BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas telah dijadikan sebagai masalah global sejak tahun 1980-an oleh WHO. Obesitas merupakan kondisi yang kompleks yang mempengaruhi semua umur dan tingkat sosioekonomi. Obesitas saat remaja akan meningkatkan resiko terjadinya obesitas dan keadaan kesehatan yang buruk saat dewasa. Obesitas dapat menyebabkan resistensi insulin, terganggunya tekanan darah, kadar kolesterol, kadar trigliserida. Selain itu, obesitas juga dapat meningkatkan resiko terjadinya diabetes tipe 2, penyakit jantung, kanker (terutama kanker usus besar), gangguan pernapasan, dan infertilitas. Peningkatan kejadian obesitas seringkali lebih cepat di negara berkembang daripada negara maju (WHO, 2003; In-Iw, 2011; Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I, 2010). Obesitas bahkan telah menjadi masalah yang berdampingan dengan masalah kurang gizi di negara berkembang (de Onis & Blossner, 2000). Menurut data Riskesdas (2010), prevalensi obesitas pada anak umur 6-12 tahun di Indonesia adalah sebesar 9,2%. Sementara itu, di provinsi D.I. Yogyakarta prevalensinya adalah sebesar 7,8%. Sedangkan prevalensi obesitas pada remaja umur 13-15 tahun di Indonesia adalah sebesar 2,5% dan sebesar 2,6% di provinsi Yogyakarta. Ada beberapa faktor yang menyebabkan obesitas, antara lain adalah genetik, faktor lingkungan, kurangnya aktivitas, terpapar iklan pangan di televisi maupun internet, asupan makan tinggi lemak dan tinggi energi, serta 1 2 rendahnya aktivitas fisik. Contoh pangan dengan tinggi lemak dan tinggi energi adalah snack (Baur, 2004). Masa remaja merupakan saat terjadinya percepatan pertumbuhan (growth spurt). Hal inilah berhubungan dengan perubahan hormonal, kognitif, dan emosional (Spear, 1996). Selain itu, remaja juga telah lebih mandiri dalam hal pemilihan makanan (Gantz, 2007). Menurut Campbell (2006), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi asupan snack pada remaja antara lain adalah peran orang tua (pendapatan dan pekerjaan), iklan pangan di televisi, peer pressure, durasi menonton televisi, uang jajan dan ketersediaan makanan. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa adanya pengaruh dari paparan iklan pangan terhadap asupan snack. Salah satu penelitian menyatakan bahwa iklan pangan dapat mengubah pemilihan pangan seorang anak dan akan meminta orang tuanya untuk membelikannya (Snoek, 2006). Penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Halford (2004) menemukan bahwa orang akan cenderung mengonsumsi pangan tinggi lemak serta pangan gurih yang tinggi lemak setelah terpapar iklan di televisi. Woodward et al. (1997) menemukan bahwa durasi menonton televisi para remaja berpengaruh secara signifikan terhadap banyaknya makan makanan dengan gizi tidak seimbang yang dikonsumsi per hari. Beberapa penelitian sebelumnya dilakukan di beberapa negara maju, seperti Australia, Amerika, Inggris, dan Belanda. Ini menandakan bahwa hal tersebut telah menjadi perhatian di negara maju, tetapi tidak di negara berkembang, seperti di Indonesia. 3 Dewasa ini semakin banyak iklan pangan yang ditayangkan di televisi. Anak-anak dan remaja merupakan target dari iklan tersebut. Iklan-iklan pangan biasanya sangat banyak pada hari Sabtu dan Minggu. Ini merupakan salah satu strategi marketing industri makanan karena hari-hari tersebut merupakan saat anak-anak dan remaja menonton televisi. Biasanya iklan-iklan tersebut disajikan dalam bentuk yang menarik dan terkadang membuat penasaran para target untuk mencobanya. Semakin banyak iklan pangan, semakin banyak pilihan pangan yang diambil oleh para target. Semakin banyak snack yang dikonsumsi para remaja, semakin besar pula kemungkinan terjadinya obesitas karena snack mengandung tinggi kalori. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dari paparan iklan pangan terhadap konsumsi snack dan fast food para remaja di Yogyakarta. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi baru mengenai pengaruh dari paparan iklan pangan terhadap konsumsi snack remaja. Penelitian ini diharapkan juga dapat membuka wawasan masyarakat mengenai pentingnya iklan pangan terhadap pemilihan makan anak dan remaja. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, pertanyaan yang diajukan dalam penelitian, yaitu: 1. Apakah terdapat hubungan antara paparan iklan pangan di televisi dengan konsumsi snack dan fast food para remaja SMP di Yogyakarta? 2. Apakah terdapat hubungan antara menonton televisi dengan konsumsi snack dan fast food para remaja SMP di Yogyakarta? 4 3. Apakah terdapat hubungan antara uang saku dengan konsumsi snack dan fast food para remaja SMP di Yogyakarta? 4. Apakah terdapat hubungan antara tingkat ekonomi dengan konsumsi snack dan fast food para remaja SMP di Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum a. Untuk mengetahui hubungan paparan iklan pangan di televisi terhadap konsumsi snack dan fast food remaja SMP. b. Untuk mengetahui hubungan uang jajan terhadap konsumsi snack dan fast food remaja SMP. c. Untuk mengetahui hubungan tingkat ekonomi terhadap konsumsi snack dan fast food remaja SMP. d. Untuk mengetahui hubungan menonton televisi terhadap konsumsi snack dan fast food remaja SMP. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui durasi menonton televisi pada rema SMP. b. Untuk mengetahui jenis iklan pangan yang menjadi favorit pada remaja SMP. c. Untuk mengetahui adanya pengaruh kelompok bermain pada remaja SMP. d. Untuk mengetahui status gizi remaja SMP. e. Untuk mengetahui seberapa sering remaja SMP terpapar iklan pangan. f. Untuk mengetahui besarnya konsumsi snack per hari pada remaja. 5 g. Untuk mengetahui faktor yang menjadi penentu dalam daya tarik terhadap suatu produk maupun terhadap iklan pangan. D. Manfaat Penelitian 1. Untuk peneliti a. Peneliti dapat menambah wawasan baru mengenai hubungan antara paparan iklan pangan di televisi dengan konsumsi snack remaja di kota Yogyakarta. 2. Untuk masyarakat a. Masyarakat dapat menambah wawasan masyarakat mengenai pentingnya iklan pangan terhadap pemilihan makan remaja. b. Masyarakat dapat mengetahui bahaya dari mengkonsumsi snack yang berlebihan. 3. Untuk pemerintah a. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat peraturan mengenai iklan pangan. 4. Untuk perkembangan ilmu pengetahuan a. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti lain yang meneliti tentang hal yang sama. E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian yang dilakukan oleh Parvanta et al. (2010), yaitu “Television Use and Snacking Behaviors Among Children and Adolescents in China” Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara menonton televisi dan iklan yang ditayangkan terhadap pembelian dan permintaan 6 terhadap snack yang diiklankan, serta konsumsi snack saat menonton televisi pada anak dan remaja di Cina. Penelitian ini dilakukan pada anak dan remaja usia 6-17 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan iklan televisi secara signifikan menyebabkan permintaan dan pembelian snack yang diiklankan meningkat dengan nilai p<0,001. Pada penelitian ini, remaja lebih sering membeli snack yang diiklankan di televisi dibandingkan dengan anak-anak. Selain itu, hasil penelitian ini juga menyebutkan bahwa remaja secara signifikan lebih membeli snack yang diiklankan di televisi dibandingkan dengan anak-anak dengan nilai p<0,001, sedangkan anakanak lebih sering meminta snack yang diiklankan kepada orang tua mereka dibandingkan dengan remaja dengan nilai p<0,001. Responden yang terpapar iklan televisi memiliki permintaan snack 3,43 kali lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak terpapar. Sementara itu, resiko pembelian snack akibat paparan iklan televisi 2,73 kali lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak terpapar. Responden dengan tingkat ekonomi menengah ke atas lebih rentan untuk meminta dan membeli snack yang diiklankan di televisi. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah tujuan penelitian, yaitu untuk melihat hubungan antara paparan iklan televisi dengan konsumsi snack. Selain itu, metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini juga sama dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu dengan metode cross-sectional. Sementara itu, perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah waktu dan lokasi penelitian, serta subjek yang diikutkan dalam penelitian. 7 2. Penelitian yang dilakukan oleh Raharjo (2008), yaitu “Pengaruh Iklan Makanan Terhadap Sikap Konsumtif Anak-Anak SD” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahu apakah iklan makanan ringan di televisi berpengaruh terhadap sikap konsumtif anak-anak sekolah dasar Al-Kautzar, Bandar Lampung. Hasil penelitian menyebutkan bahwa anak dengan durasi menonton sering, 36,7% selalu ingin membeli makanan yang diiklankan di televisi dan 16,6% mengatakan bahwa mereka kadang-kadang ingin membeli makanan yang diiklankan tersebut. Sementara itu, anak dengn frekuensi menonton kadang-kadang, 31,6% mengatakan bahwa mereke selalu ingin membeli makanan yang diiklankan dan 15% mengatakan kadang-kadang ingin membeli makanan yang diiklankan tersebut. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah metode penelitiannya. Sementara itu, perbedaannya terletak pada lokasi dan waktu penelitian, subjek, serta tujuan penelitian. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Scully et al. (2012), yaitu “Association Between Food Marketing Exposure and Adolescents‟ Food Choices and Eating Behaviors” Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara paparan iklan pangan dengan konsumsi energy-dense and nutrient-poor (EDNP) foods. Penelitian ini dilakukan pada remaja usia 12-17 tahun. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa responden yang terpapar iklan makanan selama <2 jam/hari akan meminta produk yang diiklankan paling tidak 1 kali dalam sebulan. Sementara itu, responden yang terpapar iklan makanan >2 jam akan meminta dan mencoba produk yang diiklankan paling tidak 1 kali dalam sebulan. Hal ini dibandingkan dengan responden yang tidak 8 terpapar iklan makanan. Persamaan antara penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan adalah tujuan penelitian, yaitu untuk melihat hubungan paparan iklan pangan dengan konsumsi snack. Selain itu, persamaan juga terletak pada metode penelitian, yaitu cross-sectional. Sementara itu, perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah subjek penelitian, lokasi dan waktu penelitian. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Snoek et al. (2006), yaitu “The Effect of Television Viewing on Adolescents‟ Snacking: Individual Differences Explained by External, Restrained, and Emotional Eating” Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara menonton televisi dengan konsumsi snack dengan membagi 3 jenis kebiasan makan, yaitu external, restrained, and emotional eating. Penelitian ini dilakukan pada remaja usia 11-16 tahun. Hasil penelitian membuktikan bahwa menonton televisi memiliki hubungan dengan konsumsi snack dengan p<0,01, baik pada pria maupun wanita. Selain itu, penelitian ini juga membuktikan bahwa external and emotional eaters berkaitan erat dengan menonton televisi dan konsumsi snack. Tetapi, ada hasil yang bertentangan dengan hipotesis sebelumnya. Hasilnya menunjukkan bahwa restrained eaters berhubungan lemah dengan menonton televisi dan konsumsi snack. Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah metode penelitiannya, yaitu menggunakan metode cross-sectional. Perbedaannya terletak pada lokasi dan waktu penelitian, serta subjek penelitian. Selain itu, perbedaan juga terdapat pada tujuan secara umum.