BAB II RUANG BAGI KEHIDUPAN Untuk memperoleh hasil pemrograman yang maksimal, proses analisa yang dilakukan sebaiknya bersumber pada data yang tersusun dengan sempurna. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis sesuai permasalahan yang ada untuk menyaring informasi yang benar-benar dibutuhkan dalam proses perancangan dan memperoleh informasi mengenai permasalahan yang dimiliki kawasan serta potensinya. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang terjadi pada kawasan proyek yang nantinya akan diterapkan pada rancangan proyek. Analisis ini akan menentukan konsep yang akan digunakan dalam rancangan proyek. Data dan analisa yang telah disusun dalam bentuk format penyajian digunakan untuk laporan asistensi dengan dosen pembimbing dan konsultan ahli. Hasil asistensi dengan konsultan ahli berupa penjelasan dan pengarahan mengenai format penyajian laporan data dan analisa yang benar dan efektif. Analisa yang dilakukan harus benar-benar rinci agar permasalahan-permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan solusi yang tepat. Hal ini diharapkan dapat dilaksanakan dengan sungguh-sungguh sehingga laporan yang telah disusun dapat direvisi menjadi lebih baik. Dalam proses penyusunan revisi data dan analisa dengan format penyajian yang baik dan benar perancang mengalami kendala waktu, karena tenggat waktu yang diberikan untuk melakukan revisi data dan 28 Universitas Sumatera Utara 29 analisa begitu singkat. Usaha maksimal dilakukan untuk menyelesaikan revisi ini sesuai tenggat waktu yang diberikan. Tahap selanjutnya setelah inventarisasi data adalah pemrograman. Pemrograman ini maksudnya adalah penyusunan program-program yang direncanakan dalam rancangan. Program rancangan ini diperoleh dari analisa permasalahan sehingga diketahui apa yang dibutuhkan dalam kawasan proyek agar diaplikasikan dalam rancangan. Pemrograman ini terdiri dari analisa kasus proyek, dan program ruang. Program ruang ini terdiri dari rumusan rinci fungsifungsi ruang yang akan diakomodir dalam bangunan dan di tapak, disertai penjelasan dan latar belakangnya serta persyaratan dan ketentuan teknis setiap fungsi. Sesuai dengan data mengenai jumlah penduduk, perancang melakukan perhitungan sehingga mempengaruhi program ruang yang direncanakan pada kawasan, termasuk jumlah unit rumah susun, tipe unit, serta jumlah fasilitasfasilitas pendukung. 2.1. Kasus Perancangan Arsitektur 6 Dalam kasus proyek Perancangan Arsitektur 6, pembangunan rumah susun ditujukan bagi masyarakat menengah ke bawah. Hal ini dikarenakan dari segi lokasi, sasaran utama dari pembangunan rumah susun ini adalah warga yang sebelumnya merupakan penghuni tapak proyek yang kebanyakan merupakan keluarga dengan tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah. Keberadaan aktivitas ekonomi di sekitar dan di dalam tapak sangat mempengaruhi proyek Universitas Sumatera Utara 30 perancangan ini. Sesuai dengan tema kelompok perancangan yang mengangkat permasalahan sosial ekonomi pada tapak. Tingkat sosial ekonomi dan aktivitas sosial ekonomi warga setempat banyak mempengaruhi hasil rancangan rumah susun karena dua hal ini menjadi pertimbangan mendasar dalam membuat konsep rancangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Tingkat sosial ekonomi warga mempengaruhi perancang dalam menentukan bentuk fasade bangunan, material dan konsep struktur, karena hal ini akan mempengaruhi harga satuan unit rumah susun yang nantinya dimiliki warga. Aktivitas sosial ekonomi berpengaruh terhadap kebutuhan fungsi-fungsi ruang komunal, sehingga mempengaruhi organisasi ruang pada bangunan. 2.2. Rumah Susun Berdasarkan Undang-Undang no. 16 pasal 1 tahun 1985, rumah susun merupakan bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masingmasing dapat dimiliki dan dipergunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan ruang bersama, benda bersama dan tanah bersama, sedangkan “satuan Rumah Susun” adalah unit rumah susun yang tujuan peruntukan utamanya digunakan secara terpisah sebagai tempat hunian. Di masa sekarang ini, keinginan untuk hidup di kota-kota besar terus meningkat. Peningkatan jumlah penduduk menimbulkan masalah baru yaitu berkurangnya lahan untuk pemukiman di perkotaan. Sedangkan peningkatan jumlah pendatang di perkotaan setiap saat bertambah seiring bertambahnya Universitas Sumatera Utara 31 lapangan pekerjaan. Hal ini yang melatarbelakangi pembangunan rumah susun sebagai solusi kebutuhan hunian di perkotaan. Rumah susun diharapkan menjadi jawaban atas permasalahan tingginya nilai hunian di daerah perkotaan, sehingga para pendatang yang mengadu nasib di perkotaan dapat memenuhi kebutuhan tempat tinggal yang sesuai dengan kemampuan mereka. Rumah susun umumnya dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung kebutuhan hidup sehari-hari. Fasilitas ini umumnya sama di setiap bangunan rumah susun karena standar yang telah diatur dalam Persyaratan Teknis Pembangunan Rumah Susun. Fasilitas ini antara lain, ruang serba guna, tempat ibadah, parkir kendaraan, ruang komunal,dll. Gambar 2.1. Bentuk Fasade Rumah Susun Sumber: http://kolomrumah.com (2011) Sasaran konsumen rumah susun yang merupakan masyarakat menengah ke bawah menjadikan rancangan rumah susun yang dibangun kebanyakan tidak memperhatikan nilai estetika. Anggapan bahwa masyarakat menengah ke bawah bukanlah suatu kelompok yang mementingkan nilai estetika menjadikan rancangan rumah susun terkesan buruk, dan bukan merupakan pemandangan yang Universitas Sumatera Utara 32 menyenangkan (Gambar 2.1). Hal ini menjadikan suatu anggapan pada masyarakat bahwa nilai estetika dalam suatu bangunan adalah hal yang selalu membutuhkan biaya besar dalam penerapannya. Dalam menentukan kebutuhan unit hunian rumah susun, perancang mempertimbangkan jumlah keluarga yang akan dipindahkan ke bangunan rumah susun. Lalu jumlah unit hunian yang akan dijual/disewa mengikuti KAK yang menentukan jumlah lantai bangunan minimal 8 lantai. Penentuan tipe unit hunian berdasarkan pertimbangan kebutuhan dan kemampuan ekonomi konsumer atau penghuni baru. Pertimbangan tipe hunian penghuni lama tidak dilakukan mengingat besarnya luasan unit akan mempengaruhi penjualan unit kedepannya. Pertimbangan ini dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa tipe unit yang lebih kecil akan lebih mudah terjual/disewa dan pembagian unit bagi penghuni lama tetap bisa dilakukan sesuai dengan tipe unit hunian lama dengan menggabungkan dua unit atau lebih hunian baru. 2.3. Potensi Tapak Kondisi lingkungan di sekitar tapak diisi oleh aktivitas permukiman, perkantoran, komersial, rumah sakit, pendidikan dan instansi pemerintah. Kondisi tapak sendiri terhadap lingkungan sekitar merupakan permukiman dengan aktivitas komersial di dalamnya. Tapak merupakan identitas yang penting bagi kawasan sekitar karena adanya warung kuliner yang sudah menjadi ikon kawasan ini (Gambar 2.2). Universitas Sumatera Utara 33 Gambar 2.2. Ikon Kawasan Tapak Sumber: Dok. Penulis (2014) Sebagai daerah pemukiman, tapak memiliki nilai tambah karena lokasinya yang dekat dengan pusat kota, memiliki akses kendaraan umum, sehingga mudah dijangkau. Sedangkan dari sudut pandang ekonomi, tapak memiliki potensi sebagai daerah komersial untuk semua kalangan, baik menengah ke bawah maupun menengah ke atas. Kondisi sosial masyarakat yang memiliki tingkat kekerabatan yang tinggi, menjadikan tapak dengan penghuni di dalamnya memiliki kesan terbuka dengan lingkungan sekitar. Keadaan eksisting yang memiliki akses sirkulasi yang begitu banyak dari segala arah juga mendukung kesan terbuka. Hal ini menjadi potensi tapak sebagai ruang sosialisasi masyarakat sekitar khususnya dan masyarakat kota medan pada umumnya. Tapak yang memiliki akses langsung ke Sungai Deli memiliki potensi yang sangat besar sebagai daerah rekreasi perkotaan, seperti yang kita ketahui belum adanya sarana rekreasi perkotaan yang memanfaatkan Sungai Deli sebagai Universitas Sumatera Utara 34 penarik minat pengunjung. Daerah tepian sungai apabila dirancang dengan tepat, selain sebagai daerah resapan bagi sungai, akan menjadi tempat yang sangat menarik bagi masyarakat perkotaan untuk menghilangkan kepenatan dalam kehidupan kota. Universitas Sumatera Utara