t, I I EFEI(TIVITAS IGBIJAI(AN MONETER DAN MEI(ANISME TRANSMISINYA t Oleh: .) Riyati dan Tuti Bambang Prijambodo I I ''\-- t I I I I I I I I I I I I I I ' . . A. ) I r- , / .) - ' (/ Lr ) . '- 1'" '" "'"/ f>.i r . . . . - , - . , - . 4 - " . . .. . , , . . . - t-/ ..< -l....... .... / , Ill I t"''---' PENDAHULUAN Sebagai salah satu kebijakan ekonomi makro, kebiiakan moneter diarahkan untuk meningkatkan stabilitas ekonomi dengan sasaranpokok antara lain tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta tingkat inflasi dan pengangguran yang rendah. Beberapa sasaranyang kadang kala mengandung unsur trade-of tersebut akan mempengaruhi efektivitas kebijakan moneter. Tulisan ini akan membahas secarasingkat efektivitas kebijakan moneter dari sisi teoritis. Meskipurr terdapat beberapaperbedaanpersepsimengenai ef-ektivitasnya, kebijakarr moneter dalam jangka pendek diyakini belpengaruh terhadap pertumbuhan sektor riil. Dalam kaitan itu, pemahaman terhadap transmisi moneter menjadi sangat penting untuk mengetahui berbagai saluran yang telpengaruh oleh kebijalcan moneter sebelum berdampal< aldrir pada pertumbuharr ekonomi. B. EFEI(TIVITAS IGBIJAI(AN MONETER I(ita sering dihadapkan pada pertanyaan sebagai beril<ut: Does monetary polig matter?Tidak sederhanauntuk menjarvabpertanyaan ini. Paling tidak ada 3 schoolof tlnuglt yang menganalisaefektivitas dari kebijaksanaanmoneter, yaitu dari perspektif I(ey'res, monetaris dan neo-ldasikbeserlaaliran derivatifnya. ') Dra. Tuti Riyati, M.A. adalahstaf Biro Analisa SatuanHarga dan Operasi Pemeliharaan,BAPPENAS, dan Ir. BambangPrijarnbodo,M.A. adalah staf Biro Moneter darrl(euanganNegara,BAPPENAS. t I I I I I T t I I t t I I I I I I I I t l. Paradigma l(eynes I(eynes beranggapanbahwa gejolak perekonomian timbul karena fluktuasi dalam permintaan agregat.l Untuk menstabilkan perekonomian maka permintaan agregat hams dikendalikan pada tingkat ffective demand sehingga mampu membawa perekonomian pada potensinya (Ttotential output). Ini menuntut agar kebiiakan ekonomi makro bersifat ekspansif apabila tingkat ffenive demandberada jauh di bawah potensinya. Sebaliknya, apabila tingkat efective demand berada di atas potensinya, maka kebijakan ekonomi makro dituntut lebih bersifat kontraktif untuk memberi kesempatan bagi sektor riil meningkatkan kapasitas produksinya. Dalam mengatur permintaan agregat tersebut tersedia dua kebijakan ekonomi makro yang pokok, yaitu kebijakan fiskal dan moneter. Pada awal pengembangannya,I(eynes beranggapanbahwa kebijakan moneter baru dapat mempengaruhi permintaan agregatapabila kebijakan moneter mampu memberi pengaruh yang berarti terhadap kegiatan investasi. Pengalaman depresi besar (great depression)di Amerika Serikat pada tahun 1930-an memberi pelajaran bahwa tingkat suku bunga (nominal) yang rendah tidak menjamin tingginya kegiatan investasi. Ini berarti bahwa pergerakan dalam suku bunga tidak mempunyai hubungan yang kuat dengan tingkat investasi. Dengan pengamatan pada kurun waktu tersebut, I(eynes beranggapanbahwa kebijakan moneter tidak efektif untuk mendorong perekonomian. Ia kemudian mengusulkan agar kebijakan fiskal dalam bentuk peningkatan pengeluaran pemerintah dijadikan sebagai instrumen utama (yang^pada waktu itu adalah untuk memulihkan perekonomian dari depresibesar).' Pandangan l(eynes terhadap kebijakan moneter mengalami evolusi dengan berkembangnya Nau lGynesian Econonticspada pertengahan dekade delapan puluhan.3 I(ebijakan moneter mulai diyakini dapat menjadi instrumen I Pennintaan agregat dalanr perekonornian yang terbtrka terdiri dari unsur konstunsi (C), investasi (I), pengeluaran penrerintah (G), dan ekspor neto [selisih antara ekspor (X) clan impor (M)]. ' IJraian singkat mengenai efektivitas antara kebijakan fiskal dan nroneter dalarn mendorong perekonornian pada kondisi depresi besar dapat dilihat pada Prijambodo (199(r). ' Nc,v l(eynesian Econotnicsl:erkernbang sebagai reaksi untuk mencari landasan penrikiran mikro yang sarna sekali terabaikan dalarn tahap pengernbangan awalnya. Paling tidak, terdapat enlpat landasan pemikiran yang rnenopangnya, yaitu small menu cosr(Mankirv, I9B5), creditrationingtheory(Stiglizt and Weiss, l98l), efficienEwages (Yellen,1984) , dancoordination failure (Cooperand ]olur, l9BB). I I I I I t I I I I I I I I I I I t I I t 3 stabilisasi ekonomi. Salah satu mekanisme di mana kebijakan moneter dapat mempengaruhi permintaan agregat adalah melalui crcdit rationing. Penurunan suplai uang misalnya dapat terjadi tanpa melalui peningkatan suku bunga, tetapi melalui proses selektivitas penerima kredit yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan investasi.Transmisi ini akan dibahas secaralebih detail pada bagian mengenai transmisi kredit. 2. Paradigma Monetaris IGlangan monetaris yang dipelopori oleh Milton Friedman beryendapat bahwa kebijakan moneter melalui pengaturan kuantitas uang mempunyai peranan sangat besar baik terhadap kegiatan ekonomi maupun tingkat harga. Oleh sebab itu, sasaran stabilitas ekonomi harus dicapai melalui penentuan pertumbuhan kuantitas uang di dalam perekonomian. Pengembanganteori moneter berawal dari teori kuantitas uang (quantity theoryof money).Menumt kalangan monetaris, perilaku masyarakat dalam jangka panjang adalah stabil. Ini membawa konsekuensi bahrva permintaan uang oleh maqyarakat dan kecepatan perputaran uang (velocifitof ntoney)akan relatif stabil. Dengan demikian penambahan suplai uang dalam jangka panjang hanya berakibat pada peningkatan harga, bukan pada peningkatan output. Pertumbuhan sektor riil sendiri akan lebih ditentukan oleh faktor-faktor nonmoneter seperti peningkatan kapital, tenaga keria, teknologi, dan produktivitas maqyarakat. Bagi kalangan monetaris, inflasi adalah monetarl pilrenornutom. Meskipun pengaruh peredaran uang sangat besar dalam perekonomian, kalangan monetaris menyarankan agar kebijakan moneter yang aktif (discretionary poliE) tidak digunakan untuk menstabilkan perekonomian. Rekomendasi ini dibuat karena adanya lag varialtle(outsidelag) yang panjang dan sulit ditentukan kapan sebaiknya kebijakan moneter hams dilakukan. IGrena adanya lag ini, kebijakan moneter yang diarahkan untuk mengatasi resesi (acpansionarymonetary poltry) mungkin baru berfungsi justru pada waktu perekonomian sedang mengalami pemulihan (recorerJ).I(ebijakanmoneter yang ekspansif dalam kondisi perekonomian yang memulih akan menstimulir inflasi. Sebaliknya, kebijakan moneter yang kontraktif mungkin justru baru berfungsi pada waktu perekonomian melambat. Akibatnya kebijakan moneter tersebut akan mendorong perekonomian ke dalam resesi. Untuk . itu Friedman menyarankan agar bank sentral menggunal<anftxedrule poliry dengan mengatur peftumbuhan uang beredar secara konstan untuk memperkecil fluktuasi I I I I I I I I I I t I I I I I I 4 perekonomianserta mencapaitingkat inflasi yang rendah dan stabil dalam jangkapanjang. 3. ParadigmaNeo-ICasik Apabila kalangan monetaris hanya beranggapan bahwa uang bersifat netral dalam jangka panjang, kalangan neo-ldasik mempunyai keyakinan yang lebih pesimis l"S. Menurut mereka kebijakan moneter tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap perekonomian meskipun dalam jangka pendek sekalipun. Pengaruh moneter yang netral di dalam perekonomian ini dapat terjadi karena adanya self conec:tionmechanismyang sangat kuat baik di pasar barang maupun tenaga kerja. IGrena kemampuan ini, semua gejolak perekonomian akan mampu diantisipasi oleh pelaku ekonomi untuk kembali pada kondisi ntarketclearing. Pandangan neoldasik dalam bidang ekonomi makro tersusun dalam tiga teori dasar (Mankiw, 1990). Pertama adalah teon real businessEcle (RBC). IGlangan RBC beranggapanbahwa gejolak perekonomian lebih disebabkan oleh suppA shockdanpada oleh fluktuasi dalam permintaan agregat ataupun jumlah uang beredar. Resesi pada dasarnya adalah dampak dat'' technologicalregress. Sedangkan ltoont lebih merupakan dampak dari technological progress.Menurut kalangan RBC, kebijakan moneter bukanlah sebagai penyebab dari f'luktuasi perekonomian, tetapi lebih sebagaihasil ekspektasimaqyarakatterhadap prospek perekonomian. Ini akan mempengaruhi langkah-langkahyang akan diambil oleh otoritas moneter. I(arena kebijakan moneter merupakan produk dari f'luktuasi perekonomian, maka kebijakan moneter tidak disarankan sebagai instrumen stabilitas ekonomi. I(edua adalah teori mengenaiekspektasirasional. Teori ekspektasirasional beranjak dari premise dasar bahwa masyarakatmempunyai aksesyang sempuma terhadap informasi, kemampuan untuk melakukan prediksi secara akurat, dan kemampuan untuk membaca arah dari kebijakan pemerintah. Dalam kondisi di mana harga dan tingkat upah mampu menyesuaikan diri secara cepat, maka segala bentuk intervensi pemerintah, termasuk kebijakan moneter yang aktif (disretionaryntonetarypoliE) justru akan mengakibatkan perekonomian beraldrir pada tingkat harga yang tinggi.a t I I I a uraian teknis c{an substansi singkat dapat dilihat paclaPrijanrbodo( 1995a, reesb). Teori Ekspektasi Rasional I I I t I I I I I I I t t I I I t I I T I 5 I(etiga adalah teori mengenai peryindahan tenaga kerja antar sektor (sectoraliltfr).Walaupun agak menyimpang dari semangat Walrnian, teori ini berkeyakinan bahwa geiolak perekonomian dalam jangka pendek tidak terlalu mempengaruhi fluktuasi dalam penyediaan lapangan keria karena tenaga kerja dapat belpindah secaracepat lintas sektor. Menurut pandangan mereka, resesi adalah sectoral schock dan hanya terjadi pada sektor tertentu saja. I(arena perekonomian senantiasadalam kondisi equilibriwn maka resesidi suatu sektor akan diiringi dengan ekspansi di sektor lainnya. Akibatnya penurunan permintaan tenaga keria yang terjadi pada sektor yang mengalami shockakan diimbangi oleh peningkatan permintaan tenaga kerja pada sektor yang mengalami ekspansi. Selama mobilitas tenaga kerja lintas sektor sangat cepat, marhetfaihtre tidal< akan terjadi dalam perekonomian sehingga campur tangan pemerintah, termasuk melalui kebijakan moneter, kurang diperlukan. Ada dua kesimpulan penting yang dapat diambil dari ketiga schoolof thoughtdi atas. Pertama, stabilitas ekonomi tidak dapat diciptakan hanya melalui kebijakan moneter, tetapi harus dilakukan secara serasi dan saling menuniang dengan kebijakan fiskal, dan kebijakan di sektor rill lainnya. I(ebijakan mana yang lebih diutamakan adalah tergantung pada penyebab gejolak perekonomian (sources of marketfailure) saat itu. I(edua, dalam waktu-waktu mendatang ekspektasi maqyarakat akan memegang peranan yang makin penting dalam menentukan efektMtas kebijakan moneter. Ini akan sulit dihindari karena peranan sektor swasta dalam pembangunan, termasuk penguasaanterhadap informasi dan pemahamannya terhadap kebijakan ekonomi, akan terus meningkat. Dalam situasi yang demikian, maka kebijakan moneter dituntut untuk mampu mempengaruhi ekspektasi masyarakat agar sejalan dengan sasaran-sasaran pembangunan yang hendak dicapai. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan menjalankan kebijakan yarrg gradual, melekat pada dan langsung memecahkan masalah. I(ebiiakan yang dilakukan sedikit demi sedikit (gradual) mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan kebijakan yang bersifat dadakan. Pertama, pelaku-pelaku ekonomi mempunyai kesempatan yang cukup untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan baru. I(edua, dengan demikian, adjustrnent co.rfyang ditimbulkan oleh kebijakan yang baru dapat diminimalkan sejauh mungkin. I(etiga, pembuat kebijakan akan mampu membangun kredibilitas dan reputabi secarabaik. I(eempat, dengan kredibilitas yang terbentuk secara baik, pengambil kebijakan dapat mempengaruhi ekspektasi masyarakat sehingga I I t t I I I I I I I I I I t I I I I I I 6 instrumen seperti moral suasionmenjadi efektif untuk dijalankan. Ini sangat dipahamisekalioleh otoritasmonetersaatini (Djiwandono,1996). C. MEI(ANISME TRANSMISI MONETER Meskipun secara teoritis terdapat perbedaan pemikiran yang mencolok, kebijakan moneter diakui memberi pengaruh dalam jangka pendek secaraberarti terhadap terhadap pertumbuhan di sektor riil. Bagian ini selanjutnya akan berusaha mengkaji berbagai transmisi yang dapat terjadi oleh pelaksanaansuatu kebiiakan moneter. Dampak yang diamati dipusatkan pada pengaruh kebijakan moneter pada pertumbuhan ekonomi (moneyand growth). Perrgaruh kebijakan moneter terhadap harga (moneyand inflation) tidal<dibahasmengingat keterbatasankolom yang tersedia. Dalam tulisan akan diberikan contoh berupa transmisi yang ditimbulkarr oleh kebijakan moneter yang ketat. Dengan sendirinya, pengaruh dari kebijakan moneter yang longgar akan memberi arah (direction) yang sebaliknya.Dan untuk mempermudah pemahaman diberikan diagram skematis sederhanauntuk masing-masingtransmisi. Secara umum transmisi moneter dalam perekonomian dapat terjadi rate), harga asset,perkreditan melalui suku bunga, nilai tukar mata uang (acchange perbankan (banking redit channel), dan balancc sheet dari perusahaan atau Perorangan. l. Saluran Transmisi Sul<uBunga Pengaruh moneter terhadap pertumbuhan yang terjadi melalui suku bunga merupakan transmisi moneter yang paling pokok dalam perspektif I(e1mes.Dengan menggabungkan pasar barang dan pasar uang, Sir John Hick menunjuldcan bahwa pengetatan moneter yang dilakukan melalui pengurangan suplai uang akan menurunkan real halanceyang selanjutnya akan meningkatkan suku bunga baik jangka pendek maupun jangka panjang.' Peningkatan suku bunga ini secaralangsung akan menaildcanbiaya kapital yang selanjutnya akan menurunkan kegiatan investasi. > RedIbnlanceadalah nilai riil dari uang di dalam perekonornian. I(olrsep riil diperlukan karena esensi dari pennintaan rnasyarakat adalah barang dan jasa sehinggapennintaan akan uang perlu disesuaikandengan inflasi. Dalarn konsep ini, uang berfungsi sebagai alat tukar (mcdiumof exchangc). I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I 7 Apabila tidak ada perubahan dalam komposisi permintaan agregatseperti maka penurunan kegiatan investasi yang dimaksud dalam RicardianEquivalence, akan mengurangi outytttt6.Dalam perspektif I(eynes satu-satunya transmisi di mana kebijakan moneter beqpengaruhterhadap pertumbuhan adalah melalui suku bunga yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan investasi. Secaraskematis, transmisi moneter yang terjadi melalui suku bunga dapat digambarkan sebagaiberikut: M'J -+ it + P6t -+ Il + Yl di mana M'adalah suplai uang, i suku bunga,P6 harga kapital, I investasi,dan Y outpttt. Selain melalui investasi, transmisi moneter yang diakibatkan oleh pergerakan suku bunga juga dapat terjadi melalui konsumsi terutama durable goodsdan perumahan. I(onsumsi jenis komoditi ini dapat teqpengaruh karena umumnya dibeli melalui pinjaman (Taylor, 1995). Transmisi moneter terhadap perekonomian yang terjadi melalui suku bunga dan pengaruhnya terhadap konsumsi dapat digambarkan sebagaiberikut: MtJ -+ it -+ C1p*u,"to,rctancturabtegooar;J -+ YJ di mana C adalah konsumsi. 2. Saluran Transmisi Nilai Tul<arMata Uang Pengaruh kebijakan moneter melalui suku bunga terutama terjadi dalam perekonomian yang relatif tertutup. Dalam perekonomian yang terbuka dengan arus globalisasiyang malqin deras, termasuk globalisasi dalam sistem keuangan internasional, transmisi moneter juga terjadi melalui nilai tukar mata uang. Perubahan yang terjadi pada nilai tukar mata uang ini selanjutnya akan mempengaruhi ekspor neto (selisihantara nilai ekspor dan impor) suatu negara. Dalam perekonomian yang terbuka dengan alirarr modal yang bergerak secarabebas (freecapitalmobility).efektivitas kebijakan moneter ditentukan oleh o lJraian mengenai Ricardian Equivalutve dapat dilihat pada Prijambodo (rees). I I I I I ukuran (size) negara, snall opCIreclnomy atau large opm economy,dan sistem nilai tukar mata uang yang dianutnya. Dalam tulisan ini halya diuraikan mekanisme transmisi untuk kasus negara l<ecil(small opm economy)'dengandua regimenilai tukar mata uang ,yaitu sistem.frerl danfluible acchange rate. d Salah satu ciri penting dari perekonomian yang terbuka adalah kecenderungan menyempitnya perbedaan antara suku bunga dalam dan luar negeri (interestrate dfferetrtial) l<arenaantisipasi yang dilakukan oleh masyarakat di pasar uang. Dalam sistem;fi*crlacchangc rate,l<ebijakanmoneter akan bersifat endogen sehinggakurang et'ektif untuk mengatur permintaan agregat. Penurunarr suplai uang misalnya akan menaildcan suku bunga di dalam negeri yang berakibat menumnnya konsumsi dan investasi. I(arena suku bunga luar negeri lebih rendah dari suku bunga dalam negeri, maka masyarakat akan menukarkan valuta asingyang dimilikinya dengan mata uang dalam negeri. Ini akan memberi dorongan ekspansif dari sektor moneter (melalui pertambahan uang beredar) yang pada gilirannya akan menurunkan suku bunga dalam negeri dan meningkatkan kembali konsumsi dan investasi.Secarakeseluruhan,output tidak telpengaruh (kembali pada keseimbangan sebelum suplai uang diturunkan). Perlu dicatat bahwa kegiatan penukaran mata uang yang dilakukan oleh masyarakat tersebut akan menaild<an cadangan devisa (foreignacchangereserve) yang berada di tangan bank sentral. ' I I I t Small open ecumny dicirikan sebagai suatu perekonomian di nlana kebijakan perekononrian dalaur negeri tidak dapat mernpengaruhi pembentukan harga di pasar internasional (baik untuk harga barang dan jasa, uang, faktor produksi, dan sebagainya). t Di dalam sistern fully flexible exchangerate penrerintah tidak mengambil inisiatif apapun untuk rneurpengaruhi nilai tukar nlata uang. Sebaliknya dalarn sistenrfr//y ftxed exchange rntc, peurerintah berperan aktif rnelakukan penrbelian dan penjualan nrata uang asing untuk mempertahankan nilai tukar yang tetap. tJmutnnya pemerintah di banyak negara rnelakukan intervensi untuk mengantisipasi tekanan di pasar uang guna mencapai sasaran nilai tukar yang diinginkan (managcdfloating cxchangerate sltstem). Beberapa alasan pokok yang mendorong pemerintah, urelalui bank sentral, rnelakukan intervensi secara selektif ini antara lain untuk: (a) mengantisipasiekspektasi terhadap nilai tukar ltrata uang yang berlebihan, sebagai akibat dari gejolak aliran modal, yang dapat berpengaruh negatif terhadap kegiatan investasi dan produksi, (b) rnengatur arus perdagangan luar negeri, dan (c) urendorong daya saing komoditi ekspor yang lnenurun karena tekanan inflasi. I t I I I I I I I I I I I I I I I T I I t 9 Transmisi moneter yang disebabkan oleh penurunan suplai uang dalam sistemfaed acchange rate dapat digambarkan sebagaiberikut: M'J + it -+ I,CJ -+ i>i* -+ M't*J -+ cadangandevisat-+ iJ -> i=i* -+ I,Ct -+ Y=konstan di mana i* adalah suku bunga internasional dan Md* permintaan terhadap valuta asing. Pada sistemfaed acchange rate,l<ebijakan fiskal (baik melalui pengeluaran pemerintah atau perpajakan) lebih efektif dalam mempengaruhi perekonomian. Penurunan pengeluaran pemerintah atau penirrgkatan pajak akarr menurunkan permintaan agregat di dalam perekonomian. Seperti dalam perehonomian yang terlutup, berkurangrrya permintaan agregat akan menurunkan suku bunga dalam negeri. Dalam small open econlny dengan sistem fotd acdtangerate, sul<u bunga yang rendah akan mendorong keluamya modal (capital outflow) melalui penukaran mata uang dalam negeri ke dalam valuta asing. Meningkatnya pembelian valuta asing ini akan menurunkan suplai uang di dalam negeri sehinggaoutytutakan menurun. Secaraskematis, pengaruh kebijakan fiskal terhadap perekonomian dalam sistemftuedacchange rate adalah sebagaiberikut: GJ atau T/i -->I,CJ -+ iJ -+ i<i* -+ Md*t + modal keluart -+ cadangan devisal -+ M'J (endogen)-+ it -+ i:i* -+ YJ di mana G adalah perrgeluaranpemerintah, T lunryt-sum tax, dan t tarif pajak. Berbeda dengarr sistemfuced exchange rate di mana transmisi moneter terjadi melalui konsumsi dan investasi,maka dalam sistemflexiltleuchangerafe transmisi tersebut terjadi melalui pengaruhnyapada ekspor neto. Dalam sistemfladltleacchange rate, penurunan suplai uang oleh bank sentral akan menaild<ansuku bunga dalam negeri sehinggalebih tinggi dari suku bunga internasional. Perbedaan suku bunga ini akan mendorong caltital inflow yang selanjutnya akan menurunkan real erchangerate aLau mendorong apresiasi mata uang." Apreasiasi ini akan menurunkan ekspor neto yang pada gilirannya akan melemahkan tradebalancedan outTtttt. ' Realexchnnge rnf, lnenggaurbarkandaya beli ulata uang dalaur negerirelatif terhadapluar negeriyang dapat dinyatakansebagair : e P*/P, di nrana e dan e I t I I I t I I I I I I I I t I I I t I I 10 Secara umum transmisi moneter dalam perekonomian terbuka dengan sistemflacibleacchange rate dapat digambarkan sebagaiberikut: M'J -+ it + i>i* -+ capital inflowf + sJ -+ NXI + TBJ -+ YJ di mana e adalah real etcchange rate,IrlX adalah ekspor neto, dan TB adalah neraca perdagangan (trarlebalance). Dalam perekonomian terbuka dengan sistemflactbleuchangerate, l<ebijakan fiskal tidak terlalu efektif untuk mempengaruhi perekonomian. Penurunan permintaan agregat yang didorong oleh kebijakan fiskal yang kontraktif al<an menurunl<an suku bunga dalam negeri di bawah suku bunga internasional. Ini akan mendorong caytitaloutflowyang pada gilirannya akan menaildcanreal uchange rate atau mendorong depresiasi mata uang. Depresiasi ini akan meningkatkan ekspor neto dan neraca perdagangan. Secara keseluruhan dampak ekspansif karena depresiasi mata uang akan menetralisir pengaruh kontraktif dari kebijakan fiskal. Pengaruh kebijakan fiskal yang kontraktif terhadap perekonomian dalam sistemflaciltleacchange rate dapat digambarkan sebagaiberikut: GJ atau T/$ -->ADt -+ il -+ i<i* -> capitaloutflowt + ef -+ I{Xt --> Y:konstan di mana AD adalah permintaan agregat. Perlu dicatat bahwa dalam sistem fixed exchange rate bukan berarti pemerintah tidak dapat mempengaruhi real exchange rate. Penyesuaian nilai tukar mata uang dapat dilakukan melalui devaluasi. Selanjutnya seperti pada sistem flexible exchange rate, penyesuaian nilai tukar ini dalam jangka pendek akan mempengaruhi ekspor neto sebelum berdampak aldrir pada pertumbuhan. nrasing-rrrasingadalah rcnl dan nominal cxchange rate, serta P* dan P adalah harga di luar dan di dalam negeri. Dengan mengarnbil logaritura natural akan didapat ln e : ln e * ln P* - ln P. Ini berarti apabila tingkat inflasi luar negeri lebih besar dari inflasi di dalaru negeri uraka barang-barang di luar negeri akan lebih rnahal dari dalam negeri (nilai e rneningkat) sehingga kemampuan ekspor akan uteningkat. I(ondisi seperti ini disebut sebagaidepresiasi.I(eadaan sebaliknya disebut apresiasi. I I I I I I I I I I I I I I I I I' I I I I 11 3. Saluran Transmisi Harga Asset Dalam persepsi l(eynes, transmisi moneter hanya dikenal melalui pengaruhnya terhadap suku bunga (pada perekonomian yang relatif tertutup) dan nilai tukar mata uang (pada perekonomian yang relatif terbuka). IGlangan monetaris berpendapat bahwa dampak kebijakan moneter iuga terjadi melalui perubahan nilai kekayaan maqyarakat.Analisa ini tercakup dalam Teori Investasi ntodcl(Mishkin, 1995). q (Tobin) danhfc-cvcleconswnyttion Teori investasi q berhubungan dengan pasar uang dan modal. Menurut Tobin, kebiiakan moneter mempengaruhi perekonomian melalui perubahan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Tobin mendefinisikan q sebagai nilai pasar suatu perusahaan dibagi dengan biaya penggantian mesinmesin (kapital). Dengan demikian, apabila nilai q meningkat yarrg berarti terjadi penilaian masyarakat yang makin baik terhadap kineria perusahaan, maka nilai saham perusahaanyang bersangkutan di pasar modal akan meningkat pula. Ini akan mendorong perusahaanuntuk meningkatkan penjualan saham yang pada gilirannya akan digunakan untuk meningkatkan kegiatan investasi. Intinya, perusahaan dapat membeli lebih banyak barang-barang investasi karena nilai sahamnya meningkat di pasar modal relatif terhadap replarnnart capital cost. Hubungan antara teori investasi q dengan kebijakan moneter dapat diielaskan sebagaiberilcut. Apabila suplai uang (M') diturunkan, maka jumlah uang yang dikeluarkan oleh masyarakat juga akan menurun, termasuk pengeluaran masyarakat untuk membeli saham di pasar modal. Sebagai akibatnya permintaan akan saham akan menurun yang pada giliran selaniutnya akan melemahl<an harga-harga saham. Menurunnya harga saham relatif terhadap harga mesin-mesin produksi ini akan menurunkan nilai q yang pada gilirannya akan menurunkan kegiatan investasi dan ouQtut. Transmisi moneter yang terjadi melalui perubahan relatif harga-harga saham ini dapat digambarkan sebagaiberikut: M'J + P"J -+ qJ -+ Il -+ YJ di mana P" adalah harga saham. Transmisi lainnya dapat teriadi melalui pengaruhnya terhadap total kekayaan (total wcalth)yang dimiliki oleh masyarakat.Pengaruh ini pertama kali diutarakan oleh Modigliani dan Ando (1963) dalam lfe-gclc ntodcl.Pada model ini konsumsi masyaral<attidak hanya merupakan fungsi dari ntrratt disposalilc I I t I I t t I T I I I I I I I I' I I I I 1'2 incznle, tetapi jug" merupakan fungsi dari keseluruhan kekayaan yang dimilikinya, termasuk pendapatan yang akan diperolehnya pada waktu mendatang ffirture eanting irtc.ome).Total wcalth meliputi kualitas sumber daya manusia (hurnan caltital), modal, dan keuangan (financial wcalth). Peningkatan salah satu unsur saja dari ketiga komponen kekayaan tersebut akan menaild<an tingkat konsumsi yang didistribusikan selama jangka waktu hidupnya (Iifc tinrc rcsourc.es). Sebagaicontoh, apabila seseorangberkeyakinan bahwa ia akarr mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusianya dan dengan demikian ia akan mempunyai tingkat pendapatan di masa mendatang yang lebih besar, maka ia dapat meningkatkan pengeluarannya saat ini, terutama untuk membiayai pendidikan, dengan melakukan pinjaman di pasaruang. Dalam kaitan dengan transmisi moneter ini, unsur kekayaan yang lebih diamati adalah kemampuan keuangan masyarakat (fnancial weakh) yang diukur berdasarkanjumlah saham yang dimilikinya. Secara umum, dampak kebijakan moneter yang kontraktif pada hfe-yde modeldapat dijelaskan sebagaiberikut. Seperti transmisi pada teori investasi q, menurunnya suplai uang akan melemahkan harga-hargasaham di pasar modal. Harga saham yang menurun tersebut akan melemahkan kemampuan keuangan masyarakaL ffinancial wcalth) yang pada gilirannya akan menurunkan total wealth yang dimiliki oleh maqyarakat. IGrena konsumsi maqyarakat merupakan fungsi dan total wealth,maka ou7Ttttjuga akan menurun. Secara skematis, transmisi moneter yang terjadi melalui pengaruhnya terhadap total kekayaan maqyarakat dapat digambarkan sebagaiberikut: M'J -+ P.I -+fnancial wcalthl -+ total wcalthl -+ CJ + YJ Financial wcaltlt bukanlah satu-satunya bentuk kekayaan yang dirniliki oleh maqyarakat. Selain ke dalam bentuk saham, maqyarakat juga menyimpan kekayaarr dalam bentuk tanah dan perumahan. I(ebijakan moneter yang ketat akan menurunkan harga tanah dan perumahan yang berarti akan menurunkan total wealtlryang dimiliki oleh maqyarakat. I(alau konsumsi mempakan fungsi dari total wealth,maka permintaan agregat iuga akan menurun yang pada giliran selanjutnya akan menurunkan out1tut. Transmisi moneter yang terjadi melalui harga tanah dan perumahan dapat digambarkan sebagaiberikut: MtJ -+ P1u,,"r'da^1rerurnarra,,y J -+ wea.lthJ -+ CJ -+ YJ t t 13 I 4. I Pendalaman lebih lanjut dari transmisi moneter ini tidak hanya berhenti pada pengaruhnya melalui harga uang (suku bunga), nilai tukar mata uang, dan harga sarana penyimpanan kekayaan lainnya. Selain melalui ketiga saluran di atas, transmisi moneter iuga terjadi melalui saluran kredit perbankan (bankredit channel). t T T I T I I t t I I I T' I t I I SaluranTransmisiIGedit Perbankan sebagai salah satu lembaga pembiayaan terbesar di banyak negara memPunyai dua fungsi pokok, yaitu menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya pada kegiatan-kegiatan yang produktif. Untuk meningkatkan Peranan perbankan dalam penciptaan stabilitas ekonomi, bank sentral menggunakaninstrumen moneter antara lain melalui operasi pasar terbuka (opctt nmrkctoytcartion),resmrercquirunotf, dan discotmtwindow.to Pengetatan moneter akan mengakibatkan sumber dana perbankan berkurang yang selanjutnya akan mengurangi kuantitas pinjaman yang diberikan oleh pihak perbankan. Menurunnya pinjaman ini akan melemahlcan kegiatan investasiyang pada akhirnya akan menurunkan ouqlut. Secara skematis, transmisi moneter melalui lembaga perbankan dapat digambarkan sebagaiberikut: M'J -+ deposito bankJ -+ sumber danal -+ pemberian pinjamanJ -+ IJ -+ yJ ro Oytcn markct opcratiort adalah kegiatan bank sentral untuk n'relakukan pernbelian dan peniualan surat-surat berharga di pasar uang. Apabila bank sentr:al rnenrbeli surat berhalga yang diterbitkan oleh bank komersial (di Indonesia berupa Sur:at Berharga Pasar Uang/SBPU), monctarybaseakan nreningkat sehingga mendoroirg sektor rrroneter uteniadi ekspansif. Monctary baseterdin dari uang kartal yaitu uang yang berada di tangan nrasyarakatdan cadanganyang berada di tangan bank Di lain pihak apabila barlk sentral menjual surat berharga yang dimiliki (di Indonesia berupa Sertifikat Bank Indonesia/SBl), monctarTbasc akan menumn sehingga sektor nloneter cendenrng menjadi kontraktif. Sedangkan rcscne rcquircntcnt adalah ketentuan yang mengharuskanperbankan untuk urencadangkansebagiandari dana yang dihimpunnya. Peningkatan rcscn,ercquircntattmisalnya akan rtrenguran$ ntonctarybnscyang selanjutnya akan tnendorong sektor lnoneter rnenjadi kontraktif. Sernentara itu discourttwindows mernPenganthimonctarybascrnelalui suku bunga piniarnan yang ditentukan oleh bank sentral. Discottnt ratc yang tirrggi akan mengurangr hasrat perbankan untuk merniniarn dari bank sentral. Sebaliknya, dismwtt ratc yang rendah akan nreningkatkan hasrat perbankan untuk rneminjam dari bank sentral. t I I I I t t I I I I t I I I I l' I I I I 14 Dari slcemadi atas ada dua hal penting yang perlu dipahami. Pertama, suku bunga (sebagai harga dari uang) relatif tidak belperan dalam mengatur investasi. Seperti telah dikemukakan di depan, mekanisme ini dimungkinkan melalui prosesrcdit ratiortittg,yaitu proseskeputusan yang dibuat oleh perbankan untuk menseleksi calon nasabah tidak dengan meningkatkan suku bunga tetapi dengan memilih usaha-usahayang mempunyai resiko kecil. Suku bunga yang tinggi dalam situasi moneter yang ketat, secara tidak langsung akan meningkatkan resiko kredit macet yang pada gilirannya akan men:gikan perbankan sendiri. Perbankan secara sukarela (volwttary) tidak menaildcan suku bunga tetapi lebih membatasi calon nasabah.Dampak dari keputusan ini adalah menurunnya jumlah pinjaman. Seperti dalam skema di atas, kegiatan investasi dalam perekonomian dan selaniutnyaoutTtutakan menurun. I(edua, berkurangnya sumber dana perbankan akan mendorong perbanl<anuntuk mencari dana pengganti misalnya melalui penerbitan sertifikat deposito atau surat-surat berharga lainnya. Pertanyaannya, seberapa jauh perbankan dapat melakukan substitusi sumber pendanaan jangka pendek tersebut? Bemanke dan Blinder (l9BB) menyatakan bahwa kemampuan tersebut tergantung pada tiga hal. Pertama adakah cctling yang membatasi kebebasan bank untuk meningkatkan suku bunga. Situasi moneter yang ketat umumnya akan mendorong suku bunga. Apabila bank bermaksud menggali dana masyarakat sebesarmungkin, maka banl<dapat menawarkan suku bunga yang tinggi, bahkan kadang di luar jangkauan untuk mengalokasikannya. Tanpa adanya ceiling, dalam jangka pendek per-bankan mempunyai peluang untuk mendapatkan sumber dana penggantibaik dari dalam maupun luar negeri. I(edua, apakah ketentuan resclvcrcquircntetrfjuga diberlakukan terhadap sertifil€t deposito. Pemberlakuan ketentuan resm)crcquirunenf untuk sertifikat deposito akan sedikit menahan upaya perbankan untuk mendapatkan dana jangka pendek. I(etiga, mampukah otoritas moneter bereaksi terhadapy'nancial itutovationyang terus berkembang saat ini. Dalam kasus Indonesia, reaksi itu sudah ditunjuldcan antara lain dengan menentul<an pagu pinjaman komersial luar negeri (PI(LN) dan membekukan izin pendirian lembaga-lembagakeuangan bukan bank (selain modal ventura) untuk mendinginkan suhu perekonomian yang mulai memanas sejak dua-tiga tahun teraldrir. Sebagaimana diketahui lembagalembaga ini dapat menggali dana masyarakat dan dari luar negeri melalui penerbitan conuncrcialflapcr. Ini dapat menetralisir langkah-langkah pendinginan mesin ekonomi yang diambil melalui pengendalian M L. C-onmrcrcial T T. I I t t T I t I t I I I t t I' I t I I l_5 papcr adalah salah satu produk dariy'rancial irutovatiottyang berkembang di tanah air. 5. Saluran Transmisi Balance-Sheet Selain mempengaruhi pengambilan keputusan di pihak penyedia dana (perbankan), kebijakan moneter juga dapat beqpengaruhpada pihak konsumen, baik perusahaan maupun perorangan melalui mekanisme balancesheet.Balancc shcu adalah catatan yang berisi berbagai jenis kekayaan yang dimiliki dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaanatau individu perorangan. Transmisi melalui ltalancc shcct mencakup perilaku advcrsesclcttion dan nroral hazard. Advcrsc sclcctiottadalah masalah yang disebabkan oleh informasi yang tidak simetris sebelum suatu transaksi teqadi. Di dalam pasar uang, perilaku arlverscsclectiottterjadi ketika peminjam yang potensial yang sekaligus juga mempunyai resiko pengembalianpinjaman yang besar adalah mereka yang secara aktif mencari pinjaman dan mempunyai kemungkinan besar untuk teryilih. IGrena perilaku advcrsesclcr:tiottini, perbankan relatif akan menahan diri dalam situasi moenetr yang ketat.l I Sedangkan nnral hazard adalah masalah yang disebabkan oleh informasi yang tidak simetris setelahsuatu transaksiterjadi. Di dalam pasar uang, perilaku moral hazard terjadi ketika bank dihadapkan pada hazard bahu'a peminjam memPunyai insentif untuk melakukan kegiatan yang tidak diinginkan menurut persepsi perbankan sehingga kecil kemungkinan pinjaman akan dikembalikan. Apabila perilaku di pasar uang didominasi oleh moral hazard, maka pihak penyedia. dana (perbarrkan) akan relatif menahan diri untul< menyalurkan dananya.l2 ll Misalnya hanya ada2 calon peurinjam, yaitu A dan B. A adalah perninjarn yang konservatif dengan prospek usaha yang nonnal tetapi hanya rnempunyai resiko kegagalan usaha yang sangat kecil. Sernentara B adalah peminiam yang mempunyai prospek usaha yang sangat cerah tetapi dengan resiko kegagalanusaha tinggi dan kredit uracet yang besar. Manakah diantara keduanya yarlg lebih aktif mencari pinjaman? )awabnya adalah B. IGrena bank dihadapkan pada asyntmctric information, utaka pihak bank relatif rnenahan diri untuk memberikan pinjarnan meskipun pada usaha yang di atas kertas melnpunyai prospek sangat cerah. -(seielah t2 Moral hazard terjadi apabila debiiur memperoleh dana dari perbankan) mengubah rencana kegiatan usahanya pada kegiatan yang beresiko tinggi. Ini akarr rnerugikan pihak perbankan karena apabila gagal, perbankan harus menanggung resiko kredit lnacet. Di lain pihak, apabila usaha tersebut berhasil I T. I I I I t I I t I I I I I I I' I t I I -LO Dari sisi peminjam, kebijakan moneter akan mempengaruhi kemampuan keuangannya, baik secaralangsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung dari kebiiakan moneter dapat terjadi melalui dua saluran. Peftama, pengetatan uang yang menaild<ansuku bunga akan meningkatkan beban pembayaran suku bunga yang pada gilirannya akan memperburuk posisi keuangan peminiam. Ini akan mendorong perilaku atlverseselediort dan ntoral hazard dalam pasar uang dengan meninglcatkanpinjaman untul< usaha-usahayang beresiko tinggi. Apabila perbankan menahan diri, maka pinjaman akan menurun yang pada gilirannya akan mengurangi kegiatan investasi dan outytut. Transmisi moneter melalui dampaknya terhadap cash-flor.v perusahaan dalam kondisi informasi yang tidak simetris dapat digambarkan sebagaiberil<ut: -+ pinjamanl -+ M'J + it + cashflow{-+ advcrsc sclcrtiond,anmoralI'mzard.T IJ -+ Yl I(edua, kebiiakan moneter yang ketat akan menurunkan resset ltrice yang pada gilirannya akan mengurangi nilai kolateral yang dimiliki oleh perusahaan. I(olateral yang menurun ini akan menurunkan kemampuan untuk mendapatkan piniaman dan mendorong perusahaan untuk terjun ke dalam kegiatan usaha yang beresiko tinggi (perilaku advcrseselertiort dan moral hazard meningkat). Dalam kondisi informasi yang tidak simetris, perbankan akan menahan diri dalam memberikan pinjaman. Sikap menahan diri ini akan menurunkan kegiatan investasi dan perekonomian. Secara skematis, transmisi moneter yang teriadi melalui penurunan assctprice dan kolateral dalam kondisi informasi yang tidak simetris dapar digambarkan sebagaiberikut: MJ -+ P"J -+ kolateralJ -+ advcrscsclcr:tiortdan mora.lhazardf -+ pinjamanl -+ IJ -+ YJ Sementara itu, pengaruh tidak langsung dapat terjadi pada hubungan antara perusahaan dan konsumen. Pengetatan moneter akan menurunkan konsumsi masyaral<at yang selanjutnya akan mempengaruhi cash-floto perusahaan. Secara langsung penurunan permintaan ini akan melemahnya tingkat keuntungan perusahaan. Umumnya Penumnan keuntungan perusahaancenderung lebih cepat dari penyesuaian-Penyesuaian yang diambil oleh perusahaan untuk menekan biaya perbankan tidak menikrnati keuntungan yang didapat dari usaha yang beresiko tinggi tersebut.Akhimya pihak perbankanlebih bersikapmenahandiri. I l' I I t I I I I I I I I I t t I I t I I T7 produksi, misalnya karena perusahaan terikat kontrak dengan pekerja untuk iangka waktu tertentu atau tingginya kompensasi tenaga kerja apabila akan diputuskan hubungan kerjanya. I(euntungan yang menurun akan meningkatkan fnancial gap dan mengurarrgi reditworthfnessperusahaan. IGnerja perusahaanyang menurun ini selanjutnya akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk menutupy'nancial gap yang melebar. Sebagai akibatnya kegiatan investasi akan menurun. Pada tingkat agregat, transmisi ini akan mengurangi ouqtut di dalam perekonomian. Beberapa studi menunjuldcan bahwa tekanan cash-flow mencapai puncaknya setelah 6-9 bulan pelaksanaankebijakan moneter yang kerat, yaitu pada saat produksi, inventory, dan investasi mulai menurun. Sedangkan pengeluaranuntuk suku bunga tetap tinggi untuk beberapatriwulan meski suku bunga iangka pendek menurun. Beban suku bunga yang retap tinggi ini diperkirakan berasal dari meningkatnya kewajiban yang berkaitan dengan hutang-hutang j angka pendelc Secaraskematis,transmisi moneter yang teriadi melalui hubungan antara konsumen dan produsen dapat digambarkan sebagaiberikut. -+ pinjamanJ M'J -+ CJ + cashflowl-+ keuntunganJ-+ treditworthinessl -+ IJ -+ YJ Satu hal yang menarik dari pelaksanaan kebijakan moneter yang ketat adalah berbedanya kemampuan pemsahaanuntuk melunaldcantekanan cash-flow antara lain melalui pinjaman jangka pendek Perusahaanyang mempunyai akses relatif lemah terhadap sumber dana akan bereaksi dengan menurunkan tingl€t produksi dan mengurangi jumlah tenaga kerja. Sementara itu, perusahaanbesar yang mempunyai sumber dana pengganti iangka pendek dalam bentuk penerbitan commercialpaytcr atau sumber dana jangka pendek lainnya bereaksi dengan meningkatkan pinjamannya (Gertler and Gilchrist, 1994). Dengan demikian perusahaan besar dapat menjaga tingkat produksi dan memperlahankan tenaga kerja meskipun dihadapkan pada suku bunga yang tinggi dan penerimaan perusahaanyang menurun. Ini berarti bahrvakebijakan moneter mempunyai dimerrsi distribusi dalam pelaksanaannya. Dari segi ef'ektivitasnya, kebijakan moneter yang diarahkan untuk mendinginkan perekonomian kurang dapat berfungsi apabila pemsahaan besar dapat memperoleh dana jangka pendek secara mudah dan murah. I(ebijakan moneter konvensional seperti yang hanya mengandalkan pada t I' I I I I I I I I I I I I I I I t I I t 18 indikator suku bunga perlu ditunjang dengan kebijakan mikro lebih lanjut yang mampu mengantisipasiinovasi di sektor keuangan (financialinnovation). D. I(ESIMPUI.AN t. I(ebijakan moneter dalam jangka pendek mempunyai pengaruh yang cukup berarti dalam penciptaan stabilitas ekonomi. Dari sisi teoritis, keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari keserasian dan ketelpaduan yang saling menunjang dengan kebijakan fiskal dan kebijakan di sektor riil. 2. Melalui pengendaliarruang beredar, kebijakan moneter akan mempengaruhi kegiatan ekonomi melalui berbagai saluran, antara lain melalui pengaruhnya terhadap: (a) suku bunga, (b) nilai tukar mata uang., (c) harga saham di pasar modal dan asset maqyarakat, (d) pengambilan keputusan yang diambil oleh perbankan, dan (e) balance sheet perusahaan dan individu perorangan. Berbagaisaluran tersebut akan mempengaruhi komponen permintaan agregat di dalam perekonomian. 3. Meningkatnya globalisasidan teknologi telah mendorongf.nanctal irutovatiotr di sektor keuangan. Efektivitas kebijakan moneter tidak saja hanya mengandalkan instrumen-instrumen yang konvensional, tetapi juga harus mampu bereaksiterhadapy'nanrial innovation. 4. Sejalan dengan meningkatnya peranan maqyarakat dalam pembangunan, maka ekspektasi maqyarakat akan makin berperan dalam menentukan efektivitas kebijakan moneter. Ini sulit dihindari karena peranan sektor swasta dalam pembangunan, termasuk penguasaanterhadap infbrmasi dan pemahamannya terhadap kebijakan ekonomi, makin meningkat. Dalam situasi yang demikian, maka kebijakan moneter dituntut untuk mampu membentuk ekspektasi maqyarakat agar sejalan dengarr sasaran pembangunan yang hendak dicapai. 5. Salah satu strategi yang efektif dapat dilakukan adalah dengan menjalankan kebijakan yang gradual,melekat dan langsung memecahkarrmasalah.Melalui kebijakan ini, (a) pelaku-pelaku ekonomi akan mempunyai l<esempatanyang cukup untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan baru; (b) adjusntmt cost yang ditimbulkan oleh kebijakanyang baru dapat diminimalkan; (c) pembuat kebijakan akan mampu membangun kredibilitas dan reputasi secarabaik; (d) pengambil kebijakan, dengan kredibilitas yang terbentuk secara baik, akan I I I /r I I t I l I I I I I I I l I T 19 lebih efektif dalam mempengaruhi ekspektasi masyarakat dan memudahkan pelaksanaani nstru men-instrumen lainnya, sepertimoral suasiott. oooOooo DAFTAR PUSTAI(A Bemanke, Ben S. and Mark Gertler. L995. Inside the Blark Box: The Credit Channelof Monetary PolicyTransmission. Journal of Economic Perspective.Vol. 9. No. 4. Fall. Cooper, Russel and Andrerv John. l9BB. CoordinatingFailure in l(eynesian Models.Quarterly )ournal of Economics.August. Dfir,vandono, Soedradjad j. 1996. BeberaytaCatatan tentang Infasi sebagai Moneter.l(ompas.l0-l I April. Fenomenon CycJeand Gertler, Mark and Simon Gilchrist. 1994. Monetary PoliE, Business theBeltaviorof Small ManufarturingFimt. Quarterly Joumal of Economics.May. Mankiw, Gregory N. 1985. Sntall Mmu Costsand Large BusinessCyde: A ModeLQuafterly ]ournal of Economics.May. Maooeconontic. Coursein Maooeconomics. 1990. A QuickRefresher Journal of Economic Literature. December. Mechanisttt. ott theMonetary Transmission Mishkin, Frederic S. I995. Symposium Journal of PerspectiveEconomics.Vol. 9. No. 4. Fall. Modigliani, Franco and Albert Ando. 1963. The Lfe-Cycle Hypotltesisof Savtug AgregateIntpltcatiotrsand Tests.American Economic Review. March. Prijambodo, Bambang. 1995. IQbijakanaan StabilisasiEkortorni:Dari Sudut Pandang Teori Ekltcktasi Rasional. Publikasi Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas I ndonesia,No.00 I 7/Desember. 1995.RobertE. Lucas,lr danNobelEkonomi1995. Warta Ekonomi.30 Oktober I995. . 1996. Dfisit Anggaran:suafii Ttnjauan TeoritisSingkat.Maialah PerencanaanPembangunan.]uni. Stiglizt, |oseph E. and Andrew Weiss. l98l. Credit Rationing in Marketstvitlr ImTterfcxInfonnatior. American Economic Review. June. Taylor, ]ohn B. 1995. The Monetary TransntissionMechanisrn:An Enryirical FranteworkJournal of Economic Perspective.Vol. 9. No. 4. Fall. Yellen, )anet L. 1984. Eficicnry Wage Models of Unanyloynent. American Economic Review. May.