t, tt - Perpustakaan BAPPENAS

advertisement
t,
I
I
EFEI(TIVITAS IGBIJAI(AN MONETER DAN MEI(ANISME
TRANSMISINYA
t
Oleh:
.)
Riyati
dan
Tuti
Bambang Prijambodo
I
I
''\--
t
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
'
.
.
A.
) I r-
, / .)
- ' (/ Lr ) .
'- 1'" '"
"'"/
f>.i
r
. . . . - , - . , - . 4 - " . . .. . , , . . .
- t-/ ..< -l....... ....
/
,
Ill
I
t"''---'
PENDAHULUAN
Sebagai salah satu kebijakan ekonomi makro, kebiiakan moneter
diarahkan untuk meningkatkan stabilitas ekonomi dengan sasaranpokok antara
lain tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta tingkat inflasi dan
pengangguran yang rendah. Beberapa sasaranyang kadang kala mengandung
unsur trade-of tersebut akan mempengaruhi efektivitas kebijakan moneter.
Tulisan ini akan membahas secarasingkat efektivitas kebijakan moneter dari sisi
teoritis.
Meskipurr terdapat beberapaperbedaanpersepsimengenai ef-ektivitasnya,
kebijakarr moneter dalam jangka pendek diyakini belpengaruh terhadap
pertumbuhan sektor riil. Dalam kaitan itu, pemahaman terhadap transmisi
moneter menjadi sangat penting untuk mengetahui berbagai saluran yang
telpengaruh oleh kebijalcan moneter sebelum berdampal< aldrir pada
pertumbuharr ekonomi.
B.
EFEI(TIVITAS
IGBIJAI(AN
MONETER
I(ita sering dihadapkan pada pertanyaan sebagai beril<ut: Does monetary
polig matter?Tidak sederhanauntuk menjarvabpertanyaan ini. Paling tidak ada
3 schoolof tlnuglt yang menganalisaefektivitas dari kebijaksanaanmoneter, yaitu
dari perspektif I(ey'res, monetaris dan neo-ldasikbeserlaaliran derivatifnya.
')
Dra. Tuti Riyati, M.A. adalahstaf Biro Analisa SatuanHarga dan Operasi
Pemeliharaan,BAPPENAS, dan Ir. BambangPrijarnbodo,M.A. adalah staf Biro
Moneter darrl(euanganNegara,BAPPENAS.
t
I
I
I
I
I
T
t
I
I
t
t
I
I
I
I
I
I
I
I
t
l.
Paradigma l(eynes
I(eynes beranggapanbahwa gejolak perekonomian timbul karena fluktuasi
dalam permintaan agregat.l Untuk menstabilkan perekonomian maka
permintaan agregat hams dikendalikan pada tingkat ffective demand sehingga
mampu membawa perekonomian pada potensinya (Ttotential output). Ini
menuntut agar kebiiakan ekonomi makro bersifat ekspansif apabila tingkat
ffenive demandberada jauh di bawah potensinya. Sebaliknya, apabila tingkat
efective demand berada di atas potensinya, maka kebijakan ekonomi makro
dituntut lebih bersifat kontraktif untuk memberi kesempatan bagi sektor riil
meningkatkan kapasitas produksinya.
Dalam mengatur permintaan agregat tersebut tersedia dua kebijakan
ekonomi makro yang pokok, yaitu kebijakan fiskal dan moneter. Pada awal
pengembangannya,I(eynes beranggapanbahwa kebijakan moneter baru dapat
mempengaruhi permintaan agregatapabila kebijakan moneter mampu memberi
pengaruh yang berarti terhadap kegiatan investasi. Pengalaman depresi besar
(great depression)di Amerika Serikat pada tahun 1930-an memberi pelajaran
bahwa tingkat suku bunga (nominal) yang rendah tidak menjamin tingginya
kegiatan investasi. Ini berarti bahwa pergerakan dalam suku bunga tidak
mempunyai hubungan yang kuat dengan tingkat investasi. Dengan pengamatan
pada kurun waktu tersebut, I(eynes beranggapanbahwa kebijakan moneter tidak
efektif untuk mendorong perekonomian. Ia kemudian mengusulkan agar
kebijakan fiskal dalam bentuk peningkatan pengeluaran pemerintah dijadikan
sebagai instrumen utama (yang^pada waktu itu adalah untuk memulihkan
perekonomian dari depresibesar).'
Pandangan l(eynes terhadap kebijakan moneter mengalami evolusi
dengan berkembangnya Nau lGynesian Econonticspada pertengahan dekade
delapan puluhan.3 I(ebijakan moneter mulai diyakini dapat menjadi instrumen
I
Pennintaan agregat dalanr perekonornian yang terbtrka terdiri dari unsur
konstunsi (C), investasi (I), pengeluaran penrerintah (G), dan ekspor neto [selisih
antara ekspor (X) clan impor (M)].
'
IJraian singkat mengenai efektivitas antara kebijakan fiskal dan nroneter
dalarn mendorong perekonornian pada kondisi depresi besar dapat dilihat pada
Prijambodo (199(r).
'
Nc,v l(eynesian Econotnicsl:erkernbang sebagai reaksi untuk mencari landasan
penrikiran mikro yang sarna sekali terabaikan dalarn tahap pengernbangan awalnya.
Paling tidak, terdapat enlpat landasan pemikiran yang rnenopangnya, yaitu small menu
cosr(Mankirv, I9B5), creditrationingtheory(Stiglizt and Weiss, l98l), efficienEwages
(Yellen,1984) , dancoordination
failure (Cooperand ]olur, l9BB).
I
I
I
I
I
t
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
t
I
I
t
3
stabilisasi ekonomi. Salah satu mekanisme di mana kebijakan moneter dapat
mempengaruhi permintaan agregat adalah melalui crcdit rationing. Penurunan
suplai uang misalnya dapat terjadi tanpa melalui peningkatan suku bunga, tetapi
melalui proses selektivitas penerima kredit yang pada gilirannya akan
mempengaruhi kegiatan investasi.Transmisi ini akan dibahas secaralebih detail
pada bagian mengenai transmisi kredit.
2.
Paradigma Monetaris
IGlangan monetaris yang dipelopori oleh Milton Friedman beryendapat
bahwa kebijakan moneter melalui pengaturan kuantitas uang mempunyai
peranan sangat besar baik terhadap kegiatan ekonomi maupun tingkat harga.
Oleh sebab itu, sasaran stabilitas ekonomi harus dicapai melalui penentuan
pertumbuhan kuantitas uang di dalam perekonomian.
Pengembanganteori moneter berawal dari teori kuantitas uang (quantity
theoryof money).Menumt kalangan monetaris, perilaku masyarakat dalam jangka
panjang adalah stabil. Ini membawa konsekuensi bahrva permintaan uang oleh
maqyarakat dan kecepatan perputaran uang (velocifitof ntoney)akan relatif stabil.
Dengan demikian penambahan suplai uang dalam jangka panjang hanya
berakibat pada peningkatan harga, bukan pada peningkatan output.
Pertumbuhan sektor riil sendiri akan lebih ditentukan oleh faktor-faktor nonmoneter seperti peningkatan kapital, tenaga keria, teknologi, dan produktivitas
maqyarakat. Bagi kalangan monetaris, inflasi adalah monetarl pilrenornutom.
Meskipun pengaruh peredaran uang sangat besar dalam perekonomian,
kalangan monetaris menyarankan agar kebijakan moneter yang aktif
(discretionary poliE) tidak digunakan untuk menstabilkan perekonomian.
Rekomendasi ini dibuat karena adanya lag varialtle(outsidelag) yang panjang dan
sulit ditentukan kapan sebaiknya kebijakan moneter hams dilakukan. IGrena
adanya lag ini, kebijakan moneter yang diarahkan untuk mengatasi resesi
(acpansionarymonetary poltry) mungkin baru berfungsi justru pada waktu
perekonomian sedang mengalami pemulihan (recorerJ).I(ebijakanmoneter yang
ekspansif dalam kondisi perekonomian yang memulih akan menstimulir inflasi.
Sebaliknya, kebijakan moneter yang kontraktif mungkin justru baru berfungsi
pada waktu perekonomian melambat. Akibatnya kebijakan moneter tersebut
akan mendorong perekonomian ke dalam resesi. Untuk . itu Friedman
menyarankan agar bank sentral menggunal<anftxedrule poliry dengan mengatur
peftumbuhan uang beredar secara konstan untuk memperkecil fluktuasi
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
t
I
I
I
I
I
I
4
perekonomianserta mencapaitingkat inflasi yang rendah dan stabil dalam
jangkapanjang.
3.
ParadigmaNeo-ICasik
Apabila kalangan monetaris hanya beranggapan bahwa uang bersifat
netral dalam jangka panjang, kalangan neo-ldasik mempunyai keyakinan yang
lebih pesimis l"S. Menurut mereka kebijakan moneter tidak mempunyai
pengaruh yang berarti terhadap perekonomian meskipun dalam jangka pendek
sekalipun. Pengaruh moneter yang netral di dalam perekonomian ini dapat
terjadi karena adanya self conec:tionmechanismyang sangat kuat baik di pasar
barang maupun tenaga kerja. IGrena kemampuan ini, semua gejolak
perekonomian akan mampu diantisipasi oleh pelaku ekonomi untuk kembali
pada kondisi ntarketclearing.
Pandangan neoldasik dalam bidang ekonomi makro tersusun dalam tiga
teori dasar (Mankiw, 1990). Pertama adalah teon real businessEcle (RBC).
IGlangan RBC beranggapanbahwa gejolak perekonomian lebih disebabkan oleh
suppA shockdanpada oleh fluktuasi dalam permintaan agregat ataupun jumlah
uang beredar. Resesi pada dasarnya adalah dampak dat'' technologicalregress.
Sedangkan ltoont lebih merupakan dampak dari technological
progress.Menurut
kalangan RBC, kebijakan moneter bukanlah sebagai penyebab dari f'luktuasi
perekonomian, tetapi lebih sebagaihasil ekspektasimaqyarakatterhadap prospek
perekonomian. Ini akan mempengaruhi langkah-langkahyang akan diambil oleh
otoritas moneter. I(arena kebijakan moneter merupakan produk dari f'luktuasi
perekonomian, maka kebijakan moneter tidak disarankan sebagai instrumen
stabilitas ekonomi.
I(edua adalah teori mengenaiekspektasirasional. Teori ekspektasirasional
beranjak dari premise dasar bahwa masyarakatmempunyai aksesyang sempuma
terhadap informasi, kemampuan untuk melakukan prediksi secara akurat, dan
kemampuan untuk membaca arah dari kebijakan pemerintah. Dalam kondisi di
mana harga dan tingkat upah mampu menyesuaikan diri secara cepat, maka
segala bentuk intervensi pemerintah, termasuk kebijakan moneter yang aktif
(disretionaryntonetarypoliE) justru akan mengakibatkan perekonomian beraldrir
pada tingkat harga yang tinggi.a
t
I
I
I
a
uraian teknis c{an substansi singkat
dapat dilihat paclaPrijanrbodo( 1995a, reesb).
Teori Ekspektasi Rasional
I
I
I
t
I
I
I
I
I
I
I
t
t
I
I
I
t
I
I
T
I
5
I(etiga adalah teori mengenai peryindahan tenaga kerja antar sektor
(sectoraliltfr).Walaupun agak menyimpang dari semangat Walrnian, teori ini
berkeyakinan bahwa geiolak perekonomian dalam jangka pendek tidak terlalu
mempengaruhi fluktuasi dalam penyediaan lapangan keria karena tenaga kerja
dapat belpindah secaracepat lintas sektor. Menurut pandangan mereka, resesi
adalah sectoral schock dan hanya terjadi pada sektor tertentu saja. I(arena
perekonomian senantiasadalam kondisi equilibriwn maka resesidi suatu sektor
akan diiringi dengan ekspansi di sektor lainnya. Akibatnya penurunan
permintaan tenaga keria yang terjadi pada sektor yang mengalami shockakan
diimbangi oleh peningkatan permintaan tenaga kerja pada sektor yang
mengalami ekspansi. Selama mobilitas tenaga kerja lintas sektor sangat cepat,
marhetfaihtre tidal< akan terjadi dalam perekonomian sehingga campur tangan
pemerintah, termasuk melalui kebijakan moneter, kurang diperlukan.
Ada dua kesimpulan penting yang dapat diambil dari ketiga schoolof
thoughtdi atas. Pertama, stabilitas ekonomi tidak dapat diciptakan hanya melalui
kebijakan moneter, tetapi harus dilakukan secara serasi dan saling menuniang
dengan kebijakan fiskal, dan kebijakan di sektor rill lainnya. I(ebijakan mana
yang lebih diutamakan adalah tergantung pada penyebab gejolak perekonomian
(sources
of marketfailure) saat itu.
I(edua, dalam waktu-waktu mendatang ekspektasi maqyarakat akan
memegang peranan yang makin penting dalam menentukan efektMtas kebijakan
moneter. Ini akan sulit dihindari karena peranan sektor swasta dalam
pembangunan, termasuk penguasaanterhadap informasi dan pemahamannya
terhadap kebijakan ekonomi, akan terus meningkat. Dalam situasi yang
demikian, maka kebijakan moneter dituntut untuk mampu mempengaruhi
ekspektasi masyarakat agar sejalan dengan sasaran-sasaran
pembangunan yang
hendak dicapai.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan menjalankan
kebijakan yarrg gradual, melekat pada dan langsung memecahkan masalah.
I(ebiiakan yang dilakukan sedikit demi sedikit (gradual) mempunyai beberapa
keunggulan dibandingkan dengan kebijakan yang bersifat dadakan. Pertama,
pelaku-pelaku ekonomi mempunyai kesempatan yang cukup untuk
menyesuaikan diri dengan kebijakan baru. I(edua, dengan demikian, adjustrnent
co.rfyang ditimbulkan oleh kebijakan yang baru dapat diminimalkan sejauh
mungkin. I(etiga, pembuat kebijakan akan mampu membangun kredibilitas dan
reputabi secarabaik. I(eempat, dengan kredibilitas yang terbentuk secara baik,
pengambil kebijakan dapat mempengaruhi ekspektasi masyarakat sehingga
I
I
t
t
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
t
I
I
I
I
I
I
6
instrumen seperti moral suasionmenjadi efektif untuk dijalankan. Ini sangat
dipahamisekalioleh otoritasmonetersaatini (Djiwandono,1996).
C.
MEI(ANISME TRANSMISI MONETER
Meskipun secara teoritis terdapat perbedaan pemikiran yang mencolok,
kebijakan moneter diakui memberi pengaruh dalam jangka pendek secaraberarti
terhadap
terhadap pertumbuhan di sektor riil. Bagian ini selanjutnya akan berusaha
mengkaji berbagai transmisi yang dapat terjadi oleh pelaksanaansuatu kebiiakan
moneter. Dampak yang diamati dipusatkan pada pengaruh kebijakan moneter
pada pertumbuhan ekonomi (moneyand growth). Perrgaruh kebijakan moneter
terhadap harga (moneyand inflation) tidal<dibahasmengingat keterbatasankolom
yang tersedia. Dalam tulisan akan diberikan contoh berupa transmisi yang
ditimbulkarr oleh kebijakan moneter yang ketat. Dengan sendirinya, pengaruh
dari kebijakan moneter yang longgar akan memberi arah (direction) yang
sebaliknya.Dan untuk mempermudah pemahaman diberikan diagram skematis
sederhanauntuk masing-masingtransmisi.
Secara umum transmisi moneter dalam perekonomian dapat terjadi
rate), harga asset,perkreditan
melalui suku bunga, nilai tukar mata uang (acchange
perbankan (banking redit channel), dan balancc sheet dari perusahaan atau
Perorangan.
l.
Saluran Transmisi Sul<uBunga
Pengaruh moneter terhadap pertumbuhan yang terjadi melalui suku
bunga merupakan transmisi moneter yang paling pokok dalam perspektif
I(e1mes.Dengan menggabungkan pasar barang dan pasar uang, Sir John Hick
menunjuldcan bahwa pengetatan moneter yang dilakukan melalui pengurangan
suplai uang akan menurunkan real halanceyang selanjutnya akan meningkatkan
suku bunga baik jangka pendek maupun jangka panjang.' Peningkatan suku
bunga ini secaralangsung akan menaildcanbiaya kapital yang selanjutnya akan
menurunkan kegiatan investasi.
> RedIbnlanceadalah nilai riil dari uang di dalam perekonornian. I(olrsep riil
diperlukan karena esensi dari pennintaan rnasyarakat adalah barang dan jasa
sehinggapennintaan akan uang perlu disesuaikandengan inflasi. Dalarn konsep ini,
uang berfungsi sebagai alat tukar (mcdiumof exchangc).
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
7
Apabila tidak ada perubahan dalam komposisi permintaan agregatseperti
maka penurunan kegiatan investasi
yang dimaksud dalam RicardianEquivalence,
akan mengurangi outytttt6.Dalam perspektif I(eynes satu-satunya transmisi di
mana kebijakan moneter beqpengaruhterhadap pertumbuhan adalah melalui
suku bunga yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan investasi.
Secaraskematis, transmisi moneter yang terjadi melalui suku bunga dapat
digambarkan sebagaiberikut:
M'J -+ it + P6t -+ Il + Yl
di mana M'adalah suplai uang, i suku bunga,P6 harga kapital, I investasi,dan Y
outpttt.
Selain melalui investasi, transmisi moneter yang diakibatkan oleh
pergerakan suku bunga juga dapat terjadi melalui konsumsi terutama durable
goodsdan perumahan. I(onsumsi jenis komoditi ini dapat teqpengaruh karena
umumnya dibeli melalui pinjaman (Taylor, 1995). Transmisi moneter terhadap
perekonomian yang terjadi melalui suku bunga dan pengaruhnya terhadap
konsumsi dapat digambarkan sebagaiberikut:
MtJ
-+ it -+ C1p*u,"to,rctancturabtegooar;J
-+ YJ
di mana C adalah konsumsi.
2.
Saluran Transmisi Nilai Tul<arMata Uang
Pengaruh kebijakan moneter melalui suku bunga terutama terjadi dalam
perekonomian yang relatif tertutup. Dalam perekonomian yang terbuka dengan
arus globalisasiyang malqin deras, termasuk globalisasi dalam sistem keuangan
internasional, transmisi moneter juga terjadi melalui nilai tukar mata uang.
Perubahan yang terjadi pada nilai tukar mata uang ini selanjutnya akan
mempengaruhi ekspor neto (selisihantara nilai ekspor dan impor) suatu negara.
Dalam perekonomian yang terbuka dengan alirarr modal yang bergerak
secarabebas (freecapitalmobility).efektivitas kebijakan moneter ditentukan oleh
o lJraian
mengenai Ricardian Equivalutve dapat dilihat pada Prijambodo
(rees).
I
I
I
I
I
ukuran (size) negara, snall opCIreclnomy atau large opm economy,dan sistem nilai
tukar mata uang yang dianutnya. Dalam tulisan ini halya diuraikan mekanisme
transmisi untuk kasus negara l<ecil(small opm economy)'dengandua regimenilai
tukar mata uang ,yaitu sistem.frerl danfluible acchange
rate. d
Salah satu ciri penting dari perekonomian yang terbuka adalah
kecenderungan menyempitnya perbedaan antara suku bunga dalam dan luar
negeri (interestrate dfferetrtial) l<arenaantisipasi yang dilakukan oleh masyarakat
di pasar uang.
Dalam sistem;fi*crlacchangc
rate,l<ebijakanmoneter akan bersifat endogen
sehinggakurang et'ektif untuk mengatur permintaan agregat. Penurunarr suplai
uang misalnya akan menaildcan suku bunga di dalam negeri yang berakibat
menumnnya konsumsi dan investasi. I(arena suku bunga luar negeri lebih
rendah dari suku bunga dalam negeri, maka masyarakat akan menukarkan
valuta asingyang dimilikinya dengan mata uang dalam negeri. Ini akan memberi
dorongan ekspansif dari sektor moneter (melalui pertambahan uang beredar)
yang pada gilirannya akan menurunkan suku bunga dalam negeri dan
meningkatkan kembali konsumsi dan investasi.Secarakeseluruhan,output tidak
telpengaruh (kembali pada keseimbangan sebelum suplai uang diturunkan).
Perlu dicatat bahwa kegiatan penukaran mata uang yang dilakukan oleh
masyarakat tersebut akan menaild<an cadangan devisa (foreignacchangereserve)
yang berada di tangan bank sentral.
'
I
I
I
t
Small open ecumny dicirikan sebagai suatu perekonomian di nlana
kebijakan perekononrian dalaur negeri tidak dapat mernpengaruhi pembentukan
harga di pasar internasional (baik untuk harga barang dan jasa, uang, faktor
produksi, dan sebagainya).
t
Di dalam sistern fully flexible exchangerate penrerintah tidak mengambil
inisiatif apapun untuk rneurpengaruhi nilai tukar nlata uang. Sebaliknya dalarn
sistenrfr//y ftxed exchange
rntc, peurerintah berperan aktif rnelakukan penrbelian dan
penjualan nrata uang asing untuk mempertahankan nilai tukar yang tetap.
tJmutnnya
pemerintah
di banyak negara rnelakukan intervensi untuk
mengantisipasi tekanan di pasar uang guna mencapai sasaran nilai tukar yang
diinginkan (managcdfloating cxchangerate sltstem). Beberapa alasan pokok yang
mendorong pemerintah, urelalui bank sentral, rnelakukan intervensi secara selektif
ini antara lain untuk: (a) mengantisipasiekspektasi terhadap nilai tukar ltrata uang
yang berlebihan, sebagai akibat dari gejolak aliran modal, yang dapat berpengaruh
negatif terhadap kegiatan investasi dan produksi, (b) rnengatur arus perdagangan
luar negeri, dan (c) urendorong daya saing komoditi ekspor yang lnenurun karena
tekanan inflasi.
I
t
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
T
I
I
t
9
Transmisi moneter yang disebabkan oleh penurunan suplai uang dalam
sistemfaed acchange
rate dapat digambarkan sebagaiberikut:
M'J + it -+ I,CJ -+ i>i* -+ M't*J -+ cadangandevisat-+ iJ -> i=i* -+ I,Ct -+
Y=konstan
di mana i* adalah suku bunga internasional dan Md* permintaan terhadap
valuta asing.
Pada sistemfaed acchange
rate,l<ebijakan fiskal (baik melalui pengeluaran
pemerintah atau perpajakan) lebih efektif dalam mempengaruhi perekonomian.
Penurunan pengeluaran pemerintah atau penirrgkatan pajak akarr menurunkan
permintaan agregat di dalam perekonomian. Seperti dalam perehonomian yang
terlutup, berkurangrrya permintaan agregat akan menurunkan suku bunga
dalam negeri. Dalam small open econlny dengan sistem fotd acdtangerate, sul<u
bunga yang rendah akan mendorong keluamya modal (capital outflow) melalui
penukaran mata uang dalam negeri ke dalam valuta asing. Meningkatnya
pembelian valuta asing ini akan menurunkan suplai uang di dalam negeri
sehinggaoutytutakan menurun.
Secaraskematis, pengaruh kebijakan fiskal terhadap perekonomian dalam
sistemftuedacchange
rate adalah sebagaiberikut:
GJ atau T/i
-->I,CJ -+ iJ -+ i<i* -+ Md*t + modal keluart -+ cadangan
devisal -+ M'J (endogen)-+ it -+ i:i* -+ YJ
di mana G adalah perrgeluaranpemerintah, T lunryt-sum
tax, dan t tarif pajak.
Berbeda dengarr sistemfuced
exchange
rate di mana transmisi moneter terjadi
melalui konsumsi dan investasi,maka dalam sistemflexiltleuchangerafe transmisi
tersebut terjadi melalui pengaruhnyapada ekspor neto.
Dalam sistemfladltleacchange
rate, penurunan suplai uang oleh bank sentral
akan menaild<ansuku bunga dalam negeri sehinggalebih tinggi dari suku bunga
internasional. Perbedaan suku bunga ini akan mendorong caltital inflow yang
selanjutnya akan menurunkan real erchangerate aLau mendorong apresiasi mata
uang." Apreasiasi ini akan menurunkan ekspor neto yang pada gilirannya akan
melemahkan tradebalancedan outTtttt.
' Realexchnnge
rnf, lnenggaurbarkandaya beli ulata uang dalaur negerirelatif
terhadapluar negeriyang dapat dinyatakansebagair : e P*/P, di nrana e dan e
I
t
I
I
I
t
I
I
I
I
I
I
I
I
t
I
I
I
t
I
I
10
Secara umum transmisi moneter dalam perekonomian terbuka dengan
sistemflacibleacchange
rate dapat digambarkan sebagaiberikut:
M'J -+ it + i>i* -+ capital inflowf + sJ -+ NXI + TBJ -+ YJ
di mana e adalah real etcchange
rate,IrlX adalah ekspor neto, dan TB adalah neraca
perdagangan (trarlebalance).
Dalam perekonomian terbuka dengan sistemflactbleuchangerate, l<ebijakan
fiskal tidak terlalu efektif untuk mempengaruhi perekonomian. Penurunan
permintaan agregat yang didorong oleh kebijakan fiskal yang kontraktif al<an
menurunl<an suku bunga dalam negeri di bawah suku bunga internasional. Ini
akan mendorong caytitaloutflowyang pada gilirannya akan menaildcanreal uchange
rate atau mendorong depresiasi mata uang. Depresiasi ini akan meningkatkan
ekspor neto dan neraca perdagangan. Secara keseluruhan dampak ekspansif
karena depresiasi mata uang akan menetralisir pengaruh kontraktif dari
kebijakan fiskal.
Pengaruh kebijakan fiskal yang kontraktif terhadap perekonomian dalam
sistemflaciltleacchange
rate dapat digambarkan sebagaiberikut:
GJ atau T/$
-->ADt -+ il -+ i<i* -> capitaloutflowt + ef -+ I{Xt -->
Y:konstan
di mana AD adalah permintaan agregat.
Perlu dicatat bahwa dalam sistem fixed exchange rate bukan berarti
pemerintah tidak dapat mempengaruhi real exchange rate. Penyesuaian nilai
tukar mata uang dapat dilakukan melalui devaluasi. Selanjutnya seperti pada
sistem flexible exchange rate, penyesuaian nilai tukar ini dalam jangka pendek
akan mempengaruhi ekspor neto sebelum berdampak aldrir pada pertumbuhan.
nrasing-rrrasingadalah rcnl dan nominal cxchange
rate, serta P* dan P adalah harga di
luar dan di dalam negeri. Dengan mengarnbil logaritura natural akan didapat ln e :
ln e * ln P* - ln P. Ini berarti apabila tingkat inflasi luar negeri lebih besar dari
inflasi di dalaru negeri uraka barang-barang di luar negeri akan lebih rnahal dari
dalam negeri (nilai e rneningkat) sehingga kemampuan ekspor akan uteningkat.
I(ondisi seperti ini disebut sebagaidepresiasi.I(eadaan sebaliknya disebut apresiasi.
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I'
I
I
I
I
11
3.
Saluran Transmisi Harga Asset
Dalam persepsi l(eynes, transmisi moneter hanya dikenal melalui
pengaruhnya terhadap suku bunga (pada perekonomian yang relatif tertutup)
dan nilai tukar mata uang (pada perekonomian yang relatif terbuka). IGlangan
monetaris berpendapat bahwa dampak kebijakan moneter iuga terjadi melalui
perubahan nilai kekayaan maqyarakat.Analisa ini tercakup dalam Teori Investasi
ntodcl(Mishkin, 1995).
q (Tobin) danhfc-cvcleconswnyttion
Teori investasi q berhubungan dengan pasar uang dan modal. Menurut
Tobin, kebiiakan moneter mempengaruhi perekonomian melalui perubahan
penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Tobin mendefinisikan q
sebagai nilai pasar suatu perusahaan dibagi dengan biaya penggantian mesinmesin (kapital). Dengan demikian, apabila nilai q meningkat yarrg berarti terjadi
penilaian masyarakat yang makin baik terhadap kineria perusahaan, maka nilai
saham perusahaanyang bersangkutan di pasar modal akan meningkat pula. Ini
akan mendorong perusahaanuntuk meningkatkan penjualan saham yang pada
gilirannya akan digunakan untuk meningkatkan kegiatan investasi. Intinya,
perusahaan dapat membeli lebih banyak barang-barang investasi karena nilai
sahamnya meningkat di pasar modal relatif terhadap replarnnart capital cost.
Hubungan antara teori investasi q dengan kebijakan moneter dapat
diielaskan sebagaiberilcut. Apabila suplai uang (M') diturunkan, maka jumlah
uang yang dikeluarkan oleh masyarakat juga akan menurun, termasuk
pengeluaran masyarakat untuk membeli saham di pasar modal. Sebagai
akibatnya permintaan akan saham akan menurun yang pada giliran selaniutnya
akan melemahl<an harga-harga saham. Menurunnya harga saham relatif
terhadap harga mesin-mesin produksi ini akan menurunkan nilai q yang pada
gilirannya akan menurunkan kegiatan investasi dan ouQtut.
Transmisi moneter yang terjadi melalui perubahan relatif harga-harga
saham ini dapat digambarkan sebagaiberikut:
M'J + P"J -+ qJ -+ Il -+ YJ
di mana P" adalah harga saham.
Transmisi lainnya dapat teriadi melalui pengaruhnya terhadap total
kekayaan (total wcalth)yang dimiliki oleh masyarakat.Pengaruh ini pertama kali
diutarakan oleh Modigliani dan Ando (1963) dalam lfe-gclc ntodcl.Pada model
ini konsumsi masyaral<attidak hanya merupakan fungsi dari ntrratt disposalilc
I
I
t
I
I
t
t
I
T
I
I
I
I
I
I
I
I'
I
I
I
I
1'2
incznle, tetapi jug" merupakan fungsi dari keseluruhan kekayaan yang
dimilikinya, termasuk pendapatan yang akan diperolehnya pada waktu
mendatang ffirture eanting irtc.ome).Total wcalth meliputi kualitas sumber daya
manusia (hurnan caltital), modal, dan keuangan (financial wcalth). Peningkatan
salah satu unsur saja dari ketiga komponen kekayaan tersebut akan menaild<an
tingkat konsumsi yang didistribusikan selama jangka waktu hidupnya (Iifc tinrc
rcsourc.es).
Sebagaicontoh, apabila seseorangberkeyakinan bahwa ia akarr mampu
meningkatkan kualitas sumber daya manusianya dan dengan demikian ia akan
mempunyai tingkat pendapatan di masa mendatang yang lebih besar, maka ia
dapat meningkatkan pengeluarannya saat ini, terutama untuk membiayai
pendidikan, dengan melakukan pinjaman di pasaruang.
Dalam kaitan dengan transmisi moneter ini, unsur kekayaan yang lebih
diamati adalah kemampuan keuangan masyarakat (fnancial weakh) yang diukur
berdasarkanjumlah saham yang dimilikinya.
Secara umum, dampak kebijakan moneter yang kontraktif pada hfe-yde
modeldapat dijelaskan sebagaiberikut. Seperti transmisi pada teori investasi q,
menurunnya suplai uang akan melemahkan harga-hargasaham di pasar modal.
Harga saham yang menurun tersebut akan melemahkan kemampuan keuangan
masyarakaL ffinancial wcalth) yang pada gilirannya akan menurunkan total wealth
yang dimiliki oleh maqyarakat. IGrena konsumsi maqyarakat merupakan fungsi
dan total wealth,maka ou7Ttttjuga akan menurun.
Secara skematis, transmisi moneter yang terjadi melalui pengaruhnya
terhadap total kekayaan maqyarakat dapat digambarkan sebagaiberikut:
M'J -+ P.I -+fnancial wcalthl -+ total wcalthl -+ CJ + YJ
Financial wcaltlt bukanlah satu-satunya bentuk kekayaan yang dirniliki oleh
maqyarakat. Selain ke dalam bentuk saham, maqyarakat juga menyimpan
kekayaarr dalam bentuk tanah dan perumahan. I(ebijakan moneter yang ketat
akan menurunkan harga tanah dan perumahan yang berarti akan menurunkan
total wealtlryang dimiliki oleh maqyarakat. I(alau konsumsi mempakan fungsi
dari total wealth,maka permintaan agregat iuga akan menurun yang pada giliran
selanjutnya akan menurunkan out1tut.
Transmisi moneter yang terjadi melalui harga tanah dan perumahan dapat
digambarkan sebagaiberikut:
MtJ -+ P1u,,"r'da^1rerurnarra,,y
J -+ wea.lthJ -+ CJ -+ YJ
t
t
13
I
4.
I
Pendalaman lebih lanjut dari transmisi moneter ini tidak hanya berhenti
pada pengaruhnya melalui harga uang (suku bunga), nilai tukar mata uang, dan
harga sarana penyimpanan kekayaan lainnya. Selain melalui ketiga saluran di
atas, transmisi moneter iuga terjadi melalui saluran kredit perbankan (bankredit
channel).
t
T
T
I
T
I
I
t
t
I
I
I
T'
I
t
I
I
SaluranTransmisiIGedit
Perbankan sebagai salah satu lembaga pembiayaan terbesar di banyak
negara memPunyai dua fungsi pokok, yaitu menghimpun dana masyarakat dan
menyalurkannya pada kegiatan-kegiatan yang produktif. Untuk meningkatkan
Peranan perbankan dalam penciptaan stabilitas ekonomi, bank sentral
menggunakaninstrumen moneter antara lain melalui operasi pasar terbuka (opctt
nmrkctoytcartion),resmrercquirunotf, dan discotmtwindow.to
Pengetatan moneter akan mengakibatkan sumber dana perbankan
berkurang yang selanjutnya akan mengurangi kuantitas pinjaman yang diberikan
oleh pihak perbankan. Menurunnya pinjaman ini akan melemahlcan kegiatan
investasiyang pada akhirnya akan menurunkan ouqlut.
Secara skematis, transmisi moneter melalui lembaga perbankan dapat
digambarkan sebagaiberikut:
M'J -+ deposito bankJ -+ sumber danal -+ pemberian pinjamanJ -+ IJ -+ yJ
ro
Oytcn markct opcratiort adalah kegiatan bank sentral untuk n'relakukan
pernbelian dan peniualan surat-surat berharga di pasar uang. Apabila bank sentr:al
rnenrbeli surat berhalga yang diterbitkan oleh bank komersial (di Indonesia berupa
Sur:at Berharga Pasar Uang/SBPU), monctarybaseakan nreningkat sehingga mendoroirg
sektor rrroneter uteniadi ekspansif. Monctary baseterdin dari uang kartal yaitu uang yang
berada di tangan nrasyarakatdan cadanganyang berada di tangan bank Di lain pihak
apabila barlk sentral menjual surat berharga yang dimiliki (di Indonesia berupa
Sertifikat Bank Indonesia/SBl), monctarTbasc akan menumn sehingga sektor nloneter
cendenrng menjadi kontraktif. Sedangkan rcscne rcquircntcnt adalah ketentuan yang
mengharuskanperbankan untuk urencadangkansebagiandari dana yang dihimpunnya.
Peningkatan rcscn,ercquircntattmisalnya akan rtrenguran$ ntonctarybnscyang selanjutnya
akan tnendorong sektor lnoneter rnenjadi kontraktif. Sernentara itu discourttwindows
mernPenganthimonctarybascrnelalui suku bunga piniarnan yang ditentukan oleh bank
sentral. Discottnt ratc yang tirrggi akan mengurangr hasrat perbankan untuk merniniarn
dari bank sentral. Sebaliknya, dismwtt ratc yang rendah akan nreningkatkan hasrat
perbankan untuk rneminjam dari bank sentral.
t
I
I
I
I
t
t
I
I
I
I
t
I
I
I
I
l'
I
I
I
I
14
Dari slcemadi atas ada dua hal penting yang perlu dipahami. Pertama,
suku bunga (sebagai harga dari uang) relatif tidak belperan dalam mengatur
investasi. Seperti telah dikemukakan di depan, mekanisme ini dimungkinkan
melalui prosesrcdit ratiortittg,yaitu proseskeputusan yang dibuat oleh perbankan
untuk menseleksi calon nasabah tidak dengan meningkatkan suku bunga tetapi
dengan memilih usaha-usahayang mempunyai resiko kecil. Suku bunga yang
tinggi dalam situasi moneter yang ketat, secara tidak langsung akan
meningkatkan resiko kredit macet yang pada gilirannya akan men:gikan
perbankan sendiri. Perbankan secara sukarela (volwttary) tidak menaildcan suku
bunga tetapi lebih membatasi calon nasabah.Dampak dari keputusan ini adalah
menurunnya jumlah pinjaman. Seperti dalam skema di atas, kegiatan investasi
dalam perekonomian dan selaniutnyaoutTtutakan menurun.
I(edua, berkurangnya sumber dana perbankan akan mendorong
perbanl<anuntuk mencari dana pengganti misalnya melalui penerbitan sertifikat
deposito atau surat-surat berharga lainnya. Pertanyaannya, seberapa jauh
perbankan dapat melakukan substitusi sumber pendanaan jangka pendek
tersebut? Bemanke dan Blinder (l9BB) menyatakan bahwa kemampuan
tersebut tergantung pada tiga hal.
Pertama adakah cctling yang membatasi kebebasan bank untuk
meningkatkan suku bunga. Situasi moneter yang ketat umumnya akan
mendorong suku bunga. Apabila bank bermaksud menggali dana masyarakat
sebesarmungkin, maka banl<dapat menawarkan suku bunga yang tinggi, bahkan
kadang di luar jangkauan untuk mengalokasikannya. Tanpa adanya ceiling,
dalam jangka pendek per-bankan mempunyai peluang untuk mendapatkan
sumber dana penggantibaik dari dalam maupun luar negeri.
I(edua, apakah ketentuan resclvcrcquircntetrfjuga diberlakukan terhadap
sertifil€t deposito. Pemberlakuan ketentuan resm)crcquirunenf untuk sertifikat
deposito akan sedikit menahan upaya perbankan untuk mendapatkan dana
jangka pendek. I(etiga, mampukah otoritas moneter bereaksi terhadapy'nancial
itutovationyang terus berkembang saat ini. Dalam kasus Indonesia, reaksi itu
sudah ditunjuldcan antara lain dengan menentul<an pagu pinjaman komersial
luar negeri (PI(LN) dan membekukan izin pendirian lembaga-lembagakeuangan
bukan bank (selain modal ventura) untuk mendinginkan suhu perekonomian
yang mulai memanas sejak dua-tiga tahun teraldrir. Sebagaimana diketahui
lembagalembaga ini dapat menggali dana masyarakat dan dari luar negeri
melalui penerbitan conuncrcialflapcr. Ini dapat menetralisir langkah-langkah
pendinginan mesin ekonomi yang diambil melalui pengendalian M L. C-onmrcrcial
T
T.
I
I
t
t
T
I
t
I
t
I
I
I
t
t
I'
I
t
I
I
l_5
papcr adalah salah satu produk dariy'rancial irutovatiottyang berkembang di tanah
air.
5.
Saluran Transmisi Balance-Sheet
Selain mempengaruhi pengambilan keputusan di pihak penyedia dana
(perbankan), kebijakan moneter juga dapat beqpengaruhpada pihak konsumen,
baik perusahaan maupun perorangan melalui mekanisme balancesheet.Balancc
shcu adalah catatan yang berisi berbagai jenis kekayaan yang dimiliki dan
kewajiban yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaanatau individu perorangan.
Transmisi melalui ltalancc shcct mencakup perilaku advcrsesclcttion dan
nroral hazard. Advcrsc sclcctiottadalah masalah yang disebabkan oleh informasi
yang tidak simetris sebelum suatu transaksi teqadi. Di dalam pasar uang,
perilaku arlverscsclectiottterjadi ketika peminjam yang potensial yang sekaligus
juga mempunyai resiko pengembalianpinjaman yang besar adalah mereka yang
secara aktif mencari pinjaman dan mempunyai kemungkinan besar untuk
teryilih. IGrena perilaku advcrsesclcr:tiottini, perbankan relatif akan menahan diri
dalam situasi moenetr yang ketat.l I
Sedangkan nnral hazard adalah masalah yang disebabkan oleh informasi
yang tidak simetris setelahsuatu transaksiterjadi. Di dalam pasar uang, perilaku
moral hazard terjadi ketika bank dihadapkan pada hazard bahu'a peminjam
memPunyai insentif untuk melakukan kegiatan yang tidak diinginkan menurut
persepsi perbankan sehingga kecil kemungkinan pinjaman akan dikembalikan.
Apabila perilaku di pasar uang didominasi oleh moral hazard, maka pihak
penyedia. dana (perbarrkan) akan relatif menahan diri untul< menyalurkan
dananya.l2
ll
Misalnya hanya ada2 calon peurinjam, yaitu A dan B. A adalah perninjarn
yang konservatif dengan prospek usaha yang nonnal tetapi hanya rnempunyai
resiko kegagalan usaha yang sangat kecil. Sernentara B adalah peminiam yang
mempunyai prospek usaha yang sangat cerah tetapi dengan resiko kegagalanusaha
tinggi dan kredit uracet yang besar. Manakah diantara keduanya yarlg lebih aktif
mencari pinjaman? )awabnya adalah B. IGrena bank dihadapkan pada asyntmctric
information, utaka pihak bank relatif rnenahan diri untuk memberikan pinjarnan
meskipun pada usaha yang di atas kertas melnpunyai
prospek sangat cerah.
-(seielah
t2
Moral hazard terjadi apabila debiiur
memperoleh dana dari
perbankan) mengubah rencana kegiatan usahanya pada kegiatan yang beresiko
tinggi. Ini akarr rnerugikan pihak perbankan karena apabila gagal, perbankan harus
menanggung resiko kredit lnacet. Di lain pihak, apabila usaha tersebut berhasil
I
T.
I
I
I
I
t
I
I
t
I
I
I
I
I
I
I'
I
t
I
I
-LO
Dari sisi peminjam, kebijakan moneter akan mempengaruhi kemampuan
keuangannya, baik secaralangsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung
dari kebiiakan moneter dapat terjadi melalui dua saluran. Peftama, pengetatan
uang yang menaild<ansuku bunga akan meningkatkan beban pembayaran suku
bunga yang pada gilirannya akan memperburuk posisi keuangan peminiam. Ini
akan mendorong perilaku atlverseselediort dan ntoral hazard dalam pasar uang
dengan meninglcatkanpinjaman untul< usaha-usahayang beresiko tinggi. Apabila
perbankan menahan diri, maka pinjaman akan menurun yang pada gilirannya
akan mengurangi kegiatan investasi dan outytut. Transmisi moneter melalui
dampaknya terhadap cash-flor.v
perusahaan dalam kondisi informasi yang tidak
simetris dapat digambarkan sebagaiberil<ut:
-+ pinjamanl -+
M'J + it + cashflow{-+ advcrsc
sclcrtiond,anmoralI'mzard.T
IJ -+ Yl
I(edua, kebiiakan moneter yang ketat akan menurunkan resset
ltrice yang
pada gilirannya akan mengurangi nilai kolateral yang dimiliki oleh perusahaan.
I(olateral yang menurun ini akan menurunkan kemampuan untuk mendapatkan
piniaman dan mendorong perusahaan untuk terjun ke dalam kegiatan usaha
yang beresiko tinggi (perilaku advcrseselertiort dan moral hazard meningkat).
Dalam kondisi informasi yang tidak simetris, perbankan akan menahan diri
dalam memberikan pinjaman. Sikap menahan diri ini akan menurunkan
kegiatan investasi dan perekonomian. Secara skematis, transmisi moneter yang
teriadi melalui penurunan assctprice dan kolateral dalam kondisi informasi yang
tidak simetris dapar digambarkan sebagaiberikut:
MJ -+ P"J -+ kolateralJ -+ advcrscsclcr:tiortdan mora.lhazardf -+ pinjamanl -+
IJ -+ YJ
Sementara itu, pengaruh tidak langsung dapat terjadi pada hubungan
antara perusahaan dan konsumen. Pengetatan moneter akan menurunkan
konsumsi masyaral<at yang selanjutnya akan mempengaruhi cash-floto
perusahaan. Secara langsung penurunan permintaan ini akan melemahnya
tingkat keuntungan perusahaan.
Umumnya Penumnan keuntungan perusahaancenderung lebih cepat dari
penyesuaian-Penyesuaian
yang diambil oleh perusahaan untuk menekan biaya
perbankan tidak menikrnati keuntungan yang didapat dari usaha yang beresiko
tinggi tersebut.Akhimya pihak perbankanlebih bersikapmenahandiri.
I
l'
I
I
t
I
I
I
I
I
I
I
I
I
t
t
I
I
t
I
I
T7
produksi, misalnya karena perusahaan terikat kontrak dengan pekerja untuk
iangka waktu tertentu atau tingginya kompensasi tenaga kerja apabila akan
diputuskan hubungan kerjanya. I(euntungan yang menurun akan meningkatkan
fnancial gap dan mengurarrgi reditworthfnessperusahaan. IGnerja perusahaanyang
menurun ini selanjutnya akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk
menutupy'nancial gap yang melebar. Sebagai akibatnya kegiatan investasi akan
menurun. Pada tingkat agregat, transmisi ini akan mengurangi ouqtut di dalam
perekonomian.
Beberapa studi menunjuldcan bahwa tekanan cash-flow mencapai
puncaknya setelah 6-9 bulan pelaksanaankebijakan moneter yang kerat, yaitu
pada saat produksi, inventory, dan investasi mulai menurun. Sedangkan
pengeluaranuntuk suku bunga tetap tinggi untuk beberapatriwulan meski suku
bunga iangka pendek menurun. Beban suku bunga yang retap tinggi ini
diperkirakan berasal dari meningkatnya kewajiban yang berkaitan dengan
hutang-hutang j angka pendelc
Secaraskematis,transmisi moneter yang teriadi melalui hubungan antara
konsumen dan produsen dapat digambarkan sebagaiberikut.
-+ pinjamanJ
M'J -+ CJ + cashflowl-+ keuntunganJ-+ treditworthinessl
-+ IJ -+ YJ
Satu hal yang menarik dari pelaksanaan kebijakan moneter yang ketat
adalah berbedanya kemampuan pemsahaanuntuk melunaldcantekanan cash-flow
antara lain melalui pinjaman jangka pendek Perusahaanyang mempunyai akses
relatif lemah terhadap sumber dana akan bereaksi dengan menurunkan tingl€t
produksi dan mengurangi jumlah tenaga kerja. Sementara itu, perusahaanbesar
yang mempunyai sumber dana pengganti iangka pendek dalam bentuk
penerbitan commercialpaytcr atau sumber dana jangka pendek lainnya bereaksi
dengan meningkatkan pinjamannya (Gertler and Gilchrist, 1994). Dengan
demikian perusahaan besar dapat menjaga tingkat
produksi dan
memperlahankan tenaga kerja meskipun dihadapkan pada suku bunga yang
tinggi dan penerimaan perusahaanyang menurun.
Ini berarti bahrvakebijakan moneter mempunyai dimerrsi distribusi dalam
pelaksanaannya. Dari segi ef'ektivitasnya, kebijakan moneter yang diarahkan
untuk mendinginkan perekonomian kurang dapat berfungsi apabila pemsahaan
besar dapat memperoleh dana jangka pendek secara mudah dan murah.
I(ebijakan moneter konvensional seperti yang hanya mengandalkan pada
t
I'
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
t
I
I
t
18
indikator suku bunga perlu ditunjang dengan kebijakan mikro lebih lanjut yang
mampu mengantisipasiinovasi di sektor keuangan (financialinnovation).
D.
I(ESIMPUI.AN
t. I(ebijakan moneter dalam jangka pendek mempunyai pengaruh yang cukup
berarti dalam penciptaan stabilitas ekonomi. Dari sisi teoritis, keberadaannya
tidak dapat dipisahkan dari keserasian dan ketelpaduan yang saling
menunjang dengan kebijakan fiskal dan kebijakan di sektor riil.
2. Melalui pengendaliarruang beredar, kebijakan moneter akan mempengaruhi
kegiatan ekonomi melalui berbagai saluran, antara lain melalui pengaruhnya
terhadap: (a) suku bunga, (b) nilai tukar mata uang., (c) harga saham di pasar
modal dan asset maqyarakat, (d) pengambilan keputusan yang diambil oleh
perbankan, dan (e) balance sheet perusahaan dan individu perorangan.
Berbagaisaluran tersebut akan mempengaruhi komponen permintaan agregat
di dalam perekonomian.
3. Meningkatnya globalisasidan teknologi telah mendorongf.nanctal irutovatiotr
di sektor keuangan. Efektivitas kebijakan moneter tidak saja hanya
mengandalkan instrumen-instrumen yang konvensional, tetapi juga harus
mampu bereaksiterhadapy'nanrial innovation.
4. Sejalan dengan meningkatnya peranan maqyarakat dalam pembangunan,
maka ekspektasi maqyarakat akan makin berperan dalam menentukan
efektivitas kebijakan moneter. Ini sulit dihindari karena peranan sektor
swasta dalam pembangunan, termasuk penguasaanterhadap infbrmasi dan
pemahamannya terhadap kebijakan ekonomi, makin meningkat. Dalam
situasi yang demikian, maka kebijakan moneter dituntut untuk mampu
membentuk ekspektasi maqyarakat agar sejalan dengarr sasaran
pembangunan yang hendak dicapai.
5. Salah satu strategi yang efektif dapat dilakukan adalah dengan menjalankan
kebijakan yang gradual,melekat dan langsung memecahkarrmasalah.Melalui
kebijakan ini, (a) pelaku-pelaku ekonomi akan mempunyai l<esempatanyang
cukup untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan baru; (b) adjusntmt cost
yang ditimbulkan oleh kebijakanyang baru dapat diminimalkan; (c) pembuat
kebijakan akan mampu membangun kredibilitas dan reputasi secarabaik; (d)
pengambil kebijakan, dengan kredibilitas yang terbentuk secara baik, akan
I
I
I
/r
I
I
t
I
l
I
I
I
I
I
I
I
l
I
T
19
lebih efektif dalam mempengaruhi ekspektasi masyarakat dan memudahkan
pelaksanaani nstru men-instrumen lainnya, sepertimoral suasiott.
oooOooo
DAFTAR PUSTAI(A
Bemanke, Ben S. and Mark Gertler. L995. Inside the Blark Box: The Credit
Channelof Monetary PolicyTransmission.
Journal of Economic Perspective.Vol.
9. No. 4. Fall.
Cooper, Russel and Andrerv John. l9BB. CoordinatingFailure in l(eynesian
Models.Quarterly )ournal of Economics.August.
Dfir,vandono, Soedradjad j. 1996. BeberaytaCatatan tentang Infasi sebagai
Moneter.l(ompas.l0-l I April.
Fenomenon
CycJeand
Gertler, Mark and Simon Gilchrist. 1994. Monetary PoliE, Business
theBeltaviorof Small ManufarturingFimt. Quarterly Joumal of Economics.May.
Mankiw, Gregory N. 1985. Sntall Mmu Costsand Large BusinessCyde: A
ModeLQuafterly ]ournal of Economics.May.
Maooeconontic.
Coursein Maooeconomics.
1990. A QuickRefresher
Journal of Economic
Literature. December.
Mechanisttt.
ott theMonetary Transmission
Mishkin, Frederic S. I995. Symposium
Journal of PerspectiveEconomics.Vol. 9. No. 4. Fall.
Modigliani, Franco and Albert Ando. 1963. The Lfe-Cycle Hypotltesisof Savtug
AgregateIntpltcatiotrsand Tests.American Economic Review. March.
Prijambodo, Bambang. 1995. IQbijakanaan StabilisasiEkortorni:Dari Sudut
Pandang Teori Ekltcktasi Rasional. Publikasi Ilmiah Fakultas Ekonomi
Universitas I ndonesia,No.00 I 7/Desember.
1995.RobertE. Lucas,lr danNobelEkonomi1995. Warta Ekonomi.30
Oktober I995.
. 1996. Dfisit Anggaran:suafii Ttnjauan TeoritisSingkat.Maialah
PerencanaanPembangunan.]uni.
Stiglizt, |oseph E. and Andrew Weiss. l98l. Credit Rationing in Marketstvitlr
ImTterfcxInfonnatior. American Economic Review. June.
Taylor, ]ohn B. 1995. The Monetary TransntissionMechanisrn:An Enryirical
FranteworkJournal of Economic Perspective.Vol. 9. No. 4. Fall.
Yellen, )anet L. 1984. Eficicnry Wage Models of Unanyloynent. American
Economic Review. May.
Download