BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Jumlah wirausahawan disuatu negara dapat menjadi salah satu tolak ukur suatu negara dapat dikatakan sebagai negara maju atau sedang berkembang. Beberapa ahli perpendapat rata-rata negara maju memiliki minimal 10% wirausahawan dari total populasi yang di milikinya. sementara untuk negara berkembang memiliki sekitar 1%-9% persen wirausahawan, bagaimana dengan Indonesia, pada suatu kesempatan Sultan Hamangkubuono X menyampaikan bahwa angka wirausahawan di Indonesia 1,65% dari jumlah populasi Indonesia saat ini. Jumlah ini masih sangat jauh bila dibandingkan dengan persentase jumlah wirausahawan di negara tetangga di kawasan, seperti Singapura sekitar 7%, dan Malaysia sekitar 4% dan masih perlu ditingkatkan kembali. Hal ini juga sejalan dengan program pemerintah pusat yang dicanangkan oleh kementrian koprasi, usaha kecil dan menengah dengan gerakanya yang disebut dengan Gerakan Kewirausahaan Nasional (2015). Diharapakan kebijakan ini akan dapat meningkatkan persentase jumlah wirausahawan di Indonesia menjadi minimal 2% dari jumlah populasi dan diharapkan akan terus tumbuh dimasa depan. 1 Gambar 1.1 (World Economic Forum dalam Global Competitiveness Report 2014-2015) Perkembangan kewirausahaan di Indonesia dalam kurun waktu satu dekade ini sudah berkembang dengan sangat pesat hal ini tidak lepas dari perkembangan teknologi dan semakin bebasnya informasi beredar di masyarakat. Berbagai media digunakan sebagai sarana penjualan dan promosi hal ini membuka kesempatan bagi para wirausahawan untuk dapat mengembangkan ide - idenya dan sekaligus dapat menjual dan meraih keuntungan. Kondisi ini senada juga disampaikan oleh Drucker (1964) beliau adalah seorang pemikir managemen asal Amerika, menyatakan bahwa apa yang dimaksud dengan wirausaha adalah “aktivitas yang secara konsisten dilakukan untuk dapat mengkonversi ide - ide tersebut menjadi kegiatan usaha yang menguntungkan”. Beberapa ahli managemen yang lain menyampaikan bahwa dalam penerapan kewirausahaan terdapat suatu unsur risiko yang terukur guna memaksimalkan sumber daya demi mewujukan suatu usaha kreatif yang belum ada sebelumnya. Dapat ditarik kesimpulan, bahwa pengembangan 2 kewirausahaan adalah suatu sistem dimana akan melibatkan suatu proses pengembangan ide kreatif dan belum pernah ada sebelumnya (dalam hal ini dapat disampaikan sebagai inovasi) yang penerapanya mengandung risiko yang sudah diperhitungkan dalam memaksimalkan sumber daya yang dimiliki. Dengan memahami kewirausahaan dan proses inovasi di dalamnya seorang wirausahawan dapat segera memulai usaha dengan pemikiranya berupa ide dan inovasi dilengkapi dengan sumber daya yang dimilikinya dan bersiap dengan semua risiko yang akan muncul kedepanya. Untuk dapat mengatur risiko tersebut seorang wirausahawan perlu memiliki kepemimpinan yang baik dimana hal ini dapat menjadi solusi untuk menghadapi perubahan diwaktu yang akan datang. Hal tersebut disampaikan oleh Johansen (2007) lewat pemikiranya yaitu “VUCA WORLD”, yang dijabarkan menjadi; perubahan-perubahan (volatility), ketidak pastian (Uncertainty), kompleksitas (Complexity) dan perbedaan penafsiran (Ambiguity). Menurut Bob Johansen untuk dapat mengatasi perubahan-perubahan (volatility) seorang leader harus memiliki visi yang jelas tentang mengapa organisasi ini dan akan dibawa kearah mana organisasi ini selanjutnya, sedangkan untuk ketidak pastian (Uncertainty) dapat diatasi dengan pemahaman akan kondisi yang ada, diharapakan seorang pemimpin dapat berhenti untuk berpikir sendiri dan mulai mendengarkan dan melihat secara langsung apa yang dihadapi oleh bawahanya. Untuk menghadapi kompleksitas (Complexity) seorang pemimpin dihadapkan untuk memprioritaskan dan berkolaborasi mencari solusi terhadap 3 suatu masalah yang di anggap paling pokok sebelum mencari penyelesaian permasalahan lainya. Sedangkan untuk dapat mengatasi perbedaan penafsiran (Ambiguity) seorang pemimpin harus bersikap dan bergerak lincah melihat dari berbagai sudut pandang, mendengar dari berbagai sisi dan beradaptasi pada kebubutuhan organisasi untuk dapat memberikan panduan yang jelas sehingga organisasi dapat bergerak kearah yang sama dan arah yang dituju. Sementara itu tujuan dari penerapan dari “VUCA WORLD” sendiri adalah untuk dapat membangun pemimpin terbaik yang dapat membangkitan jiwa kepemimpinan dari setiap anggota dari organisasi yang dipimpinya. Dalam Islam wirausaha identik dengan perdanganngan dari jaman dahulu bangsa Arab terkenal dengan perdagangan antar kota mengunakan kabilah-kabilah dan Nabi Muhammamd S.A.W adalah salah satu diantaranya. Dalam Islam juga diajarkan bahwa dari 10 pintu rejeki 9 di ataranya di buka dari perdangangan. Barang yang diperdangangkan sangat beragam dari kebutuhan pokok sampai kebutuhan lainya. Salah satu komoditi perdangan yang di perdangkan dari jaman dahulu sampai saat adalah pakaian. Pakaian dan sebagai sarana penutup aurat adalah salah satu hal penting dalam keseharian seorang Muslim. Bagaimana seorang Muslim berpakaian menjadikan apa yang di lakukannya mendekati unsur ibadah atau malah cendrung sebaliknya. Makin banyaknya kesadaran mengenai hal ini meningkatkan kebutuhan akan pakaian yang nyaman terjangkau dan yang terpenting adalah dapat menutupi aurat dengan lebih baik. Melalui penelitian ini akan dibahas mengenai rencana bisnis 4 “Madani Clothing” dengan melihat potensi pasar dan tantangan yang akan dihadapi yaitu dari lingkungan internal maupun lingkungan eksternal perusahaan melalui proses identifikasi karakteristik industri dan demografi pelanggan. I.2 FAKTOR EKSTERNAL Menurut teori herarki kebutuhan milik Abraham Maslow kebutuhan manusia di bagi menjadi tingkatan dalam bentuk piramida. Dari yang paling dasar yaitu pemenuhan kebutuhan fisiologi berurut keatas dilanjutkan dengan kebutuhan atas rasa aman, kasih sayang, penghargaan dan yang paling puncak adalah aktualisasi diri. Pada dasarnya manusia memenuhi kebutuhanya dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut. Gambar 1.2 Herarki Kebutuhan Abraham Maslow (Kotler, P dan Keller, K. L. 2012. Marketing Management 14 hal 183) 5 Dalam upaya memenuhi apa yang dibutuhkan sering kali tidak cukup hanya sampai pada pemenuhan kebutuhan pokoknya saja namun sengaja dipilih untuk mewakili pesan yang ingin disampaikan kepada anggota kelompoknya atau anggota kelompok yang lain. Kebutuhan pokok manusia pada dasarnya menurut tingkat intensitasnya adalah pangan, sandang, dan papan atau makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Hal ini tidak pernah berubah dan kemungkinan juga tidak akan berubah dimasa yang akan datang. Sesuai perkembangan jaman banyak kebutuhan yang tingkatanya mendekati kebutuhan pokok seperti kebutuhan akan listrik, alat komunikasi, kendaraan serta banyak kebutuhan lain yang bermuculan yang harus dipenuhi oleh manusia sehari hari namun kebutuhan kebutuhan ini tidak dapat mengantikan sepenuhnya kebutuhan akan pangan, sadang, dan papan. Hal ini yang menjadi tolak ukur dimana usaha yang mencakup pemenuhan kebutuhan pokok ini menjadi pasar yang selalu menawarkan permintaan yang terus menerus dan bertambah jumlahnya setiap tahunnya. Dalam sektor perdagangan, rumah makan dan jasa menempati urutan kedua dalam penyerapan tenaga kerja, disamping itu sektor tersebut juga menyerap lebih banyak lagi pekerja pada tiap tahunya. Table berikut juga menunjukan bahwa sektor perdagangan adalah suatu bidang industri yang cukup strategis, dimana sektor tersebut berkontribusi cukup besar dalam penyerapan tenaga kerja secara secara nasional. 6 Tabel. 1.1 Jumlah tenaga kerja berdasarkan industri Usaha di Indonesia No. 1 2 3 4 5 6 Lapangan Pekerjaan Utama Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 7 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan 9 Perorangan 10 Lainnya Total 8 2012 2013 2014 Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus 41,665,576 39,590,054 40,764,720 39,220,261 40,833,052 38,973,033 1,615,563 14,392,751 301,815 6,148,016 1,602,706 15,615,386 251,162 6,851,291 1,558,686 14,998,937 260,116 6,952,928 1,426,454 14,959,804 252,134 6,349,387 1,623,109 15,390,188 308,588 7,211,967 1,436,370 15,254,674 289,193 7,280,086 24,312,988 23,517,145 25,270,435 24,105,906 25,809,269 24,829,734 5,234,636 5,052,302 5,285,277 5,096,987 5,324,105 5,113,188 2,809,856 2,696,090 3,045,787 2,898,279 3,193,357 3,031,038 17,580,781 17,328,732 17,792,726 18,451,860 18,476,287 18,420,710 114,061,982 112,504,868 115,929,612 112,761,072 118,169,922 114,628,026 Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS 2014 Indutri kreatif adalah salah satu dari banyak industri real yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Dengan diterbitkanya Peraturan President nomor 28 tahun 2008 tentang kebijakan industri nasional. Dimana disampaikan bahwa sektor industry menjadi pengerak utama dan mampu berkontribusi dan tumbuh lebih tinggi dari pertumbuhan nasional dalam rangka mewujudkan negara indutri yang tangguh pada tahun 2025 (buku 5 prioritas industri penunjang industri kreatif dan Indonesia kementrian Industri November 2009). Perkembangan industri busana di Jakarta dan sekitarnya tidak lepas dari pengaruh dari industri busana Bandung dan Yogyakarta. Industri busana menawarkan produk sandang berupa pakaian dan aksesorisnya. Jenis pakaian 7 yang disediakan juga beragam dari atasan berupa kaos, kemeja dan terusan serta bawahan yang dapat berupa celana dan rok dalam berbagai ukuran dan modelnya. Sementara aksesori dapat berupa busana luar seperti jaket, sweeter dan jubah selain itu juga beragam jenis sepatu dan tas serta pasmina atau kerudung juga pernak-pernik kecil lainya. Dalam usaha ini sangat dipengaruhi oleh selera dari penguna dan tren yang sedang berkembang pada saat itu. Merespon hal tersebut usaha busana tumbuh dan mulai dari usaha dengan skala produksi yang relatif kecil. Pendekatan ini dipilih agar dapat lebih fleksibel dalam menerapkan ide dan kreasi secara bebas. Hal ini juga turut diterapkan pada pola distribusi dan pemasaranya yang berkembang mengikuti permintaan pasar. Bicara tentang gambaran pasar di Indonesia berikut disampaikan diskripsi singkatnya. Dari total penduduk Indonesia berjumlah kurang 250 juta dan 207 Juta di antaranya adalah Umat Muslim. Jumlah umat Muslim di Indonesia setara dengan 13% dari total umat Muslim di dunia. Dari jumlah Penduduk Indonesia sekitar 66.5 % adalah penduduk dalam usia produktif 15 – 65 tahun. Jumlah yang besar ini menjanjikan pasar yang luas untuk produk konsumsi besar potensinya untuk terserap oleh pasar Indonesia. Dari paparan tentang besarnya potensi pasar di Indonesia selain sisi positif perlu juga diwaspadai tentang unsur risiko yang ada di dalamnya. Faktor-faktor seperti perubahan yang terjadi pada tren dan permintaan pada pasar yang cendrung tidak menentu dan berubah-ubah menjadi suatu hal yang 8 perlu dicermati dan dicarikan solusinya. Deangan memiliki tujuan yang jelas dan terbuka dalam menerima input dari berbagai sisi dapat dirumuskan suatu solusi yang tepat dalam mengatasi masalah yang ada. Beberapa tahun belakangan ini tren pengunaan busana Muslim seperti juga tren pengunaan batik sudah menjadi pakaian yang lazim digunakan seharihari dan tidak lagi dipakai pada event atau acara tertentu saja. Jumlah pengunanya juga bertambah setiap waktu tidak hanya perempuan juga laki-laki, dari berbagai tingkatan usia dan berbagai lapisan masyarakat. Menurut Kefgen dan Touchie (1986), busana dan cara orang mengenakanya mencerminkan identitas awal tentang prilaku individu yang mengenakan pakaian tersebut, memposisikan bagaimana individu tersebut ingin diperlakukan dan juga mencerminkan status serta peranan dalam masyarakat. Cara pandang suatu individu dipengaruhi dari perubahan pada bagaimana orang menilai orang lain pada dunia yang berkembang dengan pesat dan bergerak dengan cepat. Satu hal yang dahulu dianggap tabu atau harus dihindari malah menjadi suatu daya tarik yang menarik untuk didekati dan dipelajari lebih jauh. Acap kali dalam pergaulan antar anggota kelompok sering menilai penampilan seseorang dari luarnya saja tanpa memahami lebih jauh kenapa dan mengapa serta nilai apa yang tersembunyi di baliknya. Walaupun masih banyak menerima penolakan dari berbagai negara di dunia busana Muslim sudah memiliki tempat yang khusus di hati para pengemarnya selain mengikuti tuntunan agamanya yaitu Islam juga mejadi 9 sarana aktualisasi dan identifikasi yang jelas bagi para pengunanya. Busana Muslim juga sudah ditunjukan dan disajikan sebagai busana yang mengandung nilai ekonomi yang baik dan dapat menjadi media seni yang dapat dikembangkan oleh para pembuatnya untuk menjadi kecenderungan yang mampu mengerakan pasar dan menarik bagi para meminat mode. Busana Muslim karya anak negri juga sudah sering ditampilkan di luar negri sebagai sarana dakwah juga sebagai perwujudan exsistensi perkembangan dunia mode Muslim di Indonesia. I.3 FAKTOR INTERNAL Mengikuti arus tren dalam industri busana Muslim khususnya dalam pemasaran dan penjualan juga pengembangan suatu merek dagang, penulis ingin menyelami, dan mempelajari lebih dalam sehinga pada akhirnya dapat memberikan rekomendasi pada “Madani Clothing” agar dapat berkembang lebih baik lagi. Dalam menjalankan usahanya “Madani Clothing” menerapkan prinsip berbisnis dan berdakwah yang bertujuan mendapatkah berkah di dunia dan akhirat. “Madani Clothing” bertujuan untuk menciptakan suatu merek yang memiliki nilai – nilai Islami yang melekat pada setiap produk yang dimilikinya. Untuk Klasifikasi umum “Madani Clothing” dibagi menjadi dua produk yaitu produk untuk laki laki dan produk untuk wanita. Bila dilihat dari beragam produk yang akan dipasarkan kencendungan terjadinya keruwetan dan perbedaan penafsiran dalam operasional memiliki potensi besar untuk terjadi. 10 Untuk dapat mengatasinya perlu adanya penyusunan prioritas kerja untuk mendahulukan yang lebih penting atau yang dapat diselesaikan lebih cepat. Strategi ini penting untuk diterapkan guna memaksimalkan sumber daya yang dimiliki. Hal ini dirasa penting bagi “Madani Clothing” yang sedang dalam proses untuk berkembang dan mencari bentuk yang tepat, baik dalam sisi operasional dan pemasaran juga pengembangan suatu merek dagang, yang dapat bersaing dengan merek lainya. I.4 RUMUSAN MASALAH Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya busana Muslim sudah menjadi suatu identitas dari penggunanya. Pakaian Muslim digunakan oleh semua kalangan baik masyarakat umum sampai degan publik figur dan pejabat. Hasil sensus 2010 dari Badan Pusat Statistik menyatakan jumlah penduduk muslim di Indonesia berjumlah 207 juta jiwa dan 130 juta diantaranya dalam usia produktif. Sedangkan untuk kota Depok sendiri 1,049,306 adalah penduduk muslim dari kalangan menengah atas. Melihat betapa besarnya potensi yang dimiliki pasar busana muslim maka perlu dilakukan suatu analisa dan pemikiran yang matang untuk dapat terjun dan bertahan minimal 5-10 tahun pada industri ini. Untuk dapat bertahan dan terus berkembang dibutuhkan suatu rencana bisnis yang mencakup strategi tentang pemilihan segment pelanggan, rencana produksi dan pemasaran yang berbeda dari apa yang telah ada. Faktor ini akan 11 menjadi daya tarik untuk dapat membidik potensi captive market memberikan suatu nilai yang dapat memenangkan hati pelanggan. I.5 PERTANYAAN PENELITIAN Bagaimana pengembangan model dan rencana pengembangan bisnis untuk mengatasi perubahan-perubahan, ketidak - pastian, kompleksitas dan perbedaan penafsiran baik dalam organisasi maupun pasar untuk menangkap captive market? I.6 TUJUAN PENELITIAN Dengan pembahasan dan uraian latar belakang serta permasalahan di atas, maka penulisan tesis ini bertujuan untuk: 1. Menyusun model bisnis untuk “Madani Clothing” 2. Merencanaan pengembangan bisnis untuk “Madani Clothing” 12 BAB II LANDASAN TEORI II.1. VUCA WORLD Dunia kita saat ini tidak bisa disamakan dengan periode sebelumnya. Banyak hal yang dipercaya pada masa lalu terbukti sebaliknya. Perubahan adalah satu-satunya hal yang pasti dan berubah cepat seiring dengan perjalanan hidup. Tantangan dan masalah muncul untuk diselesaikan hanya sebagai jalan untuk menuju masalah yang baru. Dalam penyelesaian setiap masalah diminta untuk dapat dilakukan secara cepat teranalisa dan dapat menghilangkan ketidak pastian yang ada di dalamnya. Cara pandang melihat dunia seperti ini adalah pendekatan “VUCA World”. Pendekatan penyelesaian masalah dengan Metode VUCA atau lengkapnya adalah VUCA World adalah buah pikiran dari Johansen (2007). Awalnya pendekatan ini dipergunakan dalam dunia militer untuk melatih para pemimpin untuk dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam meyelesaikan masalah yang dihadapi baik dalam medan perang maupun permasalahan lainya. VUCA World terdiri dari empat hal antara lain, perubahan-perubahan atau volatility yaitu adalah perubahan-perubahan yang terus menerus yang berlangsung secara cepat dan terjadi secara natural yang disebabkan oleh perubahan pada faktor-faktor pendukungnya. Kemudian dilanjutkan dengan 13 ketidak pastian atau uncertainty, yaitu adalah keadaan dimana sulitnya melakukan prediksi terhadap suatu kejadian atau masalah yang hasil akhirnya berpotensi tidak dapat diperhitungkan sebelumnya. Kompleksitas atau complexity adalah keadaan diamana tercapurnya berbagai faktor pendukung dan kepentingan dari berbagai sumber yang menimbulkan kekacauan dan kebinggungan di dalam suatu kelompok. Kemudian yang terahir adalah perbedaan penafsiran atau ambiguity yaitu suatu keadaan diamana adanya keraguan terhadap suatu kondisi dikarenakan adanya kemungkinan kesalah pahaman yang biasa disebabkan oleh kebingungan dan kurang penggalaman. Kinsinger and Walch (2015), dalam salah satu artikelnya menyampaikan solusi untuk dapat mengatasi kondisi-kondisi yang di muncul dalam VUCA WORLD. Perubahan-perubahan dapat diatasi dengan visi yang jelas. Seorang pemimpin berkewajiban untuk dapat memimpin kelompoknya kearah dan tujuan yang sama. Tugas lain dari pemimpin adalah memastikan tujuan itu adalah suatu hal yang dapat dicapai dengan segala sumber daya yang dimiliki oleh kelompok tesebut. Ketidak pastian dapat diatasi dengan pemahaman tentang dimana kita berada (posisi), apa yang kita inginkan, dan apa yang akan kita perbuat. Pemahaman dapat dilakukan dengan menyediakan waktu yang cukup untuk dapat melihat lebih jauh dan mendengar lebih baik tentang apa yang disampaikan oleh internal organisasi maupun ekternal dan keadaan pasar. Hal 14 ini dinilai penting agar dapat diperoleh gambaran yang lengkap tentang suatu masalah yang dihadapi. Sementara itu pemahaman juga sangat dibutuhkan untuk dapat memahami kemampuan yang dimiliki diri sendiri dan orang lain sehingga dapat menempatkan setiap individu pada posisi dan fungsi yang tepat. Sedangkan untuk kompleksitas dapat diatasi dengan kejelasan terhadap permasalahan yang dihadapi dan pilihan solusi yang ada. Seorang pemimpin dihadapkan untuk memprioritaskan dan berkolaborasi mencari solusi terhadap suatu masalah yang dianggap paling pokok sebelum mencari penyelesaian permasalahan lainya. Perbedaan penafsiran, hal ini dapat diatasi dengan kelincahan. Kelincahan yang dimaksut adalah kemampuan dari seorang pemimpin untuk dapat berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompoknya dan dapat menguasai keadaan yang ada. Hal ini berguna untuk mengatasi keadaan yang tidak menentu yang tentu saja tidak dapat dihindari. Berbekal dengan kemampuan ini maka akan selalu dapat ditarik suaru pontensi positif yang dapat diambil dari setiap keadaan. Pendekatan dengan metode”VUCA WORLD” ini dimemiliki tujuan akhir dimana dapat mencetak pemimpin-pemimpin yang dapat menarik potensi kepemimpinan dari para anggota kelomponya. Hal ini diperlukan dalam proses regenerasi dalam kelompok juga untuk dapat mencipatakan anggota-anggota yang dapat memimpin dirinya sendiri untuk keluar dari masalah yang di hadapinya. 15 II.2. KEWIRAUSAHAAN & INOVASI Jiwa dan ilmu kewirausahaan adalah suatu hal yang sangat penting yang harus dimiliki setiap pengusaha. Kewirausahaan selalu diidentikan dengan pengusaha dan usahanya. Walau pendapat ini tidak bisa disalahkan, namun kewirausahaan memiliki arti yang luas dan lebih kompleks. Menurut Drucker (1964) beliau adalah seorang pemikir managemen asal Amerika, menyatakan bahwa apa yang dimaksud dengan kewirausahaan adalah aktivitas yang secara konsisten diakukan untuk dapat mengkonversi ideide tersebut menjadi kegiatan usaha yang menguntungkan. Lain halnya dengan (Ferell, Hirl, Ferell 1993, hal. 21) berpendapat wirausahawan adalah suatu individu yang mempertaruhkan kekayaan, waktu dan usahanya untuk meningkatkan keuntunganya dengan cara membuat invovasi baru dari produknya atau mencari metode baru dalam menyelesaikan pekerjaanya. Bila pendapat para ahli tersebut ditarik benang merahnya dapat disimpulkan. Bahwa kewirausahaan adalah suatu sistem dimana akan melibatkan suatu proses pengembangan ide kreatif dan belum pernah ada sebelumnya (dalam hal ini dapat disampaikan sebagai inovasi) yang penerapanya mengandung risiko yang sudah diperhitungkan dalam memaksimalkan sumber daya yang dimiliki. Sementara itu selain maknanya, perlu juga dibagaimana proses kewirausahaan terjadi. Kewirausahaan diawali oleh inovasi yang berasal dari individu itu sendiri maupun dari faktor ekternal seperti lingkungan, pendidikan, 16 dan keluarga. Penguasaan terhadap hal - hal tersebut berkembang menjadi suatu karakter kewirausahaan yang dibutuhkan dalam membangun suatu usaha. II.3. CAPTIVE MARKET Captive Market atau pasar terkurung bila dilihat sekilas istilah ini terkesan negatif. Namun sebenarya Captive Market adalah istilah yang dipergunakan untuk mengistilahkan pelanggan yang tidak memiliki pilihan dalam membeli produk ditempat tersebut yang menyebabkan penjual dapat menerapkan monopoli. Tentu saja monopoli dapat diterapkan bila nilai yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Nilai yang dimaksut disini adalah keunggulan kompetensi yang dimiliki oleh penjual. Secara umum ada dua jenis pelanggan yaitu pelanggan regular yaitu pelanggan yang datang pada setiap periode tertentu dan pelanggan potensial atau yang tidak disadari sebelumya memiliki potensi. Contoh dari pelanggan dari tipe dua ini adalah yang pegawai dari tempat itu sendiri, kemudian anak sekolah yang hanya datang untuk window shoping atau orang-orang yang tingkat ekonominya lebih rendah dari rata-rata pelangan yang ada. Bila kedua jenis pelanggan berikut bila diberikan pelayanan dan penawaran yang tepat maka akan dapat menambah penghasilan yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Pelanggan tetap ini akan secara terus menerus membeli barang dikarenakan nilai atau keungulan kompetensi yang ditawarkan oleh penjual. 17 Keunggulan tersebut antara lain adalah yang pertama produk tersebut adalah kebutuhan pokok, pelanggan memang mengkonsumsi produk tersebut seharihari dan lebih lagi tidak ada penjual yang lain. Kedua tidak kalah pentingya adalah lokasi, Selain karena memang diperlukan lokasi atau produk tersebut mudah dijangkau oleh pembeli. Ketiga faktor yang penting kemudian adalah harga yang ditawarkan harus bersaing tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal. Faktor harga juga akan semakin menarik bila diberikan suatu kemudahan seperti discount atau pembayaran dalam bentuk cicilan. Keempat faktor terahir namun tidak kalah pentingnya adalah faktor selera. Faktor ini sangat penting karena bila barang yang dijual sesuai dengan harapan dari pembeli maka pembeli tidak akan ragu atau paling tidak akan menjadikan tempat tersebut refrensi ketika mencari produk yang sama dimasa depan Bagaimana menjadikan pelanggan menjadi pelanggan tetap menjadi suatu hal diinginkan oleh semua penjual. Konsepnya kurang lebih sama dengan meletakan kaki kita disepatu mereka atau secara harfiah mengetahui lebih dalam tentang calon pelanggan. Seperti apa yang disukainya seperti, selera, warna, model dan rasa. Hal lainya adalah tingkat ekonomi dan kebiasaam para pelangganya. Dengan mengetahui hal ini maka diharapkan dapat diberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing pelanggan. 18 II.4. KEUNGGULAN KOMPETENSI Ciri dari suatu perusahaan yang memiliki keunggulan kompentensi adalah, memiliki rata-rata keuntungan yang lebih tinggi dibanding dengan usaha sejenis dalam industri tersebut. Seperti telah disampaikan sebelumnya tentang pentingnya competitive advantages atau keunggulan kompentensi yang menjadi nilai penting dalam menciptakan suatu captive market, perlu juga dipahami proses penyusunan dari keungulan kompetensi tersebut. Bagi seorang wirausahawan keunggulan kompentensi adalah suatu alat untuk mencapai kesuksesan. Tanpa adanya nilai yang pembeda dalam suatu usaha akan sulit rasanya untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Agara dapat menciptakan keunggulan kompentensi menurut Hill dan John (2015) dalam bukunya “Strategic Managemement” edisi ke sebelas. Disampaikan bahwa faktor yang dapat menciptakan suatu keungulan kompentensi antara lain; superior dalam penhematan, superior dalam kualitas, superior dalam inovasi, dan superior dalam merespon kebutuhan pelanggan. Dari empat faktor diatas dapat dibentuk suatu kompentensi yang berbeda dari yang pernah ada sebelumnya atau yang dimiliki oleh kompetitor (distinctive competencies). Dalam implementasinya kompetensi tersebut tidak lepas dari sumber daya (resouces) dan kemampuan (capabilities) yang menjadi motor pengerak dari suatu usaha. Dari empat faktor superiority yang telah disebutkan di atas tidak menjadi kewajiban untuk dipenuhi semuanya cukup 19 fokus pada sumber daya dan kemampuan yang dimiliki saja. Hal ini kemudian dapat diterapkan pada strategi bisnis yang dipilih. Sementara itu secara garis besar dalam sisi strategi bisnis terdapat dua pendekatan yaitu yang pertama adalah Cost Leadership sedang lainya Differentiation. 1. Cost Leadership menekankan pada produksi dengan biaya serendah mungkin yang bertujuan untuk meningkatkan keuntungan dan flexible dalam menentukan harga. 2. Differentiation menekankan pada menyediakan suatu hal yang berbeda untuk pelanggannya dari apa yang ditawarkan oleh kompetitornya. Konsekwensinya kadang kala produk yang ditawarkan masuk dalam kategori premium agar dapat memberikan nilai yang diinginkan. Implementasi cost leadership dan differentiation sangat beragam. Diantaranya ada yang fokus pada salah satunya dan ada pula yang mengimplementasikanya secara bersamaan dengan komposisi yang berbeda. Strategi yang dipilih menentukan posisi untuk jenis pelanggan yang ingin dipenuhi kebutuhanya dan apakah hanya fokus melayani satu jenis pelanggan (niche) atau pasar secara luas. Masing – masing pilihan strategi yang diambil memiliki resiko dan tantangan yang berbeda namun dengan pemilihan strategi yang tepat pada saat yang dibutuhkan akan memperoleh hasil yang maksimal. 20 Gambar 2.1. the root of competitive advantages Sumber : Hill dan John (2015), halaman 118 II.5. PETA EMPATI Selain dari tujuan utama mendirikan suatu usaha yaitu mencari keuntungan, tidak kalah pentingnya adalah memahami kebutuhan pelanggan. Siapa pelanggan kita, jenis pelanggan dan bagaimana seleranya disamping dengan mode serta tren yang ada. Untuk dapat menangkap kebutuhan tersebut perlu adanya suatu alat untuk dapat mengidentifikasi apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh pasar dan salah satu metodenya adalah dengan mengunakan peta empati. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010) empathy map atau peta empati adalah suatu alat bantu untuk membuat profil pelanggan sederhana yang dapat memberikan pemahaman lebih baik tentang lingkungan, prilaku, kepedulian, dan insprasi. Dengan mempergunakan peta empati dapat disusun 21 suatu model bisnis yang dipandu oleh profil pelanggan sehingga memberikan proposisi nilai yang lebih baik, serta lebih nyaman dalam menjakau pelanggan serta menciptkan hubungan yang lebih baik antara penjual pembeli dan memastikan produk yang dijual menawarkan nilai yang bersedia dibayar oleh pelanggan. Dari berbagai metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode in dept interview yang diharapakan dapat memperoleh informasi yang lebih dalam dan personal yang hasilnya dapat disusun menjadi suatu Peta Empati yang lengkap yang nantinya dapat menjadi basis dari penyusunan suatu model bisnis yang memberikan gambaran yang tepat tentang kebutuhan pasar. Hal ini dirasa penting sebab tanpa peta empati yang mencerminkan permintaan dari pasar maka arah dari pengembangan usaha ini menjadi tidak jelas dan dapat mengangu sistem operasi dan menghindarkan dari potensi kerugian yang dapat dialami dimasa yang akan datang. Berikut adalah gambaran dari peta empati. Dari gambar berikut peta empati dapat dibagi menjadi 6 kuadran yang terdiri dari Apa yang pelanggan pikirkan dan rasakan, dengar, lihat, disampaikan dan diperbuat serta apa yang disukai dan apa yang tidak disukai. 22 Gambar 2.2. Peta Empati Sumber: Osterwalder dan Pigneur (2010), halaman 130 Faktor – faktor tersebut akan mengisi masing-masing kuadran dari peta empati. Cara menggunakan peta empati menurut Osterwalder dan Pigneur (2010); pertama-tama mengklasifikasikan semua segmen pelanggan yang mungkin dan potensial untuk dapat dilayani. kedua diambil tiga segmen pelanggan yang dipandang paling potensial, selanjutnya diambil salah satunya untuk dijadikan sarana pelatihan profiling. Profiling yang dilakukan meliputi penamaan yang sesuai dengan karakteristik demografinya, seperti pendapatan, usia, jenis kelamin, dan tingkatan ekonominya. Ketiga menggunakan flipchart atau whiteboard untuk menyusun suatu profil pelaggan yang baru dengan mengacu pada 6 pertanyaan dari masing-masing kuadran peta empati sebagai berikut: 23 Tabel. 2.1 Contoh Pertanyaan Peta Empati Apa yang dilihat oleh pelanggan? Seperti apa yang pelanggan lihat? Apa yang didengar oleh pelanggan? Apa yang dikatakan oleh teman-teman pelanggan? atau orang-orang terdekat. Siapa yang ada disekeliling pelanggan? Siapa yang memberikan pengaruh besar pada pelanggan dan dengan pendekatan apa? Media atau saluran mana yang memberikan Apa yang dimimpikan pelanggan setiap malam dan penaruh pada pelanggan? membuatnya terbangun? Cobalah mendeskripsikan mimpi-mimp dan aspirasi pelanggan? Siapa teman-teman pelanggan? Apa jenis penawaran yang ditemukan pelanggan setiap hari (selain dari yang ditawarkan oleh semua pasar) Apa yang pelanggan pikirkan dan rasakan? Hal apa yang benar-benar penting bagi pelanggan (yang tidak bisa di katakan pelanggan secara terbuka)? Bayangkan emosinya, apa yang menggerakkan pelanggan? Apa yang pelanggan katakan dan lakukan? Apa yang tidak disukai oleh pelanggan? Apa saja keuntungan yang di peroleh pelanggan? Bagaimana pelanggan bersikap? Apa menjadi beban terbesar pelanggan? Apa yang dapat pelanggan katakan kepada orang lain? Apa saja yang menjadi hambatan yang Bagaimana pelanggan mengukur keberhasilan? dihadapi oleh pelanggan dan apa yang di inginkan dan butuhkan untuk mencapainya? Memberikan perhatikan terhadap potensi Risiko apa yang takut diambil oleh konflik antara apa yang mungkin pelanggan pelanggan? katakan dan apa yang benar-benar dipikirkan dan dirasakan oleh pelanggan? Apa yang benar-benar ingin dicapai oleh pelanggan dan apa yang dibutuhkan untuk mencapainya? Pikirkan beberapa strategi yang mungkin digunakan oleh pelanggan untuk mencapai tujuannya. Sumber : Osterwalder dan Pigneur (2010), halaman 130 II.6. MODEL BISNIS Definisi model bisnis Shafer, Smith dan Linder (2005) berpendapat model bisnis adalah representasi logika dasar (core logic) perusahaan dan pilihan strategis dalam menciptakan dan menangkap nilai melalui jaringan nilai (value network). Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010) model bisnis adalah suatu gambaran tentang suatu pemikiran suatu organisasi yang bertujuan untuk 24 menciptakan, memberikan, dan menangkap suatu nilai tambah yang diperoleh dari proses tersebut. Tim Clark, Osterwalder dan Pigneur (2012) pada level ekonomi paling dasar, model bisnis adalah logika bagi sebuah organisasi untuk mampu menghidupi dirinya sendiri secara financial. Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa model bisnis adalah suatu alat dipergunakan suatu organisasi agar dapat menentukan pilihan strategi yang mengatur suatu hubungan sebab akibat antara para pemilik kepentingan sehinga menciptkan suatu keungulan dari kompetitor dengan membangun suatu kompetensi dasar serta dapat membiayai operasional dan dapat meraih keuntungan. Hal ini termasuk dengan aspek formal dan informal untuk menunjukkan aspek inti suatu bisnis, termasuk mencakup maksud dan tujuan, apa-yang-ditawarkan, strategi, infrastruktur, struktur organisasi, praktikpraktik niaga, serta kebijakan-kebijaan dan proses-proses operasional mengacu pada pemasok, mitra, jalur distribusi dan koalisi lainnya. Model bisnis menggambarkan bagaimana suatu perusahaan menghasilkan keuntungan serta mampu dalam menentukan posisinya baik dari sudut pandang pasar dan terutama segmentasi pelangganya. Setelah dijelaskan secara singkat tentang model bisnis maka perlu dipahami bahwa model bisnis adalah suatu metode yang digunakan oleh organisasi untuk dapat membiayai hidupnya dan merupakan suatu panduan atau dasar dari proses operasionalnya. Menurut Tim Clark, Osterwalder dan Pigneur 25 (2012) Model bisnis dapat dijelaskan melalui sebuah model kanvas yang terdiri dari sembilan blok bangunan dasar yang berhubungan satu dengan lainya dan menjadi suatu panduan dan cara pikir suatu organisasi menghasilkan keuntungan. Berikut adalah penjelasan terkait dengan sembilan blok bagunan yang menyusun suatu bisnis model kanvas. A. Segmen Pelanggan Suatu pasar muncul karena adanya kebutuhan. Kebutuhan ada karena ada keinginan pelanggan untuk memenuhi kebutuhanya. Begitu juga penjual ada karena memiki suatu komoditi dan tentu saja untuk memenuhi kebutuhan pelangganya. Pelanggan merupakan alasan bagi keberadaan sebuah organisasi. Organisasi tidak akan hidup dan bertahan tanpa adanya pelanggan yang melakukan pembayaran. Setiap organisasi melayani satu atau lebih kelompok pelanggan sesuai dengan segmentasinya. Hal ini dilakukan selain untuk menghidari masalah kapasitas atau keterbatasan yang mungkin muncul dan agar dapat lebih fokus memberikan pelayanan. Penentuan segmentasi dapat dilakukan dengan beberapa metode. Berdasarkan jenis pelangganya terbagi menjadi dua jenis yang pertama adalah bisnis ke konsumen (B to C), bila pelangganya adalah pelanggan langsung atau individual.sementara itu yang keuda adalah bisnis ke binis (B to B), bila pelangganya adalah organisasi lain atau pihak ketiga sebelum end user. Selanjutnya pendekatan menurut Kotler dan Keller (2009) menjelaskan jenis-jenis segmentasi berdasarkan beberapa kategori sebagai berikut. Pertama 26 adalah Segmentasi Geografis, segmentasi yang berdasarkan pada letak dan membagi pasar menjadi satuan unit dalam benua, negara, kepulauan, kota, distrik, dan unit geografis lainnya. Bahkan ada pula pendekatan segmentasi yang menggabungkan geografis dengan demografis sehingga didapatkan deskripsi pelanggan yang lebih lengkap. Kemudian yang kedua adalah segmentasi demografis. Segmentasi ini mengacu pada tingkatan dalam kependudukan. Segmentasi ini sangat popular digunakan karena mudah diukur dan lebih merepresentasikan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Contoh segmentasi demografis adalah usia, ukuran keluarga, gender, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, dan lain-lain. Selanjutnya yang ketiga adalah segmentasi psikografis. Segmentasi ini menggunakan pendekatan psikologi dan demografi untuk menentukan target pasar berdasarkan kepribadian, gaya hidup dan nilai dalam masyarakat. Segmen psikografis ini dibagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama adalah sumber daya tinggi (higher resources) yang terdiri dari innovator, thinker, achiever, dan experience. Kelompok kedua adalah sumber daya rendah (lower resources) yang terdiri dari believers, strives dan survivor. Yang terahir adalah segmentasi perilaku adalah segmentasi pelanggan dengan membedakan berdasarkan perilaku, penggunaan atau respons terhadap produk. Contoh segmentasi perilaku adalah periode pengunaan (misalnya: penggunaan harian, bulanan, tahunan) keuntungan mempergunakan produk 27 terebut (misalnya: sesuai dengan kebutuhan atau hanya sebagai sarana aktualisasi) dan loyalitas (misalnya: sangat loyal atau mudah berganti produk). Selain jenis segmentasi di atas, Osterwalder dan Pigneur (2010) memberikan membagi segmentasi menjadi dua jenis menurut pasar yang dilayani yaitu segmentasi mass market dan niche market. Segmentasi mass market adalah jenis segmentasi yang mengelopokan pelanggan menjadi suatu kelopok besar yang memiliki kesamaan kebutuhan sehingga tidak ada perlakuan khusus dan dilayani secara serentak dan tanpa pembedaan. Segmentasi jenis ini biasa digunakan untuk produk yang diproduksi masal missal mobil MVP dan makanan ringan seperti mie dan lainya. Semantara itu niche market adalah segmentasi yang merupakan kelompok segmen yang memiliki kebutuhan spesifik didesain khusus sehingga penentuan nilai, jalur distribusi dan hubungan pelanggan sesuai degan permintaan pelanggan tersebut. Jenis Segmentasi ini pada pemasok-pembeli. Contohnya, pabrik sukucadang baik automotif, elektronik, selular yang setiap komponenya dipesan dengan spesifikasi tertentu yang tidak diminta pelanggan yang lain. B. Value Proposition Value provided adalah manfaat yang dijual oleh organisasi kepada pelangganya. Pelanggan biasanya akan melihat apakah value provided yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhanya dan sebaliknya. Hal ini juga akan menentukan segmen pelanggan yang di jadikan sasaran. Disamping itu value 28 provided juga akan mempengaruhi komponen lain seperti Channel dan Customer Relationship. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), beberapa contoh dari Value provided a. Newness Suatu produk baru menawarkan Nilai berupa teknologi yang lebih baik dan salah satu simbol aktualisasi diri. Hal ini tentu tidak bisa diberikan oleh produk yang sudah dimiliki sebelumnya contohnya adalah telepon seluler, TV, Mobil dan peralatan lain yang bersingungan dengan perkembangan teknologi. b. Performance Kinerja yang lebih baik adalah suatu nilai yang memiliki daya tarik tesendiri yang di butuhkan oleh pelanggan. Dengan memiliki perlengkapan yang memiliki kinerja yang lebih baik maka akan memaksimalkan fungsi pekerjaan yang saat ini dilakukan. Contoh pemerintah memperbaharui alusista dapat dilihat saat ini kemampuan radar dan pesawat tempur baru akan memperluas kawasan pengamatan dan lebih cepat dalam mengatasi keadaan. c. Customization Nilai di peroleh dari penyesuaian spesifikasi barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan masing-masing segmen pelanggan. Hal ini sangat berkaitan dengan konsep customer co-creation dimana prouk dibuat disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan, contohnya Jas atau pakaian 29 yang dibuat dengan disesuiakan dengan permintaan pelanggan dan disesuaikan dengan seleranya masing-masing. d. Getting the job done Nilai yang diperoleh dari penyelesaian suatu pekerjaan yang hasilnya sesuai dengan permintaan dari pelanggan. Contohnya Event Organizer dipakai untuk memastikan suatu acara berjalan semestinya dan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dalam proses ini diharapakan pelanggan menerima hasil akhir yaitu suskesnya acara ini. e. Design Nilai yang dihasilkan oleh tampilan luar yang dianggap terkini dan disukai oleh pelanggan. Pada dasarnya manusia menyukai hal yang Indah semakin cantik desain suatu produk maka akan menambah nilai jualnya. Nilai ini biasa di gunakan oleh brand fasion dan eletronik khususnya handphone. f. Brand Nilai yang timbul dari prestisge yang dimiliki suatu barang sehinga menjadi suatu sarana aktualisasi diri. Contohnya merk mobil mewah jam tanggan Mewah dan busana karya perancang terkemuka ketika di kenakan akan meninkatan rasa percaya diri dan sarana aktualisasi diri. g. Price Nilai yang muncul dari penawaran yang lebih murah dengan kualitas layanan yang sama dibandingkan produk sejenis lainnya., contohnya 30 Air Asia yang menawarkan harga promo yang lebih murah dengan tetap memberikan layanan standar yaitu penerbangan ke tempat tujuan sementara nilai tambah lainya bisa ditambahkan sesuai dengan kebutuhan para penumpang itu sendiri seperti makanan dan minuman serta keleluasaan memilih tempat duduk. h. Cost Reduction Nilai yang ditawarkan adalah solusi dimana pelanggan dapat melakukan penghematan bila mengunakan produk yang ditawarkan. Misalanya perusahaan telekomunikasi menawarkan berbagai solusi berbasis mobile yang dapat mengurangi cost trasportasi dan tenaga manusia karena kantor pusat sudah dapat dihubungkan secara langsung dengan pusat-pusat pendapatan di lapangan. i. Risk Reduction Nilai yang ditawarkan adalah turunya risiko usaha dengan mengunakan produk yang ditawarkan. Sebagai contoh perusahaan menawarkan solusi Mobile Tracking yang dapat memonitor di mana aset sedang berada dan dapat di perkirakan kedatanganya dan menghidarkan hilangnya aset tersebut. j. Accessibility Nilai yang ditawarkan dalam layanan ini adalah akses dan layanan yang lebih cepat dalam menyelesaikan kebutuhan pelanggan. Solusi ini juga memudahkan pelanggan untuk dapat mengakses layanan yang tidak 31 dapat diakses oleh pelanggan sebelumnya. Contohnya adalah layanan broker dimana lauyanan ini mempermudah akses pada pelanggan yang ingin membeli atau menjual saham. k. Convenience/usability Nilai yang ditawakan berupa kenyamanan yang lebih baik di banding dengan produk terdahulu tanpa mengurangi fungsi dasar dari produk tersebut. Contohnya adalah produk mobil baru yang ditawarkan akan selalu lebih baik dari pendahulunya lebih nyaman dan lebih baik kualitasnya. C. Channels Channels adalah bagaimana pelanggan dapat memperoleh produk dan jasa dari produsen. Kotler et al (2002) berpendapat distribusi adalah sekumpulan organisasi yang berfungsi menyediakan produk dan jasa bagi konsumen atau penyedia bisnis. Menurut Hughes (2006) jaringan distribusi memiliki fungsi untuk dapat berinteraksi dan memberikan informasi tentang produk sampai dengan organisasi produsen kepada pelanggan. Osterwalder dan Pigneur (2010), channel adalah cara penyampaian nilai kepada pelanggan, baik berupa komunikasi, distribusi maupun jalur penjualan. Dibutuhkan suatu sistem dimana adanya proses sampai nilai tersebut diterima oleh pelanggan. Proses tersebut biasa disebut distribusi atau dalam bisnis model canvas disebut sebagai channel. Channel memiliki beberapa tahapan mulai dari penyampaian informasi tentang nilai yang dimiliki produk dan layanan tersebut dilanjutan 32 tahap penyampaian pada pelanggan sampai dengan layanan purna purna jual serta membantu pelanggan untuk mengevaluasi nilai produk tersebut. Berikut adalah fungsi - fungsi dari channel antara lain, Menginformasikan pada pelanggan mengenai layanan dan nilai yang diberikan oleh organisasi dan mengevaluasi nilai yang diterima oleh pelanggan. Kemudian secara terbuka memberikan informasi tentang produk dan jasa atau layanan serta nilai yang ditawarkan pada pelanggan. Serta menyediakan layanan pasca pembelian produk oleh pelanggan. Organisasi yang memiliki fungsi sebagai Channel secara umum biasa disebut sebagai distributor. Dari sisi kuota bisnisnya dan target marketnya Menurut Ferrell dan Hartline (2008), terdiri dari dua jenis yaitu pengecer (retailer) dan pedagang besar (wholesaler). Pengecer biasanya membeli produk dari manufaktur atau dari pedagang besar kemudian menjualnya dalam quota yang lebih kecil pada end user. Sementara menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), membagi jenis distributor menjadi dua jenis yang mengacu pada kepemilikan atas produk atau layanan yang pertama adalah Organisasi yang dimiliki sendiri atau lepas dari produsen. Membeli putus produk dan jasa dan menjualnya langsung ke pengecer dan end user. Sementara itu yang kedua adalah Organisasi yang menjadi bagian dari produsen atau bersifat kemitraan semuanya bersifat tidak langsung terdiri dari toko milik mitra dan pedagang besar produsen biasanya hanya titip jual dengan menitipkan barang dan layananya. 33 D. Customer Relationship Customer relationship merupakan upaya dari suatu organisasi untuk lebih dekat dengan pelangganya. Menurut Berndt et al (2005) Customer Relationship Management (CRM) adalah filosofi manajerial yang bertujuan untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Dalam operasional suatu organisasi pendekan ini dapat di lakukan lewat beberapa metode dan dengan motif yang di sesuikan dengan kebutuhan organisasi misalnya program sales dan discount untuk akuisisi pelanggan baru, pemberian program laoyalty dengan tujuan retensi pelanggan, dan masih banyak metode lainya. Menurut Levy dan Weitz (2012), paling tidak terdapat empat program yang dapat lakukan oleh organisasi untuk mempererat hubungan dengan pelanggannya, yaitu: a. Program Frequent shopper Pemberian nilai lebih yang dikhususkan pada pelanggan setia. Contohnya Tambahan discout, undian berhadiah, dan lain-lain. b. Special customer jasa atau layanan Adalah memberikan pelayanan pada pelanggan atau calon pelanggan dengan tujuan memperoleh kedekatan dengan pelanggan. Contohnya mengajak pelanggan untuk makan siang bersama, mengajak pelanggan dalam program apresiasi pelanggan atau mengajak pelanggan untuk menjadi orang yang pertama yang mencoba produk terbaru. 34 c. Personalization Adalah suatu pendekatan yang membedakan pelayanan dari satu pelangan ke pelanggan lainya dengan tujuan memberikan pengalaman layanan terbaik sesuai yang mereka inginkan. Pelanggan dilayani oleh petugas khusus, pelanggan diberikan pilihan agar dapat ditentukan mana yang paling di sukai oleh pelanggan dan lain sebagainya. d. Community Adalah pendekatan pelanggan dengan memanfaatkan sesuatu yang menarik bagi mereka dilanjutkan dengan membuat kelompok pelanggan yang memiliki kesamaan interest. Organisasi akan ada di dalamnya untuk membuatkan event dan mengadakan acara sesuai dengan interest kelompok tersebut. Pelanggan yang sudah tergabung dalam komunitas pada umumnya akan lebih loyal dan seperti ada kewajiban untuk mengajak orang lain untuk bergabung. Contoh Untuk Komunitas Golf di adakan turnamen, begitu pula nonton bareng dan lain sebagainya. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), secara umum antara organisasi dan pelanggan dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Personal assistance Adalah hubungan yang terjalin dengan interaksi langsung antara pelanggan dengan perusahaan. Contohnya pusat layanan, call center, dan email. 35 b. Dedicated Personal Assistance Adalah menyediakan petugas khusus yang bertugas menjalin hubungan sebagai perwakilan perusahaan (representative) kepada masing-masing pelanggan. Contohnya AM (accout manager) yang disiapkan untuk masing perusahaan pelanggan c. Self jasa atau layanan Adalah suatu layanan pada pelanggan dengan memberi kebebasan untuk mengakses semua nilai dari suatu layanan secara pribadi atau mandiri. d. Automated jasa atau layanand Adalah layanan yang di berikan secara automatis dari suatu organisasi pada pelanggannya tanpa ada permintaan yang berulang. Contohnya perubahan alamat untuk billing maka sekali diupdate bill akan di kirimkan setiap akhir periode secara langsung tanpa ada permintaan lagi. e. Communities’ Adalah megumpulkan pelanggan dengan kesamaan interes dalam suatu kelompok yang kegiatanya disponsori oleh organisasi. Contohnya perusahaan mengadakan event yang sesuai dengan keinginan kelopok tersebut seperti event golf, FGD tentang new produk, arisan dan lain sebagainya 36 f. Co-creation Adalah jenis hubungan dimana pelangan dan organisasi bersama-sama menciptakan peluang bisnis baru yang keuntungan akan dinikmati bersama. Contohnya Bank memberikan pinjaman pada pengusaha dari sisi bank mendapat bunga dari sisi pengusaha dapat mengembangkan bisnisnya. E. Revenue Stream Revenue stream merupakan komponen terpenting dalam building blok bahkan hal tersebut menjadi tujuan utama dari suatu model bisnis. Pada umunya revenue datang dari pelanggan namun ada kalanya revenue datang dari sumbersumber yang lain. Dalam bisnis model dapat diterapkan dua bentuk revenue stream yaitu: a. Pendapatan yang diperoleh dari pelanggan berupa satu kali pembayaran lunas. b. Pendapatan yang lain adalah pendapatan berulang yang diperoleh karena mengunakan layanan tersebut secara berkala atau pendapatan dari biaya untuk menyediakan dukunngan pada pelanggan dalambentuk layanan paska pembelian. 37 Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), ada beberapa cara untuk membangun revenue stream yaitu: a. Asset sales Adalah penjualan asset fisik berupa hak kepemilikan atas suatu produk. Contohnya Penjualan barang kebutuhan sehari hari di pasar tradisional. b. Usage fees Pendapat yang diperoleh dari pelanggan setelah mempergunakan atau memperoleh layanan tertentu. Semakin sering layanan tersebut digunakan, semakin banyak pelanggan yang membayar. Contohnya hotel dan penginapan semakin banyak tamu yang datang menginap maka semakin banyak menarik biaya dari tamu untuk lamanya menginap atas kamar yang digunakan contoh lainya operator telekomunikasi akan menarik biaya dari pelanggan untuk jumlah menit pembicaraan melalui telepon. c. Subscription fees Adalah revenue stream yang dihasilkan dari penjualan produk dalam suatu periode tertentu dan berulang pada periode selanjutnya. Contohnya berlanganan koran dengan membayar tiap bulan maka koran akan diantar ke rumah setiap harinya dan hal ini berulang diperiode selanjutnya. 38 d. Lending/Renting/Leasing Adalah pendapatan yang diperoleh dari memberikan atau meminjamkan hak pada pelanggan untuk mempergunakan asset dalam suatu periode tertentu. Contohnya perusahaan bluebird menyewakan kendaraan Big Bird dan Blacbird. Sementara Licensing adalah Revenue stream dengan memberikan atau meminjamkan hak pada pelanggan untuk mempergunakan properti intelektual terproteksi sebagai pertukaran atas biaya lisensi. Lisensi memungkinkan pemegang hak menghasilkan pendapatan dari properti mereka tanpa harus memproduksi atau mengomersialkan suatu layanan. Contohnya adalah Perusahaan obat asing memberikan licencing untuk dapat memproduksi obat tersebut sendiri. e. Brokerage fees Revenue stream Adalah sumber mempertemukan pendapatan penjual dan diamana revenue pembeli yang datang dari masing-masing memberikan persentase dari nilai jual beli. Contohnya adalah untuk dapat melakukan jual beli di dalam pasar modal maka dibutuhkan jasa broker sebagai perantara jual beli. f. Advertising Revenue Pemasukan ini diperoleh dari dari biaya meminjamkan ruang atau media untuk melakukan promosi. Contohnya industri media, menjual ruang sebagai sarana promosi dan pemasangan iklan. 39 F. Key Resources Key resouces adalah sumber daya utama yang dimiliki oleh suatu organisasi untuk dapat menjalankan bisnisnya dan menyediakan nilai yang dijual pada pelangganya untuk memperoleh pemasukan. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), key Resource dapat di kategorikan menjadi beberapa kategori: a. Physical, Adalah suatu kategori aset berupa fisik barang yang bergerak dan tidak bergerak kategorinya termasuk aset bangunan, kendaraan, mesin, dan lain-lain. b. Intellectual, Sumber daya yang tidak berupa barang lebih berupa konsep dan sistem yang memiliki nilai intelektual seperti merek, paten dan hak cipta, kemitraan, sitem distribusi dan database pelanggan merupakan suatu komponen yang tak terpisahkan dalam operasional suatu perusahaan. c. Human, Dalam organisasi manusia berperan sebagai konseptor dan pelaksana tergantung pada fungsi dan posisinya masing-masing. Organisasi yang sehat memerlukan manusia yang kuat, sehat dan memiliki mental serta spiritual yang baik. 40 d. Financial, Pembiayaan adalah faktor yang sanagat penting dalam operasional suatu organisasi. Setiap model bisnis membutuhkan sumber dana untuk pelaksaanya yang akan digunakan untuk pembiayaan operasional, distribusi, pemasaran dan tentu saja gaji pegawai. G. Key Activities Dalam usaha memenuhi kebutuhan pelangganya, suatu organisasi memiliki beberapa kegiatan utama yang perlu dilakukan hal ini disebut sebagai key activities. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010) key activities adalah kegiatan utama organisasi untuk dapat menciptakan poposisi nilai, mendapatkan pasar, menjaga hubungan dengan segmen pelanggan dan memperoleh pendapatan dengan melalui: a. Production Adalah kegiatan produksi dimulai dengan masuknya input proses sampai keluarnya output yang di dalamnya terdapat proses yang berhubungan dengan perancangan, membuat keputusan, dan kegiatan untuk menghasilkan suatu produk massal yang serupa satu dan lainya. Contohnya pabrik rokok dan pabrik automotif. b. Problem Solving Adalah suatu usaha yang dilakukan suatu organisasi dalam memberikan solusi atas kebutuhan pelangganya. 41 c. Platform/network Model bisnis dirancang dengan platform sebagai sumber daya utama yang didominasi oleh platform atau key activities yang terkait dengan jaringan. Jaringan, platform matchmaking, software, dan brand berfungsi sebagai platform. Hal ini merupakan kegiatan utama perusahaan yang harus dilakukan untuk mencapai kesuksesan. H. Key Partnerships Key partnership juga merupakan hal yang penting dalam suatu organisasi. Organisasi tidak dapat berdiri sendiri perlu adanya lingkungan yang memberikan dukungan berupa nilai-nilai yang tidak di miliki organisasi tersebut untuk memenuhi kebutuhan pelangganya. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010) terdapat empat jenis kemitraan yaitu: a. Aliansi strategi adalah strategi kemitraan dengan non pesaing. b. Joint venture adalah strategi kemitraan untuk mengembangkan atau membangun bisnis baru. c. Coopetition adalah kemitraan strategis diantara pesaing. d. Hubungan dengan buyer-supplier untuk menjamin rantai pasokan yang dapat diandalkan. I. Cost Structure Cost structure adalah rancangan tentang pengeluaran yang dilakukan oleh organisasi untuk yang bertujuan untuk mewujudkan proposisi nilai yang diberikan kepada pelanggan. Semakin rendah dan efisien suatu cost maka 42 semakin tinggi nilai yang terwujud dan semakin besar laba yang diperoleh organisasi. Osterwalder dan Pigneur (2010) menyatakan bahwa cost structure dapat dibedakan ke dalam dua jenis model: a. Cost-driven Adalah suatu bisnis model yang menekankan pada penurunan biaya dan cost efektif untuk mendapatakan harga yang lebih murah untuk pelanggan dan meraih keuntungan yang lebih besar bagi organisasi. Penerapanya biasanya menyerahkan pengerjaan yang bukan fokus pada pihak ketiga sedang untuk pekerjaan pokoknya tetap di kerjakan sendiri. b. Value-driven Model bisnis yang menempatkan nilai premium sebagai nilai jual sehingga dapat memberikan pelayanan prima dan bersifat pribadi dapat disesuaikan pada masing masing pelanggannya. Contohnya adalah layanan First Class pada penerbanga dan perbankan. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010) struktur model biaya dalam membuat model bisnis mempunyai karakteristik: a. Fixed cost Fixed cost adalah biaya tetap berapapun jumlah barang yang di hasilkan. b. Variable cost Variable cost adalah biaya yang sangat proposional dengan volume barang dan jasa yang dihasilkan. c. Economies of scale 43 Penurunan biaya yang timbul dari semakin banyaknya barang yang diproduksi. Contohnya mendapatkan keuntungan dari tariff biaya yang dikenakan lebih rendah dari tingkat pembelian. Hal ini menyebabkan biaya rata-rata per unit turun pada saat terjadi kenaikan output. d. Economies of scope Penurunan biaya yang dihasilkan dari pengabungan fungsi dalam operasional perusahaan. Contohnya pengabungan channel distribusi dari berbagai produk sejenis. Gambar 2.3. Building Block Sumber: Osterwalder dan Pigneur (2010) 44 II.7. SCENARIO PLANNING Dalam suatu organisasi proses planning adalah langkah awal dari suatu proses untuk menjalankan organisasi. Dalam planning atau perencanaan akan siapkan suatu proses produksi dari persiapan input sampai keluarnya output. Suatu Perencanaan biasanya hanya menunjukan suatu keadaan ideal dari suatu proses dimana bila suatu input dimasukan dalam suatu proses akan muncul suatu output sesuai dengan apa yang diinginkan. Tentu saja keadaan ideal ini adalah keadaan yang diinginkan oleh semua produsen namun pada kenyataanya banyak hal yang berpengaruh pada suatu proses yang dapat menimbulkan output yang tidak di perkirakan sebelumnya. Untuk dapat mengurangi resiko dan mempersiapkan segala kondisi yang akan terjadi maka perlu dibuat beberapa perencanan terpisah tentang kemungkinan output yang akan terjadi sehingga produsen lebih siap untuk mengatasi ketidak pastian dalam suatu proses produksi. Pada awalnya pendekatan mengunakan scenario planning di perkenalkan oleh Kahn (1960) dan pergunakan dalam dunia militer. Sementara penerapan dalam dunia bisnis di gunakan oleh Wack (1970), untuk Shell (Royal Dutch). Scenario planning di terjemahkan secara berbeda oleh beberapa ahli anatra lain Menurut Porter (1985) scenario planning adalah pandangan internal yang konsisten tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Sedangkan menurut Schwartz (1991) pendekatan tersebut adalah suatu alat bantu tentang 45 pemahaman seseorang tentang alternatif kejadian di masa depan yang salah satunya bisa menjadi kenyataan. Dapat di simpulkan bahwa scenario planning atau perencanaan skenario adalah suatu pendekatan yang di lakukan oleh organisasi atau perusahaan agar lebih memiliki persiapan untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dimasa depan dan langkah apa saja yang perlu di ambil untuk dapat mengatasinya. Beberapa keuntungan dari scenario planning antara lain Para manager dan leader dipaksa keluar dari sudut pandang dan pola pikir yang umum dan ditunjukan kemungkinan yang tidak terlihat sebelumnya. Para pengambil keputusan diharapkan mampu untuk mengenali dan memahami berbagai skenario pada awal proses, hal ini membantu mengurangi resiko yang akan muncul kemudian. Manajer lebih mampu memahami sumber perselisihan yang muncul dalam penerapan setiap skenario yang akan dihadapi dimasa depan. Berikut adalah langkah-langkah dalam membangun sebuah skenario (Wiweka, Krisna; TANDEF 2009): a. Mengidentifikasi masalah utama, langkah ini diambil untuk mengenali masalah utama yang akan dihadapi dan menjadi fokus untuk di solusikan dengan keputusan yang akan diambil. b. Identify Key Forces. Mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang diperkirakan akan mempengaruhi Masalah utama di masa yang akan datang. 46 c. Identify Driving Forces (change drivers). Mengidentifikasi kekuatankekuatan yang dapat mendorong perubahan-perubahan yang berkaitan dengan key forces di atas. Secara umum, dalam konteks ilmu sosial dan ilmu politik, driving forces yang sering sekali teridentifikasi adalah faktor sosial, faktor politik dan faktor ekonomi. d. Identifikasi Ketidakpastian (Identify Uncertainty). Mengidentifikasi ketidakpastian dari berbagai hal yang erat kaitannya dengan ketiga driving forces di atas (sosial, politik dan ekonomi). e. Selecting the Scenario Logic. Penyusunan logika skenario melalui suatu penelitian kualitatif terutama melalui wawancara mendalam atau dengan melakukan Focus Group Discussion untuk mendapatkan suatu skenario dengan alternatif-alternatifnya secara logis. f. Fleshing Out the Scenario. Pada tahap ini skenario dapat ditambahkan berbagai data sekunder dan trennya untuk memperkuat berbagai pendapat dari narasumber dan para ahli yang sudah didapat dan ditulis pada tahap sebelumnya. II.8. RENCANA BISNIS Setelah mendapat banyak masukan dari paparan teori diatas selanjutnya adalah langkah dalam penyusunan rencana bisnis. Sebelumnya perlu diketahui tentang apa yang dimaksut dengan rencana bisnis. Dalam bukunya “How to Write a Business Plan (10th)” Mike Mckeefer menyatakan bahwa rencana 47 bisnis adalah suatu peryataan tertulis yang menjelaskan dan menganalisa suatu bisnis serta memberikan proyeksi yang mendetil tentang masa depan usaha tersebut. Suatu rencana bisnis terdiri dari fungsi – fungsi yang saling mendukung. Berikut dibahas secara detil bagaimana fungsi – fungsi tersebut bekerja dalam menjalankan suatu usaha: A. Visi dan Misi Perusahaan Menurut Thompson, Strickland dan Gamble tahun 2014, mereka menyatakan bahwa visi strategis adalah suatu petunjuk berupa perencanaan yang dapat membimbing pertumbuhan dan memperkuat bisnis dari perusahaan tersebut. Selain itu juga memberikan arah kemana perusahaan itu akan bergerak dan menyediakan alasan yang masuk akal agar dapat mencapai tujuan tersebut. Visi strategis memperjelas aspirasi dari Management tetang masa depan dan mengabarkan tentang jalur dan arah yang diambil dalam jangka panjang (Thompson et al, 2014). Sementara itu Misi adalah kepentingan perusahaan dalam masa kini atau apa yang perusahaan lakukan pada saat ini. Singkatnya pemahaman tentang siapa kita (perusahaan), dimana kita (market) dan apa yang kita lakukan (bisnis) (Thompson et al, 2014). 48 B. Rencana Pemasaran Rencana pemasaran dan segmentasi sebenarnya sudah disebutkan dalam buiding blok. Untuk melengkapi dengan implementansi maketing mix dari Kotler (2014), yang terdiri dari : a. Produk (barang dan jasa), adalah suatu nilai yang ditawarkan pada konsumen melalui pasar, konsumen dapat memperoleh produk dengan melakukan transaksi jual beli dengan harga yang di setujui kedua belah pihak sehinga berpindah hak kepemilikan dari penjual ke pembeli. b. Price (harga), harga adalah nilai yang diberikan oleh penjual saat menawarkan suatu produk ke pasar. Harga dapat pula disampaikan sebagai suatu nilai yang disepakati oleh penjual dan pembeli dalam suatu transaksi sampai berpindahnya hak dari penjual kepada pembeli. c. Place (tempat usaha), adalah tepat yang dipergunakan oleh pembeli untuk dapat menjual produk yang ditawarkanya. Secara luas tempat adalah channnel distribusi yang dipergunakan oleh penjual untuk dapat menawarkan barang yang dijualnya kepada pembeli dapat berupa toko, gudang, online shop, market place, pasar dan lain sebagainya. d. Promotion (promosi), adalah suatu metode dalam menyampaikan suatu informasi dari penjual pada pembeli tentang nilai yang dimiliki oleh produk yang dijualnya. 49 C. Rencana Operational Rencana Operasional suatu usaha berbasis pada proses value chain atau rantai nilai menurut Hill dan John (2015) dalam bukunya “Strategic Managemement” edisi ke sebelas. Rantai nilai adalah proses yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam merubah bahan baku menjadi output yang dianggap bernilai oleh konsumen. Rantai nilai sendiri dibagi menjadi dua jenis yaitu a. Primary activities, adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan proses desain, produksi, distribusi, pemasaran, penjualan dan layanan purna jual. b. Support activities, adalah segala kegiatan dalam mempersiapkan input atau bahan baku serta yang perlancar proses yang dilakukan oleh primary acivities. D. Rencana Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia adalah hal terpenting dalam suatu usaha. Produktifitas dari kariawan adalah penentu dari efisiensi, struktur biaya dan keuntungan. Sebagai contoh dengan produktifitas yang tinggi pada penjualan akan meningkatkan pendapatan perusahaan, tingginya produktifitas buruh dan bagian pengembangan akan meningkatkan keuntungan dengan peningkatan produksi. Ada beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam perencanaan sumber daya manusia antara lain. 50 a. Hiring Strategy, adalah menerima pegawai yang sesuai dengan strategic objetive perusahaan sehingga dapat meningkat nilai dan produktifitas. b. Employee Training, adalah kariawan adalah bagian terpenting dalam perusahaan. Dengan memberikan training pada kariawan akan meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh kariawan tersebut. Semakin tinggi kemampuan yang dimiliki maka diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih pada perusahaan dalam meningkatkan produktifitas dan efisiensi. c. Self-Managing Team adalah sebuah tim kerja dimana masing – masing anggotanya dapat mengatur aktifitasnya sendiri, job desknya, training, pekerjaan, pendapatan dan pengambilan keputusan sesuai dengan kapasitasnya masing – masing. E. Rencana Keuangan Rencana keuangan adalah suatu metode untuk dapat mengidentifikasi, dan evaluasi suatu model bisnis dapat dikatakan pantas untuk di implementasikan. Rencana keuangan bisanya diawali dengan sumber dana atau modal yang biasaya diperoleh dari modal sendiri atau dari pihak lain seperti investor atau pihak bank. Untuk dapat mengestimasi keuntungan perlu dilakukan perhitungan antara modal, pendapatan, biaya dan pengeluaran yang dihitung dalam suatu laporan cash flow dalam satu periode. Setelah mendapatkan laporan cash flow dilanjukan dengan pengukuran kelayakan usaha. Capital budgeting adalah salah satu metode yang dapat di gunakan untuk 51 menilai apakah suatu model bisnis layak untuk dijalankan. Untuk dapat dinyatakan layak ada tiga instrument yang biasa digunakan antara lain menurut Hanafi (2011). a. Payback Period (PP), adalah perkiraan seberapa lama suatu investasi dapat kembali dalam suatu model bisnis, yang dibandingkan dengan nilai standar yang ditetapkan sebelumnya. Kelemahan dari metode ini adalah tidak diperhitungkan nilai waktu uang dan tidak memperhitungkan aliran kas sesuai periode payback. b. Net Present Value (NPV), adalah nilai saat ini kas masuk dikurangi dengan nilai saat ini kas keluar. Perhitungan NPV melibatkan time value of money dan semua aliran kas dalam projek tersebut sehingga mempunyai justifikasi teoritis yang cukup kuat. Bila NPV lebih besar dari 0 maka investasi di terima sebaliknya bila NPV lebih kecil dari 0 maka investasi di tolak. c. Internal Rtae of Return (IRR), adalah tingkat diskonto atau discount rate dengan membandingkan aliran kas masuk saat ini dibandingkan dengan kas keluar saat ini. Bila IRR lebih besar dari keuntungan yang disarakan investasi diterima namun bila IRR lebih kecil dari keuntungan yang di saratkan maka investasi ditolak. F. Strategi Keluar Strategi keluar atau exit strategy adalah suatu langkah yang akan diambil ketika usaha yang dijalankan tidak sesuai dengan rencana awal. Langkah ini biasanya diambil dengan tujuan mengurangi kerugian yang dialami 52 oleh pengusaha. Biasanya strategi keluar mengutamakan penarikan modal yang berupa barang dan asset kedalam bentuk yang lebih liquid atau cair seperti uang. Berikut adalah metode yang di lakukan dalam pelaksaan exit strategy. IPO atau initial publik offering adalah penawaran saham perusahaan pada pasar. Hal ini dilakukan untuk berbagi resiko dengan para pemilik saham dilain pihak perusahaan mendapat dana cair yang dapat dipergunakan untuk pengembangan usaha. Harga saham juga menjadi salah satu alat ukur sehat atau tidaknya suatu perusahaan. Merger dan Akuisisi adalah pendekatan dimana dua perusahaan atau lebih dilebur menjadi satu perusahaan. Proses ini biasanya diawali dengan dibelinya saham dari perusahaan yang akan diakuisisi. Dilanjukan dengan peleburan Management dan unit bisnis dibawahnya. 53 BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian penyusunan model bisnis “Madani Clothing” menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mengukur kalayakan pengembangan rencana bisnis dengan metode peta empati, bisnis model kanvas, scenario planning dan evaluasi kelayakan. Dengan mengunakan metode penelitian kualitatif dalam rencana bisnis ini adalah untuk mendapatkan berbagai macam variabel dari calon konsumen dalam perancangan bisnis. III.1. LEVEL ANALISIS Unit analisis penelitian ini adalah outlet penjual busana Muslim baik yang berwujud fisik maupun yang berwujud online shop di area Jabodetabek. Penelitian tersebut dilakukan untuk memperoleh informasi tentang model bisnis usaha busana dan pengembanganya. III.2. SUMBER DATA DAN METODE PENGUMPULAN DATA Dalam penelitian ini mengunakan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui metode observasi dan in depth interview. Dalam Penelitian ini observasi dilakukan pada pengusaha clothing yang telah berpengalaman dan melakukan penjualan melalui outlet maupun secara online. Observasi akan dilakukan secara online pada Cantik Krudung 54 dan Ranggrai Servetin sementara untuk outlet fisik akan dilakukan observasi pada Zoya cabang cimanggis Square Jl. Raya Bogor Cimanggis Depok. Observasi akan di lakukan pada tanggal 15 Januari 2016 sampai tanggal 30 Januari 2016, hasil observasi ini diharapkan dapat mengambarkan model bisnis yang di terapkan secara umum. Selanjutnya dilakukan proses In depth interview dalam hal ini akan dilakukan pada 20 konsumen atau calon konsumen yang memilki ketertarikan dalam pengunaan pakaian Muslim. In depth interview dilakukan secara paralen pada periode tanggal 15 Januari 2016 sampai tanggal 30 Januari 2016. Dari proses ini diharapkan dapat ditarik informasi tentang keinginan pelanggan yang akan dijadikan sumber penyusunan peta empati yang selanjutnya dijadikan acuan dalam perencanaan model bisnis. Sementara data sekunder diperoleh dari artikel dari internet, buku dan jurnal mengenai perkembangan model bisnis. III.3. TEKNIK ANALISIS DATA Tingkat analisis dari penelitian ini adalah pengembangan rencana bisnis. Adapun dalam penelitian ini mencakup: A. Kajian Literatur. Pengumpulan data – data yang di butuhkan untuk pembuatan bisnis model. Dimulai dari teori – teori yang berkaitan dengan penyususnan bisnis model dan pengembangan selanjutnya. Mengumpulkan data sekunder yang akan digunakan sebagai penguat alasan perlu dibuatnya 55 bisnis model ini. Dilanjutkan dengan pengumpulan data WORLDr dengan pendekatan observasi. B. Observasi. Setelah melakukan pengumpulan data di lanjutkan dengan pendekatan Observasi non behavioral dengan melihat data statistic, foto dan mengunjungi online shop dan outlet busana Muslim tersebut. Langkah selanjutnya diikuti dengan in depth interview. C. In Depth Interview. Setelah Observasi selesai dilanjutkan dengan melakukan wawancara pada 20 pelanggan dan calon pelanggan yang memiliki minat dengan busana Muslim. D. Customer Empathy Map. Hasil wawancara kemudian dianalisa dan dikelompokan dengan mengunakan enam pertanyaan dalam peta empati dan dilanjukan dengan menyusun bisnis model kanvas. E. Analisa competitive advantages. Analisa ini di maksutkan untuk menentukan strategi yang sesuai dengan keungulan kompetensi yang dimiliki oleh “Madani Clothing”. F. Model Bisnis (Nine Building Blocks). Hasil pendekatan melalui peta empati di tambah dengan analisa competitive advantages dipergunakan untuk menyusun model bisnis 56 kanvas dibantu dengan metode Nine Building Blocks. Yang berfungsi untuk memetakan fungsi dan hubungan dari setiap unit kerja. G. Scenario Planing. Langkah selanjunya dari pembuatan Building Blocks akan dibuatkan beberapa skenario alternatif sebagai sarana pengamanan dalam pengambilan keputusan dimasa depan. H. Rencana Bisnis (Business Plan) Selanjutnya dibuatkan suatu perencanaan bisnis yang berisi tentang operasional usaha; visi dan misi, rencana pemasaran, rencana operasional, rencana sumberdaya manusia, rencana keuangan dan strategi keluar. 57 BAB IV STRATEGI DAN RENCANA Bab ini diawali dengan perancangan model bisnis “Mandani Clothing” ini diperoleh melalui gambaran kanvas model bisnis yang didapatkan dari analisis logika peta empati (empathy map) dan dikombinasikan dengan analisis bisnis model kanvas. Setelah penyusunan bisnis model kanvas akan dibuatkan scenario planning untuk memberikan beberapa alternatif dalam pelaksaan usaha dan pengembangan model bisnis lebih lanjut dimasa yang akan datang. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan rencana bisnis dan diakhiri dengan penulisan strategi keluar. IV.1. ANALISA EMPATHY MAP A. Hasil in depth interview In depth interview di lakukan pada 20 orang yang pernah membeli busana Muslim. Responden terdiri dari 15 wanita dan 5 pria dengan komposisi 1:3. Responden berumur antara 22 sampai 36 tahun Mereka memiliki pendidikan terahir S1 dan D3 dengan pengeluaran rata – rata untuk pakaian 500 ribu sampai 1 juta perbulanya. Diantara mereka ada yang regular membeli pakaian Muslim dan sebagian lainya hanya pada waktu tertentu saja. Pertanyaan yang di berikan bertujuan untuk mendapat sudut pandang dan pendapat dari masing-masing respondent untuk mengetahui pengalaman mereka pada saat membeli pakaian Muslim. Masukan yang diberikan serta akan 58 dituangkan dalam suatu empathy map yang terdiri dari; apa yang mereka lihat, dengar, rasakan atau pikirkan, katakan dan lakukan, serta yang disukai dan tidak mereka sukai. Pendekatan dengan empaty map ini di harapakan dapat memetakan keadaan pelanggan dan pasar yang sebelumnya telah dijelaskan dalam teori VUCA World tentang kondisi-kondisi yang ada didalamnya. B. Apa yang dilihat pelanggan Pertanyaan ini mengabarkan tentang apa yang ditangkap oleh pelanggan dari objek secara visual. Dari pertanyaan yang diajukan dalam bagian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa area Jabodetabek sudah memiliki cukup tempat untuk memperoleh busana Muslim baik toko secara fisik dan maupun toko secara online hanya saja beberapa diantaranya masih kurang puas dari sisi produk dan layanannya. Dalam sisi produk responden mengharapakan mendapatkan produk sesuai dengan harga yang dibayarkanya. Responden berharap bahan yang dipergunakan adalah bahan yang nyaman untuk digunakan, tidak mudah kusut, tidak mudah pudar warnanya. Dari sisi model sendiri diharapkan dapat di berikan model yang up to date, stylist dan long lasting. Dari sisi yang lain responden juga berharap dapat lebih leluasa dalam memilih ukuran, model dan warna yang di minatinya. Selain dari sisi produk sisi layanan memegang peranan penting dari suatu usaha busana dengan layanan yang baik secara tidak langsung menjadi suatu media yang baik untuk memperkenalkan toko dan merek pada pasar. Dari 59 pertanyaan pada bagian ini responden memberikan masukan tentang pelayanan yang perlu ada dimulai dari jasa permak atau resize sesuai dengan ukuran badan, layanan pesan via online atau online shop, layanan pemesanan dengan metode purchase order (PO) atau pemesanan untuk barang yang sudah out of stock, jasa pengataran barang, info produk by email untuk produk promo dan produk baru, melayani pemesanan untuk satu set keluarga atau kelompok, tampilan dari toko yang fungsional dan menarik, di sediakanya promo discount dan beli satu gratis satu atau materi marketing campaign yang lainya. C. Apa yang didengar pelanggan Dari pertanyaan ini dapat diperoleh informasi bagaimana lingkungan mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Dimana referensi, saran, masukan dari orang-orang terdekat menjadi suatu faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih suatu produk. Masukan yang diberikan oleh saudara dan teman seperti warna dan model yang cocok, bahan yang berkualitas dan nyaman untuk di gunakan serta informasi tentang perbandingan harga baik dari sisi barang maupun dari penawaran dari masing-masing penjual. Hal ini menjadi informasi penting yang di peroleh dari lingkungan dalam pengambilan keputusan. Selain informasi dan masukan yang di peroleh dari orang-orang terdekat, pelanggan dapat memperoleh informasi dari media seperti tv, radio, surat kabar, majalah, selebaran, iklan, bilboard, website dan sosial media. Metode penawaran ini disampaikan melalui berbagai media baik visual, audio, 60 cetak dan online yang memiliki fungsi sebagai media informasi baik untuk pengenalan merek, model (mode), dan sebagai sarana promosi seperti discount. Melalui pendekatan media informasi yang di peroleh biasanya cendrung up to date, dan lebih efektif dimana pembeli tidak perlu untuk mendatangi masingmasing penjual untuk memilih model yang diinginkan. Hanya dengan mengakses internet seperti toko online dan sosial media maka informasi yang di butuhkan dapat diperoleh secara instan. Maka akan terbuka suatu kesempatan dimana yang dapat menyediakan informasi yang terbaik dan lengkap dapat dipercaya menjadi penyedia informasi serta refensi untuk kesempatan selanjutnya. D. Apa yang pelanggan pikirkan dan rasakan Dalam pertanyaan ini dapat diperoleh informasi tentang pengalaman dari para pelanggan dalam menilai suatu toko dan apakah mereka akan kembali ke toko tersebut. Terdapat beberapa hal yang selalu muncul dalam jawaban para responden yaitu tentang model yang ditawarkan dan faktor harga. Dengan selalu dapat memberikan model yang menarik dan up to date akan menjadi daya tarik tersendiri. Hal lainya adalah faktor harga yang bersaing dengan toko lainya. Hal ini yang menyebabkan pelanggan kembali ketoko tersebut. Selain faktor model dan harga yang telah disebutkan sebelumnya terdapat hal lain yang turut disebutkan menjadi alasan pelanggan kembali ke toko tersebut. Hal tersebut adalah pelayanan dari toko yang baik dan sikap ramah yang di tunjukan oleh pegawai toko tersebut. Selain itu pemberian 61 discount dan promo yang menarik dan memiliki program yang jelas juga selalu menjadi alasan pelanggan untuk kembali ke toko tersebut. E. Apa yang pelanggan katakan dan lakukan Dari pertanyaan ini pelanggan memberikan informasi tentang apa yang pelanggan katakan dan lakukan setelah melakukan pembelian di sebuah toko. Pelanggan biasanya akan menceritakan tentang tentang kualitas dari barang yang di belinya baik buruknya tentu saja dapat menjadi promosi yang positif maupun negatif tergantung dari apa yang di rasakan oleh pelanggan. Fantor lainnya yang banyak disinggung adalah program promo dan discount yang tentu saja menjadi kontribusi positif. Hal lainya adalah layanan dari toko yaitu kualitas layananya dan fasilitas yang ditawarkan oleh toko menjadi hal yang menarik untuk dibicarakan. Seperti apakah toko menawarkan jasa antar untuk toko online maupun toko tradisional dan apakah toko memiliki tempat parkir yang cukup memadai sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi para penggunjungnya. Hal ini menjadi pertimbangan dan maenjadi hal yang dapat memberikan pengaruh posif dan negative pada calon pengunjung yang lain. F. Apa yang merugikan pelanggan Dari pertanyaan ini dapat di peroleh informasi tentang Apa yang tidak disukai oleh pelanggan. Kebanyakan pelanggan kawatir tentang kulitas bahan yang dipilih. Ada keaguan dimana busana Muslim dirasa kurang nyaman di gunakan di karenakan tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditawarkan. Bahan yang mudah rusak, luntur dan ukuran yang tidak tersedia adalah salah satunya. 62 Sementara itu bila pakaian dibeli secara online maka dikawatirkan kualitas bahan, warna, model, dan ukuran tidak sesuai juga barang yang tidak selalu tersedia. Hal yang paling tidak disukai oleh pelanggan adalah harga barang yang terlalu tinggi, banyaknya model sejenis yang berkesan pasaran dan barang tidak bisa ditukar atau dikembalikan bila dirasa tidak cocok dengan ukuran, warna dan selera pelanggan. Hal yang lain yang dapat merugikan pelanggan adalah model dan jenis bahan yang ternyata tidak syar’I karena bahan terlalu tipis dan model dari pakain tersebut terlalu terbuka. Dari sisi layanan yang dirasa merugikan apabila petugas yang memberi layanan kurang jujur memberikan saran untuk model yang cocok sehingga tidak sesuai dengan keinginan. Sedangkan dari sisi fasilitas adalah letak toko yang kurang strategis dan sulit dijangkau serta tidak memiliki tempat parkir yang memadai. G. Apa yang menguntungkan pelanggan Dari pertanyaan ini didapatkan informasi tentang apa yang dinginkan pelanggan ada dalam suatu bisnis busana. Mayoritas pelanggan ingin agar produk yang ditawarkan memiliki kualitas yang baik dan harga yang terjangkau. Dengan memiliki banyak varian model, warna serta ukuran yang menyediakan berbagai pilihan yang beragam dan tidak berkesan pasaran. Tentu saja yang tidak kalah pentingnya adalah model yang selalu mengikuti perkembangan jaman namun tetap syar’I. 63 Gambar 4.1 Hasil Empathy Map Konsumen Sumber : Data Diolah 64 Sementara itu dari sisi fasilitas yang utama adalah letak toko yang strategis yang mudah untuk di jangkau. Kemudian toko menyediakan tempat parkir yang memadai serta pelayanan yang baik oleh para pegawai disana yang memberikan masukan tentang produk yang tepat bagi tiap pelanggan. Fasilitas lainya yang dapat meningkatkan pelayanan adalah disediakannya jasa resize pakaian sesuai dengan ukuran pelanggan. Tidak kalah pentingnya adalah pogram discount yang menarik hal ini dapat menarik lebih banyak pembeli. Pelanggan juga berharap toko dapat menyediakan solusi menyeluruh untuk busana Muslim dimana toko menyediakan berbagai pilihan penutup kepala, pakaian, sampai dengan alas kaki sehingga pelanggan tidak perlu berpindah dari satu toko ke toko lainya. IV.2. COMPETITIVE ADVANTAGES Sebelum dilakukan penyusunan building blok dari data yang diperoleh pada empathy map. Perlu dilakukan analisa terkait dengan competitive advantages atau keungulan kompetensi yang dimiliki “Madani Clothing”, yang akan di tonjolkan sebagai fokus dan senjata. Faktor superioriti adalah hal penting yang harus di miliki oleh “Madani Clothing” maka perlu adanya identifikasi agar dapat dikenali sumber daya (resouces) dan kemampuan yang dimiliki (capabilities) yang menjadi pembeda dari kompetitor lainya. Sementara itu perlu ditentukan juga pendekatan strategi yang dapat dipilih yaitu 65 strategi berbasis perbedaan (differentiation) dan strategi berdasaran penghematan biaya (cost leadership). Untuk “Madani Clothing” yang bergerak didunia fasion yang bergerak cepat dan penuh dengan perubahan mode dan selera dari para penikmatnya unsur superioriti pada inovasi menjadi kekuatan utama disamping unsur superioriti lainya yaitu efficiency, quality dan customer responsiveness (hill dan jones 2015), yang akan menjadi pembeda. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi yang tepat untuk usaha ini. Strategi yang dianggap lebih baik adalah strategi berbasis differentiation yang seiring berjalanya usaha dimasukan unsur efisiensi biaya dan efektivitas kerja. Strategi ini dipilih dengan tujuan untuk dapat bertahan dan mengembangan bisnis lebih jauh lagi. Faktor pembeda yang adalah sumber daya dalam hal ini adalah lokasi outlet dan kemapuan dari “Madani Clothing”; untuk menciptakan suatu karya. “Madani Clothing”; juga harus memahami tentang kemampuan yang dimilikinya. Kemampuan mencipatakan produk baru dan layanan terbaik menjadikan hal yang utama untuk dapat bersaing dan terus esksis di pasaran. A. Lokasi Lokasi adalah salah satu bagian yang penting dalam setiap usaha. Untuk “Madani Clothing” lokasi yang dekat dengan potensial pelanggan atau yang mudah di akses pelanggan menjadi pilihan utama. Lokasi semacam ini juga dijadikan suatu daya tarik utama atau keunggulan kompentensi yang dapat digunakan untuk bersaing dengan usaha sejenis pada area tersebut. Berikut 66 beberapa lokasi yang dapat dipertimbangkan untuk dijadikan outlet atau toko oleh “Madani Clothing”; 4.1 Table Lokasi Potensial di kota Depok Alternatif lokasi di kota Depok Lokasi Pesona View Bazaar Juanda Depok Pesona Ruko Grand Depok City Luas 100 m2 75 m2 Harga 90 juta / tahun 50 juta / tahun Pesona View Bazaar Juanda, Jl. IR. Ruko Grand Depok City. Lokasi H Juanda No.26,Mekar terletak Boulevard GDC, Depok Jaya,Beji,Kota Depok, Jawa Barat. Lama pintu masuk perumahan Lokasi ini sangat starategis terletak Grand Depok City. Area ini pada jalan penghubung jalan utama berbatasan dengan daerah kabupaten Bogor yaitu keungulan Jakarta Bogor dan jalan utama pusat kota depok Jl. Margonda. Cibinong dan Citayam. Lokasi ini diapit oleh perumahan dan tempat tinggal warga, ditambah lagi dekat dengan akses jalan Tol Lingkar luar Cijago. Kerugian Jalan di batasi tembok pemisah, dari arah berlawanan harus putar balik untuk mencapai lokasi. Lokasi bukan jalan utama Ruko Margonda Depok 187 m2 110 juta / tahun Ruko Margonda. Lokasi terletak di jalan utama kota Depok yaitu Jl. Margonda Raya. Jalan berikut terbentang sebagai urat nadi perekonomian di kota Depok. Jalan tersebut menjadi akses menuju Universitas Indonesia dan Universitas Gunadarma serta beberapa sekolah swasta SD - SMA dan sekolah tinggi lainya. Jalan tersebut juga memiliki paling tidak 4 pusat perbelanjaan. Jalan di batasi tembok pemisah, dari arah berlawanan harus putar balik untuk mencapai lokasi. Gambar 4.2 Lokasi 1, Pesona View Bazaar Juanda Depok 67 Gambar 4.3 Lokasi 2, Pesona Ruko Grand Depok City Gambar 4.4 Lokasi 3, Ruko Margonda Depok B. Diferensiasi Produk Dari sisi produk untuk dapat memberikan suatu nilai sesuai dengan peruntukanya dan untuk memaksimalkannya maka akan dipisahkan menjadi beberapa line yang masing masing memiliki karateristik dan model yang beragam: 1. Firdaus series adalah line premium yang dimiliki “Madani Clothing” didalamnya ditawarkan beragam mukena, abaya, kaftan, dan beragam kelengkapanya. 68 2. Zahra series adalah line yang khusus menyediakan penutup kepala terdiri dari Jilbab dan dalamanya, pashmina, kerudung yang tersedia dalam beragam warna dan model. 3. Kamilah Series adalah line yang menyediakan bebagai pelengkap untuk pakaian Muslim seperti manset, legging, jubah dan cardigan dengan berbagai model warna dan ukuran. 4. Iqra series adalah line yang menyediakan bentuk tulisan yang berisi pesan Islami pada bahan kaos atau t-shirt. Selain nyaman dikenakan seri ini juga dapat menjadi salah satu metode dakwah visual. Gambar 4.5 Contoh produk Iqra Series 69 IV.3. BUILDING BLOCK Hasil dari pengumpulan data berbasis pendapat dari konsumen yang telah di petakan dalam peta empati akan dilanjukan dengan penyususan bisnis model dengan basis building blok dari Osterwalder dan Pigneur (2010). A. Segment Pelanggan Segment pelanggan yang dipilih berdasarkan demografi penduduk adalah penduduk Muslim khususnya menengah keatas dengan usia mulai dari 15 tahun sampai 60 Tahun. Konsuman yang dituju terutama adalah wanita, namun juga akan disediakan koleksi untuk pria yang di harapkan kedepanya dapat memberikan nilai tersediri. “Madani Clothing” menyediakan pakaian Syar’I berkuatitas dengan harga pantas untuk para pelanggan yang menghargai produk yang bermutu, stylis dan up to date. Segmentasi diatas bertujuan untuk mempersempit target market dari calon pelanggan “Madani Clothing” dan turut membantu mempermudah segmentasi pelangan yang dipilih untuk dilayani. B. Proposisi Nilai Dalam upaya membangun suatu nilai yang akan disampaikan pada pelangganya, “Madani Clothing” menekankan pada mutu dan kualitas barang serta layanan terbaik sehingga dapat memberikan kepuasan yang maksimal. Sedangkan dari sisi layanan “Madani Clothing” akan menerapkan beberapa kebijakan layanan yang di maksutkan untuk memenuhi kebutuhan 70 pelangganya. Dengan penerapan layanan ini diharapakan dapat memenuhi harapan dari para pelanggan. Kebijakan layanan di susun sebagai berikut: 1. Salam, adalah standar layanan yang di berikan pada pelanggan dimulai dari: a. Salam, senyum dan ditanyakan tentang apa yang dicari pelanggan b. Mencarikan apa yang pelanggan butuhkan, memberi alternative dan saran bila di perlukan. c. Mengurus pembayaran dan memberikan info tentang produk baru dan produk yang sedang promo atau discount. 2. Taylor made, layanan ini memungkinkan pelanggan untuk memesan Firdaus series secara custom sesuai dengan keinginan. 3. Layanan tukar barang, layanan ini berfungsi untuk menjaga kepuasan pelaggan dengan memberikan kesempatan pelanggan untuk menukarkan barang dengan barang yang sama, tentu saja dengan sarat dan ketentuan berlaku. 4. Kemudahan, Selain menyediakan letak yang strategis dan tempat berbelanja yang nyaman “Madani Clothing” juga dapat dipesan secara online baik dari website maupun sosial media. 5. Informatif, Selain menginfokan produk terbaru pada para member juga memberikan informasi terkait dengan event dan promo juga discount yang berlangsung. Informasi ini biasanya diberikan via website dan sosial media setiap awal bulan. 71 C. Saluran Saluran ditribusi (distribution channel) utama dari “Madani Clothing” adalah via toko dan online shop. Untuk online shop selain dari web site dan sosial media juga sedang dalam proses untuk dapat masuk juga melalui jaringan market place. Layanan yang disediakan via online ini adalah: 1. Layananan informasi, dimana media online digunakan oleh “Madani Clothing” untuk menyapa para pelangganya dan sekaligus memberikan informasi terkait dengan produk terbaru dan promo yang sedang berlangsung. 2. Layanan konsultasi, dapat dipergunakan sebagai sarana tanya jawab sebelum pelanggan membeli produk. 3. Layanan transaksi, pemesanan dapat di lakukan via sms dan call untuk sarana sosial media. Sedangkan untuk website dan market palace dapat mengunakan fitur yang tersedia. Sementara itu layanan yang disampaikan via toko dapat dikatakan menjadi base pelayanan konvensional diamana pelanggan dapat melihat dan memilih koleksi yang tersedia serta dapat dilayani secara langsung. Toko juga menjadi pusat pengiriman produk yang di pesan secara online. D. Customer Relationship Cutomer relationship yang di terapkan oleh “Madani Clothing” adalah dengan metode kekeluargaan dimana tidak ada pebedaan dalam layanan yang di berikan antara pelanggan satu dan yang lainya. Layanan diberikan sebaik 72 mungkin dan diharapkan mendapat timbal balik yang baik pula. Beberapa cara dilakukan untuk membina hubungan dengan pelanggan antara lain: 1. Selain menerapkan standar layanan “Salam” untuk pelanggan yang datang ke toko tedapat pula layanan “Sayang”. Layanan berikut dilakukan dengan mengisi nama pelanggan dan foto yang di pergunakan untuk dapat mengenali pelanggan dan memeberikan rekomendasi tentang produk yang pernah dibeli sebelumnya. 2. Surat Bulanan, yang isinya memberikan update koleksi dan promo yang ditawarkan. 3. Membership, penghargaan dari “Madani Clothing” untuk pelanggan yang sudah memberi barang minimal 1 juta belaku selama 6 bulan selanjutkan akan mendapat promo atau discount khusus. 4. Forum diskusi, dimana dari forum ini “Madani Clothing” dapat menerima masukan dan update tentang trend dan apa yang dibutuhkan pelanggannya. Sebagai penriknya juga di buka game – game kecil berhadiah menarik guna menarik minat pelanggan untuk ikut dalam diskusi. 5. Tidak lupa “Madani Clothing” juga menerapkan program sosial keagamaan untuk lingkungan sekitar dimana diselengarakan sedekah untuk anak yatim, khitanan massal, buka puasa pada bulan Ramadhan dan pengajian bulan baik untuk member dan pegawai. 73 E. Aktivitas Utama Aktifitas utama (key Activities) dari “Madani Clothing” adalah produksi, pemasaran dan dakwah. 1. Proses produksi dimulai dari pemilihan bahan baku, proses pembuatan, pengepakan dan penjualan. 2. Proses pemasaran terdiri dari promosi dan distribusi pada channel yang kemudian dilanjukan pada para pelanggan. 3. Fungsi dakwah dilakukan baik dalam penerapan dalam produk “Madani Clothing” yang disesuiakan dengan syariat dan program social keagamaan. F. Sumber daya Utama Sumber daya utama (key resources) yang harus dimiliki oleh “Madani Clothing” adalah: 1. Human sumber daya manusia adalah hal utama yang sangat penting bagi setiap bisnis tak terkecuali. Bagi “Madani Clothing” manusialah yang mengerakan segalanya mulai dari pemilihan dan pembuatan design, pemilihan bahan baku, proses produksi, pemasaran dan penjualan semuanya dikerjakan oleh manusia. 2. Funding adalah hal kedua yang harus dimiliki dengan memiliki modal yang cukup dan cash flow yang baik maka akan menjamin keberlangsungan suatu usaha. 74 3. Lokasi adalah salah satu penentu keberhasilan suatu usaha. Perlu adanya lokasi yang strategis dan tepat untuk menjadi pusat dari operasi “Madani Clothing”. G. Rekan Usaha Utama Rekan usaha utama (key partners) yang di miliki oleh “Madani Clothing” adalah : 1. Para supplier yang menyediakan bahan baku maupun barang jadi. Perlu adanya kesepahaman, hubungan baik dan hubungan saling menguntungkan Karena “Madani Clothing” memiliki ketergantungan pada supplier tersebut. 2. Pihak konveksi adalah partner yang saling terkait dimana “Madani Clothing” memberikan pesanan dan pihak konveksi yang akan memastikan terpenuhinya pesanan tersebut sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. 3. Kerjasama dengan pihak yang berhubungan dengan komunikasi publik seperti media massa, majalah, fashion blogger, artis, publik figur, dan kelompok sosial keagamaan. H. Arus Penerimaan Arus penerimaa (revenue stream) “Madani Clothing” berasal dari penjualan produknya serta jasa layanan tambahahan seperti jasa Tylor made. Sturuktur harga dari produk “Madani Clothing” tersusun dari beberapa variable seperti biaya bahan baku, design, produksi, pemasaran dan penjualan 75 serta margin keuntungan. (untuk memperjelas dapat di lihat dalam laporan rencana penerimaan dan pengeluaran) I. Struktur Biaya Struktur Biaya (cost structure) “Madani Clothing” terbagi menjadi beberapa pos pengeluaran sebagai berikut: 1. Fixed Cost terdiri dari, sewa lokasi, gaji pegawai, biaya operasional, biaya tranportasi pajak dan zakat. 2. Variable Cost terdiri dari, biaya promosi seperti design layout sesuai event, discount, iklan dan seterusnya 3. Biaya Dakwah, dimasukan biaya ini dalam struktur biaya dimaksudkan agar Dakwah memiliki alokasi budget tersendiri yang dapat di gunakan dalam proram sosial keagamaan dan mendukung program dakwah di internal “Madani Clothing” sendiri. 76 IV.4. SKENARIO PLANNING Penerapan skenario planning untuk “Madani Clothing” dilakukan dengan tujuan untuk dapat melihat rencana usaha dalam beberapa sudut pandang yang berbeda. Table 4.1 Model kanvas Madani Clothing (Skenario 1) Key Partners - Key Activities Supplier Konveksi Komunikasi publik: media massa, majalah, fashion blogger, artis, publik figur, dan kelompok sosial keagamaan. - Produksi - Funding Location Memiliki SOP dan Standar pelayanan Muslim - - - Informatif untuk program marketing dan produk baru Pelayanan yang baik ramah dan sopan sesuai dengan standar. - Program Membership Memiliki selera yang baik dan peduli pada produk berkualitas. - Mutu barang yang terjamin - Forum diskusi - Berani untuk tampil beda - Memiliki layanan tukar barang Toko - Lokasi strategis - Melayani pemesanan barang untuk Line Premium Kegiatan sosial keagamaan Channel Golongan menengah keatas Online Shop Informatif untuk program marketing dan produk baru Cost Structure - Fix Cost : sewa lokasi, gaji pegawai, biaya operasional, biaya tranportasi pajak dan zakat - Variable Cost : biaya promosi seperti design layout sesuai event, discount, iklan - Biaya Dakwah A. Customer Segment - Dakwah Human Customer Relationship Menyediakan pakaian Muslim yang lengkap dengan berbagai variasi: Jenis, model, ukuran dan aksesorinya Pemasaran Key Resources - Value Proposition Revenue Stream - Penjualan Produk Jasa Tylor Made Skenario 1 Dalam suatu perencanaan konvensional seperti yang tersusun dalam model kanvas skenario 1 (Table 4.1), dapat diasumsikan sebagai suatu keadaan dimana semua faktor pendukung usaha tersedia dan hasilnya sudah dapat diprediksi. Namun pada kenyataanya banyak faktor yang berpengaruh dalam suatu proses hal ini menyebabkan hasil akhir yang diinginkan tidak sesuai 77 dengan apa yang diharapkan. Perlu adanya suatu back up plan agar dapat diperoleh hasil terbaik dalam setiap pilihan yang diambil. Untuk “Madani Clothing” ada beberapa skenario yang dapat di implementasikan. Berikut pada table 4.1 menunjukan suatu model kanvas yang sesuai dengan hasil dari empaty map yaitu memberikan nilai seperti apa yang diinginkan oleh pelanggan. B. Skenario 2 Pada skenario 2 yang bersumber pada keadaan di mana “Madani Clothing” belum dapat memperoleh tempat usaha secara fisik atau lokasi yang tepat. Sehinga “Madani Clothing” beroperasi dengan mengunakan online shop dan memanfaatkan distributor untuk dapat menjual produk - produknya. Dalam hal ini tentu saja “Madani Clothing” harus merubah beberapa faktor yang ada dalam nilai yang mereka tawarkan yang hasilnya turut berpengaruh dalam model kanvas secara menyeluruh. Pada skenario ini ada beberapa perubahan antara lain: 1. Dari sisi value proposition dihapusnya sisi, layanan langsung dan produk premium di hilangkan. 2. Di sisi channel dihilangkanya toko dan di tambah channel distribusi berupa kerjasama dengan distributor dan Market Place. 3. Untuk Customer segment selain sebagai channel baru distributor juga di posisikan sebagai pelanggan. 4. Untuk Key Partner juga di tambahkan distributor. 5. Untuk cost juga di tambahkan fee untuk distributor (biaya marketing). 78 6. Untuk Revenue Stream Juga di tambahkan pendapatan dari penjualan distributor. Table 4.2 Model kanvas Skenario 2 Key Partners - - Key Activities Supplier Konveksi Komunikasi publik: media massa, majalah, fashion blogger, artis, publik figur, dan kelompok sosial keagamaan. - Produksi - Pemasaran Dakwah Distributor Key Resources - Value Proposition Customer Relationship Menyediakan pakaian Muslim yang lengkap dengan berbagai variasi: Jenis, model, ukuran dan aksesorinya - Mutu barang yang terjamin - Memiliki layanan tukar barang - Informatif untuk program marketing dan produk baru Human Funding Cost Structure - Fix Cost : gaji pegawai, biaya operasional, biaya tranportasi pajak dan zakat - Variable Cost : biaya promosi seperti design layout sesuai event, discount, iklan - Distributor fee - Customer Segment - Memiliki SOP dan Standar pelayanan Muslim - - Informatif untuk program marketing dan produk baru - Memiliki selera yang baik dan peduli pada produk berkualitas. - Distributor - Program Membership - Forum diskusi - Online Shop - Market Place Revenue Stream Golongan menengah keatas Kegiatan sosial keagamaan Channel Distributor Fisik maupun Online Penjualan Produk via Online shop Penjualan produk via Distributor Biaya Dakwah C. Skenario 3 Sedangkan skenario 3 adalah keadaan dimana “Madani Clothing” sudah dapat memproduksi produknya sendiri. Untuk dapat memproduksi produknya sendiri maka perlu di tambahnya investasi agar dapat memiliki bagian konveksi dan sablonnya sendiri seiring dengan kuantiti produk yang semakin banyak perlu adanya menambah jalur distribusi dengan menambah channel. Dengan 79 adanya perubahan – perubahan ini dapat di pastikan adanya perubahan dalam model bisnis “Madani Clothing”. Table 4.3 Model kanvas Skenario 3 Key Partners - - Supplier Komunikasi publik: media massa, majalah, fashion blogger, artis, publik figur, dan kelompok sosial keagamaan. Key Activities - Produksi Value Proposition - Pemasaran Dakwah - Dsitributor Key Resources - Menyediakan pakaian Muslim yang lengkap dengan berbagai variasi: Jenis, model, ukuran dan aksesorinya Memiliki sop dan Standar pelayanan Muslim - - Informatif untuk program marketing dan produk baru - Memiliki selera yang baik dan peduli pada produk berkualitas. - - Program Membership kualitas barang yang terjamin karena produk sendiri. - Forum diskusi - Melayani pemesanan barang untuk Line Premium - Toko - Memiliki layanan tukar barang - Lokasi strategis Location Golongan menengah keatas Kegiatan sosial keagamaan Channel Online Shop Distributor Informatif untuk program marketing dan produk baru Cost Structure - Fix Cost : sewa lokasi, gaji pegawai, biaya operasional, biaya tranportasi pajak dan zakat - Variable Cost : biaya promosi seperti design layout sesuai event, discount, iklan - Ditributor fee - Customer Segment - Pelayanan yang baik ramah dan sopan sesuai dengan standar. Human Funding Customer Relationship Revenue Stream - Penjualan Produk via toko dan online shop Jasa Tylor Made Penjualan produk via distributor Biaya Dakwah Pada skenario ini ada beberapa perubahan antara lain: 1. Dari sisi value proposition di tambahkan kualitas barang yang terjamin karena produk sendiri. 2. Dari sisi channel karena jumlah barang bertambah maka perlu bantuan distributor untuk menyalurkan produk tersebut. 3. Untuk Key Partner juga di tambahkan distributor. 80 4. Untuk cost juga di tambahkan fee untuk distributor (biaya marketing). 5. Untuk Revenue Stream Juga di tambahkan pendapatan dari penjualan distributor. IV.5. BUSINESS PLAN Setelah menentukan model bisnis yang akan di jalankan selanjutnya di teruskan dengan proses penyusunan “business plan”. Business plan ini akan di susun meliputi visi dan misi, rencana pemasaran, rencana operasional, rencana sumber daya manusia, rencana keungan dan strategi keluar (exit strategy). A. Visi, Misi dan Tujuan Nama “Madani Clothing” dipilih dari asal kata bahasa arab “madaniy” dari asal kata “madana” yang artinya tinggal atau mendiami. Pendiri “Madani Clothing” memiliki tujuan dimana tempat ini dapat memberikan perasaan kekeluargaan baik untuk kariawan, partner dan terutama pelanggan. merumuskan visi, misi dan tujuan sebagai berikut VISI : Menjadi pusat referensi busana Muslim di Indonesia MISI : Dapat menyediakan kebutuhan busana Muslim bermutu dan syar’I Tujuan : Pada tahun 2016 sudah mulai beroprasi dan berbadan hukum, dalam menjalankan usaha dan dakwah. B. Rencana Pemasaran Pendekatan pemasaran yang akan digunakan oleh “Madani Clothing” adalah diferensiasi yang didukung dengan segmenting, targeting dan 81 positioning (STP) pendekatan lain yang di gunakan adalah marketing mix yang terdiri dari produk, price, place dan promotion. Segmentasi yang dilakukan “Madani Clothing” dengan memperhitungkan perbandingan jumlah penduduk Muslim di Kota Depok yaitu sejumlah 1.853.898 jiwa. Dari jumlah tersebut diperkirakan tidak kurang dari 56,6% (2010) adalah kalangan menengah atas hal ini dikutip dari bppk kemenkeu. Dari jumlah tersebut dibidik 0.1 – 0.8% atau 2.700 - 15.500 jiwa untuk dapat dijadikan target market yang disesuaikan dengan kapsitas produksi “Madani Clothing” dan dibandingkan dengan reverensi usaha sejenis yang sudah ada sebelumnya. Sementara perencanaan pemasaran dengan pendekatan marketing mix untuk “Madani Clothing” dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Produk (barang dan jasa), seperti yang sudah disampaikan sebelumnya produk untuk “Madani Clothing” ditekankan pendekatan diferensiasi namun tetap mengedepankan mutu dan kualiatas yang diharapkan menjadi nilai tersendiri bagi tiap – tiap pelangganya. Dari sisi produk untuk dapat memberikan suatu nilai sesuai dengan peruntukanya dan untuk memaksimalkannya maka akan dipisahkan menjadi beberapa line yang masing – masing memiliki karateristik dan model yang beragam: a. Firdaus series adalah line premium yang dimiliki “Madani Clothing” didalamnya ditawarkan beragam mukena, abaya, kaftan, dan beragam kelengkapanya. 82 b. Zahra series adalah line yang khusus menyediakan penutup kepala terdiri dari Jilbab dan dalamanya, pashmina, kerudung yang tersedia dalam beragam warna dan model. c. Kamilah series adalah line yang menyediakan bebagai pelengkap untuk pakaian Muslim seperti manset, legging, jubah dan cardigan dengan berbagai model warna dan ukuran. d. Iqra series adalah line yang menyediakan bentuk tulisan yang berisi pesan Islami pada bahan kaos atau t-shirt. Selain nyaman dikenakan seri ini juga dapat menjadi salah satu metode dakwah visual. 2. Price (harga), untuk harga yang ditawarkan “Madani Clothing” cukup bersaing dan sesuai dengan kualitasnya. Pelanggan dapat memiliki koleksi “Madani Clothing” dari kisaran enam puluh ribu sampai dengan jutaan rupiah. Namun untuk lengkapnya akan disampaikan dalam laporan keuangan. 3. Place (tempat usaha), “Madani Clothing” memilih tepat usaha berupa outlet yang letaknya cukup strategis di jalan utama kota Depok yaitu Jl Margonda. Selain letaknya yang strategis lokasi ini dekat dengan akses Tol Cijago dan dekat dengan jalur KRL serta diapit dua universitas utama di kota Depok. Disamping toko fisik “Madani Clothing” juga dapat ditemukan di dunia maya via website, sosial media serta market place terkemuka. 83 4. Promotion (promosi), Metode promosi yang digunakan oleh “Madani Clothing” sangatlah beragam. Berikut adalah metode yang akan diimplementasikan oleh “Madani Clothing”. a. Iklan, bertujuan untuk memperkenalkan “Madani Clothing” isi dari iklan antara lain informasi produk dan promosi yang sedang berlangsung. Media yang digunakan adalah brosur, spanduk, sosial media dan lainya. b. Promosi penjualan, program promosi yang akan disusun antara lain discount 20% setiap tiga bulan sekali, discount di hari libur dan hari besar keagamaan juga discount cuci gudang di akhir tahun. c. Publik relation, berikut adalah program yang melibatkan warga sekitar baik sebagai sponsor maupun penyelengara acara keagaman. Juga turut berperan dalam acara – acara sosial kemasyarakatan. d. Direct Promotion, dengan pembuatan katalok setiap tiga bulan sekali baik secara fisik maupun secara online. C. Rencana Operation Rencana Operasional “Madani Clothing” berbasis pada proses value chain atau rantai nilai menurut Hill dan John (2015). Pendekatan ini biasa juga disebut dengan Porter rantai nilai yang terdiri dari dua kegiatan yang saling terkait yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Berikut adalah gambaran dari rantai nilai yang diterapkan pada “Madani Clothing”. 84 Gambar 4.6 Rantai Nilai Madani Clothing Seperti yang dituangkan dalam visi pendiri “Madani Clothing” pelanggan adalah bagian dari keluarga. Maka pelayanan yang diberikan oleh “Madani Clothing” harus memenuhi standar. Berikut kami sampaikan alur layanan yang akan diterapkan pada “Madani Clothing”. Gambar 4.7 Alur proses layanan Madani Clothing 85 D. Rencana Sumber Daya Manusia Operasional perusahaan tidak akan berjalan baik bila tidak didukung dengan sumber daya manusia yang memadai dan memiliki visi yang sama dengan perusahaan. Oleh sebab itu dari awal rekrutmen dicari calon kariawan yang memilik semangat yang sama dengan perusahaan. Sumber daya manusia di “Madani Clothing” diatur sesederhana mungkin dan dengan struktur organisasi yang cendrung horizontal. Gambar 4.8 Struktur Organisasi Madani Clothing Dalam struktur organisasi “Madani Clothing” banyak posisi yang dirangkap hal ini dilakukan selain dengan tujuan efisiensi juga agar tugas sehari hari tetap termonitor. Diawali oleh investor yang terdiri dari tiga orang yang salah satunya bertugas menjalankan usaha sebagai manager dan designer. 86 Tingkat selanjutnya adalah general affair yang merangkap operasional dan keuangan didalamnya ada produksi, online packaging dan outlet. Pegawai tetap “Madani Clothing” terdiri dari delapan orang. Dalam setahun mereka mendapat kurang lebih enam belas kali gaji terdiri, dua belas bulan gaji ditambah, satu kali gaji ketiga belas dan satu kali tunjangan hari raya. Dua bulan sisanya di rencanakan untuk tunjangan lembur. Sedangkan untuk penanam modal direncanakan akan memperoleh minimal 5% dari keuntungan (dibagi untuk tiga penanam modal) dimulai dari tahun ke dua. E. Rencana Keuangan Perencanaa keungan ini dibuat untuk dapat membantu proses pengambilan keputusan dalam penerapan business plan “Madani Clothing”. Analisa keuangan berikut akan mengunakan beberapa alat ukur yaitu Payback Periode (PP), Net Present Value (NPV), Intenal Rate of Return (IRR). Pendekatan ini membutuhkan perhitungan terkait dengan investasi awal kemudian dilanjutan simulasi cash flow perusahaan selama lima tahun. Namun sebelumnya akan dibuatkan asumsi mengenai harga jual dan harga produksi serta asumsi operasional lainya. Data asumsi tersebut diperoleh dari komparasi dari beberapa usaha sejenis yang sudah ada sebelumnya. 87 Table 4.4 Initial Invesment Madani Clothing Initial Invesment No 1 2 3 Keterangan Tempat Usaha Perijinan Biaya Sewa Biaya Renovasi 25,000,000 110,000,000 58,000,000 Interior design halaman Intalasi Listrik, air dan AC 4 35,000,000 10 11 10,000,000 15,000,000 5,000,000 5,000,000 Operational Mesin - mesin dan peralatan 20,000,000 peralatan Sablon mesin jahit 2unit @ 2,5juta printing 6 7 8 9 20,000,000 10,000,000 28,000,000 Sistem Informasi Server 3 PC @ 5 juta e-counting webhosting 5 Tahun 1 bahan baku Kendaraan Peralatan toko Peralatan kantor Listrik, Air, Tel, Internet Biaya upah / gaji 5,000,000 10,000,000 80,000,000 12,000,000 10,000,000 35,000,000 1 unit motor @ 12 juta 12 bulan @ 5 juta 30,000,000 256,000,000 Manager / design General affair Produksi 2 @ 1,500,000 Packaging 2 @ 1,500,000 SPG 2 @ 1,500,000 Total biaya penyusutan Total Sumber dana dari pemegang saham 5,000,000 4,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 671,000,000 2 Orang @ 200 juta, 1 orang @ 300 juta 700,000,000 88 Di table selanjunya akan disampaikan asumsi keuangan yang digunakan dalam perhitungan cash flow yang akan diterapakan pada “Madani Clothing”. Data asumsi tersebut didapat dari reverensi dan komparasi dari usaha sejenis Table 4.5 Asumsi keuangan Madani Clothing Asumsi Keuangan No Asumsi Harga Produk Satuan 1 Biaya Produksi a. Firdaus Rp/Potong b. Iqra Rp/Potong c. Zahra Rp/Potong d. Kamilah Rp/Potong 2 Harga Jual a. Firdaus Rp/Potong b. Iqra Rp/Potong c. Zahra Rp/Potong d. Kamilah Rp/Potong No Asumsi Operational 1 Penjualan a. Penjualan tunai 2 Pembelian bahan baku 3 Pendanaan a. Kebutuhan barang modal *Modal sendiri b. Modal Kerja *Modal sendiri *Pemegang saham 4 Insentif Distributor (Via Distributor) 5 Biaya Marketing 6 Bagi hasil 0.5 % keuntungan 7 Biaya Zakat 2.5 % keuntungan 8 Biaya Dakwah 2 % keuntungan Harga / Jumlah 350,000 50,000 60,000 30,000 910,000 210,000 275,000 95,000 Satuan Harga / Jumlah % % 100 100 % 100 % % % % % % % 33 66 1 2 0,5 2,5 2 89 Berikutnya akan disampaikan proyeksi pendapatan dari “Madani Clothing” yang dibagi menjadi 3 sekenario (concervative, modera, optimistic) yang mengacu pada target market yaitu sekitar 0.1 – 0.8 % penduduk Muslim Kota depok atau sekitar. Proyeksi di buat dalam periode 5 tahun dengan peningkatan jumlah penjualan 30% setiap tahun. Table 4.6 Cash Flow perusahaan sekenario pesimis Proyeksi arus kas Arus kas operasional Kas Masuk Investasi awal Pendapatan Harga Pokok Penjualan Gross Profit Total Kas Masuk Kas Keluar Biaya upah / gaji Biaya penyusutan Biaya Distributor Biaya listrik, air, jaringan internet & administrasi Biaya pemasaran Biaya sewa Biaya Zakat Biaya Dakwah Bagi hasil Biaya Perizinan IT sistem Bangunan (renovasi toko) Mesin - mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan toko Peralatan kantor Total Kas Keluar Surplus (Defisit) Kas Awal Kas Akhir Tahun 1 700,000,000 671,522,501 223,840,834 447,681,667 1,147,681,667 256,000,000 22,400,000 746,136 30,000,000 5,000,000 110,000,000 11,192,042 4,476,817 25,000,000 35,000,000 58,000,000 20,000,000 12,000,000 10,000,000 35,000,000 634,814,994 512,866,673 0 512,866,673 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 872,979,252 290,993,084 581,986,168 581,986,168 1,134,873,028 378,291,009 756,582,019 756,582,019 1,475,334,937 491,778,312 983,556,624 983,556,624 1,917,935,417 639,311,806 1,278,623,612 1,278,623,612 256,000,000 22,400,000 969,977 30,000,000 2,238,408 110,000,000 14,549,654 5,819,862 29,099,308 256,000,000 22,400,000 1,260,970 30,000,000 2,909,931 110,000,000 18,914,550 7,565,820 37,829,101 256,000,000 22,400,000 1,639,261 30,000,000 3,782,910 110,000,000 24,588,916 9,835,566 49,177,831 256,000,000 22,400,000 2,131,039 30,000,000 4,917,783 110,000,000 31,965,590 12,786,236 63,931,181 471,077,210 110,908,958 512,866,673 623,775,631 486,880,372 269,701,646 623,775,631 893,477,278 507,424,484 476,132,140 893,477,278 1,369,609,418 534,131,829 744,491,782 1,369,609,418 2,114,101,200 90 Table 4.7 Cash Flow perusahaan sekenario moderat Proyeksi arus kas Arus kas operasional Kas Masuk Investasi awal Pendapatan Harga Pokok Penjualan Gross Profit Total Kas Masuk Kas Keluar Biaya upah / gaji Biaya penyusutan Biaya Distributor Biaya listrik, air, jaringan internet & administrasi Biaya pemasaran Biaya sewa Biaya Zakat Biaya Dakwah Bagi hasil Biaya Perizinan IT sistem Bangunan (renovasi toko) Mesin - mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan toko Peralatan kantor Total Kas Keluar Surplus (Defisit) Kas Awal Kas Akhir Tahun 1 700,000,000 738,674,751 246,224,917 492,449,834 1,192,449,834 256,000,000 22,400,000 820,750 30,000,000 5,000,000 110,000,000 12,311,246 4,924,498 25,000,000 35,000,000 58,000,000 20,000,000 12,000,000 10,000,000 35,000,000 636,456,494 555,993,340 0 555,993,340 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 960,277,177 320,092,392 640,184,785 640,184,785 1,248,360,331 416,120,110 832,240,220 832,240,220 1,622,868,430 540,956,143 1,081,912,287 1,081,912,287 2,109,728,958 703,242,986 1,406,485,972 1,406,485,972 256,000,000 22,400,000 1,066,975 30,000,000 2,462,249 110,000,000 16,004,620 6,401,848 32,009,239 256,000,000 22,400,000 1,387,067 30,000,000 3,200,924 110,000,000 20,806,006 8,322,402 41,612,011 256,000,000 22,400,000 1,803,187 30,000,000 4,161,201 110,000,000 27,047,807 10,819,123 54,095,614 256,000,000 22,400,000 2,344,143 30,000,000 5,409,561 110,000,000 35,162,149 14,064,860 70,324,299 476,344,931 163,839,854 555,993,340 719,833,194 493,728,410 338,511,811 719,833,194 1,058,345,005 516,326,933 565,585,354 1,058,345,005 1,623,930,359 545,705,012 860,780,960 1,623,930,359 2,484,711,319 Table 4.8 Cash Flow perusahaan sekenario optimis Proyeksi arus kas Arus kas operasional Kas Masuk Investasi awal Pendapatan Harga Pokok Penjualan Gross Profit Total Kas Masuk Kas Keluar Biaya upah / gaji Biaya penyusutan Biaya Distributor Biaya listrik, air, jaringan internet & administrasi Biaya pemasaran Biaya sewa Biaya Zakat Biaya Dakwah Bagi hasil Biaya Perizinan IT sistem Bangunan (renovasi toko) Mesin - mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan toko Peralatan kantor Total Kas Keluar Surplus (Defisit) Kas Awal Kas Akhir Tahun 1 700,000,000 831,009,095 277,003,032 554,006,063 1,254,006,063 256,000,000 22,400,000 923,343 30,000,000 5,000,000 110,000,000 13,850,152 5,540,061 25,000,000 35,000,000 58,000,000 20,000,000 12,000,000 10,000,000 35,000,000 638,713,556 615,292,508 0 615,292,508 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 1,080,311,824 360,103,941 720,207,883 720,207,883 1,404,405,371 468,135,124 936,270,248 936,270,248 1,825,726,983 608,575,661 1,217,151,322 1,217,151,322 2,373,445,078 791,148,359 1,582,296,718 1,582,296,718 256,000,000 22,400,000 1,200,346 30,000,000 2,770,030 110,000,000 18,005,197 7,202,079 36,010,394 256,000,000 22,400,000 1,560,450 30,000,000 3,601,039 110,000,000 23,406,756 9,362,702 46,813,512 256,000,000 22,400,000 2,028,586 30,000,000 4,681,351 110,000,000 30,428,783 12,171,513 60,857,566 256,000,000 22,400,000 2,637,161 30,000,000 6,085,757 110,000,000 39,557,418 15,822,967 79,114,836 483,588,047 236,619,836 615,292,508 851,912,343 503,144,461 433,125,787 851,912,343 1,285,038,130 528,567,799 688,583,523 1,285,038,130 1,973,621,653 561,618,139 1,020,678,580 1,973,621,653 2,994,300,232 91 Dari hasil proyeksi pendapatan dan cash flow “Madani Clothing” dalam periode 5 tahun dapat disimpulkan bahwa investasi usaha ini layak untuk diimplementasikan. Mengenai kelayakan investasi dapat di lihat dalam table 4.7 yang menginformasikan hasil perhitungan dari instrument NPV, PP dan IRR (perhitungan ini mengunakan tingkat diskonto 14%). Table 4.9 Analisa kelayakan Investasi Instrument F. PP Pesimis 1 tahun 4 bulan Moderate 1 tahun 3 bulan NPV IRR 225,236,734 7% 463,519,927 14% Optimis 1 tahun 2 bulan 791,159,317 22% Strategi Keluar Strategi keluar atau exit strategy adalah suatu langkah yang akan diambil ketika usaha yang dijalankan tidak sesuai dengan rencana awal. Langkah ini biasanya diambil dengan tujuan mengurangi potensi kerugian yang akan terjadi. Untuk “Madani Clothing” berikut adalah langkah strategi keluar yang sudah di persiapkan. Langkah pertama fokus pada salah satu line produk yang ada. Hal ini di lakukan untuk mengurangi kerugian dan menjaga operasional perusahaan terus berjalan. Langkah kedua menambah pemegang saham. Langkah ini bertujuan untuk dapat membagi resiko yang dimiliki dan menambah modal usaha. Langkah ketiga adalah menjual bisnis ini secara parsial. Langkah ini diambil dengan harapkan sebagian modal cair, sementara operasional tetap berjalan. (menutup toko dan fokus di online) Langkah 92 kelima adalah memindahkan kepemilikan usaha. Langkah keempat kelima bergabung dengan brand yang lebih mapan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi modal pribadi ada dalam usaha sementara operasional tetap berjalan. 93