PENGARUH KEBIJAKAN LOKASI DAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN JASA DI PERCETAKAN PT SURYA WIGEN PERDANA BATAM TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh : RINI NIM. 11002731 PROGRAM STUDI AKUNTANSI AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM 2016 1 ABSTRAK Pengaruh Kebijakan Lokasi dan Produk Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa Di Percetakan PT SURYA WIGEN PERDANA BATAM Rini [email protected] Pembimbing : Rona Tanjung, S.Kom., M.Si Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kebijakan lokasi dan produk secara simultan terhadap keputusan penggunaan jasa percetakan menggunakan jasa di percetakan PT.Surya Wigen Perdana Batam dan untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan penggunaan jasa percetakan menggunakan jasa percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : kebijakan lokasi dan produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen menggunakan jasa percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel kebijakan lokasi dan variabel produk secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen pengguna jasa percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam. Dari hasil penelitian juga diperoleh bahwa produk (X2) merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan konsumen pengguna jasa percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam. Kata Kunci : Kebijakan Lokasi, Produk dan Keputusan Konsumen. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis percetakan merupakan industri yang berkembang secara cepat dan dinamis dalam kehidupan modern di kota – kota besar, karena hampir setiap aspek kehidupan kota memerlukan jasa percetakan dan dokumentasi, sehingga pada saat ini di kota Batam terdapat banyak perusahaan percetakan,baik dalam skala besar maupun dalam skala kecil. Perkembangan jumlah perusahaan percetakan tersebut mengakibatkan semakin tingginya pesaingan usaha di antara mereka. Kondisi kompetisi yang semakin ketat, membuat para pelaku pasar dan produsen berlomba untuk memenangkan persaingan yang sangat ketat ini. Salah satu upaya untuk merebut pangsa pasar yaitu dengan lokasi usaha yang strategis. Lokasi adalah letak usaha atau penjualan barang yang ditentukan perusahaan sehingga dapat dijangkau oleh konsumen. Lokasi yang strategis diartikan sebagai letak yang dapat di jangkau oleh konsumen dan memberikan berbagai kemudahan bagi konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Lokasi yang mudah dijangkau oleh konsumen akan menjadi pilihan utama dalam melakukan pembelian. Ada berbagai fakor penting untuk menentukan lokasi pemasaran khususnya pada perusahaan jasa, yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Faktor – faktor itu meliputi potensi pasar, kondisi lingkungan di sekitar wilayah pemasaran 3 kelancaran arus transportasi, fasilitas parkir yang tersedia dan adanya lembaga kegiatan lain yang berada dilokasi pemasaran seperti perusahaan – perusahaan lain yang beroperasi melaksanakan kegiatan operasionalnya. Selain lokasi usaha yang strategis, produk merupakan elemen kunci dalam pengawasan pasar. Bagi pelanggan salah satu penilaian penawaran adalah keistimewaan dan kualitas produk. Keistimewaan produk menunjukkan ciri khas suatu produk yang dihasilkan perusahaan, sedangkan kualitas produk menunjukkan mutu yang terkandung dari poduk perusahaan. Produk – produk yang tidak memiliki keistimewaan dan kualitas yang tinggi akan mudah ditinggal konsumen. Oleh karena itu tidak ada pilihan lain bagi perusahaan yang ingin bertahan dalam persaingan selain harus bisa menghasilkan produk berkualitas yang bisa di terima konsumen. PT Surya Wigen Perdana Batam merupakan salah satu perusahaan percetakan yang telah beroperasi di Batam sejak tahun 2012. Perusahaan ini selalu mengutamakan kepuasaan pelanggan ( customer satisfaction ) dan berusaha memberikan pelayanan yang memuaskan ( service excellent ), melalui peningkatan kualitas produk, penyediaan peralatan baru dan modern serta tepat waktu. Kegiatan produksi perusahaan ini pada awalnya hanya sablon, penjilitan tetapi seiring dengan berjalannya waktu maka permintaan pelanggan semakin komplit dan perusahaan ini pun meningkatkan layanannya dengan menyediakan mesin fotocopy dan mesin cetak offset. 8 Hingga saat ini perusahaan terus berkembang dan mampu mengikuti trend teknologi percetakan, yaitu dengan menyediakan mesin fotocopy tercanggih, laminating, alat untuk menjilid ring, mesin scanner dengan kualitas terbaik serta kelengkapan percetakan dan layanan dokumen terbaru lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajemen PT Surya Wigen Perdana Batam, perusahaan ini telah mengalami kemajuan dari tahun ke tahun karena tempatnya sangat strategis untuk mengembangkan bisnis percetakan. Dekat dengan Kampus Politeknik Batam, Sekolah Yos Sudarso dan Sekolah Global Asia. Sekarang PT Surya Wigen Perdana Batam memiliki pangsa pasar dari berbagai kalangan. Fasilitas pelayanan juga merupakan faktor mempengaruhi konsumen dalam memutuskan pembelian. Fasilitas pelayanan adalah sebagai kemudahan yang diberikan oleh perusahaan terhadap konsumennya, baik dalam bentuk fisik maupun non fisik. Berbagai fasilitas penunjang pelayanan yang disediakan oleh PT Surya Wigen Perdana Batam diantaranya adalah ruang tunggu yang nyaman, kamar mandi yang bersih, ketersediaan alat tulis kantor yang lengkap serta karyawan yang memberikan pelayanan dengan cepat kepada setiap pembeli. Selain fasilitas pelayanan dalam bentuk fisik tersebut, juga dibutuhkan pelayanan non fisik, yaitu kemampuan berkomunikasi dari setiap karyawan yang bertugas didalam perusahaan itu sendiri. Kemampuan berkomunikasi yang dimaksud dalam hal ini adalah bagaimana karyawan tersebut membantu setiap pelanggan yang 9 berkunjung sehingga memudahkan pelanggan dalam mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhannya serta sikap ramah dan sopan kepada setiap pengunjung. Keputusan konsumen untuk membeli merupakan sikap konsumen yang memutuskan untuk membeli suatu barang atau jasa yang dibutuhkannya. Keputusan konsumen untuk membeli dipengaruhi oleh beberapa faktor. Lokasi yang mudah dijangkau oleh konsumen, produk yang istimewa dan berkualitas, sikap ramah dan sopan dari karyawan yang bertugas, serta adanya berbagai fasilitas – fasilitas pelayanan yang baik akan menarik minat konsumen untuk melakukan penelitian. PT Surya Wigen Perdana Batam sebagai salah satu dari banyak percetakan di Batam harus menghadapi dinamika persaingan yang ketat dengan percetakan lainnya. Dengan semakin meningkatnya persaingan, maka semakin penting peranan kebijakan lokasi dan produk dalam memasarkan barang atau jasa yang diperdagangkan. Lokasi yang strategis akan menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian. Sedangkan menjaga kualitas produk merupakan bagian dari pemasaran sebagai alat yang turut menentukan suksesnya suatu perusahaan agar dapat bertahan, bersaing dan menguasai pasar. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Kebijakan Lokasi dan Produk Terhadap Penggunaan Jasa Dipercetakan PT Surya Wigen Perdana Batam.” 10 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Kebijakan lokasi dan produk berpengaruh positif dan Signifikan terhadap keputusan konsumen. Faktor – faktor dominan yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan jasa di percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam. 1.3 Batasan masalah Fokus penelitian ini adalah menganalisis pengaruh dua variabel yaitu kebijakan lokasi dan produk terhadap keputusan konsumen menggunakan jasa di percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam. 1.4 Rumusan masalah Sejauh mana pengaruh lokasi terhadap keputusan konsumen dalam menggunakan jasa di percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam ? Sejauh mana pengaruh produk terhadap keputusan konsumen dalam menggunakan jasa di percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam ? Faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan jasa di percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam ? 11 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Secara Teoritis Memperjelas penerapan konsep kebijakan lokasi dan produk terhadap keputusan penggunaan jasa di percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam. 1.5.2 Secara Praktis Sebagai bahan pertimbangan bagi penulis : Sebagai suatu eksperimen yang dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya. Dapat menambah wawasan dan pengalaman baru yang nantinya dapat dijadikan modal dalam meningkatkan proses belajar sesuai disiplin ilmu penulis. Bagi Fakultas / Universitas 1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan atau sumbangan pemikiran yang konstruktif bagi civitas akademika. 2) Sebagai bahan informasi penggunaan strategi yang cocok untuk pengembangan usaha terutama bagi pemerhati ilmu pengetahuan sosial dan businessman. Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen PT Surya Wigen Perdana Batam untuk mengetahui pengaruh kebijakan lokasi dan 12 produk dalam meningkatkan jumlah pelanggan yang berkunjung, yang pada akhirnya berguna bagi tujuan jangka panjang perusahaan. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan 1) Sebagai kontribusi nuansa dan wacana baru bagi perkembangan dan pengembangan metode serta konsep ilmu pemasaran. 2) Dapat memberi tambahan informasi atau masukan untuk menciptakan berbagai macam peluang memuaskan konsumen. 1.6 Tujuan penelitian o Untuk mengetahui pengaruh kebijakan lokasi terhadap keputusan penggunaan jasa di percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam. o Untuk mengetahui pengaruh produk terhadap keputusan penggunaan jasa di percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam. o Untuk mengetahui faktor manakah yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan jasa dipercetakan PT Surya Wigen Perdana Batam. 13 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian Yasin (2004) yang menganalisis pengaruh produk dan saluran distribusi terhadap volume penjualan sepatu di kecamatan Medan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dan disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara model produk, mutu produk, kelancaran distribusi dan luas distribusi terhadap volume penjualan. Selanjutnya, penelitian dengan judul pengaruh atribut toko terhadap minat beli konsumen pada Swalayan Sami Makmur Palur Karanganyar, dilakukan oleh Sularko (2004). Penelitian ini dilakukan terhadap 100 orang sampel, dengan independent variabel yang terdiri dari: kelengkapan barang, pelayanan, harga, lokasi toko, dan kualitas barang. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh positif dan signifikan dari kelengkapan barang, harga, lokasi toko dan kualitas barang terhadap minat beli konsumen. sedangkan variabel pelayanan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat beli konsumen. Variabel atribut toko yang paling dominan dalam mempengaruhi minat beli konsumen adalah lokasi toko. 14 2.1.1 Pengertian Pemasaran dan Kebijakan Pemasaran Bagi sebuah perusahaan bisnis, aktivitas pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting dan merupakan fungsi pokok dalam perusahaan. bagaimanapun bagusnya fungsi – fungsi lain dalam sebuah perusahaan tetapi kalau tidak diikuti teori lokasi dari August Losch (dalam Muhammad, 2008) “melihat persoalan dari sisi permintaan (pasar)”. Losch mengatakan bahwa “lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Makin jauh dari tempat penjual, konsumen semakin enggan membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual semakin mahal”. Selanjutnya D.M Smith (dalam Muhammad, 2008) memperkenalkan “teori lokasi memaksimumkan laba dengan menjelaskan konsep average cost (biaya rata – rata) dan average revenue (penerimaan rata – rata) yang terkait dengan lokasi”. Dengan asumsi jumlah produksi adalah sama maka dapat dibuat kurva biaya rata – rata (perunit produksi) yang bervariasi dengan lokasi. selisih antara average revenue dikurangi average cost adalah tertinggi maka itulah lokasi yang memberikan keuntungan maksimal. Lamb et.al., (2001) menyatakan bahwa memilih tempat atau lokasi yang baik merupakan keputusan yang penting, karena : Tempat merupakan komitmen sumber daya jangka panjang yang dapat mengurangi fleksibilitas masa depan usaha. 25 Lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan dimasa depan. Area yang dipilih haruslah mampu untuk tumbuh dari segi ekonomi sehingga ia dapat mempertahankan kelangsungan hidup usaha. Lingkungan setempat dapat saja berubah setiap waktu, jika nilai lokasi memburuk, maka lokasi usaha harus dipindahkan atau ditutup. Menurut Kotler (2005), “salah satu kunci menuju sukses adalah lokasi. Lokasi dimulai dengan memilih komunitas”. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik, dan sebagainya. Kadang – kadang bukan profil ekonomi atau iklim politik yang membuat sebuah komunitas, tetapi malah lokasi geografisnya. Setelah menempatkan usaha disuatu kawasan atau komunitas geografisnya, harus dipilih sebuah lokasi yang baik. Faktor – faktor yang mempengaruhi tempat menurut Lamb Et. Al., (2001) adalah : 1) Karakteristik sosio ekonomis disekitarnya 2) Arus lalu lintas 3) Biaya tanah 4) Peraturan kawasan2 5) Transportasi publik 26 Penampilan sebuah toko sangat membantu menentukan citra usaha tersebut dalam benak konsumen. Elemen utama dari sebuah toko adalah suasana (atmosfer) lingkungan usaha. Lamb et.al., (2001) menyatakan suasana (atmosfer) adalah “kesan keseluruhan yang disampaikan oleh tata fisik toko, dekorasi, dan lingkungan sekitarnya”. Suasana dapat menciptakan perasaan yang santai atau sibuk, kesan mewah atau efisiensi, sikap ramah ataupun dingin, terorganisir atau kacau atau suasana hati yang menyenangkan atau serius. Tata letak adalah salah satu kunci keberhasilan, karena tata letak toko yang efektif akan menjamin kenyamanan dan kemudahan, dan juga mempunyai pengaruh besar pada pola lalu lintas pelanggan dan perilaku belanja. Tata letak juga termasuk dimana produk harus ditempatkan di dalam toko. 2.1.2 Produk 2.1.3 Pengertian Produk Perusahaan memproduksi barang atau jasa yang disebut sebagai produk. Produk yang telah di produksi harus dijual kepada konsumen atau pengguna dan di manfaatkan dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Produk memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa adanya produk perusahaan tidak akan dapat melakukan apapun dari usahanya. Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk di perhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler dan Amstrong, 2005). Swastha (2002) mengartikan “produk 27 sebagai suatu sifat kompleks baik yang dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya”. Mc Charty dan Perreault (dalam Manalu, 2008) menyatakan bahwa produk merupakan hasil dari produksi yang akan dilemparkan kepada konsumen untuk di distribusikan dan dimanfaatkan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya. Karena pelanggan membeli kepuasaan produk berarti segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dihasilkan produsen baik berupa barang maupun jasa yang didistribusikan kepasar guna memenuhi kebutuhan konsumen. 2.1.4 Keputusan Produk Beberapa hal yang menyangkut keputusan produk yang perlu diperhatikan antara lain : a. Atribut produk Mutu produk Design produk / Model produk Sifat / Ciri produk b. Kemasan c. Pelayanan (Kotler, 2005) 28 Selanjutnya Kotler (2005) menyatakan ada 2 hal penting dalam menyusun kombinasi produk, yaitu : a. Peranan produk dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan b. Peranan produk dalam menunjang keberhasilan penjualan a) Atribut produk Kualitas / mutu produk Produk yang berkualitas merupakan sesuatu yang didambakan konsumen.menurut Chase dan Aqualius (dalam Manalu, 2008) bahwa konsep mutu telah mengalami pergeseran. Konsep yang lama memandang mutu sebagai derajat kesesuaian antara produk yang dihasilkan dengan spesifikasi atau rencana yang telah ditentukan produsen sebelumnya. Semakin tinggi derajat kecocokan produk dengan spesifikasi mutu (standar) yang telah ditetapkan semakin tinggi pula mutu produk yang bersangkutan. Sedangkan konsep yang baru, memaknai mutu adalah derajat kemampuan suatu produk memberikan rasa puas kepada pemakainya.semakin tinggi derajat kepuasan yang diterima konsumen atas pemakaian suatu produk, mengindikasikan produk semakin bermutu. Jika pada konsep yang lama mutu ditetapkan oleh produsen, maka pada konsep yang baru mutu dipandang atau ditentukan berdasarkan penilaian konsumen. Konsep mutu yang baru ini merupakan orientasi produsen saat ini dalam menjalankan aktivitas produksinya. 29 Dalam hubungannya dengan peningkatan mutu, produsen mempunyai dua tugas dalam mengembangkan produk, yaitu : Memutuskan seberapa tinggi mutu produk yang diinginkan, yaitu seberapa tinggi kriteria kerja (misalnya : manfaat, kecepatan yang harus dipenuhi produsen). Mewujudkan mutu produk tersebut, menurut Mc.Charty dan Perreault (dalam Manalu, 2008) dalam memutuskan seberapa tinggi mutu produk produsen harus bertitik tolak pada sudut pandang pemasaran untuk mempertimbangkannya. Artinya perusahaan harus menyelidiki beragam keinginan konsumen terhadap berbagai atribut kemampuan kerja dan bagaimana posisi produk bersaing. Design Produk Cara lain untuk memperjelas kekhasan produk ialah lewat design produk. design berpegang pada anggapan “bentuk ditentukan fungsi” dari produk. Design yang bagus berkontribusi kepada manfaat yang diberikan produk dan sekaligus menjadi daya tarik produk. Dengan demikian, design yang bagus dapat menarik perhatian konsumen, memperbaruhi minat konsumen, menurunkan biaya dan mengkombinasikan berbagai variasi produk ke dalam pasar sasaran (Mc.Charty dan Perreault, dan Manalu, 2008). Model produk adalah gaya yang sedang popular dan berlaku dalam suatu bidang bisnis (Kotler, 2005) model produk biasanya berjalan melewati 3 tahap, yakni : tahap Eksklusif, tahap peniruan, dan tahap model missal, 30 yang keseluruhannya perlu mendapat perhatian bagi produsen (Chester R Wasson, dan Kotler, 2005). Tahap Eksklusif Tahap eksklusif adalah periode dimana konsumen menaruh perhatian kepada sesuatu yang baru untuk diterapkan pada mereka sendiri sehingga kelihatan berbeda dari konsumen yang lain. Produk dibuat dengan pesanan khusus atau di produksi dengan jumlah yang terbatas. Tahap Peniruan Tahap yang dimana konsumen yang lain ikut masuk menyamai atau menandai golongan pelopor model tadi. Pada tahap ini para produsen lain mulai produksi dalam jumlah yang lebih banyak. Tahap Model Missal Tahap yang dimana model sudah menjadi popular dan produsen mulai memproduksi secara besar besaran. Jadi model cenderung untuk berkembang perlahan, tetapi popular untuk sementara waktu dan menurun pelan- pelan. Sifat / Ciri Produk Ciri produk bagi usaha pemasaran merupakan satu cara memenangkan persaingan, karena hal ini adalah alat untuk membedakan produk perusahaan dengan produk saingan. Menjadi produsen pertama yang memperkenalkan ciri baru yang memang dibutuhkan dan bernilai tinggi adalah salah satu strategi paling efektif dalam memenangkan persaingan. 31 b) Kemasan Kemasan adalah wadah atau bungkus yang dirancang dan diproduksi oleh perusahaan untuk suatu produk. Kemasan yang di design dengan bagus mampu menciptakan nilai tersendiri bagi konsumen serta arti promosional bagi produsen. c) Pelayanan Pelayanan adalah berbagai kemudahan yang diberikan oleh perusahaan terhadap konsumennya, baik dalam bentuk fisik maupun non fisik. Ciri – ciri pelayanan yang baik ada 9 (Kasmir, 2004) : 1) Memiliki karyawan yang baik 2) Adanya sarana dan prasarana yang baik 3) Bertanggung jawab kepada setiap pelanggan 4) Memberikan pelayanan yang baik 5) Mampu berkomunikasi 6) Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi 7) Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik 8) Memahami kebutuhan pelanggan 9) Memberikan kepercayaan kepada pelanggan 2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Pengambilan keputusan konsumen (customer decision marking) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi 32 dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Ada empat faktor yang mempengaruhi konsumen (Amir, 2005), yaitu : 1) Faktor Kebudayaan Budaya masyarakat tertentu dapat membentuk perilaku konsumen. Dalam faktor kebudayaan, ada komponen budaya itu sendiri, yaitu Sub – budaya dan kelas sosial. Komponen sub – budaya dalam konteks masyarakat indonesia, bisa kita anggap suku – suku tertentu yang memiliki budaya sendiri. Sementara itu, Kotler merumuskan kelas sosial sebagai pengelompokan masyarakat yang mempunyai minat, nilai – nilai serta perilaku yang serupa, dan dikelompokkan secara berjenjang. 2) Faktor Sosial Individu adalah makhluk sosial. Individu pada dasarnya mendapatkan pengaruh dari orang – orang disekitarnya saat membeli barang. Ada tiga aspek dalam faktor sosial, yaitu kelompok rujukan, keluarga, serta peran dan status. 3) Faktor Pribadi a) Usia dan Siklus Hidup Individu mengambil beberapa tahapan dalam siklus hidupnya. Berbagai tahapan dalam pribadi seseorang ini membutuhkan produk dan jasa yang berbeda – beda. 33 b) Pekerjaan Setiap orang memiliki cita – cita tertentu tentang pekerjaannya. Namun banyak yang tidak dapat merealisasikan cita – cita itu. Orang bisa bekerja dengan cita – cita atau tidak, namun yang jelas ia memerlukan barang – barang yang sesuai dengan pekerjaannya. c) Gaya hidup Pemasar bisa menganalisis gaya hidup seseorang dari bagaimana orang itu beraktivitas maupun dari opini mereka. d) Pribadi dan konsep diri Kepribadian merupakan karakter – karakter khusus yang ada pada individu, dan biasanya tidak mudah untuk berubah. Konsep diri adalah bagaimana seseorang beropini terhadap dirinya. 4) Faktor Psikologis Faktor psikologis mempunyai peran yang sangat signifikan pada perilaku konsumen. Dari sekian banyak bidang dalam psikologi, kepercayaan dan sikap, motivasi, persepsi, dan pembelajaran (learning) merupakan empat hal utama yang perlu di pelajari. 2.2.1 Tahap – Tahap dalam Proses Pengambilan Keputusan Secara teoritis setiap kali seseorang membeli suatu barang dan jasa, ia berharap barang atau jasa tersebut akan mampu memberikan kegunaan maksimum. dengan kata lain, setiap konsumen adalah rational economic man yang memiliki 34 alasan rasional dan membuat pilihan rasional dalam setiap pembelian produk dan jasa (Tjiptono, 2005). Menurut Setiadi (2003) proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian yang secara rinci diuraikan sebagai berikut : 1) Pengenalan Masalah Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi yang sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkan. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dan kebutuhan normal seseorang, yaitu rasa lapar, dahaga atau seks meningkat hingga tingkat tertentu dan berubah menjadi dorongan, suatu kebutuhan dapat juga timbul karena disebabkan rangsangan eksternal seseorang yang melewati sebuah toko roti dan melihat roti yang baru selesai dibakar dapat merangsang rasa lapar. 2) Pencarian Informasi Konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Dapat di bedakan dua tingkat yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang – sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat. Pencarian informasi secara aktif dimana ia mencari bahan – bahan bacaan, menelepon teman – temannya, dan melakukan kegiatan – kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain. 35 umumnya jumlah aktivitas pencarian konsumen akan meningkat kebersamaan dengan konsumen berpindah dari situasi pemecahan masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang ekstensif. Sumber – sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu : a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan. b. Sumber komersil : iklan, tenaga penjual, penyalur, kemasan dan pameran. c. Sumber umum : media massa, organisasi konsumen. d. Sumber pengalaman : pernah menangani, menguji, Menggunakan produk. 3) Evaluasi Alternatif Setelah memiliki informasi yang cukup lengkap, biasanya konsumen mengevaluasi alternatif yang ada. Dalam mengevaluasi konsumen dapat menggunakan kalkulasi yang ketat dan berpikir tentang barang yang akan dibeli, namun ada kalanya konsumen hanya mengandalkan intuisi saja dan bersikap impulsive. 4) Keputusan Membeli Konsumen pada tahap evaluasi membentuk preferensi terhadap merek merek yang terdapat pada perangkat pilihan.konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Walau 36 demikian dua faktor dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang utama ialah sikap orang lain. Sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal : Intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen. Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Semakin tinggi intensitas sikap negatif orang lain semakin besar kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan pembeliannya. 5) Perilaku Sesudah Membeli Konsumen yang melakukan pembelian terhadap suatu produk, maka konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan – tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasaran. 6) Kepuasan Sesudah Membeli Konsumen setelah membeli suatu produk, mungkin mendeteksi adanya sesuatu yang cacat. Beberapa pembeli tidak akan menginginkan produk cacat tersebut, yang lainnya akan bersifat netral dan beberapa bahkan mungkin melihat cacat itu sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari produk. Konsumen akan merasa sangat puas, cukup puas atau tidak puas atas suatu pembelian. Keputusan pembelian merupakan fungsi dari 37 dekatnya antar harapan dan pembeli tentang produk dan kemampuan dari produk tersebut. 7) Tindakan Sesudah Pembelian Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku. Konsumen jika puas, maka akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. 2.3 Kerangka Pemikiran Pemasaran yang dilakukan oleh suatu lembaga bisnis memiliki peran penting dalam menunjang keberhasilan pencapaian tujuan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kotler (2005) bahwa konsep pemasaran merupakan kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan pemenuhan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari pada pesaing. Menurut Kotler (2005), pemasaran harus dijabarkan dalam program pemasaran yakni bauran pemasaran sebagai salah satu konsep kunci dalam teori pemasaran modern. Bauran pemasaran adalah serangkaian alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai sasaran. Program pemasaran membagi empat komponen utama bauran pemasaran (marketing mix) yakni : produk (product), harga (price), promosi (promotion), tempat atau lokasi (place). 38 Produk merupakan wujud dari kegiatan produksi baik berupa barang maupun jasa. Harga adalah nilai yang ditetapkan untuk suatu produk yang akan dipasarkan. promosi merupakan aktivitas memperkenalkan produk yang dihasilkan kepada para calon konsumen. Sedangkan tempat atau lokasi adalah letak usaha atau tempat dimana perusahaan melakukan penjualan produk. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan sebagai kerangka pemikiran dalam penelitian ini seperti pada gambar 2.1. Kebijakan Lokasi (X1) H1 H3 Produk (X2) H2 Keputusan konsumen menggunakan jasa di percetakan PT. Surya Wigen Perdana Batam (Y) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak di uji kebenarannya melalui riset. Dikatakan jawaban sementara, karena hipotesis pada dasarnya merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah, sedangkan kebenaran dari hipotesis perlu di uji terlebih dahulu melalui analisis data (Suliyanto, 2006). Berdasarkan kerangka pemikiran yang dikemukakan di atas maka hipotesis penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 39 H1 : Adanya pengaruh yang signifikansi kebijakan lokasi terhadap penggunaan jasa di percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam. H2 : Adanya pengaruh yang signifikansi produk terhadap penggunaan jasa dipercetakan PT Surya Wigen Perdana Batam. H3 : Produk memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap penggunaan jasa di PT Surya Wigen Perdana Batam. 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Sugiono (2006) menyatakan bahwa penelitian adalah segala sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkna oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Pada dasarnya variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang menjadi fokus penelitian untuk di amati. Berdasarkan perumusan masalah, kerangka konseptual dan hipotesis yang di ajukan maka variabel – variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Variabel bebas (Independent Variabel), yaitu faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan penggunaan jasa di percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam, terdiri atas : kebijakan lokasi (X1) dan produk (X2). b) Variabel terikat (Dependent Variabel), yaitu keputusan penggunaan jasa di percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam (Y). 3.1.1 Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini terdapat satu variabel dependen yaitu keputusan penggunaan dan dua variabel independen yaitu, kebijakan lokasi dan produk. Adapun definisi operasional dari masing – masing variabel dependen dan independen di atas adalah sebagai berikut : 41 2 a. Kebijakan Lokasi (X1) Kombinasi kegiatan yang dilakukan oleh PT Surya Wigen Perdana Batam sehubungan dengan tempat atau lokasi perusahaan beroperasi. b. Produk (X2) Kombinasi kegiatan yang di lakukan oleh PT Surya Wigen Perdana Batam sehubungan dengan produk yang dihasilkannya. c. Keputusan Penggunaan Jasa (Y) Proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. TABEL 3.1 Indikator Variabel Variabel Indikator Skala Pengukuran Kebijakan Lokasi (X1) Keterjangkauan Layout (tata letak toko) fasilitas Likert Produk (X2) Likert Keputusan konsumen menggunakan jasa di percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam (Y) Mengunjungi PT Surya Wigen Perdana Batam dan melakukan pembelian Kualitas Sifat / ciri produk Design Pelayanan Likert 3 3.1.2 Skala Pengukuran Variabel Adapun yang menjadi skala pengukuran data dalam penelitian ini adalah Skala Likert, sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2006 ). Dalam melakukan penelitian terhadap variabel – variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberi skor. Skala likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang diberi skor (Sugiono, 2006), yaitu : 3.2 a. Jawaban Sangat Setuju : diberi skor 5 b. Jawaban Setuju : diberi skor 4 c. Jawaban Ragu – Ragu : diberi skor 3 d. Jawaban Tidak Setuju : diberi skor 2 e. Jawaban Sangat Tidak Setuju : diberi skor 1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Surya Wigen Perdana Batam yang berlokasi di ruko citra kota mas blok A1 No.8 – Batam Centre. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei 2016 sampai Juli 2016. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen PT Surya Wigen Perdana Batam dalam satu minggu yang mencapai 100 orang (±14orang/hari). Data 4 tersebut diperoleh berdasarkan wawancara dengan pihak manajemen PT Surya Wigen Perdana Batam. 3.3.2 Sampel Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan rumus slovin (Umar, 2005) , yaitu : n = N/(1+Ne²) Dimana : n N E = = = Jumlah Sampel Ukuran Populasi Standart Error = 10% Sehingga jumlah sampel menjadi : n n = 100/ (1+100x10%²) = 50 orang Pada penelitian ini jumlah sampel adalah 50 orang. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode Purposive Sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu (Sugiyono, 2006). 3.4 Jenis Dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan 2 jenis data yaitu, Data Primer dan Data Sekunder. a) Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek Penelitian, yaitu PT Surya Wigen Perdana Batam. Data primer di peroleh dengan memberikan daftar pertanyaan (kuesioner). b) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi baik 5 dari buku, jurnal, majalah dan situs internet yang dapat mendukung penelitian ini. 3.5 Teknik Pengumpulan Data a) Daftar Pertanyaan (kuesioner) Pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada responden yang terpilih, yakni kepada konsumen pengguna jasa (sampel) yang terpilih. b) Observasi merupakan metode penelitian dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada obyek penelitian. c) Studi Pustaka Mengumpulkan data dan informasi dari buku – buku, tulisan ilmiah, dan internet yang memiliki relevansi dengan penelitan. 3.6 Instrumen Penelitian Uji validitas dan Reliabilitas di lakukan untuk menguji apakah suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrument penelitian. Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya di ukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya untuk mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subyek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda (Jogiyant, 2004). Dalam pengujian validitas dan reliabilitas ini ditentukan sampel sebanyak 50 6 orang. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS V.16, dengan kriteria sebagai berikut : 1) Jika r hitung > r table, maka pertanyaan dinyatakan valid. 2) Jika r hitung < r table, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS V.16, Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut : 1) Jika r alpha positif atau lebih besar dari r table, maka pertanyaan Reliabel. 3.7 Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif Yaitu salah satu metode analisis dengan cara data yang disusun dan dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian. b. Metode Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengadakan prediksi nilai dari variabel terikat yaitu keputusan penggunaan jasa di percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam (Y) dengan ikut memperhitungkan nilai – nilai variabel bebas yang terdiri dari lokasi (X1) dan produk (X2) sehingga dapat diketahui pengaruh positif atau negatif faktor – faktor tersebut terhadap 7 keputusan menggunakan jasa di percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS (Statistic Product and Service Solution) 16.00 for windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut : Y1 = a + b1 X1 + b2 X2 + e Gambar. 3.1 Dimana : Y = keputusan penggunaan jasa dipercetakan dan pelayanan dokumen PT Surya Wigen Perdana Batam. X1 = Kebijakan lokasi X2 = produk a = Konstanta b1b2 = Koefisien regresi variabel X e = error term Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada didalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima. Dalam analisis regresi ada 3 jenis kriteria ketepatan, yaitu : 3.7.1 Uji Signifikan (F) Uji F statistil dilakukan untuk melihat secara bersama – sama apakah ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel 8 terikat (Y). model hipotesis yang digunakan dalam uji F-statistik ini adalah : H0 : b1 = b2 = 0 Artinya, variabel bebas (X1 dan X2) yaitu berupa variabel kebijakan lokasi dan produk secara bersama – sama tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y), yaitu keputusan penggunaan jasa percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam. Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0 Artinya, variabel bebas (X1 dan X2) yaitu berupa variabel kebijakan lokasi dan produk secara bersama – sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y), yaitu keputusan penggunaan jasa percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam. Nilai F statistik akan dibandingkan dengan nilai F tabel dengan tingkat kesalahan (α) = 5%. Kriteria uji yang digunakan : H0 diterima apabila F0 < F tabel Ha diterima apabila F0 >F tabel 3.7.2 Uji Signifikan Individual (Uji-T) Dilakukan untuk menguji setiap variabel bebas (X1) apakah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y1) secara parsial. Bentuk pengujiannya adalah : H0 :b1, b2 = 0 Artinya, secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2) yaitu berupa variabel kebijakan lokasi dan produk terhadap 9 keputusan penggunaan jasa percetakan di PT Surya Wigen Perdana Batam, yaitu variabel terikat (Y). Ha : b1, b2 ≠ 0 Artinya, secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2) yaitu yang berupa variabel kebijakan lokasi dan produk terhadap keputusan penggunaan jasa percetakan di PT Surya Wigen Perdana Batam, yaitu variabel terikat (Y). Kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5% Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5% 3.7.3 Pengujian Koefisien Determinan (R2) Koefisiensi determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1 dan X2) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.