BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Analisis Fundamental Analisis fundamental merupakan sebuah metode untuk menganalisis sekuritas menggunakan data-data fundamental dari suatu perusahaan dan faktorfaktor eksternal yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan. Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus bisnis, dan sebagainya. Sementara faktor eksternal berupa kebijakan pemerintah, tingkat suku bunga, dan juga tingkat inflasi. Tujuan dasar dari analisis fundamental adalah untuk mendapatkan pemahaman tentang parameter penting dari kinerja uang berdasarkan data laporan arus kas, neraca, laporan laba rugi, dll. Analisis fundamental menghasilkan penilaian badan usaha dengan kesimpulan apakah perusahaan tersebut sahamnya layak dibeli atau tidak. Jika nilainya mahal atau overvalued, saham tersebut dianggap nilainya lebih rendah dibandingkan harga yang berlaku di pasar. Dengan kata lain harganya sudah terlalu mahal sehingga lebih baik tidak dibeli atau dijual jika memiliki sahamnya. Sementara jika yang terjadi sebaliknya, saham itu layak untuk dibeli dengan alasan harganya murah. Analisis ini memiliki horizon jangka panjang, karena selain menggunakan data historis (berupa laporan keuangan perusahaan), analisis ini 11 Universitas Sumatera Utara juga menggunakan data masa depan berupa estimasi pertumbuhan perusahaan, estimasi perubahaan ekonomi di masa mendatang, dan berbagai jenis estimasi lainnya yang dianggap dapat mempengaruhi kinerja dan kelangsungan usaha. Meskipun menggunakan pendekatan kuantitatif dalam proses analisisnya, banyak variabel ditentukan berdasarkan judgment, misalnya tingkat pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Akibatnya, meskipun beberapa orang menggunakan metode analisis fundamental dengan cara yang sama, hasilnya bisa jadi berbeda. Permasalahan yang seringkali dihadapi oleh investor adalah timing dan informasi. Karena tidak semua investor mendapatkan informasi yang lengkap, dapat terjadi kesalahan investasi akibat kurangnya informasi atau kesalahan timing sehingga bisa jadi saham yang dibeli harganya sudah mahal. Dalam mengatasi masalah timing tersebut dapat dilihat dari pergerakan bursa atau pergerakan saham tersebut melalui analisis teknikal untuk menentukan sinyal transaksi (sinyal beli/sinyal jual). Dengan menggabungkan kedua analisis tersebut secara tepat, maka diharapkan investor memperoleh capital gain yang optimum. Secara umum, analisis fundamental ini melibatkan banyak data variabel yang harus dianalisis, dimana beberapa di antara variabel tersebut yang cukup penting untuk diperhatikan yaitu : 1. Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) 2. Rasio laba terhadap saham yang beredar ( earning per share-EPS) 3. Rasio pertumbuhan EPS 4. Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham (price earning ratio) 12 Universitas Sumatera Utara 5. Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan ( price earning growth ratio) 6. Rasio harga saham terhadap penjualan (price/sales ratio) 7. Rasio harga saham terhadap nilai buku (price book value) 8. Rasio hutang perseroan ( debt ratio) 9. Margin keuntungan bersih (net profit margin) 2.1.2 Kinerja Berbasis Pasar Kinerja merupakan ukuran subjektif dari seberapa baik suatu perusahaan dapat menggunakan aset untuk berbagai jenis usaha dan menghasilkan pendapatan. Beberapa aspek kinerja tidak dapat diamati secara langsung, namun aspek-aspek ini memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap kondisi ekonomi perusahaan. Sementara itu, pemegang saham mengukur kinerja perusahaan berdasarkan keuntungan atau profit yang dihasilkan bank untuk kepentingan dirinya sendiri. Keuntungan yang diterima oleh pemegang saham disebut dengan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return). Tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor mengacu pada tingkat pengembalian rata-rata. Apabila harga saham mengalami kenaikan atau penurunan, maka tingkat pengembalian atau imbal hasil yang diterima investor juga menjadi tinggi atau rendah. Penciptaan nilai bagi investor dapat terjadi apabila return on equity (ROE) melebihi cost of equity (COE). ROE merupakan salah satu acuan yang digunakan untuk mengukur profitabilitas bank dan mencerminkan tingkat pengembalian 13 Universitas Sumatera Utara kepada para pemegang saham. Semakin tinggi imbal hasil yang diterima pemegang saham, maka semakin baik kinerja bank karena laba yang ditahan oleh bank semakin besar sehingga bank dapat membayar dividen yang lebih besar kepada pemegang saham ketika profit semakin tinggi. Di sisi lain, tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor merupakan beban ekuitas atau cost of equity bagi pihak bank. Biaya ekuitas adalah tingkat suku bunga yang digunakan oleh pasar saham untuk menghitung nilai saham suatu bank dan ini merupakan biaya kesempatan bagi para pemegang saham untuk berinvestasi pada saham lain yang diperdagangkan di bursa efek. Dengan kata lain, penciptaan nilai bagi investor dapat terjadi apabila nilai pasar melebihi nilai intrinsik ekuitas. Penilaian kinerja perlu dilakukan untuk beberapa alasan, misalnya bagi pengambil kebijakan, hasil penilaian kinerja dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pemegang saham juga perlu menentukan apakah mereka harus menjual atau membeli saham dari berbagai bank berdasarkan kinerja keuangan masing-masing bank. Sedangkan bagi analis investasi, penilaian kinerja merupakan suatu sarana untuk memberikan nasihat kepada investor dalam berinvestasi. Bank juga melakukan evaluasi kinerjanya untuk menilai apakah keputusan manajemen yang diambil pada periode sebelumnya memberikan dampak bagi kinerja bank dan melakukan perubahan yang terkait sehingga masalah-masalah yang ada dapat dihindari terutama masalah keuangan. (Jeff Madura 2006 : 593) 14 Universitas Sumatera Utara Banyak ukuran atau index yang dapat digunakan untuk menilai seberapa baik kinerja suatu bank. Misalnya dengan melihat kepada neraca (balance sheet) maupun laporan laba rugi (income statement) bank. Selain itu, kinerja bank dapat diukur melalui rasio keuangan, nilai Tobin’s Q maupun market to book ratio. 2.1.2.1 Rasio Keuangan Rasio Keuangan atau Financial Ratio merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan. Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat 15 Universitas Sumatera Utara memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri. Setidaknya ada 3 jenis rasio yang biasa digunakan dalam mengukur kinerja keuangan suatu bank. Adapun rasio yang dimaksud adalah rasio solvabilitas (kecukupan modal), rasio profitabilitas, dan rasio likuiditas. Penilaian keputusan berinvestasi dalam pasar modal dan menilai sehat atau tidaknya suatu bank, biasanya dinilai dari kinerja keuangan bank bersangkutan yang tercermin dalam laporan keuangan dan rasio keuangan. Jenis-jenis rasio keuangan tersebut adalah : 1. Rasio solvabilitas Analisis solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan, alat pengukuran besar kecilnya kekayaan bank tersebut yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya, dan dengan modal yang mencukupi, memungkinkan manajemen bank yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi, seperti yang dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut. Beberapa rasio ini antara lain Rasio Total Hutang terhadap Modal sendiri, Total Hutang terhadap Total Asset, TIE (Time Interest Earned) 16 Universitas Sumatera Utara 2. Rasio profitabilitas Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Rasio ini antara lain GPM (Gross Profit Margin), OPM (Operating Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROA (Return to Total Asset), ROE (Return On Equity). 3. Rasio likuiditas Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menjamin kewajiban-kewajiban lancarnya. Suatu bank dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan dapat memenuhi kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Rasio ini antara lain Rasio Kas (cash ratio), Rasio Cepat (quick ratio), Rasio Lancar (current ratio) 2.1.2.2 Nilai Tobin’s Q Selain menggunakan rasio keuangan, bank juga dapat menggunakan nilai Tobin’s Q untuk mengukur kinerjanya. Tobin’s Q ditemukan oleh seorang pemenang hadiah nobel dari Amerika Serikat yaitu James Tobin. Tobin’s Q adalah perbandingan antara nilai pasar perusahaan dengan nilai buku total aktiva. Rumus nilai Tobin’s Q dapat dituliskan sebagai berikut: Tobin’s Q = 17 Universitas Sumatera Utara Jadi semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar aset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku aset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Permanasari : 2010) 2.1.2.3 Market to Book Ratio Salah satu ukuran untuk mengukur performance atau kinerja bank adalah dengan menggunakan Market-to-Book Ratio / M/B ratio (rasio nilai pasar dengan nilai buku) adalah rasio nilai pasar ekuitas saham perusahaan dengan nilai akuntansi ekuitas itu. Bila market-to-book ratio relatif tinggi dibandingkan rata-rata industri maka hal itu menunjukkan bahwa perusahaan dapat lebih efisien menggunakan asetnya untuk menciptakan nilai. M/B ratio = 2.1.3 Risiko Berbasis Pasar Risiko pasar merupakan suatu risiko yang timbul dari pergerakan tingkat suku bunga atau harga pasar yang kurang baik dan cukup potensial dalam mempengaruhi profitabilitas bank dan modal pemegang saham. Risiko pasar dapat dijabarkan menjadi 3 bagian, yaitu risiko suku bunga, risiko modal dan harga sekuritas, serta risiko nilai tukar. 18 Universitas Sumatera Utara 1. Risiko Suku Bunga Pada dasarnya, analisis risiko suku bunga menghubungkan tingkat sensitivitas dari pendapatan bunga pada perubahan imbal hasil suatu aset terhadap tingkat sensitivitas dari beban bunga pada biaya bunga suatu liabilitas. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan menggunakan analisis GAP dan earnings sensitivity. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan seberapa besar pengaruh pergerakan tingkat suku bunga pasar terhadap pendapatan bunga bersih (net interest income). Pendekatan analisis portofolio lain yang lebih komprehensif menghubungkan durasi aset dengan durasi liabilitas dengan menggunakan duration gap dan analisis nilai ekonomi dari sensitivitas modal untuk menilai pengaruh perubahan suku bunga terhadap pendapatan bunga bersih dan nilai pasar dari modal pemegang saham. Durasi merupakan suatu ukuran yang elastis yang mengindikasikan sensitivitas harga relatif dari berbagai sekuritas. Baik GAP maupun duration gap memiliki fokus pada ketidaksinambungan antara tingkat maturitas dan durasi daripada aset dan liabilitas serta perubahan potensial pada tingkat suku bunga. Sebuah aset atau liabilitas dikatakan peka terhadap suku bunga apabila manajemen perbankan mengharapkan aset atau liabilitas yang bersangkutan dihargai ulang (repriced) dalam suatu periode tertentu. Jika GAP suatu bank adalah negatif maka hal ini dapat diartikan bahwa pemberian harga ulang pada liabilitas lebih cepat dibandingkan aset, yang selanjutnya meningkatkan pendapatan bunga bank seiring dengan penurunan suku bunga. 19 Universitas Sumatera Utara 2. Risiko Modal dan Harga Sekuritas Perubahan pada harga pasar, tingkat suku bunga, dan nilai tukar memberikan pengaruh terhadap nilai pasar pada berbagai ekuitas, fixedincome securities, instrumen derivatif, dan berbagai kontrak pada neraca offbalance. Bank-bank besar perlu melakukan analisis value-at-risk untuk menilai risiko kehilangan portofolio dari aset yang diperdagangkan dan menahan sejumlah modal dalam mengatasi risiko pasar ini. 3. Risiko Nilai Tukar Perubahan nilai tukar memberikan pengaruh terhadap nilai aset, liabilitas, dan berbagai aktivitas pada neraca off-balance yang memiliki denominasi mata uang berbeda dengan nilai mata uang domestik. Risiko ini muncul karena sejumlah bank menahan asetnya dan menerbitkan liabilitas dengan mata uang asing. Ketika jumlah aset dan liabilitas berbeda dalam hal mata uang, perubahan nilai tukar akan menghasilkan keuntungan atau kerugian yang mempengaruhi nilai pasar dari ekuitas pemegang saham. 2.1.4 Diversifikasi Bank Industri perbankan di dunia telah mengalami perubahan yang cukup besar dalam beberapa tahun terakhir. Deregulasi mengakibatkan sektor perbankan menjadi lebih kompetitif. Dewasa ini, bank mempunyai fleksibilitas atau kebebasan untuk memilih jasa yang mereka tawarkan, lokasi untuk beroperasi, maupun tingkat suku bunga deposito yang dibayarkan kepada deposan. Walaupun 20 Universitas Sumatera Utara secara umum terlihat menguntungkan, fleksibilitas ini menciptakan kompetisi yang cukup ketat diantara perbankan. Bahkan, antar bank dan institusi keuangan lainnya sekarang berlomba-lomba menawarkan jasa-jasa bank. Banyak bank telah melakukan ekspansi dengan membuka cabang baru baik di dalam atau luar negeri serta melakukan akuisisi dengan tujuan efisiensi biaya. Di sisi lain, bank juga melakukan diversifikasi pada berbagai jasa untuk meningkatkan keuntungan (Jeff Madura 2006 : 531) Diversifikasi bank secara sederhana diartikan sebagai upaya penyediaan lebih banyak produk dan jasa oleh lembaga keuangan, dalam hal ini yaitu bank. Diversifikasi pendapatan termasuk kemampuan bank untuk mendapatkan fee based income, dan diversifikasi penanaman dana, serta penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya. Perusahaan-perusahaan, terutama perusahaan publik memiliki tanggung jawab kepada pemegang saham mereka. Oleh karena itu, diperlukan pertimbangan ketika membuat suatu keputusan bisnis berdasarkan risiko dan manfaat dari diversikasi bank. Contoh sederhana dari diversifikasi bank adalah kartu kredit. Kartu kredit ini muncul dari adanya jasa pinjaman yang ditawarkan bank kepada nasabah. Ini juga bisa diperluas ke hal-hal lain seperti investasi reksa dana bagi nasabah. Diversifikasi juga termasuk se jumlah layanan berbasis fee, seperti mengeluarkan cek kasir atau pelayanan transfer. Jasa-jasa ini dapat menghasilkan pendapatan bagi bank. Manfaat yang jelas dari diversifikasi bank adalah untuk meningkatkan profitabilitas. Bank dapat meningkatkan pendapatannya dengan menyediakan 21 Universitas Sumatera Utara layanan yang lebih bervariasi sehingga hal ini diharapkan dapat meningkatkan loyalitas nasabah. Nasabah akan merasa senang jika mereka dapat memanfaatkan bank untuk berbagai layanan, daripada harus melalui beberapa perantara. 2.1.5 Fee Based Income Fee Based Income atau pendapatan non bunga adalah pendapatan provisi, fee atau komisi yang diterima bank dari pemasaran produk maupun transaksi jasa perbankan yang dibebankan kepada nasabah sehubungan dengan produk dan jasa bank yang dinikmatinya. Dengan kata lain, fee based income merupakan keuntungan yang didapat dari transaksi yang diberikan dalam jasa-jasa bank lainnya (Kasmir 2002 : 6) Tujuan pemberian jasa-jasa bank ini adalah untuk mendukung dan memperlancar kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana. Semakin lengkap jasa-jasa bank yang dapat dilayani oleh suatu bank maka akan semakin baik. Kelengkapan ini ditentukan dari permodalan bank serta kesiapan bank dalam menyediakan sumber daya manusia yang handal dan didukung oleh kecanggihan teknologi yang dimilikinya. Di samping itu, kelengkapan jasa bank ini juga tergantung dari jenis bank apakah bank umum atau Bank Perkreditan Rakyat atau dapat pula dilihat dari segi status bank tersebut apakah bank devisa atau non devisa. Jika berstatus devisa, maka jenis bank yang di tawarkan akan lebih lengkap dibandingkan dengan non devisa. Kemudian kelengkapan jasa bank dapat pula dilihat dari status cabangnya, apakah cabang penuh, pembantu atau kantor kas. 22 Universitas Sumatera Utara Fee based income ini dianggap cukup potensial karena pendapatan non bunga ini dapat diperoleh baik dari aktivitas pemberian kredit maupun aktivitas lainnya yang bersifat non kredit. Selain itu, fee based income mengandung resiko unpaid (tidak terbayar kembali) yang relatif kecil karena pembayaran fee ini diterima segera saat transaksi terjadi atau saat fee tersebut efektif dibebankan. Lebih lanjut, penetapan fee oleh bank atas suatu produk atau jasanya tidak banyak dipergunakan oleh tingkat fee yang diberlakukan oleh pesaing, dan yang paling utama, pendapatan non bunga ini memberikan kontribusi yang cukup besar untuk peningkatan laba bank. Dalam prakteknya, jasa-jasa bank yang menghasilkan fee based income adalah : 1. Kiriman uang (transfer) Transfer merupakan jasa pengiriman uang melalui bank. Pengiriman uang dapat dilakukan pada bank yang sama atau bank yang berlainan. Pengiriman uang juga dapat dilakukan dengan tujuan dalam kota, luar kota, atau luar negeri. Khusus untuk pengiriman uang keluar negeri harus melalui bank devisa. Kepada nasabah pengirim dikenakan biaya kirim yang besarnya tergantung dari bank yang bersangkutan. 2. Kliring (clearing) Kliring merupakan jasa penyelesaian hutang piutang antar bank dengan cara menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan (surat-surat berharga seperti cek, bilyet giro) di lembaga kliring. Melalui jasa kliring, nasabah cukup menyerahkan cek atau bilyet giro yang dimilikinya ke bank dimana nasabah memiliki rekening. Kemudian jika bank menganggap syarat telah 23 Universitas Sumatera Utara dipenuhi, maka bank bersangkutan akan melakukan kliring ke Bank Indonesia pada hari itu juga. Nasabah juga dapat langsung menyetor beberapa macam cek atau bilyet giro dari berbagai bank dengan catatan masih dalam satu wilayah kliring. 3. Inkaso (collection) Merupakan penagihan warkat yang berasal dari luar kota atau luar negeri. Proses penagihan lewat inkaso tergantung dari jarak lokasi penagihan dan biasanya memakan waktu satu minggu sampai satu bulan. Besarnya biaya penagihan tergantung dari bank yang bersangkutan dengan pertimbangan jarak serta pertimbangan lainnya. 4. Safe deposit box Safe deposit box merupakan suatu jasa pelayanan dimana bank menyewakan kotak pengaman tempat dokumen atau barang-barang berharga milik nasabah, misalnya sertifikat tanah, ijazah, paspor, emas, mutiara, dan lainlain. Nasabah penyewa box akan dikenakan biaya sewa yang besarnya tergantung dari ukuran box serta jangka waktu penyewaan. 5. Kartu kredit (bank card) Bank card atau yang lebih popular dengan sebutan kartu kredit merupakan alat pembayaran pengganti uang tunai atau cek. Kartu ini memberikan fasilitas penggunaan uang sampai dengan pagu/batas tertentu yang didasarkan pada pertimbangan tertentu yang ditetapkan oleh bank, biasanya berdasarkan pada tingkat pendapatan dan kedudukan/reputasi nasabah. Kepada pemegang kartu kredit dikenakan biaya iuran tahunan. 24 Universitas Sumatera Utara 6. Bank notes Merupakan uang kartal asing yang dikeluarkan atau diterbitkan oleh bank di luar negeri. Bank notes dikenal juga dengan istilah “devisa tunai” yang mempunyai sifat-sifat seperti uang tunai. Dalam praktiknya, bank notes diperjualbelikan di bank dan di pedagang valuta asing. Namun tidak semua bank notes dapat diperjualbelikan, hal ini tergantung dari peraturan devisa di negara asal bank notes. 7. Bank garansi Merupakan jaminan bank yang diberikan kepada nasabah dalam rangka membiayai suatu usaha. Dengan jaminan bank ini, pengusaha memperoleh fasilitas untuk melaksanakan kegiatannya dengan pihak lain. Sebelum jaminan bank dikeluarkan, bank terlebih dahulu mempelajari kredibilitas nasabahnya. 8. Letter of credit (L/C) Merupakan surat kredit yang diberikan kepada para eksportir dan importir yang digunakan untuk melakukan pembayaran atas transaksi ekspor-impor yang mereka lakukan. Pembukaan L/C oleh importir dilakukan nasabah melalui bank yang disebut opening bank atau issuing bank. Bank eksportir merupakan bank pembayar terhadap barang yang diperdagangkan. 9. Cek wisata (travellers cheque) Merupakan cek perjalanan yang biasa digunakan oleh turis atau wisatawan. Cek wisata dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran di berbagai tempat pembelanjaan, hotel atau supermarket. 25 Universitas Sumatera Utara 2.1.6 Trading Income Pendapatan berbasis perdagangan atau yang biasa disebut dengan trading income merupakan pendapatan yang diperoleh bank dari pasar modal. Jika dihubungkan dengan perbankan, pasar modal merupakan salah satu tempat dimana bank menanamkan modal atau uangnya dengan tujuan mendapatkan profit dan pendapatan dengan tingkat suku bunga tertentu. Peningkatan pendapatan berbasis perdagangan ini berpengaruh positif terhadap pendapatan operasional non-bunga. Semakin tinggi trading income, maka pendapatan bank juga akan semakin meningkat. Sebaliknya, apabila trading income menurun, maka bank pendapatan bank juga akan menurun. Biasanya, bank melakukan investasi di pasar modal dalam bentuk saham dan obligasi. Jika bank menginvestasikan uangnya di saham, maka bank akan berusaha untuk mendapatkan capital gain, yaitu selisih antara harga beli dan harga jual saham. Berbeda dengan pasar uang atau forex, pasar saham merupakan pasar yang mengharuskan trader membuka posisi buy terlebih dahulu, baru kemudian menutupnya di sell. Oleh sebab itu, pihak bank harus menganalisis dan memprediksi saham agar mengetahui pergerakan harganya. Sebagai tambahan informasi, dalam pasar saham, para pemain biasanya menggunakan dua jenis analisis, yaitu fundamental dan teknis. Pendekatan fundamental digunakan dalam jangka panjang. Dalam pendekatan ini bank mencoba untuk mengelola risiko likuiditas dengan mengendalikan posisi aset-kewajiban. Sementara pendekatan teknis berfokus pada posisi kewajiban bank dalam jangka pendek. Likuiditas dalam jangka pendek ini 26 Universitas Sumatera Utara terutama terkait dengan arus kas yang timbul akibat transaksi operasional. Bank harus mengetahui persyaratan dan uang tunai arus kas masuk dan menyesuaikan keduanya untuk memastikan tingkat yang aman untuk posisi likuiditas. 27 Universitas Sumatera Utara 2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Rangkuman Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul 1 Viral V Acharya, Iftekhar Hasan dan Anthony Saunders (2002) Should banks be diversified? Evidence from individual bank loan portfolios 2 3 4 Lieven Baele, Olivier De 2 Jonghe, Rudi Vander Vennet (2007) Sibel Yilmaz Turkmen , PhD 3 dan Ihsan Yigit, PhD (2012) Michiru 4 Sawada (2013) Does the stock market value bank diversificati on? Diversificati on in Banking and its Effect on Banks’ Performanc e: Evidence from Turkey How does the stock market value bank diversificati on? Empirical evidence Variabel Independen Dependen Hasil Penelitian Diversifikasi industri dan sektoral menurunkan kinerja bank Diversifikasi pendapatan (Herfindahl Index) Tingkat pengembalian dan risiko Diversifikasi pendapatan (Herfindahl Index) Diversifikasi berpengaruh positif Kinerja terhadap (Tobin’s Q) kinerja bank dan risiko bank dan menurunkan risiko non sistematis Diversifikasi pendapatan (Herfindahl Index) Kinerja bank yang diukur oleh Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) Diversifikasi geografis berpengaruh negatif terhadap kinerja bank Diversifikasi pendapatan (Non interest income share) Kinerja (Tobin’s Q, Market to book equity ratio) Risiko (market beta, idiosyncratic risk, total risk) Diversifikasi pendapatan berpengaruh positif terhadap nilai bank, tetapi tidak memberikan 28 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1, Lanjutan No Peneliti Variabel Judul Independen Hasil Dependen bukti bahwa hal itu mengurangi risiko bank from Japanese bank 5 Steve Mercieca ,Klaus 5 Schaeck, Simon Wolfe (2007) Small European banks: Benefits from diversificati on? Diversifikasi pendapatan (Herfindahl Index) Return on Equity (ROE) dan Return on Asset (ROA) Diversifikasi tidak memberikan keuntungan bagi institusi kecil Sumber : Data Diolah Oleh Penulis (2015) 2.3 Kerangka Konseptual Berdasarkan tujuan penelitian, tinjauan pustaka dan hasil penelitian sebelumnya yang telah menguji pengaruh diversifikasi pendapatan terhadap kinerja maupun risiko bank, maka dibuat model penelitian sebagai berikut : Fee Based Income Kinerja Bank Trading Income Risiko Bank 1. 2. 3. 4. 5. 6. Bank size Equity-to-assset Cost-to-income Bad loan ratio Loan growth rate ROA Gambar 2.1 Kerangka konseptual 29 Universitas Sumatera Utara Non interest income dalam penelitian ini dijabarkan menjadi 2 bagian, yaitu fee based income dan trading income. Fee based income merupakan keuntungan yang diperoleh bank dari kegiatan menjual jasa kepada nasabah. Bank memungut biaya dari nasabah atas jasa-jasa yang diberikannya yang besarnya tergantung dari jasa bank yang dinikmati oleh nasabah. Biaya yang dipungut meliputi biaya kirim, biaya tagih, biaya administrasi, biaya provisi dan komisi, biaya iuran, biaya sewa, dan biaya-biaya lainnya. Trading income merupakan pendapatan yang diterima bank dari aktivitas di pasar modal. Baik fee based income dan trading income mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja bank dikarenakan pendapatan-pendapatan ini dapat meningkatkan keuntungan atau profitabilitas bank. Semakin tinggi pendapatan non bunga bank, maka keuntungan yang diterima bank akan semakin besar dan ini memberikan bukti bahwa kinerja bank semakin baik. Kinerja bank dalam penelitian ini diukur menggunakan 2 pendekatan, yaitu nilai Tobin’s Q dan market-to-book-ratio (M/B ratio). Semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar aset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku aset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Permanasari : 2010). Sementara jika market-to-book ratio relatif tinggi dibandingkan rata-rata industri maka hal itu menunjukkan bahwa perusahaan dapat lebih efisien menggunakan asetnya untuk menciptakan nilai. Di sisi lain, fee based income dan trading income mempunyai pengaruh negatif terhadap risiko bank. Hal ini dikarenakan non interest income tidak terkait 30 Universitas Sumatera Utara dengan persyaratan modal suatu bank yaitu capital adequacy ratio / CAR (rasio kecukupan modal), likuiditas, non performing loan / NPL (tingkat kredit macet), serta tidak terkait dengan risiko yang timbul akibat fluktuasi tingkat suku bunga. Selain itu, pendapatan non bunga mempunyai risiko unpaid yang relatif kecil apabila dibandingkan dengan kegiatan penyaluran kredit karena pembayaran fee ini diterima segera saat transaksi terjadi atau saat fee tersebut efektif dibebankan. Risiko berbasis pasar atau risiko sistematis merupakan risiko yang melekat pada seluruh segmen pasar sehingga sering disebut risiko pasar. Risiko ini bersifat tidak terduga dan tidak dapat dihindari sepenuhnya. Jika non interest income meningkat, maka hal ini dapat menurunkan risiko bank karena semakin luas bank melakukan diversifikasi maka risiko kerugian bank dapat ditekan. Sebaliknya, jika non interest income mengalami penurunan, maka risiko bank akan meningkat. 2.4 Hipotesis Konseptual Pada penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Diversifikasi Pendapatan Terhadap Kinerja Berbasis Pasar dan Risiko Berbasis Pasar Pada Bank Go Public”, hipotesis kerangka konseptual disusun sebagai berikut : H1 : Fee based income dan trading income memiliki pengaruh siginifikan terhadap nilai Tobin’s Q H2 : Fee based income dan trading income memiliki pengaruh siginifikan terhadap market-to-book ratio H3 : Fee based income dan trading income memiliki pengaruh siginifikan terhadap nilai beta 31 Universitas Sumatera Utara