perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN Bab I menjelaskan mengenai pendahuluan yang berisikan fenomena, variabel yang diteliti, dan alasan pemilihan topik penelitian. Selanjutnya juga dipaparkan mengenai rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Dampak globalisasi sudah memasuki hampir ke seluruh aspek kehidupan, hal ini berdampak pada tingginya persaingan ekonomi dan dunia bisnis. Kondisi ini akan mendorong timbulnya perilaku baru dari konsumen yang tercermin pada kebutuhan dan keinginannya. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan untuk selalu bersaing dalam menarik konsumen. Pengusaha sebagai produsen harus saling berkompetisi untuk mencari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih suatu produk dan menyusun strategi pemasaran yang tepat sehingga dapat mendominasi pasar yang ada. Agar mampu memenangkan persaingan, pemasar harus cepat bereaksi terhadap perubahan permintaan pelanggan dan memuaskan semua kebutuhan dan keinginan konsumen, karena pada dasarnya pemasaran bermuara pada pelanggan. Fenomena yang terjadi saat ini masyarakat semakin memperhatikan isu-isu lingkungan dengan alasan pencemaran lingkungan yang muncul dari kegiatan industri manufaktur di dunia. Hal ini menimbulkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup mulai 1 2 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id meningkat. Menurut Chen dan Chang (2012) perusahaan harus menerapkan strategi pemasaran hijau untuk meningkatkan nilai yang dirasakan dari produk untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. Karena produk hijau telah populer di pasaran, pemasaran hijau telah menjadi lebih umum saat ini. Daya beli konsumen terhadap peningkatan niat untuk membeli produk yang ramah lingkungan merupakan peluang baru, akan tetapi dalam usaha pengaplikasian konsep produk hijau tidak semua konsumen percaya apakah produk tersebut benar-benar menjanjikan sebuah produk hijau yang aman dikonsumsi dan ramah lingkungan. Harapan produk hijau sering disalahartikan oleh persepsi konsumen pada saat perusahaan memodifikasi produk dengan konsep produk hijau sesuai permintaan konsumen, dengan kata lain produk ini dianggap tidak lebih baik dari produk yang terdahulu karena konsumen memiliki persepsi yang salah. Suatu perusahaan harus berusaha memenuhi kualifikasi produk yang bisa diterima di pasaran sebagai upaya mendapatkan pangsa pasar. Hanzaee et al. (2012) menjelaskan hampir semua perusahaan menjual produk atau jasa untuk mencapai tujuan (keuntungan, kesejahteraan, nilai saham, dll), maka tidak mengherankan bahwa niat membeli (purchase intention) sangat penting diteliti dalam survei riset pasar. Selain itu, konteks pra-pembelian adalah bidang penting dari sebagian besar penelitian karena pada tahap ini konsumen meneliti produk dan memutuskan untuk melanjutkan pembelian (Alex, 2011). 3 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Penelitian yang dilakukan Chen dan Cheng (2012) menyebutkan terdapat tiga faktor yang mempengaruhi niat pembelian yaitu persepsi nilai, persepsi risiko dan kepercayaan. Penelitian yang dilakukan Akbar dan Azhar (2011) menemukan bahwa citra merek berpengaruh positif terhadap kepercayaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hsieh et al. (2012) menjelaskan bahwa sikap merupakan variabel penting terhadap pembentukan niat pembelian. Persepsi nilai dapat didefinisikan sebagai penilaian keseluruhan pelanggan akan suatu produk berdasarkan persepsi apa yang diterima dan apa yang diberikan. Persepsi nilai merupakan bentuk komperhensif evaluasi pelanggan dari kualitas layanan atau produk (Yee et al., 2010). Penelitian lain menemukan bahwa persepsi nilai memiliki korelasi positif dengan kepercayaan pelanggan (Rizwan et al., 2011). Persepsi risiko adalah persepsi konsumen bahwa produk tersebut tidak akan sesuai dengan permintaan dan kebutuhan konsumen dan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Persepsi risiko dapat memaksa pelanggan untuk menghindari membeli produk (Hsieh et al., 2012). Jika konsumen merasa berisiko tinggi terhadap suatu produk, konsumen akan enggan untuk mempercayai produk tersebut (Mitchell, 1999, dalam Dehghanan et al., 2014) Dobni dan Zinkhaml (1990) dalam Chi et al. (2008) mendefinisikan bahwa citra merek adalah persepsi dasar konsumen, dan yang kan mendirikan sebuah penilaian subjektif pada merek tidak peduli itu sensasional atau emosional. Sebuah merek dengan citra yang baik dapat perpustakaan.uns.ac.id 4 digilib.uns.ac.id memperoleh preferensi konsumen dan membeli produk karena membuat mereka merasa aman dan terpercaya. Menurut Chen dan Cheng (2012) kepercayaan adalah penentu dasar perilaku konsumen. Kepercayaan didefinisikan sebagai keinginan rata-rata konsumen untuk bergantung pada suatu produk untuk dapat memberikan suatu manfaat yang dimilikinya (Chauduri dan Holbrook, 2001). Kepercayaan sangat penting karena membantu pelanggan mengatasi persepsi risiko (Kamtarin, 2012). Sikap sangat penting untuk penelitian perilaku konsumen, dan pemasaran sering mencari cara untuk menentukan dan memodifikasi sikap tentang produk, merek, dan jasa. Riset pasar akan lebih baik dan dapat memprediksi perilaku konsumen dengan memahami sikap, sehingga bisa mengubah sikap konsumen untuk memperoleh suatu perilaku yang sesuai Sciffman dan Kanuk, 2000). Menurut Ajzen (2001) sikap konsumen mempengaruhi niat berperilaku (behavioral intention). Purchase intention atau niat pembelian didefinisikan sebagai kemungkinan bahwa konsumen akan merencanakan atau bersedia untuk membeli produk atau jasa tertentu di masa depan (Shah et al,. 2011). Peningkatan niat beli berarti peningkatan kemungkinan pembelian. Kotler (2002) mengemukakan bahwa sikap individu dan situasi tak terduga akan mempengaruhi niat beli, misalnya ketika harga lebih tinggi dari harga yang diharapkan. Beberapa perusahaan mengkomunikasikan kepedulian terhadap lingkungan hidup kepada konsumen sebagai alat pemasaran, tetapi ada 5 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id perusahaan yang bertanggung jawab pada lingkungan hidup tanpa mempromosikannya. Coca-cola melakukan investasi dalam jumlah besar pada aktivitas daur ulang, dan memodifikasi kemasannya untuk meminimalisasi dampak terhadap lingkungan tanpa mengkomunikasikan dan menggunakanya sebagai alat pemasaran. Sedangkan perusahaan yang gencar mengkomunikasikan kepedulian mereka terhadap lingkungan salah satunya adalah produsen alat-alat plastik PT Tupperware Indonesia. Tupperware adalah perusahaan multinasional yang memproduksi dan memasarkan produk plastik berkualitas untuk rumah tangga. Kantor pusatnya berkedudukan di Orlando Amerika Serikat. Kini Tupperware berkembang sangat pesat dan menjangkau pasar lebih dari 100 negara. Tupperware selalu melahirkan produk-produk baru yang inovatif dan berkualitas, selalu jeli memanfaatkan teknologi dan tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Produk Tupperware memiliki desain unik dan inovatif dengan warna-warna yang khas, trendi dan menarik. Produk Tupperware menggunakan bahan kualitas terbaik yang aman bagi kesehatan, ramah lingkungan dan dijamin dengan garansi produk. Secara resmi, Tupperware dipasarkan di Indonesia tahun 1991 oleh PT Tupperware Indonesia. Hingga saat ini sudah ada lebih dari 70 Distributor resmi yang tersebar di berbagai kota besar di seluruh Indonesia. Didukung oleh lebih dari 150.000 tenaga penjual independen, produk Tupperware berhasil menembus berbagai kalangan (http://swa.co.id/). 6 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Melalui tenaga penjualnya, Tupperware mengkampanyekan program reduce dan reuse. Reduce, yaitu mengurangi pemakaian wadah sekali pakai dan membawa wadah dari rumah untuk bekal serta membeli makanan dan minuman. Reuse, menggunakan wadah makanan dan minuman yang aman dan tidak mengandung bahan berbahaya serta dapat digunakan berulang kali. Strategi pemasaran unggulan Tupperware dalam green campaign yakni pemberian garansi seumur hidup bagi semua produk Tupperware. Cara ini belum dilakukan kompetitornya yang mulai gencar masuk ke pasar Indonesia. Jadi Tupperware menjamin produknya tidak bisa dibuang di tempat sampah karena bisa diganti. Pemilik Tupperware hanya perlu membawa barang yang lama ataupun yang memiliki kerusakan wajar ke distributor-distributor terdekat. Pada tahun 2013 penjualan Tupperware mengalami fluktuasi. Berikut adalah data penjualan Tupperware di Indonesia tahun 2013. Grafik I.1 : Data penjualan Tuppewarre di Indonesia tahun 2013 7 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Sumber: http://tupperware.co.id/ Data tabel I.1 menunjukan penjualan Tupperware pada tahun 2013 mengalami penurunan pada dua bulan terakhir. Penjualan bulan Oktober sebanyak 3.154.000 unit, penjualan bulan November sebanyak 2.520.000 unit, dan penjualan bulan Desember sebanyak 2.345.000 unit (http://tupperware.co.id/). Hal ini memberikan tantangan bagi pihak perusahaan untuk meningkatkan jumlah penjualan produk Tupperware di Indonesia. PT Tupperware Indonesia perlu menyadari ketatnya persaingan pada pasar produk hijau. Peningkatan jumlah penjualan dapat dihasilkan melalui niat beli konsumen. Niat pembelian konsumen dapat terbentuk dari kepercayaan konsumen, konsumen yang percaya akan berpengaruh pada niat beli untuk melakukan pembelian terhadap produk tupperware. Penelitian yang dilakukan oleh Chen dan Chang (2012) meneliti tentang niat pembelian produk hijau pada produk elektronik secara umum. Variabel-variabel dalam penelitian Chen dan Chang (2012) meneliti hubungan antara persepsi nilai, persepsi risiko dan kepercayaan terhadap niat pembelian secara langsung dan tidak langsung. Akbar dan Azhar (2011) menjelaskan adanya pengaruh positif antara citra merek terhadap Kepercayaan. Sedangkan Rotchanakitumnuai dalam penelitian dan Speece (2009) yang menemukan dilakukan oleh bahwa sikap konsumen memiliki peran yang penting dalam pembentukan niat pemelian. Penelitian ini mengambil obyek penelitian yang berbeda, dengan penelitian terhadap satu macam merek produk yaitu Tupperware. perpustakaan.uns.ac.id 8 digilib.uns.ac.id Penelitian ini juga menguji variabel citra merek dan sikap konsumen serta pengaruhnya terhadap niat pembelian. Pilihan obyek penelitian dengan satu macam merek produk karena satu merek produk dengan yang lainnya masing-masing memiliki karakteristik dan kualitas produk yang berbeda. Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Analisis Faktor-Faktor Penentu Green Purchase Intention (Studi Pada Produk Merek Tupperware) B. Rumusan Masalah Tupperware yang merupakan salah satu kategori produk hijau mengalami penurunan penjualan di akhir tahun 2013. Oleh karena itu, permasalahannya adalah bagaimana meningkatkan penjualan melalui analisis niat beli konsumen terhadap produk hijau, dalam penelitian ini digunakan kasus produk Tupperware. Secara khusus research question adalah sebagai berikut: 1. Apakah persepsi nilai berpengaruh terhadap kepercayaan? 2. Apakah persepsi risiko berpengaruh terhadap kepercayaan? 3. Apakah citra merek berpengaruh dengan kepercayaan? 4. Apakah kepercayaan berpengaruh terhadap sikap konsumen? 5. Apakah kepercayaan berpengaruh terhadap green purchase intention? 6. Apakah sikap konsumen berpengaruh terhadap green purchase intention? C. Tujuan Penelitian perpustakaan.uns.ac.id 9 digilib.uns.ac.id Berdasarkan latar belakang serta perumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabel-variabel yang dapat mempengaruhi terjadinya green purchase intention. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis pengaruh persepsi nilai terhadap kepercayaan. 2. Menganalisis pengaruh persepsi risiko terhadap kepercayaan. 3. Menganalisis pengaruh citra merek terhadap kepercayaan. 4. Menganalisis pengaruh kepercayaan terhadap sikap konsumen. 5. Menganalisis pengaruh kepercayaan terhadap green purchase intention. 6. Menganalisis pengaruh sikap konsumen terhadap green purchase intention. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para akademisi maupun praktisi, antara lain: 1. Manfaat Akademis Memberikan pemahaman kepada para akademisi tentang green purchase intention, dan memberikan pengetahuan tentang ilmu mengenai persepsi nilai, persepsi resiko, citra merek, kepercayaan, dan sikap konsumen. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini memberikan sumber informasi tentang sejauh mana peran dari persepsi nilai, persepsi resiko, dan citra merek suatu produk yang dirasakan oleh konsumen dalam kaitannya dengan kepercayaan perpustakaan.uns.ac.id 10 digilib.uns.ac.id konsumen, sikap konsumen dan niat pembelian. Penelitian ini bisa menjadi referensi bagi perusahaan untuk meningkatkan nilai dari produknya dan mengembangkan citra merek Tupperware itu sendiri sehingga mampu menimbulkan kepercayaan dari konsumen dan memunculkan niat pembelian.