PENDAHULUAN Latar Belakang Ternak kambing sangat menjanjikan sebagai salah satu basis ekonomi keluarga petani sehingga banyak petani yang memeliharanya. Selain sebagai tambahan pendapatan keluarga, ternak kambing dapat juga digunakan sebagai tabungan. Permasalahan yang sering terjadi dalam pemeliharaan ternak kambing yang dilakukan oleh peternak adalah masalah kesehatan ternak dan terbatasnya pakan. Permasalahan pakan terjadi apabila musim kemarau tiba akibat terbatasnya hijauan yang bisa didapat. Pakan ternak merupakan hal yang penting dan perlu mendapatkan perhatian khusus, hal tersebut dikarenakan pakan merupakan salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan dan produktivitas ternak. Penyediaan pakan perlu memperhatikan kuantitas maupun kualitasnya agar diperoleh hasil yang optimal. Pemanfaatan pakan lokal merupakan obyek yang perlu dikembangkan karena masyarakat petani atau peternak dapat menanam dan mengembangkannya sendiri. Calliandra calothyrsus (kaliandra berbunga merah) merupakan leguminosa yang banyak ditanam di daerah pedesaan sebagai pakan ternak. Calliandra calothyrsus termasuk hijauan yang berkualitas tinggi karena mengandung merupakan jenis protein perdu tinggi yang (20%). banyak 1 Calliandra ditanam calothyrsus karena mudah penanamannya, cepat tumbuh, dan bertunas kembali setelah dipangkas (Tangendjaja et al., 1992). Seperti kebanyakan hijauan pakan ternak dari jenis pohon dan perdu lain, Calliandra calothyrsus kaya protein, tetapi kandungan energi yang dapat dicerna relatif rendah. Bagian yang dapat dimakan mengandung 20 – 25% protein kasar sehingga sesuai sebagai tambahan protein bagi ternak yang makanan utamanya rumput atau jenis makanan lain yang kualitas proteinnya rendah. Kecernaan Calliandra calothyrsus yang diberikan pada sapi sangat bervariasi, dari sekitar 30 sampai 60% (Paterson et al., 2001). Di Kenya, Afrika, Calliandra calothyrsus banyak digunakan sebagai hijauan pakan ternak, baik untuk penggemukan maupun untuk produksi susu. Dalam perkembangan ternak kambing terdapat beberapa fase pertumbuhan antara lain fase preruminan, cempe, dara, dan induk. Fase preruminan merupakan fase awal dimana ternak hanya mengkonsumsi susu. Fase ini dimulai saat lahir hingga berusia sekitar 8 minggu. Fase cempe biasanya dimulai saat ternak berumur 8 minggu sampai 4 bulan, fase dara berumur 4 bulan hingga 8 bulan atau sampai beranak, sedangkan fase induk setelah beranak pertama (Duke, 1993). Kebutuhan nutrien tiap fase berbeda-beda. Pada fase cempe, rumen belum berkembang dengan baik sehingga fungsinya belum berfungsi secara optimal. Pada fase dara, perkembangan rumen sudah cukup baik dan kebutuhan nutrien cukup tinggi, sedangkan fase induk, ternak sudah 2 dewasa, rumen sudah berfungsi secara optimal sehingga pemanfaatan bisa sangat baik (NRC, 1981). Pemenuhan nutrien tiap fase ini sangat perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi produktifitas ternak. Pemeliharaan kambing di tingkat petani peternak masih secara tradisional. Pemberian pakan oleh petani tidak memperhatikan status fisiologis ternak, padahal kebutuhan nutrien ternak sangat dipengaruhi oleh tingkat fisiologinya artinya kebutuhan nutrien untuk cempe, dara, maupun induk bunting atau laktasi berbeda. Dengan tujuan untuk mengetahui konsumsi, kecernaan, dan produktivitas ternak pada fase cempe, dara, maupun dewasa serta pemanfaatan Calliandra calothyrsus yang memiliki nilai nutrien cukup tinggi, maka dilakukan penelitian ini. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi dan kecernaan nutrien pada ransum yang mengandung Calliandra calothyrsus pada kambing Bligon fase cempe, dara dan induk. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu informasi kepada petani maupun peternak mengenai potensi Calliandra calotyrsus sebagai pakan ternak. 3