PENGARUH KEBIJA KEPUTUSAN PENGGU Diajukan Sebagai

advertisement
PENGARUH KEBIJAKAN LOKASI DAN PRODUK TERHADAP
KEPUTUSAN PENGGUNAAN JASA DI PERCETAKAN PT SURYA
WIGEN PERDANA BATAM
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya
Oleh :
RINI
NIM. 11002731
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
2016
1
ABSTRAK
Pengaruh Kebijakan Lokasi dan Produk Terhadap Keputusan
Penggunaan Jasa Di Percetakan
PT SURYA WIGEN PERDANA BATAM
Rini
[email protected]
Pembimbing : Rona Tanjung, S.Kom., M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
kebijakan lokasi dan produk secara simultan terhadap keputusan penggunaan
jasa percetakan menggunakan jasa di percetakan PT.Surya Wigen Perdana
Batam dan untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi
keputusan penggunaan jasa percetakan menggunakan jasa percetakan PT
Surya Wigen Perdana Batam.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah : kebijakan lokasi dan produk
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen
menggunakan jasa percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel kebijakan
lokasi dan variabel produk secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan konsumen pengguna jasa percetakan PT Surya Wigen
Perdana Batam. Dari hasil penelitian juga diperoleh bahwa produk (X2)
merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan konsumen
pengguna jasa percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam.
Kata Kunci : Kebijakan Lokasi, Produk dan Keputusan Konsumen.
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Bisnis percetakan merupakan industri yang berkembang secara cepat dan
dinamis dalam kehidupan modern di kota – kota besar, karena hampir setiap aspek
kehidupan kota memerlukan jasa percetakan dan dokumentasi, sehingga pada saat ini
di kota Batam terdapat banyak perusahaan percetakan,baik dalam skala besar maupun
dalam
skala
kecil.
Perkembangan
jumlah
perusahaan
percetakan
tersebut
mengakibatkan semakin tingginya pesaingan usaha di antara mereka.
Kondisi kompetisi yang semakin ketat, membuat para pelaku pasar dan
produsen berlomba untuk memenangkan persaingan yang sangat ketat ini. Salah satu
upaya untuk merebut pangsa pasar yaitu dengan lokasi usaha yang strategis. Lokasi
adalah letak usaha atau penjualan barang yang ditentukan perusahaan sehingga dapat
dijangkau oleh konsumen. Lokasi yang strategis diartikan sebagai letak yang dapat di
jangkau oleh konsumen dan memberikan berbagai kemudahan bagi konsumen dalam
memenuhi kebutuhannya. Lokasi yang mudah dijangkau oleh konsumen akan
menjadi pilihan utama dalam melakukan pembelian.
Ada berbagai fakor penting untuk menentukan lokasi pemasaran khususnya
pada perusahaan jasa, yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Faktor –
faktor itu meliputi potensi pasar, kondisi lingkungan di sekitar wilayah pemasaran
3
kelancaran arus transportasi, fasilitas parkir yang tersedia dan adanya lembaga
kegiatan lain yang berada dilokasi pemasaran seperti perusahaan – perusahaan lain
yang beroperasi melaksanakan kegiatan operasionalnya.
Selain lokasi usaha yang strategis, produk merupakan elemen kunci dalam
pengawasan pasar. Bagi pelanggan salah satu penilaian penawaran adalah
keistimewaan dan kualitas produk. Keistimewaan produk menunjukkan ciri khas
suatu produk yang dihasilkan perusahaan, sedangkan kualitas produk menunjukkan
mutu yang terkandung dari poduk perusahaan. Produk – produk yang tidak memiliki
keistimewaan dan kualitas yang tinggi akan mudah ditinggal konsumen. Oleh karena
itu tidak ada pilihan lain bagi perusahaan yang ingin bertahan dalam persaingan
selain harus bisa menghasilkan produk berkualitas yang bisa di terima konsumen.
PT Surya Wigen Perdana Batam merupakan salah satu perusahaan percetakan
yang telah beroperasi di Batam sejak tahun 2012. Perusahaan ini selalu
mengutamakan kepuasaan pelanggan ( customer satisfaction ) dan berusaha
memberikan pelayanan yang memuaskan ( service excellent ), melalui peningkatan
kualitas produk, penyediaan peralatan baru dan modern serta tepat waktu.
Kegiatan produksi perusahaan ini pada awalnya hanya sablon, penjilitan tetapi
seiring dengan berjalannya waktu maka permintaan pelanggan semakin komplit dan
perusahaan ini pun meningkatkan layanannya dengan menyediakan mesin fotocopy
dan mesin cetak offset.
8
Hingga saat ini perusahaan terus berkembang dan mampu mengikuti trend
teknologi percetakan, yaitu dengan menyediakan mesin fotocopy tercanggih,
laminating, alat untuk menjilid ring, mesin scanner dengan kualitas terbaik serta
kelengkapan percetakan dan layanan dokumen terbaru lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajemen PT Surya Wigen
Perdana Batam, perusahaan ini telah mengalami kemajuan dari tahun ke tahun karena
tempatnya sangat strategis untuk mengembangkan bisnis percetakan. Dekat dengan
Kampus Politeknik Batam, Sekolah Yos Sudarso dan Sekolah Global Asia. Sekarang
PT Surya Wigen Perdana Batam memiliki pangsa pasar dari berbagai kalangan.
Fasilitas pelayanan juga merupakan faktor mempengaruhi konsumen dalam
memutuskan pembelian. Fasilitas pelayanan adalah sebagai kemudahan yang
diberikan oleh perusahaan terhadap konsumennya, baik dalam bentuk fisik maupun
non fisik. Berbagai fasilitas penunjang pelayanan yang disediakan oleh PT Surya
Wigen Perdana Batam diantaranya adalah ruang tunggu yang nyaman, kamar mandi
yang bersih, ketersediaan alat tulis kantor yang lengkap serta karyawan yang
memberikan pelayanan dengan cepat kepada setiap pembeli.
Selain fasilitas pelayanan dalam bentuk fisik tersebut, juga dibutuhkan
pelayanan non fisik, yaitu kemampuan berkomunikasi dari setiap karyawan yang
bertugas didalam perusahaan itu sendiri. Kemampuan berkomunikasi yang dimaksud
dalam hal ini adalah bagaimana karyawan tersebut membantu setiap pelanggan yang
9
berkunjung sehingga memudahkan pelanggan dalam mendapatkan pelayanan sesuai
kebutuhannya serta sikap ramah dan sopan kepada setiap pengunjung.
Keputusan konsumen untuk membeli merupakan sikap konsumen yang
memutuskan untuk membeli suatu barang atau jasa yang dibutuhkannya. Keputusan
konsumen untuk membeli dipengaruhi oleh beberapa faktor. Lokasi yang mudah
dijangkau oleh konsumen, produk yang istimewa dan berkualitas, sikap ramah dan
sopan dari karyawan yang bertugas, serta adanya berbagai fasilitas – fasilitas
pelayanan yang baik akan menarik minat konsumen untuk melakukan penelitian.
PT Surya Wigen Perdana Batam sebagai salah satu dari banyak percetakan di
Batam harus menghadapi dinamika persaingan yang ketat dengan percetakan lainnya.
Dengan semakin meningkatnya persaingan, maka semakin penting peranan kebijakan
lokasi dan produk dalam memasarkan barang atau jasa yang diperdagangkan. Lokasi
yang strategis akan menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian.
Sedangkan menjaga kualitas produk merupakan bagian dari pemasaran sebagai alat
yang turut menentukan suksesnya suatu perusahaan agar dapat bertahan, bersaing dan
menguasai pasar.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Kebijakan Lokasi dan Produk
Terhadap Penggunaan Jasa Dipercetakan PT Surya Wigen Perdana Batam.”
10
1.2
Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
 Kebijakan lokasi dan produk berpengaruh positif dan Signifikan
terhadap keputusan konsumen.
 Faktor – faktor dominan yang mempengaruhi keputusan konsumen
dalam menggunakan jasa di percetakan PT Surya Wigen Perdana
Batam.
1.3
Batasan masalah
Fokus penelitian ini adalah menganalisis pengaruh dua variabel yaitu
kebijakan lokasi dan produk terhadap keputusan konsumen menggunakan jasa
di percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam.
1.4
Rumusan masalah
 Sejauh mana pengaruh lokasi terhadap keputusan konsumen dalam
menggunakan jasa di percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam ?
 Sejauh mana pengaruh produk terhadap keputusan konsumen dalam
menggunakan jasa di percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam ?
 Faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi keputusan
konsumen dalam menggunakan jasa di percetakan PT Surya Wigen
Perdana Batam ?
11
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1
Secara Teoritis

Memperjelas penerapan konsep kebijakan lokasi dan produk terhadap
keputusan penggunaan jasa di percetakan PT Surya Wigen Perdana
Batam.
1.5.2
Secara Praktis
Sebagai bahan pertimbangan bagi penulis :

Sebagai suatu eksperimen yang dapat dijadikan sebagai salah satu
acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

Dapat menambah wawasan dan pengalaman baru yang nantinya dapat
dijadikan modal dalam meningkatkan proses belajar sesuai disiplin
ilmu penulis.

Bagi Fakultas / Universitas
1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan atau
sumbangan pemikiran yang konstruktif bagi civitas akademika.
2) Sebagai bahan informasi penggunaan strategi yang cocok untuk
pengembangan usaha terutama bagi pemerhati ilmu pengetahuan
sosial dan businessman.

Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen PT Surya Wigen
Perdana Batam untuk mengetahui pengaruh kebijakan lokasi dan
12
produk dalam meningkatkan jumlah pelanggan yang berkunjung, yang
pada akhirnya berguna bagi tujuan jangka panjang perusahaan.

Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
1) Sebagai kontribusi nuansa dan wacana baru bagi perkembangan
dan pengembangan metode serta konsep ilmu pemasaran.
2) Dapat memberi tambahan informasi atau masukan untuk
menciptakan berbagai macam peluang memuaskan konsumen.
1.6
Tujuan penelitian
o Untuk mengetahui pengaruh kebijakan lokasi terhadap keputusan
penggunaan jasa di percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam.
o Untuk mengetahui pengaruh produk terhadap keputusan penggunaan
jasa di percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam.
o Untuk mengetahui faktor manakah yang paling dominan dalam
mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan jasa
dipercetakan PT Surya Wigen Perdana Batam.
13
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian Yasin (2004) yang menganalisis pengaruh produk dan saluran
distribusi terhadap volume penjualan sepatu di kecamatan Medan dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda dan disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara model produk, mutu produk, kelancaran
distribusi dan luas distribusi terhadap volume penjualan.
Selanjutnya, penelitian dengan judul pengaruh atribut toko terhadap
minat beli konsumen pada Swalayan Sami Makmur Palur Karanganyar,
dilakukan oleh Sularko (2004). Penelitian ini dilakukan terhadap 100 orang
sampel, dengan independent variabel yang terdiri dari: kelengkapan barang,
pelayanan, harga, lokasi toko, dan kualitas barang. Hasil penelitian
menunjukan adanya pengaruh positif dan signifikan dari kelengkapan barang,
harga, lokasi toko dan kualitas barang terhadap minat beli konsumen.
sedangkan variabel pelayanan tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap minat beli konsumen. Variabel atribut toko yang paling dominan
dalam mempengaruhi minat beli konsumen adalah lokasi toko.
14
2.1.1 Pengertian Pemasaran dan Kebijakan Pemasaran
Bagi sebuah perusahaan bisnis, aktivitas pemasaran merupakan salah
satu kegiatan penting dan merupakan fungsi pokok dalam perusahaan.
bagaimanapun bagusnya fungsi – fungsi lain dalam sebuah perusahaan tetapi
kalau tidak diikuti teori lokasi dari August Losch (dalam Muhammad, 2008)
“melihat persoalan dari sisi permintaan (pasar)”. Losch mengatakan bahwa
“lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat
digarapnya. Makin jauh dari tempat penjual, konsumen semakin enggan
membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual semakin
mahal”.
Selanjutnya D.M Smith (dalam Muhammad, 2008) memperkenalkan
“teori lokasi memaksimumkan laba dengan menjelaskan konsep average cost
(biaya rata – rata) dan average revenue (penerimaan rata – rata) yang terkait
dengan lokasi”. Dengan asumsi jumlah produksi adalah sama maka dapat
dibuat kurva biaya rata – rata (perunit produksi) yang bervariasi dengan lokasi.
selisih antara average revenue dikurangi average cost adalah tertinggi maka
itulah lokasi yang memberikan keuntungan maksimal.
Lamb et.al., (2001) menyatakan bahwa memilih tempat atau lokasi
yang baik merupakan keputusan yang penting, karena :
 Tempat merupakan komitmen sumber daya jangka panjang yang dapat
mengurangi fleksibilitas masa depan usaha.
25
 Lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan dimasa depan. Area yang
dipilih haruslah mampu untuk tumbuh dari segi ekonomi sehingga ia
dapat mempertahankan kelangsungan hidup usaha.
 Lingkungan setempat dapat saja berubah setiap waktu, jika nilai lokasi
memburuk, maka lokasi usaha harus dipindahkan atau ditutup.
Menurut Kotler (2005), “salah satu kunci menuju sukses adalah lokasi.
Lokasi dimulai dengan memilih komunitas”. Keputusan ini sangat bergantung
pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik,
dan sebagainya.
Kadang – kadang bukan profil ekonomi atau iklim politik yang membuat
sebuah komunitas, tetapi malah lokasi geografisnya. Setelah menempatkan
usaha disuatu kawasan atau komunitas geografisnya, harus dipilih sebuah lokasi
yang baik.
Faktor – faktor yang mempengaruhi tempat menurut Lamb Et. Al., (2001)
adalah :
1) Karakteristik sosio ekonomis disekitarnya
2) Arus lalu lintas
3) Biaya tanah
4) Peraturan kawasan2
5) Transportasi publik
26
Penampilan sebuah toko sangat membantu menentukan citra usaha tersebut
dalam benak konsumen. Elemen utama dari sebuah toko adalah suasana (atmosfer)
lingkungan usaha. Lamb et.al., (2001) menyatakan suasana (atmosfer) adalah “kesan
keseluruhan yang disampaikan oleh tata fisik toko, dekorasi, dan lingkungan
sekitarnya”. Suasana dapat menciptakan perasaan yang santai atau sibuk, kesan
mewah atau efisiensi, sikap ramah ataupun dingin, terorganisir atau kacau atau
suasana hati yang menyenangkan atau serius.
Tata letak adalah salah satu kunci keberhasilan, karena tata letak toko yang
efektif akan menjamin kenyamanan dan kemudahan, dan juga mempunyai pengaruh
besar pada pola lalu lintas pelanggan dan perilaku belanja. Tata letak juga termasuk
dimana produk harus ditempatkan di dalam toko.
2.1.2
Produk
2.1.3
Pengertian Produk
Perusahaan memproduksi barang atau jasa yang disebut sebagai produk. Produk
yang telah di produksi harus dijual kepada konsumen atau pengguna dan di
manfaatkan dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Produk memiliki arti penting bagi
perusahaan karena tanpa adanya produk perusahaan tidak akan dapat melakukan
apapun dari usahanya.
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk di
perhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan (Kotler dan Amstrong, 2005). Swastha (2002) mengartikan “produk
27
sebagai suatu sifat kompleks baik yang dapat diraba maupun tidak dapat diraba,
termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan
perusahaan dan pengecer yang diterima pembeli untuk memuaskan keinginan dan
kebutuhannya”.
Mc Charty dan Perreault (dalam Manalu, 2008) menyatakan bahwa produk
merupakan hasil dari produksi yang akan dilemparkan kepada konsumen untuk di
distribusikan dan dimanfaatkan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya. Karena
pelanggan membeli kepuasaan produk berarti segala sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhan konsumen.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala sesuatu yang
dihasilkan produsen baik berupa barang maupun jasa yang didistribusikan kepasar
guna memenuhi kebutuhan konsumen.
2.1.4 Keputusan Produk
Beberapa hal yang menyangkut keputusan produk yang perlu diperhatikan
antara lain :
a. Atribut produk
 Mutu produk
 Design produk / Model produk
 Sifat / Ciri produk
b. Kemasan
c. Pelayanan (Kotler, 2005)
28
Selanjutnya Kotler (2005) menyatakan ada 2 hal penting dalam menyusun
kombinasi produk, yaitu :
a. Peranan produk dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan
b. Peranan produk dalam menunjang keberhasilan penjualan
a) Atribut produk
 Kualitas / mutu produk
Produk
yang
berkualitas
merupakan
sesuatu
yang
didambakan
konsumen.menurut Chase dan Aqualius (dalam Manalu, 2008) bahwa konsep mutu
telah mengalami pergeseran. Konsep yang lama memandang mutu sebagai derajat
kesesuaian antara produk yang dihasilkan dengan spesifikasi atau rencana yang telah
ditentukan produsen sebelumnya. Semakin tinggi derajat kecocokan produk dengan
spesifikasi mutu (standar) yang telah ditetapkan semakin tinggi pula mutu produk
yang bersangkutan.
Sedangkan konsep yang baru, memaknai mutu adalah derajat kemampuan
suatu produk memberikan rasa puas kepada pemakainya.semakin tinggi derajat
kepuasan yang diterima konsumen atas pemakaian suatu produk, mengindikasikan
produk semakin bermutu. Jika pada konsep yang lama mutu ditetapkan oleh
produsen, maka pada konsep yang baru mutu dipandang atau ditentukan berdasarkan
penilaian konsumen. Konsep mutu yang baru ini merupakan orientasi produsen saat
ini dalam menjalankan aktivitas produksinya.
29
Dalam hubungannya dengan peningkatan mutu, produsen mempunyai dua
tugas dalam mengembangkan produk, yaitu :

Memutuskan seberapa tinggi mutu produk yang diinginkan, yaitu seberapa
tinggi kriteria kerja (misalnya : manfaat, kecepatan yang harus dipenuhi
produsen).

Mewujudkan mutu produk tersebut, menurut Mc.Charty dan Perreault (dalam
Manalu, 2008) dalam memutuskan seberapa tinggi mutu produk produsen
harus
bertitik
tolak
pada
sudut
pandang
pemasaran
untuk
mempertimbangkannya. Artinya perusahaan harus menyelidiki beragam
keinginan konsumen terhadap berbagai atribut kemampuan kerja dan
bagaimana posisi produk bersaing.
 Design Produk
Cara lain untuk memperjelas kekhasan produk ialah lewat design produk.
design berpegang pada anggapan “bentuk ditentukan fungsi” dari produk. Design
yang bagus berkontribusi kepada manfaat yang diberikan produk dan sekaligus
menjadi daya tarik produk. Dengan demikian, design yang bagus dapat menarik
perhatian konsumen, memperbaruhi minat konsumen, menurunkan biaya dan
mengkombinasikan berbagai variasi produk ke dalam pasar sasaran (Mc.Charty dan
Perreault, dan Manalu, 2008). Model produk adalah gaya yang sedang popular dan
berlaku dalam suatu bidang bisnis (Kotler, 2005) model produk biasanya berjalan
melewati 3 tahap, yakni : tahap Eksklusif, tahap peniruan, dan tahap model missal,
30
yang keseluruhannya perlu mendapat perhatian bagi produsen (Chester R Wasson,
dan Kotler, 2005).
Tahap Eksklusif
Tahap eksklusif adalah periode dimana konsumen menaruh perhatian kepada
sesuatu yang baru untuk diterapkan pada mereka sendiri sehingga kelihatan berbeda
dari konsumen yang lain. Produk dibuat dengan pesanan khusus atau di produksi
dengan jumlah yang terbatas.
Tahap Peniruan
Tahap yang dimana konsumen yang lain ikut masuk menyamai atau menandai
golongan pelopor model tadi. Pada tahap ini para produsen lain mulai produksi dalam
jumlah yang lebih banyak.
Tahap Model Missal
Tahap yang dimana model sudah menjadi popular dan produsen mulai
memproduksi secara besar besaran. Jadi model cenderung untuk berkembang
perlahan, tetapi popular untuk sementara waktu dan menurun pelan- pelan.
 Sifat / Ciri Produk
Ciri produk bagi usaha pemasaran merupakan satu cara memenangkan
persaingan, karena hal ini adalah alat untuk membedakan produk perusahaan dengan
produk saingan. Menjadi produsen pertama yang memperkenalkan ciri baru yang
memang dibutuhkan dan bernilai tinggi adalah salah satu strategi paling efektif dalam
memenangkan persaingan.
31
b) Kemasan
Kemasan adalah wadah atau bungkus yang dirancang dan diproduksi oleh
perusahaan untuk suatu produk. Kemasan yang di design dengan bagus
mampu menciptakan nilai tersendiri bagi konsumen serta arti promosional
bagi produsen.
c) Pelayanan
Pelayanan adalah berbagai kemudahan yang diberikan oleh perusahaan
terhadap konsumennya, baik dalam bentuk fisik maupun non fisik. Ciri – ciri
pelayanan yang baik ada 9 (Kasmir, 2004) :
1) Memiliki karyawan yang baik
2) Adanya sarana dan prasarana yang baik
3) Bertanggung jawab kepada setiap pelanggan
4) Memberikan pelayanan yang baik
5) Mampu berkomunikasi
6) Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi
7) Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik
8) Memahami kebutuhan pelanggan
9) Memberikan kepercayaan kepada pelanggan
2.2
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konsumen
Pengambilan keputusan konsumen (customer decision marking) adalah
proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi
32
dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Ada empat
faktor yang mempengaruhi konsumen (Amir, 2005), yaitu :
1)
Faktor Kebudayaan
Budaya masyarakat tertentu dapat membentuk perilaku konsumen. Dalam
faktor kebudayaan, ada komponen budaya itu sendiri, yaitu Sub – budaya dan
kelas sosial. Komponen sub – budaya dalam konteks masyarakat indonesia,
bisa kita anggap suku – suku tertentu yang memiliki budaya sendiri.
Sementara itu, Kotler merumuskan kelas sosial sebagai pengelompokan
masyarakat yang mempunyai minat, nilai – nilai serta perilaku yang serupa,
dan dikelompokkan secara berjenjang.
2)
Faktor Sosial
Individu adalah makhluk sosial. Individu pada dasarnya mendapatkan
pengaruh dari orang – orang disekitarnya saat membeli barang. Ada tiga aspek
dalam faktor sosial, yaitu kelompok rujukan, keluarga, serta peran dan status.
3)
Faktor Pribadi
a)
Usia dan Siklus Hidup
Individu mengambil beberapa tahapan dalam siklus hidupnya. Berbagai
tahapan dalam pribadi seseorang ini membutuhkan produk dan jasa yang
berbeda – beda.
33
b) Pekerjaan
Setiap orang memiliki cita – cita tertentu tentang pekerjaannya. Namun
banyak yang tidak dapat merealisasikan cita – cita itu. Orang bisa bekerja
dengan cita – cita atau tidak, namun yang jelas ia memerlukan barang –
barang yang sesuai dengan pekerjaannya.
c) Gaya hidup
Pemasar bisa menganalisis gaya hidup seseorang dari bagaimana orang itu
beraktivitas maupun dari opini mereka.
d)
Pribadi dan konsep diri
Kepribadian merupakan karakter – karakter khusus yang ada pada individu,
dan biasanya tidak mudah untuk berubah. Konsep diri adalah bagaimana
seseorang beropini terhadap dirinya.
4)
Faktor Psikologis
Faktor psikologis mempunyai peran yang sangat signifikan pada perilaku
konsumen. Dari sekian banyak bidang dalam psikologi, kepercayaan dan
sikap, motivasi, persepsi, dan pembelajaran (learning) merupakan empat hal
utama yang perlu di pelajari.
2.2.1
Tahap – Tahap dalam Proses Pengambilan Keputusan
Secara teoritis setiap kali seseorang membeli suatu barang dan jasa, ia
berharap barang atau jasa tersebut akan mampu memberikan kegunaan maksimum.
dengan kata lain, setiap konsumen adalah rational economic man yang memiliki
34
alasan rasional dan membuat pilihan rasional dalam setiap pembelian produk dan jasa
(Tjiptono, 2005).
Menurut Setiadi (2003) proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan
kejadian yang secara rinci diuraikan sebagai berikut :
1)
Pengenalan Masalah
Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah
kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi yang
sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkan. Kebutuhan ini dapat
disebabkan oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dan
kebutuhan normal seseorang, yaitu rasa lapar, dahaga atau seks
meningkat hingga tingkat tertentu dan berubah menjadi dorongan,
suatu kebutuhan dapat juga timbul karena disebabkan rangsangan
eksternal seseorang yang melewati sebuah toko roti dan melihat roti
yang baru selesai dibakar dapat merangsang rasa lapar.
2)
Pencarian Informasi
Konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari
informasi lebih banyak. Dapat di bedakan dua tingkat yaitu keadaan
tingkat pencarian informasi yang sedang – sedang saja yang disebut
perhatian yang meningkat. Pencarian informasi secara aktif dimana ia
mencari bahan – bahan bacaan, menelepon teman – temannya, dan
melakukan kegiatan – kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain.
35
umumnya jumlah aktivitas pencarian konsumen akan meningkat
kebersamaan dengan konsumen berpindah dari situasi pemecahan
masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang ekstensif.
Sumber – sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi
empat kelompok, yaitu :
a. Sumber pribadi
: keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b. Sumber komersil
: iklan, tenaga penjual, penyalur,
kemasan dan pameran.
c. Sumber umum
: media massa, organisasi konsumen.
d. Sumber pengalaman : pernah menangani, menguji,
Menggunakan produk.
3) Evaluasi Alternatif
Setelah memiliki informasi yang cukup lengkap, biasanya konsumen
mengevaluasi alternatif yang ada. Dalam mengevaluasi konsumen dapat
menggunakan kalkulasi yang ketat dan berpikir tentang barang yang akan
dibeli, namun ada kalanya konsumen hanya mengandalkan intuisi saja dan
bersikap impulsive.
4) Keputusan Membeli
Konsumen pada tahap evaluasi membentuk preferensi terhadap merek merek yang terdapat pada perangkat pilihan.konsumen mungkin juga
membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Walau
36
demikian dua faktor dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan
membeli. Faktor yang utama ialah sikap orang lain. Sikap orang lain akan
mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal :

Intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan
konsumen.

Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Semakin
tinggi intensitas sikap negatif orang lain semakin besar kemungkinan
konsumen akan menyesuaikan tujuan pembeliannya.
5) Perilaku Sesudah Membeli
Konsumen yang melakukan pembelian terhadap suatu produk, maka
konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.
Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan – tindakan sesudah
pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasaran.
6) Kepuasan Sesudah Membeli
Konsumen setelah membeli suatu produk, mungkin mendeteksi adanya
sesuatu yang cacat. Beberapa pembeli tidak akan menginginkan produk
cacat tersebut, yang lainnya akan bersifat netral dan beberapa bahkan
mungkin melihat cacat itu sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari
produk. Konsumen akan merasa sangat puas, cukup puas atau tidak puas
atas suatu pembelian. Keputusan pembelian merupakan fungsi dari
37
dekatnya antar harapan dan pembeli tentang produk dan kemampuan dari
produk tersebut.
7) Tindakan Sesudah Pembelian
Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan
mempengaruhi
tingkah
laku.
Konsumen
jika
puas,
maka
akan
memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu
lagi.
2.3
Kerangka Pemikiran
Pemasaran yang dilakukan oleh suatu lembaga bisnis memiliki peran penting
dalam menunjang keberhasilan pencapaian tujuan sesuai dengan perencanaan yang
telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kotler (2005) bahwa konsep
pemasaran merupakan kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan
kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan pemenuhan kepuasan yang diinginkan
secara lebih efektif dan efisien dari pada pesaing.
Menurut Kotler (2005), pemasaran harus dijabarkan dalam program
pemasaran yakni bauran pemasaran sebagai salah satu konsep kunci dalam teori
pemasaran modern. Bauran pemasaran adalah serangkaian alat pemasaran yang
digunakan untuk mencapai sasaran. Program pemasaran membagi empat komponen
utama bauran pemasaran (marketing mix) yakni : produk (product), harga (price),
promosi (promotion), tempat atau lokasi (place).
38
Produk merupakan wujud dari kegiatan produksi baik berupa barang maupun
jasa. Harga adalah nilai yang ditetapkan untuk suatu produk yang akan dipasarkan.
promosi merupakan aktivitas memperkenalkan produk yang dihasilkan kepada para
calon konsumen. Sedangkan tempat atau lokasi adalah letak usaha atau tempat
dimana perusahaan melakukan penjualan produk.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan sebagai kerangka pemikiran dalam
penelitian ini seperti pada gambar 2.1.
Kebijakan Lokasi
(X1)
H1
H3
Produk (X2)
H2
Keputusan
konsumen
menggunakan jasa di
percetakan PT.
Surya Wigen
Perdana Batam (Y)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.4
Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak di uji kebenarannya
melalui riset. Dikatakan jawaban sementara, karena hipotesis pada dasarnya
merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan
masalah, sedangkan kebenaran dari hipotesis perlu di uji terlebih dahulu melalui
analisis data (Suliyanto, 2006).
Berdasarkan kerangka pemikiran yang dikemukakan di atas maka hipotesis
penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
39
H1
: Adanya pengaruh yang signifikansi kebijakan lokasi terhadap
penggunaan jasa di percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam.
H2
: Adanya pengaruh yang signifikansi produk terhadap penggunaan
jasa dipercetakan PT Surya Wigen Perdana Batam.
H3
: Produk memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap
penggunaan jasa di PT Surya Wigen Perdana Batam.
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Identifikasi Variabel Penelitian
Sugiono (2006) menyatakan bahwa penelitian adalah segala sesuatu hal yang
berbentuk apa saja yang ditetapkna oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Pada dasarnya
variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang menjadi fokus penelitian untuk di
amati.
Berdasarkan perumusan masalah, kerangka konseptual dan hipotesis yang di
ajukan maka variabel – variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Variabel bebas (Independent Variabel), yaitu faktor – faktor yang
mempengaruhi keputusan penggunaan jasa di percetakan PT Surya Wigen
Perdana Batam, terdiri atas : kebijakan lokasi (X1) dan produk (X2).
b) Variabel terikat (Dependent Variabel), yaitu keputusan penggunaan jasa di
percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam (Y).
3.1.1
Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel dependen yaitu keputusan
penggunaan dan dua variabel independen yaitu, kebijakan lokasi dan produk. Adapun
definisi operasional dari masing – masing variabel dependen dan independen di atas
adalah sebagai berikut :
41
2
a. Kebijakan Lokasi (X1)
Kombinasi kegiatan yang dilakukan oleh PT Surya Wigen Perdana Batam
sehubungan dengan tempat atau lokasi perusahaan beroperasi.
b. Produk (X2)
Kombinasi kegiatan yang di lakukan oleh PT Surya Wigen Perdana Batam
sehubungan dengan produk yang dihasilkannya.
c. Keputusan Penggunaan Jasa (Y)
Proses
pengintegrasian
yang
mengkombinasikan
pengetahuan
untuk
mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu
diantaranya.
TABEL 3.1
Indikator Variabel
Variabel
Indikator
Skala Pengukuran
Kebijakan Lokasi (X1)
 Keterjangkauan
 Layout (tata letak toko)
 fasilitas
Likert
Produk (X2)




Likert
Keputusan konsumen
menggunakan jasa di
percetakan PT Surya Wigen
Perdana Batam (Y)
Mengunjungi PT Surya
Wigen Perdana Batam dan
melakukan pembelian
Kualitas
Sifat / ciri produk
Design
Pelayanan
Likert
3
3.1.2
Skala Pengukuran Variabel
Adapun yang menjadi skala pengukuran data dalam penelitian ini adalah
Skala Likert, sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2006 ). Dalam melakukan
penelitian terhadap variabel – variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan
diberi skor. Skala likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang diberi skor
(Sugiono, 2006), yaitu :
3.2
a.
Jawaban Sangat Setuju
: diberi skor 5
b.
Jawaban Setuju
: diberi skor 4
c.
Jawaban Ragu – Ragu
: diberi skor 3
d.
Jawaban Tidak Setuju
: diberi skor 2
e.
Jawaban Sangat Tidak Setuju : diberi skor 1
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Surya Wigen Perdana Batam yang berlokasi di
ruko citra kota mas blok A1 No.8 – Batam Centre. Penelitian ini dilaksanakan dari
bulan Mei 2016 sampai Juli 2016.
3.3
Populasi dan Sampel
3.3.1
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen PT Surya Wigen
Perdana Batam dalam satu minggu yang mencapai 100 orang (±14orang/hari). Data
4
tersebut diperoleh berdasarkan wawancara dengan pihak manajemen PT Surya Wigen
Perdana Batam.
3.3.2
Sampel
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan rumus slovin (Umar,
2005) , yaitu :
n = N/(1+Ne²)
Dimana :
n
N
E
=
=
=
Jumlah Sampel
Ukuran Populasi
Standart Error = 10%
Sehingga jumlah sampel menjadi :
n
n
= 100/ (1+100x10%²)
= 50 orang
Pada penelitian ini jumlah sampel adalah 50 orang. Pemilihan sampel
dilakukan melalui metode Purposive Sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan
kriteria tertentu (Sugiyono, 2006).
3.4
Jenis Dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan 2 jenis data yaitu, Data Primer dan Data Sekunder.
a) Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek
Penelitian, yaitu PT Surya Wigen Perdana Batam. Data primer di peroleh
dengan memberikan daftar pertanyaan (kuesioner).
b) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi baik
5
dari buku, jurnal, majalah dan situs internet yang dapat mendukung
penelitian ini.
3.5
Teknik Pengumpulan Data
a) Daftar Pertanyaan (kuesioner)
Pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui
daftar pertanyaan pada responden yang terpilih, yakni kepada
konsumen pengguna jasa (sampel) yang terpilih.
b) Observasi merupakan metode penelitian dimana peneliti melakukan
pengamatan secara langsung pada obyek penelitian.
c) Studi Pustaka
Mengumpulkan data dan informasi dari buku – buku, tulisan ilmiah,
dan internet yang memiliki relevansi dengan penelitan.
3.6
Instrumen Penelitian
Uji validitas dan Reliabilitas di lakukan untuk menguji apakah suatu
kuesioner layak digunakan sebagai instrument penelitian. Validitas menunjukkan
seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya di ukur. Validitas
berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya untuk mencapai
sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau
benar. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya.
Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subyek yang sama diperoleh
hasil yang tidak berbeda (Jogiyant, 2004).
Dalam pengujian validitas dan reliabilitas ini ditentukan sampel sebanyak 50
6
orang. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS V.16, dengan
kriteria sebagai berikut :
1) Jika r hitung > r table, maka pertanyaan dinyatakan valid.
2) Jika r hitung < r table, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS V.16, Butir
pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya
dengan kriteria sebagai berikut :
1) Jika r alpha positif atau lebih besar dari r table, maka pertanyaan
Reliabel.
3.7
Metode Analisis Data
a. Metode Analisis Deskriptif
Yaitu salah satu metode analisis dengan cara data yang disusun dan
dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga diperoleh gambaran tentang
masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan. Data
diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah
responden penelitian.
b.
Metode Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengadakan prediksi nilai dari
variabel terikat yaitu keputusan penggunaan jasa di percetakan PT Surya
Wigen Perdana Batam (Y) dengan ikut memperhitungkan nilai – nilai
variabel bebas yang terdiri dari lokasi (X1) dan produk (X2) sehingga dapat
diketahui pengaruh positif atau negatif faktor – faktor tersebut terhadap
7
keputusan menggunakan jasa di percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam.
Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan
aplikasi software SPSS (Statistic Product and Service Solution) 16.00 for
windows.
Adapun model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y1 = a + b1 X1 + b2 X2 + e
Gambar. 3.1
Dimana :
Y
= keputusan penggunaan jasa dipercetakan dan pelayanan
dokumen PT Surya Wigen Perdana Batam.
X1
= Kebijakan lokasi
X2
= produk
a
= Konstanta
b1b2 = Koefisien regresi variabel X
e
= error term
Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji
statistiknya berada didalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya,
disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0
diterima. Dalam analisis regresi ada 3 jenis kriteria ketepatan, yaitu :
3.7.1
Uji Signifikan (F)
Uji F statistil dilakukan untuk melihat secara bersama – sama apakah ada
pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel
8
terikat (Y). model hipotesis yang digunakan dalam uji F-statistik ini adalah :
H0 : b1 = b2 = 0
Artinya, variabel bebas (X1 dan X2) yaitu berupa variabel kebijakan lokasi dan produk
secara bersama – sama tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
terikat (Y), yaitu keputusan penggunaan jasa percetakan PT Surya Wigen Perdana
Batam.
Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0
Artinya, variabel bebas (X1 dan X2) yaitu berupa variabel kebijakan lokasi dan produk
secara bersama – sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y),
yaitu keputusan penggunaan jasa percetakan PT Surya Wigen Perdana Batam.
Nilai F statistik akan dibandingkan dengan nilai F tabel dengan tingkat
kesalahan (α) = 5%. Kriteria uji yang digunakan :
H0 diterima apabila F0 < F tabel
Ha diterima apabila F0 >F tabel
3.7.2
Uji Signifikan Individual (Uji-T)
Dilakukan untuk menguji setiap variabel bebas (X1) apakah mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y1) secara parsial. Bentuk
pengujiannya adalah :
H0 :b1, b2 = 0
Artinya, secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel
bebas (X1 dan X2) yaitu berupa variabel kebijakan lokasi dan produk terhadap
9
keputusan penggunaan jasa percetakan di PT Surya Wigen Perdana Batam, yaitu
variabel terikat (Y).
Ha : b1, b2 ≠ 0
Artinya, secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas
(X1 dan X2) yaitu yang berupa variabel kebijakan lokasi dan produk terhadap
keputusan penggunaan jasa percetakan di PT Surya Wigen Perdana Batam, yaitu
variabel terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%
Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5%
3.7.3
Pengujian Koefisien Determinan (R2)
Koefisiensi determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa kemampuan
model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu),
maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1 dan X2) adalah besar
terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk
menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
Sebaliknya jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa
pengaruh variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal
ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel
bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
Download