BAB II TINJAUAN UMUM INSTANSIONAL PROYEK

advertisement
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
BAB II TINJAUAN UMUM INSTANSIONAL
PROYEK
2.1.
Definisi Proyek
Proyek adalah suatu kegiatan yang bersifat sementara dan dilakukan untuk
membuat suatu produk atau jasa (service). Suatu proyek akan berakhir ketika sudah
mencapai suatu tujuan yang diinginkan atau proyek sudah selesai dikerjakan. Proyek
memiliki perbedaan yang dibatasi oleh ruang lingkup, waktu dan biaya. Proyek
merupakan suatu kegiatan yang rumit, karena semua pekerjaan yang dilakukan
saling berkaitan satu dengan lainnya (tidak berdiri sendiri). Selain itu proyek juga
adalah tempat dimana individu-individu yang berbeda-beda saling bertemu dan
bekerjasama.
Dalam merealisasikan suatu proyek, mulai dari perencanaan sampai pada
pelaksanaan dibutuhkan suatu organisasi yang dapat mengkoordinasikan segala
potensi individu yang ada. Peran serta beberapa pihak yang saling berkaitan,
diantaranya yaitu pemberi tugas (owner), konsultan perencana, kontraktor pelaksana
dan management konstruksi.
2.2. Jenis-Jenis Proyek
Berikut ini merupakan jenis-jenis proyek secara umum antara lain :
1. Proyek Engineering-Konstruksi
Aktivitas utama jenis proyek ini terdiri dari pengkajian kelayakan, desain
engineering, pengadaan dan konstruksi. Contoh: pembangunan real
estate, jalan raya, bangunan pabrik, irigasi dan gedung.
2. Proyek Engineering-Manufaktur
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|6
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
Aktivitas proyek ini adalah untuk menghasilkan produk baru. Jadi proyek
manufaktur merupakan proses untuk menghasilkan produk baru. Contoh:
pembuatan boiler, kendaraan, komputer, telepon dan helm.
3. Proyek Pelayanan Manajemen
Aktivitas utamanya antara lain adalah merancang sistem informasi
manajemen,
merancang
program
efisiensi
dan
penghematan,
diversifikasi, penggabungan dan pengambilalihan, memberikan bantuan
emergency untuk daerah yang terkena musibah, merancang strategi
untuk mengurangi kriminalitas dan penggunaan obat-obatan terlarang
dan peningkatan produktivitas dari karyawan.
4. Proyek Penelitian dan Pengembangan
Aktivitas utamanya adalah melakukan penelitian pengaruh penggunaan
metode tertentu. Misalnya, penelitian pengaruh penggunaan metode
tertentu dalam pembuatan sebuah produk, penelitian pengaruh tingkat
pendidikan terhadap kesadaran berpolitik.
5. Proyek Kapital
Biasanya digunakan oleh sebuah badan usaha atau pemerintah. Proyek
kapital umumnya meliputi pembebasan tanah, penyiapan lahan, desain
mesin, pembelian material dan peralatan, manufaktur dan konstruksi
pembangunan fasilitas produksi.
2.3. Tahapan Proyek
Pendekatan mengenai tahapan proyek secara umum adalah mengidentifikasi
urutan langkah yang harus diselesaikan. Dalam "pendekatan tradisional" ini, lima
komponen perkembangan proyek dapat dibedakan (empat tahap ditambah kontrol)
dan ditambah lagi tahapan penyelesaian proyek, yang dapat juga dapat disebut
"Siklus Kehidupan Proyek" (Project Life Cycle), (Wikipedia.org). Secara umum, siklus
hidup proyek merupakan suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan
bagaimana sebuah proyek direncanakan, dikontrol, dan diawasi sejak proyek
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|7
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
disepakati untuk dikerjakan hingga tujuan akhir proyek tercapai. Terdapat lima tahap
kegiatan utama yang dilakukan dalam siklus hidup proyek yaitu :
1. Tahap Inisiasi
Tahap inisiasi proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah
proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin
diselesaikan akan diidentifiasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan
permasalahan juga didefinisikan. Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan
untuk memilih sebuah solusi yang memiliki kemungkinan terbesar untuk
direkomendasikan
sebagai
solusi
terbaik
dalam
menyelesaikan
permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer
proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk.
2. Tahap Perencanaan dan Desain
Ketika ruang lingkup proyek telah ditetapkan dan tim proyek terbentuk, maka
aktivitas proyek mulai memasuki tahap perencanaan. Pada tahap ini,
dokumen perencanaan akan disusun secara terperinci sebagai panduan bagi
tim proyek selama kegiatan proyek berlangsung. Adapun aktivitas yang akan
dilakukan pada tahap ini adalah membuat dokumentasi project plan, resource
plan, financial plan, risk plan, acceptance plan, communication plan,
procurement plan, contract supplier dan perform phare review
3. Tahap Eksekusi (Pelaksanaan proyek dan/atau Konstruksi)
Dengan definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek siap
untuk memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini,
deliverables atau tujuan proyek secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas
yang terdapat dalam dokumentasi project plan akan dieksekusi.
4. Tahap Pemantaun dan sistem Pengendalian
Sementara
kegiatan
pengembangan
berlangsung,
beberapa
proses
manajemen perlu dilakukan guna memantau dan mengontrol penyelesaian
deliverables sebagai hasil akhir proyek.
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|8
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
5. Tahap Penutupan
Tahap ini merupakan akhir dari aktivitas proyek. Pada tahap ini, hasil akhir
proyek (deliverables project) beserta dokumentasinya diserahkan kepada
pelanggan, kontak dengan supplier diakhiri, tim proyek dibubarkan dan
memberikan laporan kepada semua stakeholder yang menyatakan bahwa
kegiatan proyek telah selesai dilaksanakan. Langkah akhir yang perlu
dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan post implementation review untuk
mengetahui tingkat keberhasilan proyek dan mencatat setiap pelajaran yang
diperoleh selama kegiatan proyek berlangsung sebagai pelajaran untuk
proyek-proyek dimasa yang akan datang.
2.4. Organisasi Proyek
Di dalam pelaksanaan proyek, pihak-pihak yang berperan dan struktur
organisasi proyek perlu dibentuk dengan tujuan agar pelaksanaan pekerjaan menjadi
terarah, ada pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam pekerjaan tersebut
sehingga tujuan proyek bisa tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
2.4.1. Pihak-Pihak yang Berperan dalam Proyek
Berikut merupakan pihak-pihak yang berperan di dalam organisasi proyek :
1. Pemilik Proyek
Pemilik proyek disebut juga sebagai pemberi tugas, owner atau bouwheer
adalah suatu badan usaha atau perorangan, baik pemerintah maupun
swasta yang memiliki, memberikan pekerjaan, serta membiayai suatu
proyek dalam proses pembangunan suatu bangunan. Adapun tugas,
wewenang dan tanggung jawab sebagai pemilik proyek antara lain
adalah:
1) Menunjuk dan mengangkat wakilnya bagi kebutuhan perencanaan
dan pelaksanaan.
2) Mengesahkan keputusan yang menyangkut biaya, mutu dan
waktu pelaksanaan.
3) Menyelesaikan perselisihan menyangkut proyek yang terjadi
antara bawahannya dengan pihak pemborong.
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|9
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
4) Menyediakan dan mengusahakan pendanaan bagi kontraktor
pelaksana.
5) Memberikan keputusan terhadap perubahan waktu pelaksanaan
dengan
memperhatikan
pertimbangan
yang
diberikan
oleh
konsultannya.
Menurut Rosyid (2006) Pemilik proyek adalah seseorang atau
perusahaan yang mempunyai dana, dan memberikan tugas kepada
seseorang atau suatu perusahaan yang memiliki keahlian dan pengalaman
dalam pelaksaan pekerjaan agar hasil proyek sesuai sasaran dan tujuan
yang ditetapkan. untuk merealisasikan proyek, owner mempunyai kewajiban
pokok yaitu menyediakan dana untuk membiayai proyek. berikut penjelasan
mengenai tugas dan wewenang owner dalam pelaksanaan proyek konstruksi
bangunan.
Tugas Pemilik Proyek/Owner :
1. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.
2. Mengadakan kegiatan administrasi proyek.
3. Memberikan tugas kepada konsultan perencana dan kontraktor atau
melaksanakan pekerjaan proyek.
4. Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau
manajemen konstruksi (MK)
5. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.
Wewenang Pemilik Proyek/Owner :
1. Membuat surat perintah kerja (SPK)
2. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah
direncanakan.
3. Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas
hasil pekerjaan konstruksi.
4. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang
tidak dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat
perjanjian kontrak. misalnya pelaksanan pembangunann dengan
bentuk dan material yang tidak sesuai dengan RKS.
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 10
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
2. Kordinator Manajemen Proyek
Kordinator Proyek merupakan jembatan penghubung antara team
manajemen dengan anggota team pengembangan proyek yaitu konsultan
perencana dan kontraktor. Koordinator juga bertugas untuk melaporkan
pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada team. Selain itu tugas pokok
koordinator proyek adalah merencanakan dan mengkoordinasikan setiap
langkah yang dilakukan dalam team proyek untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik maka
disamping memiliki kemampuan manajemen dalam memimpin sebuah
team, seorang Koordinator Proyek juga harus memiliki kemampuan teknis
di bidang konstruksi proyek.
3. Konsultan Perencana
Konsultan perencana mempunyai kewajiban atau tugas yang
merencanakan suatu rencana dalam perencanaan struktur, arsitektur,
dan mekanikal / elektrikal, dengan ketentuan yang diinginkan oleh
pemilik.
Rosyid (2006) Juga mengatakan bahwa konsultan ialah seorang atau
perusahaan yang ditunjuk oleh pemilik yang memiliki keahlian dan
pengalaman
merancang
dan
mengawasi
proyek
konstruksi,
pengertiannya ialah sebagai berikut :
Konsultan perencana : Seseorang atau perusahaan yang memiliki
keahlian dan pengalaman dalam merencankan sebuah proyek konstruksi.
Seperti Perencana Arsitektur, Perencana Struktur, Perencana Mekanikal
dan Elektrikal dan lain sebagainya.
Tugas Konsultan Perencana :
1. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan
pemilik bangunan.
2. Membuat gambar kerja pelaksanaan.
3. Membuat
rencana
kerja
dan
syarat
–
syarat
pelaksanan
pembangunan atau RKS sebagai pedoman pelaksanaan.
4. Membuat rencana anggaran biaya bangunan.
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 11
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
5. Memproyeksikan ide – ide atau keinginan pemilik kedalam desain
bangunan.
6. Melakukan perubahan desain bangunan jika terjadi penyimpangan
atau hal – hal yang tidak memungkinkan diwujudkannya desain.
7. Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi
kegagalan konstruksi.
Wewenang konsultan perencana :
1. Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak – pihak pelaksana
bangunan yang melaksanakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan
rencana.
2. Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pembangunan.
4. Konsultan Pengawas
Perusahaan
yang
memiliki
keahlian
dan
pengalaman
dalam
pengawasan pelaksanaan proyek.
Tugas Konsultan Pengawas :
1. Menyelenggarakan
administrasi
umum
mengenai
pelaksanaan
kontrak kerja.
2. Melaksanakan
pengawasan
secara
rutin
dalam
perjalanan
pelaksanaan proyek.
3. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat
oleh pemilik proyek.
4. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada
pemilik proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan
pekerjaan.
5. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan
kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.
6. Memilih dan memberikan pesetujuan mengenai tipe dan merek yang
diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek
namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang
sudah dibuat sebelumnya.
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 12
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
Wewenang Konsultan Pengawas :
A. Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi
penyimpangan terhadap kontrak kerja.
B. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak
memperhatikan peringatan yang diberikan.
C. Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek serta
berhak memeriksa gambar shop drawing pelaksana proyek.
D. Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan
(site instruction).
E. Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai
dengan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya.
5. Kontraktor
Pelaksana adalah perusahaan berbadan hukum yang bergerak dalam
bidang pelaksanaan pemborongan. Berupa perorangan maupun badan
hukum baik pemerintah maupun swasta. Yang telah ditetapkan dari
pemilik proyek serta telah menandatangani Surat Perjanjian Kerja (SPK).
Kontraktor pelaksana ini bekerja dengan mengacu pada gambar kerja
(bestek), rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) yang telah disusun
sebelumnya.
Menurut Rosyid (2006) yang disebut Kontraktor yaitu perusahaan
yang dipilih dan disetujui untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi yang
direncanakan sesuai dengan keinginan pemilik proyek dan bertanggung
jawab penuh terhadap pembangunan fisik proyek. Biasanya penentuan
kontraktor dilakukan melalui lelang/tender atau dapat juga melalui
penunjukan langsung dengan negosiasi penawaran harga.
Tugas Kontraktor :
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat
yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.
2. Membuat
gambar
kerja
(shop
drawing)
sebelum
memulai
pelaksanaan pekerjaan.
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 13
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
3. Membuat dokumen tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
diserahkan kepada owner.
4. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan proyek.
5. Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja.
6. Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangan pekerjaan
akibat kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung seluruh
biayanya.
Kontraktor
Pelaksana
perlu
menyusun
sebuah
struktur
orgnisasi yang didalamnya tercantum alur-alur pemberian perintah
kerja atau tugas pada masing-masing jabatan untuk bekerja dengan
maksimal dan tidak terjadi overlapping tanggung jawab. Untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan, kontraktor pelaksana dibantu oleh
sub-sub kontraktor yang ditunjuk oleh kontraktor pelaksana yang
berupa perorangan maupun badan hukum.
2.4.2. Struktur Organisasi Proyek
Di bawah ini merupakan beberapa macam struktur organisasi proyek
berdasarkan hubungan kontrak / perjanjian kerjasamanya, antara lain :
1. Organisasi Tradisional
Organisasi tradisional biasa digunakan pada proyek konstruksi dengan
kondisi biasa / umum. Bentuk organisasi ini terdiri dari 3 pihak, yaitu :
a) Pemilik Proyek yang bertindak sebagai owner sekaligus sebagai
Manajemen Proyek Konstruksi.
b) Konsultan Perencana yang bertindak sebagai perancang konstruksi.
c) Kontraktor yang bertindak ssebagai pelaksana konstruksi.
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 14
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
Skema hubungan ketiga pihak tersebut adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Struktur Organisasi Proyek Tradisional
Sumber : Rosyid (2006)
2. Organisasi Swakelola (Owner - Builder)
Bentuk organisasi swakelola hampir sama dengan organisasi
tradisional, hanya saja unit organisasi Pemberi Tugas (Pemilik Proyek),
Konsultan dan Kontraktor merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dengan organisasi Pemilik Proyek meskipun proyek telah selesai. Hal
tersebut sekaligus menjelaskan bahwa ide pembentukan organisasi
semacam ini didasarkan pada organisasi terpadu (integration of
organization). Tidak seperti organisasi tradisional, pelaksanaan tahapan
kegiaatan
proyek
pada
organisasi
semacam
ini
bisa
dilakukan
overlapping sebab pemilik proyek berfungsi sekaligus sebagai konsultan
dan kontraktor.
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 15
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
Skema hubungan organisasi ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2. Struktur Organisasi Proyek Swakelola
Sumber : Rosyid (2006)
3. Organisasi
Manajemen
Konstruksi
(Profesional
Construction
Management).
Organisasi Manajemen Konstruksi berkaitan dengan manajemen
proyek yang terdiri dari manajemen konstruksi dan pihak - pihak lainnya
seperti Kontraktor, Konsultan Perencana dan lain - lainnya, yang
mempunyai tugas mengelola proyek secara terpadu dari perencanaan
proyek, desain dan pelaksanaan konstruksi. Hubungan kontrak antara
pihak yang terlibat dalam tim manajemen proyek bertujuan meminimalkan
hubungan timbal balik di dalam tim manajemen proyek.
Pelakasanaan tahapan dalam organisasi semacam ini memungkinkan
adanya overlapping karena pelaksanaan proyek seperti desain dan
pelaksanaan
konstruksinya
sudah
terpadu
di
bawah
koordinasi
manajemen konstruksi. Dalam organisasi jenis ini biasanya manajemen
konstruksi bertindak sebagai wakil owner / pemilik proyek di lapangan.
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 16
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
Skema hubungan organisasi ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3. Struktur Organisasi Proyek Managemen Kontruksi
Sumber : Rosyid (2006)
4. Organisasi Turnkey
Pada proyek - proyek tertentu, pemilik proyek memiliki keterbatasan
kemampuan teknis dan biaya untuk merealisasikan suatu proyek. Untuk
mengatasi
masalah
tanggungjawab
tersebut
pemilik
dan
pelaksanaan
desain
proyek
menyerahkaan
konstruksi
(termasuk
pembiayaan) pada suatu organisasi (investor/kontraktor), pengaturan
seperti hal tersbut dinamakan organisasi proyek turnkey. Ide dasar
pembentukan organisasi turnkey didasarkan pada organisasi terpadu
(integration of organization) yang menyerahkan semua kegiatan (desain
maupun pelaksanaan konstruksi) pada satu pihak.
Pada model organisasi ini kontraktor sekaligus sebagai konsultan
perencana sesuai dengan kontrak antara kontraktor dengan pemilik
proyek. Tidak seperti organisasi tradisional, pelaksanaan tahapan
kegiaatan
proyek
pada
organisasi
semacam
ini
bisa
dilakukan
overlapping sebab tanggung jawab desain dan pelaksanaan konstruksi
berada pada satu pihak saja.
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 17
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
Skema hubungan organisasi ini adalah sebagai berikut :
Gambar 4. Struktur Organisasi Proyek Turen Key
Sumber : Rosyid (2006)
Pada laporan Praktik Profesi ini, struktur organisasi proyek pada proyek
Pekerjaan Arsitektur Pada Poyek Rumah Susun Rawa Buaya 2 Cengkareng, Jakarta
Barat. Termasuk ke dalam Organisasi Proyek Turn Key. Dalam penulisan ini
praktikan berada di instansi kontraktor yaitu PT. JAYA KONTRUKSI MP.Tbk
2.5. Profil Perusahaan
Berikut uraian profil perusahaan yang terlibat dalam Proyek Rumah Susun
Rawa Buaya 2 :
2.5.1. PT. Jaya Kontruksi MP. Tbk.
PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk bergerak di bidang Trading,
M&E, Construction, Manufacturing dan Infrastructure dengan berkantor pusat di
Kantor Taman Bintaro Jaya Gedung B, Jalan Bintaro Raya, Jakarta 12330.
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 18
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
24 September 2007
PT. Jaya Kontruksi Manggala
Pratama, Tbk
1961
Departemen Pemborong
23 Desember 1982
PT. Jaya Kontruksi Manggala
Pratama
Gambar 5. Perkembangan Perubahan Nama Perusahaan
Sumber : PT Jaya Kontruksi MP, Tbk.
2.6. Visi dan Misi Perusahaan
Menciptakan dan mengembangkan usaha yang unggul dibidang sarana dan
prasarana dengan memanfaatkan reputasi serta integrasi grup usaha dan menjadi
aset nasional yang dibanggakan.
MOTTO
Bekerja Keras Menjadi yang Terbaik
“ Strive for the Best”
NILAI DASAR

Integritas Bersikap jujur, menjunjung tinggi etika dan moral.

Keadilan Bertindak adil dan bermartabat.

Komitmen
Dapat
diandalkan
dan
bertanggung
jawab,
teguh
memenuhi tugas dan tujuan.
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 19
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat

DisiplinTeguh dan taat terhadap tujuan, strategi dan kebijakan.

Motivasi Dorongan yang timbul untuk melakukan suatu pekerjaan
yang dilandasi oleh minat dan kesungguhan akan pekerjaan untuk
mencapai hasil yang terbaik.
BUDAYA PERUSAHAAN
Landasan penting dari nilai-nilai Jaya Group adalah Integritas dan Keadilan.
Budaya perusahaan ini adalah sebagai acuan bersama untuk para pengurus dan
karyawan yang menjadi kebiasaan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Termasuk dalam budaya perusahaan adalah :

Manajemen SDM yang kuat

Kepuasan pelanggan

Perusahaan yang unggul

Kreativitas dan inovasi

Kesederhanaan
Management Mutu
PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk menerepkan Manajemen Mutu &
K3 ISO 9001 & OHSAS 18001:1991.
Sasaran :
Menghasilkan mutu pekerjaan yang optimal, ketepatan waktu
penyelesaian dan dalam rencana anggaran, serta lingkungan kerja yang
aman dan sehat.
Tujuan :
Menjadi kontraktor terkemuka yang disegani karena mutu jasa dan
kinerja K3-nya, serta mematuhi dan melaksanakan peraturan perundangan
dan
peraturan
lainnya.
Semua
karyawan
mendapat
kesempatan
pengembangan dan pelatihan kompetensi dan profesionalisme secara
proposional.
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 20
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
2.7. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan
dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam organisasi ini pimpinan
mengadakan pembagian tugas yang jelas dengan tujuan agar terciptanya kerjasama
yang baik diantara fungsionarisnya. Struktur organisasi yang ada di PT Jaya
Konstruksi MP, Tbk. Dapat dilihat dari gambar berikut :
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 21
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
Gambar 6. Struktur Organisasi PT Jaya Kontruksi MP, Tbk
Sumber : PT Jaya Kontruksi MP, Tbk
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 22
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
Dalam Praktik Profesi ini Praktikan berada pada posisi dibawah Dioba Ridho.
2.8. Organisasi Proyek
Dalam Praktik Profesi praktikan melakukan tugas praktik di PT JAYA
KONSTRUKSI MP. Tbk
Secara skematis terlihat pada jabaran di bawah ini :
Pemberi Tugas (Owner)
DINAS PERUMAHAN dan GEDUNG PEMERINTAH
DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA
Kontraktor
Konsultan Perencana
Konsultan Pengawas
PT. JAYA KONTRUKSI
PT. GRANITINDO CIPTA
PT. ELSADAI SERVO
MP.Tbk
SEJATI
CONS
Keterangan:
Hubungan Kontrak
=
Hubungan Kerja
=
Gambar 7. Hubungan Kerja Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Sumber : PT Jaya Kontruksi MP. Tbk
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 23
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
2.8.1. Pemilik Proyek/Owner
Pemilik proyek atau pemberi tugas adalah orang atau badan yang memiliki
proyek dan memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar
biaya pekerjaan tersebut (Ervianto, 2005). Pemberi tugas dalam surat perjanjian
pemborongan adalah sebagai pihak pertama dan dapat mengambil keputusan
sepihak untuk mengambil alih pekerjaan yang dilakukan, dengan cara menulis surat
kepada kontraktor apabila terjadi hal-hal diluar kontrak yang ditetapkan dalam
undang-undang didalam surat perjanjian kerja (SPK). Pemberi tugas juga berwenang
untuk memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada kontraktor.
Menurut Husen (2011) Pemilik proyek adalah seseorang atau perusahaan
yang mempunyai dana, dan memberikan tugas kepada seseorang atau suatu
perusahaan yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam pelaksaan pekerjaan
agar hasil proyek sesuai sasaran dan tujuan yang ditetapkan. untuk merealisasikan
proyek, owner mempunyai kewajiban pokok yaitu menyediakan dana untuk
membiayai proyek. berikut penjelasan mengenai tugas dan wewenang owner dalam
pelaksanaan proyek konstruksi bangunan.
Tugas Pemilik Proyek / Owner :
1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
2. Meminta laporan secara perodik mengenai pelaksanaan pekerjaan
yang telah dilakukan oleh penyedia jasa.
3. Memberikan fasilitas baik sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.
4. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
5. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.
6. Mengadakan kegiatan administrasi proyek.
7. Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan pekerjaan
proyek.
8. Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau
manajemen konstruksi ( MK )
9. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.
Wewenang Pemilik Proyek / Owner :
1. Membuat surat perintah kerja ( SPK )
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 24
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
2. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah
direncanakan.
3. Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas
hasil pekerjaan konstruksi.
4. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang
tidak dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat
perjanjian kontrak. misalnya pelaksanan pembangunann dengan
bentuk dan material yang tidak sesuai dengan RKS.
2.8.2. Pihak Konsultan
Husen (2011) Juga mengatakan bahwa konsultan ialah seorang atau
perusahaan yang ditunjuk oleh pemilik yang memiliki keahlian dan pengalaman
merancang dan mengawasi proyek konstruksi, terdiri atas :

Konsultan perencana : Konsultan perencana ialah pihak yang dipercaya oleh
pemilik proyek untuk melaksanakan proses desain. Perencana dapat
menuangkan ide atau gagasan dari owner ke dalam gambar kerja serta
perhitungan ataupun perkiraan yang terjadi pada tahap desain. Konsultan
memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus untuk melengkapi
pengetahuan dan keterampilan arsitek. Arsitek harus dapat mengkoordinasi
dan mengawasi semua aspek proses perancangan. Hampir semua konsultan
memakai jasa rekayasa struktural, mekanikal, elektrikal, sanitasi dan sipil.
Konsultan juga memakai jasa-jasa tertentu sesuai dengan kegiatan projek
tersebut. Secara garis besar perencana dapat:

Bertindak sebagai perencana serta perancang tapak dan bangunan

Bertindak sebagai pengawas projek
2.4.3. Klasifikasi Konsultan Perencana
1. Konsultan swasta
Badan usaha ini didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
modal sendiri. Atas keuntungan perusahaan tersebut maka dikenakan pajak oleh
pemerintah. Pendiri badan tersebut tidaklah mesti seorang ahli teknik melainkan
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 25
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
dapat juga seorang awam yang memiliki modal. Dalam hal demikian ini ia
menjalin kerja sama dengan beberapa ahli teknik.
2. Konsultan pemerintah
konsultan perencana milik pemerintah yang di dalamnya bergabung
beberapa arsitek dan ahli teknik lainnya yang ditunjuk oleh pemerintah.
Berdasarkan atas pelayanannya, maka konsultan perencana dibedakan atas 2
macam, yaitu :
A. Konsultan perencana murni
Konsultan yang demikian disebut murni karena kegiatannya hanya terbatas pada
perencanaan dan perancangan semata. Adapun pelaksanaannya diserahkan
kepada pihak yang lain.
B. Konsultan perencana campuran
Konsultan jenis ini melakukan tugas dwi fungsi yaitu sebagai perencana dan
sebagai pelaksana. Atau paling tidak terlibat dalam proses pelaksanaannya.
Tugas dan Lingkup Pekerjaan Konsultan Perencana:
Konsultan
perencana
bertugas
sejak
tahap
persiapan
proyek
dan
perencanaan sampai masa penyerahan pertama pekerjaan oleh kontraktor yang
antara lain adalah :
1. Membantu mengelola proyek untuk melaksanakan pengadaan dokumen
pelelangan dan dokumen pelaksanaan atau konstruksi.
2. Memberi penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan.
3. Memberi penjelasan pekerjaan terhadap persoalan-persoalan perencanaan
yang timbul selama tahap konstruksi.
4. Melakukan pengawasan untuk proyek.
Lingkup tugas konsultan perencana juga berwenang membuat uraian pekerjaan
dan syarat-syaratnya serta membuat analisa dan Rancangan Anggaran Biaya ( RAB
) untuk proyek yang direncanakannya, sebagai berikut :
A. Pekerjaan pokok adalah perencanaan seperti pembuatan sketsa gagasan,
pra
–
rancangan
untuk
mendapatkan
izin
membangun,
rancangan
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 26
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
pelaksanaan, gambar – gambar detail, uraian dan syarat – syarat pekerjaan
serta Rencana Anggaran Biaya (RAB).
B. Pekerjaan pelengkap yaitu pekerjaan penunjang desain seperti pembuatan
maket dan lain – lain.
C. Pekerjaan khusus yaitu perencanaan yang membutuhkan keahlian khusus di
luar ilmu arsitektur seperti perhitungan konstruksi, mekanikal dan elektrikal,
dan lain – lain. Untuk keadaan ini, maka konsultan perencana dapat
menyerahkan kepada konsultan ME atau struktur, jika pada konsultan
tersebut tidak terdapat divisi khusus tersebut. Struktur suatu konsultan
perencana terdiri dari bidang– bidang perencanaan struktur dan ME yang
tercakup di dalamnya. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan koordinasi
dan kerjasama antara para ahli dari berbagai disiplin ilmu, sekiranya ada
pekerjaan khusus sebagaimana dimaksudkan di atas.
Tugas dan Wewenang Konsultan Perencana :
1. Mengkaji kebenaran dokumen kontrak sesuai dengan biaya waktu dan
mutu.
2. Melakukan pengawasan dan mengendalikan pekerjaan sesuai dengan
dokumen kontrak antara lain: rencana kerja dan syarat-syarat (RKS),
gambar desain dan detail-detail, rencana anggaran biaya, serta jadual.
3. Wajib melaporkan jalannya pekerjaan kepada pemilik dan menjaga
kepentingan-kepentingan pemilik akan kemungkinan yang merugikan
akibat kesalahan atau ketidaksempurnaan pelaksanaan.
4. Membuat laporan bulanan yang menyangkut aspek realisasi biaya dan
kemajuan pekerjaan.
5. Keputusan yang diambil oleh direksi lapangan sesuai dengan isi dan
maksud dari dokumen kontrak.
6. Memeriksa
gambar-gambar
pelaksanaan
dan
contoh
yang
perlu
dipersiapkan oleh kontraktor.
7. Wajib melakukan peninjauan ke lapangan untuk memeriksa kesesuaian
pelaksanaan dengan gambar kerja, RKS dan segala perubahan yang ada
dalam dokumen kontrak.
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 27
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
8. Wajib
memberitahukan
perbaikan
bila
terdapat
ketidak
sesuaian
pelaksanaan dengan dokumen kontrak. Memeriksa contoh bahan
bangunan yang dibutuhkan dalam pelaksaan projek tersebut.
9. Membuat laporan bulanan yang menyangkut aspek realisasi biaya dan
progres.
10. Memeriksa contoh bahan yang diserahkan oleh pemborongn agar bahan
yang dipakai dengan bahan yang dipakai sesuai
Tugas Konsultan Pengawas :
1.
Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja
2.
Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan
proyek.
3.
Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh
pemilik proyek
4.
Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik
proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan.
5.
Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor
sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.
6.
Memilih dan memberikan pesetujuan mengenai tipe dan merek yang
diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek namun
tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah dibuat
sebelumnya.
Wewenang Konsultan Pengawas :
1.
Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi
penyimpangan terhadap kontrak kerja.
2.
Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak
memperhatikan peringatan yang diberikan.
3.
Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek serta
berhak memeriksa gambar shop drawing pelaksana proyek.
4.
Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan (
site instruction ).
5.
Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai
dengan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya.
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 28
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
 Konsultan MK/Manajemen Konstruksi : Perusahaan yang mewakili
pemilik dalam pengelolaan proyek, sejak awal hingga akhir proyek.
Tanggung Jawab Konsultan MK :
1. Mewakili owner dalam mengkoordinasi pelaksanaan dalam konstruksi.
2. Menjembatani hubungan antara owner dengan pihak konsultan
perencana dan kontraktor serta mengatur rapat koordinasi secara
rutin.
3. Memeriksa dan mengawasi selama pelaksanaan konstruksi dan
memberikan laporan rutin kepada owner.
4. Memberi ijin pelaksanaan seperti ijin pengecoran, ijin pembongkaran
bekisting dan sebagainya.
5. Memeriksa mutu pemakaian bahan bangunan dan mengujinya bila
diperlukan
2.8.3. Pihak Kontraktor atau Pelaksana
Menurut Husen (2011) yang disebut Kontraktor yaitu perusahaan yang dipilih
dan disetujui untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi yang direncanakan sesuai
dengan keinginan pemilik proyek dan bertanggung jawab penuh terhadap
pembangunan fisik proyek. Biasanya penentuan kontraktor dilakukan melalui
lelang/tender atau dapat juga melalui penunjukan langsung dengan negosiasi
penawaran harga.
Tugas Kontraktor :
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat
yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.
2. Membuat
gambar
kerja
(shop
drawing)
sebelum
memulai
pelaksanaan pekerjaan.
3. Membuat dokumen tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
diserahkan kepada owner.
4. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan proyek.
5. Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja.
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 29
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
6. Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangan pekerjaan
akibat kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung seluruh
biayanya.
7. Menyerahkan hasil pekerjaan setelah pekerjaan proyek selesai.
2.9. Metode Pengadaan Proyek
Menurut Wikipedia Indonesia Metode Pemilihan (pengadaan) adalah tata cara
untuk melakukan pemilihan penyedia barang atau jasa yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia. Metode pemilihan barang atau jasa ini disusun dan ditetapkan oleh Kelompok
Kerja yang berada dalam Unit Layanan Pengadaan (ULP), pada masing masing
kementerian, lembaga, daerah, instansi. Selain dari kelompok kerja didalam ULP, bisa
juga penyusunan dilakukan atau ditetapkan oleh Pejabat Pengadaan.
2.9.1. Jenis Metode Pemilihan
Menurut Peraturan Presiden no 70 tahun 2012 metode pemilihan suatu
proyek dibagi beberapa jenis yaitu :
1. Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh
semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi
syarat. ( Peraturan Presiden no 70 tahun 2012 pasal 1 ayat 23 )
2. Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini
terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks. (Peraturan Presiden no 70 tahun 2012
pasal 1 ayat 24 )
3. Pelelangan Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa
Lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp 5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah). (Peraturan Presiden no 70 tahun 2012 pasal 1 ayat 25)
4. Pemilihan
Langsung
adalah
metode
pemilihan
Penyedia
Pekerjaan
Konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp 5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah). (Peraturan Presiden no 70 tahun 2012 pasal 1 ayat 26)
5. Seleksi Umum adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk
pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Jasa Konsultansi yang
memenuhi syarat. (Peraturan Presiden no 70 tahun 2012 pasal 1 ayat 27)
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 30
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
6. Seleksi Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
untuk Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp 200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah). (Peraturan Presiden no 70 tahun 2012 pasal 1 ayat 28)
7. Sayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa yang memperlombakan
gagasan orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak
dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan. (Peraturan Presiden no 70 tahun 2012
pasal 1 ayat 29)
8. Kontes adalah metode pemilihan Penyedia Barang yang memperlombakan
barang/benda tertentu yang tidak mempunyai harga pasar dan yang
harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan. (Peraturan
Presiden no 70 tahun 2012 pasal 1 ayat 30)
9. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa
dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa. (Peraturan
Presiden no 70 tahun 2012 pasal 1 ayat 23)
Menurut Zidni (2008) Dalam Wahyudin (2004) Metode pemilihan jasa
konstruksi yang sudah ditetapkan oleh Keppres No. 80/2003 dibagi 5 cara yaitu:
1. Pelelangan Umum
Metode pemilihan barang atau jasa yang dilakukan secara terbuka
dengan pengumuman secara terbuka dengan pengumuman secara luas
sekurang – kurangnya di suatu surat kabar nasional atau surat kabar provinsi.
2. Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas dapat dilaksanakan apabila dalam hal jumlah
penyedia barang atau jasa yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan
ntuk pekerjaan yang kompleks serta diumumkan secara luas sekurangkurangnya disuatu surat kabar nasional dana tau satu surat kabar provinsi
dengan mencantumkan penyedia barang atau jasa yang mampu, sehingga
memberi kesempatan kepada penyedia barang atau jasa lainnya yang
memenuhi kualifikasi.
3. Pemilihan Langsung
Pemilihan langsung yaitu pemilihan penyedia barang atau jasa yang
dilakukan dengan membandinkan beberapa penawaran, sekurang-kurangnya 3
penawaran dari penyedia brang atau jasa yang telah lulus prakualifikasi dan
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 31
Laporan Praktik Profesi
Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya
Cengkareng Jakarta Barat
dilakukan negoisasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan minimal
melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan bila
memungkinkan melalui interet. Pemilihan langsug dapat dilaksanakan manakala
metode pelelangan umum atau metode pelalangan terbabtas dinilai tidak efisien
dari segi pelelangan.
4. Penunjukan langsung
Penunjukan langsung ini dapat dilakukan apabila dalam keadaan tertentu dan
keadaan khusus terhadap 1 penyedia barang atau jasa dengan cara melakukan
negoisasi baik teknis maupun biaya, sehingga diperoleh harga yang wajar dan
secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
5. Swakelola
Swakelola adalah pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri
oleh pelaksana swakelola dengan menggunakan tenaga sendiri dana tau tenaga dari
luar, baik tenaga ahli maupun tenaga upah borongan. Tenaga ahli dari luar tidak
boleh melebihi 50 persen dari tenaga sendiri. Metode swakelola yang kedua ialah
swakelola oleh instansi pemerintah lain nonswadaya (univeritas negri, lembaga
penelitian atau lembaga ilmiah pemerintah, dan lembaga pelatihan) adalah pekerjaan
yang perecanaan dan pengawasannya dilakukan oleh pengguna barang atau jasa,
sedangkan pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh instansi pemerintah yang bukan
penanggung jawab anggaran.
FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 32
Download