Percepat Realisasi Anggaran - Wakil Presiden Republik Indonesia

advertisement
Wakil Presiden Republik Indonesia
http://www.wapresri.go.id
Percepat Realisasi Anggaran
Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Keuangan Daerah Tahun 2015
Jakarta. Melemahnya kondisi perekonomian dunia saat ini juga memberikan dampak pada
perekonomian nasional. Untuk menyiasati kondisi perekonomian nasional saat ini, Wakil Presiden
(Wapres) Jusuf Kalla meminta agar pemerintah, baik di pusat dan daerah untuk mempercepat
pelaksanaan APBN dan APBD secara riil di lapangan dengan mempercepat pembangunan,
mempercepat kontrak di lapangan dan realisasinya. Pernyataan ini disampaikan Wapres ketika
memberikan sambutan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Keuangan Daerah Tahun 2015
yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri di Grand Sahid Hotel, Jakarta, pada hari
Rabu, 2 Juli 2015.
Hal lain yang harus dilakukan, kata Wapres, adalah mempercepat pelaksanaan investasi dunia
usaha, untuk menopang kekurangan lapangan kerja akibat turunnya harga. “Karena jika tidak ada
investasi baru seperti bidang pertanian, bidang gula, bidang industri dan sebagainya, maka tidak
ada yang dapat menopang pendapatan masyarakat,” kata Wapres.
Di awal sambutannya, Wapres mengingatkan bahwa setiap langkah dan program dari pemerintah,
baik di pusat maupun daerah, pada hakekatnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk
meningkatkan kemakmuran dan keadilan bagi seluruh bangsa. “Sehingga kesejahteraan bangsa
ini dapat dicapai melalui pembangunan yang bermutu,” kata Wapres.
Untuk itulah, Wapres menjelaskan bahwa pertemuan rakernas Keuangan Daerah Tahun 2015 ini,
salah satu tujuannya adalah untuk menyamakan persepsi pemerintah, karena antara program
pemerintah pusat, dan program pemerintah daerah tidak ada perbedaan. “Karena semua program
kementerian dan lembaga juga berada dan dilaksanakan di daerah,” kata Wapres.
Oleh karenanya, Wapres menggarisbawahi untuk tidak membedakan antara anggaran pusat dan
anggaran daerah serta dana daerah, karena anggaran pusat seperti anggaran pembuatan jalan,
pengairan, dan bandara, yang memanfaatkan dan menggunakannya adalah daerah. “Hanya
dalam pelaksananya saja yang berbeda, karena suatu sistem yang dibuat dan berlaku seperti itu,”
ucap Wapres.
Wapres menjelaskan tentang pengertian mengenai pelaksanaan anggaran ini agar para peserta
Rakernas yang juga pelaksana anggaran di daerah, dapat bersinergi melaksanakan
pembangunan. Jika terdapat kesulitan anggaran yang dikelola oleh kementerian dan lembaga di
daerah, lanjut Wapres, hendaknya dapat diatasi bersama, demikian pula sebaliknya, jika ada
kesulitan pelaksanaan pembangunan yang menggunakan anggaran daerah. ““Itulah makna kita
semua hadir dalam kebersamaan ini,” ujar Wapres.
Dalam pandangan Wapres, untuk mewujudkan kesejahteran bangsa, maka syarat utamanya
1/3
Wakil Presiden Republik Indonesia
http://www.wapresri.go.id
adalah meningkatkan sumber daya manusia (SDM) melalui pembangunan pendidikan dan
kesehatan. Kedua, melalui pembangunan infrastruktur yang memadai, dan yang ketiga adalah
membangun perdagangan dan industrinya.
Untuk itu, lanjut Wapres, agar pembangunan dapat memberikan kesejahteran, hanya dapat
dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat. Oleh karenanya, jika berbicara tentang
pembangunan yang dilaksanakan oleh daerah, hendaknya diupayakan agar efek pembangunan
tersebut mempunyai dampak kepada masyarakat. “Itulah baru yang kita sebut sebagai langkah
multiplier effect yang kita jaga, agar berlangsung dengan baik,” tutur Wapres.
Sebagaimana dipahami bahwa selama ini, kata Wapres, anggaran yang lazim disebut dengan
APBN, untuk pembiayaan pembangunan daerah, ditransfer dahulu ke daerah, di daerah ditambah
dengan pendapatan asli daerah (PAD), sehingga menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD). Itulah rangkaian anggaran yang dikelola satu jalur secara bersama, dengan sifat
otonomi. “Artinya anda memilih apa yang sesuai dengan daerah itu pembangunannya,” kata
Wapres.
Hal tersebut menurut Wapres, berbeda dengan pelaksanaan anggaran ketika zaman Orde Baru,
dimana semuanya serba diatur oleh pemerintah pusat, sehingga pembangunan jalan, jembatan,
bahkan jamban pun ditentukan oleh pusat. “Bahkan gedung SD juga dibuat seragam di seluruh
Indonesia, tapi sekarang sudah tidak ada lagi,” ujar Wapres.
Oleh karena itu, dengan sistem pengelolaan anggaran seperti saat ini dibutuhkan inisiatif dan
kreativitas daerah.
Untuk itulah, Wapres menganggap rakernas ini merupakan forum yang penting, meski Presiden
dan Wakil Presiden telah beberapa kali menggelar pertemuan dengan para Gubernur, Bupati dan
Walikota, di Istana Bogor. Namun, kata Wapres, pertemuan kali ini tidak kalah pentingnya, karena
dihadiri oleh pimpinan DPR, DPRD, Panitia Anggaran, dan Sekretaris Daerah (Sekda) sebagai
pelaksana. “Kenapa dengan DPRD, tentu agar menentukan policy lokal daerahnya. Kenapa
Sekda ke bawah, karena agar birokrasi bergerak,” kata Wapres.
Menurut Wapres, begitu kepala daerah, baik gubernur, bupati/walikota mendapat mandat maupun
instruksi dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri), maka kepala daerah tesebut selalu memberikan
disposisi kepada Sekda, karena Sekda merupakan pejabat yang paling mengetahui secara rinci
pengelolaan anggaran tersebut. “Sekda laksanakan sesuai aturan yang berlaku, yang terkait,”
kata Wapres.
Wapres juga mengingatkan para kepala daerah jangan merasa bangga jika memiliki banyak
pegawai, karena salah satu masalah di Yunani disebabkan memiliki banyak pegawai, sehingga
memerlukan anggaran yang besar untuk membayar gaji pegawai, pensiunan dan dana social, dan
dibayarkan dari pinjaman. “Dan dalam jangka panjang [pemerintah] daerah tidak menambah
2/3
Wakil Presiden Republik Indonesia
http://www.wapresri.go.id
pegawai secara terus-menerus walaupun hal ini sudah ada batasannya,” ucap Wapres.
Turut hadir mendampingi Wapres dalam acara ini, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan
Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kemendagri Reydonnyzar Moenek. (Supriyanto)
****
3/3
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Download