BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu kesejahteraan perempuan yang harus disoroti adalah ketika
perempuan menapaki usia produktif. Masa produktif dimulai dari masa
remaja yang merupakan masa peralihan dari masa kanak - kanak ke masa
dewasa, dimulai saat anak matang secara seksual. Namun pada saat inilah
di dalam diri remaja putri akan timbul berbagai macam tantangan dalam
kehidupannya sehari-hari. Salah satu masalah yang dihadapi adalah
ancaman kanker serviks yang mengintai setiap waktunya.
Kanker merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian
terbesar pada abad ini. Pada tahun-tahun terakhir ini tampak adanya kasus
peningkatan kanker, hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor yang
pada umumnya disebabkan oleh pola gaya kehidupanya seperti kebiasaan
merokok, minuman berakhohol, makanan mengandung lemak jenuh,
kehidupan seks bebas serta sering berganti-ganti pasangan dalam
berhubungan seksual. Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah
tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim (Nasir, 2008).
Kanker serviks merupakan penyakit kanker terbanyak kedua setelah
kanker panyudara yang terjadi pada wanita di seluruh dunia, dengan
kurang lebih 371.000 kasus baru terdiagnosa setiap tahunya atau 9,8% dari
keseluruhan penyakit kanker wanita, dimana 78% terjadi di negara
berkembang. Selain itu kanker servik invasif juga merupakan penyakit
1
Pengaruh Pendidik Teman..., Muhamad Abdul Rohim, S1 Keperawatan UMP, 2015
2
kanker yang diderita wanita dengan angka kematian tertinggi terutama
pada negara berkembang sebanyak 250.000 kasus per tahunya (Suhemi,
2006).
Menurut data World Health Organization (WHO, 2008) menunjukan
bahwa pada tahun 2007 sebanyak 7,9 juta atau sekitar 13% kematian
diseluruh dunia disebabkan oleh kanker dan salah satunya disebabkan
oleh kanker serviks. WHO memperkirakan kematian akibat kanker servik
akan meningkat sampai 25% untuk 10 tahun kedepan. Di inggris dalam
waktu 3 tahun, infeksi HPV pada wanita rentang umur 15-19 tahun
meningkat dari 44% menjadi 60%. Di Brazil infeksi HPV meningkat dari
11% menjadi 23,6% dalam kurun waktu 18 bulan. Di China penderita
kanker servik meningkat dari 4,77% (tahun 1990-1999) menjadi 11,75%
(tahun 2000-2007). Hampir separuh wanita yang terinfeksi HPV tidak
memiliki gejala-gejala yang jelas. Orang yang terinfeksi tersebut tidak
mengetahui bahwa meraka bisa menularkan HPV ke orang lain, maka hal
tersebut juga beresiko meningkatnya penderita kanker servik (Novel dkk,
2010).
Insiden dan mortalitas kanker servik di negara berkembang menempati
urutan pertama sebagai penyebab kematian akibat kanker pada wanita usia
reproduktif (Endianto, 2006). Selain itu resiko setiap tahun pada wanita di
atas usia 35 tahun adalah per100.000. Insiden puncak terjadi antara usia 45
dan 55 tahun, dan kini insiden ini cenderung terjadi pada usia yang lebih
muda (Liewellyn, 2001), yang menyedihkan kanker ini banyak dialami
Pengaruh Pendidik Teman..., Muhamad Abdul Rohim, S1 Keperawatan UMP, 2015
3
pada wanita di usia produktif (30-40 tahun). Akan tetapi pada saat ini
terjadi peningkatan pada penderita usia 20an, hal tersebut terjadi karena
semakin banyak remaja usia 20an yang telah melakukan hubungan seks
(Cahaya dalam Yuniar, 2007). Pada penelitian yang dilakukan oleh Yuniar
dkk, (2009) tentang “Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kanker
servik di puskesmas Karanganyar Purwokerto mengatakan ada hubungan
antara umur pertama kali melakukan hubungan seks pertama pada usia <
20 tahun cenderung lebih bersiko lebih dari enam kali untuk terkena
kanker servik.
Angka kejadian kanker serviks di indonesia mencapai mecapai 90-100
kasus per 100 ribu penduduk, dimana ditemukan 200.000 kasus baru setiap
tahunya. Dan setiap jam dipastikan setiap satu orang meninggal
dikarenakan oleh kanker servik di indonesia. Kejadian lain menurut data
departemen kesehatan diperkirakan insiden kanker servik ada 100 per
100.000 penduduk pertahun. Berdasarkan data laboratorium patologi
anatomi seluruh indonesia, frekuensi kanker serviks adalah paling tinggi
diantara kanker yang ada di Indonesia maupun di Rumah Umum Pusat
nasional Dr.Cipto Mangunkusumo (RSCM). Bila dilihat penyebarannya
terlihat bahwa 92,4% terakumulasi di Jawa dan Bali. Insiden ini meningkat
sejak usia 25-43 tahun dan menunjukan puncaknya pada kelompok umur
35-45 tahun di RSCM dan kelompok umur 45-54 tahun untuk seluruh
Indonesia. Tingginya angka kejadian tersebut karena lebih dari 70%
penderita kanker servik di indonesia datang memeriksakan diri dalam
Pengaruh Pendidik Teman..., Muhamad Abdul Rohim, S1 Keperawatan UMP, 2015
4
stadium lanjut (Manuaba, 2001). Mutia (2008) menyebutkan tingginya
kasus kanker servik di negara berkembang ini disebabkan terbatasnya
akses screening dan pengobatan, serta masih banyaknya wanita di negara
berkembang, termasuk indonesia kurang mendapat informasi dan
pelayanan terhadap penyakit kanker leher rahim. Ini disebabkan karena
tingkat ekonomi rendah dan tingkat pengetahuan wanita yang kurang akan
pencegahan penyakit ini.
Studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 20 Desember
tahun 2014 di SMK Bakti Purwokerto dengan cara wawancara didapatkan
hasil dari 10 responden yang dilakukan wawancara tentang pengetahuan
dan sikap tentang kanker servik bahwa 10 responden tersebut
masih
kurang paham akan pengetahun seputar pengertian, faktor penyebab dan
akibat yang ditimbulkan tentang kanker servik. Sikap responden juga
terkesan bingung saat ditanya tentang sikap mereka akan penyakit kanker
servik ini. Semua hal di atas tidak akan terjadi bila angka perkembangan
kanker servik dapat ditekan, karena kanker servik merupakan jenis kanker
yang dapat dicegah yaitu dengan menghindari faktor resikonya (Depkes,
2009). Hal itu dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan kepada
wanita dalam hal ini para siswi SMK Bakti tentang pencegahan kanker
servik melalui penjelasan yang dilakukan oleh teman sebaya. Diharapkan
dengan pendekatan pendidikan kesehatan
yang dilakukan oleh teman
sebaya akan lebih mengena terhadap perubahan pengetahuan dan sikap
siswi. Hal tersebut mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Sriarsih
Pengaruh Pendidik Teman..., Muhamad Abdul Rohim, S1 Keperawatan UMP, 2015
5
dkk (2013) mengenai “Pengaruh Pendidikan Seksualitas Remaja oleh
Pendidik Sebaya Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang
Bahaya Sek Bebas” dari penelitan ini didapatkan hasil bahwa pendidikan
kesehatan yang dilakukan oleh teman sebaya sangat sebagai peer educator
sangat efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja. Ini
sangat mungkin terjadi karena dekatnya hubungan antara teman sebaya
yang melakukan pendidikan kesehatan dengan responden sehingga materi
yang disampaikan pun akan mudah masuk karena diantara pembicara dan
responden tidak ada sekat yang membuat mereka berbeda sehingga dalam
penyamapainya pun akan lebih mudah dan suasana yang dihadirkan pun
akan lebih santai.
Martiz, J (2001) mengatakan pendidikan sebaya sering digunakan
untuk mengubah tingkat perliku pada individu dengan memodifikasi
pengetahuan, sikap, keyakinan, atau perilaku seseorang. Pendidikan
sebaya juga dapat mempengaruhi perubahan di tingkat kelompok atau
masyarakat dengan memodifikasi norma-norma dan merangsang tindakan
kolektif yang mengarah pada perubahan program dan kebijakan yang ada
dalam masyarakat.
Oleh karena bila peran dari teman sebaya ini difungsikan secara
maksimal terutama kedalam hal yang positif yaitu untuk untuk saling
memberi pengarahan dan mengajak dalam hal positif seperti mengajak
siswi untuk lebih mengerti akan pengetahuan dan sikap meraka tentang
pencegahan kanker servik seperti pada penelitian kali ini, diharapakan
Pengaruh Pendidik Teman..., Muhamad Abdul Rohim, S1 Keperawatan UMP, 2015
6
akan lebih mengena pada sesama siswi. Karena siswilah yang mempunyai
servik sehingga sudah seharusnya pendidikan pengetahuan akan
pencegahan mengenai penyakit ini sudah dilakukan sejak dini, hal tersebut
dapat dimulai dari bangku sekolah sebagai upaya preventif untuk
mencegah kejadiaan kanker servik pada masa yang akan datang.
Peran pendidik teman sebaya dalam lingkungan sekolah dapat
dilakukan oleh organisasi intra sekolah yaitu Palang Merah Remaja karena
dalam point kegiatanya ada tiga hal yaitu PRS (pendidikan remaja sebaya),
PP (Pertolongan Pertama), dan PK (Pertolongan Pada Kecelakaan). Dalam
kegiatan PRS terdapat kurikulum yang diajarkan diantaranya adalah
tentang NAPZA, Kesehatan Reproduksi serta pendidikan penyakit seks
menular, oleh karena itu dengan mengoptimalkan peran dari peer group
teman sebaya sebagai peer educator diharapkan akan lebih memudahkan
dalam penyampaian materi yang ada, dalam hal ini adalah mengenai
pencegahan kanker servik. Selain sebagai upaya sosialisai dapat di
jelaskan lebih jauh untuk menilai keefektifan penyampaian oleh pendidik
teman sebaya khususnya dalam
pengatahuan dan sikap siswi tentang
pencegahan kanker servik di SMK Bakti Purwokerto serta untuk
meminimalisir resiko-resiko kanker servik serta sebagai upaya preventif
dalam menekan angka pertumbuhan kanker servik pada remaja di masa
yang akan datang.
B. Rumusan Masalah
Pengaruh Pendidik Teman..., Muhamad Abdul Rohim, S1 Keperawatan UMP, 2015
7
Berdasarkan latar belakang diatas dapat di identifikasi karena masih
tingginya angka kejadian kanker servik yang menduduki peringkat nomer
2 di dunia sebagai penyakit kanker pada wanita, dan rata-rata pasien
datang untuk memeriksakan diri ke rumah sakit sudah dalam keadaan
stadium lanjut. Oleh karena hal tersebut perlu diupayakan pendidikan
sedini mungkin tentang pemahaman pencegahan kaker servik di berikan
termasuk kepada siswa remaja melalui pendidik teman sebaya yang ada.
Oleh karena itu maka rumusan masalahnya bagaimana pengaruh
penyampaian yang dilakukan oleh pendidik teman sebaya terhadap
pengetahuan dan sikap siswi tentang pencegahan kanker servik di SMK
Bakti Purwokerto.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pendidik teman sebaya terhadap
pengetahuan dan sikap siswi tentang pencegahan kanker servik.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karateristik responden.
b. Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap siswi sebelum dan
setelah
diberikan
pendidikan kesehatan oleh pendidik teman
sebaya.
Pengaruh Pendidik Teman..., Muhamad Abdul Rohim, S1 Keperawatan UMP, 2015
8
c. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap siswi
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang
pencegahan kanker servik oleh teman sebaya.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi bidang ilmu keperawatan.
Sebagai sumber masukan bagi bidang ilmu keperawatan komunitas,
serta keperawatan maternitas tentang materi kanker servik.
2. Institusi Pelayanan / Sekolah
Sebagai masukan dan informasi bagi institusi dan tenaga pendidik
teman sebaya dalam hal ini PMR supaya dapat merencanakan program
yang
lebih
efektif,
sehingga
dapat
memberikan
informasi
meningkatkan kemandiriannya dalam mencegah kejadian kanker
servik lebih lanjut.
3. Bagi Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan
dan informasi untuk penelitian lebih lanjut mengenai efektifitas
pendidik teman sebaya di dalam komunitas sekolah/remaja.
Pengaruh Pendidik Teman..., Muhamad Abdul Rohim, S1 Keperawatan UMP, 2015
9
4. Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan pengetahuan
akan pengertian, bahaya dan pencegahan kanker servik serta
diharapkan reponden dapat mengetahui faktor resiko yang ada
sehingga dapat meminimalisir angka kejadian kanker servik pada
remaja dimasa yang akan datang.
E. Keasalian Penelitian
1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Pondaag, C. C (2013) penelitian
tersebut berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat
Pengetahuan Siswi Tentang Pencegahan Kanker Servik’’ penelitian
ini menggunakan desain one group pree-post test dengan model pre
eksperimental, pengumpulan data dengan menggunakan teknik
purposive sampling, menggunakan instrumen penelitian berupa
kuesioner. Sampel yang digunakan dalam peneltian sebelumnya
adalah populasi siswi kelas X dan XI dan ditemukan sampel sebanyak
100 responden. Hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh penkes
terhadap pengetahuan siswi akan materi kanker servik dengan nilai
P<0,05. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya
adalah dari judul dan vairiabel juga berbeda, pada judul yang sekarang
yaitu pengaruh pendidik teman sebaya terhadap pengatahuan dan
sikap siswi tentang pencegahan kanker servik di SMK Bakti
Purwokerto, pada variabel penelitian sekarang ada tambahan variabel
Pengaruh Pendidik Teman..., Muhamad Abdul Rohim, S1 Keperawatan UMP, 2015
10
berupa sikap dan teman sebaya. Serta dari uji juga terdapat kesaaman
pada penelitian ini menggunakan sama menggunakan uji paired t test.
Persamaan lain dalam penelitian ini adalah tema yang diambil masih
sama yaitu tentang kanker servik serta cara yang dilakukan dalam
penelitian masih sama menggunakan pendidikan kesehatan.
2. Penelitian yang dilakukan Sugiarsi, S (2011), penelitian tersebut
berjudul “Pendidikan Kesehatan Pada Kelompok Ibu PKK Dalam
Meningkatkan Pemahaman Masyarakat Untuk Mencegah Penyakit
Kanker Serviks’’ penelitian ini menggunakan penelitian bentuk
eksperimen semu untuk mengkaji pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap pengtahuan dan sikap dan perilaku masyarakat, desain
penelitian
menggunakan
desain
one
group
pretest-posttest,
pengambilan sampel menggunakan simple random sampling.uji
statistik menggunakan uji statisik paired t-test dengan hasil terdapat
pengaruh pengetahuan
dengan nilai p=0,0001, peningkatan sikap
sebelum dan sesudah dengan nilai p=0,0001,serta perilaku dengan
nilai p=0,0001,pebedaan dengan penelitian yang sekarang adalah dari
judul dan uji yang dilakukan serta viariabel yang ada, penelitian yang
sekarang menggunakan uji t-independent dan uji paired t tes dengan
model penelitian sekali waktu dengan desain pre experimental pre and
posttest without control group desing, temapat dan sampel juga ada
perbedaan.
Pengaruh Pendidik Teman..., Muhamad Abdul Rohim, S1 Keperawatan UMP, 2015
11
Pada penelitian sebelumnya dilakukan pada ibu-ibu PKK yang
dilaksanakan di Desa Triyagan Karanganyar, sedangkan pada
penelitian yang sekarang bertempat di sekolahan dengan sampel siswi
SMK yang berlokasi di Purwokerto. Dalam variabel juga berbeda
dengan penelitian yang terdahulu pada penelitian yang sekarang
terdapat empat variabel yaitu sikap, pengetahuan, teman sebaya dan
pendidikteman sebaya. Judul yang sekarang yaitu Pengaruh Pendidik
Teman Sebaya Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswi Tentang
Pencegahan Kanker Servik Di SMK Bakti Purwokerto. Namun
terdapat juga persamaan antara penelitian sebelumnya dengan yang
sekarang yaitu tema yang diambil masih sama tentang kanker servik,
serta lembar yang digunakan sama yaitu sama-sama menggunakan
kuesioner, serta sama dilakukan pendidikan kesehatan dalam
penelitianya.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Sriarsih (2013) penelitian tersebut
berjudul “Pengaruh Pendidikan Seksualitas Remaja oleh Pendidik
Sebaya Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Sek
Bebas”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptip korelatif dengan pendekatan studi potong lintang atau cross
sectional. Perbedaannya yaitu dari desain dan uji berbeda. Pada
penelitian yang sekarang menggunakan uji paired t test sedangkan
pada penelitian yang terdahulu menggunkan studi deskriptif cross
sectional. Persamaan dengan penelitian sekarang adalah terdapat
Pengaruh Pendidik Teman..., Muhamad Abdul Rohim, S1 Keperawatan UMP, 2015
12
persamaan variabel yang sama yaitu untuk mengetehaui peran teman
sebaya dalam lingkungan sekolah, bedanya adalah tema yang diambil,
penelitian yang terdahulu bertema tentang bahaya sek bebas dan
sekarang mengenai pengetahuan dan sikap siswi tentang pencegahan
kanker servik.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Yuniar dkk (2009) mengenai “FaktorFaktor yang Mempengaruhi Kejadian Kanker Servik Di Puskesmas
Karanganyar”
metode
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
menggunakan desain Crosectional dengan pengambilan sampel
menggunakan Purposive Sampling dengan 70 responden para
perempuan di Puskemas. Perbedaan dengan penelitian yang sekarang
adalah
mengenai
desain
penelitian
berbeda
yang
sekarang
menggunakan desain pre experimental with one group pre and postets
without control goup, dan cara pengambilan sampel juga berbeda
yang sekarang menggunakan teknik pengambilan sampel acak
sederhana dengan 73 responden. Temapat penlitian juga berbeda yang
sekarang bertempat di Sekolahan. Namun terdapat kesamaan yaitu
tema yang diambil masih sama terkait dengan penyakit kanker servik
serta responden yang sama-sama perempuan. Serta terdapat kesaaman
dalam instrument penelitian yaitu sama-sama menggunakan kuisioner
namun pelaksaanya dengan yang penelitian yang sekarang berbeda
penelitian yang sekarang ada pendidikan oleh teman sebaya dan juga
ada pendidikan kesehatan.
Pengaruh Pendidik Teman..., Muhamad Abdul Rohim, S1 Keperawatan UMP, 2015
Download