iv metode penelitian

advertisement
IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Gunung Mulya Kecamatan Tenjolaya
Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan
pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan desa yang diberi nama sebagai
Kampoeng Kelinci oleh Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan
Republik Indonesia. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada Bulan Oktober 2011
sampai Juni 2012, yaitu mulai dari persiapan pembuatan proposal sampai
penyerahan skripsi, sedangkan pengambilan data dilapangan dilaksanakan pada
bulan Februari sampai Maret 2012.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data
sekunder. Data primer bersumber dari masing-masing lembaga pemasaran dalam
saluran pemasaran Kelinci di Desa Gunung Mulya kecamatan Tenjolaya
Kabupaten Bogor, yaitu produsen, pengumul, koperasi, pengecer dan agen. Data
primer yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data kualtitatif dan kuantitatif
mengenai nilai dan volume penjualan serta pembelian masing-masing lembaga
pemasaran, alur pemasaran, kondisi, struktur, serta keragaan pasar. Data sekunder
dalam penelitian ini bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Bogor, Badan Pusat Statistik Jakarta, Dinas Peternakan Kabupaten Bogor,
Perpustakaan LSI, Koperasi Peternakan Kelinci (KOPNAKCI), Poktan Budi Asih,
internet, serta literatur yang terkait dengan Kelinci.
4.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan wawancara
langsung yang dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan jumlah
responden baik itu peternak, pedagang pengumpul, pedagang pengecer, koperasi
dan (Freezer Point). Penentuan responden yang dilakukan berdasarkan
keterlibatannya secara langsung dalam kegiatan tataniaga dan lembaga-lembaga
tataniaga yang mendukung.
31
Data responden berasal dari peternak kelinci di Desa Gunung Mulya
Kecamatan Tenjolaya, Koperasi Peternakan Kelinci (KOPNAKCI) dan Lembaga
Tataniaga Kelinci. Jumlah responden pelaku pasar yang terdiri dari pedagang
pengumpul, koperasi dan pedagang pengecer yang diambil berdasarkan
penelusuran jumlah yang ada di lapangan. Dari penelusuran ini diketahui
lembaga-lembaga apa saja yang terlibat dalam proses tataniaga kelinci di Desa
Gunung Mulya.
4.4. Metode Penarikan Responden
Dalam penelitian ini sampel yang dijadikan responden adalah Peternak
Kelinci (produsen), Koperasi dan Pedagang (lembaga tataniaga). Penarikan
responden dari peternak pada penelitian ini dengan cara sensus dari peternak yang
berjumlah 25 orang yang ada di Desa Gunung Mulya Kecamatan Tenjo Laya.
Penggunaan metode sensus karena responden diketahui berjumlah sedikit yaitu 25
orang. Sedangkan penarikan responden dari lembaga pemasaran menggunakan
metode snawball.
Pemilihan
penggunaan
metode
snawball,
karena
penulis
kurang
mendapatkan informasi secara jelas tentang jumlah responden lembaga tataniaga,
sehingga masih harus dilakukan lagi penelusuran terhadap alur pemasaran dari
kelinci dari peternak sampai ke konsumen. Jumlah responden dari lembaga
tataniaga adalah 8 orang, dimana pedagang pengumpul desa berjumlah 1 orang,
pengecer 4 orang yang terdiri dari 3 pengecer dalam Bogor dan 1 pengecer luar
Bogor, 2 anggota koperasi dan 1 agen (freezer point) dalam Bogor.
4.5 Metode Pengolahan Data
Data dan informasi yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan
menggunakan bantuan kalkulator, komputer dan disajikan dalam bentuk
deskriptif, gambar dan tabulasi yang digunakan untuk mengelompokkan dan
mengklasifikasikan data yang ada dalam melakukan analisis data. Perhitungan
marjin pemasaran, farmer’s share dan rasio keuntungan dan biaya (Benefit/Cost
ratio) dilakukan dengan menggunakan kalkulator. Pengolahan data dilakukan
secara bertahap, dimulai dengan pengelompokan data, perhitungan penyesuaian32
penyesuaian dengan kalkulator tangan untuk kemudian ditabelkan menurut
keperluan.
Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif ditujukan untuk menganalisis saluran pemasaran, struktur pasar,
dan perilaku pasar. Analisis kuantitatif digunakan pada aspek-aspek efisiensi
pemasaran, yakni margin tataniaga, farmer’s share, serta rasio keuntungan dan
biaya.
4.5.1 Analisis Saluran dan Fungsi Tataniaga
Analisis ini digunakan untuk mengetahui saluran tataniaga kelinci baik itu
jenis kelinci hias lokal, luar dan pedaging di Desa Gunung Mulya dan lembagalembaga yang melakukan fungsi- fungsi tataniaga, yaitu fungsi pertukaran, fungsi
fisik, dan juga fungsi fasilitas. Saluran tataniaga adalah serangkaian organisasi
yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk
atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran tataniaga kelinci dapat
ditelusuri dari titik produsen sampai ke konsumen akhir. Alur pemasaran tersebut
dijadikan dasar dalam menggambarkan pola saluran pemasaran. Semakin panjang
rantai yang dilalui, maka saluran tataniaga tersebut biasanya tidak efisien, karena
dengan rantai yang semakin panjang maka margin yang tercipta antara produsen
dengan konsumen akan semakin besar.
Saluran tataniaga kelinci di wilayah Bogor baik itu kelinci jenis hias lokal,
luar dan pedaging dapat dianalisis dengan mengamati lembaga-lembaga tataniaga
yang membentuk rantai saluran pemasaran tersebut. Para lembaga tataniaga ini
akan membentuk sebuah alur, yakni berupa saluran tataniaga. Lembaga-lembaga
tataniaga tersebut berperan sebagai perantara dalam penyampaian kelinci dari
produsen kepada konsumen akhir.
Saluran tataniaga (pemasaran) yang berbeda akan menyebabkan perbedaan
pendapatan yang diterima oleh lembaga tataniaga yang terlibat. Metode analisis
saluran tataniaga diperlukan untuk menelusuri saluran tataniaga kelinci dari
produsen yaitu petani sampai ke konsumen akhir. Dari saluran tataniaga yang
terbentuk, dapat digambarkan secara keseluruhan pola saluran tataniaga.
33
Selain melakukan analisis tataniaga kelinci, penelitian ini juga
menganalisis
lembaga-lembaga
yang
melakukan
fungsi-fungsi
tataniaga.
Lembaga-lembaga ini juga berfungsi sebagai sumber informasi mengenai suatu
barang dan jasa. Fungsi pertukaran meliputi pembelian dan penjualan, fungsi
pembelian merupakan penyaluran barang dari produsen kepada konsumen untuk
memenuhi permintaan konsumen. Fungsi penjualan dapat meliputi seluruh
kegiatan penjualan. Kegiatan periklanan dan kegiatan-kegiatan promosi lainnya
merupakan bagian dari fungsi penjualan yang dapat mempengaruhi permintaan.
Keputusan penjulan, pengemasan, pemilihan saluran pemasaran yang terbaik,
serta pemilihan waktu dan tempat dan tepat untuk memperoleh konsumen
merupakan keputusan-keputusan yang termasuk dalam fungsi penjualan.
Fungsi pengangkutan dilakukan agar produk tersedia di tempat yang tepat
pada waktu yang tepat. Fungsi ini termasuk pemilihan alternatif jalur dan jenis
alat transportasi yang digunakan yang akan mempengaruhi biaya transportasi.
Fungsi pengolahan tidak selalu termasuk dalam fungsi pemasaran, namun dalam
pemasaran produk pertanian, fungsi pengolahan ini tidak dapat dihilangkan.
Fungsi pengolahan meliputi kegiatan-kegiatan yang merubah bentuk dasar dari
suatu produk.
Fungsi pembayaran merupakan kegunaan uang untuk berbagai aspek
pemasaran. Fungsi penanggulangan risiko merupakan kemungkinan mengalami
resiko kerugian dari pemasaran produk. Risiko ini terdiri dari dua bagian, yaitu
risiko fisik dan risiko harga. Risiko fisik terjadi akibat kerusakan produk,
sementara risiko harga terjadi karena perubahan nilai produk di pasar. Analisis
dari fungsi pemasaran juga dapat digunakan untuk mengevaluasi biaya
pemasaran. Kegunaan dari fungsi pemasaran juga dapat membandingkan biaya
dari dua lembaga pemasaran. Perbandingan ini dapat dilakukan jika antar lembaga
pemasaran saling berhubungan.
4.5.2 Analisis Struktur dan Perilaku Pasar
Struktur pasar dapat diketahui dengan mengetahui jumlah pembeli dan
penjual yang terlibat, heterogenitas produk yang dipasarkan, kondisi dan keadaan
produk, kemudahan memasuki pasar, serta informasi perubahan harga pasar.
34
Untuk analisis perilaku pasar, dilakukan pengamatan mengenai praktek penjualan
dan pembelian antara produsen, pedagang pengumpul, pedagang pengecer, sistem
penentuan dan pembayaran harga, serta kerjasama antara lembaga pemasaran.
Metode analisis ini diperlukan untuk mengetahui apakah struktur pasar
yang terbentuk cenderung mendekati persaingan sempurna atau persaingan tidak
sempurna dengan melihat komponen yang mengarahkan pasar ke suatu struktur
pasar tertentu. Semakin banyak penjual dan pembeli dan semakin kecilnya jumlah
yang diperjualbelikan oleh setiap lembaga pemasar, maka struktur pasar tersebut
semakin mendekati kesempurnaan dalam persaingan. Adanya kesepakatan antar
sesama pelaku pemasar menimbulkan struktur pasar yang cenderung tidak
bersaing sempurna.
Untuk mengetahui struktur pasar kelinci yang terjadi di Desa Gunung
Mulya Kecamatan Tenjo Laya dapat dilihat berdasarkan jumlah lembaga pemasar
yang terlibat, mudah tidaknya memasuki pasar, differensiasi produk dan informasi
pasar.
Tingkah laku pasar dapat dianalisis dengan mengamati praktek penjualan
dan pembelian yang dilakukan oleh pelaku pasar melalui sistem penentuan dan
penyebaran harga, dan kerjasama diantara lembaga-lembaga tataniaga yang
terlibat. Perilaku pasar diasumsikan bagaimana pelaku pasar yaitu peternak
kelinci, konsumen dan lembaga pemasar menyesuaikan diri terhadap situasi
penjualan dan pembelian yang terjadi.
4.5.3 Analisis Efisiensi Pemasaran
4.5.3.1. Margin Tataniaga
Analisis ini digunakan untuk mengetahui efisiensi pemasaran produk dari
produsen kepada konsumen. Margin tataniaga merupakan perbedaan harga
diantara lembaga pemasaran. Dengan margin tataniaga dapat diketahui biaya
pemasaran dan keuntungan pemsaran. Besarnya margin tataniaga pada dasarnya
merupakan pertambahan dari biaya-biaya pemasaran dan keuntungan yang
diperoleh masing-masing lembaga. Secara matematis, margin tataniaga lembaga
ke-i dapat dinyatakan sebagai berikut:
35
Mi = Psi – Pbi
.................................................(1)
Keterangan: Mi = Margin Tataniaga di lembaga ke-i
Psi = Harga jual pasar di tingkat ke-i
Pbi = Harga beli pasar di tingkat ke-i
Margin Total adalah penjumlahan dari margin lembaga ke-i, ke-j dan
seterusnya.Secara matematis margin total dapat dinyatakan sebagai berikut:
MT = Mi + Mj +....
Keterangan : MT = Margin Total
Mi = Margin Lembaga ke-i
Mj = Margin Lembaga ke-j
Margin tataniaga dapat juga diperoleh melalui penjumlahan biaya dan keuntungan
pada masing-masing lembaga pemasaran. Secara matematis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Mi = Ci + i
.........................................(2)
Keterangan: Ci = Biaya lembaga pemasaran di tingkat ke-i
i = Keuntungan lembaga pemasaran di tingkat ke-i
Dengan menggabungkan kedua persamaan (1) dan (2), maka dapat diperoleh:
......
Psi – Pbi = Ci – i
........................................ (3)
Dengan demikian, keuntungan lembaga pemasaran pada tingkat ke-i adalah:
i = Psi - Pbi - Ci
........................................ (4)
Keterangan : i = Keuntungan lembaga ke-i
Psi = Harga Jual di tingkat lembaga ke-i
Pbi = Harga Beli di tingkat lembaga ke-i
Ci = Biaya tataniaga lembaga ke-i
4.5.4.2 Farmer’s Share
Indikator lain yang digunakan untuk membandingkan harga yang diterima
produsen dibandingkan dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir
disebut dengan farmer’s share dan dinyatakan dalam persentase. Farmer’s share
memiliki hubungan negatif dengan margin tataniaga. Semakin tinggi nilai margin
36
tataniaga, maka bagian yang diterima produsen akan semakin rendah. Secara
matematis, farmer’s share dapat dirumuskan sebagai berikut:
Fs = Pf / Pr x 100%
Dimana
Fs = Farmer’s share
Pf = Harga di tingkat produsen
Pr = Harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir
4.5.4.3 Rasio Keuntungan dan Biaya
Tingkat efisiensi sebuah sistem pemasaran juga dapat dilihat dari rasio
keuntungan terhadap biaya pemasaran. Dengan semakin meratanya rasio
keuntungan terhadap biaya pemasaran, maka secara teknis (operasional) sistem
pemasaran tersebut semakin efisien. Untuk mengetahui penyebaran rasio
keuntungan dan biaya pada masing-masing lembaga pemasaran, dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Rasio Keuntungan/Biaya = i / Ci.
Dimana i = Keuntungan tataniaga lembaga ke-i
Ci = Biaya tataniaga ke-i
37
Download