BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah swt menegaskan, bahwa Islam adalah agama yang memberikan rahmat kepada alam semesta termsuk di dalamnya, manusia. Hal tersebut diungkapkan dalam QS al-Anbiya>’: 107: ِ ِ ني َ ََوَما أ َْر َس ْلن َ اك إِال َر ْْحَ ًة ل ْل َعالَم Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. 1 Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah mengutus nabi Muhammad saw untuk mengajarkan Islam kepada umat manusia dengan visi dan misi yang jelas, dalam rangka memberikan rahmat, kedamaian, kesejahteraan, dan kemakmuran bagi umat manusia. Dalam menyebarkan agama Islam tersebut, Nabi Muhammad saw dibekali dengan petunjuk wahyu yang diberikan Allah kepadanya melalui malaikat Jibril, yang terkumpul dalam satu kitab suci dan agung, Alquran. Allah berfirman dalam QS al-Isra>’: 82: ِ ِ ِ ُ آن ما ىو ِش َفاء ور ْْحةٌ لِْلم ْؤِمنِني وال ي ِز ِ ني إِال َخ َس ًارا َ يد الظَّالم َ َ َ ُ َ َ َ ٌ َ ُ َ َونُنَ ِّزُل م َن الْ ُق ْر Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. 2 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya (al-Juma>natul ‘Ali>) (Bandung: CV Penerbit J-ART, 2005), 332. 2 Ibid., 291. 1 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2 Demikian juga dalam QS al-Baqarah: 185 dijelaskan: ِ ِ ٍ ََّاس وب يِّ ن ِِ ِ َات ِمن ا ْْل َدى والْ ُفرق ان فَ َم ْن َ َش ْهُر َرَم َ َ ِ ضا َن الَّذي أُنْ ِزَل فيو الْ ُق ْرآ ُن ُى ًدى للن ْ َ ُ َ ِ ِ ِ يد اللَّوُ بِ ُك ُم ُ ُخَر يُِر ً ص ْموُ َوَم ْن َكا َن َم ِر ْ َش ِه َد مْن ُك ُم الش َ يضا أ َْو َعلَى َس َف ٍر فَع َّدةٌ م ْن أَيَّ ٍام أ ُ ََّهَر فَلْي ِ يد بِ ُكم الْعسر ولِتُك ْملُوا الْعِ َّدةَ َولِتُ َكبِّ ُروا اللَّ َو َعلَى َما َى َدا ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكُرو َن َ َ ْ ُ ُ ُ الْيُ ْسَر َوال يُِر (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.3 Dalam QS al-Ma>idah: 48 Allah berfirman: ِ ِ ِ َ وأَنْزلْنَا إِلَي ِ ِ َني ي َديِْو ِمن الْ ِكت اح ُك ْم ْ َاب َوُم َهْيمنًا َعلَْيو ف ْ َ َ َ اب بِا ْْلَ ِّق ُم َ َْ َص ِّدقًا ل َما ب َ َك الْكت َ بَ ْي نَ ُه ْم ِِبَا أَنْ َزَل اللَّوُ َوال تَتَّبِ ْع أ َْى َواءَ ُى ْم َع َّما َجاءَ َك ِم َن ا ْْلَ ِّق لِ ُك ٍّل َج َعلْنَا ِمْن ُك ْم ِش ْر َع ًة ِ اْلي ر ِ ِ ْ َاجا ولَو َشاء اللَّوُ ََلَ َعلَ ُكم أ َُّم ًة و ِاح َد ًة ولَ ِك ْن لِيَْب لُوُكم ِِف َما آتَا ُكم ف ات ْ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ ً َومْن َه َ َْْ استَب ُقوا إِ َ اللَِّو َم ْرِج ُع ُك ْم َِ ًيعا فَيُنَبُِّ ُك ْم ِِبَا ُكْنتُ ْم فِ ِيو َ ْتَلِ ُفو َن Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. 4 Beberapa ayat di atas cukup dapat memberikan legitimasi dan justifikasi bahwa sendi-sendi ajaran Islam yang tertuang dalam Alquran adalah 3 4 Ibid., 29. Ibid.,117. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3 sebagai petunjuk yang jelas bagi gerak kehidupan manusia. Dengan hal ini dapat dikatakan, bahwa tidak ada tujuan lain Islam diturunkan sebagai agama selain menjadi rahmat bagi alam dan seluruh isinya. Berangkat dari itulah maka Islam sudah pasti mengatur segala sesuatu yang menyangkut kehidupan manusia, termsuk kepemimpinan terutama kepemimpinan dalam sebuah Negara. Berbicara Negara, maka tidak bisa lepas dari sistem yang dianut. Dalam hal ini, Islam mengenal kata Shu>ra> yang jamak dikenal dengan bermusyawarah, musyawarah yang dilakukan oleh berbagai pihak dengan tujuan mengetahui berbagai buah pikiran ke arah pencapaian suatu rumusan. 5 Pada perkembangannya, kata Shu>ra> banyak yang mengategorikannya dengan Demokrasi. Hal tersebut tentu penting untuk disinggung dalam penelitian ini. Karena pemikiran tokoh yang akan penulis teliti juga turut bergumul dalam diskursus tersebut, yaitu Sayyid Qutub. Dia merupakan salah satu tokoh kawakan yang mendengungkan term Shu>ra> sebagai satu konsep yang luar biasa yang dimiliki Islam. Sayyid Qutub berpandangan bahwa Shu>ra> adalah prinsip dasar yang diwajibkan Islam kepada pemeluknya untuk dilaksanakan. Sebab dengan Shu>ra> itulah segala permasalah 5 Dalam tafsirnya, al-Qurt}ubi> mengatakan bahwa kata shu>ra> oleh ahli bahasa diambil dari kata ت الدَّابَّةَ َو َش َّوْرتُ َها ُ ( ُش ْرupaya melatih binatang), ada pula yang mengatakan ور ُ ُش ْر ٌ ت ال َْع َس َل َوا ْشتَ ْرتُوُ فَ ُه َو َم ُش ِ ،َخ ْذتُوُ ِم ْن َم ْو ِضعِ ِو أ ا ذ إ ار ت ش م و ( mengambil madu dari tempatnya) (Lihat. Al-Qurt} u bi> , al-Jami’ Li Ah{ k a>m َ ْ َ َ ٌ َُ al-Qur’a>n, Vol. 4, cet. Ke-2 (Kairo: Da>r al-Kutub, 1964), 249) Secara istilah Menurut Abu Ali al-Tabarsi, Shu>ra> merupakan permusyawaratan untuk mendapatkan kebenaran. Sedang Al-Asfahani mendefinisikan Shu>ra> sebagai merumuskan pendapat melalui pembicaraan (permusyawaratan). Sementara Ibn al-Arabi memberikan pengertian Shu>ra> sebagai musyawarah untuk mencari kebenaran atau nasihat dalam mencari kepastian. ( Lihat. Moh. Izani Moh Zain, Islam dan Demokrasi: Cabaran Politik Muslim Kontemporari di Malaysia, (Kuala Lumpur: Universiti Malaya, 2005), 19.) digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 4 kehidupan akan terpecahkan khusunya dalam falsafah pemerintahan. 6 Berangkat dari itulah penulis melakukan penelitian ini. Di antara ayat yang digunakan dalam hal Shu>ra> ini adalah: QS Ali „Imra>n: 159: ِ ِِ ٍِ ِ ْظ الْ َقل ف ُّ ب النْ َف َ ت فَظِّا َغلِي ْ َك ف َ ضوا ِم ْن َح ْول ُ اع َ ت َْلُ ْم َولَ ْو ُكْن َ فَبِ َما َر ْْحَة م َن اللَّو لْن ِ ِ عْن هم و ني ُّ ت فَتَ َوَّك ْل َعلَى اللَِّو إِ َّن اللَّ َو ُُِي َ ب الْ ُمتَ َوِّكل َ األم ِر فَِإ َذا َعَزْم ْ استَ ْغف ْر َْلُ ْم َو َشا ِوْرُى ْم ِِف ْ َ ُْ َ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.7 QS al-Shu>ra>: 38: ِ ِ َّ اى ْم يُْن ِف ُقو َن َّ استَ َجابُوا لَِرِِّّبِ ْم َوأَقَ ُاموا ُ َالصال َة َوأ َْمُرُى ْم ُش َورى بَ ْي نَ ُه ْم َوِمَّا َرَزقْ ن ْ ين َ َوالذ Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.8 QS al-Baqarah: 233: ِ ُالرضاعةَ وعلَى الْمول ِ ِ َني َك ِامل ِ ِ ِ ود ْ ِ ْ َالد ُى َّن َح ْول َ ات يُ ْرض ْع َن أ َْو ُ َوالْ َوال َد ْ َ َ َ َ َ َّ ني ل َم ْن أ ََر َاد أَ ْن يُت َّم ِ ِ ِ ِ ود ٌ ُض َّار َوال َدةٌ بَِولَد َىا َوال َم ْول َ ُس إِال ُو ْس َع َها ال ت ُ َّلَوُ ِرْزقُ ُه َّن َوك ْس َوتُ ُه َّن بِالْ َم ْعُروف ال تُ َكل ٌ ف نَ ْف ِ ِ ِِ ِ ٍ ك فَِإ ْن أَرادا فِصاال عن تَر اح َ لَوُ بَِولَده َو َعلَى الْ َوا ِرث ِمثْ ُل َذل َ َاض مْن ُه َما َوتَ َش ُاوٍر فَال ُجن َ َْ َ ََ Sayyid Qut}b, Fi> Z}ila>l al-Qur’a>n, vol. 1, cet. Ke-17 (Beirut: Da>r al-Shuru>q, 1412 H), 500 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 72. 8 Ibid., 488 6 7 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 5 ِ علَي ِهما وإِ ْن أَرْد ُُت أَ ْن تَست ر ِضعوا أَوال َد ُكم فَال جنَاح علَي ُكم إِذَا سلَّمتم ما آتَيتم بِالْمعر وف ْ َ َ َ َْ ْ ْ ُ َْْ ُ ْ َ ْ ُْ َ ْ ُ ْ َ ْ ْ َ َ ُ ِ ِ َّ واتَّ ُقوا اللَّو و ْاعلَموا أ ٌ َن اللَّ َو ِبَا تَ ْع َملُو َن بَص ُ ََ َ Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. 9 Dengan demikian sudah jelas, bahwa Islam yang mempunyai konsep besar dalam manajemen kehidupan manusia yaitu konsep Shu>ra>. Untuk itulah sangatlah penting untuk diurai hal ihwal Shu>ra> sehingga konsep tersebut dapat dikontekskan sebaik mungkin. Melalui tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n karya Sayyid Qut}ub inilah penulis akan meneliti dan mengurainya dalam tesis ini. B. Identifikasi dan Batasan Masalah Untuk mengungkap materi-materi Shu>ra> dalam Alquran tersebut sangat perlu untuk menganalisa, menginventarisasi dan mengidentifakasi masalah yang terkait dengan materi tersebut. Diantara masalah yang terkait dengan materi di atas adalah: 1. Makna Shu>ra> dalam Alquran menurut Sayyid Qut{ub dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n 9 Ibid., 39 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 6 2. Mekanisme pengambilan kebijakan dalam sistem Shu>ra> menurut Sayyid Qut{ub dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n 3. Karakter yang harus dimiliki oleh penganut sistem Shu>ra> 4. Pengungkapan ayat-ayat tentang Shu>ra> dalam Alquran menurut Sayyid Qut{ub dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n. 5. Penafsiran ayat-ayat tentang Shu>ra> Menurut Sayyid Qut{ub dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n Dari sekian identifikasi masalah di atas maka perlu untuk dibatasi menjadi beberapa masalah dengan tanpa mengurangi subtansi identifikasi masalah di atas. Batasan tersebut menjadi dua masalah: 1. Pengungkapan ayat-ayat tentang Shu>ra> dalam Alquran menurut Sayyid Qut{ub dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n. 2. Penafsiran ayat-ayat tentang Shu>ra> Menurut Sayyid Qut{ub dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n C. Rumusan Masalah Dalam rangka memfokuskan pembahasan dalam tesis ini maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengungkapan ayat-ayat tentang Shu>ra> dalam Alquran menurut Sayyid Qut{ub dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n? 2. Bagaimana Penafsiran ayat-ayat tentang Shu>ra> Menurut Sayyid Qut{ub dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n? digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 7 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan, sebagai berikut: 1. Menjelaskan dan memaparkan pengungkapan ayat-ayat yang berkaitan dengan Shu>ra> dalam Alquran menurut Sayyid Qut{ub dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n 2. Menjelaskan penafsiran ayat-ayat tentang Shu>ra> menurut Sayyid Qut{ub dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n E. Kegunaan Penelitian Ada beberapa manfaat dan kegunaan yang penulis harapkan dari hasil penelitian ini, yaitu: 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini bisa menjadi kontribusi dalam studi Alquran dan tafsir, kaitannya dalam tafsir Mawd{u>’i.>10 Selain itu, dapat bermanfaat dalam mengungkap maksud dari konsep Shu>ra> menurut Sayyid Qut{ub. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti tentang masalah Shu>ra> secara khusus dengan metode dan pendekatan yang berbeda. Sehingga kajian term Shu>ra> ini dapat ditelusuri dari berbagai aspek pendekatan ilmiah dan menghasilkan pemahaman yang luas. „Abd al-Hayy al-Farmawi>, Al-Bida>yat{ Fi> Tafsi>r al-Mawd}u>’i>, (Kairo: Maktabat Jumhu>riyyah, 1976), 56. 10 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 8 3. Dapat mempunyai implikasi positif baik dari sisi teoritis maupun praktis bagi masyarakat luas khususnya umat Islam. 4. Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu usaha peningkatan, penghayatan dan pengamalan terhadap nilai-nilai Alquran khususnya berkaitan dengan pemanfaatan Shu>ra> dalam segala sisi kehidupan manusia dalam hal ini pemerintahan dan bentuk-bentuk kepemimpinan lainnya. F. Kerangka Teoritik Kerangka teori merupakan landasan berpikir yang disusun untuk menunjukkan dari sudut mana masalah yang telah dipilih akan disoroti. 11 Menurut Sugiono, teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. 12 Tentu saja disini penulis memerlukan sebuah teori untuk menelaah Shu>ra> perspektif Sayyid Qutub dalam tafsirnya, Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n. Secara umum, Shu>ra> dimaknai dengan musyawarah yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu kesepakatan. Disisi lain term Shu>ra> yang disebut dalam Alquran dianggap sama dengan Demokrasi oleh beberapa pemikir politik Islam. Akan tetapi, Sayyid Qut}ub tidak sependapat jika term Shu>ra> disamakan dengan term Demokrasi sebab Islam hanya punya 11 12 Muhammad Al fatih Suryadilaga, Metodologi Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Teras, 2005), 166. Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2010), 52. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 9 satu prinsip yaitu Shu>ra>.13 Meski demikian, Sayyid Qut}ub tidak menjelaskan definisi dari Shu>ra> secara rijit baik dari perubahan makna sebab perubahan dasar kata maupun Shu>ra> secara termenologi. Akan tetapi Sayyid Qut}ub membahas tuntas tentang Shu>ra> dari sisi operasional dan gambaran umum, sehingga ketika dipadukan akan menjadi konglusi yang sempurna tentang Shu>ra>. Dari hasil pengamatan sementara yang dilakukan penulis terhadap hasil penafsiran Sayyid Qut}ub dalam ayat-ayat Shu>ra> dapat dikemukakan, bahwa Shu>ra> tidak bisa lepas dari proses musyawarah, sebab dalam musyawarah terdapat pertukaran pendapat dan pemikiran (taqli>b awjuh al-ra’y) yang akan terseleksi untuk dijadikan sebuah kebijakan/keputusan. Kebijakan itulah yang akan memengaruhi seluruh gerak masyarakat atau suatu bangsa, maka dari itu musyawarah menjadi inti dari Shu>ra>.14 Ayat utama yang dijadikan landasan utama Shu>ra> oleh Sayyid Qutub adalah QS Ali „Imra>n: 159: ِ ِِ ٍِ ِ ْظ الْ َقل ف ُّ ب النْ َف َ ت فَظِّا َغلِي ْ َك ف َ ضوا ِم ْن َح ْول ُ اع َ ْت َْلُ ْم َولَ ْو ُكن َ ْفَبِ َما َر ْْحَة م َن اللَّو لن ِ ِ عْن هم و ني ُّ ت فَتَ َوَّك ْل َعلَى اللَِّو إِ َّن اللَّ َو ُُِي َ ب الْ ُمتَ َوِّكل َ األم ِر فَِإ َذا َعَزْم ْ استَ ْغف ْر َْلُ ْم َو َشا ِوْرُى ْم ِِف ْ َ ُْ َ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.15 Dan QS al-Shu>ra>: 38: ِ ِ َّ اى ْم يُنْ ِف ُقو َن َّ استَ َجابُوا لَِرِِّّبِ ْم َوأَقَ ُاموا ُ َالصالةَ َوأ َْمُرُى ْم ُش َورى بَ ْي نَ ُه ْم َوِمَّا َرَزقْ ن ْ ين َ َوالذ Sayyid Qut}b, Fi> Z}ila>l al-Qur’a>n, vol. 1, 500-501. Ibid., 500-503. 15 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 72. 13 14 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 10 Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.”16 Kendatipun ayat-ayat lain yang mengiringi dan yang dapat dikaitkan dengan dua surat di atas juga disebutkan oleh Sayyid Qut}ub. G. Penelitian Terdahulu Pembahasan Shu>ra> bukanlah suatu hal yang baru, karena banyak orang yang telah meneliti dan mengkaji tentang Shu>ra>. Akan tetapi dari berbagai macam literatur atau tulisan, peneliti belum menemukan karya yang mengkaji secara khusus tentang konsep Shu>ra> dalam Alquran perspektif Sayyid Qut}ub. Adapun penelusuran kepustakaan dari berbagai literatur, ditemukan kajian yang bersinggungan dengan tema yang dibahas. Diantaranya adalah: 1. Shu>ra> versus Demokrasi analisis atas pemikiran politik ‘A>bid alJa>biri>. Skripsi ini ditulis oleh Suhaimi Razak (mahasisiwa IAIN Sunan Ampel) pada tahun 2004. Orientasi dari tulisan tersebut hanya membahas Shu>ra> dan Demokrasi perspektif ‘A>bid al-Ja>biri> dan bukan tokoh yang lain seperti Sayyid Qut}ub. 2. Konsep Shu>ra> dalam Islam atas pelaksanaan Demokrasi konstitusional di Indonesia menurut pemikiran Mahfud MD. Skripsi ini ditulis oleh Sefri Ilhamsyah (mahasisiwa IAIN Sunan Ampel) pada tahun 2009. 16 Ibid., 488 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 11 Bahasan di dalamnya lebih kepada sinergisitas antara konsep Shu>ra> dengan Demokrasi konstitusional di Indonesia menurut pandangan Mahfud MD. 3. Al-Shu>ra> Fari>dat Isla>miyyah, karya „Ali Muhammad al-S{ala>bi>, Muassasah Iqra, 2010. Buku ini membahas Shu>ra> dari beberapa pemikiran tokoh dan tidak terfokus pada Sayyid Qut}ub saja. Dari beberapa telaah pustaka yang telah dilakukan secara seksama, penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian di atas. Di antara persamaannya adalah: 1. Membahas tema yang sama, yaitu tentang Shu>ra> 2. Ayat pokok yang dihadirkan sama, yang diambil dari QS Ali ‘Imra>n: 159 dan QS al-Shu>ra>: 38. Sedangkan yang menjadi pembeda adalah: 1. Tema Shu>ra> di atas belum ada yang mengambil dari konsep Shu>ra> menurut Sayyid Qut}ub 2. Penelitian di atas kebanyakan lebih berorientasi pada perbandingan Shu>ra> dan Demokrasi 3. Bentuk penelitian di atas tidak berbentuk Tesis melainkan Skripsi dan Buku. Dari uraian persamaan dan perbedaan di atas cukup menjadi legitimasi legal bahwa penelitian tesis ini belum pernah dilakukan sebelumnya dan terhitung sebagai penelitian baru. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 12 H. Metode Penelitian Dalam penulisan karya ilmiah, metode penelitian meliputi: 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian kualitatif. Disebut kualitatif karena sumber data yang akan dieksplorasi berupa pernyataan verbal yang tertuang dalam bentuk tulisan. 17 Selanjutnya, melakukan upaya untuk mendapatkan data yang komprehensif tentang interpretasi term Shu>ra> menurut Sayyid Qut{ub dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n Penelitian ini juga termsuk dalam penelitian normatif yang menggunakan metode library research (penelitian kepustakaan). Oleh karena itu sumber-sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari bahan-bahan tulisan, baik berupa literatur berbahasa Arab, Inggris maupun Indonesia yang mempunyai keterkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini. 2. Jenis Data dan Sumber Data a. Jenis Data Terdapat beberapa jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yakni : 1) Pengungkapan ayat-ayat Shu>ra> dalam Alquran beserta ayat-ayat yang identik dengannya. 2) Penafsiran ayat-ayat Shu>ra> dalam Alquran menurut Sayyid Qut{ub dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n. 17 Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), 19. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 13 b. Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari dokumen perpustakaan yang terdiri dari dua jenis sumber, yakni primer dan sekunder. Sumber primer adalah rujukan utama yang akan dipakai, yaitu : 1. Alquran (terutama dalam QS Ali ‘Imra>n: 159 dan QS al-Shu>ra>: 38) 2. Tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n karya Sayyid Qut}ub dan buku-buku lain Sayyid Qut}ub yang terkait dengan tema seperti, al-’Ada>lat al- Ijtima>iyyah fi al-Isla>m, fiqh al-Da’wat: mawd{u>’a>t fi al-Da’wah wa alHarakat dsb. 3. Beberapa kitab tafsir seperti, Tafsi>r al-Ra>zi> dan Tafsi>r al-Qurt}ubi> Sedangkan sumber sekunder yang dijadikan sebagai rujukan pelengkap dalam penelitian ini antara lain : a. Gerakan Kebangkitan Islam, ‘Ali> al-Mawdu>di>, Terj. Bandung: Risalah 1984 b. Al-H{uku>mat al-Isla>miyyat, „Ali> al-Mawdu>di>, Kairo: Da>r al-Fikr, 1970 c. Mafa>him Qur’a>niyat, Muh}ammad Ah}mad Khalfalla>h, ‘A>lam alKuwait: Ma‟rifat, 1984 d. Mu’jam Alfa>z} al-Qur’a>n al-Kari>m, (edisi revisi) Vol. 1 karya Lembaga Bahasa Arab Mesir, Mesir: Da>r al-Shuru>q, 1989 e. Lisa>n al-‘Arab karya Ibn al-Manz}u>r, Mesir: Da>r al-Ma’a>rif, 1119 f. Al-Munawwir karya Achmad Warson Munawwir. g. Oxford Learners Pocket Dictionary karya Martin H. Manser. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 14 h. Kemudian sumber rujukan pelengkap lainnya yakni buku-buku, kitab-kitab, artikel-artikel baik dari majalah maupun di internet dan alat informasi lainnya yang bisa dipertanggung jawabkan kebenaran datanya yang berkaitan dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini dan dianggap penting untuk dikutip dan dijadikan informasi tambahan. 3. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data. Dalam teknik pengumpulan data, digunakan metode dokumentasi yaitu dengan mencari data mengenai beberapa perihal berupa catatan, buku, kitab, jurnal ilmiah ataupun dokumentasi lainnya. Melalui metode dokumentasi ini, diperoleh data-data yang berkaitan dengan penelitian ini berdasarkan konsep kerangka penulisan yang telah disiapkan sebelumnya. Untuk menelaah dan mengkaji isi kandungan data utama dan yang lain digunakan teknik content analysis (kajian isi). Hal ini disandarkan pada pendapat Lexy J. Moloeng. Ia mengatakan “untuk memanfaatkan dokumen yang padat isinya, biasanya digunakan metode tertentu. Metode yang paling umum adalah content analysis atau dinamakan “kajian isi”. 18 Dalam hal ini yang menjadi objek utama pada penelitian adalah pemikiran Sayyid Qut}ub dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n terkait penafsiran term Shu>ra> dalam Alquran. Setelah data dapat terhimpun, kemudian dipilah, diklasifikasi, dan diinventarisasi dalam pemikiran yang sesuai dengan norma atau kaidah yang 18 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), 163. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 15 telah ditetapkan untuk disimpulkan dengan konklusi induktif dan deduktif. 19 Dengan demikian, pokok pikiran yang terkandung dalam data utama akan mudah diidentifikasi dan dikategorisasi secara sistematik ke dalam satu kesimpulan yang jelas terarah, dan mudah untuk dianalisis serta diinterpretasi lebih lanjut. Adapun pendekatan yang dipilih dalam penelitian ini ialah metode tafsir Mawd}u>’i> (tafsir tematik), yaitu suatu metode tafsir yang berupaya mencari jawaban Alquran tentang suatu masalah tertentu dengan menghimpun seluruh ayat yang dikaji, kemudian berusaha mencari pengertian secara mendalam terhadap kata-kata Shu>ra> yang terdapat dalam berbagai konteks ayat dan menganalisanya untuk melahirkan sebuah konsep yang utuh dan komprehensif20 mengenai Shu>ra> dalam Alquran menurut Sayyid Qut}ub. Pendekatan tematik yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah menekankan pada tinjauan kronologis berdasarkan tertib nuzul surat-surat dalam Alquran karya Muhammad ‟Izzah Darwazah,21 kemudian dikonfirmasikan dengan karya Muhamad Fu‟ad Abd al-Baqi‟ dalam karyanya Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfa>z} Al-Qur’an untuk melihat satuan ayat makiah dan madaniahnya22 dengan tanpa mengabaikan tinjauan dari mufassir lainnya. 19 Kesimpulan induktif adalah usaha atau proses pengambilan kesimpulan berdasarkan faktafakta individual. Jika pengambilan kesimpulan dengan jalan sebaliknya maka disebut dengan deduktif. 20 al-Farmawi>, al-Bida>yat Fi> Tafsi>r al-Maud}u’> i` ,> 5. 21 Muhammad „Azzah Darwazah, Al-Tafsi>r al-Hadi>s : al-Suwa>r Murattabah H}asb al-Nuzu>l, vol. 1 (Kairo: Da>r Ih}ya al-Kutub al-„Arabiyah, 1383), 15-16. 22 Muhammad Fuad „Abd al-Ba>qi>, al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fa>d} al-Qur’a>n, (Kairo: Dar alKutub al-Mishriyat, 1364), 488. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 16 Pemilihan metode tematik sebagai dasar pendekatan dalam kajian ini, tidak berarti bahwa pendekatan lain diabaikan. Oleh karena itu, semua ilmu bantu yang dapat lebih memperjelas masalah dan relevan dengannya dapat digunakan. 4. Langkah-langkah Penelitian. Oleh karena kerangka teori dalam penelitian ini mengikuti langkahlangkah yang ditawarkan oleh al-Farmawi> yang pada tahap oprasionalnya mengacu pada pola integrasi antara Muhammad „Izzah Darwazah yang menekankan pada aspek tertib nuzul surat-surat dalam Alquran dan Muhammad Fu`ad ‘Abd al-Ba>qi> untuk melihat satuan ayat makkiyah dan madaniahnya, maka langkah-langkah oprasional yang dimaksudkannya adalah sebagai berikut: 1. Memilih tema yang hendak dijadikan pokok bahasan. 2. Menghimpun ayat-ayat yang sesuai dengan tema, baik ayat-ayat makiah maupun madaniah, 3. Menyusun ayat sesuai dengan masa nuzulnya, disertai pengetahuan tentang sebab nuzulnya, 4. Mengetahui munasabah (hubungan) ayat-ayat pada suratnya, 5. Menyusun tema bahasan dalam suatu kerangka (out line) secara lengkap, 6. Melengkapi pembahasan tema tersebut dengan hadis-hadis yang dipandang relevan guna memperjelas pembahasan, 7. Melakukan kajian ayat-ayat tersebut dengan cara: secara tematik dan menyeluruh a) Menghimpun ayat-ayat yang mengandung pengertian digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 17 serupa maupun sejenis, b) Mengkompromikan antara ayat-ayat yang ‘a>m dan yang kha>s}, yang mut}laq dan muqayyad, atau yang tampaknya bertentangan, menjelaskan yang na>sikh dan mansu>kh, sehingga semua ayat tersebut bertemu dalam satu muara tanpa perbedaan dan kontradiksi. 23 5. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini penulis menganalisa data dengan system analisis induktif. Analisa demikian demikian dimaksudkan sebagai tahapan tahapan pengkajian teks, pesan, petunjuk maupun informasi Shu>ra> yang keberadaanya terpisah dan terpotong di berbagai sumber dan tempat yang berbeda-beda, terutama ayat-ayat yang mempunyai pengertian Shu>ra> dalam Alquran dalam tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n karya Sayyid Qut}ub. Semua data yang terkumpul, baik primer maupun sekunder, diklasifikasi dan dianalisis sesuai dengan sub bahasan masing-masing. Selanjutnya dilakukan telaah mendalam atas karyakarya yang memuat objek penelitian dengan menggunakan analisis isi, yaitu suatu teknik sistematik untuk menganalisis isi pesan dan mengolahnya dengan tujuan menangkap pesan yang tersirat dari satu atau beberapa pernyataannya. 24 I. Sistematika Pembahasan Supaya pembahasan yang ada dalam penelitian ini menjadi sistematis dan mudah dipahami, maka penelitian ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut: 23 24 Abd al-Hayyi al-Farmawi>, al-Bida>yat Fi> Tafsi>r al-Maud}u>`’i>…, 61-62. Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1993), 76- 77. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 18 Bab Pertama: pendahuluan, meliputi: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teoritik, penelitian terdahulu, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab Kedua: memaparkan tentang biografi Sayyid Qut}ub : kehidupan, karir intelektual, arkeologi pemikiran, dan karya-karya intelektual. Pada bab ini, dideskripsikan pula gambaran umum kitab tafsirnya, yang meliputi latar belakang penulisan, metode dan corak penafsiran. Bab Ketiga: menjelaskan tentang Shu>ra > sebagai konsep awal yang ditawarkan Islam, wawasan tentang Shu>ra> secara umum, dan pembahasan antara Shu>ra> dan Demokrasi. Bab Keempat: mengurai tentang Shu>ra > dalam Alquran yang dilihat dari berbagai aspek, terminologi Shu>ra> dalam penafsiran Sayyid Qut}ub yang di dalamnya memuat tentang eksistensi Shu>ra>, posisi, nilai-nilai, dan urgensinya. Bab Kelima: penutup, sebagai kesimpulan dan saran dari pembahasan penelitian ini. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id