World Health Organization - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara global WHO (World Health Organization) memperkirakan PTM
(Penyakit Tidak Menular) menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan
di seluruh dunia. Perubahan pola struktur masyarakat dari agraris ke industri dan
perubahan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang melatarbelakangi
prevalensi PTM, sehingga kejadian penyakit tidak menular semakin bervariasi.
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang
prevalensi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Diabetes mellitus sering
disebut juga the great imitator, karena penyakit ini dapat mengenai semua organ
tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Selain itu Diabetes mellitus
disebut the great imitator karena Diabetes mellitus adalah penyakit yang
menyebabkan komplikasi pada bagian tubuh yang jika penanganannya tidak
dilakukan dapat menyebabkan kematian (Sam, 2007).
Sebagai salah satu rumah sakit umum di kawasan Medan, Rumah Sakit
Umum Pusat H.Adam Malik Medan berusaha meningkatkan standar dan mutu
pelayanannya di segala bidang dalam rangka menghadapi berbagai masalah
kesehatan yang banyak ditemui di masyarakat luas. Salah satu permasalahan yang
muncul di masyarakat luas adalah penyakit Diabetes mellitus (DM) yang
merupakan penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat di negara berkembang,
ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi karena tubuh tidak dapat
melepaskan atau menggunakan insulin. DM didefenisikan sebagai suatu penyakit
Universitas Sumatera Utara
atau gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula
darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein
sebagai akibat kurangnya hormon insulin, reseptor pada membran sel kurang
afinitas terhadap insulin, kurangnya reseptor insulin (Yudy, dkk, 2006).
DM terbagi atas DM tipe 1 jika pankreas hanya menghasilkan sedikit/sama
sekali tidak menghasilkan insulin sehingga penderita selamanya tergantung
insulin dari luar atau insulin eksogen untuk membantu agar metabolisme
karbohidrat di dalam tubuhnya dapat berjalan normal, sedangkan DM tipe 2
adalah keadaan pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang lebih tinggi dari
normal. Walaupun sebagian besar penderita DM Tipe 2 tidak memerlukan terapi
insulin, namun hampir 30% ternyata memerlukan terapi insulin disamping terapi
hipoglikemik oral. Menurut penelitian Cochrane menunjukkan bahwa untuk
penderita diabetes mellitus tipe 2 yang kadar glukosa darahnya tidak dapat
dikendalikan dengan kombinasi Oral Antidiabetes (OAD) dan diet saja,
penggunaan kombinasi OAD (Biguanida atau Sulfonilurea) dan insulin (NPH atau
Mixtard) dapat menurunkan nilai HbA1c dibandingkan dengan penggunaan insulin
dan diet (Tjokroprawiro, dkk, 1986).
Dalam pengelolaan pasien Diabetes Mellitus secara umum ada 4 pilar
utama untuk penetalaksanaannya yaitu :
1. Penyuluhan (edukasi)
Penyuluhan (edukasi) merupakan bagian integral asuhan perawatan
diabetes. Penyuluhan (edukasi) diabetes adalah pendidikan dan latihan mengenai
pengetahuan dan ketrampilan dalam pengelolaan diabetes yang diberikan kepada
setiap pasien diabetes. Di samping kepada pasien diabetes, edukasi juga diberikan
Universitas Sumatera Utara
kepada anggota keluarganya, kelompok masyarakat berisiko tinggi dan pihakpihak perencana kebijakan kesehatan.
2. Perencanaan Makanan
Karena penting bagi pasien untuk pemeliharaan pola makan yang teratur,
maka penatalaksanaan dapat dilakukan dengan perencanaan makanan. Tujuan
perencanaan makanan dan dalam pengelolaan diabetes adalah sebagai berikut :
-
Mempertahankan kadar glukosa darah dan lipid dalam batas-batas normal
-
Menjamin nutrisi yang optimal untuk pertumbuhan anak dan remaja, ibu
hamil dan janinnya
-
Mencapai dan mempertahankan berat badan idaman
3. Latihan Jasmani
Dalam pengelolaan diabetes, latihan jasmani yang teratur memegang peran
penting terutama pada DM tipe 2. Manfaat latihan jasmani yang teratur pada
diabetes adalah memperbaiki metabolisme atau menormalkan kadar glukosa darah
dan lipid darah, meningkatkan kerja insulin, membantu menurunkan berat badan,
meningkatkan kesegaran jasmani dan rasa percaya diri, mengurangi risiko
kardiovaskuler.
4. Obat hipoglikemik
Jika pasien telah melaksanakan program makan dan latihan jasmani
teratur, namun pengendalian kadar glukosa darah belum tercapai, perlu
ditambahkan obat hipoglikemik baik oral maupun insulin. Obat hipoglikemik oral
(OHO) dapat dijumpai dalam bentuk golongan sulfonilurea, golongan biguanida
dan inhibitor glukosidase alfa (Waspadji, dkk, 2002).
Universitas Sumatera Utara
Yang termasuk jenis insulin adalah Insulin masa kerja singkat (Shortacting Insulin), disebut juga insulin reguler, Insulin masa kerja sedang
(Intermediate-acting), Insulin masa kerja sedang dengan mula kerja cepat (Insulin
campuran/Pre-mixed), Insulin masa kerja panjang (Long-acting insulin)
(Anonim, 2008).
Secara umum, pengelolaan diabetes dimulai dengan perencanaan makan
dan latihan jasmani yang dipertahankan sampai 4-8 minggu. Apabila setelah itu
kadar glukosa darah masih belum terkendali baik, perlu ditambahkan obat
hipoglikemik oral (OHO) atau suntikan insulin sesuai dengan indikasi (Waspadji,
dkk, 2002).
Dalam penelitian ini penulis mengkhususkan pada penatalaksaan pasien
DM Tipe 2 dengan menggunakan obat hipoglikemik dimana yang diamati adalah
rekam medik pasien DM Tipe 2. Rekam medik adalah berkas yang berisikan
catatan, dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan, untuk itu
rekam medik ini harus dijaga dan dipelihara dengan baik.
Berdasarkan uraian bahwa Diabetes mellitus adalah the great imitator
maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Studi Penatalaksanaan Pasien
Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik September
sampai Desember 2009”.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apa sajakah
penatalaksanaan yang dilakukan terhadap pasien Diabetes mellitus Tipe 2 di
Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik September sampai Desember 2009?”.
1.3 Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah penatalaksanaan terhadap
pasien Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
September sampai Desember 2009 meliputi penyuluhan (edukasi), perencanaan
makanan, latihan jasmani dan menggunakan obat hipoglikemik.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penatalaksanaan terhadap
pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
September sampai Desember 2009.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
kajian bagi pemberi jasa di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik untuk dapat
memberikan penatalaksanaan yang baik kepada pasien Diabetes mellitus Tipe 2
sehingga dapat mendukung keberhasilan pencegahan atau pengobatan penyakit
Diabetes mellitus Tipe 2.
Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi bagi
masyarakat tentang penatalaksanaan pasien Diabetes mellitus Tipe 2.
Universitas Sumatera Utara
Download