pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada

advertisement
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) PERIODE
2009-2012
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian
Program Pendidikan Strata Satu
Jurusan Manajemen
Oleh :
RIO ADITYA IRWANSYAH
2010210392
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SUR AB AYA
2014
1
PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH
Nama
:
Rio Aditya Irwansyah
Tempat, Tanggal Lahir
:
Surabaya, 20 Maret 1992
N.I.M
:
2010210392
Jurusan
:
Manajemen
Program Pendidikan
:
Strata 1
Konsentrasi
:
Manajemen Keuangan
Judul
:
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2009-2012
Disetujui dan diterima baik oleh:
Dosen Pembimbing,
Tanggal :……………
(Dr. Muazaroh, SE. M.T.)
Ketua Program Studi S1 Manajemen,
Tanggal :……………
(Mellyza Silvy, SE. M. Si.)
2
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) PERIODE
2009-2012
Rio Aditya Irwansyah
STIE Perbanas Surabaya
Email : [email protected]
ABSTRACT
This study was conducted to examine the effect on the value of the company's
financial performance in manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange 2009-2012.
The liquidity ratio is measured using the Cash ratio (CR), the leverage ratio is measured
using Debt to equity ratio (DER), profitability ratios were measured using the Return on
equity (ROE) and the value of the company is measured by using Tobins'q. The data used are
secondary data source of the data obtained from published financial statements in Indonesian
Stock Exchange. The data used in this study were 121 manufacturing companies in Indonesia
Stock Exchange during the period 2009-2012. The analysis technique used is multiple
regression which results of the analysis showed variable cash ratio (CR) and debt to equity
ratio (DER) partially not have significant impact on enterprise value (Tobins'q) while the
variable return on equity (ROE) significant positive effect on enterprise value (Tobins'q).
Keywords : Cash ratio (CR) , Debt to equity ratio (DER) , Return on equity (ROE) and
enterprise value (Tobins'q).
PENDAHULUAN
Berdirinya
sebuah
perusahaan
memiliki tujuan yang jelas, ada beberapa
hal yang mengemukakan tentang tujuan
pendirian suatu perusahaan. Tujuan
perusahaan yang pertama adalah untuk
mencapai keuntungan maksimal atau laba
yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan
yang kedua adalah ingin memakmurkan
pemilik perusahaan atau para pemilik
saham. Tujuan perusahaan yang ketiga
adalah memaksimalkan nilai perusahaan
yang tercermin pada harga sahamnya.
Berdasarkan
tujuan
perusahaan
tersebut, sebenarnya secara substansial
tidak banyak berbeda, hanya saja
penekanan yang ingin dicapai oleh masingmasing perusahaan berbeda antara yang
satu dengan yang lainnya. (Harjito dan
Martono,2005:2).
Pesatnya perkembangan bursa efek
indonesia saat ini tidak dapat dipisahkan dari
peran investor yang melakukan transaksi di
bursa efek indonesia. Seorang investor akan
memutuskan menginvestasikan dananya di
pasar modal dengan membeli sekuritas yang
diperdagangkan di bursa, sehingga ada
kegiatan terpenting yang perlu untuk
dilakukan yaitu, penilaian dengan cermat
terhadap emiten, ia harus percaya bahwa
informasi yang diterimanya adalah informasi
yang benar.
Kinerja keuangan dapat diartikan
sebagai gambaran kondisi perusahaan yang
memiliki posisi keuangan serta hasil yang
telah dicapai perusahaan bersangkutan
dalam laporan keuangan sehingga dapat
disimpulkan bahwa kinerja keuangan
merupakan hasil dari kemampuan kinerja
finansial perusahaan yang diperhatikan
setiap periode akuntansinya.
1
Nilai perusahaan merupakan persepsi
investor terhadap perusahaan yang sering
dikaitkan dengan harga saham. Harga
saham yang tinggi juga membuat nilai
perusahaan juga tinggi. ”Harga saham
merupakan harga yang terjadi pada saat
saham di perdagangkan di pasar”
(Fakhruddin dan Hadianto,2001:12).
Nilai perusahaan juga menggambarkan
seberapa baik atau buruk manajemen
mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat
dari pengukuran kinerja keuangan yang
diperoleh. Perusahaan akan berusaha untuk
memaksimalkan
nilai
perusahaannya
dengan meningkatkan nilai perusahaan
yang biasanya ditandai dengan naiknya
harga saham di pasar.
Pengukuran kinerja perusahaan
merupakan salah satu indikator yang
dipergunakan oleh investor untuk menilai
suatu perusahaan dari harga pasar saham
tersebut di bursa efek indonesia. Semakin
baik kinerja perusahaan maka akan
semakin tinggi return yang akan diperoleh
oleh investor. Umumnya investor akan
mencari perusahaan yang mempunyai
kinerja terbaik dan menanamkan modalnya
pada perusahaan tersebut. Perolehan modal
perusahaan dan nilai perusahaan akan
meningkat apabila perusahaan memiliki
reputasi baik yang tercermin dalam laporan
keuangannya.
Suatu laporan keuangan dikatakan
memiliki kandungan informasi bila
publikasi dari laporan keuangan tersebut
menimbulkan reaksi pasar. Reaksi pasar
yang mengacu pada perilaku investor dan
perilaku pasar lainnya untuk melakukan
transaksi (menjual atau membeli saham)
sebagai tanggapan atas keputusan penting
emiten yang disampaikan ke pasar. Reaksi
pasar ini akan ditunjukkan dengan adanya
perubahan dari harga sekuritas yang
bersangkutan
(Suad,
Husnan,
dan
Pudjiastuti,2004:202).
Laporan keuangan dijadikan sebagai
salah satu alat pengambilan keputusan
yang handal dan bermanfaat. Sebuah
laporan keuangan haruslah memiliki
kandungan informasi yang bernilai tinggi
bagi
penggunanya
(Raharjo,2005).
Informasi tersebut setidaknya harus
memungkinkan investor dapat melakukan
proses penilaian (valuation) saham yang
mencerminkan hubungan antara risiko dan
hasil pengembalian yang sesuai dengan
preferensi masing-masing jenis saham.
Penggunaan informasi keuangan yang
disediakan sebuah perusahaan biasanya
analis atau investor akan menghitung rasiorasio keuangannya yang mencakup rasio
likuiditas, leverage, profitabilitas, dan
aktivitas
perusahaan
untuk
dasar
pertimbangan dalam keputusan investasi.
Penelitian
ini
menggunakan
rasio
likuiditas, leverage dan profitabilitas
(Bambang Riyanto,2001:332)
Likuiditas menggambarkan kemampuan
suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansialnya yang segera harus
dipenuhi. Penelitian ini menggunakan rasio
likuiditas yang diwakili oleh cash ratio
(CR) yaitu rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk membayar
utang yang harus dipenuhi dengan kas
yang tersedia dalam perusahaan.
Leverage
mengukur
kemampuan
perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajiban finansialnya yang terdiri dari
hutang jangka pendek dan hutang jangka
panjangnya. Penelitian ini menggunakan
rasio leverage yang diwakili oleh debt to
equity ratio (DER). DER merupakan rasio
yang membandingkan total hutang ekuitas.
Rasio ini mengukur persentase dari dana
yang diberikan oleh para kreditur. Total
hutang meliputi kewajiban lancar dan
kewajiban jangka panjang.
Profitabilitas mengukur kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba.
Rasio profitabilitas dalam penelitian ini
diwakili oleh return on equity (ROE). ROE
merupakan rasio yang menunjukkan
tingkat pengembalian yang diperoleh
pemilik atau pemegang saham atas
investasi di perusahaan.
Alfredo Mahendra Dj (2012) dalam
penelitiannya mengenai pengaruh kinerja
keuangan terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur di bursa efek
2
indonesia
menyimpulkan
variabel
likuiditas secara parsial mempunyai
pengaruh positif terhadap nilai perusahaan
sebaliknya, Penelitian yang dilakukan
Gisela Prisilia Rompas (2013) dalam
penelitiannya
mengenai
pengaruh
likuiditas, solvabilitas, dan tentabilitas
terhadap nilai perusahaan BUMN yang
terdaftar di bursa efek indonesia
menyimpulkan variabel likuiditas secara
parsial mempunyai pengaruh terhadap nilai
perusahaan.
R. Rosiyana Dewi dan Tia Tarnia
(2011) dalam penelitiannya mengenai
pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan dengan good corporate
governance sebagai variabel moderasi
menyimpulkan
variabel
leverage
mempunyai pengaruh terhadap nilai
perusahaan, sebaliknya Alfredo (2012)
dalam penelitiannya mengenai pengaruh
kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur di bursa efek
indonesia menyimpulkan variabel leverage
secara parsial mempunyai pengaruh negatif
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Rina Tjandrakirana DP (2014) dalam
penelitiannya mengenai pengaruh kinerja
keuangan terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur di bursa efek
indonesia menyimpulkan Profitabilitas
secara simultan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan sedangkan berbeda menurut
Alfredo (2012) dalam penelitiannya
mengenai pengaruh kinerja keuangan
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur di bursa efek indonesia
menyimpulkan
variabel
profitabilitas
secara parsial mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan penelitian-penelitian
terdahulu dan beberapa kesimpulan yang
berbeda di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian yang sama
namun pada periode yang berbeda, hal ini
dilakukan untuk mengetahui lebih jauh
tentang pengaruh variabel likuiditas,
leverage, dan profitabilitas terhadap nilai
perusahaan secara simultan maupun secara
parsial pada perusahaan manufaktur yang
tercatat di bursa efek indonesia periode
2009-2012.
KERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Tobins’Q
Tobins’q adalah cara yang dipakai
dalam mengukur nilai perusahaan yang
menunjukkan kinerja manajemen dalam
mengelola aset yang dimiliki perusahaan.
Menurut (Herawaty,2008), jika rasio q di
atas satu menunjukkan investasi dalam
aktiva akan menarik sehingga hal ini
menunjukkan
investasi
dalam
menghasilkan laba yang memberikan nilai
lebih tinggi daripada pengeluaran investasi
maka hal ini akan merangsang investasi
baru
untuk
melakukan
investasi
sebaliknya, jika rasio q di bawah satu
menunjukkan investasi dalam aktiva tidak
akan
menarik
sehingga
hal
ini
menunjukkan investasi dalam laba yang
memberikan nilai lebih rendah daripada
pengeluaran investasi maka hal ini tidak
akan merangsang investor baru untuk
melakukan investasi.
Teori Trade Off
Trade-off
theory
menjelaskan
bahwa jika posisi struktur modal berada di
bawah titik optimal maka setiap
penambahan hutang akan meningkatkan
nilai perusahaan dan sebaliknya apabila
setiap posisi struktur modal berada di atas
titik optimal maka setiap penambahan
hutang akan menurunkan nilai perusahaan
sehingga dengan asumsi titik target
struktur modal optimal belum tercapai
maka berdasarkan trade-off theory
memprediksi adanya hubungan yang
positif terhadap nilai perusahaan dan
sebaliknya apabila asumsi titik target
struktur modal optimal sudah tercapai
maka berdasarkan trade-off theory
memprediksi adanya hubungan negatif
terhadap nilai perusahaan.
3
Analisis Rasio
Kinerja keuangan merupakan salah
satu dasar penilaian kondisi suatu
perusahaan sehingga membutuhkan suatu
peralatan tertentu yang dijadikan alat
pengukuran berupa alat analisis. Alat
analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio
keuangan sebagai berikut :
Cash Ratio
Rasio
ini
digunakan
untuk
mengetahui kemapuan perusahaan untuk
membayar kewajiban-kewajiban yang
jatuh tempo. Menurut Sutrisno (2009:216),
menjelaskan bahwa cash ratio adalah rasio
yang membandingkan antara kas dan
aktiva lancar yang bisa segera menjadi
uang kas dengan hutang lancar. Aktiva
yang segera menjadi uang kas adalah efek
atau surat berharga. Kesimpulan dari rasio
likuiditas adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek
yang harus dipenuhi.
Berdasarkan cara pengukuran rasio
likuiditas di atas peneliti memilih cash
ratio (CR) untuk penelitian ini, sebab pada
penelitian terdahulu dengan menggunakan
pengukuran cash ratio (CR) hasil yang
didapat lebih signifikan bila dibandingkan
dengan pengukuran yang lain. cash ratio
(CR) yaitu rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk membayar
utang yang harus dipenuhi dengan kas
yang tersedia dalam perusahaan.
Debt to Equity Ratio
Menurut
Sawir
(2000:13)
menjelaskan bahwa debt to equity ratio
adalah Rasio yang menggambarkan
perbandingan hutang dan ekuitas dalam
pendanaan perusahaan dan menunjukan
kemampuan modal sendiri perusahaan
tersebut
untuk
memenuhi
seluruh
kewajibannya. Kreditur melihat ekuitas
atau dana yang diberikan oleh pemilik
sebagai
batas
pengaman
dengan
menghimpun dana melalui hutang maka
pemegang saham dapat mengendalikan
perusahaan dengan jumlah investasi
ekuitas yang terbatas.
Rasio ini dapat menggambarkan
potensi manfaat dan risiko yang berasal
dari penggunaan hutang. Penggunaan
hutang tidak selalu berdampak negatif bagi
perusahaan karena pada kondisi tertentu
penggunanaan hutang. Perusahaan dengan
hutang yang kecil sekilas terlihat
menguntungkan namun hal ini tidaklah
benar, perlu mempertimbangkan jumlah
uang yang telah di investasikan oleh
pemegang saham. Berdasarkan cara
pengukuran rasio leverage di atas peneliti
memilih debt to equity ratio (DER) untuk
penelitian ini, sebab pada penelitian
terdahulu
dengan
menggunakan
pengukuran debt to equity ratio (DER).
Hasil yang didapat lebih signifikan
bila dibandingkan dengan pengukuran
yang lain. DER merupakan rasio yang
membandingkan total utang ekuitas. Rasio
ini mengukur persentase dari dana yang
diberikan oleh para kreditur. Total hutang
meliputi kewajiban lancar dan kewajiban
jangka panjang. DER mencerminkan
kemampuan perusahaan untuk membayar
atau memenuhi kewajibannya dengan
modal sendiri.
Return On Equity (ROE)
Return on equity ini sering disebut
dengan rate of return on net worth yaitu
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan keuntungan dengan modal
sendiri yang dimiliki sehingga return on
equity ada yang menyebut sebagai
rentabilitas modal sendiri. Rasio ini
menunjukan
kemampuan
perusahaan
dalam memperoleh laba. Semakin besar
rasio ini maka akan menunjukan kemapuan
perusahaan yang semakin baik dan
pemegang saham sangat menyukai hal ini,
karena akan memberikan informasi yang
baik. Semakin baik kondisi keuangan
perusahaan dalam memperoleh laba maka
akan baik pula pengembalian investasi
yang telah ditanamkan oleh investor.
Berdasarkan cara pengukuran rasio
profitabilitas di atas peneliti memilih
return on equity (ROE) untuk penelitian
ini, sebab pada penelitian terdahulu dengan
4
menggunakan pengukuran return on equity
(ROE) hasil yang didapat lebih signifikan
bila dibandingkan dengan pengukuran
yang lain. ROE merupakan rasio yang
menunjukkan tingkat pengembalian yang
diperoleh pemilik atau pemegang saham
atas investasi di perusahaan sehingga ROE
membandingkan besarnya laba bersih
terhadap ekuitas saham biasa.
Pengaruh Cash
Perusahaan
ratio Terhadap Nilai
Semakin tinggi cash ratio (CR)
menujukkan kemampuan kas perusahaan
untuk memenuhi (membayar) kewajiban
jangka pendeknya, apabila semakin rendah
cash ratio (CR) menujukkan kemampuan
kas perusahaan tidak dapat untuk
memenuhi (membayar) kewajiban jangka
pendeknya disisi lain, meskipun cash ratio
(CR) mengalami peningkatan ternyata
tidak mengakibatkan peningkatan nilai
perusahaan hal ini disebabkan apabila
semakin banyak kas menumpuk, maka
perusahaan akan kehilangan kesempatan
untuk berinvestasi yang berdampak
nantinya pada laba yang dihasilkan oleh
perusahaan.
Semakin meningkatnya cash ratio
juga dapat meningkatkan keyakinan para
investor terhadap nilai perusahaan, asal
perusahaan bisa menjalankan kas agar
tidak menumpuk dan bisa dijadikan
sebagai kesempatan investasi, agar
memperoleh laba terhadap perusahaan
sebaliknya, semakin rendahnya cash ratio
juga dapat menurunkan keyakinan para
investor terhadap nilai perusahaan.
Penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh oleh Alfredo, (2012) menyimpulkan
Kemampuan kas yang tinggi akan
berdampak
terhadap
kemampuan
kewajiban jangka pendek perusahaan.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa variabel likuiditas secara parsial
mempunyai
pengaruh positif tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Penelitian berbeda ditunjukkan oleh
Gisela
Prisilia
Rompas
(2013)
menyimpulkan bahwa tingkat likuiditas
yang tinggi akan memperkecil kegagalan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansial jangka pendeknya kepada
kreditur sebaliknya apabila tingkat
likuiditas yang kecil akan menambah
kegagalan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial jangka pendeknya
kepada kreditur. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa variabel likuiditas
secara parsial mempunyai pengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hipotesis 1 : variabel cash ratio secara
parsial
berpengaruh terhadap
nilai
perusahaan (tobins’q)
Pengaruh Debt to equity Terhadap Nilai
Perusahaan
. Di dalam teori Trade-off theory
menjelaskan bahwa jika posisi struktur
modal berada di bawah titik optimal maka
setiap
penambahan
hutang
akan
meningkatkan nilai perusahaan sebaliknya,
jika setiap posisi struktur modal berada di
atas titik optimal maka setiap penambahan
hutang akan menurunkan nilai perusahaan
sehingga dengan asumsi titik target
struktur modal optimal belum tercapai,
maka berdasarkan trade-off theory
memprediksi adanya hubungan yang
positif
terhadap
nilai
perusahaan
sedangkan apabila asumsi titik target
struktur modal optimal sudah tercapai,
maka berdasarkan trade-off theory
memprediksi adanya hubungan yang
negatif terhadap nilai perusahaan.
Semakin
besar
rasio
ini
menunjukkan semakin besar tingkat
ketergantungan perusahaan terhadap pihak
eksternal dan semakin besar beban biaya
hutang yang harus dibayar perusahaan.
Semakin meningkat rasio hutang maka hal
tersebut berdampak pada menurunnya
profit yang diperoleh perusahaan karena
sebagian digunakan untuk membayar
bunga pinjaman.
Peningkatan hutang pada gilirannya
akan mempengaruhi besar kecilnya laba
bersih yang tersedia bagi pemegang saham
jika beban hutang semakin tinggi, maka
kemampuan
perusahaan
di
dalam
5
mengukur nilai perusahaannya pun
semakin rendah.
Penelitian yang terdahulu yang
dilakukan oleh Alfredo, Luh Gede, dan
A.A Gede (2012) menyimpulkanbahwa
pihak manajemen haruslah berhati-hati
dalam penggunan hutang karena semakin
besar hutang akan menurunkan nilai
perusahaan. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa variabel leverage
mempunyai pengaruh negatif tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Penelitian berbeda ditunjukkan oleh
R. Rosiyana Dewi dan Tia Tarnia (2011)
menyimpulkan bahwa leverage merupakan
perbandingan hutang terhadap modal
perusahaan. Semakin tinggi komposisi
modal perusahaan maka nilai perusahaan
semakin baik. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bawa variabel leverage
secara parsial mempunyai pengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hipotesis 2 : variabel debt to equity ratio
secara parsial berpengaruh terhadap nilai
perusahaan (tobins’q)
Pengaruh Return on equity Terhadap Nilai
Perusahaan
Profitabilitas
adalah
tingkat
keuntungan bersih yang mampu diraih oleh
perusahaan pada saat menjalankan
operasinya. Return on equtity (ROE) di
ukur dari profitabilitas/laba bersih setelah
pajak terhadap total ekuitasnya yang dapat
di lihat dari kemampuan perusahaan dalam
penggunaan investasinya yang digunakan
untuk operasi perusahaan dalam rangka
menghasilkan profitabilitas perusahaan.
Return on equtity (ROE) mencerminkan
Likuiditas
(+/-)
Leverage
(+/-)
Profitabilitas
tingkat hasil pengembalian investasi bagi
pemegang saham.
Profitabilitas
yang
tinggi
mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan yang
tinggi bagi pemegang saham. Rasio
profitabilitas yang tinggi dimilki sebuah
perusahaan akan menarik minat investor
untuk
menanamkan
modalnya
diperusahaan.
Tingginya minat investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan
dengan Return on equtity (ROE) yang
tinggi akan meningkatkan harga saham
(Kusumawati:2005), maka akan terjadi
hubungan positif antara profitabilitas
dengan harga saham dimana tingginya
harga saham akan mempengaruhi nilai
perusahaan.
Semakin
tingginya
profitabilitas perusahaan juga akan
meningkatkan laba per lembar saham (EPS
atau earning per share) perusahaan.
Peningkatan EPS akan membuat investor
tertarik untuk menanamkan modalnya
dengan membeli saham perusahaan.
Penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Alfredo, Luh Gede, dan A.A Gede
(2012) menyimpulkan bahwa profutabilitas
berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan yang di tunjukkan oleh
tingkat keuntungan bersih yang mampu di
raih
oleh
perusahaan
pada
saat
menjalankan operasinya.
Hipotesis 3 : variabel return on equity
secara parsial berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan (tobins’q).
Kerangka
pemikiran
yang
mendasari
penelitian
ini
dapat
digambarkan sebagai berikut :
Nilai Perusahaan
(+)
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
6
METODE PENELITIAN
Klasifikasi Sampel
Populasi
yang
digunakan
pada
penelitian ini adalah seluruh perusahaan
yang terdaftar pada bursa efek indonesia
yang menjadi sampel penelitian ini yaitu
perusahaan manufaktur. Periode penelitian
yang digunakan adalah mulai tahun 20092012.
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan penelitian ini yaitu non random
sampling dengan menggunakan metode
purposive sampling yang merupakan suatu
metode
pengambilan
sampel
yang
disesuaikan dengan kriteria tertentu.
Pengambilan sampling dilakukan dengan
mengggunakan kriteria sebagai berikut :
Perusahaan
manufaktur
yang
menerbitkan laporan keuangan tahunan
(annual report)
secara berturut-turut
selama periode 2009-2012. Perusahaan
manufaktur yang memiliki ekuitas positif
secara berturut-turut selama periode 20092012.
Data Penelitian
Penelitian ini mengambil sampel pada
perusahaan yang terdaftar di perusahaan
manufaktur yang sudah dikategorikan
dengan ciri-ciri khusus yang telah
tercantum sebelumnya selama periode
2009-2012. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data kuantitatif.
Teknik pengumpulan data untuk
keperluan
penelitian
ini
dengan
dokumentasi. Dokumentasi yang dilakukan
adalah mengumpulkan semua data
sekunder berupa cash ratio, debt to equity,
return on equity, dan nilai perusahaan
(tobins’q). Data tersebut dikumpulkan dari
tahun 2009-2012. Semua data diperoleh
dari Indonesia Capital Markets Directory
(ICMD) dan website bursa efek indonesia
(BEI) www.idx.co.id.
Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini dibagi menjadi dua
kelompok masing-masing variabel tersebut
adalah sebagai berikut :
Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah nilai perusahaan (tobins’q).
Variabel independen dalam penelitian ini
adalah likuiditas (cash ratio), leverage
(debt to equity), dan profitabilitas (return
on equity)
Definisi Operasional Variabel
Variabel Dependen (Y) penelitian ini
adalah :
Nilai perusahaan (tobins’q) adalah
Nilai perusahaan merupakan persepsi
investor terhadap perusahaan yang sering
dikaitkan dengan harga saham. Nilai
perusahaan juga menggambarkan seberapa
baik atau buruk manajemen mengelola
kekayaannya hal ini, bisa dilihat dari
pengukuran kinerja keuangan yang
diperoleh sehingga suatu perusahaan akan
berusaha untuk memaksimalkan nilai
perusahaannya.
Peningkatan nilai perusahaan biasanya
ditandai dengan naiknya harga saham di
pasar. Alat ukur yang digunakan untuk
nilai perusahaan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tobins’q, Tobins’Q
adalah cara yang dipakai dalam mengukur
nilai perusahaan yang menunjukkan
kinerja manajemen dalam mengelola aset
yang dimiliki perusahaan. Perhitungannya
menggunakan :
Tobins Q ={(CP x Jumlah Saham)
+ TL + I)} – CA
TA
Dimana :
Tobins Q = Nilai perusahaan
CP
= Closing Price
TL
= Total Liabilities
I
= Inventory
CA
= Current Assets
TA
= Total Assets
Variabel Independen (X) penelitian ini
adalah :
Cash ratio adalah rasio ini
digunakan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban7
kewajiban yang jatuh tempo dan di hitung
berdasarkan membandingkan antara kas
dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi
uang kas dengan hutang lancar. Aktiva
yang segera menjadi uang kas adalah efek
atau surat berharga. Perhitungannya
menggunakan :
π‘˜π‘Žπ‘ +π‘ π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘–π‘‘π‘Žπ‘  π‘—π‘Žπ‘›π‘”π‘˜π‘Ž π‘π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜
Hutang Lancar/ kewajiban jangka pendek
X100%
Debt to equity adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat hutang
yang dimiliki oleh perusahaan dengan
modal sendiri dan dihitung berdasarkan
pembagian total hutang dengan total modal
ekuitas. Perhitungannya menggunakan :
rumus 8.
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π»π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘”/π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ πΎπ‘’π‘€π‘Žπ‘—π‘–π‘π‘Žπ‘›
Total modal ekuitas
X 100%
Return on equity adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat
keuntungan dari investasi pemilik modal
dan dihitung berdasarkan pembagian
antara laba bersih (keuntungan netto
sesudah pajak) dengan modal sendiri.
Perhitungannya menggunakan :
πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘ π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜/𝑁𝑒𝑑 πΌπ‘›π‘π‘œπ‘šπ‘’
Total Modal Ekuitas
X 100%
Alat Analisis
Analisis deskriptif (seperti nilai min,
nilai max, mean, dan standar deviasi) yang
digunakan untuk menggambarkan secara
menyeluruh variabel-variabel yang ada
dalam penelitian yaitu : likuiditas (cash
ratio),
leverage (debt to equity),
profitabilitas (return on equity) dan nilai
perusahaan (tobins’q) pada perusahaan
manufaktur di bursa efek indonesia (BEI).
Analisis statistik regresi berganda,
yaitu alat multivariate yang digunakan
untuk menguji pengaruh variabel bebas
yang meliputi variabel likuiditas (cash
ratio), leverage (debt to equity), dan
profitabilitas (return on equity) terhadap
variabel terikat yang meliputi variabel nilai
perusahaan (tobins’q).
Pengujian terhadap hipotesis baik
secara parsial maupun simultan yang
diperoleh formula sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Berdasarkan rumus di atas Y
merupakan variabel terikat (dependen
variabel = Y), sedangkan X1, X2,
X3,.......Xa
adalah
variabel
bebas
(independent variabel = X).
Keterangan :
Y
α
X1
X2
X3
β1-β3
e
: Tobins’q
: Konstanta
: Cash ratio
: Debt to equity
: Return on equity
: koefisien regresi yang
akan diuji
: variabel gangguan atau
error
Pengujian Hipotesis
Uji F dilakukan untuk menguji apakah
semua variabel independen mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Uji ini dilakukan
dengan membandingkan F hitung dengan F
tabel dengan ketentuan sebagai berikut :
H0 diterima jika F hitung < t tabel α = 5 %
H0 ditolak jika F hitung > t tabel α = 5 %
Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh
variabel independen secara independen dan
variabel dependen secara parsial dengan
ketentuan sebagai berikut :
H0 diterima jika t hitung < t tabel α = 5 %
H0 ditolak jika t hitung > t tabel α = 5 %
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini
adalah
untuk
mengetahui
dan
menggambarkan
secara
menyeluruh
variabel dependen maupun variabel
independen yang digunakan dalam
penelitian. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah variabel independen
cash ratio, debt to equity, return on equity,
dan variabel dependen tobins’q. Statistik
deskriptif bertujuan untuk memberikan
gambaran atau deskripsi suatu data dilihat
8
dari jumlah sampel, nilai minimal, nilai
maximal, mean, dan standar deviasi oleh
data penelitian mulai tahun 2009-2012
yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Cash ratio
Berdasarkan pada tabel 1 di bawah
nilai minimal dari variabel cash ratio
adalah 0,00 satuan kali yang dimiliki oleh
perusahaan IKAI (PT. Intikeramik
Alamasri Industri Tbk) pada tahun 2012
yang mengindikasikan bahwa kemampuan
dalam memenuhi kas dan kas equivalen
sebanyak 0,00 kali sehingga uraian di atas
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut
kurang baik dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya.
Berdasarkan hal tersebut total kas
dan kas equivalen PT. Intikeramik
Alamasri Industri Tbk bernilai sebesar Rp
297 milliar yang lebih kecil bila
dibandingkan dengan hutang lancarnya
yang bernilai Rp 243.976 milliar sehingga
hal ini membuat nilai cash ratio PT.
Intikeramik Alamasri Industri Tbk sangat
minim sekali dalam hal ketersediaan dana.
Nilai maksimal dari variabel cash
ratio sebesar 46,29 satuan kali yang
dimiliki oleh perusahaan INCI (PT. Intan
Wijaya Internasional Tbk) pada tahun 2010
yang mengindikasikan bahwa kemampuan
perusahaan dalam memenuhi hutang
lancarnya dengan menggunakan kas dan
kas equivalen sebanyak 46,29 kali
sehingga uraian diatas menunjukkan
bahwa perusahaan tersebut
dipandang
mampu untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya dengan baik. Berdasarkan hal
tersebut total kas dan kas equivalen PT.
Intan Wijaya Internasional Tbk bernilai
sebesar Rp 63.515 milliar jauh lebih besar
bila
dibandingkan
dengan
hutang
lancarnya bernilai sebesar Rp 1.372
milliar, sehingga ketersediaan dana yang
dimiliki
oleh
PT.
Intan
Wijaya
Internasional Tbk dapat dikatakan baik.
Debt to equity
Berdasarkan pada tabel 1 di bawah
nilai minimal dari variabel debt to equity
ratio adalah 0,04 satuan kali yang dimiliki
oleh perusahaan KBRI (PT. Kertas Basuki
Rachmat Indonesia Tbk) pada tahun 2012
yang mengindikasikan bahwa kemampuan
perusahaan dalam
memenuhi
total
kewajibannya
sebanyak
0,04
kali
Berdasarkan hal tersebut total hutang yang
lebih kecil sebesar Rp 29.296 milliar
sedangkan nilai ekuitas yang lebih tinggi
yang dimiliki perusahaan sebesar Rp
711.457 milliar.
Tabel 1
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Cash Ratio
484
0,00
46,29
0,6179
2,31006
Debt to equity
484
0,04
38,79
1,5297
2,73704
Return on equity
484
2,06
3,23
0,1243
0,31067
Tobins’q
484
0,46
33,17
1,6030
2,94213
9
Sehingga uraian di atas menunjukkan
bahwa perusahaan PT. Kertas Basuki
Rachmat Indonesia Tbk lebih banyak
mengandalkan modal sendiri dibandingkan
dengan
hutang
dalam
mendanai
perusahaannya.
Nilai maksimal dari variabel debt
to equity sebesar 38,79 satuan kali dimiliki
oleh perusahaan ARGO (PT. Argo Pantes
Tbk)
pada
tahun
2009.
yang
mengindikasikan bahwa
kemampuan
perusahaan dalam memenuhi total
kewajibannya sebanyak 38,79 kali.
Berdasarkan hal tersebut tingginya nilai
hutang sebesar Rp 1.424.333 milliar
sedangkan nilai ekuitas yang lebih kecil
yang dimiliki perusahaan sebesar Rp
36.723. Tingginya total hutang didominasi
oleh hutang jangka panjang dari
keseluruhan hutang sehingga uraian di atas
menunjukkan bahwa PT. Argo Pantes Tbk
lebih mengandalkan hutang dalam hal
pendanaan
perusahaan
dibandingkan
dengan modal sendiri.
Return on equity
Berdasarkan pada tabel 1 di atas
nilai minimal dari variabel return on equity
adalah -2,06 satuan kali atau -206 persen
yang dimiliki oleh perusahaan ARGO (PT.
Argo Pantes Tbk) pada tahun 2009 yang
mengindikasikan bahwa
kemampuan
perusahaan dalam mengelola ekuitas untuk
menghasilkan laba sebesar -206 persen.
Rendahnya nilai return on equity tersebut
disebabkan karena perusahaan kurang
mampu dalam memanfaatkan ekuitas yang
dimiliki.
Laba bersih negatif atau rugi
perusahaan tersebut sebesar Rp -75.744
miliar sedangkan total ekuitas sebesar Rp
36.723 miliar. Berdasarkan uraian di atas
menunjukkan bahwa PT. Argo Pantes Tbk
memiliki
return
on
equity
atau
menghasilkan
laba
rendah
yang
menyebabkan nilai perusahaan juga akan
rendah di mata publik sehingga para
investor tidak akan tertarik untuk
melakukan investasi.
Nilai maksimal dari variabel return
on equity sebesar 3,23 satuan kali atau 323
persen yang dimiliki oleh perusahaan
MLBI (PT. Multi Bintang Indonesia) pada
tahun 2009 yang mengindikasikan bahwa
kemampuan perusahaan dalam mengelola
ekuitas untuk menghasilkan laba sebesar
323 persen. Tingginya return equity ini
dikarenakan
perusahaan
dapat
memanfaatkan ekuitas yang dimiliki.
Laba bersih perusahaan yaitu
sebesar Rp 340.458 milliar lebih besar
dibandingkan dengan total ekuitas sebesar
Rp 105.343 milliar. Berdasarkan uraian di
atas menunjukkan bahwa PT. Multi
Bintang Indonesia Tbk memiliki return on
equity atau menghasilkan laba tinggi yang
menyebabkan nilai perusahaan juga akan
tinggi di mata publik sehingga para
investor akan tertarik untuk melakukan
investasi.
Nilai Perusahaan (Tobins’q)
Berdasarkan pada tabel 1 di atas
Nilai minimal dari variabel tobins’q
sebesar -0,46 satuan kali yang dimiliki
oleh perusahaan INCI (PT. Intan wijaya
Internasional Tbk) pada tahun 2009 yang
mengindikasikan bahwa
kemampuan
perusahaan dalam mengelola
nilai
perusahaan sebanyak -0,46 kali.
Rendahnya
nilai
perusahaan
apabila di kaitkan dengan teori rasio q,
maka perusahaan INCI (PT. Intan wijaya
Internasional Tbk) pada tahun 2009
memiliki rasio q di bawah satu
menunjukkan investasi dalam aktiva tidak
akan
menarik
sehingga
hal
ini
menunjukkan investasi dalam laba yang
memberikan nilai lebih rendah daripada
pengeluaran investasi maka hal ini tidak
akan merangsang investor baru untuk
melakukan investasi.
Nilai maksimal dari variabel
tobins’q sebesar 33,17 satuan kali yang
dimiliki oleh perusahaan HDTX (PT.
Panasia Indo Resources Tbk) pada tahun
2012 yang mengindikasikan bahwa
kemampuan perusahaan dalam mengelola
nilai perusahaan sebanyak 33,17 kali.
10
Tingginya nilai perusahaan apabila
di kaitkan dengan teori rasio q maka
perusahaan HDTX (PT. Panasia Indo
Resources Tbk) pada tahun 2012 yang
memiliki rasio q di atas satu menunjukkan
investasi dalam aktiva akan menarik
sehingga hal ini menunjukkan investasi
dalam
menghasilkan
laba
yang
memberikan nilai lebih tinggi daripada
pengeluaran investasi maka hal ini akan
merangsang
investasi
baru
untuk
melakukan investasi
Analisis Statistik
Berdasarkan dalam sub bab ini
menjelaskan tentang hasil
analisis
penelitian mengenai di terima atau di
tolaknya suatu hipotesis dalam penelitian
dengan menggunakan teknik analisis
regresi linear berganda berdasarkan hasil
pengolahan data yang diperoleh dengan
menggunakan SPSS for windows 18.0.
Tabel 2
Hasil Analisis Regresi Berganda
Variabel
Independen
Constant
Cash ratio
Debt to equity
Return on equity
R Square
Adjusted
R Square
Fhit
Ftabel
Signifikansi F
Tsignifikan
Koefisien
1,148
0,004
0,064
2,850
0,080
Thitung
6,376
0,075
1,244
6,248
Ttabel
± 1,965
± 1,965
1,648
Kesimpulan
0,000
0,940
0,214
0,000
Ho diterima
Ho diterima
Ho ditolak
0,074
13,928
2,623
0,000
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda
adalah alat statistik yang digunakan untuk
mengetahui gambaran mengenai pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat
dalam hal ini menguji pengaruh cash ratio
(CR), debt to equity (DER), dan return on
equity (ROE) terhadap variabel yang
terikat nilai perusahaan (tobins’q). Hasil
pengujian hipotesis yang disajikan pada
tabel 2 di atas dapat diperoleh sebagai
berikut :
Y= 1,148 + 0,004 CR + 0,064 DER
+ 2,850 + e
Dari hasil persamaan regresi linier
berganda tersebut di atas dapat dilihat nilai
konstanta sebesar 1,148. Hal ini
menunjukkan besarnya pengaruh
variabel bebas (CR,DER,ROE) terhadap
variabel terikat (tobins’q), apabila variabel
bebas = 0 maka kenaikan variabel terikat
sebesar 1,148.
Persamaan regresi di atas mempunyai
makna sebagai berikut:
Nilai koefisien regresi dari variabel
Cash ratio (X1) sebesar 0,004. Hal ini
mengandung arti jika nilai variabel Cash
ratio meningkat sebesar satu satuan, maka
akan menaikan Tobins’q sebesar 0,004
dengan asumsi variabel lain konstan.
Nilai koefisien regresi dari variabel
Debt to equity (X2) sebesar 0,064. Hal ini
mengandung arti jika nilai variabel Debt to
equity meningkat sebesar satu satuan,
maka akan meningkatkan Tobins’q sebesar
0,064 dengan asumsi variabel lain konstan.
11
Nilai koefisien regresi dari variabel
Return on equity (X3) sebesar 2,850. Hal
ini mengandung arti jika nilai variabel
Return on equity meningkat sebesar satu
satuan, maka akan meningkatkan Tobins’q
sebesar 2,850 dengan asumsi variabel lain
konstan.
Uji Statistik F (Uji Simultan)
Uji Statistik F (Uji Simultan)
dilakukan untuk menguji serta mengetahui
hipotesis kesatu yaitu pengaruh variabel
bebas (X) cash ratio, debt to equity dan
return on equity yang secara simultan
terhadap variabel terikat (Y) nilai
perusahaan (tobins’q).
Pengaruh Cash Ratio (CR), Debt to
Equity (DER), Dan Return on Equity
(ROE) Terhadap Nilai Perusahaan
(Tobins’q)
Berdasarkan pada tabel 2 di atas
menunjukkan
bahwa
nilai
hasil
perhitungan Fhitung sebesar
13,928
sedangkan
Ftabel
sebesar
2,623
(0,05;3;480) dan tingkat signifikan 0,000.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat
diketahui bahwa Fhitung > Ftabel dan
tingkat signifikan 0,000 < 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa H0 di tolak dan
H1 diterima sehingga variabel bebas cash
ratio (CR), debt to equity (DER), return on
equity (ROE) secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat nilai perusahaan
(tobins’q).
Berdasarkan pada tabel 2 di atas
menunjukkan bahwa nilai koefisien
determinasi atau 𝑅2 yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar kemampuan
model dalam menerangkan variabel
terikat,
sehingga
hasil
𝑅2
yang
menunjukkan bahwa cash Ratio (CR), debt
to equity (DER), dan return on equity
(ROE) mempunyai kontribusi terhadap
nilai perusahaan (tobins’q) sebesar 0,080
yang berarti 8 persen sedangkan sisanya
sebesar 92 persen dipengaruhi oleh faktorfaktor atau variabel lain di luar model yang
di teliti dalam penelitian ini.
Uji Statistik t (Uji parsial)
Untuk menguji serta mengetahui
hipotesis kedua, ketiga, dan keempat maka
akan dilakukan uji t untuk menunjukkan
seberapa besar pengaruh variabel cash
ratio (CR), debt to equity (DER), dan
return on equity (ROE) terhadap variabel
Nilai perusahaan (tobins’q). Hasil uji t atau
uji parsial untuk setiap variabel adalah
sebagai berikut:
Pengaruh Cash Ratio (CR) Terhadap
Nilai Perusahaan (Tobins’q)
Berdasarkan pada tabel 2 di atas
menunjukkan bahwa nilai hasil thitung
cash ratio (CR) diperoleh sebesar 0,075, ttabel (0,05/2 ; 480) sebesar -1,965 dan
ttabel (0,05/2 ; 480)
sebesar 1,965
sehingga dapat disimpulkan bahwa-ttabel
sebesar -1,965 ≤ thitung sebesar 0,075 ≤
ttabel sebesar 1,965 serta cash ratio (CR)
memiliki signifikan 0,940 yang lebih besar
dari 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak.
Berdasarkan hal tersebut menunjukkan
bahwa variabel cash ratio (CR) secara
parsial tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap nilai perusahaan
(tobins’q) tetapi memiliki koefisien regresi
positif tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan (tobins’q).
Pengaruh Debt to equity (DER) terhadap
nilai perusahaan (Tobins’q)
Berdasarkan pada tabel 2 di atas
menunjukkan bahwa nilai hasil thitung
untuk debt to equity (DER) diperoleh
sebesar 1,244, -ttabel (0,05/2 ; 480)
sebesar -1,965 dan ttabel (0,05/2 ; 480)
sebesar 1,965, sehingga dapat disimpulkan
bahwa -ttabel sebesar -1,965 ≤ thitung
sebesar 1,244 ≤ ttabel sebesar 1,965 serta
debt to equity (DER) memiliki signifikan
0,214 yang lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima H1 ditolak. Berdasarkan hal
tersebut menunjukkan bahwa variabel debt
to equity (DER) secara parsial tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap nilai perusahaan (tobins’q) tetapi
memiliki koefisien regresi positif tidak
12
signifikan
(tobins’q).
terhadap
nilai
perusahaan
Pengaruh Return on equity (ROE)
Terhadap Nilai Perusahaan (Tobins’q)
Berdasarkan pada tabel 2 di atas
menunjukkan bahwa nilai hasil hasil uji t
pada return on equity menunjukkan bahwa
thitung untuk sebesar 6,248 sedangkan
ttabel (0,05;480) sebesar 1,648. Tingkat
signifikan hasil pengujian sebesar 0,000
hal ini dapat diartikan thitung > ttabel dan
tingkat signifikan 0,000 < 0,05 sehingga
H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan
hal tersebut berarti variabel return on
equity (ROE) secara parsial mempunyai
pengaruh positif yang signifikan terhadap
nilai perusahaan tobins’q serta memiliki
koefisien regresi positif signifikan.
PEMBAHASAN
Pengaruh Cash Ratio (CR), Debt to
Equity (DER), Dan Return on Equity
(ROE) Terhadap Nilai Perusahaan
(Tobins’q)
Berdasarkan uji F yang telah
dilakukan, maka diperoleh variabel cash
ratio (CR), debt to equity (DER), dan
return on equity (ROE) secara bersamasama
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
variabel
nilai
perusahaan (tobins’q) pada perusahaan
manufaktur di bursa efek indonesia
sehingga di lihat dari besarnya nilai
koefisien determinasi R square sebesar
0,080
maka besarnya nilai tersebut
menggambarkan bahwa pengaruh variabel
cash ratio (CR), debt to equity (DER), dan
return on equity (ROE) secara bersamasama atau simultan terhadap variabel nilai
perusahaan (tobins’q) bernilai sebesar 8
persen.
Berdasarkan hal tersebut maka nilai
perusahaan (tobins’q) lebih bisa dijelaskan
oleh variabel lain di luar variabel cash
ratio (CR), debt to equity (DER), dan
return on equity (ROE) sehingga variabel
lain
yang
diperkirakan
dapat
mempengaruhi nilai perusahaan (tobins’q)
adalah current ratio, debt to asset, return
on asset dan sebagainya dengan
menggunakan alat analisis rasio keuangan.
Hasil penelitiaan ini mendukung
hasil
penelitiaan
yang
dilakukan
sebelumnya oleh R.Rosyiana Dewi (2011)
yang mengemukakan bahwa Debt to
Equity (DER), dan Return on Equity
(ROE) secara bersama-sama atau simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap nilai perusahaan (tobins’q).
Pengaruh Cash Ratio (CR) Terhadap
Nilai Perusahaan (Tobins’q)
Cash ratio (CR) merupakan salah
satu ukuran dari rasio likuiditas yang
merupakan
kemampuan
perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya
(current liability) melalui sejumlah kas
(dana setara kas, seperti giro atau
simpanan lain di bank yang dapat di tarik
setiap saat) yang dimiliki perusahaan.
Penelitian ini berdasarkan hasil Uji t atau
secara parsial menunjukkan cash ratio
(CR) tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap nilai perusahaan
(tobins’q) tetapi memiliki koefisien regresi
positif tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan (tobins’q).
Implikasi cash ratio berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan (tobins’q)
adalah ketika cash ratio dihubungkan
dengan teori nilai perusahaan (tobins’q)
yang menyatakan jika rasio q di atas satu
menunjukkan investasi dalam aktiva akan
menarik sehingga hal ini menunjukkan
investasi dalam menghasilkan laba yang
memberikan nilai lebih tinggi daripada
pengeluaran investasi maka hal ini akan
merangsang
investasi
baru
untuk
melakukan investasi dengan demikian para
investor akan tertarik untuk melakukan
investasi,
sehingga
semakin
besar
kemampuan cash ratio maka semakin
besar juga nilai likuiditasnya. Perusahaan
akan semakin mampu untuk membayar
hutang atau pendanaan ekstern perusahaan
dengan kemampuan likuiditasnya.
Perusahaan dapat mengurangi
tingkat risiko perusahaan oleh hutang
13
dengan mengurangi tingkat hutang atas
kemampuannya dan menjadikan nilai
perusahaan
akan
naik.
semakin
meningkatnya cash ratio juga dapat
meningkatkan keyakinan para investor
terhadap nilai perusahaan, asal perusahaan
bisa menjalankan kas agar tidak
menumpuk dan bisa dijadikan sebagai
kesempatan investasi agar memperoleh
laba terhadap perusahaan.
Implikasi cash ratio berpengaruh
negatif
terhadap
nilai
perusahaan
(tobins’q) adalah ketika cash ratio
dihubungkan dengan teori nilai perusahaan
(tobins’q) yang menyatakan jika rasio q di
bawah satu menunjukkan investasi dalam
aktiva tidak akan menarik sehingga hal ini
menunjukkan investasi dalam laba yang
memberikan nilai lebih rendah daripada
pengeluaran investasi maka hal ini tidak
akan merangsang investor baru untuk
melakukan investasi dengan demikian para
investor tidak tertarik untuk melakukan
investasi, sehingga disisi lain meskipun
cash ratio (CR) mengalami peningkatan
ternyata tidak mengakibatkan peningkatan
nilai perusahaan, hal ini disebabkan
apabila semakin banyak kas menumpuk
maka perusahaan akan kehilangan
kesempatan untuk berinvestasi sehingga
akan berdampak nantinya pada laba yang
dihasilkan oleh perusahaan. Semakin
rendahnya cash ratio juga dapat
menurunkan keyakinan para investor
terhadap nilai perusahaan.
Ketidak signifikanan variabel cash
ratio (CR) disebabkan karena ketidak
konsistenan pola data dalam sampel cash
ratio terhadap nilai perusahaan (tobins’q)
yang terjadi pada sampel perusahaan
karena memiliki cash ratio yang tinggi
nilai perusahaannya (tobins’q) rendah.
Sampel perusahaan yang memiliki cash
ratio yang tinggi dimiliki oleh perusahaan
INCI (PT. Intan Wijaya Internasional Tbk)
sebesar 46,29 satuan kali dan nilai
perusahaannya (tobins’q) rendah sebesar 0,36 satuan kali pada tahun 2010
sebaliknya,
ketidak konsistenan pola data
dalam sampel cash ratio terhadap nilai
perusahaan (tobins’q) yang terjadi pada
sampel perusahaan karena memiliki cash
ratio yang rendah nilai perusahaannya
(tobins’q) tinggi. Sampel perusahaan yang
memiliki cash ratio yang rendah dimiliki
oleh perusahaan HDTX (PT. Panasia Indo
Resources Tbk) sebesar 0,02 satuan kali
dan nilai perusahaannya (tobins’q) tinggi
sebesar 33,17 satuan kali pada tahun 2012.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
hasil
penelitian
yang
dilakukan
sebelumnya oleh Alfredo Mahendra (2012)
dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
variabel cash ratio secara parsial
mempunyai pengaruh positif tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan
(tobins’q).
Pengaruh Debt to equity (DER) terhadap
nilai perusahaan (Tobins’q)
Menurut Sawir (2000:13) Debt to
Equity (DER) menggambarkan rasio
hutang dan ekuitas dalam pendanaan dan
menunjukkan kemampuan modal sendiri
perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya.
Rasio
ini
dapat
menggambarkan potensi manfaat dan
risiko yang berasal dari penggunaan utang.
penggunaan hutang tidak selalu berdampak
negatif bagi perusahaan karena pada
kondisi tertentu penggunanaan hutang.
Perusahaan dengan hutang yang kecil
sekilas terlihat menguntungkan namun hal
ini
tidaklah
benar,
perlu
mempertimbangkan jumlah uang yang
telah diinvestasikan oleh pemegang saham
sehingga dalam mengambil keputusan
investasi, seorang investor akan melihat
tinggi atau rendahnya DER yang dimiliki
oleh perusahaan.
Penelitian ini berdasarkan hasil Uji
t atau secara parsial menunjukkan debt to
equity (DER) tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap nilai perusahaan
(tobins’q) tetapi memiliki koefisien regresi
positif tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan (tobins’q). Implikasi debt to
quity berpengaruh positif terhadap nilai
14
perusahaan (tobins’q) adalah ketika
menggunakan teori trade-off theory
menjelaskan bahwa jika posisi struktur
modal berada di bawah titik optimal maka
setiap
penambahan
hutang
akan
meningkatkan nilai perusahaan dengan
asumsi titik target struktur modal optimal
belum tercapai, maka berdasarkan tradeoff theory memprediksi adanya hubungan
yang positif terhadap nilai perusahaan.
Implikasi debt to quity berpengaruh
negatif
terhadap
nilai
perusahaan
(tobins’q) adalah ketika menggunakan
teori trade-off theory menjelaskan bahwa
jika posisi struktur modal berada di atas
titik optimal maka setiap penambahan
hutang akan menurunkan nilai perusahaan
dengan asumsi titik target struktur modal
optimal sudah tercapai, maka berdasarkan
trade-off theory memprediksi adanya
hubungan yang negatif terhadap nilai
perusahaan. perusahaan yang mempunyai
hutang yang cukup besar dalam pendanaan
investasi
bisa
digunakan
untuk
pengembangan perusahaan atau bahkan
bisa pula menjadi beban untuk perusahaan
yang berdampak pada menurunnya profit
yang diperoleh perusahaan karena
sebagian digunakan untuk membayar
bunga pinjaman sehingga investor harus
berhati-hati
dalam
melihat
kinerja
perusahaan berdasarkan debt to equity
(DER).
Ketidak signifikanan variabel debt
to equity (DER) disebabkan karena ketidak
konsistenan pola data dalam sampel debt
to equity terhadap nilai perusahaan
(tobins’q) yang terjadi pada sampel
perusahaan karena memiliki debt to equity
yang tinggi nilai perusahaannya (tobins’q)
rendah. Sampel perusahaan yang memiliki
debt to equity yang tinggi dimiliki oleh
perusahaan ARGO (PT. Argo Pantes Tbk)
sebesar 38,79 satuan kali dan nilai
perusahaannya (tobins’q) rendah sebesar
1,22 satuan kali pada tahun 2009
sebaliknya,
ketidak konsistenan pola data
dalam sampel debt to equity terhadap nilai
perusahaan (tobins’q) yang terjadi pada
sampel perusahaan karena memiliki debt
to equity yang rendah nilai perusahaannya
(tobins’q) tinggi. Sampel perusahaan yang
memiliki debt to equity yang rendah
dimiliki oleh perusahaan HDTX (PT.
Panasia Indo Resources Tbk) sebesar 1,14
satuan kali dan nilai perusahaannya
(tobins’q) tinggi sebesar 33,17 satuan kali
pada tahun 2012.
Hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan
sebelumnya oleh Alfredo Mahendra (2012)
dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
variabel DER secara parsial mempunyai
pengaruh negatif tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan (tobins’q), hal ini dapat
diartikan besar kecilnya hutang yang
dimiliki
perusahaan
tidak
terlalu
diperhatikan oleh investor, karena investor
lebih melihat bagaimana pihak manajemen
perusahaan menggunakan dana tersebut
dengan efektif dan efisien untuk mencapai
nilai tambah bagi nilai perusahaan.
Berbeda dengan hasil penelitian
yang
dilakukan
sebelumnya
oleh
R.Rosyiana
Dewi
(2011)
dalam
penelitiannya
menunjukkan
bahwa
variabel DER secara parsial mempunyai
pengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan (tobins’q), hal ini dapat
disimpulkan bahwa leverage merupakan
perbandingan hutang terhadap modal
perusahaan. Semakin tinggi komposisi
modal perusahaan maka nilai perusahaan
akan semakin baik. Nilai perusahaan
merupakan persepsi investor terhadap
perusahaan yang sering dikaitkan dengan
harga saham sehingga harga saham yang
tinggi membuat nilai perusahaan juga
tinggi.
Pengaruh Return on equity (ROE)
Terhadap Nilai Perusahaan (Tobins’q)
Return on equtity (ROE) di ukur
dari profitabilitas/laba bersih setelah pajak
terhadap total ekuitasnya yang dapat di
lihat dari kemampuan perusahaan dalam
penggunaan investasinya yang digunakan
untuk operasi perusahaan dalam rangka
menghasilkan profitabilitas perusahaan.
15
Penelitian ini berdasarkan hasil Uji t atau
secara parsial menunjukkan Return on
Equity (ROE) mempunyai pengaruh positif
signifikan dan memiliki koefisien regresi
positif signifikan terhadap nilai perusahaan
(tobins’q) hal ini mengindikasikan bahwa
ROE salah satu faktor yang mempengaruhi
nilai perusahaan dan menjadi tolak ukur
investor dalam mengambil keputusan
berinvestasi pada perusahaan manufaktur
yang dituju.
Implikasi
return
on
equity
berpengaruh
positif
terhadap
nilai
perusahaan (tobins’q) adalah ketika return
on equity dihubungkan dengan teori nilai
perusahaan (tobins’q) yang menyatakan
jika rasio q di atas satu menunjukkan
investasi dalam aktiva akan menarik
sehingga hal ini menunjukkan investasi
dalam
menghasilkan
laba
yang
memberikan nilai lebih tinggi daripada
pengeluaran investasi maka hal ini akan
merangsang
investasi
baru
untuk
melakukan investasi sehingga semakin
besar rasio ini semakin baik karena ekuitas
dapat lebih cepat berputar dan meraih laba,
dengan kata lain semakin besar ROE
semain besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai oleh perusahaan. Kondisi ini dapat
menarik
minat
investor
untuk
menanamkan modalnya diperusahaan.
Tingginya
minat
investor
untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan
dengan return on equtity (ROE) yang
tinggi akan meningkatkan harga saham
yang akan akan mempengaruhi nilai
perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Alfredo
Mahendra
(2012)
dalam
penelitiannya
menunjukkan
bahwa
variabel ROE secara parsial mempunyai
pengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan (tobins’q) sebaliknya, hasil
penelitian ini berbeda yang dilakukan
R.Rosyiana
Dewi
(2011)
dalam
penelitiannya juga menunjukkan bahwa
variabel ROE secara parsial tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan (tobins’q).
KESIMPULAN, KETERBATASAN,
DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil Uji F yang
dilakukan menunjukkan bahwa variabel
rasio likuiditas (cash ratio), rasio leverage
(debt to equity), dan rasio profitabilitas
(return on equity) secara simultan atau
bersama-sama
mempunyai
pengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan
(tobins’q).
Berdasarkan hasil Uji t yang dilakukan
menunjukkan bahwa variabel independen
terhadap
variabel
dependen
dapat
disimpulkan yaitu Variabel rasio likuiditas
(cash ratio) secara parsial tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan (tobins’q).Variabel rasio
leverage (debt to equity) secara parsial
tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan (tobins’q).
Variabel profitabilitas (return on equity)
secara parsial mempunyai pengaruh positif
signifikan
terhadap
terhadap
nilai
perusahaan (tobins’q).
Keterbatasan Penelitian
Penelitiaan ini hanya menggunakan
tiga variabel yaitu rasio likuiditas (cash
ratio), rasio leverage (debt to equity), dan
rasio profitabilitas (return on equity)
sehinngga variabel tersebut hanya mampu
menjelaskan kontribusi sebesar 8 persen
pada nilai perusahaan (tobins’q) sedangkan
92 persen lainnya di pengaruhi oleh
variabel lain.
Sampel
pada
penelitian
ini
menggunakan perusahaan manufaktur
yang dimana sampel yang terpilih dari
berbagai industri perusahaan manufaktur
berdampak pada hasil penelitian.
Saran
Bagi
peneliti
selanjutnya,
pelu
Menambahkan variabel-variabel dari rasio
keuangan yang digunakan oleh peneliti
yang menjelaskan tentang nilai perusahaan
seperti current ratio, debt to asset, return
on asset, dan sebagainya alat analisis rasio
keuangan
karena berdasarkan hasil
16
penelitian
ini
kontribusi
variabel
independen terhadap variabel dependennya
menghasilkan koefisien determinasi atau
𝑅2 sebesar 8 persen sedangkan 92 persen
lainnya di pengaruhi oleh variabel lain.
Bagi perusahaan sebelum menentukan
peningkatan laba haruslah memperhatikan
kinerja perusahaan yang dapat di lihat dari
pengukuran analisis rasio keuangan
dengan menggunakan return on equtity
(ROE), karena semakin besar ROE semain
besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai oleh perusahaan. Kondisi ini dapat
menarik
minat
investor
untuk
menanamkan modalnya diperusahaan.
Tingginya
minat
investor
untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan
sehungga akan meningkatkan harga saham
yang
akan
mempengaruhi
nilai
perusahaan.
Bagi investor sebelum melakukan
keputusan investasi maka investor harus
memperhatikan kinerja perusahaan yang
dapat di lihat dari pengukuran analisis
rasio keuangan dengan menggunakan
return on equtity (ROE). Suatu perusahaan
semakin tinggi return on equity (ROE)
menunjukkan bahwa semakin tinggi
pengembalian terhadap investasi sehingga
ekuitas dapat lebih cepat berputar dan
meraih laba sehingga apabila semakin
rendah return on equtity (ROE) suatu
perusahaan maka tingkat pengembaliannya
akan semakin rendah pula, dengan
demikian investor dapat mengetahui
seberapa banyak yang akan dihasilkan
perusahaan
dari
pengembalian
investasinya tersebut.
DAFTAR RUJUKAN
Alfredo Mahendra DJ, Luh Gede, A.A
Gede. 2012.“Pengaruh Kinerja
Keuangan
Terhadap
Nilai
Perusahaan
Pada
Perusahaan
Manufaktur Indonesia”, Jurnal
manajemen, Strategi bisnis, dan
Kewirausahaan, Vol. 6 No 2: Hal.
130-137.
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar
pembelanjaan
Perusahaan.
Yogyakarta: BPFE.
Fakhruddin, M, Dan Sopian Hadianto.
2001. Perangkat Dan Model
Analisis Investasi Di Pasar Modal,
Buku Satu. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo, Kelompok Gramedia.
Gisela Prisilia Rompas. 2013.”Pengaruh
Likuiditas,
Solvabilitas,
dan
Rentabilitas
Terhadap
Nilai
Perusahaan BUMN yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal
EMBA, Vol. 1 No. 3: Hal. 252-262.
Harjito, A., dan Martono. 2005.
Manajemen Keuangan. Edisi 2.
Yogyakarta: Ekonosia.
Herawaty, Vinolla. 2008. “Peran Praktek
Corporate Governance sebagai
Moderating Variable dari Pengaruh
Earnings Management terhadap
Nilai Perusahaan" Jurnal Akuntansi
dan Keuangan, Vol. 10, No. 2: Hal.
97-108.
Kusumawati, R dan A. Sudento. 2005.
“Analisis Pengaruh
Profitabilitas,Ukuran Perusahaan,
dan Leverage Keuangan Terhadap
Tingkat
Underpricing
pada
Penawaran Umum Perdana di BEJ”.
Jurnal Utilitas, Vol. 13. No. 1. Hal.
93-110
Raharjo, Susilo. 2005. Analisa Penfaruh
Kinerja keuangan Terhadap Return
Saham pada Perusaahn LQ-45 Di
Bursa Efek Indonesia, Skripsi,
Fakultas ekonomi Universitas Islam
Indonesia.
(Online).
(http://uii.ac.id).
Rina Tjandrakirana DP dan Meva
Monika. 2014.”Pengaruh Kinerja
Keuangan
Terhadap
Nilai
Perusahaan
Pada
Perusahaan
Manufaktur Indonesia”, Jurnal
Manajemen dan Bisnis Sriwijaya,
Vol. 12 No 1: Hal 1-15.
R.Rosiyana Dewi dan Tia Tarnia,
2011.“Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Good
Corporate
Governance
17
Sebagai Variabel Moderasi”. Jurnal
Informasi, Perpajakan, Akuntansi,
dan Keuangan Publik. Vol. 6 No. 2:
Hal. 115-132.
Sawir, Agnes. 2000. Analisis Kinerja
Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi
4. Yogyakarta: BPFE.
Suad, Husnan., dan Eny Pudjiastuti. 2004.
Dasar-dasar
Manajemen
Keuangan.
Edisi
4.
Yogyakarta:.UPP STIM YKPN.
Sutrisno.
2009.
Manajemen
Keuangan Teori Konsep Dan
Aplikasi. Edisi 1. Yogyakarta:
Ekonisia
18
Download