BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Iklan Sebagai Proses Komunikasi Didalam strategi pemasaran yang kita kenal dengan prinsip 4P, yakni product (produk), place (tempat), price (harga), dan promotion (promosi). Unsur periklanan masuk kedalam elemen promosi. Periklanan merupakan salah satu bentuk komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Untuk dapan menjalankan fungsi pemasaran, periklanan harus membujuk khalayak, karena dalam komunikasi itu sendiri merupakan proses penyampaian pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan melalui media dengan berbagai rangsangan untuk menanggapi respon khalayak. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, dimana didalamnya terjadi pertukaran informasi, mempengaruhi, membujuk, dan lain-lain diantara individu ataupun kelompok. Istilah komunikasi itu sendiri berasal dari bahasa latin, yaitu ”Communicatus”yang artinya ”berbagi”atau ”menjadi milik bersama”. Banyak yang menyebutkan tentang komunikasi, salah satunya adalah menurut Berelson dan Steiner (1964), yang menyebutkan bahwa: 9 ”Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui simbol-simbol, seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain9 Sendaja, Sasa Djuarsa, Ph. D, Pengantar Komunikasi, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2001) hal : 7. 10 11 lain”. Dilihat dari definisi Beresol dan Steiner (1964), maka sangat jelas bahwa komunikasi dengan iklan memiliki keterkaitan, yaitu iklan sebenarnya bentuk penyampaian pesan suatu merek kepada konsumen, dan komunikasi adalah proses penyampaian informasi. Dengan adanya persamaan asumsi tersebut, maka seyogyanya dapat dipandang sesuai dengan teori Laswell mengenai model komunikasi yang meliputi 5 unsur, yaitu :10 1. Unsur Sumber (Who? / Siapa?) 2. Unsur Pesan (Says What? / Mengatakan Apa?) 3. Saluran Komunikasi (In Which Channel? / Pada saluran yang mana?) 4. Unsur Penerima (To Whom? / Kepada Siapa?) 5. Unsur pengaruh (With what effect? / dengan dampak apa?) Atau dengan model bagan sebagai berikut : Bagan 2.1 Formula Lasswell Menggunakan Siapa ? Mengatakan Saluran yang Apa? Mana? Dengan Efek Kepada Siapa? Bagaimana? Formula Lasswell dengan elemen-elemen yang saling berhubungan dalam Proses komunikasi (Lasswell, 1948)11 Medium Komunikator Isi Pesan 10 Efek Komunikan Werner J. Serverin & James W. Tankard, Jr. Teori komunikasi sejarah, metode, dan terapan di dalam Media Massa. ( Jakarta : Kencana, 2005) hal : 55 11 Denis Mcquail & Sven Windahl, Model-model komunikasi, (New York : Longman Hoese, 1981) hal : 12. Komunikat or 12 Formula ini menggambarkan bahwa komunikator secara sengaja melakukan upaya mempengaruhi komunikan dan bentuk komunikasi yang digambarkan cenderung mengarah ke proses komunikasi persuasif. Who : Sumber (Komunikator), dalam hal ini adalah pihak pengiklan. Say What : Pesan-pesan atau informasi produk atau jasa apa yang akan disampaikan atau ditawarkan oleh pengiklan. In Which Channel : Dengan saluran mana atau dengan medium apa untuk menyampaikan pesan atau informasi iklan. To Whom : Komunikan atau Khalayak, yakni target konsumen dari produk tersebut. With What Effect : Efek apa yang terjadi/pemahaman setelah komunikan menerima isi pesan dari produk yang disampaikan. Dalam teori lasswell ini apabila dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan penulis yakni mengenai iklan Fanta versi animasi ”let them play” di televisi, maka iklan tersebut sudah mencakup unsur-unsur yang disebutkan lasswell dalam teorinya, dimana unsur Who (sebagai Produsen minuman ringan Fanta), Say What (Pesan yang terdapat dalam iklan Fanta versi animasi ”let them play”), to Whom (Target market Fanta yg berusia 12-19 th), in which channel 13 (media yang digunakan adalah Televisi) dan unsur with what effect (dalam hal ini persepsi yang didapatkan dari iklan tersebut), unsur-unsur tersebut diatas yang menjadikan iklan dapat disebut sebagai proses komunikasi, hal ini tentunya seperti yang telah disebutkan lasswell dalam teorinya. 2.2 Teori S-O-R Untuk menggambarkan sebuah pengaruh media komunikasi terhadap khalayak, dapat diterapkan melalui model ”Stimulus Respon”, yaitu model S-O-R yang dimodifikasi oleh De fleur dengan memasukkan unsur organisme dalam membahas komunikasi massa dan pengaruhnya terhadap orang-perorangan. Unsur-unsur Model Stimulus Organisme Respon disini, adalah :12 Message = isi yaitu stimulus (S) = perangsang. Receiver = penerima yaitu organisme (O) = badan yang hidup. Efek = pengaruh yaitu response (R) = tanggapan. Maka hubungan antara elemen-elemen tersebut akan digambarkan sebagai berikut : 12 A. Soehoet, Teori Komunikasi 2 (Jakarta : Yayasan kampus tercinta-IISIP) hal : 126 14 Bagan 2.2.1 Hubungan antar Elemen S S (stimulus) O R : rangsangan, sebuah isi pesan yang ditujukan kepada khalayak. O (organisme) : komunikan, merupakan khalayak yang dituju untuk menerima pesan. R (response) : respon, pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sehingga diharapkan adanya perubahan tingkah laku. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan dan diteruskan pada proses berikutnya dimana komunikan menjadi mengerti. Setelah komunikan mengolah dan menerimanya maka terjadilah kesediaan mengubah sikap. Jadi ketika stimulus atau pesan sampai ke organisme atau komunikan sebelum menjadi efek, pesan tersebut diolah dahulu oleh organisme atau komunikan. Proses pengolahan pesan yang terjadi terhadap individu yaitu : Stimulus yang diberikan pada organisme dapat diterima atau dapat ditolak, maka proses selanjutnya terhenti. Ini berarti bahwa stimulus tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi organisme, maka tidak ada perhatian (attention) dari organisme. Dalam hal ini, stimulus adalah efektif dan ada reaksi. 15 1. Langkah berikutnya adalah jika stimulus telah mendapat perhatian dari organisme, maka proses selanjutnya adalah mengerti terhadap stimulus (Correctly Comprehended). Kemampuan dari organisme inilah dapat melanjutkan proses berikutnya. 2. Langkah berikutnya adalah bahwa organisme dapat menerima secara baik apa yang telah diolah sehingga dapat terjadi kesediaan untuk perubahan sikap.13 Teori S O R dapat digambarkan sebagai berikut : Bagan 2.2 Teori S O R Organisme Stimulus Perhatian Pengertian Penerimaan Response (Perubahan Sikap) Sumber : Model-model komunikasi Denis McQuail dan Sven Windahl Prinsip S O R merupakan prinsip-prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap suatu stimuli tertentu. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu ke dalam diri 13 Marát. Sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya. (Jakarta : Ghalia Indonesia. 1982) hal : 26. 16 organisme melalui panca indera maka terjadilah proses yang dinamakan proses sensory stimuli yang merupakan suatu proses yang dialami oleh seseorang ketika menerima stimuli lewat seluruh inderanya. Dalam komunikasi massa, stimuli alat indera tergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat, sementara pada televisi selain melihat juga bisa mendengar. Terkait dengan teori S-O-R tersebut maka pada penelitian ini yakni dimana iklan Fanta versi animasi ”let them play”sebagai objek penelitian, maka dapat disebutkan bahwa yang dimaksud Stimuli nya adalah Iklan Fanta versi animasi ”let them play”yang tayang di televisi (dimana dalam iklan tersebut terdapat visual, jingle/music, suara, slogan), yang merupakan Organisme nya adalah khalayak yang dituju oleh produsen Fanta dalam hal ini adalah mereka yang berusia 12-19th (dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMPN 139 Jakarta, dimana mereka juga termasuk target market dari minuman ringan Fanta), dan Respon yang mereka dapatkan setelah melihat iklan tersebut adalah apa yang menjadi persepsi dalam benak mereka selanjutnya. 2.3 Persepsi 2.3.1 Pengertian Persepsi Secara etimologis, persepsi atau perception berasal dari bahasa latin perceptio, dari percepire, yang artinya menerima atau mengambil.14 Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah 14 Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Cetakan Kedua. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004) hal : 446. 17 memberi makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli).15 Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi individu tidak akurat, individu tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif. Persepsi yang menentukan individu memillih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, semakin mudah dan semakin sering individu-individu tersebut berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya, semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas.16 Menurut Pasla dan Dinata persepsi individu terhadap suatu objek terbentuk dengan adanya perceiver, target, dan situation. Perceiver mendapat rangsangan dan melakukan proses persepsi berdasarkan need, expectation, dan experience yang dimiliki oleh perceiver.17 Dalam hal ini rangsangan yang diterima perceiver adalah target yang berbentuk iklan. Sementara itu, persepsi konsumen terhadap sebuah iklan merupakan tahap penerimaan sebuah iklan. Tanggapan konsumen terhadap komunikasi periklanan merupakan tahap penerimaan sebuah iklan. Tanggapan tersebut berupa tanggapan kognitif adalah tahap penerimaan konsumen mungkin sangat bergantung pada pikiran yang muncul selama tahap pemahaman, misalnya merek yang diiklankan atau gambar yang digunakan di dalam iklan dan tanggapan afeksi adalah perasaan atau emosi yang dihasilkan oleh sebuah stimulus (rangsangan), misalnya unsur visual dan musikal dalam suatu 15 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994, hal. 51. Sobur, Alex. Opcit, hal : 446. 17 Pasla, P.R.Y. dan D.I.S Dinata. Persepsi Masyarakat Surabaya terhadap Spa sebagai sarana perawatan kesehatan, kebugaran dan kecantikan. Jurnal Manajemen & kewirausahaan Vol. 6, No. 1, 2004. hal : 82-92 16 18 iklan yang dapat menimbulkan perasaan riang dan bergairah.18 Sementara itu Jalaluddin Rakhmat mendefinisikan persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan 2.3.2 Proses Persepsi Persepsi merupakan sebuah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih, mengorganisasi, dan mengintepretasi masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.19 Pada dasarnya persepsi merupakan proses penginterpretasian stimuli, data, atau informasi yang berasal dari luar diri seseorang. Menurut Karen Huffman, melalui proses penginderaan (sensasi), informasi yang diterima seseorang melalui organ inderanya kemudian dikirim ke otak, disinilah interpretasi informasi terjadi.20 Jalaluddin Rakhmat menggambarkan proses terjadinya persepsi dengan skema model.21 18 Assael. Consumer Behaviour, Ninth Edition. (United States of America The Dryden Press, 1995). Hal : 735. 19 Walgito, Bimo. Psikologi Sosial : Suatu Pengantar. Edisi Revisi. Cetakan Keempat. (Yogyakarta : andi Offset 1994) hal : 57. 20 Karen Huffman, et.al., Psychology In Action 2nd Edition, John Wiley & Sons Inc, Canada, 1991, hal. 101 21 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994, hal. 51. 19 Gambar 2.3.2 Proses Persepsi Stimulus Atensi Interpretasi Kognisi Sumber : Jalaluddin Rakhmat, 2005. Persepsi sebagai proses stimulus yang diterima oleh panca indera, dalam hal ini stimulus tersebut dapat berupa slogan, gambar, isi pesan endorser, jingle/musik dan bahasa yang digunakan dalam iklan yang ditayangkan melalui media televisi. Stimuli merupakan rangsangan yang didapatkan terkait dengan yang dilihat/didengarnya, stimuli dalam persepsi terbagi atas : (a) persepsi bentuk, dalam proses persepsi, otak secara otomatis menciptakan pola-pola/bentuk tertentu dari stimuli yang ditangkap oleh inderanya, bahkan dari stimuli yang tidak tampak sekalipun. (b) ketetapan persepsi, stimuli yang pernah diamati seseorang akan tetap tersisa, tidak berubah, dan dipersepsikan sama, walaupun orang tersebut mengamati stimuli sejenis yang baru dengan perubahan-perubahan. (c) kedalaman persepsi, mengacu pada kemampuan seseorang untuk melihat objek / stimuli dalam tiga dimensi yaitu mempersepsikan dalam dan jauhnya informasi yang terkandung dalam objek / stimuli tersebut. (d) Persepsi warna, mengacu pada kemampuan seseorang untuk melihat ratusan warna yang terdapat dalam objek, untuk kemudian mempersepsikan 20 jenis warna tersebut. (e) Persepsi gerakan, yaitu pengamatan pada objek / stimuli yang bergerak. Setelah stimulus terjadi maka yang terjadi selanjutnya adalah atensi atau perhatian adapun Atensi atau perhatian adalah, pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan dan, proses kognitif lainnya.Proses atensi membantu efisiensi penggunaan sumberdaya mental yang terbatas yang kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsang tertentu. Atensi dapat merupakan proses sadar maupun tidak sadar. Setelah atensi/perhatian didapat selanjutnya adalah Interpretasi, adapun Interpretasi adalah, proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbol- simbol yang sama, baik secara simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan). Proses persepsi selanjutnya adalah kognisi atau pengetahuan Istilah kognisi berasal dari bahasa Latin cognoscere yang artinya mengetahui. Kognisi dapat pula diartikan sebagai pemahaman terhadap pengetahuan atau kemampuan untuk memperoleh pengetahuan. Kognisi dipahami sebagai proses mental karena kognisi mencermikan pemikiran dan tidak dapat diamati secara langsung. Oleh karena itu kognisi tidak dapat diukur secara langsung, namun melalui perilaku yang ditampilkan dan dapat diamati. 21 Apabila dikaitkan dengan proses persepsi yang dikemukakan oleh Jalaluddin Rakhmat maka pada penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai persepsi siswa-siswi SMPN 139 Jakarta terhadap iklan Fanta versi animasi ”let them play” di televisi, proses persepsi terjadi setelah siswa-siswi mendapatkan stimuli yang terdapat pada iklan Fanta tersebut, dimana stimuli dihasilkan dari suara, gambar, jingle/musik dll yang membuat mereka menjadi memperhatikan iklan tersebut, kemudian menafsirkan dan akhirnya mengetahui/memahami secara keseluruhan iklan Fanta versi animasi ”let them play” yang ditayangkan melalui televisi tersebut. 2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi Menurut David Krech dan Richard S. Cruthfield, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah : 1.Faktor Fungsional Faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, pendidikan, dan kebudayaan. 2.Faktor Struktural Faktor yang berasal dari stimuli fisik yang ditimbulkan pada saraf individu. Menurut Kenneth E. Anderson, atensi adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah.22 Dengan kata lain perhatian terjadi apabila kita 22 Jalaluddin R. Psikologi Komunikasi, Edisi revisi PT. Remaja Karya (Bandung, 2001) hal:82. 22 mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita dan mengesampingkan masukan-masukan alat indera lainnya. 2.4.Televisi Sebagai Media Periklanan Media sangat penting bagi para pengiklan dan biro iklan karena media digunakan untuk memasarkan produknya kepada khalayak luas. Salah satu media massa yang sangat populer di masyarakat adalah televisi. Menurut ferbey, televisi adalah media yang paling banyak disukai pengiklan nasional karena akibat yang ditimbulkan yaiut, mudah dilihat, kemampuannya mendemonstrasikan sesuatu dan kemampuannya menceritakan sesuatu.23 Menurut George E Belch dan Michael A. Belch mengatakan bahwa TV merupakan kombinasi antara penglihatan dan pendengaran sehingga dapat dijadikan strategi kreatif karena TV lebih efektif untuk membangkitkan emosi dibandingkan dengan media lain.24. Astrid Susanto juga mendukung pernyataan tersebut, Ia mengatakan bahwa media televisi yang berkemampuan audio visual akan memerlukan waktu lebih sedikit lagi mengingat kemampuan penyampaian pesan sebagaimana diterima oleh khalayak melalui gambar dengan suara yang berbeda-beda.25 Televisi memiliki karakter yang sangat spesifik dan tidak dimiliki oleh media lainnya, yaitu pesan hadir secara utuh. Artinya sumber-sumber informasi baik berupa manusia, alam, benda dan lain-lain. Serta isi pesan hadir secara cepat 23 Ferbey, A.D, How To Produce Succesful Advertising. (Kiat Sukses Membuat Iklan) Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hal : 52. 24 George E Belch & Michael E. Belch, Introduction to Advertising and Promotiion and Integrated Marketing Communications Perespective, Third Edition, 1995. hal : 318. 25 Susanto, Astrid-Sunario, Globalisasi dan Komunikasi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1993. 23 dan begitu dekat ke khalayak penonton dalam wujud seperti aslinya. Penonton dapat melihat sendiri wujud sumber informasi serta mendengar sendiri isi pesannya, sehingga dapat menumbuhkan tingkat kepercayaan yang tinggi. Sebuah studi daru UCLA (University of California Los Angeles) menghasilkan data bahwa 90% lebih dari apa yang di fahami dan dipercaya oleh khalayak berasal dari pesan-pesan audio visual. Sedang Teks hanya sebesar 7%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan UCLA tersebut dapat dijelaskan bahwa komunikasi dalam bentuk audio visual lebih menarik minat masyarakat daripada lewat media komuniksi teks dan audio visual hanya terdapat pada media komunikasi massa televisi. 2.4.1 Iklan TV Yang Efektif Untuk bisa membuat iklan TV yang efektif , minimal harus memenuhi beberapa unsur yakni :26 1.Iklan harus memperpanjang suara strategi pemasaran. Iklan bisa jadi efektif hanya bila cocok dengan elemen lain dari strategi komunikasi pemasaran yang diarahkan dengan baik dan terintegrasi. 2.Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen. Para konsumen membeli manfaat-manfaat produk, bukan atribut/lambangnya. 26 A. Shimp, Terrence, Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Edisi Kelima Jilid 1, (Jakarta : Erlangga, 2003), hal :415 24 3.Periklanan yang efektif harus persuasif. Persuasi biasanya terjadi ketika produk yang diiklankan dapat memberi keuntungan tambahan bagi konsumen. 4. Iklan harus menemukan cara yang unik untuk menerobos kerumunan iklan. 5.Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa diberikan. Intinya adalah menerangkan apa adanya, baik dalam pengertian etika serta dalam pengertian bisnis yang cerdas. 6.Iklan yang baik mencegah ide kreatif dari strategi yang berlebihan. Tujuan iklan adalah mempersuasi dan mempengaruhi. Penggunaan humor yang tak efektif mengakibatkan ora ng-orang hanya ingat pada humornya saja, tetapi melupakan pesannya. 2.4.2 Unsur – unsur TVC Menurut Rhenald Kasali dalam membuat iklan adanya unsur-unsur yang mendukung dalam membuat dan mendesain iklan di media massa. Unsur-unsur tersebut adalah :27 1. Musik atau Jingle Jingle adalah melodi iklan, musik dan lagu yang menjadi salah satu unsur yang penting atau utama dalam iklan radio dan televisi.28 27 Rhenald Kasali, Op. Cit, h.120 Nuradi. Wiraksono. N. Harimukti. K, Felicia. U, dan Nani R. Kamus istilah Periklanan Indonesia (Jakarta : Matari Advertising. PT. Gramedia Pustaka Utama, 1996). H.91 28 25 Musik atau jingle dalam iklan mengirisi sebuah iklan di media massa dapat menunjang keberhasilan sebuah iklan, karena dengan musik sederhana dan mudah, baik nada maupun liriknya, akan dapat denganmudahdiingat atau bahkan dinyanyikan oleh pendengerannya dalam berbagai kesempatan.29 2. Storyboard Storyboard adalah visualisasi untuk iklan televisi yang merupakan rangkaian gambar kartun yang dibuat dalam bentuk layar televisi yang merupakan rangkaian gambaran kartun yang dibuat dalam bentuk layar televisi atau persegi panjang yang menampilkan alur cerita iklan yang diusulkan. 3. C o p y or Script Script adalah naskah, biasanya script ini dapat digunakan untuk radio, televisi, sinema, drama, teater, maupun iklan.30 Dalam menentukan naskah (script) iklan pada media televisi terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu: a.Waktu Naskah iklan di televisi ditulis dalam kerangka waktu yang terbatas, ukurannya adalah (spot) adalah detik, dan biasanya spot di televisi adalah 15 detik, 30 detik, dan 60 detik. 29 30 Rhenald Kasali, Op. Cit, h.120 Nuradi, Wicaksono. N, Harimukti. K, Felicia. U, dan Nani. R, Op. Cit, h. 159 26 b.Format Penulisan script dengan menggunakan format atau kode yang telah dimengerti secara umum oleh kalangan iklan. 4.Endoser Endoser berasal dari kata endose yang berarti menguasakan atau mendukung. Sedangkan endoser adalah orang yang mendukung.31 Pada iklan, endoser merupakan penggunaan tokoh yang dapat digunakan sebagai pemeran iklan. 5.Signature Slogan (Strapline) Slogan adalah baris kalimat penutup (the pay off line). Hal ini dapat digunakan sebagai alat untuk menciptakan citra produk atau perusahaan. Slogan dapat ditampilkan dalam bentuk audio (voice) saja, visual (tulisan) saja, atau audio-visual (voice dan tulisan).32 6.Logo Logo adalah simbol atau identifikasi suatu rpoduk atau perusahaan. Logo digunakan agar khalayak dengan mudah mengetahui dan mengenali produk tersebut dengan mudah.33 Dalam iklan televisi ada beberapa teknik visual yang dapat digunakan untuk membuat naskah iklan yang dramatis dan mempunyai kemampuan menjual yang kuat. Menurut Russel dan kawan-kawan teknik itu adalah :34 31 John. M Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1984) h. 213 32 Burham Bungin, Imaji Media Massa Konstruksi dan Makna Realitas Sosial Iklan Televisi Dalam Masyarakat Kapitalistik (Yogyakarta : Jendela, Yogyakarta, 2001) h. 163 33 Frank Jefkins, Periklanan, edisi ketiga (Jakarta : Erlangga, 1995) h. 163. 27 1. Testimonial. Teknik ini mempergunakan seseorang yang dikenal luas yang mampu memberikan kesaksian atau jaminan terhadap suatu produk. 2 .Demonstration. Teknik yang memberikan demonstration kepada konsumen tentang manfaat suatu produk. 3.Closeups. Teknik yang menampilkan produk secara dekat. 4. Story Line. Teknik ini mirip membuat sebuah film yang sangat pendek. 5. Direct Product Comparison. Gaya ini membandingkan dua buah produk secara langsung. 6. Humor. Dalam penggarapannya harus hati-hati karena dalam penampilannya pemirsa bisa sebal dan jengkel. 7. Slice of Life. Pendekatan ini mempergunakan penggalan dari adegan sehari-hari. 8. Customer Interview. Gaya ini seperti orang sedang wawancara. 9. Vignetes dan situations. Dalam penampilan biasanya menunjukkan sejumlah orang tengah menikmati suatu produk seperti menikmati hidup. 34 Rhenald Kasali, Op. Cit, h. 93 28 10. Animation. Teknik yang menggunakan gambar kartun. 11. Stop Motion. Iklan yang menampilkan rangkaian berseri. 12.Otoscope. Teknik yang menggabungkan gambar animasi dan gambar nyata. 13.Combination. Teknik yang menggabungkan teknik dasar diatas.