6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Komunikasi

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi
Komunikasi mempunyai cakupan yang lebih luas daripada sekedar apa
yang diucapkan. Komunikasi adalah tentang mendengarkan, berbicara dan
bertindak untuk menyingkap perasaan dan pikiran kepada orang lain. 3 Tujuan
manusia berkomunikasi adalah untuk menyampaikan pesan bermakna yang ingin
disampaikan ke orang dengan maksud untuk memperoleh tanggapan dari orang
lain (komunikan) atau sering disebut feedback. Namun disamping itu untuk
menyampaikan pesan yang dimaksud oleh si komunikator, kita membutuhkan
media (channel) sebagai alat pendukung komunikasi
Terdapat tiga pandangan komunikasi menurut Little John:
1. Komunikasi harus terbatas pada pesan yang secara sengaja diarahkan
kepada orang lain dan diterima oleh mereka.
2. Komunikasi harus mencakup semua perilaku yang bermakna bagi
penerima, apakah disengaja ataupun tidak.
3. Komunikasi harus mencakup pesan-pesan yang dikirim secara sengaja,
namun sengaja ini sulit ditentukan.4
3
4
Kevin Hogan, The Art Of Communication, Jakarta, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2009, hal.1
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2008,hal.65
6
7
Menurut Anwar Arifin (1988:17), komunikasi merupakan suatu konsep yang
multi makna. Makna komunikasi dapat dibedakan berdasarkan:
1. Komunikasi pada proses sosial. Komunikasi pada makna ini ada dalam
konteks ilmu sosial. Dimana para ahli ilmu sosial melakukan penelitian
dengan menggunakan pendekatan komunikasi yang secara umum
memfokuskan pada kegiatan manusia dan kaitan pesan dengan perilaku.
2. Komunikasi sebagai peristiwa. Dalam hal ini komunikasi mempunyai
pengertian, bahwa komunikasi merupakan gejala yang dipahami dari sudut
bagaimana bentuk dan sifat terjadinya peristiwa komunikasi dapat
diklasifikasikan berdasarkan kriteria tertentu. Ada yang membedakan
komunikasi massa dengan komunikasi tatap muka, komunikasi verbal dan
non verbal, komunikasi yang menggunakan media dan tanpa media.
3. Komunikasi sebagai ilmu. Struktur ilmu pengetahuan meliputi aspek
aksiologi, epistomolgi, dan ontology. Aksiologi mempertanyakan dimensi
utilitas (faedah, peranan, dan kegunaan). Epistomologi menjelaskan
norma-norma yang dipergunakan ilmu pengetahuan untuk membenarkan
dirinya sendiri. Sedangkan ontology mengenai struktur material dari ilmu
pengetahuan.
4. Komunikasi sebagai kiat atau keterampilan. Komunikasi dipandang
sebagai skill yang oleh individu dipergunakan untuk melakukan profesi
komunikasi. perkembangan dunia komunikasi di Indonesia pada masa
yang akan datang. Menunjukan prospek yang semakin cerah dengan
8
demikian, masalah-masalah yang berhubungan dengan profesi komunikasi
tetap menjadi agenda penting.5
Menurut Onong definisi komunikasi secara historis berasal dari bahasa latin
Communications yang berarti pemberitahuan, sejak kapan, pergaulan hidup,
proses tukar menukar fikiran. Sedangkan dalam bahasa Inggris Communications
yaitu proses penyampaian pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai
panduan fikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan,
imbauan dan sebagainya yang dilakukan seseorang kepada orang lain baik
langsung secara tatap muka maupun tidak langsung melalui media dengan tujuan
merubah sikap, pandangan, atau perilaku.6
Onong Uchjana Effendy, seorang ahli komunikasi memberikan rumusan
komunikasi yaitu komunikasi adalah proses penyampaian fikiran atau perasaan
oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang
bermakna sama bagi kedua pihak.7
Dari beberapa konsep yang telah dijelaskan di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa komunikasi merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia seharihari.Komunikasi dapat merupakan ilmu, maupun suatu proses sosial yang
dihadapi oleh manusia dan mencakup sebuah maupun beberapa pesan penting
yang berguna bagi tiap individu di dunia ini.Komunikasi akan menjadi efektif
5
Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Rajawali Pers, 1998, hal.17
Onong Uchjana Effendy, Human Relation dan Public Relations dalam Management, Bandung,
Mandar Maju, 1998, hal.60
7
Ibid, Onong Uchjana Effendy, hal.15
6
9
dengan adanya suatu pesan yang disampaikan kepada orang lain, lalu muncul
balasan terhadap pesan yang diterima kepada si pengirim.
2.1.1
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal
ini erat kaitannya dengan penelitian yang
sedang peneliti bahas. Karena disana terdapat komunikasi yang terjadi antara
pasien yang ingin konsultasi dengan dokter umum yang melayani dan
memberikan informasi ke pasien dalam konsultasi yang diinginkannya.
Terdapat
beberapa
pengertian
komunikasi
interpersonal
yang
dikemukakan oleh para ahli komunikasi yang menyatakan,
Komunikasi Interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara
seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara
dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya8
Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi yang terjadi diantara dua
orang yang telah memiliki hubungan yang jelas, yang terhubungkan
dengan beberapa cara9
Komunikasi
antarpribadi
(Interpersonal
Communication)
adalah
komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan
setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung. Baik
secara verbal dan nonverbal.10
8
Sasa Djuarsa Sandjaya, Teori Komunikasi Universitas Terbuka, Jakarta 2007, hal 159
Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, Edisi Kelima, Jakarta : Professional Books, 1997,
hal 259
10
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pemgantar, Bandung : Remaja Rosda Karya,2005,hal
73
9
10
Dengan demikian dari ketiga pengertian komunikasi Interpersonal tersebut
dapat diketahui bahwa karakteristik komunikasi interpersonal adalah terjadi
diantara dua orang yang memiliki hubungan yang jelas, berlangsung secara tatap
muka, bersifat interaktif dimana para pelaku komunikasi dapat saling bereaksi
satu sama lain. Memperhatikan karakteristik interpersonal tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa komunikasi interpersonal merupakan suatu proses komunikasi
menyesuaikan diri baik dari segi isi pesan maupun dari segi perilaku, demi
tercapai tujuan komunikasi.
Communication Interpersonal diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai
komunikasi antarpribadi. Jadi secara umum pengertian komunikasi interpersonal
adalah komunikasi tatap muka yang dilakukan dua atau tiga orang untuk
membentuk hubungan yang baik di dalam suatu lingkungan dan dapat mengubah
sikap, pendapat atau pandangan karena sifatnya yang dialogis yaitu dapat
langsung diketahui umpan baliknya antara komunikator dan komunikan baik
secara verbal maupun nonverbal.
Dengan demikian, arti sebenarnya dari komunikasi interpersonal itu
sendiri adalah untuk membentuk suatu hubungan interpersonal yang baik.
2.1.2
Efektifitas Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal menjadi efektif dengan adanya keterbukaan
(openness) , Empati (emphaty), Dukungan (supportivennes), Kepositifan
11
(positiveness), Kesamaan/kesetaraan (equality).11 Dibawah ini akan dipaparkan
lebih lanjut mengenai lima kualitas umum yang diperhatikan untuk membina dan
mempertahankan hubungan interpersonal yang baik. Peneliti
akan mengukur
bagaimana pengaruhnya terhadap kepercayaan pasien Klinik Bidakara Medical
center (BiMC).
1. Keterbukaan,
keterbukaan
merupakan
keinginan
atau
kesediaan
tiapindividu untuk memberitahukan, menceritakan segala informasi
tentang dirinya. Isi pesan dari keterbukaan ini biasanya adalah suatu
kenyataan dari individu tentang diri mereka yang akan membuat mereka
tidak disukai bahkan sesuatu yang disembunyikan agar tidak diketahui
oleh individu lain12 . Seorang komunikator antar pribadi yang efektif harus
terbuka kepada individu yang diajaknya berinterkasi. Ini tidaklah berarti
bahwa individu harus dengan segera membuka semua riwayat hidupnya.
Tetapi hal ini biasanya tidak akan membantu komunikasi. Sebaliknya
harus ada kesediaan untuk membuka dan mengungkapkan informasi yang
biasanya disembunyikan secara jujur serta tidak ada yang disembunyikan
terhadap stimulus yang datang. Individu yang diam, tidak kritis dan tidak
tanggap pada umumnya akan membuat percakapan yang menjemukan.
Tidak ada yang lebih buruk dari ketidakacuhan bahkan sepadanan jauh
lebih menyenangkan. Suatu individu memperlihatkan keterbukaan dengan
cara bereaksi secara spontan terhadap individu yang lain, kedekatan
11
Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, Edisi Kelima, Jakarta : Professional Books,
1997, hal 259
12
Rubben,1998 : Spitzberg & Cudapch, 1984, 1989, SPitzberg & Heet, 1984 Wiemann 1997 :
Wiemann & Backlund, 1980) (Gamble hal395)
12
dengan orang lain membutuhkan keterbukaan, kemudahan untuk
menerima saran dan kritik serta transparansi13
Dapat
disimpulkan
bahwa
keterbukaan
dapat
dilakukan
dengan
berkomunikasi secara jujur dan terbuka serta tidak ada hal-hal yang
disembunyikan , transparansi, mau memberi dan menerima pendapat,
kritik, dan saran secara terbuka dan bebas.
2. Empati, bersimpati dipihak lain adalah merasakan sesuai seperti indvidu
yang mengalaminya berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan
yang sama dengan cara yang sama.14 Orang yang empatik mampu
memahami motivasi dan pengalaman orang lain, peranan dan sikap
mereka serta harapan dan keinginan mereka masa mendatang.Pengertian
yang empatik ini akan membuat seorang lebih mampu menyesuaikan
komunikasinya anda, misalkan menyesuaikan apa yang anda katakan atau
bagaimana anda mengatakannya. Anda dapat menghindari topik tertentu
atau memperkenalkan orang tertentu. Anda dapat berikan diri atau
melakukan pengungkapan diri.
Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun
nonverbal. Secara nonverbal kita dapat mengkomunikasikan empati dengan
memperlihatkan (1) Keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah
13
Wright, H. Norman, Communication at work California : Gospel Light, 2002, hal.17
Joseph A Devito, Komunikasi Antar Manusia, Edisi Kelima, Jakarta : Professional Books, 1997
hal 260
14
13
dan gerak-gerik yang sesuai. (2) Konsentrasi terpusat meliputi
kontak mata,
postur tubuh, yang penuh perhatian dan kedekatan fisik, serta (3) Sentuhan atau
belaian yang sepantasnya.
Jerry Authier dan Kay Gustafon (1982) menyarankan beberapa metode
yang berguna untuk mengkomunikasikan empati secara verbal.15
a. Merefleksikan balik kepada pembicara perasaan (dari intensitasnya) yang
menurut anda sedang dialaminya. Ini membantu dalam memeriksa
ketepatan persepsi anda dan juga dalam menunjukan bahwa anda berusaha
memahaminya.
b. Membuat pertanyaan tentatif dan bukan mengajukan pertanyaan. Jadi
jangan mengatakan “apakah anda benar-benar marah kepada ayah anda
atau saya mendengar nada marah dalam suara anda”
c. Pertanyaan pesan yang berbaur, pesan yang komponen verbal dan non
verbalnya saling bertentangan “ anda mengatakan bahwa anda tidak ada
persoalan apa-apa antara anda dengan Kris, tetapi nada suara anda tidak
meyakinkan.
Anda
nampaknya
sedang
kecewa”
ini
membantu
menceritakan komunikasi yang lebih terbuka dan lebih jujur”
d. Lakukan pengungkapan diri yang berkaitan dengan peristiwa dan perasaan
orang itu untuk mengkomunikasikan pengertian dan pemahaman terhadap
apa yang sedang dialami orang itu. Anda bisa mengatakan Saya dapat
merasakan apa yang anda rasakan’.
15
Joseph A Devito, Komunikasi Antar Manusia, Edisi Kelima, Jakarta : Professional Books, 1997
hal 261
14
3. Sikap mendukung hubungan antar pribadi yang efektif adalah hubungan
dimana terdapat sikap mendukung suatu konsep yang perumusannya
dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan
empatik
tidak
dapat
berlangsung
dalam
suasana
yang
tidak
mendukung.kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1).
Deskriptif bukan evaluatif (2). Spontan, bukan strategic dan (3).
Provisional, bukan sangat yakin16
a. Deskriptif. sesuatu yang bersifat deskriptif dan bukan evaluatif membantu
terciptanya
sikap
mendukung.
Bila
anda
mempresepsikan
suatu
komunikasi sebagai permintaan akan informasi atau uraian mengenai suatu
kejadian tertentu, anda umumnya tidak merasakannya sebagai ancaman
(anda tampaknya marah kepada saya). Anda tidak ditentang dan tidak
perlu membela diri. Di pihak lain, komunikasi yang bernilai seringkali
membuat kita bersikap defenisve (mengapa kamu begitu marah?).
Tidaklah berarti bahwa komunikasi evaluatif menimbulkan reaksi defensif.
Orang seringkali bereaksi terhadap evaluasi positif tanpa sikap deventif,
tetapi bahkan dalam hal ini pun. ingatlah bahwa kenyataan adanya orang
yang mempunyai kewenangan untuk mengevaluasi anda dengan cara
apapun meskipun positif dapat membuat anda merasa tidak enak dan
barangkali membuat anda membuat anda bersikap defensif. Barangkali
anda menduga bahwa evaluasi berikutnya tidak akan sangat positif. Begitu
pula evaluasi negatif tidak selalu menimbulkan reaksi devensif Aktor yang
16
Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, Edisi Kelima, Jakarta : professional Books, 1997
Hal.261-262
15
bersemangat tinggi yang ingin selalu meningkatkan dirinya seringkali
terbuka terhadap evaluasi negative. Tetapi pada umumnya, suasana
evaluatif membuat orang lebih defensif daripada dalam suasana deskriptif.
b. Spontanitas, gaya spontan membantu menciptakan suasana mendukung.
Orang orang uang spontanitas dalam komunikasinya dan terus terang serta
lebih terbuka dalam mengutarakan pikirannya biasanya bereaksi dan cara
yang sama, terus terang dan terbuka. Sebaliknya, bila kita merasa bahwa
seseorang menyembunyikan perasaan yang sebenarnya bahwa dia
mempunyai rencana atau strategi tersembunyi kita bereaksi secara
defensive.
c. Provisional, bersikap provisional artinya bersikap tentative dan berpikiran
terbuka serta bersedia mendengar pandangan yang berlawanan dan
bersedia mengubah posisi jika keadaaan mengharuskan. Provisionalisme
seperti itulah, bukan keyakinan keadaan tak tergoyahkan, yang membantu
menciptakan suasana mendukung (suportif). Kita menyukai orang yang
tahu segalanya dan orang yang selalu mempunyai jawaban pasti untuk
setiap pertanyaan. Orang seperti ini terpaku dengan caranya sendiri dan
tidak mentoleransi adanya perbedaan. Mereka siap dengan argument
terhadap setiap kemungkinan sikap atau keyakinan yang berbeda. Segera
saja, anda akan bersikap defensive terhadap orang seperti ini, dan anda
berkeras dengan pendirian anda sendiri.Akan tetapi anda bersikap terbuka
kepada orang yang mengambil posisi provisional dan mau merubah
16
pendapat mereka bila memang itu perlu dilakukan. Dengan orang seperti
itu anda merasa setara.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkam bahwa sikap mendukung dapat
membuat
komunikasi
interpersonal
berlangsung
secara
lancar.
Dengan
memberikan dukungan secara fisik dan emosional dari sikap maupun cara
pengungkapan pendapat serta kemauan untuk mengubah sikap jika
keadaan
mengharuskan.
4. Sikap
Positif
(Positiveness),
mengkomunikasikan
sikap
dalam
komunikasi antar pribadi dengan sedikitnya dua cara (1). Menyatakan
sikap positif (2). Secara positif mendorong individu yang menjadi teman
untuk berinteraksi.
Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi
antarpribadi :
Pertama : komunikasi antar pribadi terbina jika setiap individu memiliki
sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Individu yang merasa negative
terhadap diri sendiri selalu mengkomunikasikan perasaan ini kepada
inidividu lain. Yang selanjutnya barangkali akan mengembangkan
perasaan negative yang sama. Sebaliknya, individu yang merasa positif
terhadap diri sendiri mengisyaratkan perasaan ini kepada individu lain,
yang selanjutnya juga meredlesikan perasaan positif ini17
Kedua : perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat
penting untuk interaksi yang efektif. Sangat tidak menyenangkan jika
17
Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, Edisi Kelima, Jakarta : professional Books, 1997
Hal.262-263
17
berkomunikasi dengan individu yang tidak menikmati percakapan atau
tidak bereaksi dalam situasi atau suasana interaksi. Reaksi negative ini
akan membuat individu merasa terganggu dan komunikasi yang terjadi
akan terputus18
Dorongan (stroking), Sikap positif dapat dijelaskan lebih jauh
dengan istilah stroking. Dorongan adalah istilah yang berasal dari kata
kosakata umum, ysng dipandang sangat penting dalam analisis
transaksional dan dalam interaksi antar manusia secara umum. Perilaku
mendorong untuk menghargai keberadaan dan pentingnya individu lain,
perilaku ini bertentangan dengan ketidakacuhan. Dorongan dapat verbal
ataupun nonverbal seperti senyuman, tepukan dibahu, atau tamparan
dimuka. Dorongan positif (sama dengan konsep sikap positif). Umumnya
berbentuk pujian atau penghargaan dan terdiri atas perilaku yang biasanya
diharapkan, dinikmati, dan dibanggakan. Dorongan positif ini mendukung
citra pribadi dan membuat suatu individu merasa lebih baik. Sebaliknya
dorongan negative bersifat menghukum menimbulkan kebencian 19
Dapat disimpulkan bahwa bersikap positif merupakan komunikasi
interpersonal dengan sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain yang
akan membuat interaksi dari masing-masing pihak lebih menyenangkan
dengan memiliki kemampuan mengatasi persoalan walau menghadapi
kegagalan dan bersifat membangun orang lain dengan menunjukan
kualitas dari perkembangan diri sebagai teladan.
18
Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, Edisi Kelima, Jakarta : professional Books, 1997
hal 262-263
19
Ibid hal 264
18
5. Kesetaraan, tidak pernah ada dua individu yang benar-benar setara dalam
segala hal, terlepas dari ketidak setaraan ini. Komunikasi antar pribadi
akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya harus ada pengakuan
secara secara diam-diam bahwa kedua belah pihak sama-sama bernilai dan
berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang
penting untuk disumbangkan20
Dengan adanya kesetaraan, tidak terjadi perbedaan derajat, tidak akan
mempertegas perbedaan dan tidak ada perasaan bahwa salah satu lebih baik
daripada yang lain serta kedua pihak sama bernilai dan berharga.
2.1.3
Tujuan Komunikasi Interpersonal
Tentunya dalam berkomunikasi memiliki tujuan, dalam hal ini komunikasi
interpersonal yang peneliti bahas yaitu komunikasi interpersonal yang dilakukan
dokter umum terhadap pasien klinik BiMC.
Devito (2005) menyatakan,
The five major purpose of interpersonal communication are to learn about
self, others, and the world; to create to others and to form relationship; to
influence or control the attitude and behaviour of others; to play or enjoy
one self; to helps others21
20
Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, Edisi Kelima, Jakarta : professional Books, 1997
hal.264
21
Joseph A. Devito, Interpersonal Communication Book, Hunter College Of The City University
Of New York, 2005 hal 15
19
Jadi menurut Devito tujuan komunikasi interpersonal adalah :
Tujuan yang pertama adalah untuk belajar diri sendiri, tentang orang lain,
bahkan tentang dunia. Melalui kegiatan komunikasi interpersonal dengan
seseorang kita bisa mengetahui bagaimana pendapat dia tentang kita, sehingga
kita pun menjadi tahu seperti apa kita, Semakin banyak kita berkomunikasi
dnegan orang lain, semakin banyak mengenal orang orang dan kita juga semakin
mengenal diri kita sendiri. Semakin banyak kita berkenalan dengan orang maka
semakin banyak pengetahuan kita tentang lingkungan di sekitar kita bahkan dunia.
Tujuan yang kedua adalah untuk berhubungan dengan orang lain dan
untuk membantu satu ikatan (relationship). melalui komunikasi interpersonal kita
dapat berkenalan dengan seseorang dan komunikasi interpersonal yang intensif
dan efektif bisa menciptakan suatu ikatan batin yang erat. Hal ini terjadi ketika
kita membangun dan memelihara persahabatan dengan orang lain yang
sebelumnya tidak kita kenal. Disamping itu, melalui komunikasi interpersonal
ikatan kekeluargaan tetap bisa dipelihara dengan baik.
Tujuan yang ketiga adalah, untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang
lain. Dalam hal ini kegiatan komunikasi ditujukan untuk mempengaruhi atau
membujuk agar orang lain memiliki sikap, pendapat atau perilaku yang sesuai
dengan tujuan kita.Contoh dari kegiatan komunikasi interpersonal seperti ini
adalah ketika seseorang pramuniaga menawarkan produk yang dijualnya.
Tujuan keempat adalah, untuk hiburan dan menenangkan diri sendiri.
Banyak komunikasi interpersonal yang kita lakukan yang sepertinya tidak
memiliki tujuan yang jelas, hanya mengobrol kesana-kemari, untuk sekedar
20
melepaskan kelelahan setelah seharian bekerja, atau hanya untuk mengisi waktu
ketika harus menunggu giliran diperiksa di rumah sakit.
Tujuan kelima adalah untuk membantu orang lain, Hal ini terjadi misalnya
seorang klien berkonsultasi dengan seseorang psikolog atau seseorang klien
berkonsultasi dengan pengacara atau kita yang mendengarkan seorang teman yang
mengeluhkan sesuatu (curhat). Proses komunikasi interpersonal yang demikian
merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk menolong orang lain
memecahkan masalah yang dihadapinya denga bertukar fikiran. Sifat komunikasi
interpersonal yang tatap muka dan interaktif memungkinkan proses konsultasi
berjalan dengan efektif. Sehingga baik konsultan maupun klien bisa mengakhiri
proses komunikasinya dengan lega dan menyenangkan.
Memperhatikan tujuan sekaligus fungsi komunikasi interpersonal tersebut
di atas, maka dapat diketahui betapa pentingnya peran komunikasi interpersonal
dalam kehidupan kita. Komunikasi interpersonal berperan untuk saling mengubah
dan mengembangkan. Melalui interaksi dalam komunikasi, pihak yang terlibat
komunikasi dapat saling memberi inspirasi, semangat dan dorongan untuk
mengubah pemikiran, perasaan dan sikap yang sesuai topik yang dibahas.
Kompetensi komunikasi interpersonal sesuai dan cocok dengan situasi sehingga
membantu kita mencapai tujuan komunikasi interpersonal yang kita lakukan
dengan orang lain.
21
2.2
Pengertian Public Relations
Public Relations (PR) adalah fungsi manajemen yang membangun dan
mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antar organisasi tersebut.22
Istilah public dalam Public Relations (PR) merupakan khalayak sasaran
dari kegiatan PR.Publik itu disebut juga stakeholders, yakni kumpulan dari orang
atau pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.23
Definisi Public Relations (PR) menurut (British) Institute of Public
Relations (IPR) adalah Praktek Humas atau Public Relations (PR) adalah
keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan
dalam rangka menciptakan dan memelihara niat dan saling pengertian antara suatu
organisasi dengan segenap khalayaknya. Public Relations (PR)
adalah suatu
rangkaian kegiatan yang diorganisasikan sebagai suatu rangkaian kampanye, dan
semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Jadi Public
Relations (PR) sama sekali bukanlah kegiatan yang sifatnya sembarangan untuk
dilakukan.Tujuan utama Public Relations (PR) berdasarkan definisi di atas adalah
untuk memastikan bahwa organisasi senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak lain
yang turut berkepentingan.Dengan adanya satu penggal kata “saling”, maka
organisasi juga harus memahami setiap kelompok atau individu yang terlibat
dengannya.24
Definisi Public Relations (PR) menurut Frank Jefkins menyebutkan bahwa
humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang
22
Scott M. Cuttlip, Allen H. Center,Glen M. Broom, Effective Public Relations, Kencana, Jakarta,
, 2007, hal 11
23
Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations, 2008, hal 10
24
Frank Jefkins, Public Relations,edisi keempat, Erlangga, Jakarta, 2008, hal 8
22
terencana,baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan
saling pengertian. Public Relations (PR)
tidak hanya terbatas pada saling
pengertian saja melainkan juga berbagai macam.Tujuan-tujuan khusus itu
biasanya adalah penanggulangan masalah-masalah komunikasi yang memerlukan
suatu perubahan tertentu, misalnya saja pengubahan sikap yang negative menjadi
positif.Selain itu dalam mengejar suatu tujuan, semua Public Relations (PR)
merupakan kegiatan yang nyata.25
Aktivitas Public Relations (PR) sehari-hari adalah menyelenggarakan
komunikasi timbal balik antara lembaga dengan pihak public yang bertujuan
untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan suatu tujuan tertentu,
kebijakan, kegiatan produksi, dsb, demi kemajuan lembaga atau citra positive
lembaga bersangkutan.Jadi, kegiatan Public Relations (PR) tersebut sangat erat
kaitannya dengan pembetukan opini public dan perubahan sikap dari masyarakat.
Public Relations (PR) pada sebuah perusahaan mempuyai fungsi untuk
menjaga citra dan reputasi yang dimiliki oleh suatu perusahaan/organisasi dengan
tujuan agar dapat dipercaya oleh setiap khalayak luas.Salah satu tugas utama
Public Relations (PR) adalah memberikan informasi sejelas-jelasnya kepada
khalayak tentang berita ataupun peristiwa yang sedang terjadi di perusahaannya.
Dilarang keras bagi seorang praktisi Public Relations (PR) untuk menutup-nutupi
informasi yang sedang berlangsung disekitar lingkungan perusahaan meskipun
informasi tersebut merupakan kabar buruk bagi perusahaan.Karena peran PR
25
Ibid, hal 9
23
merupakan narasumber yang menjembatani proses komunikasi yang terjadi antara
perusahaan dan khalayaknya.
Fungsi Public Relations adalah sebagai berikut :
Menurut Cutlip & Center, Clan S fungsi PR dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Menunjang aktivias utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama.
2.
Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan
publiknya yang merupakan khalayak sasaran.
3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan
tanggapan masyarakat terhadap badan organisasi yang diwakilinya, atau
sebaliknya.
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada
pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dan mengatur dan arus
informasi, publikasi serta pesan dari badan organisasi ke publiknya atau
sebaliknya, demi terciptanya citra positif bagi kedua belah pihak.26
Rhenald Kasali bependapat bahwa Public Relations (PR) merupakan suatu
fungsi strategi dalam managemen yang melakukan komunikasi untuk
menimbulkan hubungan yang harmonis dengan masyarakatnya, seperti,
terbuka, jujur, fair, konsisten dan tidak mengasingkan diri27
Dari pengertian PR dan fungsinya maka dapat disimpulkam bahwa Public
Relations (PR) adalah fungsi manajemen yang mengatur segala informasi
26
Frank Jefkins, Public Relations, Erlangga, Jakarta, 1999, hal 19
Rhenald Kasali, Managemen Public Relations, Cetakan Kedua, Jakarta, PT. Pustaka Utama
Grafiti, 1999, hal 10
27
24
mengenai perusahaan dan mengkomunikasikan kepada khalayak lewat
berbagai strategi yang diterapkan guna mencapai tujuan dari perusahaan.
2.3
Customer Relations
Customer Relations merupakan bagian dari kegiatan Public Relations dan
Marketing Public Relations. Pengertian Customer Relations itu sendiri dalam
buku “Measuring customer” satisfaction yang dikemukakan oleh Freddy Rangkuti
adalah bertujuan untuk memperoleh pengertian dari mereka serta ingin
mendapatkan dukungan dari publiknya internalnya sendiri. Oleh karena itu
customer relations berusaha menciptakan saling pengertian antara pihak
perusahaan dengan publik internalnya. Selain itu juga ingin menunjukkan niat
baik dari perusahaan kepada publik internalnya bahwa perusahaan juga
memperhatikan kepentingan mereka, agar dimata publiknya perusahaan tersebtu
memiliki good image yang baik dan positif.28
Fungsi Utama Customer Relations itu sendiri adalah menumbuhkan dan
membangun hubungan baik antara perusahaan dengan publik internalnya, dalam
rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik
dalam upaya menciptakan iklim pendapat yang menguntungkan perusahaan.
Menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap
produk atau jasa yang
dihasilkan oleh perusahan adalah salah satu kegitan PR, akan tetapi lebih baik jika
seluruh bagian dari peruahaan bersatu dan merancang serta mengimplementasikan
program-program tersebut, melalui kegiatan monitoring maka perusahaan dapat
28
Freddy Rangkuti, Kutipan Dari Tugas Akhir “Kegiataan Customer Relations” Di PT. Thames
Pam Jaya”, hal 11
25
mengetahui keinginan dan kebutuhan serta tanggapan konsumen terhadap
pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.
2.3.1
Tujuan Customer Relations
Tujuan kegiatan Customer relations bagi organisasi adalah perwujudan
customer relations yang baik dan harus memperhatikan faktor kepuasan terhadap
pelanggan. Kepuasan pelanggan tergantung pada produk dan pelayanan dan
mereka sediakan.29 Tujuan Kegiatan Customer Relations adalah:
a. Strategi Customer Relationship
Adalah transaksi antara pembeli dan penjual berlanjut setelah penjualan
selesai. Perusahaan akan menjalin hubungan atau suatu kemitraan terhadap
pelanggan secara terus menerus yang pada akhirnya menimbulkan
kesetiaan pelanggan terhadap penggunaan jasa dan produk perusahaan
sehingga terbentuk bisnis ulang.
b. Relationship Di Implementasikan.
Agar relationship dapat diimplementasikan perlu dibentuk data base
pelanggan yaitu daftar nama pelanggan yang dianggap perlu oleh
perusahaan untuk terus membina hubungan dalam jangka panjang. Dengan
tersedianya informasi mengenai pelanggan, frekuensi dan jumlah
29
Endar Sugiarto, Psikologi Pelayanan Dalam Industri Jasa, Gramedia, Jakrta, 1999, hal 125
26
pembelian, perusahaan diharapakan dapat memuaskan pelangganya secara
lebih baik dan pada gilirannya dapat menumbuhkan loyalitas pelanggan.
c. Strategi Unconditional Service Guarantee
Strategi memberikan garansi atau jaminan istimewa secara mutlak yang
dirancang meringankan resiko kerugian dipihak pelanggan. Garansi
tersebut menjanjikan kualitas prima dan kepuasan pelanggan yang optimal
sehingga dapat menciptakan loyalitas pelanggan yang tinggi.
Dari uraian diatas, jelas sekali bahwa menjalin hubungan dengan
pelanggan sangat perlu dilakukan. Pada akhirnya berhubungan dengan pelanggan
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang diinginkan serta
memuaskan bagi pelanggan.
Tujuan pelayanan prima yang dilakaukan oleh seorang praktisi Public
Relations (PR) adalah menciptakan images perusahaan. Disamping itu tujuan
lainnya, yaitu:
1) Mendorong Customer untuk kembali
Setiap transaksi dengan customer bertujuan untuk membuat kembali
melalui keramahan tamahan, perhatian yang tulus, mengesankan dan
pelayanan yang memuaskan.
2) Menciptakan hubungan saling percaya
Menunjukkan kepada customer bahwa kita mengerti apa yang mereka
inginkan, mau menerima dan merasakan terlihat dalam persoalan mereka
27
sehingga tercipta suatu hubungan saling percaya (mutually appreciation)
melalui cara dan sikap, seperti:
a. Terbuka
Menciptakan suasana
akrab, misalnya jabat tangan, menanyakan
sesuatu yang berkesan, mohon maaf atas suatu keterlambatan dan
sebagainya.
b. Berterima kasih
c. Menerima komentar konsumen (let them talk) membiarkan customer
bicara mengemukakan keperluan dan keinginanya.
d. Pelanggan tidak akan langsung berbisnis dengan perusahaan jika
mereka merasa puas begitu saja, pelanggan memiliki kebebasan untuk
berbisnis dengan siapa saja yang sesuai dengan keinginan mereka.
2.3.2
Manfaat Customer Relations
Hubungan dengan pelanggan mempunyai beberapa manfaat bagi
perusahaan yang menerapkan strategi Customer Relations, sebagai berikut:
1. Peningkatan pendapatan, Customer Relations menyediakan informasi
untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan. Dengan
aplikasi Customer Relations, bisa melakukan penjualan dan pelayanan via
web sehingga peluang dari penjualan secara global tanpa perlu
menyediakan upaya khusus untuk mendukung penjualan dan pelayanan.
28
2. Mendorong loyalitas pelanggan,
Customer Relations memungkinkan perusahaan untuk mendayagunakan
informasi dari semua titik kontak dengan pelanggan, konsistensi dan
aksebilitas informasi penjualan dan pelayanan yang lebih baik dengan
berbagai informasi penting mengenai pelanggan.
3. Mengurangi biaya,
Customer Relations Memungkinkan penjualan/pelayanan dengan biaya
lebih murah dalam sebuah skema program pemasaran yang spesifikasi dan
terfokus. Meningkatkan efisiensi operasional, otomatis jualan.
4. Peningkatan time to market,
Customer Relations membawa produk kepasar dengan lebih cepat
dengan info pelanggan yang lebih baik, adanya trend pemberian oleh
pelanggan sampai integrasi dengan apliaksi ERP (Enterprise Resource
Planning) untuk keperluan perencanaan yang lebih baik.30
Tingkat kepuasan pelanggan sangat berpengaruh bagi perusahaan karena
pelanggan yang puas akan kembali keperusahaan untuk melakukan pembelian
ulang yang merasa baik untuk kebutuhan mereka. Keputusan pelanggan untuk
membeli ulang ditentukan oleh bagaimana mereka dilayani atau perasaan apa
yang tumbuh dalam diri mereka.
30
Amin Widjaja Tunggal, Dasar-dasar Customer Relations Management (CRM), Havrindo,
Jakarta hal 8
29
Perusahaan perusahaan yang mengadopsi CustomerRelations Management
(CRM) dalam stretegi bisnisnya perlu menciptakan struktur organisasi yang dapat
mencapai tiga hasil utama lewat fungsi marketing, penjualan, dan pelayanan.31
a. Perolehan pelanggan atau segmen pasar yang telah dibidik dengan tepat
b. Perawatan dan pengembangan pelanggan atau segmen pasar yang
signifikan secara startegis.
c. Pengembangan dan penyampaian secara terus menerus proposisi nilai
yang unggul dimata pelanggan .
2.3.3
Media Customer Relations
Customer Relations
dalam menyampaikan informasi kepada kegiatan
meningkatkan pelayanan prima, media yang digunakan sebagai berikut:
1. Papan pengumuman, dapat ditempatkan pada berbagai lokasi yang ramai
atau sering disinggahi, agar segenap pegawai dapat memperoleh informasi
yang sama dalam waktu yang bersamaan pula. Dalam setiap kolom
beritanya harus ditanda tangani staf humas yang memproduksi setiap
lembaran pengmuman dalam bentuk yang menarik dan bertanggung jawab
atas pemasangannya.
2. Jaringan email internet, bulletin berita perusahaan yang sudah dikonsep
dalam bentuk proposal singkat, setiap pegawai yang ingin membaca isi
beritanya tinggal membuka email unit dari corporate communications dan
langsung dapat membaca berita tersebut, agar pegawai yang sudah
31
Francis Buttle. Customer Relationship Management, Bayumedia, Jakarta, 2007, hal 40
30
membacanya agar menyampaikan ide baru yang dapat dirangsang melalui
penyedia paket intensif.32
2.3.4
Kelompok Customer Relations
Pelanggan dibagi menjadi tiga kelompok oleh Cooper dan Kaplan yaitu :
1. High cost Customer, menentukan penyebab biaya yang tinggi tersebut
karena untuk mengembangkan hubungan, biaya-biaya tersebut dapat
dikurangi pada masa yang akan datang
2. High cost, low margin customer, tidak mau bekerja sama dengan
perusahaan untuk mengurangi biaya pelayanan, perusahaan dapat
menambahkan suatu biaya tambahan untuk pelayanan khusus yang
diberikan.
3. Low-cost, high-margin customer, perusahaan menawarkan diskon harga
untuk mempertahankan mereka. Wall mark menggunakan sistem
pembeliannya yang mengurangi biaya pelayanan bagi pemasokannya
untuk bernegosiasi syarat pembelian yang menguntungkan baginya.33
2.3.5
Tujuan dan Fungsi Customer Relations
Berdasarkan kutipan diatas bahwa kegiatan Customer Relations dalam
peningkatan pelayanan prima dapat berjaan dengan baik apabila tercantumnya
32
M. Lingar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan, Bumi Aksara, Cetakan ketiga, 2002, hal
219-220
33
Amin Widjaja Tunggal, Dasar-dasarr Customer Relations Management (CRM), Havrindo,
Jakarta hal 32
31
peran dan fungsi Customer Relations sangatlah penting dalam menjalankan job
description didalam perusahaan.
Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan oleh praktisi Humas dalam
memberikan pelayanan yang unggul dalam customer relation dan demi customer
satisfications antara lain:
a) Menghargai kepentingan dan kebutuhan konsumen
b) Menjaga sopan santun dalam berkomunikasi, sikap, tindakan dan perilaku
dalam melayani kepentingan konsumen.
c) Bersikap bijaksana secara professional, cepat, efisien serta saling
menguntungkan dari kedua belah pihak dan dipercaya.
Tujuan hubungan pelanggan dari perusahaan besar dan kecil dalam berbagai
jenis industri adalah sebagai berikut:34
1. Menentukan apakah para pelanggan maupun konsumen memikirkan dan
membicarakan
kebijaksanaan,
tindakan,
produk
atau
pelayanan
perusahaan.
2. Memahami apakah semua pernyataan yang dibuat untuk para konsumen
maupun pelanggan mengenai harga, nilai, pelayanan, dan kualitas adalah
menurut kenyataan dan tidak dibuat-buat.
3. Meningkatkan
pelayanan
konsumen
maupun
pelanggan
dengan
penanganan yang lebih memuaskan atas dasar keluhan, dengan analisis
keluhan untuk mengetahui penyebabnya dan memperbaiki kekurangan
34
H. Frazier Moore, Humas Membangun Citra dengan Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya,
Bandung 2004, hal 515
32
dalam operasi, prosedur, atau kebijaksanaan untuk mencegah timbulnya
keluhan-keluan tersebut.
4. Memperoleh penerimaan tentang produk dan pelayanan perusahaan oleh
public pemakai.
5. Mendidik karyawan untuk memberikan pelayanan yang cepat, tepat,
sopan,pribadi dan ramah terhadap konsumen maupun pelanggan.
6. Menyebarluaskan
informasi
kepada
public
pemakai
tentang
produk,pelayanan, kebijaksanaan, dan praktik perusahaan.
7. Menjawab pertanyaan konsumen maupun pelanggan yang berhubungan
dengan perusahaan, produk dan pelayanan dan manfaatnya.
2.4
Kepercayaan
Kepercayaan adalah pengharapan positif bahwa orang lain tidak akan-
melalui kata-kata, tindakan, atau keputusan-bertindak secara oportunitik.35 Istilah
pengharapan positif dalam definisi ini, kita mengasumsikan bahwa pengetahuan
dan keakraban dengan pihak lain, sedangkan oportunitik merujuk pada resiko dan
kerentanan yang inheren dalam setiap hubungan kepercayaan.
Menurut Stephen Robbins dalam bukunya Organizational Behavior, ada
lima dimensi yang membentuk sebuah trust, antara lain:36
35
36
Robbins P, Stephen, 2008, Perilaku Organisasi, Jakarta, Indeks hal 71
Ibid
33
1. Integritas
Integritas mengacu pada kejujuran. Dari dimensi lainnya, integritas adalah
yang paling penting dalam menentukan apakah seseorang dapat dipercaya
atau tidak.
2. Kompetensi
Kompetensi mengacu pada pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
individu. Seorang dokter haruslah memiliki kompetensi dalam bidangnya.
3. Konsistensi
Konsistensi mengacu pada kesesuaian antara kata dan tindakan dalam
menangani suatu situasi. Konsistensi juga berarti dokter tersebut bisa
diandalkan dalam menangani masalah kesehatan.
4. Loyalitas
Loyalitas berarti seseorang berani untuk membela demi orang lain (setia).
5. Keterbukaan
Keterbukaan berarti tidak ada hal yang ditutup-tutupi alias apa adanya.
Tingkat kepercayaan
Sebagaimana dijelaskan oleh Fukuyama (1995), kepercayaan
adalah harapan yang tumbuh di dalam sebuah masyarakat yang ditunjukan
oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan kerjasama berdasarkan normanorma yang dianut bersama.
34
Kepercayaan berarti memiliki keyakinan bahwa pihak atau orang
lain akan memenuhi tanggung jawab mereka. Pasien butuh mempercayai
dokternya.
Kepercayaan
adalah
komponen
kognitif
dari
faktor
sosiopsikologis, kepercayaan di sini tidak ada hubungannya dengan halhal yang gaib tetapi hanyalah “ keyakinan sesuatu itu benar atau salah atas
dasar bukti, sugesti,otoritas, pengalaman, atau intuisi, jadi kepercayaan
dapat bersifat rasional atau irasional.37
Kepercayaan
memberikan
prespektif
pada
manusia
dalam
mempersepsi kenyataan, memberikan dasar bagi pengambilan keputusan
dan menentukan sikap terhadap objek sikap.
Kepercayaan berhubungan dengan hubungan secara umum antara
pribadi dan juga hubungan dalam kelompok. Kedua jenis hubungan
tersebut menekankan suatu hal yang diharapkan dari masyarakat dan dari
badan, hubungan dalam kelompok dipandang sebagai suatu hal yang
sangat relevan dalam menentukan tingkat dan mutu dan kepercayaan.38
Menurut Widagdo, kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya
mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal
yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.39
Giffin mendefinisikan kepercayaan dalam psikologi komunikasi
sebagai “mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang
37
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, 2005, hal 42
Geir Helgessen and Soren Risbjerg Thomsen, Politics, Culture, and Self, East Asian and North
European Attitudes, Denmark, 2006. Hal 11
39
Widagdo H. B. etc. Manajemen Pemasaran Partai Politik Era Reformasi: Segmmentation,
Targeting, Positioning, Golden Terayon Press, Jakart, 2008 hal. 192
38
35
dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh
resiko”.40
Definisi itu menyebutkan 3 unsur percaya :
(1) Ada situasi yang menimbulkan resiko
(2) Orang menaruh kepercayaan pada orang lain, berarti menyadari
bahwa akibat-akibatnya bergantung perilaku orang lain.
(3) Orang yang yakin bahwa perilaku orang lain akan berakibat
baik baginya.
2.5
Khalayak
Khalayak (audience) merupakana faktor penentu keberhasilan komunikasi,
karena komunikasi tentunya patokan keberhasilan upaya komunikasi yang
dilakukan itu merupakan pesan-pesan yang disampaikan melalui suatu saluran
medium dapat diterima atau sampai ke khalayak sasaran, dipahami dan
mendapatkan tanggapan positif, dalam arti sesuai dengan harapan si komunikator.
Khalayak dalam konteks peristiwa komunikasi telah dikenal sejak zaman Yunani
Kuno. Pada masa itu pengertian khalayak menunjuk pada sekumpulan orang yang
menonton suatu pertunjukan (misalnya : drama, pertandingan dan lain-lain).41
Kharakteristik Khalayak
Jenis-jenis kharakteristik khalayak dalam sasaran yaitu : 42
a. Khalayak sebagai penggarap informasi
40
Giffin Kim, etc, Interpersonal Communication in action, Nation Enterprises, US, 2007, hal224
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta; 2005, hal 925
42
Ibid, hal 926
41
36
Terjadi pada pihak penerima (Khalayak) bersifat selektif . Pihak penerima
pesan saat berhadapan dengan bentuk informasi maka akan decoding
(penginterpretasikan kode).
b. Khlayak sebagai problem solver
Khalayak tidak terlepas dari permasalahan kehidupan yang dihadapi
mereka masing-masing, Tujuan optimal tentunya meniadakan keseluruhan
permasalahan tujuan minimal meringankan beban yang ditimbulkan oleh
permasalahan yang ada.
c. Khalayak sebagai mediator
Pada dasarnya proses penyebaran informasi tidak berhenti pada khalayak
sasaran langsung sebagai barisan pertama. Penyebaran informasi bisa melalui
barisan dan bertahap.
d. Khalayak sebagai yang menjadi pembela
Hal ini terjadi karena adanya suatu yang baru mempengaruhi keyakinan
atau karena faktor-faktor lainnya.
e. Khalayak sebagai anggota kelompok
Maksud dari sebagai kelompok adalah formal disini antara lain misalnya
ABRI, serikat buruh dll. Sedangkan kelompok seperti kelompok pencinta alam,
kelompok olahraga termasuk ke dalam kelompok informal.
f. Khalayak sebagai kelompok
Masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok yang mempunyai ciri-ciri
tertentu. Bisa menyangkut cirri demografis seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan,
asal kesukuan, dan lain-lain.
37
g. Selera Khalayak
Selera khalayak adalah manusiawi sifatnya apabila tiap orang mempunyai
selera yang berbeda-beda satu sama lainnya.
h. Khalayak sebagai khalayaknya suatu medium
Sejumlah orang dalam masyarakat telah menjadi khalayak yang setia dan
satu atau beberapa media massa tertentu.
Ada 10 (sepuluh) kategori khalayak utama yang yang dapat diindentifikasikan,
yaitu khalayak utama yang sering menjadi subjek khalayak dari berbagai macam
organisasi secara umum yaitu :
1. Masyarakat luas dalam penelitian ini adalah pelanggan/pasien klinik
BiMC yang berada disekitar.
2. Calon pegawai atau anggota.
3. Para pegawai atau anggota.
4. Pemasok jasa dan berbagai macam barang.
5. Para investor pasar uang
6. Para distributor.
7. Konsumen dan pemakai produk organisasi, dalam peneliatian ini yang
dimaksud adalah pelanggan/pasien klinik BiMC yang memakai jasa dokter
BiMC.
8. Para pemimpin pendapat umum.
9. Serikat-serikat pekerja.
10. Media massa.
38
2.6
Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian secara etimologis hipotesis dibentuk dari dua kata yaitu hypo
dan tesis, hypo berarti kurang, thesis adalah pendapat kedua kata itu kemudian
digunakan secara bersama menjadi hypothesis, dan penyebutan dalam dialek “Ada
pengaruh efektifitas komunikasi interpersonal dokter umum terhadap kepercayaan
pasien klinik Bidakara Medical center (BiMC) di Jakarta”
Download