Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat BAB II TINJAUAN UMUM INSTANSIONAL PROYEK 2.1. Definisi Proyek Proyek adalah suatu kegiatan yang bersifat sementara dan dilakukan untuk membuat suatu produk atau jasa (service). Suatu proyek akan berakhir ketika sudah mencapai suatu tujuan yang diinginkan atau proyek sudah selesai dikerjakan. Proyek memiliki perbedaan yang dibatasi oleh ruang lingkup, waktu dan biaya. Proyek merupakan suatu kegiatan yang rumit, karena semua pekerjaan yang dilakukan saling berkaitan satu dengan lainnya (tidak berdiri sendiri). Selain itu proyek juga adalah tempat dimana individu-individu yang berbeda-beda saling bertemu dan bekerjasama. Dalam merealisasikan suatu proyek, mulai dari perencanaan sampai pada pelaksanaan dibutuhkan suatu organisasi yang dapat mengkoordinasikan segala potensi individu yang ada. Peran serta beberapa pihak yang saling berkaitan, diantaranya yaitu pemberi tugas (owner), konsultan perencana, kontraktor pelaksana dan management konstruksi. 2.2. Jenis-Jenis Proyek Berikut ini merupakan jenis-jenis proyek secara umum antara lain : 1. Proyek Engineering-Konstruksi Aktivitas utama jenis proyek ini terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan dan konstruksi. Contoh: pembangunan real estate, jalan raya, bangunan pabrik, irigasi dan gedung. 2. Proyek Engineering-Manufaktur FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ |6 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat Aktivitas proyek ini adalah untuk menghasilkan produk baru. Jadi proyek manufaktur merupakan proses untuk menghasilkan produk baru. Contoh: pembuatan boiler, kendaraan, komputer, telepon dan helm. 3. Proyek Pelayanan Manajemen Aktivitas utamanya antara lain adalah merancang sistem informasi manajemen, merancang program efisiensi dan penghematan, diversifikasi, penggabungan dan pengambilalihan, memberikan bantuan emergency untuk daerah yang terkena musibah, merancang strategi untuk mengurangi kriminalitas dan penggunaan obat-obatan terlarang dan peningkatan produktivitas dari karyawan. 4. Proyek Penelitian dan Pengembangan Aktivitas utamanya adalah melakukan penelitian pengaruh penggunaan metode tertentu. Misalnya, penelitian pengaruh penggunaan metode tertentu dalam pembuatan sebuah produk, penelitian pengaruh tingkat pendidikan terhadap kesadaran berpolitik. 5. Proyek Kapital Biasanya digunakan oleh sebuah badan usaha atau pemerintah. Proyek kapital umumnya meliputi pembebasan tanah, penyiapan lahan, desain mesin, pembelian material dan peralatan, manufaktur dan konstruksi pembangunan fasilitas produksi. 2.3. Tahapan Proyek Pendekatan mengenai tahapan proyek secara umum adalah mengidentifikasi urutan langkah yang harus diselesaikan. Dalam "pendekatan tradisional" ini, lima komponen perkembangan proyek dapat dibedakan (empat tahap ditambah kontrol) dan ditambah lagi tahapan penyelesaian proyek, yang dapat juga dapat disebut "Siklus Kehidupan Proyek" (Project Life Cycle), (Wikipedia.org). Secara umum, siklus hidup proyek merupakan suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana sebuah proyek direncanakan, dikontrol, dan diawasi sejak proyek FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ |7 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat disepakati untuk dikerjakan hingga tujuan akhir proyek tercapai. Terdapat lima tahap kegiatan utama yang dilakukan dalam siklus hidup proyek yaitu : 1. Tahap Inisiasi Tahap inisiasi proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan diidentifiasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan. Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk. 2. Tahap Perencanaan dan Desain Ketika ruang lingkup proyek telah ditetapkan dan tim proyek terbentuk, maka aktivitas proyek mulai memasuki tahap perencanaan. Pada tahap ini, dokumen perencanaan akan disusun secara terperinci sebagai panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek berlangsung. Adapun aktivitas yang akan dilakukan pada tahap ini adalah membuat dokumentasi project plan, resource plan, financial plan, risk plan, acceptance plan, communication plan, procurement plan, contract supplier dan perform phare review 3. Tahap Eksekusi (Pelaksanaan proyek dan/atau Konstruksi) Dengan definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables atau tujuan proyek secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project plan akan dieksekusi. 4. Tahap Pemantaun dan sistem Pengendalian Sementara kegiatan pengembangan berlangsung, beberapa proses manajemen perlu dilakukan guna memantau dan mengontrol penyelesaian deliverables sebagai hasil akhir proyek. FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ |8 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat 5. Tahap Penutupan Tahap ini merupakan akhir dari aktivitas proyek. Pada tahap ini, hasil akhir proyek (deliverables project) beserta dokumentasinya diserahkan kepada pelanggan, kontak dengan supplier diakhiri, tim proyek dibubarkan dan memberikan laporan kepada semua stakeholder yang menyatakan bahwa kegiatan proyek telah selesai dilaksanakan. Langkah akhir yang perlu dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan post implementation review untuk mengetahui tingkat keberhasilan proyek dan mencatat setiap pelajaran yang diperoleh selama kegiatan proyek berlangsung sebagai pelajaran untuk proyek-proyek dimasa yang akan datang. 2.4. Organisasi Proyek Di dalam pelaksanaan proyek, pihak-pihak yang berperan dan struktur organisasi proyek perlu dibentuk dengan tujuan agar pelaksanaan pekerjaan menjadi terarah, ada pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam pekerjaan tersebut sehingga tujuan proyek bisa tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan. 2.4.1. Pihak-Pihak yang Berperan dalam Proyek Berikut merupakan pihak-pihak yang berperan di dalam organisasi proyek : 1. Pemilik Proyek Pemilik proyek disebut juga sebagai pemberi tugas, owner atau bouwheer adalah suatu badan usaha atau perorangan, baik pemerintah maupun swasta yang memiliki, memberikan pekerjaan, serta membiayai suatu proyek dalam proses pembangunan suatu bangunan. Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai pemilik proyek antara lain adalah: 1) Menunjuk dan mengangkat wakilnya bagi kebutuhan perencanaan dan pelaksanaan. 2) Mengesahkan keputusan yang menyangkut biaya, mutu dan waktu pelaksanaan. 3) Menyelesaikan perselisihan menyangkut proyek yang terjadi antara bawahannya dengan pihak pemborong. FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ |9 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat 4) Menyediakan dan mengusahakan pendanaan bagi kontraktor pelaksana. 5) Memberikan keputusan terhadap perubahan waktu pelaksanaan dengan memperhatikan pertimbangan yang diberikan oleh konsultannya. Menurut Rosyid (2006) Pemilik proyek adalah seseorang atau perusahaan yang mempunyai dana, dan memberikan tugas kepada seseorang atau suatu perusahaan yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam pelaksaan pekerjaan agar hasil proyek sesuai sasaran dan tujuan yang ditetapkan. untuk merealisasikan proyek, owner mempunyai kewajiban pokok yaitu menyediakan dana untuk membiayai proyek. berikut penjelasan mengenai tugas dan wewenang owner dalam pelaksanaan proyek konstruksi bangunan. Tugas Pemilik Proyek/Owner : 1. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek. 2. Mengadakan kegiatan administrasi proyek. 3. Memberikan tugas kepada konsultan perencana dan kontraktor atau melaksanakan pekerjaan proyek. 4. Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau manajemen konstruksi (MK) 5. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor. Wewenang Pemilik Proyek/Owner : 1. Membuat surat perintah kerja (SPK) 2. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan. 3. Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil pekerjaan konstruksi. 4. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak. misalnya pelaksanan pembangunann dengan bentuk dan material yang tidak sesuai dengan RKS. FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 10 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat 2. Kordinator Manajemen Proyek Kordinator Proyek merupakan jembatan penghubung antara team manajemen dengan anggota team pengembangan proyek yaitu konsultan perencana dan kontraktor. Koordinator juga bertugas untuk melaporkan pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada team. Selain itu tugas pokok koordinator proyek adalah merencanakan dan mengkoordinasikan setiap langkah yang dilakukan dalam team proyek untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik maka disamping memiliki kemampuan manajemen dalam memimpin sebuah team, seorang Koordinator Proyek juga harus memiliki kemampuan teknis di bidang konstruksi proyek. 3. Konsultan Perencana Konsultan perencana mempunyai kewajiban atau tugas yang merencanakan suatu rencana dalam perencanaan struktur, arsitektur, dan mekanikal / elektrikal, dengan ketentuan yang diinginkan oleh pemilik. Rosyid (2006) Juga mengatakan bahwa konsultan ialah seorang atau perusahaan yang ditunjuk oleh pemilik yang memiliki keahlian dan pengalaman merancang dan mengawasi proyek konstruksi, pengertiannya ialah sebagai berikut : Konsultan perencana : Seseorang atau perusahaan yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam merencankan sebuah proyek konstruksi. Seperti Perencana Arsitektur, Perencana Struktur, Perencana Mekanikal dan Elektrikal dan lain sebagainya. Tugas Konsultan Perencana : 1. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik bangunan. 2. Membuat gambar kerja pelaksanaan. 3. Membuat rencana kerja dan syarat – syarat pelaksanan pembangunan atau RKS sebagai pedoman pelaksanaan. 4. Membuat rencana anggaran biaya bangunan. FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 11 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat 5. Memproyeksikan ide – ide atau keinginan pemilik kedalam desain bangunan. 6. Melakukan perubahan desain bangunan jika terjadi penyimpangan atau hal – hal yang tidak memungkinkan diwujudkannya desain. 7. Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi kegagalan konstruksi. Wewenang konsultan perencana : 1. Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak – pihak pelaksana bangunan yang melaksanakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan rencana. 2. Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembangunan. 4. Konsultan Pengawas Perusahaan yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam pengawasan pelaksanaan proyek. Tugas Konsultan Pengawas : 1. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja. 2. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek. 3. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh pemilik proyek. 4. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan. 5. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek. 6. Memilih dan memberikan pesetujuan mengenai tipe dan merek yang diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah dibuat sebelumnya. FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 12 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat Wewenang Konsultan Pengawas : A. Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja. B. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak memperhatikan peringatan yang diberikan. C. Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek serta berhak memeriksa gambar shop drawing pelaksana proyek. D. Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan (site instruction). E. Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya. 5. Kontraktor Pelaksana adalah perusahaan berbadan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pemborongan. Berupa perorangan maupun badan hukum baik pemerintah maupun swasta. Yang telah ditetapkan dari pemilik proyek serta telah menandatangani Surat Perjanjian Kerja (SPK). Kontraktor pelaksana ini bekerja dengan mengacu pada gambar kerja (bestek), rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) yang telah disusun sebelumnya. Menurut Rosyid (2006) yang disebut Kontraktor yaitu perusahaan yang dipilih dan disetujui untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi yang direncanakan sesuai dengan keinginan pemilik proyek dan bertanggung jawab penuh terhadap pembangunan fisik proyek. Biasanya penentuan kontraktor dilakukan melalui lelang/tender atau dapat juga melalui penunjukan langsung dengan negosiasi penawaran harga. Tugas Kontraktor : 1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak. 2. Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 13 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat 3. Membuat dokumen tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan dan diserahkan kepada owner. 4. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan proyek. 5. Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja. 6. Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangan pekerjaan akibat kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung seluruh biayanya. Kontraktor Pelaksana perlu menyusun sebuah struktur orgnisasi yang didalamnya tercantum alur-alur pemberian perintah kerja atau tugas pada masing-masing jabatan untuk bekerja dengan maksimal dan tidak terjadi overlapping tanggung jawab. Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, kontraktor pelaksana dibantu oleh sub-sub kontraktor yang ditunjuk oleh kontraktor pelaksana yang berupa perorangan maupun badan hukum. 2.4.2. Struktur Organisasi Proyek Di bawah ini merupakan beberapa macam struktur organisasi proyek berdasarkan hubungan kontrak / perjanjian kerjasamanya, antara lain : 1. Organisasi Tradisional Organisasi tradisional biasa digunakan pada proyek konstruksi dengan kondisi biasa / umum. Bentuk organisasi ini terdiri dari 3 pihak, yaitu : a) Pemilik Proyek yang bertindak sebagai owner sekaligus sebagai Manajemen Proyek Konstruksi. b) Konsultan Perencana yang bertindak sebagai perancang konstruksi. c) Kontraktor yang bertindak ssebagai pelaksana konstruksi. FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 14 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat Skema hubungan ketiga pihak tersebut adalah sebagai berikut : Gambar 1. Struktur Organisasi Proyek Tradisional Sumber : Rosyid (2006) 2. Organisasi Swakelola (Owner - Builder) Bentuk organisasi swakelola hampir sama dengan organisasi tradisional, hanya saja unit organisasi Pemberi Tugas (Pemilik Proyek), Konsultan dan Kontraktor merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan organisasi Pemilik Proyek meskipun proyek telah selesai. Hal tersebut sekaligus menjelaskan bahwa ide pembentukan organisasi semacam ini didasarkan pada organisasi terpadu (integration of organization). Tidak seperti organisasi tradisional, pelaksanaan tahapan kegiaatan proyek pada organisasi semacam ini bisa dilakukan overlapping sebab pemilik proyek berfungsi sekaligus sebagai konsultan dan kontraktor. FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 15 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat Skema hubungan organisasi ini adalah sebagai berikut : Gambar 2. Struktur Organisasi Proyek Swakelola Sumber : Rosyid (2006) 3. Organisasi Manajemen Konstruksi (Profesional Construction Management). Organisasi Manajemen Konstruksi berkaitan dengan manajemen proyek yang terdiri dari manajemen konstruksi dan pihak - pihak lainnya seperti Kontraktor, Konsultan Perencana dan lain - lainnya, yang mempunyai tugas mengelola proyek secara terpadu dari perencanaan proyek, desain dan pelaksanaan konstruksi. Hubungan kontrak antara pihak yang terlibat dalam tim manajemen proyek bertujuan meminimalkan hubungan timbal balik di dalam tim manajemen proyek. Pelakasanaan tahapan dalam organisasi semacam ini memungkinkan adanya overlapping karena pelaksanaan proyek seperti desain dan pelaksanaan konstruksinya sudah terpadu di bawah koordinasi manajemen konstruksi. Dalam organisasi jenis ini biasanya manajemen konstruksi bertindak sebagai wakil owner / pemilik proyek di lapangan. FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 16 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat Skema hubungan organisasi ini adalah sebagai berikut : Gambar 3. Struktur Organisasi Proyek Managemen Kontruksi Sumber : Rosyid (2006) 4. Organisasi Turnkey Pada proyek - proyek tertentu, pemilik proyek memiliki keterbatasan kemampuan teknis dan biaya untuk merealisasikan suatu proyek. Untuk mengatasi masalah tanggungjawab tersebut pemilik dan pelaksanaan desain proyek menyerahkaan konstruksi (termasuk pembiayaan) pada suatu organisasi (investor/kontraktor), pengaturan seperti hal tersbut dinamakan organisasi proyek turnkey. Ide dasar pembentukan organisasi turnkey didasarkan pada organisasi terpadu (integration of organization) yang menyerahkan semua kegiatan (desain maupun pelaksanaan konstruksi) pada satu pihak. Pada model organisasi ini kontraktor sekaligus sebagai konsultan perencana sesuai dengan kontrak antara kontraktor dengan pemilik proyek. Tidak seperti organisasi tradisional, pelaksanaan tahapan kegiaatan proyek pada organisasi semacam ini bisa dilakukan overlapping sebab tanggung jawab desain dan pelaksanaan konstruksi berada pada satu pihak saja. FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 17 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat Skema hubungan organisasi ini adalah sebagai berikut : Gambar 4. Struktur Organisasi Proyek Turen Key Sumber : Rosyid (2006) Pada laporan Praktik Profesi ini, struktur organisasi proyek pada proyek Pekerjaan Arsitektur Pada Poyek Rumah Susun Rawa Buaya 2 Cengkareng, Jakarta Barat. Termasuk ke dalam Organisasi Proyek Turn Key. Dalam penulisan ini praktikan berada di instansi kontraktor yaitu PT. JAYA KONTRUKSI MP.Tbk 2.5. Profil Perusahaan Berikut uraian profil perusahaan yang terlibat dalam Proyek Rumah Susun Rawa Buaya 2 : 2.5.1. PT. Jaya Kontruksi MP. Tbk. PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk bergerak di bidang Trading, M&E, Construction, Manufacturing dan Infrastructure dengan berkantor pusat di Kantor Taman Bintaro Jaya Gedung B, Jalan Bintaro Raya, Jakarta 12330. FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 18 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat 24 September 2007 PT. Jaya Kontruksi Manggala Pratama, Tbk 1961 Departemen Pemborong 23 Desember 1982 PT. Jaya Kontruksi Manggala Pratama Gambar 5. Perkembangan Perubahan Nama Perusahaan Sumber : PT Jaya Kontruksi MP, Tbk. 2.6. Visi dan Misi Perusahaan Menciptakan dan mengembangkan usaha yang unggul dibidang sarana dan prasarana dengan memanfaatkan reputasi serta integrasi grup usaha dan menjadi aset nasional yang dibanggakan. MOTTO Bekerja Keras Menjadi yang Terbaik “ Strive for the Best” NILAI DASAR Integritas Bersikap jujur, menjunjung tinggi etika dan moral. Keadilan Bertindak adil dan bermartabat. Komitmen Dapat diandalkan dan bertanggung jawab, teguh memenuhi tugas dan tujuan. FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 19 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat DisiplinTeguh dan taat terhadap tujuan, strategi dan kebijakan. Motivasi Dorongan yang timbul untuk melakukan suatu pekerjaan yang dilandasi oleh minat dan kesungguhan akan pekerjaan untuk mencapai hasil yang terbaik. BUDAYA PERUSAHAAN Landasan penting dari nilai-nilai Jaya Group adalah Integritas dan Keadilan. Budaya perusahaan ini adalah sebagai acuan bersama untuk para pengurus dan karyawan yang menjadi kebiasaan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Termasuk dalam budaya perusahaan adalah : Manajemen SDM yang kuat Kepuasan pelanggan Perusahaan yang unggul Kreativitas dan inovasi Kesederhanaan Management Mutu PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk menerepkan Manajemen Mutu & K3 ISO 9001 & OHSAS 18001:1991. Sasaran : Menghasilkan mutu pekerjaan yang optimal, ketepatan waktu penyelesaian dan dalam rencana anggaran, serta lingkungan kerja yang aman dan sehat. Tujuan : Menjadi kontraktor terkemuka yang disegani karena mutu jasa dan kinerja K3-nya, serta mematuhi dan melaksanakan peraturan perundangan dan peraturan lainnya. Semua karyawan mendapat kesempatan pengembangan dan pelatihan kompetensi dan profesionalisme secara proposional. FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 20 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat 2.7. Struktur Organisasi Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam organisasi ini pimpinan mengadakan pembagian tugas yang jelas dengan tujuan agar terciptanya kerjasama yang baik diantara fungsionarisnya. Struktur organisasi yang ada di PT Jaya Konstruksi MP, Tbk. Dapat dilihat dari gambar berikut : FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 21 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat Gambar 6. Struktur Organisasi PT Jaya Kontruksi MP, Tbk Sumber : PT Jaya Kontruksi MP, Tbk FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 22 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat Dalam Praktik Profesi ini Praktikan berada pada posisi dibawah Dioba Ridho. 2.8. Organisasi Proyek Dalam Praktik Profesi praktikan melakukan tugas praktik di PT JAYA KONSTRUKSI MP. Tbk Secara skematis terlihat pada jabaran di bawah ini : Pemberi Tugas (Owner) DINAS PERUMAHAN dan GEDUNG PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA Kontraktor Konsultan Perencana Konsultan Pengawas PT. JAYA KONTRUKSI PT. GRANITINDO CIPTA PT. ELSADAI SERVO MP.Tbk SEJATI CONS Keterangan: Hubungan Kontrak = Hubungan Kerja = Gambar 7. Hubungan Kerja Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Sumber : PT Jaya Kontruksi MP. Tbk FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 23 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat 2.8.1. Pemilik Proyek/Owner Pemilik proyek atau pemberi tugas adalah orang atau badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut (Ervianto, 2005). Pemberi tugas dalam surat perjanjian pemborongan adalah sebagai pihak pertama dan dapat mengambil keputusan sepihak untuk mengambil alih pekerjaan yang dilakukan, dengan cara menulis surat kepada kontraktor apabila terjadi hal-hal diluar kontrak yang ditetapkan dalam undang-undang didalam surat perjanjian kerja (SPK). Pemberi tugas juga berwenang untuk memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada kontraktor. Menurut Husen (2011) Pemilik proyek adalah seseorang atau perusahaan yang mempunyai dana, dan memberikan tugas kepada seseorang atau suatu perusahaan yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam pelaksaan pekerjaan agar hasil proyek sesuai sasaran dan tujuan yang ditetapkan. untuk merealisasikan proyek, owner mempunyai kewajiban pokok yaitu menyediakan dana untuk membiayai proyek. berikut penjelasan mengenai tugas dan wewenang owner dalam pelaksanaan proyek konstruksi bangunan. Tugas Pemilik Proyek / Owner : 1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor). 2. Meminta laporan secara perodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa. 3. Memberikan fasilitas baik sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan. 4. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan. 5. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek. 6. Mengadakan kegiatan administrasi proyek. 7. Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan pekerjaan proyek. 8. Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau manajemen konstruksi ( MK ) 9. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor. Wewenang Pemilik Proyek / Owner : 1. Membuat surat perintah kerja ( SPK ) FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 24 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat 2. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan. 3. Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil pekerjaan konstruksi. 4. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak. misalnya pelaksanan pembangunann dengan bentuk dan material yang tidak sesuai dengan RKS. 2.8.2. Pihak Konsultan Husen (2011) Juga mengatakan bahwa konsultan ialah seorang atau perusahaan yang ditunjuk oleh pemilik yang memiliki keahlian dan pengalaman merancang dan mengawasi proyek konstruksi, terdiri atas : Konsultan perencana : Konsultan perencana ialah pihak yang dipercaya oleh pemilik proyek untuk melaksanakan proses desain. Perencana dapat menuangkan ide atau gagasan dari owner ke dalam gambar kerja serta perhitungan ataupun perkiraan yang terjadi pada tahap desain. Konsultan memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus untuk melengkapi pengetahuan dan keterampilan arsitek. Arsitek harus dapat mengkoordinasi dan mengawasi semua aspek proses perancangan. Hampir semua konsultan memakai jasa rekayasa struktural, mekanikal, elektrikal, sanitasi dan sipil. Konsultan juga memakai jasa-jasa tertentu sesuai dengan kegiatan projek tersebut. Secara garis besar perencana dapat: Bertindak sebagai perencana serta perancang tapak dan bangunan Bertindak sebagai pengawas projek 2.4.3. Klasifikasi Konsultan Perencana 1. Konsultan swasta Badan usaha ini didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan modal sendiri. Atas keuntungan perusahaan tersebut maka dikenakan pajak oleh pemerintah. Pendiri badan tersebut tidaklah mesti seorang ahli teknik melainkan FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 25 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat dapat juga seorang awam yang memiliki modal. Dalam hal demikian ini ia menjalin kerja sama dengan beberapa ahli teknik. 2. Konsultan pemerintah konsultan perencana milik pemerintah yang di dalamnya bergabung beberapa arsitek dan ahli teknik lainnya yang ditunjuk oleh pemerintah. Berdasarkan atas pelayanannya, maka konsultan perencana dibedakan atas 2 macam, yaitu : A. Konsultan perencana murni Konsultan yang demikian disebut murni karena kegiatannya hanya terbatas pada perencanaan dan perancangan semata. Adapun pelaksanaannya diserahkan kepada pihak yang lain. B. Konsultan perencana campuran Konsultan jenis ini melakukan tugas dwi fungsi yaitu sebagai perencana dan sebagai pelaksana. Atau paling tidak terlibat dalam proses pelaksanaannya. Tugas dan Lingkup Pekerjaan Konsultan Perencana: Konsultan perencana bertugas sejak tahap persiapan proyek dan perencanaan sampai masa penyerahan pertama pekerjaan oleh kontraktor yang antara lain adalah : 1. Membantu mengelola proyek untuk melaksanakan pengadaan dokumen pelelangan dan dokumen pelaksanaan atau konstruksi. 2. Memberi penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan. 3. Memberi penjelasan pekerjaan terhadap persoalan-persoalan perencanaan yang timbul selama tahap konstruksi. 4. Melakukan pengawasan untuk proyek. Lingkup tugas konsultan perencana juga berwenang membuat uraian pekerjaan dan syarat-syaratnya serta membuat analisa dan Rancangan Anggaran Biaya ( RAB ) untuk proyek yang direncanakannya, sebagai berikut : A. Pekerjaan pokok adalah perencanaan seperti pembuatan sketsa gagasan, pra – rancangan untuk mendapatkan izin membangun, rancangan FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 26 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat pelaksanaan, gambar – gambar detail, uraian dan syarat – syarat pekerjaan serta Rencana Anggaran Biaya (RAB). B. Pekerjaan pelengkap yaitu pekerjaan penunjang desain seperti pembuatan maket dan lain – lain. C. Pekerjaan khusus yaitu perencanaan yang membutuhkan keahlian khusus di luar ilmu arsitektur seperti perhitungan konstruksi, mekanikal dan elektrikal, dan lain – lain. Untuk keadaan ini, maka konsultan perencana dapat menyerahkan kepada konsultan ME atau struktur, jika pada konsultan tersebut tidak terdapat divisi khusus tersebut. Struktur suatu konsultan perencana terdiri dari bidang– bidang perencanaan struktur dan ME yang tercakup di dalamnya. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan koordinasi dan kerjasama antara para ahli dari berbagai disiplin ilmu, sekiranya ada pekerjaan khusus sebagaimana dimaksudkan di atas. Tugas dan Wewenang Konsultan Perencana : 1. Mengkaji kebenaran dokumen kontrak sesuai dengan biaya waktu dan mutu. 2. Melakukan pengawasan dan mengendalikan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak antara lain: rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), gambar desain dan detail-detail, rencana anggaran biaya, serta jadual. 3. Wajib melaporkan jalannya pekerjaan kepada pemilik dan menjaga kepentingan-kepentingan pemilik akan kemungkinan yang merugikan akibat kesalahan atau ketidaksempurnaan pelaksanaan. 4. Membuat laporan bulanan yang menyangkut aspek realisasi biaya dan kemajuan pekerjaan. 5. Keputusan yang diambil oleh direksi lapangan sesuai dengan isi dan maksud dari dokumen kontrak. 6. Memeriksa gambar-gambar pelaksanaan dan contoh yang perlu dipersiapkan oleh kontraktor. 7. Wajib melakukan peninjauan ke lapangan untuk memeriksa kesesuaian pelaksanaan dengan gambar kerja, RKS dan segala perubahan yang ada dalam dokumen kontrak. FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 27 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat 8. Wajib memberitahukan perbaikan bila terdapat ketidak sesuaian pelaksanaan dengan dokumen kontrak. Memeriksa contoh bahan bangunan yang dibutuhkan dalam pelaksaan projek tersebut. 9. Membuat laporan bulanan yang menyangkut aspek realisasi biaya dan progres. 10. Memeriksa contoh bahan yang diserahkan oleh pemborongn agar bahan yang dipakai dengan bahan yang dipakai sesuai Tugas Konsultan Pengawas : 1. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja 2. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek. 3. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh pemilik proyek 4. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan. 5. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek. 6. Memilih dan memberikan pesetujuan mengenai tipe dan merek yang diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah dibuat sebelumnya. Wewenang Konsultan Pengawas : 1. Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja. 2. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak memperhatikan peringatan yang diberikan. 3. Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek serta berhak memeriksa gambar shop drawing pelaksana proyek. 4. Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan ( site instruction ). 5. Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya. FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 28 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat Konsultan MK/Manajemen Konstruksi : Perusahaan yang mewakili pemilik dalam pengelolaan proyek, sejak awal hingga akhir proyek. Tanggung Jawab Konsultan MK : 1. Mewakili owner dalam mengkoordinasi pelaksanaan dalam konstruksi. 2. Menjembatani hubungan antara owner dengan pihak konsultan perencana dan kontraktor serta mengatur rapat koordinasi secara rutin. 3. Memeriksa dan mengawasi selama pelaksanaan konstruksi dan memberikan laporan rutin kepada owner. 4. Memberi ijin pelaksanaan seperti ijin pengecoran, ijin pembongkaran bekisting dan sebagainya. 5. Memeriksa mutu pemakaian bahan bangunan dan mengujinya bila diperlukan 2.8.3. Pihak Kontraktor atau Pelaksana Menurut Husen (2011) yang disebut Kontraktor yaitu perusahaan yang dipilih dan disetujui untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi yang direncanakan sesuai dengan keinginan pemilik proyek dan bertanggung jawab penuh terhadap pembangunan fisik proyek. Biasanya penentuan kontraktor dilakukan melalui lelang/tender atau dapat juga melalui penunjukan langsung dengan negosiasi penawaran harga. Tugas Kontraktor : 1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak. 2. Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. 3. Membuat dokumen tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan dan diserahkan kepada owner. 4. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan proyek. 5. Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja. FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 29 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat 6. Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangan pekerjaan akibat kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung seluruh biayanya. 7. Menyerahkan hasil pekerjaan setelah pekerjaan proyek selesai. 2.9. Metode Pengadaan Proyek Menurut Wikipedia Indonesia Metode Pemilihan (pengadaan) adalah tata cara untuk melakukan pemilihan penyedia barang atau jasa yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Metode pemilihan barang atau jasa ini disusun dan ditetapkan oleh Kelompok Kerja yang berada dalam Unit Layanan Pengadaan (ULP), pada masing masing kementerian, lembaga, daerah, instansi. Selain dari kelompok kerja didalam ULP, bisa juga penyusunan dilakukan atau ditetapkan oleh Pejabat Pengadaan. 2.9.1. Jenis Metode Pemilihan Menurut Peraturan Presiden no 70 tahun 2012 metode pemilihan suatu proyek dibagi beberapa jenis yaitu : 1. Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat. ( Peraturan Presiden no 70 tahun 2012 pasal 1 ayat 23 ) 2. Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks. (Peraturan Presiden no 70 tahun 2012 pasal 1 ayat 24 ) 3. Pelelangan Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). (Peraturan Presiden no 70 tahun 2012 pasal 1 ayat 25) 4. Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). (Peraturan Presiden no 70 tahun 2012 pasal 1 ayat 26) 5. Seleksi Umum adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Jasa Konsultansi yang memenuhi syarat. (Peraturan Presiden no 70 tahun 2012 pasal 1 ayat 27) FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 30 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat 6. Seleksi Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). (Peraturan Presiden no 70 tahun 2012 pasal 1 ayat 28) 7. Sayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa yang memperlombakan gagasan orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan. (Peraturan Presiden no 70 tahun 2012 pasal 1 ayat 29) 8. Kontes adalah metode pemilihan Penyedia Barang yang memperlombakan barang/benda tertentu yang tidak mempunyai harga pasar dan yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan. (Peraturan Presiden no 70 tahun 2012 pasal 1 ayat 30) 9. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa. (Peraturan Presiden no 70 tahun 2012 pasal 1 ayat 23) Menurut Zidni (2008) Dalam Wahyudin (2004) Metode pemilihan jasa konstruksi yang sudah ditetapkan oleh Keppres No. 80/2003 dibagi 5 cara yaitu: 1. Pelelangan Umum Metode pemilihan barang atau jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara terbuka dengan pengumuman secara luas sekurang – kurangnya di suatu surat kabar nasional atau surat kabar provinsi. 2. Pelelangan Terbatas Pelelangan terbatas dapat dilaksanakan apabila dalam hal jumlah penyedia barang atau jasa yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan ntuk pekerjaan yang kompleks serta diumumkan secara luas sekurangkurangnya disuatu surat kabar nasional dana tau satu surat kabar provinsi dengan mencantumkan penyedia barang atau jasa yang mampu, sehingga memberi kesempatan kepada penyedia barang atau jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi. 3. Pemilihan Langsung Pemilihan langsung yaitu pemilihan penyedia barang atau jasa yang dilakukan dengan membandinkan beberapa penawaran, sekurang-kurangnya 3 penawaran dari penyedia brang atau jasa yang telah lulus prakualifikasi dan FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 31 Laporan Praktik Profesi Pekerjaan Arsitektur Pada Proyek Rumah Susun Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat dilakukan negoisasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan bila memungkinkan melalui interet. Pemilihan langsug dapat dilaksanakan manakala metode pelelangan umum atau metode pelalangan terbabtas dinilai tidak efisien dari segi pelelangan. 4. Penunjukan langsung Penunjukan langsung ini dapat dilakukan apabila dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus terhadap 1 penyedia barang atau jasa dengan cara melakukan negoisasi baik teknis maupun biaya, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. 5. Swakelola Swakelola adalah pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri oleh pelaksana swakelola dengan menggunakan tenaga sendiri dana tau tenaga dari luar, baik tenaga ahli maupun tenaga upah borongan. Tenaga ahli dari luar tidak boleh melebihi 50 persen dari tenaga sendiri. Metode swakelola yang kedua ialah swakelola oleh instansi pemerintah lain nonswadaya (univeritas negri, lembaga penelitian atau lembaga ilmiah pemerintah, dan lembaga pelatihan) adalah pekerjaan yang perecanaan dan pengawasannya dilakukan oleh pengguna barang atau jasa, sedangkan pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh instansi pemerintah yang bukan penanggung jawab anggaran. FUAD ALWI MAULANA – 41212010034 | FT. ARSITEKTUR http://digilib.mercubuana.ac.id/ | 32