PROFIL PASIEN TUMOR OTAK DARI 10 RUMAH SAKIT DI

advertisement
PROFIL PASIEN TUMOR OTAK DARI 10 RUMAH SAKIT
DI SUMATERA UTARA
Aldy S. Rambe*, Aida Fithrie*, Tonam**
Departemen Neurologi FK-USU/
Perdossi Cabang Medan
ABSTRAK
Latar belakang: Tumor otak mencakup hanya 1.4% dari seluruh keganasan, namun tingkat kefatalan
yang tinggi membuat tumor otak mendapat perhatian khusus. Di Sumatera Utara belum ada data profil
pasien tumor otak.
Tujuan: Mengetahui profil pasien tumor otak di Sumatera Utara.
Metode penelitian: Studi deskriptif berbasis rumah sakit menggunakan data primer periode
September–Desember 2012.
Hasil: Dari 75 pasien tumor otak pada 10 Rumah Sakit di Sumatera Utara, didapatkan laki-laki 38
(50.7%) dan perempuan 37 (49.3%). Rerata usia: 51.45 (11–87) tahun. Bagian terbesar subyek
penelitian adalah ibu rumah tangga 26 (34.7%). Keluhan utama paling sering yang membuat pasien
mencari pengobatan adalah sefalgia 32 (42.7%), diikuti oleh penurunan kesadaran 17 (22.7%).
Manifestasi klinis yang dijumpai adalah sefalgia 67 (89.3%), dizziness/vertigo 41 (54.7%), kejang 22
(29.3%), muntah 32 (42.7%), gangguan motorik 46 (61.3%), gangguan sensorik 21 (28%), gangguan
kognitif 21 (28%). Subyek yang mempunyai riwayat tumor otak dalam keluarga hanya 7 (9.3%).
Subyek yang menjalani tindakan operatif 18 (24%) dan radioterapi 8 (10.7%). Keluaran subyek yang
hidup saat pulang dari rumah sakit dengan berbagai alasan adalah 71 (94.7%). Berdasarkan hasil CT
Scan/MRI kepala tumor primer dijumpai pada 56 (74.7%) subyek. Dari tumor primer ini, ditemukan
meningioma 25 (44.6%) dan astrositoma 19 (33.9%). Dari tumor sekunder, terbanyak metastasis
berasal dari paru 11 (57.9%) .
Kesimpulan: Jumlah pasien laki-laki sebanding dengan perempuan. Rerata usia 51.45 (11–87) tahun.
Keluhan utama tersering sefalgia dan penurunan kesadaran. Sebagian besar subyek mendapat terapi
konservatif dan hidup. Hasil CT Scan/MRI kepala terbanyak menunjukkan gambaran tumor primer.
Kata kunci: profil, Sumatera Utara, tumor otak
PROFILE OF BRAIN TUMOR PATIENTS
IN 10 HOSPITALS IN NORTH SUMATERA
Hospital-based Survey
Aldy S. Rambe*, Aida Fithrie*, Tonam**
Department of Neurology University of Sumatera Utara School of Medicine/
Indonesia Neurological Association, Medan Branch
ABSTRACT
Background: Although brain tumors only 1.4% of all tumors, high fatality rate made these tumors
needs special attention. In North Sumatera, there is no data on brain tumors patients profile.
Objective: To determine brain tumor patients’ profile in North Sumatera, Indonesia.
Method: A descriptive hospital-based study with primary data which taken from September–
December 2012.
Result: Of 75 brain tumor patients surveyed in 10 hospitals in North Sumatera 38 (50.7%) patients
were male and 37 (49.3%) patients were female. Mean of age was 51.45 (11–87) years old. Most of
the subjects were housewifes, 26 (34.7%) patients. The most common cause that brought these
patients to see doctors was headache 32 (42.7%), followed by decreased level of consciousness 17
(22.7%). Clinical manifestations found in these patients were headache 67 (89.3%), dizziness/vertigo
41 (54.7%), convulsion 22 (29.3%), vomitting 32 (42.7%), motor dysfunction 46 (61.3%), sensory
dysfunction 21 (28%), and cognitive decline 21 (28%). Only 7 patients (9.3%) had history of tumor in
his/her relatives. Eighteen patients (24%) were treated surgically and 8 (10.7%) were given
radiotherapy. Seventy one patients were alive (94.7%) when discharged from the hospitals due to
various reasons. Head CT Scan/MRI showed primary tumors in 56 (74.7%) patients. Of these primary
tumors 25 (44.6%) patients were meningioma and 19 (33.9%) were astrocytoma. Of 19 (25.3%)
patients with secondary tumor, most common primary tumor were found in the lung 11 (57.9%).
Conclusion: Sex of the patients were equally distributed with mean of age was 51.45 (11–87) years
old. The most common cause that brought these patients to seek for treatment were headache. Most of
these patients were treated conservatively. The most common head CT Scan/MRI findings showed
primary tumors.
Keywords: brain tumor, North Sumatera, profile
PENDAHULUAN
Tumor otak mencakup hanya 1.4% dari seluruh keganasan, namun tingkat kefatalan yang tinggi
dan pengalaman traumatik yang tidak dapat dihindari bagi pasien dan anggota keluarga membuat tumor
otak mendapat perhatian khusus.1 Penanganan pasien pada tumor otak berbeda dengan keganasan di
tempat lain.2
Pada orang dewasa, tumor otak sekunder sepuluh kali lebih sering ditemukan daripada tumor otak
primer, sedangkan insidensi tumor otak primer mencapai 14.4/100.000 penduduk dengan glioma sebagai
jenis terbanyak (40%).1,3
Tumor otak berdasarkan histopatologi diklasifikasikan dalam: tumor jaringan neuroepitelial
(glioma,
termasuk
astrositoma,
astrositoma
anaplastik,
glioblastoma,
oligodendroglioma, dan
ependimoma), tumor meningen (meningioma dan hemangioblastoma), tumor sel germinal, dan tumor
daerah sellar (tumor pituitary dan kraniofaringioma). 4
METODE
Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan metode potong lintang terhadap pasien tumor
otak yang menjalani perawatan pada 10 rumah sakit di Provinsi Sumatera Utara. Pengumpulan data
dilaksanakan dari bulan September–Desember 2012 oleh para dokter spesialis saraf yang bertugas di
rumah sakit-rumah sakit yang terlibat dalam penelitian ini.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan software pengolahan data Statistical Package for
Social Sciences (SPSS).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Telah dilakukan pengumpulan data terhadap pasien tumor otak yang menjalani perawatan pada
10 rumah sakit di Sumatera Utara, didapatkan total 75 subyek penelitian untuk studi deskriptif.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pada sampel yang diteliti, didapatkan laki-laki 38 (50.7%) dan
perempuan 37 (49.3%). Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60.74%) dibanding perempuan
(39.26%).4,5
Rerata usia pada penelitian ini adalah 51.45 (11–87) tahun. Di Amerika Serikat, rerata usia saat
ditegakkan diagnosis pada pasien dengan tumor primer adalah 57 tahun. 4 Meskipun tumor dapat terjadi
pada semua usia, namun lebih sering terjadi pada usia pertengahan akhir. 6
Sebagian besar pekerjaan subyek penelitian adalah ibu rumah tangga 26 (34.7%).
Tabel sebaran kondisi medis subyek (tabel 2) menunjukkan keluhan utama tersering: sefalgia 32
(42.7%), diikuti dengan penurunan kesadaran 17 (22.7%), hemiparesis 12 (16%), dan kejang 11 (14.7%).
Manifestasi klinis yang dialami pasien: sefalgia 67 (89.3%), dizziness/vertigo 41 (54.7%), kejang 22
1
(29.3%), muntah 32 (42.7%), gangguan motorik 46 (61.3%), gangguan sensorik 21 (28%), gangguan
kognitif 21 (28%), dan penurunan kesadaran 17 (22.7%). Sefalgia merupakan gejala pertama yang
terdapat pada sekitar 30–40% dari pasien tumor otak.4,6 Kejang terdapat pada 33% dari pasien tumor
otak.6 Bangkitan kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak pada 25% kasus dan lebih dari 35%
kasus pada stadium lanjut.4 Muntah terdapat pada 30% kasus dan umumnya menyertai nyeri kepala. 4
Pasien yang mempunyai riwayat tumor otak dalam keluarga hanya 7 (9.3%). Pasien yang
menjalani tindakan operatif 18 (24%) dan radioterapi 8 (10.7%). Keluaran pasien yang hidup 71 (94.7%).
Berdasarkan hasil CT Scan/MRI kepala: primer 56 (74.7%), sekunder 19 (25.3%). Dari tumor
sekunder, terbanyak metastasis dari paru 11 (57.9%), sedangkan tumor primer: meningioma 25 (44.6%)
dan astrositoma 19 (33.9%). Berdasarkan penelitian Fisher, dkk. didapatkan tumor otak primer (80%) dan
sekunder (20%).4 Metastasis otak dijumpai pada 20-40% pasien kanker dan memiliki perbandingan 10:1
dengan tumor otak primer.7,8 Jenis kanker yang paling sering bermetastasis ke otak adalah kanker paru,
yaitu 30-60% dari seluruh metastasis otak.7,8 Di AS didapat 35.000 kasus baru dari tumor otak setiap
tahun, jenis tumor terbanyak yang dijumpai adalah meningioma (39.26%). 4,5 Pada penelitian Jepang, 32%
dari tumor otak primer adalah meningioma.6 Astrositoma sekitar 35% dari tumor otak primer.5,6
Keterbatasan penelitian ini adalah pemindaian neuroimajing dilakukan dengan alat yang berbeda
dan diinterpretasikan oleh ahli radiologi yang berbeda pula, sehingga akurasi diagnostik secara radiologis
bervariasi, diagnosa pasti tidak didapat karena tidak dilakukan biopsi dan keluaran yang akurat juga tidak
diperoleh karena pasien tidak diikuti perjalanan penyakitnya setelah keluar dari rumah sakit.
Tabel 1. Sebaran karakteristik demografik subyek penelitian
Karakteristik Demografik
Jenis kelamin
 Laki-laki
 Perempuan
Pekerjaaan
 IRT
 Swasta
 Tidak bekerja
 Lain-lain
 Pensiunan
 PNS
Jumlah
Persentase
38
37
50.7
49.3
26
17
13
8
6
5
34.7
22.7
17.3
10.7
8.0
6.7
2
Tabel 2. Sebaran kondisi medis subyek penelitian
Kondisi Medis
Keluhan utama
 Sefalgia
 Penurunan kesadaran
 Kejang
 Hemiparesis
 Gangguan penglihatan
 Vertigo
Kesadaran
 Sadar
 Penurunan kesadaran
Sefalgia
 Ya
 Tidak
Dizziness/vertigo
 Ya
 Tidak
Kejang
 Ya
 Tidak
Muntah
 Ya
 Tidak
Gangguan motorik
 Ya
 Tidak
Gangguan sensorik
 Ya
 Tidak
Gangguan kognitif
 Ya
 Tidak
Riwayat keluarga
 Ya
 Tidak
Operasi
 Ya
 Tidak
Radioterapi
 Ya
 Tidak
Outcome
 Hidup
 Mati
Hasil CT Scan/MRI
 Primer
 Metastasis
Jumlah
Persentase
32
17
12
11
2
1
42.7
22.7
16.0
14.7
2.6
1.3
58
17
77.3
22.7
67
8
89.3
10.7
41
34
54.7
45.3
22
53
29.3
70.7
32
43
42.7
57.3
46
29
61.3
38.7
21
54
28.0
72.0
21
54
28.0
72.0
7
68
9.3
90.7
18
57
24.0
76.0
8
67
10.7
89.3
71
4
94.7
5.3
56
19
74.7
25.3
3
KESIMPULAN
Jumlah pasien laki-laki sebanding dengan perempuan. Rerata usia 51.45 (11–87) tahun. Keluhan
utama tersering adalah sefalgia. Pada saat pertama kali diperiksa, sebagian besar pasien sadar penuh.
Sebagian besar pasien mendapat terapi konservatif dan keluarannya hidup pada saat keluar dari rumah
sakit dengan berbagai alasan. Berdasarkan hasil CT Scan/MRI kepala terbanyak menunjukkan gambaran
tumor primer (meningioma dan astrositoma). Diagnosa pasti tidak diperoleh karena tidak dilakukan
biopsi.
DAFTAR ISI
1. Bondy ML, El-Zein R, Wrensch M. Epidemiology of Brain Cancer. In: Schiff D, O’Neill BP
(ed). Principles of Neuro-Oncology. US: McGraw-Hill;2005.p3-15.
2. Grossman, SA. General Care of Patients with Cancer Involving the Central Nervous System in
Tonn JC, Westphal M, Rutka JT, Grossman SA (et ed). Neuro-Oncology of CNS Tumors. New
York:Springer;2006.p.688-96.
3. Dorai Z, Sawaya R, Yung WKA. Brain Metastasis in Tonn JC, Westphal M, Rutka JT, Grossman
SA (et ed). Neuro-Oncology of CNS Tumors. New York: Springer;2006.p303-23.
4. Fisher JL, Schwartzbaum JA, Wrensch M, Wiemels JL. Epidemiology of Brain Tumors. Neurol
Clin 2007;25:867-90.
5. Bondy ML, Scheurer ME, Malmer B, et al. Brain Tumor Epidemiology: Consensus from the
Brain Tumor Epidemiology Consortium (BTEC). Cancer 2008; 113(7 Suppl):1953-68.
6. DeAngelis LM, Gutin PH, Leibel SA, Posner JB. Intracranial Tumors Diagnosis and Treatment.
Martin Dunitz;2002.
7. Schiff D, Wen PT. Cancer Neurology in Clinical Practice. New Jersey;2003.
8. Tonn JC. Westphal M, Rutka JT, Grossman SA. Neurooncology of CNS Tumors. Berlin:
Springer;2006.
Daftar Kontributor Penelitian :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
dr. Puji P.O.Sinurat, SpS : RS H. Adam Malik Medan
dr. Cut Aria Arina, Sp.S : RS H. Adam Malik Medan
dr. Kiki M. Iqbal, Sp.S : RS H. Adam Malik Medan
dr. Aida Fithrie, Sp.S : RS H. Adam Malik Medan
dr. Alfansuri Kadri, Sp.S : RS H. Adam Malik Medan
dr. Haflin S. Hutagalung, Sp.S : RS H. Adam Malik Medan
dr. Tonam, Sp.S : RS Columbia Asia Medan, RS Methodist Medan, RS Deli Medan.
dr. Goldfried P. Sianturi, Sp.S : RS dr Pirngadi Medan
dr. Benny M. Silaen, Sp.S : RS Elisabet, RS Deli Medan, RS Medistra Lubuk Pakam.
dr. Luhu A. Tapiheru, Sp.S : RS Sari Mutiara Medan.
dr. Silvana Asrini, Sp.S : RS Imelda Medan
dr. Budi Santoso, Sp.S : RS Martha Friska Medan
4
Download