bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
LATAR BELAKANG
Jumlah wirausahawan disuatu negara dapat menjadi salah satu tolak
ukur suatu negara dapat dikatakan sebagai negara maju atau sedang
berkembang. Beberapa ahli perpendapat rata-rata negara maju memiliki
minimal 10% wirausahawan dari total populasi yang di milikinya. sementara
untuk negara berkembang memiliki sekitar 1%-9% persen wirausahawan,
bagaimana dengan Indonesia, pada suatu kesempatan Sultan Hamangkubuono
X menyampaikan bahwa angka wirausahawan di Indonesia 1,65% dari jumlah
populasi Indonesia saat ini. Jumlah ini masih sangat jauh bila dibandingkan
dengan persentase jumlah wirausahawan di negara tetangga di kawasan, seperti
Singapura sekitar 7%, dan Malaysia sekitar 4% dan masih perlu ditingkatkan
kembali. Hal ini juga sejalan dengan program pemerintah pusat yang
dicanangkan oleh kementrian koprasi, usaha kecil dan menengah dengan
gerakanya yang disebut dengan Gerakan Kewirausahaan Nasional (2015).
Diharapakan kebijakan ini akan dapat meningkatkan persentase jumlah
wirausahawan di Indonesia menjadi minimal 2% dari jumlah populasi dan
diharapkan akan terus tumbuh dimasa depan.
1
Gambar 1.1 (World Economic Forum dalam Global Competitiveness Report 2014-2015)
Perkembangan kewirausahaan di Indonesia dalam kurun waktu satu
dekade ini sudah berkembang dengan sangat pesat hal ini tidak lepas dari
perkembangan teknologi dan semakin bebasnya informasi beredar di
masyarakat. Berbagai media digunakan sebagai sarana penjualan dan promosi
hal ini membuka kesempatan bagi para wirausahawan untuk dapat
mengembangkan ide - idenya dan sekaligus dapat menjual dan meraih
keuntungan. Kondisi ini senada juga disampaikan oleh Drucker (1964) beliau
adalah seorang pemikir managemen asal Amerika, menyatakan bahwa apa yang
dimaksud dengan wirausaha adalah “aktivitas yang secara konsisten dilakukan
untuk dapat mengkonversi ide - ide tersebut menjadi kegiatan usaha yang
menguntungkan”. Beberapa ahli managemen yang lain menyampaikan bahwa
dalam penerapan kewirausahaan terdapat suatu unsur risiko yang terukur guna
memaksimalkan sumber daya demi mewujukan suatu usaha kreatif yang belum
ada
sebelumnya.
Dapat
ditarik
kesimpulan,
bahwa
pengembangan
2
kewirausahaan adalah suatu sistem dimana akan melibatkan suatu proses
pengembangan ide kreatif dan belum pernah ada sebelumnya (dalam hal ini
dapat disampaikan sebagai inovasi) yang penerapanya mengandung risiko yang
sudah diperhitungkan dalam memaksimalkan sumber daya yang dimiliki.
Dengan memahami kewirausahaan dan proses inovasi di dalamnya
seorang wirausahawan dapat segera memulai usaha dengan pemikiranya berupa
ide dan inovasi dilengkapi dengan sumber daya yang dimilikinya dan bersiap
dengan semua risiko yang akan muncul kedepanya. Untuk dapat mengatur
risiko tersebut seorang wirausahawan perlu memiliki kepemimpinan yang baik
dimana hal ini dapat menjadi solusi untuk menghadapi perubahan diwaktu yang
akan datang. Hal tersebut disampaikan oleh Johansen (2007) lewat pemikiranya
yaitu “VUCA WORLD”, yang dijabarkan menjadi; perubahan-perubahan
(volatility), ketidak pastian (Uncertainty), kompleksitas (Complexity) dan
perbedaan penafsiran (Ambiguity). Menurut Bob Johansen untuk dapat
mengatasi perubahan-perubahan (volatility) seorang leader harus memiliki visi
yang jelas tentang mengapa organisasi ini dan akan dibawa kearah mana
organisasi ini selanjutnya, sedangkan untuk ketidak pastian (Uncertainty) dapat
diatasi dengan pemahaman akan kondisi yang ada, diharapakan seorang
pemimpin dapat berhenti untuk berpikir sendiri dan mulai mendengarkan dan
melihat secara langsung apa yang dihadapi oleh bawahanya.
Untuk menghadapi kompleksitas (Complexity) seorang pemimpin
dihadapkan untuk memprioritaskan dan berkolaborasi mencari solusi terhadap
3
suatu masalah yang di anggap paling pokok sebelum mencari penyelesaian
permasalahan lainya. Sedangkan untuk dapat mengatasi perbedaan penafsiran
(Ambiguity) seorang pemimpin harus bersikap dan bergerak lincah melihat dari
berbagai sudut pandang, mendengar dari berbagai sisi dan beradaptasi pada
kebubutuhan organisasi untuk dapat memberikan panduan yang jelas sehingga
organisasi dapat bergerak kearah yang sama dan arah yang dituju. Sementara
itu tujuan dari penerapan dari “VUCA WORLD” sendiri adalah untuk dapat
membangun pemimpin terbaik yang dapat membangkitan jiwa kepemimpinan
dari setiap anggota dari organisasi yang dipimpinya.
Dalam Islam wirausaha identik dengan perdanganngan dari jaman
dahulu bangsa Arab terkenal dengan perdagangan antar kota mengunakan
kabilah-kabilah dan Nabi Muhammamd S.A.W adalah salah satu diantaranya.
Dalam Islam juga diajarkan bahwa dari 10 pintu rejeki 9 di ataranya di buka
dari perdangangan. Barang yang diperdangangkan sangat beragam dari
kebutuhan pokok sampai kebutuhan lainya. Salah satu komoditi perdangan
yang di perdangkan dari jaman dahulu sampai saat adalah pakaian. Pakaian dan
sebagai sarana penutup aurat adalah salah satu hal penting dalam keseharian
seorang Muslim. Bagaimana seorang Muslim berpakaian menjadikan apa yang
di lakukannya mendekati unsur ibadah atau malah cendrung sebaliknya. Makin
banyaknya kesadaran mengenai hal ini meningkatkan kebutuhan akan pakaian
yang nyaman terjangkau dan yang terpenting adalah dapat menutupi aurat
dengan lebih baik. Melalui penelitian ini akan dibahas mengenai rencana bisnis
4
“Madani Clothing” dengan melihat potensi pasar dan tantangan yang akan
dihadapi yaitu dari lingkungan internal maupun lingkungan eksternal
perusahaan melalui proses identifikasi karakteristik industri dan demografi
pelanggan.
I.2
FAKTOR EKSTERNAL
Menurut teori herarki kebutuhan milik Abraham Maslow kebutuhan
manusia di bagi menjadi tingkatan dalam bentuk piramida. Dari yang paling
dasar yaitu pemenuhan kebutuhan fisiologi berurut keatas dilanjutkan dengan
kebutuhan atas rasa aman, kasih sayang, penghargaan dan yang paling puncak
adalah aktualisasi diri. Pada dasarnya manusia memenuhi kebutuhanya dengan
mempertimbangkan hal-hal tersebut.
Gambar 1.2 Herarki Kebutuhan Abraham Maslow
(Kotler, P dan Keller, K. L. 2012. Marketing Management 14 hal 183)
5
Dalam upaya memenuhi apa yang dibutuhkan sering kali tidak cukup
hanya sampai pada pemenuhan kebutuhan pokoknya saja namun sengaja dipilih
untuk mewakili pesan yang ingin disampaikan kepada anggota kelompoknya
atau anggota kelompok yang lain.
Kebutuhan pokok manusia pada dasarnya menurut tingkat intensitasnya
adalah pangan, sandang, dan papan atau makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
Hal ini tidak pernah berubah dan kemungkinan juga tidak akan berubah dimasa
yang akan datang. Sesuai perkembangan jaman banyak kebutuhan yang
tingkatanya mendekati kebutuhan pokok seperti kebutuhan akan listrik, alat
komunikasi, kendaraan serta banyak kebutuhan lain yang bermuculan yang
harus dipenuhi oleh manusia sehari hari namun kebutuhan kebutuhan ini tidak
dapat mengantikan sepenuhnya kebutuhan akan pangan, sadang, dan papan.
Hal ini yang menjadi tolak ukur dimana usaha yang mencakup
pemenuhan kebutuhan pokok ini menjadi pasar yang selalu menawarkan
permintaan yang terus menerus dan bertambah jumlahnya setiap tahunnya.
Dalam sektor perdagangan, rumah makan dan jasa menempati urutan
kedua dalam penyerapan tenaga kerja, disamping itu sektor tersebut juga
menyerap lebih banyak lagi pekerja pada tiap tahunya. Table berikut juga
menunjukan bahwa sektor perdagangan adalah suatu bidang industri yang
cukup strategis, dimana sektor tersebut berkontribusi cukup besar dalam
penyerapan tenaga kerja secara secara nasional.
6
Tabel. 1.1 Jumlah tenaga kerja berdasarkan industri Usaha di Indonesia
No.
1
2
3
4
5
6
Lapangan Pekerjaan Utama
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan,
Perburuan dan Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri
Listrik, Gas dan Air
Konstruksi
Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa
Akomodasi
7 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi
Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha
Persewaan dan Jasa Perusahaan
Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan
9
Perorangan
10 Lainnya
Total
8
2012
2013
2014
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Februari
Agustus
41,665,576
39,590,054
40,764,720
39,220,261
40,833,052
38,973,033
1,615,563
14,392,751
301,815
6,148,016
1,602,706
15,615,386
251,162
6,851,291
1,558,686
14,998,937
260,116
6,952,928
1,426,454
14,959,804
252,134
6,349,387
1,623,109
15,390,188
308,588
7,211,967
1,436,370
15,254,674
289,193
7,280,086
24,312,988
23,517,145
25,270,435
24,105,906
25,809,269
24,829,734
5,234,636
5,052,302
5,285,277
5,096,987
5,324,105
5,113,188
2,809,856
2,696,090
3,045,787
2,898,279
3,193,357
3,031,038
17,580,781
17,328,732
17,792,726
18,451,860
18,476,287
18,420,710
114,061,982 112,504,868 115,929,612 112,761,072 118,169,922 114,628,026
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS 2014
Indutri kreatif adalah salah satu dari banyak industri real yang menjadi
tulang punggung perekonomian Indonesia. Dengan diterbitkanya Peraturan
President nomor 28 tahun 2008 tentang kebijakan industri nasional. Dimana
disampaikan bahwa sektor industry menjadi pengerak utama dan mampu
berkontribusi dan tumbuh lebih tinggi dari pertumbuhan nasional dalam rangka
mewujudkan negara indutri yang tangguh pada tahun 2025 (buku 5 prioritas
industri penunjang industri kreatif dan Indonesia kementrian Industri
November 2009).
Perkembangan industri busana di Jakarta dan sekitarnya tidak lepas dari
pengaruh dari industri busana Bandung dan Yogyakarta. Industri busana
menawarkan produk sandang berupa pakaian dan aksesorisnya. Jenis pakaian
7
yang disediakan juga beragam dari atasan berupa kaos, kemeja dan terusan serta
bawahan yang dapat berupa celana dan rok dalam berbagai ukuran dan
modelnya. Sementara aksesori dapat berupa busana luar seperti jaket, sweeter
dan jubah selain itu juga beragam jenis sepatu dan tas serta pasmina atau
kerudung juga pernak-pernik kecil lainya. Dalam usaha ini sangat dipengaruhi
oleh selera dari penguna dan tren yang sedang berkembang pada saat itu.
Merespon hal tersebut usaha busana tumbuh dan mulai dari usaha dengan skala
produksi yang relatif kecil. Pendekatan ini dipilih agar dapat lebih fleksibel
dalam menerapkan ide dan kreasi secara bebas. Hal ini juga turut diterapkan
pada pola distribusi dan pemasaranya yang berkembang mengikuti permintaan
pasar.
Bicara tentang gambaran pasar di Indonesia berikut disampaikan
diskripsi singkatnya. Dari total penduduk Indonesia berjumlah kurang 250 juta
dan 207 Juta di antaranya adalah Umat Muslim. Jumlah umat Muslim di
Indonesia setara dengan 13% dari total umat Muslim di dunia. Dari jumlah
Penduduk Indonesia sekitar 66.5 % adalah penduduk dalam usia produktif 15 –
65 tahun. Jumlah yang besar ini menjanjikan pasar yang luas untuk produk
konsumsi besar potensinya untuk terserap oleh pasar Indonesia.
Dari paparan tentang besarnya potensi pasar di Indonesia selain sisi
positif perlu juga diwaspadai tentang unsur risiko yang ada di dalamnya.
Faktor-faktor seperti perubahan yang terjadi pada tren dan permintaan pada
pasar yang cendrung tidak menentu dan berubah-ubah menjadi suatu hal yang
8
perlu dicermati dan dicarikan solusinya. Deangan memiliki tujuan yang jelas
dan terbuka dalam menerima input dari berbagai sisi dapat dirumuskan suatu
solusi yang tepat dalam mengatasi masalah yang ada.
Beberapa tahun belakangan ini tren pengunaan busana Muslim seperti
juga tren pengunaan batik sudah menjadi pakaian yang lazim digunakan seharihari dan tidak lagi dipakai pada event atau acara tertentu saja. Jumlah
pengunanya juga bertambah setiap waktu tidak hanya perempuan juga laki-laki,
dari berbagai tingkatan usia dan berbagai lapisan masyarakat. Menurut Kefgen
dan Touchie (1986), busana dan cara orang mengenakanya mencerminkan
identitas awal tentang prilaku individu yang mengenakan pakaian tersebut,
memposisikan bagaimana individu tersebut ingin diperlakukan dan juga
mencerminkan status serta peranan dalam masyarakat.
Cara pandang suatu individu dipengaruhi dari perubahan pada
bagaimana orang menilai orang lain pada dunia yang berkembang dengan pesat
dan bergerak dengan cepat. Satu hal yang dahulu dianggap tabu atau harus
dihindari malah menjadi suatu daya tarik yang menarik untuk didekati dan
dipelajari lebih jauh. Acap kali dalam pergaulan antar anggota kelompok sering
menilai penampilan seseorang dari luarnya saja tanpa memahami lebih jauh
kenapa dan mengapa serta nilai apa yang tersembunyi di baliknya.
Walaupun masih banyak menerima penolakan dari berbagai negara di
dunia busana Muslim sudah memiliki tempat yang khusus di hati para
pengemarnya selain mengikuti tuntunan agamanya yaitu Islam juga mejadi
9
sarana aktualisasi dan identifikasi yang jelas bagi para pengunanya. Busana
Muslim juga sudah ditunjukan dan disajikan sebagai busana yang mengandung
nilai ekonomi yang baik dan dapat menjadi media seni yang dapat
dikembangkan oleh para pembuatnya untuk menjadi kecenderungan yang
mampu mengerakan pasar dan menarik bagi para meminat mode. Busana
Muslim karya anak negri juga sudah sering ditampilkan di luar negri sebagai
sarana dakwah juga sebagai perwujudan exsistensi perkembangan dunia mode
Muslim di Indonesia.
I.3
FAKTOR INTERNAL
Mengikuti arus tren dalam industri busana Muslim khususnya dalam
pemasaran dan penjualan juga pengembangan suatu merek dagang, penulis
ingin menyelami, dan mempelajari lebih dalam sehinga pada akhirnya dapat
memberikan rekomendasi pada “Madani Clothing” agar dapat berkembang
lebih baik lagi. Dalam menjalankan usahanya “Madani Clothing” menerapkan
prinsip berbisnis dan berdakwah yang bertujuan mendapatkah berkah di dunia
dan akhirat. “Madani Clothing” bertujuan untuk menciptakan suatu merek yang
memiliki nilai – nilai Islami yang melekat pada setiap produk yang dimilikinya.
Untuk Klasifikasi umum “Madani Clothing” dibagi menjadi dua produk
yaitu produk untuk laki laki dan produk untuk wanita. Bila dilihat dari beragam
produk yang akan dipasarkan kencendungan terjadinya keruwetan dan
perbedaan penafsiran dalam operasional memiliki potensi besar untuk terjadi.
10
Untuk dapat mengatasinya perlu adanya penyusunan prioritas kerja untuk
mendahulukan yang lebih penting atau yang dapat diselesaikan lebih cepat.
Strategi ini penting untuk diterapkan guna memaksimalkan sumber daya yang
dimiliki. Hal ini dirasa penting bagi “Madani Clothing” yang sedang dalam
proses untuk berkembang dan mencari bentuk yang tepat, baik dalam sisi
operasional dan pemasaran juga pengembangan suatu merek dagang, yang
dapat bersaing dengan merek lainya.
I.4
RUMUSAN MASALAH
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya busana Muslim sudah
menjadi suatu identitas dari penggunanya. Pakaian Muslim digunakan oleh
semua kalangan baik masyarakat umum sampai degan publik figur dan pejabat.
Hasil sensus 2010 dari Badan Pusat Statistik menyatakan jumlah
penduduk muslim di Indonesia berjumlah 207 juta jiwa dan 130 juta
diantaranya dalam usia produktif. Sedangkan untuk kota Depok sendiri
1,049,306 adalah penduduk muslim dari kalangan menengah atas. Melihat
betapa besarnya potensi yang dimiliki pasar busana muslim maka perlu
dilakukan suatu analisa dan pemikiran yang matang untuk dapat terjun dan
bertahan minimal 5-10 tahun pada industri ini.
Untuk dapat bertahan dan terus berkembang dibutuhkan suatu rencana
bisnis yang mencakup strategi tentang pemilihan segment pelanggan, rencana
produksi dan pemasaran yang berbeda dari apa yang telah ada. Faktor ini akan
11
menjadi daya tarik untuk dapat membidik potensi captive market memberikan
suatu nilai yang dapat memenangkan hati pelanggan.
I.5
PERTANYAAN PENELITIAN
Bagaimana pengembangan model dan rencana pengembangan bisnis
untuk mengatasi perubahan-perubahan, ketidak - pastian, kompleksitas dan
perbedaan penafsiran baik dalam organisasi maupun pasar untuk menangkap
captive market?
I.6
TUJUAN PENELITIAN
Dengan pembahasan dan uraian latar belakang serta permasalahan di
atas, maka penulisan tesis ini bertujuan untuk:
1. Menyusun model bisnis untuk “Madani Clothing”
2. Merencanaan pengembangan bisnis untuk “Madani Clothing”
12
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1.
VUCA WORLD
Dunia kita saat ini tidak bisa disamakan dengan periode sebelumnya.
Banyak hal yang dipercaya pada masa lalu terbukti sebaliknya. Perubahan
adalah satu-satunya hal yang pasti dan berubah cepat seiring dengan perjalanan
hidup. Tantangan dan masalah muncul untuk diselesaikan hanya sebagai jalan
untuk menuju masalah yang baru. Dalam penyelesaian setiap masalah diminta
untuk dapat dilakukan secara cepat teranalisa dan dapat menghilangkan ketidak
pastian yang ada di dalamnya. Cara pandang melihat dunia seperti ini adalah
pendekatan “VUCA World”.
Pendekatan penyelesaian masalah dengan Metode VUCA atau
lengkapnya adalah VUCA World adalah buah pikiran dari Johansen (2007).
Awalnya pendekatan ini dipergunakan dalam dunia militer untuk melatih para
pemimpin untuk dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam
meyelesaikan masalah yang dihadapi baik dalam medan perang maupun
permasalahan lainya.
VUCA World terdiri dari empat hal antara lain, perubahan-perubahan
atau volatility yaitu adalah perubahan-perubahan yang terus menerus yang
berlangsung secara cepat dan terjadi secara natural yang disebabkan oleh
perubahan pada faktor-faktor pendukungnya. Kemudian dilanjutkan dengan
13
ketidak pastian atau uncertainty, yaitu adalah keadaan dimana sulitnya
melakukan prediksi terhadap suatu kejadian atau masalah yang hasil akhirnya
berpotensi tidak dapat diperhitungkan sebelumnya. Kompleksitas atau
complexity adalah keadaan diamana tercapurnya berbagai faktor pendukung
dan kepentingan dari berbagai sumber yang menimbulkan kekacauan dan
kebinggungan di dalam suatu kelompok. Kemudian yang terahir adalah
perbedaan penafsiran atau ambiguity yaitu suatu keadaan diamana adanya
keraguan terhadap suatu kondisi dikarenakan adanya kemungkinan kesalah
pahaman yang biasa disebabkan oleh kebingungan dan kurang penggalaman.
Kinsinger
and
Walch
(2015),
dalam
salah
satu
artikelnya
menyampaikan solusi untuk dapat mengatasi kondisi-kondisi yang di muncul
dalam VUCA WORLD. Perubahan-perubahan dapat diatasi dengan visi yang
jelas. Seorang pemimpin berkewajiban untuk dapat memimpin kelompoknya
kearah dan tujuan yang sama. Tugas lain dari pemimpin adalah memastikan
tujuan itu adalah suatu hal yang dapat dicapai dengan segala sumber daya yang
dimiliki oleh kelompok tesebut.
Ketidak pastian dapat diatasi dengan pemahaman tentang dimana kita
berada (posisi), apa yang kita inginkan, dan apa yang akan kita perbuat.
Pemahaman dapat dilakukan dengan menyediakan waktu yang cukup untuk
dapat melihat lebih jauh dan mendengar lebih baik tentang apa yang
disampaikan oleh internal organisasi maupun ekternal dan keadaan pasar. Hal
14
ini dinilai penting agar dapat diperoleh gambaran yang lengkap tentang suatu
masalah yang dihadapi.
Sementara itu pemahaman juga sangat dibutuhkan untuk dapat
memahami kemampuan yang dimiliki diri sendiri dan orang lain sehingga dapat
menempatkan setiap individu pada posisi dan fungsi yang tepat. Sedangkan
untuk kompleksitas dapat diatasi dengan kejelasan terhadap permasalahan yang
dihadapi dan pilihan solusi yang ada. Seorang pemimpin dihadapkan untuk
memprioritaskan dan berkolaborasi mencari solusi terhadap suatu masalah
yang dianggap paling pokok sebelum mencari penyelesaian permasalahan
lainya. Perbedaan penafsiran, hal ini dapat diatasi dengan kelincahan.
Kelincahan yang dimaksut adalah kemampuan dari seorang pemimpin untuk
dapat berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompoknya dan dapat
menguasai keadaan yang ada. Hal ini berguna untuk mengatasi keadaan yang
tidak menentu yang tentu saja tidak dapat dihindari. Berbekal dengan
kemampuan ini maka akan selalu dapat ditarik suaru pontensi positif yang dapat
diambil dari setiap keadaan.
Pendekatan dengan metode”VUCA WORLD” ini dimemiliki tujuan
akhir dimana dapat mencetak pemimpin-pemimpin yang dapat menarik potensi
kepemimpinan dari para anggota kelomponya. Hal ini diperlukan dalam proses
regenerasi dalam kelompok juga untuk dapat mencipatakan anggota-anggota
yang dapat memimpin dirinya sendiri untuk keluar dari masalah yang di
hadapinya.
15
II.2.
KEWIRAUSAHAAN & INOVASI
Jiwa dan ilmu kewirausahaan adalah suatu hal yang sangat penting yang
harus dimiliki setiap pengusaha. Kewirausahaan selalu diidentikan dengan
pengusaha dan usahanya. Walau pendapat ini tidak bisa disalahkan, namun
kewirausahaan memiliki arti yang luas dan lebih kompleks.
Menurut Drucker (1964) beliau adalah seorang pemikir managemen
asal Amerika, menyatakan bahwa apa yang dimaksud dengan kewirausahaan
adalah aktivitas yang secara konsisten diakukan untuk dapat mengkonversi ideide tersebut menjadi kegiatan usaha yang menguntungkan. Lain halnya dengan
(Ferell, Hirl, Ferell 1993, hal. 21) berpendapat wirausahawan adalah suatu
individu yang mempertaruhkan kekayaan, waktu dan usahanya untuk
meningkatkan keuntunganya dengan cara membuat invovasi baru dari
produknya atau mencari metode baru dalam menyelesaikan pekerjaanya. Bila
pendapat para ahli tersebut ditarik benang merahnya dapat disimpulkan. Bahwa
kewirausahaan adalah suatu sistem dimana akan melibatkan suatu proses
pengembangan ide kreatif dan belum pernah ada sebelumnya (dalam hal ini
dapat disampaikan sebagai inovasi) yang penerapanya mengandung risiko yang
sudah diperhitungkan dalam memaksimalkan sumber daya yang dimiliki.
Sementara itu selain maknanya, perlu juga dibagaimana proses
kewirausahaan terjadi. Kewirausahaan diawali oleh inovasi yang berasal dari
individu itu sendiri maupun dari faktor ekternal seperti lingkungan, pendidikan,
16
dan keluarga. Penguasaan terhadap hal - hal tersebut berkembang menjadi suatu
karakter kewirausahaan yang dibutuhkan dalam membangun suatu usaha.
II.3.
CAPTIVE MARKET
Captive Market atau pasar terkurung bila dilihat sekilas istilah ini
terkesan negatif. Namun sebenarya Captive Market adalah istilah yang
dipergunakan untuk mengistilahkan pelanggan yang tidak memiliki pilihan
dalam membeli produk ditempat tersebut yang menyebabkan penjual dapat
menerapkan monopoli. Tentu saja monopoli dapat diterapkan bila nilai yang
ditawarkan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Nilai yang dimaksut disini
adalah keunggulan kompetensi yang dimiliki oleh penjual.
Secara umum ada dua jenis pelanggan yaitu pelanggan regular yaitu
pelanggan yang datang pada setiap periode tertentu dan pelanggan potensial
atau yang tidak disadari sebelumya memiliki potensi. Contoh dari pelanggan
dari tipe dua ini adalah yang pegawai dari tempat itu sendiri, kemudian anak
sekolah yang hanya datang untuk window shoping atau orang-orang yang
tingkat ekonominya lebih rendah dari rata-rata pelangan yang ada. Bila kedua
jenis pelanggan berikut bila diberikan pelayanan dan penawaran yang tepat
maka akan dapat menambah penghasilan yang tidak diperhitungkan
sebelumnya.
Pelanggan tetap ini akan secara terus menerus membeli barang
dikarenakan nilai atau keungulan kompetensi yang ditawarkan oleh penjual.
17
Keunggulan tersebut antara lain adalah yang pertama produk tersebut adalah
kebutuhan pokok, pelanggan memang mengkonsumsi produk tersebut seharihari dan lebih lagi tidak ada penjual yang lain. Kedua tidak kalah pentingya
adalah lokasi, Selain karena memang diperlukan lokasi atau produk tersebut
mudah dijangkau oleh pembeli. Ketiga faktor yang penting kemudian adalah
harga yang ditawarkan harus bersaing tidak terlalu murah dan tidak terlalu
mahal. Faktor harga juga akan semakin menarik bila diberikan suatu
kemudahan seperti discount atau pembayaran dalam bentuk cicilan. Keempat
faktor terahir namun tidak kalah pentingnya adalah faktor selera. Faktor ini
sangat penting karena bila barang yang dijual sesuai dengan harapan dari
pembeli maka pembeli tidak akan ragu atau paling tidak akan menjadikan
tempat tersebut refrensi ketika mencari produk yang sama dimasa depan
Bagaimana menjadikan pelanggan menjadi pelanggan tetap menjadi
suatu hal diinginkan oleh semua penjual. Konsepnya kurang lebih sama dengan
meletakan kaki kita disepatu mereka atau secara harfiah mengetahui lebih
dalam tentang calon pelanggan. Seperti apa yang disukainya seperti, selera,
warna, model dan rasa. Hal lainya adalah tingkat ekonomi dan kebiasaam para
pelangganya. Dengan mengetahui hal ini maka diharapkan dapat diberikan
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing pelanggan.
18
II.4.
KEUNGGULAN KOMPETENSI
Ciri dari suatu perusahaan yang memiliki keunggulan kompentensi
adalah, memiliki rata-rata keuntungan yang lebih tinggi dibanding dengan
usaha sejenis dalam industri tersebut. Seperti telah disampaikan sebelumnya
tentang pentingnya competitive advantages atau keunggulan kompentensi yang
menjadi nilai penting dalam menciptakan suatu captive market, perlu juga
dipahami proses penyusunan dari keungulan kompetensi tersebut. Bagi seorang
wirausahawan keunggulan kompentensi adalah suatu alat untuk mencapai
kesuksesan. Tanpa adanya nilai yang pembeda dalam suatu usaha akan sulit
rasanya untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan.
Agara dapat menciptakan keunggulan kompentensi menurut Hill dan
John (2015) dalam bukunya “Strategic Managemement” edisi ke sebelas.
Disampaikan bahwa faktor yang dapat menciptakan suatu keungulan
kompentensi antara lain; superior dalam penhematan, superior dalam kualitas,
superior dalam inovasi, dan superior dalam merespon kebutuhan pelanggan.
Dari empat faktor diatas dapat dibentuk suatu kompentensi yang
berbeda dari yang pernah ada sebelumnya atau yang dimiliki oleh kompetitor
(distinctive competencies). Dalam implementasinya kompetensi tersebut tidak
lepas dari sumber daya (resouces) dan kemampuan (capabilities) yang menjadi
motor pengerak dari suatu usaha. Dari empat faktor superiority yang telah
disebutkan di atas tidak menjadi kewajiban untuk dipenuhi semuanya cukup
19
fokus pada sumber daya dan kemampuan yang dimiliki saja. Hal ini kemudian
dapat diterapkan pada strategi bisnis yang dipilih. Sementara itu secara garis
besar dalam sisi strategi bisnis terdapat dua pendekatan yaitu yang pertama
adalah Cost Leadership sedang lainya Differentiation.
1. Cost Leadership menekankan pada produksi dengan biaya serendah
mungkin yang bertujuan untuk meningkatkan keuntungan dan flexible
dalam menentukan harga.
2. Differentiation menekankan pada menyediakan suatu hal yang berbeda
untuk pelanggannya dari apa yang ditawarkan oleh kompetitornya.
Konsekwensinya kadang kala produk yang ditawarkan masuk dalam
kategori premium agar dapat memberikan nilai yang diinginkan.
Implementasi cost leadership dan differentiation sangat beragam.
Diantaranya ada yang fokus pada salah satunya dan ada pula yang
mengimplementasikanya secara bersamaan dengan komposisi yang berbeda.
Strategi yang dipilih menentukan posisi untuk jenis pelanggan yang ingin
dipenuhi kebutuhanya dan apakah hanya fokus melayani satu jenis pelanggan
(niche) atau pasar secara luas. Masing – masing pilihan strategi yang diambil
memiliki resiko dan tantangan yang berbeda namun dengan pemilihan strategi
yang tepat pada saat yang dibutuhkan akan memperoleh hasil yang maksimal.
20
Gambar 2.1. the root of competitive advantages
Sumber : Hill dan John (2015), halaman 118
II.5.
PETA EMPATI
Selain dari tujuan utama mendirikan suatu usaha yaitu mencari
keuntungan, tidak kalah pentingnya adalah memahami kebutuhan pelanggan.
Siapa pelanggan kita, jenis pelanggan dan bagaimana seleranya disamping
dengan mode serta tren yang ada. Untuk dapat menangkap kebutuhan tersebut
perlu adanya suatu alat untuk dapat mengidentifikasi apa yang sebenarnya
dibutuhkan oleh pasar dan salah satu metodenya adalah dengan mengunakan
peta empati. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010) empathy map atau peta
empati adalah suatu alat bantu untuk membuat profil pelanggan sederhana yang
dapat memberikan pemahaman lebih baik tentang lingkungan, prilaku,
kepedulian, dan insprasi. Dengan mempergunakan peta empati dapat disusun
21
suatu model bisnis yang dipandu oleh profil pelanggan sehingga memberikan
proposisi nilai yang lebih baik, serta lebih nyaman dalam menjakau pelanggan
serta menciptkan hubungan yang lebih baik antara penjual pembeli dan
memastikan produk yang dijual menawarkan nilai yang bersedia dibayar oleh
pelanggan.
Dari berbagai metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan
metode in dept interview yang diharapakan dapat memperoleh informasi yang
lebih dalam dan personal yang hasilnya dapat disusun menjadi suatu Peta
Empati yang lengkap yang nantinya dapat menjadi basis dari penyusunan suatu
model bisnis yang memberikan gambaran yang tepat tentang kebutuhan pasar.
Hal ini dirasa penting sebab tanpa peta empati yang mencerminkan permintaan
dari pasar maka arah dari pengembangan usaha ini menjadi tidak jelas dan dapat
mengangu sistem operasi dan menghindarkan dari potensi kerugian yang dapat
dialami dimasa yang akan datang.
Berikut adalah gambaran dari peta empati. Dari gambar berikut peta
empati dapat dibagi menjadi 6 kuadran yang terdiri dari Apa yang pelanggan
pikirkan dan rasakan, dengar, lihat, disampaikan dan diperbuat serta apa yang
disukai dan apa yang tidak disukai.
22
Gambar 2.2. Peta Empati
Sumber: Osterwalder dan Pigneur (2010), halaman 130
Faktor – faktor tersebut akan mengisi masing-masing kuadran dari peta
empati. Cara menggunakan peta empati menurut Osterwalder dan Pigneur
(2010); pertama-tama mengklasifikasikan semua segmen pelanggan yang
mungkin dan potensial untuk dapat dilayani. kedua diambil tiga segmen
pelanggan yang dipandang paling potensial, selanjutnya diambil salah satunya
untuk dijadikan sarana pelatihan profiling. Profiling yang dilakukan meliputi
penamaan yang sesuai dengan karakteristik demografinya, seperti pendapatan,
usia, jenis kelamin, dan tingkatan ekonominya. Ketiga menggunakan flipchart
atau whiteboard untuk menyusun suatu profil pelaggan yang baru dengan
mengacu pada 6 pertanyaan dari masing-masing kuadran peta empati sebagai
berikut:
23
Tabel. 2.1 Contoh Pertanyaan Peta Empati
Apa yang dilihat oleh pelanggan?
Seperti apa yang pelanggan lihat?
Apa yang didengar oleh pelanggan?
Apa yang dikatakan oleh teman-teman
pelanggan? atau orang-orang terdekat.
Siapa yang ada disekeliling pelanggan?
Siapa yang memberikan pengaruh besar
pada pelanggan dan dengan pendekatan
apa?
Media atau saluran mana yang memberikan Apa yang dimimpikan pelanggan setiap malam dan
penaruh pada pelanggan?
membuatnya terbangun?
Cobalah mendeskripsikan mimpi-mimp dan aspirasi
pelanggan?
Siapa teman-teman pelanggan?
Apa jenis penawaran yang ditemukan
pelanggan setiap hari (selain dari yang
ditawarkan oleh semua pasar)
Apa yang pelanggan pikirkan dan rasakan?
Hal apa yang benar-benar penting bagi pelanggan
(yang tidak bisa di katakan pelanggan secara
terbuka)?
Bayangkan emosinya, apa yang menggerakkan
pelanggan?
Apa yang pelanggan katakan dan lakukan? Apa yang tidak disukai oleh pelanggan? Apa saja keuntungan yang di peroleh pelanggan?
Bagaimana pelanggan bersikap?
Apa menjadi beban terbesar pelanggan?
Apa yang dapat pelanggan katakan kepada
orang lain?
Apa saja yang menjadi hambatan yang
Bagaimana pelanggan mengukur keberhasilan?
dihadapi oleh pelanggan dan apa yang di
inginkan dan butuhkan untuk mencapainya?
Memberikan perhatikan terhadap potensi
Risiko apa yang takut diambil oleh
konflik antara apa yang mungkin pelanggan pelanggan?
katakan dan apa yang benar-benar dipikirkan
dan dirasakan oleh pelanggan?
Apa yang benar-benar ingin dicapai oleh pelanggan
dan apa yang dibutuhkan untuk mencapainya?
Pikirkan beberapa strategi yang mungkin digunakan
oleh pelanggan untuk mencapai tujuannya.
Sumber : Osterwalder dan Pigneur (2010), halaman 130
II.6.
MODEL BISNIS
Definisi model bisnis Shafer, Smith dan Linder (2005) berpendapat
model bisnis adalah representasi logika dasar (core logic) perusahaan dan
pilihan strategis dalam menciptakan dan menangkap nilai melalui jaringan nilai
(value network).
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010) model bisnis adalah suatu
gambaran tentang suatu pemikiran suatu organisasi yang bertujuan untuk
24
menciptakan, memberikan, dan menangkap suatu nilai tambah yang diperoleh
dari proses tersebut.
Tim Clark, Osterwalder dan Pigneur (2012) pada level ekonomi paling
dasar, model bisnis adalah logika bagi sebuah organisasi untuk mampu
menghidupi dirinya sendiri secara financial.
Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa model bisnis adalah suatu alat
dipergunakan suatu organisasi agar dapat menentukan pilihan strategi yang
mengatur suatu hubungan sebab akibat antara para pemilik kepentingan sehinga
menciptkan suatu keungulan dari kompetitor dengan membangun suatu
kompetensi dasar serta dapat membiayai operasional dan dapat meraih
keuntungan. Hal ini termasuk dengan aspek formal dan informal untuk
menunjukkan aspek inti suatu bisnis, termasuk mencakup maksud dan tujuan,
apa-yang-ditawarkan, strategi, infrastruktur, struktur organisasi, praktikpraktik niaga, serta kebijakan-kebijaan dan proses-proses operasional mengacu
pada pemasok, mitra, jalur distribusi dan koalisi lainnya. Model bisnis
menggambarkan bagaimana suatu perusahaan menghasilkan keuntungan serta
mampu dalam menentukan posisinya baik dari sudut pandang pasar dan
terutama segmentasi pelangganya.
Setelah dijelaskan secara singkat tentang model bisnis maka perlu
dipahami bahwa model bisnis adalah suatu metode yang digunakan oleh
organisasi untuk dapat membiayai hidupnya dan merupakan suatu panduan atau
dasar dari proses operasionalnya. Menurut Tim Clark, Osterwalder dan Pigneur
25
(2012) Model bisnis dapat dijelaskan melalui sebuah model kanvas yang terdiri
dari sembilan blok bangunan dasar yang berhubungan satu dengan lainya dan
menjadi suatu panduan dan cara pikir suatu organisasi menghasilkan
keuntungan. Berikut adalah penjelasan terkait dengan sembilan blok bagunan
yang menyusun suatu bisnis model kanvas.
A.
Segmen Pelanggan
Suatu pasar muncul karena adanya kebutuhan. Kebutuhan ada karena
ada keinginan pelanggan untuk memenuhi kebutuhanya. Begitu juga penjual
ada karena memiki suatu komoditi dan tentu saja untuk memenuhi kebutuhan
pelangganya. Pelanggan merupakan alasan bagi keberadaan sebuah organisasi.
Organisasi tidak akan hidup dan bertahan tanpa adanya pelanggan yang
melakukan pembayaran. Setiap organisasi melayani satu atau lebih kelompok
pelanggan sesuai dengan segmentasinya. Hal ini dilakukan selain untuk
menghidari masalah kapasitas atau keterbatasan yang mungkin muncul dan
agar dapat lebih fokus memberikan pelayanan. Penentuan segmentasi dapat
dilakukan dengan beberapa metode. Berdasarkan jenis pelangganya terbagi
menjadi dua jenis yang pertama adalah bisnis ke konsumen (B to C), bila
pelangganya adalah pelanggan langsung atau individual.sementara itu yang
keuda adalah bisnis ke binis (B to B), bila pelangganya adalah organisasi lain
atau pihak ketiga sebelum end user.
Selanjutnya pendekatan menurut Kotler dan Keller (2009) menjelaskan
jenis-jenis segmentasi berdasarkan beberapa kategori sebagai berikut. Pertama
26
adalah Segmentasi Geografis, segmentasi yang berdasarkan pada letak dan
membagi pasar menjadi satuan unit dalam benua, negara, kepulauan, kota,
distrik, dan unit geografis lainnya. Bahkan ada pula pendekatan segmentasi
yang menggabungkan geografis dengan demografis sehingga didapatkan
deskripsi pelanggan yang lebih lengkap.
Kemudian yang kedua adalah segmentasi demografis. Segmentasi ini
mengacu pada tingkatan dalam kependudukan. Segmentasi ini sangat popular
digunakan karena mudah diukur dan lebih merepresentasikan kebutuhan dan
keinginan pelanggan. Contoh segmentasi demografis adalah usia, ukuran
keluarga, gender, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, dan lain-lain.
Selanjutnya yang ketiga adalah segmentasi psikografis. Segmentasi ini
menggunakan pendekatan psikologi dan demografi untuk menentukan target
pasar berdasarkan kepribadian, gaya hidup dan nilai dalam masyarakat. Segmen
psikografis ini dibagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama adalah
sumber daya tinggi (higher resources) yang terdiri dari innovator, thinker,
achiever, dan experience. Kelompok kedua adalah sumber daya rendah (lower
resources) yang terdiri dari believers, strives dan survivor.
Yang terahir adalah segmentasi perilaku adalah segmentasi pelanggan
dengan membedakan berdasarkan perilaku, penggunaan atau respons terhadap
produk. Contoh segmentasi perilaku adalah periode pengunaan (misalnya:
penggunaan harian, bulanan, tahunan) keuntungan mempergunakan produk
27
terebut (misalnya: sesuai dengan kebutuhan atau hanya sebagai sarana
aktualisasi) dan loyalitas (misalnya: sangat loyal atau mudah berganti produk).
Selain jenis segmentasi di atas, Osterwalder dan Pigneur (2010)
memberikan membagi segmentasi menjadi dua jenis menurut pasar yang
dilayani yaitu segmentasi mass market dan niche market. Segmentasi mass
market adalah jenis segmentasi yang mengelopokan pelanggan menjadi suatu
kelopok besar yang memiliki kesamaan kebutuhan sehingga tidak ada
perlakuan khusus dan dilayani secara serentak dan tanpa pembedaan.
Segmentasi jenis ini biasa digunakan untuk produk yang diproduksi masal
missal mobil MVP dan makanan ringan seperti mie dan lainya.
Semantara itu niche market adalah segmentasi yang merupakan
kelompok segmen yang memiliki kebutuhan spesifik didesain khusus sehingga
penentuan nilai, jalur distribusi dan hubungan pelanggan sesuai degan
permintaan pelanggan tersebut. Jenis Segmentasi ini pada pemasok-pembeli.
Contohnya, pabrik sukucadang baik automotif, elektronik, selular yang setiap
komponenya dipesan dengan spesifikasi tertentu yang tidak diminta pelanggan
yang lain.
B.
Value Proposition
Value provided adalah manfaat yang dijual oleh organisasi kepada
pelangganya. Pelanggan biasanya akan melihat apakah value provided yang
ditawarkan sesuai dengan kebutuhanya dan sebaliknya. Hal ini juga akan
menentukan segmen pelanggan yang di jadikan sasaran. Disamping itu value
28
provided juga akan mempengaruhi komponen lain seperti Channel dan
Customer Relationship. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), beberapa
contoh dari Value provided
a.
Newness
Suatu produk baru menawarkan Nilai berupa teknologi yang lebih baik
dan salah satu simbol aktualisasi diri. Hal ini tentu tidak bisa diberikan
oleh produk yang sudah dimiliki sebelumnya contohnya adalah telepon
seluler, TV, Mobil dan peralatan lain yang bersingungan dengan
perkembangan teknologi.
b.
Performance
Kinerja yang lebih baik adalah suatu nilai yang memiliki daya tarik
tesendiri yang di butuhkan oleh pelanggan. Dengan memiliki
perlengkapan yang memiliki kinerja yang lebih baik maka akan
memaksimalkan fungsi pekerjaan yang saat ini dilakukan. Contoh
pemerintah memperbaharui alusista dapat dilihat saat ini kemampuan
radar dan pesawat tempur baru akan memperluas kawasan pengamatan
dan lebih cepat dalam mengatasi keadaan.
c.
Customization
Nilai di peroleh dari penyesuaian spesifikasi barang dan jasa sesuai
dengan kebutuhan masing-masing segmen pelanggan. Hal ini sangat
berkaitan dengan konsep customer co-creation dimana prouk dibuat
disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan, contohnya Jas atau pakaian
29
yang dibuat dengan disesuiakan dengan permintaan pelanggan dan
disesuaikan dengan seleranya masing-masing.
d.
Getting the job done
Nilai yang diperoleh dari penyelesaian suatu pekerjaan yang hasilnya
sesuai dengan permintaan dari pelanggan. Contohnya Event Organizer
dipakai untuk memastikan suatu acara berjalan semestinya dan sesuai
dengan waktu yang ditentukan. Dalam proses ini diharapakan
pelanggan menerima hasil akhir yaitu suskesnya acara ini.
e.
Design
Nilai yang dihasilkan oleh tampilan luar yang dianggap terkini dan
disukai oleh pelanggan. Pada dasarnya manusia menyukai hal yang
Indah semakin cantik desain suatu produk maka akan menambah nilai
jualnya. Nilai ini biasa di gunakan oleh brand fasion dan eletronik
khususnya handphone.
f.
Brand
Nilai yang timbul dari prestisge yang dimiliki suatu barang sehinga
menjadi suatu sarana aktualisasi diri. Contohnya merk mobil mewah
jam tanggan Mewah dan busana karya perancang terkemuka ketika di
kenakan akan meninkatan rasa percaya diri dan sarana aktualisasi diri.
g.
Price
Nilai yang muncul dari penawaran yang lebih murah dengan kualitas
layanan yang sama dibandingkan produk sejenis lainnya., contohnya
30
Air Asia yang menawarkan harga promo yang lebih murah dengan tetap
memberikan layanan standar yaitu penerbangan ke tempat tujuan
sementara nilai tambah lainya bisa ditambahkan sesuai dengan
kebutuhan para penumpang itu sendiri seperti makanan dan minuman
serta keleluasaan memilih tempat duduk.
h.
Cost Reduction
Nilai yang ditawarkan adalah solusi dimana pelanggan dapat melakukan
penghematan bila mengunakan produk yang ditawarkan. Misalanya
perusahaan telekomunikasi menawarkan berbagai solusi berbasis
mobile yang dapat mengurangi cost trasportasi dan tenaga manusia
karena kantor pusat sudah dapat dihubungkan secara langsung dengan
pusat-pusat pendapatan di lapangan.
i.
Risk Reduction
Nilai yang ditawarkan adalah turunya risiko usaha dengan mengunakan
produk yang ditawarkan. Sebagai contoh perusahaan menawarkan
solusi Mobile Tracking yang dapat memonitor di mana aset sedang
berada dan dapat di perkirakan kedatanganya dan menghidarkan
hilangnya aset tersebut.
j.
Accessibility
Nilai yang ditawarkan dalam layanan ini adalah akses dan layanan yang
lebih cepat dalam menyelesaikan kebutuhan pelanggan. Solusi ini juga
memudahkan pelanggan untuk dapat mengakses layanan yang tidak
31
dapat diakses oleh pelanggan sebelumnya. Contohnya adalah layanan
broker dimana lauyanan ini mempermudah akses pada pelanggan yang
ingin membeli atau menjual saham.
k.
Convenience/usability
Nilai yang ditawakan berupa kenyamanan yang lebih baik di banding
dengan produk terdahulu tanpa mengurangi fungsi dasar dari produk
tersebut. Contohnya adalah produk mobil baru yang ditawarkan akan
selalu lebih baik dari pendahulunya lebih nyaman dan lebih baik
kualitasnya.
C.
Channels
Channels adalah bagaimana pelanggan dapat memperoleh produk dan
jasa dari produsen. Kotler et al (2002) berpendapat distribusi adalah
sekumpulan organisasi yang berfungsi menyediakan produk dan jasa bagi
konsumen atau penyedia bisnis. Menurut Hughes (2006) jaringan distribusi
memiliki fungsi untuk dapat berinteraksi dan memberikan informasi tentang
produk sampai dengan organisasi produsen kepada pelanggan. Osterwalder dan
Pigneur (2010), channel adalah cara penyampaian nilai kepada pelanggan, baik
berupa komunikasi, distribusi maupun jalur penjualan. Dibutuhkan suatu sistem
dimana adanya proses sampai nilai tersebut diterima oleh pelanggan. Proses
tersebut biasa disebut distribusi atau dalam bisnis model canvas disebut sebagai
channel. Channel memiliki beberapa tahapan mulai dari penyampaian
informasi tentang nilai yang dimiliki produk dan layanan tersebut dilanjutan
32
tahap penyampaian pada pelanggan sampai dengan layanan purna purna jual
serta membantu pelanggan untuk mengevaluasi nilai produk tersebut. Berikut
adalah fungsi - fungsi dari channel antara lain, Menginformasikan pada
pelanggan mengenai layanan dan nilai yang diberikan oleh organisasi dan
mengevaluasi nilai yang diterima oleh pelanggan. Kemudian secara terbuka
memberikan informasi tentang produk dan jasa atau layanan serta nilai yang
ditawarkan pada pelanggan. Serta menyediakan layanan pasca pembelian
produk oleh pelanggan.
Organisasi yang memiliki fungsi sebagai Channel secara umum biasa
disebut sebagai distributor. Dari sisi kuota bisnisnya dan target marketnya
Menurut Ferrell dan Hartline (2008), terdiri dari dua jenis yaitu pengecer
(retailer) dan pedagang besar (wholesaler). Pengecer biasanya membeli produk
dari manufaktur atau dari pedagang besar kemudian menjualnya dalam quota
yang lebih kecil pada end user.
Sementara menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), membagi jenis
distributor menjadi dua jenis yang mengacu pada kepemilikan atas produk atau
layanan yang pertama adalah Organisasi yang dimiliki sendiri atau lepas dari
produsen. Membeli putus produk dan jasa dan menjualnya langsung ke
pengecer dan end user. Sementara itu yang kedua adalah Organisasi yang
menjadi bagian dari produsen atau bersifat kemitraan semuanya bersifat tidak
langsung terdiri dari toko milik mitra dan pedagang besar produsen biasanya
hanya titip jual dengan menitipkan barang dan layananya.
33
D.
Customer Relationship
Customer relationship merupakan upaya dari suatu organisasi untuk
lebih dekat dengan pelangganya. Menurut Berndt et al (2005) Customer
Relationship Management (CRM) adalah filosofi manajerial yang bertujuan
untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Dalam
operasional suatu organisasi pendekan ini dapat di lakukan lewat beberapa
metode dan dengan motif yang di sesuikan dengan kebutuhan organisasi
misalnya program sales dan discount untuk akuisisi pelanggan baru, pemberian
program laoyalty dengan tujuan retensi pelanggan, dan masih banyak metode
lainya. Menurut Levy dan Weitz (2012), paling tidak terdapat empat program
yang dapat lakukan oleh organisasi untuk mempererat hubungan dengan
pelanggannya, yaitu:
a.
Program Frequent shopper
Pemberian nilai lebih yang dikhususkan pada pelanggan setia.
Contohnya Tambahan discout, undian berhadiah, dan lain-lain.
b.
Special customer jasa atau layanan
Adalah memberikan pelayanan pada pelanggan atau calon pelanggan
dengan tujuan memperoleh kedekatan dengan pelanggan. Contohnya
mengajak pelanggan untuk makan siang bersama, mengajak pelanggan
dalam program apresiasi pelanggan atau mengajak pelanggan untuk
menjadi orang yang pertama yang mencoba produk terbaru.
34
c.
Personalization
Adalah suatu pendekatan yang membedakan pelayanan dari satu
pelangan ke pelanggan lainya dengan tujuan memberikan pengalaman
layanan terbaik sesuai yang mereka inginkan. Pelanggan dilayani oleh
petugas khusus, pelanggan diberikan pilihan agar dapat ditentukan
mana yang paling di sukai oleh pelanggan dan lain sebagainya.
d.
Community
Adalah pendekatan pelanggan dengan memanfaatkan sesuatu yang
menarik bagi mereka dilanjutkan dengan membuat kelompok
pelanggan yang memiliki kesamaan interest. Organisasi akan ada di
dalamnya untuk membuatkan event dan mengadakan acara sesuai
dengan interest kelompok tersebut. Pelanggan yang sudah tergabung
dalam komunitas pada umumnya akan lebih loyal dan seperti ada
kewajiban untuk mengajak orang lain untuk bergabung. Contoh Untuk
Komunitas Golf di adakan turnamen, begitu pula nonton bareng dan lain
sebagainya.
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), secara umum antara
organisasi dan pelanggan dapat dikategorikan sebagai berikut:
a.
Personal assistance
Adalah hubungan yang terjalin dengan interaksi langsung antara
pelanggan dengan perusahaan. Contohnya pusat layanan, call center,
dan email.
35
b.
Dedicated Personal Assistance
Adalah menyediakan petugas khusus yang bertugas menjalin hubungan
sebagai perwakilan perusahaan (representative) kepada masing-masing
pelanggan. Contohnya AM (accout manager) yang disiapkan untuk
masing perusahaan pelanggan
c.
Self jasa atau layanan
Adalah suatu layanan pada pelanggan dengan memberi kebebasan
untuk mengakses semua nilai dari suatu layanan secara pribadi atau
mandiri.
d.
Automated jasa atau layanand
Adalah layanan yang di berikan secara automatis dari suatu organisasi
pada pelanggannya tanpa ada permintaan yang berulang. Contohnya
perubahan alamat untuk billing maka sekali diupdate bill akan di
kirimkan setiap akhir periode secara langsung tanpa ada permintaan
lagi.
e.
Communities’
Adalah megumpulkan pelanggan dengan kesamaan interes dalam suatu
kelompok yang kegiatanya disponsori oleh organisasi. Contohnya
perusahaan mengadakan event yang sesuai dengan keinginan kelopok
tersebut seperti event golf, FGD tentang new produk, arisan dan lain
sebagainya
36
f.
Co-creation
Adalah jenis hubungan dimana pelangan dan organisasi bersama-sama
menciptakan peluang bisnis baru yang keuntungan akan dinikmati
bersama. Contohnya Bank memberikan pinjaman pada pengusaha dari
sisi bank mendapat bunga dari sisi pengusaha dapat mengembangkan
bisnisnya.
E.
Revenue Stream
Revenue stream merupakan komponen terpenting dalam building blok
bahkan hal tersebut menjadi tujuan utama dari suatu model bisnis. Pada umunya
revenue datang dari pelanggan namun ada kalanya revenue datang dari sumbersumber yang lain. Dalam bisnis model dapat diterapkan dua bentuk revenue
stream yaitu:
a.
Pendapatan yang diperoleh dari pelanggan berupa satu kali pembayaran
lunas.
b.
Pendapatan yang lain adalah pendapatan berulang yang diperoleh
karena mengunakan layanan tersebut secara berkala atau pendapatan
dari biaya untuk menyediakan dukunngan pada pelanggan dalambentuk
layanan paska pembelian.
37
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), ada beberapa cara untuk
membangun revenue stream yaitu:
a.
Asset sales
Adalah penjualan asset fisik berupa hak kepemilikan atas suatu produk.
Contohnya Penjualan barang kebutuhan sehari hari di pasar tradisional.
b.
Usage fees
Pendapat yang diperoleh dari pelanggan setelah mempergunakan atau
memperoleh layanan tertentu. Semakin sering layanan tersebut
digunakan, semakin banyak pelanggan yang membayar. Contohnya
hotel dan penginapan semakin banyak tamu yang datang menginap
maka semakin banyak menarik biaya dari tamu untuk lamanya
menginap atas kamar yang digunakan contoh lainya operator
telekomunikasi akan menarik biaya dari pelanggan untuk jumlah menit
pembicaraan melalui telepon.
c.
Subscription fees
Adalah revenue stream yang dihasilkan dari penjualan produk dalam
suatu periode tertentu dan berulang pada periode selanjutnya.
Contohnya berlanganan koran dengan membayar tiap bulan maka koran
akan diantar ke rumah setiap harinya dan hal ini berulang diperiode
selanjutnya.
38
d.
Lending/Renting/Leasing
Adalah pendapatan yang diperoleh dari memberikan atau meminjamkan
hak pada pelanggan untuk mempergunakan asset dalam suatu periode
tertentu. Contohnya perusahaan bluebird menyewakan kendaraan Big
Bird dan Blacbird. Sementara Licensing adalah Revenue stream dengan
memberikan
atau
meminjamkan
hak
pada
pelanggan
untuk
mempergunakan properti intelektual terproteksi sebagai pertukaran atas
biaya lisensi. Lisensi memungkinkan pemegang hak menghasilkan
pendapatan dari properti mereka tanpa harus memproduksi atau
mengomersialkan suatu layanan. Contohnya adalah Perusahaan obat
asing memberikan licencing untuk dapat memproduksi obat tersebut
sendiri.
e.
Brokerage fees Revenue stream
Adalah
sumber
mempertemukan
pendapatan
penjual
dan
diamana
revenue
pembeli
yang
datang
dari
masing-masing
memberikan persentase dari nilai jual beli. Contohnya adalah untuk
dapat melakukan jual beli di dalam pasar modal maka dibutuhkan jasa
broker sebagai perantara jual beli.
f.
Advertising Revenue
Pemasukan ini diperoleh dari dari biaya meminjamkan ruang atau media
untuk melakukan promosi. Contohnya industri media, menjual ruang
sebagai sarana promosi dan pemasangan iklan.
39
F.
Key Resources
Key resouces adalah sumber daya utama yang dimiliki oleh
suatu organisasi untuk dapat menjalankan bisnisnya dan menyediakan
nilai yang dijual pada pelangganya untuk memperoleh pemasukan.
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), key Resource dapat di
kategorikan menjadi beberapa kategori:
a.
Physical,
Adalah suatu kategori aset berupa fisik barang yang bergerak dan tidak
bergerak kategorinya termasuk aset bangunan, kendaraan, mesin, dan
lain-lain.
b.
Intellectual,
Sumber daya yang tidak berupa barang lebih berupa konsep dan sistem
yang memiliki nilai intelektual seperti merek, paten dan hak cipta,
kemitraan, sitem distribusi dan database pelanggan merupakan suatu
komponen yang tak terpisahkan dalam operasional suatu perusahaan.
c.
Human,
Dalam organisasi manusia berperan sebagai konseptor dan pelaksana
tergantung pada fungsi dan posisinya masing-masing. Organisasi yang
sehat memerlukan manusia yang kuat, sehat dan memiliki mental serta
spiritual yang baik.
40
d.
Financial,
Pembiayaan adalah faktor yang sanagat penting dalam operasional
suatu organisasi. Setiap model bisnis membutuhkan sumber dana untuk
pelaksaanya yang akan digunakan untuk pembiayaan operasional,
distribusi, pemasaran dan tentu saja gaji pegawai.
G.
Key Activities
Dalam usaha memenuhi kebutuhan pelangganya, suatu organisasi
memiliki beberapa kegiatan utama yang perlu dilakukan hal ini disebut sebagai
key activities. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010) key activities adalah
kegiatan utama organisasi untuk dapat menciptakan poposisi nilai,
mendapatkan pasar, menjaga hubungan dengan segmen pelanggan dan
memperoleh pendapatan dengan melalui:
a.
Production
Adalah kegiatan produksi dimulai dengan masuknya input proses
sampai keluarnya output yang di dalamnya terdapat proses yang
berhubungan dengan perancangan, membuat keputusan, dan kegiatan
untuk menghasilkan suatu produk massal yang serupa satu dan lainya.
Contohnya pabrik rokok dan pabrik automotif.
b.
Problem Solving
Adalah suatu usaha yang dilakukan suatu organisasi dalam memberikan
solusi atas kebutuhan pelangganya.
41
c.
Platform/network
Model bisnis dirancang dengan platform sebagai sumber daya utama
yang didominasi oleh platform atau key activities yang terkait dengan
jaringan. Jaringan, platform matchmaking, software, dan brand
berfungsi sebagai platform. Hal ini merupakan kegiatan utama
perusahaan yang harus dilakukan untuk mencapai kesuksesan.
H.
Key Partnerships
Key partnership juga merupakan hal yang penting dalam suatu
organisasi. Organisasi tidak dapat berdiri sendiri perlu adanya lingkungan yang
memberikan dukungan berupa nilai-nilai yang tidak di miliki organisasi
tersebut untuk memenuhi kebutuhan pelangganya. Menurut Osterwalder dan
Pigneur (2010) terdapat empat jenis kemitraan yaitu:
a.
Aliansi strategi adalah strategi kemitraan dengan non pesaing.
b.
Joint venture adalah strategi kemitraan untuk mengembangkan atau
membangun bisnis baru.
c.
Coopetition adalah kemitraan strategis diantara pesaing.
d.
Hubungan dengan buyer-supplier untuk menjamin rantai pasokan yang
dapat diandalkan.
I.
Cost Structure
Cost structure adalah rancangan tentang pengeluaran yang dilakukan
oleh organisasi untuk yang bertujuan untuk mewujudkan proposisi nilai yang
diberikan kepada pelanggan. Semakin rendah dan efisien suatu cost maka
42
semakin tinggi nilai yang terwujud dan semakin besar laba yang diperoleh
organisasi. Osterwalder dan Pigneur (2010) menyatakan bahwa cost structure
dapat dibedakan ke dalam dua jenis model:
a.
Cost-driven
Adalah suatu bisnis model yang menekankan pada penurunan biaya dan
cost efektif untuk mendapatakan harga yang lebih murah untuk
pelanggan dan meraih keuntungan yang lebih besar bagi organisasi.
Penerapanya biasanya menyerahkan pengerjaan yang bukan fokus pada
pihak ketiga sedang untuk pekerjaan pokoknya tetap di kerjakan sendiri.
b.
Value-driven
Model bisnis yang menempatkan nilai premium sebagai nilai jual
sehingga dapat memberikan pelayanan prima dan bersifat pribadi dapat
disesuaikan pada masing masing pelanggannya. Contohnya adalah
layanan First Class pada penerbanga dan perbankan.
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010) struktur model biaya dalam
membuat model bisnis mempunyai karakteristik:
a.
Fixed cost
Fixed cost adalah biaya tetap berapapun jumlah barang yang di hasilkan.
b.
Variable cost
Variable cost adalah biaya yang sangat proposional dengan volume
barang dan jasa yang dihasilkan.
c.
Economies of scale
43
Penurunan biaya yang timbul dari semakin banyaknya barang yang
diproduksi. Contohnya mendapatkan keuntungan dari tariff biaya yang
dikenakan lebih rendah dari tingkat pembelian. Hal ini menyebabkan
biaya rata-rata per unit turun pada saat terjadi kenaikan output.
d.
Economies of scope
Penurunan biaya yang dihasilkan dari pengabungan fungsi dalam
operasional perusahaan. Contohnya pengabungan channel distribusi
dari berbagai produk sejenis.
Gambar 2.3. Building Block
Sumber: Osterwalder dan Pigneur (2010)
44
II.7.
SCENARIO PLANNING
Dalam suatu organisasi proses planning adalah langkah awal dari suatu
proses untuk menjalankan organisasi. Dalam planning atau perencanaan akan
siapkan suatu proses produksi dari persiapan input sampai keluarnya output.
Suatu Perencanaan biasanya hanya menunjukan suatu keadaan ideal dari suatu
proses dimana bila suatu input dimasukan dalam suatu proses akan muncul
suatu output sesuai dengan apa yang diinginkan. Tentu saja keadaan ideal ini
adalah keadaan yang diinginkan oleh semua produsen namun pada kenyataanya
banyak hal yang berpengaruh pada suatu proses yang dapat menimbulkan
output yang tidak di perkirakan sebelumnya. Untuk dapat mengurangi resiko
dan mempersiapkan segala kondisi yang akan terjadi maka perlu dibuat
beberapa perencanan terpisah tentang kemungkinan output yang akan terjadi
sehingga produsen lebih siap untuk mengatasi ketidak pastian dalam suatu
proses produksi.
Pada awalnya pendekatan mengunakan scenario planning di
perkenalkan oleh Kahn (1960) dan pergunakan dalam dunia militer. Sementara
penerapan dalam dunia bisnis di gunakan oleh Wack (1970), untuk Shell (Royal
Dutch). Scenario planning di terjemahkan secara berbeda oleh beberapa ahli
anatra lain Menurut Porter (1985) scenario planning adalah pandangan internal
yang konsisten tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Sedangkan
menurut Schwartz (1991) pendekatan tersebut adalah suatu alat bantu tentang
45
pemahaman seseorang tentang alternatif kejadian di masa depan yang salah
satunya bisa menjadi kenyataan.
Dapat di simpulkan bahwa scenario planning atau perencanaan skenario
adalah suatu pendekatan yang di lakukan oleh organisasi atau perusahaan agar
lebih memiliki persiapan untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi dimasa depan dan langkah apa saja yang perlu di ambil untuk dapat
mengatasinya. Beberapa keuntungan dari scenario planning antara lain Para
manager dan leader dipaksa keluar dari sudut pandang dan pola pikir yang
umum dan ditunjukan kemungkinan yang tidak terlihat sebelumnya. Para
pengambil keputusan diharapkan mampu untuk mengenali dan memahami
berbagai skenario pada awal proses, hal ini membantu mengurangi resiko yang
akan muncul kemudian. Manajer lebih mampu memahami sumber perselisihan
yang muncul dalam penerapan setiap skenario yang akan dihadapi dimasa
depan.
Berikut adalah langkah-langkah dalam membangun sebuah skenario
(Wiweka, Krisna; TANDEF 2009):
a. Mengidentifikasi masalah utama, langkah ini diambil untuk mengenali
masalah utama yang akan dihadapi dan menjadi fokus untuk di solusikan
dengan keputusan yang akan diambil.
b. Identify
Key
Forces.
Mengidentifikasi
faktor-faktor
kunci
yang
diperkirakan akan mempengaruhi Masalah utama di masa yang akan
datang.
46
c. Identify Driving Forces (change drivers). Mengidentifikasi kekuatankekuatan yang dapat mendorong perubahan-perubahan yang berkaitan
dengan key forces di atas. Secara umum, dalam konteks ilmu sosial dan
ilmu politik, driving forces yang sering sekali teridentifikasi adalah faktor
sosial, faktor politik dan faktor ekonomi.
d. Identifikasi Ketidakpastian (Identify Uncertainty). Mengidentifikasi
ketidakpastian dari berbagai hal yang erat kaitannya dengan ketiga driving
forces di atas (sosial, politik dan ekonomi).
e. Selecting the Scenario Logic. Penyusunan logika skenario melalui suatu
penelitian kualitatif terutama melalui wawancara mendalam atau dengan
melakukan Focus Group Discussion untuk mendapatkan suatu skenario
dengan alternatif-alternatifnya secara logis.
f. Fleshing Out the Scenario. Pada tahap ini skenario dapat ditambahkan
berbagai data sekunder dan trennya untuk memperkuat berbagai pendapat
dari narasumber dan para ahli yang sudah didapat dan ditulis pada tahap
sebelumnya.
II.8.
RENCANA BISNIS
Setelah mendapat banyak masukan dari paparan teori diatas selanjutnya
adalah langkah dalam penyusunan rencana bisnis. Sebelumnya perlu diketahui
tentang apa yang dimaksut dengan rencana bisnis. Dalam bukunya “How to
Write a Business Plan (10th)” Mike Mckeefer menyatakan bahwa rencana
47
bisnis adalah suatu peryataan tertulis yang menjelaskan dan menganalisa suatu
bisnis serta memberikan proyeksi yang mendetil tentang masa depan usaha
tersebut.
Suatu rencana bisnis terdiri dari fungsi – fungsi yang saling mendukung.
Berikut dibahas secara detil bagaimana fungsi – fungsi tersebut bekerja dalam
menjalankan suatu usaha:
A.
Visi dan Misi Perusahaan
Menurut Thompson, Strickland dan Gamble tahun 2014, mereka
menyatakan bahwa visi strategis adalah suatu petunjuk berupa perencanaan
yang dapat membimbing pertumbuhan dan memperkuat bisnis dari perusahaan
tersebut.
Selain itu juga memberikan arah kemana perusahaan itu akan bergerak
dan menyediakan alasan yang masuk akal agar dapat mencapai tujuan tersebut.
Visi strategis memperjelas aspirasi dari Management tetang masa depan dan
mengabarkan tentang jalur dan arah yang diambil dalam jangka panjang
(Thompson et al, 2014).
Sementara itu Misi adalah kepentingan perusahaan dalam masa kini
atau apa yang perusahaan lakukan pada saat ini. Singkatnya pemahaman
tentang siapa kita (perusahaan), dimana kita (market) dan apa yang kita lakukan
(bisnis) (Thompson et al, 2014).
48
B.
Rencana Pemasaran
Rencana pemasaran dan segmentasi sebenarnya sudah disebutkan
dalam buiding blok. Untuk melengkapi dengan implementansi maketing mix
dari Kotler (2014), yang terdiri dari :
a. Produk (barang dan jasa), adalah suatu nilai yang ditawarkan pada
konsumen melalui pasar, konsumen dapat memperoleh produk dengan
melakukan transaksi jual beli dengan harga yang di setujui kedua belah
pihak sehinga berpindah hak kepemilikan dari penjual ke pembeli.
b. Price (harga), harga adalah nilai yang diberikan oleh penjual saat
menawarkan suatu produk ke pasar. Harga dapat pula disampaikan sebagai
suatu nilai yang disepakati oleh penjual dan pembeli dalam suatu transaksi
sampai berpindahnya hak dari penjual kepada pembeli.
c. Place (tempat usaha), adalah tepat yang dipergunakan oleh pembeli untuk
dapat menjual produk yang ditawarkanya. Secara luas tempat adalah
channnel distribusi yang dipergunakan oleh penjual untuk dapat
menawarkan barang yang dijualnya kepada pembeli dapat berupa toko,
gudang, online shop, market place, pasar dan lain sebagainya.
d. Promotion (promosi), adalah suatu metode dalam menyampaikan suatu
informasi dari penjual pada pembeli tentang nilai yang dimiliki oleh produk
yang dijualnya.
49
C.
Rencana Operational
Rencana Operasional suatu usaha berbasis pada proses value chain atau
rantai nilai menurut Hill dan John (2015) dalam bukunya “Strategic
Managemement” edisi ke sebelas. Rantai nilai adalah proses yang dilakukan
oleh suatu perusahaan dalam merubah bahan baku menjadi output yang
dianggap bernilai oleh konsumen. Rantai nilai sendiri dibagi menjadi dua jenis
yaitu
a. Primary activities, adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan proses
desain, produksi, distribusi, pemasaran, penjualan dan layanan purna jual.
b. Support activities, adalah segala kegiatan dalam mempersiapkan input atau
bahan baku serta yang perlancar proses yang dilakukan oleh primary
acivities.
D.
Rencana Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah hal terpenting dalam suatu usaha.
Produktifitas dari kariawan adalah penentu dari efisiensi, struktur biaya dan
keuntungan. Sebagai contoh dengan produktifitas yang tinggi pada penjualan
akan meningkatkan pendapatan perusahaan, tingginya produktifitas buruh dan
bagian pengembangan akan meningkatkan keuntungan dengan peningkatan
produksi. Ada beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam perencanaan
sumber daya manusia antara lain.
50
a. Hiring Strategy, adalah menerima pegawai yang sesuai dengan strategic
objetive perusahaan sehingga dapat meningkat nilai dan produktifitas.
b. Employee Training, adalah kariawan adalah bagian terpenting dalam
perusahaan.
Dengan
memberikan
training
pada
kariawan
akan
meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh kariawan tersebut. Semakin
tinggi kemampuan yang dimiliki maka diharapkan dapat memberikan
kontribusi lebih pada perusahaan dalam meningkatkan produktifitas dan
efisiensi.
c. Self-Managing Team adalah sebuah tim kerja dimana masing – masing
anggotanya dapat mengatur aktifitasnya sendiri, job desknya, training,
pekerjaan, pendapatan dan pengambilan keputusan sesuai dengan
kapasitasnya masing – masing.
E.
Rencana Keuangan
Rencana keuangan adalah suatu metode untuk dapat mengidentifikasi,
dan evaluasi suatu model bisnis dapat dikatakan pantas untuk di
implementasikan. Rencana keuangan bisanya diawali dengan sumber dana atau
modal yang biasaya diperoleh dari modal sendiri atau dari pihak lain seperti
investor atau pihak bank. Untuk dapat mengestimasi keuntungan perlu
dilakukan perhitungan antara modal, pendapatan, biaya dan pengeluaran yang
dihitung dalam suatu laporan cash flow dalam satu periode. Setelah
mendapatkan laporan cash flow dilanjukan dengan pengukuran kelayakan
usaha. Capital budgeting adalah salah satu metode yang dapat di gunakan untuk
51
menilai apakah suatu model bisnis layak untuk dijalankan. Untuk dapat
dinyatakan layak ada tiga instrument yang biasa digunakan antara lain menurut
Hanafi (2011).
a. Payback Period (PP), adalah perkiraan seberapa lama suatu investasi dapat
kembali dalam suatu model bisnis, yang dibandingkan dengan nilai standar
yang ditetapkan sebelumnya. Kelemahan dari metode ini adalah tidak
diperhitungkan nilai waktu uang dan tidak memperhitungkan aliran kas
sesuai periode payback.
b. Net Present Value (NPV), adalah nilai saat ini kas masuk dikurangi dengan
nilai saat ini kas keluar. Perhitungan NPV melibatkan time value of money
dan semua aliran kas dalam projek tersebut sehingga mempunyai justifikasi
teoritis yang cukup kuat. Bila NPV lebih besar dari 0 maka investasi di
terima sebaliknya bila NPV lebih kecil dari 0 maka investasi di tolak.
c. Internal Rtae of Return (IRR), adalah tingkat diskonto atau discount rate
dengan membandingkan aliran kas masuk saat ini dibandingkan dengan kas
keluar saat ini. Bila IRR lebih besar dari keuntungan yang disarakan
investasi diterima namun bila IRR lebih kecil dari keuntungan yang di
saratkan maka investasi ditolak.
F.
Strategi Keluar
Strategi keluar atau exit strategy adalah suatu langkah yang akan
diambil ketika usaha yang dijalankan tidak sesuai dengan rencana awal.
Langkah ini biasanya diambil dengan tujuan mengurangi kerugian yang dialami
52
oleh pengusaha. Biasanya strategi keluar mengutamakan penarikan modal yang
berupa barang dan asset kedalam bentuk yang lebih liquid atau cair seperti
uang. Berikut adalah metode yang di lakukan dalam pelaksaan exit strategy.
IPO atau initial publik offering adalah penawaran saham perusahaan
pada pasar. Hal ini dilakukan untuk berbagi resiko dengan para pemilik saham
dilain pihak perusahaan mendapat dana cair yang dapat dipergunakan untuk
pengembangan usaha. Harga saham juga menjadi salah satu alat ukur sehat atau
tidaknya suatu perusahaan.
Merger dan Akuisisi adalah pendekatan dimana dua perusahaan atau
lebih dilebur menjadi satu perusahaan. Proses ini biasanya diawali dengan
dibelinya saham dari perusahaan yang akan diakuisisi. Dilanjukan dengan
peleburan Management dan unit bisnis dibawahnya.
53
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian penyusunan model bisnis “Madani Clothing” menggunakan
metode deskriptif kualitatif untuk mengukur kalayakan pengembangan rencana bisnis
dengan metode peta empati, bisnis model kanvas, scenario planning dan evaluasi
kelayakan. Dengan mengunakan metode penelitian kualitatif dalam rencana bisnis ini
adalah untuk mendapatkan berbagai macam variabel dari calon konsumen dalam
perancangan bisnis.
III.1. LEVEL ANALISIS
Unit analisis penelitian ini adalah outlet penjual busana Muslim baik
yang berwujud fisik maupun yang berwujud online shop di area Jabodetabek.
Penelitian tersebut dilakukan untuk memperoleh informasi tentang model
bisnis usaha busana dan pengembanganya.
III.2. SUMBER DATA DAN METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini mengunakan dua jenis data yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer didapatkan melalui metode observasi dan in depth
interview. Dalam Penelitian ini observasi dilakukan pada pengusaha clothing
yang telah berpengalaman dan melakukan penjualan melalui outlet maupun
secara online. Observasi akan dilakukan secara online pada Cantik Krudung
54
dan Ranggrai Servetin sementara untuk outlet fisik akan dilakukan observasi
pada Zoya cabang cimanggis Square Jl. Raya Bogor Cimanggis Depok.
Observasi akan di lakukan pada tanggal 15 Januari 2016 sampai tanggal 30
Januari 2016, hasil observasi ini diharapkan dapat mengambarkan model bisnis
yang di terapkan secara umum. Selanjutnya dilakukan proses In depth interview
dalam hal ini akan dilakukan pada 20 konsumen atau calon konsumen yang
memilki ketertarikan dalam pengunaan pakaian Muslim. In depth interview
dilakukan secara paralen pada periode tanggal 15 Januari 2016 sampai tanggal
30 Januari 2016. Dari proses ini diharapkan dapat ditarik informasi tentang
keinginan pelanggan yang akan dijadikan sumber penyusunan peta empati yang
selanjutnya dijadikan acuan dalam perencanaan model bisnis. Sementara data
sekunder diperoleh dari artikel dari internet, buku dan jurnal mengenai
perkembangan model bisnis.
III.3. TEKNIK ANALISIS DATA
Tingkat analisis dari penelitian ini adalah pengembangan rencana
bisnis. Adapun dalam penelitian ini mencakup:
A.
Kajian Literatur.
Pengumpulan data – data yang di butuhkan untuk pembuatan bisnis
model. Dimulai dari teori – teori yang berkaitan dengan penyususnan
bisnis model dan pengembangan selanjutnya. Mengumpulkan data
sekunder yang akan digunakan sebagai penguat alasan perlu dibuatnya
55
bisnis model ini. Dilanjutkan dengan pengumpulan data WORLDr
dengan pendekatan observasi.
B.
Observasi.
Setelah melakukan pengumpulan data di lanjutkan dengan pendekatan
Observasi non behavioral dengan melihat data statistic, foto dan
mengunjungi online shop dan outlet busana Muslim tersebut. Langkah
selanjutnya diikuti dengan in depth interview.
C.
In Depth Interview.
Setelah Observasi selesai dilanjutkan dengan melakukan wawancara
pada 20 pelanggan dan calon pelanggan yang memiliki minat dengan
busana Muslim.
D.
Customer Empathy Map.
Hasil wawancara kemudian dianalisa dan dikelompokan dengan
mengunakan enam pertanyaan dalam peta empati dan dilanjukan
dengan menyusun bisnis model kanvas.
E.
Analisa competitive advantages.
Analisa ini di maksutkan untuk menentukan strategi yang sesuai dengan
keungulan kompetensi yang dimiliki oleh “Madani Clothing”.
F.
Model Bisnis (Nine Building Blocks).
Hasil pendekatan melalui peta empati di tambah dengan analisa
competitive advantages dipergunakan untuk menyusun model bisnis
56
kanvas dibantu dengan metode Nine Building Blocks. Yang berfungsi
untuk memetakan fungsi dan hubungan dari setiap unit kerja.
G.
Scenario Planing.
Langkah selanjunya dari pembuatan Building Blocks akan dibuatkan
beberapa skenario alternatif sebagai sarana pengamanan dalam
pengambilan keputusan dimasa depan.
H.
Rencana Bisnis (Business Plan)
Selanjutnya dibuatkan suatu perencanaan bisnis yang berisi tentang
operasional usaha; visi dan misi, rencana pemasaran, rencana
operasional, rencana sumberdaya manusia, rencana keuangan dan
strategi keluar.
57
BAB IV
STRATEGI DAN RENCANA
Bab ini diawali dengan perancangan model bisnis “Mandani Clothing” ini
diperoleh melalui gambaran kanvas model bisnis yang didapatkan dari analisis logika
peta empati (empathy map) dan dikombinasikan dengan analisis bisnis model kanvas.
Setelah penyusunan bisnis model kanvas akan dibuatkan scenario planning untuk
memberikan beberapa alternatif dalam pelaksaan usaha dan pengembangan model
bisnis lebih lanjut dimasa yang akan datang. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan
rencana bisnis dan diakhiri dengan penulisan strategi keluar.
IV.1. ANALISA EMPATHY MAP
A.
Hasil in depth interview
In depth interview di lakukan pada 20 orang yang pernah membeli
busana Muslim. Responden terdiri dari 15 wanita dan 5 pria dengan komposisi
1:3. Responden berumur antara 22 sampai 36 tahun Mereka memiliki
pendidikan terahir S1 dan D3 dengan pengeluaran rata – rata untuk pakaian 500
ribu sampai 1 juta perbulanya. Diantara mereka ada yang regular membeli
pakaian Muslim dan sebagian lainya hanya pada waktu tertentu saja.
Pertanyaan yang di berikan bertujuan untuk mendapat sudut pandang
dan pendapat dari masing-masing respondent untuk mengetahui pengalaman
mereka pada saat membeli pakaian Muslim. Masukan yang diberikan serta akan
58
dituangkan dalam suatu empathy map yang terdiri dari; apa yang mereka lihat,
dengar, rasakan atau pikirkan, katakan dan lakukan, serta yang disukai dan
tidak mereka sukai.
Pendekatan dengan empaty map ini di harapakan dapat memetakan
keadaan pelanggan dan pasar yang sebelumnya telah dijelaskan dalam teori
VUCA World tentang kondisi-kondisi yang ada didalamnya.
B.
Apa yang dilihat pelanggan
Pertanyaan ini mengabarkan tentang apa yang ditangkap oleh pelanggan
dari objek secara visual. Dari pertanyaan yang diajukan dalam bagian ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa area Jabodetabek sudah memiliki cukup tempat
untuk memperoleh busana Muslim baik toko secara fisik dan maupun toko
secara online hanya saja beberapa diantaranya masih kurang puas dari sisi
produk dan layanannya. Dalam sisi produk responden mengharapakan
mendapatkan produk sesuai dengan harga yang dibayarkanya. Responden
berharap bahan yang dipergunakan adalah bahan yang nyaman untuk
digunakan, tidak mudah kusut, tidak mudah pudar warnanya. Dari sisi model
sendiri diharapkan dapat di berikan model yang up to date, stylist dan long
lasting. Dari sisi yang lain responden juga berharap dapat lebih leluasa dalam
memilih ukuran, model dan warna yang di minatinya.
Selain dari sisi produk sisi layanan memegang peranan penting dari
suatu usaha busana dengan layanan yang baik secara tidak langsung menjadi
suatu media yang baik untuk memperkenalkan toko dan merek pada pasar. Dari
59
pertanyaan pada bagian ini responden memberikan masukan tentang pelayanan
yang perlu ada dimulai dari jasa permak atau resize sesuai dengan ukuran
badan, layanan pesan via online atau online shop, layanan pemesanan dengan
metode purchase order (PO) atau pemesanan untuk barang yang sudah out of
stock, jasa pengataran barang, info produk by email untuk produk promo dan
produk baru, melayani pemesanan untuk satu set keluarga atau kelompok,
tampilan dari toko yang fungsional dan menarik, di sediakanya promo discount
dan beli satu gratis satu atau materi marketing campaign yang lainya.
C.
Apa yang didengar pelanggan
Dari pertanyaan ini dapat diperoleh informasi bagaimana lingkungan
mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Dimana referensi, saran,
masukan dari orang-orang terdekat menjadi suatu faktor yang menjadi
pertimbangan dalam memilih suatu produk. Masukan yang diberikan oleh
saudara dan teman seperti warna dan model yang cocok, bahan yang berkualitas
dan nyaman untuk di gunakan serta informasi tentang perbandingan harga baik
dari sisi barang maupun dari penawaran dari masing-masing penjual. Hal ini
menjadi informasi penting yang di peroleh dari lingkungan dalam pengambilan
keputusan.
Selain informasi dan masukan yang di peroleh dari orang-orang
terdekat, pelanggan dapat memperoleh informasi dari media seperti tv, radio,
surat kabar, majalah, selebaran, iklan, bilboard, website dan sosial media.
Metode penawaran ini disampaikan melalui berbagai media baik visual, audio,
60
cetak dan online yang memiliki fungsi sebagai media informasi baik untuk
pengenalan merek, model (mode), dan sebagai sarana promosi seperti discount.
Melalui pendekatan media informasi yang di peroleh biasanya cendrung up to
date, dan lebih efektif dimana pembeli tidak perlu untuk mendatangi masingmasing penjual untuk memilih model yang diinginkan. Hanya dengan
mengakses internet seperti toko online dan sosial media maka informasi yang
di butuhkan dapat diperoleh secara instan. Maka akan terbuka suatu kesempatan
dimana yang dapat menyediakan informasi yang terbaik dan lengkap dapat
dipercaya menjadi penyedia informasi serta refensi untuk kesempatan
selanjutnya.
D.
Apa yang pelanggan pikirkan dan rasakan
Dalam pertanyaan ini dapat diperoleh informasi tentang pengalaman
dari para pelanggan dalam menilai suatu toko dan apakah mereka akan kembali
ke toko tersebut. Terdapat beberapa hal yang selalu muncul dalam jawaban para
responden yaitu tentang model yang ditawarkan dan faktor harga. Dengan
selalu dapat memberikan model yang menarik dan up to date akan menjadi daya
tarik tersendiri. Hal lainya adalah faktor harga yang bersaing dengan toko
lainya. Hal ini yang menyebabkan pelanggan kembali ketoko tersebut.
Selain faktor model dan harga yang telah disebutkan sebelumnya
terdapat hal lain yang turut disebutkan menjadi alasan pelanggan kembali ke
toko tersebut. Hal tersebut adalah pelayanan dari toko yang baik dan sikap
ramah yang di tunjukan oleh pegawai toko tersebut. Selain itu pemberian
61
discount dan promo yang menarik dan memiliki program yang jelas juga selalu
menjadi alasan pelanggan untuk kembali ke toko tersebut.
E.
Apa yang pelanggan katakan dan lakukan
Dari pertanyaan ini pelanggan memberikan informasi tentang apa yang
pelanggan katakan dan lakukan setelah melakukan pembelian di sebuah toko.
Pelanggan biasanya akan menceritakan tentang tentang kualitas dari barang
yang di belinya baik buruknya tentu saja dapat menjadi promosi yang positif
maupun negatif tergantung dari apa yang di rasakan oleh pelanggan. Fantor
lainnya yang banyak disinggung adalah program promo dan discount yang
tentu saja menjadi kontribusi positif. Hal lainya adalah layanan dari toko yaitu
kualitas layananya dan fasilitas yang ditawarkan oleh toko menjadi hal yang
menarik untuk dibicarakan. Seperti apakah toko menawarkan jasa antar untuk
toko online maupun toko tradisional dan apakah toko memiliki tempat parkir
yang cukup memadai sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi para
penggunjungnya. Hal ini menjadi pertimbangan dan maenjadi hal yang dapat
memberikan pengaruh posif dan negative pada calon pengunjung yang lain.
F.
Apa yang merugikan pelanggan
Dari pertanyaan ini dapat di peroleh informasi tentang Apa yang tidak
disukai oleh pelanggan. Kebanyakan pelanggan kawatir tentang kulitas bahan
yang dipilih. Ada keaguan dimana busana Muslim dirasa kurang nyaman di
gunakan di karenakan tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditawarkan. Bahan
yang mudah rusak, luntur dan ukuran yang tidak tersedia adalah salah satunya.
62
Sementara itu bila pakaian dibeli secara online maka dikawatirkan kualitas
bahan, warna, model, dan ukuran tidak sesuai juga barang yang tidak selalu
tersedia. Hal yang paling tidak disukai oleh pelanggan adalah harga barang
yang terlalu tinggi, banyaknya model sejenis yang berkesan pasaran dan barang
tidak bisa ditukar atau dikembalikan bila dirasa tidak cocok dengan ukuran,
warna dan selera pelanggan.
Hal yang lain yang dapat merugikan pelanggan adalah model dan jenis
bahan yang ternyata tidak syar’I karena bahan terlalu tipis dan model dari
pakain tersebut terlalu terbuka. Dari sisi layanan yang dirasa merugikan apabila
petugas yang memberi layanan kurang jujur memberikan saran untuk model
yang cocok sehingga tidak sesuai dengan keinginan. Sedangkan dari sisi
fasilitas adalah letak toko yang kurang strategis dan sulit dijangkau serta tidak
memiliki tempat parkir yang memadai.
G.
Apa yang menguntungkan pelanggan
Dari pertanyaan ini didapatkan informasi tentang apa yang dinginkan
pelanggan ada dalam suatu bisnis busana. Mayoritas pelanggan ingin agar
produk yang ditawarkan memiliki kualitas yang baik dan harga yang
terjangkau. Dengan memiliki banyak varian model, warna serta ukuran yang
menyediakan berbagai pilihan yang beragam dan tidak berkesan pasaran. Tentu
saja yang tidak kalah pentingnya adalah model yang selalu mengikuti
perkembangan jaman namun tetap syar’I.
63
Gambar 4.1 Hasil Empathy Map Konsumen
Sumber : Data Diolah
64
Sementara itu dari sisi fasilitas yang utama adalah letak toko yang
strategis yang mudah untuk di jangkau. Kemudian toko menyediakan tempat
parkir yang memadai serta pelayanan yang baik oleh para pegawai disana yang
memberikan masukan tentang produk yang tepat bagi tiap pelanggan. Fasilitas
lainya yang dapat meningkatkan pelayanan adalah disediakannya jasa resize
pakaian sesuai dengan ukuran pelanggan. Tidak kalah pentingnya adalah
pogram discount yang menarik hal ini dapat menarik lebih banyak pembeli.
Pelanggan juga berharap toko dapat menyediakan solusi menyeluruh untuk
busana Muslim dimana toko menyediakan berbagai pilihan penutup kepala,
pakaian, sampai dengan alas kaki sehingga pelanggan tidak perlu berpindah
dari satu toko ke toko lainya.
IV.2. COMPETITIVE ADVANTAGES
Sebelum dilakukan penyusunan building blok dari data yang diperoleh
pada empathy map. Perlu dilakukan analisa terkait dengan competitive
advantages atau keungulan kompetensi yang dimiliki “Madani Clothing”, yang
akan di tonjolkan sebagai fokus dan senjata. Faktor superioriti adalah hal
penting yang harus di miliki oleh “Madani Clothing” maka perlu adanya
identifikasi agar dapat dikenali sumber daya (resouces) dan kemampuan yang
dimiliki (capabilities) yang menjadi pembeda dari kompetitor lainya.
Sementara itu perlu ditentukan juga pendekatan strategi yang dapat dipilih yaitu
65
strategi
berbasis
perbedaan
(differentiation) dan strategi
berdasaran
penghematan biaya (cost leadership).
Untuk “Madani Clothing” yang bergerak didunia fasion yang bergerak
cepat dan penuh dengan perubahan mode dan selera dari para penikmatnya
unsur superioriti pada inovasi menjadi kekuatan utama disamping unsur
superioriti lainya yaitu efficiency, quality dan customer responsiveness (hill dan
jones 2015), yang akan menjadi pembeda. Oleh karena itu diperlukan suatu
strategi yang tepat untuk usaha ini. Strategi yang dianggap lebih baik adalah
strategi berbasis differentiation yang seiring berjalanya usaha dimasukan unsur
efisiensi biaya dan efektivitas kerja. Strategi ini dipilih dengan tujuan untuk
dapat bertahan dan mengembangan bisnis lebih jauh lagi.
Faktor pembeda yang adalah sumber daya dalam hal ini adalah lokasi
outlet dan kemapuan dari “Madani Clothing”; untuk menciptakan suatu karya.
“Madani Clothing”; juga harus memahami tentang kemampuan yang
dimilikinya. Kemampuan mencipatakan produk baru dan layanan terbaik
menjadikan hal yang utama untuk dapat bersaing dan terus esksis di pasaran.
A.
Lokasi
Lokasi adalah salah satu bagian yang penting dalam setiap usaha. Untuk
“Madani Clothing” lokasi yang dekat dengan potensial pelanggan atau yang
mudah di akses pelanggan menjadi pilihan utama. Lokasi semacam ini juga
dijadikan suatu daya tarik utama atau keunggulan kompentensi yang dapat
digunakan untuk bersaing dengan usaha sejenis pada area tersebut. Berikut
66
beberapa lokasi yang dapat dipertimbangkan untuk dijadikan outlet atau toko
oleh “Madani Clothing”;
4.1 Table Lokasi Potensial di kota Depok
Alternatif lokasi di kota Depok
Lokasi
Pesona View Bazaar Juanda Depok Pesona Ruko Grand Depok City
Luas
100 m2
75 m2
Harga
90 juta / tahun
50 juta / tahun
Pesona View Bazaar Juanda, Jl. IR. Ruko Grand Depok City. Lokasi
H Juanda No.26,Mekar
terletak Boulevard GDC, Depok
Jaya,Beji,Kota Depok, Jawa Barat. Lama pintu masuk perumahan
Lokasi ini sangat starategis terletak Grand Depok City. Area ini
pada jalan penghubung jalan utama berbatasan dengan daerah
kabupaten Bogor yaitu
keungulan Jakarta Bogor dan jalan utama
pusat kota depok Jl. Margonda.
Cibinong dan Citayam.
Lokasi ini diapit oleh perumahan
dan tempat tinggal warga,
ditambah lagi dekat dengan akses
jalan Tol Lingkar luar Cijago.
Kerugian
Jalan di batasi tembok pemisah,
dari arah berlawanan harus putar
balik untuk mencapai lokasi.
Lokasi bukan jalan utama
Ruko Margonda Depok
187 m2
110 juta / tahun
Ruko Margonda. Lokasi terletak di
jalan utama kota Depok yaitu Jl.
Margonda Raya. Jalan berikut
terbentang sebagai urat nadi
perekonomian di kota Depok. Jalan
tersebut menjadi akses menuju
Universitas Indonesia dan Universitas
Gunadarma serta beberapa sekolah
swasta SD - SMA dan sekolah tinggi
lainya. Jalan tersebut juga memiliki
paling tidak 4 pusat perbelanjaan.
Jalan di batasi tembok pemisah, dari
arah berlawanan harus putar balik
untuk mencapai lokasi.
Gambar 4.2 Lokasi 1, Pesona View Bazaar Juanda Depok
67
Gambar 4.3 Lokasi 2, Pesona Ruko Grand Depok City
Gambar 4.4 Lokasi 3, Ruko Margonda Depok
B.
Diferensiasi Produk
Dari sisi produk untuk dapat memberikan suatu nilai sesuai dengan
peruntukanya dan untuk memaksimalkannya maka akan dipisahkan menjadi
beberapa line yang masing masing memiliki karateristik dan model yang
beragam:
1. Firdaus series adalah line premium yang dimiliki “Madani Clothing”
didalamnya ditawarkan beragam mukena, abaya, kaftan, dan beragam
kelengkapanya.
68
2. Zahra series adalah line yang khusus menyediakan penutup kepala terdiri
dari Jilbab dan dalamanya, pashmina, kerudung yang tersedia dalam
beragam warna dan model.
3. Kamilah Series adalah line yang menyediakan bebagai pelengkap untuk
pakaian Muslim seperti manset, legging, jubah dan cardigan dengan
berbagai model warna dan ukuran.
4. Iqra series adalah line yang menyediakan bentuk tulisan yang berisi pesan
Islami pada bahan kaos atau t-shirt. Selain nyaman dikenakan seri ini
juga dapat menjadi salah satu metode dakwah visual.
Gambar 4.5 Contoh produk Iqra Series
69
IV.3. BUILDING BLOCK
Hasil dari pengumpulan data berbasis pendapat dari konsumen yang
telah di petakan dalam peta empati akan dilanjukan dengan penyususan bisnis
model dengan basis building blok dari Osterwalder dan Pigneur (2010).
A.
Segment Pelanggan
Segment pelanggan yang dipilih berdasarkan demografi penduduk
adalah penduduk Muslim khususnya menengah keatas dengan usia mulai dari
15 tahun sampai 60 Tahun. Konsuman yang dituju terutama adalah wanita,
namun juga akan disediakan koleksi untuk pria yang di harapkan kedepanya
dapat memberikan nilai tersediri. “Madani Clothing” menyediakan pakaian
Syar’I berkuatitas dengan harga pantas untuk para pelanggan yang menghargai
produk yang bermutu, stylis dan up to date.
Segmentasi diatas bertujuan untuk mempersempit target market dari
calon pelanggan “Madani Clothing” dan turut membantu mempermudah
segmentasi pelangan yang dipilih untuk dilayani.
B.
Proposisi Nilai
Dalam upaya membangun suatu nilai yang akan disampaikan pada
pelangganya, “Madani Clothing” menekankan pada mutu dan kualitas barang
serta layanan terbaik sehingga dapat memberikan kepuasan yang maksimal.
Sedangkan dari sisi layanan “Madani Clothing” akan menerapkan
beberapa kebijakan layanan yang di maksutkan untuk memenuhi kebutuhan
70
pelangganya. Dengan penerapan layanan ini diharapakan dapat memenuhi
harapan dari para pelanggan. Kebijakan layanan di susun sebagai berikut:
1. Salam, adalah standar layanan yang di berikan pada pelanggan dimulai dari:
a. Salam, senyum dan ditanyakan tentang apa yang dicari pelanggan
b. Mencarikan apa yang pelanggan butuhkan, memberi alternative dan
saran bila di perlukan.
c. Mengurus pembayaran dan memberikan info tentang produk baru dan
produk yang sedang promo atau discount.
2. Taylor made, layanan ini memungkinkan pelanggan untuk memesan
Firdaus series secara custom sesuai dengan keinginan.
3. Layanan tukar barang, layanan ini berfungsi untuk menjaga kepuasan
pelaggan dengan memberikan kesempatan pelanggan untuk menukarkan
barang dengan barang yang sama, tentu saja dengan sarat dan ketentuan
berlaku.
4. Kemudahan, Selain menyediakan letak yang strategis dan tempat berbelanja
yang nyaman “Madani Clothing” juga dapat dipesan secara online baik dari
website maupun sosial media.
5. Informatif, Selain menginfokan produk terbaru pada para member juga
memberikan informasi terkait dengan event dan promo juga discount yang
berlangsung. Informasi ini biasanya diberikan via website dan sosial media
setiap awal bulan.
71
C.
Saluran
Saluran ditribusi (distribution channel) utama dari “Madani Clothing”
adalah via toko dan online shop. Untuk online shop selain dari web site dan
sosial media juga sedang dalam proses untuk dapat masuk juga melalui jaringan
market place. Layanan yang disediakan via online ini adalah:
1. Layananan informasi, dimana media online digunakan oleh “Madani
Clothing” untuk menyapa para pelangganya dan sekaligus memberikan
informasi terkait dengan produk terbaru dan promo yang sedang
berlangsung.
2. Layanan konsultasi, dapat dipergunakan sebagai sarana tanya jawab
sebelum pelanggan membeli produk.
3. Layanan transaksi, pemesanan dapat di lakukan via sms dan call untuk
sarana sosial media. Sedangkan untuk website dan market palace dapat
mengunakan fitur yang tersedia.
Sementara itu layanan yang disampaikan via toko dapat dikatakan
menjadi base pelayanan konvensional diamana pelanggan dapat melihat dan
memilih koleksi yang tersedia serta dapat dilayani secara langsung. Toko juga
menjadi pusat pengiriman produk yang di pesan secara online.
D.
Customer Relationship
Cutomer relationship yang di terapkan oleh “Madani Clothing” adalah
dengan metode kekeluargaan dimana tidak ada pebedaan dalam layanan yang
di berikan antara pelanggan satu dan yang lainya. Layanan diberikan sebaik
72
mungkin dan diharapkan mendapat timbal balik yang baik pula. Beberapa cara
dilakukan untuk membina hubungan dengan pelanggan antara lain:
1. Selain menerapkan standar layanan “Salam” untuk pelanggan yang datang
ke toko tedapat pula layanan “Sayang”. Layanan berikut dilakukan dengan
mengisi nama pelanggan dan foto yang di pergunakan untuk dapat
mengenali pelanggan dan memeberikan rekomendasi tentang produk yang
pernah dibeli sebelumnya.
2. Surat Bulanan, yang isinya memberikan update koleksi dan promo yang
ditawarkan.
3. Membership, penghargaan dari “Madani Clothing” untuk pelanggan yang
sudah memberi barang minimal 1 juta belaku selama 6 bulan selanjutkan
akan mendapat promo atau discount khusus.
4. Forum diskusi, dimana dari forum ini “Madani Clothing” dapat menerima
masukan dan update tentang trend dan apa yang dibutuhkan pelanggannya.
Sebagai penriknya juga di buka game – game kecil berhadiah menarik guna
menarik minat pelanggan untuk ikut dalam diskusi.
5. Tidak lupa “Madani Clothing” juga menerapkan program sosial keagamaan
untuk lingkungan sekitar dimana diselengarakan sedekah untuk anak yatim,
khitanan massal, buka puasa pada bulan Ramadhan dan pengajian bulan
baik untuk member dan pegawai.
73
E.
Aktivitas Utama
Aktifitas utama (key Activities) dari “Madani Clothing” adalah
produksi, pemasaran dan dakwah.
1. Proses produksi dimulai dari pemilihan bahan baku, proses pembuatan,
pengepakan dan penjualan.
2. Proses pemasaran terdiri dari promosi dan distribusi pada channel yang
kemudian dilanjukan pada para pelanggan.
3. Fungsi dakwah dilakukan baik dalam penerapan dalam produk “Madani
Clothing” yang disesuiakan dengan syariat dan program social
keagamaan.
F.
Sumber daya Utama
Sumber daya utama (key resources) yang harus dimiliki oleh “Madani
Clothing” adalah:
1. Human sumber daya manusia adalah hal utama yang sangat penting bagi
setiap bisnis tak terkecuali. Bagi “Madani Clothing” manusialah yang
mengerakan segalanya mulai dari pemilihan dan pembuatan design,
pemilihan bahan baku, proses produksi, pemasaran dan penjualan
semuanya dikerjakan oleh manusia.
2. Funding adalah hal kedua yang harus dimiliki dengan memiliki modal yang
cukup dan cash flow yang baik maka akan menjamin keberlangsungan
suatu usaha.
74
3. Lokasi adalah salah satu penentu keberhasilan suatu usaha. Perlu adanya
lokasi yang strategis dan tepat untuk menjadi pusat dari operasi “Madani
Clothing”.
G.
Rekan Usaha Utama
Rekan usaha utama (key partners) yang di miliki oleh “Madani
Clothing” adalah :
1. Para supplier yang menyediakan bahan baku maupun barang jadi. Perlu
adanya kesepahaman, hubungan baik dan hubungan saling menguntungkan
Karena “Madani Clothing” memiliki ketergantungan pada supplier
tersebut.
2. Pihak konveksi adalah partner yang saling terkait dimana “Madani
Clothing” memberikan pesanan dan pihak konveksi yang akan memastikan
terpenuhinya pesanan tersebut sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
3. Kerjasama dengan pihak yang berhubungan dengan komunikasi publik
seperti media massa, majalah, fashion blogger, artis, publik figur, dan
kelompok sosial keagamaan.
H.
Arus Penerimaan
Arus penerimaa (revenue stream) “Madani Clothing” berasal dari
penjualan produknya serta jasa layanan tambahahan seperti jasa Tylor made.
Sturuktur harga dari produk “Madani Clothing” tersusun dari beberapa
variable seperti biaya bahan baku, design, produksi, pemasaran dan penjualan
75
serta margin keuntungan. (untuk memperjelas dapat di lihat dalam laporan
rencana penerimaan dan pengeluaran)
I. Struktur Biaya
Struktur Biaya (cost structure) “Madani Clothing” terbagi menjadi
beberapa pos pengeluaran sebagai berikut:
1. Fixed Cost terdiri dari, sewa lokasi, gaji pegawai, biaya operasional, biaya
tranportasi pajak dan zakat.
2. Variable Cost terdiri dari, biaya promosi seperti design layout sesuai event,
discount, iklan dan seterusnya
3. Biaya Dakwah, dimasukan biaya ini dalam struktur biaya dimaksudkan agar
Dakwah memiliki alokasi budget tersendiri yang dapat di gunakan dalam
proram sosial keagamaan dan mendukung program dakwah di internal
“Madani Clothing” sendiri.
76
IV.4. SKENARIO PLANNING
Penerapan skenario planning untuk “Madani Clothing” dilakukan
dengan tujuan untuk dapat melihat rencana usaha dalam beberapa sudut
pandang yang berbeda.
Table 4.1 Model kanvas Madani Clothing (Skenario 1)
Key Partners
-
Key Activities
Supplier
Konveksi
Komunikasi publik:
media massa, majalah,
fashion blogger, artis,
publik figur, dan
kelompok sosial
keagamaan.
-
Produksi
-
Funding
Location
Memiliki SOP dan
Standar pelayanan
Muslim
-
-
-
Informatif untuk
program marketing
dan produk baru
Pelayanan yang baik ramah
dan sopan sesuai dengan
standar.
-
Program
Membership
Memiliki selera yang
baik dan peduli
pada produk
berkualitas.
-
Mutu barang yang terjamin
-
Forum diskusi
-
Berani untuk tampil
beda
-
Memiliki layanan tukar
barang
Toko
-
Lokasi strategis
-
Melayani pemesanan barang
untuk Line Premium
Kegiatan sosial
keagamaan
Channel
Golongan
menengah keatas
Online Shop
Informatif untuk program
marketing dan produk baru
Cost Structure
-
Fix Cost : sewa lokasi, gaji pegawai, biaya operasional,
biaya tranportasi pajak dan zakat
-
Variable Cost : biaya promosi seperti design layout sesuai
event, discount, iklan
-
Biaya Dakwah
A.
Customer Segment
-
Dakwah
Human
Customer Relationship
Menyediakan pakaian
Muslim yang lengkap dengan
berbagai variasi: Jenis,
model, ukuran dan
aksesorinya
Pemasaran
Key Resources
-
Value Proposition
Revenue Stream
-
Penjualan Produk
Jasa Tylor Made
Skenario 1
Dalam suatu perencanaan konvensional seperti yang tersusun dalam
model kanvas skenario 1 (Table 4.1), dapat diasumsikan sebagai suatu keadaan
dimana semua faktor pendukung usaha tersedia dan hasilnya sudah dapat
diprediksi. Namun pada kenyataanya banyak faktor yang berpengaruh dalam
suatu proses hal ini menyebabkan hasil akhir yang diinginkan tidak sesuai
77
dengan apa yang diharapkan. Perlu adanya suatu back up plan agar dapat
diperoleh hasil terbaik dalam setiap pilihan yang diambil. Untuk “Madani
Clothing” ada beberapa skenario yang dapat di implementasikan. Berikut pada
table 4.1 menunjukan suatu model kanvas yang sesuai dengan hasil dari empaty
map yaitu memberikan nilai seperti apa yang diinginkan oleh pelanggan.
B.
Skenario 2
Pada skenario 2 yang bersumber pada keadaan di mana “Madani
Clothing” belum dapat memperoleh tempat usaha secara fisik atau lokasi yang
tepat. Sehinga “Madani Clothing” beroperasi dengan mengunakan online shop
dan memanfaatkan distributor untuk dapat menjual produk - produknya. Dalam
hal ini tentu saja “Madani Clothing” harus merubah beberapa faktor yang ada
dalam nilai yang mereka tawarkan yang hasilnya turut berpengaruh dalam
model kanvas secara menyeluruh.
Pada skenario ini ada beberapa perubahan antara lain:
1. Dari sisi value proposition dihapusnya sisi, layanan langsung dan produk
premium di hilangkan.
2. Di sisi channel dihilangkanya toko dan di tambah channel distribusi berupa
kerjasama dengan distributor dan Market Place.
3. Untuk Customer segment selain sebagai channel baru distributor juga di
posisikan sebagai pelanggan.
4. Untuk Key Partner juga di tambahkan distributor.
5. Untuk cost juga di tambahkan fee untuk distributor (biaya marketing).
78
6. Untuk Revenue Stream Juga di tambahkan pendapatan dari penjualan
distributor.
Table 4.2 Model kanvas Skenario 2
Key Partners
-
-
Key Activities
Supplier
Konveksi
Komunikasi
publik: media
massa, majalah,
fashion blogger,
artis, publik figur,
dan kelompok
sosial keagamaan.
-
Produksi
-
Pemasaran
Dakwah
Distributor
Key Resources
-
Value Proposition
Customer
Relationship
Menyediakan pakaian
Muslim yang lengkap
dengan berbagai variasi:
Jenis, model, ukuran dan
aksesorinya
-
Mutu barang yang
terjamin
-
Memiliki layanan tukar
barang
-
Informatif untuk
program marketing dan
produk baru
Human
Funding
Cost Structure
-
Fix Cost : gaji pegawai, biaya operasional, biaya
tranportasi pajak dan zakat
-
Variable Cost : biaya promosi seperti design layout
sesuai event, discount, iklan
-
Distributor fee
-
Customer Segment
-
Memiliki SOP dan
Standar pelayanan
Muslim
-
-
Informatif untuk
program
marketing dan
produk baru
-
Memiliki selera
yang baik dan
peduli pada
produk
berkualitas.
-
Distributor
-
Program
Membership
-
Forum diskusi
-
Online Shop
-
Market Place
Revenue Stream
Golongan
menengah keatas
Kegiatan sosial
keagamaan
Channel
Distributor Fisik
maupun Online
Penjualan Produk via Online shop
Penjualan produk via Distributor
Biaya Dakwah
C.
Skenario 3
Sedangkan skenario 3 adalah keadaan dimana “Madani Clothing” sudah
dapat memproduksi produknya sendiri. Untuk dapat memproduksi produknya
sendiri maka perlu di tambahnya investasi agar dapat memiliki bagian konveksi
dan sablonnya sendiri seiring dengan kuantiti produk yang semakin banyak
perlu adanya menambah jalur distribusi dengan menambah channel. Dengan
79
adanya perubahan – perubahan ini dapat di pastikan adanya perubahan dalam
model bisnis “Madani Clothing”.
Table 4.3 Model kanvas Skenario 3
Key Partners
-
-
Supplier
Komunikasi
publik: media
massa, majalah,
fashion blogger,
artis, publik figur,
dan kelompok
sosial keagamaan.
Key Activities
-
Produksi
Value Proposition
-
Pemasaran
Dakwah
-
Dsitributor
Key Resources
-
Menyediakan pakaian
Muslim yang lengkap
dengan berbagai variasi:
Jenis, model, ukuran
dan aksesorinya
Memiliki sop dan
Standar pelayanan
Muslim
-
-
Informatif untuk
program
marketing dan
produk baru
-
Memiliki selera
yang baik dan
peduli pada
produk
berkualitas.
-
-
Program
Membership
kualitas barang yang
terjamin karena produk
sendiri.
-
Forum diskusi
-
Melayani pemesanan
barang untuk Line
Premium
-
Toko
-
Memiliki layanan tukar
barang
-
Lokasi strategis
Location
Golongan
menengah keatas
Kegiatan sosial
keagamaan
Channel
Online Shop
Distributor
Informatif untuk
program marketing dan
produk baru
Cost Structure
-
Fix Cost : sewa lokasi, gaji pegawai, biaya operasional,
biaya tranportasi pajak dan zakat
-
Variable Cost : biaya promosi seperti design layout
sesuai event, discount, iklan
-
Ditributor fee
-
Customer Segment
-
Pelayanan yang baik
ramah dan sopan sesuai
dengan standar.
Human
Funding
Customer
Relationship
Revenue Stream
-
Penjualan Produk via toko dan online shop
Jasa Tylor Made
Penjualan produk via distributor
Biaya Dakwah
Pada skenario ini ada beberapa perubahan antara lain:
1. Dari sisi value proposition di tambahkan kualitas barang yang terjamin
karena produk sendiri.
2. Dari sisi channel karena jumlah barang bertambah maka perlu bantuan
distributor untuk menyalurkan produk tersebut.
3. Untuk Key Partner juga di tambahkan distributor.
80
4. Untuk cost juga di tambahkan fee untuk distributor (biaya marketing).
5. Untuk Revenue Stream Juga di tambahkan pendapatan dari penjualan
distributor.
IV.5. BUSINESS PLAN
Setelah menentukan model bisnis yang akan di jalankan selanjutnya di
teruskan dengan proses penyusunan “business plan”. Business plan ini akan di
susun meliputi visi dan misi, rencana pemasaran, rencana operasional, rencana
sumber daya manusia, rencana keungan dan strategi keluar (exit strategy).
A.
Visi, Misi dan Tujuan
Nama “Madani Clothing” dipilih dari asal kata bahasa arab “madaniy”
dari asal kata “madana” yang artinya tinggal atau mendiami. Pendiri “Madani
Clothing” memiliki tujuan dimana tempat ini dapat memberikan perasaan
kekeluargaan baik untuk kariawan, partner dan terutama pelanggan.
merumuskan visi, misi dan tujuan sebagai berikut
VISI
: Menjadi pusat referensi busana Muslim di Indonesia
MISI : Dapat menyediakan kebutuhan busana Muslim bermutu dan syar’I
Tujuan : Pada tahun 2016 sudah mulai beroprasi dan berbadan hukum, dalam
menjalankan usaha dan dakwah.
B.
Rencana Pemasaran
Pendekatan pemasaran yang akan digunakan oleh “Madani Clothing”
adalah diferensiasi yang didukung dengan segmenting, targeting dan
81
positioning (STP) pendekatan lain yang di gunakan adalah marketing mix
yang terdiri dari produk, price, place dan promotion.
Segmentasi
yang
dilakukan
“Madani
Clothing”
dengan
memperhitungkan perbandingan jumlah penduduk Muslim di Kota Depok yaitu
sejumlah 1.853.898 jiwa. Dari jumlah tersebut diperkirakan tidak kurang dari
56,6% (2010) adalah kalangan menengah atas hal ini dikutip dari bppk
kemenkeu. Dari jumlah tersebut dibidik 0.1 – 0.8% atau 2.700 - 15.500 jiwa
untuk dapat dijadikan target market yang disesuaikan dengan kapsitas produksi
“Madani Clothing” dan dibandingkan dengan reverensi usaha sejenis yang
sudah ada sebelumnya.
Sementara perencanaan pemasaran dengan pendekatan marketing mix
untuk “Madani Clothing” dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Produk (barang dan jasa), seperti yang sudah disampaikan sebelumnya
produk untuk “Madani Clothing” ditekankan pendekatan diferensiasi
namun tetap mengedepankan mutu dan kualiatas yang diharapkan menjadi
nilai tersendiri bagi tiap – tiap pelangganya. Dari sisi produk untuk dapat
memberikan suatu nilai sesuai dengan peruntukanya dan untuk
memaksimalkannya maka akan dipisahkan menjadi beberapa line yang
masing – masing memiliki karateristik dan model yang beragam:
a. Firdaus series adalah line premium yang dimiliki “Madani Clothing”
didalamnya ditawarkan beragam mukena, abaya, kaftan, dan beragam
kelengkapanya.
82
b. Zahra series adalah line yang khusus menyediakan penutup kepala
terdiri dari Jilbab dan dalamanya, pashmina, kerudung yang tersedia
dalam beragam warna dan model.
c. Kamilah series adalah line yang menyediakan bebagai pelengkap
untuk pakaian Muslim seperti manset, legging, jubah dan cardigan
dengan berbagai model warna dan ukuran.
d. Iqra series adalah line yang menyediakan bentuk tulisan yang berisi
pesan Islami pada bahan kaos atau t-shirt. Selain nyaman dikenakan seri
ini juga dapat menjadi salah satu metode dakwah visual.
2. Price (harga), untuk harga yang ditawarkan “Madani Clothing” cukup
bersaing dan sesuai dengan kualitasnya. Pelanggan dapat memiliki koleksi
“Madani Clothing” dari kisaran enam puluh ribu sampai dengan jutaan
rupiah. Namun untuk lengkapnya akan disampaikan dalam laporan
keuangan.
3. Place (tempat usaha), “Madani Clothing” memilih tepat usaha berupa
outlet yang letaknya cukup strategis di jalan utama kota Depok yaitu Jl
Margonda. Selain letaknya yang strategis lokasi ini dekat dengan akses Tol
Cijago dan dekat dengan jalur KRL serta diapit dua universitas utama di
kota Depok. Disamping toko fisik “Madani Clothing” juga dapat ditemukan
di dunia maya via website, sosial media serta market place terkemuka.
83
4. Promotion (promosi), Metode promosi yang digunakan oleh “Madani
Clothing” sangatlah beragam. Berikut adalah metode yang akan
diimplementasikan oleh “Madani Clothing”.
a. Iklan, bertujuan untuk memperkenalkan “Madani Clothing” isi dari
iklan antara lain informasi produk dan promosi yang sedang
berlangsung. Media yang digunakan adalah brosur, spanduk, sosial
media dan lainya.
b. Promosi penjualan, program promosi yang akan disusun antara lain
discount 20% setiap tiga bulan sekali, discount di hari libur dan hari
besar keagamaan juga discount cuci gudang di akhir tahun.
c. Publik relation, berikut adalah program yang melibatkan warga
sekitar baik sebagai sponsor maupun penyelengara acara keagaman.
Juga turut berperan dalam acara – acara sosial kemasyarakatan.
d. Direct Promotion, dengan pembuatan katalok setiap tiga bulan sekali
baik secara fisik maupun secara online.
C.
Rencana Operation
Rencana Operasional “Madani Clothing” berbasis pada proses value
chain atau rantai nilai menurut Hill dan John (2015). Pendekatan ini biasa juga
disebut dengan Porter rantai nilai yang terdiri dari dua kegiatan yang saling
terkait yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Berikut adalah gambaran
dari rantai nilai yang diterapkan pada “Madani Clothing”.
84
Gambar 4.6 Rantai Nilai Madani Clothing
Seperti yang dituangkan dalam visi pendiri “Madani Clothing”
pelanggan adalah bagian dari keluarga. Maka pelayanan yang diberikan oleh
“Madani Clothing” harus memenuhi standar. Berikut kami sampaikan alur
layanan yang akan diterapkan pada “Madani Clothing”.
Gambar 4.7 Alur proses layanan Madani Clothing
85
D.
Rencana Sumber Daya Manusia
Operasional perusahaan tidak akan berjalan baik bila tidak didukung
dengan sumber daya manusia yang memadai dan memiliki visi yang sama
dengan perusahaan. Oleh sebab itu dari awal rekrutmen dicari calon kariawan
yang memilik semangat yang sama dengan perusahaan.
Sumber daya manusia di “Madani Clothing” diatur sesederhana
mungkin dan dengan struktur organisasi yang cendrung horizontal.
Gambar 4.8 Struktur Organisasi Madani Clothing
Dalam struktur organisasi “Madani Clothing” banyak posisi yang
dirangkap hal ini dilakukan selain dengan tujuan efisiensi juga agar tugas sehari
hari tetap termonitor. Diawali oleh investor yang terdiri dari tiga orang yang
salah satunya bertugas menjalankan usaha sebagai manager dan designer.
86
Tingkat selanjutnya adalah general affair yang merangkap operasional dan
keuangan didalamnya ada produksi, online packaging dan outlet.
Pegawai tetap “Madani Clothing” terdiri dari delapan orang. Dalam
setahun mereka mendapat kurang lebih enam belas kali gaji terdiri, dua belas
bulan gaji ditambah, satu kali gaji ketiga belas dan satu kali tunjangan hari raya.
Dua bulan sisanya di rencanakan untuk tunjangan lembur.
Sedangkan untuk penanam modal direncanakan akan memperoleh
minimal 5% dari keuntungan (dibagi untuk tiga penanam modal) dimulai dari
tahun ke dua.
E.
Rencana Keuangan
Perencanaa keungan ini dibuat untuk dapat membantu proses
pengambilan keputusan dalam penerapan business plan “Madani Clothing”.
Analisa keuangan berikut akan mengunakan beberapa alat ukur yaitu Payback
Periode (PP), Net Present Value (NPV), Intenal Rate of Return (IRR).
Pendekatan ini membutuhkan perhitungan terkait dengan investasi awal
kemudian dilanjutan simulasi cash flow perusahaan selama lima tahun. Namun
sebelumnya akan dibuatkan asumsi mengenai harga jual dan harga produksi
serta asumsi operasional lainya. Data asumsi tersebut diperoleh dari komparasi
dari beberapa usaha sejenis yang sudah ada sebelumnya.
87
Table 4.4 Initial Invesment Madani Clothing
Initial Invesment
No
1
2
3
Keterangan
Tempat Usaha
Perijinan
Biaya Sewa
Biaya Renovasi
25,000,000
110,000,000
58,000,000
Interior design
halaman
Intalasi Listrik, air dan AC
4
35,000,000
10
11
10,000,000
15,000,000
5,000,000
5,000,000
Operational
Mesin - mesin dan
peralatan
20,000,000
peralatan Sablon
mesin jahit 2unit @
2,5juta
printing
6
7
8
9
20,000,000
10,000,000
28,000,000
Sistem Informasi
Server
3 PC @ 5 juta
e-counting
webhosting
5
Tahun 1
bahan baku
Kendaraan
Peralatan toko
Peralatan kantor
Listrik, Air, Tel,
Internet
Biaya upah / gaji
5,000,000
10,000,000
80,000,000
12,000,000
10,000,000
35,000,000
1 unit motor @ 12 juta
12 bulan @ 5 juta
30,000,000
256,000,000
Manager / design
General affair
Produksi 2 @ 1,500,000
Packaging 2 @ 1,500,000
SPG 2 @ 1,500,000
Total biaya
penyusutan
Total
Sumber dana dari
pemegang saham
5,000,000
4,000,000
3,000,000
3,000,000
3,000,000
3,000,000
671,000,000
2 Orang @ 200 juta, 1
orang @ 300 juta
700,000,000
88
Di table selanjunya akan disampaikan asumsi keuangan yang digunakan
dalam perhitungan cash flow yang akan diterapakan pada “Madani Clothing”.
Data asumsi tersebut didapat dari reverensi dan komparasi dari usaha sejenis
Table 4.5 Asumsi keuangan Madani Clothing
Asumsi Keuangan
No
Asumsi Harga Produk
Satuan
1 Biaya Produksi
a. Firdaus
Rp/Potong
b. Iqra
Rp/Potong
c. Zahra
Rp/Potong
d. Kamilah
Rp/Potong
2 Harga Jual
a. Firdaus
Rp/Potong
b. Iqra
Rp/Potong
c. Zahra
Rp/Potong
d. Kamilah
Rp/Potong
No
Asumsi Operational
1 Penjualan
a. Penjualan tunai
2 Pembelian bahan baku
3 Pendanaan
a. Kebutuhan barang modal
*Modal sendiri
b. Modal Kerja
*Modal sendiri
*Pemegang saham
4 Insentif Distributor (Via Distributor)
5 Biaya Marketing
6 Bagi hasil 0.5 % keuntungan
7 Biaya Zakat 2.5 % keuntungan
8 Biaya Dakwah 2 % keuntungan
Harga / Jumlah
350,000
50,000
60,000
30,000
910,000
210,000
275,000
95,000
Satuan
Harga / Jumlah
%
%
100
100
%
100
%
%
%
%
%
%
%
33
66
1
2
0,5
2,5
2
89
Berikutnya akan disampaikan proyeksi pendapatan dari “Madani
Clothing” yang dibagi menjadi 3 sekenario (concervative, modera, optimistic)
yang mengacu pada target market yaitu sekitar 0.1 – 0.8 % penduduk Muslim
Kota depok atau sekitar. Proyeksi di buat dalam periode 5 tahun dengan
peningkatan jumlah penjualan 30% setiap tahun.
Table 4.6 Cash Flow perusahaan sekenario pesimis
Proyeksi arus kas
Arus kas operasional
Kas Masuk
Investasi awal
Pendapatan
Harga Pokok Penjualan
Gross Profit
Total Kas Masuk
Kas Keluar
Biaya upah / gaji
Biaya penyusutan
Biaya Distributor
Biaya listrik, air, jaringan internet & administrasi
Biaya pemasaran
Biaya sewa
Biaya Zakat
Biaya Dakwah
Bagi hasil
Biaya Perizinan
IT sistem
Bangunan (renovasi toko)
Mesin - mesin dan peralatan
Kendaraan
Peralatan toko
Peralatan kantor
Total Kas Keluar
Surplus (Defisit)
Kas Awal
Kas Akhir
Tahun 1
700,000,000
671,522,501
223,840,834
447,681,667
1,147,681,667
256,000,000
22,400,000
746,136
30,000,000
5,000,000
110,000,000
11,192,042
4,476,817
25,000,000
35,000,000
58,000,000
20,000,000
12,000,000
10,000,000
35,000,000
634,814,994
512,866,673
0
512,866,673
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
872,979,252
290,993,084
581,986,168
581,986,168
1,134,873,028
378,291,009
756,582,019
756,582,019
1,475,334,937
491,778,312
983,556,624
983,556,624
1,917,935,417
639,311,806
1,278,623,612
1,278,623,612
256,000,000
22,400,000
969,977
30,000,000
2,238,408
110,000,000
14,549,654
5,819,862
29,099,308
256,000,000
22,400,000
1,260,970
30,000,000
2,909,931
110,000,000
18,914,550
7,565,820
37,829,101
256,000,000
22,400,000
1,639,261
30,000,000
3,782,910
110,000,000
24,588,916
9,835,566
49,177,831
256,000,000
22,400,000
2,131,039
30,000,000
4,917,783
110,000,000
31,965,590
12,786,236
63,931,181
471,077,210
110,908,958
512,866,673
623,775,631
486,880,372
269,701,646
623,775,631
893,477,278
507,424,484
476,132,140
893,477,278
1,369,609,418
534,131,829
744,491,782
1,369,609,418
2,114,101,200
90
Table 4.7 Cash Flow perusahaan sekenario moderat
Proyeksi arus kas
Arus kas operasional
Kas Masuk
Investasi awal
Pendapatan
Harga Pokok Penjualan
Gross Profit
Total Kas Masuk
Kas Keluar
Biaya upah / gaji
Biaya penyusutan
Biaya Distributor
Biaya listrik, air, jaringan internet & administrasi
Biaya pemasaran
Biaya sewa
Biaya Zakat
Biaya Dakwah
Bagi hasil
Biaya Perizinan
IT sistem
Bangunan (renovasi toko)
Mesin - mesin dan peralatan
Kendaraan
Peralatan toko
Peralatan kantor
Total Kas Keluar
Surplus (Defisit)
Kas Awal
Kas Akhir
Tahun 1
700,000,000
738,674,751
246,224,917
492,449,834
1,192,449,834
256,000,000
22,400,000
820,750
30,000,000
5,000,000
110,000,000
12,311,246
4,924,498
25,000,000
35,000,000
58,000,000
20,000,000
12,000,000
10,000,000
35,000,000
636,456,494
555,993,340
0
555,993,340
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
960,277,177
320,092,392
640,184,785
640,184,785
1,248,360,331
416,120,110
832,240,220
832,240,220
1,622,868,430
540,956,143
1,081,912,287
1,081,912,287
2,109,728,958
703,242,986
1,406,485,972
1,406,485,972
256,000,000
22,400,000
1,066,975
30,000,000
2,462,249
110,000,000
16,004,620
6,401,848
32,009,239
256,000,000
22,400,000
1,387,067
30,000,000
3,200,924
110,000,000
20,806,006
8,322,402
41,612,011
256,000,000
22,400,000
1,803,187
30,000,000
4,161,201
110,000,000
27,047,807
10,819,123
54,095,614
256,000,000
22,400,000
2,344,143
30,000,000
5,409,561
110,000,000
35,162,149
14,064,860
70,324,299
476,344,931
163,839,854
555,993,340
719,833,194
493,728,410
338,511,811
719,833,194
1,058,345,005
516,326,933
565,585,354
1,058,345,005
1,623,930,359
545,705,012
860,780,960
1,623,930,359
2,484,711,319
Table 4.8 Cash Flow perusahaan sekenario optimis
Proyeksi arus kas
Arus kas operasional
Kas Masuk
Investasi awal
Pendapatan
Harga Pokok Penjualan
Gross Profit
Total Kas Masuk
Kas Keluar
Biaya upah / gaji
Biaya penyusutan
Biaya Distributor
Biaya listrik, air, jaringan internet & administrasi
Biaya pemasaran
Biaya sewa
Biaya Zakat
Biaya Dakwah
Bagi hasil
Biaya Perizinan
IT sistem
Bangunan (renovasi toko)
Mesin - mesin dan peralatan
Kendaraan
Peralatan toko
Peralatan kantor
Total Kas Keluar
Surplus (Defisit)
Kas Awal
Kas Akhir
Tahun 1
700,000,000
831,009,095
277,003,032
554,006,063
1,254,006,063
256,000,000
22,400,000
923,343
30,000,000
5,000,000
110,000,000
13,850,152
5,540,061
25,000,000
35,000,000
58,000,000
20,000,000
12,000,000
10,000,000
35,000,000
638,713,556
615,292,508
0
615,292,508
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
1,080,311,824
360,103,941
720,207,883
720,207,883
1,404,405,371
468,135,124
936,270,248
936,270,248
1,825,726,983
608,575,661
1,217,151,322
1,217,151,322
2,373,445,078
791,148,359
1,582,296,718
1,582,296,718
256,000,000
22,400,000
1,200,346
30,000,000
2,770,030
110,000,000
18,005,197
7,202,079
36,010,394
256,000,000
22,400,000
1,560,450
30,000,000
3,601,039
110,000,000
23,406,756
9,362,702
46,813,512
256,000,000
22,400,000
2,028,586
30,000,000
4,681,351
110,000,000
30,428,783
12,171,513
60,857,566
256,000,000
22,400,000
2,637,161
30,000,000
6,085,757
110,000,000
39,557,418
15,822,967
79,114,836
483,588,047
236,619,836
615,292,508
851,912,343
503,144,461
433,125,787
851,912,343
1,285,038,130
528,567,799
688,583,523
1,285,038,130
1,973,621,653
561,618,139
1,020,678,580
1,973,621,653
2,994,300,232
91
Dari hasil proyeksi pendapatan dan cash flow “Madani Clothing” dalam
periode 5 tahun dapat disimpulkan bahwa investasi usaha ini layak untuk
diimplementasikan. Mengenai kelayakan investasi dapat di lihat dalam table 4.7
yang menginformasikan hasil perhitungan dari instrument NPV, PP dan IRR
(perhitungan ini mengunakan tingkat diskonto 14%).
Table 4.9 Analisa kelayakan Investasi
Instrument
F.
PP
Pesimis
1 tahun 4
bulan
Moderate
1 tahun 3
bulan
NPV
IRR
225,236,734
7%
463,519,927
14%
Optimis
1 tahun 2 bulan
791,159,317
22%
Strategi Keluar
Strategi keluar atau exit strategy adalah suatu langkah yang akan diambil ketika
usaha yang dijalankan tidak sesuai dengan rencana awal. Langkah ini biasanya diambil
dengan tujuan mengurangi potensi kerugian yang akan terjadi. Untuk “Madani
Clothing” berikut adalah langkah strategi keluar yang sudah di persiapkan.
Langkah pertama fokus pada salah satu line produk yang ada. Hal ini di lakukan untuk
mengurangi kerugian dan menjaga operasional perusahaan terus berjalan. Langkah
kedua menambah pemegang saham. Langkah ini bertujuan untuk dapat membagi
resiko yang dimiliki dan menambah modal usaha. Langkah ketiga adalah menjual
bisnis ini secara parsial. Langkah ini diambil dengan harapkan sebagian modal cair,
sementara operasional tetap berjalan. (menutup toko dan fokus di online) Langkah
92
kelima adalah memindahkan kepemilikan usaha. Langkah keempat kelima bergabung
dengan brand yang lebih mapan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi modal pribadi
ada dalam usaha sementara operasional tetap berjalan.
93
Download