BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Obyek Penelitian Untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan penelitian ini, maka penulis memilih pelanggan Chooi Yeon Restaurant sebagai lokasi penelitian. Yang dimana informasi dan data tersebut dikhususkan pada konsumen yang berkunjung ke Chooi Yeon Restaurant. 1.2 Desain Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan diambil kesimpulannya. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Sugiyono (2010;2) mengemukakan metode penelitian sebagai berikut: “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah didasarkan pada ciri-ciri keilmuan , data yang diperoleh terhadap informasi tertentu, dan kegunaannya untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:29) adalah sebagai berikut: “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah ke satu dan masalah kedua. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalahmasalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulan. Sedangkan menurut Masyhuri (2010:45) pengertian metode verifikatif adalah sebagai berikut : “Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.” Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh Variabel X terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak. 1.3 Hipotesis Sebelum dirumuskan hipotesis dari penelitian ini, terlebih dahulu dikemukakan mengenai hipotesis menurut Sugiyono (2008), pengertian hipotesis adalah : Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. Jadi, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H1: Kualitas Pelayanan mempunyai pengaruh positif terhadap Kepuasan Pelanggan pada Chooi Yeon Restaurant Jakarta. H2: Persepsi Harga mempunyai pengaruh positif terhadap Kepuasan Pelanggan pada Chooi Yeon Restaurant Jakarta. H3: Kualitas Pelayanan dan Persepsi Harga mempunyai pengaruh positif terhadap Kepuasan Pelanggan pada Chooi Yeon Restaurant Jakarta 1.4 Variabel dan Skala Pengukuran 1.4.1 Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian ini yang merupakan suatu konsep. Jadi pengertian variabel yaitu objek pengamatan yang merupakan suatu konsep yang diubah dalam bentuk yang dapat diukur. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas atau independent variable, yaitu sejumlah gejala dengan berbagai unsur/ faktor yang ada di dalamnya yang menentukan/ mempengaruhi adanya variabel-variabel yang lain. Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah kualitas layanan (X1) dan persepsi harga (X2). 2. Variabel terikat atau dependent variable, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam peneltiain ini variabel dependen adalah kepuasan pelanggan (Y). 1.4.2 Skala Pengukuran Dalam melakukan suatu hasil penelitian sangat diperlukan adanya pengukuran sebagai dasar atas batasan-batasan agar dalam penelitian ini tidak menyimpang jauh dari permasalahan yang dibahas. Pengukuran terhadap Variable dilakukan dengan menggunakan Skala Likert yang menggunakan metode pengukuran dengan Skala Ordinal yaitu angka-angka yang dinilai berdasarkan tingkatan sebagai berikut: Angka 5 menyatakan Sangat Setuju (SS) Angka 4 menyatakan Setuju (S) Angka 3 menyatakan Kurang Setuju (KS) Angka 2 menyatakan Tidak Setuju (TS) Angka 1 menyatakan Sangat Tidak Setuju (STS) 1.4.3 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Sugiyono, 2008). Pengertian operasional variabel ini kemudian diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi : 1. Variabel Terikat (dependent variable) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepuasan pelanggan (Y). Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan senang atau kecewa seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibanding dengan harapannya. Umumnya harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk di Chooi Yeon Restaurant Jakarta. Sedangkan kinerja yang dirasakan adalah daya tanggap pelanggan terhadap apa yang diterima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli. Kepuasan pelanggan. Menurut Irawan (2007) kepuasan pelanggan adalah hasil akumulasi dari konsumen atau pelanggan dalam menggunakan produk dan jasa. Indikator pengukuran kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut: a. Perasaan puas. b. Selalu membeli produk c. Akan merekomendasikan kepada orang lain d. Terpenuhinya harapan pelanggan setelah membeli produk 2. Variabel Tidak Terikat (independent variable) Varibel bebas dalam penelitian ini meliputi Kualitas Pelayanan (X1) dan Persepsi Harga (X2). Definisi operasional masing-masing variabel tersebut sebagai berikut: a. Kualitas Pelayanan (X1) Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono, 2006). Adapun dimensinya adalah: i. Bukti langsung (tangibles), merupakan penampilan fisik, peralatan yang digunakan, untuk menghasilkan jasa, karyawan dan media komunikasi yang digunakan. Adapun indikatornya: 1. Peralatan. 2. Perlengkapan. 3. Kenyamanan. 4. Penampilan Petugas. ii. Keandalan (reliability), yaitu kemampuan untuk menampilkan pelayanan yang dijanjikan dengan terpercaya dan akurat, dengan indikatornya: 1. Kejujuran dalam memberikan keterangan. 2. Keramahan. 3. Kecepatan pelayanan. iii. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan karyawan untuk membantu pengunjung dan menyediakan pelayanan yang tepat. Adapun indikatornya: 1. Kemampuan menanggapi keluhan. 2. Kemudahan prosedur. iv. Jaminan (assurance), yaitu pengetahuan, kesopanan serta kemampuan karyawan menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. Adapun indikatornya: 1. Mampu berkomunikasi. 2. Informasi yang akurat. v. Empati (emphaty), yaitu perhatian dan pemahaman yang diberikan pegawai kepada para pengunjung. Adapun indikatornya : 1. Pemahaman kebutuhan konsumen. 2. Perhatian kepada konsumen. b. Persepsi Harga (X2) Menurut Schiffman & Kanuk (2008) persepsi adalah suatu proses seorang individu dalam menyeleksi, mengorganisasikan, dan menterjamahkan stimulus-stimulus informasi yang datang menjadi suatu gambaran yang menyeluruh. Persepsi mempunyai pengaruh yang kuat bagi konsumen. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap konsumen yaitu persepsi akan harga. Menurut Kotler dan Amstrong (2008) harga adalah “sejumlah uang yang ditagih atas suatu produk atau jasa, atau jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa”. Menurut Stanton (dalam Rosvita, 2010), ada empat indikator yang mencirikan harga yaitu: 1. Keterjangkauan harga 2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk 3. Daya saing harga 4. Kesesuaian harga dengan manfaat Kategori tersebut kemudian dirubah dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan kemungkinan jawaban yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. Atas jawaban tersebut, maka ditentukan skornya dengan skala Likert yaitu 5,4,3,2,1. Skor yang paling tinggi dikenakan pada jawaban yang paling menunjang dan skor terendah diberikan pada jawaban yang paling tidak menunjang. Rangkuman definisi operasional variabel dan indikatornya dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1 Rangkuman Operasional Variabel dan Indikatornya VARIABEL DIMENSI INDIKATOR PENGUKURAN Variabel No 1. Kualitas Pelayanan Dimensi Bukti Fisik (Tangible) Indikator Peralatan Makan dan Minum, Peralatan Masak-memasak, Perlengkapan Meja dan kursi tamu, Interior, Kerapihan seragam waiter/tress Kehandalan (Reability) Waiter/tress mampu memberi penjelasan tentang menu, kecepatan pelayanan waiter/tress, keramahan pelayanan dari waiter/tress Waiter/tress mampu menjelaskan prosedur pemesanan menu, Waiter/tress mampu melayani keluhan/ komplain. Daya Tanggap (Responsiveness) 2. Persepsi Harga Jaminan (Assurance) Waiter/tress mampu berkomunikasi dan memberikan Informasi yang akurat Empati (Emphaty) Pemahaman dan perhatian terhadap kebutuhan konsumen. Keterjangkauan harga Kesesuaian tingkat harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat Pengukuran Menggunakan Skala Likert 1-5, dengan teknik skala Setuju Tidak Setuju Kesesuaian harga dengan kualitas produk Daya saing harga 3. Kepuasan Pelanggan Harga yang ditentukan sesuai dengan kualitas produk dan kualitas pelayanan yang diberikan Perbandingan harga yang mampu bersaing Kesesuaian harga dengan manfaat Harga sesuai dengan manfaat dan nilai yang diperoleh pelanggan Kepuasan secara menyeluruh Kepuasan akan produk Kepuasan terhadap kualitas layanan perusahaan Akan kembali membeli produk Merekomendasikan kepada orang lain Terpenuhinya harapan konsumen Sumber: Manajemen Pemasaran Jasa (Rambat Lapioadi, A.Hamdani 2006) ; Pemasaran Jasa (Tjiptono,2008) 1.5 Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang dapat diuji kebenarannya dan sesuai dengan masalah yang diteliti secara lengkap maka digunakan teknik sebagai berikut: 1. Kuesioner Teknik pengumpulan data yang diperlukan dengan cara mengajukan daftar pertanyaan yang langsung diberikan kepada responden yang dalam hal ini adalah pelanggan Chooi Yeon Restaurant Jakarta. 2. Wawancara ( Interview ) Pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab langsung dengan pihak Chooi Yeon Restaurant Jakarta berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang sudah dipersiapkan guna memperoleh informasi yang lengkap. 3. Observasi Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung kepada obyek yang dituju. Pengamatan ini dilakukan secara langsung terhadap keadaan atau lokasi Chooi Yeon Restaurant Jakarta dan mengenai cara pelayanan penjualannya. 1.6 Jenis Data 1.6.1 Data Primer Data Primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian (Bungin, 2005). Data primer yang diperoleh untuk penelitian ini berupa Data Kuantitatif (data yang dijelaskan dengan angka– angka), yaitu data jumlah pelanggan Chooi Yeon Restaurant Jakarta. 1.6.2 Data sekunder Data sekunder adalah data yang telah diolah oleh orang lain atau lembaga lain dan telah dipublikasikan. Data tersebut diperoleh dari buku, laporan instansi terkait maupun dari literatur-literatur yang ada. Adapun yang termasuk dalam data sekunder adalah gambaran umum tentang Chooi Yeon Restaurant Jakarta yang meliputi sejarah dan perkembangan serta struktur organisasinya. 1.7 Populasi dan Sampel 1.7.1 Populasi Populasi adalah sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian (Bungin, 2005). Sehingga populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan Chooi Yeon Restaurant Jakarta. 1.7.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian. Simple random sampling adalah suatu tipe sampling probabilitas, di mana peneliti dalam memilih sampel dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua anggota populasi untuk ditetapkan sebagai anggota sampel. Dengan teknik semacam itu maka terpilihnya individu menjadi anggota sampel benar-benar atas dasar faktor kesempatan (chance), dalam arti memiliki kesempatan yang sama, bukan karena adanya pertimbangan subjektif dari peneliti. Teknik ini merupakan teknik yang paling objektif, dibandingkan dengan teknik-teknik sampling yang lain. Dengan demikian, dari jumlah populasi sebanyak 1300 dalam 1 (satu) bulannya pelanggan di Choii Yeon Restaurant Jakarta, maka diambillah 100 sampel penelitian. Dalam hal ini sampelnya adalah pelanggan Chooi Yeon Restaurant Jakarta. Yang harus dilakukan adalah menunjuk atau menarik sampel yang representatif dengan menggunakan metode Sampling. Metode Sampling adalah pembicaraan bagaimana menata berbagai teknik dalam penarikan atau pengambilan sampel penelitian, bagaimana kita merancang tata cara pengambilan sampel agar menjadi sampel yang representatif (Bungin, 2005). Rancangan Sampel Non Probabilitas, artinya penarikan sampel tidak penuh dilakukan dengan menggunakan hukum probabilitas yaitu bahwa tidak semua unit populasi memiliki kesempatan untuk dijadikan sampel penelitian (Bungin, 2005). Untuk itu digunakanlah simple random sampling, atau pengambilan sample secara acak sederhana. Yaitu sebuah sample yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elemen dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sample (Bungin, 2005). 1.8 Metode Analisis Data Agar data yang dikumpulkan dapat bermanfaat maka harus diolah dan dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan. Adapun metode analisis data yang digunakan: 1.8.1 Analisis Data Kualitatif Analisa kualitatif adalah suatu analisa yang tidak berdasarkan pada data yang dapat dihitung (angka). Analisa kualitatif digunakan untuk memberikan keteranganketerangan mengenai angka-angka yang telah diperoleh dari perhitungan. Teknik ini digunakan untuk menganalisis masalah dengan menggunakan bahasa verbal berdasarkan data-data penelitian. Adapun skala pengukuran dalam penelitian ini dengan menggunakan Skala Likert. Teknik pengukuran dengan menggunakan Skala Likert yang dikembangkan oleh “Ransis Likert”, dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh kualitas pelayanan, dan persepsi harga terhadap kepuasan pelanggan pada Chooi Yeon Restaurant Jakarta. Caranya dengan menentukan skor pada setiap pernyataan atau pertanyaan. Skala Likert menggunakan lebih dari satu item pernyataan atau pertanyaan dimana beberapa pernyataan atau pertanyaan digunakan untuk menjelaskan sebuah variabel atau indikator penelitian, kemudian skor yang dihasilkan dijumlahkan (Ferdinand, 2006). Skala ini banyak digunakan karena mudah dibuat, bebas memasukkan pernyataan atau pertanyaan yang relevan, reliabilitas yang tinggi, dan aplikatif pada berbagai aplikasi. Skala ini mudah dipakai untuk penelitian yang terfokus pada responden dan objek. Jadi seseorang yang melakukan penelitian dapat mempelajari bagaimana tanggapan yang berbeda dari tiap-tiap responden. Dalam penelitian ini, setiap pernyataan atau pertanyaan yang dikembangkan dari indikator dalam kuesioner penelitian, menggunakan skala penilaian yang berisi lima tingkat preferensi jawaban yang masing-masing memiliki skor satu sampai dengan lima. 1.8.2 Analisis Data Kuantitatif Analisis data kuantitatif adalah suatu analisa yang berdasarkan pada data yang dapat dihitung (angka). Untuk mempermudah dalam menganalisis data maka peneliti menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science). 1.8.3 Alat Analisis Data 1. Uji Validitas Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Cara mengukur validitas dengan melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor variabel. Jika r hitung > r tabel dan nilai positif, maka pertanyaan atau indikator dinyatakan valid (Ghozali: 2006,). Cara mengukur validitas kuesioner dilakukan dengan menghitung nilai korelasi antar data pada masing–masing pertanyaan dengan skor total menggunakan rumus Teknik Korelasi produk Moment, sebagai berikut : Dimana : r = koefisien korelasi x = skor pertanyaan y = skor total N = jumlah responden Ó = total 2. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel suatu kuesioner. Dinyatakan reliabel / handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006 : 41). Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan One Shot / pengukuran sekali saja, dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Uji Reliabilitas dilakukan dengan bantuan SPSS for windows, yang memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan Uji Statistik Cronbach Alpha (á). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2006). Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien Alpha menurut Suharsini (dalam Wardani, 2005), adalah sebagai berikut : kr α= 1 + (k-1)r Dimana : a = koefisien reliabilitas r = mean korelasi item k = jumlah variabel l = bilangan konstan 3. Uji Asumsi Klasik Uji Asumsi Klasik bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian ini banyak atau tidak kemudian dianalisis menggunakan Analisis Regresi. Uji Asumsi Klasik yang digunakan adalah : a. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Independent). Model Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Cara mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut : 1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi. 2. Menganalisis Matrik Korelasi variabel independen. Jika korelasinya cukup tinggi / di atas 0,90 maka merupakan indikasi adanya multikolinearitas. 3. Dapat dilihat dari Nilai Tolerance dan lawannya, Varian Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance < 0,10 atau = nilai VIF > 10 berarti menunjukkan adanya multikolinearitas (Ghozali, 2006). Uji Multikolinearitas diterapkan pada persamaan yang memasukkan beberapa variabel bebas secara bersama – sama. Persamaan tersebut adalah persamaan yang menguji variabel persepsi kualitas layanan dan persepsi harga. b. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan Variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi Heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas adalah dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID) (Ghozali, 2006). c. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji tingkat kenormalan variabel dependen dan variabel independen. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu, dengan melihat Normal Probability Plot yang membandingkan Distribusi Kumulatif dari distribusi normal. Distribusi Normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2006). d. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi merupakan salah satu teknik analisis data dalam statistika yang seringkali digunakan untuk mengkaji hubungan antara beberapa variabel dan meramal suatu variabel (Kutner, Nachtsheim, dan Neter, 2004). Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat dengan menentukan nilai Y (sebagai variabel dependen) dan untuk menaksir nilai–nilai yang berhubungan dengan X (sebagai variabel independen), dengan menggunakan rumus statistik atau model matematis Y = b0 + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + e Keterangan : Y = Kepuasan pelanggan X1 = Kualitas Produk X2 = Kualitas Layanan X3 = Persepsi harga b123 = Koefisien regresi yang hendak diteliti e e. = eror Koefisien Determinasi Untuk menguji model penelitian ini adalah dengan menghitung koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. (Ghozali; 2006). Semakin besar R2 suatu variabel bebas menunjukkan semakin dominannya pengaruh terhadap variabel tidak bebasnya, dan variabel bebas mempunyai R2 paling besar menunjukkan pengaruh paling dominan terhadap variabel tidak bebas. Besaran R2 yang didefinisikan dikenal sebagai koefisien determinasi (sampel) dan merupakan besaran yang paling lazim digunakan untuk mengukur kebaikan sesuai (goodness of fit) garis regresi. Secara verbal, R2 mengukur proporsi (bagian) atau prosentase total variasi dalam Y yang dijelaskan oleh model regresi. Koefisien Determinasi (R2), adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen secara bersama-sama. Uji R2 (koefisien determinasi) ini untuk melihat kemampuan variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 mempunyai range antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu). Semakin besar nilai R2 (mendekati satu) semakin baik hasil regresi tersebut (variabel independen secara keseluruhan mampu menjelaskan variabel dependen), dan semakin mendekati nol berarti jelek hasil regresinya, artinya variabel independen secara keseluruhan tidak mampu menjelaskan variabel dependen. Tampilan dalam program SPSS ditunjukkan dengan melihat besarnya Adjusted R² pada tampilan Model Summary.