BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi perusahaan yang tidak kalah pentingnya dengan fungsi-fungsi perusahaan lainnya. Pemasaran sering kali menjadi tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan. Terdapat banyak definisi pemasaran yang dikeluarkan oleh para ahli, namun jika dibandingkan satu definisi dengan definisi lainnya, pengertian dan tujuan pemasaran memiliki arti yang sama. Dalam memberikan pengertian pemasaran, penulis mengutip beberapa definisi pemasaran dari beberapa ahli, yaitu sebagai berikut: Kotler (2008 : 6) mengemukakan, “ pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan suatu perangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemilik sahamnya”. Hermawan Kertajaya (2009 : 2) menekankan bahwa sebagai visi, pemasaran harus menjadi suatu konsep bisnis strategis yang bisa memberikan kepuasan berkelanjutan, bukan kepuasan sesaat untuk tiga stackholder utama diperusahaan, yaitu pelanggan, karyawan, dan pemilik perusahaan. 6 7 Sebagai misinya pemasaran akan menjadi jiwa bukan sekedar salah satu anggota suatu tubuh sebuah perusahaan, karena setiap seksi atau orang dalam perusahaan harus paham dan menjadi unsur pemasaran. Kemudian dalam arti nilai bisnis jasa, setiap orang dalam pemasaran harus terlibat dalam proses pemuasan pelanggan, baik langsung atau tidak, bukan hanya sebagai pelaksana yang digaji tapi harus secara total melaksanakan pertambahan nilai dan memberi kepuasan kepada pelanggan. 2.2 Bauran Pemasaran Tugas pemasar adalah merencanakan aktivitas-aktivitas pemasaran dan membentuk program yang terintegrasi penuh untuk menciptakan mengkomunikasikan, dan menghantarkan nilai kepada pelanggan. Kotler dan Keller (2009:24) mengklasifikasikan aktivitas-aktivitas ini sebagai sarana bauran pemasaran dari empat jenis yang luas, yang disebut empat P dari pemasaran: produk (product), harga (price), dan promosi (promotion). Empat P melambangkan pandangan penjual terhadap perangkat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli. Dari sudut pandang pembeli, setiap perangkat pemasaran dirancang untuk memberikan manfaat bagi pelanggan. 8 Jadi dengan demikian elemen bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat hal, antara lain: a. Produk (Product) Produk adalah merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli benefit atau value dari produk tersebut yang disebut “the offer”. Terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak menimbulkan beralih kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen. b. Harga (Price) Strategi penentuan harga sangat signifikan dalam pemberian value kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Pricing juga berhubungan dengan pendapatan dan turut mempengaruhi supply atau marketing channels. Akan tetapi, yang paling penting adalah keputusan dalam pricing harus konsisten dan strategi pemasaran secara keseluruhan. 9 c. Tempat (Place) Place dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. d. Promosi (Promotion) Yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah bauran promosi (promotion mix). Yang terdiri dari: 1) Periklanan (Advertising) 2) Tenaga penjualan (Personal selling) 3) Promosi penjualan (Sales promotion) 4) Hubungan masyarakat (Public relation) 5) Berita dari mulut ke mulut (Word of mouth) 6) Pemasaran langsung (Direct Marketing) Komponen bauran pemasaran yang paling terlihat nyata adalah promosi, yang mengacu pada teknik-teknik mengomunikasikan informasi mengenai suatu produk. 10 2.2.1 Periklanan (Advertising) Periklanan menurut Kotler dan Keller (2009:202) adalah semua bentuk terbayar atas presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor yang jelas. Iklan bisa menjadi cara yang efektif dari segi biaya dan untuk mendistribusikan pesan, baik dengan tujuan membangun preferensi merek atau mendidik orang. Iklan menurut Griffin dan Ebert (2007:368) adalah komunikasi tidak langsung, yang dibayar, digunakan oleh sponsor tertentu untuk menyampaikan kepada orang-orang mengenai sebuah produk. Peranan periklanan dalam pemasaran adalah untuk membangun kesadaran terhadap keberadaan produk menambah pengetahuan konsumen, membujuk calon konsumen untuk membeli, dan membedakan diri perusahaan satu dengan perusahaan lain. Beberapa pilihan media yang dapat digunakan untuk melakukan pengiklanan, antara lain melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, papan reklame dan surat langsung. 2.2.2 Tenaga penjualan (personal selling) a. Pengertian tenaga penjualan Bentuk asli dan paling tua pemasaran langsung adalah kunjungan penjualan lapangan. Saat ini sebagian besar perusahaan industri sangat bergantung pada tenaga penjualan professional untuk menemukan tempat calon pelanggan menumbuhkan bisnis. mengembangkannya menjadi pelanggan, dan 11 Penjualan personal adalah bentuk komunikasi antar individu dimana tenaga penjual/wiraniaga menginformasikan, mendidik, dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa perusahaan. Istilah perwakilan penjualan mencakup enam posisi (Kotler dan Keller 2009:261): 1) Pengirim (Deliverer) Wiraniaga yang tugas utamanya adalah mengirimkan produk. 2) Pengambilan Pesanan (Order Taker) Pengambilan pesanan dalam (berdiri dibelakang konter) atau pengambil pesananluar (menelpon manajer pasar swalayan). 3) Misionaris (Missionary) Wiraniaga yang tidak diharapkan atau diizinkan mengambil pesanan, tetapi lebihbertugas untuk membangun citra baik atau mendidik pengguna aktual ataupotensial. 4) Teknisi (Technician) Wiraniaga dengan tingkat pengetahuan teknis yang tinggi. 5) Pencipta Permintaan (Demand Creator) Wiraniaga yang bergantung pada metode kreatif untuk menjual produk berwujudatau tidak berwujud. 6) Penyedia Solusi (Solution Vendor) Wiraniaga pelanggan. yang keahliannya menyelesaikan masalah 12 b. Tujuan dan Strategi Tenaga Penjualan Wiraniaga harus tahu bagaimana mendiagnosis masalah pelanggan dan mengajukan solusi. Mereka harus dapat menunjukkan kepada calon pelanggan bahwa perusahaan yang mereka wakili dapat membantu meningkatkan profitabilitas perusahaan. Wiraniaga harus melaksanakan satu atau lebih tugas khusus berikut: 1) Mencari calon pelanggan (prospek) 2) Menentukan sasaran 3) Mengomunikasikan 4) Menjual 5) Melayani 6) Mengumpulkan informasi 7) Mengalokasikan 2.2.3 Promosi penjualan (Sales promotion) Promosi penjualan menurut Griffin dan Ebert (2007:378) adalah kegiatan promosi jangka pendek yang dirancang untuk merangsang konsumen agar membeli atau bekerja sama dengan distributor, agen penjualan, atau anggota dagang lainnya. Promosi Penjualan menurut Kotler dan Keller (2009:219) adalah bahan inti dalam kampanye pemasaran, terdiri dari koleksi alat insentif, sebagian besar jangka pendek, yang dirancang untuk menstimulasi 13 pembelian yang lebih cepat atau lebih besar atas produk tertentu oleh konsumen. Iklan menawarkan alasan untuk membeli, sedangkan promosi penjualan menawarkan insentif untuk membeli. Promosi penjualan mecakup alat untuk promosi konsumen berupa sampel, kupon, penawaran pengembalian dana tunai, potongan harga, premi, hadiah, percobaan gratis, garansi, dan demonstrasi. 2.2.4 Hubungan masyarakat (public relation) a. Pengertian hubungan masyarakat Hubungan masyarakat menurut Griffin dan Ebert (2007:379) adalah publisitas yang di pengaruhi oleh perusahaan yang berusaha membina hubungan baik dengan public atau menangani peristiwaperistiwa yang tidak menyenangkan. b. Alat Utama Dalam Pemasaran Humas 1) Publikasi Perusahaan sangat bergantung pada bahan yang dipublikasikan untuk menjangkaudan mempengaruhi pasaran sasaran mereka. Bahan ini mencakup laporan tahunan, brosur, artikel, bulletin, dan majalah perusahaan, serta bahan audiovisual. 2) Acara Perusahaan dapat menarik perhatian ke produk baru atau kegiatan perusahaan laindengan mengatur acara khusus seperti konsferensi 14 berita, acara, pameran dagang, pameran, kontes, dan kompetisi, serta acara ulang tahun yang akan menjangkaumasyarakat sasaran. 3) Pemberian Sponsor Perusahaan dapat mempromosikan merek dan nama korporat mereka denganmensponsori acara olahraga dan budaya serta acara amal yang sangat dihargai. 4) Berita Salah satu tugas utama professional humas adalah menemukan atau menciptakan berita menyenangkan tentang perusahaan, produknya dan orang-orangnya sertamembuat media penerima siaran pers dan menghadiri konferensi pers. 5) Pidato Semakin banyak eksekutif perusahaan yang menghadapi pertanyaan dari mediaatau berbicara di pertemuan asosiasi dagang atau penjualan, dan penampilan inidapat membangun citra perusahaan. 6) Kegiatan Layanan Masyarakat Perusahaan dapat membangun itikad baik dengan menyumbangkan uang dan waktu pada kegiatan amal. 7) Media Identitas Perusahaan memerlukan identitas visual yang segera diakui publik. Identitasvisual dibawa oleh logo perusahaan, alat tulis, brosur, 15 tanda, bentuk bisnis, kartubisnis, bangunan, seragam, dan cara berpakaian. 2.2.5 Berita dari mulut ke mulut (word of mouth) Berita dari mulut ke mulut sangat efektif untuk bisnis kecil yang di dalamnya pelanggan dapat merasakan hubungan yang lebih pribadi.Informasi dari mulut ke mulut, dalam hal ini peranan orang sangat penting dalam mempromosikan jasa. Pelanggan sangat dekat dengan penyampaian jasa. Dengan kata lain, pelanggan tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial tenatang pengalamannya (Kotler dan Keller 2009:238). 2.2.6 Pemasaran langsung (direct Marketing) Pemasaran langsung (direct marketing) adalah penggunaan saluran langsung konsumen untuk menjangkau dan mengirimkan barang dan jasa kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran (Kotler dan Keller 2009:240). 2.3 Produk (Product) 2.3.1 Pengertsian Produk Dalam bisnis, produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjual belikan. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan. 16 Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai barang jadi. Banyak orang menganggap produk adalah suatu penawaran yang nyata, tetapi produk bisa lebih dari itu. Secara luas, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan (Kotler dan Keller 2009:4). Konsep produk menurut Kotler dan Keller dalam buku “Manajemen Pemasaran” (2009:19), berpendapat bahwa konsumen menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja atau fitur inovatif terbaik. Manajer pada organisasi ini berfokus untuk membuat produk yang unggul dan senantiasa memutakhirkannya. Namun suatu produk baru tidak akan sukses jika tidak didukung oleh harga, distribusi, iklan dan penjualan yang tepat. Inti merek yang hebat adalah produk yang hebat. Produk adalah elemen kunci dalam penawaran pasar. Pemimpin pasar biasanya menawarkan produk dan jasa bermutu tinggi yang memberikan nilai pelanggan yang paling unggul. Perencanaan pemasaran dimulai dengan merumuskan sebuah penawaran untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan sasaran. Pelanggan akan menilai penawaran berdasarkan tiga elemen dasar: fitur dan kualitas produk, bauran dan kualitas layanan, serta harga. Ketiga 17 elemen ini harus digabungkan ke dalam suatu penawaran menarik yang kompetitif. 2.3.2 Tingkat Produk Dalam merencanakan penawaran pasarnya, pemasar harus melihat lima tingkat produk. Setiap tingkat menambah nilai pelanggan yang lebih besar, dan kelimanya merupakan hierarki nilai pelanggan. Tingkat produk menurut Kotler dan Keller (2009:4), yaitu: a. Pada tingkat dasar adalah manfaat inti (core benefit): manfaat mendasar yang benar-benar dibeli pelanggan. b. Pada tingkat kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar (basic product). c. Pada tingkat ketiga, pemasar mempersiapkan produk yang diharapkan (expected product). d. Pada tingkat keempat, pemasar menyiapkan produk tambahan (augumented product) yang melebihi harapan pelanggan. e. Tingkat kelima adalah produk potensial (potensial product), yang mencakup semua kemungkinan tambahan dan tranformasi yang mungkin f. akan dialami sebuah produk atau penawaran di masa depan. 18 2.3.3 Klasifikasi Produk Pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan ketahanan/durabilitas, keberwujudan, dan kegunaan. (Kotler dan Keller 2009:5). a. Ketahanan (durability) dan keberwujudan (tangibility) Produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok antara lain: 1) Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. 2) Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya dapat digunakan untuk waktu lama. 3) Jasa (service) adalah produk-produk yang tidak berwujud, bervariasi dan dapat musnah. b. Klasifikasi barang konsumen 1) Barang sehari-hari (convenience goods) adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli konsumen dengan segera dan dengan usaha minimum. 2) Belanja (shoping goods) adalah barang-barang yang secara karakteristik dibandingkan berdasarkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya. 3) Barang khusus (specialty goods) mempunyai ciri-ciri atau identifikasi merek yang unik dimana ada cukup banyak pembeli bersedia melakukan upaya pembelian yang khusus. 19 4) Barang yang tidak dicari (unsought goods) adalah barang yang tidak dikenal konsumen atau biasanya mereka tidak terpikirkan untuk dibeli. 2.3.4 Kualitas Produk Pengertian kualitas menurut American Society For Quality Control yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2009:143), adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penjual telah menghantarkan kualitas ketika produk atau jasanya memenuhi atau melebihi ekspektasi pelangan. Perusahaan yang memuaskan sebagian besar kebutuhan pelanggannya sepanjang waktu disebut perusahaan berkualitas. Kualitas jelas merupakan kunci untuk menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan. Definisi lain dikemukakan oleh Supranto (2006:228) yang menyatakan bahwa kualitas adalah sebuah kata yang merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Aplikasi kualitas sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama strategi perusahaan dalam rangka meraih keungggulan yang berkesinambungan, baik sebagai pemimpin pasar ataupun sebagai strategi untuk terus tumbuh. Keunggulan suatu produk adalah bergantung dari keunikan serta kualitas yang diperlihatkan, apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan pelanggan. 20 Kualitas jelas merupakan kunci untuk menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan. Kualitas total adalah tugas semua orang, seperti halnya perusahaan. Para pemasar memainkan beberapa peran dalam membantu perusahaan mendefinisikan dan memberikan barang dan jasa yang bermutu tinggi kepada pelanggan sasaran.Pertama, mereka bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kebutuhan dan tuntutan pelanggan.Kedua, mereka bisa mengkomunikasikan harapan pelanggan secara benar kepada perancang produk. Ketiga, mereka harus memastikan pesanan pelanggan dipenuhi secara benar dan tepat waktu. Keempat, mereka harus memastikan pelanggan telah menerima instruksi, pelatihan dan bantuan teknis yang tepat dalam pengguanaan produk.Kelima, mereka harus tetap berhubungan dengan pelanggan setelah penjualan untuk memastikan pelanggan tersebut puas dan tetap puas.Keenam, mereka harus mengumpulkan gagasan pelanggan untuk perbaikan produk dan pelayanan serta menyampaikan gagasan itu kepada departemendepartemen perusahaan yang tepat. Jika para pelanggan melakukan semua kegiatan itu, mereka telah banyak menyumbang ke manajemen mutu total dan kepuasan pelanggan, dan juga ke profitabilitas pelanggan serta perusahaan (Kotler dan Keller 2009:144). Para konsumen seringkali menilai kualitas produk atas dasar berbagai macam isyarat informasi yang mereka hubungkan dengan produk. Beberapa isyarat ini merupakan sifat intrinsik produk, dan yang lain bersifat ekstrinsik. Baik secara tunggal, maupun secara gabungan, 21 berbagai isyarat tersebut memberikan dasar bagi persepsi kualitas produk (Schiffman dan Kanuk 2008:162). Kualitas produk terdiri atas: a. Performance, merupakan kinerja produk, seperti kualitas perangkat keras (hardware) yang baik, kinerja operating system lebih optimal, sinyal yang kuat dan sebagainya. b. Reliability, merupakan kehandalan dari sebuah produk, seperti kapasitas menyimpan memory yang besar, kecepatan browsing internet dan sebagainya. c. Feature, merupakan fitur-fitur yang tersedia pada produk, seperti kemampuan GPS yang baik, kamera yang canggih, dan sebagainya. d. Serviceability, merupakan kemudahan dalam hal perbaikan dan pelayan produk, seperti perawatan yang mudah. e. Durability, merupakan daya tahan produk, seperti seberapa lama daya tahan produk, produk yang tahan lama biasanya menjadi salah satu yang dijadikan pertimbangan oleh konsumen. f. Conformance, merupakan kesesuaian dengan kualitas yang dijanjikan, iklan harus sesuai dengan kualitas sesungguhnya. g. Esthetic, produk dibuat dengan design atau tampilan yang menarik. 22 2.4 Harga (Price) 2.4.1 Pengertian Harga Definisi mengenai harga dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009:67), harga adalah suatu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan. Harga adalah elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan. Harga juga mengkonsumsikan positioning nilai yang dimaksudkan dari produk atau merek perusahaan ke pasar. Produk yang dirancang dan dipasarkan dengan baik dapat dijual dengan harga tinggi dan menghasilkan laba yang besar.Harga ditetapkan melalui negosiasi antara pembeli dan penjual. Dalam hal ini harga yang diperoleh oleh tiap-tiap konsumen bisa mempunyai nilai yang berbeda dikarenakan adanya perbedaan persepsi yang terjadi.Nilai itu sendiri menurut konsumen merupakan perbandingan antara manfaat dengan harga, bila manfaat yang dirasakan oleh konsumen terhadap suatu produk tersebut lebih besar daripada harganya maka nilai produk tersebut besar, begitu pula sebaliknya.Harga adalah suatu pengorbanan dalam bentuk mata uang tertentu yang dilakukan oleh konsumen untuk mendapatkan sebuah produk dengan kualitas tertentu sesuai dengan nilai yang dipersepsikannya. 23 2.4.2 Kebijakan Penetapan Harga Perusahaan harus mempertimbangkan banyak factor dalam menentukan kebijakan penetapan harganya.Menurut Kotler dan Keller (2009:76) berikut ini adalah prosedur enam langkah kebijakan penetapan harga. a. Langkah 1: Memilih Tujuan Penetapan Harga Mula-mula perusahaan memutuskan dimana perusahaan ingin memposisikan penawaran pasarnya.Semakin jelas tujuan perusahaan, semakin mudah perusahaan menetapkan harga.Lima tujuan utama adalah kemampuan bertahan, laba saat ini maksimum, pangsa pasar maksimum, dan kepemimpinan kualitas produk. b. Langkah 2: Menentukan Permintaan Setiap harga akan mengarah ke tingkat permintaan yang berbeda dan arena itu akan memiliki berbagai dampak pada tujuan pemasaran perusahaan. Hubungan antara harga dan permintaan ditangkap dalam kurva permintaan. c. Langkah 3: Memperkirakan Biaya Permintaan menetapkan batas atas harga yang dapat dikenakan perusahaan untuk produknya.Biaya menetapkan bata bawah.Perusahaan ingin mengenakan harga yang dapat menutupi biaya memproduksi, mendistribusikan dan menjual produk, 24 termasuk tingkat pengembalian yang wajar untuk usaha dan risikonya. d. Langkah 4: Menganalisis Biaya, Harga dan Penawaran Pesaing Dalam kisaran kemungkinan harga yang ditentukan oleh permintaan pasar dan biaya perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan biaya, harga, dan kemungkinan reaksi harga pesaing.Mula-mula perusahaan harus mempertimbangkan harga pesaing terdekat, lalu mengevaluasi nilai mereka bagi pelanggan. e. Langkah 5: Memilih Metode Penetapan Harga Berikut ini adalah enam metode penetapan harga: 1) Penetapan harga mark-up Metode penetapan harga paling mendasar adalah menambah mark-up standar kebiaya produk. 2) Penetapan harga tingkat pengembalian sasaran (targetreturn pricing) Perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat pengembalianatas investasi sasarannya (ROI). 3) Penetapan harga nilai anggapan (perceived value) Nilai anggapan terdiri dari beberapa elemen, seperti citra pembelian akan kinerja produk, kemampuan penghantaran dari saluuran, kualitas jaminan, dukunganpelanggan, reputasi pemasok, kepercayaan dan harga diri. 25 4) Penetapan harga nilai (value pricing) Perusahaan menetapkan harga yang cukup rendah untuk penawaran berkualitas tinggi. 5) Penetapan harga going rate Perusahaan mendasarkan sebagian besar harganya pada harga pesaing, mengenakan harga yang sama, lebih mahal, atau lebih murah dibandingkan harga pesaing utama. 6) Penetapan harga jenis lelang Tujuan lelang yang utama adalah membuang persediaan berlebih atau barang bekas. f. Langkah 6: Memilih Harga Akhir Metode penetapan harga mempersempit kisaran dari mana perusahaan harus memilih harga akhirnya. Dalam memilih harga itu, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor tambahan, termasuk dampak kegiatan pemasaran lain, kebijakan penetapan harga perusahaan, penetapan harga berbagai keuntungan dan risiko, dan dampak harga pada pihak lain. 2.4.3 Diskon Harga Diskon harga menurut Kotler dan Keller (2012:93), adalah pengurangan harga bagi pembeli yang membayar tagihannya tepat waktu. 26 2.4.4 Penetapan Harga Promosi Menurut Kotler dan Keller (2012:94) perusahaan dapat menggunakan beberapa teknik penetapan harga untuk merangsang pembelian: a. Penetapan harga pemimpin kerugian (loss-leader) Pasar swalayan dan department store sering menurunkan harga merek terkenal untuk merangsang lalu lintas toko yang lebih banyak. Tindakan ini layak dilakukan jika pendapatan penjualan tambahan tersebut mengkompensasi marjin yang lebih rendah atas barang yg dijual rugi. Produsen merek yang dijual rugi biasanya keberatan karena praktik ini dapat merusak citra merek dan menimbulkan keluhan dari pengecer yang mengenakan harga resmi. Produsen berusaha mencegah perantara-perantara menerapkan penetapan harga pemimpin kerugian dengan melobi undang-undang pemeliharaan harga eceran, tetapi undang-undang ini sudah dibatalkan. b. Penetapan harga acara khusus Penjual akan menentukan harga khusus pada musim-musim tertentu untuk menarik lebih banyak pelanggan. c. Rabat tunai Perusahaan handphone menawarkan rabat tunai untuk mendorong pembelian produk produsen dalam periode waktu tertentu. Rabat 27 dapat membantu menghabiskan persediaan tanpa memotong harga resmi yang dinyatakan. d. Pembiayaan berbunga rendah Alih-alih menurunkan harga, perusahaan dapat menawarkan pembiayaan berbunga rendah kepada pelanggan. e. Jangka waktu pembayaran yang lebih panjang Konsumen sering tidak terlalu khawatir tentang biaya (suku bunga) pinjaman dan lebih khawatir tentang apakah mereka dapat melakukan pembayaran bulanan. f. Jaminan dan kotrak jasa Perusahaan dapat mempromosikan penjualan dengan menambahkan jaminan gratis atau berbiaya murah atau kontrak jasa. g. Diskon psikologis Strategi ini menetapkan harga yang cukup tinggi dan kemudian menawarkan produk dengan penghematan yang cukup besar 2.5 Perilaku konsumen Perilaku konsumen adalah studi mengenai proses keputusan konsumen yang mendorong mereka membeli dan mengkonsumsi berbagai produk. Pengertian mengenai perilaku konsumen dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009:166).Perilaku konsumen merupakan studi tentang 28 bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6) menyatakan bahwa perilaku konsumen berfokus pada bagaimana seseorang membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya yang mereka miliki (waktu, uang dan usaha) terhadap konsumsi mereka (apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli produk, kapan mereka membeli produk, diamana mereka membeli produk, seberapa sering mereka menggunakan produk, bagaimana mereka mengevaluasi produk setelah dibeli, dampak dari evaluasi pada evaluasi pada pembelian produk dan bagaimana mereka membuang produk). Istilah konsumen sering digunakan untuk menggambarkan dua macam kesatuan konsumsi yang berada yaitu konsumen perorangan dan konsumen organisasi.Konsumen perorangan membeli barang dan jasa untuk pemakaiannya sendiri dalam setiap konteks ini, berbagai produk dibeli untuk pemakaian akhir oleh perorangan, yang disebut pemakaian akhir atau konsumen akhir. Golongan konsumen yang kedua yaitu konsumen organisasi meliputi perusahaan yang mencari laba atau nirlaba, badan pemerintah dan lembaga yang semuanya harus membeli berbagai produk, peralatan dan jasa unutk menjalankan organisasi mereka. 29 Walaupun kedua golongan konsumen itu penting, penelitian ini akan memusatkan pembahasan pada konsumen perorangan, yang membeli untuk pemakaian pribadi. Konsumsi pemakaian akhir barangkali merupakan perilaku konsumen yang paling luas dibanding dengan semua jenis perilaku konsumen yang lain karena melibatkan setiap individu, dari setiap kelompok umur dan latar belakang dalam peran sebagai pembeli atau pemakai atau keduanya (Schiffman dan Kanuk 2008:4). 2.6 Keputusan Pembelian 2.6.1 Proses Keputusan Pembelian Konsumen Periset pemasaran telah mengembangkan model tingkat proses keputusan pembelian konsumen. Tahapan-tahapan dalam proses keputusan pembelian konsumen menurut Kotler dan Keller (2009:184-190) dalam bukunya “Manajemen Pemasaran” adalah sebagai berikut: a. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Lalu mereka dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen. 30 b. Pencarian Informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang ini mungkin mulai aktif mencari informasi antara lain dengan mencari bahan bacaan, menelpon, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. c. Penilaian (Evaluasi) Alternatif Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional. d. Keputusan Pembelian Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan.Konsumen juga dapat membentuk niat untuk memilih merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen mengambil lima sub keputusan yaitu merek, dealer, kuantitas, waktu dan metode pembayaran. 31 Model pengambilan keputusan konsumen terdiri dari dua macam aktivitas setelah pengambilan keputusan yang berhubungan erat yaitu perilaku pembelian dan evaluasi setelah pembelian. Jika konsumen puas maka ia mungkin mengulang pembelian. Pembelian ulang biasanya menandakan penerimaan akan produk. Bagi produk yang relatif tahan lama seperti komputer, pembelian yang dilakukan mungkin sekali menandakan produk tersebut diterima dengan baik oleh konsumen 1) Pembelian Percobaan Ketika konsumen membeli suatu produk untuk pertama kalinya dengan jumlah yang lebih sedikit dari biasanya, pembelian ini akan dianggap suatu percobaan. Jadi, pembelian percobaan merupakan tahap perilaku pembelian yang bersifat penjajakan dimana konsumen berusaha menilai produk melalui pemakaian langsung. 2) Pembelian Ulang Jika suatu merek baru dalam kategori produk yang sudah mapan berdasarkan pembelian percobaan dirasakan lebih memuaskan daripada merek-merek lain, maka konsumen mungkin melakukan pembelian. Pembelian ulang biasanya menandakan bahwa produk memenuhi persetujuan konsumen dan bahwa ia bersedia memakainya lagi dalam jumlah yang lebih besar. 32 e. Perilaku Pasca Pembelian Tingkat evaluasi setelah pembelian yang dilakukan para konsumen tergantung pada pentingnya keputusan produk dan pengalaman yang diperoleh dalam memakai produk tersebut. Jika produk tersebut berfungsi sesuai dengan harapan, konsumen mungkin akan membelinya lagi. Tetapi jika kinerja produk mengecewakan atau tidak memenuhi harapan, konsumen akan mencari berbagai alternatif yang lebih sesuai. Jadi, dalam evaluasi setelah pembelian, konsumen memberikan umpan balik seperti pengalaman terhadap psikologis dan membantu mempengaruhi keputusan yang berkaitan di waktu yang akan datang. Dalam tahap keputusan pembelian, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk memilih merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan keputusan pembelian, konsumen mengambil enam sub keputusan yaitu produk, pilihan merek, pilihan penyalur, jumlah pembelian, waktu pembelian dan metode pembayaran (Kotler dan Keller 2009:178) 1. Pilihan Produk Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain dan 33 konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk produk tertentu. 2. Pilihan Merek Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaanperbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek 3. Pilihan Dealer Pilihan dealer atau distribusi merupakan suatu struktur organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri dari agen, dealer, pedagang besar dan pengecer, melalui sebuah komoditi produk atau jasa yang dipasarkan untuk memudahkan konsumen melakukan pembelian. 4. Jumlah Pembelian Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu unit. 34 5. Waktu Pembelian Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya uang untuk membeli produk. 6. Metode Pembayaran Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Gambar 2.1: Model Perilaku Konsumen (Kotler dan Keller, 2009:178) Psikologi Konsumen Rangsangan Rangsangan Motivasi Pemasaran Lain Persepsi Produk&jas a Ekonomi Pembelajaran Teknologi memori Harga Politik Karakteristik Distribusi Budaya Komunikato Konsumen Budaya Sosial Personal Proses Keputusan Pembelian Keputusan Pembelian Pengenalan masalah Pilihan produk Pencarian informasi Pilihan merek Penilaian alternative Pilihan dealer Keputusan pembelian Jumlah pembelian Perilaku pascapembelian Saat yang tepat melakukan pembelian 35 2.7 Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Kegiatan pemasaran perusahaan merupakan usaha langsung untuk mencapai, memberikan informasi, dan membujuk konsumen untuk membeli dan menggunakan produk. Masukan kepada proses pengambilan keputusan konsumen ini mengambil bentuk berbagai strategi bauran pemasaran khusus yang terdiri dari produk itu sendiri, kebijakan harga, usaha promosi dan pemilihan saluran distribusi untuk memindahkan produk dari pabrikan ke konsumen. Tugas Pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara kedatangan rangsangan pemasaran dari luar dan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis kunci-motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori-mempengaruhi konsumen secara fundamental (Kotler dan Keller 2009:177). 36 2.8 Kerangka pemikiran Kerangka pemikiran merupakan logika yang dijadikan dasar untuk merumuskan hipotesis (Aritonang R, 2007). Berdasarkan tinjauan landasan teori, maka dapat disusun sebuah Kerangka pemikiran seperti yang tersaji dalam gambar sebagai berikut: H1 X1 Y H3 X2 H2 Gambar 2.2: kerangka pemikiran (diolah penulis) Keterangan : X1 : Kualitas Produk X2 : Harga Y : Keputusan Pembelian