11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pada penelitian ini akan dijelaskan secara terperinci dan juga akan dijelaskan secara teoritis setiap variabel yang akan diteliti seperti product features, brand name, product price, social influence dan demand for smartphone. 2.1.1 Produk Saat ini semua produsen memahami begitu pentingnya peranan arti kualitas produk yang unggul untuk memenuhi harapan pelanggan pada semua aspek produk yang dijual kepasar. Para petinggi perusahaan pun semakin menyadari dan mempercayai adanya keterhubungan langsung antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen yang pada akhirnya akan meningkatkan pangsa pasar di pasar sasaran. Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2009) definisi produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.Produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide. Menurut Buchari Alma (2008) mendefinisikan produk sebagai seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 12 menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya. Menurut Kotler dan Amstrong (2012) mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Dari beberapa definisi diatas dapat diketahui bahwa produk merupakan elemen penting dalam sebuah perusahaan yang nantinya akan dipergunakan perusahaan sebagai alat pertukaran dengan konsumen yang bisa dimiliki dan dikonsumsi baik itu produk berwujud maupun produk tidak berwujud agar kebutuhan dan keinginan konsumen dapat terpenuhi. 2.1.2 Product Features Product features merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan dalam isi produk kedalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan suatu keinginan atau suatu kebutuhan (Kotler dan Keller, 2010).Definisi product features menurut Kotler dan Armstrong (2012), yaitu alat persaingan untuk membedakan produk perusahaan terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya. Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari produk pesaing. Menjadi produsen pertama yang memperkenalkan fitur baru yang bernilai adalah salah satu cara paling efektif untuk bersaing (Kotler dan Armstrong, 2012). Fitur merupakan karakteristik yang mungkin dimiliki atau tidak dimiliki oleh suatu objek. Berbagai produk Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 13 yang serupa dapat dilihat berbeda oleh konsumen dari perbandingan fitur didalamnya, yaitu perbandingan kelengkapan fitur, kecanggihan fitur, atau keistimewaan yang ditonjolkan dari suatu fitur disuatu produk yang dibandingkan dengan produk lainnya. Tingkat kepuasan konsumen yang semakin tinggi levelnya membuat para produsen berusaha untuk mengembangkan fitur-fitur yang bermanfaat bagi konsumen agar produk tersebut sesuai dengan harapan konsumen sehingga terpenuhi kebutuhan serta keinginannya (Kotler dan Armstrong, 2012). Gowind (2010) memberian penjelasan lain mengenai fitur produk smartphone ; didefinisikan sebagai karakteristik produk yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang tercapai melalui kepuasan konsumen terhadap kegunaan, manfaat, dan rasa mempunyai terhadap produk smartphone. Salah satu fitur produk tersebut adalah OS (Operating system) seperti RIM Blackberry, Apple Iphone, Windows Mobile, Google android dan Linux. Operating Software tersebut dapat digunakan konsumen untuk mengunduh software dan aplikasi seperti games, social networking sites, free communication aplication, browsing, play music, dan videos pada smartphone tersebut. Fitur inilah yang dapat menarik minat konsumen untuk membeli smartphone terutama pada konsumen muda yang sedang kuliah atau sekolah (Rahim et al, 2015). Dalam merencanakan tawaran pasarnya, pemasar perlu memikirkan secara mendalam lima tingkat produk. Masing-masing tingkat menambahkan lebih banyak nilai Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 14 pelanggan, dan kelimanya membentuk fitur produk (product features). Menurut Kotler dan Keller (2010), lima tingkat produk itu antara lain : 1. Manfaat inti (Core Benefit), yaitu layanan atau manfaat mendasar yang sesungguhnya dibeli oleh pelanggan. 2. Produk dasar (Basic Product), yaitu tingkatan produk dimanapemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar. 3. Produk yang diharapkan (Expected Product), yaitu beberapa atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk. 4. Produk tambahan (Augmented Product), yaitu tingkatan produk yang dapat melampaui harapan pelanggan. 5. Produk potensial (Potential Product), yaitu produk yang dapat berpotensi laku dipasaran dan dapat bersaing dengan pesaing lainnya. Fitur produk (product features) ini membentang mulaidari kebutuhan-kebutuhan dasar hingga barang-barang khusus yang memuaskan kebutuhan tersebut.Menurut Kotler dan Keller (2010), kita dapat mengidentifikasi enam tingkat fitur produk itu antara lain : 1. Keluarga Kebutuhan (Need Family), yaitu kebutuhan inti yang mendasari keberadaan suatu kelompok produk. 2. Keluarga Produk (Product Family), yaitu semua kelas produk yang dapat memenuhi kebutuhan intidengan cukup efektif. Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 15 3. Kelas Produk (Product Class), yaitu sekelompok produk dalam keluarga produk yang diakui mempunyaiikatan fungsional tertentu. 4. Lini Produk (Product Line), yaitu sekelompok produk dalam kelas produk yang saling terkait erat karena produk tersebut melakukan fungsi yang sama, dijual kepada kelompok pelanggan yang sama, dan dipasarkan melalui saluran yang sama, atau masuk kedalam rentang harga tertentu. 5. Jenis Produk (Product Type), yaitu sekelompok barang dalam lini produk yang sama-sama memiliki salah satu dari beberapa kemungkinan bentuk produk tersebut. 6. Barang (Item), yaitu dapat juga disebut dengan unit pencatatan persediaan (Stockeeping Unit) atau varian produk (Product Variant), unit tersendiri dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan, atau suatu ciri lain. 2.1.3 Brand Kotler dan Keller (2010) mengemukakan pengertian brand menurut The American Marketing Association (AMA), brand adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing. Adapun pengertian brand menurut Kotler dan Armstrong (2012),brand itu adalah sebuah produk, akan tetapi dengan tambahan berbagai macam dimensi yang nantinya akan membedakan Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 16 produk tersebut dengan produk lain dalam memenuhi kebutuhan yang sama. Perbedaan ini bisa rasional dan nyata (berhubungan dengan bentuk fisik produk atau simbol), emosional dan tidak nyata (berhubungan dengan apa yang akan ditunjukan oleh brand tersebut).Menurut Duncan (2002) dalam Suki (2013), brand adalah persepsi yang terbentuk dari kumpulan informasi dan pengalaman yang membedakan perusahaan dan/atau produk perusahaan tersebut dari pesaing. Menurut Schiffman dan Kanuk (2010) brand adalah suatu kombinasi atribut-atribut, yang dikomunikasikan melalui suatu nama, atau symbol, yang dapat mempengaruhi proses berfikir di dalam pikiran seseorang dan menciptakan nilai. Ketika produk baru dari sebuah brand yang telah memiliki reputasi diluncurkan dipasaran, peluang produk tersebut gagal dan tidak diterima konsumen berkurang dibandingkan produk yang diluncurkan oleh brand yang belum memiliki reputasi karenanya pengeluaran untuk promosi brand tersebut juga berkurang (Martinez dan Pina dalam Tanzila 2015). 2.1.4 Brand Name Brand name merupakan salah satu unsur terpenting dari suatu produk. Merek dapat membantu konsumen dalam mengindentifikasi suatu produk untuk dijadikan pertimbangan dalam membuat keputusan pembelian (Rangkuti, 2011). Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler dan Armstrong, 2012). Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 17 Nama merek merupakan janji yang secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli (Rangkuti, 2011). Menurut Rangkuti (2011), nama merek lebih dari sekedar simbol yaitu : 1. Atribut yaitu merek yang mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. 2. Manfaat yaitu atribut yang perlu diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional. 3. Nilai yaitu merek yang juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. 4. Budaya yaitu merek yang juga mewakili budaya tertentu. 5. Kepribadian yaitu merek yang juga mencerminkan kepribadian tertentu. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa merek adalah nama atau simbol yang dapat membedakan suatu produk, yang digunakan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari satu penjual ataupun dari sekelompok penjual dan untuk membedakan barang atau jasa tersebut dengan milik pesaing lainnya. Merek memiliki manfaat untuk konsumen maupun produsen.Pengguna merek dapat memberikan manfaat kepada konsumen dan produsen. Menurut Kotler dan Amstrong (2012), manfaat merek bagi produsen antara lain : 1. Perusahaan dapat mengidentifikasi tujuan yang ingin dicapai dan menangani pesanan konsumen sehingga mempermudah kegiatan operasional serta dapat Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 18 menelusuri sumber permasalaham yang timbul. Merek juga dapat membantu mengelola persediaan dan kegiatan perhitungan serta pencatatan. 2. Merek memberikan perlindungan hukum bagi bentuk produk yang unik. 3. Merek dapat memberikan perlindungan hukum bagi pemiliknya berupa hak milik, pencatatan merek dagang, hak paten, dan hak cipta serta desain. 4. Menunjukkan tingkat kualitas yang dapat memuaskan konsumen. Merek juga dapat dijadikan sebagai tanda dari tingkat kualitas yang dimiliki sehingga konsumen merasa yakin akan memperoleh kualitas yang sama dalam melakukan pembelian ulang. 5. Sebagai sumber keuntungan kompetitif. Kesetiaan terhadap merek memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan. Walaupun proses pembuatan dan desain produk mudah ditiru, akan tetapi kesan akhir sudah ada dalam benak konsumen melalui kegiatan pemasaran dan pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk. 6. Nama merek menjadi sangat berarti dengan nama yang unik dan menarik. Merek dapat memberikan nilai lebih dari tingkat kualitas yang dapat memuaskan pembeli sehingga dengan mudah memilih produk yang sama untuk dikonsumsi. 7. Sebagai sumber pengembalian finansial. Merek dapat memberikan keuntungan berarti dalam bentuk yang legal karena kemampuan pembelian produk. Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 19 Manfaat pemberian merek bagi konsumen menurut Kotler dan Armstrong (2012) yaitu : 1. Mempermudah dalam mengingat suatu produk. 2. Merek membantu menjadikan kegiatan belanja menjadi lebih efisien dan efektif. Merek memudahkan konsumen dalam memilih suatu produk, sehingga konsumen tidak perlu lagi melakukan trial dan error. 3. Merek melindungi konsumen dari produk-produk palsu. 4. Merek dapat mempengaruhi pendirian konsumen untuk melakukan keputusan pembelian, karena konsumen telah memiliki pengalaman atau telah mengenal merek dan karakteristik dari merek tersebut. Merek mengidentifikasi penjual atau pembuat. Merek dapat berupa nama, merek dagang, logo, atau simbol lain. Merek sebenarnya merupakan janji pembuat yang secara konsisten memberikan fitur, manfaat, dan jasa tertentu pada pembeli. Kotler dan Amstrong (2012), mengatakan bahwa merek memiliki enam pengertian, yaitu : 1. Atribut (Attribute). Atribut mengingatkan pada merek-merek tertentu, misalkan Honda menyatakan kualitas produk kendaraan yang diproduksi sangat baik, gaya serta model yang selalu baru, faktor keamanan yang terjamin, biaya perawatan yang rendah dan hemat bahan bakar. 2. Manfaat (Use of Product). Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 20 Merek bermanfaat bagi pelanggan yang tidak melihat atribut dan merek dapat memberi manfaat bagi pelanggan yang loyal. 3. Nilai (Value). Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen.Jadi perusahaan tersebut memiliki kinerja tinggi dan kualitas produk yang diproduksi dengan sangat terjamin. 4. Budaya (Culture). Merek juga mewakili budaya tertentu, perusahaan tersebut akan mewakili budaya barat atau budaya timur. 5. Kepribadian (Personality). Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. 6. Pemakai (Consumer). Merek menujukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Suatu nama merek sebaiknya tidak merupakan hasil dari pemikiran yang singkat karena merek dapat juga menjadi alat pengingat bagi masyarakat akan suatu produk. Menurut Kotler dan Amstrong (2012), kriteria merek yang baik yaitu : 1. Harus menunjukkan sesuatu tentang manfaat dan mutu suatu produk. 2. Harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat dengan mudah. 3. Harus mudah dibedakan serta khas dan unik. Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 21 4. Harus menyatakan ciri-ciri produk seperti kemampuan atau warna pada produk. 5. Harus menarik perhatian konsumen. 6. Tidak memiliki konotasi negatif di negara dan bahasa lain. 2.1.5 Product Price Menurut Kotler dan Armstrong (2012), harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk tersebut.Harga produk (product price) merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah salah satu dari empat bauran pemasaran atau marketing mix yang terdiri dari 4P, yaitu: product, price, place, dan promotion atau (produk, harga, distribusi, dan promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter (Kotler dan Armstrong, 2012). Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah maka akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan tersebut. Dalam menetapkan harga, perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu tujuan dari penetapan harga itu sendiri. Makin jelas tujuannya, maka makin mudah harga yang ditetapkan.Pada Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 22 dasarnya, tujuan penetapan harga dapat dikaitkan dengan laba atau volume tertentu.Tujuan ini harus selaras dengan tujuan pemasaran yang dikembangkan dari tujuan perusahaan secara keseluruhan. Menurut Kotler dan Keller (2010), tujuan penetapan harga bagi perusahaan antara lain : 1. Kelangsungan Hidup Perusahaan dapat mengejar kelangsungan hidup sebagai tujuan utamanya jika mengalami kelebihan kapasitas, persaingan ketat, atau keinginan konsumen yang berubah-ubah. Untuk menjaga agar perusahaan dapat tetap beroperasi, maka akan menurunkan harga. Laba kurang penting dibandingkan dengan kelangsungan hidup.Selama harga dapat menutupi biaya variabel dan sebagian biaya tetap, perusahaan dapat terus berjalan. 2. Laba Sekarang Maksimum Banyak perusahaan mencoba untuk menetapkan harga yang akan memaksimalkan harga sekarang. Merek memperkirakan pernyataan dan biaya yang akan berkaitan dengan berbagai alternatif harga yang akan menghasilkan laba sekarang, arus kas, atau pengembalian investasi yang maksimum. Terdapat berbagai masalah yang berkaitan dengan maksimalisasi dengan laba sekarang.Strategi ini mengasumsikan bahwa perusahaan mengetahui fungsi permintaan dan biaya, dalam kenyataan, keduanya sukar untuk diperkirakan. Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 23 Mengabaikan pengaruh berbagai variabel bauran pemasaran lain dan reaksi pesaing. 3. Pendapatan Sekarang Maksimum Beberapa perusahaan menetapkan harga yang akan memaksimalkan pendapatan penjualan. Maksimalisasi pendapatan hanya membutuhkan perkiraan fungsi permintaan. 4. Pertumbuhan Penjualan Maksimum Beberapa perusahaan akan menetapkan harga untuk memaksimalkan harga guna memaksimalkan pendapatan penjualannya. Volume penjualan yang lebih tinggi akan menghasilkan biaya per unit yang lebih rendah dan laba jangka panjang yang lebih tinggi. Memaksimumkan pendapatan hanya perlu mempertimbangkan faktor permintaan maksimum. Pendapatan akan memperkirakan harga setinggi yang dapat dikenakannya, berdasarkan keunggulan komparatif produk barunya dibandingkan barang subsitusi yang tersedia. Perusahaan menetapkan harga yang layak bagi beberapa segmen pasar untuk menerima produk baru tersebut.Setiap kali penjualan mulai menurun maka perusahaan menurunkan harganya untuk menarik lapisan pelanggan yang peka terhadap harga.Dengan cara ini perusahaan memperoleh pendapatan maksimum dari berbagai segmen pasar. Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 24 Schiffman dan Kanuk (2010) mengatakan cara / teknik / metode penetapan harga produk antara lain : 1. Pendekatan permintaan dan penawaran (Supply and Demand Approach) dari tingkat permintaandan penawaran yang ada, ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan caramencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehinggaterbentuklah jumlah yang diminta sama dengan jumlahyang ditawarkan. 2. Pendekatan biaya (Cost Oriented Approach). Menentukan harga dengan cara menghitung biayayang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing maupun break event analysis. 3. Pendekatan pasar (Market Approach). Merumuskan harga untuk produk yangdipasarkan dengancara menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasardan harga seperti situasi dankondisi politik, persaingan, sosial, budaya, dan lain-lain. 2.1.6 Social Influence Menurut Cialdini (2004) dalam Hamari et al., (2013), normative social influence adalah pengaruh orang lain yang memicu kita untuk berkonformitas agar disukai dan diterima oleh mereka. Individu berkonformitas karena mereka tidak ingin dikucilkan karena ia berbeda dengan orang-orang di sekitarnya. Ia bertindak sebagaimana yang diharapkan Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 25 oleh kelompoknya untuk menghindari penolakan atau agar tidak dianggap remeh oleh kelompoknya, walaupun sebenarnya ia tidak sependapat atau tidak setuju dengan mereka. Pengaruh sosial (social influence) adalah usaha yang dilakukan seseorang atau lebih untuk mengubah sikap, kepercayaan, persepsi, atau tingkah laku orang lain (Kotler dan Armstrong, 2012). Menurut Cialdini dan Goldstein (2004) dalam Hamari dan Kovisto (2013), ada 4 aspek penting dalam pengaruh sosial, yaitu : konformitas (conformity), kesepakatan (compliance), kepatuhan (obedience), dan indoktrinasi intensif (intense indoctrination). Konformitas (conformity) adalah suatu jenis pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada. Konformitas ada 2 jenis yaitu :konformitas publik (public conformity) yaitu, bila di depan umum seseorang menampilkan perilaku sosial yang biasa saja tapi belum tentu orang tersebut nyaman dengan perilakunya tersebut karena melakukan apa yang orang lain lakukan sesuai norma sosial yang ada. Contoh : Sahid mentaati peraturan untuk tidak menyalakan handphone di pom bensin, namun karena Sahid melihat orang lain melakukan peraturan yang ada, sesungguhnya dia tidak nyaman dengan perilakunya itu karena orang lain tidak ada yang menyalakan handphone di pom bensin tersebut. Contoh lainnya adalah saat memilih smartphone, banyak orang yang memilih smartphone merek X karena banyaknya massa yang memilih merek X tersebut, padahal belum tentu merek X tersebut bagus melainkan hanya ikut-ikutan saja dengan yang lainnya. Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 26 Penerimaan pribadi (private acceptance) juga mempengaruhi norma sosial yang ada, bila seseorang menampilkan perilaku sesuai dengan penerimaan pribadinya sendiri yang membuatnya nyaman dengan perilaku tersebut dan benar-benar merasakan atau berpikir seperti orang lain, Contoh : Sahid tidak menyalakan handphone di tempat kerja karena memang kesadaran dirinya sendiri untuk tidak menyalakan handphone saat bekerja, dan dia nyaman dengan perilakunya tersebut. Contoh lainnya adalah saat memilih smartphone merek X, banyak massa yang mendukung. Tapi saat memilih, ternyata mereka mendukung pilihan yang berbeda, sehingga merek X kalah.Di sini, mereka mengikuti private acceptance mereka untuk memilih smartphone yang mendukung. Jadi, jangan mudah terkecoh dengan konformitas yang ditunjukkan di depan publik karena belum tentu konformitas tersebut sesuai dengan penerimaan pribadi orang tersebut. Kesepakatan (compliance) adalah suatu bentuk pengaruh sosial yang meliputi permintaan langsung dari seseorang kepada orang lain yaitu usaha-usaha untuk membuat orang lain berkata iya terhadap berbagai macam permintaan produk. Ada enam prinsip dasar compliance (Cialdini, 2006 dalam Hamari dan Järvinen, 2011), antara lain : 1. Pertemanan atau rasa suka : kita lebih bersedia untuk memenuhi permintaan dari teman atauorang-orang yang kita sukai daripada permintaan dari orang asing atau orang-orang yang tidak kita sukai. Contoh : sahabat kita sangat menyukai Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 27 smartphone merek X. Bisa jadi nantinya kita juga menyukai smartphone merek Y. 2. Komitmen atau konsistensi : sekali kita berkomitmen pada suatu tindakan, kita akanlebih bersedia untuk memenuhi permintaan mengenai tingkah laku yangkonsisten dengan tindakan tersebut daripada permintaan yang tidak konsistendengan tindakan tersebut. 3. Kelangkaan : kita lebih mungkin untuk memenuhi permintaan yang berpusat padakelangkaan daripada terhadap permintaan yang sama sekali tidak terkait denganisu tersebut. Contoh : ketika bensin langka, orang lebih cenderung menjaditertarik membeli bensin oplosan. 4. Timbal balik atau resiprositas : kita lebih bersedia untuk memenuhi permintaan dariorang yang sebelumnya telah memberikan bantuan atau kemudahan bagi kita. Contoh : Budi melakukan sesuatu untuk Runi karena Runi pernah membantu Budi sebelumnya. 5. Validasi sosial : kita lebih bersedia memenuhi permintaan untuk melakukan beberapa tindakan jika tindakan tersebut konsisten dengan apa yang kita percaya dilakukan oleh orang lain yang mirip dengan kita. 6. Kekuasaan : kita lebih bersedia memenuhi permintaan dari seseorang yang memiliki kekuasaan yang sah. Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 28 Menurut Cialdini (2004) dalam Hamari dan Järvinen (2011), kepatuhan (obedience) adalah keadaan dimana seseorang pada posisi yang berkuasa cukup mengatakan atau memerintahkan orang lain untuk melakukan sosialisasi dan mereka akan melakukannya. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kepatuhan antara lain : 1. Individu yang dihadapkan pada perintah dari figur otoritas dapat diingatkanbahwa merekalah yang akan bertanggung jawab atas kerusakan apapun yangdihasilkan, bukan pihak otoritas. 2. Individu dapat disadarkan bahwa melebihi suatu titik tertentu, maka benarbenarmematuhiperintah yang merusak adalah tidak layak. 3. Individu dapat lebih mudah untuk melawan figur otoritas jika mereka mempertanyakan keahlian dan motif dari figur-figur tersebut. 4. Cukup dengan mengetahui kekuatan yang dimiliki figur otoritas untuk dapat memerintahkan kepatuhan buta bisa membantu melawan pengaruh itu sendiri. Indoktrinasi intensif (intensive indoctrination)adalah suatu bentuk proses sosial yang dilalui individu untuk menjadi anggota kelompok yang bersosialiasasi dan menerima kepercayaan serta aturan dari kelompok tanpa bertanya-tanya dengan disertai komitmen yang tinggi (Baron, 2010 dalam Sarwono dan Meinarno, 2012) merupakan suatu bentuk pengaruh sosial yang dipaksakan. Tahapan-tahapan dalam indoktrinasi intensif ini terdiri dari empat tahapan (Baron, 2010dalam Sarwono dan Meinarno, 2012), yaitu : Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 29 1. Tahap melunak (Softening-Up), anggota baru diisolasi dari teman-teman dan keluarga, dan dilakukan usaha-usaha untuk membuat mereka bingung, lelah, tidak memiliki orientasi, dan terangsang secara emosional. Tujuan utamanya adalah untuk memisahkan anggota baru dari kehidupan lamanya dan menempatkan mereka pada keadaan dimana mereka mau menerima produk terbaru yang disosialisasikan kelompok untuk mempromosikan produk baru yang diproduksi oleh suatu perusahaan. 2. Tahap kesepakatan (Compliance), anggota baru diminta untuk mengiyakan permintaan dan percaya bahwa kelompok ikut serta secara aktif mencoba peran sebagai anggota yang akan membimbing anggota baru untuk bersosialisasi. 3. Tahap internalisasi (Internalization), anggota baru mulai menerima bahwa pandangan-pandangan kelompok adalah benar dan mereka sungguh-sungguh mempercayai pandangan dari kelompok-kelompok tersebut. 4. Tahap konsolidasi (Consolidation), anggota baru memperkuat keanggotaan mereka dengan melakukan tindakan yang mahal, yang membuat mereka sulit, atau bahkan tidak mungkin untuk mundur. Mereka merelakan sebagian harta milik pribadi mereka kepada kelompok, memutus ikatan dengan semua mantan teman dan keluarga, mulai secara aktif merekrut anggota baru untuk bersosialisasi. Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 30 2.1.7 Demand for Smarthphone Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu (Kotler dan Keller, 2010). Permintaan berkaitan dengan keinginan konsumen akan suatu barang dan jasa yang ingin dipenuhi dan kecenderungan permintaan konsumen akan barang dan jasa yang tak terbatas. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan (Kotler dan Amstrong, 2012), yaitu : 1. Harga barang itu sendiri Harga barang akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika harga naik maka jumlah permintaan barang tersebut akan menurun, sedangkan jika harga turun maka jumlah permintaan barang akan meningkat. 2. Harga barang substitusi (pengganti) Harga barang dan jasa pengganti (substitusi) ikut mempengaruhi jumlah barang dan jasa yang diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang akan beralih pada barang substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi naik maka orang akan tetap menggunakan barang yang semula. 3. Harga barang komplementer (pelengkap) Barang pelengkap juga dapat mempengaruhi permintaan barang dan jasa. 4. Jumlah pendapatan Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan besar kecilnya permintaan akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 31 tinggi maka permintaan akan barang dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya, jika pendapatannya turun, maka kemampuan untuk membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah barang akan semakin turun. 5. Selera konsumen Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan terhadap barang tersebut juga akan meningkat. 6. Intensitas kebutuhan konsumen Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta. Kebutuhan terhadap suatu barang atau jasa yang tidak mendesak, akan menyebabkan permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut rendah. Sebaliknya, jika kebutuhan terhadap barang atau jasa sangat mendesak maka permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut menjadi meningkat. 7. Perkiraan harga dimasa depan Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka konsumen cenderung menambah jumlah barang yang dibeli karena ada kekhawatiran harga akan semakin mahal. Sebaliknya, apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan turun maka konsumen cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli. 8. Jumlah penduduk Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 32 Pertambahan penduduk akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta juga akan meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Schiffman dan Kanuk (2010) menggunakan lima indikator yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembeliannya, indikatorindikator tersebut yaitu : 1. Prioritas dalam pembelian 2. Pertimbangan dalam pembelian 3. Kemantapan dalam pembelian 4. Kecepatan memutuskan memilih merek produk 5. Kemudahan mendapatkan atau memperoleh merek produk tersebut Terdapat lima proses dalam melakukan keputusan pembelian Kotler dan Keller, 2010), yaitu sebagai berikut : 1. Tahap Pengenalan Masalah Merupakan tahap pertama dalam suatu proses pembelian, konsumen mulai mengenal adanya suatu masalah atau kebutuhan. Sejauh mana suatu produk dapat memenuhi harapan konsumen selama konsumen dapat pula mempengaruhi pengenalan kebutuhan dan juga kepuasan konsumen. 2. Tahap Pencarian Informasi Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 33 Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin juga akan mencari informasi tentang produk yang akan memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalahnya. Konsumen dapat memperoleh informasi dari banyak sumber seperti : sumber pribadi (keluarga dan teman), sumber komersial (periklanan dan tenaga penjualan), sumber publik (media elektronik dan media cetak). Pengaruh relatif dari sumber informasi ini beraneka ragam menurut kategori produk dan karakteristik pembelian. 3. Tahap Evaluasi Alternatif Konsumen sebelum melakukan tahap pembelian akan suatu produk juga melihat alternatif lainnya yang dipakai untuk memenuhi kebutuhannya. Konsumen akan memilih pada atribut yang akan memberikan manfaat yang dicari. 4. Tahap Keputusan Pembelian Konsumen akan menentukan pilihan serta bentuk niat pembelian setelah melalui tahap-tahap sebelumnya, konsumen biasanya akan membeli produk yang paling dapat memenuhi kebutuhannya. Konsumen juga dapat menunda atau menghindari keputusan pembelian jika resiko yang dihadapi besar bila membeli produk tersebut. 5. Tahap Perilaku Setelah Pembelian Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 34 Konsumen akan mengevaluasi produk yang dibelinya apakah memuaskan atau tidak, jika memuaskan dan sesuai dengan harapan konsumen maka ada kemungkinan ia akan kembali membeli produk tersebut. 2.2 Rerangka Konseptual Permintaan umumnya dipengaruhi oleh harga dan kualitas dari produk tersebut.Namun Suki (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Demand for Smartphone dipengaruhi oleh empat faktor utama. Empat faktor utama tersebut yaitu :Product Features, yang meliputi desain produk, aplikasi, permainan, akses internet dan sistem operasi ; Brand Name, yang meliputi produk yang menjadi favorit, bermerek, dan diakui secara internasional ; Product Price, yang meliputi harga dari produk tersebut, harga yang terjangkau dan harga yang kompetitif dan terakhir ; Social Influence, yang meliputi pengaruh teman-teman dan anggota keluarga serta orang-orang disekitar yang menggunakan smartphone. Uraian data di atas dapat dituangkan pada bagan berikut ini : Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 35 Gambar 2.1 Skema Rerangka Konseptual PRODUCT FEATURES BRAND NAME H1(+) H2(+) Demand for Smartphone H3(+) PRODUCT PRICE H4(+) SOCIAL INFLUENCE Penyusun Sumber : Suki (2013) Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 36 2.3 Pengembangan Hipotesis Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pengguna untuk smartphone yang kompleks dan tidak dapat ditentukan dengan menggunakan faktor tunggal atau alasan sederhana dan bervariasi antara individu (Chow, 2012). Fitur produk yang berkaitan dengan karakterstik produk dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk tersebut (Bloch, 1995; Crilly et al, 2004; Mohd Azam et al, 2012 dalam Suki, 2013). Fitur produk menjadi penentu yang paling penting dari respon konsumen dan menciptakan keberhasilan penjualan produk baru (Bloch, 1995 ; Crilly et al, 2004 ; Mohd Azam et al, 2012 dalam Suki, 2013). Fitur produk dapat menjadi alat persaingan untuk membedakan produk perusahaan terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya (Mack dan Sharples, 2009). Sehingga dengan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: H1 : Terdapat pengaruh Product Features terhadap Demand for Smartphone. Nama merek adalah simbol yang diasosiasikan dengan produk atau jasa dan menimbulkan arti psikologis atau asosiasi (Cornelis, 2010). Khasawneh dan Hasouneh (2010) menemukan bahwa nama merek produk dipengaruhi evaluasi konsumen dan kemudian mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Sehingga dengan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: H2 : Terdapat pengaruh Brand Name terhadap Demand for Smartphone. Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 37 Harga produk adalah jumlah uang yang diharapkan, diperlukan, atau diberikan dalam pembayaran untuk produk tersebut (Swani dan Yoo, 2010).Terdapat dua tipe Product Price yaitu High-Priced Product dan Low-Priced Product.High-Priced Product merupakan produk pasar dengan merek yang umumnya dikenal secara luas dan image merupakan faktor kunci penentunya. Low-Priced Product umumnya dibeli karena nilai utilitariannya dimana konsumen bergantung kepada nilai-nilai yang diterimanya. Konsumen kategori tertentu biasanya mencari Low-Priced Product atau produk substitusi untuk mendapatkan nilai terbaiknya (Swani dan Yoo, 2010). Harga produk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan margin penjualan (Bloch, 1995 ; Crilly et al, 2004 ; Mohd Azam et al, 2012 dalam Suki, 2013). Sehingga dengan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: H3 : Terdapat pengaruh Product Price terhadap Demand for Smartphone. Pengaruh sosial berkaitan dengan pengaruh yang diberikan oleh individu, lingkungan, atau kelompok untuk mengubah perasaan, perilaku, atau kebiasaan individu baik secara sengaja maupun tidak sengaja (Rashotte, 2007 dalam Suki, 2013). Pengaruh sosial yaitu usaha yang dilakukan seseorang atau lebih untuk mengubah sikap, kepercayaan, persepsi, atau tingkah laku orang disekitarnya (Tian et al, 2009 dalam Suki, 2013). Temanteman dan keluarga merupakan bagian dari pihak-pihak yang termasuk dalam pengaruh sosial. Konsumen yang tidak terpengaruh dengan pengaruh sosial biasanya sudah menggunakan sebuah produk secara berkelanjutan dalam waktu yang cukup lama (Tian et al, 2009). Ekspektasi konsumen terhadap pembelian pada masa yang akan datang Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54 38 dipengaruhi oleh pengalaman pada masa lalunya bersama orang lain (Kuhlmeier dan Knight, 2005 dalam Suki, 2013). Sehingga dengan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: H4 : Terdapat pengaruh Social Influence terhadap Demand for Smartphone. Pengaruh product features, brand name, product price dan social influence terhadap demand for smartphone I Made Suryawan FEB-USAKTI, 2016 54