I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bidang Akuakultur

advertisement
I.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bidang Akuakultur atau budidaya perikanan memegang peranan penting dalam
suplai produksi ikan di dunia. Sejalan dengan peningkatan kebutuhan serta permintaan
ikan, maka perkembangan pembangunan budidaya perikanan menuju ke arah sistem
budidaya intensif. Sistem budidaya tersebut selain dapat meningkatkan produksi
perikanan juga dapat menimbulkan masalah stressor atau tekanan pada ikan sehingga
mempertinggi resiko terserang penyakit. Selain itu sistem budidaya intensif pada
lingkungan yang tidak optimal juga menimbulkan turunnya kelangsungan hidup dan laju
pertumbuhan ikan. Faktor seperti tingginya kepadatan ikan, sistem penanganan budidaya
yang buruk, fluktuasi perubahan suhu, buruknya kualitas air, dan kebutuhan nutrisi yang
tidak tercukupi berkontribusi menjadi penyebab perubahan fisiologis pada ikan seperti
stres atau turunnya kekebalan tubuh dan rentan terhadap infeksi penyakit serta turunnya
laju pertumbuhan (Naylor et al., 2010). Hal ini karena frekuensi serangan penyakit pada
ikan berhubungan dengan kekebalan tubuh dan kesehatan ikan. Kebanyakan patogen ikan
mudah menginfeksi saat ikan mengalami stress dan penurunan imun atau kekebalan tubuh
(Asley, 2007). Penanganan masalah tersebut salah satu solusi alternatifnya yaitu dengan
memaksimalkan kebutuhan nutrisi dan suplemen pakan untuk meningkatkan kesehatan
dan laju pertumbuhan ikan (Mondal et al., 2015)
Rumput laut atau makroalga pada umumnya lebih dikenal masyarakat sebagai
bahan obat tradisional dan bahan makanan. Rumput laut diketahui tidak hanya kaya
sumber serat, mineral, vitamin, dan protein namun juga mengandung banyak jenis
metabolit sekunder yang mempunyai banyak macam bioaktivitas yang tidak ditemukan di
tanaman terrestrial. Salah satu potensi rumput laut adalah sebagai sumber antioksidan
alami yang bermanfaat sebagai pakan suplemen untuk kesehatan ikan (Wang et al., 2014;
Mondal et al., 2015). Ekstrak rumput laut saat ini dianggap sebagai sumber antioksidan
alami yang bagus dan menarik karena rumput laut mempunyai sistem pertahanan
antioksidan sehingga mampu bertahan hidup pada lingkungan laut yang terdapat banyak
faktor tekanan atau stresnya (Costa-mugica et al., 2012). Secara umum pemanfaatan
antioksidan digunakan dalam bidang kesehatan manusia salah satunya untuk mencegah
kanker dan bidang kosmetik. Namun, bidang akuakultur pun juga membutuhkan peran
antioksidan untuk mengatasi beberapa faktor kesehatan ikan. Industri pakan ikan
membutuhkan senyawa antioksidan (vitamin) pada campuran suatu formula pakan untuk
suplemen kesehatan dan pengawet dalam penyimpanan (Hertrampf & Piedad-Pascual,
2000). Selain itu, faktor tekanan atau stres pada ikan merupakan sesuatu yang tidak dapat
terhindarkan dalam suatu kegiatan budidaya ikan terutama pada budidaya ikan sistem
intensif. Gejala awal seekor ikan akan terserang penyakit adalah mengalami stress, tidak
nafsu makan, dan perilaku tidak normal lainnya. Oleh sebab itu, suatu antioksidan
dibutuhkan pada tambahan pakan untuk meningkatkan sistem imun atau pertahanan tubuh
ikan terhadap faktor tekanan atau stres dari pengaruh biotik maupun abiotik pada
lingkungan budidaya tersebut (Kelestemur & Ozdemir, 2011; Reverter et al., 2014).
Pengembangan dan pencarian senyawa antioksidan alami pada dekade terakhir ini
terus dilakukan. Antioksidan alami terutama dari rumput laut mempunyai aktivitas yang
sama kuat atau bahkan lebih kuat dari antioksidan sintetis (Astaxanthin 100 kali > vitamin
E) (Mondal et al., 2015). Pencarian senyawa antioksidan untuk dapat diaplikasikan pada
budidaya perikanan tidak hanya melihat aktivitasnya, namun juga harus memperhatikan
tingkat kestabilan senyawanya mengingat aplikasi budidaya perikanan berhubungan
langsung dengan lingkungan perairan. Senyawa antioksidan yang terkandung pada
rumput laut mempunyai tingkat kestabilan senyawa yang berbeda-beda. Tingkat
kestabilan senyawa tersebut berhubungan dengan struktur kimianya serta pengaruh dari
lingkungan. Beberapa golongan senyawa antioksidan pada rumput laut yaitu polisakarida,
klorofil, karotenoid, fenolik, terpenoid serta senyawa terkait isoprenoid (Takamatsu et al.,
2003).
Daerah penghasil rumput laut di Indonesia meliputi perairan pantai yang
mempunyai paparan terumbu (reef flats), seperti kepulauan Riau, Bangka-Belitung,
Seribu, Karimunjawa, Selat Sunda, pantai Jawa bagian selatan, Bali, Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur, pulau-pulau di Sulawesi dan Maluku yang merupakan
tempat tumbuh dari semua jenis rumput laut yang ada di Indonesia (Kadi, 2004). Namun,
saat ini komoditas utama budidaya rumput laut di Indonesia yaitu genus Eucheuma dan
Gracilaria. Budidaya rumput laut jenis lainnya juga perlu diperhatikan dan
dikembangkan. Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu wilayah Indonesia bagian
timur yang dikenal memiliki keanekaragaman rumput laut yang banyak dan potensi
wilayah untuk budidaya rumput laut yang besar (Ismail, 2009). Banyaknya
keanekaragaman rumput laut di wilayah tersebut menjadi alasan penelitian ini dilakukan.
Salah satu caranya adalah dengan melakukan seleksi rumput laut dari daerah NTT tersebut
berdasarkan kandungan antioksidannya. Rumput laut dari daerah tersebut diharapkan
mengandung antioksidan yang kuat dan struktur kimia stabil sehingga efektif untuk
diaplikasikan pada budidaya perikanan. Selain itu, rumput laut hasil seleksi juga dicoba
untuk dikaji bisa atau tidaknya dibudidayakan. Adanya peningkatan diversitas rumput laut
yang dibudidayakan akan berdampak positif baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam usaha peningkatkan produksi perikanan dan kelautan.
2. Tujuan
1. Melakukan seleksi potensi rumput laut di wilayah Nusa Tenggara Timur dari ekstrak
dan fraksinya sebagai sumber senyawa antioksidan
2. Menentukan golongan senyawa yang berperan sebagai antioksidan
3. Memprediksi senyawa aktif fraksi aktif rumput laut dengan aktivitas antioksidan
potensial
4. Mengetahui aspek budidaya rumput laut potensial dalam rangka pembudidayaannya
3. Manfaat
1. Memberikan informasi mengenai rumput laut di wilayah Nusa Tenggara Timur yang
mempunyai aktivitas antioksidan
2. Menambah keanekaragaman kandidat jenis rumput laut yang dapat dibudidayakan
3. Memberikan informasi karakteristik senyawa antioksidan yang berhubungan dengan
penanganan dalam budidaya rumput laut
4. Menambah pengetahuan akan kesesuaian dan kelayakan atau tidaknya jenis rumput
laut lain untuk dibudidaya menurut karakteristik dan hasil aktivitas dari penelitian
Download