- Free Documents

advertisement
Resiliensi Definisi baru dari Kesehatan untuk Orang dan Komunitas Dimulai dengan Studi
Framingham Dawber, Meadors
, dan Moore , penelitian faktor resiko telah mencapai riwayat yang panjang dan sukses
dalam mengidentifikasi kelemahan biologis dan psikologis dari penyakit baik akut maupun
kronis. Pada usia tahun, kebanyakan rakyat Amerika akan memiliki beberapa faktor resiko
dari penyakit yang mengancam nyawa. Namun begitu studi menunjukkan mereka yang
mencapai usia ini tahun memiliki kesempatan hidup ratarata tahun lagi. Sebagai tambahan,
Akademi Ilmu Nasional National Academy of Science menemukan adanya penurunan tingkat
kecacatan, menurun hingga untuk pertama kalinya sejak tahun , pada lansia, dengan melihat
tingkat pendidikan, pola makan, olahraga, dan kemajuan kesehatan masyarakat dan
pelayanan kesehatan, semua membawa para lansia menuju usia lanjut yang lebih sehat
National Research Council . Bahkan para lansia yang mencapai usia tahun menunjukkan
tingkat kebahagiaan yang menyaingi orang usia muda dan tertawa sebanyak orang usia
muda Jopp amp Smith, . Bagaimana sesungguhnya sehingga mereka dapat
mempertahankan dirinya ketika sakit, dan bagaimana beberapa dari mereka dapat pulih dari
sakit yang mereka alami Pencarian pengetahuan mengenai kemampuan ini tidak hanya
mengenai mereka yang berhasil mengalahkan takdir mereka. Terdapat juga anomali atau
kelainan pada kesehatan komunitas Evans, Barer amp Marmor, , tingkat penyakit dan
kecacatan yang tidak dapat dilihat dari faktor resiko yang dimiliki, dan tingkat kesehatan
yang mengejutkan mengetahui bahwa mereka memiliki faktor resiko yang mengancam
nyawa mereka. Dan hal ini tidak dapat dijelaskan dalam penelitianpenelitian. Status sosial,
misalnya, ternyata berperan besar dalam peningkatan kesehatan meskipun telah dilakukan
kalkulasi multivariat rasio resiko antara resiko dan tingkat kesehatan yang buruk Marmot
amp Fuhrer, . Selanjutnya, terdapat paradoks pada beberapa grup yang menunjukkan hasil
yang berlawanan dengan gradien sosial Heidrich amp Ryff, . Salah satu contoh terbaik yang
dapat ditunjukkan adalah paradoks pada etnis Hispanik. Bahkan pada keadaan dimana
faktor resiko yang dimiliki sangat signifikan, mereka yang memiliki kekerabatan yang erat
dengan grup dengan etnis yang sama memiliki tingkat kesehatan yang lebih baik terlepas
dari status sosial mereka apakah menjamin atau tidak Fuentes Afflik, Hessol amp
PerezStable, Gould, Madan, Qin amp Chavez, .
Anomali ini dapat terjadi karena adanya matriks dari berbagai faktor yang terjalain dalam
hidup manusia dan komunitas yang menunjukkan resiliensi. Indikasi dari kemampuan
resiliensi ini dapat ditemukan dalam diri manusia, jalinan kekerabatan keluarganya, dan profil
sosiokultural dari hidup bertetangga dan komunitasnya. Dalam bab ini kami mengajukan
resiliensi sebagai konstruksi integratif yang menunjukkan salah satu pendekatan untuk
memahami bagaimana orang dan komunitasnya dapat mencapai tingkat kesehatan yang
baik dan hidup yang bahagia meskipun dilanda halhal yang menunjukkan sebaliknya. Tujuan
kami adalah untuk mendefinisikan resiliensi berdasarkan pemikiran terkini dalam
biopsikososial, untuk mengambil garis besar metode penelitian untuk mempelajari resiliensi,
dan untuk menunjukkan bagaimana pendekatan ini mampu menjadi pemicu penelitian dan
pengembangan selanjutnya untuk mempromosikan kesehatan. Apa itu Resiliensi Kami mulai
dengan definisi istilah untuk hal ini. Kebutuhan untuk adanya kejelasan semakin penting
setelah apa yang disebutkan oleh Rutter sebagai millenium Rorschasch. Sampai akhirakhir
ini, studistudi mengenai resiliensi merupakan provinsi tunggal dari psikologi perkembangan
Luthar, . Dalam arena ini, resiliensi dipelajari sebagai proses dinamis dari adaptasi yang
sukses terhadap hal yang merugikan yang nampak melalui kacamata psikopatologi
perkembangan. Dalam berbagai penelitian dan praktek, telah terjadi beberapa debat
mengenai definisi dan operasionalsisasi dari resiliensi Luthar, Cicchetti, amp Becker, .
Apakah resiliensi lebih tepat dikategorikan sebagai sebuah proses, sebuah sifat kepribadian,
sebagai proses perkembangan yang dinamis, sebagai sebuah hasil, atau semua di atas
Sebagai tambahan, dimana batasan antara adaptasi yang sukses dengan respon nonresilien
Dalam pandangan kami, resiliensi paling tepat didefinisikan sebagai sebuah hasil dari
adaptasi yang sukses terhadap kesulitan. Karakteristik dari orang dan situasi mampu
menidentifikasi adanya proses resiliensi, namun hanya akan disebut resiliensi jika mereka
mampu membawa diri mereka menuju hasil yang lebih baik setelah melalui keadaan yang
stress. Dua hal mendasar yang harus dtanyakan ketika menilai sebuah resiliensi. Pertama
adalah Pemulihan / Recovery, atau bagaimana seseorang mampu bangkit kembali dan pulih
sepenuhnya dari sebuah halangan Masten, Rutter, . Orang dengan resiliensi menunjukkan
adanya kapasitas untuk bangkit dengan cepat untuk berfungsi dengan normal secara
fisiologis,
psikologis, dan dalam hubungan sosial. Yang kedua dan yang sama pentingnya adalah
Ketahanan / Sustainability, yaitu kemampuan untuk tetap melangkah maju didepan sebuah
tantangan Bonnanno, . Untuk menilai kedua aspek ini kami menanyakan bagaimana baiknya
orang dapat mempertahankan kesehatan fisik dan psikologis dalam sebuah lingkungan yang
dinamis dan menantang. Definisi Pemulihan Dari Resiko menuju Resiliensi Salah satu
malash yang kami dapatkan dalam memahami proes pemulihan dari kejadian yang menekan
adalah kebanyakan model dari kesehatan fisik dan psikis tidak mampu menjabarkan secara
detail pemahaman mengenai definisi pemulihan. Masalah ini diperparah dengan frekuensi
kejadian pemulihan terhadap kesulitan yang terjadi di masyarakat. Dalam beberapa kasus,
kejadian hidup anak yang mengalami penyiksaan bahkan disebutkan di media sebagai
sebuah sulap yang biasa / ordinary magic. Ini terjadi secara konsisten dengan resiliensi yang
kami jumpai dalam komunitas kemampuan alami untuk bertahan dan bahkan dalam
beberapa kasus meningkatkan kemampuannya untuk menghadapi kesulitan. Orangorang
melaporkan bahwa mereka telah menemukan hal yang paling berarti dalam hidup,
menemukan bagaimana besarnya orang lain peduli terhadap mereka, dan menemukan
kekuatan baru dalam diri mereka Zautra, . Peneliti yang memfokuskan hal ini dalam resiko
perkembangan sering menemukan resiliensi sebagai sebuah pengecualian diibanding suatu
hal yang seharusnya terjadi luthar, . Bagaimanapun, orang adalah luar biasa, dan adalah hal
yang biasa, bukan langka, untuk melihat bagaimana resiliensi ini terjadi pada masa
anakanak Garmezy, dan sepanjang hidup Bonanno, Greve amp Staudinger, . Berberapa
tekanan psikologis yang diikuti pengalaman yang menekan telah diduga dan mungkin
merupakan kunci bagi keberhasilan adaptasi. Dari perspektif resiliensi, kecepatan dan
proses pemulihan yang menyeluruh dari sebuah bahaya adalah kunci hasil ultama yang
diobservasi. Sebuah pemulihan resiliensi mungkin dapat terjadi tanpa adanya bekas luka
emosional, namun kembalinya fungsi kesehatan tubuh dapat terjadi diluar apa yang telah
diprediksi dalam model psikologi perkembangam. Sebuah pandangan yang lebih lebar
mengenai kesehatan fisik dan mental merupakan titik awal yang baik untuk melihat
bagaimana pengalamanpengalaman resiliensi ini.
Meskipun respon resiliensi ini hampir terjadi secara universal, adalah kurang mungkin bahwa
kita semua berada dalam kapasitas yang sama, dan kekuatan ligkungan yang dapat
memperkuat atau melemahkan resiliensi terhadap stress menyebar secara merata dalam
populasi. Setiap orang berbeda dalam kekuatan diriya, fleksibilitas, dan kapasitas cadangan
Gallo, Bogart, Vrancean, amp Matthews, sebagaimana berbagai komunitas berbeda dalam
sumber daya yang dimilikinya dan secara keseluruhan kapasitas resiliensinya. Lebih jauh
lagi, tingkat respon terhadap lingkungan fisik dan sosial berbeda dari satu keluarga dengan
keluarga lain, dan dari satu lingkungan ke lingkungan lain Garmezy, . Beberapa peneliti
resiliensi telah memfokuskan pada ciriciri kepribadian seperti Friborg, Barlaug, Martinussen,
Rosenvinge amp Hjemdal, , dan telah menunjukkan adanya determinan sosiallingkungan
dari kapasitas respon dari individu. Namun tanpa memperhatikan keadaan sosial dan
psikologis dari komunitas, model resiliensi ini memiliki penerapan yang terbatas. Adanya
aspek psikologi sosial dan komunitas diperlkan jika kita ingin memahami mengapa
kebanyakan dari kita mampu mempertahankan keadaan dengan baik dan mempertahankan
pencapaian kita terhadap tujuan yang sudah kita tentukan jika kita menentukan tujuan
tersebut untuk kita maupun orang yang kita sayangi Cowen, . Sebagai tambahan, perhatian
terhadap faktor sosial dan kontekstual dapat menyediakan pandangan yang lebih luas dan
lebih baik, dalam menganalisa perbedaan proses resiliensi lintas kultur, sebuah area yang
memerlukan interogasi teori dan empiris yang lebih dalam. Kita seringkali gagal untuk
menemukan bahwa komunitas mengalami pemulihan juga, meskipun sangat berbeda jika
kita lihat secara lintas kultural dan lintas negara. Faktanya, pemulihan dari kehancuran yang
mengerikan adalah salah satu tema yang paling sering terjadi dalam sejarah dari suatu kota.
Sebagaimana diceritakan dalam The Resilient City Vale amp Campanella, , kotakota telah
mengalami kehacuran sepanjang sejarah. Hanya kota di dunia ini yang secara permanen
ditinggalkan Chandler amp Fox, , dan kota lainnya telah pulih dari kehancuran.
Sebagaimana Kelly telah memperingatkan kita prinsip adaptasi ternyata terjadi pada
manusia dan komunitas sebagaimana terjadi pada ekosistem yang lain. Telah berkalikali
terlihat bahwa dalam proses pemulihan dari kehancuran, sebagian besar anggota dari
sebuah komunitas menunjukkan peningkatan yang tidak biasa dari kerjasama dan
keterikatan satu sama lain.Namun begitu, perubahan perilaku ini tidak bertahan lama.
Apakah itu sebuah contoh yang ekstrim seperti tragedi / atau bencana alam yang sering
terjadi seperti
banjir atau angin puting beliung, masyarakat cenderung kembali seperti semula setelah
proses perbaikan atau pembersihan selesai. Pada banyak komunitas, resiliensi komunitas
berakhir dengan pemulihan yang cepat. Resiliensi sosial dapat sebagian terjadi dari krisis,
namun keberlangsungan resiliensi ini membutuhkan banyak intervensi di banyak aspek
komunitas, dan ada pendekatan unik pada pemulihan pada setiap sistem pemerintahan di
dunia. Komunitas jelasjelas pulih, namun bagaimana caranya dan apa implikasinya bagi
kapasitas resiliensi berikutnya tetap menjadi fokus perhatian kita. Definisi Mempertahankan
Pencapaian yang Positif Definisi mayor kedua dari resiliensi diadopsi dari ilmu ekologi dan
berhubungan langsung dengan konsep kapasitas cadangan. Holling, Schindler, Walker dan
Roughgarden mendefinisikan resiliensi ekosistem sebagai kapasitas sebuah ekosistem
untuk menyerap berbagai gangguan sebelum terjadi perubahan secara fundamental pada
sebuah sistem. Yang dimaksud dengan perubahan sistem tersebut oleh Holling dan kolega
yang lain seperti Adger bukanlah perubahan pada tingkat interaksi, namun perubahan yang
dinamis dan nonlinear pada hubungan antar bagianbagian dalam sebuah sistem. Ketika
seseorang mencapai dan melewati kapasitasnya untuk menerima sebuah kenyataan, kami
mengobservasi bukan hanya perubahan dalam tingkat kognisi, afeksi, dan perilaku namun
juga perubahan dalam sifat hubungan dalam elemenelemen responnya. Studi pada pasien
nyeri kronis menyajikan sebuah ilustrasi. Dalam periode nyeri dan stres, terjad perubahan
bukan hanya pada tingkat emosi negtaif namun juga hubungan antara periode positif dan
negatif, yang menunjukkan ada penurunan kompleksitas dari pengalaman afeksi seseorang
Zautra, , Zautra, Fasman, et al, . Dari hasil ini, tampaknya peningkatan stres dan nyeri
menurunkan kapasitas seseorang untuk membedakan antara emosi positif dan ketiadaan
emosi negatif, yang menurunkan ketahanannya terhadap afeksi positifnya.
Download