar turbin digunakan uap air yang diperoleh dengan mendidihkan air. Sehingga dibutuhkan suatu boiler untuk mendidihkan air tersebut. Sedangkan pada PLTG tidak ditemukan adanya boiler. Prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) adalah teknik kompresi. Udara dimasukkan ke dalam kompresor untuk ditekan hingga temperatur dan tekanannya naik, Udara yang dihasilkan dari kompresor akan digunakan sebagai udara pembakaran dan juga untuk mendinginkan bagianbagian turbin gas. Setelah dikompresi, udara tersebut dialirkan ke ruang bakar. Dalam ruang bakar, udara bertekanan 13 kg/cm2 ini dicampur dengan bahan bakar dan dibakar. Apabila digunakan bahan bakar gas (BBG), maka gas dapat langsung dicampur dengan udara untuk dibakar, tetapi apabila digunakan bahan bakar minyak (BBM), maka BBM ini harus dijadikan kabut terlebih dahulu kemudian baru dicampur dengan udara untuk dibakar. Teknik mencampur bahan bakar dengan udara dalam ruang bakar sangat mempengaruhi efisiensi pembakaran. Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar menghasilkan gas bersuhu tinggi sampai kira-kira 1.300 oC dengan tekanan 13 kg/cm2. Gas hasil pembakaran ini kemudian dialirkan menuju turbin untuk disemprotkan kepada sudu-sudu turbin sehingga energi (enthalpy) gas ini dikonversikan menjadi energi mekanik dalam turbin penggerak generator (dan kompresor udara) dan akhirnya generator menghasilkan tenaga listrik. Inovasi penggunaan gas ini tentunya sangat menguntungkan dari nilai ekonomis dan efisensinya. 40 Kumpulan Publikasi 41 42 43 44 45 Demikian informasi yang kami ajukan untuk Penghargaan Karya Konstruksi Indonesia tahun 2013 ini disampaikan dengan sebenar-benarnya. Jakarta, 23 Oktober 2013 Ir. Taufik Hidayat, M.Tech Corporate Secretary 46 LAMPIRAN FOTOKOPI KTP 47