STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN

advertisement
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN
BERSIHAN JALAN NAFAS PADA An.G DENGAN
BRONKITIS DI RUANG FLAMBOYAN
RSUD SUKOHARJO
DISUSUN OLEH :
HASTIN NUR AINI
NIM. P.09024
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN
BERSIHAN JALAN NAFAS PADA An.G DENGAN
BRONKITIS DI RUANG FLAMBOYAN
RSUD SUKOHARJO
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DISUSUN OLEH :
HASTIN NUR AINI
NIM. P.09024
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
ŝ
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: HASTIN NUR AINI
NIM
: P. 09024
Program Studi
: Diploma III Keperawatan
Judul Karya Tulis Ilmiah
: ASUHAN
KEPERAWATAN
EFEKTIFAN
PADA
BERSIHAN
An.G
DENGAN
KETIDAK
JALAN
NAFAS
BRONKITIS
DI
RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.
Surakarta,
April 2012
Yang membuat Pernyataan
HASTIN NUR AINI
NIM. P. 09024
ŝŝ
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:
Nama
: HASTIN NUR AINI
NIM
: P. 09024
Program Studi
: Diploma III Keperawatan
Judul Karya Tulis Ilmiah
: ASUHAN
KEPERAWATAN
EFEKTIFAN
BERSIHAN
KETIDAK
JALAN
NAFAS
PADA An. G DENGAN BRONKITIS DI
RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan
: Surakarta
Hari / Tanggal
: Sabtu/28 April 2012
Pembimbing : Siti Mardiyah, S, Kep.,Ns
NIK. 221183063
ŝŝŝ
(…………………….)
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:
Nama
: HASTIN NUR AINI
NIM
: P. 09024
Program Studi
: Diploma III Keperawatan
Judul Karya Tulis Ilmiah
: ASUHAN
EFEKTIFAN
PADA
An.G
KEPERAWATAN
BERSIHAN
DENGAN
KETIDAK
JALAN
NAFAS
BRONKITIS
DI
RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan
Hari / Tanggal
Penguji I
Penguji II
Penguji III
: ……………………..
: ……………………..
DEWAN PENGUJI
: Siti Mardiyah, S.Kep., Ns
NIK: 201183063
: Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns
NIK: 201187065
: Anissa Cindy N.A,S.Kep.,Ns
NIK: 201188087
(…………………….)
(…………………….)
(…………………….)
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII keperawatan
STIKES Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S.Kep., Ns.
NIK. 201084050
ŝǀ
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN OKSIGENASI
PADA An.G
DENGAN BRONKITIS DI
RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO”
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1.
Bapak Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII keperawatan
yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes
Kusuma Husada Surakarta.
2.
Ibu Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi
DIII keperawatan dan penguji II yang telah memberikan kesempatan untuk
dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta.
3.
Ibu Siti Mardiyah, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai
penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukanmasukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi sempurnanya studi kasus ini.
ǀ
4.
Ibu Annisa Cindy N.A, S.Kep.,Ns selaku penguji III yang telah memberikan
masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta
memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
5.
Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
6.
Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan pendidikan.
7.
Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin.
Surakarta,
April 2012
Penulis
ǀŝ
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .....................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN ..........................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................
iv
KATA PENGANTAR ..................................................................
v
DAFTAR ISI ................................................................................
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ............................................................
1
B.
Tujuan Penulisan .........................................................
4
C.
Manfaat penulisan .......................................................
4
BAB II
LAPORAN KASUS
A.
Identitas Klien. ............................................................
6
B.
Pengkajian . ................................................................. .
6
C.
Perumusan Masalah Keperawatan ...............................
12
D.
Perencanaan Keperawatan . .........................................
13
E.
Implementasi Keperawatan . ........................................
14
F.
Evaluasi Keperawatan . ...............................................
15
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A.
Pembahasan.................................................................
17
B.
Simpulan .....................................................................
25
ǀŝŝ
C.
Saran ...........................................................................
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup
ǀŝŝŝ
26
LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2
Log Book
Lampiran 3
Format Pendelegasian Pasien
Lampiran 4
Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data
Lampiran 5
Lembar Konsultasi
Lampiran 6
Asuhan Keperawatan
ŝdž
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bronkitis (sering disebut trakeobronkitis) adalah inflamasi jalan nafas
utama (trakea dan bronkus), yang sering berkaitan dengan infeksi saluran
pernafasan atas atau ISPA. Agens virus merupakan penyebab utama penyakit
ini, meskipun Mycoplasma pneumoniae merupakan penyebab tersering pada
anak-anak berusia 1-2 tahun. Kondisi ini dicirikan dengan batuk non produktif
yang memburuk dimalam hari menjadi produktif dalam 2 sampai 3 hari (Wong,
2008:950).
Bronkitis termasuk ke dalam kelompok PPOK (Penyakit Paru Obstruktif
Kronik). Berdasar data yang didapat dari Badan Kesehatan Dunia ditunjukkan
bahwa pada tahun 1990 PPOK menempati urutan ke-6 sebagai penyebab utama
kematian di dunia, sedangkan pada tahun 2002 telah menempati urutan ke-3
setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker (WHO, 2002).
Negara Amerika, kekerapan bronkitis diperkirakan sebanyak 1,3% di
antara populasi. Indonesia belum ada laporan tentang angka presentase yang
pasti mengenai penyakit ini. Kenyataannya penyakit ini sering ditemukan di
klinik-klinik dan diderita oleh laki-laki dan perempuan (Rahayu, 2003).
Bronkitis dimulai sebagai ISPA yang dapat disertai demam ringan. Anak
secara bertahap mengalami peningkatan gawat nafas dengan takipnea, batuk
ϭ
Ϯ
paroksismal, mengi, retraksi, ronchi kasar, dispnea, dan bunyi nafas hilang
(Wong, 2008:951).
Manusia
mempunyai kebutuhan
mempertahankan
kelangsungan
dasar (kebutuhan
hidupnya.
Kebutuhan
pokok) untuk
dasar
manusia
mempunyai banyak kategori atau jenis, salah satunya ialah kebutuhan fisiologis
seperti oksigen, cairan, nutrisi, dan eliminasi. Oksigen merupakan kebutuhan
dasar manusia yang paling utama dan harus terpenuhi. Bila kebutuhan oksigen
dalam tubuh tidak terpenuhi maka akan terjadi hipoksia dan bisa menyebabkan
kematian (Asmadi, 2008:1).
Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsure vital dalam
proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel
tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara
ruangan dalam setiap kali bernafas. Penyampaian O2 ke jaringan tubuh
ditentukan oleh interaksi system respirasi, kardiovaskuler dan keadaan
hematologis ( Harahap, 2005).
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara
fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional
mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian, oleh
karena itu kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang utama dan paling
vital bagi tubuh (Asmadi, 2008:13).
Adanya kekurangan O2 ditandai dengan keadaan hipoksia, yang dalam
proses lanjut dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam
kehidupan. Klien dalam situasi demikian mengharapkan kompetensi perawat
ϯ
dalam mengenal keadaan hipoksemia dengan segera untuk mengatasi masalah
(Harahap, 2005).
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem
pernafasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem
respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Banyak kondisi
yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan oksigen seperti adanya sumbatan pada saluran pernafasan.
Kekurangan oksigen atau kebutuhan oksigen yang tidak terpenuhi pada anak
terutama pada pasien bronkitis akan menyebabkan syok, gangguan pada
tumbuh kembang anak hingga terjadi kematian (Asmadi, 2008:13).
Kegagalan pemenuhan kebutuhan dasar menimbulkan kondisi yang tidak
seimbang, sehingga diperlukan bantuan terhadap pemenuhan kebutuhan dasar
tersebut. Di sinilah pentingnya peranan perawat sebagai profesi kesehatan
dimana salah satu tujuan pelayanan keperawatan adalah membantu klien dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya (Asmadi, 2008:2).
Dari hasil studi kasus di RSUD Sukoharjo didapatkan kasus tentang
pemenuhan kebutuhan oksigenisasi pada pasien ISPA dengan penyakit
bronkitis. Dengan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
mengangkat kasus “ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN
BERSIHAN JALAN NAFAS” untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan
oksigen pada pasien ISPA.
ϰ
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan oksigenisasi pada An.G dengan
bronkitis di RSUD Sukoharjo.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melaksanakan pengkajian keperawatan An.G dengan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada pasien bronkitis.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan An.G dengan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada pasien bronkitis.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan An.G dengan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada pasien bronkitis.
d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan An.G dengan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada pasien bronkitis.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan An.G dengan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada pasien bronkitis.
f. Penulis mampu menganalisa kondisi ketidakefektifan bersihan jalan
nafas pada pasien bronkitis.
C. Manfaat Penulisan.
1. Bagi Institusi
Sebagai tambahan informasi dan bahan kepustakaan dalam pemberian
asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigen pada pasien
bronkitis.
ϱ
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan masukan khususnya untuk perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien yang mengalami
penyakit oksigenisasi dan sebagai pertimbangan perawat dalam
mendiagnosa kasus sehingga perawat mampu memberikan tindakan yang
tepat kepada pasien.
3. Bagi Masyarakat
Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan masyarakat tentang
pemenuhan kebutuhan oksigen pada pasien ISPA.
4. Bagi Penulis
Menambah
pengetahuan
peneliti
tentang
masalah
keperawatan
oksigenisasi dan merupakan suatu pengalaman baru bagi penulis atas
informasi yang diperoleh selama penelitian.
BAB II
LAPORAN KASUS
Pada bab ini akan disampaikan studi kasus pada An.G selama tiga hari di
ruang Flamboyan RSUD Sukoharjo. Studi kasus yang dilakukan oleh penulis
meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi
keperawatan.
A. Identitas Pasien
Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 April 2012 pukul 12.00 WIB
dengan metode ĂƵƚŽĂŶĂŵŶĞƐĂ ĚĂŶ ĂůůŽĂŶĂŵŶĞƐĂ. Dari wawancara tersebut
didapatkan identitas pasien yaitu nama pasien dengan inisial An.G dengan
usia 3 bulan, alamat Klaten, jenis kelamin laki-laki, agama islam, tanggal
masuk 3 April 2012, merupakan pasien rujukan dari bidan dengan diagnosa
medis bronkitis. Selain identitas pasien juga didapatkan identitas penanggung
jawab pasien yaitu nama dengan inisial Ny.N, alamat Klaten, umur 21 tahun,
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, dan hubungan dengan pasien adalah ibu
pasien.
B. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 03 April 2012 Ny.N dan keluarganya datang ke
RSUD Sukoharjo. Ny.N mengatakan An.G mengalami batuk berdahak
6
ϳ
dan sesak nafas sejak kemarin tanggal 2 April 2012, gejala ini terjadi
secara mendadak. Awalnya pasien dibawa ke bidan, lalu dari bidan
dirujuk ke rumah sakit. Ny.N mengatakan pasien baru pertama kali ini
mengalami batuk berdahak dan sesak nafas.
2. Riwayat Masa Lalu
Pengkajian kesehatan keluarga didapatkan Ny.N sebagai ibu
pasien mengatakan pasien tinggal serumah bersama ibu, ayah, dan
saudara laki-lakinya, tidak mempunyai penyakit keturunan dan kakek
pasien mempunyai kebiasaan merokok. Letak rumah pasien jauh dari
keramaian dan tidak pernah kontak dengan turis asing, rumah pasien
dekat dengan persawahan dan jauh dari pabrik. Suasana lingkungan
rumah aman, terpelihara dan bersih tanpa ada polusi. Ayah pasien yang
berinisial Tn.W yang hanya lulusan SD bekerja sebagai buruh kasar,
sedangkan Ny.N yang hanya lulusan SMP sebagai ibu rumah tangga.
Ny.N mengatakan masih menggunakan kepercayaan budaya/etnis yang
dilakukan dilingkungan rumahnya.
Dari pengkajian kehamilan, Ny.N mengatakan mempunyai dua
orang anak, anak pertama lahir normal dengan usia sekarang 16 bulan
dan pasien merupakan anak kedua yang usianya sekarang 3 bulan, lahir
spontan pada umur kehamilan 37 minggu 6 hari. Pada masa kehamilan
selalu memeriksakan kehamilannya ke bidan dan tidak pernah ada
ϴ
masalah dengan kehamilannya. Ny.N juga mengatakan selama kehamilan
mengkonsumsi obat yang didapatkannya dari bidan.
Pengkajian yang kedua yaitu kelahiran, Ny.N mengatakan selama
dua kali hamil selalu melahirkan secara prontan dan lahir di bidan
terdekat. Pengkajian yang ketiga yaitu pengkajian post natal, Ny.N
mengatakan berat badan pasien saat lahir 2700 gram, panjang badan 48
cm, dan lingkar kepala 30 cm dengan kondisi sehat tidak ada cacat.
Pengkajian yang keempat yaitu pengkajian pada penyakit
sebelumnya, operasi ataupun cedera, Ny.N mengatakan pasien tidak
pernah mengalami cedera ataupun melakukan operasi dan dalam
keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit menular.
Pengkajian
kelima
yaitu
pengkajian
pada
alergi,
Ny.N
mengatakan pasien tidak mempunyai alergi terhadap makanan, obat,
binatang, tumbuhan dan produk rumah tangga. Pengkajian yang terakir
yaitu pengkajian imunisasi yang telah diberikan kepada pasien, Ny.N
mengatakan imunisasi yang sudah di berikan adalah HB-0 yang diberikan
pada usia 1 hari, BCG yang diberikan pada usia 29 hari. Polio 1 yang
diberikan pada usia 29 hari, DPT dan polio 2 yang diberikan pada usia
2,5 bulan.
3. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian yang selanjutnya adalah pengkajian dengan cara
memeriksa fisik klien. Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada tanggal 03
ϵ
April 2012 mengunakan pemeriksaan secara head to toe yaitu
pemeriksaan dari ujung kepala sampai ujung kaki. Pemeriksaan fisik ini
dimulai dengan memeriksa keadaan umum pasien. Dilihat secara
langsung keadaan umum pasien composmentis, tingkah laku terlihat
tangisan lemah. Setelah dilihat secara langsung pasien dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital yang terdiri dari suhu tubuh 38϶ C,
frekuensi pernafasan 32x/menit, denyut nadi 120x/menit.
Pada saat pengkajian di dapatkan juga pengukuran antropometri
dengan hasil berat badan 6,3 kg, lingkar kepala 40 cm, panjang badan 53
cm, lingkar lengan 15 cm, lingkar dada 45 cm. Pada pengukuran denver
pasien sudah mampu mengamati tangannya, tangan bersentuhan,
memegang icik-icik, menoleh bunyi icik-icik, berteriak, tertawa, berkata
ooh/aah, bangkit kepala tegak, menumpu beban pada kaki, duduk dengan
kepala tegak, kepala terangkat 90
dan membalik.
Pemeriksaan yang lainnya adalah kulit sedikit kemerahan, tidak
ada edema, tekstur lembut dan halus, tidak ada pengelupasan pada kulit
dan kulit teraba hangat. Pada pemeriksaan kepala didapatkan bentuk
kepala mesochepal, simetris antara kana dan kiri dan tidak ada cedera
kepala. Pada pemeriksaan rambut didapatkan rambut bersih, warna hitam
dan tidak terlalu lebat. Pada pemeriksaan mata didapatkan sklera putih,
kornea bening, konjungtiva merah muda, mata kanan dan kiri simetris,
tidak juling dan tidak ada infeksi pada mata. Selanjutnya adalah
pemeriksaan hidung, pada pemeriksaan hidung didapatkan hidung tidak
ϭϬ
ada polip, terdapat sekret, tidak terjadi perdarahan pada hidung,
terpasang oksigen 1 liter dengan menggunakan nasal kanul dan terpasang
NGT. Pemeriksaan yang selanjutnya adalah pemeriksaan pada telinga
yang didapat adalah bersih, tidak terdapat serumen, telinga kanan dan kiri
simetris dan kemampuan mendengar normal. Pemeriksaan yang
selanjutnya adalah pemeriksaan mulut, pemeriksaan pada mulut
didapatkan mulut bersih, tidak ada stomatitis, mukosa bibir kering, dan
warna bibir sedikit pucat.
Pemeriksaan pada tenggorokan yaitu didapat suara terdengar
grok-grok, terdapat sputum dan pasien terlihat sulit mengeluarkan suara
atau menangis. Pada pemeriksaan leher didapatkan tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan tidak ada kaku kuduk. Pada pemeriksaan dada
didapatkan simetris antara kanan dan kiri, dada datar, gerakan dada cepat,
suara terdengar grok-grok dan tampak tarikan dinding pada saat inspirasi.
Pada pemeriksaan respirasi didapatkan batuk tidak efektif, suara ronchi,
dan nafas pendek.
Pemeriksaan gastrointestinal didapatkan pasien terlihat muntah,
tidak ada perubahan pada feses. Pada pemeriksaan genitaurinary didapat
urine lancar dan tidak terjadi perubahan ukuran skrotum. Pada
pemeriksaan musculoskeletal tidak ada kaku punggung atau sendi dan
tidak ada
fraktur. Pada pemeriksaan neurologis tidak terjadi kejang
ataupun tremor. Pada pemeriksaan paru didapatkan inspeksi saat inspirasi
ϭϭ
dan ekspirasi gerakan anatara dua sisi costa bersamaan, palpasi vokal
premitus kanan dan kiri sama, perkusi redup, dan auskultasi ronchi.
Pemeriksaan jantung didapatkan inspeksi ictuscordis tidak
tampak, palpasi ictuscordis tidak teraba, perkusi pekak, auskultasi BJ1BJ2 murni. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan inspeksi bentuk datar
dan tidak ada luka, auskultasi peristaltik usus 8 kali permenit, perkusi
tympani, palpasi tidak ada pembesaran kelenjat umbilikus. Pemeriksaan
yang terakhir yaitu pemeriksaan pada ekstremitas didapatkan ekstremitas
atas dan bawah lengkap dan terdapat 10 jari kaki dan 10 jari tangan.
4. Pengkajian Nutrisi dan Cairan
Ny.N
mengatakan
pasien
sejak
lahir
sampai
sekarang
mengkonsumsi ASI. Pada status nutrisi berdasarkan Z-Score didapatkan
WAZ : 6,3-6,0:0,90=0,3, HAZ : 53-61,1:2,60=29,5. Dari hasil tersebut
maka status nutrisi pada pasien dikatakan normal.
5. Pola Eliminasi
Pengkajian eliminasi pada An.G didapatkan hasil BAB dan BAK
normal. Ny.N mengatakan pasien BAB 1 kali sehari dan BAK dalam
rentang normal.
ϭϮ
6. Data Penunjang
Pemeriksaan penunjang hasil laboratorium pada tanggal 4 April
2012 adalah jenis pemeriksaan RBC menunjukkan hasil 3,84 106/mm3
rentang normal 4,20-6,20 106/mm3, HGB menunjukkan hasil 10 g/dl
rentang normal 12-18 g/dl, HCT menunjukkan hasil 28,9 % rentang
normal 38-57 %, MCH menunjukan hasil 26,0 Pg rentang normal 27-31
Pg dan PDW menunjukan hasil 18,9 % rentang normal 15-17 %.
7. Terapi
Selama An.G dirawat di RSUD SUKOHARJO, Therapi obat
yang diberikan kepada pasein dengan ketidakefektifan bersihan jalan
nafas yaitu Cefotaxime 150 mg/8 jam, Dexamethasone 5 ml/8 jam,
Salbutamol 0.6 mg/8 jam, Tremenza 3 mg/8 jam, Nucef 3 mg/8 jam,
Nebulizer setiap 6 jam dengan komposisi Ventolin 1,25 mg + Pulmicort
0,6 mg dan ditambah Nacl 2,5 cc.
C. Daftar Rumusan Masalah
Berdasarkan studi kasus yang sudah dilakukan oleh penulis, penulis
dapat mencetuskan diagnosa keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan
nafas berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebihan. Diagnosa
tersebut merupakan diagnosa prioritas utama. Data-data yang menunjang
diagnosa tersebut adalah, data subyektif meliputi informasi dari Ny.N yang
mengatakan
pasien mengalami sesak nafas dan batuk berdahak. Data
ϭϯ
obyekyif meliputi suara paru ronchi, pasien tampak sulit mengeluarkan suara
/ menangis, pasien tampak dispnea, batuk tidak efektif, frekuensi pernafasan
32x / menit, terdapat sputum, dan terpasang oksigen.
Diagnosa yang didapatkan pada tanggal 3 April 2012 dengan tujuan
setalah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
bersihan jalan nafas dapat teratasi dengan kriteria hasil mudah untuk bernafas,
tidak ada dispnea, mempunyai jalan nafas yang paten, mengeluarkan sekresi
secara efektif, irama dan frekuensi pernafasan dalam rentang normal yaitu 4060x/menit.
D. Intervensi Keperawatan
Pada diagnosa keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang
berhubungan dengan mukus dalam jumlah yang berlebihan didapatkan
intervensi dan rasionalnya sebagai berikut pantau pola nafas pasien,
rasionalnya adalah mengetahui frekuensi pernafasan. Berikan pasien posisi
semifowler, rasionalnya adalah mengurangi sesak nafas. Lakukan postural
drainase, rasionalnya adalah membantu mengeluarkan sekresi. Informasikan
kepada keluarga pasien bahwa merokok merupakan salah satu penyebab
bronkitis, rasionalnya adalah memberikan informasi kepada keluarga pasien.
Rundingkan dengan ahli terapi untuk melakukan fisioterapi dada sesuai
dengan kebutuhan, rasionalnya adalah membantu mengeluarkan sekret.
Berikan oksigen yang telah dihumidifikasi sesuai dengan kebutuhan,
rasionalnya adalah mencegah terjadinya hipoksia. Bantu dalam pemberian
ϭϰ
nebulizer, rasionalnya adalah membantu mengeluarkan sekret dan lakukan
pengisapan nasofaring / orofaring untuk memindahkan sekresi setiap 6 jam,
rasionalnya adalah mengeluarkan sekret.
E. Implementasi Keperawatan
Dari rencana keperawatan di atas akan dilaksanakan tindakan
keperawatan selama 3 hari tindakan keperawatan. Tindakan keperawatan
yang dilakukan tanggal 03 April 2012 pada pukul 12.30 WIB dilakukan
pemantauan pola nafas pasien dengan respon obyektif pasien tampak sasak
nafas. Pada pukul 12.35 WIB dilakukan tindakan keperawatan yaitu
memberikan posisi semifowler dengan respon obyektif pasien tampak
nyaman. Pada pukul 12.40 WIB dilakukan tindakan kolaboratif dengan
memasangkan oksigen kanul nasal 1 liter respon obyektif sesak nafas pasien
tampak berkurang. Pada pukul 14.00 WIB memberikan injeksi Cefotaxime
dengan dosis 150 mg dan Dexamethason dengan dosis 5 ml dengan respon
obyektif obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi.
Tindakan keperawatan pada hari kedua tanggal 4 April 2012 dimulai
pada pukul 14.15 WIB dengan tindakan keperawatan memantau pola nafas
pasien dengan respon obyektif pasien tampak sesak nafas. Pada pukul 14.45
WIB melakukan tindakan keperawatan dengan melakuan postural drainase
dengan respon obyektif pasien tampak menangis. Pada pukul 15.00 WIB
melakukan kolaborasi dengan melakukan nebulizer yang dilanjutkan dengan
melakukan suction pada pukul 15.30 WIB dengan respon obyektif obat
dihirup pasien. Pada pukul 20.00 WIB memberikan injeksi Cefotaxime
ϭϱ
dengan dosis 150 mg dan Dexamethasone dengan dosis 5 ml dengan respon
obyektif obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi.
Tindakan keperawatan pada hari ketiga tanggal 5 April 2012 dimulai
pada pukul 08.00 WIB dengan tindakan keperawatan memantau pola nafas
pasien dengan respon obyektif pasien tampak sesak nafas. Pada pukul 09.00
WIB melakukan tindakan kolaborasi dengan melakukan fisioterapi dada dan
dilanjutkan dengan melakukan postural drainase pada pukul 09.30 WIB
dengan respon obyektif pasien tampak sesak nafas. Pada pukul 10.00 WIB
melakukan tindakan kolaborasi dengan melakukan nebulizer lalu dilanjutkan
dengan melakukan suction dengan respon obyektif sekret keluar dan sesak
nafas berkurang.
F. Evaluasi Keperawatan
Pada tanggal 3 April 2012 didapatkan catatan perkembangan sebagai
berikut dengan subyektif Ny.N mengatakan pasien masih sesak nafas.
Obyektif yang dapat dilihat didapatkan hasil suara pernafasan pasien masih
terdengar ronchi dengan frekuensi pernafasan 32x/menit. Didapatkan analisa
masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum teratasi. Planningnya
lanjutkan intervensi yaitu pantau pola nafas pasien, lakukan postural
drainase, lakukan nebulizer, lakukan suction, kolaborasi pemberian
fisioterapidada.
Pada tanggal 4 April 2012 didapatkan catatan perkembangan sebagai
berikut subyektif Ny.N mengatakan pasien masih sesak nafas, obyektif yang
ϭϲ
dapat dilihat suara pasien masih terdengar ronchi dengan frekuensi
pernafasan 30x/menit. Didapatkan analisa masalah ketidakefektifan bersihan
jalan nafas belum teratasi. Planningnya lanjutkan intervensi yaitu pantau pola
nafas paisen, lakukan nebulizer, lakukan suction, lakukan kolaborasi
fisioterapi dada, dan lakukan postural drainase.
Pada tanggal 5 April 2012 didapatkan catatan perkembangan sebagai
berikut subyektif Ny.N mengatakan sesak nafas pasien sedikit berkurang, dan
obyektifnya didapatkan suara pernafasan pasien masih terdengar sedikir grokgrok, didapatkan analisa masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum
teratasi, planningnya lanjutkan intervensi yaitu pantau pola nafas pasien,
lakukan nebulizer, lakukan suction, lakukan kolaborasi fisioterapi dada,
lakukan postural drainase.
Asuhan keperawatan pada An.G dengan diagnosa ketidakefektifan
bersihan jalan nafas yang penulis lakukan selama tiga hari belum teratasi.
Maka dari itu penulis mendelegasikan kepada perawat di bangsal Flamboyan
RSUD Sukoharjo untuk melanjutkan intervensi keperawatan pada An.G
untuk mencapai kriteria hasil yang diinginkan yaitu mudah untuk bernafas,
tidak ada dispnea, mempunyai jalan nafas yang paten, mengeluarkan sekresi
secara efektif, irama dan frekuensi pernafasan dalam rentang normal yaitu 4060x/menit.
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas studi kasus tentang
“Kebutuhan Dasar
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Pada An.G
dengan Bronkitis di Ruang Flamboyan RSUD Sukoharjo”. Prinsip dari
pembahasan ini dengan memfokuskan kebutuhan dasar manusia di dalam
asuhan keperawatan. Dalam pembahasan ini, penulis hanya membahas
tentang prioritas diagnosa keperawatan utama dengan alasan diagnosa
tersebut merupakan kebutuhan fisiologis yang harus segera dipenuhi.
Apabila tidak dipenuhi akan berakibat buruk terhadap kesehatan
metabolisme tubuh.
Dalam pengkajian penulis melakukan empat kegiatan yaitu
observasi, wawancara, studi dokumentsi dan studi pustaka. Observasi
dilakukan melalui pengamatan kepada klien dengan melakukan inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi pada klien. Wawancara yang dilakukan
penulis yaitu dengan cara menyimpulkan data secara autoanamnesa
(mengajukan pertanyaan pada klien) dan alloanamnesa (pengumpulan
data dengan mengajukan pertanyaan pada orang lain selain klien) karena
anak masih berusia tiga bulan maka selama wawancara penulis melakukan
pendekatan dengan membina hubungan saling percaya antara penulis dan
pasien dengan melibatkan keluarga klien. Studi dokumentasi dengan cara
17
18
membaca data – data pasien atau catatan pasien seperti catatan status,
catatan program terapi, pemeriksaan laboratorium. Pada kegiatan studi
pustaka penulis mencari beberapa sumber yang berkaitan pada kasus ini.
Sumber-sumber didapat dari buku-buku keperawatan anak, ilmu
keperawatan anak dan dari sumber data dari internet.
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus yang biasanya
disebabkan oleh infeksi virus (Wong, 2008: 68).
Berdasarkan hasil
pengkajian yang dilakukan pada pasien, gejala yang dirasakan pasien
adalah batuk berdahak disertai dengan sesak nafas. Dahak tidak keluar
yang mengakibatkan gangguan pada pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
Pada klien juga terdapat tanda gejala ronki, penarikan dinding dada, dan
takipnea. Berdasarkan tanda dan gejala tersebut, hal ini sesuai dengan
Wong (2008:951) yang menyatakan bahwa tanda dan gejala bronkitis
adalah sesak nafas, batuk, ronki dan takipneu.
Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien, didapatkan
hasil pemeriksaan hidung : tidak ada polip, terdapat sekret, tidak terjadi
perdarahan pada hidung, terpasang oksigen 1 liter dengan menggunakan
nasal kanul. Pemeriksaan pada tenggorokan yaitu didapat suara terdengar
grok-grok, terdapat sekret. Pada pemeriksaan dada didapatkan simetris
antara kanan dan kiri, dada datar, gerakan dada cepat dan tampak tarikan
dinding pada saat inspirasi. Pada pemeriksaan respirasi didapatkan batuk
tidak efektif, suara ronchi, dan nafas pendek dan pasien terlihat sulit
mengeluarkan suara atau menangis. Pada pemeriksaan paru didapatkan
19
inspeksi saat inspirasi dan ekspirasi gerakan antara dua sisi costa
bersamaan, palpasi vokal premitus kanan dan kiri sama, perkusi redup,
dan auskultasi ronchi.
Bronkitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Tanda
dan gejala bronkitis pada anak yaitu peningkatan gawat nafas dengan
takipnea, batuk paroksismal, mengi, retraksi, ronchi kasar, dispnea, dan
bunyi nafas hilang.
Pemeriksaan fisik pasien dengan bronkitis ada keluhan sesak nafas,
auskultasi terdengar ronchi pada waktu ekspirasi maupun inspirasi. Pekak
jantung berkurang, suara nafas dan suara jantung lemah, dan kadangkadang disertai kontraksi otot pernafasan tambahan (Tjokronegoro
2004:876).
Diagnosa keperawatan adalah sesuatu yang menggambarkan
kondisi pasien yang diobservasi di lapangan. Kondisi ini dapat berupa
masalah-masalah aktual atau potensial, dengan menggunakan terminologi
NANDA (Wilkinson, 2006).
Dari hasil pengkajian pasien, penulis merumuskan masalah
keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
mukus dalam jumlah berlebihan. Masalah keperawatan oksigenasi tersebut
lebih diprioritaskan penulis dari beberapa masalah keperawatan yang
muncul pada pasien. Alasan penulis memprioritaskan masalah oksigenasi
karena kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses kehidupan, oksigen
sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh, kebutuhan oksigen
20
harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang
maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila hal tersebut
berlangsung
lama akan terjadi kematian. Masalah kebutuhan oksigen
merupakan masalah utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia
(Hidayat dan Uliyah, 2004:41).
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah suatu keadaan
ketidakmampuan dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran
pernafasan untuk menjaga bersihan jalan nafas. Batasan karakteristisnya
adalah dispnea, penurunan suara nafas, terdapat suara nafas tambahan,
batuk tidak efektif, produksi sputum, kesulitan bicara, dan perubahan ritme
atau frekuensi pernafasan ( Nanda, 2006). Sesuai dengan pengkajian pada
An.G penulis mendapatkan masalah yang sama dengan batasan
karakteristik diatas.
Penulis menyusun kriteria hasil yang berpedoman pada SMART
yaitu S (specifc) dimana tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti
ganda, M (measurebel) dimana tujuan keperawatan harus dapat diukur,
khususnya tentang perilaku klien: dapat dilihat, didengar, diraba,
dirasakan, dan dibau. A (achievable) dimana harus dapat dicapai, R
(reasonable) dimana tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah, T (time) mempunyai batasan waktu yang jelas (Nursalam,
2008:81).
Intervensi adalah rencana keperawatan yang akan penulis
rencanakan kepada klien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan
21
sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi (Wilkinson, 2006). Dalam
intervensi dituliskan sesuai dengan kriteria intervensi NIC dan NOC.
Dengan
ditegakkan
diagnosa
keperawatan
ketidakefektifan
bersihan jalan nafas dengan kriteria hasil mudah untuk bernafas, tidak ada
dispnea, mempunyai jalan nafas yang paten, mengeluarkan sekresi secara
efektif, irama dan frekuensi pernafasan dalam rentang normal yaitu 4060x/menit, penulis merencanakan tindakan keperawatan yaitu pantau pola
nafas pasien, berikan pasien posisi semifowler, lakukan postural drainase,
informasikan kepada pasien dengan keluarga bahwa merokok merupakan
kegiatan yang dilarang di dalam ruangan parawatan, rundingkan dengan
ahli terapi untuk melakukan fisioterapi dada sesuai dengan kebutuhan,
berikan oksigen yang telah dihumidifikasi sesuai dengan kebutuhan, bantu
dalam pemberian nubulizer, dan lakukan pengisapan nasofaring/orofaring
untuk memindahkan sekresi setiap 6 jam (Wilkinson, 2006:19).
Implementasi adalah tindakan keperawatan yang penulis lakukan
kepada klien sesuai dengan intervensi, sehingga kebutuhan klien dapat
terpenuhi (Wilkinson, 2006). Implementasi yang dilakukan yang pertama
adalah memantau pola nafas pasien, dengan memantau pola nafas pasien
dapat mengetahui status pernafasan pasien, pernafasan pada pasien
bronkitis memerlukan pemantauan untuk dapat mengatahui frekuensi
pernafasan (Doenges, 2000:156).
Memberikan pasien posisi semifowler, dengan memberikan posisi
semifowler diharapakan pasien merasa nyaman dan untuk mengurangi
22
sesak nafas, peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi
pernafasan dengan menggunakan gravitasi. Pasien dengan distres berat
akan mencari posisi yang paling mudah untuk bernafas (Doenges,
2000:156).
Melakukan postural drainase, tindakan ini dilakukan untuk
mempermudah pasien untuk mengeluarkan sekret, tindakan keperawatan
dengan melakukan clapping dan vibrating pada pasien dengan gangguan
sistem pernafasan. Tindakan postural drainase merupakan tindakan
dengan menempatkan pasien dalam berbagai posisi untuk mengalirkan
sekret di saluran pernafasan (Hidayat dan Uliyah, 2004:49).
Menginformasikan kepada keluarga pasien bahwa merokok
merupakan kegiatan yang dilarang, dengan memberikan pengetahuan
kepada keluarga pasien diharapkan tingkat pengetahuan tentang kesehatan
meningkat,
terutama
pada
penyakit
bronkitis,
pengalaman
atau
pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang sangat
berperan dalam menginterprestasikan stimulus yang kita peroleh.
Pengalaman masa lalu atau apa yang telah kita pelajari akan menyebabkan
terjadinya perbedaan interprestasi (Notoatmodjo, 2005:106).
Melakukan kolaborasi fisioterapi dada, dengan dilakukannya
tindakan kolaborasi tersebut diharapakan dapat membantu mengeluarkan
sekret. Kelembaban menurunkan kekentalan sekret mempermudah
pengeluaran dan dapat membantu menurunkan/mencegah pembentukan
mukosa tebal pada bronkus (Doenges, 2000:157).
23
Memberikan
memasangkan
oksigen
oksigen
sesuai
diharapkan
dengan
dapat
kebutuhan,
membantu
dengan
melancarkan
pernafasan pasien, pemberian oksigen berupa pemberian oksigen ke dalam
paru-paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat bantu
oksigen (Hidayat dan Uliyah, 2004:42). Memberikan terapi oksigen yang
tepat dapat mengurangi sesak nafas, dapat meningkatkan kemampuan
beraktivitas dan dapat memperbaiki kualitas hidup (Mansjoer, 2007:125).
Dalam jurnal penelitian terapi oksigen merupakan suatu tindakan
keperawatan
yang
dilakukan
terhadap
pasien
dengan
gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigen (Harahap, 2005).
Implementasi selanjutnya membantu pemberian nebulizer, dengan
dilakukannya nebulizer pada pasien dapat mengencerkan sekret dan
melancarkan jalan nafas, terapi inhalasi adalah pemberian obat yang
dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam saluran respiratorik.
Tindakan nebulizer dapat membantu mencegah pembentukan mukosa
tebal pada bronkus (Setyanto, 2011:286).
Melakukan suction, dengan melakukan tindakan keperawatan
suction diharapkan mampu mengeluarkan sekret dan membersihkan jalan
nafas, pengisapan lendir (suction) merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang tidak mampu mengeluarkan sekret atau lendir
secara mandiri dengan menggunakan alat pengisap. Intervensi yang
direncanakan oleh penulis dapat terlaksana secara keseluruhan karena
24
pasien kooperatif dan karena adanya sarana dan prasarana dirumah sakit
yang memadai (Hidayat dan Uliyah, 2004:55).
Dari semua tindakan yang sudah dilakukan selama tiga hari dan
hasilnya masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum teratasi
subyektif :
Ny.N mengatakan sesak nafas pasien sedikit berkurang,
obyektifnya didapatkan suara pernafasan pasien masih terdengar sedikit
grok-grok. Diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum teratasi
dikarenakan untuk mencapai kriteria hasil memerlukan waktu lebih lama,
sedangkan penulis hanya diberi waktu selama tiga hari. Maka dari itu
penulis mendelegasikan kepada perawat di bangsal Flamboyan RSUD
Sukoharjo untuk melanjutkan intervensi keperawatan pada An.G yaitu
pantau pola nafas pasien, berikan pasien posisi semifowler, lakukan
postural drainase, informasikan kepada pasien dengan keluarga bahwa
merokok merupakan kegiatan yang dilarang di dalam ruangan parawatan,
rundingkan dengan ahli terapi untuk melakukan fisioterapi dada sesuai
dengan kebutuhan, berikan oksigen yang telah dihumidifikasi sesuai
dengan kebutuhan, bantu dalam pemberian nebulizer, dan lakukan
pengisapan nasofaring / orofaring untuk mencapai kriteria hasil yang
diinginkan.
25
B. SIMPULAN
1. Kesimpulan
Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
a. Hasil pengkajian An.G dengan ketidakefektifan bersihan jalan
nafas pada bronkitis adalah sesak nafas dan batuk. Pada
pemeriksaan paru didapatkan inspeksi cepat, tampak tarikan
dinding dada pada saat inspirasi, palpasi vokal premitus kanan dan
kiri sama, perkusi redup, auskultasi ronchi. Pemeriksaan respirasi
didapatkan batuk tidak efektif, terdengar suara grok-grok, nafas
pendek, kesulitan bernafas, dan terdapat sputum.
b. Diagnosa utama yang dapat diangkat pada An.G dengan bronkitis
adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
mukus dalam jumlah berlebihan.
c. Intervensi keperawatan pada diagnosa ketidakefektifan bersihan
jalan nafas sesuai dengan teori, yaitu berdasarkan NIC (nursing
intervension
classification)
dan
NOC
(nursing
outcome
clasification).
Intervensinya yaitu pantau pola nafas pasien, berikan pasien posisi
semifowler, lakukan postural drainase, informasikan kepada
keluarga pasien merokok merupakan salah satu penyebab bronkitis,
pasang oksigen 1 liter, kolaborasi dengan fisioterapi, lakukan
nebulizer dan suction.
26
d. Implementasi keperawatan yang dilakukan selama tiga hari sesuai
dengan intervensi yang telah ditetapkan yaitu memantau pola nafas
pasien, memberikan posisi semifowler, melakukan postural
drainase, menginformasikan kepada keluarga pasien merokok
merupakan salah satu penyebab bronkitis, melakukan fisioterapi
dada, memasangkan oksigen, melakukan nebulizer dan suction.
e. Evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan selama tiga hari adalah
masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum teratasi, maka
dari itu penulis mendelegasikan kepada perawat di bangsal
Flamboyan RSUD Sukoharjo.
2. Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis memberi saran
sebagai berikut:
a. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien seoptimal
mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana
yang merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan dan ketrampilannya dalam melalui praktek
klinik dan pembuatan laporan.
27
c. Bagi Penulis Selanjutnya
Penulis hanya membahas diagnosa keperawatan utama pada pasien
bronkitis, untuk penulis selanjutnya diharapkan dapat membahas
prioritas diagnosa yang selanjutnya yang berhubungan dengan
penyakit bronkitis sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan
pada pasien secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anton C, Widjaja, (2002), Penanganan ISPA Pada Anak Dirumah Sakit Kecil
Negara Berkembang, EGC, Jakarta.
Asmadi, (2008), Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Salemba Merdeka,
Jakarta.
Doenges, Marilynn E, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
Donna L, Wong, (2008), Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta.
Harahap AhmadIkhsanuddin, (2005), Oksigenasi Dalam Suatu Asuhan
Keperawatan, Volume 1, Jurnal Keperawatan Rufaidah, Sumatera Utara.
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=jurnal+keperawatan+oksigenasi
+filetype:pdf. Diakses tanggal 9 April 2012.
Hidayat Alimul A.Aziz & Uliyah Musrifatul, ( 2004), Kebutuhan Dasar Manusia,
EGC, Jakarta.
Judith M. Wilkinson, (2006), Buku Saku Diagnosis Keperawatan, EGC, Jakarta.
Newell J. Simon, (2006), Pediatrika, Edisi 7, Erlangga, Jakarta.
Mackendrik P. William M.D, (2004), Panduan Penyakit Infeksi dan Terapi Anti
Mikroba Pada Anak, EGC, Jakarta.
Mcphee, Stephen, J dan William F, Ganong, (2010), Patofisiologi Penyakit
Pengantar Menuju Kedokteran Klinis, Edisi 5, EGC, Jakarta.
Mubarak Wahit Iqbal, Chayatin Nurul, (2007), Kebutuhan Dasar Manusia, EGC,
Jakarta.
Rahayu
Kristi,
(2003),
Bronkitis
http://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/9775844471_abs.pdf.
tanggal 9 April 2012.
Kronik.
Diakses
Soegito, (2004), Pengobatan Bronkitis Kronik Eksaserbasi Akut dengan
Ciproflaxin Dibandingkan dengan Co Amoxyclav, Bagian Ilmu Penyakit
Paru
Fakultas
Kedokteran
Universitas,
Sumatera
Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3447/1/paru-sugito2.pdf.
Diakses tanggal 9 April 2012.
Tabrani, (2006), Ilmu Penyakit Paru, Sandy Qlintang, Jakarta.
Widayanti Mei Dini, Agustina Sri Patmi, Dewi Sulaidah, (2007), Terapi Oksigen
Dalam
Asuhan
Keperawatan,Surabaya.
http://www.google.com/search?hl=en&as. Diakses tanggal 9 April 2012.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: HASTIN NUR AINI
Tempat, tanggal lahir
: Boyolali, 3 Maret 1991
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat Rumah
: Trayon Kebonan Karanggede Boyolali
Riwayat Pendididkan
: - TK Pertiwi
Lulus tahun 1997
- SD Negeri 1 Kebonan
Lulus tahun 2003
- SMP Negeri 1 Karanggede
Lulus tahun 2006
- SMA Negeri 1 Karanggede
Lulus tahun 2009
- STIKES Kusuma Husada Surakarta Program Studi
DIII Keperawatan
Riwayat Pekerjaan
: -
Riwayat Organisasi
: -
Download