Sirup Ilalang, Minuman Berkhasiat Bernilai Ekonomis Tinggi Dikirim oleh prasetyaFTP pada 20 April 2012 | Komentar : 0 | Dilihat : 6551 Indonesia terkenal dengan kekayaan plasma nutfah. Sayangnya, keanekaragaman hayati tersebut belum banyak dimanfaatkan secara optimal. Seperti ilalang (alang-alang) misalnya, selama ini hanya dikenal sebagai tanaman gulma pengganggu dalam budidaya pertanian. Pasalnya, tanaman yang mempunyai nama latin Imperata cylindica L Beauv Sp ini menyebabkan ketidaksuburan tanah dan susah memberantasnya. Siapa sangka ternyata tanaman yang berkembang melalui rhizome ini jika diolah memiliki manfaat bagi kesehatan dan bernilai ekonomis tinggi. Misalnya diolah menjadi produk herbal dan minuman fungsional. Seperti yang dilakukan Siti Asmaul, STP. MP dan Ari Febrianto, STP. MP, yang mengolah akar atau rimpang alang-alang menjadi sirup yang enak diminum dan berkhasiat tinggi. Dosen Fakultas Teknologi Pertanian ini mengembangkan teknologi tepat guna pengolahan sirup alang-alang dan bunga rosella sebagai kegiatan pengabdian masyarakat di UKM R. Rovit, Batu. Tanaman alang-alang sebenarnya sejak lama digunakan mayoritas masyarakat Cina sebagai obat menurunkan panas dalam, urat syaraf lemah, mengatur dan memperlancar pengeluaran urine. Bunganya digunakan untuk hemotypsis dan epitaksis paru-paru, sedangkan batang mudanya dapat digunakan sebagai dierutika. Sedangkan Rosella (Hibiscus sadariffa L) merupakan tanaman hias berkelopak bunga warna merah menyala. Biasanya dikeringkan dan difermentasi menjadi minuman yang segar dan menyehatkan. Tanaman asal Afrika Barat tersebut kini telah banyak dibudidayakan dan diolah menjadi sirup serta teh herbal. Rosella diyakini berkhasiat menurunkan tekanan darah, terapi kanker dan intestinal antiseptic (antiseptic saluran pencernaan). Pernahkah terbayang jika alang-alang dan rosella dengan khasiat masing-masing itu kemudian disatukan menjadi minuman. Dengan pengolahan khusus ternyata akan menjadi minuman fungsional yang enak rasanya, segar dan menyehatkan. Prinsip dasar pengolahan sirup ini, seperti disampaikan Siti Asmaul, adalah menggunakan bahan asli (untuk keperluan rumah tangga) dan jika menggunakan bahan tambahan untuk produksi skala industri, tidak melampaui batasan yang telah ditentukan Standar Industri Indonesia (SII). Misalnya Sukrosa minimal 65%, glukosa atau sirup jagung 10 %, penggunaaan pengawet natrium benzoat dan kalium sorbet maksimal 0.1% atau 250mg/kg, asam sitrat hingga pH 4.0. Kandungan Seng maksimal 1 mg/kg, Arsen maksimal 10 mg/kg. Sedangkan kandungan kontaminasi akibat proses pengolahan, SII mengijinkan jumlah bakteri maksimal 25 kol/ml. Golongan Coli maksimal 1kol/ml dan 100 kol/ml kapang (jamur) dan khamir. Cara pembuatan sirup Alros ini tergolong mudah, cukup mencampurkan bunga rosella dan akar rimpang yang sudah dikeringkan melalui pengovenan agar tak banyak bahan cemaran. Kemudian bahan dihancurkan dengan blender sampai halus (tidak terlihat seratnya) dan dicampur air. Setelah itu, di panaskan hingga mendidih dan ditambah gula secukupnya. Dapat ditambahkan pula asam sitrat dan natrium benzoate dengan takaran kecil, sambil terus diaduk hingga mengental. Proses selanjutnya didinginkan dalam suhu ruangan hingga siap dikemas dalam botol dan dikonsumsi untuk keluarga tercinta atau dipasarkan sebagai tambahan pendapatan. [Elr/nok] Artikel terkait Festifal De Comida Mexicana a la THP FTP Mahasiswa TIP FTP Raih Juara Terinovatif LKTI PIMPI 2014 Visitasi Akreditasi S2 TEP Mahasiswa UB Dirikan Sekolah Susu Untuk Masyarakat Jabung Himateta Milk Academy 2014