Document

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah swt menegaskan, bahwa Islam adalah agama yang memberikan
rahmat kepada alam semesta termsuk di dalamnya, manusia. Hal tersebut
diungkapkan dalam QS al-Anbiya>’: 107:
ِ ِ
‫ني‬
َ َ‫َوَما أ َْر َس ْلن‬
َ ‫اك إِال َر ْْحَ ًة ل ْل َعالَم‬
Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam. 1
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah mengutus nabi Muhammad
saw untuk mengajarkan Islam kepada umat manusia dengan visi dan misi yang
jelas, dalam rangka memberikan rahmat, kedamaian, kesejahteraan, dan
kemakmuran bagi umat manusia. Dalam menyebarkan agama Islam tersebut,
Nabi Muhammad saw dibekali dengan petunjuk wahyu yang diberikan Allah
kepadanya melalui malaikat Jibril, yang terkumpul dalam satu kitab suci dan
agung, Alquran.
Allah berfirman dalam QS al-Isra>’: 82:
ِ
ِ ِ ُ ‫آن ما ىو ِش َفاء ور ْْحةٌ لِْلم ْؤِمنِني وال ي ِز‬
ِ
‫ني إِال َخ َس ًارا‬
َ ‫يد الظَّالم‬
َ َ َ ُ َ َ َ ٌ َ ُ َ ‫َونُنَ ِّزُل م َن الْ ُق ْر‬
Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. 2
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya (al-Juma>natul ‘Ali>) (Bandung: CV
Penerbit J-ART, 2005), 332.
2
Ibid., 291.
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
Demikian juga dalam QS al-Baqarah: 185 dijelaskan:
ِ
ِ
ٍ َ‫َّاس وب يِّ ن‬
ِِ
ِ َ‫ات ِمن ا ْْل َدى والْ ُفرق‬
‫ان فَ َم ْن‬
َ ‫َش ْهُر َرَم‬
َ َ ِ ‫ضا َن الَّذي أُنْ ِزَل فيو الْ ُق ْرآ ُن ُى ًدى للن‬
ْ َ ُ َ
ِ ِ
ِ
‫يد اللَّوُ بِ ُك ُم‬
ُ ‫ُخَر يُِر‬
ً ‫ص ْموُ َوَم ْن َكا َن َم ِر‬
ْ ‫َش ِه َد مْن ُك ُم الش‬
َ ‫يضا أ َْو َعلَى َس َف ٍر فَع َّدةٌ م ْن أَيَّ ٍام أ‬
ُ َ‫َّهَر فَلْي‬
ِ ‫يد بِ ُكم الْعسر ولِتُك‬
‫ْملُوا الْعِ َّدةَ َولِتُ َكبِّ ُروا اللَّ َو َعلَى َما َى َدا ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكُرو َن‬
َ َ ْ ُ ُ ُ ‫الْيُ ْسَر َوال يُِر‬
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang
di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang
hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri
tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu,
dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang
lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu, supaya kamu bersyukur.3
Dalam QS al-Ma>idah: 48 Allah berfirman:
ِ
ِ
ِ َ ‫وأَنْزلْنَا إِلَي‬
ِ
ِ َ‫ني ي َديِْو ِمن الْ ِكت‬
‫اح ُك ْم‬
ْ َ‫اب َوُم َهْيمنًا َعلَْيو ف‬
ْ َ َ
َ ‫اب بِا ْْلَ ِّق ُم‬
َ َْ َ‫ص ِّدقًا ل َما ب‬
َ َ‫ك الْكت‬
َ
‫بَ ْي نَ ُه ْم ِِبَا أَنْ َزَل اللَّوُ َوال تَتَّبِ ْع أ َْى َواءَ ُى ْم َع َّما َجاءَ َك ِم َن ا ْْلَ ِّق لِ ُك ٍّل َج َعلْنَا ِمْن ُك ْم ِش ْر َع ًة‬
ِ ‫اْلي ر‬
ِ
ِ ْ َ‫اجا ولَو َشاء اللَّوُ ََلَ َعلَ ُكم أ َُّم ًة و ِاح َد ًة ولَ ِك ْن لِيَْب لُوُكم ِِف َما آتَا ُكم ف‬
‫ات‬
ْ
ْ َ
َ
َ ْ
َ ْ َ ً ‫َومْن َه‬
َ َْْ ‫استَب ُقوا‬
‫إِ َ اللَِّو َم ْرِج ُع ُك ْم َِ ًيعا فَيُنَبُِّ ُك ْم ِِبَا ُكْنتُ ْم فِ ِيو َ ْتَلِ ُفو َن‬
Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu;
Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan
kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu
kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki,
niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji
kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu
diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. 4
Beberapa ayat di atas cukup dapat memberikan legitimasi dan
justifikasi bahwa sendi-sendi ajaran Islam yang tertuang dalam Alquran adalah
3
4
Ibid., 29.
Ibid.,117.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
sebagai petunjuk yang jelas bagi gerak kehidupan manusia. Dengan hal ini
dapat dikatakan, bahwa tidak ada tujuan lain Islam diturunkan sebagai agama
selain menjadi rahmat bagi alam dan seluruh isinya.
Berangkat dari itulah maka Islam sudah pasti mengatur segala sesuatu
yang menyangkut kehidupan manusia, termsuk kepemimpinan terutama
kepemimpinan dalam sebuah Negara. Berbicara Negara, maka tidak bisa lepas
dari sistem yang dianut. Dalam hal ini, Islam mengenal kata Shu>ra> yang jamak
dikenal dengan bermusyawarah, musyawarah yang dilakukan oleh berbagai
pihak dengan tujuan mengetahui berbagai buah pikiran ke arah pencapaian
suatu
rumusan. 5
Pada
perkembangannya,
kata
Shu>ra>
banyak
yang
mengategorikannya dengan Demokrasi. Hal tersebut tentu penting untuk
disinggung dalam penelitian ini. Karena pemikiran tokoh yang akan penulis
teliti juga turut bergumul dalam diskursus tersebut, yaitu Sayyid Qutub. Dia
merupakan salah satu tokoh kawakan yang mendengungkan term Shu>ra>
sebagai satu konsep yang luar biasa yang dimiliki Islam. Sayyid Qutub
berpandangan bahwa Shu>ra> adalah prinsip dasar yang diwajibkan Islam kepada
pemeluknya untuk dilaksanakan. Sebab dengan Shu>ra> itulah segala permasalah
5
Dalam tafsirnya, al-Qurt}ubi> mengatakan bahwa kata shu>ra> oleh ahli bahasa diambil dari kata
‫ت الدَّابَّةَ َو َش َّوْرتُ َها‬
ُ ‫( ُش ْر‬upaya melatih binatang), ada pula yang mengatakan ‫ور‬
ُ ‫ُش ْر‬
ٌ ‫ت ال َْع َس َل َوا ْشتَ ْرتُوُ فَ ُه َو َم ُش‬
ِ
،‫َخ ْذتُوُ ِم ْن َم ْو ِضعِ ِو‬
‫أ‬
‫ا‬
‫ذ‬
‫إ‬
‫ار‬
‫ت‬
‫ش‬
‫م‬
‫و‬
(
mengambil
madu
dari
tempatnya)
(Lihat.
Al-Qurt}
u
bi>
,
al-Jami’
Li
Ah{
k
a>m
َ
ْ
َ
َ
ٌ َُ
al-Qur’a>n, Vol. 4, cet. Ke-2 (Kairo: Da>r al-Kutub, 1964), 249)
Secara istilah Menurut Abu Ali al-Tabarsi, Shu>ra> merupakan permusyawaratan untuk
mendapatkan kebenaran. Sedang Al-Asfahani mendefinisikan Shu>ra> sebagai merumuskan
pendapat melalui pembicaraan (permusyawaratan). Sementara Ibn al-Arabi memberikan
pengertian Shu>ra> sebagai musyawarah untuk mencari kebenaran atau nasihat dalam mencari
kepastian. ( Lihat. Moh. Izani Moh Zain, Islam dan Demokrasi: Cabaran Politik Muslim
Kontemporari di Malaysia, (Kuala Lumpur: Universiti Malaya, 2005), 19.)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
kehidupan akan terpecahkan khusunya dalam falsafah pemerintahan. 6
Berangkat dari itulah penulis melakukan penelitian ini.
Di antara ayat yang digunakan dalam hal Shu>ra> ini adalah:
QS Ali „Imra>n: 159:
ِ
ِِ ٍِ
ِ ْ‫ظ الْ َقل‬
‫ف‬
ُّ ‫ب النْ َف‬
َ ‫ت فَظِّا َغلِي‬
ْ َ‫ك ف‬
َ ‫ضوا ِم ْن َح ْول‬
ُ ‫اع‬
َ ‫ت َْلُ ْم َولَ ْو ُكْن‬
َ ‫فَبِ َما َر ْْحَة م َن اللَّو لْن‬
ِ
ِ ‫عْن هم و‬
‫ني‬
ُّ ‫ت فَتَ َوَّك ْل َعلَى اللَِّو إِ َّن اللَّ َو ُُِي‬
َ ‫ب الْ ُمتَ َوِّكل‬
َ ‫األم ِر فَِإ َذا َعَزْم‬
ْ ‫استَ ْغف ْر َْلُ ْم َو َشا ِوْرُى ْم ِِف‬
ْ َ ُْ َ
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakkal kepada-Nya.7
QS al-Shu>ra>: 38:
ِ
ِ َّ
‫اى ْم يُْن ِف ُقو َن‬
َّ ‫استَ َجابُوا لَِرِِّّبِ ْم َوأَقَ ُاموا‬
ُ َ‫الصال َة َوأ َْمُرُى ْم ُش َورى بَ ْي نَ ُه ْم َوِمَّا َرَزقْ ن‬
ْ ‫ين‬
َ ‫َوالذ‬
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya
dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat
antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami
berikan kepada mereka.8
QS al-Baqarah: 233:
ِ ُ‫الرضاعةَ وعلَى الْمول‬
ِ ِ َ‫ني َك ِامل‬
ِ
ِ
ِ
‫ود‬
ْ ِ ْ َ‫الد ُى َّن َح ْول‬
َ ‫ات يُ ْرض ْع َن أ َْو‬
ُ ‫َوالْ َوال َد‬
ْ َ َ َ َ َ َّ ‫ني ل َم ْن أ ََر َاد أَ ْن يُت َّم‬
ِ
ِ
ِ
ِ
‫ود‬
ٌ ُ‫ض َّار َوال َدةٌ بَِولَد َىا َوال َم ْول‬
َ ُ‫س إِال ُو ْس َع َها ال ت‬
ُ َّ‫لَوُ ِرْزقُ ُه َّن َوك ْس َوتُ ُه َّن بِالْ َم ْعُروف ال تُ َكل‬
ٌ ‫ف نَ ْف‬
ِ
ِ
ِِ
ِ ٍ ‫ك فَِإ ْن أَرادا فِصاال عن تَر‬
‫اح‬
َ ‫لَوُ بَِولَده َو َعلَى الْ َوا ِرث ِمثْ ُل َذل‬
َ َ‫اض مْن ُه َما َوتَ َش ُاوٍر فَال ُجن‬
َ َْ َ ََ
Sayyid Qut}b, Fi> Z}ila>l al-Qur’a>n, vol. 1, cet. Ke-17 (Beirut: Da>r al-Shuru>q, 1412 H), 500
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 72.
8
Ibid., 488
6
7
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
ِ ‫علَي ِهما وإِ ْن أَرْد ُُت أَ ْن تَست ر ِضعوا أَوال َد ُكم فَال جنَاح علَي ُكم إِذَا سلَّمتم ما آتَيتم بِالْمعر‬
‫وف‬
ْ َ َ َ َْ
ْ ْ ُ َْْ
ُ ْ َ ْ ُْ َ ْ ُ ْ َ ْ ْ َ َ ُ
ِ
ِ َّ ‫واتَّ ُقوا اللَّو و ْاعلَموا أ‬
ٌ ‫َن اللَّ َو ِبَا تَ ْع َملُو َن بَص‬
ُ ََ
َ
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban
ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma'ruf.
seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah
seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena
anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin
menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin
anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu
memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah
dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. 9
Dengan demikian sudah jelas, bahwa Islam yang mempunyai konsep
besar dalam manajemen kehidupan manusia yaitu konsep Shu>ra>. Untuk itulah
sangatlah penting untuk diurai hal ihwal Shu>ra> sehingga konsep tersebut dapat
dikontekskan sebaik mungkin. Melalui tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n karya Sayyid
Qut}ub inilah penulis akan meneliti dan mengurainya dalam tesis ini.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Untuk mengungkap materi-materi Shu>ra> dalam Alquran tersebut
sangat perlu untuk menganalisa, menginventarisasi dan mengidentifakasi
masalah yang terkait dengan materi tersebut. Diantara masalah yang terkait
dengan materi di atas adalah:
1. Makna Shu>ra> dalam Alquran menurut Sayyid Qut{ub dalam tafsir Fi>
Z{ila>l al-Qur’a>n
9
Ibid., 39
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
2. Mekanisme pengambilan kebijakan dalam sistem Shu>ra> menurut Sayyid
Qut{ub dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n
3. Karakter yang harus dimiliki oleh penganut sistem Shu>ra>
4. Pengungkapan ayat-ayat tentang Shu>ra> dalam Alquran menurut Sayyid
Qut{ub dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n.
5. Penafsiran ayat-ayat tentang Shu>ra> Menurut Sayyid Qut{ub dalam tafsir
Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n
Dari sekian identifikasi masalah di atas maka perlu untuk dibatasi
menjadi beberapa masalah dengan tanpa mengurangi subtansi identifikasi
masalah di atas. Batasan tersebut menjadi dua masalah:
1. Pengungkapan ayat-ayat tentang Shu>ra> dalam Alquran menurut Sayyid
Qut{ub dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n.
2. Penafsiran ayat-ayat tentang Shu>ra> Menurut Sayyid Qut{ub dalam tafsir
Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n
C. Rumusan Masalah
Dalam rangka memfokuskan pembahasan dalam tesis ini maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengungkapan ayat-ayat tentang Shu>ra> dalam Alquran
menurut Sayyid Qut{ub dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n?
2. Bagaimana Penafsiran ayat-ayat tentang Shu>ra> Menurut Sayyid Qut{ub
dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n?
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka
penelitian ini memiliki tujuan, sebagai berikut:
1. Menjelaskan
dan
memaparkan
pengungkapan
ayat-ayat
yang
berkaitan dengan Shu>ra> dalam Alquran menurut Sayyid Qut{ub dalam
tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n
2. Menjelaskan penafsiran ayat-ayat tentang Shu>ra> menurut Sayyid
Qut{ub dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n
E. Kegunaan Penelitian
Ada beberapa manfaat dan kegunaan yang penulis harapkan dari hasil
penelitian ini, yaitu:
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini bisa menjadi kontribusi dalam studi
Alquran dan tafsir, kaitannya dalam tafsir Mawd{u>’i.>10 Selain itu, dapat
bermanfaat dalam mengungkap maksud dari konsep Shu>ra> menurut
Sayyid Qut{ub.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai
bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti tentang masalah
Shu>ra> secara khusus dengan metode dan pendekatan yang berbeda.
Sehingga kajian term Shu>ra> ini dapat ditelusuri dari berbagai aspek
pendekatan ilmiah dan menghasilkan pemahaman yang luas.
„Abd al-Hayy al-Farmawi>, Al-Bida>yat{ Fi> Tafsi>r al-Mawd}u>’i>, (Kairo: Maktabat
Jumhu>riyyah, 1976), 56.
10
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
3. Dapat mempunyai implikasi positif baik dari sisi teoritis maupun
praktis bagi masyarakat luas khususnya umat Islam.
4. Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu usaha peningkatan,
penghayatan dan pengamalan terhadap nilai-nilai Alquran khususnya
berkaitan dengan pemanfaatan Shu>ra> dalam segala sisi kehidupan
manusia
dalam
hal
ini
pemerintahan
dan
bentuk-bentuk
kepemimpinan lainnya.
F. Kerangka Teoritik
Kerangka teori merupakan landasan berpikir yang disusun untuk
menunjukkan dari sudut mana masalah yang telah dipilih akan disoroti. 11
Menurut Sugiono, teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi
yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan
dan meramalkan fenomena. 12 Tentu saja disini penulis memerlukan sebuah
teori untuk menelaah Shu>ra> perspektif Sayyid Qutub dalam tafsirnya, Fi> Z{ila>l
al-Qur’a>n.
Secara umum, Shu>ra> dimaknai dengan musyawarah yang dilakukan
oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu kesepakatan. Disisi lain term
Shu>ra> yang disebut dalam Alquran dianggap sama dengan Demokrasi oleh
beberapa pemikir politik Islam. Akan tetapi, Sayyid Qut}ub tidak sependapat
jika term Shu>ra> disamakan dengan term Demokrasi sebab Islam hanya punya
11
12
Muhammad Al fatih Suryadilaga, Metodologi Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Teras, 2005), 166.
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2010), 52.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
satu prinsip yaitu Shu>ra>.13 Meski demikian, Sayyid Qut}ub tidak menjelaskan
definisi dari Shu>ra> secara rijit baik dari perubahan makna sebab perubahan
dasar kata maupun Shu>ra>
secara termenologi. Akan tetapi Sayyid Qut}ub
membahas tuntas tentang Shu>ra> dari sisi operasional dan gambaran umum,
sehingga ketika dipadukan akan menjadi konglusi yang sempurna tentang
Shu>ra>. Dari hasil pengamatan sementara yang dilakukan penulis terhadap hasil
penafsiran Sayyid Qut}ub dalam ayat-ayat Shu>ra> dapat dikemukakan, bahwa
Shu>ra> tidak bisa lepas dari proses musyawarah, sebab dalam musyawarah
terdapat pertukaran pendapat dan pemikiran (taqli>b awjuh al-ra’y) yang akan
terseleksi untuk dijadikan sebuah kebijakan/keputusan. Kebijakan itulah yang
akan memengaruhi seluruh gerak masyarakat atau suatu bangsa, maka dari itu
musyawarah menjadi inti dari Shu>ra>.14 Ayat utama yang dijadikan landasan
utama Shu>ra> oleh Sayyid Qutub adalah QS Ali „Imra>n: 159:
ِ
ِِ ٍِ
ِ ْ‫ظ الْ َقل‬
‫ف‬
ُّ ‫ب النْ َف‬
َ ‫ت فَظِّا َغلِي‬
ْ َ‫ك ف‬
َ ‫ضوا ِم ْن َح ْول‬
ُ ‫اع‬
َ ْ‫ت َْلُ ْم َولَ ْو ُكن‬
َ ْ‫فَبِ َما َر ْْحَة م َن اللَّو لن‬
ِ
ِ ‫عْن هم و‬
‫ني‬
ُّ ‫ت فَتَ َوَّك ْل َعلَى اللَِّو إِ َّن اللَّ َو ُُِي‬
َ ‫ب الْ ُمتَ َوِّكل‬
َ ‫األم ِر فَِإ َذا َعَزْم‬
ْ ‫استَ ْغف ْر َْلُ ْم َو َشا ِوْرُى ْم ِِف‬
ْ َ ُْ َ
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakkal kepada-Nya.15
Dan QS al-Shu>ra>: 38:
ِ
ِ َّ
‫اى ْم يُنْ ِف ُقو َن‬
َّ ‫استَ َجابُوا لَِرِِّّبِ ْم َوأَقَ ُاموا‬
ُ َ‫الصالةَ َوأ َْمُرُى ْم ُش َورى بَ ْي نَ ُه ْم َوِمَّا َرَزقْ ن‬
ْ ‫ين‬
َ ‫َوالذ‬
Sayyid Qut}b, Fi> Z}ila>l al-Qur’a>n, vol. 1, 500-501.
Ibid., 500-503.
15
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 72.
13
14
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya
dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat
antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami
berikan kepada mereka.”16
Kendatipun ayat-ayat lain yang mengiringi dan yang dapat dikaitkan
dengan dua surat di atas juga disebutkan oleh Sayyid Qut}ub.
G. Penelitian Terdahulu
Pembahasan Shu>ra> bukanlah suatu hal yang baru, karena banyak
orang yang telah meneliti dan mengkaji tentang Shu>ra>. Akan tetapi dari
berbagai macam literatur atau tulisan, peneliti belum menemukan karya yang
mengkaji secara khusus tentang konsep Shu>ra> dalam Alquran perspektif Sayyid
Qut}ub.
Adapun penelusuran kepustakaan dari berbagai literatur, ditemukan
kajian yang bersinggungan dengan tema yang dibahas. Diantaranya adalah:
1. Shu>ra> versus Demokrasi analisis atas pemikiran politik ‘A>bid alJa>biri>. Skripsi ini ditulis oleh Suhaimi Razak (mahasisiwa IAIN Sunan
Ampel) pada tahun 2004. Orientasi dari tulisan tersebut hanya
membahas Shu>ra> dan Demokrasi perspektif ‘A>bid al-Ja>biri> dan bukan
tokoh yang lain seperti Sayyid Qut}ub.
2. Konsep Shu>ra> dalam Islam atas pelaksanaan Demokrasi konstitusional
di Indonesia menurut pemikiran Mahfud MD. Skripsi ini ditulis oleh
Sefri Ilhamsyah (mahasisiwa IAIN Sunan Ampel) pada tahun 2009.
16
Ibid., 488
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
Bahasan di dalamnya lebih kepada sinergisitas antara konsep Shu>ra>
dengan Demokrasi konstitusional di Indonesia menurut pandangan
Mahfud MD.
3. Al-Shu>ra> Fari>dat Isla>miyyah, karya „Ali Muhammad al-S{ala>bi>,
Muassasah Iqra, 2010. Buku ini membahas Shu>ra> dari beberapa
pemikiran tokoh dan tidak terfokus pada Sayyid Qut}ub saja.
Dari beberapa telaah pustaka yang telah dilakukan secara seksama,
penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian di atas. Di
antara persamaannya adalah:
1. Membahas tema yang sama, yaitu tentang Shu>ra>
2. Ayat pokok yang dihadirkan sama, yang diambil dari QS Ali ‘Imra>n:
159 dan QS al-Shu>ra>: 38.
Sedangkan yang menjadi pembeda adalah:
1. Tema Shu>ra> di atas belum ada yang mengambil dari konsep Shu>ra>
menurut Sayyid Qut}ub
2. Penelitian di atas kebanyakan lebih berorientasi pada perbandingan
Shu>ra> dan Demokrasi
3. Bentuk penelitian di atas tidak berbentuk Tesis melainkan Skripsi dan
Buku.
Dari uraian persamaan dan perbedaan di atas cukup menjadi legitimasi
legal bahwa penelitian tesis ini belum pernah dilakukan sebelumnya dan
terhitung sebagai penelitian baru.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
H. Metode Penelitian
Dalam penulisan karya ilmiah, metode penelitian meliputi:
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan model penelitian kualitatif. Disebut
kualitatif karena sumber data yang akan dieksplorasi berupa pernyataan verbal
yang tertuang dalam bentuk tulisan. 17 Selanjutnya, melakukan upaya untuk
mendapatkan data yang komprehensif tentang interpretasi term Shu>ra> menurut
Sayyid Qut{ub dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n
Penelitian ini juga termsuk dalam penelitian normatif yang
menggunakan metode library research (penelitian kepustakaan). Oleh karena
itu sumber-sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari
bahan-bahan tulisan, baik berupa literatur berbahasa Arab, Inggris maupun
Indonesia yang mempunyai keterkaitan dengan permasalahan dalam penelitian
ini.
2. Jenis Data dan Sumber Data
a. Jenis Data
Terdapat beberapa jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
yakni :
1) Pengungkapan ayat-ayat Shu>ra> dalam Alquran beserta ayat-ayat yang
identik dengannya.
2) Penafsiran ayat-ayat Shu>ra> dalam Alquran menurut Sayyid Qut{ub
dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n.
17
Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
1998), 19.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
b. Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari dokumen
perpustakaan yang terdiri dari dua jenis sumber, yakni primer dan sekunder.
Sumber primer adalah rujukan utama yang akan dipakai, yaitu :
1. Alquran (terutama dalam QS Ali ‘Imra>n: 159 dan QS al-Shu>ra>: 38)
2. Tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n karya Sayyid Qut}ub dan buku-buku lain
Sayyid Qut}ub yang terkait dengan tema seperti, al-’Ada>lat al-
Ijtima>iyyah fi al-Isla>m, fiqh al-Da’wat: mawd{u>’a>t fi al-Da’wah wa alHarakat dsb.
3. Beberapa kitab tafsir seperti, Tafsi>r al-Ra>zi> dan Tafsi>r al-Qurt}ubi>
Sedangkan sumber sekunder yang dijadikan sebagai rujukan
pelengkap dalam penelitian ini antara lain :
a.
Gerakan Kebangkitan Islam, ‘Ali> al-Mawdu>di>, Terj. Bandung:
Risalah 1984
b.
Al-H{uku>mat al-Isla>miyyat, „Ali> al-Mawdu>di>, Kairo: Da>r al-Fikr,
1970
c.
Mafa>him Qur’a>niyat, Muh}ammad Ah}mad Khalfalla>h, ‘A>lam alKuwait: Ma‟rifat, 1984
d.
Mu’jam Alfa>z} al-Qur’a>n al-Kari>m, (edisi revisi) Vol. 1 karya
Lembaga Bahasa Arab Mesir, Mesir: Da>r al-Shuru>q, 1989
e.
Lisa>n al-‘Arab karya Ibn al-Manz}u>r, Mesir: Da>r al-Ma’a>rif, 1119
f.
Al-Munawwir karya Achmad Warson Munawwir.
g.
Oxford Learners Pocket Dictionary karya Martin H. Manser.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
h.
Kemudian sumber rujukan pelengkap lainnya yakni buku-buku,
kitab-kitab, artikel-artikel baik dari majalah maupun di internet dan
alat informasi lainnya yang bisa dipertanggung jawabkan kebenaran
datanya yang berkaitan dengan pokok permasalahan dalam
penelitian ini dan dianggap penting untuk dikutip dan dijadikan
informasi tambahan.
3. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data.
Dalam teknik pengumpulan data, digunakan metode dokumentasi
yaitu dengan mencari data mengenai beberapa perihal berupa catatan, buku,
kitab, jurnal ilmiah ataupun dokumentasi lainnya. Melalui metode dokumentasi
ini, diperoleh data-data yang berkaitan dengan penelitian ini berdasarkan
konsep kerangka penulisan yang telah disiapkan sebelumnya.
Untuk menelaah dan mengkaji isi kandungan data utama dan yang lain
digunakan teknik content analysis (kajian isi). Hal ini disandarkan pada
pendapat Lexy J. Moloeng. Ia mengatakan “untuk memanfaatkan dokumen
yang padat isinya, biasanya digunakan metode tertentu. Metode yang paling
umum adalah content analysis atau dinamakan “kajian isi”. 18 Dalam hal ini
yang menjadi objek utama pada penelitian adalah pemikiran Sayyid Qut}ub
dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n terkait penafsiran term Shu>ra> dalam Alquran.
Setelah data dapat terhimpun, kemudian dipilah, diklasifikasi, dan
diinventarisasi dalam pemikiran yang sesuai dengan norma atau kaidah yang
18
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),
163.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
telah ditetapkan untuk disimpulkan dengan konklusi induktif dan deduktif. 19
Dengan demikian, pokok pikiran yang terkandung dalam data utama akan
mudah diidentifikasi dan dikategorisasi secara sistematik ke dalam satu
kesimpulan yang jelas terarah, dan mudah untuk dianalisis serta diinterpretasi
lebih lanjut.
Adapun pendekatan yang dipilih dalam penelitian ini ialah metode
tafsir Mawd}u>’i> (tafsir tematik), yaitu suatu metode tafsir yang berupaya
mencari jawaban Alquran tentang suatu masalah tertentu dengan menghimpun
seluruh ayat yang dikaji, kemudian berusaha mencari pengertian secara
mendalam terhadap kata-kata Shu>ra> yang terdapat dalam berbagai konteks ayat
dan menganalisanya untuk melahirkan sebuah konsep yang utuh dan
komprehensif20 mengenai Shu>ra> dalam Alquran menurut Sayyid Qut}ub.
Pendekatan tematik
yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
menekankan pada tinjauan kronologis berdasarkan tertib nuzul surat-surat
dalam
Alquran
karya
Muhammad
‟Izzah
Darwazah,21
kemudian
dikonfirmasikan dengan karya Muhamad Fu‟ad Abd al-Baqi‟ dalam karyanya
Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfa>z} Al-Qur’an untuk melihat satuan ayat makiah
dan madaniahnya22 dengan tanpa mengabaikan tinjauan dari mufassir lainnya.
19
Kesimpulan induktif adalah usaha atau proses pengambilan kesimpulan berdasarkan faktafakta individual. Jika pengambilan kesimpulan dengan jalan sebaliknya maka disebut dengan
deduktif.
20
al-Farmawi>, al-Bida>yat Fi> Tafsi>r al-Maud}u’> i` ,> 5.
21
Muhammad „Azzah Darwazah, Al-Tafsi>r al-Hadi>s : al-Suwa>r Murattabah H}asb al-Nuzu>l,
vol. 1 (Kairo: Da>r Ih}ya al-Kutub al-„Arabiyah, 1383), 15-16.
22
Muhammad Fuad „Abd al-Ba>qi>, al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fa>d} al-Qur’a>n, (Kairo: Dar alKutub al-Mishriyat, 1364), 488.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
Pemilihan metode tematik sebagai dasar pendekatan dalam kajian ini,
tidak berarti bahwa pendekatan lain diabaikan. Oleh karena itu, semua ilmu
bantu yang dapat lebih memperjelas masalah dan relevan dengannya dapat
digunakan.
4. Langkah-langkah Penelitian.
Oleh karena kerangka teori dalam penelitian ini mengikuti langkahlangkah yang ditawarkan oleh al-Farmawi> yang pada tahap oprasionalnya
mengacu pada pola integrasi antara Muhammad „Izzah Darwazah yang
menekankan pada aspek tertib nuzul surat-surat dalam Alquran dan
Muhammad Fu`ad ‘Abd al-Ba>qi> untuk melihat satuan ayat makkiyah dan
madaniahnya, maka langkah-langkah oprasional yang dimaksudkannya adalah
sebagai berikut:
1. Memilih tema yang hendak dijadikan pokok bahasan.
2. Menghimpun ayat-ayat yang sesuai dengan tema, baik ayat-ayat makiah
maupun madaniah,
3. Menyusun ayat sesuai dengan masa nuzulnya, disertai pengetahuan
tentang sebab nuzulnya,
4.
Mengetahui munasabah (hubungan) ayat-ayat pada suratnya,
5. Menyusun tema bahasan dalam suatu kerangka (out line) secara lengkap,
6. Melengkapi pembahasan tema tersebut
dengan hadis-hadis
yang
dipandang relevan guna memperjelas pembahasan,
7. Melakukan kajian ayat-ayat tersebut
dengan cara:
secara tematik dan menyeluruh
a) Menghimpun ayat-ayat yang mengandung pengertian
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
serupa maupun sejenis, b) Mengkompromikan antara ayat-ayat yang ‘a>m
dan yang kha>s}, yang mut}laq dan muqayyad, atau yang tampaknya
bertentangan, menjelaskan yang na>sikh dan mansu>kh, sehingga semua ayat
tersebut bertemu dalam satu muara tanpa perbedaan dan kontradiksi. 23
5. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menganalisa data dengan system analisis
induktif. Analisa demikian demikian dimaksudkan sebagai tahapan tahapan
pengkajian teks, pesan, petunjuk maupun informasi Shu>ra> yang keberadaanya
terpisah dan terpotong di berbagai sumber dan tempat yang berbeda-beda,
terutama ayat-ayat yang mempunyai pengertian Shu>ra> dalam Alquran dalam
tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n karya Sayyid Qut}ub. Semua data yang terkumpul, baik
primer maupun sekunder, diklasifikasi dan dianalisis sesuai dengan sub
bahasan masing-masing. Selanjutnya dilakukan telaah mendalam atas karyakarya yang memuat objek penelitian dengan menggunakan analisis isi, yaitu
suatu teknik sistematik untuk menganalisis isi pesan dan mengolahnya dengan
tujuan menangkap pesan yang tersirat dari satu atau beberapa pernyataannya. 24
I. Sistematika Pembahasan
Supaya pembahasan yang ada dalam penelitian ini menjadi sistematis
dan mudah dipahami, maka penelitian ini disajikan dengan sistematika sebagai
berikut:
23
24
Abd al-Hayyi al-Farmawi>, al-Bida>yat Fi> Tafsi>r al-Maud}u>`’i>…, 61-62.
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1993), 76-
77.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
Bab Pertama: pendahuluan, meliputi: Latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teoritik, penelitian
terdahulu, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab Kedua: memaparkan tentang biografi Sayyid Qut}ub : kehidupan,
karir intelektual, arkeologi pemikiran, dan karya-karya intelektual. Pada bab
ini, dideskripsikan pula gambaran umum kitab tafsirnya, yang meliputi latar
belakang penulisan, metode dan corak penafsiran.
Bab Ketiga:
menjelaskan tentang Shu>ra > sebagai konsep awal yang
ditawarkan Islam, wawasan tentang Shu>ra> secara umum, dan pembahasan
antara Shu>ra> dan Demokrasi.
Bab Keempat: mengurai tentang Shu>ra > dalam Alquran yang dilihat dari
berbagai aspek, terminologi Shu>ra> dalam penafsiran Sayyid Qut}ub yang di
dalamnya memuat tentang eksistensi Shu>ra>, posisi, nilai-nilai, dan urgensinya.
Bab Kelima: penutup, sebagai kesimpulan dan saran dari pembahasan
penelitian ini.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Download