-1- SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI BARANG MILIK DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah serta untuk menjadi salah satu bahan penyusunan neraca daerah maka perlu dilakukan pelaporan pengadaan/penambahan dan penetapan status penggunaan aset tetap dari kegiatan pembelian atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan/atau berasal dari perolehan lainnya yang sah pada Satuan Kerja Perangkat Daerah/ Unit Kerja; b. bahwa pelaporan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, Satuan Kerja Perangkat Daerah beserta Unit Kerja masing-masing wajib melakukan rekonsiliasi data barang milik daerah secara berkesinambungan guna finalisasi laporan sebelum disampaikan kepada Pengelola melalui Pembantu Pengelola; c. bahwa agar Satuan Kerja Perangkat Daerah mempunyai pedoman dalam melakukan rekonsiliasi barang milik daerah, perlu diatur mengenai tata cara pelaksanaan rekonsiliasi barang milik daerah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c, maka perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Tata Cara Pelaksanaan Rekonsiliasi Barang Milik Daerah Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat; : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Otonom Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1106); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia -2- Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 22); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); 10. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 155) ; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1425); 14. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2012 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 6). MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI BARANG MILIK DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT -3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Provinsi Kalimantan Barat. 2. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Barat. 3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Barat. 4. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Barat. 5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD, adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/barang milik daerah. 6. Unit kerja adalah bagian SKPD selaku kuasa pengguna barang. 7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Barat. 8. Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau perolehan lainnya yang sah. 9. Pengelolaan barang milik daerah adalah rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap barang milik daerah yang meliputi perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian, pembiayaan dan tuntutan ganti rugi; 10. Pemegang kekuasaan Pengelolaan Barang Milik Daerah adalah Gubemur Kalimantan Barat yang berwenang dan bertanggung jawab atas pembinaan dan pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah; 11. Pengelola Barang Milik Daerah selanjutnya disebut pengelola adalah Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat yang berwenang dan bertanggung jawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan koordinasi pengelolaan barang milik daerah; 12. Pembantu pengelola barang milik daerah selanjutnya disebut pembantu pengelola adalah Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Provinsi Kalimantan Barat yang bertanggungjawab mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah yang ada pada satuan kerja perangkat daerah. 13. Pengguna barang milik daerah selanjutnya disebut pengguna barang adalah Kepala satuan kerja perangkat daerah yang memegang kewenangan penggunaan barang milik daerah. 14. Kuasa penggunaan barang milik derah selanjutnya disebut Kuasa Pengguna barang adalah kepala Biro atau Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah yang ditunjuk oleh pengguna barang untuk menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya. 15. Penyimpan barang milik daerah adalah pegawai yang diserahi tugas untuk menerima, menyimpan, dan mengeluarkan barang. -4- 16. Pengurus barang milik daerah adalah pegawai yang diserahi tugas untuk mengurus barang daerah dalam proses pemakaian yang ada di setiap satuan kerja perangkat daerah/unit kerja. 17. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang selanjutnya disingkat PPK-SKPD adalah Pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD. 18. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD. 19. Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan atau dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 20. Barang Inventaris adalah seluruh barang yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi yang penggunaannya lebih dari satu tahun dan dicatat serta didaftar dalam Daftar Barang Milik Daerah dan atau Daftar Barang Pengguna/Kuasa Pengguna (dimuat dalam Kartu Inventaris Barang A, B, C, D, E dan F). 21. Kartu Inventaris Barang yang selanjutnya disingkat KIB adalah kartu untuk mencatat barang-barang inventaris secara tersendiri atau kumpulan/kolektif dilengkapi data asal, volume, kupasitas, merek, tipe, nilai/harga dan data lain mengenai barang tersebut. 22. Kartu Inventaris Barang A yang selanjutnya disebut KIB A adalah dokumen untuk mencatat barang milik daerah berupa tanah. 23. Kartu Inventaris Barang B yang selanjutnya disebut KIB B adalah dokumen untuk mencatat barang milik daerah berupa peralatan dan mesin. 24. Kartu Inventaris Barang C yang selanjutnya disebut KIB C adalah dokumen untuk mencatat barang milik daerah berupa gedung dan bangunan. 25. Kartu Inventaris Barang D yang selanjutnya disebut KIB D adalah dokumen untuk mencatat barang milik daerah berupa jalan, irigasi dan jaringan. 26. Kartu Inventaris Barang E yang selanjutnya disebut KIB E adalah dokumen untuk mencatat barang milik daerah berupa aset tetap lainnya. 27. Kartu Inventaris Barang F yang selanjutnya disebut KIB F adalah dokumen untuk mencatat barang milik daerah berupa konstruksi dalam pengerjaan. 28. Sistem Informasi Manajemen Aset Daerah yang selanjutnya disingkat SIMBADA adalah sistem untuk memudahkan pendaftaran dan pencatatan serra pelaporan barang milik daerah secara akurat dan cepat. 29. Dokumen perolehan yang sah adalah dokumen yang dikeluarkan oleh pihak-pihak yang berkompeten untuk menyatakan kepemilikan suatu aset/barang. 30. Status Penggunaan adalah Keputusan Gubernur yang mengatur tentang Penunjukan SKPD/UPTD sebagai Pengguna Barang/KuasaPengguna Barang atas aset tetap atau barang milik daerah. 31. Laporan Daftar Hasil Pengadaan/Penambahan Barang Milik Daerah Berupa Aset Tetap adalah laporan penambahan aset tetap dari akibat kegiatan pembelian dan diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan/atau berasal dari perolehan lainnya yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan 32. Daftar Rincian Mutasi Aset Tetap adalah daftar barang/penjelasanatas penambahan dan pengurangan nilai aset tetap yang tersaji padarekap mutasi aset tetap. 33. Rekonsiliasi barang milik daerah adalah proses pencocokan data barang milik daerah yang diproses dalam beberapa sistem/ sub sistem yang berbeda berdasarkan dokumen sumber yang sama, mulai dari pencocokan internal masing-masing Unit Kerja, pencocokan dari Unit Kerja ke SKPD induknya sampai dengan ke Pembantu Pengelola. -5- 34. Pemutakhiran data adalah kegiatan update data dan laporanbarang milik daerah dengan cara melengkapi unsur-unsur data barang milik daerah, terkait adanya penambahan atau pengurangan nilai dan informasi lainnya tentang barang milik daerah tersebut. 35. Pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan agar semua barang milik daerah selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna. 36. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna barang atau Kuasa Pengguna barang dalam mengelola dan menatausahakan barang milik daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD atau Unit Kerja yang bersangkutan. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Penyusunan Peraturan Gubernur ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman kepada SKPD dan Unit Kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam melakukan pencatatan, penyusunan laporan atas penambahan, pengurangan dan mutasi aset tetap yang andal dan dapat dipertanggung jawabkan guna tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah. (2) Penyusunan Peraturan Gubernur ini bertujuan untuk : a. memberikan tata cararekonsiliasi penyusunan laporan barang milik daerah secara bertahap kepada SKPD dan Unit Kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sebelum melaporkan kepada Gubernur melalui Pengelola; b. memberikan persepsi yang sama untuk keseragaman dalam pelaksanaan pemutakhiran dan rekonsiliasi data guna mengantisipasi kesalahan administrasi pencatatan dan penatausahaan dari hasil kegiatan aktivitas belanja, penambahan, pengurangan dan mutasi aset tetap dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau perolehan lainnya yang sah. BAB III REKONSILIASI DATA BARANG MILIK DAERAH Bagian Kesatu Tahap Rekonsiliasi Pasal 3 (1) Kepala SKPD selaku Pengguna Barang dan Kepala Unit Kerja selaku Kuasa Pengguna Barang melakukan pemutakhiran dan rekonsiliasi data barang milik daerah, pada setiap jenjang pelaporan. (2) Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang wajib melakukan rekonsiliasi tingkat internal, yang terdiri dari : a. Data BMD yang tercantum pada KIB A sampai dengan KIB F (aset tetap); b. Data aset tetap dibawah nilai kapitalisasi; c. Data aset lain-lain (Aset tidak berwujud, aset yang tidak digunakan dalam operasional Pemerintah Daerah, Aset yang dikerjasamakan/kemitraan dengan pihak ke 3 (tiga) dan aset kondisi rusak berat); d. Data BMD berupa kode golongan/ kodefikasi, serta nilai rupiah BMD; -6- e. Data Saldo awal BMD; f. Mutasi bertambah dan berkurang (berasal dari belanja modal dan non modal); g. Penjelasan mutasi bertambah dan mutasi berkurang yang berasal dari : 1. Belanja modal; 2. Hibah; 3. Sumbangan pihak ke 3; 4. Hasil tukar menukar; 5. Mutasi tambah /pengalihan dari SKPD/ Unit Kerja lain (contoh : dapat barang dari SKPD induk); 6. Pindah bidang penggolongan barang(reklas); 7. Penghapusan; 8. Penyusutan; 9. Barang perolehan tahun sebelumnya yang belum dicatat. h. Penjelasan atas perbedaan realisasi belanja modal yang menjadi aset tetap, dan yang tidak menjadi aset tetap; i. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) per golongan barang. (3) Tingkat internal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan berjenjang/ secara bertahap pada : a. Internal Unit Kerja; b. Internal SKPD; c. Internal SKPD beserta Unit Kerjanya ; d. SKPD beserta Unit Kerjanya dengan Pengelola. (4) Rekonsiliasi internal dilaksanakan oleh Pengurus Barang dan Penyimpan Barang yang berkoordinasi dengan Bendahara Pengeluaran/ Bendahara Pengeluaran Pembantu dan dikoordinasikan oleh Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD atau Unit Kerja. Bagian Kedua Rekonsiliasi Tingkat Internal Unit Kerja Pasal 4 Rekonsiliasi data BMD di tingkat internal Unit Kerja dilakukan antara Pengurus Barang/Pembantu Pengurus Barang dan Penyimpan Barang/ Pembantu Penyimpan Barang dengan urusan Akuntansi Unit Kerja /Pejabat Penatausahaan Keuangan/ Bendahara/ Pejabat yang menangani laporan keuangan pada Unit Kerjanya, setiap jenjang pelaporan sesuai jadwal sebagaimana terlampir dalam Lampiran II huruf I Peraturan Gubernur ini. Pasal 5 Hasil rekonsiliasi Unit Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi dan Klarifikasi Aset Internal Unit Kerja dengan format sebagaimana terlampir dalam Lampiran II huruf II Peraturan Gubernur ini. -7- Bagian Ketiga Rekonsiliasi Tingkat Internal SKPD Pasal 6 Rekonsiliasi data BMD di tingkat internal SKPD dilakukan antara Pengurus Barang dan Penyimpan Barang dengan urusan Akuntansi Unit Kerja /Pejabat Penatausahaan KeuanganSKPD/ Bendahara/ Pejabat yang menangani laporan keuangan pada SKPDnya, setiap jenjang pelaporan sesuai jadwal sebagaimana terlampir dalam Lampiran III huruf I Peraturan Gubernur ini. Pasal 7 Hasil rekonsiliasi SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi dan Klarifikasi Aset Internal SKPD, dengan format sebagaimana terlampir dalam Lampiran III huruf II Peraturan Gubernur ini. Bagian Keempat Rekonsiliasi Tingkat Internal SKPD beserta Unit Kerjanya Pasal 8 Setelah Unit Kerja melakukan rekonsiliasi internal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan setelah SKPD melakukan rekonsiliasi internal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, maka : (1) SKPD selaku Pengguna Barang wajib melakukan rekonsiliasi ulang kepada Unit Kerja yang berada dibawah Kuasa Penggunaannya secara bersama-sama sesuai jadwal sebagaimana terlampir dalam Lampiran IV huruf I Peraturan Gubernur ini. (2) Rekonsiliasi ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dengan tujuan fungsi cek/ ricek/kroscek pencatatan aset beserta nilainya antara Pengguna dan Kuasa Pengguna Pasal 9 Rekonsiliasi data BMD di tingkat internal SKPD beserta Unit Kerjanya dilakukan dengan cara mencocokkan ulang data BMD dan dengan cara sebagai berikut : a. Unit Kerja menyiapkan dokumen Berita Acara Rekonsiliasi dan Klarifikasi Aset Internal Unit Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 beserta data-data pendukung lainnya; b. SKPD menyiapkan dokumen Berita Acara Rekonsiliasi dan Klarifikasi Aset Internal SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 beserta data-data pendukung lainnya; c. Masing-masing mencocokkan/ mereview ulang data, terutama untuk barang-barang yang didapat dari perolehan lainnya yang sah, dan status penggunaan barang. Pasal 10 Hasil rekonsiliasi SKPD beserta Unit Kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi Berita Acara Rekonsiliasi dan Klarifikasi Aset Internal SKPD beserta Unit Kerja, dengan format sebagaimana terlampir dalam Lampiran IV huruf II Peraturan Gubernur ini. -8- Bagian Kelima Rekonsiliasi Tingkat SKPD beserta Unit Kerjanya ke Pengelola Paragraf 1 Pra Rekonsiliasi Pasal 11 (1) Kepala SKPD selaku Pengguna Barang dan Kepala Unit Kerja selaku Kuasa Pengguna Barang wajib untuk membuat laporan barang milik daerah yang didahului dengan melakukan pra rekonsiliasi internal sebelum melaporkan kepada Gubernur melalui Pengelola, sesuai jadwal sebagaimana terlampir dalam Lampiran V Huruf A angka I Peraturan Gubernur ini. (2) Laporan barang milik daerah sebagaimana dimaksud ayat (1), wajib disertai dengan Berita Acara Pra Rekonsiliasi dan Klarifikasi masing-masing yang sudah melalui tahapan-tahapan sebagaimana terlampir dalam Lampiran V Huruf A angka II Peraturan Gubernur ini. (3) Kegiatan Pra Rekonsiliasi ini adalah melakukan perbandingan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) atas SKPD/ Unit Kerja tersebut dengan Laporan Barang Milik Daerah (LBMD) atas SKPD/ Unit Kerja tersebut pada tahun anggaran yang ditentukan. (4) Apabila terdapat penetapan/pengalihan status penggunaan aset tetap untuk disajikan pada Buku Inventaris masing-masing entitas pelaporan, Kepala SKPD selaku Pengguna Barang dan Kepala Unit Kerja selaku Kuasa Pengguna Barang wajib mengusulkan kepada Gubernur melalui Pengelola. Paragraf 2 Rekonsiliasi SKPD Beserta Unit Kerjanya Dengan Pengelola Pasal 12 (1) Pengelola melalui Pembantu Pengelola merekonsiliasi kembali laporan barang milik daerah yang disampaikan oleh SKPD beserta Unit Kerjanya sesuai dengan data-data Rekonsiliasi internal sampai dengan data-data Pra Rekonsiliasi dan Klarifikasi sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 11, apabila terdapat hal-hal yang perlu dilakukan klarifikasi lebih lanjut. (2) Laporan yang dapat digunakan untuk proses Rekonsiliasi adalah Daftar Rekapitulasi Laporan Mutasi Barang Milik Daerah (BMD) Provinsi yang dihimpun oleh Pengelola Barang melalui pembantu Pengelola Barang, laporan Realisasi Anggaran (LRA) belanja modal, Daftar Penghapusan/Hibah/Tukar Menukar, data perpindahan barang antar SKPD, pindah bidang (reklas), dan Neraca Pemerintah Provinsi. (3) Hasil pemutakhiran data dan rekonsiliasi data BMD antara Pengguna Barang dengan Pembantu Pengelola Barang dituangkan dalam Berita Acara Pemutakhiran Data dan Rekonsiliasi Data BMD Tingkat Pengelola, dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Huruf B angka II Peraturan Gubernur ini. (4) Dalam hal, pada saat rekonsiliasi terjadi koreksi data yang mengharuskan dilakukannya perbaikan atas Laporan Barang, maka laporan harus diperbaiki dan disusun ulang serta ditandatangani oleh pengurus barang, penyimpan barang dan unit akuntansi masingmasing SKPD/ Unit Kerja terkait, untuk kemudian disampaikan kepada Pembantu Pengelola Barang dan Bidang Akuntansi BPKAD Prov. Kalbar. -9- BAB IV KEWENANGAN PENGELOLA Pasal 13 Pengelola Barang berwenang untuk: a. Menerbitkan surat peringatan kepada Pengguna/Kuasa Pengguna Barang yang tidak menyampaikan Laporan Barang Pengguna/Kuasa Pengguna dan/atau tidak melaksanakan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMD dengan Pengelola Barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku; b. Menunda penyelesaian atas usulan pemanfaatan atau pemindahtanganan BMD yang diajukan oleh Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan c. Memberikan rekomendasi pengenaan sanksi penundaan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) kepada Bendahara Umum Daerah (BUD) terhadap SKPD / Unit Kerja yang terlambat/tidak menyampaikan laporan/rekonsiliasi data BMD sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2015. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kalimantan Barat. Ditetapkan di Pontianak pada tanggal 1 Desember 2014 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, ttd. CORNELIS Diundangkan di Pontianak pada tanggal 1 Desember 2014 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT, ttd. M. ZEET HAMDY ASSOVIE BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014 NOMOR 66 Salinan sesuai dengan aslinya, KEPALA BIRO HUKUM SETDA PROV. KALBAR, ttd. Drs. BACHTIAR, M.Si Pembina Utama Muda NIP. 19630322 198403 1 002