Siti Zahreni, Ratna Sari Dewi Pane: Pengaruh Adversity Quotient… PENGARUH KOMUNIKASI DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN PENGAWASAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMATERA BAGIAN UTARA Saumanda Tazilio Ierhasy*, Prihatin LR**, Parapat G** *Alumnus S2 Ilmu Manajemen FEB USU **Dosen S2 IM FEB USU Abstract: The purpose ofthis study was to determine the effect of communicationon employee performance and competency with monitoring as a moderating variable in the PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan. The analytical method usedis descriptive analysis method and multiple line arregression analysis method. In the results showed that simultaneous communication and work competence and a significant positive effecton the performance of employees of PT. Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan. Partial test showed that communication and work competen cere spectively positive and significant effecton the performance of employees at PT.Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan. But with the monitoring as a moderating variable is not significant to the performance of communication. Work competence is the most dominant variables affect the performance of employees at PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III field. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi dan kompetensi terhadap kinerja pegawai dengan pengawasan sebagai variable moderating pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak komunikasi dan kompetensi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan.Uji parsial menunjukkan bahwa komunikasi dan kompetensi kerja masingmasing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan.Tetapi degan adanya pengawasan sebagai variable moderating komunikasi tidak signifikan terhadap kinerja.Kompetensi kerja adalah variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan. Kata kunci: komunikasi, kompetensi kerja, pengawasan dan kinerja karyawan PENDAHULUAN Globalisasi yang terjadi saat ini memberikan dampak yang signifikan bagi kelangsungan hidup organisasi.Globalisasi telah menyebabkan terjadinya perubahanperubahan yang begitu cepat di dalam bisnis, yang menuntut organisasi untuk lebih mampu beradaptasi, mempunyai ketahanan, mampu melakukan perubahan arah dengan cepat dan memusatkan perhatiannya kepada pelanggan. Keberhasilan pengelolaan organisasi sangatlah ditentukan oleh keberhasilan dalam mengelola sumber daya manusia. Dalam suasana bisnis seperti ini, Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam perusahaan harus mampu untuk menjadi mitra kerja yang dapat diandalkan, baik oleh para pimpinan puncak perusahaan maupun manajer lini. Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM memiliki potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya 151 Jurnal Ekonom, Vol 17, No 3, Juli 2014 sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Sumber Daya Manusia yang berkualitas memberikan pengaruh yang sangat baik apabila dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Setiap perusahaan ingin pegawainya memiliki kinerja yang tinggi dalam bekerja. Dengan kinerja pegawai yang tinggi, diharapkan tujuan perusahaan akandapat tercapai sebagaimana telah direncanakan. Dalam suatu perusahaan yang sudah besar dan berkembang, terkadang dilakukan pemisahan unit-unit atau bagian-bagian dalam perusahaan menjadi lebih spesifik. Pemisahan ini kemungkinan akan menyebabkan komunikasi antar pegawai menjadi terhambat, komunikasi tidak berjalan secara efektif, karena masingmasing unit terpisah memiliki task duty serta visi masing-masing. Hal ini menyebabkan setiap pegawai pada masingmasing sentra terfokus pada pekerjaan di masing-masing unit atau bagian tersebut tanpa melakukan komunikasi dengan pegawai lainnya.Adanya pemisahan ini juga menyebabkan struktur komunikasi menjadi terbagi-bagi atau terpisah-pisah.Kondisi ini diduga menjadi salah satu penyebab tidak optimalnya kinerja pegawai dalam mencapai tujuan perusahaan. Selain komunikasi yang efektif, kinerja pegawai juga dipengaruhi oleh pengawasan kerja yang juga akan meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Orang yang paling tepat melaksanakan pengawasan kerja tentu pimpinan langsung.Hal ini disebabkan pimpinan yang paling tahu dan paling dekat dengan para pegawainya.Pengawasan kerja yang baik dapat berdampak baik juga terhadap pegawainya. Tindakan perbaikan ini membutuhkan waktu dan proses agar terwujud untuk mencapai hasil yang diinginkan. Karena laporan-laporan berkala sangat penting sebab dalam laporan itu dapat diketahui situasi yang nyata.Oleh karena itu, pimpinan harus melakukan 152 pengawasan kerja yang efektif sehingga pegawai mampu mencapai prestasi kerja yang optimal dalam bentuk produktivitas kerja.Meskipun telah dilakukan pengawasan kerja oleh pimpinan namun, kesalahan-kesalahan pekerjaan tetap terjadi.Dalam hal ini, dapat dilihat dari hasil kerja pegawai. Menurut Husnaini (2001:400)pengawasan merupakan proses pemantauan, penilaian dan pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna penyempurnaan tugas lebih lanjut karena pengawasan merupakan suatu hal yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan.Karyawan adalah aset utama perusahaan yang menjadi pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Karyawan memiliki perasaan,pikiran, keinginan, status, dan latar belakang pendidikan, usia dan jenis kelamin yang berbeda, yang dibawa ke dalam organisasi. Karyawan bukanlah mesin, uang dan materil yang sifatnya pasif dan dapat dikuasai serta diatur sepenuhnya dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan pengawasan terhadap para karyawannya dalam bekerja, karena terkadang banyak karyawan yang melakukan pengingkaran dalam bekerja jika tidak diawasi seperti menunda waktu pekerjaan, bekerja tidak sepenuh hati, melakukan kecurangan sehingga akan berdampak negatif kepada pencapaian tujuan yang efektif dan efisien. Pada dasarnya pengawasan berarti pengamatan dan pengukuran sesuatu kegiatan operasional dan hasil yang dicapai dibandingkan dengan sasaran dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan dilakukan dalam usaha menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan kebijakan, strategi, keputusan, rencana dan program kerja yang telah dianalisa, dirumuskan dan ditetapkan sebelumnya dalam wadah yang disusun (Siagian, 2003:113).Perusahaan yang melaksanakan pengawasan secara baik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan, maka diharapkan dapat memperkecil timbulnya hambatan- hambatan yang terjadi dan segera mungkin diantisipasi sehingga dapat Saumanda Tazilio Ierhasy, Prihatin LR, Parapat G: Pengaruh Komunikasi… meningkatkan efesiensi kerja karyawan demi kelancaran aktivitas perusahaan. Didalam suatu perusahaan, atasan dan bawahan penting untuk menjalin hubungan emosional yang dapat dilakukan dengan memperkuat komunikasi dan peningkatan kompetensi kerja. Hal ini menjadi sangat penting mengingat melalui komunikasi dari pimpinan kepada bawahan atau karyawan diharapkan dapat memperoleh pengetahuan, pengertianpengertian, kebijakan-kebijakan pimpinan yang berkaitan erat dengan pencapaian program dan target, serta mampu melaksanakannya, lebih jauh lagi dapat menjaga konsistensi pelaksanaan dan pencapaian target bisnis. Kompetensi pada dasarnya merupakan gambaran apa yang seharusnya dilakukan seorang dalam pekerjaannya. Menurut asal katanya kompetensi berasal dari kata kompeten yang berarti cakap atau menguasai. Sedangkan kompetensi itu sendiri berarti (a) kekuasaan untuk memutuskan sesuatu; (b) kemampuan menguasai secara abstrak dan kongkrit. Menurut Makmun (2002:1), kompetensi adalah menunjukan pada tindakan rasional yang dapat mencapai tujuan-tujuannya secara memuaskan berdasarkan kondisi (prasyarat) yang ditetapkan. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribusi Wilayah III Sumatera Bagian Utaradisingkat PGN adalah sebuah BUMN yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi.Perusahaan ini menuntut kinerja optimal dari seluruh pegawai dalam mencapai visi dan misi perusahaan diantaranya melalui komunikasidan pemberian pengawasan.PGN SBU III menjalankan kegiatan usaha distribusi/niaga dan satu SBU yang mengoperasikan jaringan pipa transmisi South Sumatera- West Java (SSWJ) yang meliputi area penjualan dan pelayanan Medan, Pekanbaru, dan Batam. PT. PGN (Persero) Tbk SBU III Medan juga mengalami tantangan dalam pengaplikasikan model kompetensi yang berorientasi dengan penilaian kerja diantaranya tanggung jawab karyawan, kemampuan berkomunikasi, tingkat kehadiran karyawan, pengetahuan dalam bidang pengoprasian alat tehnologi, dan kemampuan karyawan untuk melaksanakan tugas dan menyelesaikannya tepat waktu dan tepat sasaran. Masalah yang terlihat dari model kompetensi tersebut yang paling dominan terkait adalah sikap para karyawan terhadap perusahaan, diantaranya adalah seringnya karyawan melakukan pelanggaran disiplin kerja perusahaan akibat dari penyalagunaan wewenang jabatan, melalaikan pelaksanaan tugas sehingga menimbulkan kerugian bagi perusahaan maupun lingkungan kerja, sehingga karyawan diberikan sanksi/hukuman berupa surat tegoran, peringatan, skorsing, degradasi, dan PHK terhadap karyawan Bahwa peningkatan karyawan yang mendapatkan sanksi akibat pelanggaran kerja terkait sikap karyawan didalam perusahaan dari tahun ketahun meningkat hingga tahun 2012. Pada tahun 2011 peningkatan jumlah karyawan yang mendapatkan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan meningkat dari tahun sebelumnya, 13 karyawan menerima sanksi dari perusahaan, hal tersebut sangat jelas dapat menjadi acuan bahwa ada masalah yang terjadi pada PT. PGN (Persero) Tbk SBU III Medan terkait kompetensi karyawan. METODE Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.Menurut Kuncoro (2003) bahwa penelitian deskriptif kuantitatif meliputi pengumpulan data untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian.Sifat penelitian adalah penelitian penjelasan (explanatory research). Sugiyono (2007) menyatakan bahwa penelitian explanatory merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungannya antara satu variabel dengan variabel yang lain. Penelitian ini dilakukan di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan, Jl. Imam Bonjol 15-D Medan 20112 Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2014 sampai bulan Juni 2014.Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan organik(karyawan tetap) PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan yang berjumlah 99 orang. Berhubung 153 Jurnal Ekonom, Vol 17, No 3, Juli 2014 jumlah populasi pada objek penelitian ini hanya 99 orang maka untuk penarikan sampel peneliti menggunakan metode sensus dimanasemua anggota populasi menjadi sampel. Analisis regresi linier berganda ini dipilih karena variabel terikat dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel bebas atau variabel penjelas.Regresi linier berganda menggunakan model persamaan sebagai berikut: Y = a+ b1X1+ b2X2+e dimana : Y = Kinerja X1 = Komunikasi X2 = Pengawasan e = standard error a = Konstanta b1 = Koefisien regresi variabel komunikasi b2 = Koefisien regresi variabel pengawasan Untuk analisis dan pengujian hipotesis, data diolah secara statistik dengan menggunakan alat bantu program statistik SPSS (Statistical Program/Package for Social Science) versi 18.0. Analisis Regresi Dengan Variabel Moderating Variabel moderating adalah variable independen yang berfungsi menguatkan atau melemahkan hubungan antara variable independen terhadap variabel dependen (Liana, 2009:91).Regresi dengan variabel moderating, hipotesis menggunakan model persamaan sebagai berikut: Y = a+ b1X1+ b2X2+b3X1X2X3+ e dimana : Y = Kinerja X1 = Komunikasi X2 = Pengawasan X3 = Kompetensi e = standard error a = Konstanta b1 = Koefisien regresi variabel komunikasi b2 = Koefisien regresi variabel pengawasan b3 = Koefisien regresi variabel kompetensi HASIL PGN merupakan perusahaan publik yang memiliki ruang lingkup bisnis di bidang penyediaan kebutuhan gas bumi 154 yang meliputi kegiatan transmisi dan distribusi gas bumi dengan pengalaman selama empat dekade.Kegiatan usaha transmisi gas bumi PGN saat ini mengoperasikan tiga jaringan pipa transmisi gas bumi yang meliputi jalur Grissik – Duri, Grissik – Singapura, dan jaringan pipa transmisi Medan dengan total panjang pipa sebesar 1.073 km dan volume penjualan gas bumi sebesar kurang lebih 500 MMSCFD serta memiliki kontribusi sebesar 40% dari total keuntungan yang diperoleh PGN. Selain itu, PGN juga merencanakan untuk melaksanakan proyek konstruksi jaringan pipa transmisi gas bumi sepanjang 2.814 km yang terdiri atas: a. Jalur Pagar Dewa – Cilegon, Cilegon – Cimanggis, Grissik – Pagar Dewa (Proyek Sumatera Selatan – Jawa Barat) dengan panjang pipa sebesar 746 km. b. Jalur Duri – Medan dengan panjang pipa sebesar 450 km. c. Jalur Kalimantan Timur – Jawa Timur – Jawa Barat dengan panjang pipa sebesar 1.600 km. Kegiatan usaha distribusi gas bumi PGN saat ini dilaksanakan melalui tiga belas area penjualan yang berada di bawah pembinaan masing-masing SBU yaitu area penjualan Jakarta, Bogor, Banten, Cirebon, Bekasi, Karawang, Palembang, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Medan, Batam, dan Pekanbaru dengan total panjang pipa sebesar lebih dari 2.500 km dan volume penjualan gas bumi sekitar 300 MMSCFD serta memiliki kontribusi sebesar 60% dari total keuntungan yang diperoleh PGN. Mengingat wilayah usaha PGN yang luas yaitu meliputi pulau Sumatera dan Jawa, maka untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada para pelanggannya PGN membagi wilayah usaha distribusi gasnya ke dalam 3 (tiga) Wilayah Strategic Business Unit (SBU).Pembentukan SBU bertujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan jaringan dan fasilitas di wilayah SBU sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan menuju kepuasan pelanggan serta mempercepat penetrasi dan ekspansi pasar. Ketiga SBU yang dimaksud adalah: a. SBU Distribusi Wilayah I Jawa Bagian Barat, meliputi wilayah Jawa Bagian Saumanda Tazilio Ierhasy, Prihatin LR, Parapat G: Pengaruh Komunikasi… Barat sampai dengan Sumatera Bagian Selatan. b. SBU Distribusi Wilayah II Jawa Bagian Timur, meliputi wilayah Jawa Bagian Timur yang terbagi atas 2 (dua) wilayah operasi yaitu operasi wilayah I (Surabaya-Gresik) dan operasi wilayah II (SidoarjoMojokerto dan Pasuruan- Probolinggo), serta 3 (tiga) Area Penjualan yaitu Area SurabayaGresik, Area Sidoarjo-Mojokerto, dan Area Pasuruan-Probolinggo. c. SBU Distribusi Wilayah III Sumatera Bagian Utara, meliputi wilayah Medan dan sekitarnya, Kepulauan Riau, Riau dan Jambi. Gambar .1 :Sumber Gas, Jaringan Pipa dan Fasilitas PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGN mempunyai tiga wilayah penjualan di bidang distribui (SBU I, II, III) dan satu wilayah layanan transmisi (SBU Transmisi Sumatera-Jawa) serta mempunyai tujuh Entisitas Anak yang bergerak di berbagai bidang. Gambar 2 :Struktur Grup PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 155 Jurnal Ekonom, Vol 17, No 3, Juli 2014 Berdasarkan analisis regresi linier berganda diperoeh nilai koefisien b1 variabel Komunikasi sebesar 0.889 nilai koefisien b2 dan variabel Kompetensi Kerja sebesar 1.491 dan nilai konstanta (a) adalah 1.203, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 1.203 + 0.889X1 + 1.491X2 Berdasarkan persamaan diatas maka dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Konstanta (a) = 1.203, ini menunjukkan bahwa jika variabel Komunikasi dan Kompetensi Kerja dianggap konstan maka secara signifikan mempengaruhi Kinerja pegawai (Y) PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 2. Koefisien b1 (X1) = 0.889, menunjukkan bahwa variabel Komunikasi berpengaruh terhadap Kinerja pegawai atau dengan kata lain jika variabel Komunikasi ditingkatkan satu satuan maka Kinerja Karyawan akan meningkat sebesar 0.889 satuan. 3. Koefisien b2 (X2) = 1.491, menunjukkan bahwa variabel Kompetensi berpengaruh terhadap Kinerja pegawai. Dengan kata lain jika variabel Kompetensi ditingkatkan satu satuan maka Kinerja pegawaiakan meningkat 1.491 satuan. Nilai koefisien determinasi R = 0.737 berarti hubungan (relation) antara Komunikasi dan Kompetensi terhadap Kinerja Pegawai sebesar 73,7%. Artinya hubungannya erat.Semakin besar R berarti hubungan semakin erat. Uji Serempak ( Uji F) Tabel 1. Uji F b ANOVA Model 1 Regres sion Residu al Total Sum of Squares 585.699 492.591 Mean df Square 2 292.850 66 F Sig. 39.2 .000a 38 7.463 1078.29 68 0 A. Predictors: (constant), kompetensi, komunikasi B. Dependent variable: KINERJAPEGAWAI Sumber hasil pengolahan SPSS 18.0, Juni (2014) Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat hasil Uji F secara simultan, dan diperoleh signifikansi F= 0,000. Karena tingkat signifikansi (0.000< 0,05) maka hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu 156 Komunikasi (X1) dan Kompetensi (X2) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja Pegawai PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan (Y). Uji Parsial (Uji t) Tabel 2. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta t 1 (Const 1.203 2.679 6.421 ant) KOM .889 .316 .346 2.816 UNIK ASI KOM 1.491 .412 .444 3.617 PETE NSI a. Dependent Variable: KINERJAPEGAWAI Sig. .000 .006 .001 Sumber hasil pengolahan SPSS 18.0, Juni (2014) Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa: 1. Untuk variabel komunikasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0.006 < 0.05. 2. Untuk variabel kompetensi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0.001 < 0.05. nilai t hitung (3.617) > t tabel 1.663. Hasil Regresi Berganda Dengan Variabel Moderating 1. Uji Interaksi Tabel 3. Uji Interaksi Model Coefficientsa Standa Unstandardi rdized zed Coeffi Coefficients cients Collinearit y Statistics Tole Std. ranc B Error Beta t Sig. e VIF 1 (Constan - 13.02 - .83 t) 2.6 9 .20 7 96 7 Komuni 1.1 .588 .442 1.9 .05 .112 8.9 kasi 35 30 8 20 Kompete 2.2 .970 .683 2.3 .02 .070 14. nsi 94 64 1 236 Pengawa 1.1 .447 .568 2.6 .01 .123 8.1 san 63 03 1 09 Interaksi .004 -.680 - .23 .018 55. .00 1.1 9 786 5 88 a. Dependent Variable: KINERJAPEGAWAI Sumber hasil pengolahan SPSS 18.0, Juni (2014) Saumanda Tazilio Ierhasy, Prihatin LR, Parapat G: Pengaruh Komunikasi… Berdasarkan Tabel di atas diketahui pada kolom kedua (unstandardized Coefficients) diperoleh nilai b1 variabel Komunikasi sebesar 1.135 nilai b2, variable Kompetensi Kerja sebesar 2.294, variabel Pengawasan sebesar 1.163 nilai b3 dan nilai konstanta (a) adalah -2.696, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y= -2.696+1.135X1+2.294X2+1.163X30.005X1X2X3 Pada uji t terlihat bahwa variable interaksi bukanlah variable moderating, hal ini terlihat dari nilai signifikan di atas 0.05. 2. Absolut Residual atau Uji Nilai Selisih Mutlak Tabel 4. Uji Nilai Selisih Mutlak Coefficientsa Stand Unstanda ardize rdized d Coefficie Coeffi nts cients Std. Erro B r Beta t Sig. 1 (Constant) 40. .517 79. .00 91 219 0 8 Zscore(KOM .95 .458 .240 2.0 .04 UNIKASI) 5 83 1 Zscore(KOM 1.2 .448 .310 2.7 .00 PETENSI) 33 52 8 Zscore(PENG 1.4 .364 .352 3.8 .00 AWASAN) 01 50 0 Selisih - .347 -.202 - .00 .93 2.6 9 4 92 a. Dependent Variable: KINERJAPEGAWAI Model Collineari ty Statistics Tole ranc e VIF .407 .426 .646 .961 2.4 56 2.3 48 1.5 49 1.0 41 Sumber hasil pengolahan SPSS 18.0, Juni (2014) Hasil tampilan output di atas menunjukkan bahwa secara individu variabel ZKomunikasi memberikan nilai koefisien 0.955 dengan probabilitas signifikan 0,041. Variabel ZKompetensi memberikan nilai koefisien 1.233 dengan probabilitas signifikan 0,008.Variabel ZPengawasan memberikan nilai koefisien 1.401 dengan probabilitas signifikan 0.000.Ketiga variabel ini dapat disimpulkan berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai.Variabel moderating Selisih ternyata memberikan nilai koefisien yang negative yaitu -0.934.Temuan ini konsisten dengan pengujian interaksi. 3. Uji Residual Tabel 5. Uji Residual Coefficientsa Model Standa Unstandardiz rdized ed Coeffi Coefficients cients Std. Error Beta - 1.893 4.130 B 1(Constan t) Kinerjap egawai .157 .047 .375 Collinear ity Statistics Tole ranc V t Sig. e IF - .03 2.1 3 82 3.3 .00 1.00 1. 07 2 0 00 0 a. Dependent Variable: absolut Sumber hasil pengolahan SPSS 18.0, Juni (2014) Jika hasilnya signifikan dan koefisien parameternya negatif, maka variabel Pengawasan merupakan variabel moderating.Jelas bahwa dilihat pada Tabel di atas walaupun variabel Kinerja Pegawai signifikan, tetapi nilai koefisien parameternya positif, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Pengawasan bukanlah variabel moderating.Pengawasan dianggap variabel moderating kalau nilai koefisien parameternya negatif dan signifikan. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dan kompetensi kerja secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan.Berdasarkan data jawaban responden terhadap variabel komunikasi diketahui jawaban dominan setuju terdapat pada pernyataan pertama (Media komunikasi yang ada meringankan beban pekerjaan Anda) berdasarkan data tersebut media komunikasi yang ada meringankan beban pekerjaan pegawai.Komunikasi organisasi adalah suatu proses komunikasi yang menggunakan media yaitu bahasa atau simbol-simbol yang biasa digunakan untuk mentransfer pesan-pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan melalui proses komunikasi agar diperoleh suatu hasil yang sangat berarti bagi suatu organisasi. (Purwanto, 2006:20). Hal ini tentu didorong oleh perusahaan yang telah mampu mengarahkan karyawan secara intensif mengenai tata cara dan kegiatan yang telah ditentukan perusahaan. Perusahaan harus 157 Jurnal Ekonom, Vol 17, No 3, Juli 2014 mempertahankan pengarahan dan pengawasan yang lebih intensif lagi agar karyawan dapat lebih mampu melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar pekerjaan untuk pencapaian kinerja yang maksimal. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian terdahulu, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Lisnawati (2014) yang menunjukkan bahwa .Komunikasi (X1) dan Kompetensi Kerja (X2) secara bersamasama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan (Y), serta penelitian yang dilakukan oleh Sriwidodo (2011) yang menunjukkanuji signifikansi pengaruh kompetensi terhadap kinerja pegawai diperoleh pvalue sebesar 0,000 < 0,05 berarti kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Pengaruh komunikasi terhadap kinerja pegawai diperoleh pvalue sebesar 0,014 < 0,05 berarti komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Berdasarkan data responden terhadap variabel Kompetensi kerja jawaban dominan setuju terdapat pada pernyataan kedua (Anda selalu melaksanakan pekerjaan tepat waktu) berdasarkan data tersebut karyawan dalam perusahaan telah mampu untuk mematuhi norma sosial yang berlaku dalam menyelesaikan pekerjaan seperti kedisiplinan dalam mengerjakan tugas, menyerahkan laporan kerja atau tugas secara tepat waktu dan kerapian dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Hutapea dan Thoha (2008:28) mengungkapkan kompetensi knowledge, skill, dan attitude cenderung lebih nyata dan relatif berada di permukaan (ujung) sebagai kerteristik yang dimiliki manusia.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan kemauan untuk melakukan tugas dengan kinerja yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan tentunya memiliki peraturan atau aturan norma-norma sosial yang berlaku yang telah disepakati bersama. Untuk menerapkan peraturan peraturan tersebut diperlukan adanya peraturan disiplin yang memuat pokokpokok kewajiban, larangan dan sanksi 158 apabila tidak ditaati apabila larangan atau norma yang berlaku dilanggar. Dengan demikian, karyawan mampu melaksanakan pekerjaannya dengan baik yang diikuti dengan peningkatan kinerja karyawan dan kinerja perusahaan. Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel pengawasan diketahui jawaban yang dominan setuju adalah pernyataan pertama (Atasan selalu membuat standar kinerja sebelum memberikan program kerja.) berdasarkan jawaban responden tersebut karyawan menilai Atasan telah mampu untuk membuat standar kinerja sebelum memberikan program kerja sehingga kinerja yang diberikan karyawan sesuai standar penyelesaian tugas yang telah ditentukan perusahaan. Atasan harus terus melakukan pengawasan dan selalu memberikan perhatian serta terbuka kapanpun, karena hal tersebut akan mempengaruhi penyelesaian tugas yang diberikan pada karyawan, setiap karyawan memerlukan bantuan dalam pekerjaannya karena hal ini dapat membuat karyawan mampu lebih cepat menyelesaikan tugas dan merasakan arahan dari atasan dalam setiap pekerjaan yang diberikan agar kinerja karyawan tercapai secara optimal. Hal ini sejalan dengan yang di ungkapkan oleh Sule dan Saefullah (2005: 317), yang mendefinisikan pengawasan merupakan sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dalam pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan tersebut. Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel kinerja diketahui jawaban yang dominan setuju adalah pernyataan kedua (Anda berusaha mencapai target kerja yang telah ditentukan) berdasarkan jawaban responden tersebut karyawan telah mampu untuk mencapai target kerja yang telah ditentukan oleh perusahaan. Karyawan harus terus berusaha dan selalu memberikan kontribusi nya terhadap perusahaan, karena hal tersebut akan mempengaruhi hasil kerja karyawan. Kinerja karyawan merupakan hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi atau kinerja karyawan merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang Saumanda Tazilio Ierhasy, Prihatin LR, Parapat G: Pengaruh Komunikasi… karyawan dalam melaksanakantugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2009:9). Berdasarkan Uji t, komunikasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.Pada variabel komunikasi responden merasa komunikasi yang diarahkan dengan jelas dan intensif oleh perusahaan kepada karyawan dapat memicu semangat karyawan dalam bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing karyawan. Sehingga hal yang dapat dilakukan untuk lebih meningkatkan komunikasi kepada karyawan yaitu dengan mengarahkan dengan intensif mengenai tata cara dan kegiatan yang harus mereka jalani agar diharapkan nantinya komunikasi yang tertanam dengan baik dapat mendorong karyawan untuk meningkatkatkan dan mengembangkan kemampuan karyawan dalam memanfaatkan teknologi dan ilmu pengetahuan yang relevan dalam bekerja, menciptakan keterbukaan dalam proses pekerjaan serta perubahan sikap yang lebih mengahargai antar individu maupun satuan kerja dengan saling menghormati kepentingan bersama dan etika yang lebih baik untuk mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan hasil penelitian, Kompetensi memiliki pengaruh positif dan signifikan yang paling dominan terhadap kinerja karyawan. Dimana jika variabel kompetensi kerja ditingkatkan maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 1.491.Hal tersebut menjadi dorongan bagi perusahaan untuk mengidentifikasi, menentukan, dan mengelola kompetensi pada setiap karyawan serta berusaha untuk mencari dan menetapkan orang-orang yang memiliki kompetensi sesuai dengan penempatan kerja karyawan.Hal ini yang dapat dilakukan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai Kompetensi kerja, agar mendukung karyawan dan meminimumkan tingkat kesalahan dalam bekerja sehingga kinerja karyawan otomatis akan meningkat. Berdasarkan koefisien determinasi (R2) pengaruh antara variabel komunikasi (X1) Kompetensi (X2) terhadap variabel kinerja karyawan (Y) memiliki hubungan yang erat. Nilai Adjusted R Square 52,9% kinerja karyawan dapat di jelaskan oleh variabel bebas (komunikasi dan variabel Kompetensi). Sedangkan sisanya 47,1% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang diteliti dalam penelitian ini seperti gaya kepemimpinan, disiplin kerja, dan lain sebagainya.Sedangkan Fhitung adalah sebesar 39.238>Ftabel 3.136 hal ini menunjukkan bahwa variabel komunikasi dan kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Sedangkan Pengawasan sebagai Moderator terbukti signifikan dalammempengaruhi penghasilan terhadap Kinerja Pegawai.Tetapi nilai koefisien parameternya positif, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Pengawasan bukanlah variabel moderating.Pengawasan dianggap variabel moderating kalau nilai koefisien parameternya negatif dan signifikan.Dan jika di lihat dari persamaan kedua, dimana koefisien regresi interaksi adalah negative maka dapat disimpulkan dengan adanya variable moderasi yaitu pengawasan akan memperburuk pengaruh komunikasi dan kompetensi terhadap kinerja pegawai. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan (Uji-F) diketahui bahwa variabel Komunikasi dan variabel Kompetensi secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan. 2. Berdasarkan (Uji-t) variabel Komunikasi dan kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja PegawaiPT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan. Dan variabel yang paling dominan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan adalah variabel kompetensi. 3. Berdasarkan perhitungan koefisien determinan (R2) menunjukkan bahwa pengaruh antar variabel bebas Komunikasi dan Kompetensi 159 Jurnal Ekonom, Vol 17, No 3, Juli 2014 memiliki pengaruh yang erat terhadap Kinerja Pegawai PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan. 4. Berdasarkan uji interaksi variable Pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan. 5. Berdasarkan uji interaksi variable Komunikasi berpengaruh positif dan tidak signifikan, variable Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan, dan variable pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti memberi saran sebagai berikut : 1. Variabel Kompetensi dalam penelitian ini merupakan variabel dominan yang mempengaruhi Kinerja Pegawai pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan. Sehingga disarankan kepada pimpinan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU III Medan untuk dapat memperhatikan Kompetensi, terutama memperhatikan tingkat pengetahuan pegawai terkait pekerjaan yang dilakukan, seperti kemampuan pegawai dalam memecahkan masalah, karena meningkatkan pengetahuan pegawai terhadap pekerjaan yang dilakukan akan membantu percepatan proses pelaksanaan dan penyelesaian tugas yang berdampak pada peningkatan kinerja pegawai, misalnya dengan melakukan pelatihan atau seminar bagi pegawai. Dengan hal tersebut, tujuan perusahaan akan mudah tercapai. DAFTAR RUJUKAN Alwi, Syafaruddin. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Strategi 160 Keunggulan Kompetitif. Yogyakarta: BadanPenerbitFakultasEkonomi Cantika, Yuli, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia. Malang: Penerbit Universitas Muhammadiyah Effendy, O. Uchjana, 2006. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Offset Griffin, Ricky W. 2004. Manajemen.Jakarta :Erlangga Husnaini. 2001. Manajemen. Jakarta :BumiAksara Hutapea, ParuliandanNurianna Thoha. 2008. Kompetensi Plus. Jakarta: PT. GramediaPustakaUtama Indriantoro, danSupomo, 2002.Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Bisnis dan Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis. Jakarta: Penerbit Erlangga Latief, Abdul. 2011. Analisis Pengaruh Komunikasi, Komitmen Organisasi dan Insentif Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa, Tesis. Sps USU Liana, Lie.2009.Penggunaan MRA dengan Spss untuk Menguji Pengaruh Variabel Moderating terhadap Hubungan antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen.Semarang :Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank Lisnawati, Vivi. 2014. Pengaruh Komunikasi dan Kompetensi Kerja Terhadap Kinerja Karyawanpada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, Tesis. SPs USU Makmun, 2002.Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Penerbit Erlangga Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika Aditama Mathis, Robert L., dan John H. Jackson. 2006. Human Resource Management Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi 10. Jakarta: SalembaEmpat Saumanda Tazilio Ierhasy, Prihatin LR, Parapat G: Pengaruh Komunikasi… Mahsun, Mohammad. (2006). Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Moeheriono, 2012.Pengukuran Kinerja Berbasis KompetensiCetakan ke 1, Edisi Revisi.Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada Mulyadi, 2007.Sistem Perencanaan Dan Pengendalian Manajemen, Edisi 3. Jakarta: SalembaEmpat Purwanto, Joko. 2006. Komunikasi Bisnis, Edisi 3. Jakarta: Erlangga. Riduwan, danEngkos,A. 2007. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur. Bandung: Penerbit Alfabeta Siagian, Sondang P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :BumiAksara Simbolon, MaringanMasry. 2004. DasarDasar Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia Sriwidodo, Untung. 2011. Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Komunikasi dan Kesejahteraan Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Siswanto, HB. 2009. Pengantar Manajemen, Cetakan Kelima. Jakarta: Bumi Aksara Situmorang, SyafrizalHelmi, danPahamGinting. 2008. Filsafat Ilmu dan Metode Riset. Cetakan Pertama. Medan : USU Press Sugiyono.2007. Metode Penelitian Bisnis dan Ekonomi. Bandung: CV Alfabet Sule, T. Ernie dan Saefullah K. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana Sulistiyani, AmbarTeguhdanRosidah. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua, Cetakan Pertama. Yogyakarta: GrahaI lmu Sumarsono, Sonny. 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: GrahaIlmu Suranto AW. 2005. Komunikasi Perkantoran, Cetakan Pertama. Yogyakarta: Media Wacana Umar, Husein. 2008. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan: Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Edisi Pertama. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo 161 Jurnal Ekonom, Vol 17, No 3, Juli 2014 Pedoman Penulisan Petunjuk Penulisan bagi Penulis Jurnal EKONOM ISSN 0853-2435 1. Artikel yang ditulis adalah merupakan hasil penelitian dan pemikiran analitisdi bidang ekonomi. Naskah diketik dengan huruf times new roman, font 12, satu spasi, kertas A4, maksimal 15 halaman, rangkap 3 eksemplar beserta disket dan file diketik dengan Microsoft Word. 2. Nama penulis artikel ditulis tanpa gelar akademik dan ditempatkan di bawah judul artikel. Apabila artikel ditulis oleh lebih dari satu orang, maka penulis berikutnya diurutkan di bawah penulis utama. Alamat dan institusi penulis serta e-mail harus dicantumkam untuk mempermudah komunikasi. 3. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia yang bernar atau bahasa Inggeris dengan format essai. Judul bagian dicetak dengan huruf besar, bagian berikutnnya dengan huruf besar kecil dan bagian lain dengan huruf besar kecil miring. 4. Format penulisan untuk hasil penelitian adalah : judul, nama penulis; abstrak (maks. 100 kata berisikan tujuan, metode dan hasil penelitian); kata kunci, pendahuluan (latar belakang, tinjauan pustaka dan tujuan penelitian; metode ; hasil ; pembahasan ; kesimpulan dan saran ; daftar rujukan 5. Format penulisan untuk non penelitian (hasil pemikiran) adalah : judul, nama penulis; abstrak (maks. 100 kata berisikan tujuan, dan hasil penelitian); kata kunci, pendahuluan (latar belakang, tinjauan pustaka dan tujuan penelitian) ; pembahasan ; kesimpulan dan saran ; daftar rujukan. 6. Daftar Rujukan memuat pustaka terbitan 10 tahun terakhir, bersumber dari buku-buku, jurnal dan laporan penelitian lain (skripsi, tesis dan disertasi). Setiap pengutipan rujukan dicantumkan nama dan tahun contoh (Samuelson, 2005: 202). 7. Daftar Rujukan ditulis dengan ketentuan sebagai berikut : Buku : Hill, H. 2000. Unity and diversity Regional Economic Development : In Indonesia Since 1970, University Press, Oxford. Jurnal : Usmanto, 2002. Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Dampaknya tehadap Lingkungan, Jurnal Ekonom, Vol. 6 /No.3,Fakultas Ekonomi USU, Medan. Koran (Surat Khabar) : Neraca. 29 Juli, 2006. Reformasi Ekonomi Dewasa Ini. Hal. 5. Skripsi, Tesis, Disertasi dan laporan Penelitian : Rahmansyah, A. 2004. Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Propinsi-propinsi di Indonesia. Tesis tidak diterbitkan. Medan.SPs Universitas Sumatera Utara. Internet : Hitchkock, S. 1996. A Survey of STM Online Journals 1990-1995 : The Calm Before the Storm, (http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html, diakses 12 Juni 1996). 162 Prihatin Lumbanraja: Bersama UKM Membangun Ekonomi Rakyat… 8. Semua artikel ditelaah oleh secara anonym oleh penyunting ahli yang ditunjuk berdasarkan kepakaran dan kompetensinya. Perbaikan dimungkinkan setelah artikel tersebut disunting dan pemberitahuan pemuatan tulisan atau ditolak akan diberitahukan kepada penulis. 9. Proses penyuntingan terhadap draft tulisan dilakukan oleh penyunting dan atau melibatkan penulis. 10. Segala sesuatu yang menyangkut dengan HAKI seperti perizinan pengutipan dan penggunaan software computer dalam pembuatan artikel sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis artikel. 163