PENGELOLAAN RESIKO CIDERA PADA KELUARGA Tn.R KHUSUSNYA Ny. T DENGAN DIABETES MELITUS DI DUSUN BAJANGAN DESA SAMBIREJO KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG Rio Afandi¹, Ummu Muntamah², Ahmad Kholid³ ¹²³ Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran [email protected] ABSTRAK Resiko cidera adalah keadaan individu yang mengalami peningkatan kerentanan untuk cidera.Tujuan penulisan ini untuk mengetahui pengelolaan resiko cidera dengan diabetes mellitus pada keluarga Tn. R khususnyaNy. T di Dusun Bajangan, DesaSambirejo, KecamatanBringin, Kabupaten Semarang. Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa memberikan pengertian tentang resiko cidera dan bagaimana cara memodifikasi lingkungan yang sesuai. Pengelolaan resiko cidera dilakukan selama 3 hari pada keluarga Tn. R KhususnyaNy. T dengan menggunakan tehnik wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan pemeriksaan penunjang. Hasil pengelolaan didapatkan resiko cidera teratasi dengan kriteria hasil keluarga mengerti dengan apa yang dimaksud resiko cidera dan bagaimana cara memodifikasi lingkungan yang sesuai dengan permasalahan tersebut. Saran bagi tenaga kesehatan yang ada di daerah sebaiknya lebih intensif melakukan kunjungan kemasyarakat dan banyak member penyuluhan kesehatan. Kata Kunci : Pengelolaan Resiko Cidera Kepustakaan : 23 (2004-2014) 1 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 2 Latar Belakang Menurut Padila (2012 : 22) Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan keluarga terus-menerus yang tinggal dalam satu atap mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya. Selain itu, Keluarga dapat disimpulkan pula sebagai unit terkecil yang ada dalam masyarakat, dimana didalam keluarga tersebut terdapat kepala keluarga dan anggota keluarga yang saling membutuhkan (Setiadi, 2008 : 45). Didalam sebuah keluarga terdapat pula beberapa fungsi keluarga yaitu salah satunya adalah fungsi perawatan dan pemeliharaan kesehatan dimana fungsi perawatan dan pemeliharaan kesehatan ini adalah fungsi untuk bisa mempertahankan keadaan kesehatan keluarga untuk tetap berada pada produktivitas tinggi (Setiadi, 2008 : 46). Selain fungsi yang ada didalam sebuah keluarga, keluarga juga memiliki beberapa tugas keluarga, salah satu tugas tersebut adalah tugas mengenal masalah kesehatan keluarga, dimana tugas ini mengarahkan keluarga untuk menjadikan sehat itu sebagai sebuah kebutuhan dan orang tua harus mengenali masalah kesehatan keluarga yang dialami didalam keluarga sekecil apapun itu yang secara tidak langsung menjadi sebuah perhatian seperti pada beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi di masyarakat misalnya pada Diabetes Melitus (Efendi, 2009 : 21). Menurut (Yuliana, 2009 : 31) Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat lemak dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler-mikrovaskuler dan neuropati. Selain itu, diabetes melitus juga dapat diartikan sebagai penyakit dimana kadar glukosa darah berada pada rentan tinggi yang diakibatkan oleh tubuh tidak mampu menggunakan insulin secar cukup (Rusdi & Nurlaela, 2009 : 69). Gaya hidup modern seperti kurangnya beraktivitas atau berolahraga karena kesibukan, tuntutan penyelesaian pekerjaan, usia harapan hidup semakin meningkat, diet kurang sehat, dan kegemukan disinyalir sebagai faktor meningkatnya jumlah penduduk yang menderita Diabetes Melitus dan jumlah tersebut diprediksi akan terus meningkat(Tarwoto, 2012 : 41). Jumlah penderita Diabetes Melitus di dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini berkaitan dengan jumlah populasi yang meningkat, life expectancy bertambah, urbanisasi yang merubah pola hidup tradisional ke pola hidup kurang. Diabetes Melitus perlu diamati karena sifat penyakit yang unik progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan banyak dampak negatif yang ditimbulkan (Depkes RI, 2010) dalam (Hasdianah, 2012 : 22). Laporan statistik dari International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan, bahwa tahun 2012 sudah ada lebih dari 371 juta penderita diabetes dengan tiap tahun Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 3 angka kejadian diabetes naik 3 persen atau bertambah 7 juta orang. American Diabetes Association melaporkan bahwa tiap 21 detik ada 1 orang yang terkena diabetes. Prediksi 10 tahun yang lalu bahwa jumlah diabetes akan mencapai 350 juta pada tahun 2025, ternyata sudah jauh terlampaui (Tandra, 2013 : 65). Tingginya jumlah kejadian tersebut, Diabetes Melitus telah menjadi penyebab kematian terbesar ke-4 di dunia. Di tahun 2012 sudah ada 4,8 juta kematian yang disebabkan langsung oleh diabetes. Tiap 10 detik ada 1 orang atau tiap 1 menit ada 6 orang yang meninggal akibat penyakit yang berkaitan dengan Diabetes Melitus (Tandra, 2013 : 66). Di Indonesia berdasarkan penelitian epidemiologis didapatkan prevalensi diabetes melitus sebesar 1,5 – 2,3% pada penduduk yang usia lebihdari 15 tahun, bahkan di daerah urban prevalensi DM sebesar 14,7% dan daerah rural sebesar 7,2%. Prevalensi tersebut meningkat 2-3 kali dibandingkan dengan negara maju, sehingga diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius (Hadisaputro, 2007 : 80). Sedangkan prevalensi diabetes melitus di Provinsi Jawa Tengah dengan DM tipe I atau juga dikenal dengan DM tergantung insulin pada tahun 2012 sebesar 0,06 lebih rendah dibanding tahun 2011 (0,09%) dan untuk prevalensi kasus DM tidak tergantung insulin lebih dikenal dengan DM tipe II, mengalami penurunan dari 0,63% menjadi 0,55% pada tahun 2012.Prevalensi tertinggi adalah Kabupaten Semarang sebesar 0,66% (Profil Kesehatan Jateng, 2012). Bukan hanya itu, menurut profil kesehatanKabupaten Semarang sendiri untuk jumlah penderita Diabetes Melitus pada tahun 2012 yaitu mencapai angka 6.829 kasus, dimana untuk kasus dengan DM tergantung insulin (DM tipe I) yaitu sejumlah 42 kasus dan untuk DM tidak tergantung insulin (DM tipe II) yaitu sejumlah 6.787 kasus (Profil Kesehatan Jateng, 2012 : 22). Selain angka kejadiannya yang tinggi, Diabetes Melitus juga dapat menyebabkan suatu kondisi yang lebih buruk apabila tidak segera ditanggulangi, salah satunya yaitu terjadinya komplikasi, dimana salah satu komplikasi yang sering terjadi pada penderita diabetes melitus yaitu terjadinya Glaukoma (Tarwoto, 2012 : 45). Glaukoma adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan pada bola mata sehingga selsel saraf menjadi rusak dan biasanya pada kasus ini penderita tidak mengalami keluhan namun akan terjadi penurunan pada penglihatan (Tandra, 2013 : 50). Terjadinya penurunan pada sistem penglihatan otomatis akan sangat beresiko sekali menimbulkan suatu insiden seperti resiko terjadinya cidera, Resiko cidera sendiri yaitu suatu kondisi dimana seseorang sangat berpotensi mengalami suatu kejadian yang dapat menimbulkan terjadinya traumatik, baik secara fisik ataupun psikis (Tarwoto, 2012 : 89). Adanya resiko cidera dan sesuai dengan salah satu tugas ataupun peran dalam keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan keluarga, maka keluarga disini dituntut untuk mengenal keadaan kesehatan atau perubahan-perubahan ataupun masalah yang terjadi Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 4 didalam anggota keluarga dan selain itu keluarga juga memiliki tugas untuk membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat(Makfadli, 2009 : 185-186). Sesuai Suprajitno (2004 : 27-28) selain daripada tugas keluarga, disini peran keperawatan keluarga juga diperlukan yaitu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah yang ada didalam keluarga secara mandiri agar dapat memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan, memelihara dan memodifikasi lingkungan keluaga. Salah satu tindakan yang tepat dan sesuai berhubungan dengan adanya resiko cidera adalah dengan cara memodifikasi lingkungan keluarga. Dengan memodifikasi lingkungan keluarga maka diharapkan akan menekan kemungkinan agar tidak terjadi resiko cidera yang berpotensi dialami pada keluarga. METODE PENGELOLAAN Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa memberikan pengertian tentang resiko cidera dan bagaimana cara memodifikasi lingkungan yang sesuai. Pengelolaan resiko cidera dilakukan selama 3 hari pada keluarga Tn. R KhususnyaNy. T dengan menggunakan tehnik wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan pemeriksaan penunjang. HASIL PENGELOLAAN Hasil pengelolaan didapatkan resiko cidera teratasi dengan kriteria hasil keluarga mengerti dengan apa yang dimaksud resiko cidera dan bagaimana cara memodifikasi lingkungan yang sesuai dengan permasalahan tersebut. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN Penulis mengangkat masalah tersebut menjadi prioritas utama, hal ini didukung dengan hasil (Skoring) masalah keperawatan yaitu diantaranyaancaman kesehatan, mengapa merupakan ancaman kesehatan, karena apabila terjadi cidera pada Ny. T maka akan mengakibatkan luka tersebut sulit sembuh yang disebabkan oleh tingginya kadar glukosa dalam darah yaitu 260 mg/dl, hal ini sesuai dengan Taqiyyah Bararah & Mohamad Jauhar (2013) tingginya kadar glukosa darah akan menyebabkan terjadinya glikosisasi pada semua protein terutama yang mengandung senyawa lisin. Terjadinya proses glikosisasi pada protein membran basal dapat menjelaskan semua komplikasi baik makro maupun mikro vaskuler yang disebabkan oleh faktor-faktor dalam etiologi. Faktor utama yang berperan adalah angiopati neuropati dan infeksi, adanya neuropati akan menyebabkan terjadinya gangguan sensorik maupun motorik. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan terjadinya suatu infeksi maka akan memicu luka untuk sulit sembuh yang disebabkan oleh neuropati. Kemungkinan masalah dapat diatasi yaitu sebagian, hal ini terkait tentang gaya hidup keluarga Tn. R yang kurang sehat, hal ini sesuai dengan Tarwoto (2012 : 41)Gaya hidup modern seperti kurangnya beraktivitas atau berolahraga karena kesibukan, tuntutan penyelesaian pekerjaan, usia harapan hidup semakin meningkat, diet kurang sehat, dan kegemukan disinyalir sebagai faktor meningkatnya jumlah resikoterjadinya suatu Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 5 penyakit.Potensial masalah untuk dicegah yaitu rendah karena pada keluarga Tn. R sudah memasuki usia lansia semua yang kemungkinan besar sulit untuk diubah karena faktor kondisi fisik pada lansia yang melemah dan juga kewaspadaan lansia terhadap cidera yang juga rendah. Menonjolkan masalah yaitu harus segera ditangani karena dirasa cukup membuat keluarga khawatir dengan keadaan Ny. T yang sekarang pandangan matanya sudah tidak terlalu jelas apabila siang dan malam hari. DAFTAR PUSTAKA Azizah, L.M. (2011). Keperawatan usia lanjut. Yogyakarta: Graha Ilmu. Carpenito, L.J. & Moyet. (2007). Buku saku diagnosis keperawatan. Edisi: 10. Jakarta: EGC. Dion, Y. & Betan. Y. (2013). Asuhan keperawatan keluarga konsep dan praktik. Edisi: 1. Yogyakarta: Nuha Medika. Efendi, F & Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. (2009). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu (2nd ed.). Jakarta: Balai Penerbit FKUI Hasdianah, H. R. (2012) Mengenal Diabetes Mellitus Pada Orang Dewasa Dan Anak-Anak Dengan Solusi Herbal. Yogyakarta: Nuha Medika. Lasmito, W. Rachma. N. (2009). Motivasi perawat melakukan pendidikan kesehatan di ruang anggrek RS Tugurejo Semarang. 25 April 2014. http://eprints.undip.ac.id/9539/1/Arti kel.pdf. Mubarak. W. C. dkk. (2009). Ilmu keperawatan komunitas: konsep dan aplikasi. Jakarta: Salemba Medika. Nanda. 2010. Nanda international diagnosis keperawatan: definisi dan klasifikasi 2009-2011. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarata: EGC. Novitasari, Retno. (2012). Diabetes Melitus. Yogyakarta: Nuha Medika. Nugroho, Taufan. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Dan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika. Ode, S. L.(2012). Asuhan keperawatan gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika. Padila. (2012). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Yogyakarta: Nuha Medika. Potter & Perry. (2005). Buku ajar fundamental judul asli: fundamental of nursing consept prosses. Alih bahasa: devi yulianti. Monica ester. Edisi 4. Jakarta: EGC. Salvari, G. (2013). Asuhan keperawatan keluarga. Jakarata: Trans Info Media. Setiadi. (2008). konsep dan proses keperawatan keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu. Suprajitno. (2004). Asuhan keperawatan keluarga: aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC. Tamher & Noorkasiani. Kesehatan usia lanjut (2009). dengan Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo 6 pendekatan asuhan keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Tandra, Hans. (2013). Life Healthy With Diabetes – Diabetes Mengapa & Bagaimana?. Yogyakarta: Rapha Publishing. Tarwoto. (2012). Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta: Trans Info Media. Wijaya, A. S & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan medikal bedah. Yogyakarta: Nuha Medika. Wong, D.L. (2009). Pedoman klinis keperawatan pediatrik (edisi 4). Jakarta: EGC. Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo