BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p29) internet pada mulanya adalah sebuah Wide Area Network (WAN) yang dinamakan ARPANET yang dikembangkan oleh ARPA di Amerika Serikat pada tahun 1970-an yang fungsinya adalah membentuk jaringan. Kemudian teknologi ini diperkenalkan untuk masyarakat umum. Meskipun demikian tidak ada standar yang sama untuk setiap perusahaan yang menggunakan jaringan tersebut. Sehingga ada banyak software dan hardware yang berbeda yang menyebabkan komputer-komputer yang ada dalam jaringan tersebut tidak dapat terhubung satu dengan yang lainnya. Kemudian ARPA mengembangkan TCP/IP sebagai software yang memungkinkan internetworking yang keberadaannya paling sering digunakan sampai saat ini. Internet adalah sebuah konsorsium dari jaringan-jaringan, yang menghubungkan jutaan komputer dan ribuan jaringan di seluruh dunia (Rayport & Jaworski, 2003, p30). Internet menurut Ustadiyanto (2001, p1) adalah sebuah alat penyebaran informasi secara global, sebuah mekanisme penyebaran informasi dan sebuah media untuk berkolaborasi dan berinteraksi antar individu dengan menggunakan komputer tanpa terhalang batas geografis. 6 7 Meskipun pada tahun 2001 terlihat banyak kesalahan dalam penggunaanya, internet mempunyai peranan penting bagi keberadaan konsumen. Banyak perusahaan yang berbasiskan internet telah menghasilkan jutaan, bahkan miliaran dalam penjualan secara online (Rayport & Jaworski, 2003, p44). 2.2 Penjualan 2.2.1 Definisi Penjualan Kegiatan penjualan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dan merupakan transaksi yang banyak terjadi di setiap perusahaan. Kegiatan penjualan dapat dilakukan oleh perusahaan dalam 2 bentuk, yaitu : • Penjualan tunai yaitu penjualan yang langsung menerima pembayaran pada saat barang atau jasa diserahkan kepada pembeli. • Penjualan kredit yaitu penjualan dengan pembayaran pada waktu tertentu yang telah disepakati bersama antara pembeli dan penjual. Menurut Swastha (2001,p8) menjual adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Pendapat Swastha (2001,p129), faktor yang mempengaruhi penjualan adalah : • Kondisi dan kemampuan penjual • Kondisi pasar • Modal • Kondisi organisasi perusahaan • Faktor lain seperti promosi, iklan, peragaan dan lain-lain. 8 Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1991, p17) pengertian penjualan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban suatu badan usaha yang timbul dari penyerahan barang atau jasa atau aktivitas usaha lainnya di dalam suatu periode. Mulyadi (1993, p204) berpendapat bahwa kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan atau jasa baik secara kredit maupun tunai. • Penjualan tunai Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan yang bersangkutan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran barang terlebih dahulu sebelum diserahkan kepada pembeli. • Penjualan kredit Penjualan kredit adalah penjualan yang pembayarannya dilakukan beberapa waktu setelah pelanggan menerima barang yang dipesannya. Pembayaran biasanya dilakukan dalam jangka waktu yang telah disepakati oleh penjual dan pembeli. Menurut Smith dan Skousen (1993, p123) penjualan yaitu arus masuk atau penambahan lain atas aktiva suatu entitas atau penyelesaian kewajiban kewajibannya (atau kombinasi keduanya) yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau aktiva-aktiva lain yang merupakan operasi utama atau operasi inti yang berkelanjutan dari suatu entitas. 2.2.2 Jaringan prosedur penjualan Menurut Mulyadi (1993,p206) bahwa sistem penjualan punya fungsi-fungsi tertentu yaitu : 9 1. Fungsi Penjualan Bertanggung jawab menerima surat order dari pelanggan, mengedit informasi yang belum lengkap pada surat order tersebut dan meminta otorisasi kredit. 2. Fungsi Kredit Bertanggung jawab dalam meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit pada pelanggan. 3. Fungsi Gudang Bertanggung jawab untuk menyimpan dan menyediakan barang yang dipesan oleh pelanggan dan mengirim barang ke bagian pengiriman barang beserta surat jalan. 4. Fungsi Pengiriman Bertanggung jawab membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan serta menyediakan tembusan faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi aktivitas. 5. Fungsi Akutansi Bertanggung jawab untuk mencatat transaksi penjualan dan mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur. Jaringan yang terbentuk dalam sistem penjualan adalah : 1. Fungsi Order Penjualan Fungsi penjualan menerima order dan melengkapi informasi penting pada surat order 2. Fungsi Persetujuan Kredit Fungsi penjualan menerima persetujuan penjualan kredit kepada fungsi penjualan 10 3. Prosedur Pengiriman Fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli dan pelanggan sesuai dengan informasi yang tercantum dalam order pengiriman yang diterima. 4. Prosedur Penagihan Fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkan kepada pembeli dan pelanggan dalam metode tertentu faktur penjualan dibuat oleh bagian penjualan sebagai tembusan pada waktu membuat surat order pengiriman. 5. Prosedur Pencatatan Piutang Fungsi akutansi mencatat tembusan faktur penjualan ke dalam kartu piutang atau dalam metoda tertentu mengarsipkan dokumen menurut abjad yang berfungsi sebagai pencatatan piutang Dari beberapa teori penjualan menurut beberapa ahli maka jenis penjualan yang diterapkan pada PT. Dunia Art Frame adalah penjualan tunai, di mana terdapat fungsi-fungsi penjualan seperti fungsi penjualan, fungsi gudang, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi. 2.3 e-commerce Secara formal e-commerce dapat didefinisikan sebagai berikut : teknologi yang memperantarai pertukaran antara pihak-pihak (secara individu atau organisasi) seperti kegiatan intra atau interorganisasi berbasis elektronik yang memfasilitasi pertukaran tersebut (Rayport & Jaworski, 2003, p4). Menurut Akbar (2006, p49), e-commerce adalah kegiatan perdagangan yang dilakukan melalui perantara halaman web di internet. 11 Menurut Chaudhury dan Kuilboer (2002, p.30), e-commerce adalah menjalankan aktivitas bisnis menggunakan platform internet dan menggunakan situs web khusus yang dibuat oleh perusahaan untuk menjalankan bisnisnya. Menurut Turban (2004, p3), e-commerce mengambarkan proses membeli dan menjual lewat media digital Menurut Ustadiyanto (2001, p11), e-commerce pada dasarnya merupakan suatu kontak transaksi perdagangan antara penjual dan pembeli dengan teknologi internet. Jadi, sebagian proses bisnis dikomunikasikan melalui internet. Secara umum e-commerce dapat dibedakan menjadi dua bentuk dasar, yaitu bricks-and-mortar dan e-commerce selling. Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p11), dalam membangun sebuah ecommerce ada 6 tahap yang harus dilalui: Framing the Market Opportunity Business Model Customer Interface Market Communication and Branding Implementation Metrics Gambar 2.1 strategi e-commerce Sumber: Rayport & Jaworski (2003, p11) 2.3.1 Framing the Market Opportunity Tujuan yang ingin dicapai dalam tahap ini adalah untuk mengidentifikasi dan memprediksi kesempatan usaha yang menarik. Misalnya, kebutuhan pasar yang belum terjawab, apakah persaingan yang ada sangat ketat, dan sebagainya. 12 Ada enam tahap untuk menyusun kerangka kesempatan pasar, yakni sebagai berikut: Identify the Unmet and/or Underserved Customer Need Identify the Specific Customers a company will Pursue Assess Advantage Relative to Competition Assess the Company’s Resources to deliver the offering Assess Market Readiness of Technology Specify Opportunity in concrete terms Assess Opportunity attractiveness Gambar 2.2 Kerangka kesempatan pasar Sumber: Rayport & Jaworski (2003, p83) a. Identify the unmet and/or undeserved customer need Untuk menemukan kebutuhan pasar yang belum terpenuhi, pihak manajemen harus memetakan proses pengambilan keputusan pelanggan dengan customer decision process. Gambar 2.3 manggambarkan proses pengambilan keputusan seorang pelanggan. 13 Problem Recognition Information Gathering Evaluation Purchase Decision Satisfaction Loyalty Gambar 2.3 Proses pengambilan keputusan seorang pelanggan Sumber: Rayport & Jaworski (2003, p86) b. Identify the specific customers a company will pursue Perusahaan perlu mengembangkan sebuah pengertian mengenai jenis pelanggan yang pada akhirnya menjadi target mereka. Pengertian ini memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk berfokus pada keahlian menawarkan sesuatu yang benarbenar menarik target pasar. Untuk membangun pengertian tersebut, perusahaan membuat suatu segmentasi dimana pelanggan dikelompokkan berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ada. Segmentasi ini dapat dibuat berdasarkan geografis, demografis, dan sebagainya. 14 c. Assess advantage relative to competition Keuntungan bersaing ditentukan oleh nilai pelanggan yang dibuat oleh perusahaan yang melebihi biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menciptakan nilai tersebut. Untuk mengukur keuntungan relatif dari persaingan, perusahaan harus mengidentifikasi pesaing-pesaing yang akan dihadapinya. Jajaran kepemimpinan perusahaan harus mengerti penawaran yang disampaikan oleh pesaing, alasan mereka menawarkan solusi terhadap kebutuhan pasar yang belum terpenuhi, dan alasan mengapa perusahaan boleh atau tidak boleh meniru penawaran yang akan ditawarkan perusahaan. Pesaing dapat dibedakan menjadi dua, yakni pesaing langsung dan pesaing tidak langsung. d. Assess the company’s resources to deliver the offering Pada tahap ini, perusahaan harus mempunyai gambaran pengalaman dan keuntungan yang diberikan oleh penawaran dan sumberdaya dan teknologi yang akan dibutuhkan untuk menyampaikan keuntungan dari penawaran. Sementara penawaran dan keinginan untuk menghasilkan keuntungannya akan ditinjau ulang dan disaring berkali-kali, hal ini akan memainkan peranan penting dalam mempengaruhi dan menetapkan dasar pemikiran perusahaan untuk berhasil dalam usaha ini. e. Assess market readiness of technology Dalam tahap ini, perusahaan mempunyai pengertian yang dalam tentang kesempatan di mana pasar siap atau tidak untuk menggunakan teknologi. 15 f. Specify opportunity in concrete terms Dalam hal ini, pihak manajemen harus memiliki sebuah gambaran jelas mengenai kesempatan pasar. Anggota-anggotanya harus bisa mendeskripsikan sistem nilai bagi perusahaan. Mereka harus mempunyai pengertian yang kuat bagaimana ikut campur dalam sistem nilai dan proses pengambilan keputusan pelanggan dapat menciptakan keuntungan yang baru, meningkatkan yang ada sekarang, atau membuka nilai yang ada pada sistem sekarang. g. Assess opportunity attractiveness Pada tahap ini pihak manajemen harus memiliki sebuah gambaran jelas mengenai kesempatan pasar. Anggota-anggotanya harus bisa mendeskripsikan sistem nilai bagi perusahaan. Mereka harus mempunyai pengertian yang kuat bagaimana ikut campur dalam sistem nilai dan proses pengambilan keputusan pelanggan dapat menyediakan exceptional value bagi pelanggan dengan membuat keuntungan yang baru dan meningkatkan yang ada sekarang, atau membuka nilai yang ada pada sistem sekarang. 2.3.2 Business Model Ada Empat komponen dari sebuah Online Business Model (1) Sebuah value proposition atau value cluster bagi target pelanggan. (2) Online offering, yang mana dapat berupa produk, layanan, informasi, atau ketiganya. (3) Sebuah sistem sumber daya yang unik dan dapat bertahan, dan (4) Sebuah revenue model. 16 2.3.2.1 Value proposition / value cluster Cluster ini terdiri dari tiga bagian: - choice of segments Analisa choice of segments terdiri dari dua dimensi, yaitu ketertarikan pasar dan kemampuan perusahaan untuk bersaing di dalam pasar. - choice of focal customer benefits Tujuan dari tahap ini adalah untuk menspesifikasi key benefit yang akan di sampaikan kepada pelanggan. - choice of unique and differentiating resources Komponen ini berfokus pada faktor-faktor dalam perusahaan sendiri. Hal yang terpenting dalam tahap ini adalah bahwa sumber daya yang unik dapat dihubungkan secara langsung pada keuntungan-keuntungan yang membentuk value proposition. 2.3.2.2 Online Offering a. Lingkup dari penawaran Menjelaskan dua tipe spesifik dari ruang lingkup yang dapat difokuskan pada : a. Category-specific dominance: berfokus pada satu jenis pruduk. b. Cross-category dominance: tidak berfokus pada satu jenis kategori produk. b. Mengidentifikasi proses keputusan pelanggan Langkah kedua dalam membangun sebuah penawaran online adalah mengartikulasikan proses keputusan pelanggan (customer decision process) untuk kategori produk yang beragam. Proses ini seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terdiri dari tiga tahapan: prepurchase, purchase dan postpurchase. 17 Problem Recognition Information Search Evaluation of Alternatives Purchase Decision Satisfaction Loyalty Disposal Gambar 2.4 Proses pengambilan keputusan pelanggan Sumber: Rayport & Jaworski (2003, p119) c. Pemetaan produk dan layanan ke proses keputusan pelanggan Proses pemetaan ini ditunjukkan dengan membuat egg diagram. Diagram ini di mulai dengan mengartikulasi tahap-tahap pengambilan keputusan yang dilalui seorang pelanggan. Kemudian, mengidentifikasi barang, jasa dan informasi yang membantu pelanggan bergerak dalam tahap-tahap tersebut. 18 Penawaran produk Proses Pengambilan Keputusan pelanggan Gambar 2.5 Egg Diagram Sumber: Rayport & Jaworski (2003, p120) 2.3.2.3 Resource System Sistem sumber daya menunjukkan bagaimana sebuah perusahaan harus memilih dan kemudian meluruskan sumber dayanya untuk menyampaikan keuntungan dari value proposition atau cluster. a. Menspesifikasikan sebuah sistem sumber daya Dengan empat modifikasi di bawah ini, kita akan membangun sebuah sistem sumber daya Langkah pertama : Mengidentifikasi keuntungan utama pada cluster nilai Langkah kedua : Mengidentifikasi sumber daya yang berhubungan dengan tiap keuntungan Langkah ketiga : Mengidentifikasi pada tingkatan mana perusahaan dapat menyampaikan tiap keuntungan Langkah keempat : Mengidentifikasi rekan yang dapat memperlengkapi sumber daya 19 b. Kriteria untuk menilai kualitas dari sebuah sistem sumber daya - Keunikan sistem - Menghubungkan antara sumber daya dan keuntungan - Menghubungkan antara sumber daya dalam sistem - Menghubungkan antara sistem bisnis dunia virtual dan dunia fisik - Keuntungan sustainable c. Peranan dari hubungan kerja sama - Persetujuan portal - Persetujuan anchor-tenant Persetujuan anchor-tenant terjadi ketika sebuah perusahaan setuju untuk menjadi penyedia tunggal dari sebuah produk khusus atau layanan bagi situs eceran lain. - Persetujuan promosi Persetujuan promosi menyangkut apakah sebuah perusahaan sedang dipromosikan pada situs perusahaan lain atau saling mempromosikan dalam tiap perusahaan menerima promosi. 2.3.2.4 Revenue Model Hal yang paling sering disebut sebagai sumber dari penerimaan : - Periklanan, sebuah situs tertentu dapat memperoleh penghasilan dari iklan melalui penjualan iklan (banner atau interstitial), situs sponsor, event underwriting, atau bentuk komunikasi lainnya. - penjualan produk, layanan, atau informasi. Hal ini mengacu kepada pendapatan yang dihasilkan dari penjualan barang pada situs, hal ini dapat termasuk penjualan melalui situs eceran atau informasi pay-per-use. 20 - Transaksi. Hal ini mengacu kepada pendapatan yang bertambah dari tuntutan biaya atau mengambil porsi dari penjumlahan transaksi untuk memfasilitasi sebuah transaksi penjualan pelanggan. - Subscription. Hal ini mengacu kepada biaya berlangganan untuk majalah, koran, atau informasi lain atau layanan bisnis. - Biaya izin. Hal ini biaya dihasilkan dari isi yang telah berlisensi. 2.3.3 Customer Interface 2.3.3.1 Kerangka 7C Context Konteks suatu web site mencerminkan kesan estetika dan fungsionalnya. Beberapa site berfokus pada grafik, warna, dan desain, sementara yang lain menekankan pada tujuan, misalnya kemudahan navigasi. Content Berfokus pada isi yang disajikan seperti text, video, audio, dan grafik yang keseluruhannya mencerminkan informasi tentang produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan. Community Komunitas adalah interaksi antara para pemakai site, dapat terjadi melalui interaksi one-to-one atau di antara banyak pemakai. Customization Suatu kemampuan website untuk menyesuaikan dirinya disebut customization. 21 Communication Komunikasi mengacu pada dialog antara suatu website dan para pemakainya. Hal ini dapat berupa tiga format: komunikasi site-to-user, komunikasi user-to-site, komunikasi dua arah. Connection Mengacu pada tingkatan di mana suatu website dihubungkan dengan halaman website lain. Commerce Bagaimana suatu web mampu melakukan perdagangan dengan menjual barangbarang, produk, dan jasa. 2.3.4 Market Communication and Branding 2.3.4.1 Empat Kategori dari Komunikasi Pasar Komunikasi pasar mengacu kepada semua points of contact yang perusahaan miliki bersama pelanggannya. Hal ini termasuk komunikasi secara offline seperti iklan televisi, promosi, dan penjualan lewat telepon, sebaik dengan periklanan yang dicapai lewat internet. Ada empat tipe dari komunikasi pasar : (1) General online communications, dapat berupa: • Banner ads • E-mail • Viral marketing • Portal sponsorship/exclusive agreements • Associate programs 22 • Online and offline partnerships • Customer information • Online transactions (2) Personalized online communications, dapat berupa: • Personalized permission e-mail • Personalized recommendations • Personalized advertisements • Personalized webpages • Personalized e-commerce stores (3) Traditional mass media communications, dapat berupa: • Television • Radio • Print • Billboards (4) Direct communications, dapat berupa: • Salesforce • Direct mail • Telemarketing • Customer service representatives 23 2.3.4.2 Dasar-dasar Branding Brand equity adalah kombinasi dari aset yang dapat dilihat dari perspektif perusahaan atau perspektif pelanggan. Brand eqiuty juga dapat diartikan sebagai kombinasi dari respon pelanggan dan benefits. Karena itu, dalam framework brand equity terdapat tiga bagian penting: brand, customer responses, dan benefits (bagi perusahaan dan pelanggan). Terdapat 10 tahap proses branding: 1. Clearly define the brand audience 2. Understand the target customer 3. Identify key leverage points in customer experience 4. Continually monitor competitors 5. Design compelling and complete brand intent 6. Execute with integrity 7. Be consistent over time 8. Establish feedback systems 9. Be opportunistic 10. Invest and be patient 2.3.5 Implementation Ketika sebuah perusahaan berhasil menarik pelanggannya ke websitenya, perusahaan juga harus memberikan layanan seperti yang telah dijanjikan oleh brandnya misalnya dengan mengeksekusi transaksi dengan benar. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menggambarkan infrastruktur yang harus dibangun perusahaan untuk mencapai tujuan strategis perusahaan. Biasanya sumber 24 daya perusahaan tersebut mencakup 7 bagian berikut: sumber daya manusia, prosesproses, struktur organisasi, sistem-sistem, budaya, kepemimpinan, dan partnership. Untuk dapat memadukan ketujuh bagian tersebut, tim kepemimpinan harus memperhatikan enam prinsip dasar berikut: 1. Execution is Led by Senior Management – Not the Troops 2. Hold People Accountable for Meeting the Numbers 3. It Is Not Just About the Numbers; It Is Also About the Proses 4. Continuous Improvement Is Still Relevant and Important 5. The Customer Is the Starting Point 6. Hire and Develop the “Doers” 2.3.6 Metrics Tujuan dari tahap ini adalah untuk memberikan framework yang melaluinya dapat diperkirakan sebuah usaha online sehat atau tidak. Framework ini terdiri dari lima jenis metric: market opportunity, business model, marketing and branding, implementation, dan customer. 2.4 Business-to-Customer Menurut Ustadiyanto (2001, p13), B2C (Business-to-Consumer) e-commerce merupakan transaksi jual beli melalui internet antara penjual barang konsumsi dengan konsumen (end user). Karakteristik utama dari B2C e-commerce kemampuan untuk menciptakan hubungan langsung dengan pelanggan tanpa melibatkan perantara seperti distributor dan dealer. (Efraim Turban, 2002, p86). 25 B2C e-commerce mengacu pada pertukaran antara bisnis dan consumer seperti yang dilakukan oleh Amazon dan Yahoo! Transaksi B2C dapat mencakup pertukaran produk fisik, produk digital, atau jasa dan biasanya lebih kecil daripada transaksi B2B. (Rayport & Jaworski, 2003, p4) 2.5 Basis Data Menurut Subekti (1997,p1), basis data (database) dapat digambarkan sebagai suatu lemari file yang berisi berbagai kumpulan file data yang terorganisasi. Sedangkan sistem basis data (database) adalah penyimpanan record dalam komputer. Basis data terdiri dari empat komponen (p1-3) : a. Data Merupakan kumpulan dari berbagai catatan–catatan penting yang telah diorganisasi. b. Hardware Perangkat fisik yang digunakan dalam menjalankan sistem basis data. c. Software Perangkat lunak yang digunakan dalam mengolah basis data biasa disebut dengan DBMS (Database Management System). DBMS ini merupakan software penghubung antara basis data dengan pengguna. d. Pengguna Merupakan orang–orang yang menggunakan dan mengolah basis data yang antara lain adalah database programmer, pengguna dan database administrator. Merupakan kumpulan data yang saling berhubungan secara logika antara satu data dan data lainnya, namun tidak terjadi duplikasi data. Dirancang untuk menghasilkan 26 informasi yang dibutuhkan suatu organisasi. (Connolly, 1996, p14). Pada basis data pemakai dapat melakukan manipulasi data dan operasi file, dimulai dari membuat file baru kedalam basis data, memasukkan data, mengambil data. Pada umumnya database pada sistem bersifat integrated dan shared (Date, 1995, p6). Integrated maksudnya basis data dapat disebut sebagai penggabungan beberapa file yang berbeda, dengan membatasi pengulangan, baik keseluruhan file dan sebagian. Sedangkan shared artinya data individual didalam basis data dapat digunakan bersama– sama oleh beberapa pengguna yang berbeda. 2.6 Interaksi Manusia dan Komputer (IMK) a. Pengertian Interaksi Manusia dan Komputer (IMK) Interaksi Manusia dan komputer atau Human Computer Interaction adalah disiplin ilmu yang berhubungan dengan perancangan, evaluasi dan implementasi sistem komputer interaktif untuk digunakan manusia serta studi fenomena– fenomena besar yang berhubungan dengannya. b. Delapan Aturan Emas : 1) Berusaha untuk konsisten. 2) Memungkinkan frequent user menggunakan shortcuts. 3) Memberikan umpan balik yang informatif. 4) Merancang dialog yang memberikan penutupan (keadaan akhir). 5) Memberikan pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan yang sederhana. 6) Memungkinkan pembalikan aksi yang mudah. 7) Mendukung pusat kendali internal (internal locus of control). 8) Mengurangi beban ingatan jangka pendek.