BAB 2 DEFINISI , ETIOLOGI Hipoposphatasia merupakan penyakit herediter yang pertama kali ditemukan oleh Rathbun pada tahun 1948.1,2,3 Penyakit ini dikarakteristikkan oleh gen autosomal resesif pada bentuk yang parah dan autosomal dominan pada bentuk yang lebih ringan.4,5 Nama lain dari penyakit ini adalah Phosphoethanolaminuria, Rathbun Disease, dan HOPS. Adapun diagnosa banding dari penyakit ini adalah Osteogenesis imperfekta, Rakhitis, Achondrogenesis, dan Cleidokranial dysplasia.6 2.1 Defenisi Hipoposphatasia adalah penyakit herediter yang dikarakteristikkan oleh adanya kerusakan tulang dan gangguan mineralisasi gigi, defisiensi serum serta penurunan aktifitas alkaline posfat tulang.1,2,3,5,6,8 Hipoposphatasia terdiri dari 3 jenis : 7 1. Prenatal, adanya demineralisasi pada tulang panjang, terjadinya craniumsynostosis dan peningkatan calsium neonatal. 2. Penyakit tulang rickets, terjadinya perubahan tulang rangka, fraktur tekanan, dan kehilangan gigi. 3. Hipoposphatasia ini hanya berupa anomali metabolik yang dapat dideteksi dengan screening biokimia. 3 Universitas Sumatera Utara Insiden dari penyakit hipoposphatasia masih tergolong jarang, prevalensi bentuk yang parah dari penyakit ini diperkirakan sekitar 1/100.000 kasus.5 Hipoposphatasia ini pada umumnya sudah diderita dari sejak lahir, muncul pada waktu bayi atau baru terdeteksi pada saat remaja. Gejala-gejala hipoposphatasia biasanya terlihat dengan variasi yang tinggi, yang mana didapat dari pemeriksaan klinik.9 Prognosisnya jelas baik bagi pasien yang dapat hidup sampai masa kanakkanak. Sedangkan pada bentuk prenatal diperkirakan menyebabkan rata-rata kematian 50% dari semua kasus kelahiran hipoposphatasia.2 Penderita hipoposphatasia pada masa dalam kandungan akan lahir dengan keadaan normal oleh karena gambaran klinis dari hipoposphatasia baru akan terlihat setelah 6 bulan pertama kelahiran yaitu berupa terjadinya komplikasi pada saluran pernafasan yang mengarah pada deformitas rakhitis dada, peningkatan kalsium, riwayat iritabilitas, kurang nutrisi, anorexia, hipotoniepolidipsi, poliuri, dehidrasi, konstipasi dan peningkatan ekskresi kalsium yang dapat merusak ginjal. Pada anak bayi yang hidup ada yang mengalami perbaikan mineralisasi secara spontan, disebut dengan renisi yaitu suatu keadaan pulih kembali dari masalah klinis, kecuali pada kasus craniumsynostosis.9 Pada remaja tanda pertama yang mungkin terjadi adalah berupa kegagalan pertumbuhan dan pembentukan tulang sehingga dapat mengakibatkan fraktur tekanan, luka paha, condrocalsinosis, dan tanda-tanda osteoarthopati.10,11 Hipoposphatasia pada gigi dapat berupa “Prematur loss” yaitu kehilangan gigi sebelum waktunya yang sering terlihat tanpa simtom, adanya manifestasi pada gigi tetapi tidak ada penyakit tulang skeletal dan tidak diasosiasikan dengan abnormalitas Universitas Sumatera Utara dari sistem tulang rangka, serta dapat juga mengakibatkan karies yang berat pada gigi. Gigi insisivus anterior mempunyai frekuensi yang lebih sering terpengaruhi.4,8,9,10 Hypoposphatasia merupakan penyakit herediter dengan gangguan dari bawaan lahir metabolisme.6 Perpindahan dari bentuk berat adalah autosomal resesif sedangkan bentuk yang lebih ringan yang mungkin dipindahkan sebagai gen autosomal dominan.1,4,5 Diagnosis ini didasarkan pada tingkat rendahnya posfat alkaline serum yang menguji kadar logam dan analisis molekul pada jaringan non spesifik gen alkaline posfat.11 Gambaran klinis dari hipoposphatasia ini berasal dari sejak bayi tanpa mineralisasi yang berat kearah fraktur patologi dari ekstermitas inferior pada usia pertengahan masa remaja. Sedikitnya ada 6 bentuk klinis yang sekarang ini dicurigai sebagai dasar diagnosis dan ciri khas yang berat, yaitu prenatal, masa bayi, anakanak, remaja, dewasa, dan odontohipoposphatasia yang didasari oleh diagnosis umur.5,6 2.2 Etiologi Hipoposphatasia biasanya bermutasi di liver, tulang, ginjal yang disebut jaringan non spesifik posfat alkaline (TNSALP), cirinya adalah serum rendah alkaline (ALP) 10 – 24 Iu/liter sementara dalam keadaan normal diperlukan 40 – 150 Iu/liter. Rendahnya tingkat ALP ini mengakibatkan pengurangan aktivasi dari jaringan non spesifik ( liver, tulang, ginjal ). Apabila isoenzim alkaline phospatase tidak teraktivasi akibatnya mutasi akan terbentuk tanpa adanya gen TNSALP yaitu gen yang telah Universitas Sumatera Utara direncanakan untuk rantai kromosom pendek.5 Hasil posfat inorganic ini digunakan untuk menghasilkan kristal hidroksiapatit yang mana dibutuhkan untuk tulang, enamel, dentin dan pembentukan sementum.5,6 TNSALP sangat vital untuk mineralisasi tulang rangka dan pertumbuhan gigi manusia. Kekurangannya berpengaruh pada mineralisasi tulang rangka yang manifestasinya berupa penyakit tulang ketika muda dan osteomalasia saat dewasa. Ditambah lagi adanya kehilangan gigi susu yang merupakan gambaran klinis utama lainnya dari hipoposphatasia yang mengarah pada defisiensi enzim.6 TNSALP adalah posphomonoetrase, biasanya membuang terminus karboksil dalam membran plasma oleh posphatidylinositol-glikan moiety, enzim tersebut aktif fisiologi dalam bentuk dimerik yang akan membelah posfat peridoksal 5’ substrat ekstra seluler (PLP), posphoethanolamine ( PEA ), dan piroposfat inorganic ( PPi ) yang sangat berfungsi bagi tulang dan mineralisasi gigi akan tetapi masih belum jelas, namun dapat dipecahkan atau dihidrolisis PPi yang bagi manusia berfungsi sebagai aktivitas spesifik kolagen dan protein kalsium.6 Gen TNSALP dilokasikan atau bertempat dikromosom dan terdiri dari 12 ekson yang disalurkan diatas 50 kb. Gen disubjekkan kepada heterogen alkalik tinggi dan lebih dari 138 mutasi dapat terlihat dengan jelas namun kebanyakan dari gen itu sekitar 82% hilang pada saat bermutasi.5 Penjelasan klinik dari sejumlah kasus hipoposphatasia menyatakan jenis-jenis gen heterozigot tersebut bergabung. Hal ini menunjukkan pentingnya mengetahui kerealitifan dari hilangnya mutasi dan jenis-jenis gen tersebut, dimana hubungannya didasarkan dari data klinik pasien. Berdasarkan pemeriksaan labolatorium Universitas Sumatera Utara peningkatan PLP (peridoksal 5’posfat) menjadi tanda sensitif dari hipoposphatasia yang mana merupakan pembawa heterozigot dari bentuk berat. Biasanya gambaran normal yang sering terlihat berupa pengurangan serum yang ringan dari aktivitas ALP dan adanya peningkatan urine pospoetanolamin (PEA).5 Tanda-tanda kelainan biokimia dari hipoposphatasia ini dijelaskan pertana kali tahun 1978 pada seorang bayi yang meninggal ketika masa pertumbuhan dengan penyakit tulang yang parah dan ditemukan juga adanya tingkat rendahnya ALP. Kemudian segera ditemukan kembali kasus serupa dibeberapa keluarga dan kemudian kenyataannya hal ini bukanlah disebabkan oleh penyakit infeksi yaitu pada tahun 1950. Ilmu kimia tertua menyatakan tanda untuk hipoposphatasia adalah pospoetanolamin (PEA) yang menjadi substrat ALP dalam jumlah yang besar di dalam plasma dan urin dari pasien hipoposphatasia. Substrat penting berikutnya ditemukan pada tahun 1960 dengan nama piroposfat inorganik (PPI). Piroposfat inorganik dikenal untuk menghambat pembentukan kristal kalsium posfat pada konsentrasi tinggi dan menjelaskan mengapa pasien hipoposphatasia mengalami mineralisasi tulang rangka tidak sebagaimana mestinya. Substrat alami lainnya yaitu ALP ditemukan pada tahun 1980-an yang disebut dengan peridoxal 5’ posfat (PLP) yang merupakan pembentuk vitamin B6 yang juga diperlukan untuk pembentukan tulang.6 Universitas Sumatera Utara