peranan kepemimpinan dalam - Universitas Sumatera Utara

advertisement
PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM
PEMBERDAYAAN PEGAWAI
(Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan)
SKRIPSI
Diajukan oleh:
Nama
: Dear Adi Munba Munthe
NIM
: 030903072
Departemen : Ilmu Administrasi Negara
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Lembar Persetujuan
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh :
Nama
: Dear Adi Munba Munthe
NIM
: 030903072
Departemen
: Ilmu Administrasi Negara
Judul
: PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM PEMBERDAYAAN
PEGAWAI (Studi kasus pada PT. Bank Sumut Cabang Utama
Medan)
Medan,
Pembimbing,
Maret 2009
Ketua Jurusan
Prof. DR. Marlon Sihombing,M.A
NIP : 131 568 391
Prof. DR. Marlon Sihombing, M.A
NIP : 131 568 391
Dekan FISIP – USU
Prof. DR. M. Arif Nasution, MA
NIP : 131 757 010
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini dengan baik.
Skripsi
ini disusun untuk melengkapi persyaratan untuk menempuh ujian sarjana pada
Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara. Adapun judul tugas akhir ini adalah “ Peranan Kepemimpinan dalam
pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan skripsi ini banyak
sekali bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan rasa terimaksih yang sebesar – besarnya kepada Bapak Prof. DR. Marlon
Sihombing, MA selaku Dosen pembimbing penulis yang telah banyak memberi bantuan
dan motivasi selama menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena
keterbatasan pengetahuan, pengalaman serta referensi yang penulis miliki. Untuk itu
penulis mengharapkan saran-saran dan kritik demi perbaikan pada masa – masa
mendatang.
Medan,
Maret 2009
( Dear Adi Munba Munthe )
030 903 07
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM
PEMBERDAYAAN PEGAWAI
(Studi kasus pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan)
NAMA
NIM
DEPARTEMEN
Fakultas
Pembimbing
: Dear Adi Munba Munthe
: 030903072
: Ilmu Administrasi Negara
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
: Prof.DR. Marlon Sihombing MA
PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan salah satu aktor di dunia perbankan
dituntut untuk mampu memberikan layanan yang maksimal dan memuaskan kepada
nasabah, sehingga mampu bersaing di era kompetisi dunia perbankan yang semakin ketat
seperti saat ini. Didasarkan oleh hal tersebut diatas PT. Bank Sumut Cabang Utama
Medan harus mampu mengelola dan mengoptimalkan berbagai faktor-faktor yang ada
seperti sistem manajemen, sarana, sumber dana, dan yang sangat perlu mendapatkan
prioritas adalah masalah sumber daya manusia (pegawai). Dalam istilah militer di kenal
istilah, “not the gun, the man behind the gun”, artinya bukanlah senjata yang penting
melainkan manusia yang menggunakan senjata itu. Senjata yang bagus dan modern tidak
akan berarti apa-apa apabila manusia yang dipercayakan menggunakan senjata itu tidak
mempunyai kemampuan, kejujuran, semangat juang yang tinggi serta jiwa pengabdian.
Untuk membangun SDM yang berkualitas tersebut diperlukan upaya yang sistematis,
berkelanjutan dan komprehensif, salah satunya adalah melalui pemberdayaan.
Pemberdayaan pegawai dirasakan sangat perlu selain untuk memberikan tanggung jawab
dan wewenang kepada pegawai, tentunya juga sebagai upaya mendorong para pegawai
untuk berusaha mengembangkan dirinya terutama kualitas dalam rangka mencapai
kapasitas kerja organisasi. Berangkat dari kondisi tersebut di atas maka penelitian ini
mengangkat sebuah permasalahan : PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM
PEMBERDAYAAN PEGAWAI (Studi kasus pada PT. Bank Sumut Cabang Utama
Medan)
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana Peranan
Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai di PT. BANK SUMUT CABANG
UTAMA MEDAN. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif kualitatif yang berusaha menggambarkan permasalahan sebagaimana
adanya. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai tetap non
manajerial pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan yang berjumlah 120 orang.
Adapun teknik pengambilan sampel adalah menggunakan teknik pengambilan sample
secara acak (random sampling) dari populasi pegawai tetap yang ada di perusahaan.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Untuk menentukan jumlah responden dari populasi yang ada digunakan berdasarkan
pendapat Arikunto (2006), jika jumlah populasi besar (lebih dari 100) maka sampel yang
diambil sebesar 10-15%, 20-25 % atau lebih. Berdasarkan pendapat diatas maka jumlah
sample diambil sebesar 50% atau berjumlah 60 Orang responden.
Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kepemimpinan pada PT.
Bank Sumut Cabang Utama sudah berhasil melaksanakan pemberdayaan pegawai dengan
efektif. Hal ini dibuktikan dengan adanya sistem penempatan pegawai berdasarkan
kriteria-kriteria yang objektif, sistem pengembangan pegawai yang dilaksanakan secara
intens dan memperhatikan kemampuan pegawai serta sistem pemanfaatan pegawai yang
memperhatikan kebutuhan dan kondisi psikologi para pegawainya.
Kata kunci : peranan kepemimpinan, pemberdayaan pegawai
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Halaman
i
DAFTAR ISI
iv
BAB I PENDAHULUAN
1
I.1. Latar Belakang Masalah
1
I.2. Perumusan Masalah
6
I.3. Tujuan penelitian
6
I.4. Manfaat Penelitian
7
I.5. Kerangka Teori
7
I.5.1. Kepemimpinan
7
I.5.2. Manajemen Sumber Daya Manusia
23
I.5.3. Sumber Daya Manusia dan Organisasi
26
I.5.4. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
28
I.5.4.1. Konsep Pemberdayaan
28
I.5.4.2. Komponen dan Indikator Pemberdayaan
33
I.6. Defenisi Konsep
36
I.7. Defenisi Operasional
37
I.8. Sistematika Penulisan
38
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
BAB II METODE PENELITIAN
39
II.1. Metode Penelitian
39
II.2. Lokasi Penelitian
39
II.3. Populasi dan Sampel
39
II.3.1. Populasi
39
II.3.2. Sampel
40
II.4. Teknik Pengumpulan Data
40
II.5. Teknik Analisa Data
41
BAB III DESKRIPSI DATA
42
III.1. Sejarah PT. Bank Sumut
42
III.2. Jaringan Kantor PT. Bank Sumut
44
III.3. Struktur Organisasi
45
III.4. Visi, Misi dan Statemen Perusahaan PT. Bank Sumut
69
III.5. Strategi Bisnis pt. Bank Sumut
70
BAB IV PEMBAHASAN
IV.1. Penyajian Data
73
73
IV.1.1. Identitas Responden
73
IV.1.2. Variabel Bebas (x) : Kepemimpinan
76
IV.1.3. Variabel Bebas (y) :
IV.2. Analisa Peranan Kepemimpinan dalam Pemberdayaan Pegawai
Pada PT. BANK SUMUT Cabang Utama Medan
121
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
BAB V PENUTUP
126
V.1. Kesimpulan
126
V.2. Saran
127
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Distribusi Data Responden Menurut Tingkat Pendidikan……… 73
Tabel 2
: Distribusi Data Responden Menurut Masa Kerja………………
Tabel 3
: Distribusi Data Responden Menurut Usia……………………… 75
Tabel 4
: Tanggapan Responden mengenai pimpinan membebankan
74
target pekerjaan yang harus diselesaikan karyawan…………….. 77
Tabel 5
: Tanggapan responden mengenai Pimpinan menentukan standard
pekerjaan yang harus dipenuhi oleh karyawan…………………
Tabel 6
: Tanggapan responden mengenai pemimpin memberikan target
sesuai dengan kemampuan pegawai………………………..….
Tabel 7
79
:Tanggapan responden mengenai pemimpin melengkapi karyawan
dengan sumber dana ......…………………………………….....
Tabel 8
78
81
: Tanggapan responden mengenai pemimpin memberikan
anggaran dana operasional pengerjaan tugas yang
kondisional/diluar standar normal…........................................
Tabel 9
82
: Tanggapan responden mengenai pemimpin menyampaikan
hal-hal yang diinginkan untuk dilaksanakan oleh
para pegawai…………………...…........................................
Tabel 10
84
: Tanggapan responden mengenai pemimpin melakukan refleksi
bersama para karyawan menyangkut kesesuaian capaian dengan
harapan pemimpin.......…………………………………...….
Tabel 11
85
: Tanggapan responden mengenai pemimpin memberikan
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Pengakuan/penghargaan (Recognition)terhadap hasil
keberhasilan seseorang dalam melakukan tugasnya ( level of
performance)…………......................................................... ..
Tabel 12
87
:Tanggapan responden mengenai pemimpin mendukung dan
memperhatikan aspek peluang untuk maju (advance) para
karyawannya……………………………………………….....
Tabel 13
88
:Tanggapan responden mengenai pemimpin memiliki kepercayaan
yang tinggi untuk mendelegasikan suatu wewenang kepada pegawai
tanggapan responden tentang pimpinan sepenuhnya mengontrol
pekerjaan yang dilakukan seluruh pegawai…………………….
Tabel 14
:Tanggapan responden tentang pimpinan sepenuhnya
mengontrol pekerjaan yang dilakukan seluruh pegawai………
Tabel 15
91
92
:Tanggapan responden tentang pimpinan memberi ruang bagi
karyawan untuk berinisiatif dan berkreasi maupun berimprovisasi
dalam pelaksanaan tugas……………………………………...
Tabel 16
93
:Tanggapan responden tentang pimpinan memberi ruang partisipasi
bagi karyawan dalam sistem perencanaan dan pelaksanaan programprogram……………………………………….……………..
Tabel 17
:Tanggapan responden tentang pimpinan mampu memberikan
solusi cerdas pada permasalahan dalam pekerjaan…………...
Tabel 18
100
: Tanggapan responden tentang pimpinan melakukan penilaian
khusus terhadap inisiatif dan cara kerja karyawan…………...
Tabel 22
98
: Tanggapan responden tentang pimpinan melakukan evaluasi
rutin terhadap hasil pekerjaan………………………………...
Tabel 21
97
:Tanggapan responden tentang pimpinan memberikan perhatian
bagi karyawan yang memiliki permasalahan…………………..
Tabel 20
96
:Tanggapan responden tentang pimpinan menguasai banyak strategi
dan kiat-kiat khusus menyangkut pekerjaan.............................
Tabel 19
93
101
:Tanggapan responden tentang sistem penempatan sudah profesional
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
dan berdasarkan penelusuran potensi kekuatan dan kapasitas yang
dimiliki pegawai……………………………………………….
Tabel 23
:Tanggapan responden tentang sistem penempatan
pegawai mempertimbangkan perencanaan karir para pegawai…
Tabel 24
112
:Tanggapan Responden Tentang efektivitas praktek
kebijakan pemanfaatan sumber daya pegawai……………….
Tabel 30
111
:Tanggapan Responden Tentang kesempatan mengikuti pendidikan
formal ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi………………
Tabel 29
110
:Tanggapan Responden Tentang intensitas mengikuti/kesertaan
dalam Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan terhadap pegawai…
Tabel 28
108
:Tanggapan Responden Tentang intensitas pelaksanaan
Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan terhadap pegawai………..
Tabel 27
.105
:Tanggapan Responden Tentang perusahaan mendorong
penciptaan learning organization……………………………….
Tabel 26
104
:Tanggapan responden tentang pelaksanaan the right man in
the right place………………………………………………………….
Tabel 25
103
114
:Tanggapan Responden Tentang Efektivitas pelaksanaan
Job description…………………………………………………
115
Tabel 31
:Tanggapan Responden Tentang kesesuaian beban kerja………
116
Tabel 32
:Tanggapan Responden Tentang pelaksanan sistem pemberian
motivasi kepada pegawai berupa pemberian gaji dan penghargaan
kepada pegawai yang memiliki potensi dan kinerja yang tinggi.... 117
Tabel 33
:Tanggapan Responden tentang tersedianya wadah/ sarana yang
mengakomodir aktualisasi aspek sosial dan psikologis pegawai… 118
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Gaya kepemimpinan yang dipelajari di Ohio State
21
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang masalah
Masalah kepemimpinan merupakan hal yang sangat luas dan menyangkut bidang
yang sangat luas dan memainkan peran yang sangat penting dalam bidang pemasaran,
pendidikan, industri, organisasi sosial bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam setiap
masyarakat timbul dua kelompok yang berbeda peranan sosialnya, yaitu yang memimpin
sebagai golongan kecil yang terpilih dan kelompok yang dipimpin adalah orang
kebanyakan. Tanpa adanya seorang pemimpin maka tujuan organisasi yang dibuat tidak
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
akan ada artinya karena tidak ada orang yang bertindak sebagai penyatu terhadap
berbagai kepentingan yang ada. Jika melihat perkembangan berbagai teori mengenai
kepemimpinan yang ada, maka timbul suatu kesadaran bahwa perkembangan teori
kepemimpinan telah berkembang sedemikian pesat sejalan dengan perkembangan
kehidupan yang ada. Kepemimpinan tidak lagi dipandang sebagai penunjuk jalan namun
sebagai partner yang bersama-sama dengan anggota lain berusaha mencapai tujuan.
Menurut S.P Siagian dalam bukunya yang berjudul organisasi kepemimpinan dan
perilaku organisasi mengatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
yang menduduki jabatan atau sebagai pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi
perilaku orang lain, terutama bawahannya untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa
sehingga melalui perilaku yang positif untuk memberikan sumbangsih nyata dalam
pencapaian tujuan organisasi.
Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan bergantung kepada
kepemimpinannya, yaitu apakah kepemimpinan tersebut mampu menggerakkan semua
SDM dan SDA, sarana, dana, dan waktu secara secara efektif dan efisien dalam suatu
sistem menejemen yang lebih menjadikan karyawan sebagai mitra kerja daripada sebagai
bawahan (manajemen Kemitraan)
Hal ini senada dengan pendapat Thoha (2000:1)
mengemukakan bahwa, untuk mempertahankan kehidupan dan kedinamisan organisasi
(organizational survival), setiap organisasi mau tidak mau harus adaptif terhadap
perubahan. Organisasi birokrasi yang mampu bersaing dimasa mendatang adalah yang
memiliki sumber daya manusia
berbasis pengetahuan dengan memiliki berbagai
keterampilan serta keahlian (multi skilling workers).
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Seiring dari pada itu dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
serta tuntutan arus globalisasi, maka dituntut pula adanya sumber daya pegawai yang
kapabel (capable), yakni pegawai yang dapat bekerja secara efesien, efektif, produktif,
dan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tidak kadaluarsa yang pada akhirnya
mampu menampilkan kinerja yang memuaskan.
Untuk membangun SDM yang berkualitas tersebut diperlukan upaya yang
sistematis, berkelanjutan dan komprehensif, salah satunya adalah melalui pemberdayaan.
Sedarmayanti (2004 : 1) bahwa “pemberdayaan adalah lebih berdaya dari sebelumnya
baik dalam hal wewenang (authority), tanggung jawab (responsibility) maupun
kemampuan (competency) individual yang memilikinya”. Selanjutnya, Sedarmayanti
(1999:320), “pemberdayaan sumber daya manusia mencakup berbagai indikator yaitu,







Rekrutmen pegawai
Seleksi pegawai,
Penempatan pegawai,
Pengembangan pegawai,
Pemeliharaan pegawai,
Pemanfaatan pegawai,
Pemberhentian pegawai.
Pemberdayaan pegawai dirasakan sangat perlu selain untuk memberikan
tanggung jawab dan wewenang kepada pegawai, tentunya juga sebagai upaya mendorong
para pegawai untuk berusaha mengembangkan dirinya terutama kualitas dalam rangka
mencapai kapasitas kerja organisasi. Hal ini sejalan dengan seperti yang dikemukakan
oleh Simamora (1995:14) bahwa:
Ancaman kompetisi internasional, kondisi perekonomian yang tidak
menentu, perubahan teknologi yang cepat hanyalah beberapa faktor eksternal
yang menyebabkan perusahaan mencari berbagai cara baru agar dapat
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
memnfaatkan sumber daya manusianya secara lebih efektif. Faktor-faktor internal
seperti biaya kompensasi tidak langsung, kebutuhan untuk menyimak tekanan
hukum dan sosial yang semakin menguat, dan tuntutan akan perlunya karyawan
yang terlatih secara memadai merupakan faktor-faktor yang membuat manajemen
sumber daya manusia menjadi semakin penting dan kompleks.
Dengan adanya pemberdayaan, pegawai merasa diperhatikan dengan cara
dimanfaatkan potensinya, terutama kepada meraka yang mempunyai kualitas agar tetap
terjaga dan kepada mereka yang belum mempunyai keterampilan akan jauh lebih
terampil. Pada akhirnya pemberdayan pegawai diharapkan mampu meningkatkan kinerja.
PT. Bank Sumut berfungsi sebagai alat pengembangan ekonomi daerah, di dalam
kegiatan operasionalnya sebagai bank umum juga turut serta membantu pemerintah
mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi daerah. Didasarkan oleh hal tersebut diatas
PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan sebagai salah satu komponen dalam bidang
perekonomian diwilayah Sumatera Utara harus mampu mempertahankan eksistensinya
ditengah persaingan di sektor perbankan yang pada saat ini. Ironisnya, PT. BANK
SUMUT CABANG UTAMA MEDAN saat ini masih kalah bersaing dengan Bank-bank
BUMN dan bank-bank swasta lainnya seperti Bank Mandiri, BCA, BNI dan bank-bank
kompetitor lainnya, walaupun bila dilihat dari sektor Bank Pembangunan Daerah(BPD),
PT. BANK SUMUT secara menyeluruh merupakan Bank Pembangunan Daerah (BPD)
yang telah berhasil dalam beberapa aspek penilaian yang telah dilakukan seperti aspek
pelayanan dan tingkat kesehatan bank, jadi keadaan saat ini menunjukkan bahwa PT.
BANK SUMUT MEDAN pada umumnya dan PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA
pada khususnya saat ini hanya dapat bersaing dengan kompetitor setingkat Bank Daerah
sedangkan tingkat nasional belum dapat memberikan eksitensi yang lebih baik. Kondisi
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
tersebut di atas merupakan suatu bentuk permasalahan yang sangat serius bagi PT.
BANK SUMUT CABANG UTAMA karena menyangkut masalah kapasitas dan
kredibilitas sebagai salah satu aktor perbankan nasional.
Kualitas sumber daya manusia yang ada merupakan salah satu faktor yang
dominan dalam permasalahan tersebut. Sumber daya manusia, atau yang lebih dikenal
dengan sebutan pegawai mempunyai posisi yang sangat penting dalam melaksanakan
fungsi sebagai perumus, perencana, pelaksana, pengendali, maupun yang mengevaluasi
aktivitas perusahaan. Sebagai posisi kunci manajemen, pegawai harus memberikan
contoh keteladanan, bersih dan berwibawa, serta memberikan pelayanan, dan
kenyamanan pada para nasabah. Sumber Daya Manusia (SDM) yang tepat merupakan
salah satu aset yang tidak ternilai harganya bagi setiap organisasi karena dapat
memberikan kontribusi yang berarti kepada satuan kerja secara efektif dan efesien. Oleh
karena itu bagaimana cara untuk mengembangkan, memelihara, dan meningkatkan
kinerja pegawai merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan oleh seorang
pemimpin.
Untuk mencapai kondisi pegawai yang profesional dan berkualitas sebagaimana
diuraikan di atas, seorang pemimpin perlu
pemberdayan pegawai
mencari dan merancang
suatu strategi
dengan orientasi pada peningkatan kinerja, yang mengacu pada
visi dan misi organisasi yang ada. Selanjutnya dilakukan pemetaan terlebih dahulu
terhadap kondisi existing keberadaan pegawai yang ada saat ini, guna mentukan strategi
yang tepat dalam melakukan pemberdayaan pegawai.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Dalam hal ini, beberapa tahun belakangan ini pimpinan PT. BANK SUMUT
CABANG MEDAN telah melakukan fokus perhatian terhadap upaya-upaya perbaikanperbaikan baik dalam aspek sumber daya manusia, manajamen, organisasi, sistem
informasi dan teknologi dan beberapa aspek lainnya yang telah membuat PT. BANK
SUMUT MEDAN secara menyeluruh telah dapat kembali bangkit dari masa-masa
peralihan pasca era reformasi lalu. Berbicara pemberdayaan adapun bentuk upaya yang
telah dilakukan PT. BANK SUMUT MEDAN yaitu rekrutmen pegawai yang 5 tahun
belakangan ini telah melalui tahap seleksi yang ketat dan dilakukan oleh lembaga
independen diluar PT. BANK SUMUT MEDAN. Selain daripada itu para pegawai dan
pejabat telah diberikan pendidikan berupa seminar dan pelatihan serta setiap pegawai dan
pejabat diwajibkan untuk mengikuti ujian secara bertingkat guna dasar manajemen dalam
program pengembangkan karier. Hal ini diharapkan untuk membentuk pegawai PT.
BANK SUMUT MEDAN
yang lebih berkualitas dan professional serta memiliki
integritas yang tinggi dan memilki keunggulan kompetitif melalui inovasi berkelanjutan
yang sesuai dengan tuntutan organisasi, kerja dan nasabah sehingga mampu bersaing di
era kompetisi dunia perbankan yang semakin ketat seperti saat ini.
Berangkat dari permasalahan tersebut di atas maka penulis merasa tertarik untuk
melakukan suatu penelitian dengan judul ”Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan
Pegawai Pada PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN”
1. 2. Perumusan Masalah
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Adapun perumusan masalah yang menjadi pokok penelitian ini adalah
“Bagaimana Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan
Pegawai di PT. BANK
SUMUT CABANG UTAMA MEDAN?”
1.3. Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan
Pegawai di PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN
2. Untuk
mengetahui BAGAIMANA PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN
PEGAWAI di PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat diadakannya penelitian ini bagi penulis adalah :
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah
penelitian di FISIP-USU
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
bagi semua kalangan terutama para mahasiswa sebagai calon-calon pemimpin
3. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis
mengenai kepemimpinan
1.5. Kerangka Teori
1. 5.1. KEPEMIMPINAN
a. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin yang berarti seorang pribadi yang
memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan di satu bidang
sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian suatu maksud atau beberapa tujuan.
(Kartono, 1993 : 76)
Dapat dipahami bahwa pimpinan di dalam suatu organisasi dengan beberapa
pengecualian juga berperan sebagai pengikut (follower). Dalam organisasi formal yang
terdiri dari beberapa tingkatan, kemampuan mematuhi merupakan salah satu persyaratan
kepemimpinan yang baik.(Litziger;dalam Manullang,1995:62).
Sedangkan kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan mempengaruhi orangorang agar bekerja sama untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. (Siagian,1994),
Young (dalam Kartono,1993:45) mendefenisikan kepemimipinan sebagai bentuk
dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak
orang lain terbuat sesuatu berdasarkan akseptansi/penerimaan oleh kelompoknya dan
memiliki keahlian khusus.
Pengertian kepemimpinan yang lain diajukan oleh Massie dan Dauglas (dalam
Kartono,1993: 34) adalah ketika seseorang yang menyebabkan orang lain bekerja untuk
pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan. Dalam suatu organisasi peran
kepemimpinan adalah vital/penting, karena pembicaraan tentang kepemimpinan akan
mencakup berbagai hal yang berkaitan dengan maju mundurnya dan tumbuh
berkembangnya suatu organisasi. Kendati studi manajemen mengalami kemajuan yang
sangat pesat, sehingga organisasi tidak begitu tergantung kepada peran kepemimpinan
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
(manajemen sistem), tetapi perhatian akan kepemimpinan tetap memperoleh tempat yang
terdepan dalam organisasi. Kepemimpinan senantiasa berhubungan dengan seni
mempergunakan otoritas (wewenang) untuk mencapai sasaran organisasi.
Menurut Robert Dubbin Kepemimpinan kadang kala diartikan sebagai
pelaksanaan otoritas dan pembuat keputusan ( dalam Miftah Thoha, 2003: 225). Dalam
pembicaraan sehari-hari konsep kepemimpinan sering kali disamakan pengertiannya
dengan manajemen. Padahal antara keduanya terdapat perbedaan yang sangat penting.
Miftah Thoha menjelaskan: pada hakekatnya kepemimpinan mempunyai pengertian yang
agak luas dibandingkan dengan manajemen. Manajemen merupakan jenis pemikiran yang
khusus dari kepemimpinan didalam usahanya mencapai tujuan organisasi. Kunci
perbedaan antara kedua konsep pemikiran ini terletak pada istilah organisasi (Miftah
Toha 2003 : 255).
Dengan kata lain konsep kepemimpinan tidak dapat dibatasi oleh adanya
organisasi (organisasi formal), sedangkan konsep manajemen selalu mengacu pada
pelaksanaan organisasi formal. Seorang Ulama atau Petua Adat memiliki gaya dan sifat
kepemimpinan yang khas walaupun tidak memiliki organsisasi formal.
Selanjutnya akan dijelaskan tentang konsep kepemimpinan dan pemimpin. Dalam
Tata Bahasa Indonesia istilah pemimpin mengacu pada kata benda, sedangkan
kepemimpinan mengacu pada kata sifat.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Kartini Kartono mengatakan pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan kelebihan disuatu bidang sehingga dia
mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas tertentu demi
pencapaian satu atau beberapa tujuan.
Defenisi kepemimpinan dalam arti kepemimpinan managerial dikemukakan oleh
Stoner : Kepemimpinan
Managerial dapat di defenisikan sebagai suatu proses
pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota
yang saling bergantungan tugasnya. (T. Hani Handoko : 2001).
Ada tiga implikasi penting dari defenisi diatas:
-
pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain bawahan atau pengikut.
Kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota
kelompok membantu
menentukan status/kedudukan pemimpinan membuat
proses kepemimpinan dapat
berjalan. Tanpa bawahan, semua kualitas
kepemimpinan seorang manager akan menjadi tidak relevan.
-
Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak
seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin
mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan para anggota
kelompok, tetapi para anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatankegiatan pemimpin seara langsung, meskipun dapat juga melalui sejumlah cara
secara tidak langsung.
-
Ketiga, selain dapat memberikan pengarahan kepada bawahan atau pengikut,
pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain, pemimpin
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi juga
dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya.
Dalam kepemimpinan managerial wewenang dan tanggung jawab para pemimpin
menjadi sangat jelas, karena dalam organisasi formal kedudukan masing-masing anggota
organisasi telah diatur dan ditetapkan oleh struktur organisasi berikut tugas-tugas yang
harus dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan pada siapa.
Dari defenisi-defenisi diatas dapat kita simpulkan bahwa kepemimpinan
merupakan kemampuan yang melekat pada diri seorang pemimpin yang bergantung pada
bermacam faktor intern dan ekstern. Kepemimpinan menurut beberapa ahli management
terkemuka adalah lebih merupakan seni yang berarti sangat didominasi oleh kemampuan
pimpinan di dalam menghayati peranannya.
Kepemimpinan juga sering dikatakan
sebagai bakat (talent) dimana adakalanya tanpa dipelajari bahkan tanpa disadari
seseorang dapat menjalankan kepemimipinan dengan baik.
Walaupun demikian bukan berarti kepemimpinan tidak dapat dipelajari.Dari
berbagai studi kasus yang ada menunujukan seorang pemimpin dapat mencari format
kepemimpinan
yang
ia
sukai
atau
di
butuhkan/dituntun
organisasi
dengan
mempelajarinya.
b. Azas dan Fungsi Kepemimpinan
Azas atau dasar kepemimipinan merupakan hal yang prinsip karena sangat
menetukan kepemimpinan yang baik. Kepemimpinan yang baik tersebut memilik ciriciri, karakteristik, pribadi dan pola yang dapat di bedakan dengan kepemimpinan yang
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
tidak baik. Kartono (1993: 12) mengatakan azas kepemimpinan sangat penting kerena
kepemimpinan akan memprodusir hasil yang baik dan bermanfaat atau justru
menghasilkan produk yang buruk dalam kaitannya dengan efesiensi organisasi.
Sedangkan fungsi kepemimipinan menjadi penting karena fungsilah yang menjadi
indikator apakah kepemimpinan tersebut optimal atau tidak.
Selanjutnya Kartono (1993:64) menjelaskan kepemimpinan sebagai kegiatan
memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi atau membangunkan
motivasi kerja, mengemudikan oraganisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi
organisasi yang baik,dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju
sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan.
Menurut Miljus (dalam Manullang,1995:23) azas dan fungsi kepemimpinan juga
berkaitan erat dengan tanggung jawab pemimpin yang dapat disebut dalam point-point
yang lebih terinci yaitu :
1. Menentukan tujuan pelaksanaan kerja yang realistis
2. Melengkapi para karyawan dengan sumber dana yang diperlukan untuk
menjalankan tugasnya.
3. Mengkomunukasikan kepada para karyawan tentang apoa yang diharapkan dari
mereka.
4. Memberikan susunan hadiah yang sepadan untuk mendorong prestasi.
5. Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengundang partisipasi
apabila memungkinkan.
6. Menghilangkan hambatan-hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
7. Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya.
8. Menunjukkan perhatian kepada karyawannya.
Kepemimpinan atau leadership termasuk kelompok ilmu terapan atau applied
sciences dari
ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip dan rumusan-rumusannya
bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan manusia. Sebagai langkah awal untuk
mempelajari dan memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan
aspek-aspek
kepemimpinan dan permasalahannya, perlu dipahami terlebih dahulu pengertian
kepemimpinan melalui bermacam-macam definisi kepemimpinan yang dikemukakan
oleh para ahli
yang berkecimpung di dalam kepemimpinan dan ruang lingkup
kepemimpinan itu sendiri.
Kepemimpinan sebagai salah satu cabang dari kelompok ilmu administrasi dan
lebih khusus lagi
merupakan bagian dari ilmu administrasi negara. Jadi membahas
kepemimpinan dalam konteks
administrasi negara, secara khusus akan membahas
tentang konsep-konsep, pola-pola tindakan,
prestasi yang diharapkan oleh aparatur
negara yang bersangkutan. Dengan kata lain, kepemimpinan menempatkan organisasi
sebagai sasaran studinya.
Sehingga kepemimpinan yang
dimaksud di sini adalah
kepemimpinan administratif. Secara khusus kepemimpinan administratif
lebih
menekankan pada bagaimana seorang pemimpin secara efektif dapat mewujudkan
serangkaian peranan kepemimpinannya terhadap bawahannya.
Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan kepemimpinan.
Untuk berbagai usaha dan kegiatannya diperlukan upaya yang terencana dan sistematis
dalam melatih dan mempersiapkan pemimpin baru. Oleh karena itu, banyak studi dan
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
penelitian dilakukan orang untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan
yang menghasilkan berbagai teori tentang kepemimpinan.
Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin
dan
konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis,
sebab-sebab timbulnya kepmimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin,
tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan (Kartini Kartono, 1993:
27).
Teori-teori dalam kepemimpinan pada umumnya menunjukkan perbedaan karena
setiap teoritikus mempunyai segi penekanannya sendiri yang dipandang dari satu aspek
tertentu.
1. Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar
pemikiran
tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang
berhasil, sangat
ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin.
Dan kemampuan
pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau
ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P
Siagian (1994:75-76) adalah:
1. pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas,
pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;
2. sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi,
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi
pendengar yang baik, kapasitas integratif;
3. kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala
prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan
berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat
deskriptif,
tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan
efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila
kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai
berbagai rumusan sifat,
ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh
kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
2. Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang
individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian
tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
a. konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki
ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima
usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya.
Di samping itu terdapat pula kecenderungan
perilaku pemimpin yang lebih
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
mementingkan tugas organisasi.
b. berorientasi kepada bawahan dan produksi
Perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan
pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan
bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan.
Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan
penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian
tugas serta pencapaian tujuan.
Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada
dasarnya ada dua
yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan
berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui
dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan
kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari
masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)
3. Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri
kepemimpinan
dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi
kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor
waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan
tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
a. Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
b. Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
c. Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
d. Norma yang dianut kelompok;
e. Rentang kendali;
f.
Ancaman dari luar organisasi;
g. Tingkat stress;
h. Iklim yang terdapat dalam organisasi.
Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan "membaca"
situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan
mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud
adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan
situasi tertentu.
Efektivitas kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat didambakan oleh
semua pihak yang
berkepentingan dalam keberhasilan organisasi. Namun demikian,
belum terdapat kesepahaman tentang kriteria efektivitas kepemimpinan seseorang. Akan
tetapi nampaknya telah diakui secara luas bahwa kemampuan mengambil keputusan
merupakan salah satu kriteria utamanya. Yang
dimaksud kemampuan mengambil
keputusan adalah jumlah keputusan yang diambil yang bersifat praktis, realistik, dan
dapat dilaksanakan serta memperlancar usaha pencapaian tujuan organisasi.
Kriteria lain yang dapat dan biasa digunakan adalah berkisar pada kemampuan
seorang
pemimpin
menjalankan
fungsi-fungsi
kepemimpinan.
Fungsi-fungsi
kepemimpinan yang hakiki menurut Sondang P. Siagian (1994:47-48) adalah :
a. Pemimpin selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
tujuan,
b. Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di luar
organisasi,
c. Pemimpin selaku komunikator yang efektif,
d. Mediator yang andal khususnya dalam hubungan ke dalam , terutama dalam
menangani situasi konflik,
e. Pemimpin selaku integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.
Selaras dengan pendapat tersebut di atas, Kartini Kartono (1993: 81)
mengemukakan
bahwa
fungsi
kepemimpinan
adalah
memandu,
menuntun,
membimbing, membangun, memberi atau membangun motivasi kerja, mengemudikan
organisasi, menjalin jaringan komunikasi yang baik, memberikan supervisi/pengawasan
yang efisien, dan membawa pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan
ketentuan waktu dan perencanaan.
Selain teori-teori tentang kepemimpinan terdapat juga beberapa konsep yang
menjelaskan mengenai masalah kepemimpinan, tetapi dalam tulisasan ini kami lebih
memfokuskan pada teori Quantum Leadership.
c. Gaya Kepemimpinan
Menurut Stoner (1996:88), “Pendekatan perilaku kepemimpinan memusatkan
pada dua aspek tingkah laku kepemimpinan, yaitu fungsi kepemimpinan dan gaya
kepemimpinan. Fungsi kepemimpinan menekankan pada fungsi utama yang harus
dilakukan oleh pemimpin dalam kelompok/organisasinya yaitu :
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
a. Fungsi yang berhubungan dengan tugas atau memecahkan masalah
b. Fungsi memelihara kelompok atau sosial
Gaya kepemimpinan yang berhubungan dengan tugas dan pemeliharaan
kelompok cenderung diekspresikan dalam dua gaya kepemimpinan yang berbed. Manajer
yang mempunyai berorientasi pada tugas, mengawasi pegawainya secara ketat untuk
memastikan tugas dilaksanakan dengan memuaskan.
Manajer dengan gaya berorientasi pegawai lebih menekankan
pada memotivasi
ketimbang mengendalikan bawahan. Mereka mencari hubungan bersahabat, saling
percaya, dan salaing menghargai dengan pegawai yang sering kali diizinkan untuk
berpartisipasi dalam membuat keputusan yang mempengaruhi mereka.
Hersey dan Blanchard (1996:167) menyatakan “Gaya Kepemimpinan sebagai
pola perilaku yang dilakukan oleh pemimpin pada saat berupaya mempengaruhi aktivitas
orang lain (bawahan) seperti yang dilihat orang lain.”
Rivai (2003:121) menyatakan “Pendekatan perilaku, gaya kepemimpinan adalah
perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat. Sikap,
yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika dia mencoba mempengaruhi kinerja
bawahannya”. Dengan demikian gaya kepemimpinan merupakan perilaku pemimpin
(manajer)dalam berinteraksi dengan lingkungan organisasinya.
Menurut Gibson (1997:66), “Gaya atau pendekatan kepemimpinan dari segi
perilaku yang paling luas digunakan dalam praktek didasarkan pada riset yang dilakukan
pada Universitas Michigan, Universitas Ohio, dan oleh Blake dan Mouton”. Gibson
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
selanjutnya menjelaskan bahwa Likert dan sebuah kelompok peneliti sosial di University
of Michigan, mengidentifikasikan dua gaya kepemimpinan yang berbeda yaitu pemimpin
yang berpusat pada pekerjaan (job-centered leader) dan pemimpin yang berpusat pada
pegawai(employee centered leader). Pemimpin yang berpusat pada pekerjaan melakukan
pengawasan yang ketat sehingga bawahan menjalankan tugas mereka dengan
menggunakan prosedur khusus. Pemimpin ini mendasarkan diri pada paksaan, imbalan,
dan kekuasaan yang sah untuk mempengaruhi prilaku dan hasil karya para pengikut.
Pemimpin yang berpusat pada pegawai lebih mendelegasikan pengambilan keptusan
kepada bawahan dan membantu mereka dengan menciptakan suatu lingkungan pekerjaan
yang menyenangkan. Pemimpin ini memperhatikan kemajuan para pengikutnya,
perkembangannya dan prestasinya.
Diantara beberapa program penelitian yang luas mengenai kepemimpinan yang
berkembang setelah Perang Dunia II, salah satu yang paling penting adalah penelitian
yang dilakukan Fleihman dan rekan-rekanya di Ohio State University. Penelitian ini
menghasilkan suatu teori yang dinamakan teori kepemimpinan dua factor, yang disebut
initiating structure dan consideration.
Initiating structure (memperkarsai struktur) menyangkut perilaku pemimpin
untuk mengorganisasi dan menetukan hubungan dalam kelompok, menetapkan pola dan
saluran komunikasi yang jelas dan menguraikan secara rinci cara menyelesaikan tugas.
Jadi struktur ini mencakup perilaku yang berupaya mengorganisasi kerja, hubungan kerja
dan tujuan. Consideration (pertimbangan) menyangkut perilaku yang menunjukkan
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
persabatan, saling mempercayai, rasa hormat, kehangatan, dan hubungan antara
pemimpin dan pengikut.
Gaya kepemimpinan yang menekankan pada initiating structure merupakan task
oriented (berorientasi tugas).
Sedangkan gaya kepemimpinan yang menekankan pada consideration adalah employee
oriented(berorientasi karyawan).
Kedua dimensi perilaku/gaya kepemimpinan diatas dapat diukur dari pimpinan
sendiri dan dari orang lain (bawahan, atasan, atau rekan-rekan sejawat).
Instrument yang mengukur gaya kepemimpinan berdasarkan persepsi pimpinan sendiri
dinamakan LOQ (Leader Opinion Questionnaire) yang menilai bagaimana pikiran
pimpinan mengenai perilaku sendiri dalam menjalankan peranan kepemimpinan
berdasarkan persepsi bawahan, atasan, atau rekan sejawat dinamakan LBDQ (Leader
Behaviour Description Questionnaire).
Yukl (1998) mengemukakan bahwa kedua gaya kepemimpinan diatas berbeda
dan terpisah (relative berdiri sendiri-sendiri), namun demikian perilaku seorang
pemimpin dapat merupakan kombinasi dari kedua dimensi gaya kepemimpinan tersebut,
meski kadar (intensitasnya) bisa berbeda.
Para Peneliti dari universitas Ohio menemukan adanya 4(empat) kemungkinan
kombinasi dari seorang pemimpin yaitu :
a. Pertimbangan yang tinggi dan memprakarsai struktur yang tinggi
b. Pertimbangan yang tinggi dan memprakarsai struktur yang rendah.
c. Pertimbangan yang rendah dan memprakarsai struktur yang tinggi
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
d. Pertimbangan yang rendah dan memprakarsai struktur yang rendah
Berdasarkan dengan kombinasi gaya kepemimpinan memprakarsai struktur dan
pertimbangan tersebut, para peneliti dari Universitas Ohio membuat 4 (empat) kelompok
perilaku kepemimpinan seperti terlihat pada gambar 2.1 berikut ini :
Para peneliti dari Universitas Ohio adanya 4 (empat) kemungkinan kombinasi dari
seorang pemimpin yaitu:
a. Pertimbangan yang tinggi dan memprakarsai struktur yang tinggi
b. Pertimbangan yang tinggi dan memprakarsai struktur yang rendah
c. Pertimbangan yang rendah dan memprakarsai struktur yang rendah berdasarkan
dengan kombinasi gaya kepemimpinan memprakarsai struktur dan pertimbangan
tersebut, para peneliti dari Universitas Ohio membuat empat kelompok perilaku
kepemimpinan yang dikenal dengan kwadran kepemimpinan seperti terlihat pada
Gambar berikut ini:
Gambar 5. Gaya Kepemimpinan Yang Dipelajari di Ohio State
(Tinggi)
Struktur Rendah
Dan
Pertimbangan Tinggi
Struktur Tinggi
Dan
Pertimbangan Tinggi
Struktur Rendah
Dan
Pertimbangan Rendah
Struktur Tinggi
Dan
Pertimbangan Rendah
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
(Rendah)
(Rendah)
(Tinggi)
MEMPRAKARSAI STRUKTUR
Sumber: Yulk, 1998
Penelitian ini menemukan bahwa para pemimpin yang tinggi dalam memprakarsai
struktur dan pertimbangan (seorang pemimpin yang tinggi) cenderung lebih sering
mencapai kinerja dan kepuasan bawahan yang tinggi daripada mereka yang rendah dalam
hati memprakarsai struktur dan pertimbangan, atau keduanya.
Pemimpin yang memiliki kecendrungan membentuk struktur yang tinggi, akan
memfokuskan pada tujuan dan hasil. Sedang pemimpin yang memiliki pertimbangan
tinggi menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dan partisipasi.
Hal ini
menekankan bahwa gaya kepemimpinan yang keduanya tinggi merupakan gaya
kepemimpinan yang ideal untuk mencapai tujuan organisasi.
Salah satu kesimpulan dari studi Ohio State University dan Michigan University
menyatakan bahwa gaya kepemimpinan mungkin mempunyai dimensi lebih dari satu.
Orientasi pada tugas dan orientasi pada karyawan, keduanya bukan hanya mungkin,
tetapi bisa menjadi penentu prestasi yang baik.
Pendekatan perilaku gaya kepemimpinan yang paling luas digunakan dalam
praktek didasarkan pada riset yang dilakukan pada Universitas Michigan, Universitas
Ohio seperti telah dijelaskan diatas, disamping itu The Lowa Leadership Studies yang
dipimpin oleh Ronald Lippit dan Ralp K. White mengemukakan ada tiga gaya
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
kepemimpinan, yaitu: “(1) authoritarian, autocratic, dictatorial, : (2) democratic; (3)
laissez faire, free-rein, liberalian (Sutarto (2001:177).
Menurut
Reksohadiprodjo
dan
Handoko
(2001),
ketiga
macam
gaya
kepemimpinan tersebut memiliki makna sebagai berikut :
1. Kepemimpinan demokratis adalah gaya kepemimpinan yang bersedia menerima
masukan dari bawahan. Kepemimpinan demokratis cenderung mengikuti
pertukaran pendapat antara orang-orang yang terlibat.
2. Kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan lebih banyak menghadapi
masalah pemberian perintah kepada bawahan.
3. Kepemimpinan laissez-faire adalah gaya kepemimpinan menghindari kuasa dan
tanggungjawab dan hanya akan berpartisipasi bila dibutuhkan.
Kepemimpinan gaya otoriter, otokratis dan diktator adalah kemampuan
mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan keputusan
pemimpin
semata-mata.
Kepemimpinan
gaya
demokratis
adalah
kemampuan
mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan cara berbagai keiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara
pemimpin dan bawahan. Kepemimpinan gaya kebebasan atau gaya liberal adala
kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak
diserahkan kepada bawahan.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Bentuk-bentuk gaya kepemimpinan ini sebenarnya bisa implisit dengan berbagai
kombinasi gaya kepemimpinan initiating structure dan consideration. Dengan demikian
melalui pendekatan prilaku dapat ditentukan apa penyebab kepemimpinan itu efektif,
seperti bagaimana pemimpin mendelegasikan tugas, bagaimana pemimpin berkomunikasi
dengan bawahan dan mencoba memotivasi bawahannya, bagaimana pemimpin
melaksanakan tugas, dan sebagainya. Gaya kepimpinan yang efektif menghasilkan
kinerja karyawan yang cenderung efektif dan sebaliknya.
1.5.2. Manajemen Sumber Daya Manusia
Setiap organisasi mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Dalam proses pencapaian tujuan itu diperlukan sarana-sarana yang dikelola atau diatur
secara tepat, yang kemudian digunakan istilah manajemen. Menurut Hasibuan (1994:1)
“Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik itu
tujuan perusahaan, karyawan maupun masyarakat”. Meskipun demikian secara umum
manajemen meliputi berbagai bidang yang sangat luas, antara lain manajemen sumber
daya manusia, manajemen konflik, manajemen keuangan , dan sebagainya.
Manajemen sumber daya manusia sebagai salah satu bidang manajemen yang lebih
terfokus pada kajian tentang masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja manusia
(personalia) atau yang dikenal dengan kepegawaian, di mana manajemen sumber daya
manusia hanya mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam suatu organisasi. Jadi
manajemen sumber daya manusia atau manajemen personalia merupakan suatu ilmu yang
mengatur unsur manusia dalam suatu organisasi agar mendukung terwujudnya tujuan.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Manajemen itu sendiri telah mengalami berbagai fase perkembangan dari masa ke
masa. Tahapan perkembangan tersebut antara lain sebagaimana pernah ditulis oleh Rama
Royani (2006), dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.1 : Tahap Perkembangan Manajemen
TAHUN
Pendekatan
Esensi
19101935
Menentukan dan Menemukan
Struktur organisasi atau Struktur
Kerja yang efisien
- Era Frederick Taylor dan Henry Fayol
- Rational saintifik
- Organisasi sebagai mesin
19351955
Penerapan model matematik dan
cara cara analisis kuantitatif untuk
meningkatkan produktivitas
- Era Optimasi dalam operation research
- Rational saintifik
- Organisasi sebagai mesin
19551970
Menerapkan cara berpikir sistem
dan pendekatan sistem
- Rational saintifik
- Organisasi sebagai mesin
19701980
- Pendekatan berpikir strategik
seperti strategi korporat,strategi
bisnis,perencanaan
strategis,analisis SWOT
- Banyak dibahas tentang Budaya
Perusahaan dan Tatanilai
- Kualitatif-humanistik
- Organisasi sebagai makluk
19801985
- Manajemen Inovasi
- Kualitatif humanistik
- Organisasi sebagai makluk
< 2000
- Organisasi Pembelajaran
(Learning Organization)
- Manajemen pengetahuan
- Modal maya
- Kualitatif humanistik
- Organisasi sebagai makluk
>2000
Potensi lebih penting dari
Kompetensi
Yaitu Idealisme, Karakter dan
Perasaan sebagai bagian dari
komunitas
Organisasi sebagai komunitas
Perkembangan Terkini
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
The Gallup
- Strength Based
Organization
Organization
Dengan memadukan The
Right man (talent) on The
Right Place ( role )
- Organisasi sebagai komunitas yang
Menggunakan kekuatan masing
masing orang pada peran yang sesuai
- Diperkenalkannya istilah
baru tentang bakat dalam
34 tema bakat
Sumber: Rama Royani, 2006
Batasan atau definisi manajemen sumber daya manusia banyak dikemukakan oleh
para ahli antara lain:
Menurut Flippo (1996:5) manajemen sumber daya manusia adalah “Perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan
dan
pengawasan
kegiatan-kegiatan,
pengadaan,
pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan
sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat”.
Adapun Handoko (2001:4) memberikan definisi “Manajemen sumber daya
manusia sebagai penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan
sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi”.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat dijadikan acuan dalam mendefinisikan
manajemen sumber daya manusia sebagai suatu pengembangan dan perencanaan atau
pengelolaan sumber daya manusia secara optimal.
1.5.3. Sumber Daya Manusia dan Organisasi
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Simamora (1995:1) menyatakan sumber daya yang dimiliki organisasi dapat
dikategorikan atas empat tipe sumber daya yaitu: finansial, fisik, manusia dan
kemampuan teknologis dan sistem. Manusia merupakan salah satu sumber daya yang
dimiliki oleh suatu organisasi.
Sedangkan sumber daya manusia menurut Sinaga dan Hadiati (2001:2), dapat
diartikan sebagai “daya yang bersumber dari manusia. Daya yang bersumber dari
manusia ini dapat pula disebut tenaga atau kekuatan yang melekat pada manusia itu
sendiri, dalam arti memiliki kemampuan, yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Keberhasilan suatu organisasi tidak terlepas dari potensi sumber daya
manusianya. Oleh karena itu berbagai cara dilakukan organisasi untuk menarik dan
mempertahankan loyalitas pegawai melalui modifikasi dan peningkatan kualitas
pengetahuan dan kemampuan sumber daya manusianya.
Dengan melihat secara keseluruhan sumber daya yang dimiliki suatu organisasi,
maka sumber daya manusia memiliki peran yang sentral.
Organisasi tidak akan berjalan tanpa adanya unsur manusia. Sumberdaya lain yang
dimiliki organisasi tidak dapat berjalan mencapai tujuan organisasi tanpa digerakkan oleh
sumber daya manusia. Hal ini dikemukakan lebih lanjut oleh Simamora (1995:1-2)
bahwa ada dua alasan menyebabkan sumber daya manusia penting bagi organisasi yaitu
Pertama, sumber daya manusia mempengaruhi efisiensi dan efektivitas organisasi.
Kedua, sumber daya manusia juga merupakan pengeluaran pokok perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Pentingnya peranan sumber daya manusia sebagai penentu keberhasilan suatu
organisasi tidak dapat disangkal lagi. Kualitas sumber daya manusia yang profesional
sangat dibutuhkan organisasi guna mencapai tujuan. Negara tetangga seperti Singapura
dan Malaysia telah membuktikan pentingnya memiliki sumber daya manusia yang
berkualitas tanpa harus mengandalkan sumber daya alam yang melimpah. Singapura
tumbuh sebagai pusat perekonomian di Asia Tenggara berkat kualitas sumber daya
manusianya yang profesional. Sedangkan Malaysia dapat lebih berkembang dibanding
Indonesia karena perhatian terhadap pentingnya peningkatan kualitas sumber daya
manusia.
Sumber daya manusia perlu mendapat perhatian dan pengelolaan secara
profesional sehingga tercipta sumber daya manusia yang trampil, produktif dan
profesional. Hal sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mangkunegara (2002:1) bahwa
sumber daya manusia di perusahaan perlu dikelola secara profesional agar terwujud
keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan organisasi
perusahaan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama perusahaan
agar dapat
berkembang secara produktif dan wajar.
Jim Collins (2004) menegaskan bahwa, “..It is not enough to get the right people
on the bus, it is important to get the right people in the right seats on the bus. It’s not
about how much you pay people, it is about who you are paying in the first place..”
Bahwa sumber daya manusia yang tepat lah yang akan menjadi aset berharga dalam
organisasi. Ia menilai bahwa dalam suatu organisasi hal pertama dan utama yang harus
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
diperhatikan adalah orangnya, setelah itu baru membahas visi, misi, strategi atau hal-hal
lainnya yang diperlukan.
1.5.4. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
1.5.4.1. Konsep Pemberdayaan
Sebagaimana telah dibahas pada bagian sebelumnya, menurut Webster dalam
Oxford English Dictionary kata “Empower” mengandung dua arti. Pengertian pertama to
give
power
or
authority
to,
memberikan
kekuasaan,
atau
mengalihkan
kekuatan/mendelegasikan wewenang kepada pihak lain. Sedangkan pengertian kedua, to
give ability to or enable, upaya untuk memberi kemampuan atau keberdayaan.
Cook dan Macaulay (1997:2-3) menyatakan bahwa,
Empowerment merupakan perubahan yang terjadi pada falsafah manajemen, yang
dapat membantu menciptakan suatu lingkungan dimana setiap individu dapat
menggunakan kemampuan dan energinya untuk meraih tujuan organisasi.
Sedangkan Mitchell, (1995:6) mengatakan bahw, “ empowerment is given simply,
a highly practical and productive way to get the best from your self and your staff”.
Dalam deskripsi singkat tentang pemberdayaan sumber daya manusia sebagai
salah satu subyek dari kajian manajemen, maka agar dapat dipahami signifikansinya
dalam manajemen, baik manajemen publik maupun manajemen bisnis perlu diawali
dengan pengertian pemberdayaan sumber daya manusia (empowerment of human
resources) dengan menekankan pada kata kunci yang terdiri dari pemberdayaan
(empoerment) dan sumber daya manusia (human resources).
Konsep pemberdayaan dalam organisasi (Sedarmayanti, 2003) yaitu:
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009



Memberikan “daya” (energi atau power) dapat ditunjukkan dalam hal : tenaga,
daya, kemampuan, kekuatan, keberadaan, peranan, wewenang dan tanggung
jawab.
Asalnya dari kata “power” yg artinya “control, authority, dominion”. Awalan
“emp” artinya “on put to” atau “to cover with” jelasnya “more power”. Jadi
empowering artinya is passing on authority and responsibility” yaitu lebih
berdaya dari sebelumnya dalam arti wewenang & tanggung jawabnya termasuk
kemampuan individual yg dimilikinya.
Empowerment adalah: “sesuatu peningkatan kemampuan yg sesungguhnya
potensinya ada, yang usahanya adalah dari kurang berdaya menjadi lebih berdaya
Clutterbuck
dan
Kernaghan
(199:13)
memberikan
beberapa
definisi
pemberdayaan sebagai berikut:





Finding new ways to concentrate power in hands of the people who need it
most to get the job done_putting authority, responsibility, resources, and
rights at the most appropriate level for each task
The delegation of responsibility for decision-making as far down the
management line as possible
The contrroled transfer of power from management to employee in the longterm interest of the business as a whole
Creating the circumtances where people can use their faculties and abilities
at the maximum level in pursuit of common goals, both human and profitoriented
The psychological energy that activates us.
Pemberdayaan dimaksudkan sebagai:





Upaya menemukan cara-cara baru untuk memusatkan kekuasaan di tangan
orang-orang
yang
paling
membutuhkan
untuk
melaksanakan
pekerjaannya_memberikan kewenangan, tanggung jawab, sumber-sumber dan
hak-hak di tingkat yang paling tepat untuk masing-masing tugas.
Pendelegasian tanggung jawab atas pembuatan keputusan sampai sejauh
mungkin di bawah lini manajemen
Peralihan kekuasaan secara terkendali dari manajemen ke karyawan untuk
mencapai tujuan jangka panjang perusahaan secara keseluruhan
Upaya menciptakan situasi dan kondisi dimana orang-orang bisa
menggunakan potensi khusus dan kemampuan mereka di tingkat
maksimum untuk mewujudkan tujuan-tujuan bersama, baik tujuan
kemanusiaan maupun tujuan yang berorientasi pada laba.
Energi psikologis yang mengaktifkan karyawan.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Kata pemberdayaan sering digunakan sebagai pembenaran, agar seluruhnya tetap
berlangsung dengan baik, mengurangi besarnya biaya dan untuk mengambil tindakan
secara selektif dengan cara yang aman (Cook dan Macaulay,1997:6).
Titik awal proses pemberdayaan harus dimulai dengan penilaian secara jujur
tentang budaya dalam organisasi pada saat terakhir. Penilaian ini akan mengarah pada
suatu kesadaran yang lebih mendalam tentang apa yang perlu diubah, mengapa perlu
diubah dan apa hambatan utamanya. Pemberdayaan merupakan proses yang memerlukan
suatu perencanan menyeluruh, dengan pemikiran mendalam tentang mekanisme
pemantauan dan peningkatan secara terus-menerus. Perencanan tidak akan menjamin
terjadinya keberhasilan, tetapi paling tidak memberikan dasar membentuk kejadian
penting dan mengukur prestasi.
Pemberdayaan secara sederhana adalah cara yang amat praktis dan produktif
untuk mendapatkan yang terbaik dari diri kita sendiri dan dari staf kita. Pemberdayaan
juga diperlukan pelimpahan proses pengambilan keputusan dan tanggung jawab secara
penuh. Pemberdayaan memungkinkan pemanfaatan kecakapan dan pengetahuan staf
sepenuh-penuhnya dan sebenar-benarnya.
Lebih lanjut upaya pemberdayaan lebih menekankan pada pemberdayaan staf,
karena:
- Dekat dengan pelanggan
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Staf dalam keseharian adalah yang paling dekat dengan pelanggan namun
ironisnya staf memiliki suara paling kecil dengan proses pengambilan keputusan.
Sesungguhnya pemberdayaan adalah masalah keuntungan : waktu, mutu, komitmen,
gagasan dan sebagainya, sehingga pemberdayaan memungkinkan pemanfaatan
kecakapan dan pengetahuan staf sepenuhnya dan sebanyak-banyaknya.
- Staf sebagai sumber daya
Staf adalah sumber daya yang paling tidak dimanfaatkan karena banyak
organisasi yang tidak memanfaatkan kecakapan dan kemampuan staf sebanyak mungkin,
lantaran peraturan dan prosedur yang membebani staf.
- Kapasitas staf
Kapasitas staf dapat meningkat apabila staf itu sendiri dimanfaatkan kecakapan,
pengetahuan, kecerdasan dan pengalamannya.
- Mengapa memberdayakan
Manfaat bagi individu yang diberdayakan adalah kesempatan untuk meningkatkan
kecakapan-kecakapan yang penting, memberi kepada staf rasa berprestasi yang lebih
besar dan meningkatkan motivasi.
- Manajemen yang tradisional
Manajemen yang fleksibel memberdayakan staf untuk mengambil keputusan
secara tepat berdasarkan visi yang jernih mengenai keberhasilan dan sasaran yang jelas.
(Stewart, 1998:22-29)
Mengenai istilah pemberdayaan (empowerment), Prijono dan Pranarka (1996:72)
mengartikannya sebagai berikut :
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Pemberdayaan sebagai proses belajar mengajar yang merupakan usaha
terencana dan sistemetis yang dilaksanakan secara berkesinambungan baik bagi
individu maupun kolektif, guna mengembangkan daya (potensi) dan kemampuan
yang terdapat dalam diri individu dan kelompok.
Sementara itu Tjiptono dan Diana (1996:128) mengemukakan bahwa :
Pemberdayaan diartikan sebagai pelibatan karyawan yang benar-benar berarti
(signifikan). Dengan demikian pemberdayaan tidak hanya sekedar memiliki
masukan tetapi juga memperhatikan, memper-timbangkan dan menindaklanjuti
masukan tersebut apakah diterima atau tidak. Tanpa adanya pemberdayaan,
pelibatan karyawan hanyalah alat menajemen yang tidak ada gunanya.
Dengan demikian esensi pemberdayaan merupakan suatu upaya peningkatan
kualitas pegawai untuk mencapai kinerja yang optimal, diantaranya adalah melalui
aktivitas pelatihan dan pengembangan pegawai.
Cook dan Macaulay (1997:99), berpendapat bahwa,” saat ini telah terjadi
kenaikan yang tajam tentang pentingnya pelatihan karyawan sebagai cara mendukung
empowerment. Banyak organisasi yang memandang
pelatihan dan pengemabangan
sebagai hal yang vital untuk merealisasikan proses empowerment ke dalam tindakan”.
United
Nations
Development
Programme-UNDP
(Sedarmayanti,
2004)
mendefinisikan pengembangan sumber daya manusia sebagai berikut,
Pengembangan sumber daya manusia adalah proses meningkatkan kemampuan
manusia untuk melakukan pilihan-pilihan. Pengertian ini memusatkan perhatian
pada pemerataan dalam peningkatan kemampuan manusia (melalui investasi pada
manusia itu sendiri) dan pemanfaatan kemampuan itu (melalui penciptaan
kerangka keterlibatan manusia untuk mendapatkan penghasilan dan perluasan
peluang kerja).
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Mengingat
pemberdayaan sumber daya manusia sangat
penting untuk
meningkatkan kinerja organisasi, maka pemberdayaan sumber daya manusia harus
terencana,
terarah
dan
strategis
yang
pada
akhirnya
dapat
digunakan
dan
diimplementasikan pada unit-unit kerja organisasi yang bersangkutan.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat dibangun suatu pengertian bahwa,
pemberdayaan adalah suatu upaya organisasi untuk meningkatkan kemampuan pegawaipegawainya, sehingga mereka dapat diberikan wewenang dan tanggung jawab sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Dengan meningkatknya kemampuan pegawai untuk
melaksanakan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan, maka pegawai tersebut
akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja (prestasi kerjanya). Upaya untuk
meningkatkan kemampuan pegawai antara lain dengan mengikutsertakan pegawai pada
pelatihan yang menyangkut bidang tugasnya.
1.5.4.2. Komponen dan Indikator Pemberdayaan
Sumber daya manusia dalam suatu organisasi sangat strategis dan menentukan,
bahkan keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan justru ditentukan
oleh faktor sumber daya manusianya.
Menurut Sinaga dkk, (2001: 21-22), komponen-komponen yang perlu mendapat
perhatian dalam rangka pemberdayaan sumber daya manusia adalah sebagai berikut:

Kemampuan pegawai, meliputi: pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau
prilaku
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009

Penempatan pegawai yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan jabatan dalam
suatu organisasi, artinya penempatan pegawai dalam suatu jabatan senantiasa
dikaitkan dengan kemampuan yang dimiliki oleh pegawai.

Kewenangan dan tanggung jawab yang jelas

Kepercayaan terhadap pegawai

Dukungan terhadap pegawai

Kepemimpinan.

Motivasi.
Pemberdayaaan sumber daya manusia berarti memberdayakan seluruh sumber
daya manusia yang dimiliki oleh sutau organisasi. Menurut Sedarmayanti (1999:320),
“pemberdayaan sumber daya manusia mencakup berbagai indikator yaitu,
 Rekrutmen pegawai
 Seleksi pegawai,
 Penempatan pegawai,
 Pengembangan pegawai,
 Pemeliharaan pegawai,
 Pemanfaatan pegawai,
 Pemberhentian pegawai.
Indikator pertama Rekrutmen pegawai, merupakan proses untuk mencari tenaga
kerja, dengan cara melamar pada suatu perusahaan (organisasi). Indikator kedua Seleksi
pegawai, merupakan kegiatan untuk memilih dan menentukan calon pegawai yang
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, serta memprediksi kemungkinan keberhasilan
atau kegagalan pegawai dalam pekerjaan yang akan dilaksanakannya.
Indikator ketiga adalah penempatan, merupakan proses pemberian tugas kepada mereka
yang lulus seleksi dengan wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan porsi dan
komposisi yang telah ditetapkan. Indikator keempat pengembangan pegawai, yaitu proses
meningkatkan kemampuan pehawai baik pengetahuan, keterampilan maupun sikap
pegawai agar lebih berkualitas melalui pendidikan dan pelatihan teknis, teoritis,
konseptual dan moral pegawai.
Indikator kelima pemeliharaan pegawai, merupakan kegiatan untuk meningkatkan
kondisi fisik, mental dan loyalitas pegawai, agar mereka tetap mau bekerja. Indikator
keenam adalah pemanfaatan pegawai yang didasarkan kepada kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki oleh pegawai dalam rangka pencapaian program dan sasaran
organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan indikator ketujuh adalah pemberhentian
pegawai. Pemberhentian pegawai dilaksanakan dengan memperhatikan kepentingan
pegawai yang bersangkutan dan kepentingan organisasi.
Dalam penelitian ini pemberdayaan pegawai yang akan di bahas adalah pada 3
(tiga) dimensi pemberdayaan saja, yaitu:
1. Penempatan Pegawai
2. Pengembangan (Pendidikan dan Pelatihan) Pegawai
3. Pemanfaatan dan pemeliharan pegawai
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
I.6. Defenisi Konsep
Konsep adalah abstraksi yang dibentuk untuk menggeneralisasikan hal-hal yang
bersifat khusus. Singarimbun menyatakan bahwa kerangka konsep merupakan defenisi
untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial ataupun alami.
(Singarimbun, 1995 : 24)
Berdasarkan kerangka teori, dapat disusun defenisi konsep sebagai berikut:
1. Kepemimpinan
sebagai
kegiatan
memandu,
menuntun,
membimbing,
membangun, memberi atau membangunkan motivasi kerja, mengemudikan
oraganisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi organisasi yang baik,dan
membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin di tuju sesuai dengan
ketentuan waktu dan perencanaan.
2. Pemberdayaan pegawai adalah upaya organisasi untuk meningkatkan kemampuan
pegawai-pegawainya, sehingga mereka dapat diberikan wewenang dan tanggung
jawab sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. Kinerja (performance) adalah prestasi kerja dari seseorang atau lebih dalam
pelaksanaan pekerjaannya, sedangkan appraisal of performance atau penilaian
prestasi kerja atau penilaian kinerja adalah suatu sistem yan digunakan untuk
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan atau pegawai telah
melaksanakan pekerjaannya masing-masing secara keseluruhan.
I.7. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah suatu batasan yang diberikan kepada suatu variabel
dengan cara memberikan arti atau mempersiapkan, memberikan suatu petunjuk
operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel-variabel tertentu”. ( Singarimbun,
1995, 46)
1. Kepemimpinan dengan indikator :
a. Menentukan tujuan pelaksanaan kerja yang realistis,.
b. Melengkapi para karyawan dengan sumber dana yang diperlukan untuk
menjalankan tugasnya,
c. Mengkomunikasikan kepada para karyawan tentang apa yang diharapkan dari
mereka
d. Memberikan susunan motivasi yang sepadan untuk mendorong prestasi,
e. mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengundang partisipasi
apabila memungkinkan
f. Menghilangkan hambatan-hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
g. Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya,
h. Menunjukkan perhatian kepada karyawan
2. Pemberdayaan pegawai dengan indikator
:
a. Penempatan pegawai
b. Pengembangan pegawai
c. Pemeliharaan dan pemanfaatan pegawai
I.8. Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, defenisi operasional, serta
sistematika penulisan.
BAB II
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel,
teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Dalam bab ini disajikan disajikan gambaran umum lokasi penelitian
seperti sejarah singkat, perincian tugas, dan struktur organisasi.
BAB IV
PENYAJIAN DATA PENELITIAN
Bab ini memuat penyajian data berkaitan dengan permasalahan yang
diteliti.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
BAB V
ANALISA DATA
Bab ini berisikan analisa dan interpretasi terhadap data-data yang
diperoleh dalam penelitian
BAB VI
PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang memuat kesimpulan dan saran.
BAB II
METODE PENELITIAN
II.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif kualitatif yaitu
yang dapat diartikan sebagai pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan
keadaan subjek atau objek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain pada
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang nampak atau sebagaimana adanya (Nawawi,
1993 : 63).
II.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN Jl.
Imam Bonjol No. 18 Lt. II Medan
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
II.3.Populasi dan sampel
II.3.1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari objek penelitian yang terdiri dari
manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala, nilai-nilai tertentu ataupun
peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu
penelitian. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi atau wakil dari populasi yang
menjadi sumber data yang sebenarnya (Singarimbun, 1995 : 73)
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai tetap non
manajerial pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan yang berjumlah 120 orang .
II.3.2. Sampel
Sampel dapat diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data
yang sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain sampel adalah sebagian dari
populasi untuk mewakili populasi. Pengambilan yang sebagian dimaksudkan sebagai
representasi seluruh populasi, sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan.
(Singarimbun, 1995 :15). Adapun teknik pengambilan sampel adalah menggunakan
teknik pengambilan sample secara acak (random sampling) dari populasi pegawai tetap
yang ada di perusahaan. Untuk menentukan jumlah responden dari populasi yang ada
digunakan berdasarkan pendapat Arikunto (2006), jika jumlah populasi besar (lebih dari
100) maka sampel yang diambil sebesar 10-15%, 20-25 % atau lebih. Berdasarkan
pendapat diatas maka jumlah sample diambil sebesar 50% atau berjumlah 60 Orang
responden.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
II.4. Tehnik Pengumpulan data
Data - data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder, dengan perincian sebagai berikut:
▪ Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian.
Teknik pengumpulan data primer dilakukan melalui instrumen penelitian
berbentuk angket/kuesioner yaitu suatu alat pengumpulan data dengan
memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden untuk diisi guna
mendapatkan informasi dalam rangka memperoleh data yang diperlukan.
▪ Data Sekunder, yaitu data yang tidak diperoleh langsung dari objek penelitian.
Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan melalui penelitian kepustakaan
(library research), yaitu dengan mempelajari sejumlah buku, tulisan serta
karangan ilmiah yang memiliki relevansi dengan masalah yang sedang diteliti.
II.5. Tehnik Analisa Data
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang memberikan gambaran
mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Data-data yang terkumpul baik lewat
studi kepustakaan dan kuisioner akan disusun dan kemudian disajikan dalam bentuk
analisa tabel tunggal.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
BAB III
DEKRIPSI DATA
III.1. Sejarah PT. Bank Sumut
PT. Bank Sumut didirikan pada tanggal 4 Nopember 1961 berbentuk hukum
Perseroan Terbatas dengan nama PT. Bank Sumut. Berdasarkan UU Nomor 13 Tahun
1962, bentuk hukum dirubah menjadi Perusahaan Daerah.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 1999, bentuk hukum dirubah
dari Perusahaan Daerah kembali menjadi Perseroan Terbatas (PT). Modal dasar
Perseroan ditetapkan sebesar Rp 400 milyar yang kemudian dilakukan lagi penambahan
modal dasar menjadi Rp 500 milyar.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
PT. Bank Sumut pertama sekali menempati kantor di Jalan Palang Merah No.6266 Medan, kemudian dipindahkan ke Jalan Imam Bonjol Nomor 7 Medan. Pada tanggal
20 April 1989 Menteri Dalam Negeri meresmikan gedung kantor baru yang cukup megah
dan representatif terletak di jantung bisnis kota Medan, tepatnya di Jalan Imam Bonjol
Nomor 18 yang ditempati hingga saat ini.
Sesuai dengan hasil audit Kantor Akuntan Publik Grant Thornton Hendrawinata
& Rekan atas kinerja keuangan PT. Bank Sumut tahun buku 2003, 2004, 2005 dan tahun
buku 2006 telah diberikan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian pada opininya.
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian ini adalah berkat upaya yang telah dilakukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kinerja keuangan PT. Bank Sumut yang sejak tahun
1998 belum pernah diperoleh.
Disamping itu PT. Bank Sumut juga telah memperoleh penghargaan Info Bank
Award dengan predikat Sangat Bagus sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut yaitu untuk
tahun buku 2002, 2003, 2004 dan telah mendapat Bank Golden Award untuk tahan buku
2005 dan 2006 dari Majalah Info Bank sesuai hasil rating yang dilakukan atas kinerja
keuangan Bank di Indonesia.
Demikian juga berdasarkan hasil pemeriksaan Bank Indonesia untuk tahun buku
2002, 2003, 2004, 2005 dan 2006 Tingkat Kesehatan PT. Bank Sumut dinyatakan
SEHAT.
Adapun Pemegang saham PT. Bank Sumut adalah sebagai berikut :

Pemerintah Propinsi Sumatera Utara

Pemerintah Kabupaten / Kota se Sumatera Utara
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
PT. Bank Sumut berfungsi sebagai alat pengembangan ekonomi daerah, di dalam
kegiatan operasionalnya sebagai bank umum juga turut serta membantu pemerintah
mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi daerah.
PT. Bank Sumut menggerakkan ekonomi kerakyatan dengan menyalurkan kredit
modal kerja dan investasi kepada pedagang, usaha kecil dan menengah di sektor
pertanian,
industri
kecil
termasuk
home
industry,
agro
industri,
perdagangan/restoran/hotel dan jasa lainnya, konstruksi dan sektor-sektor lainnya serta
kepada para pegawai negeri/swasta, dengan sumber dana yang berasal dari
penghimpunan dana masyarakat dan pemerintah.
Implementasi online system pada tahun 2002 telah dilakukan di seluruh unit
kantor PT. Bank Sumut yang tersebar di seluruh wilayah Sumatera Utara.
Online system memberikan kemudahan kepada nasabah untuk melakukan
transaksi antar Kantor Cabang, Cabang Pembantu dan Kantor Kas secara online dan real
time atas produk-produk PT. Bank Sumut seperti tarik/setor Tabungan, transfer, inkasso,
dan sebagainya.
Dengan online system diharapkan nasabah
dapat
melakukan transaksi
keuangannya hanya di PT. Bank Sumut (one stop banking) dan dapat melakukan
transaksi rekening di seluruh Kantor Operasional PT. Bank Sumut.
III.2. Jaringan Kantor PT. Bank Sumut
PT. Bank Sumut memiliki jaringan kantor operasional berupa Kantor Cabang,
Cabang Pembantu dan Kantor Kas di seluruh Kabupaten, Kota dan Kecamatan di wilayah
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Sumatera Utara. Salah satu Kantor Cabang PT. Bank Sumut yang menjadi objek
penelitian penulis adalah Kantor Cabang Utama Medan yang terletak di Jalan Imam
Bonjol No. 18 Medan.
Daerah kerja PT. Bank Sumut Kantor Cabang Utama Medan meliputi Kota
Medan dan sekitarnya. Dalam perkembangannya guna mendukung aktivitas PT.Bank
Sumut Kantor Cabang Utama Medan membawahi beberapa Kantor Cabang Pembantu,
yaitu :

Kantor Cabang Pembantu Kantor GUBSU

Kantor Cabang Pembantu RSU Pirngadi

Kantor Cabang Pembantu PDAM Tirtanadi

Kantor Cabang Pembantu Pasar Petisah

Kantor Cabang Pembantu P. Brayan

Kantor Cabang Pembantu Pusat Pasar

Kantor Cabang Pembantu Belawan
III.3. Struktur Organisasi
PT. Bank Sumut
Kantor Cabang Utama Medan adalah salah satu organ dari
struktur organisasi PT. Bank Sumut secara keseluruhan. Dalam hal ini fungsi Kantor
Cabang Utama adalah :
1.
Menyelenggarakan kegiatan usaha perbankan berupa penghimpunan dana,
penyaluran kredit dan jasa-jasa perbankan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku ;
2.
Membantu Direksi dalam melaksanakan fungsinya sesuai ketentuan yang berlaku ;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
PT. Bank Sumut Kantor Cabang Utama Medan dipimpin oleh seorang Pemimpin
Cabang dan dibantu oleh dua Wakil Pemimpin Cabang yaitu Bidang Pemasaran dan
Bidang Operasional. Adapun struktur organisasi perusahaaan terlihat pada Lampiran 2
dan Struktur Organisasi.
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab dari Pemimpin Cabang, Wakil Pemimpin
Cabang Bidang Pemasaran, Wakil Pemimpin Cabang Bidang Operasional yang dibatasi
sampai dengan Kepala Bagian dari PT. Bank Sumut Kantor Cabang Utama Medan
adalah:
A. Pemimpin Cabang, bertugas :
1. Memimpin, mengkoordinir, membimbing dan mengawasi serta melakukan
penilaian terhadap kinerja pejabat dan karyawan dilingkungan Kantor Cabang
Utama ;
2. Membimbing dan mengarahkan kegiatan pelayanan kepada nasabah, penggunaan
teknologi Informasi, administrasi kredit, pengelolaan likuiditas serta memantau
dan mengendalikan kegiatan-kegiatan tersebut ;
3. Membimbing dan mengarahkan kegiatan penghimpunan dana, penyaluran kredit,
pemasaran jasa-jasa bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku berdasarkan
kebijakan direksi pada rencana kerja bank serta memantau dan mengendalikan
kegiatan-kegiatan tersebut ;
4. Membimbing dan mengarahkan penyusunan rencana kerja tahunan, jangka
menengah dan jangka panjang untuk diajukan kepada Direksi dan selanjutnya
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
menyusun action plan, melakukan koordinasi atas pelaksanaan rencana kerja yang
telah disetujui Direksi ;
5. Melakukan evaluasi atas performance dan memberikan pengarahan dalam
penyusunan program-program untuk meningkatkan performance sesuai target
yang telah ditetapkan Direksi ;
6. Menjalin dan meningkatkan hubungan dengan masyarakat terutama pemilik dana
dan atau pengusaha – pengusaha swasta dan pemerintah, instansi / dinas
pemerintah, yayasan-yayasan, dan lain – lain ;
7. Memimpin kegiatan kelompok pemutus kredit sesuai dengan ketentuan yang
berlaku ;
8. Membimbing, mengarahkan dan memonitor upaya-upaya penyelesaian kredit non
lancar ;
9. Mengelola dan mengamankan kunci pintu kluis penyimpanan uang dan
penyimpanan surat berharga/surat barang jaminan kredit serta seluruh inventaris
kantor ;
10. Menyelenggarakan acara serah terima jabatan Wakil Pemimpin Cabang sesuai
ketentuan yang berlaku ;
11. Mengadakan rapat-rapat (yang bersifat koordinasi, bimbingan/pengarahan
ataupun supervisi) untuk memelihara/meningkatkan performance Cabang
Utama/pelayanan kepada nasabah, kebersihan/kerapian kantor dan pengamanan
seluruh harta benda perusahaan ;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
12. Melakukan tugas – tugas lainnya yang berhubungan dengan aktivitas Kantor
Cabang Utama ;
13. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan-pertimbangan kepada Direksi
tentang langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu diambil dibidang
tugasnya ;
B. Pemimpin Cabang, berwenang untuk :
1. Mewakili Direksi apabila diperlukan untuk mengadakan hubungan dengan Bank
lain / pemilik dana dan atau instansi / dinas lain ;
2. Menerbitkan surat – surat berharga sesuai ketentuan yang berlaku ;
3. Mengesahkan penerbitan Deposito Berjangka / Sertifikat Deposito sesuai
ketentuan yang berlaku ;
4. Membuka dan menutup rekening Kantor Cabang Utama di Bank lain sesuai
ketentuan yang berlaku ;
5. Menyetujui penerbitan Bank Garansi sesuai batas wewenangnya ;
6. Mengesahkan/menandatangani surat jaminan Bank (Bank Garansi) dengan
jaminan tunai atau Giro blokir yang kontra garansinya sesuai ketentuan yang
berlaku ;
7. Menyetujui pemberian dan pencairan kredit sesuai ketentuan yang berlaku;
8. Menyetujui / mengesahkan Analisa Kredit dan Daftar Taksasi Barang Agunan
9. Mengesahkan pengikatan Barang Agunan dan Perjanjian Kredit ;
10. Menyetujui pemberian fasilitas cerukan sesuai ketentuan yang berlaku ;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
11. Menandatangani surat peringatan, tegoran dan panggilan kepada Debitur non
lancar.
12. Menyetujui kiriman uang melalui BI RTGS sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
13. Menandatangani semua surat - surat berharga, warkat – warkat, laporan – laporan
dan surat – surat lainnya yang bersifat intern dan ekstern yang berhubungan
dengan operasionil Kantor Cabang Utama sesuai ketentuan yang berlaku ;
14. Mewakili Bank sebagai avalis promes dan surat berharga lainnya, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku ;
15. Menyetujui pembayaran biaya rutin sesuai ketentuan yang berlaku ;
16. Melantik dan mengambil sumpah jabatan Pejabat dilingkungan Kantor Cabang
Utama ;
17. Menilai prestasi kerja pejabat dan pegawai dilingkungan Kantor Cabang Utama
dan melaporkannya ke Kantor Pusat ;
18. Mengadakan mutasi intern pegawai dilingkungan Kantor Cabang Utama sesuai
ketentuan yang berlaku ;
19. Memberikan teguran / sanksi secara lisan / tulisan dan skorsing kepada pejabat
dan pegawai sesuai ketentuan yang berlaku ;
20. Memberikan rekomendasi izin cuti dan pejabat pengganti dilingkungan Kantor
Cabang Utama sesuai ketentuan yang berlaku ;
21. Mempergunakan seluruh menu aplikasi OLIB’s yang terdapat pada fungsi
Pimpinan Operasional ;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
22. Melaksanakan wewenang lainnya sesuai ketentuan yang berlaku ;
C. Pemimpin Cabang, bertanggung jawab atas :
1. Seluruh pelaksanaan tugas di Kantor Cabang Utama kepada Direksi ;
2. Semua operasionil dan performance Kantor Cabang Utama dengan mengacu
kepada budget dan standard ratio yang sehat ;
3. Pencapaian rencana kerja dan pelaksanaan action program Kantor Cabang Utama;
4. Terjaminnya likuiditas Bank sesuai ketentuan yang berlaku ;
5. Kelayakan dan kualitas kredit yang diberikan ;
6. Semua pekerjaan yang disupervisinya ;
7. Semua biaya – biaya yang terjadi di Kantor Cabang Utama ;
8. Memegang teguh rahasia jabatan dan rahasia bank ;
9. Kebenaran dan ketepatan waktu laporan – laporan yang berhubungan dengan
Kantor Cabang Utama ;
10. Keamanan, penggunaan dan transaksi melalui aplikasi OLIB’s ;
11. Keselamatan dokumen, arsip serta seluruh kekayaan perusahaan yang berada di
lingkungan Kantor Cabang Utama.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
D. Wakil Pemimpin Cabang Bidang Pemasaran, bertugas :
1. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan-pertimbangan kepada Pemimpin
Cabang Utama tentang langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu
diambil dibidang tugasnya ;
2. Menciptakan hubungan kerja yang baik dan harmonis dengan unit – unit lainnya
untuk tujuan pencapaian hasil usaha Bank ;
3. Mengkoordinir penyusunan usulan rencana dari :
a.
Bagian Pemasaran Dana ;
b.
Bagian Pemasaran Kredit ;
c.
Seksi Penyelamatan Kredit ;
d.
Cabang Pembantu sesuai bidangnya ;
e.
Kantor Kas sesuai bidangnya.
4. Melakukan supervisi dan mengkoordinir Bagian Pemasaran Dana, Bagian
Pemasaran Kredit, Seksi Penyelamatan Kredit,
Cabang Pembantu sesuai
bidangnya dan Kantor Kas sesuai bidangnya ;
5. Sebagai anggota Komite Pemutus Kredit, memeriksa dan meneliti berkas – berkas
/ dokumen kredit yang dibuat Bagian Pemasaran Kredit serta membahas
kelayakan kredit sesuai ketentuan yang berlaku ;
6. Memeriksa, meneliti dan menandatangani berkas – berkas analisa kredit dan
taksasi barang agunan sesuai ketentuan yang berlaku ;
7. Mengatur dan memeriksa pembuatan program kunjungan kepada debitur serta
memonitor pelaksanaannya ;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
8. Mengatur pembentukan sistem peringatan dini (Early Warning System) untuk
memudahkan monitoring keadaan usaha debitur atau kondisi finansial debitur;
9. Mengatur pembuatan laporan – laporan dan analisa dengan mengacu kepada
standard ratio dan Early Warning System, baik yang bersifat intern maupun
ekstern sehubungan dengan kredit yang direalisasi ;
10. Mempelajari laporan hasil pemantauan usaha debitur serta memberikan saran
antisipasi untuk menentukan tindak lanjut yang perlu segera dilaksanakan ;
11. Mengawasi penggunaan seluruh harta benda yang berada dilingkungan Kantor
Cabang Utama ;
12. Membantu Pemimpin Cabang Utama dalam membimbing dan mengawasi
pekerjaan pejabat dan pegawai di lingkungan Kantor Cabang Utama, terutama di
Bagian Pemasaran Dana, Bagian Pemasaran Kredit, Seksi Penyelamatan Kredit,
Cabang Pembantu sesuai bidangnya dan Kantor Kas sesuai bidangnya;
13. Melakukan tugas–tugas lainnya yang berhubungan dengan aktivitas Kantor
Cabang Utama.
E. Wakil Pemimpin Cabang Bidang Pemasaran, berwenang untuk :
1. Melaksanakan seluruh tugas, wewenang dan tanggung jawab Pemimpin Cabang
Utama sesuai bidang tugasnya apabila Pemimpin Cabang Utama berhalangan
(tidak masuk kantor atau melakukan perjalanan dinas keluar wilayah kerja Kantor
Cabang Utama) sesuai ketentuan yang berlaku ;
2. Menjadi salah seorang anggota Komite Pemutus Kredit ;
3. Menyetujui analisa kredit dan taksasi barang agunan sesuai ketentuan berlaku;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
4. Mewakili Pemimpin Cabang Utama apabila diperlukan untuk mengadakan
hubungan dengan pihak lain atau instansi lain sehubungan dengan operasional
Kantor Cabang Utama ;
5. Menilai dan memberikan saran kepada Pemimpin Cabang Utama tentang prestasi
kerja dan pemberian teguran / sanksi hukuman pada pejabat dan pegawai di unit
yang disupervisinya sesuai ketentuan yang berlaku ;
6. Memberikan rekomendasi izin cuti pejabat dan pegawai di unit yang
disupervisinya untuk disampaikan kepada Pemimpin Cabang Utama ;
7. Mengesahkan / menandatangani atau memaraf semua warkat – warkat, nota –
nota, surat – surat berharga, laporan – laporan dan surat – surat lainnya yang
menyangkut bidang tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku ;
8. Mempergunakan seluruh menu pada aplikasi OLIB’s yang terdapat pada fungsi
Supervisi Kredit ;
9. Menyetujui kiriman uang melalui BI RTGS sesuai dengan ketentuan yang
berlaku ;
10. Melaksanakan wewenang lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.
F. Wakil Pemimpin Cabang Bidang Pemasaran, bertanggung jawab atas :
1. Kelancaran dan kebenaran pelaksanaan seluruh operasionil dalam bidang
tugasnya kepada Pemimpin Cabang Utama ;
2. Kelayakan kredit yang direalisasi ;
3. Kelancaran pengembalian kredit yang direalisir ;
4. Seluruh pekerjaan unit kerja yang disupervisinya ;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
5. Memegang teguh rahasia jabatan dan rahasia Bank ;
6. Kebenaran dan ketepatan waktu laporan – laporan yang berhubungan dengan
tugasnya ;
7. Semua biaya di bagian / unit yang berada dibawah supervisinya dengan mengacu
kepada standar ratio yang sehat ;
8. Keamanan, penggunaan dan transaksi melalui aplikasi OLIB’s ;
9. Keamanan dan keselamatan seluruh perlengkapan inventaris dan dokumen yang
berada dalam pengawasannya.
G. Wakil Pemimpin Cabang Bidang Operasional, bertugas :
1. Memberikan saran – saran dan atau pertimbangan – pertimbangan kepada
Pemimpin Cabang Utama tentang langkah – langkah atau tindakan – tindakan
yang perlu diambil dibidang tugasnya ;
2. Menciptakan hubungan kerja yang baik dan harmonis dengan unit – unit lainnya
untuk tujuan pencapaian hasil usaha Bank ;
3. Membantu Pemimpin Cabang Utama mengelola likuiditas Cabang Utama ;
4. Mengkoordinir penyusunan usulan rencana dari :
a. Bagian Pelayanan Nasabah ; d. Cabang Pembantu sesuai bidangnya;
b. Bagian Operasional ;
e. Kantor Kas sesuai bidangnya ;
c. Kas Mobil ;
f. ATM.
5. Melakukan supervisi dan mengkoordinir pekerjaan Bagian Pelayanan Nasabah,
Bagian Operasional, Kas Mobil, Cabang Pembantu sesuai bidangnya, Kantor Kas
sesuai bidangnya dan ATM ;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
6. Menjalin dan meningkatkan hubungan dengan masyarakat terutama pemilik dana
dan atau pengusaha – pengusaha swasta dan pemerintah, yayasan – yayasan, dan
lain – lain ;
7. Menyimpan dan mengawasi penggunaan kunci pintu terali khazanah (kluis)
penyimpanan uang dan khazanah (kluis) penyimpanan barang agunan sesuai
ketentuan yang berlaku ;
8. Memeriksa dan meneliti bilyet Deposito / Sertifikat Deposito sesuai ketentuan
yang berlaku ;
9. Membantu Pemimpin Cabang Utama membuat evaluasi performance Kantor
Cabang Utama ;
10. Membantu Pemimpin Cabang Utama mengusahakan peningkatan pelayanan
kepada nasabah ;
11. Memeriksa dan meneruskan berkas-berkas dan dokumen kredit serta akad kredit
dan pengikatan barang agunan ;
12. Mengkoordinir dan memeriksa pembuatan laporan-laporan dari bidang/unit yang
disupervisinya ;
13. Memeriksa dan mengesahkan pembayaran gaji pegawai dan biaya-biaya yang
menyangkut kepegawaian dan biaya umum lainnya ;
14. Membantu Pemimpin Cabang Utama dalam membimbing dan mengawasi seluruh
pekerjaan pejabat dan pegawai dilingkungan Kantor Cabang Utama terutama pada
Bagian Pelayanan Nasabah, Bagian Operasional, Kas Mobil, Cabang Pembantu
sesuai bidangnya, Kantor Kas sesuai bidangnya dan ATM ;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
15. Melakukan tugas – tugas lainnya yang berhubungan dengan aktivitas Kantor
Cabang Utama.
H. Wakil Pemimpin Cabang Bidang Operasional, berwenang untuk :
1. Melaksanakan seluruh tugas, wewenang dan tanggung jawab Pemimpin Cabang
Utama sesuai dengan bidang tugasnya apabila Pemimpin Cabang Utama
berhalangan (tidak masuk kantor atau melakukan perjalanan dinas keluar wilayah
kerja Kantor Cabang Utama) sesuai ketentuan yang berlaku;
2. Menyetujui penerbitan dan menandatangani bilyet Deposito dan Sertifikat
Deposito sesuai ketentuan yang berlaku ;
3. Menyetujui penerbitan warkat – warkat, surat berharga, nota – nota perhitungan,
surat - surat dan laporan – laporan sesuai ketentuan yang berlaku ;
4. Mengesahkan / menandatangani persetujuan permohonan pembukaan rekening
giro ;
5. Mengesahkan / menandatangani surat peringatan kepada nasabah atas saldo
minimum rekening giro yang harus dipenuhi ;
6. Mengesahkan / menandatangani surat keterangan Bank sesuai ketentuan yang
berlaku ;
7. Menyetujui warkat penarikan dan penyetoran dari rekening Kantor Cabang Utama
di Bank lain sesuai ketentuan yang berlaku ;
8. Bersama Pemimpin Cabang mewakili bank sebagai avalis promes dan surat
berharga lainnya sesuai ketentuan yang berlaku ;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
9. Mewakili Pemimpin Cabang Utama apabila diperlukan untuk mengadakan
hubungan dengan pihak lain atau instansi lain sehubungan operasional Kantor
Cabang Utama ;
10. Menilai dan memberikan saran kepada Pemimpin Cabang Utama tentang prestasi
kerja dan pemberian teguran / sanksi hukuman pada pejabat dan pegawai di unit
yang disupervisinya sesuai ketentuan yang berlaku ;
11. Memberikan rekomendasi izin cuti pejabat dan pegawai di unit yang berada di
bawah supervisinya untuk disampaikan kepada Pemimpin Cabang Utama ;
12. Mengesahkan / menandatangani atau memaraf semua warkat - warkat, nota-nota,
surat-surat berharga, laporan – laporan dan surat – surat lainnya yang menyangkut
bidang tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku ;
13. Mempergunakan seluruh menu aplikasi OLIB’s yang terdapat pada fungsi
Pimpinan Operasional dan atau Supervisi Dana dan atau Supervisi Kredit dan atau
Administrator Kredit ;
I. Wakil Pemimpin Cabang Bidang operasional, bertanggung jawab atas :
1. Kelancaran dan kebenaran pelaksanaan seluruh operasionil dalam bidang
tugasnya kepada Pemimpin Cabang Utama ;
2. Pelaksanaan pekerjaan unit – unit yang disupervisinya ;
3. Terjaminnya likuiditas Bank sesuai ketentuan yang berlaku ;
4. Physik uang dalam khazanah (kluis) ;
5. Memegang teguh rahasia jabatan dan rahasia Bank ;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
6. Kebenaran dan ketepatan waktu laporan – laporan yang berhubungan dengan
tugasnya ;
7. Biaya-biaya di bagian / unit yang disupervisinya dengan mengacu kepada standar
ratio yang sehat ;
8. Keamanan, penggunaan dan transaksi melalui aplikasi OLIB’s ;
9. Keamanan dan keselamatan seluruh perlengkapan inventaris dan dokumen yang
berada dalam pengawasannya.
J. Kepala Bagian Kontrol Intern, bertugas :
1. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan – pertimbangan kepada
Pemimpin Cabang Utama tentang langkah – langkah atau tindakan – tindakan
yang perlu diambil dibidang tugasnya dengan tembusan kepada Direksi cq. Divisi
Pengawasan ;
2. Membantu Pemimpin Cabang Utama dalam kegiatan yang berhubungan dengan
pengawasan transaksi dan administrasi ;
3. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran transaksi dan verifikasi nota serta
memeriksa kelengkapan persyaratan administrasi sesuai ketentuan yang berlaku ;
4. Memberitahukan segera kesalahan transaksi atau kekurangan persyaratan
administrasi kepada kepala unit terkait untuk diperbaiki atau dilengkapi ;
5. Melaporkan segera kepada Pemimpin Cabang Utama atas penyimpangan
transaksi yang ditemukan untuk segera diambil tindakan dengan tembusan kepada
Direksi cq. Divisi Pengawasan ;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
6. Membuat laporan hasil temuan penyimpangan kegiatan operasional Kantor
Cabang Utama kepada Pemimpin Cabang Utama dengan tembusan kepada
Direksi cq. Divisi Pengawasan dan kepada Seksi terkait ;
7. Membuat catatan atas setiap kesalahan/penyimpangan yang terjadi, baik jenis
maupun petugas / pejabat yang melakukan dan secara rutin setiap bulan
dilaporkan kepada Pemimpin Cabang dengan tembusan kepada Direksi cq. Divisi
Pengawasan ;
8. Menata dan mengarsipkan dengan baik seluruh berkas yang berhubungan dengan
Bagian Kontrol Intern ;
9. Melaksanakan tugas – tugas lain yang sehubungan tugas unit kerjanya.
K. Kepala Bagian Kontrol Intern, berwenang untuk :
1. Melakukan pemeriksaan secara khusus seluruh transaksi dan seluruh dokumen
apabila ditemukan suatu penyimpangan ;
2. Menilai prestasi kerja pegawai dilingkungan Bagian Kontrol Intern sesuai
ketentuan yang berlaku ;
3. Memberikan rekomendasi izin cuti pegawai dilingkungan Bagian Kontrol Intern
untuk disampaikan kepada Pemimpin Cabang Utama ;
4. Melaksanakan wewenang lainnya sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.
L. Kepala Bagian Kontrol Intern, bertanggung jawab atas :
1. Pelaksanaan tugasnya kepada Pemimpin Cabang Utama ;
2. Memegang teguh rahasia jabatan dan rahasia Bank ;
3. Semua operasional Kantor Cabang Utama yang terkait dengan Kontrol Intern;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
4. Kebenaran dan ketepatan waktu pengiriman laporan – laporan yang terkait dengan
Bagian Kontrol Intern ;
5. Keamanan dan keselamatan seluruh perlengkapan inventaris dan dokumen yang
berada pada Bagian Kontrol Intern ;
6. Biaya – biaya yang dikeluarkan unit Kontrol Intern dengan mengacu kepada
standar ratio yang sehat.
M. Kepala Bagian Pemasaran Dana, bertugas :
1. Memberikan saran – saran dan atau pertimbangan – pertimbangan kepada
Pimpinan Cabang Utama tentang langkah – langkah atau tindakan – tindakan
yang perlu diambil dibidang tugasnya ;
2. Membantu Pimpinan Cabang dalam menyusun Rencana Kerja dan membuat
action program yang berhubungan dengan unit kerjanya ;
3. Melakukan kegiatan pemasaran produk bank khususnya dibidang dana kepada
masyarakat dan pemerintah daerah ;
4. Mengelola administrasi yang berhubungan dengan rekening Kas Daerah / Dinas ;
5. Melakukan kegiatan promosi produk bank khususnya di bidang dana ;
6. Melakukan koordinasi dengan seluruh unit yang terkait dengan bidang tugas
pemasaran dana ;
7. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengaturan seluruh kegiatan operasional
Seksi Dana ;
8. Mengatur penataan administrasi dan dokumen/arsip yang berhubungan dengan
kegiatan di unit kerjanya ;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
9. Menyusun laporan yang berhubungan dengan unit kerjanya baik untuk
kepentingan intern maupun ekstern ;
10. Melaksanakan tugas lainnya yang berhubungan dengan unit kerjanya.
N. Kepala Bagian Pemasaran Dana, berwenang untuk :
1. Melakukan negosiasi dalam rangka pemasaran produk dana kepada pihak ketiga
sesuai dengan kewenangan yang diberikan ;
2. Meminta informasi tentang data dan keadaan rekening nasabah kepada unit kerja
lainnya dalam rangka pelaksanaan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku ;
3. Menilai prestasi kerja pejabat dan pegawai dilingkungan unit kerjanya ;
4. Memberikan rekomendasi izin cuti bagi pejabat dan pegawai dilingkungan unit
kerjanya ;
5. Melaksanakan wewenang lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
O. Kepala Bagian Pemasaran Dana, bertanggung jawab atas :
1. Kelancaran dan kebenaran pelaksanaan seluruh operasionil dalam bidang
tugasnya kepada Pimpinan Cabang Utama ;
2. Target penghimpunan dana yang telah ditetapkan;
3. Rahasia jabatan dan rahasia Bank ;
4. Biaya-biaya di unit kerjanya dengan mengacu kepada standar ratio yang sehat;
5. Keamanan dan keselamatan dokumen, peralatan dan inventaris dilingkungan unit
kerjanya.
6. Kebenaran dan ketepatan waktu dari laporan yang berhubungan dengan bidang
tugasnya ;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
P. Kepala Bagian Operasional, bertugas :
1. Memberikan saran – saran dan atau pertimbangan – pertimbangan kepada
Pimpinan Cabang Utama tentang langkah – langkah atau tindakan – tindakan
yang perlu diambil dibidang tugasnya ;
2. Mengkoordinir, membimbing, mengarahkan dan mengawasi pekerjaan Seksi
Transfer, Seksi Akuntansi, Seksi Umum dan Seksi Administrasi Kredit ;
3. Mengajukan usulan rencana kerja, anggaran tahunan dan action program untuk
Bagian Operasional ;
4. Memeriksa
kebenaran,
kelengkapan
dan
pencatatan
dokumen
transaksi
pengiriman/penerimaan uang, pembebanan biaya, test key dan mensahkannya;
5. Memeriksa bukti / advice / informasi sehubungan dengan transfer / inkasso / LLG
/ pajak maupun warkat – warkat yang akan dikliringkan, neraca kliring dan
warkat kliring yang akan diinput ke komputer Sistem Otomasi Kliring Lokal
(SOKL) ;
6. Memeriksa kebenaran bukti – bukti penerimaan dan pembayaran berkenaan
dengan rekening – rekening nasabah yang berhubungan dengan Bagiannya ;
7. Memeriksa dan menandatangani surat keterangan penolakan warkat kliring ;
8. Mengawasi dan memeriksa follow up Surat Edaran, Surat Instruksi, Surat
Keputusan, Nota Dinas Direksi dan naskah tata dinas lainnya serta surat – surat
masuk dan keluar ;
9. Mengawasi dan mengatur tata ruang, perawatan, kebersihan gedung / inventaris
dan keamanan kantor ;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
10. Mengawasi proses tutup hari transaksi dan memeriksa kesesuaian rekap lampiran
dengan Neraca dan memeriksa hasil cetakan rekap mutasi gabungan serta posisi
Neraca dan Laba Rugi harian ;
11. Memeriksa kebenaran laporan-laporan harian, mingguan, bulanan dan tahunan
untuk kepentingan intern dan ekstern yang merupakan tugas Bagiannya ;
12. Mengatur pemakaian kenderaan dinas, pengadaan dan penyediaan ATK, BBC,
materai dan alat – alat logistik yang diperlukan untuk operasional Bank dan
memeriksa laporan daftar aktiva tetap yang akan dikirim ke Kantor Pusat;
13. Mengawasi dan mengatur kegiatan keluar dan masuk, izin, data kepegawaian,
mempersiapkan penggajian, upah, cuti, pinjaman, angsuran dan lain – lain
keperluan pegawai Kantor Cabang Utama ;
14. Mengawasi pemeliharaan data nasabah kredit termasuk data instansi dan
mengawasi penyimpanan seluruh dokumen kredit ;
15. Memeriksa Perjanjian Kredit (PK) dan atau Persetujuan Membuka Kredit (PMK),
keabsahan barang agunan, pengikatan barang agunan serta akta perjanjian lainnya
yang dibuat Notaris sehubungan pencairan kredit maupun surat-surat dan Berita
Acara pengembalian agunan ;
16. Melaksanakan tugas – tugas lainnya yang berhubungan dengan unit kerjanya.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Q. Kepala Bagian Operasional, berwenang untuk :
1. Menandatangani atau memaraf surat – surat, nota – nota, warkat dan laporan –
laporan sehubungan dengan kegiatan Bagiannya ;
2. Mempergunakan seluruh menu aplikasi OLIB’s yang terdapat pada fungsi
Administrator Pembukuan dan atau Administrator Kredit dan atau Supervisi
Kredit dan atau Supervisi Transfer ;
3. Menyetujui izin keluar kantor pegawai pada waktu jam kerja untuk keperluan
pribadi maupun keperluan dinas ;
4. Memaraf dan meneruskan surat perjanjian kredit, surat pengikatan barang jaminan
kredit dan surat / daftar yang berhubungan dengan pemberian kredit kepada
Pimpinan Cabang Utama ;
5. Memeriksa keaslian surat – surat barang jaminan yang akan dikirim ke Notaris
untuk pengikatan ;
6. Memeriksa minute akte pengikatan barang jaminan beserta asli surat – surat
barang jaminan dari notaris ;
7. Menilai prestasi kerja dan mengusulkan teguran / sanksi pada pegawai di
lingkungan Bagiannya sesuai ketentuan yang berlaku ;
8. Memberikan rekomendasi izin cuti pegawai dilingkungan Bagian Operasional
untuk disampaikan pada Pemimpin Cabang Utama ;
9. Melaksanakan wewenang lainnya sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.
R. Kepala Bagian Operasional, bertanggung jawab atas :
1. Pelaksanaan tugasnya kepada Pemimpin Cabang Utama ;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
2. Semua operasionil Kantor Cabang yang berhubungan dengan Bagian Operasional
;
3. Memegang teguh rahasia jabatan dan rahasia Bank ;
4. Biaya yang terjadi untuk kepentingan Bagian Operasional yang mengacu kepada
standar ratio yang sehat ;
5. Kebenaran dan ketepatan waktu transfer uang, inkasso dan laporan – laporan yang
berhubungan dengan tugasnya ;
6. Keamanan dan keselamatan serta kerahasiaan test key ;
7. Proses tutup hari transaksi serta kebenaran Neraca dan Laporan Rugi Laba yang
dihasilkan OLIB’s ;
8. Masa berlakunya pertanggungan asuransi barang agunan kredit ;
9. Keselamatan dokumen, arsip serta seluruh perlengkapan inventaris yang berada di
Bagian Operasional ;
10. Kelancaran tersedianya kenderaan untuk keperluan dinas setiap hari kerja,
penataan administrasi peralatan kantor dan gedung serta inventaris lainnya;
11. Keamanan, keselamatan dan keabsahan seluruh dokumen asli (termasuk agunan
dan berkas kredit) dan perlengkapan inventaris yang berada di Bagian
Operasional ;
S. Kepala Bagian Pemasaran Kredit, bertugas :
1. Memberikan saran – saran dan atau pertimbangan – pertimbangan kepada
Pimpinan Cabang Utama tentang langkah – langkah atau tindakan – tindakan
yang perlu diambil dibidang tugasnya ;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
2. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengaturan seluruh kegiatan operasional
Seksi Kredit Umum, Seksi Kredit Profesi dan Seksi Kredit SPK ;
3. Melaksanakan kegiatan pemasaran kredit, Bank Garansi dan produk/jasa
perbankan lainnya yang berhubungan dengan bidang perkreditan ;
4. Memeriksa analisa permohonan kredit, mengkonfirmasi data calon debitur ke
bank lain atau Kantor Cabang PT. Bank Sumut dan melakukan wawancara
dengan calon debitur ;
5. Menyusun jadwal taksasi/retaksasi barang agunan dan peninjauan usaha/proyek ;
6. Memeriksa kelengkapan dan keabsahan dokumen yang diperlukan sehubungan
dengan permohonan kredit ;
7. Turut serta sebagai salah satu anggota Komite Pemutus Kredit ;
8. Mempersiapkan dan menyusun agenda Rapat Komite Pemutus Kredit ;
9. Memeriksa permohonan, bahasan analisa dan berkas lainnya ke Kantor Pusat
untuk kredit yang melebihi wewenang Pemimpin Cabang Utama setelah
mendapat persetujuan Komite Pemutus Kredit ;
10. Melakukan analisa permohonan Bank Garansi sesuai ketentuan yang berlaku ;
11. Membina hubungan baik dengan instansi/dinas dan perusahaan swasta di wilayah
kerja Cabang Utama ;
12. Menata administrasi dan pengarsipan dokumen yang berhubungan dengan bidang
tugasnya ;
13. Mengkoordinir pembuatan laporan yang berhubungan dengan unit kerjanya baik
untuk kepentingan intern maupun ekstern ;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
14. Mengkoordinir pelaksanaan supervisi atas kredit yang telah direalisir (sandi 1 dan
2) ;
15. Memeriksa dan memaraf surat panggilan/teguran/peringatan kepada debitur yang
menunggak pembayaran atau pelunasan angsuran pokok dan bunga kredit serta
melakukan monitoring penagihan langsung ;
16. Melaksanakan tugas lainnya yang berhubungan dengan unit kerjanya.
T. Kepala Bagian Pemasaran Kredit, berwenang untuk :
1. Mempergunakan seluruh menu aplikasi OLIB’s yang terdapat pada fungsi
Pemasaran Kredit ;
2. Menyetujui/menolak permohonan kredit dalam batas wewenang sebagai anggota
Komite Pemutus Kredit ;
3. Menilai prestasi pejabat dan pegawai di lingkungan unit kerjanya ;
4. Memberikan rekomendasi izin cuti kepada pejabat dan pegawai di lingkungan
unit kerjanya ;
5. Melaksanakan wewenang lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
U. Kepala Bagian Pemasaran Kredit, bertanggung jawab atas :
1. Kelancaran dan kebenaran pelaksanaan seluruh operasionil dalam bidang
tugasnya kepada Pimpinan Cabang Utama ;
2. Atas pencapaian target pemasaran kredit ;
3. Rahasia jabatan dan rahasia Bank ;
4. Kelayakan dan kualitas kredit yang direalisir ;
5. Biaya-biaya di unit kerjanya dengan mengacu kepada standar ratio yang sehat;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
6. Keamanan dan keselamatan dokumen, peralatan dan inventaris dilingkungan unit
kerjanya.
7. Kebenaran dan ketepatan waktu dari laporan yang berhubungan dengan bidang
tugasnya ;
V. Kepala Bagian Pelayanan Nasabah, bertugas :
1. Memberikan saran – saran dan atau pertimbangan – pertimbangan kepada
Pimpinan Cabang Utama tentang langkah – langkah atau tindakan – tindakan
yang perlu diambil dibidang tugasnya ;
2. Mengkoordinir, membimbing, mengarahkan dan mengawasi pekerjaan Seksi
Pelayanan Informasi Nasabah dan Seksi Keuangan ;
3. Membantu Pimpinan Cabang Utama dalam menyusun Rencana Kerja Tahunan
dan Anggaran, serta membuat action program berkenaan dengan unit kerjanya ;
4. Melakukan supervisi atas kebenaran data yang diinput ke Komputer sesuai
dengan ketentuan yang berlaku ;
5. Memeriksa daftar mutasi harian dibawah supervisinya ;
6. Menyerahkan uang kepada Kepala Seksi Keuangan/Head Teller untuk diteruskan
ke Teller pada pagi hari dan menerima uang dari Kepala Seksi Keuangan/Head
Teller pada sore hari untuk selanjutnya disimpan kedalam khazanah bersamasama dengan Wakil Pemimpin Bidang Operasional ;
7. Melaksanakan
pembukaan
khazanah/kluis
bersama-sama
dengan
Wakil
Pemimpin Bidang Operasional, Kepala Seksi Keuangan pada pagi hari dan
penutupan pada sore hari ;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
8. Mengatur pembayaran gaji Pegawai Otonom, Instansi/Dinas lainnya ;
9. Membuat Surat Peringatan tentang saldo minimum yang harus dipenuhi oleh
nasabah dan tentang penarikan cek/bilyet giro kosong ;
10. Melaksanakan tugas-tugas lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
W. Kepala Bagian Pelayanan Nasabah, berwenang untuk :
1. Mempergunakan seluruh menu aplikasi OLIB’s yang terdapat pada fungsi
Supervisi Dana dan atau Customer Service ;
2. Mengesahkan/menandatangani warkat/bukti setoran tunai/pemindah bukuan
dalam batas wewenangnya sesuai ketentuan yang berlaku ;
3. Melakukan perintah bayar/fiat bayar atas penarikan dari rekening giro, tabungan
dan pembayaran lainnya dalam batas wewenangnya sesuai ketentuan yang
berlaku;
4. Menandatangani daftar mutasi harian dibawah supervisinya ;
5. Memberikan rekomendasi izin cuti bagi pegawai dilingkungan unit kerjanya
sesuai ketentuan yang berlaku;
6. Menilai prestasi kerja pegawai dilingkungan unit kerjanya sesuai ketentuan yang
berlaku ;
7. Melaksanakan kewenangan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.
X. Kepala Bagian Pelayanan Nasabah, bertanggung jawab atas :
1.
Kelancaran dan kebenaran pelaksanaan seluruh operasionil dalam bidang
tugasnya kepada Pimpinan Cabang Utama ;
2.
Keamanan, penggunaan dan seluruh transaksi melalui aplikasi OLIB’s ;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
3.
Rahasia jabatan dan rahasia Bank ;
4.
Pengelolaan kas operasional sehari-hari ;
5.
Biaya-biaya di unit kerjanya dengan mengacu kepada standar ratio yang sehat ;
6.
Keamanan dan keselamatan dokumen, peralatan dan inventaris dilingkungan
unit kerjanya ;
7.
Kebenaran dan ketepatan waktu dari laporan yang berhubungan dengan bidang
tugasnya.
III.4. Visi, Misi dan Statemen Budaya Perusahaan PT. Bank Sumut.
Visi dan misi PT. Bank Sumut yaitu :
Visi :
“Menjadi Bank andalan bagi membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan
pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.”
Misi :
“Mengelola dana Pemerintah dan masyarakat secara profesional yang didasarkan pada
prinsip-prinsip compliance.”
Statemen Budaya Perusahaan :
“Memberikan Pelayanan Terbaik” merupakan tekad seluruh personil PT. Bank Sumut
untuk memenuhi ekspektasi dan kepuasan nasabah atas pelayanan yang diberikan PT.
Bank Sumut.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
III.5. Strategi Bisnis PT. Bank Sumut
Dalam rangka pengembangan usaha dan peningkatan kualitas pelayanan kepada
masyarakat dan pemerintah, PT. Bank Sumut telah melakukan berbagai upaya dalam
rangka mewujudkan statement perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik. Adapun
upaya-upaya tersebut adalah :
A. Operasional Unit Usaha Syariah
Unit Usaha Syariah PT. Bank Sumut dioperasionalkan sebagai wujud kepedulian
PT. Bank Sumut untuk memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat di Sumut
yang tidak dapat menerima konsep bunga, namun menginginkan bank yang beroperasi
dengan prinsip syariah.
Operasional Unit Usaha Syariah tersebut ditandai dengan dibentuknya Divisi
Usaha Syariah di Kantor Pusat PT. Bank Sumut dan didirikannya 3 (tiga) Kantor Cabang
Syariah dan 1 (satu) Cabang Pembantu Stabat PT. Bank Sumut yaitu pada lokasi strategis
di kota Medan, Padang Sidempuan, Tebing Tinggi dan Cabang pembantu Syariah Stabat
yang telah beroperasi sejak tanggal 4 November 2004 lalu.
B. Tambahan Mesin ATM
Saat
ini
telah
terpasang
tambahan
beberapa
unit
Automatic
Teller
Machine/Anjungan Tunai Mandiri (ATM) baru di Kantor Cabang PT. Bank Sumut di
seluruh wilayah Sumatera Utara.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Selanjutnya, dalam waktu dekat akan dipasang tambahan beberapa unit ATM lagi
pada lokasi strategis diseluruh wilayah kerja Bank Sumut.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
C. Bergabung Dengan Jaringan ATM Bersama.
Untuk memperluas jaringan pelayanan ATM, PT. Bank Sumut telah bergabung
dengan penyedia jasa ATM antar bank yaitu ATM Bersama sehingga nasabah PT. Bank
Sumut dapat menggunakan lebih dari 5.000 mesin ATM milik 43 bank lain di berbagai
pelosok tanah air.
Dengan demikian apabila nasabah PT. Bank Sumut sedang berada di luar daerah
Sumatera Utara dan memerlukan uang tunai, maka tidak perlu kesulitan karena kartu
ATM PT. Bank Sumut telah dapat bertransaksi di mesin ATM milik bank lain yang
terdapat logo ATM Bersama.
Adanya fasilitas ATM yang cukup banyak ini diharapkan nasabah PT. Bank tidak
lagi dibatasi oleh tempat dan waktu untuk melakukan transaksi keuangannya.
D.
Peluncuran Produk Tabungan Haji
Saat ini PT. Bank Sumut telah memperoleh izin dari Pemerintah untuk menjadi
Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH).
Oleh karena itu apabila masyarakat Sumatera Utara yang ingin melaksanakan
ibadah haji telah dapat mewujudkan niatnya dengan membuka Tabungan Makbul pada
PT. Bank Sumut yang online real time dengan Siskohat Departemen Agama RI.
Produk ini khusus ditujukan bagi masyarakat muslim yang berniat menunaikan
ibadah haji dimana biayanya dapat dipenuhi dengan cara mencicil lewat Tabungan
Makbul PT. Bank Sumut.
E.
Layanan Setoran Penerimaan Negara
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Sejak awal bulan September 2004 lalu, PT. Bank Sumut telah memperoleh izin
dari Pemerintah sebagai Bank Persepsi Online, yaitu Bank yang dapat menerima setoran
penerimaan negara berupa pajak maupun penerimaan negara lainnya dari masyarakat
perorangan maupun perusahaan/ lembaga.
Layanan setoran penerimaan negara berupa pajak online real time dengan
Direktorat Jenderal Pajak RI.
F.
Layanan Host To Host Telkom
PT. Bank Sumut juga telah melakukan kerjasama host to host dengan PT.Telkom
Tbk untuk menerima pembayaran rekening jasa telekomunikasi masyarakat. Sehingga
masyarakat memiliki alternatif tempat pembayaran rekening jasa telekomunikasi
diseluruh unit kantor PT. Bank Sumut dan terhindar dari antrian pembayaran rekening
setiap bulannya.
G.
Peningkatan Status Kantor
Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada nasabah dengan menambah layanan
produk dan jasa perbankan yang lebih variatif, maka telah dilakukan peningkatan status
43 (empat puluh tiga) unit kantor yang dahulunya Kantor Kas menjadi Kantor Cabang
Pembantu.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1. PENYAJIAN DATA
Penyajian data berisikan data dan karakteristik responden dan data jawaban
responden atas variabel penelitian. Penyajian keduanya akan disajikan secara sistematis.
IV.1.1. IDENTITAS RESPONDEN
Dari jumlah responden yang telah ditetapkan pada Bab I sebanyak 60 orang
ternyata semua menyerahkan kuisioner yang penulis sebarkan. Untuk mengetahui
identitas responden menurut tingkat pengetahuan/pendidikan dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 1
Distribusi Data Responden Menurut Tingkat Pendidikan
No.
Tingkat Pendidikan
Frekuensi
Persentase
1
Sekolah Dasar
-
-
2
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
-
-
3
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
5
8.33
4
Akademi/Sarjana Muda
15
25
5
Sarjana
38
63.33
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
6
Magister / S2
2
3.33
Jumlah
60
100
Berdasarkan table di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki
latar belakang pendidikan dari S1 (Sarjana) yaitu sebanyak 38 orang (63,33%), 15 orang
responden (25%) lulusan D3 (Diploma), 5 orang responden (8,33%) lulusan SLTA dan
sebanyak 2 orang responden ( 3,33%) lulusan Magister (S2). Berdasarkan kondisi
tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PT.Bank Sumut Cabang Utama memiliki
sumberdaya pegawai yang tingkatan
latar pendidikan yang cukup layak dalam
mendukung kinerja organisasi.
Tabel 2
Distribusi Data Responden Menurut Masa Kerja
No.
Masa Kerja
Frekuensi
Persentase
1
Kurang dari 5 tahun
23
38.33
2
5–9
tahun
15
25
3
10 – 14 tahun
15
25
4
15 – 19 tahun
5
8.33
5
Lebih dari 19 tahun
2
3.33
Jumlah
60
100
Dari data tabel diatas, diketahui bahwa mayoritas responden telah berkerja pada
PT. Bank Sumut Cabang Utama selama kurang dari 5 Tahun tahun yaitu sebanyak 23
orang atau 38,33%. Responden yang telah bekerja selama 10-14 tahun sebanyak 15
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
orang atau 25%. Dan yang telah bekerja selama 5-9 tahun sebanyak 15 orang atau 25%.
Responden yang telah bekerja selama 15-19 tahun sebanyak 2 orang atau 3,33%.
Pada PT. Bank Sumut dapat dilihat bahwa sebagian besar dari pegawainya
memiliki pengalaman kerja yang belum cukup lama di perusahaan ini. Dengan demikian
peran seorang pemimpin sangat dituntut untuk lebih mampu membina dan mengarahkan
para karyawan-karyawan untuk lebih mampu dalam penguasaan pekerjaan serta
meningkatkan rasa loyalitas kepada perusahaan.
Tabel 3
Distribusi Data Responden Menurut Usia
No. UMUR
Frekuensi
Persentase
1
20 – 30 tahun
20
33.33
2
31 – 40 tahun
27
45
3
41 – 50 tahun
10
16.67
4
di atas 51 tahun
3
5
Jumlah
60
100
Dari tabel di atas diketahui bahwa mayoritas dari responden berusia 31-40 tahun
sebanyak 27 orang atau 45%. Responden yang berusia 20-30 tahun sebanyak 20 orang
atau 33,33 %. Responden yang berusia 41-50 tahun sebanyak 10 orang atau 16,67%.
Responden yang berusia di atas 51 tahun sebanyak 3 orang atau 5 %.
Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah pegawai pada PT. Bank Sumut Cabang
Utama berada pada usia produktif sehingga cukup potensial dalam mendukung
peningkatan produktivitas organisasi.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
IV.1.2. VARIABEL BEBAS (X); KEPEMIMPINAN
1. Menentukan tujuan pelaksanaan kerja yang realistis
Dalam perjalanan roda organisasi, seorang pemimpin dituntut untuk mampu
mengarahkan keseluruhan komponen dan aktivitas organisasi ke arah pencapaian tujuan.
Dalam hal ini seorang pemimpin harus mampu mengambil langkah-langkah pro aktif
dalam memberdayakan segala potensi dan sumber daya yang ada pada organisasi dalam
mendukung pencapaian tujuan tersebut. Dalam pelaksanaan kerja-kerja untuk
pencapaian efektivitas organisasi, seorang pemimpin juga dituntut untuk mampu
menentukan tujuan pekerjaan yang realistis kepada para bawahannya. Dengan adanya
penentuan tujuan pekerjaan akan membantu para karyawan untuk mengetahui hal-hal
yang diinginkan oleh organisasi untuk mereka kerjakan dan sekaligus dengan adanya
penentuan tujuan akan membantu para pegawai dalam mempersiapakan diri maupun
stategi dalam mencapai tujuan tersebut. Sementara itu unsur realistis dalam penentuan
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
tujuan pekerjaan ini menjadi sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan
dinamisasi kerja dalam organisasi. Penentuan tujuan yang realistis berarti didasarkan
kepada pertimbangan kelayakan dari kesemua komponen pendukung dalam mencapai
tujuan tersebut. Untuk mengetahui kondisi tersebut di atas selengkapnya dapat dilihat
pada tabel dibawah.
Tabel 4
Tanggapan Responden mengenai pimpinan membebankan target pekerjaan yang
harus diselesaikan oleh karyawan
No
1
2
3
4
Keterangan
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
F
45
15
60
%
75
25
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 45 orang
responden (75%) mengatakan bahwa pimpinan selalu membebankan target pekerjaan
yang harus diselesaikan oleh karyawan. Sebanyak 15 orang responden lainnya (25%)
mengatakan sering. Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
dalam pelaksanaan pekerjaan pada PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN
secara umum menerapkan sistem target penyelesaian kepada para karyawan.
Kondisi ini adalah wajar mengingat bahwa, perusahaan biasanya menetapkan
sistem manajemen kinerja untuk memberi kejelasan dalam hal beban target pekerjaan
yang harus diselesaikan oleh pegawainya. Dengan adanya pemberian target kerja tersebut
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
akan memudahkan proses kontrol dan evaluasi sehingga sistem penilaian yang dijalankan
sesuai dengan apa yang telah dikerjakan oleh pegawai. Dengan hal tersebut juga akan
memudahkan perusahaan untuk menghitung tingkat produktivitas yang telah didapat,
apakah mengalami kenaikan atau sebaliknya.
Tabel 5
Tanggapan responden mengenai Pimpinan menentukan standard kualitas
pekerjaan yang harus dipenuhi oleh karyawan
No
1
2
3
4
Keterangan
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
F
60
60
%
100
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan
responden (100%) mengatakan bahwa pimpinan selalu menentukan standart kualitas
pekerjaan yang harus dipenuhi oleh karyawan. Kondisi tersebut di atas merupakan suatu
gambaran mengenai fungsi dan tanggungjawab seorang pemimpin yang harus
mempunyai kemampuan dalam menentukan standarisasi suatu pekerjaan sehingga benarbenar efektif dan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan organisasi. Akan tetapi kondisi
dimana penentu kualitas adalah seorang pimpinan dikawatirkan dapat menjadi suatu
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
dilematis tatkala terjadi pergantian pimpinan akan berubah pula standar kualitas
pekerjaan yang berlaku sehingga dapat membuat pegawai menjadi bingung.
Hal ini sesuai dengan pernyataan salah seorang informan yang mengatakan ;
Pada dasarnya penentuan kualitas pekerjaan oleh seorang pemimpin cukup baik
karena pada umumnya orang yang menjadi pemimpin pasti sudah begitu berpengalaman
dan memiliki kemampuan dalam mengenali kebutuhan dan kemampuan organisasinya
sekaligus sumber daya yang ada dalam organisasinya. Akan tetapi hal yang
dikhawatirkan apabila terjadi pergantian pemimpin tentunya akan terjadi pula perubahan
standarisasi sehingga para karyawan harus membutuhkan waktu beradaptasi lagi. Jadi
dalam hal ini sepertinya akan lebih efektif apabila standarisasi pekerjaan adalah dari
perusahaan dan bersifat general.
Tabel 6
Tanggapan responden mengenai pemimpin memberikan target sesuai dengan
kemampuan pegawai
No
1
2
3
4
Keterangan
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
F
12
18
24
6
60
%
20
30
40
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 24 orang
responden
(40%) mengatakan pemimpin jarang memberikan terget sesuai dengan
kemampuan pegawai. Sebanyak 18 orang responden ( 30%) mengatakan sering, 12
Orang responden (20%) mengatakan selalu dan 6 orang responden (10%) mengatakan
tidak pernah. Dari kondisi tersebut di atas dapat dilihat perbedaan tanggapan dari para
responden tentang pemberian target sesuai kemampuan dari pegawai. Hal ini adalah
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
wajar karena tanggapan ini merupakan hasil dari penilaian masing-masing individu sesuai
dengan pengalaman atau apa yang mereka rasakan dan juga dipengaruhi oleh aspek
kemampuan mereka.
Sesuai dengan kondisi di lapangan , dalam hal penentuan target pekerjaan pada
PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN pada dasarnya tidak didasarkan
kepada pertimbangan aspek kemampuan karyawan dengan pertimbangan bahwa semua
karyawan yang sudah ada dan menjadi bagian dari PT. BANK SUMUT CABANG
UTAMA MEDAN sudah dianggap mampu melaksanakan seluruh pekerjaan atau
aktivitas-aktivitas perusahaan.
Hal ini sesuai dengan penuturan dari responden yang merupakan kepla cabang PT.
BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN yang mengatakan :
Dalam hal penentuan target suatu pekerjaan , faktor kemampuan pegawai bukan
menjadi suatu aspek prioritas pertimbangan bagi kami . karena kami memilki
kepercayaan bahwa setiap individu yang telah melewati proses rekruitmen dan menjadi
pegawai di perusahaan ini, secara keseluruhan sudah dianggap sanggup dan memang
harus bisa melakukan pekerjaan sesuai dengan target-target yang kita tentukan.
2. Melengkapi para karyawan dengan sumber dana yang diperlukan untuk
menjalankan tugasnya
Ketersediaan dan kecukupan dana sangat mempengaruhi kinerja dan pencapaian
suatu tujuan. Bahkan ada kalanya jumlah dana yang tersedia menjadi penentu utama
seberapa jauh/besar hasil yang dapat dicapai. Jadi dapat disimpulkan bahwa sumber dana
merupakan salah satu faktor penentu terhadap perjalanan sebuah organisasi.
Akan tetapi berbicara menganai sumber dana tidak cukup hanya dalam konteks
kecukupan maupun ketersediaan anggaran saja karena ada suatu hal yang paling penting
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
menyangkut pendanaan tersebut yaitu mengenai sistem pengelolaan atau manajemen
dana tersebut sehingga pengaliran dana yang dilakukan sampai pada pos-pos yang tepat
dengan jumlah dan waktu yang tepat juga. Dalam hal inilah kemampuan seorang
pemimpin sangat dibutuhkan untuk mampu melakukan hal-hal yang tepat dan cermat
mengenai pendanaan bagi perjalanan organisasi terutama bagi para karyawan dalam hal
mendukung pelaksanaan tugas-tugas. Untuk mengetahui bagaimana kondisi menyangkut
sikap pemimpin
pada PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN dalam
melengkapi karyawannya dengan sumber dana untuk melaksanakan tugas dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 7
Tanggapan responden mengenai pemimpin melengkapi karyawan dengan sumber
dana
No
1
2
3
4
Keterangan
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
F
60
60
%
100
100
Salah satu bagian yang paling menentukan dalam perjalanan sebuah organisasi
adalah masalah pendanaan/anggaran. Ketersediaan anggaran akan sangat mendukung
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi para karyawan. Anggaran digunakan untuk
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
menyelenggarakan berbagai kegiatan baik itu pembiayaan rutin dan berbagai operasional
lainnya.Dalam hal ini peran seorang pemimpin sangat dibutuhkan dalam mengalokasikan
dana-dana yang dibutuhkan oleh pegawai dalam pelaksnaaan tugas-tugasnya.
Berdasarkan hasil jawaban para responden dapat diketahui bahwa secara
keseluruhan responden (100%) sangat setuju apabila untuk konteks PT. BANK SUMUT
CABANG UTAMA MEDAN, pimpinan melengkapi para pegawai dengan sumber dana
untuk pelaksanaan tugasnya. Sebenarnya dana-dana untuk menunjang kinerja para
pegawai telah ditentukan dari pusat akan tetapi dalam hal-hal tertentu diberikan
wewenang bagi para pemimpin cabang untuk merekomendasikan dan menyalurkan danadana tambahan operasional sesuai dengan perkembangan kebutuhan dari para pegawai
dalam pelaksanaan tugasnya.
Tabel 8
Tanggapan responden mengenai pemimpin memberikan anggaran dana
operasional pengerjaan tugas yang kondisional/diluar standar normal
No
1
2
3
4
Keterangan
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
F
24
36
60
%
40
60
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat diliha bahwa sebanyak 36 orang
responden (60%) mengatakan bahwa pimpinan jarang memberikan anggaran dalam
pelaksanaan tugas namun sebanyak 24 orang responden (40%) lainnya mengatakan
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
sering. Yang dimaksud dengan perihal tugas tertentu dalam hal ini adalah pelaksanaan
pekerjaan diluar standar kerja normal yang membutuhkan biaya operasional misalnya
pekerjaan dalam hal mencari nasabah, upaya-upaya persuasi pada nasabah potensial
maupun kegiatan kondisional lainnya.
Dalam pelaksanaan pemberian anggaran dana dalam pelaksanaan kegiatankegiatan seperti ini pada biasanya
pada pimpinan PT. BANK SUMUT CABANG
UTAMA MEDAN tidak menetapkannya sebagai suatu keharusan akan tetapi tergantung
situasi dan kondisi serta pertimbangan-pertimbangan mengenai efektivitas dari kegiatan
yang akan dilakukan. Jadi dalam hal ini inisiatif dan loyalitas para karyawan lebih
berperan karena pada akhirnya inisiatif dan loyalitas tersebut yang terwujud dalam
keberhasilan si karyawan melaksanakan pekerjaan tersebut akan menjadi suatu penilaian
lebih dari pimpinan terhadap karir karyawan tersebut.
3. Mengkomunikasikan kepada para karyawan tentang apa yang diharapkan dari
mereka
Komunikasi merupakan bagian yang penting dalam kehidupan kerja suatu
organisasi. Hal ini dapat dipahami sebab komunikasi yang tidak baik mempunyai dampak
yang luas terhadap kehidupan organisasi, misalnya konflik antar pegawai, dan sebaliknya
komunikasi yang baik dapat meningkatkan saling pengertian, kerja sama dan kepuasan
kerja. Oleh karena itu hubungan komunikasi yang terbuka harus diciptakan dalam
organisasi. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, fakta, pikiran
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
dan perasaan, dari satu orang ke orang lain. Dalam kehidupan organisasi, komunikasi
menjadi sesuatu yang sangat penting karena komunikasi dapat meningkatkan saling
pengertian antara karyawan dan atasan, dan meningkatkan koordinasi dari berbagai
macam kegiatan/tugas yang berbeda. Pemimpin adalah orang yang dianggap sebagai
sarana untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam organisasi. Pemimpin juga
adalah orang yang diharapkan mampu mengarahkan organisasi menuju sasaran yang
telah ditetapkan sebelumnya. Namun demikian apapun yang direncanakan oleh pemimpin
untuk mencapai sasaran tersebut tidak dapat berjalan dengan baik apabila tidak didukung
oleh anggota/bawahannya. Sesuai dengan hal tersebut maka perlu ada kerjasama yang
baik dan saling pengertian antara pimpinan dan bawahan dalam suasana kerja yang
harmonis dan dinamis. Untuk tercapainya suasana yang demikian pemimpin perlu
memberitahukan apa sebenarnya yang diinginkan untuk dilakukan oleh karyawan.
Artinya, pemimpin harus terbuka kepada bawahan sehingga bawahan pun mengerti apa
kemauan dari pimpinannya.
Untuk mengetahui bagaimana
peran pemimpin pada PT. BANK SUMUT
CABANG UTAMA MEDAN dalam mengkomunikasikan kepada para karyawan tentang
apa yang diharapkan dari mereka dapat dilihat pada tabel di bawah ini;
Tabel 9
Tanggapan responden mengenai pemimpin menyampaikan hal-hal yang diinginkan
untuk dilaksanakan oleh para pegawai
No
1 Selalu
2 Sering
Keterangan
F
12
45
%
20
75
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
3
4
Jarang
Tidak pernah
3
60
5
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 45 orang
responden (75%) mengatakan pemimpin sering menyampaikan hal-hal yang hal-hal yang
diinginkan untuk dilaksanakan oleh para pegawai. Sebanyak 12 orang responden ( 20%)
mengatakan selalu, 3 Orang responden (5%) mengatakan jarang. Hal tersebut di atas
menunjukkan bahwa pimpinan sering menyampaikan hal-hal yang diinginkan untuk
dilaksanakan oleh para pegawai. Menyangkut responden yang mengatakan jarang adalah
dengan alasan bahwa hal ini tergantung dari sifat peimpinannya, karena kadang kala ada
pimpinan yang bersifat tertutup dan kurang mengkomunikasikan apa yang diinginkannya
untuk dilakukan oleh para karyawan.
Tabel 10
Tanggapan responden mengenai pemimpin melakukan refleksi bersama para
karyawan menyangkut kesesuaian capaian dengan harapan pemimpin
No
1
2
3
4
Keterangan
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
F
20
29
11
60
%
33,3
48,3
18,4
100
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Melakukan refleksi bersama terhadap kondisi yang ada merupakan salah satu
strategi komunikasi dalam organisasi. Kegiatan refleksi biasanya dijadikan suatu media
untuk melakukan penilaian dan pandangan anatara harapan dan pencapaian. Berdasarkan
tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 29 orang responden (48,3%)
mengatakan pemimpin melakukan refleksi bersama para karyawan menyangkut
kesesuaian capaian dengan harapan pemimpin. Sebanyak 20 orang responden (33,3 %)
mengatakan selalu, 11 Orang responden (18,4%) mengatakan jarang.
4. Memberikan susunan motivasi yang sepadan untuk mendorong prestasi,
Dalam kehidupan organisasi, pemahaman terhadap motivasi bagi setiap pemimpin
sangat penting artinya, namun motivasi juga dirasakan sebagai sesuatu yang sulit. Hal ini
dikemukakan oleh Wahjosumidjo (1994 : 173) sebagai berikut :
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
a. Motivasi sebagai suatu yang penting (important subject) karena peran pemimpin
itu sendiri kaitannya dengan bawahan. Setiap pemimpin tidak boleh tidak harus
bekerja bersama-sama dan melalui orang lain atau bawahan, untuk itu
diperlukan kemampuan memberikan motivasi kepada bawahan.
b. Motivasi sebagai suatu yang sulit (puzzling subject), karena motivasi sendiri
tidak bisa diamati dan diukur secara pasti. Dan untuk mengamati dan mengukur
motivasi berarti harus mengkaji lebih jauh perilaku bawahan. Disamping itu
juga disebabkan adanya teori motivasi yang berbeda satu sama lain.
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin untuk
meningkatkan kerja karyawan adalah memberikan apresiasi kepada karyawan sehingga
mereka tetap merasa dihargai hasil kerjanya Seperti dikemukakan oleh Maslow, bahwa
setiap manusia mempunyai kebutuhan sense of belonging (rasa ingin dihargai).
Pengakuan terhadap prestasi merupakan alat motivasi yang cukup ampuh, bahkan bisa
melebihi kepuasan yang bersumber dari pemberian kompensasi. Pengakuan merupakan
kepuasan yang diperoleh seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan
psikologis dan atau fisik dimana orang tersebut bekerja, yang masuk dalam kompensasi
non finansial. Seseorang yang memperoleh pengakuan atau penghargaan akan dapat
meningkatkan semangat kerjanya.
Kebutuhan akan harga diri/penghormatan lebih bersifat individual atau mencirikan
pribadi,
ingin
dirinya
dihargai
atau
dihormati
sesuai
dengan
kapasitasnya
(kedudukannya), sebaliknya setiap pribadi tidak ingin dianggap dirinya lebih rendah dari
yang lain. Mungkin secara jabatan lebih rendah tetapi secara manusiawi setiap individu
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
(pria atau wanita) tidak ingin direndahkan. Oleh sebab itu pimpinan yang bijak akan
selalu memberikan pengakuan/ penghargaan kepada karyawan yang telah menunjukkan
prestasi membanggakan sebagai faktor motivasi yang efektif bagi peningkatan prestasi
kerja pegawainya. Untuk mengetahui bagaimana peran pemimpin pada PT. BANK
SUMUT CABANG UTAMA MEDAN dalam Memberikan susunan motivasi yang
sepadan untuk mendorong prestasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini;
Tabel 11
Tanggapan responden mengenai pemimpin memberikan Pengakuan/penghargaan
(Recognition)terhadap hasil keberhasilan seseorang dalam melakukan tugasnya (
level of performance)
No
1
2
3
4
Keterangan
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
F
%
54
3
3
60
90
5
5
100
Seperti dikemukakan oleh Maslow, bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan
sense of belonging (rasa ingin dihargai). Pengakuan terhadap prestasi merupakan alat
motivasi yang cukup ampuh, bahkan bisa melebihi kepuasan yang bersumber dari
pemberian kompensasi. Oleh sebab itu pimpinan yang bijak akan selalu memberikan
pengakuan/
penghargaan
kepada
karyawan
yang
telah
menunjukkan
prestasi
membanggakan sebagai faktor motivasi yang efektif bagi peningkatan prestasi kerja
pegawainya. berdasarakan tabel tersebut di atas diketahui bahwa mayoritas responden
yaitu sebanyak 54 orang (90%) mengatakan bahwa pimpinan sering memberikan
Pengakuan/penghargaan (Recognition)terhadap hasil kerja karyawan. Sebanyak 3 orang
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
responden (5%) mengatakan selalu dan 3 orang responden (5%) lainnya mengatakan
jarang .
Tabel 12
Tanggapan responden mengenai pemimpin mendukung dan memperhatikan aspek
peluang untuk maju (advance) para karyawannya
No
1
2
3
4
Keterangan
F
10
50
60
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
%
16,7
83,3
-100
Peluang untuk maju (advance) merupakan pengembangan potensi diri seseorang
karyawan dalam melakukan pekerjaan . Setiap karyawan tentunya menghendaki adanya
kemajuan atau perubahan dalam pekerjaannya yang tidak hanya dalam hal jenis
pekerjaan yang berbeda atau bervariasi, tetapi juga posisi yang lebih baik. Setiap
karyawan menginginkan adanya promosi ke jenjang yang lebih tinggi, mendapatkan
peluang
untuk
meningkatkan
pengalamannya
dalam
bekerja.
Peluang
bagi
pengembangan potensi diri akan menjadi motivasi yang kuat bagi pegawai untuk bekerja
lebih baik. Menurut Pigors dan Myers (1984 : 302) promosi merupakan kemajuan
karyawan ke pekerjaan yang lebih dalam bentuk tanggung jawab yang lebih besar,
prestise atau status yang lebih, skill yang lebih besar, dan khususnya naiknya tingkatupah
atau gaji.
Berdasarkan tabel tersebut di atas diketahui bahwa sebanyak 50 orang
(83,3,%) mengatakan setuju jika pimpinan
responden
mendukung dan memperhatikan aspek
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
peluang untuk maju (advance) para karyawannya dan sebanyak 10 orang responden
lainnya (13,7%) mengatakan sangat setuju.
5. Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengundang partisipasi
apabila memungkinkan
Sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman dan kompleksitas tuntutan dalam
organisasi, maka dikembangkanlah sistem pendelegasian wewenang dengan dasar
pertimbangan efektivitas, efisiensi serta mobilitas organisasi. pendelegasian wewenang
menjadi hal yang perlu dikala suatu kondisi tidak memungkinkan keberadaan seorang
pemimpin untuk berperan atau melaksanakan fungsinya maka pemimpin tersebut dapat
mendelegasikan wewenang
atau
memberi
mandat
kepada
bawahannya untuk
menjalankan peran tersebut. Disamping faktor hambatan/halangan pada pemimpin,
pendelegasian wewenang juga dapat dilaksanakan sebagai proses percepatan bagi
seorang karyawan dalam berproses menuju
kematangan kerja melalui suatu
tanggungjawab yang diterima atau dipercayakan kepadanya tersebut.Menurut Flippo
(1996:105), bahwa tanggung jawab adalah merupakan kewajiban seseorang untuk
melaksanakan fungsi-fungsi yang ditugaskan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
pengarahan yang diterima. Setiap orang yang bekerja pada suatu perusahaan/organisasi
ingin dipercaya memegang tanggung jawab yang lebih besar dari sekedar apa yang telah
diperolehnya. Tanggung jawab bukan saja atas pekerjaan yang baik, tetapi juga tanggung
jawab berupa kepercayaan yang diberikan sebagai orang yang mempunyai potensi.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Setiap orang ingin diikutsertakan dan ingin diakui sebagai orang yang mempunyai
potensi, dan pengakuan ini akan menimbulkan rasa percaya diri dan siap memikul
tanggung jawab yang lebih besar.
Point penting lainnya adalah perkembangan organisasi yang menuntut penerapan
konsep partisipasi bagi para karyawan. Keterpaduan antara pimpinan dan bawahan
sebagai suatu keutuhan atau totalitas sistem merupakan faktor yang sangat penting untuk
menjamin keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Melalui
pendekatan manajemen partisipatif, bawahan tidak lagi dipandang sebagai objek,
melainkan sebagai subjek (Soedjadi, 1997:4). Dengan komunikasi dua arah akan terjadi
komunikasi antar pribadi sehingga berbagai kebijakan yang diambil dalam organisasi
bukan hanya merupakan keinginan dari pimpinan saja tetapi merupakan kesepakatan dari
semua anggota organisasi. Para pendukung manajemen partisipatif selalu menegaskan
bahwa manajemen partisipatif mempunyai pengaruh positif terhadap karyawan, melalui
partisipasi, para karyawan akan mampu mengumpulkan informasi,pengetahuan, kekuatan
dan kreaktivitas untuk memecahkan persoalan . Untuk mengetahui bagaimana peran
pemimpin
pada
PT.
BANK
SUMUT
CABANG
UTAMA
MEDAN
dalam
Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengundang partisipasi apabila
memungkinkan dapat dilihat di bawah ini ;
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 13
Tanggapan responden mengenai pemimpin memiliki kepercayaan yang tinggi
untuk mendelegasikan suatu wewenang kepada pegawai
No
1
2
3
4
Keterangan
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
F
12
48
60
%
20
80
-100
Pendelegasian wewenang merupakan suatu aktivitas tingkat tinggi dalam suatu
organisasi. Pendelegasian wewenang merupakan aktivitas yang memilki resiko tinggi
(high risk) dalam pelaksanaanya karena menyangkut pelimpahan wewenang kepada
seseorang yang kapasitasnya bukan/belum pada level pelaksana wewenang tersebut .
Pelimpahan wewenang ini akan menjadi beresiko tinggi apabila pendelegasian wewenang
tidak pada orang yang tepat
untuk melaksanakannya. Dalam hal ini dibutuhkan
kecermatan dan objektivitas seorang pemimpin
dalam mengenali dan memutuskan
kepada siapa atau bagaimana mekanisme pelimpahan wewenang yang akan dilakukan
sehingga terhindar dari inefisiensi maupun kesalahan-kesalahan yang berpengaruh buruk
terhadap organisasi. Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa sebanyak
48 orang responden (80%) mengatakan setuju jika pemimpin memiliki kepercayaan yang
tinggi untuk mendelegasikan suatu wewenang kepada pegawai. Sebanyak 12 orang
responden (20%) mengatakan sangat setuju.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 14
Tanggapan responden tentang pimpinan sepenuhnya mengontrol pekerjaan yang
dilakukan seluruh pegawai
No
1
2
3
4
Keterangan
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
F
3
12
42
3
60
%
5
20
70
5
100
Mengontrol pekerjaan memang merupakan salah satu tugas dari pimpinan, dan
juga merupakan salah satu proses penting
dari manajemen perusahaan maupun
organisasi, namun kontrol yang dilakukan secara penuh terkadang dapat membuat ruang
gerak bagi para pegawai untuk berprestasi semakin kecil, selain itu hubungan antara yang
bekerja dan yang mengawasi akan menjadi kaku. Untuk itu, proses kontrol sebaiknya
dilakukan dengan cara ataupun metode yang tidak kaku sehingga tidak mengurangi
keleluasaan para pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya masing-masing. Sesuai
dengan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 42 orang responden (70%)
mengatakan bahwa pimpinan jarang sepenuhnya mengontrol pekerjaan yang dilakukan
seluruh pegawai. Sebanyak 12 orang responden (20%) mengatakan sering, sebanyak 3
orang responden (5%) mengatakan selalu dan 3 orang responden lainnya (5%)
mengatakan tidak pernah.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 15
Tanggapan responden tentang pimpinan memberi ruang bagi karyawan untuk
berinisiatif dan berkreasi maupun berimprovisasi dalam pelaksanaan tugas
No
1
2
3
4
Keterangan
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
F
24
33
3
%
40
55
5
60
100
Perusahaan yang memiliki pegawai yang memiliki inisiatif dan berani
menanggung resiko terhadap inisiatif tersebut merupakan ciri-ciri perusahaan yang akan
berhasil. Pegawai–pegawai yang seperti ini sudah seharusnya diberikan kesempatan oleh
pimpinannya untuk berimprovisasi dengan inisiatif dan kreasinya dalam melaksanakan
tugas-tugasnya. Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 33
orang responden (55%) mengatakan
bahwa
pimpinan sering memberi ruang bagi
karyawan untuk berinisiatif dan berkreasi maupun berimprovisasi dalam pelaksanaan
tugas. Sebanyak 24 orang responden (40%) mengatakan selalu dan sebanyak 3 orang
(5%0 responden mengatakan jarang.
Tabel 16
Tanggapan responden tentang pimpinan memberi ruang partisipasi bagi karyawan
dalam sistem perencanaan dan pelaksanaan program-program
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
No
1
2
3
4
Keterangan
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
F
18
30
12
60
%
30
50
20
100
Partisipasi anggota dari suatu kelompok atau organisasi merupakan salah satu
faktor yang cukup penting dalam upaya mencapai keberhasilan organisasi untuk
mewujudkan partisipasi maka diperlukan adanya kepemimpinan. Kebijakan yang
dikeluarkan seorang pemimpin menyangkut keberadaan bawahannya
semestinya
merupakan manifestasi dari harapan dan keinginan para bawahan tersebut. Dengan
tingginya tingkat partisipasi bawahan maka akan memberikan kemudahan bagi
konsolidasi , dalam arti bahwa bawahan akan ikut bertanggungjawab secara moral
ataupun material terhadap setiap kebijakan yang ada. Penyatuan visi akan terjadi dalam
proses partisipasi ini. Davis (1981;177) memberikan uraian yang lebih jelas mengenai
partisipasi bahwa “Participation can be defined as mental and emotional involvement of
a person in a grouf situation which encourages him to contribute to group goals and
share responsibility in them” hal tersebut berarti partisipasi adalah suatu keterlibatan
mental dan emosi seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk
memberikan sumbangan kepada tujuan-tujuan kelompok dan berbagi tanggung jawab
dalam usaha yang bersangkutan. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa
sebanyak 30 orang responden (50%) mengatakan bahwa pimpinan sering memberi ruang
partisipasi bagi karyawan dalam sistem perencanaan dan pelaksanaan program-program.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Sebanyak 18 orang responden (30%) mengatakan sangat sering dan sebanyak 12 orang
responden (20%) mengatakan jarang.
6. Menghilangkan hambatan-hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif
Kepemimpinan adalah kemampuan seorang untuk memobilisasi, menyelaraskan,
memimpin kelompok, kemampuan menjelaskan gagasan sehingga dapat diterima orang
lain. Pemimpin penting dalam mempengaruhi perubahan. Pemimpin bertanggung jawab
untuk menggerakkan setiap usaha dan hambatan untuk menjamin kejelasan visi.
Pemimpin harus dapat menciptakan iklim organisasi dimana karyawan merasa bebas tapi
penuh tanggung jawab. Kepemimpinan berkaitan dengan kemampuan untuk memotivasi
dan mempengaruhi bawahan. Seorang pemimpin sukses karena mampu bertindak sebagai
pengarah dan pendorong yang kuat serta berorientasi pada tujuan yang ditetapkan.
Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang dapat menggunakan ketrampilan
komunikasi dan pengaruhnya untuk menyakinkan orang lain akan sudut pandangnya serta
mengarhakan mereka pada tanggung jawab, tidak terhadap sudut pandang tersebut.
Lucky (2000) mengatakan bahwa kepemimpinan di masa yang akan datang cenderung
mengarah pada teaching organization, yang dapat mengantisipasi perubahan dan keaneka
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
ragaman knowledge, skill dan ability sumber daya manusia, sehingga meningkatkan
kinerja perusahaan.
Berdasarkan pemaparan tersebut di atas dapat dikatakan fungsi penting dari
seorang pemimpin adalah untuk menciptakan suatu iklim kerja yang kondusif yang
mendukung terhadap kelancaran pelaksanaan aktivitas-aktivitas organisasi melalui
upaya-upaya menghilangkan hambatan-hambatan
serta mengupayakan kemudahan-
kemudahan dalam proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Untuk mengetahui bagaimana peran pemimpin pada PT. BANK SUMUT CABANG
UTAMA MEDAN dalam Menghilangkan
hambatan-hambatan untuk pelaksanaan
pekerjaan yang efektif dapat dilihat di bawah ini ;
Tabel 17
Tanggapan responden tentang pimpinan mampu memberikan solusi cerdas pada
permasalahan dalam pekerjaan
No
1
2
3
4
Keterangan
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
F
8
51
1
60
%
13,3
85
1,7
100
Logika sederhana yang berlaku umum mengenai pemimpin adalah anggapan
bahwa pimpinan adalah seorang leader yang memiliki kelebihan dan nilai lebih dari
orang- orang yang dipimpinnya. Disamping itu sosok seorang pemimpin adalah sebagai
pengayom dan menjadi muara terakhir bagi penentuan maupun penyelesaian suatu
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
permasalahan pada pekerjaan. Bercermin pada anggapan tersebut maka adalah suatu hal
yang harus jika seorang pemimpin untuk memiliki kemampuan intelektual tinggi yang
diimbangi dengan kebijaksanaan dalam menghadapi, menyelesaikan serta memberi solusi
cerdas terhadap dinamika permasalahan yang dihadapi organisasi maupun karyawan.
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak
51 orang ( 85%) mengatakan setuju bahwa pimpinan mampu memberikan solusi cerdas
pada permasalahan dalam pekerjaan. Sebanyak 8 orang responden (13,3%) mengatakan
sangat setuju dan 1 orang responden (1,7%) mengatakan kurang setuju.
Tabel 18
Tanggapan responden tentang pimpinan menguasai banyak strategi dan kiat-kiat
khusus menyangkut pekerjaan
No
1
2
3
4
Keterangan
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
F
30
20
10
60
%
50
33,3
16,7
100
Sebagai seorang pimpinan, seorang pemimpin dituntut untuk memiliki dan
menguasai keahlian dalam strategi serta kreativitas dan seni berpikir untuk melahirkan
kiat-kiat jitu maupun teknik-teknik yang brilian dalam pengerjaan tugas maupun kerjakerja organisasi.. Tingkat kemampuan dan keahlian pemimpin dalam melahirkan dan
memainkan strategi akan sangat berpengaruh terhadap efektivitas organisasi dalam
merealisasikan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Disamping hal tersebut, keahlian dalam
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
menjalankan strategi kepada karyawan serta kemampuan melahirkan ide-ide briliant dan
kiat-kiat jitu dalam pelaksanaan tugas akan memberi kemudahan kerja bagi para pegawai
yang akan berpengaruh positif terhadap produktivitas pegawai tersebut. Berdasarkan
tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 30 orang responden (50%)
mengatakan sangat setuju jika pimpinan menguasai banyak strategi dan kiat-kiat khusus
menyangkut pekerjaan. Sebanyak 20 oang responden (33,3) mengatakan setuju dan 10
orang responden (16,7%) mengatakan kurang setuju.
Tabel 19
Tanggapan responden tentang pimpinan memberikan perhatian bagi karyawan
yang memiliki permasalahan
No
1
2
3
4
Keterangan
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
F
10
20
30
%
17
33
50
60
100
Seorang pemimpin yang baik dan bijaksana adalah pemimpin yang dekat dengan
bawahan dan mengenali betul keberadaan dan kondisi bawahan. Disamping keahlian
dalam strategi dan teknis seorang pimpinan dituntut untuk memilki keunggulan dalam hal
psikologi. Kemampuan psikologi seorang pimpinan akan sangat berperan dalam
mengenali kebutuhan dan permasalahan para bawahnnya. Selain menjalankan peran
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
sebagai pemimpin, seorang pimpinan yang baik harus juga mampu memerankan fungsi
sebagai psikolog ataupun mentoring bagi para bawahannya. Seorang pemimpin yang
dekat dengan bawahan berarti harus mengenali bagaimana ciri-ciri karyawannya yang
sedang bermasalah dan selanjutnya berupaya mengetahui permasalahan yang dihadapi si
karyawan dengan memberi ruang dan waktu untuk berkonsultasi untuk kemudian
mengupayakan jalan keluar/pemecahan bagi masalah si karyawan tersebut. Berdasarkan
tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa secara sebanyak 30 orang responden (50%)
mengatakan kurang setuju, sebanyak 20 orang responden (33%) mengtakan setuju dan
sebanyak 10 orang responden (17%) mengatakan sangat setuju.
7. Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya,
Penilaian kinerja merupakan suatu proses organisai untuk menilai kinerja
pegawainya. Tujuan dilakukannya penilaian kinerja secara umum adalah untuk
memberikan umpan balik kepada karyawan dalam upaya memperbaiki kinerjanya dan
meningkatkan produktivitas organisasi, khususnya yang berkaitan dengan kebijaksanaan
terhadap karyawan seperti untuk tujuan promosi, kenaikan gaji, pendidikan dan latihan.
Saat sekarang ini dengan lingkungan bisnis yang bersifat dinamis penilaian kinerja
merupakan suatu yang sangat berarti bagi organisasi. Pemimpin
haruslah memilih
kriteria secara subyektif maupun obyektif. Kriteria kinerja secara obyektif adalah
evaluasi kinerja terhadap standar-standar spesifik, sedangkan ukuran secara subyektif
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
adalah seberapa baik seorang karyawan bekerja keseluruhan. Hasil dari penilaian-penilain
tadi sebaiknya juga harus dikomunikasikan kepada para karyawan agar menjadi cerminan
bagi mereka menyangkut performa maupun kualitas kerjanya sekaligus sebagai bahan
acuan bagi para karyawan untuk melakukan tindakan-tindakan yang dianggap perlu
menyangkut hasil penilaian tersebut. Adapun cara mengkomunikasikan hasil penilaian
tersebut dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti menyampaikan langsung,
memberikan rapot bulanan ataupun mengkomunikasikannya melalui kebijakan promosi,
kenaikan gaji bagi kinerja yang dianggap baik dan memuaskan.
Tabel 20
Tanggapan responden tentang pimpinan melakukan evaluasi rutin terhadap hasil
pekerjaan
No
1
2
3
4
Keterangan
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
F
30
30
60
%
50
50
100
Evaluasi adalah suatu kata yang elastis yang dapat meluas meliputi penilaian
kebenaran dan keberhasilan mengenai suatu hal. Kegiatan evaluasi dipersiapkan dan
ditujukan untuk menilai mutu dan keberhasilan pelaksanaan suatu kerja atau kegiatan.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Dengan adanya kegiatan evaluasi maka akan diperoleh bagaimana gambaran
perbandingan antara standar, tujuan maupun harapan dengan hasil yang telah dicapai.
Selanjutnya dengan mengetahui perbandingan antara harapan dan capaian
dapat
dijadikan acuan dalam melakukan tindakan-tindakan selanjutnya yang dianggap perlu
(perumusan
kembali
kebijakan
(reformulation)
atau
penyesuaian-penyesuaian
(adjusment) sejalan dengan kondisi yang ada. Mengenai pelaksanaan evaluasi rutin oleh
pimpinan terhadap hasil pekerjaan pada PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA
MEDAN diketahui bahwa sebanyak 30 orang responden (50%) mengatakan sangat setuju
dan 30 orang responden lainnya (50%) mengatakan setuju.
Tabel 21
Tanggapan responden tentang pimpinan melakukan penilaian khusus terhadap
inisiatif dan cara kerja karyawan
No
1
2
3
4
Keterangan
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
F
20
30
10
60
%
33
50
17
100
Kemampuan dan kemauan berinisiatif setiap karyawan tentunya berbeda-beda
antara yang satu dengan yang lainnya. Tingkat inisiatif seorang pegawai
biasanya
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
dipengaruhi oleh faktor psikologis dan loyalitas pegawai tersebut. Tindakan inisiatif
dalam koridor yang tidak menyalahi prosedur dalam pelaksanaan pekerjaan tentunya
merupakan suatu hal yang positif dan sangat diharapkan. Kemampuan dan kemauan
berinisiatif dapat dijadikan suatu indikator dalam melakukan penilaian terhadap kualitas
dan kapasitas seorang pegawai. Point penting lainnya yang dapat dijadikan indikator
dalam melakukan penilaian terhadap kinerja seorang pegawai adalah dengan melihat cara
kerja dari pegawai tersebut. Walaupun dalam suatu organisasi terdapat beberapa orang
yang melakukan atau menjalankan tugas yang sama bahkan dengan hasil capaian yang
sama juga akan tetapi dalam hal pelaksanaanya akan didapati adanya perbedaan cara dan
gaya kerja dari pegawai tersebut. Apabila orientasi dari suatu organisasi adalah murni
pada hasil capaian maka penilaian terhadap unsur cara kerja adalah hal yang tidak
penting. Akan tetapi bagi suatu organisasi yang dinamis dan ideal, faktor proses dan
dialektika dalam mencapai hasil adalah juga merupakan aspek yang sangat penting.
Berdasarkan analogi tersebut
cara kerja pegawai
sebagai salah satu proses dalam
pencapaian hasil tentunya harus memperhitungkan aspek efisiensi dan efektivitas dari
suatu cara/gaya kerja untuk kemudian melakukan penilaian dan rekomendasi mengenai
cara kerja bagaiamna dan siapa yang dianggap baik. Berdasarkan paparan tersebut di atas
dapat ditarik sebuah point penting bahwa dalam sistem penilaian pekerjaan pada suatu
organisasi, aspek inisiatif dan cara kerja dapat dijadikan suatu indikator dalam melakukan
penilaian terhadap pegawai. Berdasarkan tabel tersebut di atas diketahui bahwa sebanyak
30 orang responden (50%) mengatakan setuju, sebanyak 20 orang responden (33%)
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
mengatakan sangat setuju dan sisa responden lainnya sebanyak 10 orang (17%)
mengatakan kurang setuju.
IV.1.3. VARIABEL TERIKAT (Y) : PEMBERDAYAAN PEGAWAI
1. Penempatan pegawai,
Adalah suatu hal yang mutlak jika kegiatan organisasi diarahkan untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien. Untuk itu diperlukan suatu mekanisme yang mendukung
terwujudnya keinginan tersebut. Salah satu hal yang dipandang krusial dalam perwujudan
tujuan organisasi
secara efektif dan efisien adalah menyangkut sistem penempatan
pegawai.
Kegiatan penempatan pegawai. dapat dikategorikan sebagai salah satu wujud
pemberdayaan, karena tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
kerja dalam organisasi tersebut. Hal ini merupakan suatu kegiatan rutin dari suatu
organisasi / perusahaan untuk melaksanakan prinsip “the right man in the right place”
agar pekerjaan dapat dilakukan secara lebih efektif efisien.
Penempatan pegawai ini
dilakukan sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil
penilaian prestasi karyawan. Dengan penilaian prestasi kerja pegawai dalam
menyelesaikan uraian pekerjaan (job description) akan diketahui kecakapan pegawai
sehingga dapat diarahkan kepada tugas-tugas yang mempunyai kesesuaian dengan
kecakapan prestasi kerjanya masing-masing, yang diharapkan dalam pelaksanaan
tugasnya menjadi efektif dan efesien.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Fenomena yang sering terjadi dalam sistem penempatan pegawai adalah kondisi
yang kurang efektif dan efisien dan sering memposisikan karyawan/pegawai berada
disubordinasi kepentingan organisasi, yang pada akhirnya karyawan selalu menjadi pihak
yang dirugikan. Bercermin pada kondisi tersebut maka dibutuhkan adanya suatu sistem
penempatan pegawai
organisasi dengan
yang komprehensif dalam memadukan antara kepentingan
kapasitas dan kemampuan pegawai serta pertimbangan terhadap
keinginan pengembangan karier pribadi pegawai.
Tabel 22
Tanggapan responden tentang sistem penempatan sudah profesional dan
berdasarkan penelusuran potensi kekuatan dan kapasitas yang dimiliki pegawai
No
1
2
3
4
Keterangan
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
F
15
30
10
5
60
%
25
50
16,7
8,3
100
Pada hakekatnya sistem penempatan pegawai mempunyai dimensi luas yang
bertujuan untuk memposisikan pegawai sesuai potensi yang dimilikinya, sebagai upaya
meningkatkan profesionalisme, efektivitas serta efisiensi dalam organisasi.
Sistem penempatan pegawai yang terarah dan terencana disertai penempatan
yang baik dan benar akan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan
dan
produktivitas organisasi dan pegawai. Pelaksanaan penempatan yang baik dan benar
dimaksudkan sebagai suatu kebijakan penempatan pegawai untuk menempati suatu posisi
yang di dasarkan kepada pertimbangan-pertimbangan objektif mengenai kesesuaian
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
kompetensi dan kapasitas pegawai dengan posisi yang akan ditempatinya . Ketepatan
dalam menempatkan seorang pegawai sesuai dengan kapasitasnya akan meminimalisir
timbulnya kondisi –kondisi yang kurang baik bagi pegawai , misalnya stress, tekanan
psikologi dalam pelaksanaan kerja dan juga sikap minder karena ketidakmampuan dalam
penguasaan pekerjaan. Berangkat dari kondisi tersebut pelaksanaan sistem penempatan
pegawai dalam suatu organisasi/ perusahaan harus memperhatikan betul unsur-unsur
kemanusiaan Mengenai kondisi tersebut di atas sesuai dengan data pada tabel di atas
diketahui bahwa sebanyak 30 orang responden (50%) mengatakan setuju bahwa sistem
penempatan sudah berdasarkan
penelusuran potensi kekuatan dan kapasitas yang
dimiliki pegawai. Sebanyak 15 orang responden ( 25%) mengatakan sangat setuju, 10
orang responden (16,7%) dan 5 orang responden ( 8,3%).
Tabel 23
Tanggapan responden tentang sistem penempatan pegawai mempertimbangkan
perencanaan karir para pegawai
No
1
2
3
4
Keterangan
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
F
48
12
60
%
80
20
100
Dalam pelaksanaan sistem penempatan yang efektif harus memperhatikan dan
mempertimbangan sisi perencanaan karir seorang pegawai. Sistem penempatan yang
telah dikembangkan pada saat ini adalah penempatan yang mengacu kepada prospek
pengembangan karir pegawai, di mana proses pergerakan atau perpindahan dilakukan
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
berdasarkan kedekatan/kemiripan kompetensi antara satu jabatan dengan jabatan lain.
Dalam hal mekanisme penempatan pegawai di matching kan dengan persiapan karier
jangka panjang seseorang.
Sehingga penempatan
mendukung harapan-harapan dari
pegawai mengenai karirnya. Dengan konsep ini diharapkan manfaat yang diperoleh akan
lebih besar karena arah rotasi penempatan pegawai satu jabatan ke jabatan atau bagian
satu kebagian lainnya akan semakin jelas dan berdampak kearah progresivitas pegawai.
Pelaksanaan sistem penempatan pegawai mempertimbangkan perencanaan karir para
pegawai pada PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN sesuai dengan data
pada tabel menunjukkan bahwa sebanyak 48 orang responden (80%) mengatakan sangat
setuju dan 12 orang responden (20%) mengatakan setuju bahwa dalam sistem
penempatan pegawai sudah mempertimbangkan perencanaan karir para pegawai
Tabel 24
Tanggapan responden tentang pelaksanaan the right man in the right place
No
1
2
3
4
Keterangan
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
F
7
35
18
60
%
12
58
30
100
Dengan melihat secara keseluruhan sumber daya yang dimiliki suatu organisasi,
maka sumber daya manusia memiliki peran yang sentral.
Organisasi tidak akan berjalan tanpa adanya unsur manusia. Sumberdaya lain yang
dimiliki organisasi tidak dapat berjalan mencapai tujuan organisasi tanpa digerakkan oleh
sumber daya manusia. Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
tumpuhan bagi suatu organisasi/perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi.
Sumber daya manusia serta sistem pemanfaatannya mempunyai peran utama dalam setiap
kegiatan organisasi/perusahaan. Walaupun didukung dengan sumber daya manusia yang
handal tetapi tidak diikuti dengan ketepatan dalam pemanfaatan dan penempatan sumber
daya manusia tersebut maka efisiensi organisasi tidak akan tercapai.. Hal ini
menunjukkan bahwa penenpatan sumber daya manusia pada posisi yang benar dan sesuai
(the right man in the right place) merupakan kunci pokok yang menentukan keberhasilan
pelaksanaan kegiatan perusahaan. Untuk mengetahui pelaksanaan the right man in the
right place pada PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN dapat dilihat dari
tanggapan responden dimana sebanyak 35 orang responden (58%) mengatakan setuju,
sebanyak 18 orang (30%) mengatakan kurang setuju dan 7 orang responden (12%)
mengatakan sangat setuju.
2. Pengembangan pegawai,
Keberhasilan suatu organisasi tidak terlepas dari potensi sumber daya
manusianya. Oleh karena itu berbagai cara dilakukan organisasi untuk menarik dan
mempertahankan loyalitas pegawai melalui modifikasi dan peningkatan kualitas
pengetahuan dan kemampuan sumber daya manusianya.
Sumber daya manusia perlu mendapat perhatian dan pengelolaan secara
profesional sehingga tercipta sumber daya manusia yang trampil, produktif dan
profesional. Sumber daya manusia di perusahaan perlu dikelola secara profesional agar
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
terwujud keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan
organisasi perusahaan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama perusahaan agar
dapat berkembang secara produktif dan wajar.
Pengembangan pegawai menjadi bagian penting dalam upaya mengelola sumber
daya manusia secara keseluruhan. Pada hakekatnya pengembangan sumber daya manusia
mempunyai dimensi luas yang bertujuan meningkatkan potensi yang dimiliki oleh
sumber daya manusia, sebagai upaya meningkatkan profesionalisme dalam organisasi.
Siagian (1997:183-184) memberikan tujuh kriteria manfaat yang dapat dipetik
dari adanya pengembangan sumber daya manusia, antara lain meliputi :
1. Peningkatan produktivitas kerja organsiasi.
2. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan
3. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat
4. Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam organisasi
5. Mendorong sikap keterbukaan manajemen
6. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif
7. Penyelesaian konflik secara fungsional.
Pengembangan sumber daya manusia merupakan keharusan mutlak bagi suatu
organisasi dalam menghadapi tuntutan tugas sekarang maupun dan terutama untuk
menjawab tantangan masa depan.
Kondisi
ini dapat dikategorikan sebagai bentuk investasi yaitu human investasi.
Meskipun program orientasi pengembangan ini memakan waktu dan dana, semua
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
organisasi mempunyai keharusan untuk melaksanakannya, dan menyebut biaya-biaya
untuk berbagai program tersebut sebagai investasi dalam sumber daya manusia. Ada dua
tujuan utama dalam hal ini, pertama, pengembangan dilakukan untuk menutup “gap”
antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan. Kedua,
program tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan
dalam mencapai sasaran-sasaran kerja yang ditetapkan. (Handoko, 1998: 103).
Secara khusus dalam pengembangan sumber daya manusia yang menyangkut
peningkatan segala potensi internal kemampuan diri manusia ini adalah didasarkan fakta
bahwa seseorang karyawan akan membutuhkan serangkaian pengetahuan, keahlian dan
kemampuan yang berkembang untuk bekerja dengan baik dalam suksesi posisi yang
ditemui selama karier.
Untuk mengetahui bagaimana kondisi menyangkut Pengembangan pegawai, pada
PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN dapat dilihat di bawah ini ;
Tabel 25
Tanggapan Responden Tentang perusahaan mendorong penciptaan learning
organization
No
1
2
3
4
Keterangan
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
F
60
60
%
100
100
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Dalam konsep manajemen modern, fungsi – fungsi manajemen yang
diselenggarakan oleh suatu lembaga atau organisasi laksanakan secara terpadu dan
kontinu. Keterpaduan dan kontinuitas pelaksanaan, akan menjamin terbentuknya sebuah
organisasi pembelajar (learning organization). Sebuah bentuk organisasi yang
mengembangkan perilaku penuh improvisasi dan inisiasi atas proses yang berjalan pada
organisasi tersebut.
Organisasi akan belajar dari pengalaman bertindak dalam
penyelesaian masalah sehingga pencapaian tujuan akan tercapai dalam arah yang
diharapkan.
Pencapaian learning organization membutuhkan dukungan dari berbagai
komponen organisasi. Komponen yang paling berkontribusi adalah pimpinan dan
kebijakan organisasi yang mendorong pengembangan diri dari sumber daya manusia
melalui pemahaman atas proses kegitan organisasi. Hal ini bisa dicapai apabila ada suatu
prosedur penilaian atas kinerja individu dalam organisasi yang sistematis dan terstruktur
secara integratif. Tanggapan responden megenai konsep
learning organization PT.
BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN dapat dilihat pada tabel dimana secara
keseluruhan responden mengatakan sangat setuju jika perusahaan telah melaksanakan
upaya-upaya dalam mendorong penciptaan learning organization.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 26
Tanggapan Responden Tentang intensitas pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Dan
Pelatihan terhadap pegawai
No
1
2
3
4
Keterangan
Sangat sering
Sering
Jarang
Tidak pernah
F
24
36
60
%
40
60
100
Salah satu upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) adalah melalui
Diklat pegawai.” Program pendidikan dan latihan (Diklat) dalam rangka pengembangan
sumber daya manusia (SDM) adalah instrumen yang sangat penting dilakukan untuk
meningkatkan SDM aparatur yang mencakup peningkatan pengetahuan, keahlian,
perubahan sikap dan perilaku, dan koreksi-koreksi terhadap kelemahan kinerja. Dengan
perkataan lain bahwa pendidikan dan latihan SDM aparat ditujukan untuk meningkatkan
kinerja dan produktivitas SDM aparat baik pada tingkatan individu maupun organisasi
secara keseluruhan Tujuan yang diharapkan dari pengembangan sumber daya manusia
adalah untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan
supaya prestasi kerjanya baik dan mencapai hasil yang optimal. Pengembangan sumber
daya manusia sangat penting kaitanya dengan upaya menghilangkan kesenjangan antara
kemampuan kerja dengan tuntutan tugas sekaligus mampu menghadapi tugas-tugas
sekarang maupun dimasa yang akan datang. Mengenai pelaksaaan pendidikan dan
pelatihan pada PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN menurut tanggapan
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
responden menunjukkan bahwa sebanyak 36 orang responden (60%) mengatakan sering
dan sebanyak 24 orang responden(40%) lainnya mengatakan sangat sering.
Tabel 27
Tanggapan Responden Tentang intensitas mengikuti/kesertaan dalam Kegiatan
Pendidikan Dan Pelatihan terhadap pegawai
No
1
2
3
4
Keterangan
Sangat sering
Sering
Jarang
Tidak pernah
F
15
24
21
60
%
25
40
35
100
Program pendidikan dan latihan (Diklat) dalam rangka pengembangan sumber
daya manusia (SDM) adalah instrumen yang sangat penting dilakukan untuk
meningkatkan SDM pegawai yang mencakup peningkatan pengetahuan, keahlian,
perubahan sikap dan perilaku, dan koreksi-koreksi terhadap kelemahan kinerja. Dengan
perkataan lain bahwa pendidikan dan latihan pegawai ditujukan untuk meningkatkan
kinerja dan produktivitas SDM pegawai baik pada tingkatan individu maupun organisasi
secara keseluruhan Pendidikan dan latihan merupakan proses melengkapi para pegawai
dengan pengetahuan dan keterampilan khusus atau kegiatan membantu para pegawai
dalam memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang tidak efisien. Bercermin dari kondisi
tersebut kesempatan dan pengalaman mengikuti pendidikan dan pelatihan merupakan
suatu hal yang sangat penting bagi seorang pegawai dalam peningkatan kompetensi
kerjanya. Disamping itu juga ,refrensi intensitas mengikuti pendidikan dan pelatihan
sangat sering dijadikan bahan pertimbangan terhadap peningkatan karir seseorang. Jadi
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
intensitas dan pengalaman seorang pegawai mengikuti pendidikan dan pelatihan adalah
suatu hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan dan juga pegawai itu sendiri.
Berdasarkan data tabel mengenai intensitas pegawai pada PT. BANK SUMUT CABANG
UTAMA MEDAN dalam mengikuti program Diklat yang dilakukan perusahaan dapat
diketahui bahwa sebanyak 24 orang responden (40%) mengatakan sering, 21 orang
responden (35%) `mengatakan jarang dan sebanyak 15 orang responden (25%)
mengatakan sangat sering.
Tabel 28
Tanggapan Responden Tentang kesempatan mengikuti pendidikan formal ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
No
1
2
3
4
Keterangan
F
15
45
60
Sangat sering
Sering
Jarang
Tidak pernah
%
25
75
100
Dalam sistem pengembangan pegawaian, disamping sistem pendidikan dan
pelatihan
yang
dilaksnakan
oleh
perusahaan,
ada
juga
sebagian
besar
perusahaan/organisasi yang memiliki kebijakan pengembangan pegawai melalui
Pendidikan formal, yaitu kesempatan mengikuti pendidikan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi bagi para pegawainya. Kebijakan ini biasanya ditempuh dengan memberikan
kesempatan serta pendanaan bagi pegawai untuk mengikuti pendidikan formal pada
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
institusi/lembaga pendidikan yang ada dalam upaya peningkatan kualitas dan kapasitas
pegawai tersebut. Pelaksanaan kebijakan ini biasanya disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan dari suatu organisasi.
Mengenai tanggapan responden terhadap pemberian kesempatan mengikuti pendidikan
formal ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi pada PT. BANK SUMUT CABANG
UTAMA MEDAN dapat diketahui bahwa smayoritas responden sebanyak 45 orang
(75%) mengatakan tidak pernah dan sebanyak 15 orang responden (25%) yang
mengatakan jarang.
3. Pemeliharaan dan Pemanfaatan Pegawai,
Point yang tak kalah pentingnya dalam pemberdayaan pegawai adalah mengenai
hal pemanfaatan dan pemeliharaan pegawai. Pemanfaatan pegawai dapat dilihat dari
sistem pelaksanaan penempatan maupun upaya pengembangan pegawai yang didasarkan
pada pengukuran (assesment) mengenai potensi yang dimiliki pegawai, dan dicocokkan
dengan kebutuhan unit kerja masing-masing serta kemana organisasi itu akan di bawa.
Kesalahan dalam pemanfaatan sumber daya i , the right source on the wrong place, akan
mengakibatkan pemborosan energi, waktu dan biaya yang besar untuk memperbaikinya.
Jadi dalam hal ini dibutuhkan adanya kejelian dan analisa yang tepat dalam menempatkan
berbagai sumber daya yang ada pada pos-pos yang tepat untuk mendukung efektivitas
kerja organisasi . Menyangkut upaya pemeliharaan pegawai dapat dilihat dari tindakan
pemberian motivasi kepada pegawai berupa pemberian gaji, penghargaan dan insentif
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
kepada pegawai yang memiliki potensi dan kinerja yang tinggi. Dalam hal ini dibutuhkan
adanya standar baku yang memungkinkan pegawai betul-betul dinilai kinerjanya.
Disamping upaya tersebut sebagai wujud pemeliharaan terhadap pegawai,
organisasi perlu melaksanakan pengenalan dan penggalian potensi bakat dilakukan
dengan menggunakan program Talent Mapping yang selanjutnya diupayakan berbagai
tindakan yang lebih lanjut dalam menyikapi maupun mengakomodir potensi bakat dari
pegawai tersebut karena akan berpengaruh positif bagi perkembangan psikologi maupun
loyalitas dari pegawai tersebut. Untuk mengetahui bagaimana kondisi menyangkut
pemeliharaan dan pemanfaatan pegawai pada PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA
MEDAN dapat dilihat di bawah ini ;
Tabel 29
Tanggapan Responden Tentang efektivitas praktek kebijakan pemanfaatan sumber
daya pegawai
No
1
2
3
4
Keterangan
Sangat efektif
Efektif
Kurang efektif
Tidak efektif
F
11
47
2
60
%
18,3
78,4
3,3
100
Praktek manajemen megenai kebijaksanaan dalam pemanfatan sumber daya yang
dimilki untuk mengoptimalkan usaha pencapain tujuan organisasi sudah sepatutnya
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
menjadi suatu skala prioritas kajian bagi setiap organisasi yang ada. Kemampuan
mensinergikan antara kondisi dan kebutuhan organisasi dengan sumber daya yang
dimilikinya akan menjadi indikator penentu terhadap efisiensi dan efektivitas organisasi
tersebut.
Kebijakan dalam pemanfaatan sumber daya manusia terutama menjadi hal yang paling
sensitif dimana dalam pelaksanaanya sering terjadi human error dan inefisiensi . jadi
dalam hal ini organisasi harus mampu mengoptimalisasi pemanfaatan potensi sumber
daya pegawai yang ada sembari itu apabila memungkinkan melakukan upaya lebih
menggali potensi-potensi yang lebih lagi.
Berdasarkan hasil tabel di atas mengenai tanggapan responden mengenai efektivitas
pemanfaatan sumber daya pegawai dapat diketahui bahwa sebanyak 47 orang responden (
78,4%) mengatakan efektif, sebanyak 11 orang responden (18,3%) mengatakan sangat
efektif dan sebanyak 2 orang responden (3,3,%) mengatakan kurang efektif.
Tabel 30
Tanggapan Responden Tentang Efektivitas pelaksanaan Job description
No
1
2
3
4
Keterangan
Sangat Setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
F
10
35
15
60
%
17
58
25
100
Job description merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi-fungsi dalam organisasi. Dengan adanya job description yang jelas akan
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
berdampak positif bagi keter-arahan
kinerja serta alur-alur pekerjaan yang akan
dilaksnakan dalam organisasi. Adanya job description yang jelas dan teratur akan
menghindarkan karyawan dari pelanggaran hak dan wewenangnya. Disamping itu dengan
adanya job description yang baik dan jelas maka tidak terjadi tumpang tindih
tanggungjawaab antara sesama anggota perusahaan.
Dengan demikian akan tetap terjaga kondisi kerja yang harmonis dan teratur. Jadi dapat
dikatakan bahwa salah satu tujuan dari adanya job description adalah untuk mendukung
kebijakan pemanfaatan sumber daya manusia dalam suatu organisasi dimana dengan
adanya job description ini diharapkan semua pegawai benar-benar berperan serta memilki
tugas dan tanggungjawab yang jelas. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa
sebanyak 35 orang responden (58%) mengatakan sangat setuju jika pada bahwa PT.
BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN sudah terdapat efektivitas dalam
pelaksanaan job description, sementara itu sebanyak 15 orang responden 925%)
mengatakan kurang setuju dan 10 orang responden (17%) mengatakan sangat setuju.
Tabel 31
Tanggapan Responden Tentang kesesuaian beban kerja
No
1
2
3
4
Keterangan
Sangat sesuai
Sesuai
Kurang sesuai
Tidaksesuai
F
10
45
5
60
%
16,6
75
8,4
100
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Beban kerja merupakan besaran/jumlah
pekerjaan yang dipikul dan harus
dipertanggungjawabkan seorang pegawai. Pembagian
beban kerja kepada pegawai
merupakan salah satu strategi organisasi dalam mengefektifkan pelaksanaan kerja-kerja
organisasi dengan mengadakan klasifikasi kerja untuk kemudian dibagikan kepada
karyawan sesuai dengan kapasitas dan spesifikasi bidang/keahlian/jabatan dari para
pegawainya.
Hal yang sangat perlu diperhatikan dalam pembagian beban kerja ini adalah
kejelian dalam pemberian beban kerja, dimana harus mengutamakan unsur keserasian
antara beban kerja dengan kemampuan pegawai serta kesesuaian feedback yang diterima
pegawai dalam menjalankan beban kerja tersebut.
Apabila organisasi gagal dalam
mengupayakan keserasian tersebut maka akan memberi peluang untuk menciptakan
kondisi stress, apatis di kalangan pegawai dan bahkan dapat menyebabkan para pegawai
melakukan perlawanan terhadap kebijakan organisasi. Mengenai tanggapan responden
terhadap kesesuaian beban kerja pada PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN
sesuai tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 45 orang responden (75%)
mengatakan sesuai, 10 orang responden (16,6%) mengatakan sangat sesuai dan 5 orang
responden (8,4%) mengatakan kurang sesuai.
Tabel 32
Tanggapan Responden Tentang pelaksanan sistem pemberian motivasi
kepada pegawai berupa pemberian gaji dan penghargaan kepada pegawai yang
memiliki potensi dan kinerja yang tinggi
No
Keterangan
F
%
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
1
2
3
4
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
Kebijakan pemanfaatan pegawai haruslah
10
25
25
60
17
42
42
100
diimbangi dengan kebijakan
pemeliharaan terhadap pegawai tersebut. Urgensi dari pemeliharaan ini memiliki fungsi
timbal balik bagi organisasi maupun pegawai.
Bagi organisasi,
kebijakan pemeliharaan dilihat secara pragmatis merupakan
suatu kegiatan pembiayaan/ pengeluaran akan tetapi hal tersebut merupakan salah satu
kegiatan investasi yang pada dasarnya berorientasi untuk menjaga performa pegawai
sekaligus menunjang peningkatan. Salah satu upaya yang dapat ditempuh dalam
pemeliharaan pegawai adalah melalui pemberian motivasi kepada pegawai berupa
pemberian gaji dan penghargaan kepada pegawai yang memiliki potensi dan kinerja yang
tinggi. Kebijakan pemberian motivasi ini akan menciptakan suasana kompetisi yang
mendorong
dan menjaga semangat pegawai dalam melaksanakan tugas. Kebijakan
motivasi yang baik dan sesuai dengan harapan dari para pegawai akan memacu keinginan
mereka untuk meningkatkan performa dan kemampuan kerja dan pada akhirnya secara
alamiah akan menciptakan loyalitas mereka terhadap organisasi. Tanggapan responden
mengenai pelaksanan sistem pemberian motivasi kepada pegawai berupa pemberian gaji,
penghargaan dan insentif kepada pegawai yang memiliki potensi dan kinerja yang tinggi
pada. PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN sesuai data tabel diketahui
bahwa sebanyak 25 orang responden (42%) mengatakan sesuai dan sebanyak 25 orang
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
responden lainnya (42%) mengatakan kurang sesuai dan terdapat sebanyak 10 orang
responden (17%) yang mengatakan sangat setuju.
Tabel 33
Tanggapan Responden tentang tersedianya wadah/ sarana yang mengakomodir
aktualisasi aspek sosial dan psikologis pegawai
No
1 Ada
2 Tidak ada
3 Tidak tahu
Keterangan
F
60
60
%
100
100
Disamping pemeliharaan terhadap performa , produktivitas dan semangat kerja
pegawai, kebijakan pemeliharaan yang tak kalah pentingnya untuk dilaksanakan adalah
pemeliharaan pada aspek psikologi dan aspek sosial dari para pegawai. Pertimbangan ini
berangkat dari realitas bahwa keberadaan dan kebutuhan manusia bukan hanya sebatas
aspek fisik dan material akan tetapi juga memiliki dan membutuhkan pemenuhan aspekaspek psikologis dan sosial. Dalam sebuah organsiasi yang modern, penyelarasan dalam
pemenuhan
kedua kebutuhan tersebut adalah suatu keharusan untuk mendorong
penciptaan dinamisasi dalam organisasi sekaligus sebagai wujud komitmen organisasi
tentang penghargaan nilai-nilai kemanusiaan. Salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan
psikologis dan sosial pegawai dalam organisasi adalah dengan menyediakan organisasi
internal perusahaan sebagai wadah penyatuan karyawan . Keberadaan organisais
organisai dalam lingkungan perusahaan yang beranggotakan karyawan yang ada di
perusahaan dapat mendukung untuk terciptanya keharmonisan hubungan antara sesama
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
karyawan perusahaan. Adapun yang menjadi alasannya adalah dengan adanya organisasi
tersebut maka akan terbangun rasa kebersamaan dan kedekatan emosional antara sesama
anggotanya sehingga terhindar dari persaingan yang tidak sehat. Dari tabel diatas dapat
dilihat bahwa keseluruhan responden (100%) mengatakan dalam perusahaan terdapat
organisasi yang dibentuk sebagai wadah penyatuan karyawan. Adapun bentuk wadah
tersebut adalah arisan keluarga para karyawan dan staff perusahaan yang berjalan secara
rutin dan berkala.
Disamping itu juga terdapat berbagai bentuk wadah-wadah aktualiasi bersama lainnya
seperti tim sepak bola, tim bola volly, tim futsal, tim badminton, tim sepeda, dan terdapat
juga tim kreativitas yang merupakan wadah perkumpulan bagi para pegawai yang
memiliki kreativitas tinggi yang merupakan penggerak dan pemikir bagi setiap eventevent ekstra perusahaan misalnya event promosi, gebyar musik, kegiatan outbound, serta
biasanya menjadi tim kreator dan pelaksanaaan kegiatan tour/kegiatan wisata kantor.
.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
IV.2. Analisa peranan kepemimpinan dalam pemberdayan pegawai pada PT.
BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN
Akhir-akhir ini tampak suatu fenomena yang cukup signifikan, yakni semakin
besarnya perhatian banyak kalangan terhadap aspek efektivitas peran kepemimpinan
dalam sebuah organisasi. Fokus penilaian dan perhatian terhadap efektivitas
kepemimpinan
yang
berkembang
saat
ini
bukan
lagi
sebatas
keberhasilan
kepemimpinan dalam peningkatan produktivitas organisasi saja akan tetapi juga
melakukan penilaian lebih jauh tentang kontribusi peran kepemimpinan dalam
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
mengupayakan pemberdayaan dalam organisasi sebagai upaya strategis dalam
optimalisasi pencapaian tujuan organisasi.
Esensi perbedaan fokus perhatian dari kedua pandangan ini terletak pada sisi
mekanisme dan orientasinya. Pandangan yang pertama yaitu kelompok
memandang
efektivitas dari peran kepemimpinan adalah melalui indikator tercapainya peningkatan
produksi dan hasil capaian. Dengan kata lain indikator penilaian berorientasi pada hasil
atau kemampuan berhasil mencapai target tanpa terlalu mempermasalahkan bagaimana
dan seperti apa mekanisme dalam mencapai hasil tersebut. Sementara pandangan kedua
berupaya untuk tidak pragmatis dalam melihat dan menilai efektivitas sebuah peran
kepemimpinan dalam sebuah organisasi dengan mencoba lebih arif dalam menentukan
kriteria dan indikator penilainnya dengan tidak melakukan kriteria penilaian yang hanya
berorientasi hasil
melainkan penilaian yang lebih menekankan kepada aspek kualitas
dari proses, mekanisme dan strategi yang dihasilkan
dan diterapkan
oleh sebuah
kepemimpinan dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
Penelitian ini juga merupakan suatu bentuk analisa terhadap efektivitas peran
kepemimpinan di PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN dengan mengambil
fokus analisis pada
pelaksanaan pemberdayaan pegawai sebagai upaya meningkatkan
efektivitas dan produktivitas organisasi serta mengupayakan penyelenggaraan pelayanan
perbankan yang unggul melalui strategi pengembangan sumber daya manusia yang
berkualitas dan professional serta memiliki integritas yang tinggi dan memilki
keunggulan kompetitif melalui inovasi berkelanjutan sesuai dengan tuntutan organisasi,
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
kerja dan nasabah sehingga mampu bersaing di era kompetisi dunia perbankan yang
semakin ketat seperti saat ini.
Untuk melakukan kajian lebih mendalam tentang peran kepemimpinan dalam
pemberdayaan pegawai pada PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN maka
hasil dari analisa tabel tunggal pada sub bab sebelumnya dan informasi dari wawancara
langsung dapat dijadikan acuan dalam melakukan analisa terhadap tema penelitian ini.
Sebelum melihat bagaimana peranan kepemimpinan dalam pemberdayaan
pegawai maka terlebih dahulu dilakukan penilaian terhadap pelaksanaan fungsi
kepemimpinan pada PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN. Penilaian
terhadap aspek fungsi ini perlu dilakukan karena kualitas kondisi dari penerapan fungsi
kepemimpinan
ini
dapat
dijadikan
gambaran
terhadap
prospek
pelaksanaan
pemberdayaan pegawai. Dalam artian apabila penerapan fungsi kepemimpinan berjalan
dengan baik dan sesuai dengan hakekat dan harapan
maka secara langsung sudah
mendukung terhadap penciptaan peluang/ kondisi yang potensial
untuk melakukan
pemberdayaan pegawai. Sebaliknya apabila penerapan aspek fungsi kepemimpinan tidak
berjalan dengan baik dan seperti yang diharapkan maka peluang pemberdayaan pegawai
akan semakin kecil untuk terlaksana.
Sesuai dengan data yang sudah dianalisa pada bab sebelumnya diperoleh
gambaran bahwa pelaksanaan fungsi kepemimpinan pada PT. BANK SUMUT CABANG
UTAMA MEDAN sudah berjalan dengan efektif yang dibuktikan dengan tanggapan
positif
dari para responden mengenai keberadaan dan fungsi kepemimpinan dalam
perjalanan perusahaan. Efektivitas pelaksanan fungsi kepemimpinan tersebut berarti
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
menggambarkan kondisi bahwa pemimpin dapat melaksanakan dengan baik fungsifungsi seperti; menentukan tujuan pelaksanaan kerja yang realistis, melengkapi para
karyawan dengan sumber dana yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya,
mengkomunikasikan kepada para karyawan tentang apa yang diharapkan dari mereka,
memberikan susunan motivasi yang sepadan untuk mendorong prestasi, mendelegasikan
wewenang apabila diperlukan dan mengundang partisipasi apabila memungkinkan,
menghilangkan hambatan-hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif, menilai
pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya, menunjukkan perhatian kepada
karyawan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara yang langsung dilakukan,
terdapat beberapa informasi yang mendukung pentingnya peranan kepemimpinan dalam
pemberdayaan pegawai. Salah satu contoh kongkrit yaitu adanya kebijakan yang diambil
pemimpin agar dana sebesar 10 % dari laba yang diperoleh dalam satu tahun berjalan
untuk anggaran pendidikan dan pelatihan terhadap pegawai maupun pejabat pada tahun
anggaran berikutnya. Dimana ini menggambarkan kondisi adanya peran pemimpin yang
menunjang pemberdayaan pegawai sehingga mendorong peningkatan pengetahuan,
ketrampilan dan keahlian para pegawai kearah yang lebih baik lagi sehingga pada
akhirnya akan menghasilkan pencapaian tujuan dari perusahaan tersebut. Namun melihat
kondisi saat ini ketertinggalan PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN
terhadap kompetiror-kompetitor perbankan lainnya terutama kompetitor yang berstandar
nasional bukan dari peran seorang pemimpin dalam pemberdayaan pegawai namun
terlebih pada keterbatasan sistem informasi dan teknologi yang dimiliki PT. BANK
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
SUMUT CABANG UTAMA MEDAN yang masih dalam tahap penyesuaian terhadap
kondisi saat ini.
Dengan berjalannya fungsi-fungsi tersebut di atas pada dasarnya dapat dikatakan
sebagai pengkondisian terhadap
proses pemberdayaan pegawai. Hal ini didasari
pertimbangan bahwa seluruh indikator fungsi kepemimpinan tersebut di atas merupakan
point-point penting sekaligus menjadi prasyarat utama dalam
keterlaksanaan
pemberdayaan pegawai yang meliputi aspek penempatan pegawai, pengembangan
pegawai serta pemeliharaan dan pemanfaatan pegawai.
Sebagai tekanan utama mengenai peran kepemimpinan dalam pemberdayaan
pegawai pada PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN maka dapat
disimpulkan bahwa pelaksanan peran kepemimpinan yang baik dan efektif pada PT.
BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN, sangat mendukung dan menentukan
terhadap efektivitas pelaksanaan pemberdayaan pegawai. Pola dan hasil capaian dari
pelaksanan pemberdayaan pegawai yang meliputi aspek penempatan pegawai,
pengembangan pegawai serta pemeliharaan dan pemanfaatan pegawai akan sangat
ditentukan oleh keberadaan, kemauan, kemampuan, inisiatif serta kebijakan seorang
pemimpin. Pemberdayaan pegawai juga sangat ditentukan oleh pandangan seorang
pemimpin terhadap keberadaan Pegawainya serta sejauhmana kemauan dari pemimpin
untuk mengembangkan, memelihara, dan meningkatkan kinerja pegawainya, sehingga
dengan adanya kesesuaian dan keserasian antara pemimpin dengan pegawai terutama
dalam hal ini masalah pemberdayaan pegawai maka tentunya akan menghasilkan suasana
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
kerja yang kondusif yang berpengaruh pada pencapaian tujuan akhir yang telah
ditetapkan.
BAB V
PENUTUP
V.1. KESIMPULAN
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
1. Kepemimpinan pada PT. Bank Sumut sudah berjalan dengan lebih efektif
yang ditunjukkan dengan terlaksananya fungsi-fungsi kepemimpinan
dalam perjalanan dan kinerja organisasi
2. Peran kepemimpinan dalam proses pemberdayaan sudah berjalan dengan
lebih baik yang dapat dilihat dari adanya pelaksanaan sistem penempatan
pegawai, pengembangan pegawai, pemeliharaan dan pemanfaatan pegawai.
3. Kepemimpinan pada PT. Bank Sumut Cabang Utama sudah berhasil
melaksanakan pemberdayaan pegawai dengan efektif. Hal ini dibuktikan
dengan adanya sistem penempatan pegawai berdasarkan kriteria –kriteria
yang objektif, sistem pengembangan pegawai yang dilaksanakan secara
intens dan memperhatikan kemampuan pegawai serta sistem pemanfaatan
pegawai yang memperhatikan kebutuhan dan
kondisi psikologi para
pegawainya.
4. Adanya kelemahan sistem informasi dan teknologi yang mengakibatkan
masih lemahnya daya saing
PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan
dengan kompetitor-kompetitor lainnya khususnya dengan Perbankan yang
berstandar nasional.
V.2. SARAN
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
1. Untuk dapat menerapkan pemberdayaan pegawai dengan baik, pemimpin
harus memiliki komitmen yang lebih tinggi dan melakukan upaya-upaya
serius
dalam
membangun
dan
mengembangkan
pegawai
guna
meningkatkan kinerja pegawai.
2. Pemimpin
sebaiknya
melakukan perbandingan benchmarking sumber
daya pegawai pada bank-bank lain
3. Melalui penelitian ini diharapkan adanya penelitian lebih lanjut tentang
strategi pemberdayaan pegawai untuk dapat menghasilkan pegawai yang
lebih tepat (the rightman and the right place), profesional dan berkinerja
tinggi.
4. Perbaikan dan peningkatan mutu sistem informasi dan teknologi, sehingga
PT. Bank Sumut Medan pada umumnya dan PT. Bank Sumut CAbang
utama pada khususnya bukan hanya bertindak sebagai tuan dirumah sendiri
tetapi dapat bersaing dengan competitor-kompetitor perbankan lainnya
yang telah berstandar nasional.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Michael, 2003, Strategic Human Resources Management; A Guide to Action,
edisi terjemahan, alih bahasa:Ati Cahayani, PT Gramedia, Jakarta.
Arikunto, Suhartini, 2006, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Rineka
Cipta, Jakarta
Clutterbuck, David dan Kernaghan, Susan, 1999, The Power of Empowerment; Release
the Hidden Talents of Your Employees, kogan Page Ltd., London.
Collins, Jim, 2004, Good To Great (Baik Menjadi Hebat), edisi terjemahan, alih bahasa:
Alexander Sindoro, Karisma Publishing Group, Batam-Indonesia.
Cook, Sarah and Macaulay, Steve, 1997, Perfect Empowerment (Pemberdayaan yang
Tepat), edisi terjemahan, alih bahasa: Paloepi Tyas R., PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Drucker, Pieter F., 1997, The Organization of The Future, (terjemahan, alih bahasa oleh:
Ahmad Kemal), PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Gasperz, Vincent,2002, Sistem Manajemen Terintegrasi: Balanced Scorecard dengan
Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah, PT Gramedia Pustaka Utama.
Gibson, et al, 1997. Organisasi dan Manajemen : Prilaku Struktur Proses, Erlangga,
Jakarta
Handoko, T. Hani , 2001, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE,
Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu S.P, 1994, Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan pertama, PT.
Bumi Aksara, Jakarta.
Hersey, P. dan Kenneth H. Blanchard, 1996. Manajemen Prilaku Organisasi, Erlangga,
Jakarta
Istijanto, 2006, Riset Sumber Daya Manusia; Cara Praktis Mendeteksi Dimensi-Dimensi
Kerja Karyawan, PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.
Kartono, Kartini, Kepemimpinan dan Pemimpin , Rajawali Press, Jakarta, 1994
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT.
Remaja Rosda Karya, Bandung.
Manullang, M. Dasar-dasar Manajemen, UGM Press, Yogyakarta
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Mulkovich, George T. dan Bodreau Jhon W., 1997, Human Resources Development,
Times mirror Higher Education Group Inc. Company, USA.
Mulyana, Deddy, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya,
Prawirosentono, Suyadi,1999, Kebijakan Kinerja Karyawan: Kiat Membangun
Organisasi Kompetitif Menjelang perdagangan Bebas Dunia, BPFE, Yogyakarta
Rama Royani,dkk, 2005, Road To Succes. Kumpulan Makalah dari Tim Lead Pro
Engineering and Management Consulting Services, Jakarta
.
Rasyid, M. Ryass, 1997, Makna Pemerintahan: Tinjauan Dari Segi Etika Dan
Kepemimpinan, MIPI Yarsif Watampone, Jakarta;
Reksohadiprodjo, S dan Handoko, T.H, 2001. Organisasi Perusahaan, BPFE,
Yogyakarta
Rosyid, Abdul dan Ramlan (Pent.), 2000, Memangkas Birokrasi: Lima Strategi Menuju
Pemerintahan Wirausaha, Penerbit PPM, Jakarta.
Ruky, Ahmad S., 2006, SDM Berkualitas, Mengubah Visi Menjadi Realitas: Pendekatan
Mikro Praktis untuk memperoleh dan Mengembangkan Sumber Daya Manusia
Berkualitas dalam Organisasi, (cet.ke-2), PT gramedia Pustaka Utama, jakarta.
Sedarmayanti, 2004, Manajemen Sumber Daya manusia Sektor Publik,, Materi
Perkuliahan, Jatinangor.
Siagian, Sondang P, 1993, Teori dan Praktek Kepemimpinan, Rineka Cipta, Jakarta.
Simamora, Hendri, 1995, Menajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta
Sinaga, Anggiat M. dan Sri Hadiati WK, 2001, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia,
LAN-RI, Jakarta.
Singarimbun, Masri, 1995, Metode Penelitaian, LP3ES, Jakarta
Stoner, J, 1996. Manajemen, Prenhallindo, Jakarta.
Sto Rivai Veithzal, 2003, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Sugiyono, 2002, Teori Pengembangan Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Suradinata, Ermaya, 1995, Psikologi Kepegawaian dan Peran Pemimpin Dalam
Memotivasi Kerja, Ramadan, Bandung.
Thoha, Miftah, 2003, Dimensi-dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Usmara, A dkk, 2002, Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia, Amara
Books, Yogyakarta.
Yulk, Gary, 1998, Alih bahasa Yusuf Udayana, Kepemimpinan dalam Organisasi,
Prehallindo, Jakart
.
Dear Adi Munba Munthe : Peranan Kepemimpinan Dalam Pemberdayaan Pegawai (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan), 2009.
USU Repository © 2009
Download