Esti Nurwanti, S.Gz., Dietisien., MPH Suatu model problem solving yang sistematis, menggunakan cara berpikir kritis dalam membuat keputusan menangani berbagai masalah yang berkaitan dengan nutrisi dan memberikan asuhan gizi yang aman, efektif, dan berkualitas tinggi ADIME Nutrition Nutrition Nutrition Nutrition assessment Diagnosis Intervention monitoring dan evaluation Pengkajian Gizi (ABCD) 1.Antropometri 2.Biokimia 3.Clinical (Fisik dan Klinis) 4.Dietary (Asupan makan) Pengukuran BB dan TB IMT Pengukuran LLA Pengukuran lingkar pinggang Kadar kolesterol, LDL, HDL, trigliserida Kadar Hb Kadar gula darah Tekanan Respirasi Nadi Suhu darah Hasil food recall/ food frequency Asupan energi dan zat gizi dibandingkan dengan kebutuhan energi dan zat gizi pada keadaan saat itu Kuantitatif : Contoh asupan kolesterol > 300 g, asupan serat < 20 g Kualitatif : contoh : sering mengkonsumsi makanan yang digoreng/bersantan, sering mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol seperti kuning telur, otak, jeroan Identifikasi dan penetapan masalah yang menggambarkan kondisi saat ini Risiko atau potensial terjadinya masalah gizi dapat ditindaklanjuti ahli gizi secara mandiri PROBLEM ETIOLOGI SIGN/SYMPTOMS Komponen yang menggambarkan kondisi yang dapat berpengaruh terhadap perubahan status gizi Dinyatakan dengan kata sifat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Altered (perubahan) Impaired (gangguan) Inappropriate (tidak sesuai) Increased/decreased (meningkat/menurun) Potential for (berisiko) Acute or chronic (akut/kronik) Penyebab, kontribusi terhadap faktor risiko Identifikasi faktor penyebab : 1.Patofisiologi 2.Psikososial 3.Situasional 4.Kultural/ masalah lingkungan Menentukan apakah intervensi gizi akan memperbaiki kondisi atau mengatasi masalah pasien Identifikasi siapa yang bertanggungjawab untuk menyelesaikan masalah klien 1. Faktor primer (asupan inadekuat) 2. Faktor sekunder (pengobatan/penyakit, genetik atau faktor lingkungan) Menggambarkan masalah atau tingkat kesalahan Symptoms (data subjektif) Sign (data objektif) Jelas dan ringkas Spesifik fokus pada pasien/klien Berkaitan dengan masalah klien Akurat Berdasarkan pengkajian data yang akurat dan reliabel Asupan kalori berlebih (P) berkaitan dengan frekuensi konsumsi makanan tinggi lemak porsi besar (E) ditandai dengan rata-rata asupan kalori harian lebih 500 kcal dari rekomendasi diet dan peningkatan 2 Kg berat badan selama 2 minggu (S) Identifikasi masalah Menentukan penyebab/kontribusi faktor risiko Tanda/gejala Dokumentasi ADA 60 label diagnosa gizi Dikelompokkan 3 domain : 1.Domain intake 2.Domain klinis 3.Domain perilaku lingkungan Masalah aktual yang berhubungan dengan asupan energi, zat gizi, cairan, substansi bioaktif dari makanan, baik yang melalui oral atau parenteral No. Klas 1 Keseimbangan energi • • • • • Hipermetabolisme Peningkatan energi expenditure hipometabolisme Asupan energi inadekuat kelebihan asupan energi 2 Oral atau asupan dukungan nutrisi • • • • Minuman/ makanan oral inadekuat Kelebihan minuman/makanan oral Asupan enteral/parenteral inadekuat kelebihan asupan enteral/parenteral 3 Asupan cairan • asupan cairan inadekuat • kelebihan asupan cairan No. Klas 4 Substansi bioaktif • asupan substansi bioaktif inadekuat • kelebihan asupan substansi bioaktif • kelebihan intake alkohol 5 Zat gizi • • • • 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 Lemak dan kolesterol Protein Karbohidrat dan serat Vitamin mineral • asupan inadekuat • kelebihan asupan • ketidaksesuaian asupan peningkatan kebutuhan zat gizi asupan energi dan protein inadekuat penurunan kebutuhan zat gizi tertentu ketidakseimbangan zat gizi No. Klas 1 Fungsional • • • • 2 Biokimia • gangguan utilisasi zat gizi • perubahan gizi berkaitan dengan nilai lab • interaksi makanan dan pengobatan 3 Berat Badan • • • • kesulitan mengunyah kesulitan menelan Kesulitan menyusui perubahan fungsi gastrointestinal underweight involuntary weight loss overweight/ obesity involuntary weight gain No. Klas 1 Pengetahuan dan kepercayaan 2 Aktifitas fisik • • • • 3 Keamanan makanan • • • • • gizi – berkaitan dengan pengetahuan yang kurang sikap/kepercayaan yang berbahaya kurangnya self-monitoring gangguan pola makan pilihan makanan yang tidak diharapkan aktivitas fisik kurang olahraga berlebih ketidakmampuan dalam penyiapan makanan kesulitan self-feeding Seorang pasien berusia 21 tahun datang ke klinik dengan keluhan berat badan berlebih Antropometri, diketahui IMT > 30 Biokimia : Kadar kolesterol tinggi, Clinical : normal Dietary : pola makan utama 1x sehari, cemilan 3x sehari @ 100g (manis), ngemil malam hari Aktivitas fisik kurang Seorang pasien berusia 20 tahun datang ke klinik dengan sering pusing Antropometri : normal Biokimia : kadar HB rendah Clinical : Tekanan darah rendah Dietary : pola makan utama 3x sehari, tidak nafsu makan Aktivitas fisik kurang ND peningkatan kebutuhan Fe berkaitan dengan anemia ditandai dengan hb rendah Seorang pasien berusia 20 tahun datang ke klinik dengan keluhan konstipasi Antropometri : IMT = 17 Biokimia : normal Clinical : normal Dietary : pola makan utama 3x sehari, tidak nafsu makan, tidak suka sayur, jarang minum Aktivitas fisik kurang Rencana dan implementasi Menangani problem nutrisi yang diidentifikasi Tujuan : terjadi perubahan/perbaikan Memperhatikan pendapat pasien Menyusun rencana intervensi 1. Menetapkan tujuan diet berdasarkan problem pada diagnosis gizi. contoh menurunkan kolesterol, meningkatkan asupan serat, meningkatkan pengetahuan tentang cara pemilihan makanan yang rendah lemak 2. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi Menyusun rencana intervensi 3. Menetapkan preskripsi diet. Contoh diet rendah kalori (1500 kcal), bentuk makanan biasa, frekuensi makanan utama 3x, makanan selingan 2 x 4. Mengisi brosur anjuran makanan sehari, jelaskan makanan yang dibatasi, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan Memperoleh komitmen 1. Menginformasikan hasil pengkajian gizi 2. Menjelaskan tujuan diet 3. Mendiskusikan perubahan pola makan 4. Menjelaskan cara penerapan diet Memperoleh komitmen 5. Mendiskusikan hambatan yang dirasa klien 6. Alternatif pemecahan masalah 7. Bertanya kembali tentang apa yang telah dijelaskan 8. Kunjungan ulang untuk konseling gizi lanjutan Tujuan : menentukan kemajuan yang dibuat ke arah goal dan hasil yang diinginkan Monitoring : tinjauan ulang pengukuran pasien/klien Evaluasi : perbandingan sistematik dari status dahulu dengan tujuan intervensi dan standar reference Monitor progress Cek pemahaman dan kepatuhan pasien Mengukur outcome memilih indikator outcome yang relevan dengan diagnosa gizi/symptoms, tujuan diet Evaluasi outcome membandingkan dengan status terdahulu, tujuan intervensi, dan atau standar referensi Perubahan asupan energi Perubahan asupan serat Perubahan cara pengolahan makanan Perubahan pemilihan jenis makanan Perubahan berat badan American Dietetic Association (2006) Nutrition Care Process Cornelia dkk (2013) Konseling Gizi. Jakarta : Penebar Plus Susetyowati. NCP. Silabus diagnosa gizi