ANTI DUMPING DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

advertisement
ANTI DUMPING DALAM PERDAGANGAN
INTERNASIONAL: SINKRONISASI PERATURAN ANTI
DUMPING INDONESIA TERHADAP WTO ANTI DUMPING
AGREEMENT
TESIS
Oleh :
RITA ERLINA
047005012/HK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2006
Rita Erlina : Anti Dumping Dalam Perdagangan Internasional : Sinkronisasi Peraturan Anti…, 2006
USU Repository © 2007
ANTI-DUMPING IN INTERNATIONAL TRADE: SYNCHRONIZATION O F
ANTI-DUMPING RULES IN INDONESIA TOWARD WTO ANTI
DUMPING AGREEMENT
Rita Edina*
Bismar Nasution Runtung Sitepu**
Runtung Sitepu**
Mahmul Siregar**
ABSTRACT
Article VI General Agreement on Tariff and Trade (GATT) 1994 governing anti-dumping
is one of important instruments for the security of domestics industry of WTO members from
unfair trade in the form of dumping action. Article VI GATT 1994 permits the authority of
one nation to have additional customs duty in the form of anti-dumping custom duty toward
imported products which are sold under price or with cheaper price from domestics’ price of the
original products. The practice causes the loss for domestics industry from the original country
where the products marketed. In order the custom duty will not be as the hindrance for the trade.
With the reason to protect do mestics industries, WTO manages comprehensively the
ways of charging the custom duty to anti-dumping.
Indonesia is as one of WTO members and ratified all WTO agreement based on Act No.7
of 1994 and it has implemented the clause at Article VI GATT 1994 through Government Rule
No.34 of 1996 regarding Anti-Dumping Fee and returned fee. This rule gives authority in
Indonesia to charge the custom duty of anti-dumping either for the temporary or for imported
goods as dumping products. It is surely after checking process by special committee formed by the
government. By using normative law research method with qualitative data analysis, various
problems related to the policy in anti-dumping in Indonesia is described.
The policy on anti-dumping in Indonesia is as a part from general policy on custom
duty field. Here, Government Rule No.34 of 1996 is the basic implementation of antidumping and it is made as the implementation rule from Act No.10 of 1995 about the customs
duty. Here. Government rule from Act No 10 of 1995 about customs duty.
*Studentof Law Science Magister of School of Post Graduates Studies, North
Sumatera Unversity.
**Lecturer of Law Science Magister of School of Post Graduates Studies, North Sumatera
Unversity.
Rita Erlina : Anti Dumping Dalam Perdagangan Internasional : Sinkronisasi Peraturan Anti…, 2006
USU Repository © 2007
The implementation of anti-dumping policy in Indonesia involves various institutions
with special function and tasks, namely Indonesian of Anti-Dumping Committee
(KADI), Ministry of Trade, Ministry of Financial, General Directorate of
Customs Office, Tax Dispute Resolution Board. Although, on its implementation
Government Rule NO 34 of 1996 gives much protection o domestics industry, it still
has various problems either in the case of its implementation or its enforcement and its
availability limit of human resources. However, generally the research on the policy of
anti-dumping shows that the material of Government Rule No.34 of 196 has been
synchronized with Anti Dumping Agreement, as it is attached in Article VI GATT
1994. Even, most of the material of government rule is similar to article VI GATT
1994. Further, based on review result, it is recommended to have the remedy on the
rules of anti-dumping in Indonesia, the enforcement of i n s t i t u t i o n , p a r t i c u l a r l y
A n t i D u m p i n g C o m m i t t e e i n I n d o n e s i a . A l s o , t h e socialization from the rule of
anti-dumping should be empowered, particularly by those business doers in order to
know, understand and finally to use anti-dumping instrument for the sake of protecting
domestics industries and national economy in general. Socialization is very important
since the initial application of anti-dumping is the existence of claim from business
field.
Key words:
- Import duty of anti-dumping
- International trade
- W orld Trad e Org anization (W TO).
Rita Erlina : Anti Dumping Dalam Perdagangan Internasional : Sinkronisasi Peraturan Anti…, 2006
USU Repository © 2007
ANTI DUMPING DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL :
SINKRONISASI PERATURAN ANTI DUMPING INDONESIA
TERHADAP WTO ANTI DUMPING AGREEMENT
Rita Edina*
Bismar Nasution Runtung Sitepu**
Runtung Sitepu**
Mahmul Siregar**
INTISARI
Article VI General Agreement on Tariff and Trade (GATT) 1994 yang mengatur
tentang anti dumping merupakan salah satu instrumen penting., bagi p e n g a m a n a n
i n d u s t r i d a l a m n e g e r i s u a t u n e g a r a a n g g o t a W T O d a r i p r a k t e k perdagangan tidak
adil (unfair trade) yang dilakukan dalam bentuk tindakan dumping. Article VI GATT
1994 ini mengijinkan otoritas di suatu negara untuk mengenakan bea tambahan dalam
bentuk bea anti dumping terhadap produk-produk impor yang diduga dijual di bawah
harga normal atau harga lebih murah dari harga di p a s a r d o m e s t i k d a r i n e g a r a a s a l
b a r a n g , s e h i n g g a p r a k t e k y a n g d e m i k i a n menimbulkan kerugian bagi industri di
dalam negeri dari negara tempat di pasarkan barang tersebut. Meskipun demikian, agar
pengenaan bea masuk anti dumping ini justru tidak dipergunakan sebagai hambatan
perdagangan dengan alasan melindungi industri dalam negeri, maka WTO mengatur secara
komprehensif tata cara pengenaan bea masuk anti dumping.
Indonesia sebagai salah satu negara anggota WTO dan telah meratifikasi
seluruh kesepakatan WTO berdasarkan UU No. 7 Tahun 1994 telah
mengimplementasikan ketentuan Article VI GATT 1994 melalui PP No. 34 Tahun 1996
tentang Bea Masuk Anti Dumping dan Bea Masuk Imbalan. PP ini memberikan wewenang
kepada otoritas di Indonesia untuk mengenakan bea masuk anti dumping baik yang
sifatnya sementara maupun tetap terhadap barang-barang impor yang diduga sebagai
barang dumping. Tentunya setelah melalui proses pemeriksaan atau penyelidikan yang
dilakukan Komite yang khusus dibentuk pemerintah untuk itu. Dengan menggunakan
metode penelitian hukum normatif dengan analisis data kualitatif, coba diuraikan
berbagai permasalahan terkait kebijakan anti dumping di Indonesia.
Kebijakan anti dumping di Indonesia merupakan bagian dari kebijakan umum b i d a n g
k e p a b e a n a n . O l e h k a r e n a i t u P P N o . 3 4 T a h u n 1 9 9 6 s e b a g a i d a s a r pelaksanaan
anti dumping diletakkan sebagai peraturan pelaksana dari UU No. 10 1995 tentang
Kepabeanan. Pelaksanaan kebijakan anti dumping di Indonesia
*Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
**Dosen Magister Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Rita Erlina : Anti Dumping Dalam Perdagangan Internasional : Sinkronisasi Peraturan Anti…, 2006
USU Repository © 2007
melibatkan berbagai lembaga yang masing-masing memiliki fungsi dan tugas khusus,
yakni Komite Anti Dumping Indonesia (KADI), Menteri Perdagangan, Menteri
Keuangan, Direktur Jenderal Bea dan Cukai dan Badan Penyelesaian Sengketa Pajak.
Meskipun dalam pelaksanaannya PP No. 34 Tahun 1996 telah banyak memberikan
p e r l i n d u n g a n t e r h a d a p i n d u s t r i d a l a m n egeri, namu n masih terd apat berbag ai
permasalahan dalam penerapannya, baik terkait dengan substansi aturan maupun cara
penegakannya dan keterbatasan sumber daya manusia, Namun, secara umum kajian
kebijakan anti dumping memperlihatkan bahwa materi dari PP No. 34 Tahun 1996
tersebut sinkron dengan Anti Dumping Agreement yang tercantum dalam Article VI GATT
1994. Bahkan kebanyakan dari materi PP tersebut sama dengan ketentuan Article VI
GATT 1994. Selanjutnya berdasarkan hasil kajian direkomendasikan saran yang, pada
dasarnya adalah menyangkut perlunya penyempurnaan peraturan anti dumping di
Indonesia, penguatan kelembagaan, khususnya Komite Anti Dumping Indonesia dan
perlu diperkuat sosialisasi dari peraturan anti dumping itu sendiri, agar masyarakat
khususnya kalangan dunia usaha mengetahui, mernahami dan akhirnya memanfaatkan
instrumen anti dumping guna melindungi industri di dalam negeri dan p e r e k o n o m i a n
n a s i o n a l p a d a u m u m n y a . S o s i a l i s a s i i n i s a n g a t p e n t i n g k a r e n a bagaimana pun
juga prakarsa awal penerapan anti dumping adalah pengaduan yang dilakukan oleh dunia
usaha.
Kata Kunci :
- Bea Masuk Anti Dumping
- Perdagangan Internasional
- World Trade Organization (WTO)
Rita Erlina : Anti Dumping Dalam Perdagangan Internasional : Sinkronisasi Peraturan Anti…, 2006
USU Repository © 2007
Download