DNA VIRUS Dr. Aisyah Ghanie Bagian Mikrobiologi FK UNSRI 1 2 POX VIRUS 3 Merupakan Vi DNA terbesar Sifat-sifat : Virion Struktur kompleks, bentuk bata, Ukuran 300x200x100 nm, permukaan luar ada lekukan, punya inti dan badan lateral. Komposisi : DNA 3%, Protein 90%, Lemak 5%. Genom : DNA serat rangkap, BM 160 juta dalton, mengandung Guanin dan Sitosin. Protein > 100 Polipeptida Selubung Mengelilingi asam Nukleat Replikasi intra sitoplasma Mati pada suhu 60°C dalam suasana lembab Peka terhadap sinar ultraviolet 4 Variola (Small Pox, Cacar) Vi sistemik Penularan melalui TR atas dan kontak Vi dermatotropik Erupsi kulit timbul serentak Mulai makula-papula-vesikulapustula (5 – 10 hari) 5 6 Gambar Variola 7 Tipe ada 2 : 1. 2. Variola mayor Variola minor (alastrim) Perbedaan ke 2 nya : V. Mayor Lebih berat, pada khorioalantois, tumbuh pada suhu 38°C V. Minor Lebih ringan, lesi lebih sedikit, mortalitas kurang, tumbuh pada 8 suhu < 38°C Penularan Melalui saluran pernafasan Kontak langsung dari cairan vesikel sampai krusta Sangat stabil pada suhu ruangan Dapat hidup di luar tubuh berbulanbulan 9 Patogenesis Fase 1 : TR atas – jar. Limpoid regional Viremia sementara (viremia primer) Infeksi RES seluruh tubuh Fase 2 : (fase sekunder); multiplikasi sekunder dalam RES – terjadi : A. Viremia sekunder hebat B. Gejala klinik : virus epidermis kelainan kulit Kekebalan seumur hidup 10 Gejala Klinik Variola Mayor Inkubasi 7 -14 hari Fase Prodromal / invasi ; panas, sakit kepala, berlangsung 2-3 hari Fase makulopapula / erupsi ; terutama dimuka dan ekstremitas Fase Vesikulopustolusa / supurasi ; 5 – 10 hari Fase resolusi ; 2 minggu, terjadi krustasi, rekonvalesensi 11 Virus Vaccinia Asal tidak diketahui, didugai vi sapi / vi variola yang mengalami mutasi Dipakai sebagai vaksinasi Sifat virus umumnya sama dengan variola, bedanya gejala klinik lebih ringan, lokal, tak terjadi perdarahan pada khorio alanthois embrio ayam, membentuk pox putih, bulat, besar, cekung dengan pusat 12 Diagnosa laboratorium Bahan darah (sebelum ada ruam) Lesi dari papula sampai krusta Pemeriksaan : Mikroskopik cahaya biasa : ada benda inklusi Guarnieri Pembiakan (bintik pada selaput khorio alanthois) Serologi : reaksi pengikatan komplemen presipitasi, netralisasi, hambatan hem aglutinasi dan imunofluoresensi 13 Epidemiologi Manusia, satu-satunya hospes alam dan sumber infeksi Penularan langsung dan tidak langsung dari bahan-bahan terinfeksi (alat-alat tidur, pakaianpakaian pribadi) 14 Vaksinasi Cacar Cara : 1. Goresan (skarifikasi) dengan vaksinostil 2. Multiple Pressure dengan menusuk-nusuk epidermis beberapa kali dengan jarum melalui setetes vaksin Pencacaran sudah dihapus Indonesia bebas cacar - 1974; Somalia -1974; Dunia bebas 1980 15 Diferensial Diagnosa 1. 2. 3. 4. Alergi obat Varicella Kelainan Darah Pustular Acne 16 ORF (contagious pustular dermatitis) Menyebabkan penyakit pada biri-biri dan kambing (terbesar didunia) Disebut juga dermatitis pustular (lecet mulut) Penularan melalui kontak langsung dengan hewan terinfeksi (dipeternakan) Infeksi Ulceratif pada jari tangan, lengan bawah, muka dan leher 17 Epidemiologi Tersebar luas di seluruh dunia Ditularkan pada manusia terutama di peternakan, pengembala melalui kontak langsung dan produk ternak / bahan yang tercemar virus Tahan terhadap kekeringan Tetap infected sampai berbulanbulan dalam krusta yang kering 18 Moluscum Contagiosum Tumor epidermis jinak Hanya terdapat pada manusia Belum dapat ditularkan pada hewan Belum dapat ditumbuhkan pada biakan jaringan Bentuk virus : lonjong batu bata, 230x330 nm Virus mirip vaksinia 19 Klinis : Tu kecil merah muda mirip kutil, keras tidak nyeri dengan diameter 1 – 2 nm, terbatas pada epidermis Lesi pada daerah genital dapat meradang dan menjadi ulkus Sering keliru dengan HSV Lokalisasi lesi : muka, lengan, punggung, bokong, genitalia Jarang pada telapak kaki, tangan dan selaput lendir Sporadis / epidemi, banyak pada anakanak Penularan : kontak langsung (sexual, AIDS) atau tidak langsung (potong rambut, kolam renang, handuk bersama) Inkubasi : berlangsung sampai 6 bulan, lesi 20 bertahan sampai 2 tahun 21 Tumor Tanapox Infeksi kulit yang sering terjadi di beberapa bagian Afrika terutama Kenya Penularan ke manusia melalui arthropoda Demam 3 – 4 hari, sakit kepala, lesu, lesi pada kulit Penyembuhannya 4 – 7 minggu 22 Yabapox Menyebabkan Histiositoma jinak Merupakan tumor-tumor jinak pada kera-kera Afrika Dapat Mengenai pekerja labor 23 Herpes Viridae Virus DNA Intra Nukleus 24 25 Struktur dan Komposisi Virion ; bulat, diameter 120-200 nm, kapsid ikosahedral terdiri dari 162 kapsomer Genom ; DNA untai ganda; BM 100 juta dalton, mengandung guanin dan sitosin Selubung ; mengandung glikoprotein Replikasi ; inti sel inang 26 sifat-sifat umum Infeksi laten Subklinik 85% Rekuren dipicu oleh demam, trauma, stress, sinar matahari, menstruasi, dan gangguan fungsi immun Rekuren dapat berbeda dengan infeksi primernya 27 Penularan Melalui Droplet pernafasan Kontak langsung 28 Kaitan dengan Keganasan Pada manusia : VHS2 dengan kanker leher rahim Vi Epstein Barr dengan: P. Hodgkin Ca Nasofaring Limfoma Burkitt’s Pada Binatang : Leukimia pada monyet Limfomatosis pada ayam 29 Virus Herpes Simplex 30 Adalah : Penyakit kulit dan selaput lendir yang ditularkan melalui udara dan kontak langsung (termasuk hubungan sex) 31 Sifat umum Sama dengan Vi Herpes Pembungkus berasal dari selaput inti yang terinfeksi terdiri dari lipid dan protein Termolabil, suspensi jaringan yang terinfeksi dapat disimpan pada suhu 70°C, dengan bahan pengawet 50% glyserin dan air 32 Pembagian 1. 2. . VHS 1 ; mayoritas pada anak VHS 2 ; permulaan pada umur 20-an berhubungan dengan penyakit seksual Berdasarkan kejadian infeksi : 1. HS Primer 2. HS Sekunder (rekuren) Pada orang yang pernah menderita HS Tidak pernah sistemik 33 Yang sering rekuren ; H. Penyakit-Penyakit akibat Herpes Simplex 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. Ginggivo Stomatitis Herpetik akut (Stomaits Aftosa) Herpes Labialis Eksema Herpetikum Keratitis Herpetikum Meningoensefalitis Herpes Traumatik 34 Pathogenesis Lesi vesikular yang awal terjadi di mulut atau wajah. Virus kemudian menjalar ke akson dan menjadi latent di ganglion n.trigeminus (sensorik) Rekurensi akan muncul bila kulit yang dipersarafi oleh saraf yang terinfeksi terinduksi oleh demam,sinar matahari, stres dsb HSV-1 ensefalitis sering terjadi di 35 Penyakit-Penyakit akibat Herpes Simplex 2 Herpes Neonatal Herpes Genitalis Proctitis Uretritis non Gonokokus Meningitis 36 Pathogenesis Lesi vesikular awal adalah di genital Selanjutnya virus menyebar melalui akson dan menjadi laten di sel gangglion lumbal atau sakral Rekurensi lebih ringan dibandingkan dengan infeksi primer HSV-2 pada neonatus dapat berbahaya karena neonatus memiliki sel imunitas yang kurang. Infeksi HSV-2 pada traktus genitalis 37 38 39 40 41 42 Kekebalan Pada bayi diperoleh dari ibu secara pasif (6 bulan hilang) Umur 6 – 2 tahun paling sensitif Antibodi HSV 1 mulai pada awal kanak-kanak Antibodi HSV 2 pada masa remaja seiring aktifitas seksual 43 Pemeriksaan Laboratorium Bahan ; Vesikel, cucian tenggorok, saliva, liquor, darah, dll. Pemeriksaan : 1. Mikroskopik Pewarnaan Giemsa 2. Serologik 3. Isolasi / identifikasi virus ; Telur berembrio Biakan jaringan Hewan percobaan 4. Serologi 44 Epidemiologi Tersebar di seluruh dunia Infeksi primer pada usia awal (6 bulan – 3 tahun) Asimtomatik Penularan pada masyarakat dengan sosial ekonomi rendah / hygiene kurang / tempat padat Jika pada anak-anak tidak terjadi infeksi primer, sampai dewasa pun 45 Pengawasan Menghindari kontak Perlindungan penderita eksim / dan sumber infeksi 46 Varicella Zoster 47 Jenis (2 tipe) 1. 2. Varicella (chicken pox, cacar air) Biasanya pada anak-anak, gejala ringan, berat pada orang dewasa, ada gangguan immun Kekebalan seumur hidup Herpes Zoster (Shingles, Dompo) Sporadik Banyak pada orang dewasa yang masa kanak-kanaknya terinfeksi varicella (pengakifan kembali vi Varicella dalam bentuk laten pada 48 ggl sensorik) Sifat2 Varicella Inkubasi 14 – 21 hari Penularan melalui TR / erupsi yang timbul tidak serentak Demam Dermatrop bertendensi neurotropik Sumber infeksi, cacar / herpes Komplikasi jarang : Ensefalitis, pneumoni Kehamilan trimester 1 cacat janin 49 Bentuk klinis Varicella 50 Pencegahan ; vaksinasi Diagnosa labor ; Bahan dari vesikel Pewarnaan giemsa ; sel raksasa berinti banyak, ada inklusi eosinofil dalam inti sel Pembiakan ; jaringan manusia benda inklusi dalam inti sel (Cowdry tipe A) Serologis ; ikatan komplemen, 51 Perbedaan Variolla dengan Varicella Variolla 1. 2. 3. 4. 5. Gol Virus Sifat Inculsion bodles Eter Kelainan Kulit 6. Distribusi 7. 8. Cikatrix Balloning Sel Poxviridae Dermatrop murni Lebih kecil Resisten Single krop, multi loculer Sentrifugal, telapak tangan, kaki penuh Seumur hidup kecil Varicella Herpesviridae Tendensi neutropik Lebih besar Sensitif Multiple krop, uniloculer Sentripetal, telapak tangan / kaki – . / kecuali digaruk Besar 52 53 Herpes Zoster 54 Sifat umum Anak-anak jarang lebih banyak pada orang dewasa Lesi asimetris, segmental dermatom saraf Paling sering pada punggung, kepala, leher (segmen Th 2 – L2, n. V 2) Neurotropik 55 Gambar Herpes Zoster 56 Komplikasi Neuralgia pasca Herpes Ensefallitis Lebih berat bila ada kanker, cacat imun, penggunaan imunosupresif 57 Virus Epstein Barr (EBV, Human Herpes Virus, HHV4) 58 Sifat umum Penyebab infeksi mononukleosis akut Dikaitkan dengan kanker nasofaring, penyakit Hodgkin, Limfoma Burkitt dihubungkan dengan chronic fatigue syndrome 59 Patogenesa Infksi dimulai dari pharyngeal epithelium Menyebar ke lympho nodi cervical Menyebar melalui aliran darah ke liver dan lien Selanjutnya EBV menetap secara latent di B lymphosit 60 Sifat-sifat virus Sama dengan HV Sel sasaran limfosit B Penularan ; saliva, kadang-kadang pada transfusi darah Antigen; 1. A. inti (nuclear antigen / EBNA) 2. A. awal (early antigen / EAR) 3. A. Kapsid (viral kapsid antigen / VCA) 4. A. Limfositik (lymphocytic determined membrane 61 Mononukleosis Infeksiosa Inkubasi 30 – 50 hari Demam, rash, limfadenopati, Hepatosplenomegali, Nyeri tenggorok Di AS paling banyak umur 15 – 25 tahun Anak-anak sering asimptomatik Ditemukan IgA dan IgG 62 Lymphoma Burkitt Suatu tumor rahang pada anak-anak dan dewasa muda di Afrika 90% tumor ini mengandung DNA virus EB dan antigen EBNA 63 64 Karsinoma Nasofaring Banyak pada bangsa Cina, Alaska, Tunisia, Afrika Timur > laki-laki Ada hubungan dengan EBV (dalam DNA) Kadar antibodi tinggi terhadap EBV Faktor lingkungan, genetik memegang peranan penting 65 Vi EB Kronik Menyebabkan sindroma yang berat : Pneumonitis Hepatitis Abnormalitas darah 66 Pemeriksaan Labor Bahan ; air liur, darah tepi Serologi ; Pengikatan komplemen Imunofluoresensi Reaksi Paul Bunnel, penentuan Anti -bodi heterofil ELIZA Darah : stadium awal leukopenia diikuti leukositosis Ditemukan limfosit atipik : Downy 67 Epidemiologi 90 – 95% orang yang terinfeksi asimptomatik namun virus tetap ada seumur hidup Penularan melalui kontak langsung (kissing disease), transfusi darah Ada hubungan dengan 68 Vi Herpes Lymphotropic (HHV 6) Pertama dikenal tahun 1986 Menyebabkan : Mononukleus Lymfadenopati Kofaktor patogenesis AIDS Exanthem subitum (roseola infantum) 69 Herpes Virus 7 Diisolasi pertama kali tahun 1990 pada sel limfosit orang sehat Ada kemiripan dengan sitomegalovirus Lebih banyak pada anak-anak 70 Herpes Virus 8 Dulu dikenal sebagai Sarkoma Kaposi Berhubungan dengan virus Herpes Banyak ditemukan dalam saliva pasien AIDS 71 72 Herpes B VI Herpes B dari monyet eropa Patogenik pada manusia Penyebaran melalui gigitan Angka kematian tinggi (75%) Gejala : Mielitis yang merambat naik Meningoensefalomyelitis yang fatal 73 Cytomegalo Virus (CMV, Human Herpes 5) 74 Sifat umum Menyebabkan cytomegalic inclusion disease (dulu vi kelenjar ludah) Masalah utama pada orang yang mendapat transplantasi organ dan immunosupresan (AIDS) Menyebabkan infeksi primer dan laten Penyakit tak jelas Dapat diasingkan dari air liur / kemih Sel-sel yang terinfeksi membesar secara invasif Hanya berkembang pada sel fibroblast 75 Daya Patogen 1. Infeksi Primer ; Kongenital Pada bayi ; sistemik, ikterus, hepatospenomegali Purpura trombositopenik Pneumonitis Kerusakan ssp, dapat menyebabkan kematian bayi Retardasi mental 76 Daya Patogen ( continue) • ASI 2. Infeksi Sekunder (post natal) Kontaminasi air seni, ludah, hubungan sex Transfusi darah, transplantasi 77 Pathogenesis Awal infeksi biasanya di oropharynx Pada infeksi fetal ; virus menyebar ke banyak organ seperti Susunan Saraf Pusat dan ginjal’ Pada orang dewasa lymphosit seringkali terkena dan kondisis laten terjadi di leukosit Pada orang dengan daya tahan menurun akan terjadi reaktivasi dari 78 Diagnosa Labor Bahan ; Urin, Sputum, bilasan tenggorok, biopsi hati Pemeriksaan ; Serologi Tes netralisasi Tes komplemen fiksasi Immunofluoresensi ELIZA 79 80 ADENO VIRUS Pertama kali diisolasi dari kultur jaringan adenoid manusia - 2 Genus 1. Aviadenovirus ------- menginfeksi burung 2. Mastadenovirus ------ menginfeksi mamalia 6 subgrup (A-F) berdasarkan sifat hemaglutinase dan homologi DNA . - Tahan terhadap kondisi lingkungan pH rendah, enzim empedu dan lain-lain sehingga dapat bereplikasi dengan baik pada saluran pernapasan dan saluran pencernaan 81 82 Important Properties of adenoviruses Virion : Icosahedral, 70-90 nm in diameter, 252 capsomeres; fiber projects from each vertax Composition : DNA (13%), protein (87%) Genome : Double-Stranded DNA, Linear, 26-45 kbp, protein-bound to termini, infectious Protein : Important antigens (hexon, penton base, fiber) are associated with the major outer capsid proteins Envelope : None Replication : Nucleus Outstanding Characteristics : Excellent models for molecular studies of eukaryotic cell processes 83 Patogenesis Pertama kali menyerang sel epitel mukosa (TR, G1, TUG, Konjungtiva) --- menempel pada hospes melalui protein fiber Masuk sitoplasma sel hospes DNA Virus menyusup dalam nukleus dan terintegrasi pada kromoson sel host Replikasi dan perakitan Keluar menginfeksi sel sekitarnya 84 Efek Replikasi dan multiplikasi 1. 2. 3. Lisis sel yang menyebabkan kematian sel Infeksi laten, di jaringan limfoid ,tonsil, adenoid, peyers patches Transformasi onkogenik 85 Transmisi / Epidemiologi . . . . . . . Droplet waktu bicara, batuk, bersin Fecal oral, muntahan Tonometers (direct in oculasi pada konjugtiva) Jari Endemic akhir musim dingin dan musin panas Sering di barak-barak militer, kolam renang, asrama, rumah sakit dan lain-lain Serotipe dihubungkan dengan spesifik syndrom klinis 86 Gejala Klinik 87 88 Diagnosis Laboratorium Bahan : usapan konjungtiva tenggorok, feses, 1. usapan Biakan Akan tampak badan Inklusi intra nukleus basofilik 2. Serologi 1. Pengikatan komplemen 2. Hambatan hemaglutinasi 3. Netralisasi 89 Pencegahan . . . Desinfeksi kolam renang umum Sterilisasi peralatan dan alat bantu medis Pemberian imunisasi untuk adenovirus tipe 4,7, 21 90 Papillomavirus Human papillomavirus (HPV) menyebabkan papillomas, merupakan benign tumors pada squamous cells, mis warts (kutil) pada kulit. Type 16 dan 18 menyebabkan carcinoma pada cervix dan penis 91 Gejala Klinik Beberapa tipe virus papiloma yang dapat menyebabkan kelainan klinis 92 93 94 95 Patogenesis .Menyebabkan tumor jinak pada kulit dan mukosa. .Penularan melalui kontak langsung masuk kedalam tubuh lewat lesi kecil yang ada di kulit. Regulasi pertumbuhan dan deferensiasi sel kulit terganggu, lapisan epidermis menjadi keras terjadi hiperplasia pada stratum spinosum mengakibatkan terjadinya hiperkeratosis. Badan inklusi virus papilloma juga sering ditemukan pada stratum granulosum. 96 Patogenesis ( continue ) -Lebih dari 90% kasus kanker serviks di seluruh dunia mengandung DNA viral papilloma, separuh diantaranya disebabkan papilloma tipe 16. Beberapa tipe virus papilloma yang berpotensi menyebabkan antara lain adalah tipe 16, 18, 31, 6 dan 11. -Papiloma laring pada anak-anak disebabkan oleh HPV tipe 6 dan 11 didapat pada saat dilahirkan, oleh ibu 97 Respon imum -Belum sepenuhnya diketahui. -Penderita yang mengalami penurunan kekebalan insidensi infeksi virus papilloma meningkat. -Penderita yang sistem kekebalannya baik, umumnya kutil akan sembuh dalam waktu 2 bulan pada 30 % penderita, sekitar 70 % sembuh dalam waktu 1 tahun dan hilang setelah 5 tahun. Diagnosis -Mudah dikenali, secara klinis. Identifikasi 98 Pengobatan dan Pencegahan -Belum ada obat yang benar-benar efektif dan spesifik. -Umumnya kutil dapat hilang, walaupun telah dilakukan tindakan pengobatan,kutil tetap tumbuh. -Sistem kekebalan tubuh dapat menyembuhkan infeksi HPV. dihilangkan dengan beberapa cara yaitu (kauterisasi listrik) atau laser, membekukannya dengan nitrogen cair, pembedahan. Pengobatan dengan trikorasetik (TCA) dan podofilin, hanya efektif beberapa kasus. 99 -Bertahan lama pada orang yang imunokompromais -Menghindari penggunaan bersama peralatan mandi, handuk, kaos, kaki, dan alat-alat lainnya. Sterilisasi instrumen dan tidak melakukan seks bebas. 100 Epidemiologi -Ditemukan pada manusia. -Ditularkan melalui kontak langsung penderita infeksi virus papilloma atau dengan cara autoinokulasi dari lesi kulit ke bagian tubuh lainnya. -Dapat menyebabkan kanker kulit dan serviks. -Penularan bisa melalui hubungan seks. Diperkirakan 50% wanita yang berusia 15-49 tahun pernah terinfeksi oleh HPV. Infeksi HPV dapat hilang tanpa menyebabkan masalah. Namun 101 Parpovirus B19 Penyakit : erythema infectiosum, aplastic anemia, arthritis dan hydrops fetalis Karakteristik : virus tak berkapsul dengan isocahedral simetris, DNA berantai tunggal, tidak mengandung polymerase. Hanya satu stereotype Tranmisi : Respirasy droplet dan transplacental Diagnostik laboratorium : Tes 102 Patogenesis : Pertama tama virus menginfeksi erythroblast menyebabkan aplastik anemia dengan anemia heriditer ; kompleks imun menyebabkan bercak kemerahan dan artheritis Virus dapat mengifeksi fetus anemia berat yang menimbulkan gagal jantung dan edema (hydrops fetalis) Pengobatan : tidak ada Pencegahan : tidak ada 103 Terimakasih 104