BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembuatan sebuah produk manufaktur pada tahun 1940-an masih menggunakan mesin perkakas konvensional meliputi mesin bubut, mesin bor, dan mesin frais (milling). Penggunaan mesin perkakas konvensional dituntut pengetahuan dan keahlian dari operator mesin. Pengetahuan karakter material juga dibutuhkan agar dalam proses produksi tidak membutuhkan waktu yang lama, tidak membutuhkan energi yang besar, dan tidak menghabiskan banyak biaya, sehingga dihasilkan produk yang memuaskan. Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi yang semakin pesat menghasilkan mesin konvensional baru yaitu hasil perpaduan teknologi mekanik dengan teknologi komputer dalam hal pengoperasiannya, atau sering disebut dengan Computer Numerically Controller (CNC). Mesin CNC unggul dalam banyak hal apabila dibandingkan dengan mesin perkakas konvesional diantaranya ketelitian, ketepatan, fleksibilitas, dan kapasitas produksi (Esapermana, 2012). Namun masih ditemukan kelemahan pada mesin CNC yaitu tidak bisa melakukan pemotongan pada material yang mempunyai kekerasan tinggi akibat keterbatasan kekuatan dari alat potong. Dilatarbelakangi kelemahan yang ada pada mesin perkakas konvensional dan mesin CNC, maka telah dikembangkan mesin nonkonvensional. Salah satu mesin non-konvensional adalah Electro Chemical Machining (ECM). Electro Chemical Machining (ECM) didasarkan pada proses anodic dissolution dalam elektrolisis (Tlusty, 2000). Proses tersebut menggunakan prinsip Faraday, bahwa jika ada dua buah logam elektrode direndam dalam larutan elektrolit dan dihubungkan dengan sumber arus DC, maka partikel logam akan terlepas dari anode dan kemudian akan melekat ke 1 2 katode. Electro Chemical Machining (ECM) adalah proses elektrolisis di mana pembuangan logam terjadi karena pelarutan secara proses kimia dari benda kerja (Sudiarso, 2009). Contoh dari proses elektrolisis adalah electroplating dan electro-polishing. Pembuatan Multi-Layered Microfilter juga dapat dilakukan dengan cara pelarutan material atau sering disebut dengan teknik etching (etsa), yaitu suatu proses menggunakan larutan asam kuat untuk mengikis bagian logam yang tidak terlindungi permukaannya. Karena teknik etching (etsa) menggunakan asam kuat, maka teknik ini cenderung berbahaya dan tidak ramah lingkungan (Chen, 2004). Etching menghasilkan uap yang beracun (Kang, 2008). Oleh karena itu, penggunan ECM dengan proses electropolishing adalah proses paling tepat yang digunakan karena proses ini dapat digunakan untuk membuat produk berbentuk kompleks dan terbuat dari logam yang mempunyai tingkat kekerasan tinggi. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana pengaruh tegangan listrik terhadap MRR benda kerja hasil proses permesinan CNC-ECM? 2. Bagaimana pengaruh tegangan listrik terhadap overcut benda kerja hasil proses permesinan CNC-ECM? 3. Bagaimana pengaruh tegangan listrik terhadap surface roughness benda kerja hasil proses permesinan CNC-ECM? 4. Berapa tegangan listrik optimal pada proses pembuatan Multi-Layered Microfilter? 3 1.3 Batasan Masalah Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu meluas, maka pada penelitian ini diberikan beberapa batasan masalah sebagai berikut. 1. Percobaan dilakukan dengan sebuah mesin CNC-ECM buatan sendiri dan berdasarkan batas kemampuan dari mesin yang digunakan. 2. Elektrode yang digunakan adalah kuningan. 3. Benda kerja yang digunakan adalah stainless steel 204. 4. Isolasi dilakukan dengan menutup sisi atas benda kerja. 5. Variabel yang diubah dalam penelitian ini adalah tegangan listrik (volt) dan lama permesinan (detik). 6. Tegangan listrik DC dari power supply yang digunakan adalah 10 V, 15 V, dan 20 V. 7. Cairan elektrolit yang digunakan adalah campuran sodium chloride (NaCl) dan larutan akuades dengan konsentrasi sebesar 150 gram NaCl per 1 liter akuades. 8. Cairan elektrolit disemprotkan dari samping atas benda kerja dengan satu buah nozzle dengan kecepatan 3,32 m/s. 9. Metode permesinan (pemakanan material) yang digunakan adalah secara dinamis. 10. Pembahasan mengenai sifat material tool elektrode dan benda kerja berada di luar lingkup penelitian ini. 11. Pembahasan mengenai rangkaian elektronika pada kontrol mekanik mesin CNC-ECM dan power supply di luar lingkup penelitian ini. 12. Pembahasan mengenai reaksi kimia yang terjadi selama proses pemesinan di luar lingkup penelitian ini. 4 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. mengetahui pengaruh tegangan listrik terhadap MRR benda kerja hasil proses permesinan CNC-ECM, 2. mengetahui pengaruh tegangan listrik terhadap overcut benda kerja hasil proses permesinan CNC-ECM, 3. mengetahui pengaruh tegangan listrik terhadap surface roughness benda kerja hasil proses permesinan CNC-ECM, 4. mengetahui tegangan listrik optimal pada proses pembuatan MultiLayered Microfilter. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat sebagai berikut. 1. Bagi peneliti. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang cara membuat mesin CNC-ECM serta pengaruh variasi tegangan listrik yang bekerja terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh proses permesinan menggunakan ECM. 2. Bagi masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan, pandangan serta bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam hal pembuatan mesin CNC-ECM serta penentuan besarnya tegangan listrik yang bekerja pada proses permesinan menggunakan ECM, serta dapat membantu penelitian-penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.