KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis hingga dapat merampungkan refarat ini. Adapun judul Refarat ini adalah “ Trigger Finger “ yang merupakan salah satu tugas Kepaniteraan Klinik Senior di bagian Ilmu Penyakit Saraf. Dalam kesempatan ini penulis bermaksud untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Rustam Efendi S, Sp. S yang telah banyak memberikan bimbingan selama kepaniteraan klinik di poliklinik saraf dan teman-teman yang memberikan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan waktu yang telah diberikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran, kritikan dan bimbingan yang membangun untuk kesempurnaan paper ini. Medan, Agustus 2014 Rio Rachmuddin Putra SMF BAGIAN NEUROLOGI RSUPM Rio Rachmuddin Putra FK BAITURRAHMAH 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................... 1 DAFTAR ISI.................................................................................................... 2 Pendahuluan...................................................................................................... 3 Defenisi............................................................................................................. 4 Etiologi............................................................................................................. 4 Patofisiologi...................................................................................................... 4 Faktor resiko..................................................................................................... 5 Gejala Klinis..................................................................................................... 5 Diagnosis.......................................................................................................... 6 Penatalaksanaan................................................................................................ 6 Penanganan Kelas Menengah............................................................... 6 Penanganan Kasus Yang Lebih Serius.................................................. 7 Komplikasi........................................................................................................ 8 Prognosis........................................................................................................... 8 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 9 SMF BAGIAN NEUROLOGI RSUPM Rio Rachmuddin Putra FK BAITURRAHMAH 2 TRIGGER FINGER I. PENDAHULUAN Trigger finger (jari tertekuk) merupakan reaksi inflamasi pada pembungkus tendon otot fleksor jari tangan yang mengakibatkan perkembangan nodul pada jari tersebut. Akibat adanya nodul tersebut yang biasanya terperangkap pada daerah fibrotik sarung tendon sendi metakarpofalangeal, sehingga terjadi hambatan gerakan fleksi, nodul akan menekan tendon, walaupun sudah sudah terjadi fleksi, jari tidak dapat diekstensikan lagi karena sudah terkunci oleh nodul tadi. Keadaan ini dapat timbul spontan maupun akibat trauma yang berulang pada telapak tangan, misalnya terlalu banyak mengerjakan SMF BAGIAN NEUROLOGI RSUPM Rio Rachmuddin Putra FK BAITURRAHMAH 3 pekerjaan tangan atau secara tidak sadar menunjukkan tangan. (1,3,4) II. DEFINISI SMF BAGIAN NEUROLOGI RSUPM Rio Rachmuddin Putra FK BAITURRAHMAH 4 Trigger finger ( jari tertekuk) adalah kondisi dimana satu jari atau ibu jari berada dalam posisi tertekuk. Jika jari pemicu ini cukup parah maka jari pasein akan terkunci dalam posisi tertekuk. (1,2,3) III. ETIOLOGI Penyebab jari tertekuk adalah karena penyempitan lapisan disekitar tendon pada jari yang terserang. Masing-masing tendon dilapisi dengan zat yang disebut tenosynovium, yang mana tenosynovium melepaskan cairan pelumas yang memungkinkan tendon bergeser halus didalam lapisan protektifnya. (1,2) IV. PATOFISIOLOGI Jika tenosynovium mengalami peradangan akibat luka regangan yang berulang atau akibat kondisi peradangan, seperti rheumatoid arthritis, maka ruang dalam tendo akan menyempit dan menglami pengecilan. Bengkak pada tendon (tendinitis) dapat menyebabkan trigger finger, dimana pada tendonitis ini pada tendonnya berkumpul cairan disekitar tendon dan sendi, sehingga SMF BAGIAN NEUROLOGI RSUPM Rio Rachmuddin Putra FK BAITURRAHMAH 5 dapat membuat tendo dan sendi pada jari membengkok dan kemudian menjadi iritasi dan ini dapat menimbulkan nyeri, kekakuan, disertai pembengkakan.(1,2) V. FAKTOR RESIKO Penyakit-penyakit dibawah ini beresiko timbulnya trigger finger yaitu : - Rheumatoid arthritis - Hipothyroidisme - Amyloidosis - Sporotrichosis VI. GEJALA KLINIS Keluhan utama yang dirasakan pasien berupa terasa kaku bila jari tangan digerakkan Mengeluh nyeri pada dasar jari yang terkena Terlihat benjolan pada pangkal jari yang terkena Ketika penekukan jari semakin memburuk, maka jari pasien akan berasa dalam posisi tertekuk dan sulit bila jari tersebut diluruskan Dapat teraba nodul di tepak tangan tepat diproksimal dari sendi metakarpalofalangeal (1,2,3) SMF BAGIAN NEUROLOGI RSUPM Rio Rachmuddin Putra FK BAITURRAHMAH 6 VII. DIAGNOSIS Diagnosis dapat dikonfirmasikan dengan cara menginjeksi korstikosteroid ke dalam selubung fleksor, yang seharusnya meringankan rasa sakit yang terkait dan memungkinkan digit untuk menjadi aktif atau pasif diperpanjang. Pemeriksaan laboratorium maupun pencitraan tidak diperlukan untuk mendiagnosa trigger finger. Kecuali untuk menyingkirkan diagnosa lainnya, seperti diabetes melitus, rheumatoid arthritis, tumor dan lain-lain. (1,2,3,4) VIII. PENATALAKSANAAN Penanganan untuk jari yang tertekuk sangat bervariasi tergantung pada keparahan dan lama waktu timbulnya keluhan. a. Penanganan kelas menengah Istirahat. Mengistirahatkan jari yang terkena berguna untuk mengurangi pemakaian berlebihan dari jari yang terserang Pembidaian. Pemasangan bidai bermamfaaf untuk menjaga jari terserang pada posisi tertarik, dan pemasangan bidai ini berguna mencegah anda menekuk jari ketika tertidur. SMF BAGIAN NEUROLOGI RSUPM Rio Rachmuddin Putra FK BAITURRAHMAH 7 Latihan jari. Ini bermanfaat untuk menjaga mobilitas jari pasien Direndam dalam air. Letakkan jari pasien yang tertekuk ke dalam air hangat selama lima hingga 10 menit. Jika ini membantu, maka dapat diulangi beberapa kali dalam sehari. Pijatan. Membantu menghilangkan rasa sakit. (1,3) b. Penanganan kasus yang lebih serius obat anti peradangan nonsteroid (NSAID). Misalnya ibuprofen dapat menghilangkan peradangan dan pembengkakan yang mengarah pada keterbatasan lapisan tendon. Steroids. Injeksi obat steroid, seperti cortisone, disekitar atau ke dalam lapisan tendon juga bermamfaat mengurangi reaksi peradangan. Penanganan terapi ini lebih efektif jika segera diberikan setelah gejala dan tanda mulai terlihat. Melepaskan jari tekuk secara perkutan. Prosedur ini dilakukan di bawah anestesi local, dengan menggunakan jarum untuk melepaskan jari yang tertekuk. pengkombinasian prosedur ini dengan injeksi steroid akan lebih efektif Pembedahan. Rilis bedah dari tendon sangat penting untuk gangguan yang terkunci yang tidak memberikan respon terhadap penanganan yang lain. SMF BAGIAN NEUROLOGI RSUPM Rio Rachmuddin Putra FK BAITURRAHMAH 8 Fisioterapi membantu menghilangkan masalah-masalah bengkak, nyeri, dan kekakuan gerak pada bagian-bagian tangan yang lain, dimana tidak bisa dihilangkan dengan tindakan operasi. (1,3) IX. KOMPLIKASI Komplikasi potensial utama jari memicu adalah nyeri dan penurunan penggunaan fungsional dari tangan yang terkena. Potensi komplikasi injeksi kortikosteroid adalah sebagai berikut: Infeksi, penggunaan teknik steril dapat meminimalkan masalah ini. Pendarahan, ini dapat diminimalkan dengan menerapkan tekanan langsung segera setelah prosedur tersebut. Perhatian harus dilakukan sebelum suntik pasien dengan gangguan perdarahan. Melemahnya tendon, ini meningkatkan risiko ruptur tendon berikutnya, kemungkinan yang menjadi perhatian khusus jika suntikan dilakukan salah (khusus, jika injeksi ini dikelola ke tendon itu sendiri bukan hanya dalam selubung tendon). Risiko dapat meningkat dengan beberapa suntikan, namun setidaknya beberapa peneliti klinis (misalnya, Anderson dan Kaye) tidak menemukan episode rupture tendon setelah injeksi kortikosteroid untuk kondisi ini, bahkan dengan suntikan ulang. Atrofi lemak yang terjadi secara lokal di tempat suntikan - atrofi semacam itu dapat terjadi jika kortikosteroid yang disuntikkan ke dalam jaringan subkutan. komplikasi ini dapat menyebabkan depresi kosmetik di kulit. infiltrasi saraf dan cedera saraf berikutnya. Komplikasi ini jarang terjadi, bisa dipantau oleh sensasi menilai seluruh digit. (2,3,4) X. PROGNOSIS Prognosis sangat baik, sebagian besar pasien merespon injeksi kortikosteroid. Beberapa kasus trigger finger dapat mengatasi secara spontan dan kemudian terulang kembali tanpa korelasi yang jelas dengan pengobatan atau memperburuk faktor. Pasien yang membutuhkan pembedahan umumnya memiliki hasil yang sangat baik. (1,2) DAFTAR PUSTAKA SMF BAGIAN NEUROLOGI RSUPM Rio Rachmuddin Putra FK BAITURRAHMAH 9 1. Persatuan Ahli Penyakit dalam; Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1. Edisi ketiga, hal; 102-103 2. Trigger finger. Available at. http://www.american academi of orthopaedic surgeon 3. Trigger finger. Available at. http://www.e-hand.com 4. Trigger finger. Available at. http://www.mayoclinik.com SMF BAGIAN NEUROLOGI RSUPM Rio Rachmuddin Putra FK BAITURRAHMAH 10