BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan

advertisement
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan oleh
penulis terhadap penerapan standar akuntansi pemerintah atas aset tetap
pada Komunikasi dan Informatika adalah belum semua standar akuntansi
pemerintah atas aset tetap diterapkan oleh Kementerian Komunikasi dan
Informatika. Dari hasil analisis yang dilakukan oleh penulis diketahui
bahwa terdapat praktek perlakuan akuntansi aset tetap yang telah sesuai
dan belum sesuai dengan PSAP Nomor 7.
Perlakuan pengakuan,
penilaian, penyajian dan pengungkapan aset tetap pada Kementerian
Komunikasi dan Informatika telah sesuai dengan PSAP Nomor 7, namun
kebijakan tentang penghapusan
aset tetap
yang dilakukan oleh
Kementerian Komunikasi dan Informatika tidak sejalan/ belum sesuai
dengan standar akuntansi pemerintah.
Hal-hal yang ditemukan dalam analisis yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Pengakuan dan penilaian aset tetap yang yang dilakukan oleh
Kementerian Komunikasi dan Informatika telah sesuai dengan
ketentuan PSAP Nomor 7. Kementerian Komunikasi dan
Informatika mengakui aset tetap pada saat manfaat ekonomi
masa depan diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan handal
dibuktikan dengan dokumen sumber yang sah. Kementerian
52
Komunikasi dan Informatika telah menerapkan prinsip
historical cost dalam melakukan penilaian terhadap aset tetap.
2. Penyajian
aset
tetap
dalam neraca
pada
Kementerian
Komunikasi dan Informatika telah sesuai dengan standar
akuntansi pemerintah. Aset tetap disajikan di neraca sebesar
nilai
perolehan
dengan
menyandingkan
dengan
nilai
penyusutannya. Perhitungan penyusutan pada Kementerian
Komunikasi dan Informatika telah dilakukan sesuai dengan
mekanisme yang diatur dalam PSAP Nomor 7 maupun
peraturan yang terkait dengan penyusutan aset tetap pada
entitas pemerintah. Namun demikian masih terdapat kesalahan
penggolongan klasifikasi aset tetap yang mengakibatkan
adanya potensi under value/over value akumulasi penyusutan
aset tetap yang akan mengakibatkan pula under value/over
value nilai buku aset tetap.
3. Pengungkapan aset tetap telah memenuhi unsur-unsur yang
disyaratkan dalam PSAP Nomor 7. Kementerian Komunikasi
dan Informatika telah mencantumkan informasi-informasi
antara lain tentang kebijakan akuntansi untuk aset tetap, mutasi
aset tetap, informasi penyusutan, penyandingan realisasi
penambahan aset dengan belanja modal, dan pengungkapan
informasi penting lainnya antara lain aset yang masih dalam
proses hukum dan proses pengelolaan BMN.
53
4. Penerapan pencatatan mekanisme penghapusan aset tetap pada
Kementerian Komunikasi dan Informatika berupa peralatan
mesin yang telah dihentikan penggunaannya sesuai dengan
ketentuan dalam PSAP Nomor 7. Kementerian Komunikasi dan
Informatika telah melaksanakan reklasifikasi aset tetap ke
dalam aset lainnya terhadap aset tetap yang rusak berat
sebelum dilakukan penghapusan. Mekanisme dan tatacara
usulan penghapusan aset tetap telah sesuai dengan ketentuan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96 Tahun 2007 tentang
Tata
Cara
Pelaksanaan
Penggunaan,
Pemanfaatan,
Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara.
5. Terdapat kebijakan penghapusan terhadap barang hilang yang
tidak sejalan dengan standar akuntansi pemerintah. Sebagaian
besar aset yang hilang masing tercatat dalam neraca dengan
klasifikasi aset tetap, hal ini tidak sesuai dengan PSAP Nomor
7,
mengingat pemerintah tidak dapat memperoleh manfaat
ekonomi dari aset tersebut, sehingga aset tetap yang hilang
tidak dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap. Dampak dari
peristiwa di atas adalah adanya over value nilai aset tetap
dalam neraca. Proses penghapusan aset tetap yang harus
menunggu sampai dengan lunasnya piutang Tuntutan Ganti
Rugi menimbulkan double counting pencatatan atas objek
akuntansi
yang
sama.
54
Kementerian
Komunikasi
dan
Informatika mengakui adanya piutang Tuntutan Ganti Rugi
atas hilangnya aset tetap dalam neraca namun disisi lain aset
tetap tersebut tetap dicatat dalam neraca.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan pula bahwa kebijakan
akuntansi atas aset tetap dapat berjalan dengan baik apabila di dukung oleh
penatausahaan aset yang baik. Ketertiban pencatatan aset akan berdampak
pada kurang validnya data aset dalam neraca.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan sebagaimana dikemukakan di atas penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Perlunya peningkatan pemahaman para pengelola aset tetap
pada terhadap standar akuntansi pemerintah sehingga dalam
proses pengakuan, pencatatan, penghentian dan pengungkapan
aset tetap sehingga kesalahan dalam pengakuan, pencatatan,
penghentian dan pengungkapan aset tetap dapat diminimalisir.
2. Perlunya peningkatan ketertiban dalam penatausahaan aset
tetap mengingat penerapan akuntansi aset tetap hanya dapat
berjalan dengan bila didukung dengan penatausahaan aset yang
tertib.
3. Penerapan kebijakan penatausahaan aset tetap pada entitas
pemerintah harus diselaraskan dengan ketentuan dalam standar
akuntansi pemerintah.
55
56
Download