Pengertian laporan keuangan menurut Suwardjono (2005

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Laporan Keuangan
2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesi (IAI)
dalam PSAK no. 1 (2004:7) adalah tentang kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan menjelaskan bahwa :
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
posisi keuangan, yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai
laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain yang materi
penjelasannya merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu
juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan
keuangan tersebut misalnya informasi keuangan segmen industri dan serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Munawir (2002:56) mengartikan laporan keuangan merupakan alat yang
sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan
dan hasil hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.
Pengertian laporan keuangan menurut Mamduh M. Hanafi dan abdul
halim (2000:63) adalah laporan keuangan diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai perusahaan dan digabungkan dengan informasi yang seperti
1
informasi industri, kondisi ekonomi, guna bisa memberikan saran yang lebih baik
mengenai prospek dan resiko perusahaan.
2.1.2. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan
a. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.1
Objective of Financial Reporting by Business Enterprises (FASB 1978)
menjelaskan bahwa tujuan pertama laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang bermanfaat kepada investor, kreditor, dan pemakai lainnya baik
yang sekarang maupun potensial dalam pembuatan investasi, kredit, dan
keputusan sejenis yang rasional. Tujuan kedua adalah menyediakan informasi
untuk membantu para investor, kreditor, dan pemakai lainnya baik yang
sekarang maupun yang potensial dalam menilai jumlah, waktu, ketidakpastian
dalam penerimaan kas dari deviden dan bunga dimasa yang akan datang.
Tujuan kedua pelaporan keuangan tersebut mengandung makna bahwa investor
menginginkan informasi tentang hasil dan resiko atas investasi yang dilakukan.
SFAC No.2 Qualitative Characteristics of Accounting Information
menjelaskan bahwa salah satu karakteristik kualitatif yang harus dimiliki oleh
informasi akuntansi agar tujuan pelaporan keuangan dapat tercapai adalah
kemampuan prediksi. Hal ini menunjukkan bahwa informasi akuntansi seperti
yang tercantum dalam pelaporan keuangan dapat digunakan oleh investor
potensial dalam melakukan prediksi
Menurut Dwi P dan Rifka J (2008:5) Laporan keuangan disusun dengan
2
tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam ED PSAK No.1 (2009) tujuan
laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut laporan keuangan menyajikan informasi
entitas yang meliputi :
1. Aset
2. Liabilities
3. Ekuitas
4. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian.
5. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik
6. Arus kas.
Menurut APB statement No.4 tujuan laporan keuangan terbagi menjadi 3
yaitu :
1. Tujuan Khusus, menyajikan laporan :
a. Posisi Keuangan
b. Hasil Usaha
c. Perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai dengan GAAP
3
2. Tujuan umum, memberikan informasi :
d. Sumber Ekonomi
e. Kewajiban
f. Kekayaan bersih
g. Proyeksi Laba
h. Perubahan harta dan kewajiban
i. Informasi relevan
3. Tujuan Kualitatif
a. Relevance
b. Understandability
c. Verifiability
d. Neutrality
e. Timeliness
f. Comparability
g. Completeness
b. Manfaat laporan keuangan
Laporan keuangan sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan dalam
melakukan tindakan untuk :
1) Menilai ataupun mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan.
2) Untuk menentukan sampel dan mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, serta
untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan
yang bersangkutan.
4
3) Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi
wewenang dan tanggung jawab.
4) Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijakan atau prosedur baru
untuk mencapai hasil yang lebih baik
2.1.3. Jenis dan bentuk laporan keuangan
Jenis laporan keuangan yang lengkap ditentukan oleh Ikatan akuntansi
Indonesia dalam ED PSAK no.3 (2010) terdiri dari komponen komponen sebagai
berikut :
a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode
Merupakan laporan keuangan yang melaporkan jumlah aktiva, kewajiban
dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau
akhir tahun.
b. Laporan Laba rugi komprehensif selama periode.
Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode
waktu tertentu berdasarkan konsep pembandingan (matching concept).
Konsep ini diterapkan dengan membandingkan beban dengan pendapatan
yang dihasilkan selama periode terjadinya beban tersebut. Laporan laba
rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban beban yang
terjadi. Kelebihan ini disebut laba bersih atau keuntungan bersih.
c. Laporan perubahan Ekuitas selama periode.
Laporan ekuitas melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka
waktu tertentu. Laporan tersebut dipersiapkan setelah laporan laba rugi,
5
karena laba atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam
laporan ini. Demikian juga laporan perubahan ekuitas pada akhir periode
harus dilaporkan dineraca. Oleh karena itu laporan ekuitas pemilik
seringkali dipandang sebagai penghubung antara laporan laba rugi dengan
neraca.
d. Laporan arus kas selama akhir periode.
Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Klasifikasi menurut aktifitas memberikan informasi yang memungkinkan
pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktifitas tersebut terhadap posisi
keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi
tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara
ketiga aktivitas tersebut.
e. Catatan atas laporan keuangan
Berisi ringkasan ringkasan kebijakan akuntansi yang disebut Catatan atas
laporan keuangan mengungkapkan :
1.
Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi
yang penting.
2.
Informasi yang diwajibkan dalam laporan laba rugi, laporan arus kas
dan laporan perubahan ekuitas.
3.
Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan
tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
6
f. Laporan posisi keuangan pada akhir periode komparatif yang disajikan
ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif
atau membuat penyajian kembali pos pos laporan keuangan, atau ketika
entitas mereklasifikasi pos pos dalam laporan keuangannya.
2.2. Analisis Ratio Keuangan
2.2.1. Pengertian analisa ratio keuangan
Dalam buku analisis informasi keuangan menurut Munawir S (2002).
analisa ratio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari
satu pos keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan
dan signifikan (berarti).
Menurut Dwi P dan Rifka J (2008:5) analisis laporan keuangan merupakan
suatu proses membedah laporan keuangan kedalam unsur-unsurnya, menelaah
masing-masing unsur tersebut dan menelaah hubungan diantara unsur-unsur
tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik
dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri.
Menurut Warsidi dan Bambang (2000) analisa ratio keuangan merupakan
instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan
indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi
keuangan atau prestasi operasi dimasa lalu dan membantu menggambarkan trend
pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang
melekat pada perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Martono dan Agus Harjito (2002) analisa laporan keuangan
7
merupakan analisis mengenai kondisi suatu perusahaan yang melibatkan neraca
dan laporan laba-rugi. Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang
menggambarkan jumlah kekayaan (harta), kewajiban (hutang), dan modal dari
suatu perusahaan pada saat tertentu. Kekayaan atau harta disajikan pada sisi
aktiva, sedangkan kewajiban atau hutang dan modal sendiri disajikan di sisi
pasiva. Laporan laba-rugi (income statement) merupakan laporan yang
menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari suatu
perusahaan pada periode tertentu. Dari laporan laba-rugi akan diperoleh laba
atau rugi
perusahaan. Dari laporan keuangan neraca dan laba-rugi dapat
dihasilkan beberapa laporan yaitu laporan laba ditahan, laporan sumber dan
penggunaan dana dan laporan arus kas.
2.2.2. Keunggulan analisa ratio keuangan
Dalam buku analisis kritis atas laporan keuangan menurut Sofyan Syafri H.
(1998:298) keunggulan analisis ratio keuangan adalah :
a. Rasio merupakan angka angka atau ikhtisar yang lebih mudah dibaca dan
ditafsirkan.
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
c. Mengetahui posisi perusahaan ditengah tengah industri lain.
d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model model pengambilan
keputusan dan model prediksi (Z-Score)
e. Mengstandarisasi size perusahaan
8
f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.
g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi dimasa
yang akan datang.
2.2.3. Kelemahan analisa ratio keuangan
Dalam buku analisa informasi keuangan menurut Sofyan Syafri H (2002 :
290) ,(Irham Fahmi) kelemahan analisa ratio keuangan adalah :
a. Kesulitan dalam memilih ratio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya.
b. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi
keterbatasan teknik.
c. Jika data untuk menghitung ratio tidak tersedia maka akan menimbulkan
kesulitan dalam perhitungannya
d. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standard yang
dipakai tidak sama sehingga jika diperbandingkan dapat menimbulkan
kesalahan.
2.2.4. Manfaat ratio keuangan
Dalam buku analisa informasi keuangan menurut Munawir S (2002:291),
(Irham Fahmi) analisa ratio keuangan sangat bermanfaat untuk :
9
a. Corporate management Model
Model analisa ini membandingkan ratio keuangan dengan ratio industri
untuk perencanaan dan pengevaluasian prestasi dan kinerja perusahaan.
Model analisis ini membantu manajemen dalam pengambilan keputusan
jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Portpolio Selection Model
Model analisa ini membantu para investor dalam rangka pengambilan
keputusan investasi pada sekuritas, evaluasi nilai saham dan menilai
jaminan atas dana yang akan ditanamkan pada suatu perusahaan.
c. Analisis bagi kreditor
Analisis digunakan para kreditor untuk memperkirakan potensi resiko
yang akan dihadapi dengan adanya kelangsungan pembayaran, bunga dan
pengembalian pokok pinjaman
Menurut
Irham
Fahmi
(2011:47) manfaat
yang bisa
diambil
dengan
dipergunakannya ratio keuangan yaitu :
a. Analisis ratio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat
menilai kinerja dan prestasi perusahaan.
b. Analisis ratio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai
rujukan untuk membuat perencanaan.
c. Analisis ratio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi
kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan.
d. Analisis ratio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor untuk
memperkirakan potensi resiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan
10
adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian
pokok pinjaman.
e. Analisis ratio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak
stakeholder organisasi.
2.2.5. Cara menganalisis Ratio Keuangan
Menurut Farah Margaretha (2004:22), (Irham Fahmi) penganalisaan ratio
keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
a. Analisa Horisontal/Trend analysis yaitu membandingkan ratio ratio
keuangan perusahaan dari tahun tahun yang lalu dengan tujuan dapat
melihat trend dari ratio ratio perusahaan selama kurun waktu tertentu
b. Analisis Vertikal yaitu membandingkan data ratio keuangan perusahaan
dengan ratio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri
untuk waktu yang sama
c. The du pont chart berupa bagan yang dirancang untuk memperlihatkan
hubungan antara ROI, asset turn over dan profit margin.
2.2.6. Jenis jenis ratio keuangan
a. Ratio Likuiditas
Rasio likuiditas (Liquidity Ratio) mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
lancarnya (aktiva yang dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu
tahun atau siklus bisnis). Rasio lancar yang rendah menunjukkan
11
risiko likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio lancar yang tinggi
menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar, yang akan berpengaruh
terhadap profitabilitas perusahaan. Aktiva lancar secara umum
menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan dengan aktiva
tetap.
Dari ketiga komponen aktiva lancar (Kas, Piutang, dan Persediaan),
persediaan biasanya dianggap asset yang tidak likuid. Hal ini berkaitan
dengan semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk sampai menjadi kas,
yang berarti waktu yang diperlukan untuk menjadi kas semakin lama, dan
juga ketidakpastian nilai persediaan. Meskipun persediaan dicantumkan
dalam nilai perolehan (cost), sedangkan apabila persediaan laku, kas yang
diperoleh sama dengan nilai jual yang secara umum lebih besar
dibandingkan dengan nilai perolehan. Sama seperti halnya dengan rasio
lancar, angka yang terlalu tinggi untuk persediaan menunjukkan indikasi
kelebihan kas atau piutang, sedangkan angka
yang terlalu kecil
menunjukkan risiko likuiditas yang lebih tinggi, dengan alasan tersebut,
persediaan dikeluarkan dari aktiva lancar. U ntuk perhitungan rasio quick
adalah sebagai berikut :
Aktiva lancar
•
Current Ratio (Rasio Lancar)
=
•
Quick Ratio (Rasio Cepat)
=
•
Ratio Kas atas Aktiva Lancar
=
Hutang lancar
Aktiva lancar - Persediaan
Hutang lancar
Kas
12
Aktiva lancar
Kas
•
Ratio Kas atas Hutang Lancar
=
Hutang lancar
b. Ratio Solvabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajibankewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah
perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan dengan total
asetnya. Ratio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjangnya.
Total Hutang
•
Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang atas Modal) =
•
Debt to Asset Ratio (Rasio Hutang atas Aktiva)
•
Net Income to Liabilities =
Modal
Total Hutang
=
Total Aktiva
Laba Bersih setelah Pajak
Total Hutang
c. Ratio Profabilitas
Ratio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba.
Ratio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan
oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya
dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik ratio profitabilitas maka
semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan
perusahaan.
Penjualan – Harga Pokok Penjualan
•
Gross Profit Margin
=
•
Net Profit Margin
=
Penjualan
Laba Bersih setelah Pajak
Penjualan
13
Laba Bersih setelah Pajak
•
Return on Asset
=
Total Aktiva
d. Ratio Aktivitas
Rasio ini melihat beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat
aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada
tingkat penjualan tertentu mengakibatkan semakin besar dana kelebihan yang
tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik
ditanamkan pada aktiva-aktiva lain yang lebih produktif.
Ratio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam
menjalankan operasinya.
Harga Pokok Penjualan
•
Inventory Turn Over
=
•
Total Asset Turn Over =
Rata rata persediaan Barang
Penjualan
Total Asset
e. Rasio Pasar
Ratio nilai pasar merupakan ratio yang menggambarkan kondisi yang
terjadi dipasar Ratio ini sering digunakan untuk melihat bagaimana kondisi
perolehan keuntungan yang potensial dari suatu perusahaan jika diambil
suatu keputusan untuk menempatkan dana diperusahaan tersebut. Ada dua
rasio pasar yang digunakan
Harga pasar persaham
•
Price Earning Ratio =
Earning per share(EPS)
Perusahaan yang diharapkan akan tumbuh tinggi mempunyai PER yang
14
tinggi, sebaliknya perusahaan yang diharapkan mempunyai pertumbuhan
rendah akan mempunyai PER yang rendah. Dari segi investor PER yang
terlalu tinggi mungkin tidak menarik karena harga saham mungkin tidak
akan naik lagi, yang berarti kemungkinan memperoleh capital gain akan
lebih kecil
Rasio pembayaran dividen (dividend pay-out ratio) melihat bagian
earning (pendapatan) yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor,
bagian lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan.
Deviden perlembar saham
•
Deviden Payout =
Earning per share(EPS)
Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan
mempunyai rasio pembayaran dividen yang rendah, sebaliknya perusahaan
yang tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai rasio yang tinggi.
Pembayaran dividen merupakan bagian dari kebijakan dividen perusahaan
2.3.
LABA
2.3.1 Pengertian laba
Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara
pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi periode tersebut dan biaya
historis yang sepadan dengannya.
Menurut Zaki (2004:29), (Irham Fahmi) laba adalah transaksi yang terjadi
dari suatu badan usaha dan dari semua periode yang timbul dari pendapatan
(revenue) atau investasi oleh pemilik.
15
FASB Statement (Sofyan Syafri Harahap 2004 : 228), (Irham Fahmi)
mendefinisikan laba sebagai perubahan dalam equity (net asset) dari suatu
entity selama satu periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian
yang berasal bukan dari pemilik. Laba sebagai suatu pengukuran kinerja dan
bagian dari laporan keuangan perusahaan, merefleksikan telah terjadinya proses
peningkatan atau penurunan ekuitas dari berbagai sumber transaksi kecuali
transaksi dengan pemegang saham dalam suatu periode tertentu. Konsep laba
yaitu value added, laba bersih perusahaan, laba bersih bagi investor, dan laba
bersih bagi pemegang saham residual.
2.3.2. Pertumbuhan laba
Menurut Zainuddin (2000:74), (Irham Fahmi) pertumbuhan laba adalah
pertumbuhan laba dihitung dari selisih laba tahun 1 dengan laba tahun 1-x dibagi
laba tahun 1-x. Perhitungan tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat
kenaikan atau penurunan laba dari suatu periode ke periode lainnya.
2.4.
Penelitian sebelumnya
Berbagai macam penelitian mengenai prediksi perubahan laba telah
banyak dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut :
Meythi (2007) mengukur rasio keuangan mana yang paling baik sebagai
prediktor risiko sistematik pada perusahaan manufaktur dan hasilnya adalah
Return On Assets adalah yang terbaik untuk memprediksi resiko sistematik pada
perusahaan manufaktur. Resiko sistematik adalah resiko yang melekat dan tidak
16
dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. Sedangkan resiko tidak
sistematik adalah resiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi.
Dan hasil dari penelitian tersebut diatas adalah Return On Assets (ROA) adalah
yang terbaik untuk memprediksi resiko sistematik pada perusahaan manufaktur
karena pendapatan yang stabil dan pengelolaan asset secara efektif dan efisien
akan mempengaruhi resiko sistematik.
Upik Yuli Sari (2009) menganalisa ratio likuiditas, profitabilitas,
solvabilitas, aktivitas dan ratio pasar terhadap laba dimasa yang akan datang
pada perusahaan manufaktur, hasilnya bahwa secara parsial hanya ratio
solvabilitas, profitabilitas dan ratio pasar mampu memprediksi perubahan laba
dimasa yang akan datang sedangkan ratio likuiditas dan aktivitasa tidak mampu
memprediksi perubahan laba dimasa yang akan datang, sedangkan secara
bersama sama rasio likuiditas, profitabilitas, aktifitas, solvabilitas dan ratio
pasar berpengaruh signifikan terhadap laba dimasa yang akan datang.
Thausie Nurvigia (2010) menganalisa ratio keuangan terhadap perubahan
laba pada perusahaan otomotif, dan hasilnya Current Ratio (CR), Working
Capital to Total Asset (WCTA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Profit Margin
(PM) secara bersama sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
perubahan laba. Secara parsial Current ratio (CR) tidak berpengaruh secara
sinifikan dan negative terhadap perubahan laba, Working Capital to Total Asset
(WCTA) dan Profit Margin (PM) berpengaruh signifikan dan positif terhadap
perubahan laba sedangkan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh secara
signifikan dan positif terhadap perubahan laba.
17
2.5. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan
penelitian, dan landasan teori yang telah dikemukakan di atas maka kerangka
pemikiran teoritis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Gambar
Kerangka Penelitian Teoritis dan Empiris
X : Rasio Likuiditas
• Current Ratio (CR) X1
• Quickt Ratio (QR) X2
X : Rasio Solvabilitas
• Debt to Equity Ratio (DER) X3
• Net Income to Liabilities
Ratio (NIL) X4
Y : Laba
dimasa yang
akan datang
X3 : Rasio Profitabilitas
• Return On Asset (ROA) X5
X4 : Rasio Aktivitas
• Total Asset Turn Over (TATO)
X6
Keterangan :
H1 : Current Ratio (CR),
H2 : Quick Ratio (QR)
H3 : Debt to Equity Ratio (DER)
18
H4 : Net Income to Liabilities (NIL)
H5 : Return On Assets (ROA)
H6 : Total Asset Turn Over (TATO)
H7 : Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Debt to Equty Ratio (DER),
Net Income to Liabilities (NIL), Return On Assets (ROA), Total Asset Turn
Over (TATO)
Dengan adanya kerangka pikiran diatas dapat diketahui bahwa Current Ratio
(CR), Quick Ratio (QR), Debt to Equty Ratio (DER), Net Income to Liabilities
(NIL), Return On Assets (ROA), Total Asset Turn Over (TATO) merupakan
variabel independen dan sedangkan laba dimasa yang akan datang merupakan
variabel dependen.
Rasio
Likuiditas
mengukur
kemampuan
likuiditas
jangka
pendek
perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang
lancarnya. Yang digunakan dalam Rasio Likuiditas adalah Current Ratio (CR)
dan Quick Ratio (QR).
Rasio Solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajibankewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvable adalah perusahaan
yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total asetnya, ratio ini mengukur
likuiditas jangka panjang perusahaan. Rasio solvabilitas yang digunakan adalah
Debt to Equity Ratio (DER) dan Net Income to Liabilities (NIL).
19
Rasio Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham
tertentu. Ratio profitabilitas yang digunakan adalah Return On Asset (ROA).
Rasio Aktivitas melihat beberapa aset kemudian menentukan berapa
tingkat aktifitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas
yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin
besarnya kelebihan dana yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana
kelebihan tersebut akan lebih baik apabila ditanamkan pada aktiva yang lain
yang lebih produktif. Rasio aktifitas yang digunakan adalah Total Asset Turn
Over (TATO).
Laba didefinisikan sebagai perubahan dalam equity (net asset) dari suatu
entity selama satu periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian
yang berasal bukan dari pemilik. Laba sebagai suatu pengukuran kinerja dan
bagian dari laporan keuangan perusahaan, merefleksikan telah terjadinya proses
peningkatan atau penurunan ekuitas dari berbagai sumber transaksi kecuali
transaksi dengan pemegang saham dalam suatu periode tertentu. Konsep laba
yaitu value added, laba bersih perusahaan, laba bersih bagi investor, dan laba
bersih bagi pemegang saham residual. Sama halnya dengan pendapatan bersih
(net income) yang memasukkan hampir seluruh kejadian yang tercakup dalam
pendapatan bersih dengan penekanan pada periode sekarang.
20
Download