PENDAHULUAN Latar Belakang Ayam Arab merupakan ayam tipe petelur unggul karena memiliki kemampuan bertelur yang cukup tinggi . Ayam Arab memiliki ciri-ciri antara lain bersifat lincah, agak liar, tidak mengeram, daya seksual pada jantan tinggi, kemampuan memproduksi telur yang tinggi, dan berpostur tubuh ramping. Keunggulan yang dimiliki ayam Arab menyebabkan ayam tersebut sering disilangkan dengan ayam jenis lain guna memperoleh bibit ternak unggul khususnya dalam produksi telur. Namun, perkawinan alami yang tidak terkontrol dapat menyebabkan keragaman genetik yang tinggi pada suatu populasi sehingga dapat menyebabkan menurunnya produktivitas ayam Arab tersebut. Keragaman genetik yang sering disebut juga dengan polimorfisme genetik merupakan salah satu klasifikasi sifat kualitatif dalam arti luas. Keragaman genetik suatu ternak dapat diketahui pada tingkat gen (genotipe) maupun penampakan luar (fenotipe). Penentuan keragaman genetik pada tingkatan gen salah satunya dapat dilakukan menggunakan fraksi-fraksi protein darah melalui polimorfisme proteinnya dengan metode elektroforesis, yaitu suatu cara analisis kimiawi yang didasarkan pada pergerakan molekul-molekul protein bermuatan di dalam medan listrik. Pola protein yang berbeda-beda pada hasil elektroforesis menunjukkan variasi fenotipe yang mewakili genotipe individu dan akan menghasilkan perbedaan distribusi frekuensi gen pada suatu populasi. Karakteristik genetik eksternal pada ayam dapat dilakukan melalui pengamatan fenotipe meliputi warna bulu, kerlip bulu, warna shank, dan bentuk jengger serta produksi telur. Identifikasi melalui karakteristik genetik eksternal lebih mudah dilakukan dibandingkan cara elektroforesis. Polimorfisme darah diatur secara genetis oleh pasangan alel, sedangkan keragaman genetik dapat dilihat dari karakter alel dari lokus tertentu yang merupakan ekspresi dari gen tertentu. Polimorfisme protein darah khususnya pada ternak ayam dapat dilihat dari protein albumin dan transferin yang berkaitan terhadap produksi telur. Beberapa penelitian menemukan tiga alel yang berbeda dari hasil identifikasi lokus pada masing-masing protein darah tersebut, yaitu alel A, B, dan C sehingga akan ditemukan beberapa macam genotipe yang dapat digunakan untuk seleksi ayam yang mempunyai produktivitas telur tertinggi. 1 Produksi telur ayam selain ditentukan dari segi genetik juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan yang kurang mendukung akan mengakibatkan produksi telur menurun meskipun mempunyai genetik yang baik. Salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap produksi telur adalah suhu lingkungan pada tempat pemeliharaan. Suhu lingkungan yang nyaman akan meningkatkan produksi telur karena sifat genetik akan muncul secara optimal bila diberikan lingkungan yang optimal pula, sedangkan suhu yang terlalu tinggi akan menurunkan produksi telur karena ayam mengalami stres panas. Tujuan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui polimorfisme genetik pada ayam Arab melalui analisis protein darah. Selanjutnya, polimorfisme protein darah ini dikaitkan dengan produksi telur ayam Arab pada suhu lingkungan kandang yang berbeda. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk melengkapi data karakteristik genetik eksternal seperti warna bulu, pola warna bulu, warna shank, dan bentuk jengger pada ayam Arab yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. 2