Pemeriksaan KUANTITATIF PROTEIN Metode

advertisement
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM KELAINAN
UROGENITAL
Efrida, dr., SpPK., MKes
Staf Pengajar Patologi Klinik FK UNAND
SMF Patologi Klinik RS. Dr. M. Djamil Padang
8 Maret 2012
Urinalisis
Urinary System
Urinalisis/Analisis Urin
Memberi informasi:
1. Keadaan Ginjal dan saluran kemih
2. Faal hati
3. Saluran empedu
4. Pankreas
5. Korteks adrenal
6. Dll
Komponen Urin Normal:
•
•
•
•
•
Air (95%)
Produk sisa terlarut: ureum, kreatinin, as. Urat
Elektrolit: Na, K, Cl, Ca, Fosfat
Hormon: setelah menjalankan fungsi
Komposisi lain: tergantung
makanan/cairan/obat yang dikonsumsi
Purpose
• General evaluation of health
• Diagnosis of disease or disorders of the
kidneys or urinary tract
• Diagnosis of other systemic disease that
affect kidney function
• Monitoring of patients with diabetes
• Screening for drug abuse (eg.
Sulfonamide or aminoglycosides)
Tujuan Urinalisis (NCCLS):
•
•
•
•
Menunjang diagnosis
Memantau perjalanan penyakit
Memantau efektivitas pengobatan/komplikasi
Skrining dan pemantauan penyakit
asimptomatik kongenital/herediter
Indikasi Permintaan Urinalisis
•
•
•
•
•
•
•
Gejala/riwayat penyakit ginjal/sal. Kemih
Gangguan endokrin
Ikterik
Terapi yg mempengaruhi fungsi ginjal
Kehamilan
Toksikologi/over dosis obat/narkoba
Abnormalitas genetik(gangguan metabolisme AA)
Tahap pemeriksaan:
• Praanalitik
a. persiapan pasien
b. persiapan sampel
teknik sampling yg baik
wadah penampung bersih, kering,
bermulut lebar.
tes biakan urin wadah dan metode sampling
harus steril
Pedoman NCCLS
• Identifikasi sampel: nama, MR, alamat/ruang
rawat, penggunaan pengawet
• Specimen acceptability
Urinalisis dilakukan dalam waktu < 2 jam
setelah dikemihkan. Jika ditundarefrigerator
Sampel tanpa label/identitastolak
Hindari kontaminasi
• Kontrol kualitas
c. Cara pengumpulan sampel
- sering pengumpulan urin ketika berkemih
suatu saat (urine sewaktu)
- kateterisasirisiko infeksi
- punksi suprapubik
- clean catch/clean voided midstream
 Jenis sampel urine
• Urine sewaktu
• Urine pagi
• Urine sewaktu /random
• Urine pagi
• Urine postprandial / 2 jam pp
• Urine 24 jam
Yang dikeluarkan pada satu waktu
yg tidak ditentukan dengan khusus
(u/ pem rutin, skrining, tanpa saran khusus)
Yang dikeluarkan kedua kali pada pagi hari
setelah bangun tidur sebelum makan dan
sebelum gerak badan( urine lebih pekat).
(u/ pem sedimen, BJ, protein, kehamilan)
• Urine 2 jam PP
• Urine 24 jam
PATIENT
GETS UP
URINATES
(AT 06.00)
DISCARDED
Yang dikeluarkan pertama kali 2 jam
Setelah makan.
(u/ pem glukosa)
u/ penetapan kuantitatif sesuatu zat dalam urine
Perlu pengawet
AT 06.00
THE OTHER DAY
URINE PASSED DURING
THE REST OF THE DAY
 Pemeriksaan rutin
 Jenis pengawet urine
 Wadah urine
• Urine baru
• Jika terpaksa + pengawet urine
• Toluena
• Thymol
• Formaldehida
• Asam sulfat pekat
• Natriumkarbonat
• Besih dan kering
• Bermulut lebar
• Tutup rapat
Wadah urine yg memenuhi syarat
URINE BARU
ADUK ~ HOMOGEN
MAKROSKOPIK
WARNA
BAU
KEKERUHAN
KEASAMAN
BERAT JENIS
VOLUME
SEDIMEN
SUPERNATAN
MIKROSKOPIK
KIMIA
ERITROSIT
LEUKOSIT
EPITEL
KRISTAL
CAST
ALBUMIN
GLUCOSE
UROBILIN
BILIRUBIN
KETOBODY
BENZIDIN
1. MAKROSKOPIK URINE
WARNA


KUNING MUDA
KUNING TUA
NORMALUROKROM
BILIRUBIN (?)
FOAM TEST
(+)
KOCOK
(KUAT-KUAT)
FOAM
KUNING (JELAS)
HAWKINSON/HARISON
(-) / MERAGUKAN
 MERAH
SEDIMEN
FOUCHET
(DARAH?)
ERITROSIT : (+) = HEMATURI
(-)
BENZIDIN TEST
KEKERUHAN
(NORMAL : JERNIH)
 KEMERAHAN
DARAH
SEDIMEN ?
(ERITROSIT)
 BERKABUT
BAKTERI
(GRAM)
 KERUH
(ALKALIS / URINE NETRAL)
- PUS
- FOSFAT / KRISTAL KARBONAT
+ ASAM ASETAT (6%)
BERKURANG / HILANG
(FOSFAT/KRISTAL KARBONAT)
 SPERMATOZOA
Color and clarity
• Color : normally , pale to dark yellow
(urochrome)
Abnormal color :
some drugs cause color changes
1. red urine : causes: hematuria
hemoglobinuria
myoglobinuria
2. yellow-brown or green-brown urine: bilirubin
cause : obstructive jaundice
Red Urine
• Microscopic Hematuria
– Urinary tract source
•Urethra or bladder
•Prostate
•Ureter or kidney
– Non-Urinary tract
source
•Vagina
•Anus or rectum
• Pseudohematuria (nonhematuria related red urine)
– Myoglobinuria
– Hemoglobinuria
– Phenolphthalein Laxatives
– Phenothiazines
– Porphyria
– Rifampin
– Pyridium
– Bilirubinuria
– Phenytoin
– Pyridium
– Red diaper syndrome
– Foods (Beets, Blackberries,
Rhubarb)
Red Urine
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Causes of Asymptomatic Gross Hematuria by Incidence
Acute Cystitis (23%)
Bladder Cancer (17%)
Benign Prostatic Hyperplasia (12%)
Nephrolithiasis (10%)
Benign essential hematuria (10%)
Prostatitis (9%)
Renal cancer (6%)
Pyelonephritis (4%)
Prostate Cancer (3%)
Urethral stricture (2%)
Examples of Urine Color
• Clarity: normally, clear
Abnormal color: cloudy urine
Causes: 1. crystals or nonpathologic salts
phosphate, carbonate in alkaline urine
(dissolve---add acetic acid)
uric acid in acid urine
(dissolve---warming to 60℃)
2. various cellular elements: leukocytes,
RBCs, epithelial cells
Examples of Urine Clarity
Urine volume
• The average adult : 1000ml to 2000ml/24h
• Increase
polyuria---more than 2000ml of urine in 24
hours
1. physiological states: water intake, some
drugs, intravenous solutions
2. pathologic states: diabetes mellitus,
diabetes insipidus
Urine volume
• Decrease
Oliguria---less than 400ml of urine in 24 hours
Anuria---less than 100ml of urine in 24 hours
1. prerenal: hemorrhage, dehydration,
congestive heart failure
2. postrenal: obstruction of the urinary tract
(may be stones, carcinoma)
3. renal parenchymal disease:
acute tubular necrosis, chronic renal failure
Specific gravity (SG)
• Reflect the density of the urine
• Range of 1.001 to 1.040
• Increase: Dehydration、Fever、Vomiting Diarrhea
Diabetes Mellitus and other causes of Glycosuria、
Congestive Heart Failure、Syndrome Inappropriate ADH
Secretion (SIADH) 、Adrenal Insufficiency
failure (urine volume↓ and SG↑)
• Decrease: diabetes insipidus
(urine volume↑ and SG ↓)
BERAT JENIS
- REFRACTOMETER
KEUNTUNGAN :
-BAHAN SEDIKIT
-MUDAH
KERUGIAN :
< AKURAT
- URINOMETER
HARUS DIKALIBRASI :
- SUHU
- GLUKOSA
- PROTEIN
KEUNTUNGAN :
-> AKURAT
1,000
KERUGIAN :
-BAHAN BANYAK
1,040
- CARIK CELUP
1,020
KOREKSI
1.002-1.030 ; BJ URINE 24 JAM : 1.015-1,025
Urine PH
• Normal PH
The average is about 6
Range from 5~9 (depends on diet)/4,7-7,5
• Higher PH---alkaline urine
1.drugs: sodium bicarbonate
2.classic renal tubular acidosis
3.alkalosis (metabolic or respiratory)
• Lower PH---acid urine
1.drugs: ammonium chloride
2. acidosis (metabolic or respiratory)
KEASAMAN (pH) (N. 4,7 – 7,5) RATA-RATA : 6,0
KERTAS LAKMUS
 BIRU
 RED
MERAH
BIRU
=
=
MERAH
= NORMAL
BIRU
= BASA/ALKALIS
METODE LAIN: CARIK CELUP
ASAM
NORMAL
B A U
 NORMAL
BAU URINE (Bau ureum)
KARENA ADANYA UREUM DLM URINE
 ABNORMAL
c/ BAU JENGKOL
INTOKSIKASI JENGKOL
+ ALBUMINURIA
HEMATURIA
KRISTALURIA
 BUAH-BUAHAN
KETONURIA
2. MIKROSKOPIK URINE
URINE
SENTRIFUS 1500 RPM / 5 MNT
TUTUP DGN
COVER GLASS
SEDIMEN
SLIDE
MIKROSKOP
OBJECTIVE 40 X DAN 10 X
OCULAR
10 X
CONDENSOR
PEMERIKSAAN ! !
ERITROSIT / HIGH POWER
LEUKOSIT / HIGH POWER
SEDIMEN
ORGANIK
SILINDER
/ LOW POWER
SEL EPITEL
ANORGANIK
SEDIMEN
KRISTAL
ERITROSIT
NORMAL : 0 - 1 / LPB
MORFOLOGI :
A. NORMAL (URINE BARU) :
- UKURAN, F + 7 m
- KEKUNINGAN
- PINGGIRNYA JELAS
B. CRENATED (BJ URINE TINGGI)
LEUKOSIT
NORMAL : 0 - 6 / LPB
MORFOLOGI :
E
 BAGIAN PINGGIRNYA TIDAK JELAS
 UKURAN ; F + 11 m
 GRANULA (+) DLM SITOPLASMA
Squamous epithelial cells
Squamous epithelial cells
Transitional epithelial cells
Hyalin cast
Red blood cell cast
White blood cell and granular cast
Stained white blood cell cast
Fatty cast
Mucus
Uric acid crystals
Calcium oxalate crystals
Triple phosphate crystals
Cystine crystals
Cholesterol crystals
 Pemeriksaan Kimiawi
BENEDICT
(PEMERIKSAAN GLUKOSA)
 Prinsip:
Dalam suasana alkali kuat, gula-gula (reduktor) akan
mereduksi Cupri menjadi Cuprohidroksida (CuOH) yang
berwarna kuning atau Cuprooksida (CuO) yang
berwarna merah
 Metode : Benedict (manual)
 Reagen :
CuSO4.5H2O …………………17,3 gram
Na Carbonat Anhidrous ……… 100 gram
Na Citrat ……………………... 173 gram
Dilarutkan dalam 1 liter akuades
SIGN GLUCOSE
gr/dl
PEMERIKSAAN KIMIAWI
BENEDICT
(PEMERIKSAAN GLUKOSA)
-
BLUE
TRACE GREEN
WITH YELLOW
YELLOW
+
14
0-0,1
28
0,5-1
++
56
1-1,5
DIPANASKAN
BENEDICT 5 ml
URINE 8 GTT
BROWN
+++
83
1,5-2,5
1000 C
WATER BATH
5‘
ORANGE
TO BRICK RED
++++
111
2,5-4
Glucose in urine
• Reference value
Qualitative method: negative
• Glycosuria--- qualitative test is positive
1.hyperglycemia: diabetes mellitus
Cushing’s syndrom
2.without hyperglycemia: renal tubular
dysfunction, such as pyelonephritis
PEMERIKSAAN PROTEIN
 Prinsip:
Protein
(dlm suasana asam)
(dipanaskan)
menggumpal
 Metode: Bang (manual), pemanasan asam asetat,
Asam sulfosalisilat
 Reagen: Bang, terdiri dari:
Na Acetat ………………… 11,8 gram
As. Asetat pekat …………. 5,85 gram
Akuades sampai 100 ml
2. PEMERIKSAAN PROTEIN
BANG (MANUAL)
RESULT
HASIL :
JERNIH
PANASKAN
REAGEN 0.5 ml
BACA
URINE 5 ml
1000 C
WATER BATH 10‘
SIM-
PROT
BOL
(mg %)
-
0
KEKERUHAN SDKT
+
< 10
SEKALI
KEKERUHAN SDKT
(TANPA BUTIR2)
+
10 - 50
KEKERUHAN
++
50 - 200
++
BER-BUTIR2
KEKERUHAN HEBAT +++ ++200 - 500
BER-KEPING2
MENGGUMPAL
++++
> 500
Pemeriksaan KUANTITATIF PROTEIN
Metode : Esbach (manual)
Prinsip : Protein dalam suasana asam akan mengendap
Protein in urine
• Reference value
Qualitative method: negative
Quantitative method: less than 150mg of
protein in 24 hours
• Urine proteins come from plasma protein
and Tamm-Horsfall (T-H) glycoprotein
• Proteinuria---more than 150mg proteins in
urine in 24 hours or qualitative test is
positive
• Proteinuria quantification (depend on the
amount of protein )
heavy proteinuria---->4.0g/24 hours
moderate proteinuria----1.0~4.0g/24 hours
minimal proteinuria----<1.0g/24 hours
Qualitative categories of proteinuria
• Glomerular proteinuria:
1. glomerular diseases damage glomerular
basement membrane but tubular function
is normal
2.selective proteinuria---chiefly albumin
nonselective proteinuria
3.heavy proteinuria
4.disease: acute glomerulonephritis
• Tubular proteinuria
1.Renal tubular disease damage tubular
function but glomerular is normal
2.Moderate proteinuria
3. disease: pyelonephritis
•
Overflow proteinuria
Excess levels of a protein in the
circulation,
hemoglobin,
myoglobin, etc. The renal function is normal
•




Overflow Causes
Hemoglobinuria
Myoglobinuria
Multiple Myeloma
Amyloidosis
Metode Pemeriksaan
• Uji cepat/reagent strips
• Konvensional
• otomatisasi
Using Reagent Strips
• BRIEFLY dip the strip in urine.
• Colors are matched to those on the bottle label at the
appropriate times.
• Timing is critical for accurate results.
Reagent Strips
Handling and Storage of Strips
• Handling and Storage
– Keep strips in original container
– Do not touch reagent pad areas
– Reagents and strips must be stored properly to
retain activity
• Protect from moisture and volatile fumes
• Stored at room temperature
– Use before expiration date
Procedure
• Dip strip briefly, but completely into well mixed, room
temperature urine sample.
• Withdraw strip.
• Blot briefly on its side.
• Keep the strip flat, read results at the appropriate times by
comparing the color to the appropriate color on the chart
provided.
Sources of Error
• Timing - Failure to observe color changes at
appropriate time intervals may cause
inaccurate results.
• Lighting - Observe color changes and color
charts under good lighting.
• QC - Reagent strips should be tested with
positive controls on each day of use to ensure
proper reactivity.
• Sample - Proper collection and storage of
urine is necessary to insure preservation of
chemical.
Sources of Error
• Testing cold specimens - would result in a
slowing down of reactions; test specimens
when fresh or bring them to room temp before
testing
• Inadequate mixing of specimen - could result
in false reduced or negative reactions to blood
and leukocyte tests; mix specimens well before
dipping
• Over-dipping of reagent strip - will result in
leaching of reagents out of pads; briefly, but
completely dip the reagent strip into the urine
Automation
• Dip sticks rarely, if ever, read by hand.
• Automated readers automatically reads a urine
dipstick and prints out results.
• Increases accuracy of results.
Any questions?
Pemeriksaan Kimia Klinik
Fungsi Ginjal
- Pemeriksaan Kreatinin
- Pemeriksaan Urea
- Laju filtrasi glomerulus
- sistatin C
Pra-analitika Pemeriksaan Kimia
Darah
• Pengumpulan Sampel
1. Persiapan pasien
2. Identifikasi pasien
3. Pengambilan sampel
• Penanganan Sampel
1. Transpor
2. Pemrosesan
3. Penyimpanan
Praanalitika
• Faktor Pasien
1.Perubahan posisi
2.Tirah Baring
3.Olah raga
4.Variasi sirkadian
5.Diet dan pengaruh makanan
6.Pengaruh biologis & penyakit
7.Pengaruh obat
¤ Kreatinin: suatu non protein nitrogen yang
merupakan hasil metabolisme kreatin dan
keratin fosfat.
¤ Sintesa di ginjal, hati dan pankreas dari
arginin & lisin melalui dua reaksi enzimatik
KREATININ
• Metabolisme
creatin kinase
kreatin
kreatin fosfat
ATP
ADP
H2O
P
kreatinin
METODE PEMERIKSAAN KREATININ
1.Metode kimia : jaffe reaction
• Prinsip :
Kreatinin + asam pikrat  kompleks orangemerah. Absorbansi dibaca pada panjang
gelombang 340 nm.
• Prosedur : Sampel dicampur dengan reagen
kemudian tunggu 30 detik  baca absorbans pd
panjang gelobang 490-500 nm.
METODE PEMERIKSAAN KREATININ
• Interfering factor:
1.Jaffelike chromogen: protein, glukosa,
benda keton, piruvat dll
2.Obat : cepalosporin
3.Suhu
4.Adanya bahan reduksi dalam urin
• Kelebihan : mudah dan tidak mahal
• Kekurangan : kurang sensitif dan spesifik
METODE PEMERIKSAAN KREATININ
2. Metode enzimatik
• Prinsip :
Enzim kreatininase mengkatalisis perubahan
kreatinin kreatin. Kreatin dideteksi melalui
reaksi enzimatik:
a. kreatinin iminohydrolase (Absorbans 340 nm)
Kreatinin iminohidrolase
kreatinin + H2O
NH3 + N-methilhidantoin
Glutamat dehidrogenase
NH3 + 2 oxoglutarat+NADH
glutamat + NAD
METODE PEMERIKSAAN KREATININ
b. Kreatinin amidohidrolase (absorban 510 nm)
kreatininase
Kreatinin + H2O
kreatin
kreatinase
Kreatin + H2O
sarkosin + urea
sarkosin oksidase
Sarkosin + O2 + H20
glisin + H2O2 + HCHO
peroksidase
H2O2 +s-4 dikloophenosulfonat
polimer kromogen + H2O
METODE PEMERIKSAAN KREATININ
• Interfering factor :
1.Hemolisis
2.Ikterus
3.Lipemia
4.Asam askorbat
5.Obat : levodopa
Pasca analitik:
Kreatinin meningkat pada:
-Olah raga / latihan berat
-Katabolisme jaringan
Kreatinin menurun pada:
-Obstruksi traktus urinarius
- Atrofi otot
-Glomerulonefritis akut / kronis
- Polikistik ginjal
-Pielonefritis bilateral kronis
-Obat – obatan nefrotoksik
-Shock hipovolemik
KADAR KREATININ DARAH
Blood creatinine mg/dl
14
12
10
8
6
4
2
30
60
90
120
G.F.R. ml / minute
¤ Cystatin C : Protein BM rendah yang terdiri
dari 122 asam amino, termasuk famili
Cysteine Proteinase Inhibitor.
¤ Cystatin C merupakan produk gen “house
keeping” yang diekspresikan oleh semua sel
berinti dan dihasilkan secara konstan.
CYSTATIN C
¤ Metabolisme :
Sel berinti  masuk aliran darah  filtrasi
bebas di ginjal kemudian direabsorbsi di
tubulus
proksimal
dan
langsung
dikatabolisme sehingga tidak ada yang
kembali kedarah.
1. Radioimmunoassay
Prinsip : Reaksi kompetitif antara Ag
dan
Ag-label radioisotop untuk mengikat Ab (340
nm) kadar zat yg diukur berbanding terbalik
dg Ab-Ag label.
• Kelebihan : sensitivitas & spesifisitas tinggi,
interfering factor tidak ada
• Kekurangan : bersifat radioaktif terhadap
tubuh, mahal
¤ Enzym immunoassay
Prinsip : Reaksi kompetitif Ag dan Ag label
enzim dengan Ab yang diukur pada panjang
gelombang 340 nm kadar zat yg diukur
berbanding terbalik dg Ab-Ag label.
• Kelebihan : sensitif, murah, tersedia, tidak
ada radiasi
• Kekurangan : dipengaruhi kandungan
plasma
Metode Pemeriksaan Cystatin C
• Nephelometri
Prinsip :
Mengukur kenaikan intensitas cahaya
yang dihamburkan oleh partikel zat dalam
larutan. Kenaikan intensitas sebanding
dengan jumlah zat yang diukur.
Metode Pemeriksaan Cystatin C
• Turbidimetri
• Prinsip :
Mengukur absorbansi cahaya oleh larutan
yang mengandung partikel pada panjang
gelombang 340 nm. Peningkatan
absorbansi sebanding dengan kadar zat
yang diukur.
Metode Pemeriksaan Cystatin C
• Interfering factor :
1.Hemolisis
2.Bilirubin
3.Lipemia
4.Rheumatoid factor
• Kelebihan : sensitivitas tinggi
• Kekurangan : belum tersedia luas
Stabilitas Sampel
• Kreatinin di serum :
20-250 C  7 hari
4-80 C  7 hari
- 200 C  3 bulan
- 700 C  bertahun-tahun
• Cystatin C di serum :
20-250 C  7 hari
-200 C  1-2 bulan
- 700 C  bertahun-tahun
Perbandingan Pemeriksaan Cystatin C,
Kreatinin Sebagai Penanda LFG
• Cystatin C :
1.Diproduksi secara konstan
2.Konsentrasi dalam darah tidak
dipengaruhi faktor diluar LFG, misal umur,
jenis kelamin, massa otot, diet
3.Tidak ada extrarenal route ekskresi
hanya di ginjal
4. Deteksi dini penurunan fungsi ginjal
5.Dipengaruhi penyakit tertentu(tumor)
Perbandingan Pemeriksaan Cystatin C,
Kreatinin Serum & Bersihan Kreatinin
Sebagai Penanda LFG
• Kreatinin :
1.Diproduksi relatif konstan
2.Konsentrasi dalam darah dipengaruhi
faktor diluar LFG, misal umur, jenis
kelamin, massa otot, diet
3.Ada extrarenal route kulit, usus
4. Kadar meningkat didarah penurunan
fungsi ginjal
5.Dipengaruhi obat tertentu (simetidin,
trimetoprim)
Laju Filtrasi Glomerulus/LFG/GFR
• GFR
: Volume plasma yang difiltrasi
glomerulus dalam satuan waktu (mL/menit)
GFR = UxV/Pxt
• Bersihan suatu zat : volume plasma yang
dibersihkan dari zat tersebut dalam satuan
waktu (mL/menit)
C = U (mg/dL)
x V (mL/menit)
P (mg/dL)
RUMUS BERDASARKAN KREATININ
• Bersihan kreatinin :
CCT(mL/menit) =
Ucr (mg/dL) x v (mL/menit) x 1.73
Pcr (mg/dL) x A
• Cockcroft-Gault (umol/L) :
140-usia x BB x F
kreatinin serum x 0.8136
• MDRD :
186 x Pcr -1.154 x umur -0.203 x 0.742 bila
wanita x 1210 bila kulit hitam
Rumus Perkiraan GFR
Berdasarkan Cystatin C
• eGFR = (80,35/kadar cystatin C dalam
mg/dL)-4,32
Tes Bersihan Ginjal
• Bersihan Inulin  gold standar
Inulin : ekstrak umbi bunga dahlia, difiltrasi
bebas di glomerulus, tidak direabsorbsi,
tidak disekresi.
Prosedur :
1.Subyek puasa
2.Satu jam sebelum pemeriksaan diberi
minum 500 ml, kemudian 200 ml tiap 30
menit sampai tes selesai
Bersihan Inulin
3. Subyek berbaring, dimasukan inulin
melalui infus IV 18,1 mg/menit selama tiga
jam.
4. Setelah satu jam ambil sampel darah.
Sampel urin dikumpulkan setiap jam
dengan interval tiga jam.
( laki-laki : 127 mL/min, perempuan : 118
mL/min)
• Keuntungan : difiltrasi bebas, tidak
direabsorbsi, tidak disekresi
• Kerugian :
1.Eksogenpemantauan ketat agar
kadarnya konstan di darah
2.Perlu waktu untuk pengumpulan urine
3.Inulin sulit tersedia
4.invasif
Bersihan Iodohexol
• Iodohexol : medium kontras sinar x
dengan BM rendah, bersifat non ionik,
didistribusikan keruangan ekstraseluler &
dieliminasi dari plasma melalui filtrasi
glomerulus
• Prosedur :
1.Subyek puasa
2.Minum 500 mL air sebelum pemeriksaan
dan 200 mL setiap 30 menit sampai
selesai pemeriksaan
4. 3,5 ml iohexol disuntikan IV, tunggu
selama satu jam.
5. Sampel darah vena dikumpulkan pada
interval waktu tertentu (misal menit 120,
180 dstnya)
5. Hitung kadarnya dalam darah dan urine
Bersihan Kreatinin
• Prosedur :
1.Pasien diberi penjelasan mengenai tes
2.Pengumpulan urin 24 jam  urin
dikumpulkan setelah subyek berkemih dan
membuang porsi urin tersebut, untuk
selanjutnya menampung urin setiap
berkemih selama 24 jam.
3. Siapkan penampung yang telah diberi
pengawet
4.Subyek tidak melakukan aktivitas berat
dan minum cukup
5. Setelah ditampung, urin langsung dibawa
kelaboratorium
• Keuntungan : Mengurangi variasi diurnal
• Kekurangan :
1.Butuh waktu untuk pengumpulan urin
2.Kesalahan pengumpulan urin
Stage of Chronic Kidney Disease
Stage
Description
GFR
Kondisi
(Ml/min/1.73 m2)
1
Kidney damage with normal or
increased GFR
>90
Albuminuria,
proteinuria,
hematuria
2
Mild decreased GFR
60-89
Albuminuria,
proteinuria,
hematuria
3
Moderate decreased GFR
30-59
early
4
Severe reduced GFR
15-29
late
5
Kidney failure
<15
End stage
Download