analisis kepuasan dan loyalitas konsumen restoran

advertisement
ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN
RESTORAN KARIMATA BOGOR
SKRIPSI
SYAJAROH DURI
H34080094
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
RINGKASAN
SYAJAROH DURI. H34080094. Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen
Restoran Karimata Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi
dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan NETTI
TINAPRILLA).
Penduduk Kota Bogor dari tahun ke tahun meningkat secara signifikan.
Jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 1990 sebesar 271.711 jiwa meningkat
secara signifikan pada tahun 2000 menjadi 750.819 jiwa dan pada tahun 2010
juga mengalami peningkatan menjadi 950.334.
Perubahan pola konsumsi yang terjadi pada sebagian besar masyarakat
Kota Bogor saat ini adalah kesibukan terhadap pekerjaan yang banyak menyita
waktu sehingga mereka tidak lagi sempat untuk menyiapkan makanan di rumah.
Kesibukan terhadap pekerjaan itu yang dapat menimbulkan masyarakat terbiasa
untuk makan diluar rumah yang dinilai oleh konsumen lebih praktis, berkualitas,
dan cepat saji. Selain dinilai lebih praktis, konsumen juga mengkonsumsi
makanan yang menyehatkan dan bergizi.
Restoran Karimata adalah salah satu restoran yang berlokasi di Depan
Pintu Tol Sentul Selatan 2 Grand Sentul City. Restoran Karimata menawarkan
keunikan tersendiri pada pengunjungnya yaitu dengan keunikan menu
makanannya yang menjadi ciri khas dari restoran ini. Ikan patin bakar dalam
bambu menjadi menu andalan dalam restoran ini dan menu favorit bagi para
pengunjungnya. Menurut pemilik, menu ikan patin bakar dalam bambu hanya
satu-satunya di Kota Bogor. Selain itu, para pengunjung juga dimanjakan dengan
pemandangan yang indah dalam menyantap makanannya. Restoran Karimata
mempunyai ciri yang khas dalam mempertahankan usahanya di dalam tingkat
persaingan yang tinggi, sudah seharusnya Restoran Karimata mengutamakan
kepuasan konsumen dengan selalu menjaga kepercayaan konsumen dan menjaga
kualitas menu yang disediakan. Apabila konsumen merasa puas dengan kinerja
suatu restoran maka konsumen akan memberikan informasi kepada teman-teman
tentang Restoran Karimata dan akan berkunjung kembali untuk menikmati
pelayanan dan menu yang ada di Restoran Karimata.
Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis proses keputusan pembelian
dalam melakukan pembelian di Restoran Karimata, (2) menganalisis tingkat
kepuasan konsumen pada Restoran Karimata, (3) menganalisis tingkat loyalitas
konsumen pada Restoran Karimata, dan (4) Merekomendasikan altenatif strategi
pemasaran yang tepat berdasarkan analisis perilaku konsumen terhadap Restoran
Karimata. Penelitian ini dilakukan di Restoran Karimata dengan menggunakan
jenis data primer dan sekunder. Metode pengambilan sampel dengan
menggunakan metode non probability sampling dengan teknik yaitu convinience
sampling dan pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode survei.
Jumlah Responden yang diwawancarai sebanyak 70 responden. Dalam penelitian
ini menggunakan alat analisis yaitu analisis deskriptif, Customer Satisfaction
Index (CSI), Importance Performance Analysis (IPA), dan piramida loyalitas.
Karakteristik konsumen Restoran Karimata yang sering berkunjung adalah
konsumen mayoritas berjenis kelamin perempuan, berdomisili di luar Bogor, usia
rata-rata 25-35 tahun dan pendidikan terakhir sarjana, dengan memiliki pekerjaan
sebagai pegawai swasta, dan rata-rata pendapatan atau uang saku yaitu sebesar
lebih dari Rp 4.5000.00,00.
Pada tahapan pengambilan keputusan pembelian adalah konsumen
termotivasi datang ke Restoran Karimata dikarenakan ingin mencari menu yang
khas dan unik, asal informasi mengenai Restoran Karimata yang didapatkan
konsumen berasal dari teman, atribut yang jadi pertimbangan konsumen untuk
berkunjung ke Restoran Karimata adalah cita rasa yang khas, konsumen
berkunjung ke Restoran Karimata pada hari yang tidak tentu, konsumen merasa
puas setelah mengonsumsi produk Restoran Karimata.
Indeks kepuasn konsumen dapat dilihat dari nilai Customer Satisfaction
Index (CSI) sebesar 73,16 persen artinya konsumen merasa puas dikarenakan
berada pada rentang 0,66-0,80. Berdasarkan diagram kartesius Importance
Performance Analysis (IPA) bahwa atribut yang perlu diperbaiki yang berada
pada kuadran I yaitu kesigapan pramusaji, kesopanan dan keramahan pramusaji,
ketersediaan area parkir, kebersihan ruangan restoran, dan ketersediaan dan
kebersihan musholla. Atribut yang perlu dipertahankan yaitu cita rasa menu
makanan dan minuman, porsi makanan dan minuman, keragaman pilihan
makanan dan minuman, pengetahuan dan penjelasan pramusaji terhadap produk,
kecepatan transaksi/pembayaran, kecepatan dalam penyajian makanan dan
minuman, kemudahan dalam menjangkau lokasi, kenyamanan ruangan,
ketersediaan dan kebersihan toilet dan wastafel, dan kebersihan peralatan makan.
Tingkatan loyalitas konsumen Restoran Karimata diukur menggunakan
analisis piramida loyalitas. Hasil dari tingkatan loyalitas konsumen menunjukkan
bahwa terdapat kategori switcher buyer sebesar 38,57 persen, kategori habitual
buyer sebesar 20 persen, kategori satisfied buyer sebesar 4,29 persen, kategori
liking the brand sebesar 17,14 persen dan kategori committed buyer sebesar 20
persen. Konsumen Restoran Karimata belum dikatakan loyal karena belum
membentuk piramida segitiga terbalik.
Alternatif dari strategi bauran pemasaran yang perlu dilakukan Restoran
Karimata diantaranya segera memperbaiki atribut yang berada pada kuadran I
yaitu pramusaji ketika konsumen berkunjung yaitu dengan 3S (Senyum Sapa
Salam) dan pramusaji siap sedia jika konsumen memerlukan bantuan. Dalam
memperbaiki kebersihan ruangan membersihkan terlebih dahulu meja dan kursi
oleh pramusaji sebelum konsumen menempati tempat duduk yang sudah
dibersihkan, untuk memperbaiki ketersediaan parkir adalah bekerja sama dengan
pihak kantor pemasaran The Grand Sentul City dan untuk perbaikan ketersediaan
dan kebershian musholla adalah merapikan karpet sajadah sesuai dengan
barisannya agar menampung konsumen yang ingin sholat lebih banyak,
menambah jumlah karpet sajadah dan perlengkapan sholat serta membuat tempat
untuk menggantung perlengkapan musholla.
ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN
RESTORAN KARIMATA BOGOR
SYAJAROH DURI
H34080094
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi
: Analisis Kepuasan dan Loyalitas Restoran
Karimata Bogor
Nama
: Syajaroh Duri
NIM
: H34080094
Menyetujui,
Pembimbing
Dr. Ir. Netti Tinaprilla, MMA
NIP. 19690410 199512 2 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, Ms
NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis
Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Restoran Karimata Bogor” adalah karya
sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Januari 2013
Syajaroh Duri
H34080094
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 29 Januari 1990. Penulis adalah
anak kedua dari pasangan Ayahanda H. Syafril dan Ibunda Hj. Mardiyah Hayati.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 04 Pagi Pondok Kelapa
pada tahun 2002 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahu 2005
di SMP Negeri 195 Jakarta. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMA Negeri
100 Jakarta diselesaikan pada tahun 2008.
Penulis diterima di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI) pada tahun 2008. Selama mengikuti pendidikan, penulis tercatat sebagai
pengurus Money Hunting Departement (MHD) Himpunan Profesi Mahasiswa
Peminat Agribisnis (HIPMA) tahun 2009 – 2010 dan tahun 2010 – 2011, dan Staf
Kementerian Budaya, Olahraga dan Seni BEM KM IPB Bersahabat pada tahun
2010 – 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kepuasan
dan Loyalitas Konsumen Restoran Karimata Bogor”. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis proses keputusan pembelian konsumen dalam melakukan
pembelian di Restoran Karimata, menganalisis tingkat kepuasan konsumen pada
Restoran Karimata, menganalisis tingkat loyalitas konsumen terhadap Restoran
Karimata, dan merekomendasikan alternatif strategi pemasaran yang tepat
berdasarkan analisis perilaku konsumen Restoran Karimata.
Namun demikian, penulis menyadari bahwa dalam penelitian skripsi ini
masih terdapat kekurangan. Skripsi ini diharapkan dapat berguna dan memberikan
manfaat kepada para pembaca.
Bogor, Januari 2013
Syajaroh Duri
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyelesaian skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan
terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1.
Dr. Ir. Netti Tinaprilla, MMA selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, waktu, kesabaran, motivasi dan perhatian
yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini
2.
Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen penguji utama pada ujian sidang
yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi
perbaikan hasil penelitian ini.
3.
Ir. Narni Farmayanti, M.Sc selaku dosen penguji komisi pendidikan pada
ujian sidang yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan
saran demi perbaikan hasil penelitian ini.
4.
Haris Fatori Aldila selaku pembahas seminaryang telah memberikan kritik
dan saran demi perbaikan penelitian ini.
5.
Orang tua, Bapak H. Syafril dan Ibu Hj. Mardiyah Hayati yang selalu
mendoakan, memberikan dukungan baik moril maupun materil serta kasih
sayang kepada penulis. Semoga ini dapat menjadi persembahan yang
terbaik.
6.
Keluarga besar Saleha dan Maemunah yang selalu memotivasi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
7.
Pihak Restoran Karimata yang telah mengizinkan untuk melakukan
penelitian di Restoran Karimata dan memberikan bantuan serta informasi
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
8.
Ibu Ida, Mbak Dian, Bu Yoyoh, Bapak Yusuf, dan seluruh staf sekretariat
serta Komisi Pendidikan Departemen Agribisnis yang telah membantu
penulis.
9.
Sahabat- sahabat terbaik penulis, Akbar Zaenal, Andi Facino, Arini Prihatin,
Diki More Sari, Farisah Firas, Haris Fatori Aldila, Herawati, Nuniek
Sudiningsih, dan
Syifa Maulia yang telah memberikan semangat,
kesenangan dan kesedihan serta mengajari banyak hal mengenai arti
persahabatan.
10.
Teman-teman terbaik penulis, Andi Aisyah Shintadevi, Fitriyah Sabrina,
Ranny Yulianti, dan Wulan Agustiana yang telah memberikan dukungan
dalam penulisan skripsi ini.
11.
Teman satu bimbingan Dian Puspitasari, Yuki Masiliana, dan Fitri
Purnamasari yang telah memberikan motivasi untuk penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12.
Anggarini Dianing S, Ni Putu Ayuning, Steffi Fikri, Emil Fatmala, Annisa
Kusumawardhani, Julia Rahmamita, Restika Raditia A, Shafiyyatul Ghina,
Mizani Adlina, Pingkan O, Aklima Dhiska, Ervan Fahreza, Andika Yuli S,
Gebry, Lutfiah Nur dan teman-teman agribisnis 45 yang tidak bisa saya
sebutkan satu per satu atas masukan kebersamaan, semangat,dan
persaudaraannya selama ini.
13.
Kak Shinta, Kak Dean, Kak Icha, Kak Nina, Kak Andre, Kak Indah, Kak
Ari, Kak Yana, Kak Enung, Utty, Deni, Suci, Rahma, Amel, Dziqi, Eris
yang telah mengajari banyak hal tentang teamwork.
14.
Rini Arianti, Chandra Dwi Narita, Hilda Nurul Hidayati, Tika Pratiwi, Wa
Ode Sofia Zahrah, dan teman-teman kostan blobo yang telah banyak
memberikan dukungan dan semangat dalam penulisan skripsi ini.
15.
Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi dan dukungan selama
penulis menyelesaikan studi di IPB yang tidak dapat disebutkan satu per
satu.
Bogor, Januari 2013
Syajaroh Duri
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ...................................................................................
i
DAFTAR TABEL ............................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................
ix
I.
PENDAHULUAN ................................................................
1.1 Latar Belakang ..............................................................
1.2 Perumusan Masalah ......................................................
1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................... .
1.5 Ruang Lingkup Penelitian .............................................
1
1
4
7
7
7
II.
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................
2.1 Proses Keputusan Pembelian .......................................
2.2 Kepuasan Konsumen ....................................................
2.3 Loyalitas Konsumen .....................................................
9
9
10
11
III.
KERANGKA PEMIKIRAN ..................................................
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................
3.1.1 Definisi Konsumen ............................................
3.1.2 Karakteristik Konsumen … ...............................
3.1.3 Karakteristik Produk..........................................
3.1.3.1 Dimensi Kualitas Produk Berupa Barang
3.1.3.2 Dimensi Produk Berupa Jasa atau Service
3.1.4 Perilaku Konsumen … ......................................
3.1.5 Proses Keputusan Pembelian.............................
3.1.5.1 Pengenalan Kebutuhan ..........................
3.1.5.2 Pencarian Informasi ...............................
3.1.5.3 Evaluasi Alternatif ................................
3.1.5.4 Keputusan Pembelian ............................
3.1.5.5 Hasil atau Perilaku Pasca Pembelian.....
3.1.6 Jenis-Jenis Perilaku Keputusan Pembelain … ..
3.1.7 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) .................
3.1.8 Konsep Kepuasan Konsumen ............................
3.1.8.1 Pengukuran Kepuasan Konsumen .........
3.1.8.2 Pengukuran Loyalitas Konsumen ..........
3.1.9 Konsep Loyalitas Konsumen….........................
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ..................................
13
13
13
13
14
14
15
16
20
20
21
22
23
24
24
26
28
29
31
33
34
IV.
METODE PENELITIAN .......................................................
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................
4.2 Metode Penentuan Sampel ...........................................
4.3 Desain Penelitian ...........................................................
4.4 Data dan Instrumentasi/Kuisioner .................................
38
38
38
39
39
4.5 Identifikasi Atribut Restoran Karimata .........................
4.6 Metode Pengumpulan Data ...........................................
4.7 Metode Pengolahan Data ..............................................
4.7.1 Analisis Deskriptif ...............................................
4.7.2 Uji Validitas ........................................................
4.7.3 Uji Reliabilitas .....................................................
4.7.4 Importance Performance Analysis (IPA) ............
4.7.5 Customer Satisfaction Index (CSI) ......................
4.7.6 Analisis Tingkat Loyalitas ..................................
4.8 Definisi Operasional ......................................................
40
41
41
42
42
43
44
46
48
50
V.
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ..................
5.1 Sejarah dan Perkembangan Restoran Karimata ...........
5.2 Pembagian Kerja Karyawan Restoran Karimata ..........
5.3 Operasional Restoran Karimata ...................................
5.4 Strategi Bauran Pemasaran Restoran Karimata ...........
5.4.1 Produk ..................................................................
5.4.2 Harga ...................................................................
5.4.3 Tempat .................................................................
5.4.4 Promosi ................................................................
5.4.5 Orang ...................................................................
5.4.6 Proses ..................................................................
5.4.7 Bukti Fisik ...........................................................
63
63
64
66
67
67
67
67
68
68
68
69
VI.
HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................
6.1 Karakteristik Umum Konsumen Restoran Karimata ...
6.1.1 Jenis Kelamin .......................................................
6.1.2 Domisili ................................................................
6.1.3 Usia .......................................................................
6.1.4 Tingkat Pendidikan ..............................................
6.1.5 Status Pernikahan .................................................
6.1.6 Pekerjaan ..............................................................
6.1.7 Pendapatan atau Uang Saku .................................
6.2 Proses Keputusan Pembelian ........................................
6.2.1 Pengenalan Kebutuhan .........................................
6.2.2 Pencarian Informasi ..............................................
6.2.3 Evaluasi Alternatif ................................................
6.2.4 Keputusan Pembelian ...........................................
6.2.5 Pasca Pembelian (Hasil) .......................................
6.3 Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen ...............
6.3.1 Indeks Kepuasan Konsumen .................................
6.3.2 Prioritas Perbaikan Atribut ...................................
6.3.3 Rangkuman Analisis Kepuasan Konsumen .........
6.3.4 Analisis Loyalitas Konsumen ...............................
6.3.3.1 Analisis Switcher Buyer ............................
6.3.3.2 Analisisi Habitual Buyer ...........................
6.3.3.3 Analisis Satisfied Buyer ............................
6.3.3.4 Analisis Liking The Brand .........................
70
70
70
70
71
71
72
73
73
74
74
76
78
80
85
88
88
90
115
116
117
118
118
119
6.3.3.5 Analisis Committed Buyer .........................
119
6.4 Hubungan Hasil Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Dengan
Karakteristik Umum Konsumen ...................................
6.5 Implikasi Alternatif Strategi Bauran Pemasaran ...........
6.5.1 Produk .................................................................
6.5.2 Harga ...................................................................
6.5.3 Tempat .................................................................
6.5.4 Promosi ................................................................
6.5.5 Proses ..................................................................
6.5.6 Orang ...................................................................
6.5.7 Bukti Fisik ...........................................................
121
122
123
124
124
125
125
126
127
KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................
7.1 Kesimpulan ....................................................................
7.2 Saran ..............................................................................
129
129
130
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................
131
LAMPIRAN . ..................................................................................
133
VII.
DAFTAR TABEL
Halaman
Nomor
1.
Jumlah Penduduk Kota Bogor pada Tahun 1990-2010 .......
1
2.
PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga
Berlaku Tahun 2008-2010 ...................................................
2
Perkembangan Restoran di Kota Bogor Tahun 2005-2011 .
4
3.
4. Atribut Restoran Karimata Sebelum Uji Pendahuluan..........
5.
40
Skor Penilaian Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan
Atribut ..................................................................................
44
6.
Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index (CSI) ...............
48
7.
Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Jenis Kelamin .................................................
70
8.
Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Alamat atau Domisili .....................................
71
9.
Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Usia .................................................................
71
10. Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................................
72
11. Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Status Pernikahan ...........................................
73
12. Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Pekerjaan ........................................................
73
13. Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Pendapatan atau Uang Saku ...........................
74
14. Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Motivasi untuk Makan di Luar Rumah .........
75
15. Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Manfaat Makan di Luar Rumah ....................
76
16. Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Sumber Informasi Utama ..............................
77
17. Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Fokus Perhatian dari Sumber Informasi ........
78
18. Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Pertimbangan Awal dalam Memilih Restoran
79
19. Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Atribut yang Dipertimbangkan dalam Memilih
Restoran Karimata ...............................................................
80
20. Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Cara Memutuskan untuk Mengunjungi Restoran
Karimata ..............................................................................
82
21. Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Sumber Informasi yang Mempengaruhi ........
82
22. Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Frekuensi Kunjungan dalam Satu Bulan .......
83
23. Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
84
Berdasarkan Hari Berkunjung ............................................
24. Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Waktu Kunjungan ...........................................
84
25. Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Jumlah Pengeluaran pada Saat Makan di Restoran
85
Karimata ..............................................................................
26. Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Tingkat Kepuasan Setelah Menikmati Menu di
Restoran Karimata ...............................................................
86
27. Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
87
Berdasarkan Reaksi Jika Harga Menu Meningkat ..............
28. Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan
Tindakan akan Merekomendasikan Restoran
Karimata ke Orang Lain ......................................................
87
29. Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) Restoran
Karimata Tahun 2012 ..........................................................
89
30. Nilai Rata-Rata Atribut Restoran Karimata Berdasarkan Tingkat
Kepentingan dan Tingkat Kinerja Tahun 2012 ...................
91
31. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Kesigapan Pramusaji Restoran Karimata ...............
94
32. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Kesopanan dan Keramahan Pramusaji Restoran Karimata 95
33. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Ketersediaan Area Parkir Restoran Karimata .........
96
34. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Kebersihan Ruangan Restoran Karimata ................
97
35. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Ketersediaan dan Kebersihan Musholla Restoran
Karimata ..............................................................................
98
36. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Cita Rasa Makanan dan Minuman Restoran Karimata
99
37. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Porsi Makanan dan Minuman Restoran Karimata ..
100
38. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Keragaman Pilihan Makanan dan Minuman Restoran
Karimata ..............................................................................
100
39. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Pengetahuan dan Penjelasan Pramusaji Terhadap Produk
Restoran Karimata ...............................................................
101
40. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Kecepatan Transaksi/Pembayaran
pada Restoran
Karimata ..............................................................................
102
41. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Kecepatan dalam Penyajian Makanan dan Minuman
Restoran Karimata ...............................................................
103
42. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Kemudahan dalam Menjangkau Lokasi Restoran
104
Karimata ..............................................................................
43. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Kenyamanan Ruangan Restoran Karimata .............
105
44. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Ketersediaan dan Kebersihan Toilet dan Wastafel
Restoran Karimata ...............................................................
105
45. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Peralatan Makan Restoran Karimata ......................
106
46. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Harga Berbagai Menu yang Disajikan Restoran Karimata 107
47. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Kesesuaian Harga Berbagai Menu dengan Kualitas yang
Dijanjikan Restoran Karimata .............................................
108
48. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Durasi waktu Buka Restoran Karimata ..................
109
49. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Ketersediaan Papan Nama Restoran Karimata .......
110
50. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Adanya Promosi Lewat Media Cetak dan Media
Elektronik Restoran Karimata .............................................
111
51. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Keindahan Tampilan Makanan dan Minuman Restoran
Karimata ..............................................................................
112
52. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Penampilan Pramusaji Restoran Karimata .............
113
53. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
Atribut Kemudahan Cara Pembayaran Pada Restoran Karimata
114
54. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan
115
Atribut Dekorasi Restoran ...................................................
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Nomor
1.
Jumlah Kunjungan Pengunjung Restoran Karimata Pada Bulan
Maret 2011 Sampai Bulan Mei 2012 ..................................
6
2.
Model Perilaku Pengambil Keputusan Pembelian ..............
17
3.
Tahapan Proses Pengambilan Keputusan Konsumen .........
20
4.
Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat pada Tingkat
Ketidaksesuaian ....................................................................
21
5.
Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif .......................
22
6.
Piramida Loyalitas Merek ...................................................
33
7.
Kerangka Pemikiran Operasional ........................................
37
8.
Diagram Kartesius Importance and Performance Analysis .
46
9.
Diagram Kartesius Importance Performance Analysis (IPA)
Restoran Karimata ...............................................................
92
10. Piramida Loyalitas Restoran Karimata ...............................
116
11. Piramida Loyalitas Konsumen Pegawai Swasta yang
Berdomisili di Luar Bogor Pada Restoran Karimata ..........
121
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Nomor
1.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .....................................
134
2.
Daftar Menu di Restoran Karimata ......................................
135
3.
Layout Restoran Karimata ...................................................
138
4.
Struktur Organisasi Restoran Karimata ...............................
139
5.
Dokumentasi ........................................................................
140
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Bogor merupakan kota dari salah satu Propinsi Jawa Barat. Letak kota
Bogor berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor dan letaknya sangat
dekat dengan ibukota negara, serta merupakan potensi yang strategis bagi
perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa bagi masyarakat Kota Bogor.
Luas wilayah Kota Bogor sebesar 11.850 Ha yang terdiri dari 6 kecamatan dan 68
kelurahan1. Kota Bogor berbatasan dengan kecamatan-kecamatan Kabupaten
Bogor yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja, Bojong Gede,
dan Kemang, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja dan Ciawi,
sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Darmaga dan Ciomas dan Sebelah
Barat berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk dan Caringin.
Jumlah penduduk Kota Bogor dari tahun ke tahun meningkat secara
signifikan. Jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 1990 sebesar 271.711 jiwa
meningkat secara signifikan pada tahun 2000 menjadi 750.819 jiwa dan pada
tahun 2010 juga mengalami peningkatan menjadi 950.334. Peningkatan penduduk
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor pada Tahun 1990-2010 (Jiwa)2
Jumlah Penduduk
1990
2000
2010
Bogor Selatan
52.061
147.507
181.392
Bogor Timur
62.403
77.000
95.098
Bogor Utara
81.046
132.113
170.443
Bogor Tengah
35.393
91.230
101.398
Bogor Barat
40.808
166.427
211.084
Tanah Sereal
-
136.542
190.919
271.711
750.819
950.334
Kecamatan
Jumlah
Sumber : BPS Kota Bogor (2012)
1
http://www.kotabogor.go.id/sekilas-bogor/letak-geografis [diakses tanggal 24 Juni 2012]
http://bogorkota.bps.go.id/index.php/penduduk-dan-tenaga-kerja/14-jumlah-penduduk- [diakses
tanggal 22 Juni 2012]
2
Peningkatan jumlah penduduk Kota Bogor dapat memberikan dampak
terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat Kota Bogor. Pertumbuhan ekonomi
masyarakat Kota Bogor dapat diukur dari dengan adanya peningkatan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha berdasarkan harga
berlaku pada beberapa tahun terakhir. PDRB Kota Bogor menurut lapangan usaha
berdasarkan harga berlaku menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi
dari tahun ke tahun. Adapun peningkatan PDRB Kota Bogor menurut lapangan
usaha berdasarkan harga berlaku dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2008-2010 (Rupiah)
Lapangan Usaha
PDRB (Rupiah)
Kenaikan Riil PDRB
Tahun 2008 (%)
2008
2009
22.265,70
24.008,43
6,72
192,14
207,34
7,91
2.532.965,67
3.044.078,40
20,18
Listrik, Gas dan Air Bersih
214.413,37
245.221,37
14,37
Konstruksi
575.020,92
653.511,28
13,65
3.955.080,82
4.528.576,95
14,50
1.338.788,63
1.719.767,35
28,46
1.023.935,21
1.216.482,77
18,80
427.281,09
472.745,77
10,64
Pertanian, Peternakan,
Kehutanan, Perikanan
Pertambangan dan
Penggalian
Industri Pengolahan
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
Pengankutan dan
Komunikasi
Keuangan, Persewaan, dan
Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
3
Sumber : BPS Kota Bogor (2012)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor menunjukkan
bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi terbesar
pada PDRB Kota Bogor. Dari tahun 2008 ke tahun 2009 pada sektor perdagangan,
hotel dan restoran peningkatan jumlah PDRB Kota Bogor cukup signifikan dari
3
http://bogorkota.bps.go.id/index.php/pendapatan-regionalpdrb/54-produk-domestik-bruto-pdrbkota-bogor-menurut-lapangan-usaha-atas-dasar-harga-berlaku?start=1 [diakses tanggal 22 Juni
2012]
nilai 3.955.080,82 juta rupiah menjadi 4.528.576,95 juta rupiah dengan persentse
kenaikan sebesar 14,50 persen dan sebagai penyumbang terbesar terhadap PDRB
Kota Bogor. Meningkatnya PDRB Kota Bogor khususnya pada sektor
perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan gaya hidup masyarakat Kota Bogor
yang cenderung berubah dari gaya hidup tradisional menuju gaya hidup
modernisasi yang mengarahkan pola konsumsi untuk makan diluar rumah.
Perubahan gaya hidup menyebabkan masyarakat Kota Bogor semakin
menginginkan nilai lebih dari sekedar makan di restoran. Nilai lebih yang
diinginkan seperti sarana sebagai berkumpul dan bertemu dengan keluarga
maupun kolega dan menemukan suasana berbeda yang jarang ditemukan bila
makanan ini dinikmati dirumah.
Perubahan pola konsumsi yang terjadi pada sebagian besar masyarakat
Kota Bogor saat ini adalah kesibukan terhadap pekerjaan yang banyak menyita
waktu sehingga mereka tidak lagi sempat untuk menyiapkan makanan di rumah.
Kesibukan terhadap pekerjaan itu yang dapat menimbulkan masyarakat terbiasa
untuk makan diluar rumah yang dinilai oleh konsumen lebih praktis, berkualitas,
dan cepat saji. Selain dinilai lebih praktis, konsumen juga mengkonsumsi
makanan yang menyehatkan dan bergizi.
Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor sudah berkembang cukup
pesat. Beragam jenis restoran mempunyai keunikan masing-masing mulai dari
warung tenda, cafe, lesehan, hingga restoran yang memasang harga mahal. Pada
Tabel 3 dilihat bahwa jumlah restoran di Kota Bogor cenderung meningkat. Pada
tahun 2005 sampai tahun 2007 mengalami peningkatan dari 222 unit menjadi 268
unit tetapi pada tahun 2008 dan tahun 2011 mengalami penurunan. Pada tahun
2008, jumlah restoran mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu dari 268
unit restoran menjadi 211 unit restoran. Penurunan ini disebabkan oleh kurang
mampunya bersaing dengan restoran yang lain akibat dari tingginya tingkat
persaingan serta dari beberapa faktor eksternal maupun internal sehingga memacu
setiap restoran di Kota Bogor menyiapkan strategi-strategi untuk mempertahankan
usahanya baik dari segi pelayanan, harga, menu maupun cita rasa yang berbeda.
Perkembangan restoran Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Perkembangan Restoran di Kota Bogor Tahun 2005-2011
Tahun
Jumlah
2005
222
2006
248
2007
268
2008
211
2009
225
2010
225
2011
219
Sumber : BPS Kota Bogor (2012)
Restoran Karimata adalah salah satu restoran yang berlokasi di Depan
Pintu Tol Sentul Selatan 2 Grand Sentul City. Restoran Karimata menawarkan
keunikan tersendiri pada pengunjungnya yaitu dengan keunikan menu
makanannya yang menjadi ciri khas dari restoran ini. Ikan patin bakar dalam
bambu menjadi menu andalan dalam restoran ini dan menu favorit bagi para
pengunjungnya. Menurut pemilik, menu ikan patin bakar dalam bambu hanya
satu-satunya di Kota Bogor. Selain itu, para pengunjung juga dimanjakan dengan
pemandangan yang indah dalam menyantap makanannya. Restoran Karimata
mempunyai ciri yang khas dalam mempertahankan usahanya di dalam tingkat
persaingan yang tinggi, sudah seharusnya Restoran Karimata mengutamakan
kepuasan konsumen dengan selalu menjaga kepercayaan konsumen dan menjaga
kualitas menu yang disediakan. Apabila konsumen merasa puas dengan kinerja
suatu restoran maka konsumen akan memberikan informasi kepada teman-teman
tentang Restoran Karimata dan akan berkunjung kembali untuk menikmati
pelayanan dan menu yang ada di Restoran Karimata.
1.2 Perumusan Masalah
Restoran Karimata, Bogor merupakan restoran yang terletak di daerah
Grand Sentul City tepatnya di depan Pintu Tol Sentul Selatan 2 dengan menu
utama yaitu ikan patin bakar dalam bambu. Restoran ini berdiri pada bulan
November 2008. Restoran ini menggunakan suasana tempat makan yang unik
karena pengunjung akan merasakan terpaan angin kencang seperti pada saat di
pantai sebab restoran ini berada pada ketinggian dan tanpa dinding pembatas.
Selain itu, pada cuaca cerah saat sore hari, mata pengunjung dimanjakan oleh
indahnya sunset yang berada di atas perbukitan Sentul Barat. Keunikan restoran
ini juga terdapat pada posisi tempat duduk karena ketinggian kepala pada saat
duduk di lesehan maupun di kursi sama, sehingga dimanapun pengunjung duduk
di kursi atau duduk dilesehan, mata pengunjung akan dapat melihat ke segala arah
(360 derajat) dengan pemandangan Tol Bogor Ring Road, Tol Jagorawi, Jembatan
Terpanjang Cikeas, Perbukitan Sentul Barat, dan Gunung Salak.
Restoran Karimata memiliki segmentasi untuk kalangan menengah ke atas
karena dilihat dari letak yang strategis berada di pinggir tol sehingga restoran ini
sering dilalui oleh kendaraan dan mudah terlihat oleh orang-orang yang
melewatinya. Target sasaran konsumen Restoran Karimata adalah pegawai
kantoran dan masyarakat umum. Restoran ini mempunyai motto yaitu
“Experience The Ultimate In Taste”. Sehingga para pengunjung yang telah
mencicipi makanan ini, akan kembali lagi karena telah mengalami rasa makanan
yang enak dan suasana yang nyaman untuk menikmati makan dengan
pemandangan yang sangat memanjakan mata para pengunjung.
Restoran Karimata berada di dekat Bellanova Country Mall yang
menyebabkan lingkungan semakin kompetitif sehingga kompetisi dalam merebut
hati konsumen semakin tinggi. Pesaing Restoran Karimata adalah restoran yang
menyediakan makanan dan minuman berat yang hampir mirip dengan restoran ini.
Restoran yang menjadi pesaing dalam restoran ini adalah Restoran Tumbar Jinten
yang letaknya kurang lebih 100 meter dari restoran ini. Restoran lain yang
menjadi pesaing restoran ini adalah Cafe Teratai, Obonk Steak, Kedai Kita, Eco
Raos dan Texas yang terletak di daerah Bellanova Country Mall.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak Restoran Karimata, restoran
ini setiap bulannya cenderung meningkat yang semula meningkat dari bulan
Maret 2011 sampai bulan Mei 2011 dari 3712 konsumen sampai 3927 konsumen
lalu turun pada bulan Juni 2011 menjadi 3859 konsumen. Pada bulan Juli 2011
sampai bulan Oktober 2011 meningkat dari 4054 konsumen sampai 5877
konsumen dan pada bulan November 2011 mengalami penurunan sebesar 197
konsumen. Bulan Desmber 2011 sampai bulan Janurari 2012 mengalami
peningkatan dan bulan Februari 2012 mengalami penurunan sebesar 154
konsumen dan mengalami peningkatan dari bulan Maret 2012 sampai bulan Mei
2012 dari 7831 konsumen menjadi 8573 konsumen. Jumlah pengunjung Restoran
Jumlah Kunjungan
(Orang)
Karimata pada bulan Maret 2011 – Mei 2012 dapat dilihat pada Gambar1.
10000
8000
6000
4000
2000
0
Keterangan :
= Jumlah Kunjungan (Orang)
Gambar 1. Jumlah Kunjungan Pengunjung Restoran Karimata pada Bulan Maret
2011 sampai Mei 2012
Penurunan jumlah kunjungan pengunjung Restoran Karimata disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu kecepatan pelayanan, kualitas pelayanan dan
banyaknya pesaing di sekitar lokasi restoran dan di Kota Bogor. Selain itu juga
dikarenakan adanya keluhan konsumen seperti area parkir yang kurang luas. Hal
ini dapat mempengaruhi tingkat pendapatan yang diterima oleh Restoran
Karimata. Banyaknya restoran yang berada di sekitar Restoran Karimata
mengakibatkan konsumen memiliki kebebasan untuk memilih restoran sehingga
lingkungan persaingannya sangat kompetitif. Oleh karena itu, ada banyaknya
pesaing Restoran Karimata menyebabkan restoran ini harus memperhatikan
keunggulan kualitas produk dan jasa yang ditawarkan kepada konsumennya agar
konsumen merasa puas dan loyal pada setiap pembeliannya di Restoran Karimata
dibandingkan dengan restoran lainnya.
Kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap Restoran Karimata dapat
dilihat dengan menggunakan karakteristik konsumen dan proses keputusan
pembelian. Kepuasan dan loyalitas konsumen tersebut dapat membantu Restoran
Karimata dalam memperbaiki atribut-atribut restoran dan menjalankan strategi
bauran pemasaran. Berdasarkan pemaparan diatas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini antara lain :
1. Bagaimana proses keputusan pembelian pada Restoran Karimata?
2. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen pada Restoran Karimata?
3. Bagaimana tingkat loyalitas konsumen pada Restoran Karimata?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pemaparan dari perumusan masalah, adapun tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis proses keputusan pembelian dalam melakukan pembelian di
Restoran Karimata.
2. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen pada Restoran Karimata.
3. Menganalisis tingkat loyalitas konsumen pada Restoran Karimata.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat bagi para pihak yang
berkepentingan :
1. Pihak Restoran Karimata, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan dalam upaya untuk
meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan guna untuk meningkatkan
kepuasan dan loyalitas konsumen dan sebagai alternatif strategi pemasaran
restoran.
2. Peneliti, dapat memberikan wawasan, pengalaman dan informasi baru
serta sarana untuk melatih kemampuan diri dan memahami konsep dan
teori yang didapatkan di perkuliahan.
3. Kalangan akademis, sebagai sumber untuk mendapatkan informasi atau
referensi yang dapat dijadikan dalam penelitian lebih lanjut.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini yaitu mengkaji karakteristik umum
konsumen, tahapan proses keputusan pembelian hingga tingkat kepuasan dan
konsumen dan mengkaji pengaruhnya terhadap loyalitas. Penelitian ini dilakukan
terhadap Restoran Karimata, Bogor yang berada di The Grand Sentul City.
Informasi yang dapat diperoleh penelitian ini adalah karakteristik konsumen,
proses keputusan pembelian, tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen, serta
rekomendasi alternatif bauran pemasaran untuk produk dan pelayanan dari
Restoran Karimata, Bogor. Pengambilan responden dilakukan hanya pada
konsumen Restoran Karimata dan telah berusia lebih atau sama dengan 17 tahun
serta pernah melakukan pembelian di Restoran Karimata. Objek yang diteliti
mencangkup semua jenis produk makanan dan minuman serta bentuk pelayanan
dan fasilitas Restoran Karimata.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Proses Keputusan Pembelian
Proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap yaitu (1) pengenalan
kebutuhan, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) pembelian, dan (5)
hasil (Engel et al. 1994). Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dari Ginting
(2009), Putriana (2010), dan Sianturi (2010) mengungkapkan bahwa motivasi
untuk mengunjungi restoran dalam tahap pengenalan kebutuhan adalah rasa yang
khas, harga yang terjangkau, dan adanya variasi makanan. Putriana (2010) juga
menambahkan indikator manfaat yang dicari oleh konsumen dalam mengunjungi
dan melakukan pembelian di restoran adalah konsumen mencari manfaat mudah
atau tidak repot dari mengunjungi dan melakukan pembelian di restoran (luar
rumah).
Dalam tahap pencarian informasi, konsumen memperoleh informasi pada
atribut sumber informasi mengenai restoran menurut Ginting (2009), Sianturi
(2010) dan Putriana (2010) adalah teman. Atribut informasi yang penting untuk
diketahui oleh konsumen adalah rasa makanan dan minuman (Ginting (2009),
Sianturi (2010) dan Putriana (2010)). Pada tahap evaluasi alternatif atribut
pertimbangan awal konsumen dalam mengunjungi restoran menurut Ginting
(2009) dan Putriana (2010) yaitu cita rasa makanan dan minuman yang menjadi
pertimbangan awal konsumen. Sedangkan menurut Sianturi (2010) yang menjadi
pertimbangan awal konsumen dalam mengunjungi restoran yaitu lokasi yang
strategis
dan
mudah
dijangkau.
Sementara
itu,
Putriana
(2010)
juga
mengungkapkan pertimbangan konsumen untuk memilih restoran dengan menu
masakan Jepang yaitu kenyamanan suasana restoran.
Menurut penelitian Ginting (2009) dan Sianturi (2010) dalam atribut cara
memutuskan pembelian pada tahap keputusan pembelian adalah tergantung
situasi. Akan tetapi menurut Putriana (2010) cara memutuskan pembelian adalah
merencanakan sejak awal dan pihak yang mempengaruhi kunjungan dalam
melakukan pembelian adalah teman dan inisiatif sendiri. Dalam penelitian Ginting
(2009) dan Sianturi (2010) konsumen memutuskan pembelian pada hari kerja
maupun hari libur. Tahap terakhir dari proses keputusan pembelian yaitu hasil dari
pasca pembelian. Dalam penelitian Putriana (2010) dan Sianturi (2010) hasil dari
pasca pembelian adalah konsumen merasa puas atas pembelian yang dilakukan.
Dalam penelitian Putriana (2010) mengatakan bahwa konsumen ingin melakukan
pembelian kembali dan akan merekomendasikan kepada orang lain. Menurut
Ginting (2009) apabila seorang konsumen merasa puas dengan pembelian yang
dilakukan, biasanya konsumen tersebut akan melakukan pembelian secara
berulang. Semakin banyak konsumen melakukan kunjungan, dapat dikatakan
bahwa konsumen tersebut merasa puas dengan kunjungan sebelumnya. Dalam
penelitinya, diketahui bahwa sebanyak 24,74 persen (24 orang) konsumen
melakukan kunjungan sebanyak dua kali dalam sebulan.
2.2
Kepuasan Konsumen
Menurut Ginting (2009), Putriana (2010), Sianturi (2010) mengenai
kepuasan konsumen menggunakan alat analisis berupa analisis deskriptif,
Customer Satisfaction Index, dan Importance Performance Analysis. Nilai indeks
kepuasan konsumen Ginting (2009) dengan nilai 74,80 persen atau 0,7480,
Putriana (2010) dengan nilai indeks kepuasan konsumen sebesar 74,28 persen
atau 0,7428, Sianturi (2010) dengan nilai 78,32 persen atau 0,7832. Dilihat dari
nilai indeks kepuasan konsumen dari para peneliti terdahulu dapat dikatakan
bahwa konsumen merasa puas atas pelayanan yang dilakukan oleh pihak restoran.
Hal ini dilihat dari indikator yang digunakan oleh semua peneliti terdahulu yang
berada pada rentang 0,61-0,80. Dilihat dari pengukuran kepuasan konsumen para
peneliti terdahulu dapat disimpulkan bahwa konsumen puas terhadap pelayanan
dari pihak restoran.
Hasil dari analisis tingkat kepuasan konsumen yang terdapat dari
penelitian terdahulu terdapat atribut yang dinilai bekerja dengan baik dan atribut
yang dinilai penting oleh konsumen. Menurut Ginting (2009) atribut yang perlu
dipertahankan yaitu cita rasa makanan, aroma makanan, kehigienisan makanan
dan perlengkapan makan, kenyamanan restoran, kebersihan ruang makan dan
lokasi restoran. Sedangkan menurut Putriana (2010) atribut yang perlu
diperhatikan yaitu cita rasa makanan dan minuman, kehigienisan dan kesegaran
bahan makanan dan minuman, kesigapan pelayan, keramahan dan kesopanan
pelayan, kebersihan toilet serta wastafel, kebersihan peralatan makan, kebersihan
ruangan restoran, dan kenyamanan restoran. Atribut yang perlu dipertahankan
pada penelitian Sianturi (2010) adalah kehigienisan makanan dan minuman yang
disajikan, kesegaran bahan baku, kebersihan ruangan, kenyamanan ruang makan,
perlengkapan makan yang higienis, cita rasa makanan dan minuman, harga yang
terjangkau dan relatif murah, kecepatan dan ketanggapan dalam pelayanan
penyajian dan pelayanan tanpa memilih pelanggan.
Setelah pihak restoran mengetahui kepuasan konsumen terhadap suatu
produk yang ditawarkan, ada beberapa atribut yang perlu ditingkatkan oleh pihak
restoran yang berguna untuk memberikan pelayanan yang semakin berkualitas.
Menurut penelitian Ginting (2009) atribut yang perlu ditingkatkan adalah
kesigapan pramusaji, keramahan dan kesopanan pramusaji dan kecepatan
penyajian. Penelitian Putriana (2010) atribut yang perlu ditingkatkan oleh pihak
restoran adalah harga makanan dan minuman dan ketersediaan area parkir. Dalam
penelitian Sianturi (2009) atribut yang perlu diperbaiki adalah fasilitas wastafel,
kecepatan pramusaji dalam menyelesaikan keluhan pelanggan, keramahan dan
kesopanan pramusaji, dan kepekaan pramusaji dalam menerima keluhan
pelanggan.
2.3
Loyalitas Konsumen
Dalam penelitian Ginting (2009) komposisi loyalitas konsumen terdiri dari
15,46 persen switcher buyer, 45,36 persen habitual buyer, 79,38 persen satisfied
buyer, 64,95 persen liking the brand, dan 73,20 persen committed buyer.
Sedangkan menurut Sianturi (2010) komposisi loyalitas konsumen terdiri dari
empat persen switcher buyer, lima persen habitual buyer, nol persen satisfied
buyer, 18 persen liking the brand, dan 73 persen committed buyer. Akan tetapi
dengan penelitian Putriana (2010) komposisi loyalitas konsumen terdiri dari 3,3
persen switcher buyer, 8,3 persen habitual buyer, 1,7 persen satisfied buyer, 30
persen liking the brand, dan 56,7 persen commited buyer.
Kondisi loyalitas konsumen dalam penelitian Ginting (2009), Putriana
(2010) dan Sianturi (2010) sudah cukup baik karena telah membentuk segitiga
terbalik, namun pada penelitian Ginting (2009) kondisi pada satisfied buyer
dinilai kurang baik karena lebih besar dari tingkatan sebelumnya kemudian
konsumen pada restoran ini sudah cukup loyal karena mayoritas konsumen telah
merekomendasikan kepada orang lain untuk membeli produk di restoran ini.
Putriana (2010) dan Sianturi (2010) dari hasil analisis loyalitas konsumen dapat
dikatakan
baik
bahwa
pihak
restoran
perlu
mempertahankan
bahkan
meningkatkan kinerja restoran agar jumlah konsumen dengan tipe liking the brand
dan commited buyer semakin meningkat.
Dilihat dari hasil penelitian terdahulu dapat dijadikan sebagai bahan acuan
peneliti mengenai kepuasan dan loyalitas konsumen yang terjadi pada lokasi
penelitian peneliti. Penelitian terdahulu ini juga dijadikan sebagai referensi dalam
penentuan atribut produk, data yang digunakan dan alat analisis yang digunakan
oleh peneliti. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah
lokasi, objek, waktu, dan kondisi yang dilakukan dalam penelitian. Penelitian ini
dilakukan di Restoran Karimata yang terletak di Bogor. Atribut yang digunakan
oleh peneliti sebanyak 24 atribut.
III.
KERANGKA PEMIKIRAN
3.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1
Definisi Konsumen
Konsumen adalah setiap orang yang telah menggunakan atau memakai
produk atau jasa yang dihasilkan oleh produsen. Konsumen adalah setiap orang
pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan
diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan (Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumen)4. Menurut Sumarwan (2011) konsumen sering
diartikan sebagai dua jenis konsumen yaitu konsumen individu dan konsumen
organisasi. Konsumen individu diartikan sabagai konsumen yang membeli barang
dan jasa untuk digunakan sendiri, anggota keluarga lain atau seluruh anggota
keluarga atau sebagai hadiah. Konsumen organisasi meliputi organisasi bisnis,
yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah, lembaga pendidikan, rumah sakit dan
perkantoran. Konsumen organisasi dalam menggunakan barang dan jasa untuk
menjalankan kegiatan organisasinya.
Menurut Sumarwan (2002) konsumen individu dan konsumen organisasi
adalah sama pentingnya. Mereka memberikan sumbangan yang sangat penting
bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi, tanpa konsumen individu, produk
dan jasa yang dihasilkan perusahaan tidak mungkin bisa laku terjual. Konsumen
individulah yang langsung mempengaruhi kemajuan dan kemunduran perusahaan.
Produk sebaik apapun tidak akan ada artinya bagi perusahaan jika ia tidak dibeli
oleh konsumen individu. Konsumen individu adalah tulang punggung
perekonomian nasional, sebagian besar pabrik dan perusahaan serta sektor
pertanian menghasilkan produk dan jasa untuk digunakan oleh konsumen akhir.
3.1.2
Karakteristik Konsumen
Menurut Sumarwan (2002), karakteristik konsumen meliputi pengetahuan
konsumen, demografi, ekonomi, dan sosial konsumen. Pengetahuan konsumen
akan
mempengaruhi
keputusan
pembelian.
Ketika
konsumen
memiliki
pengetahuan lebih banyak, maka ia akan lebih baik dalam mengambil keputusan,
4
http://www.esdm.go.id/prokum/uu/1999/uu-8-1999.pdf [Diakses 22 Juni 2012]
ia akan lebih efisien dan lebih tepat dalam mengolah informasi dan mampu
merecall informasi dengan lebih baik.
Karakteristik demografi berperan sangat penting untuk memahami
konsumen. Faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik demografi yaitu usia,
jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa, pendapatan, jenis
keluarga, status pernikahan, lokasi geografi dan kelas sosial. Memahami usia
konsumen sangat
penting karena
konsumen
yang berbeda
usia
akan
mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda dan juga akan mengakibatkan
perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek. Pendapatan merupakan imbalan
yang diterima oleh seorang konsumen dari pekerjaan yang dilakukannya untuk
mencari nafkah. Pendapatan adalah sumberdaya material yang sangat penting bagi
konsumen. Karena dengan pendapatan konsumen bisa membiayai kegiatan
konsumsinya. Jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli dari
seorang konsumen. Daya beli akan menggambarkan banyaknya produk dan jasa
yang bisa dibeli dan dikonsumsi oleh seorang konsumen dan seluruh anggota
keluarganya.
3.1.3
Karakteristik Produk
Menurut Umar (2005), produk adalah suatu yang dapat ditawarkan ke
pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi
yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan. Hal yang mendasar dalam
kebijakan produk yaitu mengenai kualitas produk. Kualitas suatu produk baik
berupa barang maupun jasa perlu ditentukan melalui dimensi-dimensinya.
Dimensi kualitas produk dapat dijelaskan sebagai berikut :
3.1.3.1 Dimensi Kualitas Produk Berupa Barang
Menurut Gasperz dalam Umar (2005) ada delapan dimensi kualitas
produk, yaitu sebagai berikut :
1. Performance, berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan
karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang
tersebut.
2. Features, aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, dan
berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.
3. Reliability, berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang
berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu
tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
4. Conformance, berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang
telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Konfirmasi
merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan
karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan.
5. Durability, suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa
pakai barang.
6. Serviceability, karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi,
kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.
7. Aesthetics, karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika
yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari prefensi
individual.
8. Fit and Finish, sifat subyektif yang berkaitan dengan perasaan pelanggan
mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas.
3.1.3.2 Dimensi Produk Berupa Jasa atau Service
Menurut Zeithaml dalam Umar (2005) ada lima dimensi dalam
menentukan dimensi kualitas jasa, yaitu :
1. Reliability, kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan janji yang
ditawarkan.
2. Responsiveness, respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan
dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang meliputi kesigapan
karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani
transaksi, dan penanganan keluhan pelanggan.
3. Assurance, kemampuan karyawan atas pengetahuan produk secara tepat,
kualitas keramah-tamahan, perhatian dan
kesopanan dalam memberi
pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam
memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan
kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.
Dimensi kepastian atau jaminan ini merupakan gabungan dari dimensi:
a. Kompetensi (Competence), keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki
oleh para karyawan untuk melakukan pelayanan.
b. Kesopanan (Courtesy), meliputi keramahan, perhatian, dan sikap para
karyawan.
c. Kredibilitas (Credibility), yang berhubungan dengan kepercayaan kepada
perusahaan, seperti reputasi, prestasi dan sebagainya.
4. Emphaty, perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada
pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan
karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk
memahami keinginan dan kebutuhan pelangganya.
Dimensi Emphaty merupakan penggabungan dari dimensi :
a. Akses (Access), kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan
perusahaan.
b. Komunikasi (Communication), kemampuan melakukan komunikasi untuk
menyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh masukan
dari pelanggan.
c. Pemahaman pada Pelanggan (Understanding the Customer), usaha
perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan
pelanggan.
3.1.4
Perilaku Konsumen
Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2002) perilaku
konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka
harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Perilaku konsumen adalah semua
kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut
pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan
produk dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi
(Sumarwan 2002)
Menurut Kotler dan Amstrong (2008) perilaku konsumen adalah perilaku
pembelian konsumen akhir baik perorangan maupun rumah tangga yang membeli
barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Sedangkan menurut Engel et al (1994)
perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam
pemerolehan, pemakaian dan pengaturan produk dan jasa, termasuk proses
keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menjadi
determinan dalam proses keputusan pembelian yaitu pengaruh lingkungan,
perbedaan individu, dan proses psikologis. Berikut ini gambar model perilaku
pengambilan keputusan konsumen pada Gambar 2.
Pengaruh
Lingkungan
Budaya, Kelas Sosial,
Pengaruh Pribadi,
Keluarga, dan Situasi
Perbedaan
Individu
Sumber Daya
Konsumen,
Motivasi dan
Keterlibatan,
Pengetahuan,
Sikap,
Kepribadian,
Gaya Hidup,
Demografi
Proses
Psikologis
Proses Keputusan
Pengenalan
Kebutuhan, Pencarian
Informasi, Evaluasi
Alternatif, Pembelian,
dan Hasil
Pengolahan
Informasi,
Pembelajaran
, Perubahan
Sikap, dan
Perilaku
Strategi Pemasaran
Gambar 2. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen
Sumber : Engel et al (1994)
Dalam model perilaku pengambilan keputusan konsumen yang telah
dijelaskan dalam gambar diatas bahwa perilaku pengambilan keputusan konsumen
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
a. Pengaruh lingkungan, dalam pengaruh lingkungan dipengaruhi oleh
budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi. Budaya
dalam perilaku konsumen lebih mengacu pada nilai, gagasan, artefak, dan
simbol-simbol lain yang bermakna yang membantu individu untuk
berkomunikasi, melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai anggota
masyarakat. Kelas sosial adalah pembagian di dalam masyarkat yang
terdiri dari individu-individu yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang
sama. Dalam perilaku mereka dibedakan oleh perbedaan status
sosioekonomi yang berjajar dari yang rendah hingga yang tinggi. Pengaruh
pribadi sangat berhubungan erat dengan tiap-tiap konsumen dan timbulnya
orang-orang disekitar kita sebagai konsumen. Keluarga adalah kelompok
yang terdiri dari atas dua orang atau lebih yang dihubungkan melalui
darah, perkawinan, atau adopsi dan yang tinggal bersama. Keluarga
merupakan unit pengambilan keputusan utama dengan pola peranan dan
fungsi yang kompleks dan bervariasi. Pengaruh situasi dapat dipandang
sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan
tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan
karakteristik objek. Situasi konsumen sebenarnya dapat dipisahkan ke
dalam tiga jenis utama yaitu situasi komunikasi, situasi pembelian, dan
situasi pemakaian. Karakteristik utama dalam situasi konsumen yaitu
lingkungan fisik dan sosial, waktu, tugas, dan keadaan anteseden.
b. Perbedaan individu, dalam perbedaan individu dibedakan menjadi lima
yaitu sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan,
sikap dan kepribadian, gaya hidup dan demografi. Konsumen memiliki
tiga sumber daya utama yang mereka gunakan dalam proses pertukaran
dan melalui proses ini pemasar memberikan barang dan jasa. Ketiga
sumber daya ini adalah ekonomi, temporal, dan kognitif. Persepsi
konsumen mengenai sumber daya yang tersedia mungkin mempengaruhi
waktu kesediaan untuk menggunakan uang atau waktu untuk produk.
Pembelian sangat dipengaruhi oleh pendapatan konsumen. Kekayaan
adalah variabel yang sangat menarik bagi pemasar. Sumber daya
konsumen yang besar kedua adalah waktu. Produk dan jasa yang
diklasifikasikan menurut sifat waktu disebut barang waktu. Barang yang
menggunakan waktu mensyaratkan pemakaian waktu dengan produknya
dan menyertakan produk. Produk yang menghemat waktu memungkinkan
konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka melalui pembelian jasa
atau barang yang mengurangi waktu yang diperlukan dalam kegiatan lain.
Konseptualisasi kontemporer adalah anggaran waktu, yang mencakupi
waktu yang dibayar, waktu wajib, dan waktu leluasa. Jenis sumber daya
konsumen yang besar ketiga adalah kapasitas kognitif. Alokasi dari
kapasitas kognitif dikenal sebagai perhatian. Karena kapasitas ini terbatas,
orang harus selektif dalam apa yang mereka perhatikan dan berapa banyak
perhatian dialokasikan selama pengolahan informasi. Kebutuhan adalah
variabel utama dalam motivasi. Kebutuhan didefinisikan sebagai
perbedaan yang disadari antara keadaan ideal dan keadaan sebenarnya,
yang memadai untuk mengaktifkan perilaku. Bila kebutuhan diaktifkan,
hal ini menimbulkan dorongan (perilaku yang diberi tenaga), yang
disalurkan ke arah tujuan tertentu yang sudah dipelajari sebagai insentif.
Keterlibatan adalah faktor penting dalam mengerti motivasi. Keterlibatan
mengacu pada tingkat relevansi yang disadari dalam tindakan pembelian
dan konsumsi. Bila keterlibatan tinggi, ada motivasi untuk memperoleh
dan mengolah informasi dan kemungkinan yang jauh lebih besar dari
pemecahan masalah yang diperluas. Pengetahuan merupakan informasi
yang disimpan di dalam ingatan konsumen. Informasi yang dipegang oleh
konsumen mengenai produk akan sangat mempengaruhi pola pembelian.
Sikap didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh. Intensitas, dukungan,
dan kepercayaan adalah sifat penting dari sikap. Hubungan sikap-perilaku
seharusnya bertumbuh lebih kuat dari pengukuran sikap menetapkan
secara benar komponen tindakan, target, waktu, dan konteks, interval
waktu antara pengukuran sikap dan perilaku menjadi lebih singkat, sikap
didasarkan pada pengalaman langsung dan perilaku menjadi kurang
dipengaruhi oleh pengaruh sosial. Kepribadian, nilai dan gaya hidup
merupakan sistem yang penting untuk mengerti mengapa orang
memperlihatkan perbedaan dalam konsumsi produk dan preferensi merek.
Kepribadian didefinisikan sebagai respon yang konsisten terhadap
stimulus lingkungan. Gaya hidup adalah pola dimana orang hidup dan
menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup adalah hasil dari jajaran total
ekonomi budaya, dan kekuatan kehidupan sosial yang menyokong kualitas
manusia seseorang. Gaya hidup dan kepribadian yang mendasari atau nilai
yang dapat direfleksikan agar lebih tampak. Demografi adalah
karakteristik dimiliki oleh masyarakat dapat berupa umur, jenis kelamin,
pekerjaan dan pendapatan.
c. Proses psikologis, merupakan hal penting dalam mempengaruhi konsumen
dalam proses keputusan. Ada tiga proses psikologis utama yaitu
pemrosesan informasi, pembelajaran, dan perubahan sikap atau perilaku.
Pemrosesan informasi adalah proses dimana suatu stimulus diterima,
ditafsirkan, disimpan di dalam ingatan, dan belakangan diperoleh kembali.
Pembelajaran
didefinisikan
sebagai
proses
dimana
pengalaman
menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap, dan atau perilaku.
Perubahan sikap dan perilaku menjadi sasaran pemasaran karena dapat
dipengaruhi oleh berbagai situasi.
3.1.5 Proses Keputusan Pembelian
Menurut Engel et al (1995) terdapat lima tahapan proses pengambilan
keputusan konsumen yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian, dan hasil atau perilaku pasca pembelian. Secara
umum proses pengambilan keputusan pembelian dapat dilihat pada Gambar 3.
Pengenalan
Pencarian
Evaluasi
Keputusan
Kebutuhan
Informasi
Alternatif
Pembelian
Perilaku
Pasca
Pembelian
Gambar 3. Tahapan Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
Sumber : Engel, Blackwell, dan Miniard (1994)
3.1.5.1 Pengenalan Kebutuhan
Menurut Engel et al (1995) pengenalan kebutuhan didefinisikan sebagai
persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang
memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses keputusan. Pengenalan
kebutuhan pada hakikatnya bergantung pada berapa banyak ketidaksesuaian yang
ada di antara keadaan aktual (yaitu situasi konsumen sekarang) dan keadaan yang
diinginkan (yaitu situasi yang konsumen inginkan). Ketika ketidaksesuaian ini
melebihi tingkat atau ambang tertentu, kebutuhan pun dikenali. Jika
ketidaksesuaian berada di bawah tingkat ambang, maka pengenalan kebutuhan
pun tidak terjadi. Suatu kebutuhan harus lebih dahulu diaktifkan sebelum dapat
dikenali. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengaktifan kebutuhan yaitu
keadaan yang berubah, pemerolehan produk, konsumsi produk, pengaruh
pemasaran, dan perbedaan individu. Secara umum proses pengenalan kebutuhan
dapat dilihat pada Gambar 4.
Keadaan Yang Diinginkan
Dibawah Ambang
Keadaan Aktual
Tingkat
Ketidaksesuaian
Tidak Ada
Pengenalan
Kebutuhan
Diatas Ambang
Pengenalan
Kebutuhan
Gambar 4. Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat pada Tingkat
Ketidaksesuaian
Sumber: Engel, Blackwell dan Miniard (1994)
3.1.5.2 Pencarian Informasi
Menurut Engel et al (1995) pencarian informasi merupakan tahap kedua
dari proses pengambilan keputusan yang didefinisikan sebagai aktivasi
termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan atau pemerolehan
informasi dari lingkungan. Pencarian informasi dibedakan menjadi dua macam
yaitu pencarian internal dan pencarian eksternal.
a. Pencarian Internal
Pencarian internal adalah pencarian informasi melalui ingatan untuk
melihat pengetahuan yang relevan dengan keputusan yang tersimpan di dalam
ingatan jangka panjang. Jika pencarian informasi ini mengungkapkan informasi
yang memadai untuk memberikan arah tindakan yang memuaskan, maka
pencarian eksternal tidak diperlukan.
b. Pencarian Eksternal
Pencarian eksternal diperlukan jika pencarian internal terbukti tidak
mencukupi sehingga konsumen mungkin memutuskan untuk mengumpulkan
informasi tambahan dari lingkungan. Menurut Kottler (2004) sumber-sumber
informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber
terhadap keputusan pembelian selanjutnya yaitu digolongkan kedalam empat
kelompok :
1.
Sumber pribadi
: keluarga, teman, tetangga, kenalan
2.
Sumber komersial
: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan dan pajangan
3.
Sumber publik
: media massa, organisasi penentu peringkat
konsumen
4.
Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk
3.1.5.3 Evaluasi Alternatif
Menurut Engel et al (1995) evaluasi alternatif merupakan tahap ketiga dari
proses pengambilan keputusan dimana konsumen mengevaluasi alternatifalternatif dan diseleksi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada tahap ini
terdapat empat komponen dasar proses evaluasi alternatif yaitu (1) menentukan
kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk menilai alternatif, (2) memutuskan
alternatif mana yang akan dipertimbangkan, (3) menilai kinerja dari alternatif
yang dipertimbangkan, dan (4) memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk
membuat pilihan akhir. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5.
Menentukan Kriteria
Menentukan Alternatif
Menilai Kinerja Alternatif
Menerapkan Kaidah Keputusan
Gambar 5. Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif
Sumber: Engel, Blackwell dan Miniard (1994)
Pada tahap ini, konsumen menggunakan kriteria evaluasi sebagai atribut
yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan sehingga dapat
memberikan manfaat yang dicari dan memuaskan kebutuhan tersebut. Kriteria
evaluasi tidak lebih daripada dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam
menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria evaluasi yang sering digunakan
konsumen untuk mempertimbangkan evaluasi alternatif yaitu harga, nama merek,
negara asal, dan kriteria evaluasi yang bersifat hedonik (prestise, status). Kriteria
evaluasi tertentu yang digunakan oleh konsumen selama pengambilan keputusan
akan bergantung pada beberapa faktor yaitu pengaruh situasi, kesamaan alternatifalternatif pilihan, motivasi, keterlibatan, dan pengetahuan. Setelah kriteria
evaluasi, selanjutnya konsumen harus menentukan perangkat alternatif yang dari
suatu pilihan yang akan dibuat (perangkat pertimbangan) yang bergantung pada
kemampuan konsumen untuk mengingat informasi-informasi yang bertahan
dalam ingatan. Tahap terakhir setelah melakukan penilaian terhadap alternatifalternatif pilihan adalah menyeleksi kaidah keputusan. Kaidah keputusan
menggambarkan strategi atau prosedur yang digunakan untuk membuat pilihan
akhir. Kaidah ini disimpan di dalam ingatan dan diperoleh kembali jika
diperlukan.
3.1.5.4 Keputusan Pembelian
Menurut Engel et al (1995) tindakan pembelian adalah tahap besar terakhir
di dalam model perilaku konsumen. Sekarang konsumen harus mengambil tiga
keputusan yaitu (1) kapan membeli, (2) dimana membeli, dan (3) bagaimana
membayar. Pembelian merupakan fungsi dari dua determinan yaitu (1) niat dan
(2) pengaruh lingkungan dan atau perbedaan individu.
Niat pembelian konsumen dimasukkan ke dalam dua kategori yaitu (1)
baik produk maupun merek dan (2) kelas produk saja. Niat kategori pertama
umumnya disebut pembelian yang terencana sepenuhnya. Hal ini merupakan hasil
dari keterlibatan tinggi dan pemecahan masalah yang diperluas. Konsumen akan
lebih bersedia menginvestasikan waktu dan energi dalam berbelanja dan membeli.
Pada niat kategori kedua disebut sebagai pembelian terencana walaupun pilihan
merek dibuat di tempat penjualan.
Menurut Kotler (2004) terdapat dua faktor yang berada diantara niat
pembelian dan keputusan pembelian yaitu sikap orang lain dan faktor situasi yang
tidak terantisipasi. Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang
disukai seseorang akan bergantung pada dua hal, yaitu (1) intensitas sikap negatif
orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan (2) motivasi konsumen
untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin gencar sikap negatif orang lain dan
semakin dekat orang tersebut dengan konsumen, semakin besar konsumen akan
mengubah niat pembeliannya. Keadaan sebaliknya juga berlaku jika preferensi
seorang pembeli terhadap suatu merek akan meningkat jika seseorang yang ia
sukai juga sangat menyukai merek yang sama. Faktor kedua yaitu faktor situasi
yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembeli.
3.1.5.5 Hasil atau Perilaku Pasca Pembelian
Menurut Engel et al (1995) perilaku pasca pembelian yang hasilnya adalah
kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan berfungsi mengukuhkan loyalitas
pembeli, sementara ketidakpuasan dapat menyebabkan keluhan, komunikasi lisan
yang negatif, dan upaya untuk menuntut ganti rugi melalui sarana hukum
Menurut Sumarwan (2004) didalam suatu proses keputusan, konsumen
tidak akan berhenti hanya sampai proses konsumsi. Konsumen akan melakukan
proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah dilakukannya. Hasil dari proses
evaluasi pasca konsumsi adalah konsumen puas atau tidak puas terhadap produk
atau merek yang telah dilakukannya. Setelah mengkonsumsi suatu produk atau
jasa, konsumen akan memiliki perasaan puas atau tidak puas terhadap produk atau
jasa yang dikonsumsinya. Kepuasan akan mendorong konsumen membeli dan
mengkonsumsi ulang produk tersebut. Sebaliknya perasaan yang tidak puas akan
menyebabkan konsumen kecewa dan menghentikan pembelian kembali dan
konsumsi produk tersebut.
3.1.6
Jenis-Jenis Perilaku Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong (2008) proses perilaku keputusan
pembelian suatu produk dapat dibedakan menjadi empat perilaku keputusan
pembelian. Keputusan yang lebih kompleks biasanya melibatkan peserta
pembelian dan pertimbangan pembeli yang lebih banyak. Tipe perilaku pembelian
konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan di
antara merek yaitu sebagai berikut :
1. Perilaku Pembelian Kompleks
Perilaku pembelian kompleks adalah perilaku pembelian konsumen dalam
situasi yang ditentukan oleh keterlibatan konsumen yang tinggi dalam pembelian
dan perbedaan yang dianggap signifikan antarmerek. Pembeli akan melewati
proses pembelajaran, mula-mula mengembangkan keyakinan tentang produk, lalu
sikap, dan kemudian membuat pilihan pembelian yang dipikirkan masak-masak.
Pemasar produk yang memerlukan keterlibatan tinggi harus memahami
pengumpulan informasi dan perilaku evaluasi yang dilakukan konsumen dengan
keterlibatan tinggi. Para pemasar perlu membantu konsumen untuk mempelajari
atribut produk dan kepentingan relatif atribut tersebut. Pemasar harus
membedakan fitur mereknya, mungkin dengan menggambarkan kelebihan merek
lewat media cetak dengan teks yang panjang. Mereka harus memotivasi wiraniaga
toko dan orang yang memberi penjelasan kepada pembeli untuk mempengaruhi
pilihan merek akhir.
2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi
Perilaku pembelian pengurangan disonasi adalah perilaku pembelian
konsumen dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan tinggi tetapi hanya
ada sedikit anggapan perbedaan antarmerek. Perilaku pembelian pengurangan
disonansi terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal,
jarang dilakukan, atau berisiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan
antarmerek. Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami disonansi
pascapembelian (ketidaknyamanan pascapenjualan) ketika mereka mengetahui
kerugian tertentu dari merek yang dibeli atau mendengar hal-hal yang
menyenangkan tentang merek yang tidak dibeli. Untuk menghadapi disonansi
semacam ini, komunikasi pascapenjualan yang dilakukan pemasar harus
memberikan bukti dan dukungan untuk membantu konsumen merasa nyaman
dengan pilihan merek mereka.
3. Perilaku Pembelian Kebiasaan
Perilaku pembelian kebiasaan terjadi jika perilaku pembelian konsumen
dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah dan
anggapan perbedaan merek sedikit. Perilaku ini dilakukan oleh konsumen
dikarenakan konsumen tidak mempunyai komitmen yang tinggi terhadap merek
apapun, pemasar produk keterlibatan rendah dengan sedikit perbedaan merek
sering menggunakan promosi harga dan penjualan untuk merangsang percobaan
produk.
4. Perilaku Pembelian Mencari Keragaman
Perilaku pembelian mencari keragaman terjadi ketika konsumen yang
mempunyai karakter keterlibatan konsumen yang rendah tetapi dengan anggapan
perbedaan merek yang signifikan. Pemasar memiliki strategi pemasaran yang
berbeda-beda.
3.1.7
Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Menurut Kotler dan Amstrong (2008) bauran pemasaran (marketing mix)
adalah sekumpulan alat pemasaran taktis terkendali dari produk, harga, tempat,
dan promosi yang dibaurkan perusahaan untuk menghasilkan respon yang
diinginkan di pasar sasaran. Menurut Tjiptono (2007) bauran pemasaran adalah
seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik
jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Bauran pemasaran pada produk barang
mencakup 4P yaitu product, price, promotion dan place. Namun untuk bauran
pemasaran pada produk jasa terdapat tiga indikator tambahan yaitu people,
process, dan physical evidence. Adapun karakteristik-karakteristik bauran
pemasaran jasa dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Product (Produk)
Produk adalah semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
diperhatikan, diakuisisi, digunakan, atau dikonsumsi dan dapat memuaskan
kebutuhan atau keinginan (Kotler dan Amstrong 2008). Menurut Tjiptono
(2007) produk adalah bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk
mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Keputusan bauran produk yang dihadapi pemasar jasa bisa sangat
berbeda dengan yang dihadapi pemasar barang. Produk pada jasa bersifat
tidak nyata atau tidak dapat diamati secara langsung sehingga dapat diamati
pada prosesnya bukan pada hasilnya.
2.
Price (Harga)
Harga adalah jumlah uang yang dikenakan kepada suatu produk atau jasa,
atau jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk mendapatkan manfaat
memiliki atau menggunakan produk atau jasa (Kotler dan Amstrong 2008).
Menurut Tjiptono (2007) harga adalah keputusan bauran harga berkenaan
dengan kebijakan strategis dan taktis, seperti tingkat harga, struktur diskon,
syarat pembayaran, dan tingkat diskriminasi harga di antara berbagai
kelompok pelanggan. Penetapan harga yang terlalu murah dan jauh dibawah
harga bersaing akan mengesankan jasa tersebut berkualitas rendah, begitu
pula sebaliknya. Penetapan harga harus benar melalui proses pertimbangan
yang cukup matang dan rasional serta diikuti dengan komunikasi yang cukup.
3.
Promotion (Promosi)
Promosi adalah aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk
pelanggan membelinya (Kotler dan Amstrong 2008). Menurut Tjiptono
(2007) promosi adalah metode untuk mengomunikasikan manfaat jasa kepada
pelanggan potensial dan aktual. Promosi merupakan elemen penting dalam
perusahaan jasa yang berguna untuk mengkomunikasikan manfaat jasa
kepada konsumen. Dalam industri jasa komunikasi word of mouth merupakan
promosi yang paling efektif dalam mempengaruhi konsumen terhadap produk
jasa yang ditawarkan. Promosi melalui word of mouth memiliki kelemahan
yaitu pada kebenaran dari informasi promosi yang diberikan, seperti apabila
tidak sesuai dengan kebenarannya akan membuat konsumen benar-benar
pergi dan tidak kembali lagi. Lain halnya apabila promosi yang diberikan
sesuai dengan informasi yang diberikan, maka konsumen akan senang dan
kembali lagi karena tidak merasa dibohongi.
4.
Place (Tempat)
Tempat adalah kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi
pelanggan sasaran (Kotler dan Amstrong 2008). Menurut Tjiptono (2007)
tempat adalah keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap
jasa bagi para pelanggan potensial. Pada perusahaan jasa yang berbasis
personil dimana penyedia jasa dapat mendatangi konsumen yang fokusnya
untuk mempermudah konsumen menghubungi perusahaan, misalnya dengan
menambah jalur telepon, memperbanyak operator telepon dan lain-lain.
5.
People (Orang)
Sebagian perusahaan jasa, karyawan merupakan unsur vital dalam bauran
pemasaran (Tjiptono 2007). Jika perusahaan barang manufaktur, pelanggan
tidak akan berpengaruh, misalnya oleh pakaian yang dipakai karyawan,
bahasa yang digunakan maupun sifat buruk lainnya yang mungkin tidak akan
mempengaruhi barang yang dihasilkan.
6.
Process (Proses)
Dalam perusahaan jasa, proses produksi lebih penting daripada hasilnya. Hal
ini terjadi karena interaksi langsung antara produsen yang melakukan proses
produksi dengan konsumen yang mengkonsumsi jasa pada saat bersamaan.
Dalam perusahaan jasa, manajemen pemasaran dan manajemen operasi
terkait erat dan sulit dibedakan dengan tegas.
7.
Physical Evidence (Bukti Fisik)
Karakterisitik yang bersifat intangible, pada jasa menyebabkan pelanggan
potensial tidak bisa menilai suatu jasa sebelum mengkonsumsinya. Ini
menyebabkan risiko yang dipersepsikan konsumen dalam keputusan
pembelian semakin besar (Tjiptono 2007). Tantangan kritis dalam pemasaran
jasa membuat jasa lebih nyata dengan cara menawarkan bukti fisik dari
karakteristik jasa. Konsumen tidak dapat melihat jasa yang ditawarkan.
Apabila berbagai bukti fisik ini dikelola dengan baik akan memudahkan
konsumen dalam menilai jasa dan mengurangi risiko dalam pengambilan
keputusan.
3.1.8
Konsep Kepuasan Konsumen
Di dalam suatu proses keputusan pembelian, konsumen tidak akan
berhenti hanya sampai proses konsumsi tetapi konsumen juga akan melakukan
proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah dilakukannya yaitu konsumen puas
atau tidak puas terhadap konsumsi produk yang telah dilakukannya. Menurut
Sumarwan (2004) kepuasan merupakan proses evaluasi terhadap suatu produk
yang dilakukan oleh konsumen pasca pembelian suatu produk. Kepuasan akan
memberikan dampak yang baik bagi produsen karena konsumen telah mencapai
tujuan yang diinginkan dalam mengkonsumsi suatu produk.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008) kepuasan adalah tingkatan dimana
kinerja anggapan produk sesuai dengan ekspektasi pembeli yang dimana kinerja
produk tidak memenuhi ekspektasi, pelanggan akan merasa kecewa. Jika kinerja
produk sesuai dengan ekspektasi, pelanggan akan merasa puas. Jika kinerja
melebihi ekspektasi, pelanggan akan merasa sangat puas. Menurut Engel et al
(1995) kepuasan adalah evaluasi pascakonsumsi bahwa suatu alternatif yang
dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan.
Dalam membeli produk atau jasa, jika konsumen dapat memenuhi
keinginannya yaitu mencapai kepuasan dalam membeli suatu produk atau jasa
maka konsumen akan terdorong untuk membeli dan mengkonsumsi secara
berulang dan akan menjadi pelanggan terhadap suatu produk. Menurut Sumarwan
(2011) teori yang menjelaskan bagaimana kepuasan dan ketidakpuasan konsumen
terbentuk adalah The Expectancy Disconfirmation Model. Teori ini menyatakan
bahwa kepuasan dan ketidakpuasan konsumen merupakan dampak dari
perbandingan antara harapan konsumen sebelum pembelian dengan yang
sesungguhnya diperoleh oleh konsumen dari produk yang dibeli tersebut.
Konsumen akan membeli suatu produk jika memiliki harapan tentang bagaimana
produk tersebut berfungsi. Konsumen akan memiliki harapan mengenai
bagaimana produk tersebut seharusnya berfungsi, jika harapan tersebut adalah
standar kualitas yang akan dibandingkan dengan fungsi atau kualitas produk yang
sesungguhnya dirasakan konsumen. Fungsi produk yang sesungguhnya dirasakan
konsumen sebenarnya adalah persepsi konsumen terhadap kualitas produk
tersebut.
3.1.8.1 Pengukuran Kepuasan Konsumen
Menurut Kotler et al (2004) dalam Tjiptono dan Chandra (2007)
mengidentifikasi empat metode untuk mengukur kepuasan pelanggan. Keempat
metode diantaranya sebagai berikut :
1.
Sistem Keluhan dan Saran
Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan perlu menyediakan
kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi para pelanggannya guna
menyampaikan saran, kritik, pendapat, dan keluhan. Media yang digunakan
bisa berupa kotak saran yang ditempatkan di lokasi-lokasi strategis, kartu
komentar, saluran telepon khusus bebas pulsa, website, dan lain-lain.
Informasi-informasi yang diperoleh melalui metode ini dapat memberikan
ide-ide baru dan masukan yang berharga kepada perusahaan, sehingga
memungkinkannya bereaksi secara tanggap dan cepat untuk mengatasi
masalah-masalah yang timbul.
2.
Belanja Siluman (Ghost Shopping)
Salah satu cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah
dengan memperkerjakan beberapa orang untuk berpura-pura sebagai
pelanggan potensial produk perusahaan dan pesaing. Pembelanja siluman
biasanya mengamati secara seksama dan menilai cara perusahaan dan
pesaingnya melayani permintaan spesifik pelanggan, menjawab pertanyaan
pelanggan dan menangani setiap keluhan.
3.
Analisis Pelanggan yang Hilang (Lost Customer Analysis)
Analisis pelanggan yang hilang penting untuk dilakukan untuk mempelajari
alasan konsumen berhenti membeli atau berganti pemasok. Perusahaan juga
memantau seberapa besar tingkat kehilangan pelanggan tersebut. Jika tingkat
kehilangan pelanggan meningkat menunjukkan kegagalan perusahaan dalam
memuaskan pelanggan.
4.
Survei Kepuasan Pelanggan
Perusahaan yang responsif akan mengukur kepuasan pelanggan secara
langsung melalui survei berkala dengan bertanya langsung atau mengirim
daftar pertanyaan konsumen yang ditetapkan sebagai responden. Survei ini
berguna untuk mengajukan pertanyaan tambahan mengenai keinginan
konsumen untuk membeli ulang dan mengukur kesediaan konsumen untuk
merekomendasikan produk suatu perusahaan kepada orang lain. Survei ini
bertujuan agar perusahaan memperoleh tanggapan dan balikan secara
langsung dari pelanggan dan juga memberikan kesan positif bahwa
perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.
Menurut Rangkuti (2006), kepuasan pelanggan dapat diukur dengan cara berikut:
1. Traditional Approach
Berdasarkan pendekatan ini konsumen diminta memberikan penilaian atas
masing–masing indikator produk atau jasa yang mereka nikmati. Pada
umumnya, pendekatan ini menggunakan skala Likert, yaitu dengan cara
memberikan rating dari 1 (sangat tidak puas) sampai 5 (sangat puas sekali).
Kemudian, konsumen diminta untuk memberikan penilaian atas produk atau
jasa tersebut secara keseluruhan. Pengukuran kepuasan dalam penelitian ini
menggunakan skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang dapat
menunjukkan tanggapan konsumen terhadap dua produk.
2. Analisis deskriptif
Analisis kepuasan pelanggan sering kali hanya mengetahui pelanggan tersebut
puas atau tidak dengan menggunakan analisis statistik secara deskriptif, seperti
perhitungan rata-rata, nilai distribusi serta standar deviasi. Analisis kepuasan
pelanggan sebaiknya dilanjutkan dengan cara membandingkan hasil kepuasan
tahun lalu dengan hasil tahun ini sehingga kecenderungan perkembangannya
dapat ditentukan. Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk
menunjukkan karakteristik dan informasi mengenai perilaku konsumen.
3. Pendekatan secara terstruktur
Pendekatan ini sering kali digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan.
Salah satu teknik yang paling terkenal adalah sematic differential dengan
menggunakan prosedur scalling. Caranya adalah responden diminta untuk
memberikan penilaiannya terhadap suatu produk atau fasilitas. Penilaian ini
juga dapat dilakukan dengan membandingkan suatu produk atau fasilitas
lainnya dengan syarat variabel yang diukur sama. Salah satu bentuk
pendekatan secara terstruktur adalah analisis Importance Performance Matrix.
Matriks ini terdiri dari empat kuadran yaitu kuadran pertama terletak di sebelah
kiri atas, kuadran kedua di sebelah kanan atas, kuadran ketiga di sebelah kiri
bawah, dan kuadran keempat di sebelah kanan bawah.
3.1.8.2 Pengukuran Loyalitas Konsumen
Menurut Aaker (1997), loyalitas konsumen dapat diukur berdasarkan
tingkatan sebagai berikut:
1.
Switch Buyer
Pembeli yang termasuk dalam tingkatan ini memiliki tingkat loyalitas
yang paling dasar. Semakin sering pembelian konsumen berpindah dari satu
merk ke merk lain mengindikasikan bahwa mereka tidak loyal atau tidak tertarik
pada merk tersebut, karena semua merk dianggap memadai dan memegang
peranan kecil dalam keputusan pembelian. Ciri yang paling terlihat pada
kategori ini adalah konsumen membeli suatu produk karena harganya yang
murah.
2.
Habitual Buyer
Pembeli yang termasuk pada tingkatan ini berarti mengalami kepuasan
dalam mengkonsumsi merk suatu produk. Mereka mengkonsumsi suatu merk
hanya berdasarkan kebiasaan selama ini, sehingga tidak ada alasan yang kuat
baginya untuk membeli merk produk lain atau berganti merk, terlebih jika
peralihan tersebut membutuhkan usaha, biaya dan pengorbanan lain.
3.
Satisfied Buyer
Pembeli pada tingkatan ini termasuk dalam kategori konsumen yang puas
dengan merk yang mereka konsumsi. Namun, pembeli pada kategori ini dapat
menanggung switching cost atau biaya peralihan merk atau perubahan yang
dilakukan merk tersebut sehingga membutuhkan biaya peralihan untuk
mendapatkannya. Konsumen kategori ini rela menanggung biaya peralihan
untuk mendapatkan merek yang akan dikonsumsinya tersebut.
4.
Liking the Brand
Pada kategori ini pembeli yang sungguh–sungguh menyukai merek
tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan emosional terhadap merek. Rasa
suka didasari oleh asosiasi yang berkaitan dengan simbol, rangkaian pengalaman
menggunakan merek tersebut sebelumnya, atau persepsi kualitas yang tinggi.
5.
Commited Buyer
Pada tahap kategori ini pembeli merupakan pelanggan yang setia.
Mereka mempunyai kebanggaan dalam menggunakan suatu merek. Bahkan
merek menjadi sangat penting baik dari segi fungsi maupun sebagai ekspresi
siapa pengguna sebenarnya. Ciri yang terlihat adalah kesediaan untuk
merekomendasikan dan mempromosikan merek yang digunakan kepada orang
lain.
Bagi merek yang mempunyai brand equity yang kuat, tingkatan dalam
brand loyality-nya diharapkan membentuk segitiga terbalik. Segitiga terbalik
memiliki arti bahwa semakin ke atas semakin melebar sehingga diperoleh jumlah
commited buyer yang lebih besar daripada switcher buyer seperti tampak pada
Gambar 6.
Commited Buyer
Linking The Brand
Satisfied Buyer
Habitual Buyer
Switcher Buyer
Gambar 6. Piramida Loyalitas Merek
Sumber : Engel et al (1994)
3.1.9
Konsep Loyalitas Konsumen
Menurut Oliver (1996) yang diterjemahkan oleh Hurriyati (2008) loyalitas
adalah komitmen konsumen bertahan secara mendalam untuk berlangganan
kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa terpilih secara konsisten di
masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran
mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan-perubahan perilaku.
Menurut Griffin (2005) konsumen dalam melakukan pembelian suatu
produk yang secara berulang hal ini menimbulkan kepuasan konsumen terhadap
suatu produk. Kepuasan konsumen yang dilakukan berulang ketika konsumen
membeli suatu produk dengan merek yang sama akan menunjukkan loyalitas
konsumen terhadap suatu produk. Loyalitas konsumen adalah komitmen yang
kuat dari konsumen sehingga bersedia melakukan pembelian ulang terhadap
produk barang atau jasa yang disukai secara konsisten dalam jangka panjang.
Konsumen yang loyal memiliki peranan yang cukup penting bagi
perusahaan menjadi aset bagi perusahaan. Menurut Griffin (2005) karakteristik
dari konsumen yang loyal adalah :
1. Melakukan pembelian secara teratur pada merek produk yang sama.
2. Membeli di luar lini produk dan atau jasa.
3. Mereferensikan produk atau jasa ke orang lain.
4. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing.
Loyalitas konsumen dapat mengurangi biaya perusahaan karena konsumen
yang loyal tidak hanya sebagai pelanggan terhadap suatu produk, melainkan
loyalitas konsumen merupakan kesetiaan konsumen terhadap suatu produk.
Loyalitas sangat berkaitan erat dengan kepuasan, karena jika seorang konsumen
merasa puas maka konsumen tersebut maka secara tidak sengaja konsumen akan
timbul rasa loyal terhadap suatu produk.
3.2
Kerangka Pemikiran Operasional
Kota Bogor merupakan kota dari salah satu Propinsi di Jawa Barat. Letak
kota Bogor berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor dan letaknya
sangat dekat dengan ibukota negara, serta merupakan potensi yang strategis bagi
perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa bagi masyarakat Kota Bogor.
Kota Bogor juga mengalami perubahan gaya hidup dari gaya hidup tradisional
menuju gaya hidup modernisasi yang mengarahkan pola konsumsi makanan untuk
beraktivitas diluar rumah. Perubahan gaya hidup menyebabkan masyarakat Kota
Bogor semakin menginginkan nilai lebih dari sekedar makan dan gaya hidup telah
merubah mengkonsumsi makanan memiliki pencitraan sendiri yang ditawarkan
oleh restoran, seperti sarana sebagai berkumpul dan bertemu dengan keluarga
maupun kolega dan menemukan suasana berbeda yang jarang ditemukan bila
makanan ini dinikmati dirumah.
Perubahan pola konsumsi yang terjadi pada sebagian besar masyarakat
Kota Bogor saat ini disebabkan oleh kesibukan terhadap pekerjaan yang banyak
menyita waktu sehingga mereka tidak lagi sempat untuk menyiapkan makanan di
rumah. Kesibukan terhadap pekerjaan itu yang dapat menimbulkan masyarakat
terbiasa untuk makan di luar rumah yang dinilai oleh konsumen lebih praktis,
berkualitas, dan cepat saji. Selain dinilai lebih praktis, konsumen juga
mengkonsumsi makanan yang menyehatkan dan bergizi. Konsumen tidak hanya
mengkonsumsi suatu produk melainkan juga membutuhkan kenyamanan dalam
mengkonsumsi suatu produk tersebut sehingga konsumen mendapatkan kepuasan
yang maksimal. Selain membutuhkan kenyamanan dalam mengkonsumsi suatu
produk, permintaan yang selalu dicari oleh konsumen yaitu inovasi terhadap
produk atau produk lama yang telah dimodifikasi yang dapat memberikan peluang
bagi perusahaan untuk dapat memenuhi keinginan masyarakat Kota Bogor dalam
memenuhi kebutuhannya. Salah satunya yaitu Restoran Karimata yang terletak di
daerah Bogor tepatnya di daerah The Grand Sentul City yang menyajikan
makanan beraneka ragam dari ikan patin, ikan gurame, ayam, udang, cumi dan
menu-menu lainnya yang terdapat di Restoran Karimata dan para pengunjung juga
dimanjakan dengan pemandangan yang indah dalam menyantap makanannya.
Restoran Karimata memiliki jumlah pengunjung yang cenderung
mengalami kenaikan tetapi pada bulan Juni 2011, November 2011, dan Februari
2012 mengalami penurunan. Dampak dari penurunan pengunjung pihak restoran
mengalami penurunan pendapatan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh
pihak Restoran. Selain itu juga karena adanya keluhan konsumen seperti, area
parkir yang kurang luas. Beragam restoran yang berada di sekitar Restoran
Karimata mengakibatkan konsumen memiliki kebebasan untuk memilih restoran
sehingga menciptakan situasi persaingan yang sangat ketat. Akibat dari penurunan
jumlah pendapatan yang diterima oleh Restoran Karimata dan banyaknya pesaing
disekitar restoran. Restoran Karimata belum dapat memenuhi keinginan dan
kebutuhan yang konsumen inginkan sehingga dibutuhkan analisis kepuasan dan
loyalitas melalui perilaku konsumen.
Kepuasan konsumen menjadi hal utama yang harus diperhatikan dalam
menghadapi persaingan. Perusahaan juga harus mengetahui sejauh mana atributatribut perusahaan memiliki kinerja yang dapat membuat konsumen puas dan
konsumen loyal terhadap produk yang diciptakan perusahaan. Loyalitas
konsumen terbentuk dari pengunjung yang sering melakukan pembelian dan dapat
meningkatkan keuntungan pada perusahaan dalam jangka panjang. Restoran
Karimata perlu mengetahui tingkat kepuasan dan loyalitas yang dimiliki
konsumennya. Analisis perilaku konsumen dimulai dari mengidentifikasi
karakteristik konsumen, tahapan proses perilaku pembelian dan mengukur
kepuasan konsumen.
Identifikasi karakteristik demografi konsumen yang terdiri dari usia, jenis
kelamin, pendidikan, pernikahan, pekerjaan, dan pendapatan kemudian dilakukan
dengan analisis statistik deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk
mengetahui proses pengambilan keputusan dan analisis tingkat loyalitas.
Pengukuran untuk kepuasan konsumen digunakan dengan alat analisis Customer
Satisfaction Index (CSI) dengan melakukan pembobotan terhadap tingkat
kepentingan dan tingkat kinerja atribut produk, sehingga diperoleh indeks
kepuasan konsumen secara keseluruhan. Tahapan berikutnya yaitu menggunakan
analisis Importance Performance Analysis (IPA) yang digunakan untuk
melakukan perbaikan atribut dan pemetaan persepsi konsumen terhadap tingkat
kepentingan dan kinerja atribut sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan
atirbut yang diperlukan. Setelah mengukur tingkat kepuasan konsumen, kemudian
dilakukan pengukuran loyalitas konsumen dengan menggunakan analisis tingkat
loyalitas atau piramida loyalitas. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi tingkat kepuasan, informasi tingkat loyalitas dan rekomendasi
perbaikan atribut yang perlu dilakukan agar pendapatan yang diperoleh Restoran
Karimata dapat meningkat.
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
Peningkatan jumlah penduduk Kota Bogor.
Perubahan gaya hidup masyarakat
Pola konsumsi masyarakat yang berubah
Peningkatan jumlah restoran Kota Bogor menyebabkan persaingan
Restoran Karimata dengan jumlah pengunjung yang mengalami penurunan
pada bulan tertentu dan banyaknya pesaing di sekitar restoran serta adanya
keluhan konsumen
Kebutuhan akan pengetahuan mengenai penilaian atribut-atribut dengan
menggunakan pendekatan analisis perilaku konsumen.
Analisis Karakteristik Konsumen dan
Proses Keputusan Pembelian
Bauran Pemasaran 7P :
Price, Product, Promotion, Place,
People, Process, Physical Evidence
Analisis Kepuasan
Konsumen
Analisis Loyalitas
Konsumen
Informasi Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Konsumen dan rekomendasi perbaikan
atribut yang diperlukan Restoran Karimata
Gambar 7. Kerangka Pemikiran Operasional
IV.
4.1
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Restoran Karimata yang berlokasi di depan
pintu Tol Sentul Selatan 2, The Grand Sentul City, Bogor. Penentuan lokasi untuk
penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Pengambilan data untuk
penelitian dimulai pada bulan Juli hingga Agustus 2012.
4.2
Metode Penentuan Sampel
Metode penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode non
probability sampling dengan teknik convinience sampling yaitu pemilihan teknik
penentuan sampel didasarkan pada kondisi dan lokasi penelitian yang
membutuhkan sampel besar tanpa diketahui jumlah populasi yang ada sehingga
peneliti menggunakan teknik tersebut untuk memudahkan peneliti dalam
pengambilan sampel. Menurut Umar (2005) convinience sampling merupakan
sampel yang diambil dari siapa saja di dalam populasi yang sedang berada
dilokasi penelitian serta bersedia menjadi sampel penelitian.
Dalam melakukan penelitian ini terlebih dahulu peneliti melakukan uji
validitas dan reliabilitas untuk mengukur ketepatan ukuran atribut yang akan
ditanyakan kepada responden. Menurut Rangkuti (2009) responden yang
diperlukan dalam uji validitas dan reliabilitas sebanyak 30 responden. Jumlah
responden yang akan diambil dalam penelitian ini berjumlah 70 responden yang
sudah memenuhi syarat minimal. Jumlah tersebut dilakukan berdasarkan
kemampuan yang dimiliki oleh peneliti dan sudah mencukupi syarat minimal
sebaran normal (30 responden), dan merupakan jumlah yang dapat mewakili
seluruh konsumen Restoran Karimata.
Sampel yang diambil untuk dijadikan responden pada penelitian ini adalah
orang yang pernah melakukan pembelian di Restoran Karimata sebanyak dua kali
(termasuk waktu ketika diajukan kuesioner) karena responden telah mengetahui
produk yang dihasilkan oleh Restoran Karimata. Konsumen yang akan dijadikan
responden penelitian ini yaitu konsumen yang telah melakukan pembelian di
Restoran Karimata dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, dengan tujuan
konsumen dapat mengingat hal yang dirasakan ketika terakhir kali melakukan
pembelian di Restoran Karimata, Bogor. Persyaratan responden lainnya dalam
penelitian ini yaitu berusia lebih atau sama dengan 17 tahun dengan pertimbangan
bahwa responden tersebut telah mengerti dengan pertanyaan yang ada dalam
kuesioner dan telah memiliki wewenang pribadi dalam memutuskan pembelian.
Apabila konsumen terdiri dari satu keluarga maka hanya satu anggota keluarga
saja yang menjadi responden yang telah berusia 17 tahun atau lebih agar jawaban
dalam kuesioner tidak saling mempengaruhi.
4.3
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut
Nazir (2009) metode deskriptif adalah metode untuk menemukan fakta-fakta
dengan intepretasi yang tepat dari beberapa fenomena kelompok atau individu.
Dalam hal ini, fenomena tersebut yaitu konsumen Restoran Karimata, Bogor.
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antarfenomena yang diselidiki. Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu dengan metode survei yang berupa sampel. Metode survei
adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejalagejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual mengenai
perilaku konsumen Restoran Karimata, Bogor.
4.4
Data dan Instrumentasi/Kuisioner
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dari pihak manajemen
Restoran Karimata, Bogor serta konsumen sebagai responden penelitian dengan
wawancara secara terstruktur dengan bantuan kuesioner. Data sekunder yang
diperoleh dalam penelitian ini berasal dari data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kota Bogor, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor, internet, buku, dan hasil
studi literatur terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini.
Instrumentasi yang digunakan berupa kuesioner. Menurut Umar (2005)
kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden. Daftar pertanyaan bersifat
berstruktur yang merupakan pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga
responden dibatasi dalam memberi jawaban kepada beberapa alternatif saja atau
kepada satu jawaban saja (Nazir 2009). Kuesioner penelitian hendaknya dapat
dilakukan pengujian untuk menguji kebenaran atau kelayakan sebelum diberikan
kepada konsumen. Uji reliabilitas berguna untuk mengetahui ketepatan alat ukur,
sedangkan uji validitas berguna untuk mengetahui tingkat kebenaran dari alat ukur
yang digunakan atau kesesuaian alat ukur dengan yang ingin diukur (Nazir 2009).
4.5
Identifikasi Atribut Restoran Karimata
Atribut yang digunakan dalam pengukuran kepuasan konsumen Restoran
Karimata, Bogor adalah atribut atau variabel mencakup dari produk dan pelayanan
usaha Restoran Karimata, Bogor. Identifikasi atribut pada kuesioner merupakan
penjabaran dari bauran pemasaran 7P yaitu produk, harga, tempat, promosi,
bauran orang, bauran proses dan bukti fisik. Penentuan atribut dilakukan melalui
observasi, penelitian terdahulu, dan diskusi dengan pihak manajemen Restoran
Karimata, Bogor.
Peneliti sebelumnya mengajukan usulan atribut yang akan digunakan dan
berdiskusi dengan pihak Restoran Karimata, Bogor dengan jumlah atribut 24.
Adapun atribut-atribut tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Atribut Restoran Karimata Sebelum Uji Pendahuluan
Bauran Pemasaran
(Marketing Mix)
Produk (Product)
Harga (Price)
Tempat (Place)
Promosi (Promotion)
Orang (People)
Proses (Process)
Atribut
Cita rasa makanan dan minuman
Porsi makanan dan minuman
Keragaman pilihan makanan dan minuman
Keindahan tampilan makanan dan minuman
Harga makanan dan minuman
Kesesuaian harga dengan kualitas yang dijanjikan
Kemudahan dalam menjangkau lokasi
Ketersediaan papan nama
Promosi melalui media-media
Kesigapan pramusaji
Kesopanan dan keramahan pramusaji
Penampilan pramusaji
Pengetahuan dan penjelasan pramusaji
Kecepatan transaksi atau pembayaran
Kemudahan cara pembayaran
Kecepatan dalam penyajian
Durasi waktu buka restoran
Bauran Pemasaran
(Marketing Mix)
Atribut
Bukti Fisik (Physical Evidence)
4.6
Ketersediaan area parkir
Kebersihan ruangan restoran
Kenyamanan ruangan restoran
Ketersediaan dan kebersihan toilet dan wastafel
Ketersediaan dan kebersihan musholla
Dekorasi restoran
Kebersihan peralatan makan
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode survei. Menurut Nazir (2009) metode survei adalah penyelidikan yang
diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari
keterangan-keterangan
secara
faktual.
Metode
survei
dilakukan
dengan
wawancara baik secara langsung atau melalui instrumentasi kuesioner kepada
responden Restoran Karimata.
Penyebaran kuesioner dalam pengumpulan data kepada responden
Restoran Karimata dilakukan pada hari kerja (Selasa-Jumat) dan hari libur (SabtuMinggu, dan hari libur nasional) dengan waktu penyebaran kuesioner yaitu
sepanjang jam kerja dari jam 10.00-21.00 WIB. Pemilihan waktu tersebut
dimaksudkan agar seluruh populasi terwakili, baik konsumen melakukan
pembelian pada hari kerja ataupun libur, baik siang ataupun malam hari. Dengan
demikian, hasil penelitian yang diperoleh diharapkan sebagai kesimpulan dari
keseluruhan populasi Restoran Karimata.
4.7
Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data dan analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, Importance Performance
Analysis (IPA), Customer Satisfaction Index (CSI), dan piramida loyalitas. Data
yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan bantuan software
SPSS 16.0 for Windows, Minitab versi 14.0 for Windows, dan Microsoft Office
Excel 2007. SPSS 16.0 digunakan untuk analisis uji validitas dan reliabilitas.
Minitab 14.0 digunakan untuk analisis Importance Performance Analysis (IPA),
sedangkan Microsoft Office Excel 2007 digunakan untuk tabulasi data dan
perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI).
4.7.1 Analisis Deskriptif
Pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang berguna untuk
melihat karakteristik konsumen terhadap Restoran Karimata. Karakteristik
konsumen meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan akhir, status
pernikahan, pekerjaan dan pendapatan dari responden dari penelitian ini. Dalam
mengolah kuesioner dengan menggunakan analisis deskriptif dapat memberikan
jawaban-jawaban pada kuesioner mengenai proses pengambilan keputusan
pembelian terhadap produk Restoran Karimata, Bogor.
4.7.2 Uji Validitas
Menurut Umar (2003) validitas menujukkan sejauh mana suatu alat
pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti menggunakan
kuesioner di dalam pengumpulan data peneliti maka kuesioner yang disusunnya
harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Menurut Nazir (2009) pengujian
validitas bertujuan mengetahui tingkat kebenaran dari alat ukur yang digunakan
atau kesesuaian alat ukur dengan yang ingin diukur. Dalam penelitian ini uji
validitas digunakan menggunakan software SPSS 16.0.
Validitas suatu variabel (atribut) dapat dilihat pada hasil output SPSS pada
tabel dengan judul Item-Total Statistics. Suatu variabel (atribut) dikatakan
valid/tidaknya dapat dilihat pada tabel Corrected Item-Total Correlation. Menurut
Nugroho (2005) jika suatu variabel (atribut) dinilai valid nilai Corrected ItemTotal Correlation lebih dari 0,3 dan variebel dinyatakan tidak valid nilai
Corrected Item-Total Correlation kurang dari 0,3. Variabel yang tidak valid harus
dihilangkan dan tidak ditanyakan kepada responden pada saat pengambilan data
kepada konsumen atau pertanyaan yang tidak valid dapat diubah atau dimodifikasi
agar pertanyaan tersebut mudah dipahami oleh responden.
Hasil uji validitas dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semua atribut
yang diusulkan sudah valid. Hal ini ditunjukkan bahwa nilai Corrected Item-Total
Correlation lebih dari 0,3 yaitu antara 0,449-0,839. Sehingga semua atribut yang
sudah valid untuk ditanyakan kepada responden dan dapat dijadikan sebagai alat
ukur dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.
4.7.3 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden
dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang
merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu kuesioner (Nugroho
2005). Menurut Umar (2005) reliabilitas adalah suatu angka indeks yang
menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang
sama, setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan
hasil pengukuran yang konsisten. Ada banyak teknik untuk mengukur reliabilitas.
Teknik-teknik pengukuran reliabilitas tersebut adalah :
-
Teknik Test-Retest
-
Teknik Spearman-Brown
-
Teknik K-R 20
-
Teknik K-R 21
-
Teknik Cronbach’s Alpha
-
Teknik Observasi
Dalam penelitian ini menggunakan teknik Cronbach’s Alpha karena skala
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert (1-5). Dalam
halnya menguji reliabilitas dapat menggunakan software SPSS 16.0 yang sama
dengan uji validitas. Reliabilitas suatu variabel (atribut) dapat dilihat pada hasil
output SPSS pada tabel dengan judul Reliability Coeffients. Menilai reliabel atau
tidaknya masing-masing variabel (atribut) dapat dilihat dari nilai Alpha. Dalam
Nugroho (2005) indikator reliabilitas variabel-variabel (atribut-atribut) adalah
sebagai berikut :
ï‚·
Alpha 0,00-0,20 = tidak reliabel
ï‚·
Alpha 0,21-0,50 = kurang reliabel
ï‚·
Alpha 0,51-0,60 = cukup reliabel
ï‚·
Alpha 0,61-0,80 = reliabel
ï‚·
Alpha 0,81-1,00 = sangat reliabel
Jika tidak reliabel, maka variabel (atribut) yang memiliki nilai Alpha if item
Deleted terbesar harus dihilangkan dan tidak ditanyakan kepada responden pada
saat pengambilan data dalam penelitian.
Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semua
atribut yang sudah diuji validitasnya dikatakan sangat reliabel. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai Cronbach’s Alpha if item Deleted memiliki nilai 0,941, dimana nilai
tersebut berada pada rentang skala 0,81-1,00. Dengan demikian dikatakan bahwa
semua atribut tersebut sudah konsisten dalam pengukurannya pada penelitian ini
(Lampiran 1).
4.7.4 Importance Performance Analysis (IPA)
Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk mengukur
tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan konsumen terhadap kinerja atribut.
Menurut Ennew, Reed, Binks (1993) dalam Rangkuti (2002) konsep Importance
Performance Analysis (IPA) adalah tingkat kepentingan suatu atribut yang diukur
dalam kaitannya dengan apa yang seharusnya dikerjakan oleh perusahaan agar
menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas tinggi. Untuk mengolah dan
menjelaskan tingkat kepentingan atribut digunakan skala Likert. Penilaian tingkat
kinerja yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen akan diwakili oleh X,
untuk penilaian tingkat kepentingan diwakili oleh Y.
Menurut Umar (2005) tingkat kepentingan adalah seberapa penting suatu
atribut bagi konsumen atau seberapa besar harapan konsumen terhadap kinerja
suatu atribut. Pengolahan data dengan menggunakan metode Importance
Performance Analysis (IPA) yang dibantu oleh skala Likert dengan rentang 1-5
dibuat rentang mulai dari intensitas yang paling rendah yaitu diberi angka 1
(sangat tidak penting) sampai paling tinggi diberi angka 5 (sangat penting). Untuk
lebih jelas dalam menilai tingkat kepentingan dan kinerja konsumen dapa dilihat
pada Tabel 5
Tabel 5. Skor Penilaian Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan Atribut
Skor
Tingkat Kepentingan
Tingkat Kinerja
1
Sangat Tidak Penting
Sangat Tidak Puas
2
Tidak Penting
Tidak Puas
3
Cukup Penting
Cukup Puas
4
Penting
Puas
5
Sangat Penting
Sangat Puas
Setelah mengetahui skor untuk penilaian tingkat kepentingan dan tingkat
kinerja suatu atribut maka selanjutnya adalah menjumlahkan skor penilaian yang
diberikan konsumen. Hasil perhitungan yang telah diberikan dari konsumen
digambarkan pada diagram kartesius dengan sumbu X diisi dengan tingkat kinerja
dan sumbu Y diisi dengan tingkat kepentingan. Untuk menentukan setiap faktor
maka digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
X = Skor rata-rata tingkat kinerja
Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan
n = Jumlah data konsumen
Diagram kartesius merupakan suatu bagian yang dibagi menjadi 4 kuadran
yang dibatasi oleh dua garis yang berpotongan tegak lurus pada titik X dan titik Y,
untuk mencari nilai kedua titik tersebut menggunakan rumus :
Keterangan :
a = skor rata-rata dari skor rata-rata tingkat kinerja
b = skor rata-rata dari skor rata-rata tingkat kepentingan
k = banyak atribut yang mempengaruhi kepuasan.
Setelah semua data diolah, kemudian setiap atribut diproyeksikan ke
dalam diagram kartesius seperti yang terdapat pada Gambar 8. Gambar diagram
kartesius menunjukkan keadaan yang berbeda-beda diantaranya :
Kuadran I
: Kuadran ini menunjukkan atribut-atribut yang dianggap penting
oleh
konsumen
dapat
mempengaruhi
konsumen
dalam
mengkonsumsi suatu produk, namun pada kenyataannya pihak
perusahaan belum melaksanakan yang sesuai dengan harapan
konsumen, sehingga konsumen tidak puas.
Kuadran II : Kuadran ini menunjukkan atribut-atribut yang dianggap sangat
penting oleh konsumen sehingga dapat mempengaruhi konsumen
dalam mengkonsumsi suatu produk, namun pada kenyataannya
pihak perusahaan telah melaksanakan yang sesuai dengan harapan
konsumen, sehingga konsumen puas. Sebaiknya perusahaan
mempertahankan atribut tersebut.
Kuadran III : Kuadran ini menunjukkan atribut-atribut yang dianggap kurang
penting oleh konsumen. Sehingga pada kenyataanya pihak
perusahaan biasa-biasa saja, sehingga dianggap kurang penting
dan kurang memuaskan.
Kuadran IV : Kuadran ini menunjukkan atribut-atribut yang dianggap kurang
penting bagi konsumen, tetapi pelaksanaannya yang dilakukan
perusahaan dapat berjalan dengan baik dan memuaskan. Kinerja
dalam atribut ini dapat dikurangi dan dapat menghemat biaya.
Y
I
Penting
Prioritas Utama
Kepentingan
Kurang Penting
II
Dipertahankan
III
Prioritas Rendah
IV
Berlebihan
X
Kurang Baik
Kinerja
Baik
Gambar 8. Diagram Kartesius Importance and Performance Analysis
Sumber : Rangkuti (2006)
4.7.5 Customer Satisfaction Index (CSI)
Costomer Satisfaction Index atau Index Kepuasan Pelanggan merupakan
alat analisis yang digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan
secara menyeluruh dengan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat
kepentingan dari atribut-atribut yang diukur pada penelitian. Metode pengukuran
CSI ini meliputi berbagai tahap diantaranya sebagai berikut :
1. Menentukan Mean Importance Score (MIS-i) dan Mean Staisfaction Score
(MSS). Nilai tersebut didapat dari nilai rata-rata tingkat kepentingan dan nilai
rata-rata tingkat kinerja setiap atribut.
Keterangan :
n
= jumlah responden
Xi = nilai kinerja atribut ke-i
Yi = nilai kepentingan atribut ke-i
2. Weight Factor (WF), merupakan fungsi dari Mean Importance Score atau nilai
dari rata-rata tingkat kepentingan (MIS-i) masing-masing atribut dinyatakan
dalam bentuk persen terhadap total Mean Importance Score untuk seluruh
atribut yang diuji.
MIS – i
Total MIS – i
WF =
3. Weighted Score (WS), adalah fungsi dari Mean Satisfaction Score (MSS) dikali
dengan Weight Factor (WF). Mean Satisfaction Score atau nilai rata tingkat
kepuasan diperoleh dari nilai rata-rata tingkat performance atau nilai rata-rata
tingkat kinerja dari suatu atribut.
WS = MSS x WF
4. Weight Average Total (WAT), adalah fungsi dari total Weighted Score (WS)
atribut ke-1 (α1) hingga atribut ke-n (αn).
WAT = WSα1 + WSα2 + WSα3 + ...... + WSαn
5. Customer Satisfaction Index, adalah fungsi dari nilai Weight Average (WA)
dibagi dengan Highest Scale (HS) atau yang dinyatakan dalam bentuk persen.
Skala maksimum diperoleh dari ukuran skala Likert yang digunakan dalam
pembobotan tingkat kepentingan dan kinerja. Maka dalam penelitian ini skala
maksimum yang digunakan yaitu lima.
CSI =
WA
HS
x 100 %
Dalam penentuan tingkat kepuasan konsumen dapat dilihat dari kriteria
kepuasan konsumen terhadap suatu produk pada Tabel 6. Berdasarkan tabel
dibawah ini terdapat rentang skala kepuasan pelanggan yang menunjukkan
besarnya kepuasan pelanggan terhadap suatu produk berkisar antara 0,00 (Sangat
tidak puas) hingga 1,00 (Sangat puas), dapat dilihat pada Tabel 6.
Menurut Simomora (2004), penentuan angka dalam rentang skala
kepuasan pelanggan pada kriteria nilai CSI menggunakan skala numerik dengan
rumus sebagai berikut :
(m-n)
b
Keterangan :
Rs
= rentang skala
m
= skor tertinggi
n
= skor terendah
b
= jumlah kelas (dalam penelitian ini digunakan skala maksimal lima)
Rs =
Tabel 6. Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index (CSI)
Angka Indeks
Interpretasi
0,00 – 0,20
Sangat tidak puas
0,21 – 0, 40
Tidak puas
0,41 – 0,60
Cukup puas
0,61 – 0,80
Puas
0,81 – 1,00
Sangat Puas
Sumber : Data Primer (2010)
4.7.6
Analisis Tingkat Loyalitas
Menurut Griffin (2005) loyalitas konsumen adalah komitmen yang kuat
dari konsumen sehingga bersedia melakukan pembelian ulang terhadap produk
atau jasa yang disukai secara konsisten dan dalam jangka panjang. Menurut
Griffin (2005) seorang pelanggan dikatakan setia atau loyal apabila konsumen
tersebut menunjukkan perilaku pembelian secara teratur atau terdapat suatu
kondisi dimana mewajibkan pelanggan membeli paling sedikit dua kali dalam
selang waktu tertentu. Menurut Aaker (1997) penyusunan pertanyaan dan
pemberian skor merupakan modifikasi berdasarkan penjabaran tingkat loyalitas.
Tingkatan loyalitas terdiri dari switcher buyer, habitual buyer, satisfied buyer,
liking the brand dan committed buyer. Konsumen diberikan beberapa pertanyaan
yang terdiri dari tiga pertanyaan untuk tingkat switcher buyer, empat pertanyaan
untuk tingkat habitual buyer dan satisfied buyer, tiga pertanyaan untuk tingkat
liking the brand dan dua pertanyaan untuk tingkat committed buyer. Adapun
ketentuan dan tahapan pemetaan adalah sebagai berikut :
1.
Masing-masing pertanyaan untuk setiap tingkatan diberikan tiga pilihan
jawaban dan tiap pilihan jawaban memiliki skor 1, 2, dan 3. Setiap skor yang
diberikan merupakan indikator yang menunjukkan perilaku dari konsumen
tersebut.
2.
Menghitung nilai tengah suatu tingkatan loyalitas dengan rumus :
Skor = 2 x jumlah pertanyaan dalam suatu tingkatan.
Skor 2 merupakan nilai tengah yang menjadi patokan konsumen tersebut
termasuk dalam suatu tingkatan tertentu. Misal, suatu tingkatan loyalitas
tersebut adalah :
2x3=6
Apabila total skor konsumen ternyata lebih kecil atau sama dengan 6
menunjukkan bahwa konsumen tersebut tergolong dalam suatu tingkatan
loyalitas yang dimaksud. Dengan kata lain konsumen tidak perlu disaring ke
tingkatan loyalitas yang lebih tinggi. Namun apabila total skor yang diperoleh
konsumen lebih dari 6, maka konsumen tersebut dapat melanjutkan
penyaringan ke tingkatan loyalitas yang lebih tinggi.
3.
Konsumen akan disaring mulai dari tingkatan loyalitas yang paling dasar
yaitu switcher buyer, dimana terdapat tiga pertanyaan dalam tingkatan ini.
Maka nilai tengahnya adalah :
Skor = 2 x 3 = 6
Jika skor total konsumen kurang dari atau sama dengan nilai tengahnya (≤6)
maka konsumen tergolong switcher buyer dan penyaringan dapat dihentikan
sampai pada batas nilai tersebut. Namun jika skor total konsumen lebih dari
nilai tengahnya (>8), maka ada kemungkinan konsumen tergolong dalam
tingkatan loyalitas selanjutnya sehingga dapat melanjutkan pertanyaan ke
tingkat loyalitas habitual buyer dan satisfied buyer.
4.
Tingkatan selanjutnya penyaringan konsumen yang termasuk kategori
habitual buyer dan satisfied buyer. Pada dasarnya kedua tingkatan loyalitas
hampir sama, namun yang membedakan adalah biaya peralihan yang
ditanggung oleh konsumen. Maka pertanyaan tingkatan ini dapat disatukan.
Terdapat empat pertanyaan, sehingga nilai tengahnya adalah :
Skor = 2 x 4 = 8
Responden yang termasuk habitual buyer adalah responden yang lulus pada
kategori switcher buyer dan memiliki skor empat sampai delapan pada
kategori
habitual buyer dan satisfied buyer artinya responden tersebut
merupakan pembeli yang rela menanggung biaya peralihan berupa waktu,
biaya, risiko apabila rumah makan mengalami perubahan merek. Responden
yang termasuk satisfied buyer merupakan responden yang lulus pada kategori
habitual dan satisfied buyer, tetapi tidak lulus kategori liking the brand.
Responden tersebut rela menanggung switching cost tetapi belum sepenuhnya
menyukai brand rumah makan.
5.
Responden yang termasuk liking the brand adalah responden telah lulus pada
kategori switcher buyer, habitual buyer, dan satisfied buyer serta memiliki
skor lebih dari enam pada kategori liking the brand, tetapi tidak lulus pada
kategori committed buyer. Responden kategori ini telah menyukai merek
tetapi belum terbentuk komitmen yang tinggi seperti merekomendasikan dan
mengajak orang lain.
6.
Responden yang termasuk committed buyer adalah responden yang telah
lulus pada kategori switcher buyer, habitual buyer, satisfied buyer, dan liking
the brand, serta memiliki skor lebih dari empat pada kategori committed
buyer. Setelah melakukan pemetaan loyalitas ke dalam tingkatannya,
selanjutnya adalah menginterpretasikan dan menarik kesimpulan dari apa
yang telah dipetakan. Interpretasi tersebut dilakukan dengan analisis
deskriptif.
4.8
1.
Definisi Operasional
Konsumen adalah orang yang sedang melakukan pembelian di Restoran
Karimata, Bogor.
2.
Responden adalah orang yang melakukan pembelian di Restoran
Karimata, Bogor yang telah berumur 17 tahun atau lebih dan pernah
melakukan pembelian minimal satu kali dalam tiga bulan terakhir ketika
kuesioner ini diberikan.
3.
Usia adalah umur responden yang telah berusia 17 tahun ke atas ketika
penelitian ini dilakukan.
4.
Pendidikan adalah tingkat pendidikan terakhir responden pada penelitian
ini dilakukan.
5.
Status pernikahan adalah ikatan kewajiban terhadap rumah tangga
reponden saat ini telah menikah atau belum menikah.
6.
Jenis pekerjaan adalah mata pencaharian yang dijadikan pokok
penghidupan responden atau sesuatu yang dilakukan responden saat ini
untuk mencari nafkah.
7.
Tingkat pendapatan adalah jumlah uang atau imbalan yang diterima
responden selama satu bulan terakhir terhadap pekerjaan yang dijalani.
8.
Tingkat kepentingan adalah penilaian pengunjung atau responden terhadap
penting atau tidaknya suatu atribut pada Restoran Karimata, Bogor.
9.
Tingkat kinerja adalah penilaian pengunjung atau responden terhadap
kondisi nyata atau aktual dari atribut-atribut Restoran Karimata, Bogor.
10.
Cita rasa makanan dan minuman adalah seberapa besar rasa enak yang
terdapat dalam makanan dan minuman yang disajikan oleh Restoran
Karimata, Bogor sehingga konsumen menyukai rasa tersebut.
ï‚· Sangat enak jika kekhasan cita rasa masakan dan minuman terasa
sangat enak, sesuai selera, dan dapat membuat konsumen ingin
mencoba kembali.
ï‚· Enak jika kekhasan cita rasa masakan dan minuman terasa enak.
ï‚· Cukup enak jika kekhasan cita rasa masakan dan minuman terasa cukup
enak.
ï‚· Tidak enak jika kekhasan cita rasa masakan dan minuman terasa tidak
enak.
ï‚· Sangat tidak enak jika kekhasan cita rasa masakan dan minuman terasa
sangat tidak enak.
11.
Porsi makanan dan minuman adalah ukuran makanan dan minuman
disajikan oleh Restoran Karimata, Bogor.
ï‚· Sangat kenyang jika makanan dan minuman yang disajikan dapat
membuat konsumen merasa sangat kenyang.
ï‚· Kenyang jika makanan dan minuman yang disajikan dapat membuat
konsumen merasa kenyang.
ï‚· Cukup kenyang jika makanan dan minuman yang disajikan dapat
membuat konsumen cukup kenyang.
ï‚· Tidak kenyang jika porsi makanan dan minuman yang disajikan tidak
dapat membuat konsumen merasa kenyang.
ï‚· Sangat tidak kenyang jika porsi makanan dan minuman yang disajikan
tidak dapat membuat konsumen merasa sangat kenyang.
12.
Keragaman pilihan makanan dan minuman adalah pilihan makanan dan
minuman yang disediakan oleh Restoran Karimata dan pilihan makanan
dan minuman tersebut tersedia jika konsumen memesan.
ï‚· Sangat beragam jika pilihan menu makanan dan minuman yang
disediakan sangat beragam dan selalu ada jika dipilih dan dipesan oleh
konsumen
ï‚· Beragam jika pilihan menu makanan dan minuman yang disediakan
beragam dan selalu ada jika dipilih dan dipesan oleh konsumen
ï‚· Cukup beragam jika pilihan menu makanan dan minuman yang
disediakan cukup beragam dan selalu ada jika dipilih dan dipesan oleh
konsumen.
ï‚· Tidak beragam jika pilihan menu makanan dan minuman tidak
bervariasi
ï‚· Sangat tidak beragam jika pilihan menu makanan dan minuman sangat
tidak bervariasi
13.
Keindahan tampilan makanan dan minuman adalah tampilan penataan dan
kerapihan makanan dan minuman ketika disajikan.
ï‚· Sangat indah jika tampilan makanan dan minuman sangat indah
dipandang mata, hiasan dan warna sangat sesuai dengan yang
diinginkan, hidangan sangat tertata rapi, dan terlihat sangat menarik.
ï‚· Indah jika tampilan makanan dan minuman indah dipandang mata,
hiasan dan warna sesuai dengan yang diinginkan, hidangan tertata rapi,
dan terlihat menarik.
ï‚· Cukup indah jika tampilan makanan dan minuman cukup indah
dipandang mata, hiasan dan warna cukup sesuai dengan yang
diinginkan, hidangan cukup tertata rapi, dan terlihat cukup menarik.
ï‚· Tidak indah jika tampilan makanan dan minuman tidak indah, hiasan
dan warna tidak sesuai dengan yang diinginkan, hidangan tidak tertata
rapi, dan terlihat tidak menarik.
ï‚· Sangat tidak indah jika tampilan makanan dan minuman sangat tidak
indah, hiasan dan warna sangat tidak sesuai dengan yang diinginkan,
hidangan sangat tidak tertata rapi, dan terlihat sangat tidak menarik.
14.
Harga makanan dan minuman adalah nilai uang yang dikeluarkan
konsumen untuk membayarkan produk yang dibeli oleh konsumen pada
Restoran Karimata, Bogor.
ï‚· Sangat murah jika harga yang ditetapkan sangat terjangkau oleh
konsumen tanpa perlu mengorbankan kebutuhan yang lainnya.
ï‚· Murah jika harga yang ditetapkan terjangkau oleh konsumen.
ï‚· Cukup murah jika harga yang ditetapkan masih dapat dijangkau oleh
konsumen.
ï‚· Mahal jika harga yang ditetapkan masih dapat dijangkau, tetapi
konsumen mengorbankan kebutuhan lainnya.
ï‚· Sangat mahal jika harga yang ditetapkan tidak dapat dijangkau oleh
konsumen
15.
Kesesuaian harga berbagai menu adalah kesesuaian harga berbagai menu
tersebut dengan kualitas yang dijanjikan.
ï‚· Sangat sesuai jika harga yang diberikan sangat sesuai dengan kualitas
yang dijanjikan.
ï‚· Sesuai jika harga yang diberikan sesuai dengan kualitas yang
dijanjikan.
ï‚· Cukup sesuai jika harga yang diberikan cukup sesuai dengan kualitas
yang dijanjikan.
ï‚· Tidak sesuai jika harga yang diberikan tidak sesuai dengan kualitas
yang dijanjikan.
ï‚· Sangat tidak sesuai jika harga yang diberikan sangat tidak sesuai
dengan kualitas yang dijanjikan
16.
Kesigapan pramusaji adalah kecepatan pramusaji terhadap tanggapan atau
permintaan bantuan dari konsumen dalam melayani konsumen Restoran
Karimata, Bogor sejak awal konsumen memasuki restoran.
ï‚· Sangat sigap jika pramusaji dapat melayani konsumen dengan sangat
baik sesuai keinginan konsumen, sehingga konsumen merasa sangat
puas.
ï‚· Sigap jika pramusaji dapat melayani konsumen dengan baik sesuai
keinginan konsumen merasa puas.
ï‚· Cukup sigap jika pramusaji mampu melayani konsumen dengan cukup
baik, sehingga konsumen merasa cukup puas.
ï‚· Tidak sigap jika hanya sebagian keinginan konsumen yang dapat
dipenuhi, sehingga konsumen merasa tidak puas.
ï‚· Sangat tidak sigap jika pramusaji tidak dapat memenuhi keinginan
konsumen atau tidak mampu melayani konsumen, sehingga konsumen
merasa sangat tidak puas.
17.
Kesopanan dan keramahan pramusaji adalah sikap ramah dan sopan serta
tutur kata pramusaji dalam melayani dan menghadapi konsumen.
ï‚· Sangat sopan jika pramusaji selalu menunjukan sikap sopan dan ramah
kepada konsumen dengan memberikan penawaran bantuan dengan
sikap dan tutur kata yang sangat sopan dan sangat baik.
ï‚· Sopan jika pramusaji selalu menunjukkan sikap sopan dan ramah
kepada konsumen dengan memberikan penawaran bantuan dengan
sikap dan tutur kata yang sopan dan baik.
ï‚· Cukup sopan jika pramusaji senantiasa memberikan penawaran bantuan
dengan sikap dan tutur kata yang cukup sopan dan cukup baik.
ï‚· Tidak sopan jika pramusaji memberikan penawaran bantuan dengan
sikap dan tutur kata yang kurang sopan dan kurang baik.
ï‚· Sangat tidak sopan jika pramusaji memberikan penawaran bantuan
dengan sikap dan tutur kata yang sangat tidak sopan dan sangat tidak
baik.
18.
Penampilan pramusaji adalah penampilan fisik yang dipakai oleh
pramusaji dalam menjamu konsumen yang datang.
ï‚· Sangat menarik jika pramusaji penampilannya sopan, unik, dan sangat
menarik
ï‚· Menarik jika pramusaji penampilannya sopan, unik, dan menarik
ï‚· Cukup menarik jika pramusaji penampilannya sopan, unik, dan cukup
menarik
ï‚· Tidak menarik jika pramusaji penampilannya kurang sopan dan kurang
menarik
ï‚· Sangat tidak menarik jika pramusaji penampilannya tidak sopan dan
tidak menarik
19.
Pengetahuan dan penjelasan pramusaji terhadap produk adalah cara
penyampaian informasi mengenai produk yang terdapat dalam menu
sehingga konsumen mengerti terhadap produk tersebut.
ï‚· Sangat puas jika pramusaji dapat menjelaskan secara detail, sangat
mudah dimengerti mengenai menu yang ditawarkan.
ï‚· Puas jika pramusaji dapat menjelaskan secara detail, mudah dimengerti
mengenai menu yang ditawarkan.
ï‚· Cukup Puas jika pramusaji dapat menjelaskan secara detail, cukup
dimengerti mengenai menu yang ditawarkan.
ï‚· Tidak Puas jika pramusaji dapat menjelaskan secara detail, kurang
dimengerti mengenai menu yang ditawarkan.
ï‚· Sangat Tidak Puas jika pramusaji dapat menjelaskan secara detail, tidak
dimengerti mengenai menu yang ditawarkan.
20.
Kecepatan transaksi atau pembayaran adalah waktu yang dibutuhkan kasir
dalam melayani proses transaksi pembayaran dengan konsumen.
ï‚· Sangat cepat jika saya menyelesaikan pembayaran kurang dari lima
menit.
ï‚· Cepat jika saya menyelesaikan pembayaran dalam waktu 5-7 menit.
ï‚· Cukup cepat jika saya menyelesaikan pembayaran dalam waktu 8-10
menit.
ï‚· Tidak cepat jika saya menyelesaikan pembayaran dalam waktu 11-13
menit.
ï‚· Sangat tidak cepat jika saya menyelesaikan pembayaran dalam waktu
lebih dari 13 menit.
21.
Kemudahan cara pembayaran adalah tersedia cara pembayaran melalui
uang tunai dan melalui pembayaran melalui kartu kredit atau debit.
ï‚· Sangat mudah jika selain melalui cash, tersedia pula pembayaran
melalui kartu kredit serta sangat jelas cara pembayarannya.
ï‚· Mudah jika selain melalui cash, tersedia pula pembayaran melalui
kartu kredit serta jelas cara pembayarannya.
ï‚· Cukup mudah jika selain melalui cash, tersedia pula pembayaran
melalui kartu kredit serta agak jelas cara pembayarannya.
ï‚· Tidak mudah jika selain melalui cash, tersedia pula pembayaran
melalui kartu kredit serta kurang jelas cara pembayarannya.
ï‚· Sangat tidak mudah jika selain melalui cash, tersedia pula pembayaran
melalui kartu kredit tetapi sangat tidak jelas cara pembayarannya.
22.
Durasi waktu buka restoran adalah lamanya waktu buka dan tutupnya
restoran yang telah ditentukan oleh pihak restoran Karimata, Bogor.
ï‚· Sangat puas jika jam buka restoran jam 10 pagi dan tutup jam 9 malam.
ï‚· Puas jika jam buka restoran jam 10 pagi dan tutup dibawah jam 9
malam.
ï‚· Cukup Puas jika jam buka restoran dibawah jam 12 siang dan tutup
dibawah jam 9 malam
ï‚· Tidak Puas jika jam buka restoran diatas jam 12 siang dan tutup jam 9
malam.
ï‚· Sangat Tidak Puas jika jam buka restoran diatas jam 12 siang dan tutup
dibawah jam 10 malam.
23.
Kecepatan dalam penyajian makanan dan minuman adalah cepat atau
tidaknya mengenai pesanan konsumen yang diterima oleh konsumen.
ï‚·
Sangat cepat jika pramusaji dapat memenuhi pesanan konsumen
kurang dari lima menit.
ï‚·
Cepat jika pramusaji dapat memenuhi pesanan konsumen dalam waktu
5-7 menit.
ï‚·
Cukup cepat jika pramusaji dapat memenuhi pesanan konsumen dalam
waktu 8-10 menit.
ï‚·
Tidak cepat jika pramusaji dapat memenuhi pesanan konsumen dalam
waktu 11-13 menit.
ï‚·
Sangat tidak cepat jika pramusaji dapat memenuhi pesanan konsumen
dalam waktu lebih dari 13 menit.
24.
Kemudahan dalam menjangkau lokasi adalah seberapa mudah lokasi
Restoran Karimata, Bogor yang dapat dijangkau oleh konsumen dan
terdapat banyak akses kendaraan untuk sampai di lokasi restoran.
ï‚·
Sangat mudah jika lokasi Restoran Karimata, Bogor sangat mudah
dijangkau, sangat mudah ditemukan, sangat mudah untuk dihafal
letaknya, dan seluruh jenis kendaraan dapat mencapainya.
ï‚·
Mudah jika lokasi Restoran Karimata, Bogor mudah dijangkau, mudah
ditemukan, mudah untuk dihafal letaknya, dan seluruh jenis kendaraan
dapat mencapainya.
ï‚·
Cukup mudah jika lokasi Restoran Karimata, Bogor cukup mudah
dijangkau, cukup mudah ditemukan, cukup mudah untuk dihafal
letaknya, dan seluruh jenis kendaraan dapat mencapainya.
ï‚·
Tidak mudah jika lokasi Restoran Karimata, Bogor
tidak mudah
dijangkau, tidak mudah ditemukan, tidak mudah untuk dihafal
letaknya, dan tidak seluruh jenis kendaraan dapat mencapainya.
ï‚·
Sangat tidak mudah jika lokasi Restoran Karimata, Bogor sangat sulit
dijangkau, sangat sulit ditemukan, sangat sulit untuk dihafal letaknya,
dan seluruh jenis kendaraan tidak dapat mencapainya.
25.
Ketersedian area parkir adalah tersedianya atau tidaknya tempat parkir
yang cukup dan memadai untuk kendaraan milik konsumen restoran
sehingga mudah bagi konsumen dalam mencari parkir.
ï‚·
Sangat puas jika sarana parkir sangat luas dan sangat memadai, parkir
(motor dan mobil) dibedakan. Anda sangat mudah memarkirkan
kendaraannya, dan ada penjaga parkir yang membuat Anda merasa
aman.
ï‚·
Puas jika sarana parkir luas dan memadai, parkir (motor dan mobil)
tidak dibedakan dan ada penjaga parkir yang membuat Anda merasa
aman.
ï‚·
Cukup Puas jika sarana parkir cukup luas dan cukup memadai, parkir
(motor dan mobil) tidak dibedakan sehingga tidak teratur, dan tidak
ada penjaga parkir yang membuat Anda merasa aman.
ï‚·
Tidak Puas jika sarana parkir sempit dan kurang memadai, parkir
(motor dan mobil) tidak dibedakan. Anda sulit memarkirkan
kendaraan, dan tidak ada penjaga parkir yang membuat Anda merasa
tidak aman.
ï‚·
Sangat Tidak Puas jika sarana parkir sangat sempit dan sangat tidak
memadai, parkir (motor dan mobil) dibedakan. Anda sangat sulit
memarkirkan kendaraannya, dan tidak ada penjaga parkir yang
membuat Anda merasa tidak aman.
26.
Kebersihan ruangan adalah kondisi ruangan restoran baik dari lantai, meja,
dan kursi yang bersih dari kotoran sehingga dapat berpengaruh terhadap
minat konsumen dalam pembelian.
ï‚·
Sangat bersih jika tidak ada debu, kotoran, dan sampah di meja, kursi,
lantai, serta toilet sangat bersih.
ï‚·
Bersih jika tidak ada debu, kotoran, dan sampah di meja, kursi, lantai,
serta toilet bersih.
ï‚·
Cukup bersih jika tidak ada kotoran, dan sampah di meja, kursi, tetapi
masih ada debu di lantai, serta toilet cukup bersih.
ï‚·
Tidak bersih jika ada kotoran di meja, kursi, meskipun telah
membersihkan sebelumnya, serta toilet cukup bersih.
ï‚·
Sangat tidak bersih jika ada kotoran, sampah di meja, kursi, dan masih
ada debu di lantai, serta toilet kotor.
27.
Kenyamanan ruangan adalah suasana atau keadaan yang ditimbulkan oleh
restoran sehingga konsumen merasa nyaman dalam melakukan pembelian.
ï‚·
Sangat nyaman jika suasana restoran dapat membuat konsumen sangat
nyaman dan ingin berlama-lama serta ingin kembali ke restoran.
ï‚·
Nyaman jika suasana restoran dapat membuat konsumen nyaman, dan
ingin berlama-lama berada di restoran.
ï‚·
Cukup nyaman jika suasana restoran membuat konsumen cukup
nyaman.
ï‚·
Tidak nyaman jika suasana restoran tidak membuat konsumen
nyaman, dan membuat konsumen tidak ingin berlama-lama di dalam
restoran.
ï‚·
Sangat tidak nyaman jika suasana restoran sangat tidak membuat
konsumen nyaman dan membuat konsumen ingin cepat keluar dari
restoran.
28.
Ketersediaan dan kebersihan toilet dan wastafel adalah ada atau tidaknya
fasilitas toilet dan wastafel dan kebersihan dari toilet dan wastafel
sehingga konsumen nyaman memakai fasilitas tersebut.
ï‚·
Sangat puas jika ada tempat sampah, sabun, dan tissue toilet serta
toilet yang harum tidak bau pesing dan dipisah antara toilet laki-laki
dan wanita, wastafel memiliki alat pengering tangan di wastafel.
ï‚·
Puas jika ada tempat sampah, sabun, dan tissue toilet serta toilet
harum tidak bau pesing dan dipisah antar toilet laki-laki dan wanita,
dan ada wastafel.
ï‚·
Cukup Puas jika ada tempat sampah, sabun, tissue toilet, serta toilet
yang bau pesing dan dipisah antara toilet laki-laki dan wanita, ada
wastafel.
ï‚·
Tidak Puas jika tidak ada tempat sampah, sabun, dan tissue toilet serta
toilet yang harum tidak bau pesing dan dipisah antara toilet laki-laki
dan wanita, dan memiliki wastafel.
ï‚·
Sangat Tidak Puas jika toilet dan wastafel tidak tersedia.
29.
Ketersediaan dan kebersihan musholla adalah tersedianya fasilitas
musholla dan kebersihaan musholla sehingga konsumen nyaman
melakukan fasilitas tersebut.
ï‚·
Sangat puas jika terdapat musholla yang sangat mudah untuk
ditemukan, peralatan sholat yang disediakan sangat banyak, dan
kebersihannya sangat terjaga.
ï‚·
Puas jika terdapat musholla yang mudah untuk ditemukan, peralatan
sholat yang disediakan banyak, dan kebersihannya terjaga.
ï‚·
Cukup Puas jika terdapat musholla yang cukup mudah untuk
ditemukan, peralatan sholat yang disediakan cukup banyak, dan
kebersihannya cukup terjaga.
ï‚·
Tidak Puas jika musholla sulit untuk ditemukan, peralatan sholat yang
disediakan tidak banyak, dan kebersihannya tidak terjaga.
ï‚·
30.
Sangat Tidak Puas jika musholla tidak tersedia.
Dekorasi Restoran Karimata adalah penataan dan hiasan ruangan yang
terdapat di Restoran Karimata sehingga konsumen merasa nyaman.
ï‚·
Sangat menarik jika kursi, meja makan, dan hiasan-hiasan dinding
ruangan Restoran Karimata sangat menarik.
ï‚·
Menarik jika kursi, meja makan, dan hiasan-hiasan dinding ruangan
Restoran Karimata menarik namun perpaduannya kurang.
ï‚·
Cukup menarik jika kursi, meja makan, dan hiasan-hiasan dinding
ruangan Restoran Karimata menarik namun hiasan-hiasannya kurang.
ï‚·
Tidak menarik jika dekorasi Restoran Karimata yang cukup menarik.
ï‚·
Sangat tidak menarik jika dekorasi Restoran Karimata tidak menarik
sama sekali.
31.
Kebersihan peralatan makan adalah bersih atau tidaknya peralatan makan
yang digunakan restoran sehingga konsumen merasa nyaman saat
mengkonsumsi produk.
ï‚·
Sangat bersih jika peralatan makan terlihat sangat bersih, tidak ada
debu atau kotoran sekecil apapun di peralatan makan dan peralatan
makan dibedakan dan dilapisi oleh tissue.
ï‚·
Bersih jika peralatan makan tidak ada debu atau ada kotoran kecil
apapun diperalatan makan dan perlengkapan makan saat makan.
ï‚·
Cukup bersih jika peralatan makan dan perlengkapan makan cukup
bersih.
ï‚·
Tidak bersih jika peralatan makan sedikit ada debu dan ada kotoran
kecil dan perlengkapan makan.
ï‚·
Sangat tidak bersih jika perlatan makan terlihat sangat kotor pada
perlengkapan makan lainnya.
32.
Ketersediaan papan nama adalah jelas atau tidaknya posisi papan nama
restoran sehingga konsumen dengan mudahnya menuju lokasi dan dapat
menarik konsumen.
ï‚·
Sangat menarik jika papan nama pas (dapat terlihat dengan baik),
mencolok, dan menggugah konsumen untuk berkunjung.
ï‚·
Menarik jika papan nama pas (dapat terlihat dengan baik), mencolok,
namun belum dapat menggugah konsumen untuk berkunjung.
ï‚·
Cukup menarik jika posisi papan nama pas (dapat terlihat dengan
baik), kurang mencolok, dan belum dapat menggugah konsumen untuk
berkunjung.
ï‚·
Tidak menarik jika posisi papan nama tidak pas (kurang dapat terlihat),
meskipun papan nama cukup mencolok.
ï‚·
Sangat tidak menarik jika posisi papan nama tidak pas (kurang dapat
terlihat), dan tidak mencolok.
33.
Promosi media-media adalah bentuk dari bauran pemasaran yang
dilakukan oleh Restoran Karimata, Bogor untuk melakukan kegiatan
promosi baik melalui media elektronik dan cetak sehingga konsumen
tertarik untuk datang ke Restoran Karimata, Bogor.
ï‚·
Sangat sering jika informasi yang didapatkan media cetak dan media
elektronik sering dilakukan dan menggugah Anda untuk berkunjung.
ï‚·
Sering jika informasi yang didapatkan media cetak dan media
elektronik sering dilakukan dan belum menggugah Anda untuk
berkunjung.
ï‚·
Cukup sering jika informasi yang didapatkan media cetak dan media
elektronik cukup sering dilakukan dan belum menggugah Anda untuk
berkunjung.
ï‚·
Tidak sering jika informasi yang didapatkan media cetak dan media
elektronik jarang dilakukan dan belum menggugah Anda untuk
berkunjung.
ï‚·
Sangat tidak sering jika informasi yang didapatkan media cetak dan
media elektronik sangat jarang dilakukan dan belum menggugah Anda
untuk berkunjung.
VI.
5.1
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Sejarah dan Perkembangan Restoran Karimata
Restoran Karimata didirikan pada tanggal 22 Desember 2008 oleh Bapak
Agung Eko Widodo di wilayah Sentul Selatan. Restoran ini pertama kali didirikan
di Desa Pasir Maung, Cijayanti, Sentul Selatan. Pada tanggal 21 Agustus 2010
lokasi ini dipindahkan kedepan pintu tol Sentul Selatan 2 (Bogor Ring Road), The
Grand Sentul City, Bogor karena lokasi restoran sebelumnya kurang strategis
sehingga banyak konsumen yang tidak mengetahui keberadaan restoran ini.
Restoran ini dinamakan Karimata karena Karimata merupakan sebuah selat yang
berada di tengah-tengah Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Selain itu, menu
yang disediakan pada restoran ini merupakan campuran masakan dari ketiga pulau
tersebut. Lokasi restoran yang terletak di depan pintu tol Sentul Selatan 2
merupakan pemilihan tempat yang sangat strategis karena sasaran pasarnya adalah
para pekerja kantoran dari sekitar Bogor dan luar Bogor serta kalangan keluarga
yang sedang berwisata. Akses yang strategis menyebabkan banyak kendaraan
yang melewati restoran ini sehingga calon konsumen mengetahui keberadaan
restoran ini.
Restoran ini berawal dari pekerjaan dan kegiatan Bapak Agung yang
mengharuskan bertugas keluar kota yang ada di Indonesia dan berkunjung ke
berbagai tempat sehingga banyak pengalaman kuliner yang dapat dinikmati oleh
Bapak Agung. Pada akhir tahun 2008 Bapak Agung mengalami masalah yang
mendesak sehingga menyebabkan Bapak Agung pensiun dini dan harus mencari
sumber
pendapatan
yang
baru.
Bapak
Agung mempunyai
ide
untuk
mengembangkan Ikan Patin Bakar dalam Bambu yang bumbunya diracik sendiri
sehingga Bapak Agung membuka usaha restoran ini. Restoran ini tidak hanya
menyediakan Ikan Patin Bakar dalam Bambu saja, tetapi juga ada ikan gurame,
udang, cumi-cumi dan ayam.
Restoran Karimata pada dasarnya merupakan restoran keluarga, namun
restoran ini dapat digunakan sebagai keperluan bisnis, arisan, dan perayaan ulang
tahun. Lokasi restoran yang berada di dekat tol menyebabkan restoran ini mudah
dijangkau dengan semua jenis kendaraan bagi pengunjung yang berasal dari luar
Sentul City. Pengunjung yang datang relatif menggunakan kendaraan pribadi
yaitu mobil. Restoran Karimata beroperasi pada hari Selasa sampai Minggu mulai
pukul 10.00 – 21.00 WIB. Restoran ini sedang mempersiapkan pembukaan
cabang baru di daerah Taman Mini untuk lebih dikenal oleh masyarakat.
5.2
Pembagian Kerja Karyawan Restoran Karimata
Restoran Karimata merupakan salah satu jenis usaha jasa penyedia
makanan dan minuman dengan bentuk kepemilikan perseorangan sehingga
memiliki struktur organisasi yang sederhana. Semua keputusan dari bidang
pemasaran, produksi, sumberdaya manusia, dan keuangan dipegang oleh pemilik.
Pemilik dibantu oleh seorang supervisor untuk menjalankan kegiatan operasional
restoran dan pengaturan kerja karyawan. Supervisor dibantu oleh seorang wakil
supervisor yang bertugas menggantikan pekerjaan supervisor saat tidak berada
ditempat.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, pihak restoran membuat job
description yang telah dijelaskan dan disetujui. Karyawan Restoran Karimata
berjumlah 35 orang yang masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab
yang berbeda. Mayoritas karyawan Restoran Karimata memiliki tingkat
pendidikan yang rendah sehingga mengutamakan kemampuan yang dimiliki
dengan bagian kerja yang akan diterima. Calon karyawan Restoran Karimata
ditraining terlebih dahulu untuk melihat potensi yang mereka miliki. Restoran
Karimata mempekerjakan masyarakat sekitar lokasi usaha sehingga tingkat
pendidikan bukanlah yang utama dalam merekrut karyawan. Berdasarkan
kebijakan dari restoran, setiap jabatan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut :
1.
Pemilik (Owner)
a.
Sebagai pemilik
b.
Mengawasi dan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang
dijalankan di restoran.
c.
2.
Pengambil kebijakan dan keputusan strategis.
Supervisor
a.
Mengawasi dan mengatur pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan.
b.
Bertanggung jawab atas kegiatan operasional serta sebagai costumer
service
3.
Wakil Supervisor (Deputy Supervisor)
a.
Membantu
pekerjaan
supervisor
dalam
mengawasi
kegiatan
operasional restoran.
b.
Menggantikan pekerjaan supervisor jika supervisor tidak berada
ditempat.
4.
Cashier
a.
Mengurus keuangan dalam kegiatan operasional restoran seperti
pembayaran bill dan pengeluaran untuk membeli bahan-bahan serta
bertanggung jawas atas bahan-bahan yang ada di gudang.
5.
6.
Billing Service
a.
Memasukan data pembelian pesanan konsumen ke dalam komputer.
b.
Bertanggung jawab atas bill pesanan tamu.
Pelayan/Penyaji (Waiter/ss)
a.
Melayani konsumen yang memesan makanan dan minuman.
b.
Membawa makanan dan minuman yang telah dipesan konsumen
sampai meja konsumen.
7.
Cleaner
a.
8.
Membersihkan meja konsumen dan menjaga kebersihan restoran.
Cook
a.
Koki makanan bertugas memasak makanan yang digoreng atau
direbus.
b.
Koki bakaran bertugas menyediakan makanan yang dimasak dengan
cara dibakar.
9.
Cook Helper
a.
10.
Membantu koki dalam memasak.
Food Checker
a.
Membacakan pesanan makanan konsumen kepada koki dan menandai
pesanan yang akan dibawa ke meja konsumen.
11.
Bartender
a.
Membuat pesanan minuman konsumen.
12.
Dishwasher
a.
Melakukan pencucian atau pembersihan peralatan makan dan minum
dan peralatan yang dipakai untuk memasak.
13.
Driver
a.
Membeli dan mengambil pesanan bahan-bahan atau peralatan yang
dibutuhkan oleh restoran.
b.
Mengantar pesanan kepada konsumen yang dipesan melalui delivery
order.
c.
Bertanggung jawab untuk memasukkan persediaan bahan-bahan ke
gudang.
5.3
Operasional Restoran Karimata
Restoran Karimata mulai dibuka dari jam 10.00 sampai jam 21.00 (last
order). Restoran ini libur setiap hari Senin kecuali hari Senin tersebut merupakan
hari libur nasional. Pengaturan shift kerja karyawan untuk hari biasa (SelasaJumat) dibagi menjadi dua shift, yaitu shift pagi mulai dari jam 08.00 sampai jam
16.00 dan shift siang dimulai dari jam 12.00 sampai jam 21.00. Pengaturan shift
kerja karyawan untuk hari libur (Sabtu, Minggu atau hari libur nasional) yaitu
shift pertama mulai dari jam 08.00 sampai jam 21.00 dan shift kedua mulai dari
jam 09.00 sampai jam 21.00.
Konsumen yang datang ke Restoran Karimata langsung memilih meja
yang mereka inginkan. Setelah itu, waiter memberikan daftar menu kepada
konsumen dan mencatat pesanan konsumen. Selanjutnya waiter menuju ke dapur
untuk memberikan daftar makanan dan minuman yang dipesan oleh konsumen.
Sebelum makanan dan minuman dibawakan ke meja tamu, food checker
menandai pesanan makanan yang akan dibawakan ke meja tamu. Makanan yang
siap dihidangkan kemudian diantarkan ke konsumen. Setelah itu, daftar pesanan
makanan dan minuman konsumen dibawa ke billing service. Proses pembayaran
dilakukan dengan dua cara yaitu konsumen langsung datang ke kasir untuk
melakukan pembayaran semua pesanan dan konsumen dapat memanggil waiter
untuk meminta billing pembayaran. Waiter memberikan billing pembayaran
tersebut kepada konsumen dan setelah itu melakukan transaksi pembayaran uang
tersebut diberikan kepada kasir. Restoran Karimata juga menyediakan sistem
pemesanan tempat dengan cara menelepon atau mengirim pesan singkat.
5.4
Strategi Bauran Pemasaran Restoran Karimata
Restoran Karimata merupakan perusahan jasa yang memiliki tujuh bauran
pemasaran, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), promotion
(promosi), people (orang), process (proses), dan physical evidence (bukti fisik).
Berikut ini adalah bauran pemasaran pada Restoran Karimata :
5.4.1 Produk
Restoran Karimata menyajikan berbagai macam variasi makanan dan
minuman. Restoran ini tidak menerapkan ciri khas dari daerah tertentu sehingga
makanan dan minuman yang ditawarkan sangat beragam. Jenis makanan yang
ditawarkan adalah olahan ikan patin, ikan gurame, ayam, udang, cumi-cumi, dan
sup buntut. Restoran ini memiliki produk tradisional dari khas dari daerah
Kalimantan yang menjadi produk unggulan restoran ini yaitu ikan patin bakar
dalam bambu yang cita rasanya sedikit berbeda dengan produk aslinya. Restoran
Karimata selalu menggunakan bahan baku yang berkualitas dan segar (fresh)
sehingga keamanan dan kebersihannya terjamin. Beragam jenis makanan dan
minuman lainnya yang terdapat di Restoran Karimata dapat dilihat pada Lampiran
2.
5.4.2 Harga
Harga produk yang ditawarkan oleh pihak Restoran Karimata untuk
makanan dan minuman sangat beragam. Harga makanan berkisar dari Rp
4.000,00 sampai dengan Rp 100.000,00 per porsi sedangkan minuman dengan
harga berkisar dari Rp 2.000,00 sampai dengan Rp 15.000,00 per gelas. Harga
makanan dan minuman belum termasuk dengan pajak sebesar 10 persen. Beragam
harga makanan dan minuman yang terdapat di Restoran Karimata dapat dilihat
pada Lampiran 2.
5.4.3 Tempat
Retoran ini pertama kalinya didirikan di Desa Pasir Maung, Cijayanti,
Sentul Selatan pada 22 Desember 2008. Pada 21 Agustus 2010 lokasi restoran ini
dipindahkan ke depan pintu tol Sentul Selatan 2 (Bogor Ring Road), The Grand
Sentul City, Bogor. Lokasi ini merupakan lokasi yang strategis karena berada
dipinggir tol sehingga sering dilalui oleh berbagai kendaraan dari arah Jakarta dan
dari arah Bogor. Kemudahan lokasi dan kenyamanan tempat yang disajikan oleh
Restoran Karimata membuat konsumen banyak yang datang setiap hari.
5.4.4 Promosi
Pada pertama kali didirikan Restoran Karimata melakukan promosi yang
cukup gencar melalui penyebaran brosur, pemberian diskon, pemberian voucher
compliment, iklan online di internet dan pemasangan iklan di majalah dan koran.
Promosi yang sekarang dilakukan oleh Restoran Karimata adalah melalui internet
dengan web www.ikanbakarkarimata.biz, papan nama, dan melalui dari mulut ke
mulut (word of mouth). Selain itu, banyak pihak luar yang bersedia
mempromosikan restoran ini, seperti penawaran promosi melalui siaran televisi.
5.4.5 Orang
Restoran Karimata merupakan restoran yang tidak hanya menawarkan
produk tetapi juga menawarkan jasa kepada konsumen dalam hal ini adalah
pelayanan. Pelayanan jasa yang diberikan sangat erat kaitannya dengan kinerja
para pramusaji dari pihak Restoran Karimata. Jumlah karyawan Restoran
Karimata berjumlah 35 orang. Karyawan restoran ini mayoritas berasal dari
daerah sekitar restoran karena Restoran Karimata ingin ikut serta dalam
menyejahterahkan masyarakat sekitar dengan memberikan lapangan pekerjaan.
Restoran Karimata tidak terlalu memiliki persyaratan utama dalam hal tingkat
pendidikan untuk merekrut karyawan. Tetapi setiap calon karyawan dilakukan
pelatihan terlebih dahulu agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik untuk
konsumen.
5.4.6 Proses
Kegiatan pelayanan meliputi dari kecepatan dalam penyajian, kecepatan
dalam transaksi, kemudahan cara pembayaran, dan durasi waktu buka restoran.
Kecepatan penyajian merupakan bagian yang terpenting dalam hal konsumen
memesan suatu produk. Kecepatan penyajian merupakan penilaian terpenting oleh
konsumen karena makanan dan minuman yang disajikan di Restoran Karimata
dalam keadaan fresh. Kecepatan penyajian dalam menunggu makanan dan
minuman untuk dihidangkan 15 menit sampai 30 menit karena khusus untuk ikan
patin bakar dalam bambu harus dibakar terlebih dahulu lebih kurang 15 menit
yang sebelumnya sudah dibakar setengah matang. Konsumen juga dapat memesan
tempat duduk dan menu melaui sms atau telepon terlebih dahulu jika tidak ingin
menunggu lama sampai menu yang disajikan. Kecepatan transaksi pembayaran
dilakukan di Restoran Karimata biasanya para konsumen meminta billing kepada
pramusaji. Pihak restoran selalu memberikan pelayanan maksimal untuk kepuasan
konsumen yang diinginkan
5.4.7 Bukti Fisik
Restoran Karimata merupakan restoran dengan konsep semi tradisional
dengan struktur bangunan menggunakan bahan dari kayu. Meja dan kursi juga
terbuat dari bahan kayu. Konsep ruang makan yang terbuka sehingga konsumen
menikmati udara dari luar dan pemandangan sekitar. Ruang makan memiliki
dapat menampung 212 konsumen yang terdiri dari 2 lantai dan memiliki dua jenis
tempat duduk yaitu lesehan dan meja kursi. Fasilitas area parkir di restoran ini
tidak terlalu luas karena hanya bisa menampung 37 mobil dan terdapat petugas
parkir yang mengatur parkir dan menjaga keamanannya. Fasilitas toilet dan
wastafel terdapat di restoran ini yang memiliki empat toilet yang terdiri dari dua
macam toilet yaitu dua toilet duduk dan dua toilet jongkok sedangkan wastafel
memiliki tiga wastafel yaitu dua wastafel dilantai atas dan satu wastafel dilantai
bawah. Fasilitas musholla juga terdapat disini yang memiliki kapasitas untuk 15
orang dan juga terdapat mukena sarung dan sajadah untuk pengunjung. Fasilitas
white board disediakan oleh restoran ini yang biasanya digunakan pengunjung
untuk presentasi jika pengunjung tersebut pengunjung rombongan. Kebersihan
dan kerapihan di restoran ini selalu diperhatikan oleh pihak Restoran Karimata
dengan cara membersihkan dan merapikan restoran pada pagi hari sebelum
restoran ini buka, membersihkan meja makan setelah dipakai oleh konsumen, dan
ketika malam hari disaat restoran tutup.
VI.
6.1
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Umum Konsumen Restoran Karimata
Karakteristik konsumen yang dipilih adalah konsumen Restoran Karimata
yang sedang berada di lokasi penelitian pada saat survey berlangsung. Jumlah
responden dalam penelitian ini berjumlah 70 orang. Karakteristik umum
konsumen dapat dijelaskan dengan variabel jenis kelamin, alamat atau daerah
asal, usia, pendidikan terakhir, status pernikahan, pekerjaan, dan rata-rata
pendapatan per bulan atau uang saku (pelajar atau mahasiswa).
6.1.1 Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian, responden Restoran Karimata sebanyak 40
orang (57,14 persen) berjenis kelamin perempuan dan 30 orang (42,86 persen)
berjenis kelamin laki-laki dapat dilihat pada Tabel 7. Berdasarkan penelitian
terdahulu, jenis kelamin perempuan lebih banyak mengkonsumsi produk daripada
laki-laki. Hal itu dikarenakan Restoran Karimata bisa dijadikan pilihan bagi lakilaki atau perempuan untuk dapat menikmati hidangan pada restoran ini serta
tempat ini juga cocok untuk bertemu dengan relasi bisnis.
Tabel 7.
Sebaran Jumlah dan Presentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah (Orang)
Perempuan
Laki-laki
Total
6.1.2
Persentase (%)
40
30
57,14
42,86
70
100
Domisili
Responden yang mengunjungi Restoran Karimata umumnya didominasi
oleh orang yang berdomisili di Luar Bogor yaitu sebanyak 36 orang (51,43
persen). Hal ini dikarenakan tempat tinggal responden yang letaknya berbatasan
dengan Bogor dan letak Restoran Karimata yang strategis yang berada dekat
dengan pintu
tol yang mengarah ke Jakarta, Bogor dan Kedung Halang.
Responden yang berdomisili di Bogor tidak jauh berbeda dengan responden dari
luar Bogor yang datang ke Restoran Karimata yaitu sebanyak 34 orang (48,57
persen) dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8.
Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Alamat atau Domisili
Daerah Asal
Jumlah (Orang)
Bogor
Luar Bogor
Total
Persentase (%)
34
36
48,57
51,43
70
100
6.1.3 Usia
Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa responden Restoran Karimata di
dominasi oleh orang yang telah berusia 25-35 tahun yaitu sebanyak 33 orang
(47,14 persen) diikuti oleh usia 36-50 tahun sebanyak 18 orang (25,71 persen) lalu
oleh usia 19-24 tahun sebanyak 14 orang (20 persen). Hal ini dapat dilihat pada
Tabel 9 bahwa responden yang mengunjungi Restoran Karimata beragam usianya.
Berdasarkan hasil penelitian ini melihat dari penelitian terdahulu Ginting (2009)
terdapat kesamaan bahwa banyaknya usia 25-35 tahun yang melakukan
kunjungan ke Restoran Karimata dikarenakan usia yang masih produktif serta
tingkat mobilitas yang tinggi. Rata-rata pengunjung restoran ini adalah pegawai
kantoran yang dimana mereka sengaja berkunjung untuk makan bersama dengan
teman ataupun dengan relasi bisnisnya.
Tabel 9.
Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Usia
Usia (Tahun)
16-18
19-24
25-35
36-50
51-65
Total
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
1
14
33
18
4
70
1,43
20
47,14
25,71
5,71
100
6.1.4 Tingkat Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa responden Restoran Karimata
didominasi oleh konsumen dengan tingkat pendidikan Sarjana sebanyak 48 orang
(68,57 persen) lalu Pascasarjana sebanyak 11 orang (15,71 persen), ini dapat
dilihat pada Tabel 10. Pada penelitian ini mempunyai kesamaan dengan Putriana
(2010) bahwa lebih banyak responden Restoran Karimata yang datang dengan
tingkat pendidikan Sarjana. Hal ini dikarenakan bahwa responden Restoran
Karimata merupakan orang-orang yang berpendidikan. Semakin tinggi tingkat
pendidikan responden maka akan semakin tinggi pula pengetahuan responden
mengenai produk yang akan dikonsumsi. Responden yang tingkat pendidikan
tinggi dengan mempunyai informasi yang cukup dapat mempengaruhi proses
keputusan pembelian dan juga dapat mempengaruhi pola hidup dan gaya hidup
seseorang dalam mengkonsumsi suatu produk.
Tabel 10. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Terakhir
SD
SMP
SMA
Diploma/ Akademi
Sarjana
Pascasarjana
Total
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
1
1
2
7
48
11
70
1,43
1,43
2,86
10
68,57
15,71
100
6.1.5 Status Pernikahan
Mayoritas responden Restoran Karimata telah menikah dengan responden
sebanyak 43 orang (61,43 persen) dan responden yang belum menikah sebanyak
27 orang (38,57 persen) yang dapat dilihat pada Tabel 11. Hal ini memliki
kesamaan dengan penelitian terdahulu Putriana (2010) dan Ginting (2010) yaitu
responden Restoran Karimata yang telah menikah dikarenakan banyak ibu rumah
tangga yang bekerja di luar rumah yang menyebabkan tidak memiliki banyak
waktu untuk menyediakan makanan di dalam rumah. Responden yang sudah
menikah biasanya mengunjungi restoran bersama dengan keluarga sedangkan
responden yang belum menikah biasanya mengunjungi restoran bersama teman,
atau rekan kerja (kolega).
Tabel 11. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Status Pernikahan
Status Pernikahan
Menikah
Belum Menikah
Total
Jumlah (Orang)
43
27
70
Persentase (%)
61,43
38,57
100
6.1.6 Pekerjaan
Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden Restoran
Karimata memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta yang sebanyak 37 orang
(52,86 persen) yang dikuti oleh pegawai negeri sipil sebanyak 13 orang (18,57
persen). Pada penelitian ini mempunyai kesamaan dengan penelitian Putriana
(2010) dan Sianturi (2010) bahwa mayoritas pada penelitian ini memiliki
pekerjaan sebagai pegawai swasta karena berdasarkan letak lokasi restoran yang
strategis untuk bertemu dan berdiskusi bersama relasi bisnis dan koleganya.
Alasan lain dalam melakukan pembelian adalah aktifitas diluar rumah yang tinggi
serta mencari tempat yang suasananya nyaman untuk berkumpul dan berdiskusi
dengan koleganya.
Tabel 12. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan
Pelajar/Mahasiswa
Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Pensiunan
Ibu Rumah Tangga
Tidak/Belum Bekerja
Total
Jumlah (Orang)
11
13
37
5
2
2
0
70
Persentase (%)
15,71
18,57
52,86
7,14
2,86
2,86
0
100
6.1.7 Pendapatan atau Uang Saku
Pendapatan atau uang saku rata-rata per bulan responden berkaitan erat
dengan latar belakang pekerjaan responden, hal ini dapat dilihat pada Tabel 13.
Mayoritas rata-rata pendapatan atau uang saku per bulan responden yaitu lebih
besar dari Rp 4.500.000 sebanyak 30 orang (42,86) dikuti oleh responden yang
memiliki pendapatan atau uang saku per bulan sebesar Rp 1.500.000 – Rp
2.499.999 sebanyak 13 orang (18,57 persen), responden dengan pendapatan per
bulan atau uang saku per bulan sebesar Rp 2.500.000 – Rp 3.499.999 sebanyak
11 orang (15,71 persen), responden dengan pendapatan atau uang saku per bulan
sebesar Rp 500.000 – Rp 1.499.999 sebanyak 7 orang (10 persen), responden
dengan pendapatan atau uang saku per bulan sebesar Rp 3.500.000 – Rp
4.500.000 sebanyak 6 orang (8,57 persen) dan responden dengan pendapatan atau
uang saku per bulan sebesar kurang dari Rp 500.000 sebanyak 3 orang (4,29
persen). Rata-rata pendapatan atau uang saku per bulan pada penelitian ini dalam
pembahasan sebelumnya bahwa responden yang banyak mengunjungi restoran ini
merupakan dari kalangan pegawai swasta. Hal ini dapat menunjukkan bahwa
Restoran Karimata ditujukan untuk kelompok kalangan menengah atas.
Tabel 13. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Pendapatan atau Uang Saku
Pendapatan Per Bulan (Rp)
< 500.000
500.000 - 1.499.999
1.500.000 - 2.499.999
2.500.000 - 3.499.999
3.500.000 - 4.500.000
> 4.500.000
Total
6.2
Jumlah (Orang)
3
7
13
11
6
30
70
Persentase (%)
4,29
10
18,57
15,71
8,57
42,86
100
Proses Keputusan Pembelian
Proses pengambilan keputusan konsumen menurut Engel (1995) terdiri
dari lima tahapan, yaitu tahap pertama pengenalan kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan tahap kelima adalah hasil pembelian.
Pada penelitian ini juga menganalisis proses pemgambilan keputusan konsumen
Restoran Karimata dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang
berhubungan dengan setiap tahapan dalam proses keputusan pembelian
konsumen.
6.2.1
Pengenalan Kebutuhan
Tahap pertama dalam proses pengambilan keputusan konsumen adalah
pengenalan kebutuhan. Pengenalan kebutuhan pada hakikatnya bergantung pada
berapa banyak ketidaksesuaian yang ada di antara keadaan aktual yang sesuai
dengan situasi konsumen sekarang dan keadaan yang diinginkan konsumen
(Engel,1995). Pada Restoran Karimata pengenalan kebutuhan memerlukan
informasi yang cukup untuk mengetahui alasan atau motivasi konsumen dalam
mengunjungi restoran tersebut.
Pada Tabel 14 menunjukkan bahwa alasan atau motivasi konsumen untuk
berkunjung ke Restoran Karimata mencari menu yang khas dan unik. Berdasarkan
hasil penelitian sebanyak 43 orang (61,43 persen) motivasi berkunjung ke
Restoran Karimata yaitu mencari menu yang khas dan unik dan 16 orang (22,86
persen) sebagai sekedar ingin mencoba. Berdasarkan hasil dari penelitian ini
memiliki perbedaan dengan penelitian Sianturi (2010) yang menjadi alasan atau
motivasi dalam mengunjungi restoran adalah harga yang mudah terjangkau.
Perbedaan tersebut dikarenakan perbedaan tempat, waktu, dan keadaan
perekonomian.
Motivasi responden makan diluar rumah yang berkunjung ke Restoran
Karimata karena ingin mencari menu yang khas dan unik yang didominsi oleh
responden yang berusia 25-35 tahun sebanyak 20 orang, memiliki pekerjaan
sebagai pegawai swasta sebanyak 21 orang, memiliki status sudah menikah
sebanyak 27 orang, dan berdomisili di luar Bogor sebanyak 24 orang. Hal ini
menunjukkan bahwa aktifitas seseorang lebih banyak dilakukan di luar rumah dan
ingin mencari menu yang khas dan unik untuk dicicipi agar menemukan kepuasan
tersendiri dalam merasakan hidangan. Faktor yang mempengaruhi dalam
keputusan ini adalah faktor usia, status pernikahan, dan domisili.
Tabel 14. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Motivasi untuk Makan di Luar Rumah
Motivasi Makan di Luar rumah
Sekedar ingin mencoba
Sebagai penunjang gaya hidup
Mencari menu yang khas dan unik
Mencari tempat yang nyaman
Total
Jumlah (Orang)
16
5
43
6
70
Persentase (%)
22,86
7,14
61,43
8,57
100
Selain informasi mengenai alasan atau motivasi kunjungan konsumen,
tahap pengenalan kebutuhan juga memerlukan informasi mengenai manfaat yang
dicari oleh konsumen dalam mengunjungi dan melakukan pembelian di restoran
(luar rumah). Berdasarkan hasil penelitian menujukkan bahwa sebanyak 38 orang
(54,29 persen) manfaat yang dicari oleh konsumen dalam mengunjungi dan
pembelian di restoran adalah memenuhi kebutuhan sebagai makanan selingan dan
18 orang (25,71 persen) sebagai memenuhi kebutuhan makanan utama. Hasil dari
penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian Putriana (2010) bahwa
manfaat yang dicari oleh konsumen dalam mengunjungi dan melakukan
pembelian di restoran adalah konsumen mencari manfaat mudah/tidak repot dari
mengunjungi dan melakukan pembelian di restoran (luar rumah). Hal ini terjadi
dikarenakan perbedaan lokasi, perbedaan waktu, dan perbedaan perekonomian.
Jumlah responden yang mencari manfaat makan di luar rumah yang sebagai
kebutuhan sebagai makanan selingan mayoritas berusia 25-35 tahun sebanyak 20
orang dan berstatus sudah menikah sebanyak 29 orang serta memiliki pekerjaan
sabagai pegawai swasta.
Tabel 15. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Manfaat Makan di Luar Rumah
Manfaat yang dicari dari makan di luar rumah
Memenuhi kebutuhan makanan utama
Memenuhi kebutuhan sebagai makanan
selingan
Pemenuhan gizi
Memenuhi kebutuhan akan simbol status sosial
(prestise)
Total
Jumlah
(Orang)
18
38
Persentase (%)
5
9
7,14
12,86
70
100
25,71
54,29
Tahapan pengenalan kebutuhan pada Restoran Karimata bahwa sebagian
besar responden mencari menu yang khas dan unik serta memenuhi kebutuhan
sebagai makanan selingan. Hal ini dikarenakan pada karakteristik konsumen pada
berusia 25-35 tahun, memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta dan berstatus
sudah menikah, sehingga memiliki sedikit aktifitas di dalam rumah serta
responden ingin mencicipi menu-menu yang unik dan berbeda dari restoran
lainnya.
6.2.2 Pencarian Informasi
Tahapan setelah pengenalan kebutuhan dalam proses pengambilan
keputusan konsumen adalah pencarian informasi. Pencarian informasi mulai
dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi
dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Pencarian informasi dibedakan
menjadi dua bagian yaitu pencarian internal dan pencarian eksternal. Pencarian
internal dilakukan pada tahap awal dalam mengingat kembali semua informasi
yang ada dalam ingatan, biasanya mengingat berbagai produk atau merek yang
dapat memecahkan masalah atau kebutuhan. Pencarian eksternal adalah proses
pencarian informasi mengenai berbagai produk dan merek, pembelian, maupun
konsumsi kepada lingkungan konsumen. Konsumen akan mencari informasi di
dalam ingatannya dan mencari informasi dari luar ingatannya. Dalam penelitian
ini menganalisis pencarian informasi mengenai sumber informasi utama yang
didapatkan konsumen dan fokus perhatian konsumen dalam mengunjungi
Restoran Karimata.
Berdasarkan pada Tabel 16 menunjukkan bahwa sumber informasi utama
mengenai Restoran Karimata sebagian besar didominasi oleh teman sebanyak 52
orang (74,29 persen), dan anggota keluarga sebanyak 11 orang (15,71 persen).
Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan semua penelitian terdahulu yang
menyatakan bahwa teman merupakan sumber informasi yang efektif dalam
merekomendasikan restoran.
Karakteristik konsumen yang menjadikan teman sebagai sumber informasi
utama yaitu mayoritas umur responden berusia 25-35 tahun sebanyak 30 orang
dan memiliki status sudah menikah sebanyak 30 orang. Hal ini dikarenakan
konsumen banyak memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai produk dan
lebih mudah dipercaya karena adanya pengalaman nyata dari orang lain serta
pencarian informasi lebih cepat untuk disampaikan.
Tabel 16.
Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Sumber Informasi Utama
Sumber informasi utama untuk alternatif tempat
Jumlah
Persentase
makan
(Orang)
(%)
Teman
52
74,29
Anggota Keluarga
11
15,71
Kenalan
1
1,43
Iklan cetak (brosur)
3
4,29
Media cetak (majalah/koran)
3
4,29
Total
70
100
Setelah mendapatkan informasi mengenai Restoran Karimata, konsumen
akan mencari informasi lain mengenai fokus perhatian yang terdapat dalam
informasi tersebut pada Restoran Karimata. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 17
yang menjadi fokus perhatian utama dalam sumber informasi adalah cita rasa
sebanyak 47 orang (67,14 persen) dan kenyamanan tempat sebanyak 15 orang
(21,43 persen). Hasil dari penelitian ini memiliki kesamaan dengan semua
penelitian terdahulu bahwa cita rasa merupakan fokus perhatian dari sumber
informasi.
Konsumen yang berusia 25-35 tahun dan memiliki perkerjaan sebagai
pegawai swasta sebanyak 30 orang menjadikan cita rasa sebagai fokus perhatian
yang utama dalam memilih restoran. Hal ini disebabkan oleh konsumen
mempunyai kualitas cita rasa yang tinggi dan konsumen sudah merasa bosan
dengan menu-menu yang sudah umum yang ada di restoran-restoran lainnya.
Tabel 17. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Fokus Perhatian dari Sumber Informasi
Fokus perhatian dari sumber informasi
Jumlah
(Orang)
Lokasi restoran
Harga yang ditawarkan
Cita Rasa
Pelayanan restoran
Kenyamanan tempat
Total
Persentase (%)
7
0
47
1
15
70
10,00
0
67,14
1,43
21,43
100
Tahapan pencarian informasi mengenai Restoran Karimata yang
didapatkan dari responden sebagian besar berasal dari teman dan yang menjadi
fokus perhatian dalam pencarian informasai mengenai Restoran Karimata adalah
cita rasa. Hal ini dikarenakan karakteristik konsumen yang berusia 25-35 tahun
dan memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta yang mendapatkan informasi
lebih cepat dan mudah melalui temannya. Informasi tersebut bisa mempengaruhi
konsumen untuk mendatangi Restoran Karimata.
6.2.3 Evaluasi Alternatif
Tahapan setelah pengenalan kebutuhan dan pencarian informasi tahapan
selanjutnya adalah tahapan evaluasi alternatif. Evaluasi alternatif merupakan
proses mengevaluasi pilihan produk dan merek dan memilihnya sesuai dengan
yang diinginkan konsumen. Pada proses evaluasi alternatif, konsumen
membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah. Evaluasi
alternatif ada dikarenakan banyaknya alternatif pilihan yang muncul pada diri
konsumen.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pada Tabel 18 menunjukkan bahwa
pertimbangan awal dalam mengunjungi restoran didominasi oleh cita rasa menu
sebanyak 50 orang (71,43 persen) dan suasana restoran sebanyak 10 orang (14,29
persen). Pertimbangan ini menunjukkan bahwa suatu restoran menawarkan
produk utamanya yaitu makanan dan minuman dan menjaga kualitas dari rasa
makanan dan minuman tersebut. Dalam hal ini cita rasa menu pada makanan
merupakan hal yang terpenting dalam menentukan proses keputusan pembelian.
Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian Putriana (2010) bahwa
pertimbangan awal dalam memilih restoran adalah cita rasa produk yang
ditawarkan perusahaan.
Pertimbangan awal dalam memilih restoran memiliki karakteristik
konsumen pada cita rasa menu yang mayoritas berusia 25-35 tahun sebanyak 25
orang, memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta sebanyak 30 orang dan
berstatus sudah menikah. Hal ini disebabkan oleh konsumen mempunyai kualitas
cita rasa yang tinggi dan konsumen sudah merasa bosan dengan menu-menu yang
sudah umum yang ada di restoran-restoran lainnya.
Tabel 18. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Pertimbangan Awal dalam Memilih Restoran
Pertimbangan awal dalam memilih
restoran
Cita rasa menu
Lokasi yang strategis
Suasana restoran
Pelayanan yang memuaskan
Tampilan luar restoran
Total
Berdasarkan
pada
Tabel
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
50
6
10
1
3
70
19
menunjukkan
71,43
8,57
14,29
1,43
4,29
100
bahwa
atribut
yang
dipertimbangkan dalam memilih Restoran Karimata adalah cita rasa yang khas
sebesar 47 orang (67,14 persen) dan lokasi strategis sebanyak 15 orang (21,43
persen). Hal ini menunjukkan bahwa restoran ini mengungguli cita rasa yang khas
untuk makanan dan minuman daripada lokasi yang strategis karena konsumen
merasa puas dengan hidangan yang disajikan. Selain itu, bahan yang digunakan
selalu segar. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan semua penelitian terdahulu
bahwa cita rasa yang khas pada atribut yang dipertimbangakan dalam
mengunjungi lokasi penelitian.
Konsumen yang menilai cita rasa yang khas menjadi hal yang penting
dalam perhatian konsumen pada pemilihan Restoran Karimata yang mayoritas
berusia 25-35 tahun sebanyak 22 orang, memiliki pekerjaan sebagai pegawai
swasta dan berstatus sudah menikah sebanyak 28 orang. Hal ini disebabkan bahwa
konsumen ingin mencari suatu yang baru dan tidak ada di tempat yang lain.
Tabel 19. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Atribut yang Dipertimbangkan dalam Memilih Restoran
Karimata
Atribut yang dipertimbangkan dalam memilih
Restoran Karimata
Cita rasa yang khas
Lokasi yang strategis
Pelayanan yang sesuai dengan yang diinginkan
Kenyamanan tempat
Penampilan bangunan dan dekorasi
Total
Jumlah
(Orang)
47
15
1
5
2
70
Persentase
(%)
67,14
21,43
1,43
7,14
2,86
100
Tahapan evaluasi alternatif pada penelitian ini bahwa responden Restoran
Karimata yang menjadi atribut pertimbangan awal dalam memilih restoran adalah
cita rasa menu dan atribut yang menjadi pertimbangan dalam memilih Restoran
Karimata adalah cita rasa yang khas. Hal tersebut dapat terlihat pada karakteristik
konsumen Restoran Karimata adalah memiliki pekerjaan pegawai swasta, yang
berusia 25-35 tahun dan memiliki status sudah menikah.
6.2.4 Keputusan Pembelian
Tahapan selanjutnya pada proses keputusan pembelian adalah tahap
pembelian. Tahapan pembelian ini dilakukan setelah melakukan tahapan
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, dan evaluasi alternatif. Tahap
pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli, apakah
membeli atau tidak, kapan membeli, dimana membeli, dan bagaimana cara
membayarnya. Tahapan pembelian pada penelitian ini diberikan pertanyaan yang
berkaitan dengan cara memutuskan pembelian di Restoran Karimata, faktor-faktor
yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian, frekuensi konsumen
melakukan pembelian dalam satu bulan, waktu kunjungan konsumen, dan jumlah
uang yang dikeluarkan konsumen ketika melakukan pembelian produk pada
Restoran Karimata.
Berdasarkan informasi yang terdapat pada Tabel 20 sebanyak 31 orang
(44,29 persen) memutuskan untuk mengunjungi Restoran Karimata secara
mendadak dan sebesar 17 orang (24,29 persen) mengunjungi Restoran Karimata
dengan tergantung situasi. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan Putriana
(2010) bahwa konsumen memutuskan untuk mengunjungi restoran adalah
terencana. Berbeda dengan Ginting (2009) dan Sianturi (2010) bahwa konsumen
untuk memutuskan melakukan kunjungan ke restoran adalah tergantung situasi.
Karakteristik konsumen dalam memutuskan mengunjungi restoran karena
terencana yang didominasi oleh konsumen yang telah memiliki usia 25-35 tahun
sebanyak
13 orang, memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta dan telah
menikah. Hal ini dikarenakan bahwa restoran ini menawarkan harga untuk
segmentasi kalangan menengah ke atas dimana kalangan tersebut memiliki daya
beli dengan finansial yang mencukupi. Sehingga wajar bahwa sebagaian besar
konsumen yang mengunjungi Restoran Karimata merencanakan dari awal dengan
jumlah finansial yang telah disiapkan. Selain itu, tempat yang nyaman dan
strategis yang letaknya dipinggir jalan tol sehingga memudahkan konsumen untuk
mengunjungi Restoran Karimata untuk berkumpul dengan teman atau kolega
bisnisnya.
Tabel 20. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Cara Memutuskan Untuk Mengunjungi Restoran Karimata
Cara memutuskan untuk mengunjungi Restoran Karimata
Terencana (sudah direncanakan dari awal
Tergantung situasi (jika sedang ingin)
Mendadak (minat berkunjung dirasakan saat
melewati/membicarakan/mendengar
Ikut-ikutan teman
Total
Jumlah
Persentase
(Orang)
(%)
31
44,29
17
24,29
16
22,86
6
70
8,57
100
Sumber informasi yang mempengaruhi dalam melakukan pembelian
adalah teman sebanyak 38 orang (54,28 persen), insiatif sendiri sebanyak 16
orang (22,86 persen) dan keluarga sebanyak 16 orang (22,86 persen) yang dapat
dilihat pada Tabel 21. Pada penelitian ini memiliki perbedaan dengan Ginting
(2009) bahwa sumber informasi yang mempengaruhi dalam melakukan pembelian
adalah insiatif sendiri. Putriana (2010) dan Sianturi (2010) memiliki persamaan
dengan penelitian ini bahwa sumber informasi yang mempengaruhi dalam
melakukan pembelian adalah teman.
Karakteristik konsumen dalam memutuskan pembelian karena teman yang
rata-rata usianya 25-35 tahun, telah menikah dan memiliki pekerjaan sebagai
pegawai swasta. Hal ini dikarenakan pada hasil sebelumnya pada pencarian
informasi bahwa sumber informasi utama dalam memilih Restoran Karimata
adalah teman dan umumnya konsumen yang berkunjung ke Restoran Karimata
bersama teman atau rekan kerja untuk sekedar makan siang atau makan malam.
Selain itu, informasi dari teman merupakan sumber informasi yang efektif melalui
word of mouth karena konsumen lebih mudah percaya karena adanya pengalaman
yang nyata dari orang lain.
Tabel 21.
Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Restoran Karimata Berdasarkan
Sumber Informasi yang Mempengaruhi
Sumber yang mempengaruhi
Inisiatif sendiri
Keluarga
Teman/Kolega
Iklan/promosi
Total
Jumlah
(Orang)
16
16
38
0
70
Persentase
(%)
22,86
22,86
54,28
0
100
Sumber informasi lain dalam tahap pembelian yang dapat mempengaruhi
proses keputusan pembelian adalah frekuensi kunjungan dalam satu bulan terakhir
yang terdapat pada Tabel 22. Pada Tabel 22 menunjukkan bahwa frekuensi
responden dalam mengunjungi Restoran Karimata sebanyak satu kali dalam satu
bulan dengan jumlah 43 orang (61,43 persen) dan 21 orang (30 persen) yang
berkunjung ke Restoran Karimata sebanyak 2-3 kali dalam sebulan.
Karakteristik konsumen pada frekuensi kunjungan ke Restoran Karimata
dalam satu bulan sebanyak satu kali mayoritas berusia 25-35 tahun sebanyak 20
orang, telah menikah dan memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta. Hal ini
dikarenakan konsumen memikirkan dari faktor kesehatan yang mana produk pada
restoran ini mengggunakan bahan baku yang segar. Pada penelitian ini memiliki
kesamaan dengan Sianturi (2010) bahwa frekuensi berkunjung ke lokasi
penelitian sebanyak satu kali dalam satu bulan.
Tabel 22. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Frekuensi Kunjungan Dalam Satu Bulan
Frekuensi kunjungan dalam satu bulan
1 kali
2-3 kali
4-5 kali
> 6 kali
Total
Jumlah (Orang) Persentase
(%)
43
61,43
21
30
4
5,71
2
2,86
70
100
Tabel 23 menunjukkan bahwa hari berkunjung yang dilakukan konsumen
dalam melakukan pembelian di Restoran Karimata adalah tidak tentu harinya baik
hari libur maupun hari kerja dengan jumlah konsumen sebanyak 30 orang (42,86
persen). Dengan konsumen sebanyak 21 orang (30 persen), konsumen melakukan
kunjungan pada hari kerja. Pada keputusan ini dipengaruhi oleh usia responden
yang berada diantara 25-35 tahun sebanyak 16 orang, memiliki pekerjaan sebagai
pegawai swasta dan telah menikah. Hal ini dikarenakan lokasi yang strategis yaitu
dekat dengan pintu tol sehingga memudahkan konsumen untuk datang kembali
bersama teman atau keluarga pada hari kerja maupun hari libur. Selain itu,
suasana restoran begitu nyaman untuk bertemu dan berkumpul dengan keluarga,
teman atau relasi bisnis. Pada penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian
Sianturi (2010) bahwa konsumen yang melakukan pembelian pada lokasi
penelitian tidak tentu harinya baik hari libur maupun hari kerja dikarenakan
konsumen datang sesuka hati mereka dan tidak mengenal waktu.
Tabel 23. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Hari Berkunjung
Hari berkunjung
Hari Kerja
Hari Libur
Tidak Tentu
Total
Jumlah (Orang)
21
19
30
70
Persentase (%)
30
27,14
42,86
100
Berdasarkan waktu kunjungan konsumen ke Restoran Karimata, mayoritas
konsumen datang pada waktu sore hari sebanyak 26 orang (37,14 persen) dan
pada malam hari sebanyak 25 orang (35,72 persen). Keputusan ini dipengaruhi
oleh karakteristik konsumen yang telah memiliki pekerjaan sebagai pegawai
swasta sebanyak 10 orang, telah menikah dan berusia sekitar 25-35 tahun
sebanyak 14 orang. Hal ini dikarenakan aktifitas yang begitu tinggi yang
dijalankan konsumen sebagai pegawai swasta sehingga setelah pulang kantor
singgah ke Restoran Karimata untuk makan malam. Pada penelitian ini berbeda
dengan penelitian Sianturi (2010) bahwa konsumen yang mengunjungi lokasi
penelitian dilakukan pada siang hari dikarenakan pada umumnya yang berkunjung
adalah para pekerja untuk makan siang dan pengunjung mall. Perbedaan tersebut
dikarenakan perbedaan lokasi dan perbedaan karakteristik konsumen.
Tabel 24. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Waktu Kunjungan
Waktu kunjungan
Siang hari
Sore hari
Malam hari
Total
Jumlah (Orang)
19
26
25
70
Persentase (%)
27,14
37,14
35,72
100
Jumlah pengeluaran konsumen pada saat melakukan pembelian di
Restoran Karimata berjumlah lebih dari Rp 100.000 sebanyak 56 orang (80
persen), kurang dari Rp 50.000 sebanyak 7 orang (10 persen) dan Rp 50.000- Rp
100.000 sebanyak 7 orang (10 persen) yang dapat dilihat pada Tabel 25. Hal ini
terjadi karena mayoritas konsumen yang berkunjung ke Restoran Karimata
berusia 25-35 tahun sebanyak 32 orang, telah menikah dan memiliki pekerjaan
sebagai pegawai swasta yang dimana segmentasi pasar untuk Restoran Karimata
adalah kalangan kelas menengah keatas.
Tabel 25. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Jumlah Pengeluaran pada saat makan di Restoran
Karimata
Jumlah pengeluaran pada saat makan di Restoran
Karimata
< Rp 50.000
Rp 50.000 - Rp 100.000
>Rp100.000
Total
Jumlah
(Orang)
7
7
56
70
Persentase
(%)
10
10
80
100
Tahapan pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh karakteristik
konsumen. Hal ini dilihat dari cara memutuskan untuk mengunjungi Restoran
Karimata yaitu dengan cara merencanakan dari awal dan yang mempengaruhi
dalam memutuskan untuk melakukan kunjungan ke Restoran Karimata adalah
teman. Hal ini dikarenakan dari status pernikahan konsumen Restoran Karimata
yang telah menikah dan rata-rata telah memiliki usia diantara 25-35 tahun yang
memiliki pemikiran cukup matang dalam melakukan keputusan. Selain itu,
frekuensi kunjungan dalam satu bulan adalah satu kali, hari berkunjung lebih
banyak tidak tentu harinya, waktu kunjungan yang banyak dikunjungi adalah sore
hari, dan jumlah pengeluaran pada saat melakukan pembelian pada Restoran
Karimata yaitu lebih dari Rp 100.000. Keputusan pembelian ini dipengaruhi oleh
faktor dari karakteristik konsumen yang sebagian besar adalah kalangan pegawai
swasta yang memiliki banyak waktu untuk kegiatan di luar rumah dibandingkan
di dalam rumah.
6.2.5 Pasca Pembelian (Hasil)
Tahapan selanjutnya setelah tahap pembelian adalah tahap pasca
pembelian atau bisa dikatakan tahap evaluasi alternatif pasca pembelian dan
merupakan tahap terakhir pada tahap proses keputusan konsumen. Proses ini bisa
juga disebut sebagai proses evaluasi alternatif tahap kedua. Hasil dari proses
evaluasi pasca konsumsi adalah konsumen puas atau tidak puas terhadap
konsumsi produk yang telah dilakukannya. Setelah mengkonsumsi suatu produk,
konsumen akan memiliki perasaan puas atau tidak puas terhadap produk atau jasa
yang dikonsumsinya. Kepuasan akan mendorong konsumen membeli produk dan
mengkonsumsi ulang produk tersebut ataupun sebaliknya.
Berdasarkan informasi pada Tabel 26 menunjukkan bahwa konsumen
Restoran Karimata merasa puas setelah menikmati menu yang dihidangkan
sebanyak 67 orang (95,71 persen) dan konsumen yang merasa tidak puas
sebanyak 3 orang (4,29 persen). Hal ini dikarenakan pihak Restoran Karimata
memberikan pelayanan yang sesuai dengan keinginan konsumen dan menyajikan
produk dengan baik. Karakteristik konsumen yang merasa puas setelah menikmati
menu yang disajikan oleh Restoran Karimata memiliki usia antara 25-35 tahun
sebanyak 31 orang, memiliki pendidikan terakhir sarjana, dan memiliki pekerjaan
sebagai pegawai swasta. Hal ini dikarenakan faktor usia, pendidikan dan
pekerjaan yang sudah mempunyai pemikiran yang matang dalam menentukan
pilihan ketika konsumen berkunjung ke Restoran Karimata sehingga konsumen
merasa puas mengenai hidangan, tempat dan suasana restoran yang diberikan oleh
pihak restoran.
Tabel 26. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Tingkat Kepuasan Setelah Menikmati Menu di Restoran
Karimata
Tingkat Kepuasan
Puas
Tidak Puas
Total
Jumlah (Orang)
67
3
70
Persentase
(%)
95,71
4,29
100
Berdasarkan pada hasil penelitian, respon konsumen jika harga menu
produk di Restoran Karimata mengalami kenaikan, maka sebagian besar
konsumen sebanyak 60 orang (85,71 persen) tetap berkunjung dan membeli
produk Restoran Karimata dan sebanyak 7 orang (10 persen) konsumen beralih ke
restoran yang harganya lebih murah, dapat dilihat pada Tabel 27. Hal ini
menunjukkan bahwa konsumen memiliki loyalitas yang tinggi terhadap produk
yang ditawarkan oleh Restoran Karimata. Usia merupakan salah satu faktor
karakteristik konsumen yang mempengaruhi keputusan ini dan mayoritas
konsumen yang mempengaruhi keputusan ini memiliki usia diantara 25-35 tahun
sebanyak 27 orang.
Tabel 27. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Reaksi Jika Harga Menu Meningkat
Respon konsumen jika harga menu produk di
Restoran Karimata Meningkat
Tetap berkunjung
Tidak berkunjung
Beralih ke restoran yang lebih murah
Total
Tahap
pascapembelian
selanjutnya
Jumlah
(Orang)
60
3
7
70
adalah
Persentase
(%)
85,71
4,29
10
100
konsumen
akan
merekomendasikan atau mempromosikan Restoran Karimata kepada orang lain
atau tidak. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 28 yang menyatakan bahwa konsumen
merekomendasikan Restoran Karimata kepada orang lain sebanyak 68 orang
(97,14 persen) dan konsumen yang tidak merekomendasikan Restoran Karimata
sebanyak 2 orang (2,86 persen). Hal tersebut karena konsumen merasa puas
dengan pelayanan dan produk yang disediakan oleh Restoran Karimata dan faktor
usia yang dapat mempengaruhi keputusan ini karena mengajak teman dalam
mengunjungi Restoran Karimata. Berdasarkan penelitian Puriana (2010)
konsumen memiliki kesamaan dalam merasakan kepuasan pada pelayanan yang
disediakan pada lokasi penelitian dan bersedia merekomendasikan lokasi
penelitian yang dikunjungi kepada orang lain.
Tabel 28. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Restoran Karimata
Berdasarkan Tindakan akan Merekomendasikan Restoran Karimata ke
Orang Lain
Merekomendasikan Restoran Karimata kepada
orang lain
Ya
Tidak
Total
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
68
97,14
2
2,86
70
100
Berdasarkan hasil pada pascapembelian bahwa konsumen merasa puas
dengan pelayanan dan produk yang disediakan oleh Restoran Karimata, tetap
berkunjung jika harga yang ditawarkan mengalami kenaikan dan bersedia
merekomendasikan kepada orang lain. Hal ini dapat dilihat pada faktor usia yang
mempengaruhi keputusan ini dan sebagian besar konsumen bekerja sebagai
pegawai swasta sehingga banyak merekomendasikan kepada teman atau relasi
bisnisnya.
6.3
Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen
6.3.1
Indeks Kepuasan Konsumen
Pengukuran terhadap kepuasan konsumen sangat diperlukan untuk
perusahaan agar perusahaan bisa menentukan tujuan di masa yang akan datang
dan dapat mengetahui tingkat kinerja dari suatu atribut. Dalam penelitian ini
perhitungan yang digunakan pada tingkat kepuasan konsumen yaitu metode
Customer Satisfaction Index (CSI). Perhitungan pada metode Customer
Satisfaction Index (CSI) menggunakan skor rata-rata tingkat kepentingan dan skor
rata-rata tingkat kinerja atribut pada Restoran Karimata.
Pada Tabel 29 dapat dilihat bahwa nilai Customer Satisfaction Index (CSI)
di Restoran Karimata adalah 73,16 persen. Nilai Customer Satisfaction Index
(CSI) diperoleh dari nilai weight average total dibagi dengan skala maksimum
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala lima dan dikalikan 100 persen.
Berdasarkan indeks kepuasan konsumen, nilai Customer Satisfaction Index (CSI)
Restoran Karimata sebesar 73,16 persen yang berada pada rentang kriteria “puas”.
Nilai Customer Satisfaction Index (CSI) Restoran Karimata sebesar 73,16
persen yang berada pada kriteria puas, yang mana sisanya sebesar 26,84 persen
konsumen belum merasa puas secara keseluruhan atas kinerja yang dilakukan oleh
pelayanan Restoran Karimata. Oleh karena itu, Restoran Karimata perlu
memperbaiki kinerja pada atribut-atribut yang hasilnya belum mencapai secara
maksimal. Untuk memperbaiki kinerja yang hasilnya belum mencapai secara
maksimal, dapat dilakukan dengan melihat nilai indeks kepuasan konsumen.
Tabel 29. Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) Restoran Karimata
Tahun 2012
Tingkat Kepentingan
No
Atribut
Mean
Importance
Score
4,60
Tingkat Kinerja
Weight
Mean
Weight
Factors
Satisfaction
Score
(%)
Score
4,67
3,97
18,55
1
Cita rasa makanan dan minuman
2
Porsi makanan dan minuman
4,13
4,19
3,83
16,06
3
Keragaman pilihan makanan dan
minuman di Restoran Karimata
Keindahan tampilan makanan dan
minuman
Harga berbagai menu yang disajikan
4,13
4,19
3,81
15,98
3,91
3,97
3,71
14,73
3,97
4,03
3,47
13,99
Kesesuaian harga berbagai menu
dengan kualitas yang dijanjikan
Kesigapan pramusaji
4,04
4,10
3,54
14,52
4,34
4,41
3,61
15,91
Kesopanan dan keramahan
pramusaji
Penampilan pramusaji
4,36
4,43
3,63
16,07
4,04
4,10
3,70
15,18
4,10
4,16
3,73
15,53
11
Pengetahuan dan penjelasan
pramusaji terhadap produk
Kecepatan transaksi/ pembayaran
4,09
4,15
3,73
15,49
12
Kemudahan cara pembayaran
4,00
4,06
3,67
14,91
13
Kecepatan dalam penyajian
makanan dan minuman
Durasi waktu buka restoran
4,20
4,27
3,67
15,65
3,77
3,83
3,63
13,90
Kemudahan dalam menjangkau
lokasi
Ketersediaan area parkir
4,14
4,20
3,69
15,51
4,11
4,17
3,33
13,90
Kebersihan ruangan Restoran
Karimata
Kenyamanan ruangan
4,29
4,36
3,64
15,86
4,27
4,34
3,77
16,35
4,31
4,38
3,71
16,24
4,29
4,36
3,61
15,73
21
Ketersediaan dan kebersihan toilet
dan wastafel
Ketersediaan dan kebersihan
musholla
Dekorasi Restoran Karimata
3,79
3,85
3,70
14,24
22
Kebersihan peralatan makanan
4,36
4,43
3,70
16,38
23
Ketersediaan papan nama
3,73
3,79
3,47
13,14
24
Adanya promosi lewat media cetak
dan media elektronik
Total
3,50
3,55
3,37
11,98
98,47
100,00
87,69
4
5
6
7
8
9
10
14
15
16
17
18
19
20
Weighed Average Total
3,66
Customer Satisfaction Index (%)
73,16
6.3.2 Prioritas Perbaikan Atribut
Berdasarkan hasil dari nilai Costumer Satisfaction Index (CSI) Restoran
Karimata yang nilainya belum mencapai 100 persen, yaitu baru mencapai 73,16
persen yang mana pihak Restoran Karimata perlu memperbaiki atribut-atribut
yang dinilai konsumen kurang puas terhadap atribut-atribut untuk meningkatkan
kepuasan konsumen. Peningkatan kepuasan konsumen pada Restoran Karimata
dapat dilakukan dengan meningkatkan tingkat kepentingan dan meningkatkan
tingkat kinerja. Dalam hal meningkatkan tingkat kepentingan sulit untuk
dilakukan oleh pihak Restoran Karimata karena dalam meningkatkan tingkat
kepentingan tergantung pada kebutuhan masing-masing konsumen. Pendekatan
terhadap peningkatan kinerja pada Restoran Karimata dirasa dapat dilakukan
untuk meningkatkan kepuasan konsumen yang dapat membantu pihak Restoran
Karimata dalam meningkatkan kepuasan konsumen.
Pendekatan peningkatan kinerja atribut dalam meningkatkan kepuasan
konsumen tidak dapat dilakukan secara bersamaan oleh pihak Restoran Karimata
dikarenakan pihak Restoran Karimata memiliki keterbatasan sumberdaya modal
dan sumberdaya manusia. Keterbatasan tersebut harus membuat pihak Restoran
Karimata memilih atribut yang harus diprioritaskan terlebih dahulu untuk
diperbaiki. Atribut yang perlu diprioritaskan terlebih dahulu oleh Restoran
Karimata yaitu nilai dari tingkat kepentingan yang tinggi bagi konsumen tetapi
nilai tingkat kinerja pada atribut tersebut masih tergolong rendah oleh konsumen.
Metode Importance Performance Analysis (IPA) merupakan alat bantu
yang digunakan sebagai prioritas perbaikan atribut kinerja Restoran Karimata.
Metode ini menunjukkan prioritas perbaikan tingkat kinerja pada masing-masing
atribut dengan diagram kartesius yang terbagi menjadi empat kuadran. Posisi
setiap atribut pada kuadran didapatkan dari nilai rata-rata tingkat kepentingan dan
nilai rata-rata tingkat kinerja atribut. Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata setiap
atribut dari tingkat kepentingan dan tingkat kinerja Restoran Karimata tahun 2012
pada Tabel 30.
Tabel 30.
No
Nilai Rata-Rata Atribut Restoran Karimata Berdasarkan Tingkat
Kepentingan dan Tingkat Kinerja Tahun 2012
Atribut
1 Cita rasa makanan dan minuman
2 Porsi makanan dan minuman
3 Keragaman pilihan makanan dan
minuman di Restoran Karimata
4 Keindahan tampilan makanan
dan minuman
5 Harga berbagai menu yang
disajikan
6 Kesesuaian harga berbagai menu
dengan kualitas yang dijanjikan
7 Kesigapan pramusaji
8 Kesopanan dan keramahan
pramusaji
9 Penampilan pramusaji
10 Pengetahuan dan penjelasan
pramusaji terhadap produk
11 Kecepatan transaksi/
pembayaran
12 Kemudahan cara pembayaran
13 Kecepatan dalam penyajian
makanan dan minuman
14 Durasi waktu buka restoran
15 Kemudahan dalam menjangkau
lokasi
16 Ketersediaan area parkir
17 Kebersihan ruangan Restoran
Karimata
18 Kenyamanan ruangan
19 Ketersediaan dan kebersihan
toilet dan wastafel
20 Ketersediaan dan kebersihan
musholla
21 Dekorasi Restoran Karimata
22 Kebersihan peralatan makanan
23 Ketersediaan papan nama
24 Adanya promosi lewat media
cetak dan media elektronik
Total
Rata-Rata
Tingkat Kepentingan
(Importance)
Tingkat Kinerja
(Performance)
4,60
4,13
4,13
3,97
3,83
3,81
3,91
3,71
3,97
3,47
4,04
3,54
4,34
4,36
3,61
3,63
4,04
4,10
3,70
3,73
4,09
3,73
4,00
4,20
3,67
3,67
3,77
4,14
3,63
3,69
4,11
4,29
3,33
3,64
4,27
4,31
3,77
3,71
4,29
3,61
3,79
4,36
3,73
3,50
3,70
3,70
3,47
3,37
98,47
4,10
87,69
3,65
Importance Performance Analysis Restoran Karimata
3,65
4,75
Kuadran II
Kuadran I
1
Tingkat Kepentingan
4,50
7 8
20 17
4,25
22
19
13
16
Kuadran III
4,00
6
12
5
14
3 2
10
11
9
4
23
3,75
15
18
4,1
Kuadran IV
21
24
3,50
3,3
3,4
3,5
3,6
3,7
Tingkat Kinerja
3,8
3,9
4,0
Keterangan :
Kuadran I
Kuadran III
7. Kesigapan pramusaji
8. Kesopanan dan keramahan pramusaji
16. Ketersediaan area parkir
17. Kebersihan ruangan Restoran Karimata
20. Ketersediaan dan kebersihan musholla
5. Harga berbagai menu yang disajikan
6. Kesesuaian harga berbagai menu
dengan kualitas yang dijanjikan
14. Durasi waktu buka
23. Ketersediaan papan nama
24. Adanya promosi lewat media cetak
dan media elektronik
Kuadran II
1. Cita rasa makanan dan minuman
2. Porsi makanan dan minuman
3. Keragaman pilihan makanan dan minuman
di Restoran Karimata
10. Pengetahuan dan penjelasan pramusaji
terhadap produk
11. Kecepatan transaksi/pembayaran
13. Kecepatan dalam penyajian makanan dan
minuman
15. Kemudahan dalam menjangkau lokasi
18. Kenyamanan ruangan
19. Ketersediaan dan kebersihaan toilet dan
wastafel
22. Kebersihaan peralatan makan
Kuadran IV
4. Keindahan tampilan makanan dan
minuman
9. Penampilan pramusaji
12. Kemudahan cara pembayaran
21. Dekorasi restoran
Gambar 9. Diagram Kartesius Importance Performance Analysis (IPA) Restoran
Karimata
Berdasarkan Tabel 30 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata tingkat
kepentingan konsumen pada atribut-atribut Restoran Karimata sebesar 4,10 dan
nilai rata-rata tingkat kinerja konsumen pada atribut-atribut Restoran Karimata
sebesar 3,65. Dari kedua nilai rata-rata tersebut, nilai tersebut akan dijadikan
sebagai nilai tengah pada diagram kartesius Importance Performance Analysis
(IPA) sehingga pada diagram kartesius IPA akan terbagi menjadi empat kuadran.
Setiap kuadran pada diagram kartesius menggambarkan keadaan yang berbeda
untuk setiap atribut, hal ini dapat dilihat pada Gambar 9.
Berdasarkan Gambar 9 dapat dilihat pemetaan atribut dalam diagram
kartesius diperlihatkan bahwa tingkat kepentingan dan tingkat kinerja pada
restoran harap memperbaiki atribut yang dianggap penting oleh para konsumen.
Perbaikan atribut tersebut dapat dilakukan oleh pihak restoran dalam waktu dekat
ini ataupun dalam jangka panjang. Perbaikan atribut ini dapat dilakukan pada
posisi masing-masing atribut dari keempat kuadran.
1.
Kuadran I (Prioritas Utama)
Kuadran I pada metode Importance Performance Analysis (IPA)
menunjukkan bahwa atribut-atribut yang dianggap sangat penting oleh konsumen
tetapi kenyataannya tingkat kinerja pada atribut-atribut tersebut tidak sesuai
dengan yang diharapkan oleh konsumen atau kurang memuaskan bagi konsumen.
Atribut yang berada pada kuadran I menjadi prioritas utama bagi pihak Restoran
Karimata untuk memperbaiki tingkat kinerja atribut yang dapat memenuhi
kebutuhan konsumen dan meningkatkan harapan atau kepuasan konsumen.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah, atribut yang terdapat dalam
kuadaran I adalah sebagai berikut :
a. Kesigapan Pramusaji
Kesigapan pramusaji adalah sikap yang dilakukan pramusaji dalam
memberikan perhatian dan respon ketika konsumen meminta bantuan serta
pelayanan kepada konsumen. Keberadaan pramusaji merupakan hal yang
dianggap penting oleh konsumen dalam hal konsumen yang baru datang
pramusaji cepat merespon apa yang diinginkan konsumen serta menghampiri
konsumen jika konsumen meminta bantuan. Berdasarkan hasil penelitian yang
dapat dilihat pada Tabel 31 bahwa secara umum atribut ini yang dinilai penting
oleh konsumen sebanyak 21 orang (30 persen) dan dinilai sangat penting oleh
konsumen sebanyak 37 orang (52,86 persen). Tingkat kinerja pada tribut ini
dinilai masih kurang baik oleh konsumen, konsumen menilai atribut kesigapan
pramusaji yaitu pramusaji cukup sigap sebanyak 30 orang (42,86 persen) dan
pramusaji merasa sigap sebanyak 25 orang (35,71 persen). Adapula konsumen
menilai tidak sigap sebanyak 4 orang (5,71 persen).
Berdasarkan pengamatan langsung di Restoran Karimata jumlah pramusaji
yang sudah cukup banyak pada restoran ini tetapi pramusaji kurang peka terhadap
keinginan konsumen, contohnya pada saat konsumen meminta tambahan menu
dan tagihan. Dalam memperbaiki atribut ini baiknya pihak Restoran Karimata
melakukan controling pada pramusaji dan melakukan evaluasi setiap restoran ini
tutup.
Tabel 31. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Kesigapan Pramusaji Restoran Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat Penilaian
Jumlah
(Orang)
Tingkat Kinerja
Persentase
(%)
Sangat tidak
penting
Tidak penting
0
0
1
1,43
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
sigap
Tidak sigap
Cukup penting
11
15,71
Penting
21
30
Sangat penting
37
52,86
Jumlah
70
100
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
0
0
4
5,71
Cukup sigap
30
42,86
Sigap
25
35,71
Sangat sigap
11
15,71
Jumlah
70
100
b. Kesopanan dan Keramahan Pramusaji
Kesopanan dan keramahan pramusaji merupakan sikap yang sangat
penting untuk dinilai oleh konsumen. Hal ini dapat mempengaruhi penilaian
terhadap kepuasan pada Restoran Karimata. Hal itu dapat dilakukan oleh pihak
Restoran Karimata dengan memberikan pelayanan yang nyaman dan melayani
konsumen dengan baik oleh pramusaji serta membuat konsumen senang berada di
Restoran Karimata. Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 32 menunjukkan
bahwa atribut ini yang dinilai sangat penting sebanyak 38 orang (54,29 persen)
dan dinilai penting sebanyak 20 orang (28,57 persen). Tingkat kinerja pada atribut
ini yang dinilai cukup sopan sebanyak 29 orang (41,43 persen) dan dinilai sopan
sebanyak 26 orang (37,14 persen). Adapun konsumen yang menilai tidak ramah
sebanyak 4 orang (5,71 persen). Dengan demikian atribut kesopanan dan
keramahan pramusaji masih perlu diperbaiki. Perbaikan tersebut dapat dilakukan
dengan cara meningkatkan kinerja pramusaji dengan sikap yang lebih ramah,
sopan, senyum dan lebih komunikatif kepada konsumen.
Tabel 32. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Kesopanan dan Keramahan Pramusaji Restoran Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat Penilaian Jumlah
Persentase
(Orang)
(%)
Sangat tidak
0
0
penting
Tidak penting
1
1,43
Cukup penting
11
15,71
Penting
20
28,57
Sangat penting
38
54,29
Jumlah
70
100
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
ramah
Tidak ramah
Cukup ramah
Ramah
Sangat ramah
Jumlah
Tingkat Kinerja
Jumlah
Persentase
(Orang)
(%)
0
0
4
29
26
11
70
5,71
41,43
37,14
15,71
100
c. Ketersediaan Area Parkir
Ketersediaan area parkir adalah tingkat ketersediaan tempat parkir yang
cukup dan memadai untuk kendaraan milik konsumen Restoran Karimata
sehingga mudah bagi konsumen dalam mencari parkir. Berdasarkan pada Tabel
33 menunjukkan bahwa atribut ini yang dinilai penting oleh konsumen sebanyak
22 orang (31,43 persen) dan dinilai konsumen sangat penting sebanyak 30 orang
(42,84 persen). Tingkat kinerja pada atribut ini dinilai masih kurang oleh
konsumen. Hal ini dapat dilihat nilai puas yang dirasakan konsumen sebanyak 24
orang (34,29 persen) dan 29 orang (41,43 persen) yang dirasakan konsumen
cukup puas terhadap ketersediaan area parkir. Ada juga konsumen yang menilai
tidak puas sebanyak 9 orang (12,86 persen). Berdasarkan pengamatan langsung di
Restoran Karimata area parkir hanya bisa menanmpung sekitar 37 mobil. Untuk
memperbaiki atribut ini sebaiknya pihak Restoran Karimata bekerjasama dengan
kantor pemasaran The Grand Sentul City yang berada di dekat Restoran Karimata
mengenai area parkir.
Tabel 33. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Ketersediaan Area Parkir Restoran Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat Penilaian
Jumlah
(Orang)
Tingkat Kinerja
Persentase
(%)
1,43
Sangat tidak
penting
Tidak penting
1
2
2,86
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
puas
Tidak puas
Cukup penting
15
21,43
Cukup puas
Penting
22
31,43
Puas
24
34,29
Sangat penting
30
42,86
Sangat puas
6
8,57
Jumlah
70
100
70
100
Jumlah
Jumlah
(Orang)
2
Persentase
(%)
2,86
9
12,86
29
41,43
d. Kebersihan Ruangan Restoran Karimata
Kebersihan ruangan Restoran Karimata merupakan faktor yang sangat
penting yang dinilai oleh konsumen Restoran Karimata karena konsumen yang
berada di Restoran Karimata merasa nyaman dalam menyantap hidangan. Faktor
penilaian kebersihan ruangan ini dilihat dari ada atau tidaknya kotoran atau debu
di kursi, meja dan di sekeliling konsumen. Pada Tabel 34 menunjukkan bahwa
sebagian orang menilai kebersihan sangat penting sebanyak 36 orang (51,43
persen) dan menilai penting sebanyak 20 orang (28,57 persen). Tingkat kinerja
untuk atribut kebersihan ruangan Restoran Karimata dinilai oleh konsumen
kurang memuaskan yang dapat dilihat dari nilai cukup puas sebanyak 31 orang
(44,29 persen) dan konsumen menilai puas sebanyak 27 orang (38,57 persen).
Ada juga konsumen menilai tidak puas sebanyak 2 orang (2,86 persen).
Berdasarkan hasil penelitian di Restoran Karimata kebersihan ruangan
pada restoran ini sudah cukup baik karena setiap pagi sebelum dibuka, restoran ini
terlebih dahulu dibersihkan dan setiap tutup dibersihkan juga. Namun, dirasa oleh
konsumen masih kurang maksimal. Faktor lain yaitu kondisi ruangan yang
terbuka sehingga banyak debu yang terdapat di meja ataupun kursi jika sudah
dibersihkan. Hal ini dapat dapat dirasakan oleh konsumen saat duduk yaitu meja
dan kursi yang masih sedikit berdebu. Atribut ini dapat diperbaiki dengan cara
membersihkan terlebih dahulu meja dan kursi oleh pramusaji sebelum konsumen
menempati tempat duduk yang sudah dibersihkan.
Tabel 34. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Kebersihan Ruangan Restoran Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat Penilaian
Jumlah
(Orang)
Tingkat Kinerja
Persentase
(%)
Sangat tidak
penting
Tidak penting
0
0
2
2,86
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
puas
Tidak puas
Cukup penting
12
17,14
Penting
20
Sangat penting
Jumlah
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
0
0
2
2,86
Cukup puas
31
44,29
28,57
Puas
27
38,57
36
51,43
Sangat puas
10
14,29
70
100
Jumlah
70
100
e. Ketersediaan dan Kebersihan Musholla
Ketersediaan dan kebersihan musholla adalah tersedianya fasilitas
musholla dari sajadah dan alat perlengkapan sholat seperti mukenah dan sarung
serta terjaganya kebersihan musholla. Ketersediaan dan kebersihan musholla
dinilai penting oleh konsumen, hal ini dapat dilihat pada Tabel 35. Konsumen
yang menilai ketersediaan dan kebersihaan musholla dianggap penting sebanyak
24 orang (34,29 persen) dan konsumen menilai sangat penting sebanyak 33 orang
(47,14 persen). Bila dibandingkan dengan tingkat kinerja ternyata konsumen
sangat puas atas ketersediaan dan kebersihan musholla sebanyak 11 orang, (15,71
persen), konsumen merasa puas sebanyak 26 orang (37,14) dan konsumen menilai
dengan cukup puas sebanyak 29 orang (41,43 persen). Adapun konsumen yang
menilai tidak puas terhadap atribut ini sebanyak 3 orang (4,29 persen).
Berdasarkan pengamatan langsung pada Restoran Karimata bahwa letak
atau posisi karpet sajadah yang tidak beraturan sehingga memuat konsumen untuk
sholat sedikit. Musholla tersebut bisa menampung orang untuk sholat sebanyak
empat shaf (baris) tetapi kenyataannya hanya bisa dipakai untuk dua atau tiga
shaf. Faktor lainnya yaitu perlengkapan sholat yang sedikit, kurang begitu bersih
dan letaknya tidak beraturan. Adapun perbaikan mengenai atribut ini yaitu dengan
merapikan karpet sajadah sesuai dengan barisannya agar menampung konsumen
yang ingin sholat lebih banyak, menambah jumlah karpet sajadah dan
perlengkapan sholat serta membuat tempat untuk menggantung perlengkapan
musholla.
Tabel 35. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Ketersediaan dan Kebersihan Musholla Restoran Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat Penilaian
Sangat tidak
penting
Tidak penting
0
0
0
0
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
puas
Tidak puas
Cukup penting
13
18,57
Penting
24
Sangat penting
Jumlah
2.
Jumlah
(Orang)
Tingkat Kinerja
Persentase
(%)
Jumlah
(Orang)
1
Persentase
(%)
1,43
3
4,29
Cukup puas
29
41,43
34,29
Puas
26
37,14
33
47,14
Sangat puas
11
15,71
70
100
Jumlah
70
100
Kuadran II (Pertahankan Prestasi)
Kuadran II pada diagram kartesius Importance Performance Analysis
(IPA) menunjukkan bahwa atribut-atribut yang dianggap sangat penting oleh
konsumen dan pada kenyataannya pihak Restoran Karimata telah melakukannya
yang sesuai dengan harapan konsumen sehingga konsumen merasa puas pada
atribut-atribut yang terdapat pada kuadran ini. Hal ini menunjukkan bahwa
Restoran Karimata harus dapat mempertahankan atribut-atribut pada kuadran ini.
Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran II pada Restoran Karimata adalah
sebagai berikut :
a. Cita Rasa Makanan dan Minuman
Cita rasa makanan dan minuman adalah respon dari panca indera yang
terdapat pada indera pengecap. Organ tubuh yang berperan pada indera pengecap
ini adalah lidah. Cita rasa merupakan tingkat kelezatan dari sebuah produk
makanan yang mempunyai daya tarik konsumen untuk membeli makanan di suatu
restoran. Pada Tabel 36 dapat dilihat bahwa cita rasa makanan dan minuman
dirasa sangat penting oleh konsumen. Sebanyak 48 orang (68,57 persen)
menyatakan konsumen merasa cita rasa dirasa sangat penting dan sebanyak 16
orang (22,86 persen) konsumen menyatakan cita rasa dirasa penting. Berdasarkan
nilai rata-rata kepentingan yang terdapat pada Tabel 30 atribut ini mempunyai
nilai rata-rata tertinggi diantara atribut yang lain. Tingkat kinerja pada atribut ini,
konsumen sudah memberikan nilai kepuasan pada Restoran Karimata. Hal ini
dapat dilihat pada Tabel 36 bahwa konsumen menilai rasa enak pada cita rasa
sebanyak 38 orang (54,29 persen) dan sebanyak 16 orang (22,86 persen)
konsumen menilai cita rasa ini sangat enak. Oleh karena itu, pihak Restoran
Karimata harus mempertahankan atribut ini terhadap kinerja cita rasa yang telah
diberikan kepada konsumen sampai sekarang.
Tabel 36. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Cita Rasa Makanan dan Minuman Restoran Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat Penilaian
Jumlah
(Orang)
Tingkat Kinerja
Persentase
(%)
Sangat tidak
penting
Tidak penting
0
0
0
0
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
enak
Tidak enak
Cukup penting
6
8,57
Penting
16
Sangat penting
Jumlah
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
0
0
2
2,86
Cukup enak
14
20
22,86
Enak
38
54,29
48
68,57
Sangat enak
16
22,86
70
100
Jumlah
70
100
b. Porsi Makanan dan Minuman
Porsi makanan dan minuman adalah ukuran makanan dan minuman yang
disajikan kepada konsumen Restoran Karimata. Porsi makanan dan minuman
dinilai dari konsumen merasa sudah kenyang dan sesuai dengan harapan
konsumen terhadap porsi makanan dan minuman yang diberikan oleh pihak
Restoran Karimata. Berdasarkan pada Tabel 37 bahwa konsumen menilai pada
atribut ini merupakan hal yang penting karena sebanyak 32 orang (45,71 persen)
konsumen menyatakan penting dan sebanyak 24 orang (34,29 persen) konsumen
menyatakan sangat penting pada atribut ini. Tingkat kinerja pada atribut porsi
makanan dan minuman di Restoran Karimata sudah memberikan kepuasan kepada
konsumen, hal ini dapat dilihat pada Tabel 37 yang menyatakan bahwa sebanyak
38 orang (54,29 persen) konsumen merasa kenyang pada atribut ini dan sebanyak
19 orang (27,14 persen) konsumen menyatakan cukup kenyang pada atribut ini.
Sehingga pada atribut ini pihak Restoran Karimata harus mempertahankan atribut
ini terhadap kinerja yang telah diberikan kepada konsumen yang selama ini
konsumen harapkan.
Tabel 37. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Porsi Makanan dan Minuman Restoran Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
penting
Tidak penting
Jumlah
(Orang)
Tingkat Kinerja
Persentase
(%)
0
0
1
1,43
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
kenyang
Tidak kenyang
Cukup penting
13
18,57
Penting
32
Sangat penting
Jumlah
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
0
0
2
2,86
Cukup kenyang
19
27,14
45,71
Kenyang
38
54,29
24
34,29
Sangat kenyang
11
15,71
70
100
Jumlah
70
100
c. Keragaman Pilihan Makanan dan Minuman
Keragaman pilihan makanan dan minuman adalah pilihan makanan dan
minuman yang disediakan oleh Restoran Karimata dan pilihan tersebut tersedia
jika konsumen memesan. Keragaman tersebut disediakan agar konsumen merasa
tidak terlalu jenuh dengan menu yang sudah ada. Pada Tabel 38 konsumen
menilai pada atribut ini merupakan hal yang penting karena sebanyak 30 orang
(42,86 persen) konsumen menyatakan penting dan sebanyak 25 orang (35,71
persen) konsumen menyatakan sangat penting. Tingkat kinerja pada atribut ini
yang dapat dilihat pada Tabel 38 menyatakan bahwa konsumen merasa pilihan
makanan dan minuman di restoran ini beragam yaitu sebanyak 38 orang (54,29
persen) dan konsumen menilai dengan cukup beragam sebanyak 20 orang (28,57
persen). Sehingga atribut ini pihak Restoran Karimata harus mempertahankan
atribut ini terhadap kinerja yang telah diberikan kepada konsumen selama ini yang
telah membuat konsumen merasa puas di Restoran Karimata.
Tabel 38. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Keragaman Pilihan Makanan dan Minuman Restoran Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat Penilaian
Jumlah
(Orang)
Tingkat Kinerja
Persentase
(%)
Sangat tidak
penting
Tidak penting
0
0
0
0
Cukup penting
15
21,43
Penting
30
Sangat penting
Jumlah
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
beragam
Tidak beragam
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
0
0
1
1,43
Cukup beragam
20
28,57
42,86
Beragam
38
54,29
25
35,71
Sangat beragam
11
15,71
70
100
Jumlah
70
100
d. Pengetahuan dan Penjelasan Pramusaji Terhadap Produk
Pengetahuan dan penjelasan pramusaji terhadap produk adalah cara
pramusaji menyampaikan informasi kepada konsumen mengenai produk yang
terdapat dalam menu Restoran Karimata. Hal ini cukup bagi konsumen yang ingin
memesan hidangan sehingga konsumen tidak terjadi kesalahan dalam pemesanan
hidangan dan sesuai dengan keinginan konsumen. Pada Tabel 39 dapat dilihat
bahwa atribut pengetahuan dan penjelasan pramusaji terhadap produk dirasa oleh
konsumen merupakan hal yang penting karena sebanyak 33 orang (47,14)
konsumen menyatakan penting dan sebanyak 23 orang (32,86 persen) konsumen
menyatakan sangat penting. Tingkat kinerja pada atribut pengetahuan dan
penjelasan pramusaji terhadap produk dirasakan oleh konsumen sudah
memuaskan yang dapat dilihat pada Tabel 39. Konsumen menilai dengan kategori
puas sebanyak 31 orang (44,29 persen) dan sebanyak 27 orang (38,57 persen)
dalam kategori cukup puas. Dalam hal tersebut, pihak Restoran Karimata harus
mempertahankan atribut ini terhadap kinerja yang telah diberikan kepada
konsumen selama ini karena pengetahuan dan penjelasan pramusaji terhadap
produk membuat konsumen mengerti atas penjelasan yang telah dijelaskan.
Tabel 39. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Pengetahuan dan Penjelasan Pramusaji Terhadap Produk Restoran
Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat Penilaian
Sangat tidak
penting
Tidak penting
0
0
3
4,29
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
puas
Tidak puas
Cukup penting
11
15,71
Penting
33
Sangat penting
Jumlah
e.
Jumlah
(Orang)
Tingkat Kinerja
Persentase
(%)
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
0
0
1
1,43
Cukup puas
27
38,57
47,14
Puas
31
44,29
23
32,86
Sangat puas
11
15,71
70
100
Jumlah
70
100
Kecepatan Transaksi/Pembayaran
Kecepatan transaksi/pembayaran adalah cara yang diterapkan oleh pihak
Restoran Karimata untuk memudahkan transaksi/pembayaran yang dilakukan oleh
konsumen. Berdasarkan pada Tabel 40 menunjukkan bahwa atribut ini dirasa
sangat penting oleh konsumen karena sebanyak 33 orang (47,14 persen)
konsumen menyatakan penting pada kecepatan transaksi/pembayaran dan 31
orang (44,29 persen) konsumen menyatakan penting pada atribut ini. Tingkat
kinerja pada atribut ini dinilai oleh konsumen sudah memuaskan karena sebanyak
34 orang (48,57 persen) konsumen menyatakan bahwa pelayanan terhadap
kecepatan transaksi/pembayaran pada kategori cepat dan sebanyak 23 orang
(32,86 persen) konsumen menyatakan bahwa pelayanan terhadap kecepatan
transaksi/pembayaran pada Restoran Karimata cukup cepat. Sehingga pihak
Restoran
Karimata
harus
mempertahankan
atribut
kecepatan
transaksi/pembayaran terhadap kinerja yang telah diberikan kepada konsumen
selama ini yang telah membuat konsumen merasa puas dengan pelayanan yang
telah diberikan dari Restoran Karimata.
Tabel 40. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Kecepatan Transaksi/Pembayaran pada Restoran Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat Penilaian
Jumlah
(Orang)
Tingkat Kinerja
Persentase
(%)
Sangat tidak
penting
Tidak penting
0
0
1
1,43
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
cepat
Tidak cepat
Cukup penting
15
21,43
Penting
31
Sangat penting
Jumlah
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
0
0
3
4,29
Cukup cepat
23
32,86
44,29
Cepat
34
48,57
33
47,14
Sangat cepat
10
14,29
70
100
Jumlah
70
100
f. Kecepatan dalam Penyajian Makanan dan Minuman
Kecepatan dalam penyajian makanan dan minuman merupakan atribut
untuk mengukur waktu yang dibutuhkan pramusaji dalam memenuhi pesanan
konsumen dari konsumen memesan makanan dan minuman sampai makanan dan
minuman tersebut sampai ke konsumen untuk dikonsumsi. Kecepatan dalam
penyajian makanan dan minuman merupakan keinginan konsumen yang ingin
segera memenuhi kebutuhan akan makan dan minum secara cepat. Berdasarkan
pada Tabel 41 bahwa atribut kecepatan dalam penyajian makanan dan minuman
merupakan hal yang penting bagi konsumen karena sebanyak 31 orang (44,29
persen) konsumen menyatakan penting dalam kecepatan penyajian dan sebanyak
29 orang (41,43 persen) konsumen menilai sangat penting pada atribut ini.
Tingkat kinerja pada atribut kecepatan dalam penyajian makanan dan minuman
dirasakan oleh konsumen sudah memuaskan bagi konsumen. Hal ini terdapat pada
Tabel 41 bahwa konsumen yang menyatakan pada kategori cepat sebanyak 31
orang (44,29 persen) dalam penyajian makanan dan minuman dan konsumen yang
menyatakan pada kategori cukup cepat sebanyak 25 orang (35,71 persen) dalam
penyajian makanan dan minuman. Oleh karena itu, pihak Restoran Karimata harus
mempertahankan atribut kecepatan dalam penyajian makanan dan minuman
terhadap kinerja yang telah diberikan oleh konsumen selama ini karena atribut ini
dinilai sangat baik oleh konsumen sehingga memuaskan bagi konsumen.
Tabel 41. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Kecepatan dalam Penyajian Makanan dan Minuman Restoran Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat Penilaian
Jumlah
(Orang)
Tingkat Kinerja
Persentase
(%)
Sangat tidak
penting
Tidak penting
0
0
0
0
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
cepat
Tidak cepat
Cukup penting
10
14,29
Penting
31
Sangat penting
Jumlah
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
0
0
4
5,71
Cukup cepat
25
35,71
44,29
Cepat
31
44,29
29
41,43
Sangat cepat
10
14,29
70
100
Jumlah
70
100
g. Kemudahan dalam Menjangkau Lokasi
Kemudahan dalam menjangkau lokasi adalah tingkat kemudahan lokasi
Restoran Karimata yang dapat dijangkau oleh konsumen. Akses kendaraan yang
dapat dilalui ke lokasi merupakan tolak ukur dalam menjangkau kemudahan
lokasi Restoran Karimata. Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada
Tabel 42 menunjukkan bahwa konsumen menilai kemudahan dalam menjangkau
lokasi sangat penting, hal ini dinilai konsumen sebanyak 29 orang (41,43 persen)
dan sebanyak 23 orang (32,86 persen) konsumen menilai penting pada atribut
kemudahan dalam menjangkau lokasi. Tingkat kinerja pada atribut kemudahan
dalam menjangkau lokasi dirasakan oleh konsumen sudah cukup memuaskan, hal
itu dapat dilihat pada Tabel 42. Konsumen menilai pada kategori mudah dalam
menjangkau lokasi sebanyak 28 orang (40 persen) dan sebanyak 20 orang
konsumen menjawab cukup mudah dalam menjangkau lokasi. Sehingga pihak
Restoran Karimata harus mempertahankan atribut kemudahan dalam menjangkau
lokasi terhadap kinerja yang telah diberikan kepada konsumen selama ini karena
lokasi yang strategis banyak mengundang calon konsumen untuk mengunjungi
Restoran Karimata.
Tabel 42. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Kemudahan dalam Menjangkau Lokasi Restoran Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat Penilaian Jumlah
Persentase
(Orang)
(%)
Sangat tidak
0
0
penting
Tidak penting
1
1,43
Cukup penting
17
24,29
Penting
23
32,86
Sangat penting
29
41,43
Jumlah
70
100
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
mudah
Tidak mudah
Cukup mudah
Mudah
Sangat mudah
Jumlah
Tingkat Kinerja
Jumlah
Persentase
(Orang)
(%)
0
0
8
20
28
14
70
11,43
28,57
40
20
100
h. Kenyamanan Ruangan
Kenyaman ruangan adalah suasana atau keadaan di Restoran Karimata
yang membuat konsumen merasa nyaman dan senang berada di restoran.
Kenyamanan ruangan disuatu restoran dapat menyebabkan konsumen untuk
berminat datang kembali. Berdasarkan pada Tabel 43 menyatakan bahwa
konsumen menganggap sangat penting pada atribut kenyamanan ruangan yang
dinilai konsumen sebanyak 30 orang (42,86 persen) dan sebanyak 29 orang (41,43
persen) konsumen menilai penting pada atribut kenyamanan ruangan. Tingkat
kinerja pada atribut kenyamanan ruangan dirasa konsumen sudah cukup
memuaskan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 43 yang menyatakan bahwa
sebanyak 31 orang (44,29 persen) konsumen merasa nyaman pada ruangan
Restoran Karimata dan sebanyak 26 orang (37,14 persen) konsumen merasa
cukup nyaman pada ruangan Restoran Karimata. Berdasarkan pernyataan di atas,
menunjukkan bahwa pihak Restoran Karimata harus mempertahankan atribut
kenyamanan ruangan terhadap kinerja yang telah diberikan oleh konsumen selama
ini yang telah membuat konsumen merasa nyaman berada di Restoran Karimata.
Tabel 43. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Kenyamanan Ruangan Restoran Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat Penilaian
Jumlah
Persentase
(Orang)
(%)
Sangat tidak penting
0
0
Tidak penting
Cukup penting
Penting
Sangat penting
Jumlah
0
11
29
30
70
0
15,71
41,43
42,86
100
Tingkat Kinerja
Tingkat
Jumlah
Penilaian
(Orang)
Sangat tidak
0
nyaman
Tidak nyaman
1
Cukup nyaman
26
Nyaman
31
Sangat nyaman
12
Jumlah
70
Persentase
(%)
0
1,43
37,14
44,29
17,14
100
i. Ketersediaan dan Kebersihan Toilet dan Wastafel
Ketersediaan dan kebersihaan toilet dan wastafel adalah tingkat
ketersediaan dan tingkat kebersihan toilet dan wastafel yang diberikan oleh pihak
Restoran Karimata yang dapat dipakai oleh konsumen dengan nyaman dalam
penggunaan fasilitas tersebut. Ketersediaan dan kebersihan toilet dan wastafel
merupakan fasilitas yang penting untuk konsumen. Pada Tabel 44 konsumen
menilai pada atribut ini sangat penting yaitu sebanyak 35 orang (50 persen) dan
sebanyak 23 orang (32,86 persen) konsumen menilai penting pada atribut
ketersediaan dan kebersihan toilet dan wastafel. Tingkat kinerja pada atribut ini
sudah cukup memuaskan hal ini dapat dilihat pada Tabel 44 bahwa sebanyak 31
orang (44,29 persen) konsumen menyatakan cukup puas dan sebanyak 25 orang
(35,71 persen) konsumen menyatakan puas pada atribut ini. Oleh karena itu, pihak
Restoran Karimata harus mempertahankan atribut ini terhadap kinerja yang telah
diberikan kepada konsumen selama ini yang telah membuat konsumen merasa
nyaman dalam menggunakan fasilitas tersebut.
Tabel 44. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Ketersediaan dan Kebersihan Toilet dan Wastafel Restoran Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat Penilaian
Jumlah
(Orang)
Tingkat Kinerja
Persentase
(%)
Sangat tidak
penting
Tidak penting
0
0
1
1,43
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
puas
Tidak puas
Cukup penting
11
15,71
Penting
23
32,86
Sangat penting
35
50
Jumlah
70
100
Jumlah
(Orang)
0
Persentase
(%)
0
1
1,43
Cukup puas
31
44,29
Puas
25
35,71
Sangat puas
13
18,57
Jumlah
70
100
j. Kebersihan Peralatan Makan
Kebersihan peralatan makan adalah tingkat kebersihan peralatan makan
yang akan digunakan oleh konsumen sehingga konsumen merasa nyaman saat
memakai peralatan tersebut. Kebersihan peralatan makan berkaitan dengan aspek
kesehatan sehingga pada atribut ini dianggap sangat penting oleh konsumen.
Berdasarkan pada Tabel 45 menunjukkan bahwa konsumen menilai pada atribut
ini sangat penting yang mana konsumen menjawab sebanyak 39 orang (55,71
persen) dan sebanyak 20 orang (28,57 persen) konsumen menjawab penting. Pada
tingkat kinerja atribut kebersihan peralatan makan menunjukkan bahwa konsumen
merasa peralatan makan cukup bersih. Hal ini dilihat dari nilai konsumen yang
menjawab cukup bersih sebanyak 29 orang (41,43 persen) dan sebanyak 27 orang
(38,57 persen) konsumen menjawab bersih pada peralatan makan. Berdasarkan
pernyataan di atas menunjukkan bahwa pihak Restoran Karimata harus
mempertahankan atribut kebersihan peralatan makan terhadap kinerja yang telah
dilakukan selama ini kepada konsumen yang telah membuat konsumen merasa
puas dan nyaman dalam menggunakan atribut ini.
Tabel 45. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Kebersihan Peralatan Makan Restoran Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
penting
Tidak penting
Jumlah
(Orang)
1
Tingkat Kinerja
Persentase
(%)
1,43
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
bersih
Tidak bersih
Jumlah
(Orang)
Persentase (%)
0
0
1
1,43
2
2,86
Cukup penting
9
12,86
Cukup bersih
29
41,43
Penting
20
28,57
Bersih
27
38,57
Sangat penting
39
55,71
Sangat bersih
12
17,14
Jumlah
70
100
Jumlah
70
100
3.
Kuadran III (Prioritas Rendah)
Kuadran III pada diagram kartesisus Importance Performance Analysis
(IPA) menunjukkan bahwa atribut-atribut yang dianggap kurang penting oleh
konsumen tetapi kenyataannya tingkat kinerja pada atribut-atribut tersebut tidak
terlalu baik. Atribut ini menunjukkan bahwa prioritas yang terdapat pada kuadran
III memiliki prioritas rendah yang dirasakan oleh konsumen sehingga
memberikan pengaruh kecil yang dirasakan oleh konsumen. Atribut-atribut yang
terdapat pada kuadran III adalah sebagai berikut :
a.
Harga Berbagai Menu yang disajikan
Harga berbagai menu yang disajikan adalah nilai uang yang harus
dibayarkan konsumen terhadap menu yang disajikan oleh pihak restoran dan
apakah sesuai dengan nilai yang diberikan produk. Berdasarkan pada Tabel 46
menunjukkan bahwa harga berbagai menu yang disajikan dirasa oleh konsumen
kurang penting hal ini dapat dilihat konsumen menjawab sebanyak satu orang
(1,43 persen) dirasakan sangat tidak penting dan sebanyak 21 orang (30 persen).
Berdasarkan dari nilai rata-rata kepentingan semua atribut yang terdapat pada
Tabel 30, nilai kepentingan atribut ini berada dibawah rata-rata kepentingan
atribut sehingga atribut ini dirasakan kurang penting oleh konsumen. Tingkat
kinerja pada atribut harga berbagai menu yang disajikan menunjukkan bahwa
konsumen merasa masih kurang puas karena terdapat 35 orang (50 persen)
menyatakan cukup murah dan sebanyak 3 orang (4,29 persen) konsumen
menyatakan tidak murah. Nilai kinerja pada atribut ini jika dibandingkan nilai
rata-rata kinerja dirasakan kurang baik karena nilai kinerja pada atribut ini berada
di bawah nilai rata-rata kinerja atribut yang dapat dilihat pada Tabel 30. Dengan
demikian, atribut harga berbagai menu yang disajikan perlu diperbaiki tetapi
memiliki prioritas rendah oleh pihak Restoran Karimata.
Tabel 46. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Harga Berbagai Menu yang Disajikan Restoran Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat Penilaian
Jumlah
(Orang)
Tingkat Kinerja
Sangat tidak
penting
Tidak penting
1
Persentase
(%)
1,43
0
0
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
murah
Tidak murah
Cukup penting
21
30
Penting
26
Sangat penting
Jumlah
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
0
0
3
4,29
Cukup murah
35
50
37,14
Murah
28
40
22
31,43
Sangat murah
4
5,71
70
100
70
100
Jumlah
b.
Kesesuaian Harga Berbagai Menu dengan Kualitas yang dijanjikan
Kesesuaian harga berbagai menu dengan kualitas yang dijanjikan adalah
tingkat kesesuaian jumlah uang yang dikeluarkan oleh konsumen untuk membeli
makanan dan minuman dengan harapan konsumen mendapatkan kualitas yang
dijanjikan oleh pihak Restoran Karimata. Berdasarkan pada Tabel 47
menunjukkan bahwa kesesuaian harga berbagai menu dengan kualitas yang
dijanjikan dirasa kurang penting oleh konsumen hal ini dapat dilihat bahwa
konsumen menjawab sebanyak 19 orang (27,14 persen) konsumen merasa cukup
penting dan sebanyak satu orang (1,43 persen) konsumen merasa tidak penting
pada atribut ini. Berdasarkan dari nilai rata-rata kepentingan semua atribut yang
terdapat pada Tabel 30, nilai kepentingan atribut ini berada dibawah rata-rata
kepentingan atribut sehingga atribut ini dirasakan kurang penting oleh konsumen.
Tingkat kinerja pada atribut harga berbagai menu yang disajikan menunjukkan
bahwa konsumen merasa masih kurang puas karena sebanyak 36 orang (51,43
persen) konsumen merasa cukup sesuai dan sebanyak dua orang (2,86 persen)
konsumen merasa tidak sesuai dengan kualitas yang dijanjikan. Nilai kinerja pada
atribut ini jika dibandingkan nilai rata-rata kinerja dirasakan kurang baik karena
nilai kinerja pada atribut ini berada di bawah nilai rata-rata kinerja atribut yang
dapat dilihat pada Tabel 30. Dengan demikian, atribut kesesuaian harga berbagai
menu dengan kualitas yang dijanjikan perlu diperbaiki tetapi memiliki prioritas
rendah oleh pihak Restoran Karimata.
Tabel 47. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Kesesuaian Harga Berbagai Menu dengan Kualitas yang Dijanjikan
Restoran Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat Penilaian
Jumlah
(Orang)
Tingkat Kinerja
Persentase
(%)
Sangat tidak
penting
Tidak penting
0
0
1
1,43
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
sesuai
Tidak sesuai
Cukup penting
19
27,14
Penting
26
Sangat penting
Jumlah
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
0
0
2
2,86
Cukup sesuai
36
51,43
37,14
Sesuai
25
35,71
24
34,29
Sangat sesuai
7
10
70
100
70
100
Jumlah
c.
Durasi Waktu Buka Restoran
Durasi waktu buka restoran adalah tenggang waktu yang dibutuhkan
selama restoran buka. Berdasarkan pada Tabel 48 menunjukkan bahwa durasi
waktu buka konsumen menilai kurang begitu penting karena terdapat 19 orang
(27,14 persen) konsumen menilai cukup penting, 4 orang (5,71 persen) konsumen
menilai tidak penting dan satu orang (1,43 persen) konsumen menyatakan sangat
tidak penting. Berdasarkan pada Tabel 30 nilai dari rata-rata kepentingan seluruh
atribut, nilai kepentingan pada atribut ini berada di bawah nilai rata-rata
kepentingan seluruh atribut sehingga atribut ini dirasakan kurang penting oleh
konsumen. Tingkat kinerja pada atribut ini konsumen menilai bahwa atribut ini
kurang penting oleh konsumen hal ini dapat dilihat pada Tabel 48 yang
menyatakan bahwa konsumen merasa cukup puas pada atribut ini dengan
konsumen menjawab cukup puas sebanyak 33 orang (47,14 persen) dan 30 orang
(42,86 persen) konsumen memilih puas. Namun, nilai rata-rata kinerja pada
seluruh atribut, nilai kinerja pada atribut ini berada di bawah nilai rata-rata kinerja
seluruh atribut sehingga atribut ini dirasakan kurang penting oleh konsumen.
Dengan demikian, atribut ini perlu diperbaiki oleh Restoran Karimata tetapi
memiliki prioritas yang rendah oleh pihak Restoran Karimata.
Tabel 48. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Durasi Waktu Buka Restoran Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat Penilaian
Sangat tidak
penting
Tidak penting
1
Persentase
(%)
1,43
4
5,71
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
puas
Tidak puas
Cukup penting
19
27,14
Penting
30
Sangat penting
Jumlah
d.
Jumlah
(Orang)
Tingkat Kinerja
Jumlah
(Orang)
Persentase (%)
0
0
0
0
Cukup puas
33
47,14
42,86
Puas
30
42,86
16
22,86
Sangat puas
7
10
70
100
70
100
Jumlah
Ketersediaan Papan Nama
Ketersediaan papan nama adalah tingkat ketersediaan papan nama yang
menarik perhatian konsumen untuk datang ke restoran. Papan nama merupakan
sebagai alat promosi yang digunakan oleh pihak Restoran Karimata. Berdasarkan
pada Tabel 49 menunjukkan bahwa ketersediaan papan nama konsumen menilai
kurang begitu penting karena terdapat 16 orang (22,86 persen) konsumen menilai
cukup penting, 8 orang (11,43 persen) konsumen menilai tidak penting dan satu
orang (1,43 persen) konsumen menilai sangat tidak penting. Berdasarkan pada
Tabel 30 nilai dari rata-rata kepentingan seluruh atribut, nilai kepentingan pada
atribut ini berada di bawah nilai rata-rata kepentingan seluruh atribut sehingga
atribut ini dirasakan kurang penting oleh konsumen. Tingkat kinerja pada atribut
ini konsumen menilai bahwa atribut ini kurang penting oleh konsumen hal ini
dapat dilihat pada Tabel 49 yang menyatakan bahwa sebanyak 31 orang (44,29
persen) konsumen menilai cukup menarik, lima orang (7,14 persen) konsumen
menilai tidak menarik dan satu orang (1,43 persen) konsumen menilai sangat tidak
menarik. Dengan demikian, atribut ini perlu diperbaiki oleh Restoran Karimata
tetapi memiliki prioritas rendah oleh pihak Restoran Karimata.
Tabel 49. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Ketersediaan Papan Nama Restoran Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat Penilaian
Sangat tidak
penting
Tidak penting
1
Persentase
(%)
1,43
8
11,43
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
menarik
Tidak menarik
Cukup penting
16
22,86
Penting
29
Sangat penting
Jumlah
e.
Jumlah
(Orang)
Tingkat Kinerja
Jumlah
(Orang)
1
Persentase
(%)
1,43
5
7,14
Cukup menarik
31
44,29
41,43
Menarik
26
37,14
16
22,86
Sangat menarik
7
10
70
100
70
100
Jumlah
Adanya Promosi Lewat Media Cetak dan Media Elektronik
Adanya promosi lewat media cetak dan media elektronik adalah bentuk
pemasaran yang dilakukan oleh pihak Restoran Karimata untuk melakukan
kegiatan promosi melalui media cetak dan media elektronik sehingga konsumen
tertarik untuk datang ke Restoran Karimata. Berdasarkan dari pengamatan melalui
wawancara dengan konsumen bahwa konsumen mendapatkan informasi mengenai
lokasi Restoran Karimata berasal dari temannya. Hal ini menunjukkan bahwa
promosi yang cukup efektif untuk Restoran Karimata adalah word of mouth.
Berdasarkan pada Tabel 50 menunjukkan bahwa promosi lewat media cetak dan
media elektronik konsumen menilai kurang begitu penting karena sebanyak 23
orang (32,86 persen) konsumen menilai cukup penting, 7 orang (10 persen)
konsumen menilai tidak penting dan empat orang (5,71 persen) konsumen menilai
sangat tidak penting. Berdasarkan pada Tabel 30 nilai dari rata-rata kepentingan
seluruh atribut, nilai kepentingan pada atribut ini berada di bawah nilai rata-rata
kepentingan seluruh atribut sehingga atribut ini dirasakan kurang penting oleh
konsumen. Tingkat kinerja pada atribut ini konsumen menilai bahwa atribut ini
kurang penting oleh konsumen hal ini dapat dilihat pada Tabel 50 yang
menyatakan bahwa sebanyak 34 orang (48,57 persen) konsumen merasa cukup
puas dan sebanyak 7 orang (10 persen) konsumen merasa tidak puas. Dengan
demikian, atribut ini perlu diperbaiki oleh Restoran Karimata tetapi memiliki
prioritas rendah oleh pihak Restoran Karimata.
Tabel 50. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Adanya Promosi Lewat Media Cetak dan Media Elektronik Restoran
Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat Penilaian
Sangat tidak
penting
Tidak penting
4
7
10
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
puas
Tidak puas
7
10
Cukup penting
23
32,86
Cukup puas
34
48,57
Penting
22
31,43
Puas
25
35,71
Sangat penting
14
20
4
5,71
Jumlah
70
100
70
100
4.
Jumlah
(Orang)
Tingkat Kinerja
Persentase
(%)
5,71
Sangat puas
Jumlah
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
0
0
Kuadran IV (Berlebihan)
Kuadran IV pada diagram kartesisus Importance Performance Analysis
(IPA) merupakan atribut-atribut yang dianggap kurang penting pengaruhnya bagi
konsumen tetapi tingkat kinerja yang dilakukan oleh pihak Restoran Karimata
dirasa sangat baik oleh konsumen. Atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran IV
sebaiknya dikurangi karena pihak Restoran Karimata bisa menghemat biaya
sehingga biaya-biaya yang ada di kuadran IV bisa dialokasikan untuk perbaikan
atribut pada kuadran I yang menjadi prioritas utama. Berikut ini merupakan
atribut-atribut yang terdapat pada kuadran IV di Restoran Karimata adalah sebagai
berikut :
a.
Keindahan Tampilan Makanan dan Minuman
Keindahan tampilan makanan dan minuman adalah tingkat penataan dan
kerapihan makanan dan minuman ketika disajikan. Berdasarkan pada Tabel 51
menunjukkan bahwa atribut ini dirasa penting oleh konsumen karena sebanyak 32
orang (45,71 persen) konsumen menyatakan penting pada keindahan tampilan
makanan dan minuman dan 19 orang (27,14 persen) konsumen menyatakan cukup
penting pada atribut ini. Namun berdasarkan nilai rata-rata kepentingan seluruh
atribut yang terdapat pada Tabel 30, nilai kepentingan pada atribut ini berada
dibawah nilai rata-rata kepentingan seluruh atribut. Tingkat kinerja pada atribut
ini dirasa sudah baik karena sebanyak 36 orang (51,43 persen) konsumen
menyatakan indah pada tampilan makanan dan minuman yang ada di Restoran
Karimata. Nilai kinerja pada atribut ini berada diatas nilai rata-rata kinerja seluruh
atribut (Tabel 30) yang dirasakan sudah baik kinerjanya.
Tabel 51. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Keindahan Tampilan Makanan dan Minuman Restoran Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat Penilaian
Sangat tidak
penting
Tidak penting
0
0
2
2,86
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
indah
Tidak indah
Cukup penting
19
27,14
Penting
32
Sangat penting
17
Jumlah
70
100
b.
Jumlah
(Orang)
Tingkat Kinerja
Persentase
(%)
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
0
0
2
2,86
Cukup indah
24
34,29
45,71
Indah
36
51,43
24,29
Sangat indah
8
11,43
70
100
Jumlah
Penampilan Pramusaji
Penampilan pramusaji adalah penampilan fisik yang dipakai oleh
pramusaji dalam menjamu konsumen yang datang sehingga konsumen merasa
percaya dengan pelayanan yang diberikan oleh pramusaji Restoran Karimata.
Berdasarkan pada Tabel 52 menunjukkan bahwa atribut ini dirasa penting oleh
konsumen karena sebanyak 32 orang (52,86 persen) konsumen menyatakan
penting pada penampilan pramusaji dan 22 orang (31,43 persen) konsumen
menyatakan sangat penting pada atribut ini. Namun berdasarkan nilai rata-rata
kepentingan seluruh atribut yang terdapat pada Tabel 30, nilai kepentingan pada
atribut ini berada dibawah nilai rata-rata kepentingan seluruh atribut. Tingkat
kinerja pada atribut ini dirasa sudah baik karena sebanyak 28 orang (40 persen)
konsumen menyatakan penampilan pramusaji menarik dan sebanyak 30 orang
(42,86 persen) konsumen menyatakan bahwa penampilan pramusaji cukup
menarik. Nilai kinerja pada atribut ini berada diatas nilai rata-rata kinerja seluruh
atribut (Tabel 30) yang dirasakan sudah baik kinerjanya.
Tabel 52. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Penampilan Pramusaji Restoran Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat Penilaian
Sangat tidak
penting
Tidak penting
0
0
3
4,29
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
menarik
Tidak menarik
Cukup penting
13
18,57
Penting
32
Sangat penting
Jumlah
c.
Jumlah
(Orang)
Tingkat Kinerja
Persentase
(%)
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
0
0
1
1,43
Cukup menarik
30
42,86
45,71
Menarik
28
40
22
31,43
Sangat menarik
11
15,71
70
100
Jumlah
70
100
Kemudahan Cara Pembayaran
Kemudahan cara pembayaran dalam penelitian ini adalah kemudahan
prosedur pembayaran baik secara tunai ataupun melalui pembayaran memakai
kartu kredit atau debit. Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada Tabel
53 menunjukkan bahwa konsumen menilai kemudahan cara pembayaran
merupakan hal yang penting karena sebanyak 32 (45,71 persen) konsumen
menjawab penting dan sebanyak 20 orang (28,57 persen) konsumen menilai
sangat penting pada atribut kemudahan cara pembayaran. Namun berdasarkan
nilai rata-rata kepentingan seluruh atribut yang terdapat pada Tabel 30, nilai
kepentingan pada atribut ini berada dibawah nilai rata-rata kepentingan seluruh
atribut. Tingkat kinerja pada atribut kemudahan cara pembayaran dirasakan oleh
konsumen sudah baik, hal itu dapat dilihat pada Tabel 53. Konsumen menilai pada
kategori mudah dalam cara pembayaran sebanyak 32 orang (45,71 persen) dan
sebanyak 26 orang (37,14 persen) konsumen menjawab cukup mudah dalam cara
pembayaran. Nilai kinerja pada atribut kemudahan cara pembayaran berada diatas
nilai rata-rata kinerja seluruh atribut (Tabel 30) yang dirasakan sudah baik
kinerjanya.
Tabel 53. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Kemudahan Cara Pembayaran pada Restoran Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat Penilaian
Sangat tidak
penting
Tidak penting
0
0
2
2,86
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
mudah
Tidak mudah
Cukup penting
16
22,86
Penting
32
Sangat penting
Jumlah
d.
Jumlah
(Orang)
Tingkat Kinerja
Persentase
(%)
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
0
0
3
4,29
Cukup mudah
26
37,14
45,71
Mudah
32
45,71
20
28,57
Sangat mudah
9
12,86
70
100
70
100
Jumlah
Dekorasi Restoran
Dekorasi restoran adalah cara yang dilakukan oleh pihak Restoran
Karimata dalam penataan dan hiasan ruangan yang terdapat di restoran sehingga
dapat menarik perhatian konsumen untuk berkunjung ke Restoran Karimata dan
membuat nyaman konsumen. Berdasarkan pada Tabel 54 menunjukkan bahwa
atribut dekorasi restoran dirasa penting oleh konsumen karena sebanyak 30 orang
(42,86 persen) konsumen menyatakan penting pada dekorasi restoran dan 20
orang (28,57 persen) konsumen menyatakan cukup penting pada atribut dekorasi
restoran. Namun berdasarkan nilai rata-rata kepentingan seluruh atribut yang
terdapat pada Tabel 30, nilai kepentingan pada atribut dekorasi restoran berada
dibawah nilai rata-rata kepentingan seluruh atribut. Tingkat kinerja pada atribut
dekorasi restoran dirasa sudah baik karena sebanyak 31 orang (44,29 persen)
konsumen menyatakan bahwa dekorasi restoran cukup menarik perhatian
konsumen dan sebanyak 26 orang (37,14 persen) konsumen menyatakan bahwa
dekorasi restoran menarik perhatian konsumen Restoran Karimata. Nilai kinerja
pada atribut dekorasi restoran berada diatas nilai rata-rata kinerja seluruh atribut
(Tabel 30) yang dirasakan sudah baik kinerjanya.
Tabel 54. Sebaran Responden Jumlah dan Besar Presentasi Berdasarkan Atribut
Dekorasi Restoran pada Restoran Karimata
Tingkat Kepentingan
Tingkat Penilaian
Jumlah
(Orang)
Tingkat Kinerja
Persentase
(%)
Sangat tidak
penting
Tidak penting
0
0
5
7,14
Tingkat
Penilaian
Sangat tidak
menarik
Tidak menarik
Cukup penting
20
28,57
Penting
30
Sangat penting
Jumlah
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
0
0
1
1,43
Cukup menarik
31
44,29
42,86
Menarik
26
37,14
15
21,43
Sangat menarik
12
17,14
70
100
Jumlah
70
100
6.3.3 Rangkuman Analisis Kepuasan Konsumen
Berdasarkan hasil dari analisis kepuasan konsumen Restoran Karimata
dapat dikatakan bahwa indeks kepuasan konsumen dari nilai Customer
Satisfaction Index (CSI) Restoran Karimata sebesar 73,16 persen yang berada
pada rentang kriteria “puas”. Akan tetapi terdapat 26,84 persen konsumen belum
merasa puas atas kinerja yang dilakukan oleh pihak Restoran Karimata. Perbaikan
atribut kinerja Restoran Karimata dilakukan dengan menggunakan metode
Importance Performance Analysis (IPA). Metode ini menunjukkan prioritas
perbaikan tingkat kinerja pada masing-masing atribut dengan diagram kartesius
yang terbagi menjadi empat kuadran. Atribut yang terdapat pada kuadran pertama
merupakan prioritas utama bagi Pihak Restoran Karimata dalam memperbaiki
tingkat kinerja atribut. Atribut yang terdapat pada kuadran pertama yaitu
kesigapan pramusaji, kesopanan dan keramahan pramusaji, ketersediaan area
parkir, kebersihan ruangan Restoran Karimata, dan ketersediaan dan kebersihan
musholla. Atribut yang terdapat pada kuadran kedua merupakan atribut yang
harus dipertahankan bagi Restoran Karimata. Atribut yang terdapat pada kuadran
kedua yaitu cita rasa makanan dan minuman, porsi makanan dan minuman,
keragman pilihan makanan dan minuman, pengetahuan dan penjelasan pramusaji
terhadap produk, kecepatan transaksi/pembayaran, kecepatan dalam penyajian
makanan dan minuman, kemudahan dalam menjangkau lokasi, kenyamanan
ruangan, ketersediaan dan kebersihan toilet dan wastafel, serta kebersihan
peralatan makan. Kuadran ketiga pada diagram kartesius Importance Performance
Analysis (IPA) merupakan prioritas rendah yang dirasakan oleh konsumen
sehingga memberikan pengaruh kecil yang dirasakan oleh konsumen. Atribut
yang terdapat pada kuadran ketiga yaitu harga berbagai menu yang disajikan,
kesesuaian harga berbagai menu dengan kualitas yang dijanjikan, durasi waktu
buka, ketersediaan papan nama, serta adanya promosi lewat media cetak dan
media elektronik. Atribut pada kuadran keempat pada diagram kartesius
Importance Performance Analysis (IPA) merupakan atribut yang kurang penting
pengaruhnya bagi konsumen tetapi kinerja yang dilakukan oleh pihak restoran
dirasa sangat baik oleh konsumen. Atribut yang terdapat dalam kuadran keempat
sebaiknya dikurangi karena pihak restoran dapat menghemat biaya sehingga
biaya-biaya yang terdapat pada kuadran keempat dapat dialokasikan untuk
perbaikan atribut pada kuadran pertama. Atribut yang terdapat pada kuadran
keempat adalah keindahan tampilan makanan dan minuman, penampilan
pramusaji, kemudahan cara pembayaran, serta dekorasi restoran.
6.3.4 Analisis Loyalitas Konsumen
Analisis loyalitas konsumen terhadap Restoran Karimata merupakan
tahapan lanjutan dari proses keputusan konsumen tahap akhir (perilaku pasca
pembelian). Menurut piramida loyalitas ada beberapa kriteria yang dibutuhkan
dalam menghitung loyalitas konsumen yaitu alasan konsumen dalam melakukan
pembelian produk di Restoran Karimata karena faktor harga (switcher buyer),
alasan konsumen dalam melakukan pembelian produk di Restoran Karimata
karena faktor kebiasaan (habitual buyer), alasan konsumen dalam melakukan
pembelian produk di Restoran Karimata karena mendapatkan kepuasan dari
tindakan sebelumnya (satisfied buyer), konsumen yang benar-benar menyukai
produk Restoran Karimata (liking the brand), dan konsumen merekomendasikan
kepada orang lain untuk melakukan pembelian di Restoran Karimata (committed
buyer). Konsumen Restoran Karimata memiliki tingkat loyalitas yang berbedabeda, tetapi dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat loyalitas konsumen
Restoran Karimata masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada piramida loyalitas
Restoran Karimata yang tidak membentuk segitiga terbalik yang terdapat pada
Gambar 10.
Committed Buyer 20 %
Liking The Brand 17,14 %
Satisfied Buyer
4,29 %
12,86 %
Habitual Buyer 20 %
Switcher Buyer 38,57 %
Gambar 10. Piramida Loyalitas Restoran Karimata
6.3.4.1 Analisis Switcher Buyer
Berdasarkan pada Gambar 10 konsumen yang termasuk kategori switcher
buyer sebanyak 27 orang atau sebesar 38,57 persen. Hal ini menunjukkan bahwa
konsumen Restoran Karimata sama sekali tidak loyal pada kategori ini.
Konsumen pada kategori switcher buyer merupakan konsumen yang sensitif
terhadap perubahan harga sehingga konsumen ini sering berpindah-pindah merek
dalam mengkonsumsi suatu merek. Kriteria konsumen Restoran Karimata yang
sensitif terhadap perubahan harga adalah apabila harga makanan dan minuman di
Restoran Karimata mengalami kenaikan harga, lalu apabila restoran lain
menawarkan diskon harga dan paket bonus seperti buy two get one, maka
konsemen akan berpindah ke restoran lain yang harganya lebih murah dan
memberikan paket tersebut, namun ada kemungkinan konsumen akan kembali
lagi ke Restoran Karimata.
Konsumen yang termasuk kedalam kategori switcher buyer bukan berfikir
tentang harga tetapi kesesuaian harga yang harus dibayar dengan kualitas produk
yang diperoleh konsumen. Dalam mengurangi jumlah konsumen dalam kategori
switcher buyer, Restoran Karimata harus berhati-hati terhadap menetapkan harga
yang sesuai dengan kualitas yang diberikan. Selain itu, Restoran Karimata juga
bisa melakukan promosi yaitu dengan cara memberikan menu-menu paket dan
adanya kartu member. Sehingga konsumen tidak berpaling ke restoran lainnya.
6.3.4.2 Analisis Habitual Buyer
Kategori habitual buyer merupakan kategori untuk konsumen yang telah
mengalami kepuasan dalam mengkonsumsi merek suatu produk berdasarkan
kebiasaan yang selama ini konsumen pakai. Jika konsumen ingin berpindah merek
dalam membeli suatu produk maka konsumen mempunyai alasan yang kuat untuk
berpindah ke merek yang lain terlebih lagi jika peralihan tersebut membutuhkan
biaya dan pengorbanan yang lain. Berdasarkan Gambar 10 menyatakan bahwa
konsumen yang termasuk dalam kategori habitual buyer sebanyak 14 orang atau
20 persen. Para konsumen Restoran Karimata merasa puas setelah melakukan
pembelian produk di Restoran Karimata tetapi tidak bersedia untuk mengeluarkan
biaya peralihan untuk membeli produk dan mengunjungi Restoran Karimata
apabila terjadi perubahan di Restoran Karimata. Kriteria konsumen pada habitual
buyer yang terjadi pada Restoran Karimata jika konsumen mengeluarkan biaya
peralihan yaitu konsumen Restoran Karimata tidak ingin menunggu jika restoran
sedang penuh atau memberikan batas waktu untuk menunggu dan mencari
restoran lain jika Restoran Karimata tutup serta konsumen juga tidak bersedia
menanggung biaya peralihan apabila lokasi Restoran Karimata pindah ke letak
yang lebih jauh.
6.3.4.3 Analisis Satisfied Buyer
Konsumen yang termasuk dalam kategori satisfied buyer adalah konsumen
yang puas dengan biaya peralihan baik dalam hal waktu, uang maupun risiko
kinerja bila mereka mengkonsumsi suatu merek. Berdasarkan Gambar 10
menunjukkan bahwa konsumen Restoran Karimata yang termasuk ke dalam
kategori satisfied buyer terdapat tiga orang atau 4,29 persen. Kriteria satisfied
buyer pada Restoran Karimata jika mengalami perubahan yaitu konsumen rela
mengeluarkan biaya peralihan untuk tetap menunggu jika Restoran Karimata
sedang penuh hingga mendapatkan meja, jika Restoran Karimata tutup maka
konsumen tidak beralih ke restoran lain dan konsumen bersedia mengeluarkan
biaya, waktu dan risiko untuk tetap mengunjungi Restoran Karimata apabila
Restoran Karimata pindah ke lokasi yang lebih jauh.
6.3.4.4 Analisis Liking The Brand
Konsumen yang termasuk ke dalam kategori liking the brand adalah
konsumen yang sudah merasa puas dengan merek tersebut. Biasanya konsumen
tidak akan berpindah-pindah ke merek yang lain karena konsumen sudah merasa
puas dengan merek tersebut dan juga mereka sangat menyukai merek tersebut.
Pada kategori liking the brand dapat dijumpai perasaan emosional yang terkait
terhadap merek, rasa suka membeli bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait
dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumya baik yang
dialami pribadi maupun kerabatnya atau disebabkan oleh persepsi yang kualitas
tinggi. Berdasarkan pada Gambar 10 menunjukkan bahwa konsumen yang
termasuk pada kategori liking the brand pada Restoran Karimata terdapat 12
orang atau 17,14 persen yang menyukai produk dari Restoran Karimata.
Konsumen pada tahap ini sudah termasuk pada kategori loyal tetapi belum sampai
pada tahap merekomendasikan kepada orang lain. Konsumen pada tahap ini
biasanya bersedia untuk membayar lebih apabila Restoran Karimata menawarkan
produk dengan porsi lebih besar ataupun dengan tambahan fasilitas seperti ada
wifi, live music. Konsumen juga bersedia menjadi member di Restoran Karimata
dengan biaya keanggotaan dengan fasilitas yang diberikan serta konsumen akan
merasakan sesesuatu yang kurang bila tidak makan di Restoran Karimata dalam
kurun waktu satu bulan.
6.3.4.5 Analisis Committed Buyer
Konsumen yang termasuk ke dalam kategori committed buyer adalah
konsumen memliki kebanggaan sebagai pengguna merek dan merek tersebut
dianggap sangat penting bagi mereka karena dipandang sebagai ekspresi
mengenai siapa sebenarnya mereka. Konsumen pada kategori ini memiliki
kesetiaan terhadap suatu merek. Berdasarkan pada Gambar 10 menunjukkan
bahwa konsumen Restoran Karimata yang termasuk ke dalam kategori committed
buyer terdapat 14 orang atau 20 persen konsumen yang loyal pada kategori ini.
Konsumen pada kategori ini biasanya sudah merekomendasikan Restoran
Karimata ke orang lain dan mengajak orang lain untuk melakukan pembelian
produk di Restoran Karimata. Pada tahap ini, pihak Restoran Karimata harus
mempertahankan konsumen yang termasuk kategori committed buyer, karena
konsumen ini merupakan konsumen yang potensial untuk menjaga produksi
Restoran Karimata.
Berdasarkan gambar piramida loyalitas Restoran Karimata yang terdapat
pada Gambar 10 menunjukkan bahwa tingkat loyalitas terbesar terdapat pada
tingkatan switcher buyer sebanyak 27 orang atau 38,57 persen. Secara garis besar
bahwa konsumen Restoran Karimata tertarik untuk berpindah-pindah dari restoran
satu ke restoran lainnya. Hasil dari analisis loyalitas konsumen menunjukkan
bahwa konsumen Restoran Karimata bisa dikatakan belum loyal karena sebagian
besar konsumen Restoran Karimata belum menyatakan diri mereka committed
buyer pada Restoran Karimata.
Loyalitas merek terjadi karena konsumen melakukan pembelian secara
terus menerus dan berulang dengan merek yang sama. Hal ini dapat ditarik pada
suatu hubungan mengenai kepuasan konsumen dengan loyalitas merek dapat
dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen Restoran Karimata
yang terdapat dari hasil analisis Customer Satisfaction Index (CSI) sebesar 73,16
persen maka semakin tinggi pula tingkat loyalitas terhadap suatu merek yang
ditawarkan oleh pihak Restoran Karimata yang berdasarkan piramida loyalitas
konsumen (38,57 % switcher buyer). Pada kategori committed buyer mendapatkan
nilai sebesar 20 persen yang menandakan bahwa belum sebagian besar belum
merekomendasikan kepada orang lain dan mengajak orang lain untuk datang ke
Restoran Karimata serta tingkat intensitas kedatangannya pun belum tinggi yang
dapat dilihat pada proses keputusan pembelian dalam melakukan pembelian di
Restoran Karimata dalam satu bulan yang sebagian besar konsumen sebanyak 43
orang (61,43 persen) melakukan pembelian satu kali dalam sebulan. Ada beberapa
alasan konsumen tidak committed buyer pada Restoran Karimata yaitu karena
ketersediaan area parkir dan musholla yang kurang besar. Dalam meningkatkan
loyalitas konsumen, Restoran Karimata perlu meningkatkan pelayanan dari segi
produk maupun jasa serta membuat promosi-promosi yang membuat konsumen
tertarik untuk datang ke Restoran Karimata.
6.4
Hubungan Hasil Kepuasan dan Loyalitas Konsumen dengan
Karakteristik Umum Konsumen
Hasil dari penelitian analisis kepuasan dan loyalitas konsumen Restoran
Karimata ini telah memperlihatkan bahwa konsumen Restoran Karimata yang
puas belum tentu tidak loyal atau memiliki tingkat loyalitas yang tinggi terhadap
Restoran Karimata. Berdasarkan hasil penelitian dari nilai Customer Satisfaction
Index (CSI) konsumen Restoran Karimata mencapai 73,16 persen yang berarti
bahwa indeks kepuasan konsumen Restoran Karimata berada pada kriteria “puas”
karena berada pada rentang 0,60–0,80. Namun, hasil dari analisis tingkat loyalitas
menunjukkan bahwa tingkat loyalitas konsumen Restoran Karimata masih rendah.
Hal ini terjadi karena piramida loyalitas Restoran Karimata tidak membentuk
segitiga terbalik dengan komposisi jumlah konsumen pada tingkatan yang tidak
proporsional. Hal tersebut dapat terjadi karena menurut hasil dari karakteristik
konsumen menunjukkan bahwa konsumen yang berkunjung ke Restoran Karimata
memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta dan berdomisili di luar Bogor dengan
30 persen. Pegawai swasta yang berdomisili di luar Bogor sangat berpengaruh
terhadap loyalitas konsumen. Sehingga konsumen pegawai swasta yang
berdomisili di luar Bogor Restoran Karimata yang berada pada kategori switcher
buyer yaitu sebanyak 9 responden dari 21 responden pegawai swasta yang
berdomisili di luar Bogor (Gambar 11).
Commited Buyer 14,29 %
Liking The Brand 14,2
9%
Satisfied Buyer 19,05 %
Habitual Buyer 9,52%
Switcher Buyer 42,84 %
Gambar 11. Piramida Loyalitas Konsumen Pegawai Swasta yang Berdomisili di
Luar Bogor Pada Restoran Karimata.
Piramida loyalitas yang terdapat pada Gambar 9 menyatakan bahwa 9 dari
21 responden Restoran Karimata berada pada tingkatan switcher buyer. Tingkatan
pada habitual buyer sebanyak 2 responden dari 21 responden Restoran Karimata,
sedangkan pada tingkatan satisfied buyer terdapat 4 responden dari 21 responden
Restoran Karimata. Pada tingkatan liking the brand dan committed buyer masingmasing terdapat 3 responden dari 21 responden Restoran Karimata.
Menurut hasil dari analisis kepuasan terhadap kinerja atribut yang dimiliki
Restoran Karimata memperlihatkan bahwa atribut kesesuaian harga terhadap
menu yang dijanjikan menurut pemetaan Importance Performance Analysis (IPA)
berada pada kuadran III yang artinya adalah atribut ini tidak penting oleh
konsumen, tetapi tingkat kinerjanya tidak terlalu baik. Hal ini dapat terjadi
konsumen mengalami kepuasan tetapi tidak loyal pada Restoran Karimata. Hal ini
sesuai dengan karakteristik umum konsumen Restoran Karimata yang sebagian
besar merupakan sarjana. Dengan demikian, konsumen memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi maka konsumen memiliki tingkat pemikiran yang baik
terhadap penilaian kinerja produk dengan kesesuaian harga yang harus
dikeluarkan. Sehingga konsumen yang termasuk dalam kategori switcher buyer
tidak memikirkan tentang harga tetapi juga memikirkan kesesuaian harga yang
dikeluarkan dengan kualitas dan pelayanan yang mereka dapatkan.
Konsumen yang mengalami kepuasan tetapi dikatakan belum loyal, ini
terjadi karena pihak Restoran Karimata kurang melakukan promosi-promosi yang
dapat membuat para konsumennya tetap tertarik untuk berkunjung ke Restoran
Karimata. Pihak Restoran Karimata untuk sampai saat ini melakukan promosi
melalui papan nama, web, dan words of mouth. Hal ini terjadi bahwa hasil dari
Importance Performance Analysis (IPA) bahwa kedua atribut promosi terdapat
pada kuadran III yang artinya bahwa kedua atribut ini memiliki tingkat
kepentingan yang tidak berpengaruh pada konsumen dan tingkat kinerjanya pun
kurang memuaskan.
6.5
Implikasi Alternatif Strategi Bauran Pemasaran
Berdasarakan pada hasil penelitian analisis kepuasan dan loyalitas
konsumen Restoran Karimata berhubungan dengan strategi bauran pemasaran
Restoran Karimata. Strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh pihak
Restoran Karimata berkaitan dengan tujuh bauran pemasaran (7P) yaitu produk
(product), harga (price), tempat (place), promosi (promosi), proses (process),
orang (people), dan bukti fisik (physical evidence). Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan bahwa bauran pemasaran pada Restoran Karimata belum
sepenuhnya mampu memenuhi kepuasan konsumen Restoran Karimata. Sehingga
Restoran Karimata perlu melakukan perbaikan bauran pemasaran yang sudah
dilakukan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen.
Hasil penelitian ini akan memberikan alternatif bauran pemasaran yang
dapat digunakan oleh Restoran Karimata sebagai saran yang dapat diaplikasikan
dalam kegiatan operasionalnya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
membantu Restoran Karimata dalam meningkatkan kepuasan dan loyalitas
konsumen sehingga bisa berdampak pada peningkatan keuntungan oleh pihak
Restoran Karimata. Adapun alternatif bauran pemasaran yang dirumuskan
diantaranya :
6.5.1 Produk
Sebuah restoran akan menawarkan sebuah produk yaitu makanan sebagai
menu utamanya. Sehingga Restoran Karimata harus dapat menjaga dan
meningkatkan kualitas produknya. Berdasarkan dari hasil penelitian ini terdapat
beberapa atribut produk yang diukur tingkat kinerjanya yang berdasarkan diagram
kartesius Importance Performance Analysis (IPA). Atribut yang termasuk bauran
pemasaran produk adalah cita rasa makanan dan minuman, porsi makanan dan
minuman, keragaman pilihan makanan dan minuman, dan keindahan tampilan
makanan dan minuman. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa cita
rasa makan dan minuman, porsi makanan dan minuman serta keragaman pilihan
makanan dan minuman berada pada kuadran II. Hal ini menunjukkan bahwa
memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan tingkat kinerjanya dinilai baik oleh
konsumen. Sehingga pihak Restoran Karimata harus mempertahankan kinerja
atribut tersebut.
Atribut keindahan tampilan makanan dan minuman berdasarkan hasil
Importance Performance Analysis (IPA) berada pada kuadran IV. Atribut yang
berada di kuadran IV berarti bahwa atribut tersebut memiliki tingkat kepentingan
yang rendah bagi konsumen tetapi memiliki tingkat kinerja yang baik. Keindahan
tampilan makanan dan minuman tidak terlalu penting bagi konsumen, tetapi
konsumen merasa puas dengan atribut tersebut walaupun atribut tersebut
berlebihan karena dapat mengurangi biaya produksi yang cukup besar.
6.5.2 Harga
Harga
merupakan salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran.
Harga merupakan jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk mendapatkan
manfaat menggunakan produk atau jasa. Atribut yang termasuk dalam bauran
pemasaran harga adalah harga berbagai menu yang disajikan dan kesesuaian harga
berbagai menu dengan kualitas yang dijanjikan. Berdasarkan pada hasil penelitian
dari diagram kartesius Importance Performance Analysis (IPA), harga berbagai
menu yang disajikan dan kesesuaian harga berbagai menu dengan kualitas yang
dijanjikan berada pada kuadran III yang artinya yaitu atribut tersebut memiliki
tingkat kepentingan yang rendah dan tingkat kinerja yang dinilai oleh konsumen
juga rendah. Dalam penelitian ini konsumen tidak mempermasalahkan harga
untuk menu yang disajikan dan kesesuaian harga berbagai menu dengan kualitas
yang dijanjikan. Hal ini berdasarkan karakteristik konsumen Restoran Karimata
yang sebagian besar konsumen adalah pegawai swasta dengan tingkat penghasilan
yang besar. Hal ini dapat dilihat dari karakteristik konsumen Restoran Karimata
sebanyak 30 orang atau 42,86 persen konsumen memiliki pendapatan lebih dari
Rp 4.500.000,00 dan sebanyak 37 orang 52,86 persen konsumen memiliki
pekerjaan sebagai pegawai swasta.
6.5.3 Tempat
Tempat merupakan faktor penting dalam mendirikan usaha jenis restoran
dalam meraih pangsa pasar yang akan ditetapkan terhadap produk yang
ditawarkan. Atribut yang termasuk dalam bauran pemasaran tempat adalah
kemudahan dalam menjangkau lokasi. Berdasarkan pada hasil penelitian dari
diagram kartesius Importance Performance Analysis (IPA), kemudahan dalam
menjangkau lokasi berada pada kuadran II yang artinya atribut tersebut berada
pada lokasi usaha yang baik karena mudah dijangkau oleh konsumen. Hal ini
karena letak Restoran Karimata berada di dekat pintul tol Sentul City 2 yang
dimana kendaraan berlalu lalang didepan Restoran Karimata. Oleh karena itu,
atribut pada bauran tempat ini harus dipertahankan kinerjanya, karena bauran
tempat yang dilakukan sudah cukup baik.
6.5.4 Promosi
Promosi merupakan cara memperkenalkan produk kepada masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian, atribut promosi yang dianalisis adalah ketersediaan
papan nama dan adanya promosi lewat media cetak dan media elektronik.
Berdasarkan pada hasil penelitian dari diagram kartesius Importance Performance
Analysis (IPA), ketersediaan papan nama dan adanya promosi lewat media cetak
dan media elektronik berada pada kuadran III yang artinya bahwa tingkat
kepentingan yang rendah dan tingkat kinerja yang dinilai oleh konsumen juga
rendah. Atribut tersebut dalam melakukan perbaikan diprioritaskan rendah oleh
pihak Restoran Karimata tetapi pihak restoran perlu memperbaikinya guna
meningkatkan pemasaran produk di Restoran Karimata. Perbaikan yang perlu
dilakukan adalah website Restoran Karimata lebih diaktifkan kembali agar
konsumen berkunjung ke website tersebut dengan adanya promosi-promosi
menarik yang diusung oleh pihak restoran. Berdasarkan dari hasil proses
keputusan pembelian bahwa konsumen mendapat informasi mengenai Restoran
Karimata di dapat dari teman sebanyak 52 orang atau 72, 29 persen yang berarti
bahwa promosi lewat word of mouth lebih efisien dibanding dengan lewat media.
Penelitian ini memberikan suatu masukan untuk memperkenalkan produk
Restoran Karimata ke masyarakat luas yaitu dengan memberikan paket menu
makanan dan minuman dan adanya kupon gratis minuman setelah mengumpulkan
kupon sebanyak 10 kupon. Hal ini dilakukan guna menarik konsumen untuk
berkunjung ke Restoran Karimata.
6.5.5 Proses
Restoran Karimata merupakan suatu bidang usaha restoran yang tidak
hanya menjual produk tetapi juga menjual jasa. Berdasarkan hasil penelitian,
atribut yang dianalisis adalah kecepatan transaksi/pembayaran, kemudahan cara
pembayaran, kecepatan dalam penyajian makanan dan minuman dan durasi waktu
buka restoran. Berdasarkan diagram kartesius Importance Performance Analysis
(IPA), kecepatan transaksi/pembayaran dan kecepatan dalam penyajian makanan
dan minuman berada pada kuadran II yang berarti bahwa tingkat kepentingan
yang tinggi telah dinilai baik oleh konsumennya dari tingkat kinerja Restoran
Karimata. Sehingga pihak Restoran Karimata harus mempertahankan kinerja
atribut tersebut.
Atribut durasi waktu buka restoran berada pada kuadran III. Hal ini
menunjukkan bahwa atribut tersebut memiliki tingkat kepentingan yang rendah
dan tingkat kinerja yang dinilai oleh konsumen juga rendah. Atribut tersebut tidak
menjadi prioritas utama untuk diperbaiki karena tidak terlalu penting oleh
konsumen, namun perbaikan dalam atribut ini perlu dilakukan agar konsumen
merasa puas.
Atribut kemudahan cara pembayaran berdasarkan pemetaan diagram
kartesius Importance Performance Analysis (IPA) berada pada kuadran IV yang
artinya bahwa tingkat kepentingan yang dinilai rendah oleh konsumen tetapi
tingkat kinerja yang dilakukan oleh pihak Restoran Karimata dinilai sudah baik
oleh konsumen. Berdasarkan hasil penelitian, konsumen merasa bahwa
kemudahan cara pembayaran kurang penting karena pihak Restoran Karimata
menyediakan bentuk pembayaran dengan cara tunai dan melalui pembayaran
memakai kartu kredit atau debit.
6.5.6 Orang
Pramusaji merupakan bagian terpenting dalam sebuah restoran karena
konsumen bukan saja membeli produk tetapi ingin mendapatkan pelayanan yang
baik dari suatu restoran. Pramusaji merupakan orang yang penting dalam
pelayanan jasa guna untuk memberi kenyamanan dan kepuasan bagi konsumen.
Atribut yang dinilai dalam penelitian yang berkaitan dengan atribut pramusaji
adalah kesigapan pramusaji, kesopanan dan keramahan pramusaji, penampilan
pramusaji dan pengetahuan dan penjelasan pramusaji terhadap produk.
Berdasarkan
dari
hasil
pemetaan
diagram
karteius
Importance
Performance Analysis (IPA) bahwa kesigapan pramusaji dan kesopanan dan
keramahan pramusaji berada pada kuadran I. Hal ini menunjukkan bahwa
memiliki tingkat kepentingan yang dinilai konsumen tinggi tetapi tingkat kinerja
dinilai rendah oleh konsumen. Hal ini terjadi karena konsumen menilai bahwa
pramusaji kurang sigap jika diminta bantuan dan kurang peka terhadap keinginan
konsumen. Selain itu, kesopanan dan keramahan pramusaji yang dinilai rendah
kinerjanya karena konsumen kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan.
Berdasarkan keadaan di lapang, ketika konsumen datang konsumen berjalan
sendiri dan memilih tempat duduk sendiri tanpa didampingi oleh pramusaji dan
sapaan kurang sopan. Selain itu, pramusaji kurang senyum kepada konsumen
sehingga konsumen kurang nyaman.
Atribut pengetahuan dan penjelasan pramusaji terhadap produk berada
pada kuadran II dalam diagram kartesius Importance Performance Analysis (IPA)
yang berarti bahwa tingkat kepentingan yang tinggi telah dinilai baik oleh
konsumennya dari tingkat kinerja Restoran Karimata. Sehingga pihak Restoran
Karimata harus mempertahankan kinerja atribut tersebut. Untuk atribut
penampilan pramusaji terdapat pada kuadran IV dalam diagram kartesius
Importance Performance Analysis (IPA) yang berarti bahwa tingkat kepentingan
yang dinilai konsumen rendah tetapi tingkat kinerja yang dilakukan oleh pihak
Restoran Karimata yang dinilai oleh konsumen sudah dinilai baik. Pada atribut ini
dinilai kurang penting oleh konsumen karena bagi konsumen dengan pramusaji
dengan penampilan rapi dan sopan dinilai pun sudah cukup.
6.5.7 Bukti Fisik
Konsumen dalam memilih suatu restoran atau untuk berkunjung ke suatu
restoran adalah mencari tempat yang nyaman. Hal ini telah dilakukan oleh pihak
Restoran Karimata dalam memberikan fasilitas-fasilitas yang mendukung agar
konsumen mendapatkan kepuasan yang maksimal dari suatu restoran. Fasilitasfasilitas yang tersedia dalam Restoran Karimata adalah ketersediaan area parkir,
kebersihan ruangan restoran, ketersediaan dan kebersihan musholla, kenyamanan
ruangan, ketersediaan dan kebersihaan toilet dan wastafel, kebersihan peralatan
makan, dan dekorasi restoran.
Berdasarkan dari hasil penelitian melalui pemetaan diagram kartesius
Importance Performance Analysis (IPA) bahwa kebersihan ruangan restoran,
ketersediaan area parkir, dan ketersediaan dan kebersihaan musholla berada pada
kuadran I yang berarti bahwa memiliki tingkat kepentingan yang dinilai tinggi
oleh konsumen tetapi memiliki tingkat kinerja yang dinlai oleh konsumen rendah.
Atribut tersebut perlu dilakukan perbaikan agar dapat memberikan kenyamanan
dan kepuasan kepada konsumen. Saran mengenai perbaikan terhadap kebersihan
ruangan adalah membersihkan terlebih dahulu meja dan kursi oleh pramusaji
sebelum konsumen menempati tempat duduk yang sudah dibersihkan. Sedangkan
saran untuk memperbaiki ketersediaan parkir adalah bekerja sama dengan pihak
kantor pemasaran The Grand Sentul City dan saran untuk perbaikan ketersediaan
dan kebershian musholla adalah merapikan karpet sajadah sesuai dengan
barisannya agar menampung konsumen yang ingin sholat lebih banyak,
menambah jumlah karpet sajadah dan perlengkapan sholat serta membuat tempat
untuk menggantung perlengkapan musholla.
Atribut pada kenyamanan ruangan, ketersediaan dan kebersihaan toilet dan
wastafel dan kebersihan peralatan makan berada pada kuadran II dalam diagram
kartesius Importance Performance Analysis (IPA). Hal ini berarti bahwa memiliki
tingkat kepentingan yang dinilai konsumen tinggi dan tingkat kinerja yang
dilakukan oleh pihak Restoran Karimata yan dinilai oleh konsumen sudah baik.
Oleh karena itu, pihak Restoran Karimata diharapkan mampu mempertahankan
kinerja atribut-atribut tersebut.
Atribut dekorasi restoran berdasarkan pemetaan diagram kartesius
Importance Performance Analysis (IPA) berada pada kuadran IV yang berarti
bahwa memiliki tingkat kepentingan yang dinilai konsumen rendah dan tingkat
kinerja yang dilakukan oleh pihak Restoran Karimata dinilai sudah baik oleh
konsumen. Dekorasi restoran kurang penting oleh konsumen karena konsumen
bisa melihat pemandangan sunset yang berada pada di Perbukitan Sentul Barat,
pemandangan tol Bogor Ring Road, Tol Jagorawi, pemandangan Perbukitan
Sentul Barat serta pemandangan Gunung Salak.
VII.
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1.
Tahapan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen Restoran
Karimata yaitu tahapan pengenalan kebutuhan mengenai motivasi datang
ke Restoran Karimata dikarenakan ingin mencari menu yang khas dan
unik dan manfaat mencari makan di luar rumah karena memenuhi
kebutuhan sebagai makanan selingan. Tahapan pencarian informasi
bahwa asal informasi mengenai Restoran Karimata yang didapatkan oleh
konsumen berasal dari teman dan fokus perhatian konsumen mengunjungi
Restoran Karimata adalah cita rasa makanan dan minuman. Tahapan
evaluasi alternatif
yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih
restoran adalah cita rasa menu dan atribut yang dipertimbangkan dalam
memilih Restoran Karimata adalah cita rasa yang khas. Tahapan
pembelian dapat diketahui diantaranya dengan cara memutuskan secara
terencana yang merupakan alasan konsumen untuk berkunjung ke
Restoran Karimata, konsumen yang berkunjung ke Restoran Karimata
dipengaruhi oleh teman/kolega dan dalam kunjungan konsumen ke
Restoran Karimata rata-rata frekuensi pembelian konsumen ke Restoran
Karimata sebanyak satu kali dalam sebulan. Mayoritas konsumen
berkunjung ke Restoran Karimata pada hari yang tidak tentu dapat
dikatakan konsumen berkunjung pada hari kerja maupun hari libur, waktu
kunjungan yang biasa dilakukan oleh konsumen biasanya pada waktu sore
hari, dan informasi tahap pembelian konsumen ke Restoran Karimata
dapat dilihat pula jumlah pengeluaran konsumen setiap pembelian di
Restoran Karimata sebesar lebih dari Rp 100.000,00. Tahap akhir dari
proses pengambilan keputusan adalah tahap pasca pembelian, konsumen
mayoritas puas terhadap pembelian produk di Restoran Karimata,
konsumen akan berkunjung kembali walaupun harga menu meningkat,
dan konsumen akan merekomendasikan Restoran Karimata kepada orang
lain.
2.
Hasil pengukuran kepuasan konsumen Restoran Karimata yang diolah
melalui Customer Satisfaction Index (CSI) berdasarkan atribut yang
dinilai pada penelitian ini sebesar 73,16 persen yang artinya konsumen
merasa puas atas kinerja dari pihak Restoran Karimata.
3.
Berdasarkan dari hasil piramida loyalitas konsumen Restoran Karimata
belum begitu baik karena tidak membentuk piramida terbalik dengan
komposisi jumlah konsumen pada tingkatan yang tidak proporsional.
Jumlah switcher buyer yaitu 38,57 persen, jumlah habitual buyer yaitu
20 persen, jumlah satisfied buyer yaitu 4,29 persen, jumlah liking the
brand yaitu 17,14 persen, dan jumlah committed buyer yaitu 20 persen.
7.2 Saran
Beberapa hal yang dapat disarankan kepada Restoran Karimata
berdasarkan penelitian adalah sebagai berikut :
1.
Pihak Restoran Karimata sebaiknya melakukan evaluasi sebelum Restoran
Karimata tutup agar pihak restoran mengetahui keluhan-keluhan konsumen
dari konsumen yang didapatkan dari pramusaji agar meningkatkan pelayanan
terhadap konsumen serta adanya pramusaji yang menyambut konsumen
datang dan petugas cleaner membersihkan meja dan kursi agar tidak ada
debu yang menempel.
2.
Pihak Restoran Karimata sebaiknya menyediakan kertas saran diberikan
kepada konsumen pada saat konsumen meminta bill disertakan membawa
pulpen.
3.
Pihak Restoran Karimata sebaiknya menambah fasilitas wifi karena sebagian
besar konsumen yang mengunjungi restoran merupakan pekerja kantoran
sehingga untuk mempermudah bisnisnya.
4.
Untuk ketersediaan area parkir, pihak Restoran Karimata bekerjasama dengan
kantor pemasaran The Grand Sentul City dalam penyediaan area parkir.
5.
Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya lebih mengkaji mengenai analisis
kinerja karyawan Restoran Karimata.
DAFTAR PUSTAKA
Aaker DA. 1997. Manajemen Ekuitas Merek. Ananda A, penerjemah; Jakarta:
Mitra Utama. Terjemahan dari: Managing Brand Equity: Capitalizing on
the Value of a Brand Name
[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2012. Perkembangan Restoran di Kota
Bogor Tahun 2005-2011. Bogor : BPS Kota Bogor.
Engel JF, et al. 1994. Perilaku Konsumen. Ed ke-6 Jilid 1. Budiyanto,
penerjemah; Jakarta: Binarupa Aksara. Terjemahan dari : Consumer
Behaviour. 6th Ed Jilid 1
Engel JF, et al. 1995. Perilaku Konsumen. Ed ke-6 Jilid 2. Budiyanto,
penerjemah; Jakarta: Binarupa Aksara. Terjemahan dari : Consumer
Behaviour. 6th Ed Jilid 2
Ginting A. 2010. Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen pada Rumah Makan
Dinar Kota Bogor Provinsi Jawa Barat [Skripsi]. Bogor : Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
Griffin E. 2003. A First Look at Communication Theory. New York: McGrrawHill Book Co. Inc
Griffin J. 2005. Customer Loyalty (Menumbuhkan dan Mempertahankan
Kesetiaan Pelanggan). Jakarta : PT. Erlangga
Hurriyati R. 2010. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung:
CVAlfabeta
Kotler P. 2004. Manajemen Pemasaran. Hendra Teguh, Ronny A, Rusli dan
Benyamin Molan, penerjemah; Jakarta : PT. Indeks
Kotler P, Amstrong G. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Ed ke-12 Jilid 1.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Nazir M. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Nugroho BA. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan
SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi
Putriana RR. 2010. Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Midori Japanese
Restaurant Cabang KH. Wahid Hasyim Jakarta Pusat [Skripsi]. Bogor :
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
Rachmina D, Burhanuddin. 2008. Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi.
Bogor: Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor
Rangkuti F. 2002. Measuring Customer Satisfaction: Tekhnik Mengukur dan
Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Jakarta
Rangkuti F. 2006. Measuring Customer Satisfaction. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Jakarta
Rangkuti F. 2009. Mengukur Efektifitas Program Promosi dan Analisis Kasus
Menggunakan SPSS. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Jakarta
Restoran Karimata. 2012. Jumah Pengunjung Restoran Karimata Bulan Maret
2011- Mei 2012. Bogor : Restoran Karimata
Sianturi L. 2010. Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Restoran D’Cost
Plaza Atrium Senen Jakarta Pusat [Skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi
dan Manajemen, , Institut Pertanian Bogor
Simamora. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramendia
Pustaka Utama
Sumarwan U. 2002. Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia
Sumarwan U. 2004. Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia
Sumarwan U. 2011. Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Ed ke-2. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia
Tjiptono F. 2007. Pemasaran Jasa. Malang : Bayu Media Publishing
Tjiptono F, Chandra G. 2007. Service, Quality, and Satisfaction. Ed ke-2.
Yogyakarta: CV. Andi Offset
Umar H. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Cases
Case Processing Summary
N
Valid
30
a
Excluded
0
Total
30
%
100,0
,0
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Alpha
Standardized Items
,938
,941
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
X15
X16
X17
X18
X19
X20
X21
X22
X23
X24
Scale Mean if
Item Deleted
82,17
82,13
82,37
82,37
82,73
82,47
82,33
82,23
82,37
82,27
82,27
82,23
82,13
82,50
82,50
82,70
82,40
82,27
82,47
82,40
82,33
82,30
82,47
82,83
N of Items
24
Item-Total Statistics
Corrected ItemScale Variance
Total
Cronbach's Alpha if
if Item Deleted
Correlation
Item Deleted
106,902
,482
,937
107,913
,523
,936
104,654
,642
,935
104,723
,636
,935
107,513
,426
,938
107,913
,481
,937
105,816
,560
,936
106,530
,589
,935
106,240
,449
,938
107,926
,517
,936
106,133
,609
,935
103,702
,645
,935
104,464
,586
,935
106,534
,602
,935
102,121
,607
,936
96,700
,757
,933
103,283
,809
,933
102,478
,839
,932
103,154
,814
,932
104,869
,754
,934
105,195
,665
,934
104,286
,632
,935
105,223
,646
,935
104,489
,449
,939
Lampiran 2. Daftar Menu di Restoran Karimata
Daftar Menu Restoran Karimata
Ikan Patin
Bakar dalam Bambu*
Bakar Mentega
Bakar Kecap*
Goreng Asam Pedas*
Goreng Tauco
Goreng Saus Tiram
Goreng Kecap
Goreng Cabe Rawit
Goreng Lada Hitam
Goreng Kemangi
Goreng Rica-rica
Goreng Kremes
Sup Kuah Kuning*
Sup Asam Kemangi*
Rp 10.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Ikan Gurame
Bakar Mentega
Bakar Kecap*
Goreng Asam Pedas
Goreng Asam Manis
Goreng Bawang Segar
Goreng Tauco
Goreng Saus Tiram
Goreng Kecap
Goreng Cabe Rawit*
Goreng Lada Hitam
Goreng Kemangi
Goreng Rica-rica
Goreng Kering
Goreng Kremes
Sup Jahe Kemangi**
Sup Kuah Kuning
Sup Asam Kemangi*
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Rp 8.000/ons
Nasi Putih
Rp 4.000/ons
Sup Buntut Sapi
Teri Balado
Teri Balado Pete
Teri Balado Jengkol
Tahu/ Tempe Kresz*
Tahu/Tempe Goreng
Oseng2 Tempe*/Tahu
Rp 40.000/porsi
Rp 18.000/porsi
Rp 18.000/porsi
Rp 18.000/porsi
Rp 11.000/porsi
Rp 6.000/porsi
Rp 13.000/porsi
Goreng Ikan Asin Jambal
Rp 8.000/porsi
Ayam
Goreng Kering
Goreng Geprek*
Bakar Mentega
Bakar Kecap
Goreng Mentega
Goreng Kecap
Goreng Cabe Rawit*
Goreng Lada Hitam
Goreng Kemangi
Goreng Rica-rica
Goreng Kremes
Sup Asam Kemangi
Sup Sayur
Rp 12.000/potong
Rp 12.000/potong
Rp 13.000/potong
Rp 13.000/potong
Rp 15.000/potong
Rp 15.000/potong
Rp 15.000/potong
Rp 15.000/potong
Rp 15.000/potong
Rp 15.000/potong
Rp 15.000/potong
Rp 17.000/porsi
Rp 17.000/porsi
Udang/Cumi-Cumi
Balado Pete*
Rp 35.000/porsi
Goreng Tauco
Rp 30.000/porsi
Goreng Mentega
Rp 30.000/porsi
Goreng Kecap
Rp 30.000/porsi
Goreng Cabe Rawit
Rp 30.000/porsi
Goreng Lada Hitam
Rp 30.000/porsi
Goreng Kemangi
Rp 30.000/porsi
Goreng Tepung
Rp 30.000/porsi
Goreng Kremes*
Rp 30.000/porsi
Sup Jahe Kemangi**
Rp 30.000/porsi
Sup Asam Kemangi*
Rp 35.000/porsi
Sayuran / Buah
Lalapan
Rp 6.000/porsi
Sayur Asem
Rp 7.000/porsi
Cah Kangkung
Rp 10.000/porsi
Karedok*/Gado-gado
Rp 12.000/porsi
Petai (Bakar/Goreng)
Rp 7.000/porsi
Petai Balado
Rp 12.000/porsi
Jengkol Balado
Rp 12.000/porsi
Tauge (Polos/Ikan Asin)
Rp 10.000/12.000
Selada Tahu Petis
Rp 18.000/porsi
Selada Tahu Telor*
Rp 18.000/porsi
Sup Jagung
Rp 10.000/porsi
Sup Tahu Tauge**
Sambal Limau*
Sambal Dadakan
Rujak Buah*
Rp 10.000/porsi
Rp 5.000/porsi
Rp 3.000/porsi
Rp 15.000/porsi
Minuman
Aneka Jus
Rp 10.000/Gelas
(Jeruk, Wortel, Alpukat, Belimbing, Nanas, Timun,
Lemon, Jambu, Strawberry, Tomat, Sirsak)
Jahe Susu Kayu Manis*
Rp 15.000/bambu
Jeruk Peras Panas / Es
Rp 10.000/gelas
Jeruk Lidah Buaya**
Rp 12.000/gelas
Yoghurt
Rp 10.000/gelas
Teh Tawar Panas/Es
Rp 2.000/gelas
Teh Manis Panas/Es
Rp 4.000/gelas
Teh Lemon Panas/Es
Rp 10.000/gelas
Kopi (Tubruk/Espresso)
Rp 6.000/12.000
Susu Coklat/Putih
Rp 10.000/gelas
Air Mineral
Rp 3.000/botol
Jus Stamina*
Rp 15.000/gelas
Jus Choleless*
Rp 12.000/gelas
Jus Glucoless
Rp 12.000/gelas
Jus Tensiless
Rp 12.000/gelas
Es Batu (termos/gelas)
Rp 4.000/2.000
Harga belum termasuk Pajak Restoran 10 %
*Menu Favorit
**Menu Baru
Lampiran 3. Layout Restoran Karimata
1
6
5
5
2
7
3
3
8
9
10
5
11
4
12
Keterangan :
1. Beranda depan
2. Meja kasir
3. Tempat duduk lesehan
4. Wastafel
5. Tempat duduk meja kursi
6. Kantor
7. Musholla
8. Kamar tidur karyawan
9. Toilet
10. Gudang
11. Dapur Utama
12. Dapur belakang (tempat pembakaran)
Lampiran 4. Struktur Organisasi Restoran Karimata
Owner
Supervisor
Deputy Supervisor
Kitchen
Dining Room
Driver
Cashier
Bartender
Cook
Dishwasher
Billing Service
Waiter
Cook Helper
Grill
Food Checker
Cleaner
Lampiran 5. Dokumentasi
Restoran Karimata Tampak Depan
Dekorasi Restoran
Tempat Duduk Lesehan Sebelah Kiri
Tempat Duduk Lesehan Sebelah
Kanan
Tempat Duduk Lesehan
Tempat Duduk Lesehan
Tempat Duduk Kursi Bagian Depan
Tempat Duduk Kursi Bagian
Belakang
Wastafel Atas
Wastafel Bawah dan Toilet
Kolam Penampungan Ikan Patin
Kolam Penampungan Ikan
Gurame
Ikan Patin Bakar Dalam Bambu
Ikan Gurame Cabe Rawit
Musholla
Tempat Wudhu
Tempat Pembakaran
Dapur Utama
Bartender
Tempat Pembakaran Ikan Patin
Dalam Bambu
Take Away Packaging Ikan Gurame
Take Away Packaging Ikan Patin
Tempat Parkir Depan
Tempat Parkir Belakang
Download