PSSS 3 Mata tenang visus turun perlahan

advertisement

Seorang wanita 62 tahun datang dengan keluhan
penglihatan makin kabur 2 tahun terakhir. Tidak ada
rasa sakit, merah, atau keluhan lainnya. Penderita
dikenal menderita diabetes mellitus yang tidak
terkontrol secara baik sejak 10 tahun yang lalu.

Pemeriksaan Fisik : tak tampak sakit, TD 130/85
mmHg, nadi 80 x/menit, TB 159 cm, BB 65 kg

Pemeriksaan Oftalmologi :
› AVOD 6/30, AVOS 6/20
› Segmen anterior : konjungtiva bulbi tenang, kornea jernih,
lensa keruh dengan shadow test (+).
› Segmen posterior : fundus ODS terlihat eksudat dan
perdarahan pada retina.
Working Diagnosis
› Retinopati diabetikum
› Katarak senil stadium imatur dd/ katarak
diabetikum
 Differential Diagnosis
› Kelainan refraksi
› Glaukoma


Beberapa efek yang dapat ditimbukan diabetes
pada organ mata adalah:
 Xanthalasma, blepharitis, dan selulitis orbital
 Mata kering (dry eye)
 Keratopati
 Neovaskularisasi pada iris
 Uveitis
 Retinopati diabetikum
 Neuropati optik
 Mononeuropati nervus kranial  N. III, IV, VI, VII
 Glaukoma
 Katarak diabetikum
Skarbez K, Priestley Y, Hoepf M, Koevary SB. Comprehensive Review of The Effects of Diabetes on Ocular
Health. http://www.medscape.com/viewarticle/729120_1. Diakses 17 Maret 2013
Kelainan retina (retinopati) pada
penderita DM, berupa  aneurismata,
melebarnya vena, perdarahan dan
eksudat lemak.
 Disebabkan oleh kelainan vaskullar 
iskemi  terjadinya mikroaneurismata,
perdarahan, neovaskularisasi, dan
eksudat (soft).

Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. 4th Ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;2011.
Sehu, KW, WRL. Ophthalmic Pathology : An Illustrated Guide for Clinicians.USA : Blackwell Publishing Ltd.

Nonproliferative Diabetic Retinopathy
 Progresif mikroangiopati  ditandai
dengan kerusakan pembuluh darah
kecil dan terjadinya oklusi. Perubahan
patologis yang terjadi mula-mula
adalah penebalan basement
membrane kapiler dan penurunan
jumlah perisit.
Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology: A Systemic Approach [ebook]. 7th ed. USA: Saunders
Elsevier. 2011
Proliferative Diabetic Retinopathy (PDR)
 Adanya neovaskularisasi  dapat
terjadi di optic disk (NVD) atau di
mana saja di fundus (NVE).
 Advanced Diabetic Eye Diseased
 Akibat retinopati diabetik yang tidak
terkontrol  ditandai oleh tractional
retinal detachment, perdarahan
vitreous yang persisten, dan
neovaskular glaukoma.

Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology: A Systemic Approach [ebook]. 7th ed. USA: Saunders
Elsevier. 2011
Mild Non-Proliferative Diabetic Retinopathy
Mikroaneurisma, kebocoran vaskular
Moderate Non-Proliferative Diabetic Retinopathy
Oklusi pembuluh darah retina
Severe Non-Proliferative Diabetic Retinopathy
Iskemia retina  VEGF
Proliferative Retinopathy
Neovaskularisasi  perdarahan  kebocoran protein
Anonim. What is diabetic Eye Disease. http://enclavevision.com/2012/11/what-is-diabeticeye-disease/. Diakses: 16 Maret 2013
William. Textbook of Endocrinology. 2011. http://www.elsevierimages.com/product/
9781416029113/32-1433.htm. Diakses: 17 Maret 2013
Penglihatan pada Retinopati
Anonim. Your eyes and Diabetes. http://www.diabetes.org.uk/Guide-todiabetes/Complications/Retinopathy/. Diakses: 16 Maret 2013

Hard exudate
› Inflitrasi lipid ke dalam retina

Soft exudate
› Iskemia retina

Perdarahan
› Gangguan permeabilitas pada
mikroaneurisma
› Pecahnya kapiler (khususnya neovaskulatur)
Lensa Keruh
Anonim. Diabetes for All. http://www.medbio.info/horn/diabetes%20 for%20all/diabetes_for_all.htm.
Diakses: 16 Maret 2013
Semua kekeruhan lensa yang terdapat
pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50
tahun.
 Prevalensi katarak pada pasien diabetes
>60 tahun 78% dengan onset yg lebih
cepat cenderung pada ras Asia.
 Dikenal dalam 4 stadium  insipien,
imatur, intumesen, matur, hipermatur
dan morgagni.

Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. 4th Ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;2011.
Diabetic Retinopathy Guidelines 2005. Diunduh dari http://www.nhmrc.gov.au/_files_nhmrc/publications/attachments/di15.pdf.
Diakses 17 Maret 2013
Insipien
Kekeruhan
Imatur
Ringan
Sebagian
Cairan Lensa
Matur
Hipermatur
Seluruh
Masif
Normal
Bertambah
(air masuk)
Normal
Berkurang (air
+ masa lensa
keluar)
Iris
Normal
Terdorong
Normal
Tremulans
Bilik Mata
Depan
Normal
Dangkal
Normal
Dalam
Sudut Bilik
Mata
Normal
Sempit
Normal
Terbuka
Shadow Test
Negatif
Positif
Negatif
Pseudopos
Penyulit
-
Glaukoma
-
Uveitis +
Glaukoma
Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. 4th Ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;2011.
Lensa Keruh
Khurana AK. Comprehensive Ophtalmology. 2007. New Delhi: New Age International; p. 176
Penglihatan pada Katarak
Linda BV. Cataract Symptomps. http://www.eyezonemedical.com/cataract-surgery-losangeles/cataract-symptoms/. Diakses: 16 Maret 2013






Karakteristik penurunan visus
Pemeriksaan GDS
Visus dengan pinhole
Slit lamp
Tonometri
Funduskopi:
› Hard exudate, soft exudate
› Edema
› Dilatasi pembuluh darah

Fundus fluorescein angiography
Fotokoagulasi panretinal
 Vitrektomi
 Intravitreal Anti-VEGF/Steroid
 Kontrol gula darah
 Kontrol lingkungan

American Diabetes Association. Standards of medical care in diabetes—2012. Diabetes Care . Januari
2012.
O’Doherty M, Dooley I, Hickey-Dwyer M. Interventions for diabetic macular oedema: a systematic
review of the literature. BR J Opthalmol. 2008.

Ekstraksi katarak ekstrakapsular (ECCE)
dengan teknik fakoemulsifikasi
Eva-Riordan, Paul, John P. Witcher. Vaughan
& Asbury Oftalmologi Umum. Edisi 17.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal.
169-76.
Lang, Gerhard K. Ophtalmology. 2000. New
York: Georg Thieme Stuttgart. p. 170-82.

Ekstraksi Katarak Intrakapsular (ICCE)

Perbandingan antara ICCE dengan
ECCE
ICCE
ECCE
Luas Insisi
Insisi luas >10 mm
Insisi <5mm
Penjahitan
Membutuhkan
jahitan
Self-sealing tanpa
jahitan
Maintenens Koreksi
Membutuhkan
kontak lens
IOL
Insiden Post-op
Insidensi lebih tinggi Insidensi lebih
Retinal Detachment
rendah
Ad vitam: bonam
 Ad functionam: dubia ad malam
 Ad sanactionam: dubia ad malam

Download