PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT

advertisement
PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT
L Suparto LM,. M.Si
Dalam teori makroekonomi klasik, jumlah output bergantung pada kemampuan
perekonomian menawarkan barang dan jasa, yang sebalikya bergantung pada suplai modal
dan tenaga kerja serta pada ketersediaan teknologi produksi. Ini adalah esensi dari model
klasik dasar. Harga fleksibel adalah asumsi penting dari teori
klasik. Teori klasik
menyatakan, yang kadang-kadang secara emplisit, bahwa harga disesuaikan untuk menjamin
bahwa kuantitas output yang diinginkan sama dengan kuantitas yang ditawarkan.
Perekonomian bekerja cukup berbeda apabila harga bersifat kaku. Dalam hal ini,
sebagaimana kita lihat, outpu juga bergantung pada permintaan terhadap barang dan jasa.
Sedangkan permintaan dipengaruhi oleh pandangan konsumen tentang prospek ekonomi,
pandangan perusahaan tentang keuntungan dari investasi baru serta kebijakan moneter dan
fiskal. Karena kebijakan moneter dan fiskal dapat mempengaruhi output perekonomian
selama horison waktu ketika harga bersifat kaku, kekuatan harga menyediakan dasar
pemikiran mengapa kebijkan moneter dan fiskal berguna untuk menstabilkan perekonomian
jangka pendek.
Penawaran dan permintaan adalah pandangan yang paling sederhana dalam teori
ekonomi, penawaran dan permintaan untuk setiap barang yang menentukan harga barang
serta jumlah yang dijual, dan bagaimana penawaran dan permintaan ini mempengaruhi harga
serta jumlahnya. Tetapi kali ini penawaran dan permintaan dilihat dari ukuran ekonomi yang
yg jauh lebih besar. Model makroekonomi ini membuat kita bisa mempelajari bagaimana
tingkat harga agregat dan jumlah output agregat ditentukan dalam jangka pendek. Model ini
juga memberikan cara membedakan bagaimana kinerja perekonomian dalam jangka panjang
dalam jangka pendek. Meskipun model permintaan agregat dan penawaran agregat
menyerupai model penawaran dan permintaan untuk barang tunggal, namun analogi ini
tidaklah sama persis. Model penawaran dan permintaan untuk barang tunggal hanya
memperhatikan satu barang dalam perokonomian yang besar. Sebaliknya, penawaran dan
permintaan agregat adalah model canggih yang yang melibatkan interaksi di antara banyak
pasar.
Permintaan Agregat
Permintaan agregat/ aggregate demand (AD) adalah hubungan antara tingkat harga
agregat dengan jumlah ouput yang diminta. Dengan kata lain, kurva permintaan agregat
menyatakan jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli orang pada setiap tingkat harga.
Persamaan Kuantitas sebagai Permintaan Agregat
Teori kuantitas menyatakan MV=PY, di mana M adalah jumlah uang yang beredar, V
adalah perputaran uang, P adalah tingkat harga, dan y adalah jumlah output. Jika perputaran
uang adlah konstan, maka persamaan ini menyatakan bahwa jumlah uang yang beredar
menentukan nilai nominal output, yang pada akhirnya merupakan produk dari tingkat harga
dan jumlah output.
Persamaan kuantitas bisa di tulis kembali dalam bentuk penawaran dan permintaan
untuk keseimbangan uang riil M/P sama dengan permintaan (M/P)d dan bahwa permintaan
adalah proporsional terhadap output Y. Perputaran uang V adalah sisi lain dari parameter
permintaan uang K. Asumsi perutaran uang konstan sama dengan asumsi bahwa permintaan
untuk keseimbangan uang riil untuk tiap satuan output adalah konstan.
Diasumsikan untuk setiap jumlah uang yang beredar M dan perputaran V tetap,
persamaan kuantitas menghasilkan hubungan negatif antara tingkat harga P dan Output Y.
Gambar di bawah ini menunjukkan kombinasi P dan Y yang memenuhi persamaan kuantitas
yang mempertahankan M dan V konstan. Kurva menurun dari dari kiri atas ke kanan bawah
ini di sebut kurva permintaan agregat.
Tingkat
harga P
Permintaan agregat (AD)
Pendapatan, output, Y
Kurva permintaan agregat (AD) menunjukkan hubungan antara tingkat harga P dan
jumlah barang dan jasa yang diminta Y. Kurva itu digambarkan untuk nilai jumlah uang yang
beredar M tertentu. Kurva permintaan agregat miring kebawah, semakin tinggi tingkat harga
P, maka semakin rendah tingkat keseimbangan riil M/P, dan karena itu semakin rendah
jumlah barang dan jasa yang diminta.
Pergeseran Kurva Permintaan Agregat
Kurva permintaan agregat dibuat untuk nilai dari jumlah uang yang beredar yang
tetap. Dengan kata lain, kurva tersebut menyatakan kombinasi yang memungkinkan dari P
dan Y untuk nilai M tertentu. Jika jumlah uang yang beredar berubah, maka kombinasi yang
mungkin dari P dan Y berubah, yang berarti kurva permintaan agregat bergeser.
Sebagai contoh, jika uang yang beredar berkurang. Persamaan kuantitas, MV=PY,
menyatakan bahwa pengurangan jumlah uang yang beredar menyebabkan pengangguran
proporsional dalam nilai nominal output PY. Untuk setiap tingkat harga, jumlah output
adalah lebih rendah, dan untuk jumlah output apapun, tingkat harga adalah lebih rendah.
Kurva permintaan kan bergeser ke kiri.
Tingkat
harga P
AD1
AD2
Pendapatan, output, Y
Hal sebaliknya jika uang yang beredar meningkat. Persamaan kuantitas menyatakan
bahwa kenaikan dalam M menyebabkan kenaikan dalam PY. Untuk setiap tingkat harga,
jumlah output adalah lebih tinggi, dan untuk jumlah output berapapun, tingkat harga adalah
lebih tinggi. Kurva permintaan akan bergeser ke kanan.
Tingkat
harga P
AD2
AD1
Pendapatan, output, Y
Meskipun teori kuantitas memberikan dasar yang sangat sederhana untuk memahami
kurva permintaan agregat, kenyataan sesungguhnya jauh lebih rumit. Fluktuasi dalam
jumlah uang beredar bukanlah satu-satunya fluktuasi permintaan agregat. Meskipun jumlah
uang yang beredar tetap konstan, kurva permintaan agregat juga bisa bergeser jika beberapa
hal menyebabkan perubahan perputaran uang.
Penawaran Agregat
Penawaran agregat/ aggregate supply (AS) adalah hubungan antara tingkat harga
dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Karena perusahaan yang menawarkan
barang dan jasa memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang tetapi harga kaku dalam
jangka pendek, hubungan penawaran agregat yang berbeda; kurva penawaran agregat jangka
panjang (long-run aggregate supply) LRAS dan kurva penawaran agregat jangka pendek
(short-run aggregate supply) SRAS. Dua faktor yang menentukan penawaran agregat, yaitu
keseimbangan di pasar tenaga kerja dan fungsi produksi. Keseimbangan di pasar tenaga kerja
akan menentukan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan memproduksi barang
dan jasa. Dan kemampuan dari tenaga kerja ini menghasilkan produksi nasional tergantung
kepada fungsi produksi yang menerangkan hubungan diantara jumlah tenaga kerja dan
faktor-faktor produksi lain untuk mewujudkan produksi nasional.
Yang Memindahkan Kurva AD
Perubahan – perubahan di pasar barang atau perubahan di pasar uang akan
memindahkan kurva AD. Perubahan – perubahan dalam perbelanjaan agregat, yang akan
berlaku sebagai akibat perubahan dalam komponen-komponennya, seperti tabungan dan
konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan pajak, dan ekspor-impor akan
memindahkan AD ke kanan atau ke kiri. Begitu pula kedudukan AD akan berubah sebagai
akibat perubahan permintaan dan penawaran uang.
Bentuk – Bentuk Kurva Penawaran Agregat
Kurva penawaran agregat yang berlainan disebabkan oleh pandangan ahli-ahli
ekonomi yang berbeda mengenai adakah ekonomi yang telah mencapai kesempatan kerja
penuh dan implikasi pertambahan pendapatan nasional dan kesempatan kerja ke atas
tingkat harga serta cirri-ciri pasran tenaga kerja.
Menurut pendapat ahli-ahli ekonomi Klasik perekonomian akan selalu mencapai
kesempatan kerja penuh. Dengan demikian pendapatan nasional akan selalu mencapai
tingkat yang paling maksimum yaitu pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh Yf.
Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara pada tahun tertentu yang
digambarkan oleh Yf’ tergantung kepada faktor – faktor produksi yang tersedia. Jumlah
faktor-faktor produksi inilah yang akan menentukan kedudukan Yf. Dalam grafik (a) dari
gambar 2.3 perpindahan AS0 dan Yf menjadi AS1 dan Y1f menggambarkan bahwa jumlah
faktor-faktor produksi yang sudah semakin banyak dan memungkinkannya untuk
menaikkan produksi negara dari Yf menjadi Y1f.
Kurva penawaran agregat yang dikaitkan dengan pendapat golongan Keynesian perlu
dibedakan pada dua bentuk : yang digunakan dalam analisis Keynesian sederhana dan
pandangan yang telah mempertimbangkan keadaan di pasaran tenaga kerja.Grafik (b) pada
hakikatnya menggambarkan bahwa tingkat harga tidak akan mengalami perubahan sebelum
tingkat kesempatan kerja penuh dicapai. Tingkat harga tidak akan mengalami perubahan
dan dalam grafik tingkat harga tersebut adalah P0. Pada tingkat kesempatan kerja penuh
keadaan sebaliknya akan berlaku, yaitu apabila ekspansi dalam perbelanjaan agregat masih
terus berlaku, pendapatan nasional tidak dapat ditambah tetapi harga-harga akan
meningkat. Penggunaan tenaga kerja yang semakin banyak akan menambah pendapatan
nasional. Dengan demikian peningkatan harga akan menambah pendapatan nasional riil.
Sifat dari hubungan ini digambarkan oleh kurva penawaran agregat AS di grafik (c) dan
kurva ini dikembangkan oleh golongan Keynesian baru.
Dalam analisis penawaran agregat yang dihubungkan dengan pendapat golongan
Ekspektasi Rasional atau Klasik baru perlu dibedakan diantara penawaran agregat jangka
pendek (short run aggregate supply atau SRAS) dengan penawaran agregat jangka panjang (long
run aggregate supply atau LRAS). Yang dimaksudkan dengan ―jangka pendek‖ dalam konsep
diatas adalah jangka waktu dimana hanya harga-harga barang dan harga bahan mentah
(seperti minyak) yang akan mengalami perubahan. Sedangkan dalam ―jangka panjang‖
perubahan bukan saja berlaku ke atas tingkat harga barang-barang tetapi juga ke atas hargaharga input (bahan mentah dan faktor-faktor produksi) yang digunakan dalam proses
produksi.
P
AS AS1
Yo
Yf
(a) Klasik
Yf1
Yf
(b) Keynesian sederhana
P
AS
LRAS
Yo
Y
(c) Keynesian bar
SRAS
Yo
(d) Monetaris dan Ekspektasi Rasional
Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai
termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.[1] Dengan kata lain, inflasi
juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses
dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang
dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat
tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara
terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk
mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling
sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan
hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10%
setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan
hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100%
setahun.
Pengaruh inflasi terhadap permintaan dan penawaran agregat adalah:

Inflasi akan menyebabkan suku bunga meningkat. Kenaikan suku bunga ini pertamatama menyebabkan investasi turun yang selanjutnya akan menurunkan permintaan
agregat dan pendapatan nasional.

Inflasi menyebabkan kemerosotan ekspor dan kenaikan impor yang juga akan
menyebabkan pengurangan ke atas permintaan agregat dan pendapatan nasional
Penentuan keseimbangan dalam perekonomian
Dalam analisis AD-AS keseimbangan dalam perekonomian dicapai pada keadaan
dimana permintaan agregat sama dengan penawaran agregat. Dalam model Klasik
pencapaian keseimbangan ini ditunjukkan dalam gambar. Grafik tersebut memperlihatkan
penentuan keseimbangan berdasarkan kepada permintaan agregat Ado dan penawaran
agregat AS0. Menurut Klasik perekonomian akan mencapai keseimbangan pada titik E0. Ini
berarti dalam perekonomian pendapatan nasional riil akan mencapai Y0 dan ini merupakan
pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh karena pada pendapatan nasional ini
permintaan tenaga kerja sama dengan penawaran tenaga kerja. Pada tingkat keseimbangan
ini tingkat harga adalah P0.
Keadaan yang digambarkan oleh titik A adalah: pendapatan nasional riil mencapai Y1 dan
tingkat harga adalah P1. Keadaan ini menggambarkan bahwa perekonomian mengalami
pengangguran dan berarti penawaran agregat melebihi permintaan agregat dan penawaran
tenaga kerja melebihi permintaan tenaga kerja. Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik
ketidakseimbangan ini akan menimbulkan penyesuaian di pasaran tenaga kerja dan
dipasaran barang. Di pasaran tenaga kerja kelebihan penawaran akan menimbulkan
pengurangan ke atas tingkat riil. Penurunan upah riil ini akan menambah permintaan tenaga
kerja dan pada waktu yang sama penawaran tenaga kerja menurun. Pada akhirnya
keseimbangan diantara permintaan dan penawaran tenaga kerja akan berlaku kembali dan
tingkat kesempatan kerja penuh tercapai.Titik B menunjukkan permintaan agregat sebanyak
Y2 adalah melebihi pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh (Y0). Kekurangan
penawaran ini menyebabkan tingkat harga meningkat. Proses harga ini mengurangi
permintaan agregat dan pada akhirnya ia seimbang dengan penawaran agregat.
tingkat
harga
Kelebihan AS
A
Eo
B
ADo
Kelebihan AD
Y1
Yo
Y2
Pendapatan nasional riil
Keseimbangan AD-AS Tanpa Perubahan Harga: Pandangan Keynes
Keyakinan Keynes bahwa perekonomian selalu menghadapi masalah pengangguran
dan pertambahan uang tidak akan menimbulkan kenaikan harga selama kesempatan kerja
penuh belum tercapai, sangat mempengaruhi pandangan Keynes yang berkeyakinan bahwa
pertambahan permintaan agregat hanya akan menimbulkan kenaikan dalam pendapatan
nasional. Berdasarkan kepada keyakinan ini, dalam analisis Keynesian yang mula-mula
berkembang, penentuan keseimbangan permintaan dan penawaran agregat adalah seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.
Dari sudut analisis Keynesian yang asal, keseimbangan AD-AS dan perubahan-perubahannya
dapat ditunjukkan dengan bantuan gambar 2.5. Misalkan pada mulanya keseimbangan
hanya dapat mencapai titik E0’ yang disebabkan karena permintaan agregat yang relatif
rendah, yaitu sebanyak AD0. Pendapatan nasional adalah Y0 dan berada dibawah pendapatan
nasional pada kesempatan kerja penuh Yf. Jurang diantara Yf dengan Y0 akan menimbulkan
pengangguran. Berbeda dengan pandangan Klasik, pengangguran ini akan menimbulkan
penyesuaian seperti yang diterangkan dalam analisis ahli-ahli ekonomi Klasik. Harga tidak
akan berubah dan tidak akan mewujudkan keseimbangan diantara permintaan agregat dan
penawaran agregat pada kesempatan kerja penuh. Begitu pula, tingkat upah tidak akan
merosot untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran tenaga kerja. Tanpa perubahan
dalam permintaan agregat keseimbangan akan kekal pada E0.
Oleh karena Keynes berkeyakinan bahwa tanpa perubahan permintaan agregat
keseimbangan akan kekal pada tingkat dibawah kesempatan kerja penuh, Keynes
menekankan tentang pentingnya peranan pemerintah untuk meningkatkan kegiatan
perekonomian kea rah tingkat kesempatan kerja penuh. Kebijakan pemerintah tersebut
perlu ditumpukan kepada usaha menggeser kurva AD0 ke kanan yaitu AD1 dan yang lebih
ideal lagi apabila dapat mencapat AD2. Perubahan sehingga ke tingkat AD3 perlu dihindari
karena akan menimbulkan inflasi. Perubahan AD tersebut akan dapat mengurangi
pengangguran dan apabila cukup efektif akan mewujudkan pula tingkat kesempatan kerja
penuh. Kebijakan pemerintah yang ditekankan dalam pemikiran Keynesian adalah bersifat
kebijakan mempengaruhi permintaan agregat atau demand management policy.
Keseimbangan AD-AS Dalam Analisis Keynes.
Keseimbangan Makroekonomi Jangka Panjang
Kedudukan LRAS dapat ditentukan dengan melihat kepada: pada tingkat mana penggunaan
tenaga kerja pada kesempatan kerja penuh tercapai, dan kemampuan tenaga kerja tersebut
menciptakan produksi nasional dalam keadaan dimana teknologi dan faktor produksi lain
adalah konstan. Kurva LRAS menggambarkan hubungan pendapatan nasional riil dan
tingkat harga dalam jangka panjang berbentuk tegak lurus di atas tingkat pendapatan
nasional riil pada kesempatan kerja penuh.
Yang menentukan kedudukan LRAS adalah faktor-faktor produksi yang tersedia dan
digunakan dalam perekonomian. Ini berarti keseimbangan AD-AS dalam jangka panjang
sangat tergantung pada kurva AD. Kedudukan kurva AD merupakan faktor yang
menentukan kedudukan keseimbangan yang berlaku.
Perubahan keseimbangan Makroekonomi Jangka Pendek
Dalam jangka pendek permintaan agregat AD maupun penawaran agregat AS dapat
mengalami perubahan.Dalam bagian ini akan diperhatikan : faktor-faktor yang menimbulkan
perubahan tersebut dan implikasi dari perubahan tersebut ke atas keseimbangan
makroekonomi jangka pendek. Berdasarkan kepada faktor yang menimbulkannya,
perubahankeseimbangan jangka pendek yang berlaku dapat dibedakan kepada faktor-faktor
yang berikut :
a. Pertambahan dalam permintaan agregat
b. Kemerosotan dalam permintaan agregat
c. Kenaikan dalam biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan mentah.
Daftar Pustaka
Sadono Sukirno.2004.Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga.Jakarta.PT Raja
Grafindo Persada.
Mankiw N. Gregory.2007. Makroekonomi. Jakarta.PT. Gelora aksara pratama,2007
Download