Chapter I - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas I
Medan adalah salah satu unit pelaksanaan teknis (UPT) dibidang pelayanan
kesehatan lingkungan yang secara teknis dibina oleh Direktorat Jenderal PP-PL
yang membidangi teknis penanggulangan penyakit dan Penyehatan Lingkungan di
indonesia. Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
(BTKLPP) mempunyai tugas melaksanakan pemecahan masalah dibidang
kesehatan lingkungan, melalui pengkajian dampak kesehatan lingkungan,
penafsiran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di bidang kesehatan
lingkungan dan pembangunan tepat guna dibidang kesehatan lingkungan. Salah
satu contoh yang dilakukan di Balai Teknik Kesehatan lingkungan dan
Pengendalian Penyakit Kelas I Medan adalah pemeriksaan Bakteri yang terdapat
dalam air khususnya air limbah.
Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua
makhluk hidup memerlukan air. Tanpa air tak akan ada kehidupan. Demikian pula
manusia tak dapat hidup tanpa air. Kebutuhan air kita menyangkut dua hal.
Pertama, air untuk kehidupan kita sebagai makhluk hidup hayati dan kedua, air
untuk kehidupan kita sebagai makhluk hidup yang berbudaya (Mahida, 1993). Air
merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi seluruh makhluk hidup di muka
bumi ini. Suatu perairan merupakan ekosistem yang kompleks sekaligus
merupakan habitat dari berbagai jenis makhluk hidup, baik yang berukuran besar
1
Universitas Sumatera Utara
seperti ikan, maupun berbagai jenis makhluk hidup berukuran kecil (mikroba)
yang hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop (Nugroho, 2006).
Baik kuantitas maupun kualitas air harus dapat memenuhi kebutuhan kita.
Kualitas air ditentukan oleh banyak faktor, yaitu zat yang terlarut, zat yang
tersuspensi, dan makhluk hidup, khususnya jasad renik, di dalam air. Air murni
yang tidak mengandung zat yang terlarut, tidak baik untuk kehidupan kita.
Sebaliknya zat terlarut ada yang bersifat racun. Apabila zat yang terlarut, zat yang
tersuspensi dan makhluk hidup dalam air membuat kualitas air menjadi tidak
sesuai untuk kehidupan kita, air itu disebut tercemar (Mahida, 1993).
Seiring dengan meningkatnya kemajuan di sektor industri, semakin
meningkat pula masalah pencemaran di indonesia. Masuknya berbagai bahan
pencemar ke dalam suatu perairan dapat menyebabkan menurunnya kualitas
perairan tersebut sehingga tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya
(Nugroho, 2006).
Perkembangan industrialisasi yang semakin meningkat serta ledakan jumlah
penduduk yang kurang terkendali, akan mempercepat proses kerusakan alam.
Manusia mempunyai andil yang sangat besar terhadap kerusakan lingkungan yang
diawali dari revolusi industri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang demikian pesat selama ini untuk mengejar kesejahteraan hidup secepatcepatnya justru mempercepat proses kerusakan lingkungan (Pramudya, 2001).
Penentuan kualitas air secara mikrobiologis meurut APHA American Public
Health Association) dan WHO (World Health Organization) dilakukan
berdasarkan analisis kehadiran jasad indikator ( Jenis mikroba yang kehadirannya
dapat dijadiakan petunjuk), yaitu bakteri golongan colifecal yang selalu
2
Universitas Sumatera Utara
ditemukan di tinja manusia atau hewan berdarah panas, baik yang sehat maupun
yang sakit. Selain itu, prosedur pengujian kualitas air menggunakan colifecal
bersifat sangat sensitif, yang artinya kualitas air sudah sudah dapat ditentukan
meskipun colifecal tersebut terdapat dalam jumlah yan sangat kecil, misalnya
hanya ditemukan 1 sel per mililiter sampel air ( Suriawiria, 1996).
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform, semakin tinggi pula
risiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan. Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan
terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas
ialah bakteri Escherichia coli, yaitu mikroba penyeb gejala diare, demam, kram
perut, dan muntah-muntah (Bambang, dkk., 2014).
Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam
saluran pencernaan manusia. Adanya bakteri coliform di dalam makanan atau
minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroorganisme yang bersifat
enteropatogenik (bakteri penyebab diare) atau toksigenik yang berbahaya bagi
kesehatan (Suriawiria, 1996).
1.2
1.
Tujuan
Mengetahui jumlah bakteri coliform pada beberapa sampel air limbah yang
diambil di laboratorium mikrobiologi Balai Teknik Kesehatan Lingkungan.
2.
Mengetahui Metode yang digunakan untuk mengukur jumlah bakteri
coliform yang digunakan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan.
3
Universitas Sumatera Utara
1.3
Manfaat
Manfaat yang di dapat dari tugas akhir ini adalah dapat mengetahui dan
mempraktekkan secara langsung metode yang digunakan Instansi Balai Teknik
Kesehatan Lingkungan untuk mengukur Jumlah bakteri coliform. Hal tersebut
akan bermanfaat dalam hal pengaplikasian pengukuran jumlah bakteri coliform
pada sampel yang lain.
4
Universitas Sumatera Utara
Download