PENDAHULUAN Kelainan ge~ietikadalah penyakit yang disebabkan oleh perubahan material genetik yang nienyebabkan pembahan fenotipe. Perubahaii material genetik ini biasa disebut dengall mutasi. Mutasi pada gen dapat dibedakaii metijadi dua, yaitu mutasi benilahla dan tiiutasi tak bennalcna. Mutasi berinakna ~ncnyebabkanperubahan struktur protein. Sebaliknya, tnutasi dan pe~iya~idian tak bei-tnaki~atidak mcnyebabkan pembahan struktur dan penyandian protein. Pada iiidividu diploid, terdapat sepasang kromosoln honiolog. Adaiiya kromoso~ilhomolog nie~nungkinkangen pada suahi kro~nosotii tiiengalami ~nutasinamun pasangail Ilotuolognya nornial atau disebnt dengall heterozigot. Jika ekspresi dari gel1 yang mengalatiii tnutasi ilii ~nengikutipola domiriai~-resesil Mendel, niaka individu noniial adalah individu-individu yang tidak ~uempu~iyai ale1 illutan (I-Iomozigot dotninan) maupuli individu heterozigot. Sedangkan individu yaiig iiienibawa ale1 mutan pada kedua kroniosoiii Iioi~iolognyadisebut honiozigot resesif. lndividu hoiiiozigot resesif kebanyakan letal. Individu heterozigot akan nienjadi pe~nbawa (karier) ale1 lnutan dalain suahi populasi (Healy 1996). Dalatn dunia pete~nakan, inse~ninasi buatan (IB) merupakati salah satu cara untuk lileiilpercepat penyebaran gen-gen penibawa sifat unggul. Pencegahan penggunaan individu karier sebagai bibit unggul dalani IB hams dihindari karena akan menyebarkan ale1 kelainan genetik ke dalam populasi (Mukhopadhyaya 2006). Penyebaran ale1 kelainan geiietik dapat dikendalikan melalui inanajenien pemuliaan berbasis inforniasi genetik. Itiformasi genetik bisa dipemleh dengan melakukan identifikasi molekuler. Kelebilian dari teknik molekuler ini antara lain dapat dilakukan langsung pada individu tanpa perlu menunggu gen terekspresi, bersifat non-invasive, dan proses yang relatif lebih cepat. Sapi Friesian-Holstein (FH) mempakan sapi perah yang banyak diternakkan di Indonesia. Beberapa identifikasi kelainan genetik pada sapi FH telali dilakukan ~nelalui teknik inolekuler (Tsujino et a/. 1996; Bilstrom et al. 1998; Johnstone et al. 2004;Citek el a/. 2006). Dari beberapa kelainan genetik pada sapi, identifikasi molekuler bovine leukocyte adllesion deficiency (BLAD) dan complex vertebral ma2founa- tion (CVM) pada sapi FtI telah dilakukan di Indonesia (Muttaqin 2007; Ikhtiarini 2008). Kelaitiaii genetik lain yang terdapat pada sapi dan beluni pernah diide~itifikasi di Indonesia adalah glycogen stor.rrge disease (GSD) tipe V (citek ef nl. 2006). Glycogerl sforuge ~d.sense(GSD) tipe V (sindrom McArdle) merupakan suatu kelaiiian genetik yang bersifi~t autosornal resesif. Itidividu GSD tipe V nie~~gala~ni defisietisi cuzim glikogen fosforilase pada otot. Delisiensi iili disebabkan oleh adaiiya iilutasi pada gen PYGAf (r~~r~scle gljicogen phosphor:ylase) petiyandi glikogen fosforilase. Glikogen fosforilase berfungsi untuk mernecali glikogen menjadi glukosa (Lampirati 1). Dalani keadaa~idefosforilasi eiizim i~iinieiijadi inaktif (fosforilase b) sedaiigkail dalanl keadaan fosforilasi enziril i~iinie~ijadi aktif (fosForilase a). Penderita GSD tipe V ~iietiiilikifosforilase a yang inaktif sehingga glikogeii otot tidak dapat dipecali menjadi glukosa yatig dipcrluknli dalaiil si~itesis ATP. Gejala GSD tipe V pada nianusia ditandai dengan otot cepat me-ngalami kratn dan cepat lelah karena otot kekurangan energi uiltuk berkontraksi (DiMauro el (11. 2002). Glj~cogeri storage disease tipe V pertama [tali diteinukail pada mailusia pada tahun 1951 oleh Brian McArdle (Haller 2000). Pada tahun 1995, GSD tipe V diteniukan juga pada sapi Chamlais di Ainerika Serikat (Angelo ct a/. 1995). Glycoger~sforage rliseo.se tipe V pada sapi terjadi kareiia adanya substitusi basa C nie~ijadi T padn kodon ke-489 yang menyebabkan peiubahan asam aiilino dari arginin (egg) ~ilenjaditriptofan (tgg) (Tsujino et a/. 1996). Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk niengidentifikasi ada~iya mutasi titik pada gen PYGM penyebab glycoger~storage disease tipe V pada sapi Friesian-Holstein (FH) di Jawa-Bali. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2009 sainpai dengan Mei 2009 di bagian Fungsi Ilayati clan Perilaku Hewan Departenien Biologi, FMIPA IPB.