RINGKASAN DEVINA MARCIA RUMANTHY SIHOMBING. Penilaian Ekonomi dan Prospek Pengembangan Wisata Taman Wisata Alam Gunung Pancar. Dibimbing Oleh AHYAR ISMAIL. Pariwisata di Indonesia telah dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi penting. Bahkan sektor ini diharapkan menjadi penghasil devisa nomor satu. Prospek pariwisata yang memperlihatkan kecenderungan meningkat dari waktukewaktu dan besarnya potensi wisata yang dimiliki Indonesia juga menjadi pemicu berkembangnya pariwisata di Indonesia. Salah satu potensi wisata yang dapat dijadikan sebagai penunjang pengembangan pariwisata adalah taman wisata alam Padatnya aktivitas di kota besar, diikuti dengan kemacetan lalu lintas dan polusi udara menjadikan obyek wisata dengan konsep back to nature banyak diminati oleh masyarakat. Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Pancar dapat menjadi salah satu pilihan wisata back to nature sehingga pengembangan wisata di TWA Gunung Pancar layak menjadi sorotan. . Untuk itu, diperlukan masukan dalam pengambilan keputusan pengembangan wisata baik menggunakan pendekatan ekonomi maupun lingkungan secara kuantitatif ke dalam nilai moneter (rupiah) dengan menggunakan metode valuasi yaitu travel cost method (TCM). Penelitian ini memiliki empat tujuan yaitu: (1) mengidentifikasi karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar, (2) mengidentifikasi faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi fungsi permintaan wisata di TWA Gunung Pancar, (3) mengestimasi nilai ekonomi TWA Gunung Pancar, (4) menilai prospek pengembangan wisata di TWA Gunung Pancar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan kuisioner. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari pengelola TWA Gunung Pancar dan studi literatur atau referensi lainnya yang berupa jurnal, artikel, serta penyusuran data melalui internet. Analisis menggunakan Metode Biaya Perjalanan dengan alat pengolah data Minitab 15 dan pendugaan surplus konsumen untuk mengetahui nilai manfaat ekonomi diolah dengan Microsoft Excel 2007. Hasil pengolahan data menunjukkan terdapat lima variabel yang berpengaruh terhadap jumlah kunjungan secara signifikan. Adapun variabelvariabel tersebut yaitu : biaya perjalanan, tingkat pendidikan, jenis kelamin, waktu di lokasi, dan lama mengetahui lokasi. Nilai koefisien variabel menentukan kecenderungan dalam meningkatkan atau menurunkan jumlah kunjungan wisata. Guna menentukan nilai manfaat ekonomi total dari TWA Gunung Pancar surplus konsumen diestimasi berdasarkan fungsi permintaan rekreasi yang telah terbentuk sebelumnya. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai surplus konsumen per kunjungan per individu sebesar Rp 297.777,778. Nilai manfaat ekonomi merupakan agregat atau penjumlahan Willingness To Pay sehingga dapat diperoleh nilai manfaat ekonomi lokasi sebesar Rp 5.142.622.222,00. Analisis terhadap prospek pengembangan wisata di TWA Gunung Pancar dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu pendekatan aspek fisik, aspek sosialmasyarakat dan aspek spasial. Pendekatan aspek fisik dilakukan dengan mengkaji i kondisi sarana dan prasarana penunjang kegiatan wisata yang meliputi aksesibilitas, sarana dan prasarana, dan lain-lain saat ini, serta mengkaji potensi alam kawasan yang ada sehingga dapat menentukan kegiatan yang dapat dikembangkan berikut sarana dan prasarana yang perlu ditingkatkan atau dipertahankan pada TWA Gunung Pancar. Aspek sosial-masyarakat digunakan untuk mengenali keadaan dan potensi masyarakat di sekitar kawasan TWA Gunung Pancar sehingga dapat mengidentifikasikan pengembangan kegiatan wisata yang dapat menciptakan keselarasan antara kehidupan masyarakat sekitar dengan keberadaan TWA Gunung Pancar sehingga dapat saling memberikan manfaat. Aspek spasial digunakan untuk pengalokasian areal ke dalam zona-zona tertentu di dalam kawasan TWA Gunung Pancar, di mana diijinkan untuk dilakukan kegiatan wisata dan di mana tidak diijinkan dengan demikian kegiatan wisata yang dikembangkan dapat selaras dengan peruntukan kawasan. Kata kunci : pariwisata, taman wisata alam, valuasi ekonomi, travel cost method, prospek pengembangan wisata ii