ANALISIS BREAK EVEN POINT MULTI PRODUK SEBAGAI DASAR PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TAHU AS YOLANDA BELLA CHRISANDRI 28210679 EKONOMI / AKUNTANSI LATAR BELAKANG Dalam mencapai tujuannya suatu perusahaan yang didirikan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus merencanakan setiap kegiatan operasinya dikelola secara cermat untuk pengambilan keputusan untuk mencapai sasaran perusahaan, sehingga perusahaan akan memperoleh keberhasilan untuk memaksimalkan keuntungan. RUMUSAN MASALAH • RUMUSAN MASALAH 1. Berapakah jumlah produk yang harus terjual berdasarkan perencanaan laba yang dibuat perusahaan dengan menggunakan analisis break even point ? 2. Berapakah tingkat penjualan produk pada saat mengalami titik impas ? 3. Berapakah tingkat penjualan, pada saat perusahaan merencanakan laba untuk produksi selanjutnya ? BATASAN MASALAH • BATASAN MASALAH Begitu luasnya pembahasan yang dapat terjadi maka penulis membatasinya yaitu : produk tahu, periode yang digunakan bulan Mei 2013. Dan metode yang akan digunakan untuk perhitungan laba. TUJUAN • TUJUAN 1. Mengetahui berapa banyak jumlah produk yang harus dijual berdasarkan perencanaan laba yang dibuat oleh perusahaan dengan menggunakan hasil analisis BEP. 2. Mengetahui pada tingkat penjualan berapa perusahaan akan mengalami titik Impas. 3. Mengetahui tingkat penjualan perusahaan dalam perencanaan laba pada produksi selanjutnya. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN Perhitungan Margin Kontribusi • Margin kontribusi Tahu Putih = Rp 130.000 – Rp 90.838 = Rp 39.162 • Margin kontribusi Tahu Coklat = Rp 130.000 – Rp 112.146 = Rp 17.854 Perhitungan Proporsi untuk setiap produk • Proporsi Tahu Putih : 9.600 / 12.000 = 80% • Proporsi Tahu Coklat : 2.400 / 12.000 = 20% Perhitungan BEP Pabrik Tahu AS : BEP Multi produk = Biaya Tetap (MKA*PropA) + (MKB*PropB) BEP Multi produk = Rp 36.374.740 (39.162 x 80%) + (17.854 x 20%) = Rp 36.374.740 Rp 34.901 = 1.042 Box Tahu atau masing – masing terjual sebanyak : • Tahu Putih : 80 % x 1.042 = 833,6 menjadi 834 Box Tahu Putih • Tahu Coklat : 20 % x 1.042 = 208,4 menjadi 208 Box Tahu Coklat BEP dalam Rupiah : • Tahu Putih : 834 box x Rp 130.000 = Rp 108.402.000 • Tahu Coklat : 208 box x Rp 130.000 = Rp 27.040.000 ------------------- + Rp 135.460.000 Perhitungan Laba – Rugi • Tahu Putih : 834 box x Rp 130.000 • Tahu Coklat : 208 box x Rp 130.000 = Rp 108.420.000 = Rp 27.040.000 ------------------- + Rp 135.460.000 Biaya Variabel : • Tahu Putih : 834 box x Rp 90.838 = Rp 75.758.892 • Tahu Coklat : 208 box x Rp 112.146 = Rp 23.326.368 -------------------- + (Rp 99.085.260) Margin Kontribusi = Rp 36.374.740 Biaya Tetap = (Rp 36.374.740) -------------------- = Rp 0 Penerapan Perencanaan Laba dengan Teknik BEP Pada produksi selanjutnya perusahaan merencanakan laba sebesar Rp 400.000.000, dan berikut ini adalah perhitungannya : Penjualan = Biaya Tetap + Laba ------------------------Margin Kontribusi Rp 36.374.740 + Rp 400.000.000 = -------------------------------------Rp 34.901 Rp 436.374.740 = ------------------Rp 34.901 = 12.503,2 Box Tahu dibulatkan menjadi 12.503 Box tahu Dengan proporsi penjualannya yaitu 80 % untuk tahu putih dan20% untuk tahu coklat maka : • Tahu Putih: 80 % x 12.503 = 10.002 box x Rp 130.000 = Rp1.300.260.000 • Tahu Coklat: 20 % x 12.503 = 2.501 box x Rp 130.000 =Rp 325.130.000 • Total penjualan =Rp1.625.390.000 KESIMPULAN • Pada bulan Mei 2013, perusahaan mencapai titik impas atau break even point pada kapasitas 1.042 box tahu yang terdiri dari 834 box tahu putih dan 208 box tahu coklat. • Pendapatan perusahaan saat BEP sebesar Rp 135.460.000. Dimana pada titik itu perusahaan tidak mengalami keuntungan dan juga tidak mengalami kerugian. • Untuk mencapai target yang diinginkan sebesar Rp 400.000.000 maka perusahaan harus menjual 12.503 box tahu untuk kedua jenis produk yang dihasilkan dengan komposisinya adalah 10.002 box tahu putih dan 2.501 box tahu coklat dalam penjualan sebesar Rp 1.625.390.000. SARAN Saran yang dapat penulis kemukakan dari hasil analisis pada bab sebelumnya yaitu perusahaan dapat menggunakan analisis break even point untuk merencanakan laba yang diinginkan sehingga perusahaan dapat mengetahui berapa produk yang harus dijual untuk mencapai laba yang diinginkan.