IKLAN YANG MEMANFAATKAN RASA HUMOR DAN RASA BERSALAH DI DALAM TELEVISI I. Iklan Humor http://www.youtube.com/watch?v=bMpcE1lcA_M Para pengiklan juga banyak yang menggunakan humor untuk menciptakan reaksi yang diinginkan atas suatu iklan, diantaranya memperoleh perhatian, membimbing konsumen, mempengaruhi sikap, meningkatkan reliabilitas pernyataan iklan, dan menciptakan pembelian oleh pelanggan. Semakin kompetitifnya persaingan perusahaan provider GSM membuat semakin gencarnya perusahaan-perusahaan tersebut beriklan di TV. Tujuannya tidak lain adalah menarik perhatian publik agar brand perusahaan tersebut semakin terekam dalam ingatan publik. Berbagai strategi positioning pun dilakukan oleh para provider GSM, dengan keunggulan seperti ‘jaringan terluas’, ‘fitur terlengkap’ atau ‘nelpon termurah’, iklan-iklan tersebut dikreasikan begitu rupa. Bahkan belakangan ini beberapa provider menggunakan model artis sebagai endorsernya. Tak luput juga kadang diwarnai nuansa saling sindir antar provider dalam iklan. Well, apapun strateginya tidak masalah, dengan begitu kreatifitas iklan menjadi semakin terpacu. Hal yang menarik adalah baru-baru ini iklan Axis muncul di TV dan merebut banyak perhatian masyarakat. Tidak hanya karena iklannya yang selalu lucu bahkan konyol, namun bagaimana Axis mampu menampilkan iklan dengan pesan yang jelas dan dikemas dalam humor yang menarik. Iklan tersebut bercerita tentang remaja laki-laki yang super hemat. Meskipun hemat namun selalu sibuk menelepon. Ketika sedang berada di supermarket ia menggunakan deodoran tanpa membeli. Ketika sedang makan di kantin ia hanya memesan nasi dan saking hematnya ia meminta lauk dan minuman dari piring temannya. Ketika bersama pacarnya di mobil, ia tidak mengizinkan pacarnya menyalakan AC, namun hanya menyalakan kipas angin listrik dalam mobilnya. Hingga pada saat mobil kehabisan bensin, sang pacar terpaksa mendorong mobil hingga sampai ke pom bensin. Dan sekali lagi, saking hematnya bensin pun hanya diisi setengah liter. Secara spontan banyak orang tergelitik menonton cerita iklan ini, walau beberapa orang menilai iklan ini berlebihan dan tidak sesuai etika. Namun itu sama sekali bukan masalah bagi pengiklan. Intinya iklan ini mampu merebut banyak perhatian publik dengan kelucuannya, namun juga secara tidak langsung iklan ini mampu menyampaikan positioning ‘menelepon hemat; secara tepat sasaran. Sebenarnya positioning ‘menelpon hemat/murah’ sudah dilakukan oleh banyak provider lainnya. Konsep yang mereka gunakan pada umunya hanya menekankan pada murahnya pemakaian pulsa per menit, seperti ‘telpon hanya 0,001 per menit!’ atau ‘telpon gratis ke sesama provider’ hingga provider lainnya pun meniru menggunakan komunikasi iklan yang sama. Namun, hal ini membuat konsumen tidak merasa tertarik, curiga, bahkan manjadi semakin terasa membingungkan. Sebenarnya iklan Axis muncul dengan pesan yang sama dengan iklan provider lainnya, yaitu ‘telepon murah’, namun penyajiannya berbeda. Tokoh dalam iklan yang super pelit itulah kekuatan deferensiasi dalam iklan ini. Sepanjang iklan kita dibuat tertawa dengan tingkah-tingkah pelitnya, namun ketika sang pacar bertanya “kalau hemat kok nelpon mulu?” barulah kita memahami pesannya bahwa sepelit-pelitnya orang pelit, masih bisa menelpon dengan Axis sepanjang hari. Konsep ini begitu begitu menggelitik namun sangat tepat sasaran. Hal inilah yang menjadi kekuatan iklan dari Axis. Bagaimana tiap seri iklan yang disajikan tidak terpengaruh dengan gaya iklan dari provider lain. Dari sini munculah orisinalitas iklan yang tidak terdapat pada pesaingnya. Iklan Axis secara konsisten mampu menyuarakan apa yang memang manjadi positioningnya dengan cara yang menarik dan kreatif. II. Iklan Rasa Bersalah http://www.youtube.com/watch?v=BjwH8-Rko78 Para pengiklan menyajikan rasa bersalah dalam iklannya untuk mencoba membujuk para calon pelanggan dan menegaskan bahwa rasa bersalah dapat dihapus dengan menggunakan produk yang diiklankan. Pada umumnya daya tarik rasa bersalah difokuskan pada pelanggaran dan kegagalan di masa lalu/masa mendatang atau kegagalan dalam memperhatikan orang lain. Misalnya iklan susu anlene, pada iklan ini menceritakan bahwa ada seorang wanita yang memiliki tulang yang rapuh dikarenakan faktor usia yang tak lagi muda. Tulang rapuh ini menghambat pola hidupnya. Seandainya 2 minggu yang lalu wanita tersebut minum susu anlene secara teratur, maka wanita tersebut terbebas dari penyakit tulang rapuh.